• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING BERBANTUAN POWERPOINT PRESENTATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PERCUT SEI TUAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING BERBANTUAN POWERPOINT PRESENTATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PERCUT SEI TUAN."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING BERBANTUAN POWERPOINT PRESENTATION UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PERCUT SEI TUAN

Oleh:

Maisya Fitri Siregar NIM 4123111044

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Maisya Fitri Siregar dilahirkan di Sidapdap, pada tanggal l8 Maret 1994. Ayah bernama R.K. Angkasa Siregar dan Ibu bernama Masria Pasaribu. Maisya Fitri Siregar adalah anak ke- 4 dari 7 bersaudara. Pada Tahun 2000 penulis masuk SD Negeri 106080 Saipar Dolok Hole dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun

(4)

iii

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING BERBANTUAN POWERPOINT PRESENTATION UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PERCUT SEI TUAN

Oleh

Maisya Fitri Siregar (4123111044)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VII-5 SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa melalui pendekatan problem posing berbantuan PPT di kelas VII-5 SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang dicapai di kelas VII-5 SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan melalui pendekatan problem posing berbantuan PPT.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan secara kolaboratif oleh guru dan peneliti. Tindakan penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data terdiri dari tes kemampuan pemahaman konsep matematika dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan problem posing berbantuan PPT. Pengumpulan data dilakukan dengan pelaksanaan tes kemampuan pemahaman konsep matematika dan observasi terhadap pembelajaran.

Hasil observasi proses pembelajaran berlangsung dengan baik yaitu dari hasil observasi di siklus I rata-rata mencapai 2,98 dengan kategori baik dan mengalami peningkatan di siklus II rata-rata mencapai 3,36 dengan kategori sangat baik. Sedangkan hasil analisis tes kemampuan pemahaman konsep yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan pendekatan problem posing berbantuan PPT, hasil belajar siswa ( 70) secara klasikal masih belum tercapai karena hanya 20 siswa (60,61%) yang tuntas dengan nilai rata-rata kelas 70,59. Setelah pelaksanaan tindakan siklus II, hasil belajar siswa ( 70) secara klasikal telah tercapai yaitu 29 siswa (87,88%) yang tuntas dengan nilai rata-rata 80,04. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa besar peningkatan pemahaman konsep siswa dari siklus I ke siklus II adalah 9,45.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Penerapan Pendekatan Problem Posing Berbantuan Powerpoint Presentation untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Togi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. P. Siagian, M. Pd, Bapak Dr. H. Banjarnahor, M.Pd, Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd dan Ibu Dra. Mariani, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Dr.Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy Surya, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika, seluruh staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

(6)

v

Adik-adik dan Keponakan saya yang selalu memberikan do’a, motivasi dan kbahagiaan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ellinawati, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan dan Ibu Junira Gorat, S.Pd, selaku Guru bidang studi matematika SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan dan Guru-guru yang telah memberikan izin, bantuan dan informasi bagi penulis selama

melakukan penelitian.

Ucapan terima kasih juga untuk teman seperjuangan Surtiani, Yuliyanti Simatupang, Khairun Niswah, Ruqayyah, Rindia Ali Santi, Tri Wulan Sari, Winda Riati, Elsi Abri Sartika, Oliva, Dinda, Dwi Purwanti, Juwi, Dwi Aryuli, teman-teman Dik-C 2012, teman-teman PPLT 2015 SMP Negeri 1 Galang, adik-adik stambuk Iga, Fira, Eliyana, Icun, dan kakak stambuk Yuni Shara, S. Pd dan Hafizah, S.Pd yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga untuk Ibu Upik dan sekeluarga yang memberi dukungan dan motivasi kepada penulis selama penyusunan skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang turut memberikan semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi para guru matematika dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Desember 2016 Penulis

(7)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

RIWAYAT HIDUP ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 7

1.3 Batasan Masalah 7

1.4 Rumusan Masalah 8

1.5 Tujuan Penelitian 8

1.6 Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1 Kerangka Teoritis 9

2.1.1.Pengertian Belajar 9

2.1.2.Hakikat Matematika 11

2.1.3.Pembelajaran Matematika 11 2.1.4.Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika 12 2.1.4.1. Pengertian Kemampuan Pemahaman 12

2.1.4.2. Konsep Matematika 14

2.1.4.3. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika 16 2.1.5.Pengertian Pendekatan Pembelajaran 18 2.1.6. Pendekatan Problem Posing 19 2.1.6.1. Pengertian Pendekatan Problem Posing 19 2.1.6.2. Problem Posing dan Relevansinya dengan

Matematika 24

2.1.6.3. Pendekatan Problem Posing dalam

Pembelajaran Matematika 25 2.1.6.4. Kelebihan dan Kekurangan Problem Posing 28 2.1.6.5. Langkah-langkah Pendekatan Problem Posing 29 2.1.7.Teori Belajar yang Mendukung 32 2.1.8.Komputer sebagai Media Pembelajaran 34 2.1.8.1. Microsoft Powerpoint 36

2.1.9 Bilangan Bulat 47

2.2 Penelitian Relevan 52

2.3 Kerangka Berpikir 52

(8)

vii

BAB III METODE PENELITIAN 55

3.1Tempat dan Waktu Penelitian 55 3.2Subjek dan Objek Penelitian 55

3.2.1 Subjek Penelitian 55

3.2.2 Objek Penelitian 55

3.3Jenis Penelitian 55

3.4Defenisi Operasional 56

3.5Prosedur dan Rancangan Penelitian 57

3.6Teknik Pengumpulan Data 60

3.6.1 Tes Kemampuan Pemahaman Konsep 60

3.6.2 Observasi 61

3.7Teknik Analisis Data 62

3.7.1 Reduksi data 62

3.7.2 Memaparkan Data 62

3.7.3 Kesimpulan 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 67

4.1Deskripsi Hasil Penelitian 67 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian I 67

4.1.1.1 Permasalahan I 67

4.1.1.2 Perencanaan Tindakan I 68 4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 69

4.1.1.4 Observasi I 76

4.1.1.5 Analisis Data I 76

4.1.1.6 Refleksi SiklusI 80 4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian II 82

4.1.2.1 Kondisi Awal Siswa 82 4.1.2.2 Perencanaan Tindakan II 82 4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 84

4.1.2.4 Observasi II 91

4.1.2.5 Analisis Data II 91

4.1.2.6 Refleksi II 95

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 104

5.1 Kesimpulan 104

5.2 Saran 104

DAFTAR PUSTAKA 105

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan

Problem Posing 31

Tabel 3.1 Tingkat Penguasaan Setiap Indikator 63

Tabel 3.2 Kelas Interval 63

Tabel 3.3 Tingkat Rata-rata Kemampuan Pemahaman Konsep Seluruh Siswa 65 Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Diagnostik 67 Tabel 4.2 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes

Kemampuan Pemahaman Konsep Siklus I 77 Tabel 4.3 Perubahan Nilai Rata-rata dari Tes Diagnostik ke Siklus I

Berdasarkan Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematika 78 Tabel 4.4 Catatan Observasi dan Tindakan Pemecahan 83 Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Kemampuan

Pemahaman Konsep Matematika Siklus II 92 Tabel 4.6 Perubahan Nilai Rata-rata dari Tes Diagnostik ke Siklus II

Berdasarkan Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematika 93 Tabel 4.7 Perubahan Sebelum dan Sesudah Tindakan 95 Tabel 4.8 Deskripsi Hasil Rata-rata Kemampuan Pemahaman Konsep

Tiap Tes 97

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan guna membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah mereka yang mampu berpikir secara cerdas, aktif, kreatif, terampil, produktif, serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas adalah dengan menyelenggarakan suatu pendidikan. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pendidikan juga merupakan suatu upaya untuk memberikan keahlian tertentu kepada manusia untuk mengembangkan bakat serta kepribadiannya. Agar mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia berusaha mengembangkan dirinya dengan pendidikan. Demi tercapainya tujuan pendidikan, dibutuhkan suatu pembelajaran.

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Apabila suatu pembelajaran berjalan dengan baik maka pembelajaran tersebut akan membawa hasil yang baik, demikian pula untuk pembelajaran dalam matematika.

