• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Mi Instan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Mi Instan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ABELISASI HALAL

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PROD UK MI INST AN INDOFOOD

Muniaty Aisyah

Ab tract

The knowledge of consumer decision making factors arc needed to understand the consumer behavior. fhe understanding is to reach the consumer satisfaction, so that they continuously repurchase the product. The Theory of Reasoned :\ction is appied in this research to understand of the consumer behavior concening the intention to buy products with label halal. ..ccordng to Fishbein and _.jzen as mentioned by Dharmmesta (1992), this theory says that behavior intenion (BI) is moderating variables influence behavior of attitudes (..b) and subjective norms (SN). This parameter can identify how consumer behavior intention to buy products with label halal, are inuenced by attitudes (.·\b) and subjective norms (SN). The dominate variable in this relationship is atitudes .The customer behavior intention changing, are inluenced also by the changing of attitudes and subjective norms, and the attitudes and subjective norms together significantly influence the customer behavior intention to buy products with label halal.

Kewords: Consumer Behao, Consumer Saisfacion

I. PENDAHULUAN

(2)

Eiko101i, Vo. 6. No.!. Desemher :!0(!7. ,-I. !SS

maupun luar negeri) yang mengajukan permohonan sertiikasi halal ke LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan Jan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia) untuk mendapatkan labelisasi halal, disamping Juga untuk alasan ekspor/ impor

(Susanto, 2001).

Halal haramnya suatu produk bersifat sangat sensitif karena menyangkut persoalan iman dan kepercayaan masyarakat. .\dalah wajar bila di Indonesia kasus ketidakhalalan produk dapat menimbulkan reaksi keras clan sensitif bagi negara yang mayoritasnya beragama Islam ioi. Meniogkatnya ·kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi produk halal menpakan taotangan yang harus direspon oleh pemerintah lan pelaku usaha di Indonesia.

Hasil survei Fronteir (2001) menunjukkan sebanyak 57.9% konsumcn makanan di Indonesia selalu memperhatikan label halal ketika membeli. Mereka ingin pencatuman label halal ini diwajibkan (86%). Bila meodapatkan makaoan yang tidak berlabel halal, kebanyakan konsumen memilih meocari alternatif lain sebagai pengganti (66.2%). Merekapun bersedia membayar lebih mahal untuk produk halal (40.6%) (Apriyaotono, .003). Penelittian pcrilaku konsumen dalam membeli produk makanan olahan berlabel halal, maka penelitian ini mengaplikasikan

Theoy

�l Reas

oned

Action, yang dikenal juga dengan sebutan reasoned action mode. Teori ini membahas

kaitan antara sikap, niat berpcrilaku, clan perilaku clisamping faktor lain seperti norma subycktif (Fishbein clan Ajzen, 1980) sepcrri yang <likcmukakan Dharmmesta, 1992).

Pcmilihan pcneitian pa<la proluk mi imtan I ndofoo<l dilasari oleh keidentikan vii sebagai makanan yang menggunakan lemak babi karena vli kerap kali dihubungkan dengan obyek lain yaitu restornn cina yang memang umumnya menjual makanan yang dimasak dengan menggunakan lemak babi. Di Indonesia, mi instan telah menjelma menjadi bahan pangan altenatif yang sangat populer lan clikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat. �fi 1mra11 sangat nudah Jipcroleh, baik Ji supermarket maupun di warung kecil dengan harga yang relatif stabil. vii instan tersedia di pasar dengan berbagai merek, rasa dan ukuran yang beragam. Pilihan

(3)

Pengamb Lnheli.ra.ri Halal terbap Keprttlfsa1 Pemhelia1 Produk Mi fosta1 Ind�food

Marketing and Research Consultant (2002) menunjukkan bahwa dari 3000 orang responden yang tersebar merata di 6 kota besar yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan dan Makasar, dalam 1 bulan terakhir paling banyak membeli 3 merek mi instan yang diproduksi PT lndoood Sukses Makmur Tbk, yaitu Indomie selaku market eader memiliki persen:ase yang jauh lebih tinggi (88,6%) dibanding chaenger terkuatnya yaitu Supermi (33'%). Diururan ke-3 diraih oleh Sari.mi dengan persentase 14,4%, liikuti oleh Gaga 100 dan Gaga \l

ie dengan perscntase kurang lari 10%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh lan hubungan sikap serta norma subyektif terhalap niat konsumen untuk membeli produk berlabel halal pada proluk mi instan Indofood. Mengidentifikasi variabel yang paling doninan lari kedua variabel sikap clan norma subyekuf dalam mempengaruhi niat beli konsunen terhalap produk berlabel halal pada proluk mi instan lndoood.

II. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan data pnmer dan data sekunder. Data pruner berupa data yang diperoleh secara langsung dari penclitian pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner dengan serangkaian pertanyaan yang harus lijawab oleh responden. Kuesioner digunakan untuk mengetahui kenyataan yang terjadi di lapangan. Data sekunder berupa riset kepustakaan untuk mcndapatkan lanlasan teori dari literaur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Variabel independen adalah variabel yang diharapkan mempengaruhi variabcl depen<len. Alam penelitian ini variabcl dependennya adalah sikap lan norma subyekti.

Sikap menunjukkan tingkatan di mana scscorang mempunyai evaluasi yang baik atau kurang baik tentang perilaku tcrtentu (Dharmnesta, 1998). Sikap adalah keyakinan positif atau negatif tentang melakukan suatu pcrilaku tertencu. Berdasar theoy of resoned action, Sikap ditentukan oleh bobot keyakinan individual tentang konsekuensi melakukan perlaku serta evaluasi terhadap konsekuensi itu (Fishbein lan i\jzen �eperti dikutip Refiana, 2002).

(4)

Etiko101i, l··'oL 6, No.!, Desm1ber !00', 1 i1-!8S

n

Ab= I b;. e;

Ab : sikap terhaclap perilaku (attiflfde fO)ard behavio1)

n : jumlah keyakinan yang menonjol dalam hubungannya lengan perilaku 1 : konsekuensi perilaku

bi : keyakinan berperilaku berakibat i (behavioal beli) e, : evaluasi konsekuensi i (evaluation q{consequenes)

Jumlah pertanyaan untuk variabel sikap pala kuesioner sebanyak 5 item, dengan skor berupa interval dari 1 sampai 7. Pengukuran sikap alalah jumlah perkalian antara skor bi (behavioral befiq) lan skor e, (evauaton q/ consequenceJ) ibagi jumlah item, sehingga nilai minimum yang mungkin alalah 1 {(l.1)5/S}lan maksimum 49 { (7.7)5/5}.

Norma subyektif sebagai fakror sosial menunjukkan tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan tinadakan/ perilaku (Dharmmesta, 1998). Norma subyektif clitentukan lan dapat liukur sebagai kumpulan keyakinan normatif mengenai kesetujuan atau ketidaksetujuan referen yang signifikan terhalap suatu perilaku. Berdasar theo�y q{ reasoned action, dalam _ norma subyektif seseorang, terdapat keyakinan normatif (10J7J(J/it1e bli!) clan motivasi untuk mematuhi saran orang lain ,notiwtion to comp)· with other:,' St!gestion) (Refiana, 2002).

Persamaan matematis untuk nonna subvektif adalah:

j=l SN : norma subyektif (whedi11e nonm)

r : jumlah orang yang berpengaruh (ere1i) J : orang yang berpengaruh eren)

NBi : keyakinan normatif referen j nomative beli�/) MC1 : motivasi mematuhi j (motivation lo omp!y)

(5)

P,lg1mh ahrli.,t1.r1 la/11/ t,rl,arlap Kep11t11.r,11 Pe1he/ia1 P,vd11k 1\fi lnstau lrlofoorl

jumlah item, sehingga nilai m1111mum yang mungkin adalah 1 {(1.1)7 /7}dan maksimum 49 {(7.7)7 /7}.

Variabel dependen adalah variabel terikat yang diperirnkan atau diterangkan dalam penelitian. Variabel dependen dalam penclitian ini adalah niat untuk membeli produk bedabelisasi halal pada produk mi inscan lndofood.

Niat menurut theo,y f reasoned action dinyatakan sebagai:

B

: sikap terhadap perilaku (atitude toward behavior) : norma subyektif .mijeive 11om1s)

: bobot regresional untuk masing-masing variabel

Pengukuran niat bei adalah jumlah skor Ab (sikap) dengan skor SN (norma subyeki) dibagi jumlah item. Pada kuesioner, variabel niat dengan jumlah pertanyaan

sebanyak 2 item dengan skor mulai dari 1 sampai 7, sehingga nilai mini.mum yang

mungkin adalah 1 {(1.1)/2}dan maksimum 7 {(7.7)/2}.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam peneliian ini adalah non probabY pling yang bernrti tidak semua anggota populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel (Uma Sekaran, 2002). ,:011 probabili(y samping yang diunakan adalah convenience sapig. Co11ve11ie11ce sampling yai cu memilih sampel dari

populasi yang datanya mudah diperoleh oleh penelici.

J

adi anggota populasi yang

diambil adalah konsumen yang penah membeli produk mi instan Indoood sebagai

produk yang bersertiikat-berlabelisasi halal di Ala-Mart, Jl. Juanda, Bekasi Timur. Jumlah sampcl minimal untuk pcnclitian yang bcrsifat dcskriprif adalah 100 (Fraenkel

lan Wallen, 1993).

J

umlah sampd dalam penelitian ini scbanyak l 50 re!iponden.

2.1. Teknik Analisis

Analisis dilakukan dengan bantuan program SPSS untuk mengolah data

responden yang meliputi data jenis kelamin, usia, agama, pendidikan, profesi,

pendapatan, orientasi keagamaan, dll untuk mcndapatkan hubungan antara data

(6)

Eriko11011i, f 'o. 6. No.!. OeJ-e11ber ?00-�. 1-1.1 SS

responden tersebut dengan sikap dan norma subyektif. Analisis juga digunakan untuk mendapatkan persamaan regresi bcrganda scrta uji F lan uji t.

III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Metode ini menggunakan metode pengambilan sampel yang bersifat tidak acak (101 pobabili) yang tidak cerbacas atau onvenience pling, yaitu metode pengambilan sampel dimana dipilih sampel dari konsumen yang mudah ditemui yaitu 150 konsumen yang pernah membeli mi instan Indoood yang ditemui di Ala Mart, Bekasi Timur.

Dari tabel 3.1 dapat dijelaskan Nilai Sikap responden laki-laki terhadap produk berlabel halal mi inscan Indoood dengan skor rata-rata 27.1516 lebih rendah dibandingkan pada Nilai Sikap responden perempuan (34.1252). Beda rerata Nilai Sikap atas produk berlabel halal mi instan Indoood sebesar 6.9736 poin. Hasil analisis uji t didapatkan nilai p scbesar 0.000 ( <0.05) yang artinya ada perbedaan ya11g ·

sinifikan antara respondcn laki-laki lan perenpuan terhadap Sikap atas produk berlabel halal mi instan Indofood.

Tabel 3.1

Nilai Sikap, Norma Subyektif dan Niat Membeli Berdasarkan Jenis Ke lam in Jen is

NI Std. Mean

p

Ke lam in Mean Deviation Diference t value

Sikap Laki Laki

81

27.1516 l l.89354 -6.9736 -3.694 .000 \X'anita 69 3l-.1252 11.07l-22 -6.9736 -3.715 .: J))

Norma Laki Laki 81 19.3409 12.97823

-7 .Ou99 j

-3 .

236 .0()1 Subyekif \'Vanita 69 26:3508 13.50322 -7.0099 -3.226 .002 ---Niat Laki Laki 81 l-.9815 1.58990 -.7359 -3.087

.002

Wanita 69 5.7174 1.27901 -.7359 -3.140 .002

Sumber : data diolah

(7)

Pwgnmb ,,eis1si Halal /erhod1p Kep1tmn1 Pe1heo1 Prod1k Afi m lnrloood

0.001 yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara _responden laki-laki lan perempuan terhadap Norma Subyektif pada produk berlabel halal mi instan Indoood.

Rata-rata skor Niat membeli produk berlabel halal mi instan Indoood pada responden laki-laki (4.9815) lebih rendah dibandingkan Niat responden pe,empua. (5.7174). Beda rerata Niat membeli produk berlabel halal mi ins tan Indooad sebesar 0.7359. poin. Hasil analisis uji t didapatkan nilai p sebesar 0.002 yang artinya ada perbedaan yang sinii.kan antara responden lai-laki lan perempuan terhadap Niat

membeli produk berlabel halal mi instan lndofood. Niat membei produk berlabel halal pada responden perempuan lebih besar ketimbang laki-laki, hal ini karena dalam melakukan pembelian umumnya perempuan cenderung lebih bermotif emosional.

Motif emosional adalah motif pembelian yang berkaitan dengan perasaan atau emosi individu seperti pengungkapan rasa cinta, kebanggan, kemyamanan, kesehatan,

keamanan lan kepraktisan (Laoudon clan DeUabita, 1993). Perempuan cenderung lebih memperhatikan komposisi makanan yang dibeli atau hal-hal lain yang lebih det.lil

dengan berbagai alasan, baik 1tu yang berhubungan dengan kualitas makanan, kesehatan, keamanan maupun kehalalan makanan. Di dalam keluarga, perempuan

sebagai ibu rumah tanga umumnya merupabn pengambil kepucusan dalam membeli

barang-barang kebutuhan sehari-hari keluarganya, karena biasanya dialah yang

memegang uang lan mengatur pengeluaran keluarga, sehingga dalam membei

makanan cenderung lebih peduli terhadap berbagai ha!, seperti yang menyangkut

kualitas makanan, kesehatan, keamanan maupun jaminan kehalalan makanan yang dibeli.

3.1. Distribusi Agama Responden

Dari 150 responden, sebanyak 125 orang (83.3°10) beragama Islam. Hal ini

sesu.1 dengan ma.yoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam. Sebanyak 23

orang (15.3%) beragama Protestan/ Katolik lan hanya 2 orang (1.3%) yang beragama

Hindu. Sedangkan responden yang beragana Budha atau agama lainnya tidak ada.

Anaisis Nilai Sikap, Norma Subycktif dan Niat Membeli Berdasarkan Agama

(8)

Eko101i, T 'ol 6. No.2, Dm1br 2007. 17 I./ SS

halal m1 mtan Indoood paling besar pada cesponden beragama Islam, ikuti Protestan/ K.atolik lan yang paing rendah adalah Hindu. Perbedaan skor nilai sikap

yang paling besar adalah antara responden beragama Islam dengan Hindu (mean d�ference

=

2L0723). Beda rerata kelompok agama terhadap Nilai Sikap sangat signiikan dengan nilai p value 0,001 < 0,05, artinya Sikap terhadap produk berlabel

halal mi ins tan Indofood pada kelompok agama berbeda bermakna.

