• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Strategi Green Cosmetic terhadap Loyalitas Konsumen Sariayu Martha Tilaar (Studi Kasus pada Mahasiswi Ekonomi dan Bisnis USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Strategi Green Cosmetic terhadap Loyalitas Konsumen Sariayu Martha Tilaar (Studi Kasus pada Mahasiswi Ekonomi dan Bisnis USU)"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH STRATEGI GREEN COSMETIC TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN SARIAYU MARTHA TILAAR ( STUDI KASUS PADA

MAHASISWI EKONOMI DAN BISNIS USU)

OLEH

RISA SASKIA SARI 110502020

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH STRATEGI GREEN COSMETIC TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN SARIAYU MARTHA TILAAR (STUDI KASUS PADA

MAHASISWI EKONOMI DAN BISNIS USU)

Saat ini banyak kosmetik yang beredar menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan para pengguna kosmetik. Kesadaran konsumen pada pentingnya kosmetik yang tidak berbahaya memberikan suatu tantangan kepada para perusahaan yang memproduksi kosmetik agar menerapkan strategi green cosmetic yaitu dengan menghadirkan produk kosmetik yang berbahan alami guna memberikan keamanan kepada konsumen yang dapat membuat konsumen tetap setia menggunakan kosmetik tersebut. Sariayu merupakan salah satu kosmetik yang menerapkan strategi green cosmetic,dimana Sariayu menawarkan kosmetik yang berbahan alami dan tidak membahayakan kesehatan para pengguna kosmetiknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi green cosmetic terhadap loyalitas konsumen pada mahasiswi Ekonomi dan Bisnis USU. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswi Ekonomi dan Bisnis Usu yang loyal terhadap kosmetik Sariayu. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling yaitu seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan berada di tempat penelitian yaitu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Usu. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa green cosmetic berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pada mahasiswi Ekonomi dan Bisnis USU.

(3)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF GREEN COSMETIC STRATEGY ON THE LOYALTY OF SARI AYU MARTHA TILAAR CONSUMERS (A CASE STUDY ON

FEMALE STUDENTS OF THE FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS, USU)

Today, there are a lot of cosmetics sold by using dangerous chemical substances which can be detrimental to their users. Consumers’ awareness of safe cosmetics is a challenge for the company which produces them to apply green cosmetic strategy be presenting cosmetic product made of natural ingredients in order to provide security for consumers. This will eventually make them loyal to using the cosmetics. Sari Ayu is one of the cosmetics which applies green cosmetic strategy in which it offers cosmetics made of natural ingredients that are not detrimental to their users. The objective of the study was to find out and to analyze the influence of green cosmetic strategy on the loyalty of female students of the Faculty of Economics and Business, USU. The population was female students of the Faculty of Economics and Business, USU, who were loyal to using Sari Ayu cosmetics. The samples were female students at the Faculty of Economics and Business, USU, taken by using accidental sampling technique. The data were analyzed by using simple linear regression analysis. The result of the study showed that green cosmetic strategy had positive and significant influence on consumer loyalty of female students at the Faculty of Economic and Business, USU.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkatnya yang berlimpah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dengan judul “Pengaruh Strategi Green Cosmetic terhadap Loyalitas Konsumen Sariayu Martha Tilaar (Studi Kasus pada Mahasiswi Ekonomi dan Bisnis USU)”.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, motivasi, saran, kritik dan doa dari berbagai pihak. Skripsi ini peneliti persembahkan untuk ayahanda Salprijal dan ibunda tercinta Yasmanita yang tidak pernah berhenti untuk memberikan semangat, motivasi, nasehat, doa dan mencukupi segala kebutuhan materi dan non materi dalam proses pembuatan skripsi ini. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof . Dr. Azhar Maksum, S.E, M.Ec., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Sumatera Utara.

(5)

4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis SE,MBA selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan, bantuan, dan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Liasta Ginting SE,M.Si selaku Dosen Penilai yang telah banyak

memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

7. Terima kasih kepada abang dan adik penulis : Dhany Kesayangan dan Ryzky Amanda, seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa, dukungan, semangat, dan perhatian bagi peneliti.

8. Terima kasih kepada Ibu Ani yang telah memberikan doa, semangat dan nasehat kepada peneliti.

9. Terima kasih untuk sahabat-sahabat yang saya sayangi : Ayna, Wilma, Naqiya, Rona, Althea, Rasella, Hafiz, Riswan, Nabila, Yessy, Indri dan seluruh teman-teman yang telah memberikan semangat dan bagi peneliti. 10. Terima kasih juga untuk Lukman Hakim yang telah membantu saya dan

memberikan dorongan, semangat yang tiada henti-hentinya, selama saya mengerjakan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan

Medan, Mei 2015 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BABII TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Definisi Pemasaran ... 11

2.2 Definisi Green Marketing ... 14

2.3 Green Cosmetic ... 21

2.4 Loyalitas Konsumen ... 24

2.5 Penelitian Terdahulu ... 27

2.6 Kerangka Konseptual ... 28

2.7 Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

3.3 Batasan Operasional ... 30

3.4 Definisi Operasional ... 31

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 32

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 32

3.7 Jenis Data ... 34

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 35

3.9 Uji Validitas dan Reabilitas ... 35

3.9.1 Uji Validitas ... 35

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 37

3.10 Teknik Analisis Data ... 38

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif ... 38

3.10.2 Metode Regresi Linear Sederhana ... 38

(7)

3.10.3.1 Uji t ... 39

3.10.3.2 Koefisien Determinasai (R2) ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 40

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 40

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 41

4.1.3 Struktur Organisasi ... 42

4.2 Analisis Deskriptif ... 42

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 42

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 44

4.3 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 47

4.4 Uji Hipotesis ... 49

4.4.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 49

4.4.2 Koefisien Determinasi (R2) ... 50

4.5 Pembahasan ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(8)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

1.1 Brand Martha Tilaar ... 5

2.1 Jumlah Penjualan Sariayu ... 6

2.2 Penelitian Terdahulu ... 27

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 31

3.2 Skala Likert ... 32

3.3 Item Total Statistic ... 36

3.4 Reliability Statistic ... 37

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 43

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk ... 44

4.3 Pendapat Responden Terhadap Variabel Green Cosmetic ... 45

4.4 Pendapat Responden Terhadap Variabel Loyalitas Konsumen ... 46

4.5 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana ... 47

4.6 Hasil Uji t ... 49

(9)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 58

2 Data Butir Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas ... 60

3 Analisis Regresi Linier ... 62

4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 66

(11)

ABSTRAK

PENGARUH STRATEGI GREEN COSMETIC TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN SARIAYU MARTHA TILAAR (STUDI KASUS PADA

MAHASISWI EKONOMI DAN BISNIS USU)

Saat ini banyak kosmetik yang beredar menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan para pengguna kosmetik. Kesadaran konsumen pada pentingnya kosmetik yang tidak berbahaya memberikan suatu tantangan kepada para perusahaan yang memproduksi kosmetik agar menerapkan strategi green cosmetic yaitu dengan menghadirkan produk kosmetik yang berbahan alami guna memberikan keamanan kepada konsumen yang dapat membuat konsumen tetap setia menggunakan kosmetik tersebut. Sariayu merupakan salah satu kosmetik yang menerapkan strategi green cosmetic,dimana Sariayu menawarkan kosmetik yang berbahan alami dan tidak membahayakan kesehatan para pengguna kosmetiknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi green cosmetic terhadap loyalitas konsumen pada mahasiswi Ekonomi dan Bisnis USU. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswi Ekonomi dan Bisnis Usu yang loyal terhadap kosmetik Sariayu. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling yaitu seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan berada di tempat penelitian yaitu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Usu. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa green cosmetic berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pada mahasiswi Ekonomi dan Bisnis USU.

(12)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF GREEN COSMETIC STRATEGY ON THE LOYALTY OF SARI AYU MARTHA TILAAR CONSUMERS (A CASE STUDY ON

FEMALE STUDENTS OF THE FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS, USU)

Today, there are a lot of cosmetics sold by using dangerous chemical substances which can be detrimental to their users. Consumers’ awareness of safe cosmetics is a challenge for the company which produces them to apply green cosmetic strategy be presenting cosmetic product made of natural ingredients in order to provide security for consumers. This will eventually make them loyal to using the cosmetics. Sari Ayu is one of the cosmetics which applies green cosmetic strategy in which it offers cosmetics made of natural ingredients that are not detrimental to their users. The objective of the study was to find out and to analyze the influence of green cosmetic strategy on the loyalty of female students of the Faculty of Economics and Business, USU. The population was female students of the Faculty of Economics and Business, USU, who were loyal to using Sari Ayu cosmetics. The samples were female students at the Faculty of Economics and Business, USU, taken by using accidental sampling technique. The data were analyzed by using simple linear regression analysis. The result of the study showed that green cosmetic strategy had positive and significant influence on consumer loyalty of female students at the Faculty of Economic and Business, USU.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, produk kosmetik khususnya kosmetik wanita memberikan suatu peluang bisnis. Mempunyai kulit wajah dan tubuh serta memiliki paras yang cantik adalah sangat penting bagi wanita. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya kosmetik yang ditawarkan kepada konsumen. Saat ini, banyak sekali produk kosmetik yang beredar dari produk kosmetik lokal sampai produk impor. Ini membuat konsumen sangat mudah memilih produk mana yang cocok untuk dirinya. Produk kosmetik juga sangat mudah didapatkan, yakni di pusat perbelanjaan, maupun di klinik kecantikan.

Produk dari industri kosmetik merupakan produk yang unik, karena selain produk ini memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan mendasar (terutama wanita) akan kecantikan dirinya. Produk kecantikan ini sesungguhnya memiliki resiko pemakaian yang perlu diperhatikan mengingat kandungan bahan-bahan kimia tidak selalu memberi efek yang sama untuk setiap konsumen. Jadi pemilihan kualitas produk biasanya menjadi kriteria utama dalam membeli produk kecantikan.

(14)

hidroquinon, asam retrinoat / tretinoin/ retinoic acid, bahan pewarna merah K.3

(CI 15585), merah K.10 (rhodamin B), dan jingga K.1 (CI 12075). Penggunaan bahan-bahan kosmetik yang dilarang oleh BPOM tersebut dapat juga menimbulkan masalah lingkungan (Marhayanie & Sihite, 2008:10). Konsumen awam terhadap kandungan kosmetik yang dipilihnya sehingga bahan-bahan kimia yang terdapat pada kosmetik.

Bukan rahasia lagi bahwa sebagian besar produk kosmetik yang diproduksi secara besar-besaran banyak mengandung parabens, aluminium, atau zirconium yang menjadi pemicu timbulnya kanker payudara. Belum lagi kosmetik pemutih wajah yang mengandung racun merkuri. Akibat penggunaan kosmetik berbahan kimia ini pun bisa bervariasi, mulai dari timbulnya bercak-bercak hitam di kulit hingga yang terparah kanker kulit, yang terjadi akibat kombinasi kosmetik berkimia serta paparan sinar ultraviolet. Kesadaran konsumen pada pentingnya kosmetik yang sehat serta tuntutan hidup yang lebih ramah lingkungan,lalu menghadirkan apa yang disebut green cosmetic atau kosmetik ramah lingkungan. Tentu saja,ada beberapa persyaratan bagi sebuah kosmetik untuk disebut sebagai kosmetik ramah lingkungan.

(15)

alami yang dikembangbiakkan dalam standar organik. Dalam kosmetik natural, dosis bahan kimia masih dalam kategori aman. Fungsinya untuk meningkatkan performa kosmetik itu sendiri. Sementara standar dalam kosmetik organik, berarti tumbuhan yang digunakan sebagai bahan baku kosmetik tersebut tidak disemprot dengan pestisida atau tidak menggunakan pupuk kimia. Karena prosesnya yang sangat alami, kosmetik organik diklaim lebih berkhasiat dari kosmetik natural karena mengandung antioksidan 40% lebih banyak. Sementara dibanding kosmetik dengan senyawa kimia tinggi, green cosmetic lebih cepat diserap tubuh karena sifat bahan-bahannya yang alami. Keuntungan lainnya, dengan menggunakan green cosmetic, maka kita bisa mengurangi paparan bahan kimia pada kulit (lifestyle.okezone.com, 2012).

Penggunaan bahan kosmetik yang mengandung zat berbahaya tidak hanya merugikan pemakaiannya tetapi juga dapat mencemari lingkungan. Adanya isu lingkungan tersebut membentuk sikap dan perilaku konsumen untuk memilih produk yang alami, aman dan ramah lingkungan. Peluang perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kosmetik yang aman dapat dilakukan dengan memproduksi kosmetik hijau/Green Product Cosmetics.

(16)

Banyak perusahaan-perusahaan yang mulai sadar akan keramahan lingkungan yaitu dengan saling berupaya menghadirkan produk kosmetik aman dikarenakan, perusahaan khawatir akan image perusahaan itu sendiri. Image perusahaan harus di bangun sebaik mungkin guna memberikan keamanan bagi konsumen yang menggunakan produk kosmetik tersebut. Dengan memberikan keamanan kepada konsumen, maka dapat mempengaruhi konsumen dari pemilihan produk kosmetik.

Persaingan sengit yang terjadi pada bisnis produk kosmetik dimana masing-masing perusahaan terus menerus berusaha memproduksi produk yang berkualitas tinggi dan bervariasi sehingga dapat bersaing dengan produk-produk yang ada lainnya. Meskipun adanya usaha untuk meningkatkan kualitas produk, akan tetapi masih banyak dari perusahaan-perusahaan produk kecantikan yang tidak bertanggung jawab mengunakan campuran zat-zat kimiawi berbahaya ke dalam produk kecantikannya guna untuk menghemat biaya produksi. Hal tersebut dapat membahayakan bagi konsumen yang mengkonsumsi produk tersebut.

(17)

Tabel 1.1

Brand PT. Martha Tilaar

No. Brand Martha Tilaar

1 Sari Ayu Martha Tilaar

2 Biokos Martha Tilaar

3 Belia Martha Tilaar

4 Caring Colours Martha Tilaar

5 Cempaka Martha Tilaar

6 Dewi Sri Spa Martha Tilaar

7 Berto Martha Tilaar

8 Jamu Garden Martha Tilaar

9 Mirabella Martha Tilaar

10 PAC Martha Tilaar

11 Rudi Hadisuwarno

Sumbe

Martha Tilaar merupakan salah satu perusahaan kosmetik yang menghasilkan produk kosmetik yang mengandung bahan alami yaitu Sariayu (www.indonesia.go.id, 2008

Produk kosmetik Sariayu sudah dikenal sebagai salah satu produk kosmetik hijau. Sariayu Martha Tilaar juga sebagai pelopor yang merilis produk kecantikan pertama di Indonesia yang berbasis organik (

). Berdasarkan Tabel 1.1 Sariayu mendapatkan peringkat pertama brand dari Martha Tilaar. Sariayu adalah brand yang mempunyai komitmen untuk membuat produk kosmetik dari bahan alami yang tidak mengandung zat kima.

(18)

Keseluruhan produk Sariayu mengandung bahan alami organik, tidak menggunakan pengawet, dan bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kulit serta telah mendapat sertifikat dari Ecocert, sebuah badan sertifikasi organik yang didirikan tahun 1991 dan telah diakui secara Internasional yang bertanggung jawab melakukan pemeriksaan produk natural organik termasuk kosmetik (www.sariayu.com, 2013

Tahun ).

