RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Ira ardiyanti
TTL : Bandung, 6 Maret 1990 Agama : Islam
Alamat : JL. Rancakendal, Kp Rancakalong RT 06/01, Bandung Jenis Kelamin : Perempuan
Email : iraardiyanti@gmail.com
Pendidikan
TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA IMAH SENIMAN
LEMBANG BANDUNG
Level of education and experience on the performance of employees Imah Seniman Lembang Bandung
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Program Studi Manajemen
Oleh: Ira Ardiyanti
21208031
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan tidak lupa salawat dan salam penulis panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, karena rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang dilaksanakan di Imah Seniman Lembang Bandung terhitung mulai bulan Oktober 2012 sampai Februari 2013.
Skripsi yang berjudul TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA IMAH SENIMAN LEMBANG BANDUNG ini semoga memberikan manfaat bagi pembaca umunya maupun bagi penulis khususnya. Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program pendidikan strata I (S1) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi di UniversitasKomputer Indonesia.
Laporan ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan, bimbingan, do’a dan pergatian dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil, maka dalam kesempata ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia
vii
3. Bapak Dr. Dedi Sulistio,S., MT selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
4. Ibu Dr. Raeni Dwi Santy. SE., Msi selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
5. Ibu Isniar Budiarti , SE.,M.Si selaku Penguji 2 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
6. Ibu Lita Wulantika. SE., Msi selaku dosen pembimbing yang telah sangat membantu penulis menyelesaikan laporan ini
7. Ibu Linna Ismawati. SE., MSi selaku wali kelas penulis
8. IbuWindiNovianti, SE., MM selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
9. Seluruh dosen dan staf Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
10.Ibu Wildan Widyani, SE selaku pembimbing perusahaan di Imah Seniman Lembang Bandung
11.Seluruh staf dan karyawan Imah Seniman Lembang Bandung atas partisipasi dan kerjasamanya
12.Untuk kedua orang tua penulis yang amat penulis cintai dan banggakan Bapak Supardi dan Ibu Masrikah terima kasih atas do’a, dukungan dan kasih sayang yang berlimpah kepada penulis
13.Untuk kakak Rika Ardi dan adik Sintiani Ardi dan kakak ipar Ade Koswara terima kasih do’a serta dukungannya
viii
15.Teman-teman MN1angkatan 2008, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu terima kasih atas partisipasi do’a dan dukungannya
16.Sahabat-sahabat penulis, Wida, Adhe, Usep, Septi, Rikken, Resa, Hendri, dan team Lunta terima kasih telah menjadi sahabat terbaik penulis.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan Skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati yang tulus apabila masih ada kesalahan, pada kesempatan ini penulis minta maaf yang sebesar-besanya. Terima kasih
Bandung, Februari 2013 Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8
1.2.2 Rumusan masalah ... 9
1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian ... 9
1.3.1 Maksud penelitian ... 9
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Kegunaan Penelitian ... 10
1.4.1 Bagi Penulis ... 10
1.4.2 Bagi Perusahaan ... 11
x
1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 11
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 11
1.5.2 Waktu Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13
2.1.1 Tingkat Pendidikan ... 13
2.1.1.1 Pengertian Tingkat Pendidikan ... 13
2.1.1.2 Fungsi Tingkat Pendidikan ... 15
2.1.1.3 Tujuan Tingkat Pendidikan ... 16
2.1.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan ... 17
2.1.2 Pengalaman Kerja ... 18
2.1.2.1 Pengertian Pengalaman Kerja ... 18
2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengalaman Kerja ... 20
2.1.2.3 Cara Memperoleh Pengalaman Kerja ... 21
2.1.2.4 Manfaat Pengalaman Kerja ... 22
2.1.2.5 Indikator-Indikator Pengalaman Kerja ... 23
2.1.3 Kinerja Karyawan ... 24
2.1.3.1 Pengertian Kinerja Karyawan ... 24
2.1.3.2Mengukur Kinerja Karyawan ... 26
2.13.3 Aspek-Aspek Kinerja Karyawan... 27
2.13.4 Indikator Kinerja Karyawan ... 28
2.13.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan ... 28
2.1.4 Keterkaitan Antara Variabel Penelitian (X1,X2 dan Y) ... 29
2.1.4.1 Pengaruh Tingkat Pendidikan dengan Kinerja Karyawan ... 29
2.1.4.2 Pengaruh Pengalaman Kerja dengan Kinerja Karyawan ... 30
2.1.4.3 Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Karyawan ... 30
2.2 Kerangka pemikiran ... 31
xi
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1.Objek Penelitian ... 39
3.2 Metode Penelitian ... 40
3.2.1 Desain Penelitian ... 42
3.2.2 Operasional Variabel ... 45
3.2.3 Sumber dan Tekhnik Penentuan Data ... 49
3.2.3.1 Sumber Data ... 49
3.2.3.2 Tekhnik Penentuan Data ... 50
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 54
3.2.4.1 Uji Validitas ... 55
3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 58
3.2.4.3 Metode Sucesive Interval ... 60
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 61
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 61
3.2.5.2 Pengujian Hipotesisi... 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 72
4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 72
4.1.2 Struktur Organisasi ... 76
4.1.3 Job Description ... 77
4.1.4 Aktivitas ... 79
4.2 Hasil Penelitian ... 80
4.2.1 Karakteristik Responden ... 80
4.2.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 80
4.2.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 81
4.2.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 82
4.2.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 82
4.2.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 83
xii
4.2.2.3 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 83
4.3 Analisis Deskriptif Tanggapan responden ... 84
4.3.1 Analisis Deskriptif Tingkat Pendidikan ... 84
4.3.2Analisis Deskriptif Pengalaman Kerja ... 90
4.3.3 Analisis Deskriptif Kinerja Karyawan ... 95
4.3.4 Uji asumsi Klasik ... 99
4.3.4.1 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas ... 100
4.3.4.2 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 101
4.3.4.3 Hasil Pengujian Multikolienaritas ... 102
4.3.4.4 Estimasi Persamaan Regresi ... 103
4.4 Analisis Verifikatif ... 100
4.4.1 Analisis Korelasi Parsial ... 105
4.4.1.1 Korelasi Tingkat Pendidikan dengan Kinerja Karyawan ... 105
4.4.1.2 Korelasi Pengalaman Kerja dengan Kinerja Karyawan ... 106
4.4.2 Uji Asumsi Klasik ... 108
4.4.2.1 Koefisien Determinasi ... 108
4.4.3 Pengujian Hipotesis ... 109
4.4.3.1 Koefisien Regresi Secara Simultan ... 109
4.4.3.2 Koefisien Regresi Secara Parsial ... 111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 116
5.2 Saran ... 118
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, PM. (2005). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama
Anwarprabu Mangkunegara (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Rosdakarya.
Narimawati, Umi., Sri, DW., Linna, I., (2011). Penulisan Karya Ilmiah, Panduan awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi
UNIKOM. Bandung: Genesis
Siagian, Sondang P. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
Thutju, Y., & Suwanto, (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia, Teori Aplikasi dan Isu Penelitian. Bandung: ALVABETA.
Achmad, DS. (2009). Pengaruh Tingkat Pendidikan Pengalaman Kerja dan Struktur Kompensasi Terhadap sikap Calon Karyawan pada Sebuah
Perusahaan. Vol 3(4).2004-2018.
Budiman, A. (2008). Pengaruh Motivasi Loyalitas Pengalaman dan Usia Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan AMIKK HASS Bandung, Vol( I),
10-19.
Bambang, BW. (2009). Hubungan Struktur Tingkat Pendidikan Pengalaman Kerja dan Usia Guru dengan Motivasi Kerja dan Keefektifan Kerja Tim
Faizin, A. (2008). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja Perawat dengan Kinerja Perawat di RSU Pandan Arang Kabupaten Boyolali, Vol
(1), 137-142.
Laniwidyawati. (2010). Pengaruh Hubungan Kerja Pengalaman Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bank Central ASIA (BCA)
Cabang Borobudur Malang.Vol 13(2). 214-226.
Pariyati, Tawir, M dan Wahyunigsih. Pengaruh Motivasi Pendidikan Pelatihan dan Kondisi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Universitas
Muhammadiyah Palu. ISSN: 2302-2019
Warsito, Bambang. (2008). Pengaruh Faktor Pendidikan Pelatihan Motivasi dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Kepala Desa di Kecamatan Pakis
dan Tumpang Kabupaten Malang. Vol 6(2), 111-116.
Petra, (2006). Analisis pengaruh tingkat pendidikan dan keterapilan berkomunikasi terhadap kinerja pelayanan karyawan di bagian food and
beverage service Ambrosia Dine and Lounge Surabaya. Diakses pada 20
Oktober 2012 dari Word Wide Web: http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_6181.html
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diakses pada 20 Oktober 2012 dari Word Wide wed:
Sri, S. (2007). Pengaruh tingkat pendidikan dan pelatihan serta religiusitas terhadap kinerja karyawan pada Universitas Muhammadiyah Surkarta. Diakses pada 20 Oktober 2012 dari Word Wide Web:
http://v2.eprints.ums.ac.id/archive/etd/11208/1/5
Lanjar, S. (2010). Analisis pengaruh pengalaman kerja dan tingkat pendidikan dan absensi terhadap kinerja karyawan rumah sakit umum Bunyudono. Diakses pada 20 Oktober 2012 dari Word Wide Web:
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Menghadapi era perdagangan bebas yang memasuki negara Indonesia, yang dapat menyebabkan kompetisi yang tinggi, dalam segala bidang dan memaksa perusahaan untuk bekerja lebih efektif, efisien, dan produktif. Kompetisi yang tinggi membuat perusahaan harus bekerja lebih kompeten, agar dapat tetap mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya
Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan. Walau didukung dengan sarana dan prsarana serta sumber dana yang berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang handal kegiatan perusahaan tidak akan terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukan bahwa sumber daya manusia, merupakan kunci pokok yangharus diperhatikan dengan segala kebutuhannya.
Sebagaikunci pokok sumber daya manusia akan menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan. Tutuntutan perusahaan untuk memperoleh , mengembangkandan mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas semakin mendesak sesuai dengan dinamika lingkungan yang sesalu berubah.
Persoalan yang kini dihadapi bagaimana menciptakan sebuah kerjasama yang baik antara perusahaan atau pemilik perusahaan dengan semua karyawannya, agar dapat terjalin kerjasama yang baik sehingga tujuan dari organisasi dan perusahaan itu dapat tercapai
Pendidikan dipergunakan untuk mempersiapkan pegawai dalam memikul tanggung jawab yang berbeda atau lebih tinggi didalam organisasi. Pegawai yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi akan memiliki kematangan secara emosional dan kemampuan intelektual yang lebih baik dibanding pegawai yang hanya memiliki pendidikan lebih rendah. Pegawai yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi akan bertindak lebih terarah karena memiliki kemampuan koseptual yang lebih baik.
Tingkat pendidikan yang baik, dapat menunjang keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya tingkat pendidikan yang tinggi akan mampu meningkatkan kinerja karyawan dan produktivitas kerja karyawan, sehingga akan meningkatkan produktivitas perusahaan. Selain tingkat pendidikan yang dapat menunjang keberhasilan sebuah perusahaan, pengalaman kerja yang dimiliki oleh karyawannya dapat menunjang keberhasil perusahaan itu, semakin karyawan itu handal dalam pekerjaannya maka output yang dihasilkan juga akan lebih baik.
Pengalaman adalah “guru terbaik”. ”Pengalaman kerja membuat seseorang dapat meningkatkan pengetahuan teknis maupun keterampilan kerja dengan mengamati orang lain, menirukan dan melakukan sendiri tugas-tugas pekerja yang ditekuni”.
Pengalaman adalah “guru terbaik” begitulah ungkapan lama yan masih sangat relevan, kini dan masa yang akan datang. Begitu pula ungkapan itu berlaku pada pengalaman kerja yang dimiliki seseorang, hingga saat ini perusahaan yang akan merekrut dan menseleksi karyawa baru, pengalaman kerja pelamar, menjadi syarat utama. Unsur pengalaman dipandang sebagai akumulasi dari pengetahuan dan kehidupan dalam proses belajar. Semakin berpengalaman semakin besar peluag diterima diperusahaan. Dengan catatan syarat-syarat sudah terpenuhi.
Pengalaman seseorang dalam bekerja seharusnya dipandang sebagai sumberdaya potensial dalam mengelola perubahan dirinya. Dari pengalamannya seharusnya seseorang memperoleh modal atau bekal dalam melihat unsur-unsur penyebab keberhasilan dan kekurang berhasilan dalam bekerja. Semakin bertambahnya usia seseorang maka pengetahuan tentang pekerjaan semakin meningkat dan cara memandang sesuatu juga semakin bijak.
yang baik bagi karyawannya serta akan meningkatkan produktivitas yang tingi pula bagi perusahaannya.
Kinerja merupakan hal yang bersifat individual karena setiap karyawan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda dalam mengerjakan tugasnya. Pihak manajemen dapat mengukur karyawan atas unjuk kerjanya berdasarkan kinerjanya masing-masing karyawan. Pada dasarnya kinerja merupakan suatu hal yang bersifat individual, karena setiap karyawan memiliki tingkat kemampuan yang berbeda, dalam mengerjakan tugasnya. Kinerja tergantung pada kombinasi antara kemampuan, usaha, dan kesempatan yang diperoleh.
Imah Seniman suatu tempat wisata yang memiliki konsep pedesaan dan hutan . Suasana sejuk begitu kental di sini, pepohonan rindang menghiasi seisi area wisata. aliran sungai yang mengalir, Ditambah lagi terdapat danau buatan yang membuat suasana nyaman begitu terasa di tempat ini. Suasana tenang dan udara sejuk dijamin membuat kepenatan aktifitas anda seminggu lenyap begitu saja.
mencarinnya, fasilitas di Imah Seniman bisa di bilang sangat lengkap. Mulai dari area outbond (ATV, Flyingfox,dll), area pemancingan, café, gallery, serta penginapan ada disini.
Dengan jumlah karyawan sebanyak 112 orang Imah Seniman memberikan kesempatan kepada seluruh karyawannya untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki karyawannya, agar dapat bersaing dengan karyawan lainnya, sehingga hasil dari kinerja karyawan tersebut dapat memberikan produktivitas yang baik bagi perusahaan. Dari tahun ketahun Imah Seniman berusaha memberika pelayanan yang baik pada setiap konsumennya, singga dapat memberikan kepuasan pada setiap tamunya. Jika kita perhatikan kinerja seorang karyawan, akan terlihat karyawan itu berpangalaman atau tidak dalam menyelasaikan tugas yang diberikan.
Tabel 1.1
Tingkat Pendidikan Karyawan Imah Seniman Lembang Bandung
No Tingkat Pendidikan
Tahun
2010 2011 2012
1 SD 8 5 0
2 SMP 11 5 0
3 SMA 50 10 8
4 Perguruan Tinggi 9 4 2
Sumber: Bag HR Imah Seniman Lembang Bandung
Dari tabel tingkat pendidkan diatas masih banyak pendidikan di Imah Seniman yang masih harus dibenahi, terlihat dari masih ada nya pegawai yang pendidikannya masih di bawa standar. Tingkat pendidikan SD masih dipekerjakan terlihat pada tahun 2010 ada 8 orang yang direkrut oleh Imah Seniman tidak berbeda jauh dengan tingkat pendidikan SMP ada 11 orang dan perguruan tinggi 9 orang yang direkrut Imah Seniman pada tahun 2010. Dimana tingkat pendidikan yang rendah akan mempengaruhi kinerja seorang karyawan.
Peneliti melakukan wawancara kepada bagian HR Imah Seniman untuk meneliti permasalah yang ada dari hasil wawancara tersebut ternyata masih banyak permasalahan yang timbul seperti tingkat pendidikan yang masih rendah yang di antaranya masih banyak karyawan dengan tingkat pendidikannya yang masih rendah, pendidikan mereka yang tidak sesuai dengan tempat mereka bekerja, dilihat dari pengalaman kerja masih banyak dari mereka (karyawan) yang tidak mempunyai pengalaman bekerja dalam hal kuliner maupun resort, itu dikarenakan perusahaan tidak merekrut karywan yang sudah benar-benar berpengalaman melainkan perusahaan lebih memilih untuk melatih karyawanya dari nol daripada merekrut karyawan yang sudah berpengalaman yang dikarenakan banyak masyarakat setempat yang melamar pekerjaan pada Imah Seniman sehingga berdampak pada kinerja karyawan yang kurang memuaskan karena tidak ditunjang oleh tingkat pendidikan yang baik serta pengalaman mereka bekerja.
Selain melakukan wawancara penulis juga melakukan surver dengan memberikan kuesioner kepada para tamu (konsumen) untuk mengetahui kinerja karyawan imah seniman adapun hasil kuesioner yang telah penulis rangkum, hasil kuesioner awal yang penulis sebarkan kepada responden (tamu) masih permasalahan yang harus Imah Seniman benahi diantaranya dengan memberikan pelatihan kepada karyawannya, merekrut karyawan yang sudah berpengalaman.
yang tidak memberikan pelayanan yang baik pada tamu, sehingga tamu merasa tidak puas, sehingga bedampak pada produktivitas perusahaan,
Tingkat pendidikan yang rendah akan mengakibatkan, lambannya perkembangan suatu perusahaan, dan dapat berdampak pada kinerja karyawan tersebut dan produktivitas perusahaan. Oleh karena itu jika akan merekrut seorang karyawan tingkat pendidikan harus diperhatikan. Selain tingkat pendidikan pengalaman kerja juga perlu dipertimbangkan, agar terciptan suasana kerja yang produktif. Sehingga hasil dari kinerja karyawan tersebut akan memuaskan, dan tujuan dari perusahaan itu akan tercapai
Berdasarkan fenomena dan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul“ Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Imah Seniman Lembang Bandung”.
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka identifikasi masalah yang ada:
1. Tingkat pendidikan yang masih rendah
2. Lebih mengutamakan penduduk sekitar tanpa di tunjang dengan pendidikan dan pegalaman kerja
4. Karyawan perlu di berikan pelatihan untuk meningkatkan kinerja mereka
5. Kurangnya pelayanan yang memuaskan terhadap para tamu (konsumen)
1.2.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi karyawan tentang pentingnya pendidikan pada Imah Seniman Lembang Bandung
2. Bagaimana pengalaman kerja karyawan pada Imah seniman Lembang Bandung
3. Bagaimana kinerja karyawan pada Imah Seniman Lembang Bandung 4. Seberapa besarpengaruh tingkat pendidikan karyawan terhadap kinerja
karyawan pada Imah Seniman Lembang Bandung
5. Seberapa besarpengaruh pengalaman kerja karyawan terhadap kinerja karyawan pada Imah Seniman Lembang Bandung
6. Seberapa besar pengaruh tingkat pendidikan dan pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan pada Imah Seniman Lembang Bandung
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
1.3.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan karyawan pada Imah Seniman Lembang Bandung
2. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja karyawan pada Imah Seniman Lembang Bandung
3. Untuk mengetahui pengaruh kinerja karyawan pada Imah Seniman Lembang Bandung
4. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap kinerja karyawan pada Imah Seniman Lembang Bandung
5. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja karyawan terhadap kinerja karyawan pada Imah Seniman Lembang Bandung
6. Untuk mengetahu tingkat pendidikan dan pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan pada Imah Seniman Lembang Bandung
1.4Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini bagi: 1.4.1 Bagi Penulis
1.4.2 Bagi Perusahaan
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu Cafe, Resort, Gallery, Outbond Adventure Imah Seniman dalam hal tingkat pendidikan karyawan, pengalaman kerja dan kinerja karyawan guna meningkat input bagi perusahaan.
