• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEKANISME KATUP PADA MESIN SUZUKI G15

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MEKANISME KATUP PADA MESIN SUZUKI G15"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

i

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya

Oleh : Idho Najib 5211310017

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN Tugas Akhir ini diajukan oleh :

Nama : Idho Najib

NIM : 5211310017

Program Studi : Teknik Mesin D3

Judul : Mekanisme Katup Pada Mesin Suzuki G15

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma 3 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

Panitia Ujian Ketua : Drs. Aris Budiyono, MT

NIP. 19670405 1994021001 ( ) Sekretaris : Widi Widayat, ST, MT

NIP. 197408152000031001 ( ) Dewan Penguji

Pembimbing : Rusiyanto, S.Pd, M.T.

NIP. 197403211999031002 ( ) Penguji Utama : Drs. Winarno D.R, M.Pd

NIP. 195210021981031001 ( ) Penguji Pendamping :Rusiyanto, S.Pd, M.T.

NIP. 197403211999031002 ( ) Ditetapkan di Semarang

Tanggal :

Mengesahkan, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

(3)

iii

menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) sedangkan harta terhukum. Kalau harta itu akan berkurang apabila dibelanjakan, tetapi ilmu akan bertambah apabila dibelanjakan (Sayidina Ali bin Abi Thalib).

2. Orang yang suka berkata jujur akan mendapatkan 3 hal, yaitu : kepercayan, cinta dan rasa hormat(Sayidina Ali Bin Abi Thalib).

3. Persahabatan melipatgandakan sukacita dan membagi duka (Anonim).

Persembahan: 1. Ibu dan Ayah tercinta. 2. Kedua adikku.

(4)

iv ABSTRAK

Idho Najib, 2010. Mekanisme Katup Pada Mesin Suzuki G15. Laporan Tugas Akhir. Teknik Mesin D3. Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Mekanisme katup merupakan tempat masuknya campuran bahan bakar dan udara serta tempat keluarnya gas sisa pembakaran. Karya ilmiah tentang mekanisme katup pada mesin Suzuki G15 dibuat untuk mengetahui cara kerja mekanisme katup, melakukan pengukuran terhadap komponen mekanisme katup, dan melakukan pengukuran besarnya sudut pembukaan katup, serta troubleshooting pada mekanisme katup mesin Suzuki G15.

Pelaksanaan pengukuran dan pengamatan dilaksanakan di laboratorium Teknik Mesin Universitas Negeri semarang. Objek yang digunakan adalah mesin Suzuki G15. Batas penelitian hanya pada sistem mekanisme katup .

Hasil dari praktik didapatkan cara kerja mekanisme katup, hasil pengukuran komponen mekanisme katup, besar sudut pembukaan katup, dan troubleshootingmekanisme katup pada mesin Suzuki G15. Mekanisme katup mesin G15 menggunakan timing belt sebagai penerus putaran dari poros engkol menuju ke poros cam, jumlah katup ada 16 buah dengan katup masuk 2 dan katup buang 2 untuk setiap silinder dengan teknologi SOHC (Single Over Head Camshaft). Sudut pembukaan katup masuk sebesar 2650poros engkol, dan besarnya sudut pembukaan katup buang mencapai2500 poros engkol, serta menghasilkan sudut overlapping sebesar 400poros engkol.

(5)

v

yang berjudul “Mekanisme Katup Pada Mesin Suzuki G15” dengan lancar.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Drs. M. Harlanu, M.Pd. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. M. Khumaedi, M.Pd. Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang.

3. Widi Widayat S.T, M.T. Ketua Program Studi D3 Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang.

4. Rusiyanto, S.Pd, M.T. Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.

5. Drs. Winarno D.R, M.Pd. Dosen Penguji yang telah memberikan saran yang membangun.

6. Bapak R. Ambar KMG. Amd. Pembimbing lapangan yang selalu membantu dalam melaksanakan praktik TA.

7. Teman-teman Teknik Mesin D3 2010 yang selalu membirikan semangat.

(6)

vi

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dari itu mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Semarang, 11 Juni 2013

(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...iii

ABSTRAK ...iv

KATA PENGATAR ...v

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR TABEL...xv

DAFTAR LAMPIRAN...xvi

BAB IPENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 2

C.Tujuan... 2

D.Manfaat... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Prinsip Kerja Motor Bensin... 4

B.Dasar Kerja Motor Empat Langkah ... 4

1.Langkah Hisap ... 5

(8)

viii

3.Langkah Usaha ... 7

4.Langkah Buang ... 8

C.Mekanisme Katup... 9

1.Katup Samping/Slide Valve(SV) ... 9

2.OverHead Valve(OHV) ... 10

3.OverHead Camshaft(OHV) ... 12

a.Mekanisme Katup SOHC... 13

b.Mekanisme Katup DOHC ... 13

D.Teknologi Mekanisme Katup ... 14

1.Teknologi VVT-I (Variable Valve Timing-Intelegent)... 14

2.Teknologi VTEC... 15

3.Katup Desmodromic... 17

4.Katup Pneumatik... 18

E.Komponen Mekanisme Katup ... 20

1.Poros Cam... 20

a.Camdengan Sisi Lurus ... 20

b.CamSisi Cekung... 20

c.CamSisi Cembung... 21

2. Penggerak Cam... 22

(9)

ix

3. Katup... 24

4.Pelatuk ... 26

5.Pegas ... 26

F.Derajat Kerja Katup Atau LSA ( Lobe Separation Angle) ... 28

BAB III MEKANISME KATUP SUZUKI G15 A.Alat dan Bahan ... 31

1. Alat... 31

2. Bahan ... 31

B.Proses Pelaksanaan... 32

1.Proses Pembongkaran ... 32

a.Melepas Konektor Yang Berhubungan dengan Mesin ... 32

b.Melepas Selang dari Tangki Bahan Bakar ... 33

c. Melepas Saringan Udara ... 34

d. Melepas Sistem Induksi Udara... 34

e. Melepas Pipa Pembagian... 35

f. Melepas Radiator ... 35

g. Melepas Kipas Pendingin... 36

(10)

x

i. Melepas Knalpot dan Exhoust Manifold... 37

j. Melepas Pully dan Tutup TimingBelt... 37

k. Melepas Busi, Koil dan Tutup Kepala Silinder ... 40

l.Melepas Kepala Silinder ... 44

m. Melepas Pelatuk dan Poros Pelatuk ... 45

n. Melepas Katup dan Perlengkapannya ... 45

2.Proses Pengukuran ... 46

a.TimingBelt... 47

b.Tensioner... 49

c.Poros Cam... 49

d.Pelatuk dan Poros Pelatuk... 53

e.Katup dan Pegas Katup ... 56

f.Kerataan Kepala Silinder ... 63

3.Penyetelan Katup ... 63

C.Pembahasan ... 66

1.Mekanisme Katup pada Mesin Suzuki G15 ... 66

2.Sudut Pembukaan dan Penutupan Katup ... 67

D.TroubleshootingMekanisme Katup pada Mesin Suzuki G15 ... 71

1.Setelan Katup yang Tidak Tepat... 71

(11)

xi

5.Kerusakan pada Katup dan Ruang Bakar ... 73

6.Kerusakan pada Kepala Silinder... 74

BAB IVPENUTUP ...76

DAFTAR PUSTAKA ...78

(12)

xii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Langkah Hisap...6

Gambar 2.2. Langkah Kompresi ...7

Gambar 2.3. Langkah Usaha...8

Gambar 2.4. Langkah Buang ...8

Gambar 2.5. Katup Samping...10

Gambar 2.6. Mekanisme Katup OHV...11

Gambar 2.7. Komponen VVT-i ...14

Gambar 2.8. Model cam VTEC dengan non VTEC ...16

Gambar 2.9. Katup Desmodromic...18

Gambar 2.10. Katup Pneumatik ...19

Gambar 2.11. CamSisi Lurus ...20

Gambar 2.12. CamSisi Cekung...21

Gambar 2.13. CamSisi Cembung...22

Gambar 2.14. Timing Gear ...23

Gambar 2.15. Timing Chain...24

Gambar 2.16. Timing Belt ...24

Gambar 2.17. Bagian dari Katup...25

Gambar 2.18. Katup dengan Natrium ...26

Gambar 2.19. Pelatuk...27

Gambar 2.21. Pegas Katup Ganda ...28

Gambar2.22. Derajat Sudut LSA pada Poros Cam...29

(13)

xiii

Gambar 3.4. Melepas Sistem Induksi Udara...34

Gambar 3.5. Melepas Pipa Pembagi ...35

Gambar 3.6. Mengeluarkan Injector...35

Gambar 3.7. Melepas Radiator...36

Gambar 3.8. Mengendorkan Alternator...36

Gambar 3.9. Melepas IntakeManifold...37

Gambar 3.10. Melepas ExhoustManifold...37

Gambar 3.11 . Melepas Pully...38

Gambar3.12. Melepas Tutup Timing Belt ...38

Gambar 3.13. Tanda TopKompresi Silinder 4 ...39

Gambar 3.15 . Tanda pada SproketPoros Engkol ...39

Gambar 3.16. Tanda Pada Sproket Poros Cam ...39

Gambar 3.17. TimingBeltdan Tensioner ...40

Gambar 3.18. Melepas Koil ...40

Gambar 3.19. Proses Membuka Tutup Kepala Silinder...41

Gambar 3.20. Melepas Busi ...41

Gambar 3.21. Melonggarkan Baut Penyetel Katup ...42

Gambar 3.22. Melepas CMP Sensor ...42

Gambar 3.23. Urutan Membuka Baut Bantalan Poros Cam ...43

(14)

xiv

Gambar 3.25. Urutan Mengendurkan Baut Kepala Silinder ... 45

Gambar 3.26. Melepas Katup Menggunakan Valve Spring Compressor ...46

Gambar 3.27. Melepas Katup Menggunkan KunciShock... 48

Gambar 3.28. Timing Belt ...48

Gambar 3.29 . Kondisi Timing Belt ...48

Gambar 3.30 . Memeriksa Putaran Lug pada Tensioner... 49

Gambar 3.31. Pemeriksaan Poros CamSecara Visual... 49

Gambar 3.32 . Mengukur Tinggi Cam. ... 50

Gambar 3.33. Mengukur Keolengan Poros Cam... 51

Gambar 3.34.Mengukur Bantalan CamMenggunakan Teleskopik... 52

Gambar 3.35 Mengukur JournalCam... 53

Gambar 3.36. Kondisi dari Poros Pelatuk... 54

Gambar 3.37. Mengukur Diameter Poros Pelatuk ... 54

Gambar 3.38. Mengukur Diameter Dalam Pelatuk... 55

Gambar 3.39. Ujung Batang Katup... 56

Gambar 3.40. Pemeriksaan Kepala Katup ... 57

Gambar 3.41. Memeriksa Dudukan Katup ... 58

Gambar 3.41. Pengukuran Kekuatan Pegas ... 60

Gambar 3.42. Pengukuran Kemiringan Pegas. ... 61

Gambar 3.44. Mengukur Kerataan Kepala Silinder... 63

Gambar 3.45. Sudut Pembukaan Katup ... 69

(15)

xv

Tabel 2. Pengkuran Keolengan Poros Cam... 51

Tabel 3. Pengukuran Celah Antara Bantalan dan Jurnal Cam ... 53

Tabel 4. Hasil Pengukuran Celah Pelatuk Dan Poros Pelatuk ... 55

Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Kepala Katup... 57

Tabel 6. Hasil Pemeriksaan Dudukan Katup ... 58

Tabel 7. Hasil Pengukuran Panjang Pegas Tanpa Beban... 59

Tabel 8 Hasil Pengkuran Kekuatan Pegas ... 60

Tabel 9. Hasil Pengukuran Kemiringan Pegas... 62

Tabel 10. Penyetelan pada TOP1 ... 65

Tabel 11. Penyetelan pada TOP4 ... 65

Tabel 12. Sudut Pembukaan Katup... 70

(16)

xvi DAFTAR LAMPIRAN

Tabel 4.1Spesifikasi Mesin Suzuki G15

Gambar 4.1. Mesin Suzuki G15 yang dipakai dalam PenelitianTA Gambar4.2.Sistem Penggerak Katup dan Tensioner

Gambar 4.3. Pulleydan TimingBelt

Gambar4.4. Camshaft Housingdan Camshaft Gambar4.5.Rocker Arm dan Katup

Gambar4.6. Mencari Sudut Pembukaan Katup dan Komponen Katup Gambar4.7. Tanda TopKompresi 4 di Sprocket

Gambar4.8. Mekanisme Katup dan Penyetelan Katup Surat Keputusan Dekan Dosen Pembimbing

(17)

1 A. Latar Belakang

Perkembangan IPTEK yang maju pesat membuat semua orang berlomba dalam bidang teknologi. Teknologi yang semakin maju dapat meringankan pekerjaan manusia. Kendaraan merupakan salah satu teknologi yang semakin maju tiap tahunnya.

Sebuah kendaraan mempunyai beberapa sistem dan mekanisme yang saling mempengaruhi untuk membuat suatu kendaraan bekerja dengan maksimal. Mekanisme yang tergolong penting dalam sebuah kendaraan salah satunya adalah mekanisme katup. Mesin empat langkah mempunyai langkah hisap, kompresi, usaha dan buang. Mekanisme katup hanya bekerja pada langkah hisap dan langkah buang. Mekanisme katup dirancang dengan sedimikian rupa untuk membuka aliran masuk campuran udara dan bahan bakar pada langkah hisap, dan mengeluarkan sisa pembakaran melalui katup buang. Dalam mekanisme katup terdapat cam yang berkerja untuk mengerakan katup masuk dan katup buang setiap dua kali putaran poros engkol.

(18)

2

menggunakan model timingBelt. Pada model ini poros cam (camshaft) digerakkan oleh sabuk yang bergigi sebagai penganti dari rantai. Penggunaaan sabuk akan mengurangi bunyi dibandingkan dengan menggunakan rantai, serta bebas dari pelumasan. Belt juga memiliki kelebihan yaitu ringan, oleh karena itu model jenis ini banyak digunakan pada engine. Belt terbuat dari fiberglass dan karet, yang mempunyai pemuaian kecil ketika panas. Berdasarkan uraian di atas maka mekanisme katup merupakan bagian yang penting dari mobil, dari itu penulis mengambil tema ini sebagai Tugas Akhir dengan judul “ Mekanisme Katup Pada Mesin Suzuki G15”.

B. Rumusan Masalah

Adapun batasan masalah yang terjadi pada mekanisme katup mesin Suzuki G15, sebagai berikut:

1. Cara kerja mekanisme katup mesin Suzuki G15.

2. Komponen apa saja yang terdapat pada mekanisme katup mesin Suzuki G15.

3. Melakukan pengukuran terhadap komponen pada mekanisme katup mesin Suzuki G15

4. Besarnya Sudut pembukaan katup mesin Suzuki G15. 5. Troubleshootingpada mekanisme katup mesin Suzuki G15. C. Tujuan

(19)

1. Mengetahui cara kerja dari mekanisme katup pada mesin Suzuki G15.

2. Mengetahui komponen dan melakukan pengukuran komponen mekanisme katup.

3. Mengetahui sudut pembukaan katup.

4. Mengetahui troubleshootingpada mekanisme katup. D. Manfaat

Manfaat yang diambil dari penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Mengimplitasikan ilmu yang di dapat perguruan tianggi.

2. Menambah ilmu tentang salah satu teknologi yang digunakan pada mobil Suzuki G15.

(20)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Prinsip Kerja Motor Bensin

Prinsip kerja motor bensin adalah mesin yang bekerja memanfaatkan energi dari hasil gas panas hasil proses pembakaran, dimana proses pembakaran terjadi di dalam silinder mesin itu sendirisehingga gas pembakaran berfungsi sebagai fluida kerja menjadi tenaga atau energi panas (Hidayat,2012:14).

Motor bensin jenis torak, yang gerakan torak berupa gerak bolak-balik (translasi) diubah menjadi gerak putar oleh poros engkol. Gerak putar atau rotasi lebih mudah untuk digunakan untuk kebutuhan manusia.

B. Dasar Kerja Motor Empat Langkah

Motor empat langkah ialah motor yang setiap siklus kerjanya diselesaikan dalam empat kali gerak bolak-balik langkah piston atau dua kali putaran poros engkol. Langkah piston adalah gerak piston tertinggi atau TMA sampai yang terendah TMB. Sedangkan siklus kerja adalah rangkaian proses yang dilakukan oleh gerak bolak–balik piston yang membentuk rangkaian siklus tertutup (Hidayat,2012:14).

(21)

1. Langkah Hisap

Langkah hisap ditandai dengan piston bergerak dari TMA menuju TMB dengan tanda katup masuk terbuka dan katup buang tertutup. Saat langkah hisap di dalam silinder terjadi kevakuman negatif yang mengakibatkan campuran bahan bakar dan udara masuk ke silinder (Hidayat.2012).

Katup masuk pada langkah hisap sudah terbuka sebelum piston bergerak dari TMA dengan tujuan untuk menghasilkan lubang masuk bahan bakar yang lebih lama. Waktu piston bergerak menuju TMB maka akan terjadi kevakuman sehingga akan terjadi tahanan aliran campuran bahan bakar dan udara yang mengakibatkan volume silinder dibawah 100%. Pada putaran mesin yang tinggi maka kevakuman tersebut akan rendah sehingga volume bahan bakar dan udara yang masuk juga sedikit sehingga daya mesin akan berkurang pada putaran yang tinggi.

Mesin dengan menggunakan pemasukkan bahan bakar dan udara dengan tekanan maka kevakuman yang rendah saat putaran tinggi dapat dapat dihilangkan.Kelemahan dari cara ini adalah sebagian dari gas buang akan mengeruhkan dari gas baru yang masuk. Hal tersebut disebabkan karena gas buang yang berada pada ruang bakar hanya dapat dibuang oleh energi gerakan.

(22)

6

Gambar 2.1. Langkah Hisap

(sumber: http://www.isuzu-astra.com/service_engine.php) 2. Langkah Kompresi

Langkah kompresi secara teori terjadi ketika piston bergerak dari TMB menuju TMA dengan posisi katup masuk dan katup buang dalam keadaan tertutup. Kenyataan yang terjadi langkah kompresi dimulai saat katup masuk tertutup.

Langkah kompresi mengakibatkan campuran udara dan bahan bakar dikompresi atau ditekan akibatnya tekanan dan temperaturnya naik sehingga mudah dalam proses pembakaran. Tekanan kompresi akan naik bila ruang bakar diperkecil. Ruang bakar yang semakin kecil terhadap panjang langkah torak maka perbandingan kompresi akan naik.

ϵ = 1 +

c atau ϵ=

vs + c

c

keterangan:

ϵ: perbandingan kompresi. vc : volume ruang bakar.

(23)

Gambar. 2.2. Langkah Kompresi

(sumber: http://www.isuzu-astra.com/service_engine.php) 3. Langkah Usaha

(24)

8

Gambar 2.3 . Langkah Usaha

(sumber: http://www.isuzu-astra.com/service_engine.php) 4. Langkah Buang

Gerakan piston yang menuju TMA akan mempertinggi tekanan dari gas buang yang akan mengalir melalui katup buang yang akan menuju saluran buang. Seperti apa yang telah dijelaskan pada langkah hisap, sisa dari gas buang tidak akan semuanya terbuang, masih ada yang tertinggal di ruang bakar. Overlappingkatup dapat menggurangi peristiwa tersebut (Arends, 1980).

Gambar 2.4. Langkah Buang

(25)

C. Mekanisme Katup

Motor bensin biasanya terdapat satu atau dua katup masuk dan katup buang pada setiap silindernya tapi mungkin bisa lebih dari itu. Contohnya pada mesin Suzuki Carry Futura G15 memiliki 2 katup masuk dan 2 katup buang.

Fungsi dari katup sebenarnya untuk memutuskan dan menghubungkan ruang silinder di atas piston dengan aliran udara luar pada saat yang dibutuhkan. Proses pembakaran gas dalam silinder mesin harus berlangsung dalam ruang bakar yang tertutup rapat. Jika sampai terjadi kebocoran gas meski sedikit, maka proses pembakaran akan terganggu. Oleh karenanya katup-katup harus tertutup rapat pada saat pembakaran gas berlangsung (Jama, 2012: 46).

Inovasi penempatan katup dapat dibedakan dari penempatan katup terhadap kepala silinder. Penempatan katup ada tiga yaitu katup samping/slide valve (SV), Over Head Valve (OHV), dan Over Head Camshaft (OHC).

1. Katup Samping/Slide Valve(SV)

(26)

10

Gambar 2.5 . katup samping (Jama, 2012: 49)

Cara kerja kerjanya adalah ketika poros engkol berputar maka berputar pula roda gigi yang terhubung di poros engkol, roda gigi tersebut akan berhubungan dengan roda gigi yang terpasang di cam, jika cam menyentuh batang pendorong sehingga batang pendorong akan mendorong katup dengan melawan gaya pegas dan katup pun terbuka. Komponen yang bekerja terdiri dari katup, pegas katup, mur penyetel, pengangkat katup, cam, camshaft, dan roda gigi pada poros engkol. Tipe dari katup ini biasanya untuk putaran mesin yang rendah dan biasanya digunakan pada mesin industri (Jama, 2012).

2. Over Head Valve(OHV)

(27)

adanya batang penerus maka bobot mesin juga akan lebih berat dan gerakan kerja mesin cenderung terjadi keterlambatan pembukaan dan penutupan katup. Mekanisme katup ini cocok untuk putaran mesin rendah sampai tinggi.

Gambar 2.6. Mekanisme katup OHV (Jama, 2012: 50)

(28)

12

batang penekan sehingga pelatuk bisa mendorong katup masuk dan katup buang sesuai dengan langkah mesin yang bekerja (Hidayat, 2012).

3. Over Head Camshaft(OHC)

Motor bensin dengan mekanisme katup tipe OHC dari segi komponen lebih ringkas dibandingkan dengan mesin dengan mekanisme katup OHV. Ciri utama dari mekanisme katup ini ada pada poros camdan katup yang terletak di atas silinder serta pengerak poros cammenggunakan rantai atau sabuk. Keuntungan dari mekanisme katup tipe ini dapat dilihat dengan berkurangnya komponen sehingga bisa mempercepat kerja mekanisme katup untuk mengurangi keterlambatan pembukaan dan penutupan katup. Jika dalam sebuah mesin hanya menggunakan dua katup dan satu poros cam maka disebut mesin OHC atau SOHC ( Single Over Head Camshaft).

(29)

a) Mekanisme Katup SOHC

Mekanisme katup SOHC ( Single Over Head Camshaft) memiliki keunggulan mekanisme katup lebih ringkas, poros cam ada di kepala silinder sehingga lebih dekat dengan mekanisme katup yang bertujuan untuk menggurangi kerugian mekanik, dan cocok untuk mesin dengan kecepatan tinggi. Mekanisme tipe ini merupakan dasar perkembangan teknologi hingga sekarang. Mekanisme katup yang diperbaiki atau disempurnakan maka akan mendapatkan efektivitas dan efesiensi kerja mesin yang baik serta ramah lingkungan.

Varian dari model mesin SOHC sekarang dapat menambah katupnya lebih dari dua.setiap silindernya, bahkan sekarang tiap silinder memungkinkan untuk dipasang 2 sampai 6 katup pada setiap silindernya (Wahyu, 2012).

b) Mekanisme Katup DOHC

(30)

14

Sedang saat putaran rendah mesin tipe ini justru akan kurang tenaga karena tenaganya habis untuk mengerakkan dua poros cam dan katup yang lebih banyak(Hidayat, 2012).

D. Teknologi Mekanisme Katup

1. Teknologi VVT-i ( Variable Valve Timing-Intelegent)

Perkembangan dari mekanisme katup tipe DOHC dapat dilihat pada teknologi ini. VVT-i merupakan teknologi yang mangatur sistem kerja katup pemasukan bahan bakar secara elektronik, baik dalam hal waktu maupun ukuran buka tutup katup sesuai dengan besar putaran mesin sehingga menghasilkan tenaga yang optimal, hemat bahan bakar dan ramah lingkungan.

Gambar 2.7. Komponen VVT-i (Hidayat,2012:187)

(31)

atau lebih lambat. Kerja dari katup ini memnyesuaikan dengan beban mesin dan putaran mesin.

Prinsip kerja dari kotrol VVT-i ialah bergerak maju, mundur atau menahan antara sudu-sudu dengan rodanya. Sudu-sudu tersebut terpasang rigid terhadap poros cam dan roda VVT-i terhubung dengan timing chain atau timing belt yang digerakkan oleh poros engkol. Kontrol VVT-i yang bergerak maka akan terjadi selisih sudut putar antara sudu dan roda VVT-i secara variasi sesuai dengan putaran mesin dan beban mesin.

OVC (Oil Control Valve) merupakan pengatur katup aliran oli ke kontrol VVT-i sehingga poros cam maju dan mundur untuk menentukan selisih sudut pembukaan katup dengan waktu dan durasi yang tepat. Data masukan yang membuat VVT-i berkerja diperoleh dari sensor-sensor seperti TPS ( Throttle Position Sensor), tekanan, temperatur air pendingin, sudut crank, dan cam angle.

2. Teknologi VTEC

(32)

16

VTEC bertujuan untuk meningkatkan efesiensi masuknya campuran bahan bakar dan udara ke ruang bakar pada mesin 4 langkah sehingga kemampuan mesin meningkat disetiap bagian putaran mesin, mengurangi kebisingan, menghemat bahan bakar dan mengurangi polusi (Hidayat, 2012).

[image:32.595.192.413.478.682.2]

Cam atau bubungan pada teknologi VTEC pada katup masuk ada dua, yaitu cam dengan angkat kecil dan cam dengan angkat besar. Saat putaran mesin diatas 4000–6000 maka kontrol elektronik akan mengaktifkan sistem hidrolik untuk mengganti cam dengan angkat kecil dengan cam dengan angkat besar, sehingga katup akan membuka dengan lebih besar yang mengakibatkan campuran bahan bakar dan udara yang masuk ke ruang bakar menjadi lebih banyak. Tenaga dari mesin juga akan naik, sehingga akselerasi dan putaran atas mesin menjadi lebih baik.

(33)

Parameter yang digunakan untuk mengaktifkan katup selenoid padaVTEC adalah suhu mesin, tekanan oli, dan kecepatan kendaraan. Disini dapat dipahami bahwa VTEC hanya bekerja pada kendaraan yang berjalan, VTEC tidak akan bekerja pada kendaraan yang diam walaupun rpm kendaraan tinggi.

VTEC akan mengalami masalah jika parameter sensor diatas mengalami masalah. Kurangnya oli, oli yang kotor, serta tekanan oli yang tidak optimal juga akan membuat VTEC tidak bisa bekerja secara maksimal. Perawatan pada mekanisme katup dengan teknologi VTEC sangat penting demi menunjang kinerja VTEC yang optimal (http://otomotif.kompas.com/read/2012/09/22/0043237/VTEC.Bawah.Sip. Atas.Oke.htm ).

3. Katup Desmodromic

Teknologi katup desmodromic merupakan prestasi ahli mesin Italia, Fabio Taglioni, yang diciptakan pada tahun 1950-an. Kehandalan teknologi ini sudah dibuktikan oelh Ducati dalam menjuarai 17 gelar World Superbike (WSBK) dan berbekal kesuksesan tersebut, Ducati masuk ajang GP pada 2003.

(34)

18

yang mengembangkan sistem desmodromique pada tahun 1956 dan pada 1968 sudah dipatenkan.

Cara kerja dari desmodromique valve system , katup dibuka dan ditutup oleh open/close rocker arm.Rocker arm digerakan oleh cam shaft dan setiap katup memiliki 2 shim, yaitu open dan close shim. Jika dilihat dari kerja mekanisme katup desmodromic maka berapapun tinggi putaran mesin maka mekanisme katupnya dapat mengikuti putaran mesin. Hal inilah yang menyebabkan mesin dengan mekanisme katup desmodromic dapat mencapai putaran mesin yang tinggi dibandingkan dengan mesin yang mekanisme katupnya menggunakan pegas. Keunggulan mekanisme katup ini adalah mencegah terjadinya valvefloat pada putaran mesin tinggi (Hidayat, 2010).

Gambar 2.9. Katup Desmodromic (Hidayat,2012:103)

4. Katup Pneumatik

(35)

balap. Pada mekanisme katup ini, tugas dari pegas digantikan oleh tabung yang berisi gas bertekanan tinggi. Prinsip kerjanya sama dengan sockabsorber gas. Jenis gas yang digunakan sama yaitu gas nitrogen. Gas ini dipilih karena stabilitasnya tinggi terhadap pengaruh suhu. Meskipun begitu karena suhu mesin sangat tinggi tekanan gas bisa berubah secara dratis. Untuk mengatasi hal tersebut maka sistem dilengkapi dengan katup buang angin. Pneumatik membutuhkan seal perapat yang sangat handal yang mampu menahan tekanan 2500 psi (170 bar). Bila seal bocor maka mesin tidak bisa bekerja secara optimal. Teknologi ini diterapkan pada arena balap Formula satu (F1). Katup ini pertama kali digunakan oleh Renault pada mesin RVS-9 yang mampu mencapai putaran mesin 1900 rpm.

Kelemahan katup ini ada pada ketahananya, ada semacam faktor lelah apabila dipaksa terus menerus pada putaran mesin tinggi.

(36)

20

E. Komponen Mekanisme Katup 1. Poros Cam

Poros cammerupakan proyeksi eksentrik pada poros yang berputar yang digunakan untuk mengatur pembukaan dan penutupan katup dengan berbagai perantara mekanik seperti yang disebutkan diatas. Bentuk atau profil dari cam menentukan titik pergerakan, kecepatan pembukaan dan penutupan katup, serta besarnya pengangkatan katup dari dudukannya.

Profil dari cam umumnya ada tiga macam yaitu, sisi lurus (tangensial), sisi cekung, dan sisi cembung.

a) CamSisi Lurus

Untuk sisi cam lurus biasanya digunakan untuk mesin dengan kecepan rendah, dalam hal ini garis kerja cam ditarik lurus menyinggung lingkaran dasar sebesar sudut yang mengapit sudut kerja.

Gambar 2.11. Cam Sisi Lurus (Hidayat,2012:45) b) CamSisi Cekung

(37)

tipe ini juga mengakibatkan pembukaan katup yang terlalu lebar sehingga gaya kelembamannya besar, dengan hal tersebut maka akan timbul kerusakan, suara yang berisik dan katup cepat aus.

Gambar 2.12. CamSisi Cekung (Hidayat,2012:45) c) Cam Sisi Cembung

Camdengan sisi cembung akan menghasilkan kecepatan yang kecil dibandingkan dengan sisi cekung. Cam ini lebih baik karena pembukaan dan penutupan katup dilakukan dengan cepat dan tepat. Cam jenis ini banyak digunakan karena dapat bekerja pada motor dengan kecepatan yang tinggi.

(38)

22

2. Penggerak Cam

Sumbu nok berputar sesuai dengan putaran dari poros engkol. Putaran dari sumbu nok setengah dari putaran poros engkol, sesuai dengan sistem kerja motor empat langkah. Metode yang menggerakan poros cam ada berbagai macam, diantaranya menggunakan timing gear, menggunakan timing chain, menggunakan timing belt.

a) ModelTiming Gear

Model timing gear biasanya digunakan untuk mekanisme katup jenis OHV ( Over Head Valve). Model ini biasanya letak dari sumbu nok dekat dengan poros engkol. Timing gear biasanya menimbulkan bunyi yang keras dibanding dengan yang menggunakan rantai. Mesin yang menggunakan model ini jarang dipakai pada waktu yang mordern ini (Toyota,1996).

(39)

b) Model Timing Chain

Model timing chain digunakan pada mekanisme katup OHC. Sumbu nok terletak di kepala silinder dengan digerakan menggunakan rantai dan gigi sprocket.

Tegangan rantai diatur oleh tensioner. Chain vibration (getaran rantai) dicegah oleh chain vibration damper. Sumbu nok digerakan oleh rantai dan hanya sedikit menimbulkan bunyi (Toyota, 1996).

Gambar 2.15. Timing Chain (Toyota,1996: 3-20) c) Model TimingBelt

Pada model ini sumbu nok digerakan oleh sabuk yang bergigi sebagai penganti dari timing chain, sehingga sedikit menimbulkan bunyi dibandingkan model timing chain. Kelebihan lain dari timing belt lebih ringan dibanding model lainnya. Oleh karena itu model ini banyak digunankan.

(40)

24

Gambar 2.16. Timing Belt (Toyota,1996: 3-21) 3. Katup

Katup merupakan bagian utama dari mekanisme katup yang menjadi saluran masuk campuran udara dan bahan bakar dan saluran buang untuk gas sisa pembakaran. Katup juga diharuskan mampu menutup rapat saat langkah kompresi.

Gambar 2.17. Bagian dari Katup (PPPPTK/VEDC Malang,2000:2-7)

(41)

menerima keausan saat bekerja. Daun katup harus kuat dari tumbukan dan harus dapat menahan panas dengan suhu ±8000C.

Kontruksi dari katup hisap adalah daun katup hisap dibuat lebih besar dengan tujuan untuk memperbaiki sistem pengisian campuran bahan bakar dan udara sedangkan daun katup buang dibuat lebih kecil dengan tujuan untuk mempercepat laju pembuangan dari gas bekas pembakaran, katup terbuat dari baja krom dan silikon, pada bagian ujung batang dan daun katup diperkeras untuk mengurangi atau memperkecil keausan.

Kontruksi dari katup buang adalah batang katup buang dibuat agar dapat memperlancar luncuran, katup dibuat agar mampu menahan panas yang tinggi ± 8000C, pada sebuah merek mobil tertentu misal Mercedez, katup buang diisi dengan natrium yang dapat menurunkan panas dan mempindah panas dari daun katup ke batang katup (PPPPTK/VEDC Malang,2000).

(42)

26

4. Pelatuk

Pelatuk bekerja untuk menekan batang katup agar membuka melawan gaya pegas. Pelatuk akan menekan ketika tonjolan poros cam mengenai pelatuk. Ketika tonjolan pada poros cam tidak menyentuk katup maka posisi katup dalam keadaaan tertutup. Perkembangan pelatuk pada sisi sentuhnya dipasang roller agar pengangkatan katup lebih cepat dan ringan karena rol dapat berputar sehingga dapat meningkatkan efektivitas kerja mekanik katup (Hidayat, 2010).

Gambar 2.19. Pelatuk (Hidayat,2012:46) 5. Pegas

(43)

Gambar 2.20. Pegas Katup Tunggal (PPPPTK/VEDC Malang,2000: 4-7)

Gambar 2.21. Pegas Katup Ganda (PPPPTK/VEDC Malang,2000: 4-7)

Pegas katup tunggal mempunyai jarak kisar yang berbeda yang berfungsi untuk mengurangi getaran. Pegas katup ganda mempuyai keunggulan saat pegas katup patah maka katup tidak akan masuk ke ruang bakar karena masih mempunyai pegas cadangan dan pegas katup ganda juga mempunyai frekuensi redam yang berbeda antara pegas sehingga dapat meredap getaran katup.

(44)

28

akan berkurang dan juga akibat yang fatal adalah rusaknya komponen seperti katup atau torak karena bertabrakan.

Pegas katup yang kuat akan berakibat keausan pada penggerak katup akan lebih besar dan tuas–tuas katup bisa patah(PPPPTK/VEDC Malang,2000).

F. Derajat Kerja Katup atau LSA ( Lobe Separation Angle)

Derajat kerja katup adalah angka derajat jarak antara titik tengah puncak bubungan lobe-in dan puncak bubungan lobe-exhoust. Operasi kerja motor yang maksimal membutuhkan perhatian dan pengamatan terhadap profil dan kontur poros cam. Kontur dari cam dapat menentukan efektifitas kerja katup sehingga dapat meningkatkan kerja motor makin optimal. Angka LSA yang rendah diantara 1000-1100akan semakin baik untuk proses overlap. Overlap yang baik akan mempengaruhi proses pembilasan yang baik pada putaran tinggi. LSA juga akan menentukan tenaga motor dan dapat memberikan daya tahan dan akselerasi mesin cepat.

(45)

Besar kecil overlap bisa dibaca dengan lebih mudah dengan menggunakan diagram cam. Daerah dimana sudut katup hisap dan sudut katup buang berhimpitan adalah daerah overlap.

