EKSISTENSI TENGKU HASYIM PASCA KEMERDEKAAN
DI TEBING TINGGI
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada
Jurusan Pendidikan Sejarah
OLEH :
ADE RAFIKA AISYAH RITONGA
NIM : 3123321002
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
ADE RAFIKA AISYAH RITONGA. NIM: 3123321002. EKSISTENSI TENGKU HASYIM PASCA KEMERDEKAAN DI TEBING TINGGI. JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH. FAKULTAS ILMU SOSIAL. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.
Penelitian ini bertujuan untuk : untuk mengetahui Eksistensi Tengku Hasyim Pasca Kemerdekaan Di Tebing Tinggi. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan menggunakan metode Library Research (metode penelitian kepustakaan) dan Field Research Methode (metode penelitian lapangan) dengan menggunakan pendekatan deskriptif historis dan teknik yang digunakan studi pustaka dan wawancara. Dari hasil penelitian di peroleh informasi bahwa Kerajaan Padang merupakan salah satu kerajaan yang bercorak Melayu yang didirikan pada abad XVI oleh salah Baginda Saleh Qamar, dan memusatkan pemerintahannya di Kampung Bajenis di tepi Sungai Padang. Kerajaan padang mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Tebing Pangeran, raja ketujuh Kerajaan Padang.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah peneliti ucapkan atas kehadiran Allah SWT dimana
atas rahmat dan karunianya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul:
“Eksistensi Tengku Hasyim Pasca Kemerdekaan Di Tebing Tinggi”. Shalawat
berangkaikan salam dihadiahkan kepada junjungan besar Rasullulalh Muhammad
SAW, yang mana syafaatnya diharapkan di yaumul mahsyar kelak.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh
dari sempurna, baik isi tekhnik penelitian, maupun nilai ilmiahnya, mengingat
keterbatasan pengetahuan, pengetahuan dan pengalaman. Oleh sebab itu, dengan
segala kerendahan hati, peneliti mengharapkan saran dan kritikan. Maka dalam
kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima kasih serta pengharapan yang
sebesar-besarnya kepada :
Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah Bapak Syahrul Nizar Saragaih, M.Hum. MA selaku Sekretaris Jurusan
Pendidikan Sejarah
Bapak Dr. Hidayat, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi, peneliti
mengucapkan terima kasih banyak atas masukan dan kemudahan yang telah
bapak berikan kepada peneliti mulai dari proses penyusunan proposal hingga
Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
penguji yang telah banyak memberi nasehat-nasehat bagi peneliti selama
masa perkuliahan.
Dr. Phil Ichwan Azhari, M.S selaku Dosen ahli dan penguji atau pembanding
utama yang banyak memberi inspirasi kepada peneliti.
Bapak Drs. Yushar Tanjung, M,Si selaku Dosen penguji atau pembanding
bebas yang banyak memberi inspirasi bagi peneliti.
Dosen-dosen peneliti lain yang ada di Jurusan Pendidikan Sejarah, Pak Pristi
Suhendro, Ibu Hafnita Sari Dewi lubis, Ibu Lukita Ningsih dan seluruh dosen
lainnya yang telah memberikan ilmu dan pengalaman kepada peneliti selama
mengikuti perkuliahan di Universiteas Negeri Medan.
Ayahanda dan Ibunda tercinta Bapak Ahmad Ritonga dan Ibu Juliana
Nasution yang melahirkan, mendidik dan membesarkan peneliti. Dan Ibu
saya Ida Wati Nasution . Karena doa dan restu mereka peneliti bisa menjadi
saat sekarang ini dan sampai pada akhir untuk menyelesaikan studi dalam
perkuliahan. Skripsi ini sengaja saya persembahkan sebagai bukti bahwa saya
telah menyelesaikan amanat yang ayah dan ibu berikan kepada saya. Kiranya
Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada mereka.
Kakak dan adik-adik peneliti, Desi Ahrina Ritonga, Dian Fuziah Ritonga,
Faridayani Ritonga, Muhammad Soleh Ritonga, Bobby Akbar Ritonga yang
selalu menjadi semangat bagi peneliti agar dapat memberi contoh yang baik.
Semoga mereka bisa menjadi kebanggaan buat orang tua.
Kepada abang ipar Surya Darma yang telah membantu peneliti selama
Kepada Fauzan Al Muamar yang telah membantu peneliti selama melakukan
penelitian.
