• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi manajemen keuangan di SMK YKTB 2 Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi manajemen keuangan di SMK YKTB 2 Bogor"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEUANGAN

di SMK YKTB 2 BOGOR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

PIPI MASPUPAH

(106018200773)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

BOGOR” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 28 Februari 2011 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 10 Maret 2011

Panitian Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Ka. Prodi MP) Tanggal Tanda Tangan Rusydy Zakaria, M. Ed., M. Phill

NIP. 19560530 198503 1 002 …………. ……….

Ka. Prodi Manajemen Pendidikan Drs. Mu’arif SAM, M. Pd

NIP. 19650717 199403 1 005 ..…………. ………...

Penguji I

Mudjahid,Ak,M.Sc

NIP. 194714 1196510 1 001 ..…………. ………...

Penguji II

Drs. H. Fathi Ismail, MM

..…………. ……… NIP. 194910 1 219783 1 002

Mengetahui

Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(3)

SURAT PERNYATAAN

Bismillahirrahmanirrahim,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama

: Pipi Maspupah

NIM

: 106018200773

Jurusan

: KI-Manajemen Pendidikan

Fakultas

: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini menyatakan bahwa :

1.

Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyratan untuk memperoleh gelar Strata Satu (SI) di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penggunaan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya yang saya buat merupakan jiplakan

karya orang lain saya bersedia menerima sanksi berdasarkan Undang-undang

yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Januari 2011

(4)

Pipi Maspupah (106018200773). Implementasi Manajemen Keuangan di SMK YKTB 2 BOGOR. Skripsi di bawah bimbingan Dr. Zainul Arifin Yusuf Jurusan Kependidikan Islam. Program Studi Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2010

Skripsi dibuat di Jakarta, jurusan Kependidikan Islam Prodi Manajemen Pendidikan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, januari 2011.

Dalam penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses perencanaan, pelaksanaa dan evaluasi pertanggungjawaban implementasi manajemen keuangan di SMK YKTB 2 BOGOR.

Penelitian ini dilakukan di SMK YKTB 2 BOGOR dalam kurun waktu tiga bulan dimulai pada bulan November 2010 dan berakhir januari 2011. Jenis penenlitiannya menggunakan kualitatif deskriftif. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan manajemen keuangan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pertanggungjawaban digunakan teknik pengumpulan data berupa observasi langsung dan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait. Hasil wawancara kemudian dianalisis dicek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh. Dalam hal ini peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT yang Maha Segalanya dan

selalu dekat dengan hamba-Nya. Syukur senantiasa terucapkan atas segala nikmat dan

rahmat-Nya hingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Shalawat dan salam selalu

tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari

alam kejahiliyahan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Skripsi dengan judul ”Implementasi Manajemen Keuangan di SMK YKTB 2

BOGOR” disusun sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana pendidikan (S.Pd)

pada Program Studi manajemen pendidikan, Fakultas ilmu tarbiah dan keguruan, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian skripsi ini semata-mata bukanlah hasil usaha penulis, melainkan

banyak pihak yang telah memberikan bantuan, petunjuk, bimbingan, motivasi, dan

semangat. Untuk itu penulis merasa pantas berterima kasih kepada :

1.

Bapak Prof. Dr. Dede Rosada, MA selaku Dekan Fakultas ilmu tarbiah dan

keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Bapak Rusydy Zakaria, M.Ed., M.Phil selaku ketua jurusan kependidikan islam

sekaligus sebagai dosen penasehat akademik yang telah meluangkan banyak

waktu nya dalam membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

(6)

Jakarta.

4.

Bapak Dr. Zainul Arifin yusuf, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang

senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing penulis, dan banyak

memberikan masukan, nasihat, serta arahan kepada penulis selama menyusun

skripsi.

Thanks for everythink

pak, semoga Allah membalas kebaikan dan budi

muliamu.

5.

Seluruh dosen Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah membekali

penulis dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang sangat berguna, selama

penulis mengikuti perkuliahan.

6.

Segenap jajaran staff Kependidikan Islam Manajemen Pendidikan Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

7.

Bapak Drs. H. Endang Efendy, MM selaku Kepala sekolah SMK YKTB 2

BOGOR yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di

sekolah tersebut.

8.

Segenap Responden SMK YKTB 2 BOGOR kepala sekolah, bendahara

yayasan, dan dewan guru yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.

(7)

10.

Kedua orang tuaku, Abah (Bpk Ujang Mahali) dan Mamah (ibu Siti Hapsoh)

yang aku sayangi serta ibu (Hj. Yayah Juariyah) dan bapak (H. Khaerudin

Mochtar) mertua yang penulis hormati. Terima kasih atas

spirit of my life,

yang

selalu mendo’akan dan memberikan dukungan baik moril, materiil maupun

spiritual yang tak terhingga, serta nasihat kepada penulis untuk selalu semangat

menggapai cita-cita, dan selalu menjadi sumber inspirasi dan kekuatan.

11.

Suamiku tercinta dan terkasih Febrian Akbar S.Pdi, terima kasih atas semua

cinta dan kasih nya yang telah diberikan, serta senantiasa memberikan masukan

ilmu dan motivasi kepada penulis.

12.

Keluarga besarku teruntuk kakak ku (teh Dewi, teh Santi, a’Budi) dan untuk

adikku tersayang (Anit, Adi Dan Ika) yang senantiasa mendo’akan. Terima

kasih atas segala dukungan yang selalu ada dalam setiap fase hidup dan

pendidikanku.

I love you all.

13.

Keponakan ku yang lucu-lucu (kakak mahdiah, abib mahdi, aa aboy, afifah,

salwa dan andra), terima kasih sayang karena kepolosan kalian sehingga bibi

semangat dalam menghadapi penyusunan skripsi ini.

14.

Teman sekamarku tersayang Nursuqiah kholilah dan teman-teman terbaikku

mbak cita, eci, nunung, kiki, saras dan ulum serta

Balans Girls

yang selalu

memberikan keceriaan. Terima kasih untuk semangat, motivasi, dan bantuan

serta jalinan persahabatan yang indah tak terlupakan selama berada dikostan.

15.

Teman-teman KI-MP Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan angkatan 2006

(8)

ini.

Tetap Semangat Untuk Meraih Masa Depan yang Lebih Baik.

16.

Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas semua

kebaikan kalian semua.

Akhir kata dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, penulis berharap

semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca

lain.

Jakarta, 25 Januari 2011

(9)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ILMIAH ... i

ABSTRAKSI ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI 1. Hakikat Manajemen a. Pengertian Manajemen Keuangan ... 8

b. Fungsi Manajemen Keuangan ... 13

1. Perencanaan Keuangan ... 14

2. Pelaksanaan Anggaran ... 15

3. Evaluasi dan Pertanggung jawaban ... 18

c. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan ... 20

2. Model Pelaksanaan Manajemen Keuangan a. Perencanaan Keuangan Sekolah ... 22

b. Pelaksanaan Keuangan Sekolah ... 27

(10)

B. Metode Penelitian ... 32

C. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data ... 33

D. Kisi-kisi Instrument Pengumpulan Data ... 34

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum SMK YKTB 2 BOGOR 1. Profil sekolah ... 37

2. Sejarah berdirinya SMK YKTB 2 BOGOR ... 38

3. VISI dan MISI SMK YKTB 2 BOGOR ... 38

B. Siswa, Guru dan Karyawan ... 41

C. Hasil Temuan Tentang Implementasi Manajemen Keuangan 1. Peran kepala sekolah dalam mengelola keuangan ... 41

2. Implementasi manajemen keuangan ... 42

3. Upaya sekolah untuk meningkatkan implementasi manajemen keuangan ... 48

4. Kendala yang dihadapi dalam implementasi manajemen keuangan khususnya dalam pelaksanaan APBS ... 48

5. Sumber anggaran keuangan sekolah SMK YKTB 2 Bogor 49 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN ... 51

B. SARAN ... 52

(11)
[image:11.612.114.512.133.545.2]

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Kisi-kisi Instrument Pengumpulan Data

Tabel 2

Kelas X AK (Akuntansi)

Tabel 3

Kelas XI AK (Akuntansi)