1.4.3 Bagi Akademis
Dalam upaya pengembangan ilmu Manajemen yang khususnya Manajemen Sumber Daya Manusia, sebagai referensi bagi akademis tentang keterkaitan antara tingkat pendidikan karyawan dan pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan. Dan untuk peneliti lain sebagai referensi untuk mengkaji ulang dalam bidang yang sama
1.5Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini di lakukan di Cafe, Resort, Gallery, Outbond Adventure Imah Seniman Lembang Bandung Jl. Kolonel Masturi No.8 Cikahuripan Lembang Bandung - West Java Indonesia.
1.5.2 Waktu Penelitian
penelitian dilakukan selama kurang lebih 5 bulan yaitu Bulan Oktober 2012 sampai Februari 2013. Untuk lebih jelas penulis rangkum dalam tabel 1.2
Tabel 1.2
Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Tahap Prosedur Bulan
Okt Nov Des Jan Feb
Penemuan Masalah
I
Pembuatan proposal UP Pengambilan surat pengantar penelitian Menentukan tempat penelitian
Tahap Pelaksanaan
II
Bimbingan UP Seminar UP Revisi UP
Pembuatan skripsi
Melanjutkan penelitian perusahaan
Penyusunan skripsi Bimbingan skripsi
Tahap Laporan
III
Pendaftaran sidang akhir Menyiapkan draft skripsi Sidang akhir
13 BAB II
KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN HIPOTESI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Tingkat Pendidikan
2.1.1.1 Pengertian Tingkat Pendidikan
Pendidikan mempunyai beberapa makna, diantaranya adanya suatu keinginan manusia yang paling dasar sampai dengan kebutuhan paling tinggi berupa pengembangan diri. Pendidikan merupakan karakteristik individu yangmenjadi sumber status yang penting dalam organisasi kerja.
Menurut Ranupandojo (2002:77) pendidikan adalah
“Suatu kegiatan untuk meningkatkan suatu pengetahuan seseorang termasuk didalamnya peningkatan penguasaan teori dan keterampilan untuk memutuskan terhadap persoalan dalam mencapai tujuan. Pendidikan masyarakat memberikan peluang kepada individu untuk membekali dirinya dengan keterampilan dan pengetahuan dasar guna menghadapi lingkungannya”.
Menurut undang-undang RI No.20 tahin 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 menjelaskan bahwa:
14
Hariandja (2002: 169) menyatakan bahwa tingkat pendidikan seorang karyawan dapat meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki kinerja perusahaan.
Menurut Andrew E. Sikula dalam Mangkunegara (2003:50)
“Tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan-tujuan umum”.
Sebelum karyawan direkrut terlebih dahulu perusahaan menganalisis tingkat pendidikan dan kesesuaian jurusan pendidikan karyawan tersebut agar nantinya dapat ditempatkan pada posisi jabatan yang sesuai dengan kualifikasi pendidikannya tersebut. Dengan demikian karyawan dapat memberikan kinerja yang baik bagi perusahaan.
Menurut UU No. 10 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab VI pasal 14 jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi. Adapun 3 tingkat pendidikan itu sebagai berikut:
1. Pendidikan Dasar. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah ibt’i daiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MT), dan bentuk lain yang sederajat.
15
dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK) dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
3. Pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan merupakan suatu prosedur sistemamtis dan terorganisir yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan-tujuan umum. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin besar pula kemampuan seseorang dan semakin mudah dalam mengambangkan diri sesuai dengan pekerjaannya.
2.1.1.2 Fungsi Tingkat Pendidikan
Fungsi dan tujuan tingkat pendidikan nasional sesuai dengan UU RI No. 20 tentang SISDIKNAS berfungsi sebagai berikut:
16
Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang berdemokratis serta bertanggung jawab.
2.1.2.3 Tujuan Tingkat Pendidikan
Tujuan pendidikan menurut Lavengveld dalam Saduloh (2006: 75-77) dibedakan menjadi 6 yaitu:
1. Tujuan umum/tujuan sempurna
Tujuan yang berakar dari tujuan hidup yaitu membentuk manusia yang dewasa, susila, mandiri dan bertanggung jawab
2. Tujuan tidak sempurna
Tujuan yang mencakup segi-segi tertentu seperti, kesusilaan, keagamaan, kemasyarakatan, keindahan dll
3. Tujuan sementara
Tujuan yang merupakan pijakan untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi
4. Tujuan perantara
Tujuan yang ditentukan nttuk mencapai tujuan sementara 5. Tujuan insidental
17 6. Tujuan khusus
Pengkhususan dari tujuan umum
Untuk dapat berfungsi demikian, manusia memerlukan pengetahuan, keterampilan, penguasaan teknologi, dan dapat mandiri melalui pendidikan. Produktivitas kerja memerlukan pengetahuan, keterampilan dan penguasaan teknologi. Sehingga dengan adanya tingkat pendidikan karyawan maka kinerja karyawan akan menjadi lebih baik dan tujuan dari perusahaan akan tercapai dengan sempurna.
2.1.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pendidikan menurut (Ahmadi, A dan Uhbiyati, 2001)
1. Usia
Usia adalah yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat ia akan berulang tahun. Berbagai macam pendidikan atau sekolah dibatasi oleh umur. Sehingga umur mempengaruhi seseorang dalam mengakses pendidikan
2. Pekerjaan
18 3. Status Ekonomi
Status ekonomi berpengaruh terhadap status pendidikannya. Individu yang berasal dari keluarga yang status ekonominya menengah dan tinggi dimungkinkan lebih memiliki pendidikan yang tinggi pula.
4. Sosial Budaya
Lingkungan sosiala budaya mengandung dua unsur yaitu yang berarti interaksi antara manusia dan unsur budaya yaitu bentuk kelakuan yang sama terdapat dikeluarga. Manusia mempelajari kelakuannya dari orang lain dilingkungan sosialnya. Budaya ini diterima dalam keluarga meliputi bahasa dan nilai-nilai kelakuan adaptasi kebiasaan dan sebagainya yang nantinya berpengaruh pada pendidikan seseoramg.
5. Lingkungan
19 2.1.2 Pengalaman Kerja
2.1.2.1 Pengertian Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja adalah apa yang dapat ditunjukan mengenai keahlian suatu pekerjaan dalam suatu bidang tertentu atau masa kerja. Lamanya seseorang bekerja pada bidang tertentu berkaitan dengan usia. Seseorang akan mengenai bidang yang ditekuni sehubungan dengan hal tersebut ada beberapa pengertian tentang pengalaman kerja.
Menurut Sutjiono, (2001) pengalaman kerja adalah senioritas atau “length of service” atau masa kerja merupakan lamanya seorang pegawai menyumbangkan tenaganya di perusahaan.
(Foster, 2001: 40)
“Pengalaman kerja adalah sebagai suatu ukuran tentang lama waktu atau masa kerjanya yang telah ditempuh seseorang dalam memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakannya dengan baik”.
(Syukur, 2001:74). Pendapat lain mengatakan bahwa “ Pengalaman kerja adalah lamanya seseorang melaksanakan frekuensi dan jenis tugas sesuai dengan kemampuannya’
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja adalah waktu yang di gunakan seseorang untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan frekuensi dan jenis tugasnya.
20
kemampuan lebih besar daripada tanpa pengalaman. Dengan pengalaman tersebut, maka perusahaan tidak perlu lagi melakukan traning atau apabila traning itu perlu dilaksanakan adalah sekedarnya saja.
2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengalaman Kerja
Dengan mengingat pentingnya pengalaman dalam suatu perusahaan, maka dipikirkan juga tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengalaman kerja. “Faktor-faktor yang mempengaruhi pengalaman kerja seseorang adalah waktu, frekuensi, jenis tugas, penerapan dan hasil” (Djauzak Ahmad, 1994:57).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengalaman kerja tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Waktu
Semakin lama seseorang melaksanakan tugas akan memperoleh pengalaman yang lebih banyak.
2. Frekuensi
Semakin sering melaksanakan tugas sejenis umumnya orang tersebut akan memperoleh pengalaman kerja lebih baik.