Rata-rata skor Norma Subyektif terhadap produk berlabel halal mi intan Indoood, paling besar pada kelompok agama Islam, diikuti Protestan/ K,'ltolik lan yang paing rendah adalah Hindu (2.2449). Perbedaan skor Norma Subyekif yang

paling besar adalah antara kelompok agama Islam dengan Hindu (mean derencc = 22.4882). Dari kelompok agama, beda rerata terhadap Norma Subyektif signiikan dengan nilai p value 0.000 < 0.05, artinya norma subyektif terhadap produk berlabel halal mi instan Indoood pada kelompok usia sangat berbeda bermakna.

Rata-rata skor unruk Niat membeli produk berlabel halal mi mstan paing

besar pada kelompok agama Islam, diikuti Protestan/ .atolik lan yang paling rendah adalah Hindu (1.0000). Perbedaan skor Niat membeli yang paing besar di antara

keempat kelompok umur adalah antara kelompok umur 16 - 25 tahun dengan kelompok umur 36-45 tahun (mean d�f/erence = 4.5240). Dari kelompok ag:ima beda rerata terhadap niat mcmbei sangat signiikan dengan nilai p value 0.000 < 0.05,

arinya Niat membeli terhadap produk berlabcl halal mi instan Indoood pada

kelompok ag:una sangat berbeda bermakna. Tingginya Nilai Sikap, �orma Subyektif

dan Niat membe.i produk berlabel halal pada kclompok responden beragama Islam adalah karena bagi masyarakat Islam, salah satu kesadaran terhadap syariat agama

yang dimaksud adalah kesadaran ten tang halal-haramya suatu makanan.

Kebudayaan khusus adalah kebudayaan yang khusus ada dalam suatu

golongan masyarakat lain maupun kcbudayaan scluruh masyarakat. 13entuk dari

kebudayaan khusus bersiat kedacrahaan, keagamaan, kebangsaan, persaudaraan, <lll

yang memberian identiikasi pada orang-orang yang menjadi anggotanya.

(9)

Pe11gamh L,besa,i Halal terhadop Kep1tm,111 Pe11belim1 Prod11k 1.i l11sta11 lndjood

merupakan petunjuk penting mengenai nilai-nilai yang akan dianuc oleh seorang

konsumen (Dharmmesta dan Handoko, 1991).

Bagi masyarakat Islam, makanan yang baik adalah makanan yang tidak saja

higienis, bergizi dan memenuhi selera, tetapi juga dihalalkan oleh agama. Dengan kata lain makanan yang dikonsumsi adalah makanan yang 4 sehat, 5 sempurna, 6 halal dan 7 thoyyib. Hal ini diyakini oleh masyarakat Islam Indonesia yang jumlahnya kurang lebih 85% dari total penduduk sekarang (Girindra, 2001).

3.2. Distribusi Pendapatan per Bulan Responden

Dari 150 responden, 85 responden (56.7%) memiliki pendapatan per bulan sebesar Rp5.00.000-Rp2juca Untuk besar pendapatan per bulan Rp2.000.001-Rp5juta

terdapat 40 responden (26.7%). Sebanyak 14 responden (9.3%) berpendapatan per bulan sebesar RpS00.000 kebawah. Sebanyak 9 responden (6%) berpendapat'ln

RpS.000.001-RplOjuta per bulan. Sedangkan sebesar Rp10.000.0001-Rp20juta hanya 2 responden (1.3%). Untuk Rp20juta keatas tidak ada responden.

Analisis Nilai Sikap, Norma Subyektif dan Niat Membeli Berdasarkan

Pendapatan per Bulan menjelaskan bahwa rata-rata skor Nilai Sikap terhadap produk

berlabel halal mi instan Indoood paling besar pada responden berpendapatan per

bulan Rp10.000.001-Rp20juta, diikuti pendaparan RpS.000.001-RplOjuta, pendapatan

Rp2.000.001-Rp5juta, pendapatan Rp5.00.001-Rp2juta lan yang paling rendah

pendapatan Rp500.000 ke bawah.Perbcdaan skor Nilai Sikap yang paing besar adalah

antara responden berpendapatan per bulan Rp10.000.001-Rp20juta dengan

RpS00.000 ke bawah (mean d�Jerence = 27.0629). Beda rerata terhadap Nilai Sikap

sangat signiikan dengan nilai p value 0.000 < 0,05, artinya Sikap terhadap produk berlabel halal mi instan lndoood pada pendapatan per bulan responden sangat

berbeda bermakna.

Rata-rata skor Norma Subycktif terhadap produk berlabel halal ml mstan Indoood paling besar pada responden berpendapatan per bulan

Rp10.000.001-Rp20juta, diikui pendapatan RpS.000.001-Rp 10juta, pendapatan

(10)

Ekonomi, Vo. 6, No.2, Desmber 7007, I '1-188

Rp500.000 ke bawah. Perbedaan skor Norma Subyektif yang paling besar di antara

responlen berpendapatan per bulan Rp10.000.001-Rp20juta dengan Rp500.000 ke

bawah (mean d�erene

=

31.2085)- Bela rerata terhalap Norma Subyektif sangat

siniikan lengan nilai p value 0.000< 0,05, artinya Norma Subyektif terhalap procluk

berlabel halal mi instan Inlofood pala pendapatan per bulan responden sangat

berbela bermakna_

Rata-rata skor Niat membeli proluk berlabel halal mi instan lndofood mulai

lari kelompok responlen berpendapatan perbulan terbesar Rp10-D00.001-Rp20juta

hingga kelompok responlen berpenlapatan per bulan paling kecil Rp500.000 ke

bawah, lengan mean defference = 2.8214. Beda rerata terhalap Niat membeli sangat

siniikan lengan nilai p value < 0,05, artinya Niat membeli produk berlabel halal mi

instan lndoood terhadap penlapata. per bulan responlen sangat berbeda bermakna.

Semakin tinggi tingkat penlapatan responden, semakin tinggi Nilai Sikap, Norma

Subyektif dan Niat membeli responden.

Perilaku konsumen antara kelas sosial yang satu dengan yang lain akan sangat

berbela karena kelas sosial menyangkut aspek-aspek Sikap yang berbela-beda.

Ukuran kriteria yang biasanya lipakai untuk menggolongkan anggota-anggota

masyarakat ke dalam kelas-kelas tertentu adalah kekayaan, kekuasaan, kehormatan lan

ilmu pengetahuan. Dari berbagai kelas sosial lapat diamati alanya perbelaan yang

menyolok lalam bertingkah laku, misalnya dalam membaca majalah, selera makan,

perhatian pada mode clan scbagainya (Dharmmesta dan Hanloko, 1997). Karenanya

semakin inggi tingkat pendapatan, semakin tinggi pula kelas sosial atau pos1s1

responden dalam masyarakat sehingga perhatian akan pro<luk berlabel halal juga

semakin

tinggi-3.3. Distribusi Orientasi Keagamaan Respon_den

Dari 150 responden, 71 rcsponden (47.3%) memiliki tingkat orientasi

keagamaan agak kuat. Sebanyak 51 responden (34%) kuat, 15 responden (10%)

sangat kuat, 10 responden (6.7%) agak lemah, 2 responden (1.3%) lemah dan hanya 1

(11)

lemah-Pengamh ohe/i.,a.ri I-la/al rrharl,p Kcp11!11sa11 Pe11heta11 Pror/11k Mi !11Sta11 lndofool

Analisis Nilai Sikap, Norma Subyektif dan Niat Membei Berdasarkan Orientasi Aama Responden menjelaskan bahwa rata-rata skor Nilai Sikap terhadap

produk berlabel halal mi instan lndofood paling besar pada kelompok orientasi keagamaan yang Sangat Taat, diikuti dengan Agak Kuat, Kuat, Lemah, Agak Lemah

lan yang paling rendah adalah kelompok Sangat Lemah. Perbedaan skor Nilai Sikap yang paing besar adalah antarn orientasi keagamaan yang Sangat Taat <lengan Sangat Lemah (mean d�erence

=

34.5947). Beda rerata terhadap Nilai Sikap sangat signiikan

dengan nilai p value 0.001 < 0,05, artinya Sikap terhadap produk berlabel halal m1

instan Indoood terhadap orientasi keagamaan sangat berbeda bermakna.

Rata-rata skor Norma Subyektif terhadap produk berlabel halal ml mstan

Indoood paling besar pada orientasi keagamaan Sangat Taat, diikuti dengan Agak Kuat, Kuat. Selanjutnya berbeda dengan Nilai Sikap, pada Norma Subyektif setelah

Kuat ikuti Agak Lemah, baru kemudian Lemah, dan yang paling rendah adalah Sangat Lemah. Perbedaan skor Norma Subyektif yang paling besar adalah antara

kelompok Sanat Taat dengan Sangat Lemah (man d�lerence

=

32.6721). Beda rerata

terhadap Norma Subyektif sangat signifikan dengan nilai p value 0.000 < 0,05, artinya

Norma Subyektif pada produk berlabel halal mi instan lndoood terhadap orientasi

keagamaan sangat berbeda bermakna.

Rata-rata skor Niat membeli produk berlabel halal mi instan lndoood paling

besar pada orientasi keagamaan Sangat Taat, diikuti Agak Kuat, Kuat, Agak Lemah,

Lemah dan yang paling rendah adalah Sangat Lemah. Perbedaan skor Niat membeli di antara kelompok Sangat Taat dengan Sangat Lemah (mean deTerence = 5.3333). Beda

rerata terhadap Niat membeli sangat signiikan dengan nilai p value 0.000 < 0.05,

artinya Niat membeli produk berlabel halal mi instan lndoood terhadap orientasi keagamaan sangat berbeda bermakna.

Semakin tinggi tingkat orientasi keagamaan responden, semakin tinggi pula

Nilai Sikap, Norma Subyektif lan Niat membeli responden terhadap produk berlabel

halal. Hal ini karena scmakin tinggi tingkat oricntasi keagamaan rcsponden, semakin

(12)

Etko11on1i, Vol 6, No.2, Desembcr!007. {71-188

Kebudayaan khusus alalah kebudayaan yang khusus ada lalam suatu

golongan masyarakat lain maupun kebudayaan seluruh masyarakat. Bentuk dari

kebudayaan khusus bersiat kedaerahaan, keagamaan, kebangsaan, persaularaan, dl

yang memberikan identifikasi pada orang-orang yang menjadi anggotanya.