(11)

2

Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dinyatakan bahwa pembelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luas, akurat, efisien, dan tepat dalam memecahkan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika, dalam membuat generaalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pertanyaan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta ulet dan percaya diri dalam memecahkan matematika.

Berdasarkan tujuan tersebut, salah satu dari kemampuan dalam tujuan pembelajaran matematika adalah kemampuan pemahaman konsep. Pemahaman terhadap suatu konsep matematika sangat penting karena apabila siswa menguasai konsep materi maka siswa akan mudah untuk memahami konsep selanjutnya dan mengembangkan kemampuan berpikir.

Tetapi kenyataannya di lapangan menunjukkan bahwa tidak sedikit siswa yang memandang matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sangat sulit, membosankan, bahkan menakutkan. Banyak hal yang menyebabkan siswa sulit

(12)

3

Selanjutnya Suryanto(2014) mengatakan bahwa:

Salah satu penyebab kegagalan dalam pembelajaran matematika adalah siswa tidak memahami konsep-konsep matematika. Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya atau kurangnya pemahaman peserta didik terhadap konsep matematika, salah satu diantara metode pembelajaran yang digunakan pengajar kurang sesuai. Kesalahan konsep suatu pengetahuan saat disampaikan guru kepada siswanya bisa berakibat kesalahan fatal yang berkesinambungan.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMP N 5 Percut Sei Tuan, yaitu dari informasi yang diperoleh dari hasil wawancara (2 Maret 2016) dengan ibu Junira Gorat, S.Pd, guru matematika SMP N 5 Percut Sei Tuan bahwa kebanyakan siswa kelas VII sangat sulit untuk memahami konsep-konsep matematika yang bersifat abstrak dalam bahasa mereka sendiri. Kebanyakan siswa juga merasa kesulitan mengerjakan soal yang sedikit berbeda dengan contoh soal

yang diberikan guru. Misalnya, semua siswa bisa menjawab 5 + 9 = 14, namun jika diberikan soal sebagai berikut (-5) + 9 =... atau 5 + (-9) =... , masih banyak siswa yang menjawab salah. Selain itu, siswa juga jarang bertanya tentang materi yang tidak dipahaminya atau memberikan pendapatnya terkait dengan materi yang diajarkan guru. Hal ini juga diperjelas dari hasil tes diagnostik yang dilakukan peneliti pada tanggal 23 Juli 2016 pada kelas VII-5 SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan. Dari 33 siswa diperoleh nilai rata-rata sebesar 54,46 dengan kriteria sangat rendah.

(13)

4

Selain itu, rendahnya kemampuan pemahaman konsep siswa juga tidak terlepas dari kemampuan guru dalam mengajar siswanya. Selama ini dirasakan bahwa sebagian guru kurang tepat memilih model atau pendekatan yang digunakan. Pernyataan ini didukung oleh Trianto (2009: 5) menyatakan bahwa: “proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya”.

Selama ini model atau pendekatan pembelajaran yang digunakan guru cenderung monoton yang mengakibatkan siswa pasif. Sehingga siswa merasa jenuh dan bosan yang menyebabkan pencapaian hasil belajar tidak optimal. Slameto (2010: 69) mengemukakan bahwa banyak siswa melaksanakan cara belajar atau metode yang salah yang dalam hal ini peran guru dalam pembinaan sangatlah dibutuhkan. Semakin tepat cara belajar maka akan semakin efektif hasil belajar itu, dengan demikian akan meningkatkan hasil belajar.

Sebenarnya banyak cara bagaimana meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika adalah dengan memilih pendekatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam memilih pendekatan pembelajaran guru diharapkan lebih selektif, pemilihan pendekatan yang tidak tepat justru dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Pendekatan yang dipilih hendaknya dapat menciptakan suasana pembelajaran siswa yang aktif, kreatif, dan menyenangkan, sehingga dapat mempelajari matematika dengan mudah. Selain itu, tidak mengharuskan siswa menghapal, tetapi sebuah pendekatan yang mendorong siswa itu sendiri mengkonstruksikan pengetahuan di benaknya. Salah

satu alternatif pendekatan yang dapat diterapkan yaitu pendekatan problem posing. Menurut Herdian (2009),

(14)

5

merekomendasikan agar dalam pembelajaran matematika, para siswa diberikan untuk mengajukan soal sendiri.

Hal tersebut akan dicapai jika siswa memperkaya pengetahuannya tak hanya dari guru melainkan perlu belajar secara mandiri (individu) atau kelompok. Suryanto (2009) menyatakan,

Problem posing adalah perumusan soal agar lebih sederhana atau perumusan ulang soal yang ada dengan beberapa perubahan agar lebih sederhana dan dapat dikuasai. Pada prinsipnya, pendekatan pembelajaran problem posing adalah suatu pendekatan pembelajaran yang mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal (berlatih soal) secara mandiri.

Selain itu, problem posing dapat membantu siswa dalam mencari topik baru dan menyediakan pemahaman yang lebih mendalam. Problem posing juga dapat mendorong terciptanya ide-ide baru yang berasal dari setiap topik yang diberikan. Topik disini khususnya dalam pembelajaran matematika (Brown dan Walter, 1990: 1).

Di samping itu, Brown dan Walter (1990:15) yang menyatakan pembuatan soal dalam pembelajaran matematika melalui dua tahap kegiatan kognitif, yaitu accepting (menerima) dan challenging (menantang). Menerima terjadi ketika

siswa membaca situasi atau informasi yang diberika guru dan menantang terjadi ketika siswa berusaha untuk mengajukan soal berdasarkan situasi atau informasi

yang diberikan. Sehubungan dengan hal tersebut As’ari (dalam Abdussakir, 2009) menegaskan bahwa proses kognitif menerima memungkinkan siswa untuk

menempatkan suatu informasi pada suatu jaringan struktur kognitif sehingga struktur kognitif tersebut makin kaya, sementara proses kognitif menantang memungkinkan jaringan stuktur kognitif yang ada menjadi semakin kuat hubungannya. Dengan demikian pembelajaran matematika dengan pendekatan problem posing akan menambah kemampuan dan penguatan konsep dan prinsip

matematika siswa.

(15)

6

penyelesaiannya dari berbagai situasi yang diberikan dengan kata lain siswa berlatih soal secara mandiri. Sehingga dengan pendekatan problem posing siswa dapat dilatih dan dibiasakan untuk mengkonstruksi pemahamannya mengenai suatu konsep dan memecahkan masalah sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa. Hal lain yang menyebabkan peneliti memilih pendekatan problem posing dikarenakan di sekolah SMP Negeri 5 Percut

Sei Tuan belum pernah diterapkan pendekatan problem posing.

Selain menggunakan model atau pendekatan, melalui penggunaan media, materi matematika dapat dikemas menjadi pelajaran yang menarik dan mudah dimengerti sehingga lebih membantu dalam membangun pemahaman dan penguasaan konsep siswa. Pembuatan media yang tepat contohnya dengan pemanfaatan video atau penggunaan animasi, pengetahuan yang disampaikan dalam proses pembelajaran bisa diterima dengan baik. Hasil penelitian Suhadah (2003) menyimpulkan bahwa media telah menunjukkan peranannya dalam membantu para guru dalam menyampaikan pesan pembelajaran agar lebih cepat dan mudah ditangkap oleh siswa. Hal senada juga dikatakan Arsyad (2005) bahwa kehadiran media dalam KBM di kelas sangat membantu guru untuk menjelaskan materi yang akan disampaikan.

Microsoft PowerPoint adalah program aplikasi untuk membuat presentasi

secara elektronik yang handal. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan problem posing, guru menyampaikan materi dan siswa memperhatikan penjelasan

guru. Hal ini akan mengakibatkan rasa bosan siswa. Oleh karena itu, penggunaan animasi Microsoft PowerPoint pada pembelajaran dengan pendekatan problem posing dapat menimbulkan daya tarik siswa sehingga penyampaian materi tidak

membosankan. Selain itu, bahan yang akan diajarkan dikemas dalam bentuk Powerpoint Presentation (PPT) yang semenarik mungkin dan mudah dimengerti

sehingga lebih membantu dalam membangun pemahaman dan penguasaan konsep siswa.