Tabel 4

Kelas XII AK (Akuntansi)

Tabel 5

kelas X AP (Administrasi perkantoran)

Tabel 6

kelas XI AP (Administrasi perkantoran)

Tabel 7

kelas XII AP (Administrasi perkantoran)

Tabel 8

Struktur Organisasi SekolahSMK YKTB 2 BOGOR

Tabel 9

Susunan Personalia SMK YKTB 2 BOGOR Tahun Akademik

2010-2011

Table 10

Sarana dan Prasarana SMK YKTB 2 BOGOR

(12)

Lampiran 1

APBS SMK YKTB 2 BOGOR

Lampiran 2

Kartu Pembayaran Keuangan Sekolah

Lampiran 3

Kwitansi Sekolah

Lampiran 4

Buku rekapan setoran bendahara sekolah

Lampiran 5

Catatan pemasukan harian

Lampiran 6

Catatan pengeluaran harian

Lampiran 7

Buku kas pembantu

Lampiran 8

Buku pemasukan dan pengeluaran

Lampiran 9

Pedoman wawancara Implementasi Manajemen Keuangan dengan

Kepala Sekolah

Lampiran 10 Berita acara wawancara Implementasi Manajemen Keuangan Dengan

Kepala Sekolah

Lampiran 11 Pedoman wawancara Implementasi Manajemen dengan Kepala

Sekolah

Lampiran 12 Berita acara wawancara implementasi manajemen keuangan dengan

kepala sekolah

(13)

Lampiran 18 Permohonan Dosen Pembimbing Skripsi

Lampiran 19 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 20 Surat izin Penelitian

Lampiran 21 Surat izin Wawancacra

Lampiran 22 Daftar Uji Referensi dosen pembimbing

Lampiran 23 Daftar Uji Referensi Jurusan

(14)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pendidikan merupakan salah satu sarana penting dalam keseharian hidup manusia di dunia. Sejak kecil hingga dewasa manusia selalu melakukan proses pendidikan baik formal maupun informal. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam pembangunan yang merupakan pendorong utama sumber daya manusia dalam mencapai tujuan hidupnya, sehingga pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pendidikan juga merupakan investasi dalam pembangunan sumber daya manusia, dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor pendukung upaya manusia dalam mengurangi kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian. Di indonesia, tujuan pendidikan bukan saja untuk mengasilkan manusia yang cerdas, terampil dan bertanggung jawab, tetapi juga bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur serta mempunyai kepribadian yang kuat.

(15)

2

kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.1

Pendidikan berusaha mengembangkan potensi individu agar mampu berdiri sendiri. Untuk itu individu perlu diberi berbagai kemampuan dalam mengembangkan berbagai hal, seperti; konsep, prinsip, kreativitas, tanggung jawab, dan keterampilan. Dengan kata lain perlu memperbaharui perkembangan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Demikian pula dengan individu, individu juga mahluk sosial yang yang selalu berinteraksi dengan lingkungan sesamanya. Objek sosial ini akan berpengaruh terhadap perkembangan individu. Melalui pendidikan dapat dikembangkan suatu keadaan yang seimbang antara perkembangan aspek individual dan aspek sosial.

Maka dengan diberlakukannya otonomi daerah (desentralisasi), pemerintah daerah akan meningkatkan pendidikan nasional, termasuk dalam penganggaran pendidikan. Pemerintah daerah diharapkan untuk senantiasa meningkatkan kemampuannya dalam berbagai tahap pembangunan pendidikan, mulai dari tahap perumusan kebijakan pendidikan nasional untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Melalui desntralisasi pengelolaan pendidikan akan dapat menghadirkan sekolah sebagai suatu lembaga yang memiliki otoritas dan kewenangan yang tidak lagi tergantung kepada kebijakan dan birokrasi pendidikan yang sentralistik. Sekolah akan mampu secara mandiri meningkatkan kinerjanya untuk memajukan sistem pendidikannya dengan menggali, memanfaatkan dan mengalokasikan berbagai potensi sumber daya yang pada akhirnya ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dalam rangka inilah sekolah sebagai lembaga pendidikan formal berperan sangat dominan dalam sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia.

1

(16)

Desntralisasi berusaha merubah atau membagi-bagikan lagi hasil atau keuntungan yang dihasilkan pendidikan. Hal ini banyak dan betul-betul berbeda sifatnya. Capaian pendidikan merupakan indikator penting dalam penempatan kedudukan social, serta menyumbang bagi pemeliharaan perbedaan kelas dan kultur dalam suatu masyarakat dan juga antara masyarakat. Sistem pendidikan biasanya merupakan industri terbesar dalam suatu bangsa, yang membangkitkan ketenaga-kerjaan dan menghabiskan sebagian anggaran pemerintah tahunan yang signifikan. Ketenagakerjaan dan belanja (misalnya, untuk bangunan sekolah) merupakan sumber penting patronase politik. Sasaran pendidikan ini berjalan selama beberapa waktu, dan hadir ketika proses sentralisasi pendidikan merupakan suatu usaha yang disengaja untuk menyediakan pendidikan lebih besar bagi orang banyak, serta untuk meningkatkan mutu dari apa yang diberikan.2

Sejalan dengan kebijakan otonomi daerah, maka pelaksanaan menyerahkan masalah pendidikan diberikan di daerah sekolah masing-masing, implikasi diterapkannya manajemen pendidikan berbasis sekolah, adalah pemberian wewenang kepada sekolah untuk mengelola dana sendiri. Sekolah diberi kewenangan untuk mencari dana dan menggunakannya dengan prinsip akuntabilitas dan transparansi. Dengan kewenangan tersebut, maka setiap sekolah berupaya memperoleh dana dari masyarakat, baik masyarakat pengguna jasa sekolah (orang tua peserta didik) maupun anggota masyarakat dan dunia usaha.3

Pendidikan dalam operasionalnya tidak dapat terlepas dari masalah biaya. Biaya pendidikan yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan tidak akan tampak hasilnya secara nyata dalam waktu singkat. Oleh karena itu, uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, masyarakat, maupun orang tua (keluarga) untuk menghasilkan pendidikan bagi anaknya harus dipandang sebagai investasi. Uang yang dikeluarkan dibidang pendidikan sebagai bentuk investasi pada periode tertentu, di masa yang akan datang harus dapat menghasilkan keuntungan atau manfaat secara langsung terhadap kualitas sekolah, terutama berkaitan dengan sarana dan prasarana. Banyak sekolah

2

N. Mcginn dan T. Welsh, Desentralisasi Pendidikan, (Jakarta : PT. Logos wacana ilmu, 2003), cet. Ke-1 h.11-12

3

(17)

4

yang tidak dapat melakukan kegiatan belajar mengajar secara optimal, hanya karena masalah keuangan, baik untuk menggaji guru maupun untuk mengadakan sarana dan prasarana pembelajaran. Dalam hal ini, maupun tuntutan reformasi adalah pendidikan yang murah dan berkualitas, namun pendidikan yang berkualitas senantiasa memerlukan dana yang cukup banyak4.

Manajemen keuangan sekolah merupakan bagian dari kegiatan pembiayaan pendidikan, yang secara keseluruhan menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan (mengelola keuangan), mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan secara efektif dan transfaran. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, manajemen keuangan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan.5

E. Mulyasa berpendapat bahwa ; masalah keuangan merupakan masalah yang cukup mendasar di sekolah. Karena seluruh komponen pendidikan disekolah erat kaitannya dengan komponen keuangan sekolah. Meskipun tidak sepenuhnya, masalah keuangan akan berpengaruh secara langsung terhadap kualitas sekolah.

Dalam penyelenggaraan pendidikakn, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan suatu hal yang menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar di sekolah bersama komponen-komponen lain. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari maupun tidak disadari. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya, agar dana-dana yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan.

4

E. Mulyasa, Menjadi kepala sekolah professional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. Ke-5, hal 193-194

5

(18)

Manajemen keuangan sekolah yang baik dan benar perlu dilakukan untuk menunjang penyediaan sarana dan prasarana dalam rangka mengefektifkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Hal ini penting, terutama dalam rangka manajemen berbasis sekolah, yang memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai keperluan masing-masing sekolah karena pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada permasalahan keterbatasan dana dan program yang harus dilakukan cukup banyak, sementara sumber daya yang dimiliki sangatlah terbatas, apalagi dalam kondisi krisis seperti sekarang ini. Oleh karena itu manajemen keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam mengelola sumber daya yang ada agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai yang telah diamanatkan negara yaitu sebagaimana yang telah termaktub dalam undang-undang republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (SISDIKNAS) . Sesuai dengan tuntutan untuk melahirkan pengelolaan keuangan yang efektif maka setiap sekolah membutuhkan penyusunan RAPBS.

(19)

6

merupakan wujud dari telah terlaksananya fungsi manajemen keuangan sekolah yang cukup baik.

B. Identifikasi masalah

• Kebutuhan dana untuk mengimplementsikan otonomisasi pendidikan ditingkat sekolah

• Belum efektifnya pengelolaan keuangan di tingkat sekolah. • Belum terpenuhinya pembiayaan sekolah melalui dana bom • Masih tingginya biaya investsi penyelenggaraan pendidikan.

• Keterbatasan dana bagi pembiayaan pelaksanaan program pendidikan. • Belum efektifnya pengelolaan keuangan yaitu perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi pertanggungjawaban yang ditetapkan sekolah/yayasan. • Belum efektifnya APBS sebagai acauan untuk pengelolaan keuangan

sekolah.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan lebih terarah, maka penelitian ini akan dibatasi pada “Bagaimana pelaksanaan manajemen keuangan yang meliputi perencanaan, pengelolaan, dan pertanggungjawaban manajemen keuangan sekolah di SMK YKTB 2 BOGOR?”

D. Perumusan Masalah

a. Apakah pelaksanaan APBS dalam pengelolaan keuangan sekolah efektif? b. Bagaimanakah perencanaan keuangan sekolah di SMK YKTB 2 BOGOR? c. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen keuangan

sekolah di SMK YKTB 2 BOGOR?

d. Bagaimana peranan kepala sekolah dalam merencanakan, mengelola, dan mempertanggungjawabkan keuangan di SMK YKTB 2 BOGOR ?

(20)

E. Tujuan Penelitian

a. Untuk menjelaskan pelaksanaan APBS dalam meningkatkan pegelolaan keuangan disekolah

b. Untuk menemukan faktor utama kendala dalam penyusunan menyebabkan APBS.

c. Untuk mengetahui peranan kepala sekolah dalam merencanakan, mengelola, dan mempertanggungjawabkan keuangan SMK YKTB 2 BOGOR

d. Untuk mengetahui implementasi manajemen keuangan SMK YKTB 2 BOGOR

e. Untuk mengetahui kendala dan hambatan dalam implementasi manajemen keuangan.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya : a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkarya

khazanah kepustakaan fakultas ilmu tarbiah dan keguruan jurusan kependidikan islam khususnya kaprodi manajemen pendidikan untuk penelitian yang terkait atau sebagai contoh untuk penelitian dimasa yang akan dating, khususnya mengenai pelaksanaan manajemen keuangan dalam meningkatkan kualitas pendidikan pada tingkat sekolah menengah atas.

(21)

8

BAB II

KAJIAN TEORI

1.

Hakikat Manajemen Keuangan

a. Pengertian Manajemen Keuangan

Secara etimologis, “Manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu dari kata kerja to manage yang disinonimkan dengan to hand yang berarti mengurus, to control memeriksa, to guide memimpin. Apabila dilihat dari asal katanya, manajemen berarti pengurusan, pengendalian atau pembimbing. Manajemen merupakan sebuah kegiatan; pelaksanaannya disebut manajing dan orang yang melakukannya disebut manajer.1

Hingga saat ini manajemen terus dikaji oleh para pakar manajemen, mereka mendefinisikan manajemen sebagai ilmu, ada juga yang mendefinisikan manajemen sebagai kiat atau seni, serta ada yang mendefinisikan manajemen sebagai profesi.

Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi.

Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai “Suatu bidang ilmu pengetahuan (since) yang secara sistematik berusaha untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain dalam menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen

1

(22)

dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para professional dituntun oleh suatu kode etik. Pada mulanya manajemen belum dapat dikatakan sebagai teori, karena teori harus terdiri dari konsep-konsep yang secara sistematis dapat menjelaskan dan meramalkan apa yang akan terjadi dan membuktikan ramalan itu berdasarkan penelitian. Setelah dipelajari selama beberapa zaman, manajemen telah memenuhi persyaratan sebagai bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang-orang bekerja sama.

Pada mulanya manajemen belum dapat dikatakan sebagai teori, karena teori harus terdiri dari konsep-konsep yang sistematis dapat menjelaskan dan meramalkan apa yang akan terjadi dan membuktikan ramalan itu berdasarkan penelitian. Setelah dipelajari selama beberapa zaman, manajemen telah memenuhi persyaratan sebagai bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang-orang bekerja sama. Menurut Luther Gulick (1965) “manajemen memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan karena memiliki serangkaian teori, meskipun teori-teori itu masih terlalu umum”2.

Menurut pengertian manajemen sebagai ilmu pengetahuan memiliki serangkaian teori-teori yang membantu dalam mengetahui mengapa dan bagaimana tugas orang dalam bekerjasama dan memerlukan disiplin ilmu-ilmu pengetahuan lain dalam penerapannya, dalam pengertian diatas manajemen juga berfungsi menerangkan fenomena-fenomena (gejala-gejala), kejadian-kejadian, keadaan-keadaan, jadi memberikan penjelasan-penjelasan. Pengertian manajemen yang diutarakan oleh Georgy Terry “Terdapat suatu kelemahan yaitu tidak dilimpahkan tanggung jawab, padahal manajemen itu adalah mengenai pertanggung jawaban”.

2

(23)

10

Menurut “Mary Parker Follet (stoner, 1986) manajemen sebagai seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang. (The art of getting done through people)”3. Definisi ini perlu mendapat perhatian karena berdasarkan kenyataan, manajemen mencapai tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain. Hal senada juga diungkapkan Henry M. Botinger, “Manajemen sebagai suatu seni membutuhkan tiga unsur, yaitu:

pandangan, pengetahuan teknis, dan komunikasi. Ketiga unsur tersebut terkandung dalam dalam manajemen.

Definisi tersebut menggunakan kata seni. Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau keterampilan para manajer dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan, sebab dalam mencapai tujuan diperlukan kerjasama dengan orang lain dimana diperlukan cara memerintah seseorang untuk dapat bekerjasama, untuk itu diperlukan suatu kiat atau seni bagaimana orang lain mau melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.

Dr. R. Markharita, mendefinisikan manajemen yaitu “Manajemen

is the utilization of available or potentials resources in achieving a given

ends/Manajemen adalah pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia atau

yang berpotensi di dalam pencapaian tujuan”4. Selanjutnya, Haimann mengatakan bahwa “Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan bersama”5. Sedangkan Massie, 1973 mendefinisikan “manajemen yaitu sekelompok khusus orang-orang yang tugasnya

3

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan…, hal.3

4

Drs. Maringan Masry Simbolon, M.M., Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), cet. I, h.22-23

5

(24)

mengarahkan usaha kea rah tujuan-tujuan melalui aktivitas-aktivitas orang lain atau membuat sessuatu dikerjakan oleh orang-orang lain”.6

Atas dasar beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan akan arti dari manajemen itu sendiri adalah “ Bekerja dengan melibatkan orang banyak untuk menentukan, menginterpretasikan, mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan, kepemimpinan dan pengawasan”7.

Kegiatan manajemen merupakan sebuah proses kegiatan dan aktivitas yang terorganisir untuk mengelola sumber daya, peluang dengan pendekatan ilmiah secara sistematik untuk menetukan keputusan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan efesien atau sekurang-kurangnya itulah apa yang didambakan oleh manajemen. Manajemen juga mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh individu-individu yang menyumbangkan upayanya yang terbaik melalui tindakan-tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya8. Demikianlah manajemen sangat berguna dalam mengatasi permasalahan yang ada khususnya pada hal yang menyangkut dengan masalah keuangan. Oleh karena itu seyogyanya dapat dilihat bagaimana pemahaman tentang manajemen keuangan itu sendiri dalam suatu organisasi.

