• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Rendemen Tebu Menggunakan Gelombang Ultrasonik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengukuran Rendemen Tebu Menggunakan Gelombang Ultrasonik"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

No. Th

MENGGUNAKAN GELOMBANG

(The Measurement of Sucrose Content of

Using Ultrasonic Waves)

Hoei dan Enung Rosihan Nugraha

Jurusan Teknik Fisika, Teknologi

Jurusan Teknik Kristen Maranatha Alumni Jurusan Teknik Kristen

ABSTRACT

The measurement of content of sugar cane by and Wager scale. These two

operated manually so that the accuracy of the measurement is depended on the operator skill. To this we have developed an that can measure the sucrose content more and accurately than the conventional methods. new method was

by using whose depends on the content. Firstly, the apparatus used was with 37 of various sucrose content from 4.46 % to 7.29 %. The of this calibration was an equation between the wave and the sucrose R, R 2.65 - where R in % and V in Then this equation was stored as database a

will be used to calculate the content. this sucrose content measurement system was tested by using 30 of sugar cane. The maximum error of the measurement was 6.4 %.

PENDAHULUAN

ketentuan :

tebu adalah kadar kandungan gula di dalarn batang tebu yang dnyatakan dalarn Secara praktis

dikatakan tebu adalah banyaknya gula dalarn

kilogram yang dihasilkan untuk setiap seratus kilo gram tebu yang digiling oleh pabrik gula. rnerupakan faktor utarna yang paling rnenentukan bagi hasil antara petani tebu dan pabrik gula. Rendernen yang tentunya akan menjadi idarnan para petani tebu, karena akan

hasil yang lebih Ketentuan bagi hasil antara petani tebu dan gula datur dalarn Surat Keputusan Menteri Pertanian

(Supriyadi, 1992).

Rendernen ini diukur dengan teliti agar tidak merugikan baik pihak petani rnaupun pabrik. Pengukuran tebu di pabrik gula di seluruh Indonesia kebanyakan dua buah alat, yaitu polarirneter dan tirnbangan

(Sumarno, 1972). alat ini secara

manual sehingga hasilnya kesalahan

operator. Pada penggunaan polarirneter rnisalnya, besamya nilai P d ditentukan dengan mengarnati warna

hasilnya rnasih deh panca indra

manusia. Untuk rnenentukan tidak bisa hanya dengan nilai Pol saja, diketahui pula nilai Brix-nya dan tidak cukup dengan itu saja karena rnasih dikalikan

dengan faktor FR terlihat pada

persarnaan bawah ini.

Untuk rnenentukan nilai Pol dilakukan dengan rnengarnbil sejumlah pertama nira tebu kernudian dijemihkan dengan rnenarnbah kirnia tertentu dan rnenapisnya. Nira yang sudah jernih ini diukur dengan dalam yang gelap agar diperoleh tingkat ketelitian yang Nilai Brix ditentukan dengan rnernasukkan nira tebu secukupnya ke dalarn suatu kernudian alat Brix Wager dirnasukkan dalarn tabung yang

berisi nira Nilai Brix akan dapat

langsung pada angka tertentu. diketahui nilai Pol dan Brixnya, rnaka nilai nira dapat dhitung dari 1

nilai dapat dhitung dengan

persarnaan 2. Jadi Cdak karena

kesalahan operator, penentuan ini

waktu yang lama dan Cdak praktis.

Nira tebu yang diukur biasanya adalah nira tebu pertarna, nira tebu yang dari gilingan pertarna. Di pabrik gula biasanya

sarnpai 4 atau 5 kali agar pernerahan batang tebu bisa tuntas.

Nira tebu ini tidak diukur lama, daya

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Referensi

Dokumen terkait

– Adanya jaminan perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi dan budaya. – Adanya upaya untuk memberikan keadilan dan kemakmuran bagi seluruh

Untuk dapat merealisasikan teknik enkripsi seperti yang telah dibahas dalam bab 2, Mesin Enigma menggunakan beberapa buah roda yang dihbungkan

dan waktu penyadapan pada suhu yang relatif lebih tinggi pada siang hari menghasilkan jumlah getah sadapan jauh lebih besar daripada penyadapan pada pohon Keruing

Kami pula mengadakan praktik pendirian tenda yang akan kami lakukan pada halaman sekolah yang luas,kami harapkan agar para siswa dapat mandiri dan mendapatkan dasar-dasar dalam

Penderita HD kronik dengan lama HD ≤24 bulan menunjukkan perbedaan kadar vitamin E yang bermakna antara kelompok massa lemak yang normal/kurang dan yang lebih (p=0,004),

Berdasarkan komponen mutu butir patah diperoleh beras merah Pimping (20%) memenuhi kelas mutu medium 1, beras merah Teras Baru memenuhi kelas mutu medium 3 dan beras

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan RFID dalam SCM untuk pengelolaan persediaan produk di retailer dengan memperhatikan aspek masalah penyusutan, maka