Sahabat peneliti yang tercinta, Nurmala Ansari Batubara, Janita Anggraini
Sembiring, Tria Angriani Situmorang, Fakhri Muliawan, Suryanti Siagian,
Kartikia Siregar, Regina Siburian, Dian Puspita Sari, Sahrina Tambunan,
Desni Angni, Muhammad Novriansyah, Lot Saputra, Fauzi Ramdhan,
Muhammad Iqbal, Fitra Jaka Restu, Husnul Fuadi, Uci Armayanti, Sarah
Amanda Gultom, Ema Manisa Masriani Hutasuhut, Duma Milanta,. Terima
kasih buat pengalaman yang diberikan. Tidak akan pernah terlupakan
kebersamaan ini.
Terimakasih untuk Bapak Rusman Shalih, Bapak Ismail Budiman, dan
keturunan Tengku Hasyim, Bapak Tengku Emil yang telah menjadi
narasumber penting dalam penelitian ini dan sangat membantu peneliti dalam
menyelesaikan penelitian ini.
Akhir kata peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dan jika ada pihak yang terlewatkan mendapatkan ucapan
terimakasih, peneliti meminta maaf atas kesalahan dan kekhilafan. Semoga skripsi
ini bermanfat bagi pembaca dan menjadi bahan masukan bagi yang membacanya,
khususnya di wilaya Faklutas Ilmu Sosial.
Medan, Agustus 2016 Peneliti,
DAFTAR ISI
2.3.2 Konsep Eksistensi Tengku Hasyim ... 12
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 18
4.2 Dinamika Politik Kerajaan Padang Sebelum Pemerintah Tengku Hasyim ... 26
4.2.1 Sturuktur Pemetintahan Kerajaan Padang ... 38
4.3 Sikap Politik Tengku Hasyim Pada Saat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ... 41
4.4 Eksistensi Tengku Hasyim Pasca Kemerdekaan Di Tebing Tinggi ... 44
4.4.1 Biografi Tengku Hasyim ... 44
4.4.2 Revolusi Soasial... 48
DAFTAR TABEL
Tabel
4.1 Luas Wilayah dan Persentase Kota Tebing Tinggi Menurut
Kecamatan ... 22 4.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut
Kecamatan Tebing Tinggi, 2015 ... 23 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Agama yang Dianut di
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekitar abad ke XVI di atas wilayah kota Tebingtinggi sekarang, pernah
terdapat sebuah kerajaan yang tumbuh, berkembang dan mencapai kejayaan pada
masanya. Kerajaan ini berpusat di tepi Sungai Padang, tepatnya berkedudukan di
Kampung Bajenis atau Borjonis atau Bah Jornih, dan bernama Kerajaan Padang.
Adapun alasan penamaan kerajaan ini dengan nama Padang, dikarenakan pusat
Kerajaan Padang yang berada di Bajornis terletak di tepi sungai dan di atas
dataran yang luas sejauh mata memandang (padang). Kerajaan Padang sendiri
merupakan kerajaan bercorak Melayu, namun pendiri dari kerajaan ini sendiri
ternyata bukanlah tokoh atau sekelompok komunitas masyarakat Melayu.
Kerajaan Padang didirikan oleh salah seorang keturunan bangsawan Kerajaan
Raya di Simalungun. Pendiri Kerajaan Padang ini bernama Tuanku Umar Baginda
Saleh Komar bergelar Tuan Hapulakan Saragih Dasalak. Ia berasal dari keturunan
bangsawan Kerajaan Raya (Simalungun).
Kerajaan Padang masa itu dihuni oleh penduduk dari berbagai etnis.
Hingga kini bukti –bukti multi etnisitas itu terlihat dari penamaan
kampung-kampung yang ada di kota Tebingtinggi seperti, kampung-kampung Jawa, Kampung
Bagelan, Kampung Rao, Kampung Mandaling, Kampung Tempel, Kampung
Batak dan Kampung Keling. Penamaan kampung yang terakhir ini berlokasi di
2
Tuanku Umar Baginda Saleh Komar disebut-sebut hidup semasa dengan
Gocah Pahlawan tahun 1612, seorang panglima Aceh termasyur yang pernah
menyerang kerajaan Deli ntuk memperluas teritotrial Kerajaan Pasai, Aceh.
Setelah pemerintahan Raja Umar Baginda Saleh, Kerajaan Padang diperintah
oleh sekitar 11 orang raja, dan mencapai masa kejayaannya dibawah pimpinan
ketujuh, yakni Raja Tebing Pangeran, yang memegang tampuk kekuasaan pada
waktu itu. Dimana pada masa Raja Tebing Pangeran inilah asal usul nama Tebing
Tinggi berasal.
Adapun raja terakhir Kerajaan Padang adalah Raja Tengku Hasyim sebagai
raja ke dua belas. Pada masa pemerintahannya,Tengku Hasyim mampu membawa
kerajaan semakin maju, mengimbangi wilayah otonom Tebing Tinggi. Pada saat
terjadi perang kemerdekaan RI Tengku Hasyim dikenal sebagai raja yang
memihak kaum Republikein (pejuang kemerdekaan). Bahkan ketika proklamasi
kemerdekaan dikumandangan di Esplanade (Lapangan Merdeka) Gementee
Tebing Tinggi pada Oktober 1945, Tengku Hasyim menghadiri itu. Bukan hanya
itu saja bentuk dukungan Tengku Hasyim terhadap pejuang kemerdekaan.
Pada tahun 1946, setahun setelah pernyataan proklamasi kemerdekaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, situasi di wilayah Sumatera Timur cukup
tegang. Terjadi pergolakan dan pertentangan pendapat antara para pemuda
pejuang dengan para raja-raja di kerajaan-kerajaan di wilayah Sumatera Timur,
seperti Deli, Serdang, Langkat, Bedagai dan termasuk di Kerajaan Padang.
Pertentangan tersebut lebih didasarkan tentang pada siapa kerajaan-kerajaan ini
3
baru terbentuk, atau tetap kepada pemerintahan Kerajaan Belanda. Puncak dari
pertentangan ini akhirnya melahirkan sebuah peristiwa pada anggal 3 Maret 1946
yang dikenal dengan istilah revolusi sosial, yang melanda seluruh
kerajaan-kerajaan Melayu di Sumaera Timur. Kerajaan-kerajaan-kerajaan ini diserbu oleh para
pemuda pejuang, yang menganggap bahwa raja-raja tersebut adalah kaum feodal;
yang bersama dengan NICA (Netherland Indiesch Civil Administration) berusaha
merintangi jalannya perjuangan rakyat. Walaupun Tengku Hasyim mendukung
Kemerdekaan Republik Indonesia, namun statusnya sebagai Raja di Kerajaan
Padang, tidak luput dari amukan rakyat yang anti akan kaum feodal. Pada saat
peristiwa revolusi sosial ini terjadi, Tengku Hasyim dan keluarganya berhasil
menyelamatkan diri dari amukan pemuda, dan meyelamatkan diri ke Medan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis berkeinginan melakukan penelitian
dengan tema“ Eksistensi Tengku Hasyim Pasca Kemerdekaan Di Tebing
Tinggi”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi
masalah adalah:
1. Dinamika politik Kerajaan Padang sebelum pemerintahan Tengku
Hasyim
2. Sikap Politik Tengku Hasyim pada saat Proklamasi Kemerdekaan
4
3. Eksistensi Tengku Hasyim ketika menjabat sebagai Walikota Tebing
Tinggi.
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk lebih memaksimalkan hasil penelitian, maka penulis membatasi
masalah penelitian yaitu : “Eksistensi Tengku Hasyim Pasca Kemerdekaan Di
Tebing Tinggi”.
1.4 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana dinamika politik Kerajaan Padang sebelum pemerintahan
Tengku Hasyim?
2. Bagaimana sikap politik Tengku Hasyim pada saat Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia?
3. Bagaimana eksistensi Tengku Hasyim Pasca Kemerdekaan di Tebing
Tinggi?
1.5 Tujuan Penelitian
Menetapkan tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena
setiap penelitian yang dilakukan harus memiliki tujuan tertentu. Dengan
berpedoman kepada tujuannya, maka akan lebih mempermudah mencapai sasaran
5
1. Untuk mengetahui dinamika politik Kerajaan Padang sebelum
Pemerintahan Tengku Hasyim.
2. Untuk mengetahui sikap politik Tengku Hasyim Pada saat Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia.
3. Untuk mengetahui Eksistensi Tengku Hasyim ketika menjabat sebagai
Walikota Tebing Tinggi.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh sesudah melaksanakan penelitian ini
adalah :
1. Menambah wawasan peneliti tentang Eksistensi Tengku Hasyim dalam
Mempertahankan Kemerdekaan di Tebing Tinggi.
2. Untuk menambah pengetahuan atau informasi bagi para pembaca baik
dari kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum tentang Eksistensi
Tengku Hasyim dalam Mepertahankan Kemerdekaan di Tebing Tinggi
3. Memperkaya informasi bagi masyarakat khususnya di Tebing Tinggi
untuk mengetahui Eksistensi Tengku Hasyim dalam Mempertahankan
Kemerdekaan di Tebing Tinggi.
4. Memperkaya informasi bagi akademisi UNIMED, khususnya Jurusan
Pendidikan Sejarah untuk dapat kiranya mengetahui dan memahami
mengenai Eksistensi Tengku Hasyim dalam Mempertahankan
6
5. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang
bermaksud mengadakan penelitian dalam masalah yang sama.
6. Menambah daftar bacaan kepustakaan ilmiah UNIMED khususnya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Dinamikan politik Kerajaan Padang sebelum pemerintahan Tengku
Hasyim terdapat dua faktor yang mempengaruhi yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Namun kedua faktor tersebut tidak memiliki
pengaruh besar terhadap pemerintahan Kerajaan Padang. Karena yang
mewarisi tahta Kerajaan Padang tidak ada pengaruh dari luar Kerajaan
Padang itu Sendiri. Tetap didasari dengan Zuriat Kerajaan Padang.
2. Sikap politik Tengku Hasyim saat Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia ialah beliau sangat mendukung kemerdekaan Republik
Indonesia. Namun setelah Indonesia mengumandangkan
Kemerdekaannya, tepat tanggal 3 Maret 1946 terjadilah rvolusi sosial
yang melanda Kerajaan yang ada di Sumatera Timur. Termasuk
Kerajaan Padang dan ketika peristiwa itu terjadi Tengku Hasyim
berhasil selamat dari peristiwa berdarah tersebut. Kerajaan Negeri
Padang pasca peristiwa itu, dinyatakan bubar dan bergabung dengan
NRI. Pembubaran itu ditandai dengan serah terima ‘inventaris dan
pegawai Kerajaan Negeri Padang Tebingtinggi’ dari Het Wd Hoofd
Bestuur van Padang terakhir Tengku Hassim kepada Wali Kota Munar
60
3. Ketika Kerajaan Padang bergabung dengan NRI, Tengku Hasyim
pernah menjabat sebagai Ambtenaar Bestuur Aangelegenhedeendi
(ABA) atau kepala wilayah (Walikota) Tebing Tinggi tahun
1947-1950. Beliau merupakan Walikota ke dua di Tebing Tinggi kemudian
jabatan tersebut digantikan oleh abangnya yaitu Tengku Alamsyah.
5.2Saran
Berkitan dengan tema dan topik penelitian, maka penulis mengemukakan
beberapasaran, yaitu :
1. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Eksistensi Tengku Hasyim
Pasca Kemerdekaan Di Tebing Tinggi. Teruma tentang Status Tengku
Hasyim sebagai generasi penerus dari raja sebelumnya.
2. Upaya menjaga dan melestarikan peninggalan- peninggalan Kerajaan
Padang harus segera dilakukan mengingat nilai penting dari
peninggalan tersebut. Peninggalan- Peningglan tersebut merupakan
perkembangan peradaban sebuah masyarakat di masa lampau, terlebih
peninggalan tersebut yang berkaitan tentang sejarah Kota Tebing
Tinggi.
3. Peninggalan- peninggalan Kerajaan Padang dapat di gunakan sebagai
media pembelajaran sejarah bagi peserta didik, khususnya dalam
pembahasan materi lokal. Diharapkan dengan melihat secara langsung
61
tumbuh dan berkembang dan sangat berkaitan tentang sejarah Kota
Tebing Tinggi itu sendiri.
4. Akibat revolusi sosial yang melanda Kerajaan Padang membuat adat
istiadat ataupun tutur dalam Melayu itu samakin hilang. Diharapkan
agar semakin menjaga dan melastarikan adat Melayu yang melekat
pada masyarakat Tebing Tinggi sabagai identitas suatu bangsa dan bisa
62
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Qasim. 1993. Kekerasan Dalam Sejarah: Masyarakat dan Pemerintahan. Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pendidikan Malaysia: Kuala Lumpur.
Anhar, M. Azhari. 2010. Kerajaan Padang Dalam Upaya Pelestarian Sejarah Lokal (1612- 1946) Skripsi: Universitas Negeri Medan.
Buku Pedoman. 2013. Panduan Penulisan Skripsi Sejarah. Jurusan Pendidikan Sejarah: Medan.
Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijkan Publik dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Prenada Media Group.
Hamka. 1984. ”Islam Revolusi Ideologi Dan keadilan Sosial. PT.Pustaka Panji Mas; Jakarta.
Khalik, Abdul. 2014. Negeri Padang Tebing Tinggi Dari Masa ke Masa: Kerajaan padang dan Kota Tebing Tinggi Sejak Berdirinya Hingga Kini. Wal Asri Publishing: Medan.
Khalik, Abdul. 2015. Tebing Tinggi One dan Pengabdiannya. Asri Publishing: Medan .
M.C.Ricklefs. 2007. Sejarah Indonesia Modern. Gadjah Mada University Press; Yogyakarta
Reid, Anthony . 2011. Menuju Sejarah Sumatera : Antara Indonesia dan Dunia. Yayasan Obor Indonesia dan KITLV: Jakarta.
_____________. 2012. Sumatera: Revolusi dan Elite Tradisional. Komunitas Bambu: Jakarta.
_____________. 1987. Perjuangan Rakyat : Revolusi dan Hancurnya Kerajaan di Sumatera. Pustaka Sinar Harapan: Jakarta.
Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak