• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBERMAKNAAN HIDUP PENDERITA HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) / ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME (AIDS) (Studi Kasus pada ODHA Ibu Rumah Tangga)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEBERMAKNAAN HIDUP PENDERITA HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) / ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME (AIDS) (Studi Kasus pada ODHA Ibu Rumah Tangga)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap peristiwa terutama yang sifatnya ekstrim akan dialami oleh manusia sedikit banyak akan membawa perubahan dalam kehidupan selanjutnya. Salah satu peristiwa yang kurang menguntungkan yang mungkin dialami oleh sebagian orang adalah mengidap HIV/AIDS. Masalah HIV dan AIDS dapat mengancam seluruh lapisan masyarakat, dari berbagai kelas ekonomi, usia, maupun jenis kelamin. Jumlah penderita HIV/AIDS pun makin meningkat. Meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS selain tidak mau melakukan VCT (voluntary counseling and testing) juga disebabkan edukasi masyarakat mengenai HIV/AIDS.

AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. AIDS didefinisikan sebagai suatu kumpulan gejala penyakit yang disebabakan menurunnya sistem kekebalan tubuh karena virus HIV. HIV itu sendiri merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. HIV menyerang sistem kekebalan tubuh yang

fungsinya melindungi tubuh dari serangan penyakit.

Data dinas kesehatan Surabaya menyebutkan, sejak 2004 hingga Juni 2009

jumlah penderita dan kasus HIV/AIDS yang tercatat sebanyak 3.278 orang. Sedangkan pada tahun 2009 ditemukan 199 kasus HIV/AIDS di Jombang. Dari jumlah tersebut 122 orang meninggal dunia. Kenaikan penderita HIV/AIDS sekarang justru ditemukan dikelompok resiko rendah yaitu ibu – ibu ramah tangga.

(2)

2

“Masalah HIV/ AIDS adalah persoalan yang serius. Bukan hanya persoalan kaum marjinal, pelacur, waria atau pengguna Napza suntik. Bahkan dalam perkembangan terkini, penyakit ini tidak mengenal strata, bahkan juga menghinggapi kaum wanita, ibu rumah tangga baik-baik, bahkan remaja putri. Tapi sayang, seolah-olah orang tak mau tahu.”

(http://www.langitperempuan.com/2008/11/esthi-susanti-hudiono-generasi-pertama-aktivis-hivaids-indonesia/)

Pernyataan di atas sama halnya seperti yang dirasakan oleh seorang ibu rumah tangga bernama Angelina di Sorong, Papua Barat. Pada Juni 2002, suaminya yang bekerja sebagai mekanik meninggal dunia. Baru bulan Oktober ia mengetahui penyebabnya. Kemungkinan besar suaminya meninggal karena terjangkit HIV/AIDS dari pekerja seks. Ibu rumah tangga ini pun diberitahu bahwa ia juga terinfeksi HIV dari suaminya. Ia hanya orang biasa yang bahkan tidak pernah melakukan tindakan berisiko tetapi tertular oleh orang yang berkelakuan tidak baik.

(http://islamic.xtgem.com/ibnuisafiles/list/nov08/islam_therapy/0008.htm).

Tidak sedikit dari mereka saat awal mengetahui dirinya menderita HIV, para ibu rumah tangga ini ingin meninggal. Karena selain banyak dijauhi teman dan kerabat, juga harapan untuk hidup kecil. Karena masih ada stigma di masyarakat bahwa penderita HIV/AIDS harus dikucilkan. Selain itu para penderita HIV/AIDS banyak mengalami tekanan sosial. Tekanan yang muncul pada saat awal seseorang terkena penyakit HIV/AIDS datang dari keluarga. Alasan keluarga melakukan tekanan karena orang tua menganggap penyakit itu sebagai sebagai aib keluarga. Selain karena aib, penyakit ini juga dianggap penyakit terkutuk yang diwariskan seumur hidup dan menular. Jadi stigma atau pengertian masyarakat selama ini sangat salah besar dan membuat penderita akhirnya merasa terkucilkan serta tidak mau membuka diri untuk memeriksakan penyakit mereka.

Sama halnya seperti yang diungkapkan oleh HR melalui survey awal yang dilakukan peneliti, HR mengatakan trauma saat melihat hasil dari Rumah Sakit yang

(3)

3

oleh masyarakat sekitar. Prinsip HR bahwa selama tidak mengganggu atau berbuat kejelek kan di tengah masyarakat dan sesuai dengan prinsip-prinsip hidupnya sebagai seorang ODHA dalam menjalani kehidupan, maka ia tidak akan pernah merasa frustasi atau menyesali nasib dan hidupnya saat ini. HR memandang dirinya dan kehidupannya sebagai seorang manusia yang hidup normal sebagaimana manusia yang lainnya, terlepas dari apakah ia seorang ODHA atau bukan, karena ia merasa masih ada anak yang menjadi tanggung jawabnya yang harus ia hidupi daripada mendengar stigma orang tentang dirinya. Pada peneitian ini, peneiti menjadikan ODHA ibu rumah tangga sebagai subyek, dikarenakan peneliti ingin mengetahui gambaran kebermaknaan hidup ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) dengan resiko rendah. Selain itu, ODHA ibu rumah tangga yang menjadi subyek penelitian adalah ibu – ibu rumah tangga yang tertular dari suami mereka, ibu – ibu rumah tangga yang dengan latar belakang baik dan tidak tahu – menahu tentang penyakit HIV/AIDS.

Berdasarkan pengungkapan subyek, maka dapat diketahui pula bahwasannya ODHA ibu rumah tangga pun mampu bertahan hidup karena adanya dukungan dari berbagai pihak, seperti anak dan keluarga mereka. Dengan adanya hidup yang bermakna pada ODHA, diharapkan para ODHA khususnya ibu rumah tangga dapat berlapang dada dan menerima segala permasalahan tentang stigma yang diberikan

oleh masyarakat. ODHA harus berusaha dan berjuang dengan menggunakan segala potensi-potensi yang dimilikinya secara efektif agar keberadaannya dirasakan bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Dengan kondisi tersebut ODHA akan merasa dirinya lebih berharga dan bermakna sehingga masyarakat dapat memandang ODHA sebagai manusia yang utuh dengan hal yang positif yang dilakukan dalam menjalani kehidupannya.

(4)

4

menimbulkan sebuah kehampaan pada dirinya disebabkan oleh HIV yang mereka derita, maka ia akan mulai mencari cara untuk dapat menerima hal tersebut. Secara kognitif dan afektif seseorang telah memiliki gambaran sekaligus penilaian tentang diri mereka. Namun tetap saja apresiasi serta persepsi orang lain terhadap keberadaan ODHA memberi dampak besar terhadap bagaimana ODHA memandang diri mereka. Jika ODHA terpengaruh oleh penilaian masyarakat yang menstigmatisasi secara negatif eksistensi mereka, maka besar kemungkinan mereka akan memandang diri mereka secara negatif pula. Itu berarti pula bahwa akan semakin besar kemungkinan ODHA untuk gagal dalam memaknai keberadaan mereka sebagai ODHA. Mereka akan kehilangan kemampuan untuk berpikir secara jernih bahwa sesungguhnya mereka masih memiliki tanggung jawab sosial sebagai manusia, sebagai seorang ibu rumah tangga. Ketidakmampuan mereka untuk berpikir demikian pada gilirannya akan membentuk mereka menjadi pribadi yang neurosis yang akan berujung pada hadirnya kecemasan yang berlebihan, hingga dapat melumpuhkan kemampuan mereka untuk bertindak sewajarnya, dan membuat kepribadiannya menjadi panik (http://lib.atmajaya.ac.id-gambaran-proses-pencarian-makna-hidup-pada-odha).

Berdasarkan paparan di atas, ketika keputusasaan mendera maka seseorang cenderung akan kehilangan keyakinannya terhadap makna kehidupan. Padahal jika seseorang dapat meyakini adanya makna dalam kehidupan, dapat meyakini nilai

pokok diri sendiri dan orang lain, dapat meyakini bahwa alam (lingkungan) memiliki makna yang dapat membantunya dalam meretas jalan untuk mengatasi rasa ketidakamanan, maka ia akan kembali memiliki rasa percaya diri sekaligus keberanian yang dibutuhkan untuk menghadapi kehidupan.

(5)

5

Mereka juga memaknai hidupnya dengan menyadari bahwa dirinya adalah makhluk Tuhan, karena mereka percaya pasti ada hikmah yang dapat dipetik dibalik cobaan yang sedang dialaminya.

Makna hidup itu sendiri adalah hal-hal yang dianggap penting oleh seseorang dirasakan berharga, dan diyakini sebagai suatu yang benar serta dapat dijadikan sebagai tujuan hidup (Bastaman, 2007). Pengertian lain dari Wiyanti, makna hidup adalah penghayatan individu terhadap nilai-nilai kehidupan dan kemampuannya dalam mencapai tujuan hidup agar hidupnya menjadi bermakna.

Hidup itu tetap memiliki makna dalam setiap situasi, bahkan dalam penderitaan dan kepedihan sekalipun. Makna adalah sesuatu yang dirasakan penting, benar, berharga dan didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang dan layak dijadikan tujuan hidup. Setiap manusia selalu mendambakan hidupnya bermakna dan selalu berusaha mencari dan menemukannya. Makna hidup apabila berhasil ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan ini berarti dan mereka yang berhasil menemukan dan mengembangkannya akan merasakan kebahagiaan sebagai ganjarannya sekaligus terhindar dari keputusasaan. Dalam menemukan makna hidup dan menetapkan tujuan merupakan upaya untuk mengembangkan hidup yang bermakna. Hasrat untuk hidup bermakna merupakan motivasi utama setiap orang yang selalu mendambakan hidup yang bermakna dan

bahagia. Hidup dikatakan bermakna selama memberikan kenyamanan dan kenikmatan. Oleh karena itu banyak sekali aktifitas manusia yang terarahkan untuk mengejar kenikmatan (Bastaman, 2007).

(6)

6

Setiap manusia memiliki kebebasan yang hampir tidak terbatas untuk menemukan sendiri makna hidupnya. Selain itu, sikap tepat yang kita ambil atas penderitaan yang tidak dapat diubah lagi merupakan sumber makna hidup. Dalam hal ini mungkin pada suatu saat harapan dan kebebasan secara fisik seakan akan hampir sirna, tetapi setiap manusia pada dasarnya masih tetap memilikinya, sekalipun hanya dalam pikiran, perasaan, cita – cita, dan angan – angan semata saja (Bastaman, 2007). Oleh karena itu, makna dan tujuan hidup sangat diperlukan, karena tanpa makna dan tujuan hidup seorang ibu rumah tangga penderita HIV dapat dengan mudah menyerah terhadap nasib yang menimpanya.

Harapan sekaligus berfungsi untuk memompakan semangat dan motivasi ke dalam diri seseorang untuk tetap memperjuangkan kehidupannya, meskipun ia pernah berlaku salah dalam suatu fase kehidupannya. Hanya harapan yang akan memberi kekuatan pada diri manusia untuk segera beranjak keluar dari kegagalan dan keterpurukannya, dan harapan pulalah yang pada akhirnya membantu manusia untuk secara sistematik merencanakan kehidupannya di masa depan. Maka dari latar belakang di atas, peneliti ingin meneliti Kebermaknaan Hidup Penderita HIV/AIDS.

B. Rumusan Masalah

Dari paparan dalam latar belakang tersebut di atas maka peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut “Bagaimana Gambaran Kebermaknaan Hidup pada

Penderita HIV/AIDS?”

C. Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami Gambaran Kebermaknaan Hidup pada Penderita HIV/AIDS.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Manfaat secara teoritis

(7)

7

psikologi, terutama psikologi klinis dan psikologi perkembangan, yaitu sebagai bahan informasi yang bermanfaat.

b. Manfaat secara praktis

(8)

KEBERMAKNAAN HIDUP PENDERITA HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) / ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME (AIDS)

(Studi Kasus pada ODHA Ibu Rumah Tangga)

SKRIPSI

Oleh :

Extiyar Dewi Anggraini NIM : 06810131

FAKULTAS PSIKOLOGI

(9)

KEBERMAKNAAN HIDUP PENDERITA HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) / ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME (AIDS)

(Studi Kasus pada ODHA Ibu Rumah Tangga)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Extiyar Dewi Anggraini NIM : 06810131

FAKULTAS PSIKOLOGI

(10)

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Kebermaknaan Hidup Penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) / Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) (Studi Kasus pada ODHA Ibu Rumah Tangga)

2. Nama Peneliti : Extiyar Dewi Anggraini 3. No.Induk Mahasiswa : 06810131

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Waktu Penelitian : 20 Februari 2011

Malang,

Pembimbing I Pembimbing II

(11)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji Pada tanggal 29 April 2011

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Dra. Djudiyah, M.Si ( )

Anggota Penguji : 1. Diana Savitri H., M.Psi ( )

2. Linda Yani P., S.Psi., M.Si ( )

3. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si ( )

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

(12)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Extiyar Dewi Anggraini

NIM : 06810131

Fakultas / Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi / karya ilmiah yang berjudul :

Kebermaknaan Hidup Penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) / Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) (Studi Kasus Pada Odha Ibu Rumah Tangga).

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali penulisan dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan hak bebas royalti non-ekseklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila tidak benar, maka saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui, Malang,

Ketua Program Studi Yang menyatakan,

Materai

6000

(13)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat, taufiq serta hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kebermaknaan Hidup Penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) / Aquired immunedeficiency Syndrome (AIDS)”.

Shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW., yang telah membimbing ummatnya ke jalan yang diridhoi Allah

SWT. yakni Agama Islam.

Penulis menyadari bahwa baik dalam perjalanan studi maupun dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang serta selaku dosen pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Diana Savitri Hidayati, M.Psi selaku dan pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

3. M. Salis Yuniardi, M.Psi selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Zainul Anwar, M.Psi selaku dosen yang telah memberikan tanda tangan kepada peneliti untuk melengkapi prosedur administrasi.

5. Seluruh staf pengajar Fakultas Psikologi UMM serta bagian Tata Usaha yang selalu sabar dan teliti melayani keperluan akademis penulis.

6. Subyek penelitian yang merelakan rahasia pribadinya untuk penulis demi

(14)

7. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan kasih sayang dan tak henti-hentinya mendoakan agar selalu mencapai keberhasilan dan kesuksesan, sehingga kuliah dan skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.

8. Saudara kandungQ Achmad Fadtkur Rozi dan semua keluarga besar terima kasih atas segala perhatian dan doanya.

9. Para sahabat – sahabatku (Atul, Lutfi, Nida, dan Uyi), teman – teman angkatan 2006, khususnya Fakultas Psikologi kelas C, teman – teman yang setia mengantri (Wida, Zulfa, Lastri, Risa, Wibi, dan Sherly) terima kasih atas informasi dan dukungannya. Serta teman – teman kostQ, khususnya uat mak Dini, Sukma, dan Meky terima kasih atas bantuan dan dukungannya.

10.BEIBekQ, Rebudinur yang setia membantu dalam penyusunan skripsi, selalu memberi dukungan yang sangat besar, dan terima kasih atas segala perhatian dan kasih sayang maupun pengertiannya.

11.Semua pihak, penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga.

Dengan bekal dan kemampuan terbatas, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya. Amiin yaa robbal alamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 2011 Penulis,

(15)

DAFTAR ISI

1. Pengertian kebermaknaan hidup ... 8

2. Sumber – sumber kebermaknaan hidup ... 9

3. Jenis makna dalam hidup ... 11

4. Cara untuk menemukan makna hidup ... 12

5. Ciri – ciri kebermaknaan hidup ... 14

(16)

B. Batasan istilah ... 23

C. Subyek penelitian ... 24

D. Instrumen Penelitian, dan Metode pengumpulan data ... 24

E. Prosedur penelitian ... 26

F. Analisa Data ... 27

G. Uji keabsahan data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi data penelitian 1. Identifikasi subyek penelitian ... 29

2. Gambaran kasus ... 29

B. Analisa data penelitian ... 33

C. Pembahasan ... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

Lampiran 1 : Surat Kesedian Menjadi Subyek Penelitian ... 47

Lampiran 2 : Guide Wawancara ... 50

Lampiran 3 : Hasil Interview Verbatim Subyek Penelitian ... 55

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2007. Analisa eksistensial sebuah pendekatan alternatif untuk psikologi dan psikiatri. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Adler, A. 2004. What life should mean to you : Jadikan hidup lebih bermakna. (Ter. M. septiani) Yogyakarta: Alenia.

Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Edisi revisi – VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Bastaman, H.D. 2007. Logoterapi : psikologi untuk menemukan makna hidup dan meraih hidup bermakna. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Frankl, E.V. 2008. Optimisme di tengah tragedi analisis logoterapi. Bandung: Nuansa.

Hall, C.S & Lindzey, G. 2005. Teori – teori psikodinamik (klinis). Yogyakarta: Kanisius.

Hamidi. 2005. Metode penelitian kualitatif aplikasi praktis pembuatan proposal dan laporan penelitian. Malang: UMM press.

Hawari, D.2006. Global effect HIV/AIDS dimensi psikoreligi sayangi keluarga, hindari seks bebas agar terhindar dari HIV/AIDS. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hudino, E. S. 2008. Esthi Susanti Hudiono: generasi pertama aktivis HIVAIDS Indonesia. Diakses 09 Juni 2010 dari

http://www.langitperempuan.com/2008/11/esthi-susanti-hudiono-generasi-pertama-aktivis-hivaids-indonesia.

Hutapea, R. 1995. AIDS & PMS dan perkosaan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Koeswara, E. 1987. Psikologi eksistensial suatu pengantar. Bandung: Rossda.

(19)

Moleong, L. J. 2005. Metode penelitian kualitatif. Edisi Revisi. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya.

Nazir, M. 2003. Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nugraha, D. 2008. HIV stop with me. Diakses 09 Juni 2010 dari

http://islamic.xtgem.com/ibnuisafiles/list/nov08/islam_therapy/0008.htm.

Ramdhani, A. V. 2008. More about Viktor Frankl. Diakses 02 Desember 2010 dari http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=52&tpk=%22gambaran+proses+

pencarian+makna+hidup+pada+odha%22.

Santrock, J. W. 2002. Life-Span Development : Perkembangan masa hidup. Jilid II. (Ter. A. chusairi) Jakarta: Erlangga.

Schultz, D. 2002. Psikologi pertumbuhan model – model kepribadian sehat. Yogyakarta: Kanisius.

Referensi

Dokumen terkait

diantara 93,33 < ̅ < 112. Hasil analisi skor- T selanjutnya ditetukan arah efektivitasnya, variabel proses berada di atas rata-rata efektivitas yaitu lebih

Gaharu adalah salah satu hasil hutan non kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, memiliki kandungan kadar damar wangi dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

4) Pelayanan yang cepat, tepat dan sederhana. 5) Penetapan prosedur operasional sesuai dengan asas penye- lenggaraan informasi publik.. Laporan Pengelolaan dan

• Penataan Tata Ruang Wilayah Nasional menjadi sangat penting untuk memungkinkan forest management dapat dilakukan secara lestari, sehingga luasan areal antara areal hijau / hutan

Inilah Berbagai Catatan Peristiwa Penting di Tahun 2014 yang Bisa Kita Petik

Sama seperti pembahasan pada Gambar 1, hal ini terjadi karena bentuk substrat yang lebih padat yang ditandai dengan semakin tebal substrat dapat menghambat

Hal ini menunjukkan bahwa inovasi, adopsi e-commerce, dan keunggulan kompetitif merupakan prediktor dari kinerja pemasaran sehingga UKM penting untuk memperhatikan dan

• Proses adjustment stock opname bisa dilakukan pada tanggal yang berbeda sehingga anda tidak perlu tutup toko seharian yang mengakibatkan kehilangan kesempatan untuk menjual