(16)

7

peneliti di SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan dimana siswa masih banyak yang salah dalam menyatakan pengertian bilangan bulat, mengklasifikasi yang mana contoh dan bukan contoh bilangan bulat begitu juga dengan operasi hitung bilangan bulat seperti menentukan operasi hitung bilangan bulat negatif dan positif, misalnya jawaban dari -5 - 3 = -8, tetapi masih ada yang menjawab 2 atau -2. Selain itu, siswa juga masih kesulitan dalam menyelesaikan soal berbentuk aplikasi ke

kehidupan nyata.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan Problem Posing Berbantuan Powerpoint Presentation untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Tingkat kemampuan pemahaman konsep matematika siswa masih rendah.

2. Siswa mengalami kesulitan jika diberikan soal dengan variasi konteks yang sedikit berbeda.

3. Model atau pendekatan pembelajaran yang diterapkan guru kurang tepat.

4. Model atau pendekatan pembelajaran yang digunakan guru cenderung monoton yang mengakibatkan siswa pasif.

5. Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang seharusnya

membantu siswa memahami konsep-konsep abstrak matematika.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas maka

masalah dalam penelitian ini dibatasi pada “Penerapan Pendekatan Problem

Posing Berbantuan Powerpoint Presentation untuk Meningkatkan Kemampuan

(17)

8

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Apakah penerapan pendekatan problem posing berbantuan Powerpoint Presentation dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika

siswa kelas VII SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui pendekatan problem posing berbantuan Powerpoint Presentation dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VII SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan.

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian ini maka diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat untuk:

1. Bagi guru, sebagai bahan masukan/informasi bagi guru SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan mengenai hasil kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dengan penerapan pendekatan problem posing berbantuan PPT.

2. Bagi siswa, memperoleh pengalaman belajar bagaimana cara memahami suatu konsep matematika dengan pendekatan problem posing berbantuan PPT.

3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam

rangka perbaikan kualitas pembelajaran terutama dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika.

(18)

104 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa pendekatan problem posing berbantuan PPT dapat meningkatkan kemampuan

pemahaman konsep matematika siswa kelas VII SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Pada indikator ke-7 yaitu mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah, peneliti/ guru dapat memberikan contoh cara menyelesaikan soal cerita dengan langkah-langkah polya pada tugas membuat soal.

2. Untuk peneliti lanjutan dapat menambahkan jumlah siswa yang mencapai ketegori minimal sedang pada setiap indikator sebagai indikator keberhasilan dalam penelitian sehingga jumlah siswa yg tuntas pada setiap indikator lebih diperhatikan dan dapat ditingkatkan.

(19)

105

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Abdussakir. 2009. Pembelajaran Matematika dengan Problem Posing. [Online]. Tersedia: http://abdussakir.wordpress.com/2009/02/13/pembelajaran-matematika-dengan-problem-posing/. (21 April 2016).

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arsat. 2007. Meningkatkan Pemahaman Konsep Luas Bangun Datar Melalui Representasi Enaktif, Ikonik dan Simbolik pada Siswa kelas SDN 8 Baruga Kendari. Skripsi. Kendari: FKIP Universitas Haluoleo Kendari.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Depdiknas.

English, Lyn D. 1997. Promoting a Problem Posing Classroom. Tersedia di http://www.highbeam.com. Diakses pada tanggal 25 Maret 2016.

Hamalik, Oemar. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Herdian. 2009. Model Pembelajaran Problem Posing. (Online), http://herdy07.wordpress.com. Diakses pada tanggal 6 April 2016.

Herdian. 2010. Kemampuan Pemahaman Matematika. (Online), http://herdy07.wordpress.com. Diakses pada tanggal 5 April 2016.

Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Panduan Memahami SKL, SK, KD, dan Materi Esensial Mata Pelajaran Matematika Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

(20)

106

Masyitoh, Fitria, dkk. 2013. Pengaruh Pendekatan Problem Posing terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Jurnal UNILA. Vol.1 No 6. [Online]. Tersedia : http://jurnal.fkip.unila.ac.id.

