• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSTRUKSISKALA HARAPAN REMAJA BERDASARKAN VIRTUES IN ACTION-INVENTORY OF STRENGHTS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONSTRUKSISKALA HARAPAN REMAJA BERDASARKAN VIRTUES IN ACTION-INVENTORY OF STRENGHTS"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

KONSTRUKSISKALA HARAPAN REMAJA BERDASARKAN

VIRTUES IN ACTION-INVENTORY OF STRENGHTS

SKRIPSI

Oleh:

Azhardini Sakinah Hidayat

201210230311012

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

ii

KONSTRUKSISKALA HARAPAN REMAJA BERDASARKAN

VIRTUES IN ACTION-INVENTORY OF STRENGHTS

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Oleh:

AzhardiniSakinahHidayat

201210230311012

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

i

LEMBAR PENGESAHAN

JudulSkripsi : Konstruksi skalaharapanremajaberdasarkanvirtues in action-inventory of strenghts

NamaPeneliti : Azhardini Sakinah Hidayat

NIM : 201210230311012

Fakultas : Psikologi

PerguruanTinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

WaktuPenelitian : 14 Mei s.d 19 Mei 2016

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Dr.Latipun. M.Kes ( ) Anggota Penguji : 1. Ari FirmantoS.Psi M.Si ( ) 2. Dr. NidaHasanati, M.Si ( ) 3. Diana Savitri Hidayati, M.Psi ( )

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Latipun. M.Kes Ari FirmantoS.PsiM.Si

Malang, Agustus 2016 Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

(4)

ii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Azhardini Sakinah Hidayat

NIM : 201210230311012

Fakultas / jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/ karya ilmiah yang berjudul :

Konstruksi skala harapan remaja berdasarkan virtues in action-inventory of strenghts

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah / skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan hak bebas royalty non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Malang, Agustus 2016

Mengetahui

Ketua Program Studi Yang menyatakan

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga

senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat,

hinga kepada umatnya sampai akhir zaman. Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu

syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Judul

yang penulis ajukan adalah “Konstruksi Skala Harapan Remaja Berdasarkan Virtues In Action -Inventory of Strengths”.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Tri Dayakisni, Dra., M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Malang.

2. Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang.

3. Dr. Latipun. M.Kes selaku pembimbing I yang selalu dengan sabar memberikan bimbingan,

nasihat, arahan, dan waktunya dalam penyusunan skripsi, yang menurut peneliti sangat besar

jasa dan tuntunannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

4. Ari Firmanto S.Psi M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan motivasi, bimbingan,

arahan, dan waktunya untuk membimbing, dan membantu sepenuh hati segala kesulitan

yang ditemui penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

5. Diana Savitri Hidayati, M.Psi selaku dosen wali dan layaknya seorang ibu yang telah

mencurahkan perhatian, bimbingan, doa, semangat yang sangat berarti bagi penulis dari

awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

6. Kepada seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah

memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

7. Terima kasih kepada ayah saya Drs. H. Taufik Hidayat dan ibu saya Dra. Sitti Rasyidah

(6)

iv

Azhardini Jamilah Hidayat yang selalu menajdi peran penting bagi saya untuk menjadi

motivasi terbesar menuntut ilmu.

8. Terima kasih kepada orang tersayang dan sekaligus calon suami Ainul yakin yang selalu

mendukung saya serta memberikan motivasi.

9. Terima kasih kepada sahabat kuliah Kurniati Primadiani Putri, Intan Purnama Sari, Loviana

Dini Ismayanti, Afinda Amalia

10. Dan semua pihak keluarga psikologi A yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu,

telah banyak memberikan bantuan, semangat, dan do’anya kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran

demi perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan.Meski demikian, penulis berharap semoga

skripsi ini dapatbermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, Agustus 2016

Penulis

(7)

v

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Surat Pernyataan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar isi ... v

Daftar tabel ... vi

Daftar gambar ... vii

Daftar lampiran ... ix

Abstrak ... x

Pendahuluan... 1

Latar Belakang ... 1

Pengembangan dan validasi alat ukur... 4

Definisi Harapan ... 5

Aspek Harapan ... 6

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Harapan ... 7

Metode Penelitian ... 8

Rancangan Penelitian ... 8

Subjek Penelitian ... 8

Variabel dan Instrumen Penelitian ... 8

Prosedur Penelitian ... 9

Hasil Penelitian ... 9

Gambar umum partisipan penelitian ... 10

Penentuan Validitas Isi ... 11

Konsistensi Internal ... 11

Validitas Konstruk ... 13

Validitas Berdasarkan Kriteria ... 16

Diskusi ... 16

Simpulan dan Implikasi ... 18

Refrensi ... 19

(8)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Karakteristik Usia dan Jenis Kelamin ... 10

Tabel 2.Instrument PANJA ... 11

Tabel 3. Analisis Item PANJA ... 12

Tabel 4.Exploratory Factor Analysis(EFA... 14

(9)

vii

DAFTAR GAMBAR

(10)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen PANJA yang belum Baku ……….. 21

Lampiran 2. Instrumen PANJA yang Baku ….……… 23

Lampiran 3. Instrumen VIA Scale ……… 24

Lampiran 4. Uji Tahap 1 ……….. 25

Lampiran 5. Uji Tahap 2 ……….. 28

Lampiran 6. Analysis Factor ……… 29

(11)

ix

KONSTRUKSI SKALA HARAPAN REMAJA BERDASARKAN

VIRTUES IN ACTION-INVENTORY OF STRENGHTS

Azhardini Sakinah Hidayat

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

Azhardinisakinahhidayat @yahoo.com

Setiap remaja punya harapan yang memiliki peranan penting dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupannya.Pengembangan dan validasi alat ukur penting dilakukan guna mengidentifikasi harapan remaja untuk masa depannya. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan dan melakukan validasi instrumen untuk mengukur harapan masa depan pada remaja. Pengukuran dilakukan pada 300 subjek yaitu remaja berusia 14-18 tahun, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang merupakan siswa kelas X-XI pada siswa SMKN3 Pamekasan dengan menggunakan teknik sampling kuota. Hasil dari uji validitas isi diperoleh 32 item yang terbentuk, kemudian uji konsistensi internal diperoleh 10 item yang valid dengan nilai validitas 0,321 – 0,590, dan reliabilitas sebesar 0,725. Hasil uji validitas konstruk mendapatkan nilai KMO analisis faktor eksploratori sebesar 0,665 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. Pada hasil uji validitas konkuren diperoleh nilai korelasi antara Skala PANJA dan VIA scale yaitu r= 0,335 (r > 0,1) dan sig= 0,000 (sig< 0,01)

Katakunci : Konstruksi, Skala Harapan, Remaja

Each teen had expectations have an important role in meeting the challenges of life..Development and validation of measurement tools important in order to identify adolescent hopes for the future.So the purpose of this research to develop and validate an instrument for measuring future expectations in adolescents. Measurements were made on the subject of 300 adolescents aged 14-18 years, male gender and women represent a class X-XI student at SMK3 Pamekasan student using a quota sampling technique. The results of the test content validity was obtained 32 items which are formed, then test the internal consistency obtained 10 valid items with a validity value from 0.321 to 0.590, and reliability of 0.725. The test results of construct validity obtain exploratory factor analysis KMO value of 0.665 with a significant level of 0.000. In the concurrent validity of the test results obtained by the correlation between PANJA and VIA scale Scale is r = 0.335 (r> 0.1) and sig = 0,000 (sig <0.01)

(12)

1

Manusia adalah makluk sosial yang lahir dalam suatu masyarakat dan akan tumbuh untuk berkomunikasi. Ada dua hal yang mendorong individu untuk berkomunikasi dengan sesamanya, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.Kebutuhan hidup itu merupakan suatu keinginan yang tentunya diharapkan bagi setiap manusia (Roberts, 2013).Sejak dilahirkan semua orang memiliki harapannya sendiri, bahkan sebuah embrio pun punya harapan untuk dilahirkan menjadi manusia, setelah lahir bayi punya harapan untuk hidup bahagia. Bukan hanya itu, orang yang akan meninggal juga mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing.Setiap manusiayang mempunyai cita-citamenjadi sukses, pasti akan berfikir mengenai harapan untuk menjadi sukses (Galie and Manes, 2013).