Tabel 1.2

Jumlah Penjualan Sariayu Total Penjualan

(Rp)

2012 24.600.000.000

2013 23.760.000.000

2014 25.200.000.000

Sumber : Survey Kantor Sariayu Martha Tilaar

Seperti dijelaskan pada Tabel 1.2 di atas, terlihat bahwa pada tahun 2013 mengalami penurunan dari tahun 2012, akan tetapi pada tahun 2014 mengalami kenaikan. Ini membuktikan bahwa produk yang sudah terjamin keamanannya belum tentu mempengaruhi tingginya permintaan konsumen untuk melakukan pembelian kosmetik Sariayu setiap tahunnya. Kemungkinan adanya sebuah kejenuhan dan bermunculan produk baru dengan berbagai variasi.

(19)

mengandung bahan alami organik yang tidak menggunakan pengawet, zat pewarna dan bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kulit. Keuntungan menggunakan kosmetik organik adalah efek samping dari iritasi kulit lebih berkurang dan racun yang masuk ke kulit juga berkurang.

Harga produk Sariayu tergolong lebih murah dibandingkan dengan harga green cosmetics merek lain. Produk Sariayu terbuat dari bahan-bahan organik

sehingga aman bagi kesehatan, tidak mengandung zat kimia berbahaya yang dapat merusak lingkungan, serta memiliki daya tahan yang lebih lama karena diproses dengan metode yang ramah lingkungan.

Desain produk Sariayu memiliki ciri khas tersendiri juga mencirikan sebagai green cosmetic. Kemasan yang dapat didaur ulang (recycle), serta penggunaan kemasan secara efisien merupakan salah satu bentuk dari pendukungan bahwa produk tersebut adalah produk hijau.

Sariayu mengkomunikasikan kepada konsumen bahwa produknya adalah produk natural. Sariayu juga selalu mensosialisasikan dan mengkomunikasikan green cosmetic dalam beauty workshop untuk turut melestarikan lingkungan

(20)

Sumarwan (2011:25) menyatakan bahwa jika perusahaan ingin tetap bertahan dan terus tumbuh, maka perusahaan harus dapat menarik konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang telah menjadi pelanggannya.

Dengan adanya strategi green cosmetic yang diterapkan Sariayu tersebut maka seorang konsumen yang mendapatkan kepuasan setelah membeli produk kosmetik hijau sariayu ini akan melakukan pembelian ulang yang pada akhirnya akan membuat konsumen tersebut merasa loyal. Konsumen yang loyal karena dipengaruhi oleh pengetahuan tentang produk secara langsung, atau secara tidak langsung dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya tentang produk yang digunakan. Konsumen yang loyal tidak akan mudah terpengaruh atau berpindah ke kosmetik lain, konsumen yang loyal senantiasa akan melakukan pemakaian ulang serta merekomendasikan kosmetik tersebut kepada orang lain.

(21)

konsumen yang memastikan bahwa tidak mengandung Hydroquinon, tidak mengandung Merkuri, tidak menguji cobakan kepada hewan ( no animal testing )

Keamanan produk Sariayu telah dijamin oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Jadi,tidak ada keraguan akan keamanan kosmetik. Berdasarkan paparan di atas, Sariayu merupakan produk kosmetik yang memerhatikan keamanan pada produknya, produk yang ramah lingkungan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

“Apakah strategi green cosmetic yang diterapkan mempengaruhi loyalitas konsumen Sariayu di kalangan Mahasiswi Ekonomi dan Bisnis USU ?”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari strategi green cosmetic terhadap loyalitas konsumen Sariayu di kalangan

(22)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini, adalah sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan

Merumuskan secara jelas strategi green cosmetic yang sangat mempengaruhi kelangsungan bisnis Sariayu, untuk dapat dipakai dan diaplikasikan kedalam bisnis – bisnis lainnya sehingga menjadi bagian strategi handal bagi para pebisnis baru.

2. Bagi Peneliti

Memberikan informasi dan menambah ilmu pengetahuan dibidang manajemen pemasaran khususnya mengenai green cosmetic terhadap loyalitas konsumen.

3. Bagi Peneliti Lain

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Pemasaran

Dewasa ini pemasaran telah berkembang demikian pesatnya dan telah menjadi ujung tombak bagi setiap perusahaan dalam mencapai tujuan. Hal ini disebabkan karena ruang lingkup pemasaran sangat luas karena berhubungan secara langsung dalam kegiatan mulai dari persiapan, penyediaan, bahan baku, proses produksi, sampai pada saat akhir, yakni produk yang siap dikonsumsi oleh konsumen. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa pemasaran melibatkan dua pihak yaitu produsen dan konsumen sebagai titik pusatnya, dan juga pemasaran merupakan faktor penting karena menyangkut kegiatan menentukan dan memproduksi produk maupun jasa, menetapkan harga penjualan dan pada akhirnya konsumen siap untuk mengkonsumsinya (Reni, 2012:14).

American Marketing Association menawarkan definisi formal berikut :

Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya (Kotler, 2009:5).

(24)

Maksud dari definisi sosial ini adalah sebuah proses kemasyarakatan di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain. Sedangkan yang dimaksud dengan pemasaran secara manajerial adalah pemasaran yang sering digambarkan sebagai seni menjual produk, banyak orang terkejut ketika mendengar bahwa menjual bukanlah bagian terpenting dari pemasaran. Menjual hanyalah ujung dari gunung es pemasaran (Kotler, 2009:5).

Untuk dapat memahami pemasaran lebih lanjut, dengan ini akan disampaikan beberapa konsep inti pemasaran (Kotler, 2009:12).

1.Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan

Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia. Orang membutuhkan udara, makanan, air, pakaian dan tempat tinggal untuk dapat bertahan hidup, rekreasi, pendidikan, dan hiburan. Kebutuhan ini menjadi keinginan ketika diarahkan ke objek tertentu yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut. Permintaan adalah keinginan akan produk-produk tertentu yang didukung oleh kemampuan untuk membayar. Perusahaan harus mengukur tidak hanya seberapa banyak orang yang menginginkan produk mereka,namun juga berapa banyak orang yang mau dan mampu membelinya.

2. Pasar sasaran, Positioning, dan Segmentasi

(25)

sasarannya. Untuk setiap segmen, perusahaan mengembangkan suatu penawaran pasar yang diposisikannya di dalam benak pembeli sasaran sebagai keuntungan utama.

3. Penawaran dan Merek

Perusahaan memenuhi kebutuhan dengan mengajukan sebuah proposisi nilai, yaitu serangkaian keuntungan yang mereka tawarkan kepada pelanggan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Penawaran dapat berupa suatu kombinasi produk, jasa, informasi, dan pengalaman. Merek adalah suatu penawaran dari sumber yang diketahui.

4. Nilai dan Kepuasan

Nilai mencerminkan sejumlah manfaaat, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, dan biaya yang dipersepsikan oleh pelanggan. Nilai adalah kombinasi kualitas, pelayanan,dan harga yang disebut juga “tiga elemen nilai pelanggan”. Kepuasan mencerminkan penilaian seseorang tentang kinerja produk anggapannya (atau hasil) dalam kaitannya dengan ekspektasi.

5. Saluran Pemasaran

(26)

juga menggunakan saluran layanan untuk melakukan transaksi dengan calon pembeli.

6. Rantai Pasokan

Adalah saluran yang lebih panjang yang membentang dari bahan mentah hingga komponen sampai produk akhir yang dihantarkan ke pembeli akhir.

7. Persaingan

Persaingan mencakup semua penawaran dan produk substitusi yang ditawarkan oleh pesaing, baik yang aktual maupun yang potensial yang mungkin dipertimbangkan oleh seorang pembeli.

8. Lingkungan Pemasaran

Lingkungan pemasaran terdiri dari lingkungan tugas dan luas. Lingkungan tugas mencakup para pelaku yang terlibat dalam produksi, distribusi, dan promosi penawaran. Lingkungan luas terdiri dari enam komponen :demografis, ekonomi, fisik, teknologi, politik-hukum, sosial budaya. Pemasar harus benar-benar memperhatikan tren dan perkembangan dalam lingkungan-lingkungan ini dan melakukan penyesuaian yang tepat waktu pada strategi pemasaran mereka.

2.2 Definisi Green Marketing

Green marketing merupakan topik yang banyak dibicarakan di masyarakat

(27)

proses dari menjual produk atau jasa dengan dasar keuntungan dari lingkungan. Seperti produk atau jasa yang ramah lingkungan melalui cara produksi atau kemasan. Green marketing semakin berkembang dengan bertambahnya jumlah dari konsumen yang semakin peduli terhadap lingkungan. Di samping itu, pada green marketing ditekankan bahwa perlindungan lingkungan bukan berarti menghilangkan kesejahteraan ekonomi, tetapi sebaliknya mendorong pemikiran kembali tentang bagaimana mengaitkan pemasaran dengan perlindungan lingkungan (Shaputra, 2013:2).

Green Marketing merupakan pemasaran yang menggunakan isu tentang

lingkungan sebagai strategi untuk memasarkan produk. Green Marketing dalam perusahaan meliputi beberapa hal seperti proses produksi, proses penentuan harga, proses promosi, dan proses distribusi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kotler dan Keller (2006:93) “green marketing as the movement which is directed towards organization production of products responsible environmentally”.

Haryadi (2009:32) menyatakan bahwa green marketing memanipulasi empat elemen dari bauran pemasaran (produk, harga, promosi, distribusi) untuk menjual produk dan pelayanan yang ditawarkan dari keuntungan-keuntungan keunggulan pemeliharaan lingkungan hidup yang dibentuk dari pengurangan limbah, peningkatan efisiensi energi.

(28)

merupakan perkembangan baru dalam bidang pemasaran, dan merupakan suatu peluang yang potensial dan strategis yang memiliki keuntungan ganda (multiplier effect) baik pelaku bisnis maupun masyarakat sebagai pengguna (Allen, 2011:2).

Definisi dari green marketing menurut American Marketing Association adalah memasarkan produk dengan cara ramah lingkungan, termasuk memodifikasi produk, merubah proses produksi, mengubah packaging bahkan melakukan perubahan cara promosi. Namun, Ottman (2006:4) mengusulkan konsep yang sedikit berbeda yaitu, Peraturan pertama pada green marketing adalah menfokuskan pada keuntungan konsumen. Ini mungkin terjadi karena bila konsumen melihat keuntungan dari pembelian, mereka akan tertarik untuk melakukan pembelian lagi.

Menurut Al-Bakry (2007) dalam Sholahudin (2013:8) unsur-unsur dari green marketing adalah sebagai berikut :

a. Green Product

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau konsumsi.

(29)

pihak agar berperan dalam pengembangan teknologi menuju produk ramah lingkungan. Pada sektor produksi, berbagai macam cara dapat dilakukan guna menghasilkan suatu produk yang ramah lingkungan yaitu salah satunya dengan menggunakan konsep green product yang berkelanjutan.

Green product adalah produk yang dapat memenuhi keinginan dan

kebutuhan konsumen namun tidak melanggar aturan-aturan tentang lingkungan. Terdapat kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu produk ramah lingkungan yaitu : (Haryadi, 2009:36)

a. Produk tidak mengandung bahan yang merusak kesehatan manusia

b. Seberapa jauh produk dapat menyebabkan kerusakan lingkungan selama di pabrik,digunakan atau dibuang

c. Seberapa banyak produk menyebabkan limbah yang tidak berguna ketika kemasannya berlebihan

d. Produk tidak melibatkan uji coba terhadap binatang (animal testing)

e. Produk bersertifikasi yang sudah pasti memenuhi kriteria tanggung jawab pada lingkungan.

f. Menggunakan kemasan yang sederhana dan menyediakan produk isi ulang g. Produk lebih tahan lama dan tidak mengandung racun

(30)

mengandung racun, dibuat dari bahan yang dapat di daur ulang dan memiliki packaging yang minimalis. Kualitas produk seperti diatas masih menggunakan energi atau sumber daya yang menghasilkan emisi saat proses pembuatan maka dari itu, green product adalah dimana suatu produk memberikan dampak yang sekecil mungkin dalam pengaruhnya terhadap lingkungan (Shaputra,2013:5).

Konsep yang sangat penting dalam sebuah green product adalah meminimalisasi kekecewaan konsumen sehingga membuat konsumen mencoba membeli green product. Produk yang dihasilkan harus memiliki kualitas yang lebih tinggi, yaitu lebih berhubungan dengan lingkungan dan dibanding kompetisi di kalangan perusahaan. Perusahaan harus menyediakan informasi yang jelas dan terbuka terhadap produk yang akan dipasarkan kepada konsumen (Shaputra,2013:5).

b. Green Price

(31)

Harga merupakan elemen penting, para pelangggan bersedia membayar dengan harga premium jika ada persepsi tambahan terhadap nilai produk. Nilai tersebut dapat disebabkan oleh kinerja, fungsi, desain bentuk yang menarik atau kecocokan selera.

Menurut Rao dan Bergen (1992) dalam Junaedi (2005:34), harga premium merupakan harga yang dibayarkan dan lebih besar jumlahnya di atas harga yang sesuai dengan kebenaran nilai suatu produk yang menjadi indikator keinginan konsumen untuk membayar.

c. Green Place

Tempat adalah bagaimana perusahaan membuat produk/jasanya tersedia dalam jumlah dan lokasi yang tepat ketika konsumen memerlukan produk tersebut. Tempat di sini dapat diartikan sebagai saluran distribusi yang akan digunakan oleh perusahaan dalam mendistribusikan produknya.

(32)

Tujuan konsep kualitas hubungan saluran distribusi adalah mengarahkan manajemen pemasaran untuk melayani saluran pemasaran perusahaan sebagai rekan kerja atau mitra usaha. Hal tersebut selaras dengan pendapat Narus & Anderson (1996) dalam Ariawan (2005:40) bahwa saluran pemasaran merupakan syarat mutlak setiap aktivitas uang ditujukan untuk memasarkan, menawarkan produk bagi setiap perusahaan. Kualitas hubungan saluran dipandang sangat penting dalam proses hubungan distribusi, dimana aset yang penting dalam distribusi adalah menjaga hubungan antara supplier dan pelanggan (Webster, 1992 dalam Ariawan, 2005:41).

d. Green promotion

Promosi adalah kegiatan perusahaan untuk memperkenalkan produk dan bertujuan agar konsumen tertarik untuk membelinya. Apabila perlu dilakukan dengan cara membujuk konsumen agar segera melakukan transaksi pembelian produk.

Green Promotion adalah cara promosi berkaitan dengan bagaimana

perusahaan mengubah persepsi masyarakat tentang produk yang ramah lingkungan. Pengecer mulai menyadari perlunya komitmen pada lingkungan dengan melakukan promosi penggunaan kantong ramah lingkungan sebagai kantong plastik.

(33)

karyawannya untuk menciptakan produk-produk yang selalu ramah lingkungan Haryadi (2009:42).

2.3 Green Cosmetic

Green Cosmetic adalah kosmetik ramah lingkungan yang terbuat dari

bahan alami tanpa bahan pengawet dan pewarna buatan. Green Cosmetic juga tidak membahayakan lingkungan karena proses pengerjaannya menggunakan efisiensi energi, bahkan kemasannya dapat di daur ulang. Saat ini ada dua macam green cosmetic yaitu natural dan organik.

a. Natural : bahan-bahan kosmetiknya menggunakan bahan alami dari alam seperti tumbuh-tumbuhan dan mineral, tetapi dalam proses pembuatannya masih menggunakan bahan kimia

b. Organik : bahan-bahan yang digunakan dalam kosmetiknya dikembangkan dengan standar organik. Misalnya tumbuh-tumbuhan yang digunakan produknya tidak disemprot pestisida dan tidak menggunakan pupuk dari bahan kimia (www.hilo.co.id, 2014

Biasanya di balik kemasan green cosmetic terdapat tanda bahwa produk tersebut tidak menggunakan hewan sebagai bahan percobaan (no animal testing), jika terdapat tanda tersebut berarti tidak ada hewan yang tersiksa selama pembuatan kosmetik tersebut. Terbuat dari bahan-bahan yang biodegradable yaitu bisa mudah terurai dengan tanah. Mulai dari bahan untuk wadahnya hingga bahan pembuat kosmetiknya. Untuk wadah kosmetiknya, beberapa produk sudah mengganti plastik dengan bahan yang lebih ramah lingkungan seperti karton dan

(34)

kertas. Sedangkan untuk bahan pembuat kosmetik, zat kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan pun sudah mulai dikurangi, menggunakan bahan-bahan alami. Sekarang ini para produsen kosmetik berlomba-lomba mengiklankan bahwa produknya terbuat dari bahan alami, seperti buah-buahan, bunga, biji-bijian dan aneka tanaman. Kosmetik yang terbuat dari bahan alami bukan hanya lebih bagus untuk tubuh, tapi juga bersahabat bagi lingkungan (www.gadis.co.id, 2014

Kini kemajuan teknologi kosmetik telah berpadu dalam bahan alami.Namun teknologi mutakhir yang diinjeksikan ke dalam kosmetik terkadang membawa hasil yang kontras, kandungan senyawa kimia yang semakin tinggi dalam kosemtik merujuk pada berbagai masalah kulit. Bersamaan dengan gencarnya produk kosmetik yang menawarkan informasi mutakhir, dunia menyerukan suatu langkah perubahan. Pemanasan global menjadi isu bersama dan memunculkan berbagai gerakan demi menyelamatkan lingkungan termasuk di

).

(35)

dunia kecantikan. Produk kosmetik dengan kandungan kimia tinggi dari pabrik besar dianggap tidak ramah lingkungan. Hal itu karena proses pembuatannya mencemari alam. Dari situlah lahir varian baru yaitu green cosmetic yang merupakan rangkaian kosmetik dan perawatan kulit ramah lingkungan.

Lebih banyak keuntungan yang kita dapat ketika menggunakan green cosmetic, seperti produknya lebih cepat diserap oleh tubuh karena sifat

bahan-bahannya yang alami, dan biasanya tidak menimbulkan efek samping seperti reaksi alergi. Dengan menggunakan green cosmetic kita juga bisa mengurangi bahan kimia yang digunakan untuk kulit, dan produk dengan ramah lingkungan ini mengandung antioksidan lebih banyak yaitu ±40%. Namun kerugiannya adalah karena menggunakan bahan alami dan tanpa bahan pengawet sehingga produk-produknya lebih cepat mengalami kadaluarsa.

Organisasi yang mengatur tentang kosmetik ramah lingkungan adalah Asosiasi Produk Alami (NPA) meskipun belum diresmikan, namun sudah ada beberapa aturan mengenai kosmetik ramah lingkungan:

1. Sebuah produk bisa menempelkan label 100% organik jika keseluruhan bahan pembuatnya sudah teruji organik atau memenuhi standar organik Dewan Strandarisasi Organik Nasional. Bahan-bahan tersebut bisa berasal dari flora, fauna, mineral dan termasuk produk sampingannya.

(36)

membahayakan kesehatan atau keselamatan penggunanya atau jika memang sudah tidak ada alternatif alami penggantinya.

3. Sebuah produk bisa menempelkan label terbuat dari bahan-bahan organik jika lebih dari 70% bahan pembuatnya sudah teruji dan melalui standar organik.

Sebuah produk bisa menempelkan label organic hydrosols jika 70% bahan pembuatnya berasal dari air. Air sebenarnya tidak termasuk dalam bahan organik, namun beberapa produsen kosmetik kemudian mencampurkan air ini dengan tanaman, misalnya bunga-bungaan dan kemudian mencantumkan bahan pembuatnya terbuat dari air bunga-bungaan (www.hilo.co.id, 2014

Griffin (2005:5) loyalitas lebih ditujukan kepada suatu perilaku, yang ditujukan dengan pembelian rutin, didasarkan pada unit pengambilan keputusan. Loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus-menerus terhadap barang atau jasa suatu perusahaan yang dipilih. Sementara, Oliver (dalam Hurriyati, 2005:129) menyebutkan bahwa loyalitas adalah komitmen konsumen bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten di masa yang akan datang, meskipun pengaruh

).

2.4 Loyalitas Konsumen

(37)

situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.

Oliver (dalam Rosa, 2008:28) loyalitas merupakan pola pembelian yang berulang-ulang. Oleh karenanya, loyalitas menjadi hal yang sangat penting dalam kelanjutan suatu usaha terlebih lagi bagi perusahaan yang menjual barang secara eceran.Persaingan yang diterapkan oleh perusahaan memainkan peranan penting dalam menciptakan konsumen yang loyal.

Loyalitas menurut Mowen dan Minor (dalam Supriyono, 2007:28) adalah kondisi dimana pelanggan mempunyai sikap yang positif terhadap suatu merek, mempunyai komitmen terhadap merek tersebut dan bermaksud meneruskan pembeliannya di masa mendatang. Pernyataan yang sama berasal dari Dharmmesta (dalam Supriyono, 2007:28) bahwa loyalitas menunjukkan kecenderungan pelanggan untuk menggunakan suatu merek tertentu dengan tingkat konsistensi yang tinggi. Salah satu implikasi yang penting adalah bagaimana mendorong konsumen belajar atas berbagai strategi pemasaran yang dilakukan, membuatnya puas dan setia terhadap produk perusahaan.

(38)

pengukuran bahwa seorang konsumen itu loyal atau tidak dilihat dari frekuensi dan konsistensi perilaku pembelian terhadap satu merek.

Seperti halnya loyalitas merek, loyalitas toko juga ditunjukkan oleh perilaku konsisten, tetapi dalam loyalitas toko perilaku konsistennya ialah dalam mengunjungi toko di mana konsumen bisa membeli merek produk yang diinginkan. Jika konsumen menjadi loyal terhadap satu merek tertentu disebabkan oleh kualitas produk yang memuaskan, dalam loyalitas toko, penyebabnya ialah kualitas pelayanan yang diberikan oleh pengelola dan karyawan toko (Setiadi, 2010:125).

Tjiptono (2005:67) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen yaitu:

a. Kepuasan konsumen

Merupakan pengukuran gap antara harapan dengan kenyataan yang konsumen terima atau rasakan. Jika apa yang diterima oleh konsumen sesuai dengan harapan atau melebihi harapan, maka pelanggan akan merasa puas atau sangat puas. Namun, jika tidak sesuai dengan harapan, pengunjung merasa tidak puas. Jika pelanggan puas, mereka cenderung untuk kembali bertransaksi dan menjadi lebih loyal.

b. Kualitas produk

(39)

kepuasan konsumen. Jika kualitas produk tinggi, maka loyalitas konsumen akan mudah diperoleh.

c. Citra

Citra suatu produk, jasa atau perusahaan tidak dapat dibeli. Citra hanya dapat diperoleh melalui suatu yang memerlukan waktu kadang cukup lama, namun citra dapat hilang dalam sekejap. Citra yang positif akan semakin penting bagi suatu produk.

[image:39.595.109.517.353.754.2]

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian Aniza Octoviani (2011) Pengaruh Strategi Green Marketing terhadap Loyalitas Pelanggan The Body Shop di Kalangan Mahasiswa

Green Marketing, Loyalitas

Konsumen

Strategi green

marketing berpengaruh positif terhadap

loyalitas pelanggan The Body Shop di kalangan mahasiswa Rudi Haryadi (2009) Pengaruh Strategi Green Marketing terhadap Pilihan Konsumen Melalui Pendekatan Marketing Mix (Studi Kasus pada The Body Shop Jakarta) Harga, Produk, Tempat, Promosi, Karakteristik Demografi, Pengetahuan, Pilihan Pelanggan

Strategi green

marketing berpengaruh positif terhadap pilihan konsumen melalui pendekatan marketing mix

Rizky

Kharismawan Shaputra (2013)

(40)

2.6 Kerangka Konseptual

Dalam hal ini kerangka konseptual atau kerangka pemikiran adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antara variabel yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survei literatur (Kuncoro,2009:52). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah strategi green cosmetic yaitu bagaimana cara yang diterapkan untuk memasarkan kosmetik hijau yaitu kosmetik yang terbuat dari bahan alami tanpa bahan pengawet dan pewarna buatan kepada para konsumen, sedangkan variabel dependennya adalah loyalitas konsumen yang berarti kesetiaan seseorang atas kosmetik tersebut.

Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas maka kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi dan akan terjadi. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun oleh peneliti, yang kemudian akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan (Kuncoro, 2009:59).

(41)
(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk menjelaskan ada atau tidak adanya hubungan antara variabel yang diteliti (Kuncoro, 2009:12).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di jalan Prof.T.M. Hanafiah kampus USU Medan yang memungkinkan terdapat responden yang dipersyaratkan.Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai bulan Juli 2015.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Dalam penelitian ini digunakan beberapa variabel yang didefinisikan secara operasional dan penelitian ini dibatasi pada pengaruh strategi green cosmetic terhadap loyalitas konsumen.

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :

(43)

b. Variabel dependen (Y), yaitu variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah penelitian (Kuncoro, 2009:50). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah loyalitas konsumen dalam pembelian yang konsisten pada kosmetik Sariayu.

3.4 Defenisi Operasional Variabel

[image:43.595.104.523.340.728.2]

Definisi operasional dari penelitian ini adalah:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Definisi Indikator Skala

Penelitian

Green Cosmetic (X)

Kosmetik yang terbuat dari bahan alami tanpa bahan pengawet dan pewarna buatan

1. No animal testing 2. Minimal packaging 3. Bahan kosmetik tidak

berdampak negatif bagi kesehatan kulit

4. Kemasan kosmetik

menggunakan kertas dan karton daur ulang 5. Kosmetik berasal dari

tumbuhan Likert Loyalitas Konsumen (Y) Kesetiaan konsumen menggunakan kosmetik Sariayu

1. Melakukan pembelian ulang secara rutin 2. Melakukan pembelian

produk yang lainnya

3. Merekomendasikan

kepada orang lain 4. Menunjukkan kekebalan

terhadap tarikan dari pesaing/tidak mudah terpengaruh oleh bujukan pesaing

Likert

(44)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

[image:44.595.177.449.333.464.2]

Pada penelitian ini skala yang digunakan adalah skala likert. Skala likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Situmorang, 2014:6). Skala likert terdiri dari 5 skala poin yang nantinya responden diminta untuk memilih salah satu alternatif pilihan.

Tabel 3.2

Pengukuran Skala Likert

No Pernyataan Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Situmorang (2014)

3.6 Populasi dan Sampel

1. Populasi

(45)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014:149). Teknik pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiono, 2008:122). Menurut Supramono dan Haryanto (2005:119), untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui maka digunakan rumus :

(Zα )2 ( p)(q) n =

d2 Keterangan:

n = jumlah sampel

Zα = nilai tabel Z berdasarkan α

bila α = 0,05 Z = 1,67

bila α = 0,01 Z = 1,96

p = estimator proporsi populasi

q = 1-p

(46)

Hasil riset awal yang dilakukan penulis terhadap 30 orang responden, diketahui bahwa 21 orang yang memenuhi kriteria sampel. Dengan demikian jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah :

(1,96) 2 (0,7)(0,3) n =

(0,1) 2 n = 80,67

n = 81 orang

3.7 Jenis Data

Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

1. Data primer (primary data) yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview, observasi (Situmorang, 2014:3). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengamatan peneliti, dan memberikan pertanyaan (kuesioner).

(47)

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Kuesioner

Memberikan daftar pertanyaan kepada sampel yang dijadikan reponden (mahasiswi) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. b. Studi pustaka

Mempelajari berbagai literatur, jurnal, internet, majalah dan semua sumber yang memungkinkan dan berkaitan dengan masalah penelitian ini.

3.9 Uji Validitas Dan Reliabilitas

3.9.1 Uji Validitas

(48)

Jika rhitung> rtabel maka pernyataan valid

Jika rhitung< rtabel maka pernyataan tidak valid

[image:48.595.142.481.298.584.2]

Uji validitas dilakukan terhadap 30 orang responden di luar dari responden penelitian yang dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Nilai rtabel dengan ketentuan jumlah responden 30 orang dan tingkat signifikansi sebesar 5 %, maka angka yang diperoleh adalah 0,361.

Tabel 3.3 Uji Validitas

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Berdasarkan Tabel 3.3 dapat dilihat bahwa seluruh butir pernyataan valid karena rhitung(Corrected Item-Total Correlation) lebih besar daripada rtabel (0,361). Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian realibilitas.

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 31.37 20.654 .646 .922

P2 31.77 17.771 .840 .909

P3 31.37 19.620 .643 .923

P4 31.53 19.499 .731 .917

P5 31.20 21.062 .432 .935

P6 31.07 19.513 .694 .919

P7 31.53 19.430 .823 .912

P8 31.47 18.464 .905 .906

(49)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Situmorang, 2014:89). Instrumen yang reliable adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Dan bila koefisien korelasi (r) positif dan signifikan, maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Uji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi SPSS for windows.

Jika rhitung> rtabel maka pertanyaan tersebut reliable

Jika rhitung< rtabel maka pertanyaan tersebut tidak reliable

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Pada 9 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5% di ketahui bahwa koefisien alpha (Cronbach’s Alpha) adalah sebesar 0.80 Ini berarti 0.925 > 0.80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

(50)

3.10 Teknik Analisis Data

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif yaitu metode penganalisaan yang dilakukan dengan cara menentukan data, mengumpulkan data, dan mengklasifikasikan data sehingga dapat diperoleh gambaran umum secara jelas mengenai objek yang diteliti. Data diperoleh dari data primer berupa questioner yang telah diisi oleh sejumlah responden.

3.10.2 Metode Regresi Linear Sederhana

Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linier sederhana untuk mengukur pengaruh green cosmetic terhadap loyalitas konsumen. Metode regresi linier sederhana dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS for windows. Adapun model persamaan yang digunakan yaitu:

Y = a + bX + e

Dimana:

Y = Loyalitas konsumen

a = konstanta

b = koefisien regresi

X = Green Cosmetic

(51)

3.10.3 Pengujian Hipotesis

3.10.3.1 Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y, apakah green cosmetic (X) berpengaruh terhadap loyalitas konsumen (Y) secara terpisah atau parsial.

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika thitung< ttabel pada a=5%

Ho diterima jika thitung> ttabel pada a=5%

3.10.3.2 Koefisien Determinan (R2)

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perusahaan

Martha Tilaar Group dipelopori oleh DR. Martha Tilaar pada tahun 1970 dengan memulai usahanya membuka salon kecantikan kecil di kediaman orang tuanya. Martha Tilaar Group merupakan sebuah perusahaan kosmetika terkemuka yang memproduksi dan menyediakan produk dan pelayanan kecantikan yang inovatif dan berkualitas tinggi. Perusahaan ini menawarkan rangkaian produk kecantikan yang dapat menjadi pilihan terbaik setiap wanita dari segala kelompok usia dan penghasilan.

Selain menciptakan produk-produk perawatan kecantikan yang memanfaatkan bahan-bahan herbal tradisional Indonesia dan ekstrak tanaman alami lainnya, Martha Tilaar juga memproduksi produk-produk perawatan wajah. perawatan tubuh, make up dekoratif, dan produk-produk perawatan rambut untuk wanita modern.

Berawal dari sebuah langkah sederhana di awal tahun 1970, perusahaan ini telah tumbuh dan terus berkembang menjadi sebuah perusahaan kelas dunia yang terintegrasi dengan baik, dengan omset tahunan sekitar Rp 600 miliyar dan telah mengekspor produk-produknya ke banyak negara di dunia.

(53)

brand. Hal ini sekaligus menunjukkan kesungguhan Martha Tilaar dalam

menciptakan produk-produk kecantikan berkualitas, khususnya bagi para wanita Timur.

Martha Tilaar menjadi pemimpin kosmetika warna dengan 10-18% kepemilikan saham, dan menguasai sekitar 11% pasar produk perawatan wajah. Produk utama Martha Tilaar Group antara lain: Sariayu, yang merupakan produk kecantikan yang telah ada di pasar Indonesia sejak lama dan telah memiliki konter terbanyak (produk dekoratif, make up dasar,perawatan wajah, perawatan tubuh, perawatan rambut, dan jamu).

Pada tahun 1983, Sariayu sudah menjadi kosmetik yang sangat terkenal di tanah air. Untuk itu, peningkatan distribusi harus tetap dilakukan. Pada tahun itulah didirikan PT Sariayu sebagai distributor kosmetik Martha Tilaar ke seluruh Indonesia. (profil perusahaan sariayu.pdf).

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi

Untuk menjadi salah satu perusahaan terkemuka dan perawatan kecantikan serta spa di dunia denggan produk berbasis alami dan tradisional, melalui teknologi modern dan pengembangan untuk tujuan memberikan nilai tambah kepada konsumen dan stakeholder lainnya.

2. Misi

(54)

internasional untuk memenuhi kebutuhan konsumen di berbagai segmen pasar dengan portofolio yang sehat mampu mencapai peringkat tiga besar di setiap segmen di Indonesia.

2. Untuk merekrut, melatih, dan mempertahankan tenaga kerja yang kompeten dan produktif sebagai bagian dari aktiva perusahaan;

3. Untuk memperluas pasar internasional pada kosmetik dan produk herbal dengan fokus jangka menengah pada kawasan Asia Pasifik dan fokus jangka panjang di pasar global dengan produk yang dipilih dan merek.

Saat ini PT. Martina Berto merupakan perusahaan kosmetik yang menguasai pangsa pasar 95% di Indonesia dan 4-5% pangsa pasar luar negeri.

4.1.3 Struktur Organisasi

Struktur perusahaan Sariayu Martha Tilaar meliputi empat kelompok besar yakni : Unit Usaha Pemasaran, Unit Usaha Distribusi dan Perdagangan, dan Unit Usaha Layanan. Sedangkan struktur organisasi Sariayu Martha Tilaar dipimpin secara keseluruhan oleh seorang direktur,dan oleh kepala manajer cabang di setiap cabang PT Sariayu Martha Tilaar yang memiliki 5 divisi utama yaitu : Divisi Keuangan dan Akuntansi, Divisi Pemrosesan Data Elektronik, Divisi Logistik dan Distribusi, Divisi Penjualan, Divisi Sumber Daya Manusia dan Masalah Umum.

4.2 Analisis Deskriptif

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden

(55)

responden dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar-daftar pernyataan kuesioner. Kuesioner disebarkan kepada Mahasiswi Ekonomi dan Binsis USU yang dijadikan sebagai responden. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU pengguna loyal kosmetik Sariayu. Karakteristik responden dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pembagian Responden berdasakan Usia

[image:55.595.156.466.343.490.2]

Berikut ini adalah tabulasi karakteristik responden berdasarkan usia: Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Responden %

19 2 2,4

20 16 19,8

21 40 49,4

22 22 27,2

23 1 1,2

Total 81 100,0

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

(56)

2. Pembagian Responden berdasarkan Stambuk

[image:56.595.149.476.170.300.2]

Berikut ini adalah tabulasi karakteristik responden berdasarkan stambuk : Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk

Stambuk Jumlah Responden %

2011 42 51,9

2012 24 29,6

2013 5 6,2

2014 10 12,3

Total 81 100,0

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 81 responden, jumlah responden stambuk 2011 sebanyak 42 orang (51,9%), stambuk 2012 sebanyak 24 orang (29,6%), stambuk 2013 sebanyak 5 orang (6,2%), stambuk 2014 sebanyak 10 orang (12,3%). Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa stambuk 2011 adalah responden yang paling banyak dalam penelitian ini yaitu sebesar 51,9%. Hal ini dikarenakan peneliti banyak menjumpai mahasiswi stambuk 2011 yang berusia 21 tahun menggunakan kosmetik Sariayu.

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel

(57)

Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5

Setuju (S) : diberi skor 4

Kurang Setuju (KS) : diberi skor 3 Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1 1. Deskriptif Variabel Green Cosmetic sebagai X

Tabel 4.3

Pendapat Responden Terhadap Variabel Green Cosmetic

Pernyataan STS TS KS S SS

Total

F % F % F % F % F %

P1 1 1,2 7 8,6 7 8,6 38 46,9 28 34,6 81

P2 3 3,7 3 3,7 3 3,7 53 65,4 19 23,5 81

P3 0 0,0 9 11,1 6 7,4 35 43,2 31 38,3 81 P4 6 7,4 8 9,9 25 30,9 29 35,8 13 16,0 81

P5 0 0,0 3 3,7 7 8,6 48 59,3 23 28,4 81

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2015)

a. Pada pernyataan pertama, dari 81 responden terdapat 34,6% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa kosmetik Sariayu tidak mengujicobakan kepada binatang (no animal testing), 46,9% menyatakan setuju, 8,6% menyatakan kurang setuju, 8,6% menyatakan tidak setuju dan 1,2% menyatakan sangat tidak setuju. b. Pada pernyataan kedua, dari 81 responden, 23,5% menyatakan sangat setuju bahwa kosmetik Sariayu memiliki kemasan sederhana, 65,4% menyatakan setuju, 3,7% menyatakan kurang setuju, 3,7% menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

(58)

kesehatan kulit, 43,2% menyatakan setuju, 7,4% menyatakan kurang setuju, 11,1% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.

d. Pada pernyataan keempat, dari 81 responden terdapat 16,0% responden menyatakan sangat setuju bahwa bahan dari kemasan kosmetik Sariayu menggunakan kertas daur ulang, 35,8% menyatakan setuju, 30,9% menyatakan kurang setuju, 9,9% menyatakan tidak setuju dan 7,4% menyatakan sangat tidak setuju.

e. Pada pernyataan kelima, dari 81 responden, 28,4 % responden sangat setuju bahwa kosmetik Sariayu berasal dari tumbuhan seperti biji,bunga,buah dan jenis aneka tanaman, 59,3% menyatakan setuju, 8,6% menyatakan kurang setuju, 3,7% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.

[image:58.595.115.511.449.578.2]

2. Deskriptif Variabel Loyalitas Konsumen sebagai Y Tabel 4.4

Pendapat Responden Terhadap Variabel Loyalitas Konsumen

Pernyataan STS TS KS S SS

Total

F % F % F % F % F %

1 0 0,0 7 8,6 7 8,6 35 43,2 32 39,5 81 2 4 4,9 11 13,6 9 11,1 49 60,5 8 9,9 81 3 2 2,5 12 14,8 14 17,3 41 50,6 12 14,8 81 4 5 6,2 9 11,1 18 22,2 32 39,5 17 21,0 81 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2015)

a. Pada pernyataan pertama, dari 81 responden terdapat 39,5% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa konsumen selalu melakukan pembelian kosmetik Sariayu secara rutin, 43,2% menyatakan setuju, 8,6% menyatakan kurang setuju, 8,6% menyatakan tidak setuju dan 0% menyatakan sangat tidak setuju.

(59)

selain kosmetik, 60,5% menyatakan setuju, 11,1% menyatakan kurang setuju, 13,6% menyatakan tidak setuju dan 4,9% menyatakan sangat tidak setuju.

c. Pada pernyataan ketiga, dari 81 responden terdapat 14,8% responden menyatakan sangat setuju bahwa konsumen akan merekomendasikan keunggulan kosmetik Sariayu kepada orang lain, 50,6% menyatakan setuju, 17,3% menyatakan kurang setuju, 14,8% menyatakan tidak setuju, 2,5% menyatakan sangat tidak setuju.

d. Pada pernyataan keempat, dari 81 responden terdapat 21,0% responden menyatakan sangat setuju bahwa konsumen tetap akan memakai kosmetik Sariayu saat ada bujukan pesaing dari kosmetik lain, 39,5% menyatakan setuju, 22,2% menyatakan kurang setuju, 11,1% menyatakan tidak setuju, 6,2% menyatakan sangat tidak setuju.

4.3 Analisis Regresi Linear Sederhana

(60)
[image:60.595.105.510.152.314.2]

Tabel 4.5

Hasil Analisis Regresi Sederhana Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.200 1.547 2.716 .008

Green

Cosmetic

.542 .077 .619 7.014 .000

a. Dependent Variable: loyalitas konsumen Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada Tabel 4.5 kolom

Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh persamaan regresi linear sederhana

sebagai berikut:

Y = 4.200+0,542X

Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Konstanta (a) = 4200. Ini menunjukkan tingkat konstan, dimana jika variabel green cosmetic adalah 0, maka loyalitas konsumen pada Mahasiswi Ekonomi

dan Bisnis USU akan tetap sebesar 4200, dengan asumsi variabel lain tetap. b. Koefisien X(b) = 0,542. Variabel green cosmetic terhadap loyalitas konsumen

dengan koefisien regresi sebesar 0,542. Ini mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel green cosmetic sebesar 1 satuan, maka loyalitas konsumen pada Mahasiswi Ekonomi dan Bisnis USU akan meningkat sebesar 0,542.

(61)

4.4.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

[image:61.595.136.547.404.532.2]

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu green cosmetic terhadap variabel dependen yaitu loyalitas konsumen secara parsial. Uji t memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,05, jika signifikansi t berada dibawah 0,05 maka variabel independen secara individu berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Apabila thitung menunjukkan nilai lebih besar dibandingkan dengan ttabel, maka koefisien regresi variabel independen adalah signifikan.

Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.200 1.547 2.716 .008

green cosmetic

.542 .077 .619 7.014 .000

a. Dependent Variable: loyalitas konsumen Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Dari hasil uji statistik t pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa:

(62)

4.4.2 Koefisien Determinasi

Pengujian koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat.Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summaryb dan tertulis R square. Namun untuk regresi linear berganda sebaiknya menggunakan R square yang sudah disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square, karena di

[image:62.595.162.461.390.498.2]

sesuaikan dengan jumlah variabel bebas dalam penelitian. Nilai R square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R square berkisar 0 sampai 1.

Tabel 4.7

Hasil Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .619a .384 .376 2.370

a.Predictors: (Constant), green cosmetic b.Dependent Variable : loyalitas konsumen Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Pada Tabel 4.7 nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,619 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan loyalitas konsumen (variabel dependen) dengan green cosmetic (variabel independen) mempunyai hubungan yang cukup erat yaitu

(63)

sebesar 37,6% sisanya sebesar 62,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

4.5 Pembahasan

Berdasarkan pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel green cosmetic berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Hal ini

terlihat dari nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 dan nilai

thitung lebih besar dari nilai ttabel (7,014 >1,990). Berdasarkan pengujian secara parsial diketahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut :

1. Pengaruh Green Cosmetic terhadap Loyalitas Konsumen

Berdasarkan diskripsi jawaban responden pada pernyataan pertama variabel green cosmetic terdapat 38 responden atau sekitar 46,9% setuju bahwa kosmetik Sariayu tidak mengujicobakan kepada binatang (no animal testing). Hal ini ditandai dengan adanya keterangan dibalik kemasan kosmetik Sariayu yang bertuliskan no animal testing, keterangan ini yang membuat para responden setuju bahwa kosmetik Sariayu sudah terbukti tidak mengujicobakan kepada binatang (no animal testing).

Berdasarkan diskripsi jawaban responden pada pernyataan kedua variabel green cosmetic terdapat 53 responden atau sekitar 65,4% setuju bahwa kosmetik

(64)

Berdasarkan diskripsi jawaban responden pada pernyataan ketiga variabel green cosmetic terdapat 35 responden atau sekitar 43,2% setuju bahwa

bahan-bahan kosmetik Sariayu tidak berdampak negatif bagi kesehatan kulit. Hal ini dapat dilihat dari pemakaian yang dilakukan responden selama ini tidak pernah mengalami gangguan kesehatan, seperti iritasi pada kulit. Karena bahan yang digunakan pada kosmetik Sariayu tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat mengganggu bagi kesehatan kulit.

Berdasarkan diskripsi jawaban responden pada pernyataan keempat variabel green cosmetic terdapat 29 responden atau sekitar 35,8% setuju bahwa bahan dari kemasan kosmetik Sariayu menggunakan kertas daur ulang. Hal ini dapat dilihat dari kemasan kosmetik yang tentu saja dapat di daur ulang dan setiap tahunnya pihak Sariayu melakukan daur ulang terhadap kemasan kosmetik.

Berdasarkan diskripsi jawaban responden pada pernyataan kelima variabel green cosmetic terdapat 48 responden atau sekitar 59,3% setuju bahwa kosmetik

Sariayu berasal dari tumbuhan seperti biji, bunga, buah dan jenis aneka tanaman. Hal ini dapat dilihat dari kandungan bahan-bahan yang terdapat pada kosmetik Sariayu berasal dari bahan alami dan organik.

(65)

yang didapat dari penggunaan produk green, sehingga pada akhirnya akan membuat pelanggan terus menggunakan produk dengan melakukan pembelian berulang untuk kemudian menjadi pelanggan yang loyal pada produk tersebut.

Sariayu menerapkan strategi green cosmetic yaitu kosmetik ramah lingkungan yang terbuat dari bahan alami tanpa pengawet dan pewarna buatan pentingnya dan keuntungan memakai kosmetik hijau, seperti kosmetinya lebih cepat diserap oleh tubuh karena sifat bahan-bahannya yang alami, dan tidak menimbulkan efek samping pada kulit.

(66)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel green cosmetic memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen pada Mahasiswi Ekonomi dan Bisnis USU dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 81 responden.

1. Hasil dari pengujian Statistik t menunjukkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara individual (parsial) bahwa green cosmetic memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pada Mahasiswi Ekonomi dan Bisnis USU.

2. Berdasarkan pengujian koefisien Determinasi (R2) diketahui bahwa R sebesar 0,619 berarti hubungan antara green cosmetic terhadap loyalitas konsumen 61,9%. Hal ini berarti hubunganya cukup erat .Nilai Adjusted R Square = 0,376 berarti 37,6% loyalitas konsumen dapat dijelasakan oleh variabel green cosmetic sedangkan sisanya 62,4% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini .

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diambil, maka saran yang dapat diberikan peneliti adalah:

(67)

merusak kesehatan kulit sehigga membuat konsumen yakin terhadap kualitas kosmetik tersebut sebagai green cosmetic.

2. Sariayu Martha Tilaar harus memberikan suatu program kepada konsumen untuk mengajak mendaur ulang produk yang telah habis pakai dengan memberikan kembali produk tersebut kepada pihak Sariayu, yang akan memberikan nilai yang lebih pada produk kosmetik yang ramah lingkungan.

3. Membina komunikasi kepada konsumen dalam beauty workshop yang dilakukan Sariayu dengan cara memberikan informasi yang detail dan akurat mengenai kosmetik hijau sehingga menambah pengetahuan konsumen mengenai pentingnya menggunakan kosmetik hijau tersebut. 4. Sariayu harus menciptakan inovasi pada produk kosmetik dengan

(68)

DAFTAR PUSTAKA

Ariawan, Andre. 2005. Studi Mengenai Sukses Pemasaran Produk (Studi Kasus pada Riteler Poduk Kain Sarung Merek Gajah Duduk di Pekalongan). Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Vol.IV, No. 1 (Mei) Hal 71-86.

Darmadji,B.(2008).Industri Kosmetik di Indonesia Griffin, Jill. 2005. Customer Loyalty: How To Keep It, How To Earn It. Edisi

Revisi, Bahasa Indonesia, Erlangga, Jakarta.

Haryadi, R. (2009). “Pengaruh Strategi Green Marketing Terhadap Pilihan Konsumen Melalui Pendekatan Marketing Mix”.

Hurriyati, R

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait