• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pelaksanaan Manajemen Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

2. Model Pelaksanaan Manajemen Keuangan

Prinsip ini sederhana, mudah dimengerti namun memainkan peranan penting dalam ilmu keuangan. Prinsip ini mengajarkan bahwa uang Rp .00,. Yang kita terima hari ini tidak sama nilainya dengan uang Rp 100,. Yang kita terima bulan depan. Banyak orang tidak menyadari implikasi dari pertumbuhan majemuk atau bunga berbunga pada keputusan keuangan.

2. Model Pelaksanaan Manajemen Keuangan

Dalam pelaksanaan manajemen keuangan sekolah setidaknya melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Perencanaan Keuangan Sekolah

Perencanaan keuangan sekolah setidaknya mencakup dua kegiatan, yakni : penyusunan anggaran keuangan sekolah, dan pengembangan rencana anggaran keuangan sekolah (RAPBS). Kedua kegiatan pokok tersebut diuraikan sebagai berikut :

1) Penyusunan Anggaran Keuangan Sekolah

Manajemen anggaran atau biaya sekolah yaitu merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan atau diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta pembinaan secara kontinu terhadap biaya operasional sekolah atau pendidikan, sehingga kegiatan operasional sekolah atau pendidikan semakin efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan undang-undang Dasar 1945 dan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan mendapat alokasi minimal 20% dari anggaran pendapatan dan belanja Negara dan Daerah (APBN dan APBD). Pembiayaan pendidikan sebesar 20% itu memang seharusnya dipenuhi dari anggaran belanja dan bukan dari anggaran pendapatan. Selanjutnya, hal yang perlu dilakukan

adalah menjabarkan anggaran pendapatan. Selanjutnya, hal yang perlu dilakukan adalah menjabarkan anggaran pendidikan 20% tersebut sesuai jalurnya.18

Pemerintah telah mengeluarkan PP 48/2008 tentang pendanaan pendidikan yang mengatur mengenai tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam pendanaan pendidikan, sumber pendanaan, pengelolaan dana, dan pengalokasian dana. Tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah untuk menyediakan anggaran pendidikan berdasarkan prinsip keadailan, kecukupan dan berkelanjutan. Dalam rangka memenuhi tanggung jawab pendanaan tersebut, pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat mengarahkan sumber daya yang ada sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang dikelola berdasarkan prinsip keadilan, efesiensi, transfaransi, dan akuntabilitas publik19.

Penyusunan anggaran berangkat dari rencana kegiatan atau program yang telah disusun dan kemudian diperhitungkan berapa biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut, bukan dari jumlah dana yang tersedia dan bagaimana dana tersebut dihabiskan. Penyusunan anggaran keuangan sekolah atau sering disebut anggaran keuangan sekolah atau sering disebut anggaran belanja sekolah (ABS), biasanya dikembangkan dalam format-format yang meliputi :

a)Sumber pendapatan dan

b)Pengeluaran untuk kegiatan belajar mengajar, pengadaan, pemeliharaan sarana dan prasarana, bahan-bahan dan alat pelajaran, honorarium dan kesejahteraan.

18

Indra bastian, Akuntansi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 2006), cet ke-I, h. 162

19

24

Langkah-langkah penyusunan anggaran adalah sebagai berikut :20 a. Menginventarisasi rencana yang telah dilaksanakan.

b. Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya.

c. Menentukan program kerja dan rincian.

d. Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program. e. Menghitung dana yang dibutuhkan.

f. Menetukan sumber dana untuk membiayai rencana.

Penyusunan anggaran keuangan sekolah juga harus menggunakan prinsip-prinsip supaya anggaran keuangan dapat berjalan dengan seefesien dan seefektif mungkin.adapun prinsip-prinsip nya yaitu :21

1) RAPBS harus benar-benar difokuskan pada peningkatan pembelajaran murid secara jujur, bertanggung jawab, dan transparan.

2) RAPBS harus ditulis dalam bahasa yang sederhana dan jelas, dan dipajang di tempat terbuka di sekolah.

3) Dalam menyusun RAPBS, sekolah sebaiknya secara saksama memprioritaskan pembelanjaan dana sejalan dengan rencana pengembangan sekolah.

Didalam anggaran yang disusun harus memuat informasi/data minimal tentang:

a. Informasi rencana kegiatan: sasaran, uraian rencana kegiatan, penanggung jawab, rencana baru, atau lanjutan.

b. Uraian kegiatan program: program kerja, rincian program.

20

Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A Dkk, Manajemen Pendidikan Aplikasinya dalam

penyusunan rencana pengembangan sekolah/madrasah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2009), cet ke-1, h.359

21

c. Informasi kebutuhan: barang/jasa yang dibutuhkan, volume kebutuhan.

d. Data kebutuhan: harga satuan, jumlah biaya yang diperlukan untuk seluruh volume kebutuhan.

e. Jumlah anggaran : jumlah anggaran untuk masing-masing rincian program, program, rencana kegiatan, dan total anggaran untuk seluruh rencana kegiatan periode terkait. f. Sumber dana ; total sumber dana, masing-masing sumber dana

yang mendukung pembiayaan program22.

Perencanaan keuangan sekolah memerlukan data yang akurat dan lengkap sehingga semua perencanaan kebutuhan untuk masa yang akan datang dapat diantisipasi dalam rancangan anggaran. Perencanaan keuangan sekolah dapat dikembangkan secara efektif jika didukung oleh beberapa sumber yang esensial, seperti:

1. Sumber daya manusia yang kompeten dan mempunyai wawasan yang luas tentang dinamika sosial masyarakat. 2. Tersedianya informasi ysng akurat dan tepa waktu untuk

menunjang pembuatan keputusan.

3. Menggunakan manajemen dan teknologi yang tepat dalam perencanaan.

4. Tersedianya dana yang memadai untuk menunjang pelaksanaan.

2) Pengembangan Rencana Anggran Belanja Sekolah (RAPBS)

Setelah penyusunan anggaran, perencanaan keuangan memasuki kegiatan pengembangan rencana anggaran. “Proses pengembangan rancangan anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) pada

22

Prof. Dr.H. Muhaimin, M.A dkk, Manajemen Pendidikan Aplikasinya dalam

26

umumnya menempuh langkah-langkah pendekatan dengan prosedur sebagai berikut”23 :

a. Pada tingkat kelompok kerja.

Kelompok kerja yang dibentuk sekolah, yang terdiri dari para pembantu kepala sekolahmemiliki tugas antara lain melakukan identifikasi kebutuhan-kebutuhan biaya yang harus dikeluarkan, selanjutnya diklasifikasikan, dan dilakukan perhitungan sesuai dengan kebutuhan sekolah.

Dari hasil analisis kebutuhan biaya yang dilakukan oleh kelompok kerja selanjutnya dilakukan seleksi alokasi yang diperkirakan sangat mendesak dan tidak bias

b. Pada tingkat kerjasama dengan komite sekolah.

Kerjasama anatara komite sekolah dengan kelompok kerja yang telah terbentuk diatas, dilakukan untuk melakukan rapat pengurus dan rapat anggotadengan pengembangan RAPBS. c. Sosialisasi dan legalitas.

Pada tingkat kelompok kerja, sekolah perlu membentuk kelompok kerja dengan tugas mengidentifikasi kebutuhan biaya-biaya yang harus dikeluarkan, selanjutnya diklasifikasikan dan dilakukan perhitungan sesuai dengan kebutuhan kemudian hasil analisis kebutuhan diseleksi lokasinya.

Pada tingkat kerjasama dengan komite sekolah. Komite sekolah ini dapat memeberikan pertimbangan juga sekaligus membantu mengontrol kebijakan program sekolah. Kerjasama antara komite sekolah dengan kelompok kerja yang dibentuk, hal ini dilakukan sehbungan dengan pengembangan RAPBS.

Sosialisasi dan legalitas. Setelah RAPBS dibicarakan dengan komite sekolah selanjutnya disosialisasikan kepada beberapa pihak. Pada tahap sosialisasi dan legalitas ini kelompok

kerja melakukan konsultasi dan laporan pada pihak pengawas, serta mengajukan usulan RAPBS kepada yayasan untuk mendapat pertimbangan dan pengesahan.

Dalam pengembanagan rencana anggaran belanja sekolah harus diperhatikan juga Pengelolaan Anggaran Sekolah. Pengelola anggaran sekolah biasanya adalah kepala sekolah, tetapi bisa juga guru berpengalaman (senior) atau anggota komite sekolah. Di sekolah-sekolah yang lebih besar, mungkin ada pihak lain yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sebagian anggaran.Secara khusus, pengendalian anggaran terdiri dari serangkaian kegiatan pemeriksaan dan persetujuan untuk memastikan bahwa:24

a) Dana dibelanjakan sesuai rencana

b) Ada kelonggaran dalam penganggaran untuk pembayaran pajak.

c) Pembelanjaan dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia

d) dan dana tidak dihabiskan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak disetujui atau diberikan kepada pihak penerima tanpa persetujuan.

b. Pelaksanaan Keuangan Sekolah

Biaya pendidkan merupakan salah satu komponen masukan instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan (di sekolah). Dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan baik tujuan-tujuan yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, biaya pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan. Hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa

24

28

biaya, proses pendidikan (di sekolah) tidak akan berjalan25. Biaya (cost) dalam pengertian ini memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang). Dalam pengertian ini, misalnya, iuran siswa adalah jelas merupakan biaya, tetapi sarana fisik, buku sekolah dan guru juga adalah biaya. Bagaimana biaya-biaya itu direncanakan, diperoleh, dialokasikan, dan dikelola merupakan persoalan pembiayaan atau pendanaan pendidikan (educational finance). Untuk itu “Pelaksanaan keuangan sekolah dalam garis besarnya dapat dikelompokan ke dalam dua bagian, yakni penerimaan dan pengeluaran”26.

1) Penerimaan

Lembaga pendidikan dalam melaksanakan tugasnya menerima dana dari beberapa sumber. Penerimaan keuangan sekolah dari sumber-sumber perlu dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan yang selaras dengan ketetapan yang disepakati, baik berupa konsep teortis maupun peraturan yang berlaku. Berdasarkan buku pedoman rencana, program dan penganggaran, sumber dana pendidikan yang dapat dikembangkan dalam anggaran belanja sekolah antara lain meliputi anggaran rutin, anggaran pembangunan, dan penunjang pendidikan, dana masyarakat, donatur dan lain-lain yang dianggap sah oleh semua pihak. Pendanaan pendidikan yang pada dasarnya bersumber dari pemerintah, orang tua dan masyarakat, namun dapat diperoleh bentuk kerjasama usaha atau wakaf. Namun pada dasarnya sekolah yang berdiri di bawah naungan yayasan memiliki kewenangan dan keleluasaan cukup dalam bagaimana mendapatkan

25

Prof. Dr. Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet ke -4, h. 3-4

26

sumber dana keuangan untuk mengoptimalkan kegiatan pendidikan di sekolah.

2) Pengeluaran

Dana yang diperoleh dari berbagai sumber perlu di gunakan secara efektif dan efesien. Artinya setiap perolehan dana dalam pengeluarannya harus didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang telah disesuaikan dengan perencanaan pembiayaan pendidikan.

Dalam manajemen keuangan sekolah, pengeluaran keuangan harus dibukukan sesuai dengan pola yang ditetapkan oleh peraturan. Beberapa hal yang harus dijadikan patokan bendahara dalam pertanggungjawaban pembukuan, meliputi format buku kas harian, buku tabelaris, dan format laporan daya serap penggunaan anggaran serta beban pajak. Aliran pengeluaran keuangan harus dicatat sesuai dengan waktu serta peruntukannya.

Sebagai bendahara sekolah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan masalah pelaksanaan keuangan sekolah, yaitu :

a) Pada setiap tahun akhir anggaran, bendahara harus membuat laporan keuangan sekolah kepada kepala sekolah untuk dicocokan dengan RAPBS

b) Laporan keuangan harus dilampiri bukti-bukti pengeluaran yang ada termasuk bukti penyetoran pajak (PPN dan PPh) bila ada.

c) Kwitansi atau bukti pembelian atau bukti penerimaan berupa tanda tangan penerima honorarium atau bantuan atau bukti pengeluaran lain yang syah.

d) Neraca keuangan juga harus ditunjukan untuk diperiksa oleh tim pertanggung jawaban keuangan dari komite sekolah. e) Evaluasi dan pertanggung jawaban keuangan sekolah

30

d. Evaluasi Dan Pertanggung Jawaban Keuangan Sekolah 1. Evaluasi

Pada dasarnya terdiri atas dua aspek kegiatan, yaitu monitoring dan evaluasi. Meskipun kedua istilah tersebut sering kali dipandang memiliki satu pengertian, sesungguhnya masing-masing memiliki makna dan fokus yang agak berbeda. Monitoring merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengawasi atau memantau proses dan perkembangan pelaksanaan program sekolah/madrasah. Sedangkan fokus monitoring adalah untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan program sekolah/madrasah, bukan pada hasilnya. Lebih spesifiknya, fokus monitoring adalah pada komponen proses pelaksanaan program, baik menyangkut proses pengambilan keputusan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, maupun pengelolaan proses belajar mengajar. Sedangkan evaluasi merupakan suatu proses sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program sekolah dengan kriteria tertentu untuk keperluan pembuatan keputusan. Informasi hasil evaluasi dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan pada program. Apabila hasilnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan, berarti program tersebut efektif. Jika sebaliknya, maka program tersebut dianggap tidak efektif (gagal)27.

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah program sekolah/madrasah mencapai sasaran yang diharapkan. Evaluasi menekankan pada aspek hasil (output). Konsekuensinya, evaluasi baru dapat dilakukan jika program sekolah sudah berjalan dalam satu periode, sesuai dengan tahapan sasaran yang dirancang. Dalam manajemen keuangan evaluasi dan pertanggung jawaban menjadi penting. Evaluasi dan pertanggungjawaban keuangan sekolah dapat diidentifikasikan kedalam tiga hal, yaitu pendekatan pengendalian

27

Prof. Dr.H. Muhaimin, M.A dkk, Manajemen Pendidikan Aplikasinya dalam penyusunan

penggunaan alokasi dana, bentuk pertanggung jawaban keuangan sekolah, dan keterlibatan pengawasan pihak eksternal lembaga sekolah28.

Melalui hasil evaluasi berupa informasi untuk mengambil keputusan, sehingga informasi/datanya harus dipertanggungjawabkan (valid/reliable). Pertanggung jawaban keuangan berisi deskripsi penerimaan, penggunaan dan pengadministrasian keuangan, khususnya yang digunakan untuk progam-program sekolah. Deskripsi hendaknya sampai pada analisis apakah dana digunakan secara efesien dan sesuai dengan pedoman administrasi keuangan yang berlaku.

2. Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban penerimaan dan penggunaan keuangan sekolah dilaksanakan dalam bentuk laporan bulanan dan semesteran kepada :

a) Kepala dinas pendidikan

b) Kepala badan administrasi keuangan daerah (BAKD) c) Kantor dinas pendidikan

Pertanggungjawaban yang dikenal dengan uang yang harus dipertanggungjawabkan (UYHD), dilaporkan setiap bulan kepada pihak yang ditetapkan sesuai dengan format dan ketepatan waktu. Khusus untuk keuangan komite sekolah, bentuk pertanggungjawaban sangat terbatas pada tingkat secara langsung kepada orang tua peserta didik.

28

32 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMK YKTB 2 BOGOR. Penilitian ini dilakukan pada masa dan bulan belajar mengajar efektif sehingga memudahkan penelitian untuk menjaring data dan informasi yang dibutuhkan dari responden, dari bulan September 2010 sampai November 2010. Hal ini untuk memungkinkan peneliti memahami lebih dalam obyek penelitian, kemudian benar-benar mendapatkan gambaran jelas tentang obyek tersebut.

Dokumen terkait