• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK-BENTUK GEOMETRI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN QUANTUM DI TK SALSABILA AL-FAZIRA BINJAI TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK-BENTUK GEOMETRI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN QUANTUM DI TK SALSABILA AL-FAZIRA BINJAI TAHUN PELAJARAN 2015/2016."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK -BENTUK GEOMETRI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN QUANTUM

DI TK SALSABILA AL-FAZIRA BINJAI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Dasar

SALMA ROZANA NIM. 8136182048

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

SALMA ROZANA. Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk -Bentuk Geometri Menggunakan Pembelajaran Quantum di TK Salsabila Al-Fazira Binjai Tahun Pelajaran 2015/2016. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2016.

(6)

ii

ABSTRACT

SALMA ROZANA. Improving Students’ Ability in Knowing Geometric Shapes Using

Quantum Learning in kindergarten Salsabila Al-Fazira Binjai in the academic year 2015/2016. Thesis. State University Graduate Program Medan in 2016.

This study aims to determine whether Quantum learning can improve cognitive ability geometric shapes in kindergarten Salsabila Al-Fazira Binjai in the academic year 2015/2016. This research is a classroom action research (Class Room Action Research) it is a research done by teachers to improve the learning process. The study consists of four components, namely: (a) planning (planning): (b) action (action): (c) observation (observing): (d) the reflection (reflecting). research subjects in this class action research was grade B in kindergarten Salsabila Al-Fazira Binjai Academic Year 2015/2016 totaling 25 children consisted of 12 boys and 13 girls. The results showed that from the data of observations made on the implementation of the learning cycle I were 4 children (16%) have the ability to recognize geometric shapes including a category growing as expected, as many as 21 children (84%) have the ability to recognize geometric shapes children including category began to grow by an average value of the class is 50. Based on the results of the study should be continued to the second cycle with more active improvement of children with Quantum learning. From data observations made on the implementation of the second cycle of learning can be stated that as many as 4 children (16%) have the ability to recognize geometric shapes including a category is growing very well, and as many as 21 children (84%) have the ability to recognize geometric shapes children categorized as developed in accordance with the expectations of the average value of the class is 73,50. From the findings of this data it can be explained that in the classical children's ability to recognize geometric shapes developed very well.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas segala karunia, rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri Menggunakan Pembelajaran Quantum. Shalawat dan salam selalu dipersembahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta.

Tesis ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Prof.Dr. Sri Milfayetty, MS .Kons selaku dosen pembimbing I dan kepada Ibu Prof. Dr. Anita Yus., M.Pd selaku dosen pembimbing II, yang penuh semangat dalam memotivasi memberikan arahan dan bimbingan serta keikhlasan waktu yang diberikan kepada penulis sejak awal penulisan proposal penelitian hingga penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Dr.Edward Purba, M.A dan Bapak Dr Deny Setiawan, M.Si, sebagai dosen narasumber atau penguji yang telah banyak memberikan saran serta masukan untuk kesempurnaan tesis ini.

Penulis juga menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan kerendahan hati kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini. Rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para pejabat dijajaran Civitas Akademika UNIMED.

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta para Asisiten Direktur.

(8)

iv

4. Bapak dan Ibu dosen serta pegawai yang berada di lingkungan Program Studi Pendidikan Dasar yang telah banyak memberikan bantuan, motivasi dan ilmu pengetahuan yang bermakna bagi penulis.

5. Doa tulus yang tak terhingga dari suami , H.Basiran Basri dan Buah Hati tercinta Raihan Fatih Ramadhana.

6. Hijrah Syahputra Harahap, S.Pd sebagai tata usaha Program Studi Pendidikan Dasar yang telah banyak membantu dalam hal pengurusan surat-menyurat di Pascasarjana.

7. Ibu Kepala Sekolah Tk Salsabila Al- Fazira yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

8. Para guru dan siswa Tk Salsabila Al-Fazira Binjai.

9. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Medan, terkhusus angkatan 2013-2014 Prodi Pendidikan Dasar Kelas B yang telah bersama-sama menuntut ilmu pengetahuan dan saling bekerjasama untuk meraih kesuksesan.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan perlu pengembangan lebih lanjut agar benar-benar bermanfaat. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna untuk penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak baik kepada Yayasan dan Guru TK sehingga dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan pendidikan. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua saudara-saudari, semoga Allah SWT membalas kebaikan kita semua serta selalu diberikan hidayah dan kemudahan demi menggapai cita-cita. Aamiin.

Medan, Maret 2016 Penulis,

(9)

v 2.1 Kerangka Teoretis Geometri ... 14

2.1.1 Geometri ... 14

a. Pengertian Geometri ... 14

b. Bentuk- Bentuk Geometri ... 15

c. Materi Pembelajaran Geometri di TK ... 16

2.1.2 Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri ... 17

a. Lingkup Perkembangan Kognitif Anak ... 17

b. Hakikat Matematika Anak Usia Dini ... 25

c. Pengertian kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri AUD ... 30

2.1.3 Aspek – Aspek Kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri AUD ... 35

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri ... 36

2.1.5 Model Pembelajaran Quantum ... 37

2.1.6 Prinsip Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Learning) ... 40

2.1.7 Pengenalan Bentuk-Bentuk Geometri dan Kecerdasan Anak ... 43

2.1.8 Sintaks Model Pembelajaran Kuantum (Quuantum Learning) ... 47

2.2 Kerangka Berpikir ... 53

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 65

(10)

vi

3.6 Tahap - Tahap Pengumpulan Data ... 71 3.7Teknik Analisi Data... 73 3.8Indikator Keberhasilan ... 74

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian ... 75 4.1.1 Gambaran Awal Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Anak Di TK 75 4.1.2.Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ... 76 4.1.3.Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ... 83 4.2. Pembahasan ... 92

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan ... 101 5.2. Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 103 LAMPIRAN

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Deskripsi Hasil Belajar TK Salsabila Al-Fazira ... 8

Tabel 2.1 Sintaks Pelaksanaan Quantum Learning ... 52

Tabel 3.1. Rencana Kegiatan Siklus I ... 59

Tabel 3.2. Rencana Kegiatan Siklus II ... 63

Tabel 3.3. Jenis Instrumen Pengumpulan Data ... 67

Tabel 3.4 Instrumen Kisi-Kisi Kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri ... 67

Tabel 3.5 Rubrik Penilaian Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri ... 68

Tabel 3.6. Kategori Penilaian ... 73

Tabel 4.1 Rekapitulasi Kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri Anak Sebelum Tindakan ... 75

Tabel 4.2 Hasil Observasi Mengajar Guru Siklus I Pertemuan I ... 81

Tabel 4.3 Hasil Observasi Mengajar Guru Siklus I Pertemuan II ... 81

Tabel 4.4 Persentase Kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri Anak Siklus I ... 82

Tabel 4.5 Hasil Observasi Mengajar Guru Siklus II Pertemuan I ... 87

Tabel 4.6 Hasil Observasi Mengajar Guru Siklus II Pertemuan II... 88

Tabel 4.7 Persentase Kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri Anak Siklus II ... 89

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1. Skema PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart ... 58 Gambar 4.1. Persentase Kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri Anak

Siklus I ... 82 Gambar 4.2. Persentase Kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk Geometri Anak

Siklus II ... 89 Gambar 4.3. Persentase Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk-Bentuk

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Peta Konsep Sub Tema ... 1

Lampiran 2 Rencana Kegiatan Harian ... 2

Lampiran 3 Daftar Anak TK Salsabila Al-Fazira... 14

Lampiran 4 Daftar Absen Siklus I ... 15

Lampiran 5 Daftar Absen Siklus II... 16

Lampiran 6 Lembar Observasi ... 17

Lampiran 7 Lembar Observasi Kemampuan Anak Gambaran Awal ... 18

Lampiran 8 Rangkuman Observasi Kemampuan Anak Gambaran Awal ... 20

Lampiran 9 Lembar Observasi Kemampuan Anak Siklus I ... 21

Lampiran 10 Rangkuman Observasi Kemampuan Anak Siklus I ... 25

Lampiran 11 Lembar Observasi Kemampuan Anak Siklus II ... 26

Lampiran 12 Rangkuman Observasi Kemampuan Anak Siklus II ... 30

Lampiran 13 Dokumentasi Penelitian... 31

Lampiran 14 Instrument Kemampuan Mengenal Kemampuan Bentuk-Bentuk Geometri ... 46

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah modal bagi suatu bangsa untuk menciptakan generasi

muda yang mampu bersaing dengan bangsa lain di era globalsasi. Globalisasi

menuntut setiap bangsa dan negara, untuk menciptakan berbagai kemajuan dalam

setiap bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam rangka

mempertahankan kelangsungan hidup bernegara salah satunya bidang pendidikan.

Kunandar dalam Lina Amelia (2009:10) menyatakan “ pendidikan adalah kunci

modernisasi atau pendidikan adalah investasi manusia memperoleh pengakuan

dari banyak kalangan ahli. Jika tidak mampu mengembangkan sumber daya

manusia suatu bangsa tidak akan dapat membangun negaranya”.

Taman kanak-kanak merupakan tingkat pendidikan formal paling awal di

Indonesia. Pendidikan untuk anak taman kanak-kanak diharapkan bisa

membangun kecintaan anak terhadap bidang-bidang pengembangan yang

diperkenalkan pada anak. Salah satu bidang pengembangan yang diperkenalkan

pada anak adalah bidang pengembangan matematika.

Geometri merupakan cabang dari bidang pengembangan matematika yang

diperkenalkan pada anak taman kanak – kanak. Pada dasarnya geometri

mempunyai peluang yang lebih besar untuk dipahami anak dibandingkan dengan

cabang matematika yang lain. Hal ini karena ide-ide geometri sudah dikenal oleh

(15)

2

de Walle dalam Widiyanto dkk (2012) mengungkap lima alasan mengapa

geometri sangat penting untuk dipelajari.

Pertama, geometri membantu manusia memiliki apresiasi yang utuh tentang dunianya, geometri dapat dijumpai dalam sistem tata surya, formasi geologi, kristal, tumbuhan dan tanaman, binatang sampai pada karya seni arsitektur dan hasil kerja mesin. Kedua, eksplorasi geometrik dapat membantu mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. Ketiga, geometri memainkan peranan utama dalam bidang matematika lainnya. Keempat, geometri digunakan oleh banyak orang dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kelima, geometri penuh dengan tantangan dan menarik.

Darsono (2010:1) menyatakan Geometri merupakan salah satu aspek

matematika di samping aljabar, statistika dan peluang, logika, trigonometri, dan

kalkulus. Dalam pembelajaran matematika di sekolah, geometri lebih berkenaan

dengan bangun-bangun geometri, garis dan sudut, kesebangunan, kekongruenan,

transformasi, dan geometri analitis. Geometri merupakan bagian dari matematika

yang mempelajari pola-pola visual, yang akan menghubungkan matematika

dengan dunia nyata. Geometri juga dapat dipandang sebagai sistem matematika

yang menyajikan fenomena yang bersifat abstrak (tidak nyata), akan tetapi dalam

pembelajarannya bertahap didahului dengan benda-benda kongkret sebagai media

sesuai dengan tahap perkembangan anak.

Selanjutnya Darsono (2010:1) menjelaskan Obyek geometri merupakan

hal yang abstrak yang tidak dapat diraba, dipegang, atau diamati secara langsung

melalui panca indera. Misalnya bila kita menunjuk sebuah persegipanjang dan

kemudian menggambarkan atau membuatnya dengan mnggunakan lidi atau

(16)

3

geometri. Ia hanyalah sebuah model persegipanjang. Sedangkan persegipanjang

sebenarnya hanya ada dalam alam pikir manusia. Siapa yang bisa menetapkan

seberapa besar garis atau sisi sebuah persegipanjang. Demikian pula bagaimana

dengan ketebalan sebuah persegipanjang. Hal-hal tersebut tak pernah terungkap di

saat membicarakan persegipanjang dan juga benda-benda geometri yang lainnya.

Akan tetapi mereka ada dan dapat dipelajari sebagai materi matematika yang

sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dan juga dalam pengembangan

ilmu dan teknologi.

Peranan geometri tidak diragukan lagi dari masa perkembangannya di

Mesir dan Basilonia untuk kepentingan praktis mereka seperti membuat bangunan

dan menghitung luas tanah hingga sekarang telah memberikan sumbangan yang

besar dalam perkembangan ilmu dan teknologi modern. Piramida-piramida

bangsa Mesir kuno yang dibangun 4000 tahun yang lalu, masih merupakan contoh

yang paling kuat dari struktur yang menggunakan bentuk-bentuk segitiga.

Bangunan batu yang sangat besar ini terdiri dari dinding segitiga miring yang

diatur di atas dasar persegi.

Kalaupun obyek geometri itu abstrak, akan tetapi mereka “ada”. Adalah

sebuah kenyataan bahwa geometri sebagai suatu aspek matematika yang sangat

penting dan berperan dalam kehidupan. Geometri menjadi materi yang ingin

diketahui secara mendasar dan fundamental untuk pengembangan matematika itu

sendiri dan pengembangan kemampuan berpikir manusia secara logis. Oleh

(17)

4

matematika. Perlu ada tinjauan tentang geometri terhadap aspek-aspek ontologi,

epistimologi dan aksiologi matematika. Dengan demikian diharapkan geometri

menjadi lebih bermakna, lebih bermanfaat dan pengembangannya tidak perlu

diragukan lagi.

Sejalan dengan itu, Departemen Pendidikan Nasional memandang penting

untuk memasukkan pembelajaran geometri tidak hanya dimulai sejak Sekolah

Dasar, melainkan dimasukkan sejak pendidikan Taman Kanak-kanak

(Permendikbud 137 tahun 2014).

Bukti pentingnya pengajaran geometri adalah dapat meningkatkan

kreativitas anak seperti hasil penelitian. Susiani, Yayuk (2011) Bermain bentuk

geometri untuk meningkatkan kreativitas anak kelompok B di TK Kasih Ibu,

Mojorejo Kota Batu. Selain itu kemampuan matematika anak akan meningkat

melalui bermain geometri seperti hasil penelitian Nuryasip, (2012) tentang

peningkatan Kemampuan Matematika Anak Melalui Permainan Bentuk Geometri

Di Taman Kanak–Kanak Harapan Ayah Bunda Agam, menyimpulkan

Peningkatan yang sangat berarti dalam perkembangan matematika anak dan

sikap anak.

Selanjutnya penggunaan metode pembelajaran Quantum dibuktikan dengan

penelitian E.Purwati, (2008) Upaya guru dalam meningkatkankreativitas melalui

metode Quantum pada pembelajaran seni musik di Tk UMP dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran dengan metode Quantum dapat teratasinya kemampuan

siswa untuk membangun kreativitasnya, mampu membuat guru melaksanakan

(18)

5

Sampai saat ini kegiatan belajar yang berkaitan dengan bentuk-bentuk

geometri di TK Salsabila Al-Fazira Binjai, masih belum menarik perhatian bagi

anak. Dilihat dari kurangnya antusiasme, perhatian, konsentrasi anak, tanggung

jawab dan keaktifan anak dalam mengikuti pembelajaran Geometri dan

pengetahuan guru tentang tehnik mengajar sangatlah minim. Kelas Tk B1 dimana

akan dilaksanakannya penelitian merupakan kelas unggulan karena kelas tersebut

memilki jumlah murid 25 anak dan mempunyai usia yang cukup matang untuk

menerima kegiatan yang lebih lanjut. Data empiris dari observasi pendahuluan

(26 Januari 2015) data yang diperoleh belum menunjukkan hasil yang maksimal.

Dari hasil wawancara peneliti dengan Guru kelompok B1 di TK Salsabila

Al- Fazira Binjai, terhadap pembelajaran kemampuan mengenal bentuk-bentuk

geometri menggambarkan bahwa pembelajaran yang dilakukan guru masih

Konvensional. Salah satu contoh dalam mengajar pembelajaran geometri kurang

menarik bagi anak yaitu guru hanya menggambar bentuk geometri di papan tulis,

dan memberi keterangan dengan tulisan dibawah gambar, saat guru menggambar

anak ribut sendiri, atau asyik dengan temannya. Dampak dari kondisi ini berakibat

menyebabkan kemampuan mengenal bentu-bentuk geometri anak rendah, karena

kondisi keterbatasan media pembelajaran dan metode yang digunakan guru secara

monoton, kondisi tersebut membuat anak menjadi bosan dan malas. Keinginan

dan aktivitas mengikuti kegiatan cenderung menurun dan kurang diperhatikan.

Rendahnya kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak Kelompok

B1 di TK Salsabila Al- fazira disebabkan juga oleh beberapa penyebab yaitu, guru

(19)

6

lingkaran. Selain itu, guru hanya menggunakan media papan tulis dan hanya

menggambarkan bentuk geometri di papan tulis, akibatnya kemampuan anak

dalam mengenal bentuk-bentuk geometri belum terkuasai dengan baik.

Anak-anak masih kebingungan saat menyebutkan macam-macam bentuk geometri yaitu

bentuk segi empat, segitiga, dan lingkaran. Penyajian dalam metode pembelajaran

yang digunakan adalah ceramah, guru hanya bercerita di depan menerangkan

gambar bentuk gemetri akibatnya saat kegiatan belajar mengajar berlangsung

kurang kondusif, banyak anak yang bercerita dengan teman, dan ada yang

bermain sendiri, akibatnya proses kegiatan belajar mengajar kurang maksimal.

Selain itu guru hanya mengulang-ulang kegiatan pembelajarannya dengan

mengerjakan LKA tanpa diselingi dengan kegiatan yang bervariasi. Kondisi

seperti inilah yang membuat anak kurang antusias saat melakukan kegiatan

pembelajaran. Suasana yang menyenangkan sangat diperlukan saat mengajar di

taman kanak-kanak, maka dari itu pembelajaran yang ada di TK seharusnya

diarahkan dengan cara bervariasi yang dikemas dengan menarik. Melihat begitu

rendahnya hasil pencapaian kemampuan mengenal bentuk geometri di TK

Salsabila Al-Fazira Binjai, maka diperlukan upaya dan sungguh-sungguh guru

melalui tindakan perbaikan metode dan pendekatan serta tehnik belajar yang

berorientasi pada anak. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk menarik

perhatian anak untuk belajar geometri adalah pembelajaran Pembelajaran dengan

metode Quantum adalah pengubahan belajar yang meriah, sebagai sebuah

pendekatan belajar yang segar,memgalir dan praktis dan mudah diterapkan.

(20)

7

membimbing peserta didik agar mau belajar, dan menjadikan sebagai kegiatan

yang dibutuhkan peserta didik. Disamping itu pembelajaran Quantum untuk

memotivasi, menginpirasi dan membimbing guru agar lebih efektif dan sukses

dalam pembelajaran sehingga lebih menarik dan menyenangkan dengan demikian

diharapkan akan terjadi lompatan kemampuan peserta didik setelah mengikuti

kegiatan pembelajaran. Hasil Belajar anak ketika Observasi sebagaimana tertera

(21)

8

Tabel 1.1 Deskripsi Hasil belajar TK Salsabila Al- Fazira Binjai Tahun

2014-2015.

No Conten Belajar Rata - Rata Persentase 1. Nilai-nilai Agama dan Moral 68,40 70%

2. Motorik 62,20 65%

3. Bahasa 70,00 80%

4. Kognitif

A. Belajar dan Pemecahan Masalah B. Berfikir Simbolik

C. Berfikir Logis

1. Menunjukkan dan menyebutkan benda yang berbentuk geometri. 2. Menghubungkan bentuk gambar

geometri dan menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannya.

3. Mewarnai gambar geometri seperti bentuk bola, pengaris dan buku. 4. Menyebut urutan bentuk geometri

dari 1 sampai 3.

5. Memperkirakan urutan berikutnya mis: lingkaran, segitiga, segiempat. 6. Menghubungkan tulisan dengan

gambar.

Gardner (Agung Triharso, 2013: 62), menjelaskan bahwa pengenalan

bentuk geometri yang baik, selain dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya,

(22)

9

logis dan dapat memahami konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari,

seperti ketika anak melihat koin uang logam anak akan tahu kalau bentuknya

lingkaran (bulat), buku bentuknya seperti segi empat, atap rumah bentuknya

segitiga dan sebagainya. Dengan kemampuan berpikir matematis logis yang

terasah dan terarah anak akan dapat berpikir secara logis dan rasional.

Berdasarkan kegiatan dan fenomena yang terjadi masih jauh dari harapan.

Sekalipun tidak ada anak yang Belum Berkembang (BB), tetapi juga tidak ada

anak yang Berkembang Sangat Baik (BSB). Sementara yang Mulai Berkembang

(MB) sebanyak 20 orang dan Berkembang Sesuai Harapan (BSH) sebanyak 5

orang. Demikian halnya perilaku anak dalam proses pembelajaran juga tidak

optimal. Konsentrasi anak dalam mengikuti pembelajaran, antusiasme, tanggung

jawab, keaktifan mengajukan pertanyaan, keberanian menjawab pertanyaan dan

keberanian menanggapinya, masih minim.

Melihat kenyataan tersebut, dipandang perlu untuk dilakukan berbagai

langkah guna meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk-bentuk

geometri dengan proses pembelajaran yang menyenangkan bagi anak melalui

pembelajaran Quantum. Jika pembelajarannya sudah menyenangkan, diharapkan

kemampuan anak mengenal bentuk-bentuk geometri akan meningkat. Ngalimun

(2014: 51) menyatakan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses, perlu

mempertimbangkan pandangan-pandangan dan temuan-temuan baru di berbagai

bidang, falsafah dan metode pembelajaran terbaru hasil dari pembaharuan dan

pengembangan berbagai kalangan pendidikan, pengajaran dan pembelajaran.

(23)

10

bentuk-bentuk geometri untuk anak taman kanak-kanak salah satunya adalah

pembelajaran Quantum. Prinsip utama pembelajaran quantum berbunyi “ bawalah

dunia mereka (pembelajar) ke dalam dunia kita (pengajar), dan antarkan dunia

kita (pengajar) ke dalam dunia mereka (pembelajar)” (Bobbi de Porter, Mark

Readon, sarah Singer,- Nourie) Dari kalimat di atas dapat dijelaskan bahwa dalam

proses pembelajaran, pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran dituntut

menciptakan komunikasi yang mudah dipahami anak. Untuk itu pengajar dapat

memanfaatkan pengalaman-pengalaman anak sebagai titik tolaknya. Setelah itu

pendidik memimpin, mendampingi dan memudahkan pembelajar dalam

memahami materi yang diajarkan memakai berbagai media.

Dalam konteks empiris, banyak anak Taman Kanak-kanak (TK) yang

kurang menguasai materi pembelajaran bentuk-bentuk geometri. Para guru juga

kesulitan dalam membelajarkan materi bentuk-bentuk geometri karena

keterbatasan media pembelajaran, pengalaman mengajar, minimnya keaktifan

anak, dan lain-lain. Sehingga kualitas pembelajaran bentuk-bentuk geometri

belum optimal, penggunaan metode yang tak sesuai dengan usia anak, untuk itu

diperlukan sebuah metode pembelajaran yang efektif yaitu metode pembelajaran

dengan model Quantum adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang

efektif. Model pembelajaran Quantum berprinsip bahwa sugesti dapat dan pasti

mempengauhi hasil situasi belajar dan setiap detail apapun memberikan sugesti

positif ataupun negatif (Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, 1999:14).

Salah satu alasan dalam penelitian ini memilih metode Quantum, karena

(24)

11

menyenangkan pada anak dan anak memperoleh pengalaman belajar sebesar 90% (

dari proses melihat, mengucapkan dan melakukan) yang terdapat dalam

pembelajaran Quantum yaitu TANDUR (Tumbuhkan Minat, Alami, Namai,

demonstrasikan, Ulangi, Rayakan). Pelaksanaan Quantum cocok untuk proses

pembelajaran anak usia dini. Untuk itulah penulis bermaksud melakukan

penelitian dengan judul : “Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk

-Bentuk Geometri Menggunakan Pembelajaran Quantum di TK Salsabila

Al-Fazira Binjai Tahun Pelajaran 2015/2016. Dengan harapan, penelitian ini

dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk-bentuk Geometri

pada TK Salsabila- Al-Fazira Binjai.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat diidentifikasi masalah

yang ada sebagai berikut: (1) rendahnya kemampuan anak mengenal

bentuk-bentuk geometri; (2) Konsentrasi anak dalam mengikuti pembelajaran,

antusiasme, tanggung jawab, keaktifan mengajukan pertanyaan, keberanian

menjawab pertanyaan dan keberanian menanggapinya, masih minim. (3)

kurangnya perhatian anak ketika pembelajaran geometri, (4) minimnya

pengetahuan guru tentang tehnik mengajarkan geometri kepada anak sehingga

guru merasa kesulitan mengajarkan bentuk–bentuk geometri, (5) anak kurang

mampu mengenal bentuk-bentuk geometri.

1.3 Pembatasan Masalah

Penelitian ini lebih efektif, efesien, terarah dan dapat dikaji lebih mendalam

(25)

12

rendahnya kemampuan anak untuk mengenal bentuk-bentuk geometri di TK

Salsabila Al-Fazira Binjai

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka masalah penelitian diumuskan

sebagai berikut: “Bagaimanakah meningkatkan kemampuan anak mengenal

bentuk -bentuk geometri menggunakan pembelajaran Quantum di TK Salsabila

Al-Fazira Binjai Tahun Pelajaran 2015/2016?”

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah pembelajaran Quantum dapat meningkatkan kemampuan

mengenal bentuk-bentuk geometri di TK Salsabila Al-Fazira Binjai Tahun

Pelajaran 2015/2016

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun praktis.

1. Manfaat Teoritik

Secara teoritik penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

mengembangkan kemampuan ilmu kependidikan (paedagogi) tentang

pembelajaran Quantum khususnya tentang pengenalan Quantum Learning

bagi anak Tk . Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan

acuan bagi peneliti-peneliti yang lain.

2. Manfaaat Praktis

(26)

13

a) Dapat mengembangkan anak berfikir logis

b) Dapat meningkatkan kreativitas anak dalam pembelajaran.

c) Dapat menarik minat belajar siswa dalam pembelajaran geometri.

 Guru

a) Dapat meningkatkan profesionalitas guru dalam merencanakan

pembelajaran.

b) Sebagai dasar bagi guru dalam memilih model pembelajaran dalam

meningkatkan kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri pada

anak usia dini.

c) Peningkatan profesionalisme guru serta meningkatkan mutu proses

pembelajaran.

 Bagi Kepala Sekolah

a) Membantu sekolah untuk meningkatkan mutu

pembelajaran/sekolah sehingga menjadi idola masyarakat..

 Bagi Peneliti lain

a) Penelitian ini dapat menjadi referensi dan informasi bagi peneliti

selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang bentu-bentuk

(27)

101 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Kemampuan mengenal bentuk –bentuk geometri yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah anak-anak menafsirkan dunia fisik dengan ide

geometri (misal: wujud, orientasi, hubungan ke ruangan) dan

menggambarkannya dengan kosakata yang terkait.

2. Pembelajaran Quantum adalah pembelajaran yang menekankan untuk

memberikan manfaat yang bermakna dan juga menekankan pada tingkat

kesenangan dari peserta didik.

3. Dari data hasil penelitian yang dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran

siklus I sebanyak 4 orang anak (16%) kemampuan mengenal

bentuk-bentuk geometri termasuk kategori berkembang sesuai harapan, sebanyak

21 orang anak (84%) kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri anak

termasuk kategori mulai berkembang dengan rata-rata nilai kelas yaitu 50.

4. Dari data hasil penelitian yang dilakukan pelaksanaan pembelajaran siklus

II dapat dikemukakan bahwa sebanyak 4 orang anak (16%) kemampuan

mengenal bentuk-bentuk geometri termasuk kategori berkembang sangat

baik, dan sebanyak 21 orang anak (84%) kemampuan mengenal

bentuk-bentuk geometri anak termasuk kategori berkembang sesuai harapan

dengan rata-rata nilai kelas yaitu 73,50. Dari temuan data ini maka dapat

dijelaskan bahwa secara klasikal kemampuan anak dalam mengenal

(28)

102

5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan

pembelajaran quantum dapat meningkatkan kemampuan mengenal

bentuk-bentuk geometri di TK Salsabila Al- Fazira Binjai Tahun 2015-2016.

5.2 Saran

1. Guru sebaiknya menerapkan pembelajaran quantum untuk meningkatkan

kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri pada anak.

2. Orangtua sebaiknya dilibatkan meningkatkan kemampuan mengenal

bentuk-bentuk geometri pada anak di lingkungan keluarga

3. Sebaiknya anak dilatih dalam mengoptimalkan meningkatkan kemampuan

mengenal bentuk-bentuk geometri pada anak melalui pembelajaran

quantum.

4. Pemanfaatan waktu yang baik serta penyediaan media nyata (konkrit)

(29)

103

103

DAFTAR PUSTAKA

Adek. “Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky” online

http://valband.multiply.com//journal/item/11...diakses tgl 11 november 2015

Ali, M. 2004. Interaksi dan Aktivitas dan Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers

Amelia, L. 2009. Thesis Kendala –kendala yang dihadapi Tutor Paud dalam Menyusun Rencana Pembelajaran di kecamatan Jantho Aceh Besar.

Amstrong, T. 2005 Setiap Anak Cerdas Jakarta: Gramedia

Anas, N.L . 2011. Thesis “Meningkatkan Kemampuan Keaksaraan dengan Kartu kata bergambar melalui media komputer pada kelompok B di Raudhatul Athfal Bunayya I Tanjung Sari Medan Selayang tahun pelajaran

2013/2014”: Pasca Sarjana Unimed.

Annie, S. S. 2002. Bahasa Inggris. Materi Penataran Tertulis Pengayaan Guru SMU. Bandung: PPPG Tertulis.

Anonim. “Teori Piaget tentang Perkembangan Kognitif” online http://edukasi.kompasiana.com/.../...teori vygotsky dan piaget diakses tgl 11 nov 2015.

Antonious, C.P . 2005 . Memahami Konsep Matematika secara Benar dan

Menyajikan dengan menarik. Jakarta: Departemen Pendidikan nasional,

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Aqib, Z. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya

Arikunto, S. 2007. Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara

2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

, 2002. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Badruzaman, Asep. H.H, Cucu. E. 2008. Medadan Sumber Belajar Tk. Jakarta: Universitas Terbuka

(30)

104

104

Dewi, R. 2010. Profesionalisasi Guru Melakukan Penelitian Tindakan

Kelas. Medan: Pasca Sarjana Unimed.

De Porter, B dan Hernacki, M. 1999. Quantum Learning Membiasakan Belajar

nyaman dan Menyenangkan. Terjemahan Alwiyah Abdurahman.

Bandung:Kaifa

. Quantum Teaching Mempraktikan

Quantum Learning di kelas-kelas Terjemahan Ary Nilandari Bandung:

Mizan Media Utama

Direktorat Pendidikan TK dan SD.2005. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi

Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal. Jakarta : Dirjen

ManajemenDikdasmenDepartemenPendidikanNasional.

Enggar, E. 2012. Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri pada Anak Tk A Melalui Pemanfaatan bahan alam dan Lingkungan Sekitar.

Fitri. A, Lita. E dan Khamsa. N. 2007. Diary Tumbuh Kembang Anak Usia 0-6

tahun. Bandung: Read Publishing House.

Hurlock, E.B .1978. Perkembangan Anak ( Ahli Bahasa :Ayub Darma). Jakarta: Erlangga.

http://eprints.ums.ac.id/20877/14/NASKAH_PUBLIKASI.pdf : Thesis bentuk-bentuk geometri di unduh tgl 8 okt 2015

http://eprints.uny.ac.id/13476/1/SKRIPSI%20Desy%20Wahyu%20Rustiyanti%20 %20NIM%2010111244008.pdf: Skripsi bentuk – bentuk geometri di TK diunduh tgl 7 oktober 2015

http://www.mengejarasa.com/2012/08/model-pembelajaran-quantum-teaching.htmldiunduh tgl 8 oktober 2015

Https://.www.google.com/ Kunandar%2b 2009/A10

Ivan, L. 2012. Taksonomi Bloom. Diakses dari http://iknow.apb-group.com//taksonomi Bloom / pada 16 mei 2015

Kemendiknas. 2009. Permen Nomor 58 tahun 2009 Standar Perkembangan Anak. Jakarta.

Lestari. K. W 2011. Konsep Matematika Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal Dan Informal, Direktorat Pembinaan Anak Usia Dini.

Martini, J. 2006. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Dini Taman

(31)

105

105

Mukminin, A. 2011. Evaluasi Pembelajaran PAUD : UniversitasNegeri Semarang

Morrison, G. S. 2012. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Suci Ramadhona dan Apri Widiatuti. Jakarta: Indeks

Ngalimun. 2014 Strategi dan Model Pembelajaran, Yogyakarta : Penerbit Aswaja Presindo.

Nurgiantoro, B. 2011. Penilaian Otentik pada pengajaran Bahasa dan Sastra, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Nur, A.F. “ Teori Pendidikan: Teori Perkembangan Sosial Kognitif Lev Vygotsky” online. Http://edukasi.kompasiana.com/...teori-pendidikan-teori...diakses tgl 11 nov 2015.

Nuryasip. 2012. Peningkatan Kemampuan Matematika Anak Melalui Permainan Bentuk Geometri di Tk Hharapan Ayah Bunda Agam.

Permendikbud No 137, 2014. Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini: Jakarta

Permedikbud No 146, 2014. Kurikulum 2013 Paud: Jakarta

Purwati, E. 2008. Upaya Guru Dalam meningkatkan Kreativitas Melalui metode Quantum Pada Pembelajaran Seni Musik di Tk UMP.

Poerwadarminta,W.J.S. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia..Jakarta:PN Balai Pustaka.

Priandani, A. 2010. Efektifitas Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Teknik Skema. Tesis. Universitas pendidikan Indonesia. Bandunghttp://repository.upi.edu/operator/upload/s_c0151_0603314_chapte r2.pdf

Pristiadi, U. “Piaget dan Teorinya” online. http://ilmuwanmuda.wordpress.com/Piaget..dan teorinya/ diakses tgl 11 November 2015.

Rita. E.I, Siti. P, Suardiman, Yulia. A, Purwandari, Hiryanto, dan Rosita .E. K. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.

Ristiyanti, D.W. 2014. Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Permainan Dakon Geometri Pada Anak kelompok A di Tk Arum Puspita. Triharso Panan: Bantul

Rudi. S, dan Cepi. R. 2007. Media Pembelajaran, Hakikat,Pengembangan,

(32)

106

106

RajaGrafindoPersada.

Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenanda Media Group.

Santrock, J.W. 2002. Life -span Development Perkembangan Masa Hidup Jilid I, (Ahli Bahasa: Achmad Chusairi dan Juda Damanik) Jakarta: Erlangga

Santoso, S. 2007 Menguasai Statistil Di era Informasi Dengan SPSS 15, Jakarta: PT.Elex Media

Sumadoyo, S. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: graha Ilmu

Sudaryanti. 2006. Modul Pengenalan Matematika Anak Usia Dini, Yogyakarta: UNY.

Sulistyaningsih, L.S. TEORI SKEMA. Universtas Pendidikan IndonesiaBandung:http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._ DAN_SASTRA_INDONESIA/196012161986032LILIS_ST._SULISTYAN INGSIH/TEORI__SKEMA.pdf:http://pradistawaty.files.wordpress.com/28/ 06/piaget.pdf \

Suyadi, 2010. Psikologi Belajar Paud. Yogyakarta: Pedagogia

2013 Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung : Remaja Rosdakarya.

2014 Teori Pembelajaran Anak Usia Dini, Bandung: Remaja Rosdakarya

Soewardi. 1984. Melukis Bentuk Geometri. Jakarta: PT Gramedia.

Suyanto, S. 2005. Dasar –Dasar pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat

2005b. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga.

Suydandankhusni,1999:3.http://wikipedia.org/wiki/geometri,diakses26Mei2012, tersediadalamwww.google.com

Soewardi. 1984. Melukis Bentuk Geometri. Jakarta: PT Gramedia.

(33)

107

107

(2008). Pengembangan Kecerdasan Majemuk Jakarta: Universitas Terbuka

Tarigan, D. 2006 . Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Departemen PendidikanNasional, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependdikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Turmuzi, A. 2013. Mengingat dan memahami kembali tentang teori Taksonomi

Bloom. Diakses dari http://edukasi.Kompasiana.com/20

13/02/531087.html pada tgl 26 januari 2015

Tim Pasca Sarjana.Unimed, 2013 Pedoman administrasi dan Penulisan Tesis

dan Disertasi. Medan Unimed press.

Triharso, A. (2013). Permainan Kreatif dan Edukatif Untuk Anak Usia Dini: Yogyakarta: CV Andi Offset.

Van De Walle, John. A. 1999. Elementary School Mathematic. NewYork: Lorgman.

Widianto, M.R dan Rofiah, B. 2012. Pentingnya Kecerdasan Spacial dalam

Pembelajaran Geometri. Jakarta: Word Press

Yaumi, M. 2012. Pembelajaran Berbasis Multiple Intelegences. Jakarta: Dian Rakyat

Yayuk, S. 2011. Bermain Bentuk Geometri Untuk Meningkatkan Kreativitas Anak

Gambar

Gambar 3.1. Skema PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart .............................  58 Gambar 4.1
gambar 40,00

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan hasil penanaman benih dari genotipe yang berbeda yang telah diiradiasi dengan sinar gamma juga pernah dilaporkan pada tahun 2008 oleh Herison dkk

Variabel-variabel lainnya yang mempunyai hu- bungan positif dengan konsumsi energi (total), mo- dern, dan tradisional di daerah perkotaan adalah jumlah anggota rumah tangga, luas

Dosen serta RPP sertifikasi guru tersebut, maka ada dua hal yang harus. dilakukan para stakeholder pendidikan, khususnya kalangan

Berdasarkan standar rasio BRI, rasio ini untuk tahun 2008 sebesar 22,58% berisiko tinggi karena hasilnya kurang dari 40%, jadi tidak memenuhi standar. Rasio ini

Memberikan pelatihan pembuatan kerajinan tangan dari botol plastik dengan sasaran remaja RT 33 di Desa Banaran Pedukuhan 8 Banaran.. 1x200”

„audubillahiminassaitonirojim‟ maka substansi-nya yaitu memohon perlindungan Allah dari godaan setan dan jin.Menurut Ahmad Mukhsin Kamaludiningrat sekretaris MUI DIY,

Taman rekreasi selomangkleng misalnya, taman yang sebenarnya digunakan untuk arena rekreasi keluarga sekarang juga dapat digunakan sebagai arena olahraga bagi masyarakat

Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif karena menggunakan kondisi obyek yang alamiah dengan mengambil beberapa teknik pengumpulan data dan