Kebudayaan khusus berperan penting dalam pembentukan sikap konsumen lan

merupakan petunjuk penting mengenai nilai-nilai yang akan lianut oleh seorang

konsumen (Dharmmesta lan Hanloko, 1991).

Alanya firman lewat surat lan ayat-ayat Al-Quran serta Hadist seperti yang

telah ikemukakan sebelumnya, masyarakat Islam menjadi sangat sensitif terhalap

aturan makanan ini. \'alaupun dalam Al-Quran selikit saja yang diharamkan; tapi

lengan kemajuan ilmu dan teknologi pangan masa kini, yang sedikit itu berkembang

menjali banyak dan sukar lileteksi (Girinlra, 2001).

3.4. Pembelian Merek Mie lnstan

Pada kuesioner, responden diminta menyebutkan 3 merek ml tnstan yang

pernah dibeli. Ditemukan bahwa merek Inlomie, Supennie, Sarimie, Gaga Niie lan

Pop vfie adalah merek-merek yang pertama kali disebutkan oleh responden.

Merek yang pertama disebutkan responlen adalah Indomie sebagai merek

yang paing banyak penah dibeli responden yairu lari 150 responlen, sebanyak 141

orang (94%) penah membcli Indomie, diikuti Supermie clan Pop Mie masing-masing

sebanyak 3 responden (2°

'o). Kemudian Gaga Mie 2 responlen (1.3%) lan terakhi.r

adalah Sarimie hanya l responden (0.7%).

Sedangkan merek yang kelua disebutkan respondcn adalah Supermie sebagai

merek kedua yang paling banyak penah dibcli respondcn aitu dari 128 responden

(missing 22), sebanyak 69 orang (46%) pernah membeli Supermie.

Merek yang ketiga disebutkan responden adalah Sarimie sebagai merek ketiga

yang paling banyak pernah dibeli responden yaitu dari 90 responden (missing 60),

sebanyak 26 orang (17.3%) pernah membeli Sarimie.

Kemudian dilakukan analisis untuk melihat apakah ada hubungan yang

(13)

Pmgamh L1he/i-asi H(l/t1! terhr1dap Kep11t11ra11 Pe1hei(l11 P1vduk i\1i lusm1 fnlojool

dengan agama maupun tingkat orientasi keagamaan responlen. Hasilnya didapat dari uji Chi-square menunjukkan bahwa hubungan antara pembelian merek (merek yang

pertama disebutkan) dengan agama responlen memiliki tingkat siniikansi 0.981 > 0.05 sehingga disimpulkan bahwa pembelian merek mi instan tidak ipengaruhi oleh agama responlen. Uji Chi-square hubungan antara pembelian merek (merek yang

pertama disebutkan) lengan orientasi keagamaan responlen memilii tingkat signiikansi 0.947 > 0.05 sehingga disimpulkan bahwa pembelian merek mi instan tidak dipengaruhi oleh orientasi keagamaan responlen.

3.5. Distribusi Frekuensi Membeli Responden

Tabel 3.2 menunjukkan 48 responlen (32%) clengan skor rekuensi membeli mi instan 4, ikuti 28 responlen (18.7%) lengan skor 5 clan 21 responclen (14%)

leogan skor 6. Selaojutnya 20 responlen (13.3%) dcngan skor 7 (sangat serin), lan

17 responden (11.3%) skor 3 dan 11 responden (7.3%) dengan skor 1 (sangat jarang) serta hanya 5 rcsponlen (3.3%) dengan skor 2.

Dari Analisis Nilai Sikap, Norma Subyektif dan Niat Membeli Berdasarkan

Frekuensi Membeli Mi lnstan Responden ditemukan, karena tingkat sinifikansi

antara frekuensi membeli mi ins tan dengan nilai sikap (0.109), norma subyekcif (0.406) maupun ni,'lt membeli produk berlabcl halal (0.607>0.05), maka disimpulkan bahwa

rekuensi membeli mi instan ticlak berhubungan dengan nilai sikap, norma subyektif

lan niac membeli produk berlabel halal pada mi ins tan Indoood.

(14)

Etikononi, VoL 6, No.2, Dese11ber 200 7, f 71-18 8

K.emuian dilakukan analisis untuk meihat apakah ada hubungan yang siniikan antara rekuensi membeli mi instan responden dengan pembelian merek mi

instan yang pernah dibei (merek yang pertama disebutkan). Hasilnya menunjukkan bahwa nilai dari uji Chi-square hubungan antara pembelian merek (merek yang pertama disebutkan) dengan rekuensi membeli mi instan responden memiliki tingkat

signiikansi 0.375 > 0_05 sehingga disimpulkan bahwa pembelian merek mi instan tidak dipengaruhi oleh orientasi keagamaan responden.

3.6. Regresi Berganda

Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui sejauh mana niat membeli produk berlabel halal pada produk mi instan Indoood (BI) sebagai variabel dependen dipengaruhi oleh sikap (Ab) dan norma subyektif (SN) sebagai variabel

independen. Melalui program SPSS didapat persamaan:

BI=

0.393 (Ab)

+

0.348 (SN)

Sig (0.000) (0.000)

(4.592) (4.066)

F

65.504 (signifikansi 0.000)

Dari persamaan tersebut disimpulkan bahwa sikap (Ab) lan norma subyektif (SN) keduanya memberikan pengaruh yang positif tcrhadap niar bcli (BI) respon<lrn.

Sikap memberikan pengaruh yang paling dominan terhadap niat beli responJen,

dibandingkan dcngan norma subyektif.

Hasil F n:; adalah 65.504 dengan tingkat signifikansi U.000 yaitu < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi disimpulkan sikap dan norma subyektif secara

bersama-sama mempengaruhi niat membeli konsumen. Hasil uji t terhadap w1 sebesar

4.592, sedangkan w2 sebesar 4.066. Karena tingkat signifikansi 0.00 < 0.05 maka variabel sikap lan norma subyektif berpengaruh secara signiikan terhadap variabel

(15)

Pengamh Laheliras1 Holai terhadap .cp11t11rt111 >embeli111 Prod11k 1\1i lns/011 Indoood

IV. ESIMPULAN

Sikap dan Norma Subyektif memiliki pengaruh yang signiikan terhadap Niat membeli produk berlabel halal. Persamaan regresi berganda menunjukkan Sikap dan Norma Subyektif, keluanya memberikan pengaruh yang posiif terhadap niat membeli responlen, dimana variabel sikap memberikan pengaruh yang paling lominan terhaclap Niat membeli proluk berlabel halal, dibanclingkan variabel Noi:ma Subyekti. Hasil uji F dengan tngkat signifikansi 0.000 < 0.05, menunjukkan Sikap lan Norma Subyektif secara bersama-sama mempengaruhi Niat beli responlen.

Agama memiliki pengaruh yang signifikan terhalap Sikap lan Norma Subyektif responden. Tingginya Nilai Sikap, Norma_ S�1bycktif lan Niat membei proluk berlabel halal pala kelompok beragama Islam alalah karena bagi masyarakat muslim, salah satu kesadaran terhadap syariat agama yang dimaksud adalah kesadaran tentang halal-haramya suatu makanan.

Pendapatan per bulan memiliki pengaruh yang sinifikan terhadap Sikap lan Norma subyektif responlen. Semakin tinggi tingkat penlapatan seseorang, semakin tinggi Nilai Sikap, Norma Subyektif lan Niat membei proluk berlabel halal. Semakin tinggi tingkat penlapatan, semakin tinggi pula kelas sosial arau posisi dirinya dalam masyarakat sehingga perhatian akan produk berlabel halal juga semakin tinggi. Orientasi keagamaan meiliki pengaruh yang siniikan terhadap Sikap lan Norma Subyektif responden. Semakin tinggi tingkat orientasi keagamaan seseorang, semakin tinggi pula Nilai Sikap, Norma Subyektif lan Niat membeli terhadap produk berlabcl halal. Hal ini karena semakin tinggi tingkat oricntasi keagamaan responden, semakin

tinggi pula pengorbanan kepuasan diri lan kebebasan diri responden untuk memenuhi kewajiban agamanya.

(16)

Etiko1101i, Vo. 6, No.2, Dese1her !007. 171-188

Secara umum konsumen meiliki kepedulian terhadap produk berlabel halal.

Jeois kelamin, usia, agama, pendidikan, penclapatan per bulan lan orientasi keagamaan

responden memiliki pengaruh yang sinifikan terhadap Sikap, Norma Subyektif dan Niat membeli produk berlabel halal. Berlasarkan penelitian terbukti bahwa variabel Sikap dan Norma Subyektif, kecluanya memberikan pe�garuh yang positif terhaclap Niat membeli produk berlabel halal pada proluk mi ins tan lndoood, dimana variabel Sikap memberikan pengaruh yang paling dominan dibanding variabel Norma

Subyekti.

Sikap mempunyai pengaruh yang sangat signiikan terhalap Niat beli

konsumen terhalap produk berlabel halal. Perusahaan harus meningkatkan kualitas produk halalnya sehingga kesan positif yang telah terbentuk di mata konsumen lapat terus dipertahankan dan ditingkatkan karena penelitian ini membuktikan brh..va Sikap

positif sangat mempengaruhi Niat beli konsumen.

Norma Subyektif mcmpunyai pengaruh yang signifikan terhalap Niat beli

konsumen terhadap produk bedabel halal. L'ntuk meningkatkan keyakinan lan

motivasi konsumen terhadap Pcrusahaan harus terus lan

mengimplementasikan labclisasi halal produk sebagai salah ;atu stratcgi pemasaran

yang memiiiki nilai tambah bagi konsumen sehingga perusahaan mempunyai

keunggulan tersendiri dalam memasarkan proluk-produknya, baik dari segi keamanan

maupun potensi pasar untuk meningkatkan penjualan.

REFERENSI

Al Ashar, Thobieb, 2002. Bahqya 1\lfakanan .Haram, .:\1 vfawardi Prima, Jakarta.

Apriyantono, Anton, 2003. J>andua1 Belaja dan Kon.rumsi Hala, Khairul Bayan,Jakarta.

Assael, Henry, 2003. Con.rumer Behavior t11d 1\.ake!ing . · ldion, 6 rh ed., Cincinnati, South­

Westem College Publishing, Ohio.

Azwar, Syaiudin, 1995. Sikup Manu.ri1: '/i!oi dun Peng"b"w"!Y", Eli;i 2, Pustaka Pelajar, Y ogyakarta.

(17)

Pmgt1mh Lt1brlisls1 I Lfllal trrhap Kep11l1.r1111 Pe11heo11 Prod1k Mi lnsta11 lndood

Dharmesta, Swasta B., 1992. Riset centang Niat dan Perilaku Konsumen: Sebuah Catatan dan Tantangan Bagi Peneliti yang tVIcngacu pada Theory of Reasoned of Action,Junal Ekonomi dan Bisnr f ndo11e.1"ia, No. 1, Th VII, h.39-53.

Fraenkel, Jack R. And Norman E. Wallen, 1993. How to Design and Evaluae Reseach in

Educaion, 2"1 ed, McGraw-Hill. Inc., New York.

Frontier Marketing and Research Consultant, 2002. Me,gukur Kep11asan Peanggan Mie

lnsla11 Indood, Indonesia.

Girindra, Aisyah, 2001. Sertiikasi-Labelisasi Halal untuk Ketenangan Produsen, I:/ala Bogasan, No. 85, Th XII, h. 4-7,20,21.

Indoood, 2002. Laporan Tah1111an 2002.

Kasali, RJ1enald, 1998. "Using Communication Strategies To Design Food Marketing Strategies The Pork Fat Rumor In Indonesia". The.1-ir for the dgree r" Dodor

PhiloJOp�, University of Illinois, Urbana Illinois.

.asali, RJ1enald, 2001. Membiik Pasar lnonwa: Segmentasi, Tagetti1g, Poning, Gramelia Pustaka, Jakarta.

Kotler, Philip, 2000. Marketing M111agement, The 'vlillenium Edition, Prence-Hall, Inc., New Jersey.

Loudon, D.L. and Dellabita, AJ., 1993. Conmmer Behavio,� Concept and. ,plicalion, 4•" Ed., McGraw-Hill. Inc., New York.

LPPOM MUI, 2002. Releksi Kasus-kasus Halal, J11mal Hal LPPOM

MI,

No.

41/VII/2002.

LP POM MUI, 2003. Panduan Sistem Jaminan Halal, Dir:kton· LPPO,\ll MUI.

Santoso, Singih lan Fandy Tjiptono, 2002. Ri.re/ Pemasar11: Kon.rep dan. · 1pikasi denga1

SPSS, Elisi 2, Elex Media Komputindo, Jakarta.

Secaran, Uma, 2003. Reseach Methodr For Bwines.,: .·1 Skill Buiding .·lpproach, 41h Ed., J oho Wiley & Sons, Inc., USA.

Sekretariat Halal Indofood, 2002. Panuan Sistem Jaminan /-la/al Gmp lndofood,

Indonesia.

Sunaryo, Endang, 2002. 211J ASEAN Task Force on CODEX Kuta-Denpasar 20-21

(18)

Etikouoni, Vol 6, No.2, DrelJer!007, 171-188

Susanto, Tri, 2001. Sertiikasi-Labelisasi Halal untuk K.etenangan Produsen, Wata

Bogasari, No. 85, Th XII, h. 4-7.

Refiana, Laila, 2002. Analisis Behavioral Intention: Kasus Pelaksanaan Hak Cipta So.ware,Juna/Manjemen Indonea, No. 1, Th II, h.19-27.

Referensi

Dokumen terkait

individu yang memiliki peran unik, yang membantu individu sakit atau sehat dalam.. melakukan tindakan-tindakan yang berperan untuk kesehatan

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan memenuhi persyaratan memiliki Surat

Terkait permasalahan pengawasan yang bersifat preventif akan mempengaruhi kemandirian daerah (Pemda/DPRD) dalam mempertahankan pendapat dan tindakan yang dibenarkan

Dewan Syariah Nasional (DSN) dibentuk oleh MUI pada 10 Februari 1999 sesuai dengan Surat Keputusan Majelis Ulama Indonesia Nomor: Kep-754/MUI/ II/1999. Dibentuknya DSN ini adalah

Pada siklus II dalam tahap perencanaan kinerja guru, guru menyusun rencana pembelajaran dengan berdasarkan pada permasalahan yang terdapat pada siklus I.Perencanaan

Melalui penelitian ini diharapkan peneliti memahami bagaimana manajemen dana wakaf tunai yang dilaksanakan oleh Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Hidayatullah Cabang

Pengelola TBM harus memiliki sikap peduli dan tanpa pamrih untuk melayani bahan bacaan dan membimbing masyarakat dengan latar belakang pendidikan di bidang komunikasi agar

Dalam ayat di atas menjelaskan tentang pembagian harta warisan dan sesuai dengan konsep salah satu ilmu matematika yaitu bilangan pecahan.. Ayat ini menyebutkan