Balai Perbenihan Tanaman Hutan Sulawesi
bagian atas hitam, dengan duri tempel pada tepinya.Helaian daun bulat berdiameter 2,5-4 cm, bercangap menjari. Buah berbentuk bulat peluru, diameter 7-20 cm, berat 1,5-2,5 kg berwarna ungu tua sampai hitam. Daging buah muda keputih-putihan, daging buah dewasa kuning yang berubah menjadi serabut.
Pohon lontar terdiri atas 2 jenis yaitu lontar jantan dan lontar betina. Nira dapat dihasilkan dari lontar jantan dan lontar betina sedangkan buah lontar hanya dapat dihasilkan dari lontar betina.
Pembungaan dan Pembuahan
Pohon lontar mulai berbunga dan berbuah antara umur 12-20 tahun. Musim bunga terjadi pada akhir musim penghujan atau awal musim kemarau, perkembangan bunga berlangsung ketika cuaca kering. Produksi buah lontar setiap pohonnya berkisar antara 200-350 buah per tahun jika 1 buah berisi 2-3 benih maka produksi benih diperkirakan antara 600-1050 butir/pohon setiap tahunnya. Umur pohon lontar mencapai 150 tahun namun yang memiliki nilai ekonomis hanya sampai 80 tahun.
Panen Buah
Pembuahan lontar terjadi hampir sepanjang tahun. Namun pembuahan terbanyak terjadi pada musim kemarau (Juni-September), makin panjang musim kemarau semakin banyak buah yang dihasilkan. Buah lontar dapat diunduh dengan cara memanjat pohon atau mengumpulkan buah yang jatuh dengan sendirinya. Buah masak fisiologis ditandai dengan warna buah ungu tua kecoklatan/kehitaman. Selain warna, buah tua dicirikan dengan adanya retak pada kulit buahnya. Buah yang dugunakan sebagai bahan pertanaman (benih) harus matang dan sehat yang ditandai warna buah ungu tua kecoklatan, diameter buah ± 20 cm dan tidak terserang hama dan penyakit.
Ekstraksi Buah
Buah lontar hasil pengumpulan yang sudah mencapai masak fisiologi, biasanya tidak langsung diekstraksi, tapi dibiarkan hingga mengering dan membentuk serabut yang lama kelamaan akan melapuk.Benih berserabut dilepaskan dari buah dengan cara manual, sebagian serabut benih dibuang untuk memudahkan perkecambahan. Biasanya pengambilan buah tua yang jatuh dibiarkan membusuk hingga kulit buah berubah menjadi serabut dan biji terpisah. Proses keringnya buah dan pelapukannya membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu antara 3-4 bulan atau lebih.
Penyimpanan Benih
Benih lontar kadang-kadang perlu disimpan sebelum dikecambahkan untuk ditanam. Melihat struktur benih dengan kulit yang tebal serta waktu memulai perkecambahan yang lama (dormansi panjang), maka dapat di duga benih lontar memiliki karakteristik fisiologis ortodok dimana penyimpanan dapat dilakukan pada kondisi biasa (suhu ruang) tanpa perlakuan khusus.
Perkecambahan
Benih disemaikan di bedeng persemaian dengan media campuran pasir dan tanah (1 : 1) dengan cara membenamkan benih pada kedalaman 10 cm. Benih akan berkecambah 45-60 hari setelah tanam. Setelah tumbuh apokol (tonjolan yang keluar dari benih lontar yang menyerupai bakal akar pada tanaman), kecambah disapih dan dipindahkan ke polybag ukuran diameter 25 cm yang telah diisi ¾ bagiannya dengan tanah yang dicampur dengan pupuk kandang (1:2). Polybag diletakkan diatas rak bambu yang direnggang dengan ketinggian ˃ 1 m dari atas permukaan tanah untuk memberi ruang terhadap pertumbuhan apokol dan akar primer. Dengan demikian, ketika akan dipindah ke lapang akar lontar tidak terganggu.
Pembibitan
Setelah kecambah tumbuh dalam polybag di bedeng semai, yang ditandai dengan pemunculan akar primer yang panjang (bisa mencapai 1 m), maka daun payung pertama akan muncul yaitu kurang lebih setelah 9-12 bulan. Setelah tanaman berumur1.216 bulan dalam polybag, maka tanaman siap dipindahkan ke lapang. Media pembibitan yang digunakan adalah campuran tanah dan pasir 1:1.
Perbanyakan
Salah satu cara perbanyakan tanaman lontar yakni dengan perbanyakan generatif dan vegetatif yang dilakukan dengan kultur jaringan yaitu menggunakan jaringan embrio. Untuk menstimulami pemanjangan dan pembelahan sel embrio maka ke dalam media tumbuh dapat ditambahkan hormon gibberelin (GA3) 20 ppm atau IAA 4 ppm untuk merangsang pertumbuhan akar.
Daftar Pustaka
IWF, 2012. Pohon Lontar (Borassus
flabellifer).Diakses dari
http://www.iwf.or.id/detail_flora/44.
Kementerian Kehutanan. 2010. Lontar (Borassus flabellifer L.) Sebagai Sumber Energi Bioetanol Potensial . Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan. Bogor.
Wikipedia, 2012. Siwalan. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Siwalan.
DISIAPKAN OLEH BPTH SULAWESI
Balai Perbenihan Tanaman Hutan Sulawesi
Taksonomi dan TatanamaFamili: Arecaceae Sinonim: Palmae
Nama lokal/daerah: Tala (Sulsel), Lontara(Toraja), Ental, Etal, Lontar, Tal (jawa), Lontar, Siwalan (Banj.), Lonta (Minangkabau), Jun Tal (Sumbawa), Lontoir (Ambon). Dalam bahasa inggris disebut Lontar Palm. Saat ini Borassus flabellifer menjadi flora identitas Provinsi Sulawesi Selatan.
Penyebaran dan Habitat
Pohon lontar berasal dari India dan kemudian tersebar sampai ke Papua Nugini, Afrika, Australia, Asia Tenggara dan Asia tropis. Pohon ini terutama tumbuh di daerah kering. Di Indonesia lontar terutama tumbuh di bagian timur pulau Jawa, Madura, Bali dan Sulawesi, Nusa Tenggara Barat , Nusa Tenggara Timur. Lontar dapat beradaptasi di daerah kering dengan curah hujan 500-900 mm per tahun, namun juga dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan per tahun sampai 5000 mm. Kondisi ideal untuk pertumbuhan lontar adalah pada ketinggian 100-500 m dpl, curah hujan 1000-2000 mm/tahun dengan jumlah bulan kering 4-8 bulan dan kelembaban dara 60-80%. Jenis tanah yang cocok untuk budidaya lontar adalah tanah alluvial hidromorf, alluvial kelabu tua, kelabu kuning, latosol merah dan latosol coklat kemerah-merahan.
Tegakan Lontar di Kab. Jeneponto, Inset : Buah Lontar (Foto : BPTH Sulawesi)
Kegunaan
Malai Bunga : Nira lontar digunakan untuk pembuatan gula lontar, gula lempeng, gula semut, laru
sopi dan kecap cuka. Nira juga dapat digunakan sebagai ransum makanan ternak. Nira lontar masih dapat dikembangkan untuk menghasilkan produk bernilai tinggi seperti etanol dan hasil fermentasi dari nira lontar dapat dibuat nata de nira.
Bagian Daun : Pada jaman dahulu nenek moyang kita menggunakan daun lontar sebagai kertas untuk menulis. Daun lontar dapat dianyam untuk menghasilkan berbagai kerajinan tangan. Tangkai daun (leaf stalk) yang panjangnya 140-200 cm ternyata dapat digunakan sebagai pengganti rotan sedangkan getah dari pelepah daun lontar sebagai perekat dan serabutnya dibuat sikat.
Buah : Buah lontar yang dimakan adalah bijinya yang bertekstur seperti gelatin dengan rasa cairan seperti kelapa sehingga dapat digunakan sebagai bahan minuman. Pemanfaatan lebih lanjut dapat diolah untuk manisan, buah kaleng, kue dan selai.
Batang : Batang lontar kuat dan lurus sehingga dimanfaatkan untuk bahan bangunan dan jembatan Pemanfaatan lain dari batang yaitu sagunya, sementara umbutnya sebagai sayur.
Bentuk Daun Tanaman Lontar (Foto : BPTH Sulawesi)
Deskripsi Botani
Lontar merupakan pohon berbatang lurus, tidak bercabang, tinggi 15-40 m. Sendiri atau kebanyakan berkelompok, berdekat-dekatan. Kulit luar batang hitam seperti tanduk dengan urat bergaris-garis kuning. Tajuk tinggi mencapai 4 m. Tiap pohon lontar dimahkotai oleh 30 sampai 40 tangkai daun. Sehelai daun dapat berkembang seluas hampir satu meter dengan kira-kira 60 menghasilkan 12 sampai 14 daun setiap tahun, dan setiap daun hidup selama tiga sampai empat tahun. Tangkai daun sampai 1 m, pelepah lebar,