Keuangan menurut kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai seluk beluk uang, keadaan keuangan .

Sedangkan menurut B Suryosubroto, menulis Soal-soal yang menyangkut keuangan sekolah pada garis besarnya berkisar pada uang sumbangan pembinaan penbinaan (SPP), uang kesejahteraan personal dan

6

Prof. DR. Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia (PT Rineka Cipta, 2004), cet. 2, h.3

7

T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA,1998) edisi ke 2 h. 10

8

(25)

12

gaji serta keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah seperti perbaikan sarana dan sebagainya.

Dapat penulis simpulkan bahwa keuangan adalah segala kegiatan atau aktivitas yang berhubungan dengan uang, sedangkan dalam pendidikan yaitu segala urusan aktivitas kegiatan pendidikan yang melibatkan uang.

Menurut R. Agus Surtono, manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana, baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif dan efesien maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efesien.

Saud Hasan dan Enny Pudjiastuti menyatakan bahwa manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan keuangan.

Dari uraian pendapat diatas, penulis dapat simpulkan bahwa manajemen keuangan adalah aktivitas yang menggunakan prinsip manajemen yang meliputi perencanaan keuangan, menganalisis penggunaan keuangan, dan mengendalikan penggunaan keuangan lembaga atau organisasi sebagai bentuk pelaksanaan keuangan untuk mengambil keputusan.

(26)

b. Fungsi Manajemen Keuangan

Saat ini pengaruh manajer keuangan perusahaan telah memiliki fungsi keuangan yang lebih luas, yaitu sebagai berikut.9

1. Kegiatan investasi dalam berbagai jenis ativa.

2. Mendapatkan kombinasi keuangan optimal yang berhubungan dengan berbagai jenis penilaian kerja perusahaan. Bentuk-bentuk penilaian kerja diantaranya berkaitan dengan penentuan ukuran perusahaan, laba operasi perusahaan, resiko bisnis, dan penentuan tingkat likuiditas perusahaan. 3. Menentukan strategi pendanaan

Dalam rangka menandanai aktivitas-aktivitas investasi dan kegiatan operasional perusahaan dengan memperhatikan tingkat momen ungkit (leverage) optimal, yaitu mencermati kondisi permintaan pasar dan portopolio investasi optimal dengan mencermati efesiensi dan efektivitas operasi perusahaan, didukung oleh pengelolaan sumber dana utang, khususnya utang jangka panjang.

Agar tujuan lembaga pendidikan yang telah ditetapkan dapat terlaksana dengan baik dan tercapai dengan efektif serta efesien maka perlu memfungsikan manajemen keuangan itu sendiri dengan baik. Berdasarkan catatan depdiknas disamen, pengelolaan keuangan adalah kegiatan sekolah untuk merencanakan, menggunakan,, mengevaluasi dan mempertanggung jawabkan keuangan sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Sedangkan menurut Suad Hasan dan Enny Pudjiastuti : Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis, dan pengendalian kegiatan keuangan

Dengan kata lain fungsi manajemen keuangan terdiri dari perencanaan keuangan, pelaksanaan keuangan, evaluasi dan pertanggungjawaban. Jones mengemukakan “ Financial planning yang

9

Dr. Harmono, S.E., M.Si, Manajemen Keuangan (Berbasis balanced scorecard

(27)

14

disebut juga budgeting yang merupakan suatu kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa efek samping yang merugikan”.10 Pelaksanaan anggaran (keuangan) atau implementation involes accounting adalah kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian bila diperlukan11. Hal terpenting adalah evaluasi sebagai proses penilaian pencapaian tujuan. Evaluasi sangatlah penting mengingat penggunaan sumber daya khususnya yang berbentuk uang yang tidak tepat dapat mengganggu proses kegiatan dan dapat merusak citra suatu organisasi.

Berdasarkan penjelasan di atas fungsi manajemen keuangan dilembaga pendidikan formal biasanya melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Perencanaan keuangan 2. Pelaksanaan anggaran

3. Evaluasi dan pertanggung jawaban12. 1. Perencanaan Keuangan

Perencanaan/planning dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dalam hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan13 . Dengan demikian, perencanaan itu merupakan suatu proses pemikiran, baik secara garis besar maupun secara mendetail dari suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai kepastian yang paling baik dan ekonomis. Suatu perencanaan yang baik dan diharapkan mencapai hasil harus mengisi berbagai kegiatan, mulai dari prosecing, objectives, policies, programes, schedules, procedures, dan bugget.

10

Dr. E. Mulyasa, M.Pd, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), cet. ke-7, h. 48

11

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Propesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004), cet. ke-4, h. 198.

12

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional…, h. 198

13

(28)

Perencanaan dalam manajemen keuangan adalah merencanakan sumber dana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan. Dalam perencanaan manajemen keuangan meliputi mulai dari penerimaan sampai pelaporan yang tersusun secara tertib. Untuk itu dirancang anggaran dengan jalan menganalisa kebutuhan sesuai dengan data yang akurat.

Perencanaan keuangan bersangkut paut dengan penyusunan proyeksi penjualan, laba, dan aktiva yang didasarkan pada berbagai strategi produksi dan pemasaran, dan kemudian memutuskan cara memenuhi kebutuhan keuangan yang diramalkan. Dalam proses perencanaan keuangan, manajer seyogyanya juga mengevaluasi rencana dan mengidentifikasi perubahan-perubahan operasi yang mungkin dapat meningkatkan hasil yang dicapai.14

2. Pelaksanaan anggaran

Involves accounting (pelaksanaan anggaran) ialah kegiatan

berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian jika diperlukan15. Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan ini menganut asas pemisahan tugas antara fungsi otorisator, ordonator, dan bendaharawan. Otoristor adalah pejabat yang iberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Adapun bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban.

14

J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, (Jakarta : Erlangga, )edisi ke 9 jilid 1, h. 372

15

(29)

16

Berikut penjelasan mengenai pelaksanaan manajemen keuangan : a. Penerimaan.

Setiap lembaga pendidikan pada umumnya melaksanakan tugasnya menerima dana dari berbagai sumber. Penerimaan dari sumber-sumber dana perlu dibukukan sedangkan prosedur pengelolaannya selaras dengan ketetapan yang disepakati, baik berupa konsep teoritis maupun peraturan yang berlaku. Secara konsep banyak pendekatan yang dapat digunakan dalam pengelolaan penerimaan euangan, namun secara peraturan termasuk dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah ada beberapa karakteristik yang identik.

Berdasarkan buku pedoman rencana, program dan penganggaran, sumber dana pendidikan yang dapat dikembangkan dalam anggaran belanja sekolah antara lain meliputi anggaran rutin (DIK); anggaran pembangunan (DIP); dana penunjang pendidikan (DPP); dana masyarakat; donator; dan lain-lain yang dianggap sah dalam semua pihak. Pendanaan pendidikan pada dasarnya bersumber dari pemerintah, orang tua dan masyarakat (pasal 33 No. 2 Tahun 1989). Di samping itu, dapat pula digali sumber-sumber yang mungkin dari pihak masyarakat dalam bentuk kerja sama saling menguntungkan.

(30)

otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan dengan pengembangan konsep manajemen berbasis sekolah, maka sekolah memiliki kewenangan dan keleluasaan yang cukup lebar dalam kaitannya dengan manajemen keuangan untuk mencapai efektifitas pencapaian tujuan sekolah.

Pada umumnya di setiap telah ditetapkan bendahara sesuai dengan peran dan fungsinya. Untuk uang yang harus dipertanggungjawabkan (UYHD), ditunjuk bendahara oleh pihak berwewenang dan sebagai atasan langsungnya adalah kepala sekolah. Uang yang dibukukan merupakan aliran masuk dank e luar setelah mendapat perintah dari atasan langsung.

Sedang uang yang diterima dari masyarakat, ditunjuk bendahara lain dengan sepengetahuan dan kesepakatan pihak komite sekolah ditunjuk dari anggota sesuai dengan persetujuan musyawarah. Berkaitan dengan aliran keuangan yang berasal dari masyarakat, sekolah dalam al ini pengguna harus mendapat persetujuan komite sekolah.

b. Pengeluaran.

Dana yang diperoleh dari berbagai sumber perlu digunakan secara efektif dan efesien. Artinya setiap dana dalam pengeluarannya harus didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang telah disesuaikan dengan perencanaan pembiayaan pendidikan di sekolah.

Pengeluaran sekolah berhubungan dengan pembayaran keuangan sekolah untuk pembelian beberapa sumber atau input dari proses sekolah seperti tenaga administrasi, guru, bahan-bahan, perlengkapan, dan fasilitas. Ongkos menggambarkan seluruh sumber yang digunakan dalam proses sekolah, apakah digambarkan dalam anggaran biaya sekolah atau tidak. Ongkos dari sumber sekolah nilai setiap input yang digunakan, sekalipun sekolah menyumbangkan atau tidak terlihat secara akurat.

(31)

18

peraturan. Beberapa hal yang harus dijadikan patokan bendahara dalam mempertanggungjawabkan pembukuan, meliputi format buku kas harian, buku tabelaris, dan format laporan daya serap penggunaan harus dicatat sesuai dengan waktu serta peruntukannya.

Untuk mengefektifkan pembuatan perencanaan keuangan sekolah, maka yang sangat bertanggung jawab sebagai pelaksana adalah kepala sekolah. Kepala sekolah harus mampu mengembangkan sejumlah dimensi pembuatan administrative. Kemampuan untuk menerjemahkan program pendidikan ke dalam ekuivelensi keuangan merupakan hal penting dalam penyusunan anggaran belanja. Kegiatan mmembuat anggaran belanja bukan pekerjaan rutin atau mekanis, melibatkan pertimbangan tentang maksud-maksud dasar dari pendidikan dan program. Berdasarkan persepektif tersebut perencanaan keuangan sekolah harus dapatmembuka jalan bagi pengembangan dan penjelasan konsep-konsep tentang tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan, dan merancang cara-cara pencapainnya.

Dalam manajemen keuangan sekolah penyusunan anggaran belanja sekolah dilaksanakan oleh kepala sekolah dibantu oleh para wakilnya yang ditetapkan oleh kebijakan sekoalh, serta komite sekolah di bawah pengawasan pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Setiap penggunaan keuangan perlu melalui pengajuan keuangan secara tertulis dan sedapat mungkin hanya program-program yang termasuk dalam perencanaan keuangan saja yang didanai, agar mudah pengawasannya. Aturan pengeluaran keuangan harus dicatat seuaui dengan waktu serta peruntukannya.

3. Evaluasi dan Pertanggung jawaban a. Evaluasi

(32)

tertentu untuk keperluan pembentukan keputusan. Informasi hasil evaluasi di bandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan pada program. Apabila hasilnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan, berarti program tersebut efektif. Jika sebaliknya, maka program tersebut dianggap tidak efektif (gagal). Melalui evaluasi akan dapat diketahui pula apa saja hambatan yang terjadi, dan bagaimana mengatasi masalah tersebut. Demikian pula, melalui evaluasi secara komprehensif akan dapat diketahui sejauh mana kemajuan atau hasil-hasil pendidikan dapat dicapai. Dalam implementasi manajemen keuangan evaluasi berkaiatan dengan pertanggung jawaban terhadap apa yang telah dicapai harus dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

b. Pertanggungjawaban

Sedangkan pertanggung jawaban diartikan oleh “Cornmark (1970) sebagai auditing, auditing merupakan pembuktian dan penentuan bahwa apa yang dimaksud sesuai dengan yang dilaksanakan, sedang apa yang dilaksanakan sesuai dengan tugas. Proses ini menyangkut pertanggung jawaban penerimaan, penyimpanan dan pembayaran atau penyerahan dana kepada pihak-pihak yang berhak16”.

Pertanggungjawaban penerimaan dan penggunaan keuangan sekolah dilaksanakan dalam bentuk laporan bulanan dan semesteran kepada :

a) Kepala dinas pendidikan

b) Kepala badan administrasi keuangan daerah (BAKD) c) Kantor dinas pendidikan

Pertanggungjawaban yang dikenal dengan uang yang harus dipertanggungjawabkan (UYHD), dilaporkan setiap bulan kepada pihak yang ditetapkan sesuai dengan format dan ketepatan waktu. Khusus

16

(33)

20

untuk keuangan komite sekolah, bentuk pertanggungjawaban sangat terbatas pada tingkat secara langsung kepada orang tua peserta didik. c.Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan

Untuk dapat memahami transaksi-transaksi keuangan serta pembuatan keputusan keuangan, kita perlu mempelajari prinsip-prinsip keuangan. Prinsip-prinsip keuangan terdiri atas himpunan pendapat-pendapat yang fundamental yang membentuk dasar untuk teori keuangan dan pembuatan keputusan keuangan17.

1. Prinsip “Self Interest Behavior”

Prinsip ini mengatakan “people act their own financial self interest”. Inti dari prinsip ini adalah : orang akan memilih tindakan yang memberikan keuntungan (secara keuangan) yang terbaik bagi dirinya.

2. Prinsip “Risk Aversion”

Prinsip ini mengatakan “when all else is equal, people prefer higher return and lower risk”. Inti prinsip ini adalah : orang akan memeilih alternative dengan resiko keuntungan (return) dan risiko (risk) terbesar. Misalnya, proyek A dan B memilih resiko yang sama tetapi A menjanjikan keuntungan lebih besar, maka investor akan memilih proyek A karena memiliki rasio keuntungan dan resiko yang paling besar. Prinsip ini juga menansumsikan bahwa orang dikatagorikan sebagai “risk-averse” atau enggan terhadap resiko. Lawan risk-averse adalah “risk seeking” atau “risk lover”.

3. Prinsip “Diversification”

Prinsip ini mengatakan “Diversification is beneficial”. Prinsip ini

mengajarkan bahwa tindakan diversifikasi adalah menguntungkan karena dapat meningkatkan rasio antara keuntungan dan resiko.

4. Prinsip “Two Sided Transactions”

Prinsip ini mengatakan “ each financial transaction has at least two sides”. Prinsip ini mengingatkan kita bahwa dalam mempelajari dan membuat

17

(34)

keputusan keuangan kita tidak hanya melihat dari sisi kita, tetapi juga mencoba melihat dari sisi lawan transaksi kita. Jika dalam suatu transaksi kita untung Rp 100,. Dan lawan kita rugi sejumlah yang sama, kondisi ini disebut ‘zero-sum game”. Tidak semua transaksi keuangan merupakan zero-sum game, ada pula transaksi yang bernilai total positif karena kondisimya menang-menang (win-win), bukan menang-kalah (win-loss). 5. Prinsip “Incremental Benefit”

Prinsip ini mengatakan “financial decisions are based on incremental benefit”. Prinsip ini mengajarkan bahwa keputusan keuangan harus didasarkan pada selisih antara nilai dengan sutau alternatif dan nilai tanpa alternatif tersebut. Incremental dapat diterjemahkan sebagai tambahan. Incremental benefit adalah keuntungan tambahan, yang harus dibandingkan dengan incremental cost atau biaya tambahan.

6. Prinsip “Signaling”

Prinsip ini mengatakan bahwa setiap tindakan mengandung informasi. Misalnya, tindakan suatu perusahaan menaikan pembayaran deviden per lembar saham dapat dipandang investor sebagai perusahaan memiliki keyakinan yang tinggi pada kondisi keuangan perusahaan di masa mendatang.

7. Prinsip “capital market efficiency”

Prinsip ini mengatakan capital market atau pasar modal yang efesien adalah pasar modal dimana harga aktiva financial yang diperjualbelikan mencerminkan seluruh informasi yang ada dan dapat menyesuaikan diri secara cepat terhadap informasi baru.

8. Prinsip “risk-return trade-off”

Prinsip ini mengatakan orang menyukai keuntungan tinggi dengan resiko rendah. Kondisi ini tidak akan tercapai karena semua orang menginginkannya dengan kata lain, prinsip ini mengatakan “ jika anda menginginkan keuntungan besar, bersiaplah untuk menanggung resiko besar pula “.

(35)

22

Prinsip ini sederhana, mudah dimengerti namun memainkan peranan penting dalam ilmu keuangan. Prinsip ini mengajarkan bahwa uang Rp .00,. Yang kita terima hari ini tidak sama nilainya dengan uang Rp 100,. Yang kita terima bulan depan. Banyak orang tidak menyadari implikasi dari pertumbuhan majemuk atau bunga berbunga pada keputusan keuangan.

2.

Model Pelaksanaan Manajemen Keuangan

Dalam pelaksanaan manajemen keuangan sekolah setidaknya melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Perencanaan Keuangan Sekolah

Perencanaan keuangan sekolah setidaknya mencakup dua kegiatan, yakni : penyusunan anggaran keuangan sekolah, dan pengembangan rencana anggaran keuangan sekolah (RAPBS). Kedua kegiatan pokok tersebut diuraikan sebagai berikut :

1) Penyusunan Anggaran Keuangan Sekolah

Manajemen anggaran atau biaya sekolah yaitu merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan atau diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta pembinaan secara kontinu terhadap biaya operasional sekolah atau pendidikan, sehingga kegiatan operasional sekolah atau pendidikan semakin efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

(36)

adalah menjabarkan anggaran pendapatan. Selanjutnya, hal yang perlu dilakukan adalah menjabarkan anggaran pendidikan 20% tersebut sesuai jalurnya.18

Pemerintah telah mengeluarkan PP 48/2008 tentang pendanaan pendidikan yang mengatur mengenai tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam pendanaan pendidikan, sumber pendanaan, pengelolaan dana, dan pengalokasian dana. Tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah untuk menyediakan anggaran pendidikan berdasarkan prinsip keadailan, kecukupan dan berkelanjutan. Dalam rangka memenuhi tanggung jawab pendanaan tersebut, pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat mengarahkan sumber daya yang ada sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang dikelola berdasarkan prinsip keadilan, efesiensi, transfaransi, dan akuntabilitas publik19.

Penyusunan anggaran berangkat dari rencana kegiatan atau program yang telah disusun dan kemudian diperhitungkan berapa biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut, bukan dari jumlah dana yang tersedia dan bagaimana dana tersebut dihabiskan. Penyusunan anggaran keuangan sekolah atau sering disebut anggaran keuangan sekolah atau sering disebut anggaran belanja sekolah (ABS), biasanya dikembangkan dalam format-format yang meliputi :

a)Sumber pendapatan dan

b)Pengeluaran untuk kegiatan belajar mengajar, pengadaan, pemeliharaan sarana dan prasarana, bahan-bahan dan alat pelajaran, honorarium dan kesejahteraan.

18

Indra bastian, Akuntansi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 2006), cet ke-I, h. 162

19

(37)

24

Langkah-langkah penyusunan anggaran adalah sebagai berikut :20 a. Menginventarisasi rencana yang telah dilaksanakan.

b. Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya.

c. Menentukan program kerja dan rincian.

d. Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program. e. Menghitung dana yang dibutuhkan.

f. Menetukan sumber dana untuk membiayai rencana.

Penyusunan anggaran keuangan sekolah juga harus menggunakan prinsip-prinsip supaya anggaran keuangan dapat berjalan dengan seefesien dan seefektif mungkin.adapun prinsip-prinsip nya yaitu :21

1) RAPBS harus benar-benar difokuskan pada peningkatan pembelajaran murid secara jujur, bertanggung jawab, dan transparan.

2) RAPBS harus ditulis dalam bahasa yang sederhana dan jelas, dan dipajang di tempat terbuka di sekolah.

3) Dalam menyusun RAPBS, sekolah sebaiknya secara saksama memprioritaskan pembelanjaan dana sejalan dengan rencana pengembangan sekolah.

Didalam anggaran yang disusun harus memuat informasi/data minimal tentang:

a. Informasi rencana kegiatan: sasaran, uraian rencana kegiatan, penanggung jawab, rencana baru, atau lanjutan.

b. Uraian kegiatan program: program kerja, rincian program.

20

Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A Dkk, Manajemen Pendidikan Aplikasinya dalam

penyusunan rencana pengembangan sekolah/madrasah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2009), cet ke-1, h.359

21

(38)

c. Informasi kebutuhan: barang/jasa yang dibutuhkan, volume kebutuhan.

d. Data kebutuhan: harga satuan, jumlah biaya yang diperlukan untuk seluruh volume kebutuhan.

e. Jumlah anggaran : jumlah anggaran untuk masing-masing rincian program, program, rencana kegiatan, dan total anggaran untuk seluruh rencana kegiatan periode terkait. f. Sumber dana ; total sumber dana, masing-masing sumber dana

yang mendukung pembiayaan program22.

Perencanaan keuangan sekolah memerlukan data yang akurat dan lengkap sehingga semua perencanaan kebutuhan untuk masa yang akan datang dapat diantisipasi dalam rancangan anggaran. Perencanaan keuangan sekolah dapat dikembangkan secara efektif jika didukung oleh beberapa sumber yang esensial, seperti:

1. Sumber daya manusia yang kompeten dan mempunyai wawasan yang luas tentang dinamika sosial masyarakat. 2. Tersedianya informasi ysng akurat dan tepa waktu untuk

menunjang pembuatan keputusan.

3. Menggunakan manajemen dan teknologi yang tepat dalam perencanaan.

4. Tersedianya dana yang memadai untuk menunjang pelaksanaan.

2) Pengembangan Rencana Anggran Belanja Sekolah (RAPBS)

Setelah penyusunan anggaran, perencanaan keuangan memasuki kegiatan pengembangan rencana anggaran. “Proses pengembangan rancangan anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) pada

22

Prof. Dr.H. Muhaimin, M.A dkk, Manajemen Pendidikan Aplikasinya dalam

(39)

26

umumnya menempuh langkah-langkah pendekatan dengan prosedur sebagai berikut”23 :

a. Pada tingkat kelompok kerja.

Kelompok kerja yang dibentuk sekolah, yang terdiri dari para pembantu kepala sekolahmemiliki tugas antara lain melakukan identifikasi kebutuhan-kebutuhan biaya yang harus dikeluarkan, selanjutnya diklasifikasikan, dan dilakukan perhitungan sesuai dengan kebutuhan sekolah.

Dari hasil analisis kebutuhan biaya yang dilakukan oleh kelompok kerja selanjutnya dilakukan seleksi alokasi yang diperkirakan sangat mendesak dan tidak bias

b. Pada tingkat kerjasama dengan komite sekolah.

Kerjasama anatara komite sekolah dengan kelompok kerja yang telah terbentuk diatas, dilakukan untuk melakukan rapat pengurus dan rapat anggotadengan pengembangan RAPBS. c. Sosialisasi dan legalitas.

Pada tingkat kelompok kerja, sekolah perlu membentuk kelompok kerja dengan tugas mengidentifikasi kebutuhan biaya-biaya yang harus dikeluarkan, selanjutnya diklasifikasikan dan dilakukan perhitungan sesuai dengan kebutuhan kemudian hasil analisis kebutuhan diseleksi lokasinya.

Pada tingkat kerjasama dengan komite sekolah. Komite sekolah ini dapat memeberikan pertimbangan juga sekaligus membantu mengontrol kebijakan program sekolah. Kerjasama antara komite sekolah dengan kelompok kerja yang dibentuk, hal ini dilakukan sehbungan dengan pengembangan RAPBS.

Sosialisasi dan legalitas. Setelah RAPBS dibicarakan dengan komite sekolah selanjutnya disosialisasikan kepada beberapa pihak. Pada tahap sosialisasi dan legalitas ini kelompok

(40)

kerja melakukan konsultasi dan laporan pada pihak pengawas, serta mengajukan usulan RAPBS kepada yayasan untuk mendapat pertimbangan dan pengesahan.

Dalam pengembanagan rencana anggaran belanja sekolah harus diperhatikan juga Pengelolaan Anggaran Sekolah. Pengelola anggaran sekolah biasanya adalah kepala sekolah, tetapi bisa juga guru berpengalaman (senior) atau anggota komite sekolah. Di sekolah-sekolah yang lebih besar, mungkin ada pihak lain yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sebagian anggaran.Secara khusus, pengendalian anggaran terdiri dari serangkaian kegiatan pemeriksaan dan persetujuan untuk memastikan bahwa:24

a) Dana dibelanjakan sesuai rencana

b) Ada kelonggaran dalam penganggaran untuk pembayaran pajak.

c) Pembelanjaan dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia

d) dan dana tidak dihabiskan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak disetujui atau diberikan kepada pihak penerima tanpa persetujuan.

b. Pelaksanaan Keuangan Sekolah

Biaya pendidkan merupakan salah satu komponen masukan instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan (di sekolah). Dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan baik tujuan-tujuan yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, biaya pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan. Hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa

24

(41)

28

biaya, proses pendidikan (di sekolah) tidak akan berjalan25. Biaya (cost) dalam pengertian ini memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang). Dalam pengertian ini, misalnya, iuran siswa adalah jelas merupakan biaya, tetapi sarana fisik, buku sekolah dan guru juga adalah biaya. Bagaimana biaya-biaya itu direncanakan, diperoleh, dialokasikan, dan dikelola merupakan persoalan pembiayaan atau pendanaan pendidikan (educational finance). Untuk itu “Pelaksanaan keuangan sekolah dalam garis besarnya dapat dikelompokan ke dalam dua bagian, yakni penerimaan dan pengeluaran”26.

1) Penerimaan

Lembaga pendidikan dalam melaksanakan tugasnya menerima dana dari beberapa sumber. Penerimaan keuangan sekolah dari sumber-sumber perlu dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan yang selaras dengan ketetapan yang disepakati, baik berupa konsep teortis maupun peraturan yang berlaku. Berdasarkan buku pedoman rencana, program dan penganggaran, sumber dana pendidikan yang dapat dikembangkan dalam anggaran belanja sekolah antara lain meliputi anggaran rutin, anggaran pembangunan, dan penunjang pendidikan, dana masyarakat, donatur dan lain-lain yang dianggap sah oleh semua pihak. Pendanaan pendidikan yang pada dasarnya bersumber dari pemerintah, orang tua dan masyarakat, namun dapat diperoleh bentuk kerjasama usaha atau wakaf. Namun pada dasarnya sekolah yang berdiri di bawah naungan yayasan memiliki kewenangan dan keleluasaan cukup dalam bagaimana mendapatkan

25

Prof. Dr. Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet ke -4, h. 3-4

26

(42)

sumber dana keuangan untuk mengoptimalkan kegiatan pendidikan di sekolah.

2) Pengeluaran

Dana yang diperoleh dari berbagai sumber perlu di gunakan secara efektif dan efesien. Artinya setiap perolehan dana dalam pengeluarannya harus didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang telah disesuaikan dengan perencanaan pembiayaan pendidikan.

Dalam manajemen keuangan sekolah, pengeluaran keuangan harus dibukukan sesuai dengan pola yang ditetapkan oleh peraturan. Beberapa hal yang harus dijadikan patokan bendahara dalam pertanggungjawaban pembukuan, meliputi format buku kas harian, buku tabelaris, dan format laporan daya serap penggunaan anggaran serta beban pajak. Aliran pengeluaran keuangan harus dicatat sesuai dengan waktu serta peruntukannya.

Sebagai bendahara sekolah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan masalah pelaksanaan keuangan sekolah, yaitu :

a) Pada setiap tahun akhir anggaran, bendahara harus membuat laporan keuangan sekolah kepada kepala sekolah untuk dicocokan dengan RAPBS

b) Laporan keuangan harus dilampiri bukti-bukti pengeluaran yang ada termasuk bukti penyetoran pajak (PPN dan PPh) bila ada.

c) Kwitansi atau bukti pembelian atau bukti penerimaan berupa tanda tangan penerima honorarium atau bantuan atau bukti pengeluaran lain yang syah.

(43)

30

d. Evaluasi Dan Pertanggung Jawaban Keuangan Sekolah 1. Evaluasi

Pada dasarnya terdiri atas dua aspek kegiatan, yaitu monitoring dan evaluasi. Meskipun kedua istilah tersebut sering kali dipandang memiliki satu pengertian, sesungguhnya masing-masing memiliki makna dan fokus yang agak berbeda. Monitoring merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengawasi atau memantau proses dan perkembangan pelaksanaan program sekolah/madrasah. Sedangkan fokus monitoring adalah untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan program sekolah/madrasah, bukan pada hasilnya. Lebih spesifiknya, fokus monitoring adalah pada komponen proses pelaksanaan program, baik menyangkut proses pengambilan keputusan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, maupun pengelolaan proses belajar mengajar. Sedangkan evaluasi merupakan suatu proses sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program sekolah dengan kriteria tertentu untuk keperluan pembuatan keputusan. Informasi hasil evaluasi dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan pada program. Apabila hasilnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan, berarti program tersebut efektif. Jika sebaliknya, maka program tersebut dianggap tidak efektif (gagal)27.

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah program sekolah/madrasah mencapai sasaran yang diharapkan. Evaluasi menekankan pada aspek hasil (output). Konsekuensinya, evaluasi baru dapat dilakukan jika program sekolah sudah berjalan dalam satu periode, sesuai dengan tahapan sasaran yang dirancang. Dalam manajemen keuangan evaluasi dan pertanggung jawaban menjadi penting. Evaluasi dan pertanggungjawaban keuangan sekolah dapat diidentifikasikan kedalam tiga hal, yaitu pendekatan pengendalian

27

Prof. Dr.H. Muhaimin, M.A dkk, Manajemen Pendidikan Aplikasinya dalam penyusunan

(44)

penggunaan alokasi dana, bentuk pertanggung jawaban keuangan sekolah, dan keterlibatan pengawasan pihak eksternal lembaga sekolah28.

Melalui hasil evaluasi berupa informasi untuk mengambil keputusan, sehingga informasi/datanya harus dipertanggungjawabkan (valid/reliable). Pertanggung jawaban keuangan berisi deskripsi penerimaan, penggunaan dan pengadministrasian keuangan, khususnya yang digunakan untuk progam-program sekolah. Deskripsi hendaknya sampai pada analisis apakah dana digunakan secara efesien dan sesuai dengan pedoman administrasi keuangan yang berlaku.

2. Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban penerimaan dan penggunaan keuangan sekolah dilaksanakan dalam bentuk laporan bulanan dan semesteran kepada :

a) Kepala dinas pendidikan

b) Kepala badan administrasi keuangan daerah (BAKD) c) Kantor dinas pendidikan

Pertanggungjawaban yang dikenal dengan uang yang harus dipertanggungjawabkan (UYHD), dilaporkan setiap bulan kepada pihak yang ditetapkan sesuai dengan format dan ketepatan waktu. Khusus untuk keuangan komite sekolah, bentuk pertanggungjawaban sangat terbatas pada tingkat secara langsung kepada orang tua peserta didik.

28

(45)

32 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMK YKTB 2 BOGOR. Penilitian ini dilakukan pada masa dan bulan belajar mengajar efektif sehingga memudahkan penelitian untuk menjaring data dan informasi yang dibutuhkan dari responden, dari bulan September 2010 sampai November 2010. Hal ini untuk memungkinkan peneliti memahami lebih dalam obyek penelitian, kemudian benar-benar mendapatkan gambaran jelas tentang obyek tersebut.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penendekatan kualitatif dengan pendekatan deskriftif analitis. Untuk memperoleh hasil penelitian yang signifikan, penulis menggunakan beberapa metode penelitian yang terdiri dari :

1. Field Research (penelitian lapangan), yaitu mengadakan riset lapangan yang meneliti dan mengulas serta mempelajari langsung tentang objek yang diteliti. Oleh sebab itu peneliti menggunakan instrument sebagai berikut :

(46)

penjelasan-penjelasan langsung mengenai data-data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

b. Observasi, yaitu pengamatan langsung di SMK YKTB 2 BOGOR 2. Kepustakaan Library reaseach (penelitian kepustakaan) yaitu, penelaahan

kepustakaan.