Harapan merupakan keyakinan individu tentang rencana sukses yang dapat dihasilkan untuk mencapai tujuan.Harapan memungkinkan seseorang untuk mengatasi situasi krisis dengan mengharapkan hasil yang positif (Peterson and Seligman, 2004). Oleh karena mengharapkan hasil yang positif, seseorang termotivasi untuk berupaya/berusaha maksimal untuk menghadapi ketidakpastian hasil. Harapan menjadi sesuatu yang hanya dapat dirasakan, tidak berbentuk dan tidak dapat terdefinisikan.Setiap manusia mempunyai harapan yang berbeda bentuk, ukuran, dan kedalamannya. Ketika manusia memiliki harapan, artinya ia memiliki sesuatu yang dituju dan keinginan mencapai tujuan itu. Sehingga dengan harapan, manusia akan terus berusaha menggapai keinginan dan mimpi. Kita tidak boleh meremehkan harapan.Meski harapan tidak terlihat tapi sebenarnya harapan adalah kekuatan yang amat besar. Dengan harapan, kita bisa melakukan apa yang kita inginkan. Kita juga bisa menunggu sepanjang apapun itu jika masih ada harapan di hati.Banyak pekerjaan besar bisa diselesaikan oleh sedikit orang karena adanya harapan.

Fenomena saat ini banyak remaja yang mengabaikan sebuah harapan, padahal harapan menjadi hal yang sangat penting yang membuat remaja terus maju ketika segala sesuatu terasa sulit. Remaja akan selalu merasa gagal ketika tidak ada harapan. Harapan bahwa dalam setiap masalah pasti ada pelajaran yang bisa diambil hikmahnya sehingga remaja bisa menjadi orang yang lebih baik. Harapan bahwa dalam diri setiap remaja ada potensi-potensi yang akan mengantarkan menuju impiannya. Harapan bahwa apapun yang diimpikan pasti bisa diraih. Seperti halnya remaja yang baru belajar menyetir , namun suatu ketika ibu remaja tersebut sedang sakit dan harus dibawa ke rumah sakit. Saat keadaan genting seperti itu sang anak langsung menyetir mobil untuk membawa sang bunda ke rumah sakit dan saat menyetir dia sangat lancar walaupun baru belajar . Dia berharap agar bundanya akan baik-baik saja sehingga dia nekat menyetir mobil walaupun baru belajar. Hal ini membuktikan bahwa keaadaan yang terjadi sebagai kodrat akan memunculkan suatu harapan.

(13)

2

Remaja yang memiliki tingkat harapan tinggi memiliki performa lebih baik dalam sekolah dan atletik (olahraga), memiliki kesehatan yang lebih baik, memiliki kemampuan pemecahan masalah lebih baik, dan dapat menyesuaikan diri secara psikologis (Linley & Joseph, 2004).Harapan juga memiliki peranan penting dalam prestasi.Memiliki harapan yang tinggi dapat membantu individu meraih kesuksesan dalam beberapa area kehidupan (sekolah, dunia kerja, keluarga, dan olahraga).Kemampuan untuk memiliki dan mempertahankan harapan mempunyai peranan penting dalam kesuksesan daripada bakat alami yang dimiliki individu.Individu yang memiliki harapan yang tinggi juga memiliki kaitan dengan kesehatan fisik, mental, dan emosional.Hal ini didukung oleh Mohammadi, Fard, and Heidari (2014) yang menyatakan bahwa hubungan yang kuat juga ditemukan antara harapan dan kemampuan untuk bertahan hidup dan pemulihan dari penyakit atau kecelakaan yang serius.Memiliki harapan sangat penting untuk pemulihan. Tidak ada seorangpun yang akan bekerja keras jika mereka berpikir bahwa hal tersebut adalah usaha yang sia-sia.

Remaja yang memiliki harapan tinggi akan terlibat sepenuhnya dan memiliki energi dalam aktivitas mereka mencapai tujuan. Individu tersebut memiliki keinginan kuat untuk mencoba berbagai solusi atau jalan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan konsentrasi dan perasaan mereka. Sebaliknya, remaja yang memiliki harapan rendah akan berkaitan dengan kecemasan, kemarahan, ketakutan, dan rasa bersalah (Shegefti and Samani, 2014). Dalam teori harapan, individu dengan perasaan marah menunjukkan bahwa mereka percaya mereka telah terhalang untuk mencapai tujuan mereka. Kekurangan pribadi yang disertai dengan kemarahan pada individu dengan harapan yang rendah disebabkan karena mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sehingga terkadang menyebabkan remaja menjadi depresi atau frustasi jika usahanya tidak sesuai dengan harapannya.Hal ini sesuai dengan pernyataan Sembiring dan Fauzia (2012) yaitu kecemasan merupakan keadaan subyektif dimana individu mengkhawatirkan kejadian tertentu.Penelitian menunjukkan bahwa individu yang memiliki harapan tinggi memiliki kecemasan yang lebih rendah.Depresi merupakan keadaan negatif yang meresap dan biasanya tidak memiliki fokus.Individu dengan harapan tinggi dipenuhi dengan energi mental dan ide-ide mengenai pencapaian tujuan sehingga membuat mereka terhindar dari depresi.Sebaliknya, kemarahan pada individu dengan harapan tinggi muncul karena ketidakmampuan untuk menghadapi halangan tersebut. Secara umum, individu yang terhalang ketika mencapai tujuan mereka akan mengalami perasaan marah dan putus asa. Perasaan bersalah dialami karena individu dengan harapan rendah memiliki harapan untuk mencapai tujuan, tetapi mereka tidak mampu melakukannya (Safarzadeh, 2012).Perasaan takut berasal dari fakta bahwa mereka tidak menghadapi atau menghindari hal-hal negatif dalam kehidupan mereka. Bagi mereka, masa depan merupakan hal yang menakutkan karena dapat menyebabkan keadaan yang tidak menyenangkan bagi mereka. Emosi negatif berasal dari evaluasi diri ketika mencoba untuk mencapai tujuan.Persepsi bahwa mereka tidak memiliki kemampuan menyebabkan mereka terperangkap dalam lingkaran evaluasi mengenai kekurangan mereka.

(14)

3

signifikan antara resiliensi keluarga dan harapan pada mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin.Berdasarkan hasil tersebut, penting dilakukan intervensi pengembangan harapan sebagai faktor pendorong terbentuknya resiliensi keluarga.

Pengukuran harapan pada remaja menjadi suatu momen yang penting bagi kehidupan individu, sehingga membuat beberapa siswa mencari bantuan untuk menentukannya baik melalui pihak sekolah maupun institusi lainnya.Saat ini sudah cukup banyak alat ukur psikologis yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran untuk dapat membantu siswa secara optimal. Muncul kebutuhan akan alat ukur praktis yang dapat dipergunakan sebagai alat bantu siswa untuk bisa mengukur harapan yang diidamkan di masa depannya. Hanya saja belum tersedia alat ukur yang dapat digunakan siswa secara praktis untuk membantunya dalam mengukur harapannya di masa akan datang.

Saat ini telah ada beberapa instrument yang digunakan untuk mengukur harapan, misalnya Herth Hope Index (HHI) dan Adult Hope Scale (AHS) yang dikembangkan oleh Syinder (1994).Namun alat ukur tersebut lebih didasarkan atas kondisi dan budaya barat yang kondisi budayanya berbeda dengan yang ada di Indonesia.

Di negara Indonesia masih banyak peneliti yang menggunakan instrumen penelitian yang di buat oleh peneliti-peneliti luar negeri, yang di adaptasi kedalam bahasa Indonesia dan disesuaikan dengan budaya Indonesia. Hasil yang diperoleh dari penelitian-penelitian luar negeri banyak yang berbeda dengan kenyataan yang ada di Indonesia, oleh sebab itu banyak peneliti-peneliti yang meneliti fenomena di Indonesia menggunakan instrumen luar negeri untuk membandingkan hasil serta untuk mengetahui kevalidan instrumen tersebut.Pengembangan instrumen penelitian sangat dibutuhkan untuk menyesuaikan dengan budaya-budaya yang ada di Indonesia. Untuk mengembangkan instrumen yang sesuai dengan budaya di Indonesia, memerlukan ketelitian dan kesabaran, karena dalam menyusun alat ukur sebuah instrumen harus didefinisikan sesuai apa yang akan diukur secara rinci. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sembiring dan Fauzia (2012) yang menyatakan bahwa hasil yang peroleh dari penelitian-penelitian luar negeri banyak yang berbeda dengan kenyataan yang ada di Indonesia, oleh sebab itu banyak peneliti-peneliti yang meneliti fenomena di Indonesia menggunakan instrumen luar negeri untuk membandingkan hasil serta untuk mengetahui kevalidan instrumen tersebut. Tetapi dalam mengadaptasi instrumen memerlukan ketelitian supaya tidak ada kekeliruan dalam pemaknaan oleh setiap subjek, sehingga memperoleh hasil yang valid.

Berkaitan dengan harapan remaja ini, perlunya dilakukan perancangan dan pengembangan instrument atau skala untuk mengukur harapan remaja karena alat ukur di Inodonesiamasih menggunakan instrument yang dibuat oleh peneliti luar negri seperti instrument VIA scale.

Dalam mengukur harapan, VIA scalesudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Namun VIA

scalemasih memiliki kekurangan yaitu item tersebar pada 240 item, jadi jika ingin mengukur harapan saja akan kesusahan, maka perlu melakukan modifikasi VIA scale untuk memudahkan pengukuran. Berdasarkan uraian tersebut, maka saya tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Konstruksi Skala Harapan Remaja Berdasarkan Virtues in Action – Inventory.

(15)

4

Pengembangan dan Validitas Alat Ukur

Dalam melakukan pengembangan terhadap sebuah alat ukur khususnya alat ukur psikologi, ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan . Gable (dalam Yusrizal, 2008), memberikan secara garis besar 15 langkah kerja yang harus ditempuh dalam mengembangkan instrumen, yaitu sebagai berikut: (1) mengembangkan definisi konseptual, (2) mengembangkan definisi operasional, (3) memilih teknik pemberian skala, (4) melakukan review justifikasi butir, yang berkaitan dengan teknik pemberian skala yang telah ditetapkan, (5) memilih format respons atau ukuran sampel, (6) penyusunan petunjuk untuk respons, (7) menyiapkan draf instrumen, (8) menyiapkan instrumen akhir, (9) pengumpulan data ujicoba awal, (10) analisis data ujicoba dengan menggunakan teknik analisis faktor, analisis butir dan reliabilitas, (11) revisi instrumen, (12) melakukan ujicoba final, (13) menghasilkan instrumen, (14) melakukan analisis validitas dan reliabilitas tambahan, dan (15) menyiapkan manual tes.

Syarat utama instrumen yang baik adalah valid dan reliabel. Validitas suatu alat ukur adalah sejauh mana alat ukur itu mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas pada umumnya bersifat tingkat bukan ada atau tidak ada sama sekali. Validitas suatu instrumen juga hanya dilihat dari tujuan tertentu; artinya suatu instrumen dikatakan valid untuk mengukur atribut A tidak harus valid untuk mengukur atribut B. (Widodo, 2006) Dalam pengukuran terhadap atribut psikologis, validitas sebagaimana dijelaskan di atas sangat sulit dicapai.Hal ini dapat dipahami karena pengukuran terhadap variabel psikologis dan sosial mengandung kesalahan yang lebih banyak dari pada pengukuran variabel yang bersifat fisik.Oleh karena sulitnya menentukan validitas yang sebenarnya, maka yang dapat dilakukan adalah mengestimasi validitas instrumen dengan perhitungan tertentu.

Ada tiga tipe validitas, yakni: (1) validitas prediktif, (2) validitas isi, dan (3) validitas konstruk Djaali dan Pudji (2008). Validitas prediktif atau ada juga yang menyebut dengan validitas kriteria terkait dicari mana kala instrumen akan digunakan untuk mengestimasi beberapa bentuk tingkah laku penting yang ada di luar dari hasil pengukuran instrumen itu sendiri. Atau, validitas prediktif diestimasi manakala instrumen dimaksudkan untuk berfungsi sebagai prediktor bagi performansi di waktu yang akan datang. Dalam analisis validitas prediktif, performansi yang hendak diprediksikan disebut dengan kriteria.Besar kecilnya harga estimasi validitas prediktif suatu instrumen digambarkan dengan keofisien korelasi antara prediktor dengan kriteria tersebut.

Validitas isi suatu instrumen adalah sejauh mana butir - butir dalam instrumen itu mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi obyek yang hendak diukur (aspek representasi) dan sejauh mana butir-butir itu mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur (aspek relevansi ). Validitas isi suatu instrumen ditentukan dengan cara mencocokkan apakah butir-butir yang ada di instrumen itu sudah mewakili komponen-komponen yang akan diukur atau belum. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat validitas isi suatu instrumen sedikit-banyak tergantung pada penilaian subyektif individual penilai.Hal ini diperkuat dengan adanya kenyataan bahwa estimasi validitas isi tidak melibatkan perhitungan statistik apapun melainkan hanya menggunakan analisis rasional.

(16)

5

sekumpulan prosedur matematik yang cukup komplek untuk menganalisis saling hubungan di antara variabel-variabel dan menjelaskan saling hubungan itu dalam bentuk kelompok variabel yang terbatas yang disebut faktor. Oleh karenanya validitas yang ditegakkan melalui prosedur analisis faktor disebut sebagai validitas faktorial (Widodo, 2006)

Syarat utama lainnya adalah instrumen itu harus reliabel. Sebenarnya reliabilitas itu mengacu pada konsistensi pengukuran, yaitu bagaimana skor tes atau hasil penilaian yang lain tetap (tidak berubah, sama) dari satu pengukuran ke pengukuran yang lain. Hasil-hasil penilaian hanya memberikan ukuran unjuk kerja terbatas yang diperoleh pada waktu tertentu. Kecuali kalau pengukuran dapat menunjukkan layak konsistensi atas kesempatan yang berbeda, penilai yang berbeda, atau sampel yang berbeda dan domain unjuk kerja yang sama. Hasil penilaian yang konsisten sempurna tidak mungkin dapat diperoleh. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil penilaian Djaali dan Pudji (2008)

Definisi Harapan

Menurut Schrank, Woppmann, Hay, Sibitz, and Lauber (2012) harapan pertama kali didefinisikan sebagai pengetahuan dasar bahwa situasi sulit dapat diatasi dan tujuan dapat dicapai. Kemudianmengembangkan kerangka teori guna mengkonseptualisasikan harapan sebagai suatu ekspektasi bahwa pencapaian tujuan di masa depan dimediasi oleh pentingnya tujuan bagi seseorang dan memotivasi tindakan guna mencapai tujuan tersebut. Pemahaman lain mengenai harapan dikembangkan secara mendalam oleh Snyder. Menurut Snyder, Harris, and Anderson (1991) harapan adalah hasil penjumlahan willpower dan waypower yang dimiliki seseorang untuk mencapai tujuan.Snyder pun menekankan bahwa bagaimana seseorang berpikir dan menginterpretasi lingkungan sekitarnya merupakan kunci dalam memahamiharapan.Harapan yang diarahkan pada tujuan yang ditimbulkan dari dua komponen terpisah, yang pertama adalah mencerminkan tekad seseorang bahwa tujuan dapat dicapai. Kedua diidentifikasi sebagai jalur: keyakinan individu bahwa rencana sukses dapat dihasilkan untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan definisi dari harapan di atas, maka Harapan adalah kemampuan untuk merencanakan jalan keluar dalam upaya mencapai tujuan walaupun adanya rintangan, dan menjadikan motivasi sebagai suatu cara dalam mencapai tujuan. Secara umum dapat disimpulkan pengertian harapan ialah keadaan mental positif pada seseorang dengan kemampuan yang dimilikinya dalam upaya mencapai tujuan pada masa depan.

(17)

6

Harapan merefleksikan persepsi individu terhadap kemampuan untuk mendefinisikan tujuan dengan jelas, berinisiatif dan mempertahankan motivasi untuk menggunakan berbagai strategi dan menggembangkan strategi yang spesifik untuk mencapai tujuan (Robert, 2013).

Aspek-Aspek Harapan

Terdapat tiga komponen harapan yang saling terkait dalam definisi harapan yang dikembangkan Snyder, yaitu tujuan (goals), willpower, dan waypower. Berikut akan dijelaskan ketiga aspek tersebut.

Tujuan(goals)

Tujuan merupakan suatu objek, pengalaman, atau hasil (outcome) yang dibayangkan dan diinginkan dalam pikiran kita (Snyder, 1994). Dalam hal ini dapat dipahami bahwa tujuan adalah sesuatu yang ingin kita dapatkan seperti suatu sasaran atau sesuatu yang ingin kita capai seperti prestasi. Tujuan dapat berupa hal yang bervariasi dari yang paling konkrit seperti menginginkan sepatu baru, hingga yang paling abstrak seperti mencari kebahagiaan atau makna hidup.Tujuan yang ditetapkan seseorang juga dapat merupakan sesuatu yang cepat dicapai atau tujuan yang membutuhkan waktu dalam mencapainya.

Pada konsep harapan adanya tujuan yang penting dan besar merupakan hal yang relevan dibahas di dalamnya. Menurut Snyder (1994) ketika kemungkinan tercapainya tujuan yang diinginkan tidak ada sama sekali (0%) atau sangat pasti dicapai (100%), maka konsep harapan dapat dikatakan tidak relevan. Hal itu dikarenakan konsep harapan yang relevan berada pada tujuan yang terletak di antara hal yang tidak mungkin dicapai dan hal yang mungkin dicapai.

Willpower

Willpower merupakan suatu kekuatan pendorong dalam berpikir penuh harapan (hopeful thinking).Menurut Snyder (1994) willpower adalah energi mental yang sepanjang waktu mendorong seseorang ke arah pencapaian tujuan.

Snyder (1994) menjelaskan willpower memuat keteguhan hati dan komitmen, yang dapat digunakan untuk membantu seseorang ke arah pencapaian tujuan pada suatu saat tertentu.Secara umum willpowerlebih mudah diaktifkan ketika seseorang memahami dan menggambarkan tujuan yang jelas dalam pikirannya.Ketika tujuan tidak jelas, seseorang tidak terdorong untuk maju. Oleh karena itu ketika seseorang telah memperjelas tujuan yang diinginkan, ia akan mengisi pemikirannya dengan pemikiran yang aktif dan kuat.

Kemampuan seseorang menciptakan willpower didasarkan pada bagaimana pengalaman sebelumnya terkait keberhasilan menggerakkan pikiran (mind) dan tubuh dalam mencapai tujuan (Snyder, 1994). Penting untuk dipahami bahwa willpower tidak diperoleh ketika seseorang menjalani hidup dengan mudah terutama ketika tujuan tercapai tanpa hadirnya halangan. Artinya seseorang yang memiliki willpower merupakan seseorang yang telah mampu mengatasi masalah atau kesulitannya di masa lalu.

Waypower

(18)

7

harapan (hopeful thinking). Menurut Snyder (1994) waypoweradalah kapasitas mental yang dapat digunakan untuk menemukan satu atau lebih cara yang efektif guna mencapai tujuan.

Secara umum, seseorang lebih mudah merencanakan strategi efektif dalam mencapai tujuan ketika tujuan yang ingin dicapai telah didefinisikan dengan baik.Hal itu berarti waypower

cenderung terjadi ketika terdapat tujuan yang lebih penting dan jelas.Tujuan yang penting ini tidak hanya mendorong munculnya waypower tetapi juga memunculkan perencanaan yang baik.

Sama seperti willpower, kemampuan seseorang memunculkan waypower didasari pengalaman sebelumnya terkait keberhasilannya menemukan satu atau lebih cara atau strategi dalam mencapai tujuan (Snyder, 1994). Lebih jauh, persepsi seseorang mengenai kemampuannya menemukan cara-cara dalam mencapai tujuan kemungkinan juga diperkaya oleh pengalaman sebelumnya dan pengembangan cara baru menuju tujuan ketika cara yang umumnya digunakan mengalami hambatan. Menurut Snyder (1994) tidak setiap orang dapat mempersepsi bahwa dirinya dapat membuat rencana baru ketika mengalami hambatan pencapaian tujuan, kebanyakan justru merasa terhambat dan tidak mampu berbuat apa-apa.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harapan

Pacico,Bastianello, Zanon, and Hutz (2012) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harapan, yaitu dukungan sosial, kepercayaan religius, dan kontrol.

a. Dukungan Sosial

Harapan memiliki kaitan erat dengan dukungan sosial.Dalam penelitiannya mengenai pasien yang menderita penyakit kronis, mengatakan bahwa keluarga dan teman pada umumnya diidentifikasikan sebagai sumber harapan untuk penderita penyakit kronis dalam beberapa aktivitas seperti mengunjungi suatu tempat, mendengarkan, berbicara dan memberikan bantuan secara fisik.Pacico dkk (2012) mengidentifikasikan pertahanan hubungan peran keluarga sebagai sesuatu yang penting bagi tingkat harapan dancoping. Sebaliknya, kurangnya ikatan sosial diatribusikan sebagai hasil kesehatan yang lebih buruk seperti peningkatan morbidity dan kematian awal. Individu mengekspresikan perasaan tidak berdaya ketika mereka tidak mampu berkomunikasi dengan orang lain.

b. Kepercayaan Religius

(19)

8

c. Kontrol

Mempertahan kontrol merupakan salah satu bagian dari konsep harapan. Mempertahankan kontrol dapat dilakukan dengan cara tetap mencari informasi, menentukan nasib sendiri, dan kemandirian yang menimbulkan perasaan kuat pada harapan individu. Kemampuan individu akan control juga dipengaruhi self-efficacy yang dapat meningkatkan persepsi individuu terhadap kemampuannya akan kontrol. Harapan dapat dikorelasikan dengan keinginan dalam kontrol, kemampuan untuk menentukan, menyiapkan diri untuk melakukan antisipasi terhadap stres, kepemimpinan, dan menghindari ketergantungan.Penelitian menunjukkan bahwa harapan memiliki hubungan yang positif dengan persepsi seseorang mengenai kontrol.Penelitian lainnya menunjukkan bahwa individu yang memiliki sumber internal dalam kontrol memiliki harapan bahwa mereka dapat mengontrol nasib mereka sendiri.Sebaliknya, individu yang memiliki sumber kontrol eksternal berharap untuk dikontrol oleh kekuatan atau paksaan yang berasal dari luar dirinya.

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Rancangan pada penelitian ini adalah menggunakan penelitian kuantitativ untuk melakukan pengembangan serta mengetahui nilai validitas, reliabilitas, dan kualitas dari item pertanyaan tentang mengukur harapan masa depan pada remaja. Menggunakan metode pengembangan model pengembangan teoritik berdasarkan teori yang relevan serta data yang empirik. Dalam penelitian ini validasi dilakukan dengan teknik uji validitas isi (content validity), uji validitas konstrak (construct validity), serta validitas berdasarkan kriteria (criterion-related validity) Djaali dan Pudji (2008)

Subjek Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SMKN 3Pamekasan dengan jumlah subjek sebanyak 300 siswa. Adapun karakteristik subjek yaitu remaja berusia 14-18 tahun, merupakan siswa kelas X – XI.

(20)

9

Variabel dan Instrument Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrument PANJA (harapan remaja) yang dikembangkan sendiri oleh peneliti berdasarkanhasil dari modifikasi dan pengembangan instrument VIA scale.VIA

scalemerupakan instrument pembanding yang digunakan dalam penelitian.VIA scale

merupakan instrument yang dikembangkan oleh Peterson dan Seligaman yang mengungkap tentang karakter-karakter yang dimiliki oleh setiap individu.Pada penelitian ini, hanya mengunakan VIA scalekarakter transcendence aspek harapan yaitu terdiri dari 8 item.

Instrument PANJA hasil dari modifikasi dan pengembanganVIA scaleterdiri dari 32 item yang menjelaskan tentang rencana sukses yang dilakukan oleh remaja, keyakinan / percaya diri remaja untuk sukses, dan usaha remaja untuk mencapai harapan. Dari 32 item yang dikembangkan telah dilakukan try outmenghasilkan 10 item yang diterima.

Instrument PANJA dibuat mengunakan skala likert dengan 5 pilihan jawaban yakni “sangat setuju”, setuju”, ragu-ragu”, tidak setuju”, dan sangat tidak setuju”.Penilaian dilakukan dengan memberi skor pada pilihan jawaban yang diberi centang.Skor yang diberikan mulai dari angka 5 hingga angka 1.Ada tiga alasan menggunakan skala likert. Alasan pertama adalah karena memudahkan responden untuk menjawab kuisioner apakah setuju atau tidak setuju, alasan kedua adalah mudah digunakan dan mudah dipahami oleh responden, dan alasan ketigaadalah secara visual menggunakan skala likert lebih menarik dan mudah diisi oleh responden (Risnita,2012)

Prosedur Penelitian

Prosedur awal dari penelitian ini adalah tahap pertama yaitu tahap persiapan yang mana menetapkan aspek dari VIA scale sebgai aspek yang akan diteliti yang terdiri dari 8 item. Selanjutnya melakukan pengembangan item baru yang dibuat sendiri oleh peneliti dengan jumlah item sebanyak 32 item.

Pada tahap pelaksanaan peneliti melakukan pengambilan data tahap 1 (try out) dengan menyebar angket kepada 30 subjek yang di isi secara lengkap. Kemudian dilakukan uji validitas internal, mereduksi item-item yang gugur sehingga menghasilkan item-item yang valid dengan parameter daya pembeda dapat diterima > 0,30. Selanjutnya peneliti mengabungkan instrument PANJA dengan instrument pembanding yaitu VIA scale yang sudah mempunyai nilai validitas dan reliabilitas yang baik dan valid.Lalu dilakukan pengambilan data tahap 2 (penelitian) dengan menyebarkan kembali angket tersebut kepada 300 subjek kemudian dilakukan analisa.

Analisa data tahap awal dilakukan analisis dengan metode Reliability Analysis untuk menguji validitas item-item dan reliabilitas item. Analisa data tahap ke 2 menggunakan teknik analisis factor jenis Exploratory factor analyisis (EFA) untukmengetahui factor/komponen yang terbentuk pada item-item baru. Analisis data yang terakhir dengan melakukan uji korelasi antara skala baru (PANJA) dengan VIA scaledengan menggunakan

Bivariate Correlation untuk mengetahui hubungan skala PANJA dengan VIA scale.Analisis data menggunakan program IBM SPSS Statistics 21.

(21)

10

berkompeten. Pada tahap uji validitas butir, akan dilihat nilai konsistensi internal (internal consistency) skala PANJA, lalu mereduksi item yang tidak valid. Hal ini diketahui dengan melihat hasil dari nilai Corrected Item-TotalCorrelation ≥ 0,30. Jika ada item yang tidak valid (Corrected Item-TotalCorrelation ≤ 0,30) maka harus dilakukan reduksi item (ekstraksi). Kemudian item yang sudah valid dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Reliabilitas item diuji dengan melihat koefisien alpha dengan melakukan Reliability Analysis, akan dilihat nilai Cronbach’s Alpha> 0,70 sehingga reliabilitasnya dinyatakan tinggi (Sugiyono,2012)

Pada uji validitas konstruk dilakukan dengan teknik analisis faktor jenis Exporatory Factor Analysis (EFA), dengan melihat nilai Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequacy(KMO-MSA) akan menjadi indikator untuk kesesuaian analisis faktor, dengan nilai minimal 0,5. Selanjutnya melihat hasil dari Anti-image Correlation untuk mengetahui bahwa item mampu membentuk faktor dengan nilai ≥ 0,50. Kemudian dilanjutkan dengan analisis keterbentukan item dalam suatu faktor atau komponen dengan melihat nilai Rotated Component Matrix-Varimaxyang tertinggi, untuk mengetahui banyaknya faktor yang terbentuk dan melihat setiap item yang membentuk faktor (Diana, 2012).

Pada uji validitas berdasarkan kriteria, skala PANJA dibandingkan dengan VIA scale

menggunakan teknik analisa data uji korelasi Pearson Product Moment untuk mengetahui hubungan arah antara kedua instrument.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan tiga kategori uji validitas. Pertama menentukan validitas isi (content validity) yakni membuat dan menyususn item-item yang dilanjutkan dengan uji konsistensi internal (internal consistency). Kedua, melakukan validitas konstrak (construct validity) menggunakan teknik analisa faktor yakni uji Exporatory Factor Analysis (EFA) dan yang terakhir yaitu validitas berdasarkan kriteria (criterion-related validity) dengan metode validitas konkuren (concurrent validity). Berikut penjabaran mengenai hasil dari ketiga pengujian.

Gambaran Umum Partisipan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 300 subjek di SMKN 3 PAMEKASAN

Tabel 1. Karateristik usia dan jenis kelamin

Karateristik Jumlah

(22)

11

Diketahui bahwa penelitian ini melibatkan 109 orang (36,3%) partisipan yang berusia 14-15 tahun, 191 orang (63,75%) partisipan yang berusia 16-18 tahun.

Penentuan Validitas Isi (Content Validity)

Uji validitas isi dengan membentuk pernyataan sesuai dengan aspek-aspek mengenai harapan pada remaja.Setiap individu mempunyai harapan yang berbeda-beda sesuai dengan karakter dirinya. Berdasarkan pengembangan yang diperoleh dari beberapa hasil penelitian serta kajian terkait harapan pada remaja, maka dibentuklah 32 item pernyataan pada instrument PANJA yang mengukur aspek harapan remaja , yakni :

Tabel 2.Instrument PANJA

Aspek Pernyataan Favorable Pernyataan Unfavorable

1.Rencana sukses (10), (26), (27), (31) (1), (3), (4), (18) 2.Keyakinan / percaya diri (9), (12), (15), (21), (24),

(28), (32)

(2), (6), (7), (17)

3.Keinginan (11), (19),(29),(8) (13), (14)

4.Usaha (5), (16), (23), (25), (30) (20), (22)

Konsistensi Internal (Internal Consistency)

(23)

12

Tabel 3. Analisis Item PANJA

NO PERNYATAAN SS S RG TS STS

1. Saya tidak akan melanjutkan kuliah maupun bekerja

2. Saya masih bingung dengan apa yang menjadi keinginan saya

3. Saya tidak perlu merencanakan apa-apa untuk masa depan saya

4. Saya tidak punyak target apapun untuk masa depan saya

5. Saya mengenal dunia kerja setelah mendapat bimbingn di sekolah

6. Saya belum bisa memutuskan, apakah setelah lulus nanti akan melanjutkan kuliah atau tidak.

7. Saya belum bisa memutuskan akan melanjutkan di bidang apa setelah lulus nanti.

8. Saya meiliki tujuan yang jelas tentang masa depan saya

9. Saya yakin akan berhasil dengan cara saya sendiri

10. Saya selalu mengharapkan yang terbaik

11. Saya harus bisa menjadi sukses seperti kesuksesan orang lain

12. Saya merasa harapan saya dapat terwujud dengan baik

13. Saya tidak punya target apapun untuk masa depan saya

14. Saya belum memikirkan hal-hal yang menyangkut keinginan saya di masa mendatang

15. Saya tidak pernah berfikir tentang kegagalan pada diri saya

16. Saya rajin belajar supaya dapat melanjutkan keperguruan tinggi favorite saya

17. Bagi saya kegagalan itu adalah hal yang biasa jadi tidak perlu ada evaluasi diri

18. Saya tidak terlalu memikirkan tentang masa depan saya

19. Saya berkeinginan besar untuk sukses

20. Usaha yang saya lakukan tidak menjamin saya akan sukses

21. Saya merasa bahwa persaingan dunia kerja semakin berat

22. Tanpa usaha saya yakin bisa sukses

23. Saya rajin belajar agar keinginan saya tercapai

24. Saya merasa harapan itu adalah hal yang penting

25. Saya berusaha dengan keras agar harapan saya bisa tercapai

26. Saya memili kesadaran menyelesaikan tugas secara maksimal untuk memenuhi harapan yang saya inginkan

27. Saya benar-benar serius mempertimbangkan berbagai kemungkinan mengenai harapan saya di masa mendatang

28. Saya percaya bahwa yang saya lakukan adalah yang terbaik

29. Saya tetap berharap akan meraih masa depan yang terbaik walaupun penuh tantangan

30. Saya mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah

31. Saya harus bisa menjadi sukses seperti kesuksesan orang lain

32. Saya sangat teliti dalam mengerjakan pekerjaan apapun

Corrected Item Total Correlations

Ket :‘’Tanda bintang **’’ item yang valid

(24)

13

kesimpulannya tahap uji validitas butir instrument PANJA pada aspek harapan masa depan remaja memiliki validitas yang baik dengan nilai internal konsistensi yang tinggi pada item-item instrument.

Validitas Konstrak (Construct Validity)

Pada uji validitas konstrak menggunakan teknik analisis faktor eksploratori (EFA), diperoleh nilai KMO (Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequacy) sebesar 0,665 dengan signifikansi 0.000. Nilai KMO 0,665 berada di atas 0,5 dan signifikansi 0.000 maka dikatakan bahwa instrumen memiliki kesesuaian analisis faktor yang baik. Pada tabel total variance explained terdapat 10 butir yang dimasukkan ke dalam analisis faktor didapatkan nilai akar karakteristik (Initial Eigenvalues) di atas 1 (≥1) ada sebanyak 4 faktor, jumlah ini sama dengan yang diestimasikan yaitu 4 faktor. Sedangkan untuk nilai KMO MSA sebesar 0,665 yang dapat dikatakan baik, selanjutnya nilai Bartlett’s test of Sphericity sebesar 531.223 dengan derajad kebebasan (df) sebesar 45 dan signifikan (sig) sebesar 0.000 sehingga dapat dikatakan baik. Maka dapat disimpulkan bahwa instrumen PANJA untuk mengetahui harapan remaja adalah valid.

Selanjutnya tampilan scree plot merupakan penjelasan dari tabel total variance explained

dalam bentuk grafik. Diagram scree plot menunjukkan bagaimana kecenderungan penurunan nilai eigen (eigenvalues) yang dipakai untuk menentukan secara subjektif banyaknya faktor yang dipakai (Yusrizal,2008). Gambar 1 berupa scree plot yang menunjukkan muatan faktor yang terbentuk sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa skala PANJA untuk mengukur harapan remaja membentuk 4 componen.

Gambar 1.Scree plot Eigenvalues

(25)

14

Tabel 4.Exploratory Factor Analysis(EFA)

Item Pernyataan Anti- Factor Komponen

Image Loadings /Faktor

Matrices

P.1 Saya tidak akan melanjutkan kuliah .794 .557 Faktor 1:

maupun bekerja

P.2 Saya masih bingung dengan apa yang .666 .851 Rencana

menjadi keinginan saya Sukses

P.3 Saya tidak punyak target apapun untuk .740 .755 masa depan saya

P.7 Saya tidak pernah berfikir tentang .559 .810 Faktor 2: kegagalan pada diri saya

P.8 Saya rajin belajar supaya dapat .630 .809 Keyakinan

melanjutkan keperguruan tinggi favorite saya

P.5 Saya yakin akan berhasil dengan cara .568 .811

Saya sendiri Faktor 3:

Keinginan P.6 Saya belum memikirkan hal-hal yang .633 .859

menyangkut keinginan saya di masa mendatang

P.4 Saya memiliki tujuan yang jelas tentang

masa depan saya .637 .573 Faktor 4:

P.9 Saya berusaha dengan keras agar .656 .679 Usaha

harapan saya bisa tercapai

P.10 Saya memiliki kesadaran menyelesaikan .668 .759 tugas secara maksimal untuk memenuhi

harapan yang saya inginkan Catatan : Rangkuman dari analisis faktor

Dilihat dari tabel 4 bahwa terdapat 4 faktor sebaran. Hal ini sama dengan harapan peneliti yang mengharapkan ada 4 faktor. Maka item-item pada instrument PANJA dikelompokkan secara spesifik. Dalam penyebarannya, terdapat 3 item yakni item 1, item 2, dan item 3 yang berada pada faktor yang sama yakni faktor 1yang merupakan rencana sukses oleh remaja. Sedangkan item 7 dan item 8 berada pada faktor yang sama yaitu faktor 2 yang merupakan rasa keyakinan remaja dalam memenuhi harapannya . Kemudian item 5 dan item 6 berada pada faktor yang sama yaitu faktor 3 yang merupakan keinginan remaja sesuai dengan harapannya. Dan yang terakhir pada item 4, item 9, dan item 10 berada pada faktor yang sama yakni faktor 4 yang merupakan usaha remaja untuk mencapai harapannya.

(26)

15

confirmatory factor analysis (CFA) melalui metode maximum likelihood (ML) untuk menguji apakah jumlah faktor yang diperoleh secara empiris sesuai dengan jumlah faktor yang telah disusun secara teoritik di dalam butir instrument. Hasil uji confirmatory factor analysis(CFA) melalui metode maximum likelihood (ML) dijelaskan pada tabel 5.

Tabel 5.Confirmatory Factor Analysis(CFA)

Item Pernyataan Anti- Factor Komponen

Image Loadings /Faktor

Matrices

P.1 Saya tidak akan melanjutkan kuliah .794 .568 Faktor 1:

maupun bekerja

P.3 Saya tidak punyak target apapun untuk .740 .579 Rencana

masa depan saya Sukses

P.10 Saya memiliki kesadaran menyelesaikan .668 .488 tugas secara maksimal untuk memenuhi

harapan yang saya inginkan

P.2 Saya masih bingung dengan apa yang .666 .610 menjadi keinginan saya

P.5 Saya yakin akan berhasil dengan cara .568 .551 Faktor 2 Saya sendiri

P.7 Saya tidak pernah berfikir tentang .559 .761 Keyakinan kegagalan pada diri saya

P.4 Saya meiliki tujuan yang jelas tentang .637 .667

Masa depan saya Faktor 3:

Keinginan P.6 Saya belum memikirkan hal-hal yang .633 .563

menyangkut keinginan saya di masa mendatang

P.8 Saya rajin belajar supaya dapat .630 .674 Faktor 4:

melanjutkan keperguruan tinggi favorite saya Usaha

P.9 Saya berusaha dengan keras agar .656 .885

harapan saya bisa tercapai

Pada Rotated Componen matrix menunjukkan bahwa tidak adanya item PANJA yang melewati muatan fakor “cut of point” < 0,30. Muatan faktor yang terbesar yaitu pada item 9 dengan nilai 0,885 dan yang terkecil pada item 10 dengan nilai 0,488.Sehingga semua item pernyataan yang telah difaktorkan dinyatakan valid seperti yang dijelaskan pada tabel 5 di atas.

(27)

16

item 3, dan item 10 yang berada pada faktor yang sama yakni faktor 1 yang merupakan rencana sukses oleh remaja. Sedangkan item 2, 5, dan item 7 berada pada faktor yang sama yaitu faktor 2 yang merupakan rasa keyakinan remaja dalam memenuhi harapannya . Kemudian item 4 dan item 6 berada pada faktor yang sama yaitu faktor 3 yang merupakan keinginan remaja sesuai dengan harapannya. Dan yang terakhir pada item 8 dan item 9 berada pada faktor yang sama yakni faktor 4 yang merupakan usaha remaja untuk mencapai harapannya. Sebaran item pada hasil uji confirmatory factor analysis (CFA) melalui metode

maximum likelihood (ML) sama dengan sebaran item di dalam butir instrument yang telah disusun sebelumnya oleh peneliti yang tersaji pada tabel 2. Hal ini sama dengan pernyatan Yusrizal (2008) yang menyatakan bahwa ada dua pendekatan ketika melakukan analisis faktor yaitu : (1) pendekatan Exploratory factor Analysis (EFA) melalui metode principal component analysis (PCA), yang digunakan untuk melihat berapa banyak faktor yang dibutuhkan untuk menjelaskan hubungan antara seperangkat indikator dengan cara mengamati besarnya muatan faktor, dan (2) Pendekatan confirmatory factor analysis (CFA) melalui metode maximum likelihood(ML), yang digunakan untuk menguji apakah jumlah faktor yang diperoleh secara empiris sesuai dengan jumlah faktor yang telah disusun secara teoritik di dalam butir instrument. Selain itu untuk mengetahui apakah jumlah faktor yang telah diekstraksi dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara indikator secara signifikan.

Validitas Berdasarkan Kriteria (Criterion-Related Validity)

Pada uji validitas berdasarkan kriteria menggunakan jenis validitas konkuren (concurrent validity). Analisis pada tahap ini menggunakan uji korelasi produk momen (product moment validity), diperoleh nilai Pearson Correlation sebesar 0,335 dengan nilai signifikan 0,000 (sig(2-tailed)<0,01) yang berarti ada pengaruh (signifikan) antara VIA-scale dan skala PANJA. Tanda positif menunjukkan bahwa korelasi yang terjadi antara VIA-scale dan skala PANJA adalah hubungan yang searah.Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan

Via-scaledengan skala PANJA adalah kuat, signifikan, dan searah.

DISKUSI

Validitas konstruk dilakukan untuk mengetahui adanya korelasi antara item-item alat ukur dengan teoritik yang mendasari penyusunan alat tes tersebut. Untuk memperoleh validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor yang dilakukan menggunakan pendekatan eksploratory (exploratory factor analysis) melalui metode principal component analysis

(PCA) untuk melihat berapa banyak faktor yang terbentuk dari hubungan antara item-item tersebut. Hasil dari analisis faktor menunjukkan bahwa 10 item PANJA dapat membentuk 4 faktor yakni faktor pertama adalah aspek rencana sukses pada item 1,2, dan 3. Faktor kedua adalah aspek keyakinan pada item 7 dan 8.Faktor ketiga adalah aspek keinginan pada item 5 dan 6.Dan faktor keempat adalah aspek usaha pada item 4, 9, dan 10.

Berdasarkan hasil uji Exploratory factor Analysis(EFA) melalui metode principal component analysis (PCA) terbentuk 4faktor. Hasil ini sesuai dengan jumlah faktor yang telah disusun oleh peneliti di dalam butir instrument. Tetapi sebaran item dalam butir instrument yang disusun tidak sesuai dengan sebaran item hasil dari uji Exploratory factor Analysis (EFA) melalui metode principal component analysis(PCA). Maka dilakukan uji dengan pendekatan

(28)

17

menguji apakah jumlah faktor yang diperoleh secara empiris sesuai dengan jumlah faktor yang telah disusun secara teoritik di dalam butir instrument.

Hasil pendekatan confirmatory factor analysis (CFA) melalui metode maximum likelihood

(ML) bahwa terdapat 4 faktor sebaran. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah faktor yang diperoleh secara empiris sesuai dengan jumlah faktor yang telah disusun secara teoritik di dalam butir instrument yang disajikan pada tabel 2. Maka item-item pada instrument PANJA dikelompokkan secara spesifik. Dalam penyebarannya, terdapat 3 item yakni item 1, item 3, dan item 10 yang berada pada faktor yang sama yakni faktor 1 yang merupakan rencana sukses oleh remaja. Sedangkan item 2, 5, dan item 7 berada pada faktor yang sama yaitu faktor 2 yang merupakan rasa keyakinan remaja dalam memenuhi harapannya . Kemudian item 4 dan item 6 berada pada faktor yang sama yaitu faktor 3 yang merupakan keinginan remaja sesuai dengan harapannya. Dan yang terakhir pada item 8 dan item 9 berada pada faktor yang sama yakni faktor 4 yang merupakan usaha remaja untuk mencapai harapannya. Sebaran item pada hasil uji confirmatory factor analysis (CFA) melalui metode maximum likelihood (ML) sama dengan sebaran item di dalam butir instrument yang telah disusun sebelumnya oleh peneliti yang tersaji pada tabel 2. Hal ini sesuai dengan pernyataan Diana (2012) yang menyatakan bahwa pendekatan confirmatory factor analysis (CFA) melalui metode maximum likelihood (ML), yang digunakan untuk menguji apakah jumlah faktor yang diperoleh secara empiris sesuai dengan jumlah faktor yang telah disusun secara teoritik di dalam butir instrument. Selain itu untuk mengetahui apakah jumlah faktor yang telah diekstraksi dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara indikator secara signifikan.

Uji validitas berdasarkan kriteria merupakan teknik validasi yang menggunakan tes yang akan diuji validasinya disebut sebagai predictor. Statistic yang diperlukan dalam pengujian ini adalah koefisien korelasi antara skor tes sebagai predictor dan skor suatu kriteria yang relevan dan sesuai. Menggunakan jenis validitas konkuren untuk menguji kesesuaian fungsi skala yang sudah divalidasi dengan instrument lain yang relevan serta teruji psikometriknya. Uji korelasi pearson product momen menggunakan formula koefisien yang memperoleh hasil lebih besar dari 0,1 (r > 0,1) dengan tingkat signifikan lebih kecil dari 0,01 (sig < 0,01).

Sehingga hasil uji korelasi antara skala PANJA dan VIA scale memiliki arah yang positif karena memperoleh angka berkisar antara 0,00 dan +1,00 (r = 0,335) serta memiliki hubungan yang rendah dengan koefisien korelasi positif (interval koefisien 0,20 – 0,399). Ini bermakna bahwa antara skala PANJA dan VIA scale memiliki arah hubungan yang searah, sedangkan nilai signifikan 0,000 (sig(2-tailed)<0,01) yang berarti ada pengaruh (signifikan) antara

VIA-scale dan skala PANJA, yang artinya terdapat korelasi atau terdapat hubungan antara

VIA-scale dan skala PANJA. Besarnya keterikatan atau korelasi antar keduanya adalah positif sebesar 0,335. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pacico,Bastianello, Zanon, and Hutz (2012) yang menyatakan bahwa secara umum angka signifikansi yang digunakan sebesar (0,01, 0,05, dan 0,1). Angka signifikansi 0,01 bermakna bahwa tingkat kepercayaan untuk memperoleh kebenaran dalam riset sebesar 99%. Ketika angka signifikansi sebesar 0,05 maka tingkat kepercayaan sebesar 95%. Jika angka signifikansi sebesar 0,1 maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 90%. Jika nilai probabilitas (p=0,05) lebih kecil atau sama dengan nilai signifikansi (p≤ sig), maka tidak signifikan atau tidak ada pengaruh antara variabel. Sebaliknya ketika nilai probabilitas (p=0,05) lebih besaratau sama dengan nilai signifikansi (P

(29)

18

Hasil dari penelitian ini bahwa instrumen PANJA telah memenuhi persyaratan sebagai instrument untuk mengukur aspek harapan pada remaja, karena telah melakukan tahapan uji validitas dan reabilitas dengan berbagai teknik dan metode.Namun dalam melakukan pengembangan instrument PANJA masih memiliki beberapa kelemahan, yakni dengan jumlah subjek yang masih minim sehingga belum mampu mewakili seluruh remaja di Indonesia. Pengambilan subjek juga hanya pada satu daerah dengan latar belakang yang sama. Selain itu, pengembangan Instrumen Harapan tidak berdasarkan tahapan penelitian pengembangan instrumentasi yang seharusnya, yakni dengan melakukan uji coba secara berkali-kali dan melakukan reduksi serta revisi item yang tidak valid lalu diujikan kembali hingga mendapatkan item-item yang mempunyai kualitas yang tinggi.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Kesimpulan dari penilitian adalah instrument yang dibuat memiliki internal konsistensi yang tinggi dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,725 dan validitas item berkisar antara 0,329– 0,501. Hasil uji analisis faktor menunjukkan instrument PANJA terbagi menjadi 4 faktor yakni aspek rencana sukses, aspek keyakinan, aspek keinginan, dan aspek usaha. Hasil uji korelasi antara instrument PANJA dan VIA scalememiliki hubungan yang searahdan ada pengaruh (signifikan) antara VIA-scale dan skala PANJA yang berarti bahwa dalam PNJA dan VIA-scale memiliki kriteria yang sama dalam mengukur harapan. Dengan demikian instrument PANJA sudah layak menjadi instrument, karena telah memenuhi persyaratan sebagai instrument untuk mengukur aspek harapan pada remaja yang telah dilakukan tahapan uji validitas dan reliabilitas.

(30)

19

REFERENSI

Choe, K. (2013). Development and preliminary testing of the schizophrenia hope scale, a brief scale to measure hope in people with schizophrenia. International Journal of Nursing Studies,51(14) 927–933

Diana, D. (2012). Principal component analysis vs. exploratory factor analysis.Social and Behavioral Sciences Journal, 20(3) 1-11

Djaali & Muljono, P. (2008). Pengukuran dalam bidang pendidikan. Jakarta: PT Grasindo

Galie, N and Manes, A. (2013). New treatment strategies for pulmonary arterial hypertension, hope or hypes . Journal of the American College of Cardiology,62(12) 1101-1102

Ghezelseflo, M and Esbati, M. (2013).Effectiveness of hope-oriented group therapy on improvingquality of life in HIV male patients.Social and Behavioral Sciences journal, 84(13 ) 534 – 537

Hedayati, M and Khazaei, M .(2014). An investigation of the relationship between depression, meaning in life adult hope.Social and Behavioral Sciences Journal,114

(14) 598 – 601

Linley,P.A& Joseph, S. (2004). Positive change following trauma and adversity :a review. Journal of Traumatic Stress, 17(1) 11-21

Mohammadi, F., Fard, F.D., and Heidari, H. (2014).Effectiveness of logo therapy in hope of life the women depression.Social and Behavioral Sciences Journal, 159(14)

643-646

Pacico, J.C., Bastianello,M.R., Zanon, C., and Hutz, C.S. (2012). Adaptation and validation of the dispositional hope scale for adolescents. Reflexao e Critica journal, 26(3), 488-492

Peterson, C. & Seligman, M.E.P (2004).Character strenghts and virtues:a handbook and classification. Oxford University Press and Washington, DC : American Psychological Association

Pramita, A. (2012). Harapan (hope) pada remaja penyandang thalassaemia mayor.(Skripsi. Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, Jakarta)

Risnita.(2012). Pengembangan skala model likert.Edu-Bio jurnal, 3(2), 86-99

Roberts, D.J. (2013). New hope for prevention of preterm delivery.the American journal of pathology,183(2) 330-332

(31)

20

Schrank, B., Woppmann, A., Hay, A.G., SIbitz, I., and Louber, C. (2012).Validation of the integrative hope scale in people with psychosis.Psychiatry Research journal,198

(12), 395–399

Sembiring, E.A & Fauzia, R. (2012).Hope of marital success in individuals who did the same-clan marriage in Batak ethnic.Journal Predicara, 1 (2) 1-11

Shabhati, P.N. (2012). Hubungan antara resiliensi keluarga dan harapan pada mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin.(Skripsi, fakultas psikologi Universitas Indonesia, Jakarta)

Shegefti, N.S and Samani, S. (2011). Psychometric properties of the academic hope scale: Persian form. social and behavioral sciences journal, 30 (11) 1133 – 1136

Sugiyono.(2012). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sunqiwu, Kokmun, and Wang, C. (2012). A Validation study on a new chinese version of the dispositional hope scale. Journals Permissions,45(2) 133–148

Synder, C. R. (1994). The psychology of hope. New York: Free Press

Synder,C.R., Harris, C and Anderson, J.R. (1991). The will and the ways: development and validationof an individual-differences measure of hope. Journal of Personality and Social Psychologym,60(4) 570-585

Widodo, P.B. (2006). Reliabilitas dan validitas konstruk skala konsep diri untuk mahasiswa indonesia. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro,3(1) 1-9

(32)

21

LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen “PANJA” yang belum baku Petunjuk Pengisian :

Berikut ini adalah sejumlah pertanyaan mengenai identitas saudara.Isi dan pilihlah pertanyaan

sesuai dengan identitas anda yang sebenarnya.

Isilah identitas Saudara di bawah ini

1. Nama (optional) :

...

2. Berapa usia Anda dan jenis kelamin?

Usia ... Tahun

Jenis Kelamin Pria/Wanita

Petunjuk Pengisian Skala :

1. Berilah tanda √ pada kolom disebelah kanan pernyataa sesuai dengan keyakinan saudara

SS : menyatakan saudara sangat setuju dengan pernyataan

S : menyatakan saudara setuju dengan pernyataan

RG : menyatakan saudara ragu-ragu dengan pernyataan

TS : menyatakan saudara tidak setuju dengan pernyataan

(33)

22

2. Jawablah semua pertanyaan tanpa ada yang terlewati.

NO PERNYATAAN SS S RG TS STS

1. Saya tidak akan melanjutkan kuliah maupun bekerja

2. Saya masih bingung dengan apa yang menjadi keinginan saya

3. Saya tidak perlu merencanakan apa-apa untuk masa depan saya

4. Saya tidak punyak target apapun untuk masa depan saya

5. Saya mengenal dunia kerja setelah mendapat bimbingn di sekolah

6. Saya belum bisa memutuskan, apakah setelah lulus nanti akan melanjutkan kuliah atau tidak.

7. Saya belum bisa memutuskan akan melanjutkan di bidang apa setelah lulus nanti.

8. Saya meiliki tujuan yang jelas tentang masa depan saya

9. Saya yakin akan berhasil dengan cara saya sendiri

10. Saya selalu mengharapkan yang terbaik

11. Saya harus bisa menjadi sukses seperti kesuksesan orang lain

12. Saya merasa harapan saya dapat terwujud dengan baik

13. Saya tidak punya target apapun untuk masa depan saya

14. Saya belum memikirkan hal-hal yang menyangkut keinginan saya di masa mendatang

15. Saya tidak pernah berfikir tentang kegagalan pada diri saya

16. Saya rajin belajar supaya dapat melanjutkan keperguruan tinggi favorite saya

17. Bagi saya kegagalan itu adalah hal yang biasa jadi tidak perlu ada evaluasi diri

18. Saya tidak terlalu memikirkan tentang masa depan saya

19. Saya berkeinginan besar untuk sukses

20. Usaha yang saya lakukan tidak menjamin saya akan sukses

21. Saya merasa bahwa persaingan dunia kerja semakin berat

22. Tanpa usaha saya yakin bisa sukses

23. Saya rajin belajar agar keinginan saya tercapai

24. Saya merasa harapan itu adalah hal yang penting

25. Saya berusaha dengan keras agar harapan saya bisa tercapai

26. Saya memili kesadaran menyelesaikan tugas secara maksimal untuk memenuhi harapan yang saya inginkan

27. Saya benar-benar serius mempertimbangkan berbagai kemungkinan mengenai harapan saya di masa mendatang

28. Saya percaya bahwa yang saya lakukan adalah yang terbaik

29. Saya tetap berharap akan meraih masa depan yang terbaik walaupun penuh tantangan

30. Saya mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah

31. Saya harus bisa menjadi sukses seperti kesuksesan orang lain

(34)

23

Lampiran 2. Instrumen “PANJA” yang baku Petunjuk Pengisian :

Berikut ini adalah sejumlah pertanyaan mengenai identitas saudara.Isi dan pilihlah pertanyaan

sesuai dengan identitas anda yang sebenarnya.

Isilah identitas Saudara di bawah ini

1. Nama (optional) :

...

2. Berapa usia Anda dan jenis kelamin?

Usia ... Tahun

Jenis Kelamin Pria/Wanita

Petunjuk Pengisian Skala :

3. Berilah tanda √ pada kolom disebelah kanan pernyataa sesuai dengan keyakinan saudara

SS : menyatakan saudara sangat setuju dengan pernyataan

S : menyatakan saudara setuju dengan pernyataan

RG : menyatakan saudara ragu-ragu dengan pernyataan

TS : menyatakan saudara tidak setuju dengan pernyataan

STS : menyatakan saudara sangat tidak seyju dengan pernyataan

4. Jawablah semua pertanyaan tanpa ada yang terlewati.

NO PERNYATAAN SS S RG TS STS

1. Saya tidak akan melanjutkan kuliah maupun bekerja

2. Saya masih bingung dengan apa yang menjadi keinginan saya

3. Saya tidak punyak target apapun untuk masa depan saya

4. Saya meiliki tujuan yang jelas tentang Masa depan saya

5. Saya yakin akan berhasil dengan cara saya sendiri

6. Saya belum memikirkan hal-hal yang menyangkut keinginan saya di masa mendatang

7. Saya tidak pernah berfikir tentang kegagalan pada diri saya

8. Saya rajin belajar supaya dapat melanjutkan ke perguruan tinggi favorite saya

9. Saya berusaha dengan keras agar harapan saya bisa tercapai

10. Saya memiliki kesadaran menyelesaikan tugas secara maksimal untuk memenuhi harapan yang saya

(35)

24

Lampiran 3. Instrument pembanding VIA Scale Petunjuk Pengisian :

Berikut ini adalah sejumlah pertanyaan mengenai identitas saudara.Isi dan pilihlah pertanyaan

sesuai dengan identitas anda yang sebenarnya.

Isilah identitas Saudara di bawah ini

1. Nama (optional) :

...

2. Berapa usia Anda dan jenis kelamin?

Usia ... Tahun

Jenis Kelamin Pria/Wanita

Petunjuk Pengisian Skala :

3. Berilah tanda √ pada kolom disebelah kanan pernyataa sesuai dengan keyakinan saudara

SS : menyatakan saudara sangat setuju dengan pernyataan

S : menyatakan saudara setuju dengan pernyataan

RG : menyatakan saudara ragu-ragu dengan pernyataan

TS : menyatakan saudara tidak setuju dengan pernyataan

STS : menyatakan saudara sangat tidak seyju dengan pernyataan

4. Jawablah semua pertanyaan tanpa ada yang terlewati.

NO PERNYATAAN SS S RG TS STS

1. Saya tidak akan melanjutkan kuliah maupun bekerja

2. Saya masih bingung dengan apa yang menjadi keinginan saya

3. Saya tidak punyak target apapun untuk masa depan saya

4. Saya meiliki tujuan yang jelas tentang Masa depan saya

5. Saya yakin akan berhasil dengan cara saya sendiri

6. Saya belum memikirkan hal-hal yang menyangkut keinginan saya di masa mendatang

7. Saya tidak pernah berfikir tentang kegagalan pada diri saya

8. Saya rajin belajar supaya dapat melanjutkan ke perguruan tinggi favorite saya

9. Saya berusaha dengan keras agar harapan saya bisa tercapai

10. Saya memiliki kesadaran menyelesaikan tugas secara maksimal untuk memenuhi harapan yang saya

(36)

25

Lam piran 4. Uji Tahap 1

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

(37)
(38)

27

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.742 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

ITEM9 60.73 37.375 .352 .728

ITEM10 61.73 33.651 .590 .701

ITEM12 60.57 37.357 .321 .730

ITEM16 60.27 38.133 .448 .725

ITEM17 60.53 34.189 .484 .712

ITEM22 61.03 33.620 .560 .703

ITEM23 62.20 48.717 -.471 .834

ITEM24 60.53 38.326 .435 .726

ITEM33 60.07 39.306 .411 .731

(39)

28

Lam piran 5. Uji Tahap 2

N %

Cases Valid 300 100.0

Excludeda 0 .0

Total 300 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based

on Cronbach's Standardized

Alpha Items N of Items

.784 .725 10

Item-Total Statistics

Scale Corrected Squared Cronbach's

Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted

Skala 2.1 32.3067 18.621 .348 .259 .313

Skala 2.2 32.2567 19.108 .492 .240 .303

Skala 2.3 32.2767 17.860 .344 .306 .269

Skala 2.4 31.8533 23.718 -.339 .111 .451

Skala 2.5 32.3467 18.522 .367 .361 .305

Skala 2.6 32.1700 17.767 .329 .366 .273

Skala 2.7 31.6800 25.175 -.471 .344 .495

Skala 2.8 31.5800 24.372 -.501 .299 .476

Skala 2.9 32.0700 17.631 .388 .271 .252

Gambar

Gambar umum partisipan penelitian .......................................................................................10
Tabel 5.Confirmatory Factor Analysis (CFA) ........................................................................15
Gambar 1.Scree Plot Elgenvalvis.............................................................................................................
Tabel 1.  Karateristik usia dan jenis kelamin
+6

Referensi

Dokumen terkait

Packer merupakan suatu peralatan yang dapat digunakan untuk membentuk suatu sistem penyekat di dalam lubang bor, sehingga dapat membatasi bagian-bagian tanah/batuan

e. Alat, adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sumber belajar, merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh (Megawe, 2013), dan (Marcussen, 2014), tools yang dapat digunakan untuk menyelesaikan kasus positioning adalah

Alat bukti yang diajukan oleh terdakwa adalah untuk menguntungkan diri terdakwa sendiri dan dapat digunakan untuk mempengaruhi keyakinan hakim terhadap diri terdakwa yang

Problem-based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran alternatif yang dapat digunakan dalam pengajaran Bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan

Perilaku nyumbang kemungkinan juga merupakan bentuk pertukaran sosial ( social exchange ), yang memandang bahwa perilaku menolong dapat memberikan keuntungan bagi

c) Program yang diusulkan merupakan program yang berkaitan dengan pendampingan untuk penguatan kelompok masyarakat dalam melaksanakan aksi adaptasi perubahan iklim dan

“Aqilacourse”, n.d Cara menyusun silabus, RPP pada kurikulum 2013 yang diintegrasikan dengan modul ajar dalam IKM dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut: Silabus adalah