Gambar 2.23. Diagram Poros Cam dengan LSA (Hidayat,2012:99)

Misal, Poros cam In membuka katup masuk di 200 sebelum TMA sedang poros cam ex masih membuka katup buang sampai di 250 setelah TMA. Maka sudut overlapnya adalah 450. Sementara untuk menghitung LSA dapat menggunakann rumus:

LSA= (Durasi IN/2) – (angka bukaan IN) + (durasi EX/2)- (angka tutup EX)/2

Contoh: Durasi IN 2700, bukaan katup 200, Durasi EX 2700, tutup EX 300. LSA = (2700/ 2)-(200) + (2700/2)- 300/2

LSA = 1100

(46)

30 BAB III

MEKANISME KATUP SUZUKI G15

A. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam melaksanakan praktik dengan judul “Mekanisme Katup pada Mesin Suzuki G15” sebagai berikut:

1. Alat:

a) Toolbox ( kunci ring dan pas 8 – 22 mm, obeng, palu, tang). b) Kunci sock.

c) Kunci momen. d) Palu karet.

e) Feller gauge0,05 – 1mm f) Micrometer0,01 mm g) Jangka sorong 0,5 mm h) Penggaris 0 – 300 mm i) Dial gauge0,01 mm j) Telescopic.

k) Valve Spring Compressor. 2. Bahan:

a) Bensin. b) Amplas halus. c) Majun.

(47)

B. Proses pelaksanaan

Sistem mekanisme katup terletak pada bagian dalam mesin sehingga untuk mengetahui secara detail harus dilakukan pembongkaran mesin pada kepala selinder. Pembongkaran mesin dilakukan setelah persiapkan terlebih dahulu alat, dan bahan, serta manualbook dalam membimbing proses pembongkaran.

1. Proses Pembongkaran

Proses pembongkaran dimulai dengan melihat pada manualbook, komponen apa saja yang harus dilepas dan nantinya ditandai serta setelah dilepas ditaruh pada tempat yang aman.

a. Melepas Konektor yang Berhubungan dengan Mesin

Mesin suzuki G15 sudah menggunakan teknologi EPI ( Elektronic Petrol Injection), dimana teknologi tersebut banyak menggunakan sistem elektronik dalam mengontrol kerja mesin.

Hal pertama yang harus dilakukan saat pembongkaran langkah ini adalah melepas kabel positif dan negatif baterai untuk memutuskan semua aliran arus listrik yang masuk ke mesin.

(48)

32

Semua konektor yang berhubungan dengan kerja mesin, diantaranya adalah konektor MAF, injector, IAT, TPS, CKP sensor, CMP, tekanan oli, konektor pada koil, ISC,ECT, konektor pompa bahan bakar, dan lain-lain.

b. Melepas Selang dari Tangki Bahan Bakar

Bahan bakar yang menuju ke pipa injectordialirkan melalui selang, pada mesin ini menggunakan tipe regulator luar sehingga menggunakan dua selang pada saluran bahan bakar. Selang yang pertama berfungsi sebagai aliran bahan bakar dari pompa bahan bakar menuju rail dengan tekanan ± 3 kg/cm2. Selang yang kedua berfungsi sebagai selang pembalik (return) menuju ke tangki apabila tekanan pada raillebih dari ± 3 kg/cm2.

Gambar 3.2 . Melepas Selang Bahan Bakar

(49)

c. Melepas Saringan Udara

Pengunci yang mengikat karet saringan udara dikendorkan terlebih dahulu kemudian saringan udara dilepas.

Gambar 3.3. Melepas Saringan Udara d. Melepas Sistem Induksi Udara

Kabel gas sebelum sudah dilepas dan perlu dipastikan bahwa konektor yang berhubungan sudah terlepas. Sistem induksiudara dilepas dengan melepas 4 mur pengikatnya.

(50)

34

e. Melepas Pipa Pembagian

Pipa pembagi bahan bakar ke injector dilepas dengan membuka tiga baut penguncinya.

Gambar 3.5. Melepas Pipa Pembagi

Gambar 3.6. Mengeluarkan Injector

Tarik keluar pipa pembagi dengan pelan-pelan dan sedikit digoyangkan.

f. Melepas Radiator

(51)

Gambar 3.7. Melepas Radiator

Radiator ditaruh ditempat yang aman dan bebas dari dan bebas dari benda tajam untuk menghindari kebocoran.

g. Melepas Kipas Pendingin

Baut penyetelvan belt pada alternator dikendorkan terlebih dahulu sebelum melepas van belt setelah itu van belt dikeluarkan dari pulley dan lepas kipas pendinging beserta rumahnya.

Gambar 3.8. Mengendorkan Alternator h. Melepas Intake Manifold

(52)

36

Gambar 3.9. Melepas Intake Manifold

Diantara manifold dan block mesin terdapat packing, jangan sampai packingsobek.

i. Melepas knalpot dan exhoust manifold

Pada exhoust manifold terdapat sensor CO yang mendeteksi kadar CO pada gas buang. Lepas hubungan knalpot dengan exhoust manifold terlebih dahulu kemudian lepas exhoust manifolddari mesin.

Gambar 3.10. Melepas Exhoust Manifold j. Melepas Pullydan Tutup TimingBelt

(53)

Gambar 3.11. Melepas Pully

Hal yang dilakukan setelah pully terlepas adalahmembuka tutup timingbelt dengan membuka baut yang menghubungkan tutup timingbelt dengan mesin.

Gambar3.12. Melepas Tutup Timing Belt

(54)

38

[image:54.595.245.406.111.283.2]

Gambar 3.13. Tanda TopKompresi Silinder 4

Gambar 3.15 . Tanda pada SprocketPoros Engkol

Gambar 3.16. Tanda pada SprocketPoros Cam

[image:54.595.234.422.324.462.2]
(55)

tidak bertemu, maka putar poros engkol dengan menggunakan kunci ring 17 mm sampai tanda tersebut bertemu.

[image:55.595.236.412.282.417.2]

Apabila tanda tersebut sudah bertemu maka lepaslah timing belt dengan cara mengurangi tekanan dari tensioner. Penyetel tekanan timing belt (tensioner) dikendorkan sampai memungkinkan untuk melepas timing belt.

Gambar 3.17. Timing Beltdan Tensioner k. Melepas Busi, Koil dan Tutup Kepala Silinder

Kabel busi dicabut terlebih dahulu dengan menarik karet pelindungnya, jangan menarik kabelnya. Lepaskan koil dari tutup kepala silinder dengan membuka baut pengikatnya.

[image:55.595.233.419.568.707.2]
(56)
[image:56.595.234.419.112.252.2]

40

Gambar 3.19. Proses Membuka Tutup Kepla Silinder

Tutup kepala silinder dilepas dengan melepas baut pengikat dengan kepala silinder, selanjutnya busi dilepas dengan menggunakan kunci busi.

Gambar 3.20. Melepas Busi

[image:56.595.234.418.374.562.2]
(57)
[image:57.595.233.419.112.253.2]

Gambar 3.21. Melonggarkan Baut Penyetel Katup

Hal yang dilakukan selanjutnya adalah membuka CMP sensor yang terpasang pada ujung bagian belakang poros cam. Keluarkan CMP sensordengan hati-hati agar gasket tidak rusak.

Gambar 3.22. Melepas CMP Sensor

[image:57.595.234.418.375.514.2]
(58)
[image:58.595.231.428.113.246.2]

42

Gambar 3.23. Urutan Membuka Baut Bantalan Poros Cam (sumber: PT. Indomobil : 6A-23)

(59)

Gambar 3.24. Melepas Bantalan Poros Cam l. Melepas Kepala Silinder

[image:59.595.233.421.111.253.2]

Gunakan kunci sock10 ukuran kecil dengan mata socksegi banyak karena baut yang digunakan bersegi banyak. Lakukan pengenduran baut secara bertahap dengan urutan pada gambar 3.25.

Gambar 3.25. Urutan Mengendurkan Baut kepala silinder

Lakukan pengenduran baut seperti gambar diatas, lakukan secara menyilang. Lakukan pengenduran menjadi tiga tahapan supaya menghindari kepala silinder yang melengkung. Jika semua baut sudah dilepas maka angkat kepala silinder dan hati – hati jangan merusak gasket

(60)

44

m. Melepas Pelatuk dan Poros Pelatuk

Kendorkan terlebih dahulu baut pengunci poros pelatuk menggunkan kunci L. Cara mengendorkan yaitu sepeti cara mengendurkan bantalan poros cam, yaitu dimulai dari sisi paling ujung kemudian kesamping melangkah satu batu kemudian sampai seterusnya. jika sudah maka keluarkan pelatuk hisap dan buang dengan cara menarik keluar sambil menahan agar pegas penunci tidak meloncat. Taruh pelatuk katup sesuai dengan urutanya supaya tidak tertukar dengan yang lain sebab keausan tiap pelatuk berbeda.

n. Melepas Katup dan Perlengkapannya

[image:60.595.234.420.444.584.2]

Kepala silinder disandarkan kayu dibawahnya agar tidak rusak. Buka pegas katup dengan menggunakan alat valve spring compressor.

(61)
[image:61.595.234.419.112.253.2]

Gambar 3.27. Melepas Katup Menggunkan KunciSock

Semua komponen yang sudah terlepas maka besihkan komponen menggunakan bensin dan majun lalu semprot dengan udara bertekanan, jangan sampai bushing katup terkena bensin karena akan merusak bushing itu sendiri.

Mekanisme katup terdiri dari banyak komponen mulai dari yang kecil sampai yang besar. Jumlah katup pada mesin G15 ini ada 16 katup sehingga butuh kecermatan agar setiap katup tidak tertukar dengan katup yang lain. Simpan semua komponen ditempat yang aman dan jangan sampai hilang.

Langkah urutan proses pembongkaran mekanisme katup telah dilakukan, dimana hal yang dilakukan dimulai dari komponen paling luar terlebih dahulu. Proses perakitan dapat dilakukan dengan cara membalik dari proses pembongkaran.

2. Proses pengukuran

(62)

46

mulai dari ukuran, bentuk dan keausanya. Apabila kita ingin mengetahui apakah komponen tersebut telah mengalami keausan maka dapat dilakukan pengukuran dengan membandingkan komponen yang standart. Apabila hasil dari pengukuran masih dalam kondisi standart maka komponen tersebut tidak perlu diganti, sedangkan bila hasil dari pengukuran berada pada zona kritis atau limit maka sebaiknya diganti agar kerusakan pada komponen tidak semakin parah yang bisa mempengaruhi komponen yang lain dan kinerja dari mesin sendiri akan kurang optimal.

Pada mekanisme katup terdapat komponen yang bekerja sehingga akan membutuhkan banyak pengukuran. Pengukuran pada mekanisme katup meliputi:

a. TimingBelt

Timing belt berfungsi menghubungkan putaran dari poros engkol menuju poros camuntuk membuat mekanisme katup bekerja. Sisi luar dari timingbelt berbentuk datar artinya hanya lurus dan disinilah biasanya merek dagang dicantumkan sedangkan pada sisi bagian dalam bergerigi seperti roda gigi yang tujuannya mengikat sproket poros engkol dan sproket poros cam supaya saling terhubung.

(63)

belt sesuai dengan spesifikasi pada buku manual mesin G15 ini setiap 15000 km dilakukan pengecekan dan pengantian setiap 30000 km.

Setiap pengantian timingbelt maka akan dicatat di buku atau di tutup timingbelt pada berapa kilometer mesin tersebut diganti timingbelt. Pemeriksaan timingbelt meliputi keausan, keretakan dan bentuk dari timingbelt.

[image:63.595.262.391.279.421.2]

Gambar 3.28. Timingbelt

Gambar 3.29 . Kondisi Timing Belt

(64)

48

b. Tensioner

[image:64.595.246.405.279.400.2]

Tensioner mempunyai peran untuk mengatur tekanan pada timingbelt. Pada tensioner terdapat sebuah lug yang dapat berputar. Pemeriksaan pada tensioner dilakukan dengan cara memutar lug, jika putaran lug rata dan tidak macet maka tensioner dapat dikatakan masih normal.

Gambar 3.30. Memeriksa Putaran LugPada Tensioner

Hasil dari pemeriksaan bahwa putaran dari lug normal sehingga tensionermasih dalam keadaan normal.

c. Poros Cam

Pemeriksaan pada poros cam dilakukan secara visual dan menggunakan alat bantu. Pemeriksaan visual pada poros cam dengan dilihat apakah pada poros cam terdapat goresan .

[image:64.595.251.402.605.719.2]
(65)

Hasil dari pemeriksaan visual pada poros cam dalah poros cam tidak terdapat goresan sehingga masih normal.Pemeriksaan poros cam menggunakan alat bantu meliputi memeriksa tinggi cam, diameter journal dan batalan poros cam, run out.

Pengukuran tinggi cam, tinggi cam akan mempengaruhi dari dalamnya katup membuka dan lama dari katup membuka. Jika cam berbentuk cekung maka dapat menekan katup dengan dalam tapi keausan akan sangat besar, sedang untuk cam cembung akan membuka katup lebih lama

Gambar 3.32 . Mengukur TinggiCam.

[image:65.595.234.419.359.502.2]

Nilai dari standar pengukuran untuk tinggi camIn (36,18–36,34) mm, camex(35,90–36,06) mm, dan batas nilai pengukuran camIn(36,08) mm, camEx(35,80) mm. Hasil dari pengukuran tinggi cam:

Tabel 1. Hasil Pengukuran Tinggi Cam No Bagian yang diukur Hasil pengukuran (mm)

1. CamSilinder no. 1

In

In

Ex

36,22

36,23

(66)

50

2.

3.

4.

Ex

CamSilinder no. 2

In

In

Ex

Ex

CamSilinder no 3

In

In

Ex

Ex

CamSilinder no. 4

In In Ex Ex 35,92 36,20 36,19 35,94 35,94 36,22 36,19 35,95 35,96 36,21 36,20 35,95 35,95

[image:66.595.158.462.111.415.2]

Pengukuran selanjutnya adalah mengukur keolengan dari poros cam. Keolengan pada poros cam akan mengakibatkan mesin bergetar, mesin akan kurang optimal. Cara mengukur keolengan poros cam adalah dengan menggunakan alat dial gauge serta dengan bantuan V-blok.

[image:66.595.232.419.527.667.2]
(67)

No Bagian yang diukur Hasil pengukuran (mm)

1. Keolengan poros

cam 0,03

Pengukuran selanjutnya adala mengukur celah oli antara bantalan dan jurnal poros cam. Celah oli sangatlah penting karena jika suatu benda padat berputar sambil bergesekan secara terus menerus tanpa dilapisi film maka akan cepat aus. Peran celah oli pada komponen ini adalah melapisi jurnal cam dengan film dan juga melapisi bantalan cam dengan film jadi antara bantalan dan jurnal tidak berhubungan secara langsung. Celah ini juga bisa untuk tempat pemuaian ketika komponen tersebut panas. Apabila celah oli ini berlebihan maka akan terjadi keolenganan.

[image:67.595.234.419.524.663.2]

Alat ukur yang digunakan pada bantalan adalah telescopic lalu lebar teleskopik diukur menggunakan micrometer dan pada journal poros cam menggunakan micrometer, sebelumnya micrometer harus telah di kalibrasi terelebih dahulu.

(68)
[image:68.595.234.419.112.252.2]

52

Gambar 3.35. Mengukur Journal Cam

Nilai standar dari pengukuran bantalan (28 – 28,02) mm journal (27,93-27,96) mm. Nilai limit celah celah standart (0,04 – 0,08) mm. Limit celah (0,12) mm. Hasil dari pengukuran tersebut adalah:

Tabel 3. Pengukuran Celah antara Bantalan dan Jurnal Cam No Bagian yang diukur Hasil pengukuran (mm) Celah (mm)

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Bantalan no. 1

Journalno 1

Bantalan no. 2

Journalno 2

Bantalan no. 3

Journalno 3

Bantalan no. 4

Journalno 4

Bantalan no. 5

Journalno 5

Bantalan no. 6

Journalno 6

28,01 27,93 28,01 27,93 28,01 27,93 28,01 27,93 28,01 27,93 28,01 27,93 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08

[image:68.595.131.496.402.654.2]
(69)
[image:69.595.233.418.280.418.2]

Pelatuk bertugas untuk menekan batang katup supaya katup membuka dengan melawan gaya pegas. Pelatuk tidak hanya menekan batang katup, tapi pelatuk juga di tekan oleh cam. Pelatuk yang bekerja secara terus menerus akan mengalami keausan. Apabila ingin mengetahui apakah pelatuk itu sudah aus maka diperlukan pemeriksaan.Pemeriksaan dapat dilakukan secara visual langsung dan menggunakan alat bantu.

Gambar 3.36. Kondisi dari Poros Pelatuk

Hasil pemeriksaan pada poros pelatuk menunjukan bahwa poros pelatuk terdapat goresan, sehingga poros pelatuk dalam keadaan tidak normal.

(70)
[image:70.595.231.420.142.281.2]

54

Gambar 3.37. Mengukur Diameter Poros Pelatuk

Gambar 3.38. Mengukur Diameter Dalam Pelatuk

[image:70.595.138.503.459.750.2]

Standar dari hasil pengukuran adalah diameter dalam pelatuk (15,99-16,1)mm diameter poros pelatuk (15,96-15,98)mm, dan celah standar 0,009 mm serta batas celah (0,01-0,04)mm. Hasil pengukuran celah antara diameter dalam pelatuk dan diameter poros pelatuk :

Tabel 4. Hasil pengukuran celah pelatuk dan poros pelatuk No Bagian yang diukur Hasil pengukuran

(mm) Clearence (mm) 1 2. 3. 4.

Pelatuk Silinder no. 1 In

Ex

Poros pelatuk

Pelatuk Silinder no. 2 In

Ex

Poros pelatuk

Pelatuk Silinder no. 3 In

Ex

Poros pelatuk

(71)

Poros pelatuk 15,97

Hasil celah antara poros pelatuk dan pelatuk diperoleh bahwa pelatuk dan poros pelatuk masih dalam keadaan standart.

e. Katup dan Pegas Katup

Katup berfungsi tempat masuk campuran bahan bakar dan udara serta tempat keluatnya gas sisa pembakaran. Katup harus mampu menahan panas yang tinggi. Saat katup membuka dan menutup dengan kecepatan yang tinggi maka dapat terjadi keausan pada katup dan pegas katup, oleh sebab itu dilakukan pengukuran terhadap komponen tersebut untuk mengetahui apakah komponen tersebut masih baik atau tidak.

[image:71.595.233.418.459.601.2]

Hal yang pertama adalah memeriksa ujung batang katup apakah berlubang (aus) karena sering bertumbukan dengan pelatuk.

Gambar 3.39. Ujung batang katup

(72)

56

[image:72.595.149.481.431.747.2]

Pemeriksaan selanjutnya adalah memeriksa ketebalan kepala katup, alat yang digunakan pada pemeriksaan adalah jangka sorong. Nilai standart pada pengukuran ini 0,08-1,2 mm dan batasnya katup masuk 0,6mm dan katup buang 0,7 mm.

Gambar 3.40. Pemeriksaan Kepala Katup Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Kepala Katup

No Bagian yang diukur Hasil pengukuran (mm)

1.