C. Teknik dan instrumen pengumpulan data 1. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk mengamati dan mencatat seluruh kegiatan pelaksanaan manajemen keuangan yang ada di SMK YKTB 2 BOGOR, serta mengamati secara langsung kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Dengan demikian data yang di dapat oleh penulis selama observasi berlangsung dapat menjadi masukan bagi penulisan skripsi ini. Teknik ini digunakan unuk menggali data tentang bentuk-bentuk pelaksanaan RAPBS

2. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari yang diwawancarai.

Dalam pelaksanaan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dibantu dengan pedoman wawancara tentang :

a. Perencanaan keuangan dilaksanakan di SMK YKTB 2 BOGOR. b. Pengelolaan keuangan yang dilaksanakan, apakah sesuai dengan

aturan.

c. Pertanggungjawaban keuangan yang ada dilaksanakan sampai pada langkah pembukuan.

(47)

34

kepala sekolah, komite sekolah, tata usaha, dan tenaga pendidik SMK YKTB 2 BOGOR.

3. Studi Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk memperoleh konnsep-konsep dan mengumpulkan dokumen tentang pelaksanaan manajemen keuangan sekolah.

[image:47.612.115.512.107.721.2]

D. Kisi-kisi Instrument Pengumpulan Data Tabel 1

Kisi-kisi instrument pengumpulan Data

Fokus Dimensi Indikator

Profil sekolah Sejarah&

perkembangannya

Sejarah sekolah Perkembangan sekolah Visi, misi dan tujuan

umum

Visi dan misi Tujuan umum Struktur organisasi Struktur organisasi

Sumber daya manusia SDM tenaga pendidik dan kependidikan

Perencanaan dan Pelaksanaan manajemen keuangan

(APBS) Bagaimana sekolah membuat

rencana anggaran belanja sekolah (APBS) ?

Kapan dan siapa saja yang terlibat dalam penyusunan APBS ?

Dari mana Pemasukan

keuangannya? Eksternal dan internal

Siapa yang bertangung jawab dalam penyusunan APBS ?

Kendala pelaksanaan

Kendala pelaksanaan keuangan

Kendala yang dihadapi

(48)

keuanganan dihadapi Pengawasan dan

evaluasi

Pengawasan Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh pengawas ?

Bagaimana mekanisme

pengawasannya ?

Evaluasi Kapan evaluasi pelaksanaan keuangan dilaksanakan ?

E. Teknik Pengolahan dan analisis data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan pengecekan keabsahan data dengan menggunakan trianggulasi dalam hal ini peneliti membandingkan data dari hasil wawancara, studi dokumentasi dengan referensi dari buku sebagai pendukung keabsahan data, berikut macam triangulasi yang digunakan:1

1. Triangulasi sumber, yaitu membandingkan dan mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh. Dalam hal ini peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 2. Triangulasi metode terdapat dua strategi yaitu:

a. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data yaitu berupa wawancara langsung. b. Pengecekkan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan

metode yang sama. Dalam hal ini melalui sumber data yaitu kepala sekolah dan guru dengan metode wawancara.

3. Triangulasi teori, yaitu menguji data dengan membandingkan data dengan mengadakan pengecekkan referensi pendukung untuk lebih mengangkat derajat kepercayaan. Dalam hal ini peneliti, membandingkan data dari hasil wawancara dengan referensi dari buku sebagai pendukung keabsahan data.

1

(49)

36

(50)

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum SMK YKTB 2 BOGOR 1. Profil sekolah

2. 1. Nama Sekolah : SMK YKT BOGOR

3. Alamat (Jalan/Kec./Kab/Kota : Jl. Dr. Semeru No. 42 Bogor

4. No. Telp : (0251) 8322417

5. Fax : 380979

6. E-Mail : Smkyktb@yahoo.co.id

7. Status : Terakreditasi A

8. Nama Yayasan (Bagi swasta) : YKTB

9. Nama Kepala Sekolah : Drs.H.EndangEfendi

NIP : 131.666.929

10.Katagori Sekolah : Reguler

11.Tahun didirikan/Th. Beroperasi : 1985

(51)

38

2. Sejarah Berdiri nya SMK YKTB 2 BOGOR

Dimulai dari keberhasilannya sejak tahun 1985 Yayasan Kejuruan Teknologi Baru (YKTB) menyelenggarakan pendidikan STM (SMK YKTB 1), dengan tekad untuk turut serta dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dan menyiapkan tenaga kerja terampil dan profesional, maka pada tanggal 17 januari 1990 YKTB menyelenggarakan pendidikan dibidang bisnis dan manajemen dengan membuka SMK YKTB 2 Bogor, dengan program keahlian sekretaris dan akutansi.

Pada tahun 1999 SMK YKTB 2 BOGOR memperoleh status akreditasi disamakan. Perkembangan bisnis retail yang marak dengan manajerial yang baik dan jaringan kokoh yang dipelopori oleh pebisnis perdagangan besar, memungkinkan peluang dibidang perdagangan semakin terbuka. Atas dasar pemikiran tersebut maka pada tahun 2000, berdiri SMK YKTB 3 BOGOR, yang mengkhususkan program keahlian perdagangan.

Perkembangan SMK di lingkungan yayasan kejuruan teknologi baru (YKTB) yang sangat cepat tidak bisa dilepaskan dari kerjasama yang baik antara lembaga YKTB dengan pelaksana, kuakifikasi staf pengajar dan tata usaha, manajemen yang baik, proses pembelajaran yang kondusif serta fasilitas yang memadai sehingga pada tanggal 16 fenruari 2005 SMK YKTB 2 dan SMK YKTB 3 memperoleh nilai ”A” dalam akreditasi yang dilakukan BAS propinsi jawa barat dengan No : 420/599-DIKMENTI dengan hasil akreditasi yang menggembirakan semakin memotivasi penyelenggaraan pendidikan dalam mempersiapkan SMK YKTB menjadi sekolah unggulan dengan standar nasional.

3. Visi dan misi SMK YKTB 2 BOGOR

(52)

Pendidikan kejuruan telah dan akan mengarahkan segala sumber daya yang telah dimiliki untuk mendukung dan mensukseskan program pemerintah. Dalam melaksanakan peran dan fungsinya, SMK YKTB 2 telah merumuskan, Visi dan Misi sebagai saluran dalam menyusun program kerja dan program pengembangan, maupun program jangka pendek dan

Gambar

Tabel 1 Kisi-kisi Instrument Pengumpulan Data
Tabel 1  Kisi-kisi instrument pengumpulan Data
Tabel 2 Kelas X AK (Akuntansi)
Tabel 4 KELAS XII AK (Akuntansi)
+7

Referensi

Dokumen terkait

dalam kategori kurang sekali sebanyak 15 siswa (75 %), siswa yang masuk dalam kategori kurang sebanyak 4 siswa (20 %), siswa yang masuk dalam kategori cukup sebanyal 1 siswa (5

1) Tahap persiapan; semua alat dan bahan yang akan digunakan selama penelitian dibersihkan dengan cara dicuci bersih pada air mengalir dan dikeringkan. Pembuatan medium

Hasil analisis SAP dan ETOP menjelaskan posisi PT. Hapeel Pharmindo dalam matriks analisis SWOT berada pada posisi I atau Investasi. Posisi Investasi dilihat bila

It has been widely recognized that interlanguage fossilization is the common phenomena in second or foreign language acquisition. Interlanguage fossilization is

Pada penelitian ini dilakukan pelarutan kembali residu hasil pelarutan parsial dengan menggunakan reagen H2SO4 pekat untuk melarutkan RE, U, dan Th sehingga dapat

Dalam Letter of Intent (LoI) Indonesia dengan IMF, sudah tertera aturan untuk liberalisasi sektor energi melalui pembuatan UU Migas untuk mengganti UU Nomor 8 Tahun 1971

Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keefektifan antara kompres hangat dengan ambulasi dini terhadap peristaltik usus pada pasien post operasi

mengadili pada tingkat pertama dan terkahir dan putusannya bersifat final untuk menguji Undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan