MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK -BENTUK GEOMETRI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN QUANTUM
DI TK SALSABILA AL-FAZIRA BINJAI TAHUN PELAJARAN 2015/2016
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Dasar
SALMA ROZANA NIM. 8136182048
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
SALMA ROZANA. Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk -Bentuk Geometri Menggunakan Pembelajaran Quantum di TK Salsabila Al-Fazira Binjai Tahun Pelajaran 2015/2016. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2016.
ii
ABSTRACT
SALMA ROZANA. Improving Students’ Ability in Knowing Geometric Shapes Using
Quantum Learning in kindergarten Salsabila Al-Fazira Binjai in the academic year 2015/2016. Thesis. State University Graduate Program Medan in 2016.
This study aims to determine whether Quantum learning can improve cognitive ability geometric shapes in kindergarten Salsabila Al-Fazira Binjai in the academic year 2015/2016. This research is a classroom action research (Class Room Action Research) it is a research done by teachers to improve the learning process. The study consists of four components, namely: (a) planning (planning): (b) action (action): (c) observation (observing): (d) the reflection (reflecting). research subjects in this class action research was grade B in kindergarten Salsabila Al-Fazira Binjai Academic Year 2015/2016 totaling 25 children consisted of 12 boys and 13 girls. The results showed that from the data of observations made on the implementation of the learning cycle I were 4 children (16%) have the ability to recognize geometric shapes including a category growing as expected, as many as 21 children (84%) have the ability to recognize geometric shapes children including category began to grow by an average value of the class is 50. Based on the results of the study should be continued to the second cycle with more active improvement of children with Quantum learning. From data observations made on the implementation of the second cycle of learning can be stated that as many as 4 children (16%) have the ability to recognize geometric shapes including a category is growing very well, and as many as 21 children (84%) have the ability to recognize geometric shapes children categorized as developed in accordance with the expectations of the average value of the class is 73,50. From the findings of this data it can be explained that in the classical children's ability to recognize geometric shapes developed very well.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas segala karunia, rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri Menggunakan Pembelajaran Quantum. Shalawat dan salam selalu dipersembahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta.
Tesis ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Prof.Dr. Sri Milfayetty, MS .Kons selaku dosen pembimbing I dan kepada Ibu Prof. Dr. Anita Yus., M.Pd selaku dosen pembimbing II, yang penuh semangat dalam memotivasi memberikan arahan dan bimbingan serta keikhlasan waktu yang diberikan kepada penulis sejak awal penulisan proposal penelitian hingga penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Dr.Edward Purba, M.A dan Bapak Dr Deny Setiawan, M.Si, sebagai dosen narasumber atau penguji yang telah banyak memberikan saran serta masukan untuk kesempurnaan tesis ini.
Penulis juga menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan kerendahan hati kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini. Rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para pejabat dijajaran Civitas Akademika UNIMED.
2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta para Asisiten Direktur.
iv
4. Bapak dan Ibu dosen serta pegawai yang berada di lingkungan Program Studi Pendidikan Dasar yang telah banyak memberikan bantuan, motivasi dan ilmu pengetahuan yang bermakna bagi penulis.
5. Doa tulus yang tak terhingga dari suami , H.Basiran Basri dan Buah Hati tercinta Raihan Fatih Ramadhana.
6. Hijrah Syahputra Harahap, S.Pd sebagai tata usaha Program Studi Pendidikan Dasar yang telah banyak membantu dalam hal pengurusan surat-menyurat di Pascasarjana.
7. Ibu Kepala Sekolah Tk Salsabila Al- Fazira yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
8. Para guru dan siswa Tk Salsabila Al-Fazira Binjai.
9. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Medan, terkhusus angkatan 2013-2014 Prodi Pendidikan Dasar Kelas B yang telah bersama-sama menuntut ilmu pengetahuan dan saling bekerjasama untuk meraih kesuksesan.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan perlu pengembangan lebih lanjut agar benar-benar bermanfaat. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna untuk penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak baik kepada Yayasan dan Guru TK sehingga dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan pendidikan. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua saudara-saudari, semoga Allah SWT membalas kebaikan kita semua serta selalu diberikan hidayah dan kemudahan demi menggapai cita-cita. Aamiin.
Medan, Maret 2016 Penulis,
v 2.1 Kerangka Teoretis Geometri ... 14
2.1.1 Geometri ... 14
a. Pengertian Geometri ... 14
b. Bentuk- Bentuk Geometri ... 15
c. Materi Pembelajaran Geometri di TK ... 16
2.1.2 Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri ... 17
a. Lingkup Perkembangan Kognitif Anak ... 17
b. Hakikat Matematika Anak Usia Dini ... 25
c. Pengertian kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri AUD ... 30
2.1.3 Aspek – Aspek Kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri AUD ... 35
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri ... 36
2.1.5 Model Pembelajaran Quantum ... 37
2.1.6 Prinsip Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Learning) ... 40
2.1.7 Pengenalan Bentuk-Bentuk Geometri dan Kecerdasan Anak ... 43
2.1.8 Sintaks Model Pembelajaran Kuantum (Quuantum Learning) ... 47
2.2 Kerangka Berpikir ... 53
3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 65
vi
3.6 Tahap - Tahap Pengumpulan Data ... 71 3.7Teknik Analisi Data... 73 3.8Indikator Keberhasilan ... 74
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ... 75 4.1.1 Gambaran Awal Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Anak Di TK 75 4.1.2.Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ... 76 4.1.3.Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ... 83 4.2. Pembahasan ... 92
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan ... 101 5.2. Saran ... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 103 LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Deskripsi Hasil Belajar TK Salsabila Al-Fazira ... 8
Tabel 2.1 Sintaks Pelaksanaan Quantum Learning ... 52
Tabel 3.1. Rencana Kegiatan Siklus I ... 59
Tabel 3.2. Rencana Kegiatan Siklus II ... 63
Tabel 3.3. Jenis Instrumen Pengumpulan Data ... 67
Tabel 3.4 Instrumen Kisi-Kisi Kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri ... 67
Tabel 3.5 Rubrik Penilaian Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri ... 68
Tabel 3.6. Kategori Penilaian ... 73
Tabel 4.1 Rekapitulasi Kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri Anak Sebelum Tindakan ... 75
Tabel 4.2 Hasil Observasi Mengajar Guru Siklus I Pertemuan I ... 81
Tabel 4.3 Hasil Observasi Mengajar Guru Siklus I Pertemuan II ... 81
Tabel 4.4 Persentase Kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri Anak Siklus I ... 82
Tabel 4.5 Hasil Observasi Mengajar Guru Siklus II Pertemuan I ... 87
Tabel 4.6 Hasil Observasi Mengajar Guru Siklus II Pertemuan II... 88
Tabel 4.7 Persentase Kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri Anak Siklus II ... 89
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1. Skema PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart ... 58 Gambar 4.1. Persentase Kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri Anak
Siklus I ... 82 Gambar 4.2. Persentase Kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri Anak
Siklus II ... 89 Gambar 4.3. Persentase Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Peta Konsep Sub Tema ... 1
Lampiran 2 Rencana Kegiatan Harian ... 2
Lampiran 3 Daftar Anak TK Salsabila Al-Fazira... 14
Lampiran 4 Daftar Absen Siklus I ... 15
Lampiran 5 Daftar Absen Siklus II... 16
Lampiran 6 Lembar Observasi ... 17
Lampiran 7 Lembar Observasi Kemampuan Anak Gambaran Awal ... 18
Lampiran 8 Rangkuman Observasi Kemampuan Anak Gambaran Awal ... 20
Lampiran 9 Lembar Observasi Kemampuan Anak Siklus I ... 21
Lampiran 10 Rangkuman Observasi Kemampuan Anak Siklus I ... 25
Lampiran 11 Lembar Observasi Kemampuan Anak Siklus II ... 26
Lampiran 12 Rangkuman Observasi Kemampuan Anak Siklus II ... 30
Lampiran 13 Dokumentasi Penelitian... 31
Lampiran 14 Instrument Kemampuan Mengenal Kemampuan Bentuk-Bentuk Geometri ... 46
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah modal bagi suatu bangsa untuk menciptakan generasi
muda yang mampu bersaing dengan bangsa lain di era globalsasi. Globalisasi
menuntut setiap bangsa dan negara, untuk menciptakan berbagai kemajuan dalam
setiap bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam rangka
mempertahankan kelangsungan hidup bernegara salah satunya bidang pendidikan.
Kunandar dalam Lina Amelia (2009:10) menyatakan “ pendidikan adalah kunci
modernisasi atau pendidikan adalah investasi manusia memperoleh pengakuan
dari banyak kalangan ahli. Jika tidak mampu mengembangkan sumber daya
manusia suatu bangsa tidak akan dapat membangun negaranya”.
Taman kanak-kanak merupakan tingkat pendidikan formal paling awal di
Indonesia. Pendidikan untuk anak taman kanak-kanak diharapkan bisa
membangun kecintaan anak terhadap bidang-bidang pengembangan yang
diperkenalkan pada anak. Salah satu bidang pengembangan yang diperkenalkan
pada anak adalah bidang pengembangan matematika.
Geometri merupakan cabang dari bidang pengembangan matematika yang
diperkenalkan pada anak taman kanak – kanak. Pada dasarnya geometri
mempunyai peluang yang lebih besar untuk dipahami anak dibandingkan dengan
cabang matematika yang lain. Hal ini karena ide-ide geometri sudah dikenal oleh
2
de Walle dalam Widiyanto dkk (2012) mengungkap lima alasan mengapa
geometri sangat penting untuk dipelajari.
Pertama, geometri membantu manusia memiliki apresiasi yang utuh tentang dunianya, geometri dapat dijumpai dalam sistem tata surya, formasi geologi, kristal, tumbuhan dan tanaman, binatang sampai pada karya seni arsitektur dan hasil kerja mesin. Kedua, eksplorasi geometrik dapat membantu mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. Ketiga, geometri memainkan peranan utama dalam bidang matematika lainnya. Keempat, geometri digunakan oleh banyak orang dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kelima, geometri penuh dengan tantangan dan menarik.
Darsono (2010:1) menyatakan Geometri merupakan salah satu aspek
matematika di samping aljabar, statistika dan peluang, logika, trigonometri, dan
kalkulus. Dalam pembelajaran matematika di sekolah, geometri lebih berkenaan
dengan bangun-bangun geometri, garis dan sudut, kesebangunan, kekongruenan,
transformasi, dan geometri analitis. Geometri merupakan bagian dari matematika
yang mempelajari pola-pola visual, yang akan menghubungkan matematika
dengan dunia nyata. Geometri juga dapat dipandang sebagai sistem matematika
yang menyajikan fenomena yang bersifat abstrak (tidak nyata), akan tetapi dalam
pembelajarannya bertahap didahului dengan benda-benda kongkret sebagai media
sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Selanjutnya Darsono (2010:1) menjelaskan Obyek geometri merupakan
hal yang abstrak yang tidak dapat diraba, dipegang, atau diamati secara langsung
melalui panca indera. Misalnya bila kita menunjuk sebuah persegipanjang dan
kemudian menggambarkan atau membuatnya dengan mnggunakan lidi atau
3
geometri. Ia hanyalah sebuah model persegipanjang. Sedangkan persegipanjang
sebenarnya hanya ada dalam alam pikir manusia. Siapa yang bisa menetapkan
seberapa besar garis atau sisi sebuah persegipanjang. Demikian pula bagaimana
dengan ketebalan sebuah persegipanjang. Hal-hal tersebut tak pernah terungkap di
saat membicarakan persegipanjang dan juga benda-benda geometri yang lainnya.
Akan tetapi mereka ada dan dapat dipelajari sebagai materi matematika yang
sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dan juga dalam pengembangan
ilmu dan teknologi.
Peranan geometri tidak diragukan lagi dari masa perkembangannya di
Mesir dan Basilonia untuk kepentingan praktis mereka seperti membuat bangunan
dan menghitung luas tanah hingga sekarang telah memberikan sumbangan yang
besar dalam perkembangan ilmu dan teknologi modern. Piramida-piramida
bangsa Mesir kuno yang dibangun 4000 tahun yang lalu, masih merupakan contoh
yang paling kuat dari struktur yang menggunakan bentuk-bentuk segitiga.
Bangunan batu yang sangat besar ini terdiri dari dinding segitiga miring yang
diatur di atas dasar persegi.
Kalaupun obyek geometri itu abstrak, akan tetapi mereka “ada”. Adalah
sebuah kenyataan bahwa geometri sebagai suatu aspek matematika yang sangat
penting dan berperan dalam kehidupan. Geometri menjadi materi yang ingin
diketahui secara mendasar dan fundamental untuk pengembangan matematika itu
sendiri dan pengembangan kemampuan berpikir manusia secara logis. Oleh
4
matematika. Perlu ada tinjauan tentang geometri terhadap aspek-aspek ontologi,
epistimologi dan aksiologi matematika. Dengan demikian diharapkan geometri
menjadi lebih bermakna, lebih bermanfaat dan pengembangannya tidak perlu
diragukan lagi.
Sejalan dengan itu, Departemen Pendidikan Nasional memandang penting
untuk memasukkan pembelajaran geometri tidak hanya dimulai sejak Sekolah
Dasar, melainkan dimasukkan sejak pendidikan Taman Kanak-kanak
(Permendikbud 137 tahun 2014).
Bukti pentingnya pengajaran geometri adalah dapat meningkatkan
kreativitas anak seperti hasil penelitian. Susiani, Yayuk (2011) Bermain bentuk
geometri untuk meningkatkan kreativitas anak kelompok B di TK Kasih Ibu,
Mojorejo Kota Batu. Selain itu kemampuan matematika anak akan meningkat
melalui bermain geometri seperti hasil penelitian Nuryasip, (2012) tentang
peningkatan Kemampuan Matematika Anak Melalui Permainan Bentuk Geometri
Di Taman Kanak–Kanak Harapan Ayah Bunda Agam, menyimpulkan
Peningkatan yang sangat berarti dalam perkembangan matematika anak dan
sikap anak.
Selanjutnya penggunaan metode pembelajaran Quantum dibuktikan dengan
penelitian E.Purwati, (2008) Upaya guru dalam meningkatkankreativitas melalui
metode Quantum pada pembelajaran seni musik di Tk UMP dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan metode Quantum dapat teratasinya kemampuan
siswa untuk membangun kreativitasnya, mampu membuat guru melaksanakan
5
Sampai saat ini kegiatan belajar yang berkaitan dengan bentuk-bentuk
geometri di TK Salsabila Al-Fazira Binjai, masih belum menarik perhatian bagi
anak. Dilihat dari kurangnya antusiasme, perhatian, konsentrasi anak, tanggung
jawab dan keaktifan anak dalam mengikuti pembelajaran Geometri dan
pengetahuan guru tentang tehnik mengajar sangatlah minim. Kelas Tk B1 dimana
akan dilaksanakannya penelitian merupakan kelas unggulan karena kelas tersebut
memilki jumlah murid 25 anak dan mempunyai usia yang cukup matang untuk
menerima kegiatan yang lebih lanjut. Data empiris dari observasi pendahuluan
(26 Januari 2015) data yang diperoleh belum menunjukkan hasil yang maksimal.
Dari hasil wawancara peneliti dengan Guru kelompok B1 di TK Salsabila
Al- Fazira Binjai, terhadap pembelajaran kemampuan mengenal bentuk-bentuk
geometri menggambarkan bahwa pembelajaran yang dilakukan guru masih
Konvensional. Salah satu contoh dalam mengajar pembelajaran geometri kurang
menarik bagi anak yaitu guru hanya menggambar bentuk geometri di papan tulis,
dan memberi keterangan dengan tulisan dibawah gambar, saat guru menggambar
anak ribut sendiri, atau asyik dengan temannya. Dampak dari kondisi ini berakibat
menyebabkan kemampuan mengenal bentu-bentuk geometri anak rendah, karena
kondisi keterbatasan media pembelajaran dan metode yang digunakan guru secara
monoton, kondisi tersebut membuat anak menjadi bosan dan malas. Keinginan
dan aktivitas mengikuti kegiatan cenderung menurun dan kurang diperhatikan.
Rendahnya kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak Kelompok
B1 di TK Salsabila Al- fazira disebabkan juga oleh beberapa penyebab yaitu, guru
6
lingkaran. Selain itu, guru hanya menggunakan media papan tulis dan hanya
menggambarkan bentuk geometri di papan tulis, akibatnya kemampuan anak
dalam mengenal bentuk-bentuk geometri belum terkuasai dengan baik.
Anak-anak masih kebingungan saat menyebutkan macam-macam bentuk geometri yaitu
bentuk segi empat, segitiga, dan lingkaran. Penyajian dalam metode pembelajaran
yang digunakan adalah ceramah, guru hanya bercerita di depan menerangkan
gambar bentuk gemetri akibatnya saat kegiatan belajar mengajar berlangsung
kurang kondusif, banyak anak yang bercerita dengan teman, dan ada yang
bermain sendiri, akibatnya proses kegiatan belajar mengajar kurang maksimal.
Selain itu guru hanya mengulang-ulang kegiatan pembelajarannya dengan
mengerjakan LKA tanpa diselingi dengan kegiatan yang bervariasi. Kondisi
seperti inilah yang membuat anak kurang antusias saat melakukan kegiatan
pembelajaran. Suasana yang menyenangkan sangat diperlukan saat mengajar di
taman kanak-kanak, maka dari itu pembelajaran yang ada di TK seharusnya
diarahkan dengan cara bervariasi yang dikemas dengan menarik. Melihat begitu
rendahnya hasil pencapaian kemampuan mengenal bentuk geometri di TK
Salsabila Al-Fazira Binjai, maka diperlukan upaya dan sungguh-sungguh guru
melalui tindakan perbaikan metode dan pendekatan serta tehnik belajar yang
berorientasi pada anak. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk menarik
perhatian anak untuk belajar geometri adalah pembelajaran Pembelajaran dengan
metode Quantum adalah pengubahan belajar yang meriah, sebagai sebuah
pendekatan belajar yang segar,memgalir dan praktis dan mudah diterapkan.
7
membimbing peserta didik agar mau belajar, dan menjadikan sebagai kegiatan
yang dibutuhkan peserta didik. Disamping itu pembelajaran Quantum untuk
memotivasi, menginpirasi dan membimbing guru agar lebih efektif dan sukses
dalam pembelajaran sehingga lebih menarik dan menyenangkan dengan demikian
diharapkan akan terjadi lompatan kemampuan peserta didik setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran. Hasil Belajar anak ketika Observasi sebagaimana tertera
8
Tabel 1.1 Deskripsi Hasil belajar TK Salsabila Al- Fazira Binjai Tahun
2014-2015.
No Conten Belajar Rata - Rata Persentase 1. Nilai-nilai Agama dan Moral 68,40 70%
2. Motorik 62,20 65%
3. Bahasa 70,00 80%
4. Kognitif
A. Belajar dan Pemecahan Masalah B. Berfikir Simbolik
C. Berfikir Logis
1. Menunjukkan dan menyebutkan benda yang berbentuk geometri. 2. Menghubungkan bentuk gambar
geometri dan menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannya.
3. Mewarnai gambar geometri seperti bentuk bola, pengaris dan buku. 4. Menyebut urutan bentuk geometri
dari 1 sampai 3.
5. Memperkirakan urutan berikutnya mis: lingkaran, segitiga, segiempat. 6. Menghubungkan tulisan dengan
gambar.
Gardner (Agung Triharso, 2013: 62), menjelaskan bahwa pengenalan
bentuk geometri yang baik, selain dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya,
9
logis dan dapat memahami konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari,
seperti ketika anak melihat koin uang logam anak akan tahu kalau bentuknya
lingkaran (bulat), buku bentuknya seperti segi empat, atap rumah bentuknya
segitiga dan sebagainya. Dengan kemampuan berpikir matematis logis yang
terasah dan terarah anak akan dapat berpikir secara logis dan rasional.
Berdasarkan kegiatan dan fenomena yang terjadi masih jauh dari harapan.
Sekalipun tidak ada anak yang Belum Berkembang (BB), tetapi juga tidak ada
anak yang Berkembang Sangat Baik (BSB). Sementara yang Mulai Berkembang
(MB) sebanyak 20 orang dan Berkembang Sesuai Harapan (BSH) sebanyak 5
orang. Demikian halnya perilaku anak dalam proses pembelajaran juga tidak
optimal. Konsentrasi anak dalam mengikuti pembelajaran, antusiasme, tanggung
jawab, keaktifan mengajukan pertanyaan, keberanian menjawab pertanyaan dan
keberanian menanggapinya, masih minim.
Melihat kenyataan tersebut, dipandang perlu untuk dilakukan berbagai
langkah guna meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk-bentuk
geometri dengan proses pembelajaran yang menyenangkan bagi anak melalui
pembelajaran Quantum. Jika pembelajarannya sudah menyenangkan, diharapkan
kemampuan anak mengenal bentuk-bentuk geometri akan meningkat. Ngalimun
(2014: 51) menyatakan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses, perlu
mempertimbangkan pandangan-pandangan dan temuan-temuan baru di berbagai
bidang, falsafah dan metode pembelajaran terbaru hasil dari pembaharuan dan
pengembangan berbagai kalangan pendidikan, pengajaran dan pembelajaran.
10
bentuk-bentuk geometri untuk anak taman kanak-kanak salah satunya adalah
pembelajaran Quantum. Prinsip utama pembelajaran quantum berbunyi “ bawalah
dunia mereka (pembelajar) ke dalam dunia kita (pengajar), dan antarkan dunia
kita (pengajar) ke dalam dunia mereka (pembelajar)” (Bobbi de Porter, Mark
Readon, sarah Singer,- Nourie) Dari kalimat di atas dapat dijelaskan bahwa dalam
proses pembelajaran, pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran dituntut
menciptakan komunikasi yang mudah dipahami anak. Untuk itu pengajar dapat
memanfaatkan pengalaman-pengalaman anak sebagai titik tolaknya. Setelah itu
pendidik memimpin, mendampingi dan memudahkan pembelajar dalam
memahami materi yang diajarkan memakai berbagai media.
Dalam konteks empiris, banyak anak Taman Kanak-kanak (TK) yang
kurang menguasai materi pembelajaran bentuk-bentuk geometri. Para guru juga
kesulitan dalam membelajarkan materi bentuk-bentuk geometri karena
keterbatasan media pembelajaran, pengalaman mengajar, minimnya keaktifan
anak, dan lain-lain. Sehingga kualitas pembelajaran bentuk-bentuk geometri
belum optimal, penggunaan metode yang tak sesuai dengan usia anak, untuk itu
diperlukan sebuah metode pembelajaran yang efektif yaitu metode pembelajaran
dengan model Quantum adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang
efektif. Model pembelajaran Quantum berprinsip bahwa sugesti dapat dan pasti
mempengauhi hasil situasi belajar dan setiap detail apapun memberikan sugesti
positif ataupun negatif (Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, 1999:14).
Salah satu alasan dalam penelitian ini memilih metode Quantum, karena
11
menyenangkan pada anak dan anak memperoleh pengalaman belajar sebesar 90% (
dari proses melihat, mengucapkan dan melakukan) yang terdapat dalam
pembelajaran Quantum yaitu TANDUR (Tumbuhkan Minat, Alami, Namai,
demonstrasikan, Ulangi, Rayakan). Pelaksanaan Quantum cocok untuk proses
pembelajaran anak usia dini. Untuk itulah penulis bermaksud melakukan
penelitian dengan judul : “Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk
-Bentuk Geometri Menggunakan Pembelajaran Quantum di TK Salsabila
Al-Fazira Binjai Tahun Pelajaran 2015/2016. Dengan harapan, penelitian ini
dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk-bentuk Geometri
pada TK Salsabila- Al-Fazira Binjai.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat diidentifikasi masalah
yang ada sebagai berikut: (1) rendahnya kemampuan anak mengenal
bentuk-bentuk geometri; (2) Konsentrasi anak dalam mengikuti pembelajaran,
antusiasme, tanggung jawab, keaktifan mengajukan pertanyaan, keberanian
menjawab pertanyaan dan keberanian menanggapinya, masih minim. (3)
kurangnya perhatian anak ketika pembelajaran geometri, (4) minimnya
pengetahuan guru tentang tehnik mengajarkan geometri kepada anak sehingga
guru merasa kesulitan mengajarkan bentuk–bentuk geometri, (5) anak kurang
mampu mengenal bentuk-bentuk geometri.
1.3 Pembatasan Masalah
Penelitian ini lebih efektif, efesien, terarah dan dapat dikaji lebih mendalam
12
rendahnya kemampuan anak untuk mengenal bentuk-bentuk geometri di TK
Salsabila Al-Fazira Binjai
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka masalah penelitian diumuskan
sebagai berikut: “Bagaimanakah meningkatkan kemampuan anak mengenal
bentuk -bentuk geometri menggunakan pembelajaran Quantum di TK Salsabila
Al-Fazira Binjai Tahun Pelajaran 2015/2016?”
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah pembelajaran Quantum dapat meningkatkan kemampuan
mengenal bentuk-bentuk geometri di TK Salsabila Al-Fazira Binjai Tahun
Pelajaran 2015/2016
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun praktis.
1. Manfaat Teoritik
Secara teoritik penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
mengembangkan kemampuan ilmu kependidikan (paedagogi) tentang
pembelajaran Quantum khususnya tentang pengenalan Quantum Learning
bagi anak Tk . Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan
acuan bagi peneliti-peneliti yang lain.
2. Manfaaat Praktis
13
a) Dapat mengembangkan anak berfikir logis
b) Dapat meningkatkan kreativitas anak dalam pembelajaran.
c) Dapat menarik minat belajar siswa dalam pembelajaran geometri.
Guru
a) Dapat meningkatkan profesionalitas guru dalam merencanakan
pembelajaran.
b) Sebagai dasar bagi guru dalam memilih model pembelajaran dalam
meningkatkan kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri pada
anak usia dini.
c) Peningkatan profesionalisme guru serta meningkatkan mutu proses
pembelajaran.
Bagi Kepala Sekolah
a) Membantu sekolah untuk meningkatkan mutu
pembelajaran/sekolah sehingga menjadi idola masyarakat..
Bagi Peneliti lain
a) Penelitian ini dapat menjadi referensi dan informasi bagi peneliti
selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang bentu-bentuk
101 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Kemampuan mengenal bentuk –bentuk geometri yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah anak-anak menafsirkan dunia fisik dengan ide
geometri (misal: wujud, orientasi, hubungan ke ruangan) dan
menggambarkannya dengan kosakata yang terkait.
2. Pembelajaran Quantum adalah pembelajaran yang menekankan untuk
memberikan manfaat yang bermakna dan juga menekankan pada tingkat
kesenangan dari peserta didik.
3. Dari data hasil penelitian yang dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran
siklus I sebanyak 4 orang anak (16%) kemampuan mengenal
bentuk-bentuk geometri termasuk kategori berkembang sesuai harapan, sebanyak
21 orang anak (84%) kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri anak
termasuk kategori mulai berkembang dengan rata-rata nilai kelas yaitu 50.
4. Dari data hasil penelitian yang dilakukan pelaksanaan pembelajaran siklus
II dapat dikemukakan bahwa sebanyak 4 orang anak (16%) kemampuan
mengenal bentuk-bentuk geometri termasuk kategori berkembang sangat
baik, dan sebanyak 21 orang anak (84%) kemampuan mengenal
bentuk-bentuk geometri anak termasuk kategori berkembang sesuai harapan
dengan rata-rata nilai kelas yaitu 73,50. Dari temuan data ini maka dapat
dijelaskan bahwa secara klasikal kemampuan anak dalam mengenal
102
5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
pembelajaran quantum dapat meningkatkan kemampuan mengenal
bentuk-bentuk geometri di TK Salsabila Al- Fazira Binjai Tahun 2015-2016.
5.2 Saran
1. Guru sebaiknya menerapkan pembelajaran quantum untuk meningkatkan
kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri pada anak.
2. Orangtua sebaiknya dilibatkan meningkatkan kemampuan mengenal
bentuk-bentuk geometri pada anak di lingkungan keluarga
3. Sebaiknya anak dilatih dalam mengoptimalkan meningkatkan kemampuan
mengenal bentuk-bentuk geometri pada anak melalui pembelajaran
quantum.
4. Pemanfaatan waktu yang baik serta penyediaan media nyata (konkrit)
103
103
DAFTAR PUSTAKA
Adek. “Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky” online
http://valband.multiply.com//journal/item/11...diakses tgl 11 november 2015
Ali, M. 2004. Interaksi dan Aktivitas dan Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers
Amelia, L. 2009. Thesis Kendala –kendala yang dihadapi Tutor Paud dalam Menyusun Rencana Pembelajaran di kecamatan Jantho Aceh Besar.
Amstrong, T. 2005 Setiap Anak Cerdas Jakarta: Gramedia
Anas, N.L . 2011. Thesis “Meningkatkan Kemampuan Keaksaraan dengan Kartu kata bergambar melalui media komputer pada kelompok B di Raudhatul Athfal Bunayya I Tanjung Sari Medan Selayang tahun pelajaran
2013/2014”: Pasca Sarjana Unimed.
Annie, S. S. 2002. Bahasa Inggris. Materi Penataran Tertulis Pengayaan Guru SMU. Bandung: PPPG Tertulis.
Anonim. “Teori Piaget tentang Perkembangan Kognitif” online http://edukasi.kompasiana.com/.../...teori vygotsky dan piaget diakses tgl 11 nov 2015.
Antonious, C.P . 2005 . Memahami Konsep Matematika secara Benar dan
Menyajikan dengan menarik. Jakarta: Departemen Pendidikan nasional,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Aqib, Z. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya
Arikunto, S. 2007. Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
, 2002. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Badruzaman, Asep. H.H, Cucu. E. 2008. Medadan Sumber Belajar Tk. Jakarta: Universitas Terbuka
104
104
Dewi, R. 2010. Profesionalisasi Guru Melakukan Penelitian Tindakan
Kelas. Medan: Pasca Sarjana Unimed.
De Porter, B dan Hernacki, M. 1999. Quantum Learning Membiasakan Belajar
nyaman dan Menyenangkan. Terjemahan Alwiyah Abdurahman.
Bandung:Kaifa
. Quantum Teaching Mempraktikan
Quantum Learning di kelas-kelas Terjemahan Ary Nilandari Bandung:
Mizan Media Utama
Direktorat Pendidikan TK dan SD.2005. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi
Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal. Jakarta : Dirjen
ManajemenDikdasmenDepartemenPendidikanNasional.
Enggar, E. 2012. Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri pada Anak Tk A Melalui Pemanfaatan bahan alam dan Lingkungan Sekitar.
Fitri. A, Lita. E dan Khamsa. N. 2007. Diary Tumbuh Kembang Anak Usia 0-6
tahun. Bandung: Read Publishing House.
Hurlock, E.B .1978. Perkembangan Anak ( Ahli Bahasa :Ayub Darma). Jakarta: Erlangga.
http://eprints.ums.ac.id/20877/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdf : Thesis bentuk-bentuk geometri di unduh tgl 8 okt 2015
http://eprints.uny.ac.id/13476/1/SKRIPSI%20Desy%20Wahyu%20Rustiyanti%20 %20NIM%2010111244008.pdf: Skripsi bentuk – bentuk geometri di TK diunduh tgl 7 oktober 2015
http://www.mengejarasa.com/2012/08/model-pembelajaran-quantum-teaching.htmldiunduh tgl 8 oktober 2015
Https://.www.google.com/ Kunandar%2b 2009/A10
Ivan, L. 2012. Taksonomi Bloom. Diakses dari http://iknow.apb-group.com//taksonomi Bloom / pada 16 mei 2015
Kemendiknas. 2009. Permen Nomor 58 tahun 2009 Standar Perkembangan Anak. Jakarta.
Lestari. K. W 2011. Konsep Matematika Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal Dan Informal, Direktorat Pembinaan Anak Usia Dini.
Martini, J. 2006. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Dini Taman
105
105
Mukminin, A. 2011. Evaluasi Pembelajaran PAUD : UniversitasNegeri Semarang
Morrison, G. S. 2012. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Suci Ramadhona dan Apri Widiatuti. Jakarta: Indeks
Ngalimun. 2014 Strategi dan Model Pembelajaran, Yogyakarta : Penerbit Aswaja Presindo.
Nurgiantoro, B. 2011. Penilaian Otentik pada pengajaran Bahasa dan Sastra, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Nur, A.F. “ Teori Pendidikan: Teori Perkembangan Sosial Kognitif Lev Vygotsky” online. Http://edukasi.kompasiana.com/...teori-pendidikan-teori...diakses tgl 11 nov 2015.
Nuryasip. 2012. Peningkatan Kemampuan Matematika Anak Melalui Permainan Bentuk Geometri di Tk Hharapan Ayah Bunda Agam.
Permendikbud No 137, 2014. Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini: Jakarta
Permedikbud No 146, 2014. Kurikulum 2013 Paud: Jakarta
Purwati, E. 2008. Upaya Guru Dalam meningkatkan Kreativitas Melalui metode Quantum Pada Pembelajaran Seni Musik di Tk UMP.
Poerwadarminta,W.J.S. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia..Jakarta:PN Balai Pustaka.
Priandani, A. 2010. Efektifitas Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Teknik Skema. Tesis. Universitas pendidikan Indonesia. Bandunghttp://repository.upi.edu/operator/upload/s_c0151_0603314_chapte r2.pdf
Pristiadi, U. “Piaget dan Teorinya” online. http://ilmuwanmuda.wordpress.com/Piaget..dan teorinya/ diakses tgl 11 November 2015.
Rita. E.I, Siti. P, Suardiman, Yulia. A, Purwandari, Hiryanto, dan Rosita .E. K. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Ristiyanti, D.W. 2014. Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Permainan Dakon Geometri Pada Anak kelompok A di Tk Arum Puspita. Triharso Panan: Bantul
Rudi. S, dan Cepi. R. 2007. Media Pembelajaran, Hakikat,Pengembangan,
106
106
RajaGrafindoPersada.
Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenanda Media Group.
Santrock, J.W. 2002. Life -span Development Perkembangan Masa Hidup Jilid I, (Ahli Bahasa: Achmad Chusairi dan Juda Damanik) Jakarta: Erlangga
Santoso, S. 2007 Menguasai Statistil Di era Informasi Dengan SPSS 15, Jakarta: PT.Elex Media
Sumadoyo, S. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: graha Ilmu
Sudaryanti. 2006. Modul Pengenalan Matematika Anak Usia Dini, Yogyakarta: UNY.
Sulistyaningsih, L.S. TEORI SKEMA. Universtas Pendidikan IndonesiaBandung:http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._ DAN_SASTRA_INDONESIA/196012161986032LILIS_ST._SULISTYAN INGSIH/TEORI__SKEMA.pdf:http://pradistawaty.files.wordpress.com/28/ 06/piaget.pdf \
Suyadi, 2010. Psikologi Belajar Paud. Yogyakarta: Pedagogia
2013 Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung : Remaja Rosdakarya.
2014 Teori Pembelajaran Anak Usia Dini, Bandung: Remaja Rosdakarya
Soewardi. 1984. Melukis Bentuk Geometri. Jakarta: PT Gramedia.
Suyanto, S. 2005. Dasar –Dasar pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat
2005b. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga.
Suydandankhusni,1999:3.http://wikipedia.org/wiki/geometri,diakses26Mei2012, tersediadalamwww.google.com
Soewardi. 1984. Melukis Bentuk Geometri. Jakarta: PT Gramedia.
107
107
(2008). Pengembangan Kecerdasan Majemuk Jakarta: Universitas Terbuka
Tarigan, D. 2006 . Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Departemen PendidikanNasional, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependdikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Turmuzi, A. 2013. Mengingat dan memahami kembali tentang teori Taksonomi
Bloom. Diakses dari http://edukasi.Kompasiana.com/20
13/02/531087.html pada tgl 26 januari 2015
Tim Pasca Sarjana.Unimed, 2013 Pedoman administrasi dan Penulisan Tesis
dan Disertasi. Medan Unimed press.
Triharso, A. (2013). Permainan Kreatif dan Edukatif Untuk Anak Usia Dini: Yogyakarta: CV Andi Offset.
Van De Walle, John. A. 1999. Elementary School Mathematic. NewYork: Lorgman.
Widianto, M.R dan Rofiah, B. 2012. Pentingnya Kecerdasan Spacial dalam
Pembelajaran Geometri. Jakarta: Word Press
Yaumi, M. 2012. Pembelajaran Berbasis Multiple Intelegences. Jakarta: Dian Rakyat
Yayuk, S. 2011. Bermain Bentuk Geometri Untuk Meningkatkan Kreativitas Anak