2.

3.

4.

Katup Silinder no. 1 In

In Ex Ex

Katup Silinder no. 2 In

In Ex Ex

Katup Silinder no 3 In

In Ex Ex

(73)
[image:73.595.233.419.166.305.2]

Pengukuran selanjutnya adalah lebar dudukan katup dengan menggunakan jangka sorong. Standartpengukuran 1,1 - 1,3mm.

Gambar 3.41. Memeriksa Dudukan Katup Tabel 6. Hasil Pemeriksaan Dudukan Katup

No Bagian yang diukur Hasil pengukuran (mm)

1.

2.

3.

4.

Katup Silinder no. 1 In

In Ex Ex

Katup Silinder no. 2 In

In Ex Ex

Katup Silinder no 3 In

In Ex Ex

[image:73.595.146.485.374.691.2]
(74)

58

Hasil pemeriksaan diatas bahwa banyak dudukan katup yang tidak standar. Ada 10 katup dengan dudukan katup yang masih baik, 6 dari katup dudukanya sudah tidak normal lagi.

Pemeriksaan selanjutnya adalah pada pegas. Pegas berfungsi untuk mengembalikan katup agar menutup rapat agar tidak terjadi kebocoran saat langkah kompresi. Pemeriksaan pada pegas meliputi panjang pegas normal, panjang pegas dengan beban, dan kemiringan pegas.

[image:74.595.138.491.416.733.2]

Pengukuran panjang pegas dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Panjang standar 36,83mm dan batas maksimum 35,67mm. Hasil pengukuran panjang pegas:

Tabel 7. Hasil Pengukuran Panjang Pegas Tanpa Beban No Bagian yang diukur Hasil pengukuran (mm)

1.

2.

3.

4.

Pegas Silinder no. 1 In

In Ex Ex

Pegas Silinder no. 2 In

In Ex Ex

Pegas Silinder no 3 In

In Ex Ex

(75)

Hasil pengukuran dapat didapatkan bahwa ada 1 pegas katup yang dibawah limit.

Pemeriksaan kekuatan pegas. cara yang dilakukan untuk menguji kekuatan pegas adalah dengan memberi tekanan pada pegas sampai panjang pegas menjadi 31,5 mm, kemudian dilihat pada alat pengetes tekanan pegas di angka berapa jarum menunjukan nilai dari kekuatan pegas. Kekuatan dari pegas harus pada standart, jangan sampai pegas terlalu kuat atau terlalu lentur.

Gambar 3.41. Pengukuran Kekuatan Pegas

Akibat pegas yang terlalu kuat dan lentur telah dijelaskan pada landasan teori. Tekanan standar dengan tekanan 10,7-12,5 kg dengan panjang 31,5mm, dan batas yang diijinkan 9,3 kg dengan panjang 31,5mm. Hasil pengkuran kekuatan pegas:

Tabel 8. Hasil Pengkuran Kekuatan Pegas

No Bagian yang diukur Hasil pengukuran (mm)

1.

2.

Pegas Silinder no. 1 In

In Ex Ex

Pegas Silinder no. 2 In

9 9 9 9

(76)

60 3. 4. In Ex Ex

Pegas Silinder no 3 In

In Ex Ex

Pegas Silinder no. 4 In In Ex Ex 9 8 8 9 9 9 10 8 9 9 9

Hasil yang didapatkan dari pengukuran diatas maka dapat disimpulkan bahwa 15 pegas katup kurang kuat dan satu pegas katup yang masih baik. Jika hal tersebut tidak segera diperbaiki maka akan menyebabkan kerusakan komponen tersebut yang lebih parah. Pegas katup yang lemah akan menyebabkan kemampuan menutup katup kurang kuat sehingga akan terjadi kebocoran kompresi yang menyebabkan tenaga mesin berkurang.

Pemeriksaan selanjutnya adalah kemiringan pegas. Kemiringan pegas dapat diukur dengan menggunakan feller gauge dengan bantuan pengaris.

(77)

Alat pengetes kekuatan pegas biasanya sudah ada penggaris mistar yang terpasang secara vertikal. Pengukuran tinggal dilakukan dengan cara menaruh pegas sejajar dan berhimpitan dengan penggaris tersebut kemudian dikasih feller pada jarak keduanya dan diputar-putar sampai didapatkan jarak yang paling besar. Batas dari hasil pengkuran pada bagian ini adalah 2 mm. Hasil pengukuran :

Tabel 9. Hasil Pengukuran Kemiringan Pegas No Bagian yang diukur Hasil pengukuran (mm)

1.

2.

3.

4.

Pegas Silinder no. 1 In

In Ex Ex

Pegas Silinder no. 2 In

In Ex Ex

Pegas Silinder no 3 In

In Ex Ex

Pegas Silinder no. 4 In In Ex Ex 1 0.9 1,3 1 1 1 1 0,9 0,9 1 0,9 0,7 1,1 1,2 0,8 1

f. Kerataan Kepala Silinder

(78)

62

kepala silinder rata atau tidak. Alat yang digunakan pada pemeriksaan komponen tersebut ialah penggaris dan mistar baja. Ukur secara memanjang dan diagonal.

Gambar 3.44. Mengukur Kerataan Kepala Silinder

Hasil dari pengukuran kerataan kepala silinder didapatkan bahwa kerataaan kepala silinder masih bagus dengan nilai dibawah 0,05mm (batas 0,05).

3. Penyetelan Katup

(79)

Penyetelan katup dapat dilakukan saat tune-up, karena penyetelan katup merupakan pekerjaan yang ada pada tune-up. Penyetelan katup juga dilakukan saat overhoule mesin, pada overhoule mesin penyetelan katup dilakukan saat mesin dingin (saat perakitan) dan mesin panas ( saat mesin sudah mulai dihidupkan hingga mencapai suhu kerja mesin). Penyetelan pada mesin ini dilakukan diantara cam dan pelatuk.Syarat dalam melakukan penyetelan katup: Posisi torak pada langkah kompresi ( katup dalam keadaan tidak bekerja).

Langkah – langkah dalam melakukan penyetelan katup adalah sebagai berikut :

1. Mesin dihidupkan hingga mencapi suhu kerja lalu matikan. 2. Tutup kepala silinder dibuka, dengan sebelumnya melepas

konektor pada koil.

(80)

64

4. Lakukan penyetelan dengan menggunakan feller gauge dengan ukuran untuk katup masuk 0,2 mm dan katup buang 0,3 mm. Penyetelan dilakukan diantara cam dan pelatuk.

Tabel 10. Penyetelan pada Top1

Silinder 1 Silinder 2 Silinder 3 Silinder 4 In (√) In (√) In (√) In (√) In In In In Ex (√) Ex (√) Ex Ex Ex (√) Ex (√) Ex Ex

Keterangan :

√= katup yang disetel.

5. Setelan katup diperiksa kembali, tanda setelan yang baik adalah tekanan pada feller gauge terasa sedikit berat.

6. Pulley diputar kembali 1800 dan lakukan penyetelan katup. Tabel 11. Penyetelan pada Top4

Silinder 1 Silinder 2 Silinder 3 Silinder 4 In In In In In (√) In (√) In (√) In (√) Ex Ex Ex (√) Ex (√) Ex Ex Ex (√) Ex (√)

Keterangan :

√= katup yang disetel.

C. Pembahasan

1. Mekanisme Katup Pada Mesin Suzuki G15

(81)

Pada Jurnal APV, Mesin G15 merupakan mesin seri G yang digunakan oleh Suzuki dan juga oleh GM ( General Motor) dengan seri M. Mesin seri G milik Suzuki dan mesin seri M milik GM merupakan mesin yang dikembangkan dan dibuat oleh kedua perusahaan tersebut. Mesin seri G15, arti dari 15 sendiri pada mesin ini digunakan untuk menandakan bahwa mesin ini mempunyai kapasitas silinder 1500cc (http://jurnalapv.wordpress.com/2010/04/13/mesin-seri-g-dan-kawan-kawan ).

Mesin G15 ini juga mempunyai keunggulan pada sistem bahan bakar yang sudah dikontrol secara elektronik. EPI (Elektonic Petrol Injection) merupakan istilah dagang yang digunakan oleh Suzuki. Teknologi sistem bahan bakar pada mesin ini sudah menggunakan teknologi MPI (Multi Point Injection) artinya setiap saluran masuk udara pada tiap-tiap silinder mempunyai injector sendiri. Mesin ini mempunyai 4 silinder jadi injector-nya ada 4 buah.

(82)

66

katup digerakkan oleh camshaft melalui timing Belt dan kerja membuka dan menutup katup dilakukan oleh rocker arm.

2. Sudut Pembukaan dan Penutupan Katup

Motor bensin 4 langkah mempunyai 4 siklus kerja, yaitu hisap, kompresi, usaha, dan buang. Saat langkah hisap maka katup hisap membuka dan saat langkah buang maka katup buang akan membuka.

Berdasarkan teroritis katup hisap akan membuka ketika piston di TMA sampai piston di TMB dan katup buang akan membuka ketika piston berada di TMB sampai piston mencapi TMA, namun secara praktiknya bila katup masuk terbuka saat piston di TMA maka campuran bahan bakar dan udara yang masuk ke ruang bakar akan sedikit, apalagi saat putaran tinggi maka terjadi kelembaman pada pegas katup sehingga campuran bahan bakar dan udara menjadi tambah sedikit. Proses pemasukan dapat terbaiki dengan membuka katup hisap lebih awal atau sebelum piston di TMA dan menutup setelah piston melewati TMB.