Muhfida. 2010. Problem Posing dalam Pembelajaran Matematika. [Online]. Tersedia: http://blog.muhfida.com/problem-posing-dalam-pembelajaran-matematika (21 April 2016).

Mulyasa, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Permana, Achmad. S. 2011. Problem Posing dalam Pembelajaran Matematika. (Online), https://ashidiqpermana.wordpress.com/2011/05/17/problem posing-dalam-pembelajaran-matematika/. Diakses pada tanggal 5 April 2016.

Romberg, T. 1992. Mathematics Assesment and Evaluation: imperatives for Mathematics Educators. Albany: State University on New York Press. Tersedia: http://www.eic.ed.gov/PDFS/ED377073.pdf. [10 Mei 2016]

Russefendi. 1988. Pengajaran Matematika Modern untuk Orang Tua Murid, Guru, dan SPG. Bandung: Tarsito.

Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sari, Virgania. 2007. Keefektifan Model Pembelajaran Problem Posing Dibanding Kooperatif Tipe CIRC (Cooverative Integrated Reading And Compotition) Pada Kemampuan Siswa Kelas VII Semester 2 SMP Negeri 16 Semarang dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Pokok Himpunan Tahun Pelajaran 2006/2007. [Online]. Tersedia: http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASHe58a.dir/doc. pdf. (11 Mei 2016).

Silver, Edward A & Cai. 1996. An Analysis of Arithmetic Problem Posing by Middle School Students. Journal for Research in Mathematics Education. 27 (V). Hlm 523-526.

(21)

107

Slameto. 2010. Belajar dan Faktro-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soedjadji, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Dirjen DIKTI.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sumarmo, U. 1987. Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematik Siswa SMA Dikaitkan dengan Penalaran Logik Siswa dan Beberapa Unsur Proses Belajar Mengajar. Disertasi pada Pascasarjana IKIP Bandung.

Surtini, Sri. 2004. Problem Posing dan Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Cacah Siswa SD. Jurnal pendidikan (on line volume 5 no. 1). [Online]. Tersedia: http://pk.ut.ac. Id/Scan Penelitian/Sri % 2004. pdf. (13 Mei 2016).

Suryanto. 2014. Problem Posing dalam Pembelajaran Matematika. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional: Upaya-upaya Meningkatkan Peran Pendidikan dalam Menghadapi Era Globalisasi. Program Pascasarjana IKIP Malang, 4 April 2014.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Susanto, A. S. 2013. Teori & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.

Tim Penelitian Tindakan Matematika (PTM). 2002. Meningkatkan Kemampuan Siswa Menerapkan Konsep Matematika Melalui Pemberian Tugas Problem Posing Secara Berkelompok. Buletin Pelangi PendidikanVolume 2. Jakarta: Direktorat Pendidikan.

Trianto. 2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana.

Wahyuli, Endah. B. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika pada Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat pada Peserta Didik Kelas X Teknik Komputer Jaringann(TKJ) di SMK 45 Wonosari. Skripsi. Yogyakarta: UNY.

Referensi

Dokumen terkait

Angka kecukupan gizi asam folat yang dianjurkan untuk balita adalah 60 µg per hari (Almatsier, 2001).. Kekurangan asam folat dapat terjadi karena konsumsi asam folat yang rendah

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga skripsi dengan judul: “ANALISIS

Dari data jumlah kendaran yang telah di jual Toko Motor Barokah di atas, total penjualan dari tahun 2012 hingga tangun 2015 adalah ..... Jumlah kenaikan penjualan tertinggi dari

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2012 ini ialah simpanan karbon, dengan judul Model Dinamika Simpanan Karbon dari Perubahan

bahwa penguasaan konsep perkembangan teknologi siswa kelompok eksperimen yang diberi perlakuan model CTL lebih baik dari- pada penguasaan konsep perkembangan tek-

Denaturasi DNA dilakukan dengan menggunakan panas (95ºC) selama 1-2 menit, kemudian suhu diturunkan menjadi 55ºC sehingga primer akan menempel ( annealing ) pada

RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT. DAN RISIKO PASAR (VI : IX)

effective rate of 10.25%, and the annual coupon bond should earn the same EAR..