Begitu juga yang terjadi pada katup buang, untuk memperbaiki sistem pembuangan maka katup buang juga terbuka lebih awal dan menutup lebih akhir dari teoritis.

(83)

pengisian lebih awal agar pemasukan lebih maksimal. Overlap pada mesin dapat dihitung dengan menghitung sudut pembukaan katup masuk dan katup buang.

Sudut pembukaan katup masuk dan katup buang dapat dicari dengan cara berikut ini:

a. Persiapkan kertas dengan diagonal garis sebesar 50, buat satu lingkaran penuh hingga 3600. kemudian kertas tersebut ditempelkan di roda gila. Setel kerengangan katup terlebih dahulu sesuai spesifikasinya.

b. Piston berada pada top kompresi 4. Pastikan piston pada top kompresi 4 dengan tanda pada pulleydan tutup timingbelt ada pada angka nol.

c. Pasang dial indikator pada rocker arm untuk katup buang dan pada pegas untuk katup masuk (hal tersebut menyesuaikan mesin, mesin G15 ketika ditaruh pada rocker arm maka terjadi tabrakan antara dial indikator dengan cam). Posisikan dial indicator dengan kondisi tertekan sehingga jarum kecil yang ada pada dial indicator menunjukan nilai yang besar, kemudiaan beri tanda pada kertas ukur tadi sebagai acuan untuk membaca besar sudut dan ingat pada angka berapa jarum kecil dan besar pada dialindicator sebagai acuan nantinya.

(84)

68

ada pada roda gila, kemudian putar lagi hingga mencapai nilai tertinggi pada dialindicator. Pada saat dial indicator mencapai nilai tertinggi berarti sudah mencapai tinggi angkat katup yang paling besar. Putar lagi hingga dial indikator mencapai nilai yang sama saat sebelum diputar dan hitung sudut pembukaan yang telah terjadi. Lakukan hal yang sama untuk menghitung katup yang lain.

Gambar 3.45. Sudut Pembukaan Katup

Gambar diatas dapat dinyatakan dalam bentuk tabel dibawah ini untuk mempermudah proses pembacaan.

Tabel 12. Sudut Pembukaan Katup

No Katup Terbuka Tertutup Total Membuka

1.

2.

Masuk

Buang

150sebelum TMA

450sebelum TMB

700setelah TMB

250setelah TMA

2650

2500

Keterangan : derajat poros engkol.

(85)

Sedangkan katup buang membuka sebesar 2500poros engkol dengan dimulai membuka 450sebelum torak ke TMB atau pada akhir langkah usaha sampai torak bergerak kembali ke TMA dan menutup 250setelah TMA. Katup masuk dan buang akan mengalami proses dimana kedua katup akan terbuka secara bersama-sama atau sering disebut overlapatau sudut gunting. Overlap yang terjadi pada mekanisme katup mesin ini sebesar 400poros engkol. Sudut sebesar 400diambil dari 150ketika katup masuk membuka sebelum TMA dan ditambah 250ketika katup buang membuka setelah TMA. Tujuan dari overlap adalah untuk memperbaiki sistem pembuangan gas bekas dengan memanfaatkan gas baru yang masuk mendorong gas bekas keluar atau sering disebut pembilasan, sehingga gas yang masuk pada ruang bakar adalah gas baru tapi tidak 100% gas baru.

Pembukaan katup masuk yang sesuai teori berakhir saat torak berada di TMB tapi kenyataannya katup masuk menutup setelah 700setelah TMB. Tujuannya katup masuk membuka lebih lama adalah untuk memperbaiki pengisian campuran bahan bakar dan udara. Putaran mesin yang tinggi akan mengakibatkan pengisian gas akan berkurang karena kelembaman yang terjadi pada mekanisme katup.

D. TroubleshootingMekanisme Katup

(86)

70

1. Setelan Katup yang Tidak Tepat

Setelan katup berfungsi agar celah antara batang katup dan pelatuk agar pada kondisi standar pabrik. Celah katup tersebut akan mengantisipasi pemuaian katup. Jarak bebas katup harus sesuai dengan standar kecuali apabila ada modifikasi di poros cam.

Akibat dari setelan katup yang terlalu renggang dapat menimbulkan bunyi berisik pada pengerak katup, dan batang katup bisa patah karena mendapat pukulan yang tiba-tiba, serta mengakibatkan sudut pembukaan katup menjadi lebih singkat.

Akibat dari setelan katup yang terlalu sempit menyebabkan waktu pembukaan katup lebih lama dari semestinya, Overlapping menjadi lebih besar sehingga kerugian gas baru dan ketika putaran idle mesin bisa bergetar, katup tidak menutup secara sempurna, dan katup bisa terbakar karena tidak ada pemindahan panas pada pegas daun.

Gambar 3.45 . Setelan Katup Terlalu Renggang dan Sempit (PPPPTK/VEDC Malang,2000:3-6)

2. Kerusakan dan Perawatan pada Timing Belt

(87)

putaran poros cam harus sesuai dengan putaran poros engkol untuk membuat mesin dapat bekerja. Putaran poros cam yang tidak sesuai dengan kerja poros engkol akan membuat mesin tidak bekerja dan bisa merusak komponen pada torak dan pada mekanisme katup.

Perawatan terhadap timing belt sangat diperlukan untuk menghindari putusnya timingbelt saat mesin bekerja. Timingbelt yang putus saat mesin bekerja bisa merusak komponen mesin, salah satunya adalah benturan antara torak dan katup sehingga salah satu dari komponen ada yang rusak. Perawatan yang dilakukan terhadap timingbelt adalah dengan pengantian secara berkala sesuai dengan prosedur, dan pemeriksaan dari keausan, serta tekanan timingbelt. Pengantian timing belt sebaiknya dilakukan sebelum jarak perjalanan mobil mencapai 30.000 km. 3. Kerusakan pada Poros Cam dan Pelatuk

Kerusakan yang terjadi pada poros cam adalah keausan pada bantalan dan journal sehingga putaran poros cam tidak lurus dan bisa menimbulkan bunyi. Penyebab dari kerusakan diatas biasanya pada sistem pelumasan, dimana pelumas tidak sampai atas karena kurang dan kualitas dari pelumas.

(88)

72

4. Kerusakan pada Pegas Katup dan Seal Katup

Kerusakan pada pegas katup yang terlalu kuat akan menyebabkan kepala katup rusaknya kepala katup dan ruang bakar. Kerusakan yang terjadi pada pegas katup yang terlalu lemah akan menyebabkan bocornya tekanan kompresi dan bila putaran sangat tinggi katup bisa tumbukan dengan torak.

Perapat (seal) katup akan rusak apabila digunakan terus menerus dan salah satu penyebabnya adalah bengkongnya batang katup. Perapat katup yang rusak akan memungkinkan pelumas masuk ke ruang bakar sehingga jumlah pelumas akan berkurang dan asap akan berwarna putih. 5. Kerusakan pada Katup dan Ruang Bakar

Kerusakan pada katup biasanya katup menjadioleng sehingga pergerakan katup menjadi terganggu, selain itu katup yang digunakan terus menerus akan menjadi tipis pada daun katup yang menyebabkan persinggungan antara daun katup dan rumahnya menjadi kurang sempurna. Kerusakan pada ruang bakar adalah rusaknya dudukan kepala katup karena pegas katup yang terlalu kuat.

6. Kerusakan pada Kepala Silinder

(89)

Kerusakan pada mekanisme katup diatas akan lebih mudah dibaca dengan melihat tabel 13.

Tabel 13. Gangguan dan Cara Mengatasi Masalah

Gangguan Penyebab gangguan Cara mengatasi

.

.

.

Gambar

Gambar 2.8. Model Cam VTEC dengan Non VTEC.
Gambar 3.16. Tanda pada  Sprocket Poros Cam
Gambar 3.18. Melepas Koil
Gambar 3.20. Melepas Busi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gangguan-gangguan yang sering terjadi pada mekanisme katup mesin Toyota Kijang 5K antara lain: celah katup terlalu lebar atau terlalu sempit cara

Sementara itu, pada sistem YEIS tanpa menggunakan mekanisme katup terjadi tabrakan antara campuran bahan bakar udara dari tekanan balik dari ruang poros engkol

Hasil dari analisa menunjukkan bahwa trouble yang terjadi pada mesin adalah komponen mesin yaitu katup hisap dan katup buang yang sudah rusak atau tidak standard lagi dan

Ini berarti pembakaran yang terjadi di dalam ruang bakar semakin baik, untuk mesin dengan katup fixed timing pada putaran mesin 1000 rpm sampai 4000 rpm terjadi

Apabila tidak terdapat celah katup akan menyebabkan saat motor panas, pada mekanisme katup terjadi pe- muaian yang menyebabkan katup tidak menutup rapat...

Beberapa pengujian yang akan dilakukan pada lapisan piringan komponen katup buang adalah pengamatan visual pada daerah yang rompal, analisa komposisi kimia, metalografi, uji

Hasil operasi berkaitan dengan masalah ukuran pada katup pengganti, pemberian antikoagulan jangka panjang, degenerasi bioprostesis lebih cepat terjadi, risiko tinggi

Dengan pengontrolan alat yang ada diruangan tersebut yaitu seperti lampu LED yang digunakan pada saat malam dan servo dengan katup yang dapat membuka dan menutup pada saat siang,