3. Jenis tugas
21 4. Penerapan
Semakin banyak penerapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang seseorang dalam melaksanakan tugas tentunya akan dapat meningkatkan pengalaman kerja orang tersebut.
5. Hasil
Seseorang yang memiliki pengalaman kerja lebih banyak akan dapat memperoleh hasil pelaksaan tugas yang lebih baik.
2.1.2.3 Cara Memperoleh Pengalaman Kerja
Dalam suatu proses lamaran kerja, rupanya pengalaman cukup penting artinya dalam proses seleksi pegawai karena suatu organisasi atau perusahaan akan cenderung memilih pelamar yang berpengalaman daripada yang tidak berpengalaman.
“Cara yang dapat dilaksanakan untuk memperoleh pengalaman kerja adalah melalui pendidikan, pelaksanaan tugas, media informasi, penataran, pergaulan dan pengamatan” (Syukur 2001:83)
Penjelasan dari cara memperoleh pengalaman kerja adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan
22 2. Pelaksanaan tugas
Melalui pelaksaan tugas sesuai dengan kemampuannya, maka seseorang akan semakin banyak memperoleh penglaman kerja.
3. Media informasi
Pemanfaatan berbagai informasi akan mendudkung seseorang untuk memperoleh pengalaman kerja yang lebih banyak.
4. Penataran
Melalui kegiatan penataran dan sejenisnya, maka seseorang akan memperoleh pengalaman kerja banyak dari orang yang menyampaikan bahan penataran tersebut.
5. Pergaulan
Melalui pergaulan sehari-hari, maka orang akan semakin banyak memperoleh pengalaman kerja untuk diterapkan sesuai kemampuannya.
6. Pengamatan
23 2.1.2.4 Manfaat Pengalaman Kerja
Suatu perusahaan akan cenderung memilih tenaga kerja berpengalaman daripada yang tidak berpengalaman. Hal ini disebabkan mereka yang berpengalaman lebih berkualitas dalam melaksanakan pekerjaan sekaligus tanggung jawab yang diberikan perusahaan dapat dikerjakan sekaligus tanggung jawab yang diberikan dapat dikerjakan sesuai dengan ketentuan atau permintaan perusahaan. Maka dari itu pengalaman kerja mempunyai manfaat bagi pihak perusaan maupun karyawan.
Karyawan yang sudah berpengalaman dalam bekerja akan membentuk keahlian dibidangnya. Sehingga dalam menyelesaikan sautu produk akan cepat tercapai. Produktivitas karyawan di pengaruhi oleh pengalaman kerja karyawan, semakin lama pengalaman kerja karyawan akan semakin mudah dalam menyelasaikan suatu produk dan semakin muda pengalaman kerja karyawan akan mempengaruhi kemampuan berproduksi karyawan dalam menyelesaikan suatu produk.
2.1.3.5 Indikator Pengalaman Kerja
24 1. Lama waktu/masa kerja
Ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah di tempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik
2. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merujuk pada konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau informasi lain yang dibutuhkan oleh karyawan. Pengetahuan juga mencakup kemampuan untuk memahami dan menerapkan informasi pada tanggung jawab pekerjaan.
3. keterampilan yang dimiliki
Sedangkan keterampilan merujuk pada kemampuan fisik yang dibutuhkan untuk mencapai atau menjalankan suatu tugas atau pekerjaan.Pengetahuan merujuk pada konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau informasi lain yang dibutuhkan oleh karyawan. Pengetahuan juga mencakup kemampuan untuk memahami dan menerapkan informasi pada tanggung jawab pekerjaan. Sedangkan keterampilan merujuk pada kemampuan fisik yang dibutuhkan untuk mencapai atau menjalankan suatu tugas atau pekerjaan.
4. Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan
25 2.1.3 Kinerja Karyawan
2.1.3.1 Pengertian Kinerja Karyawan
Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya dalam instansi. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya instansi untuk mencapai tujuan.
Sedarmayanti (2007) menyatakan bahwa
“Kinerja merupakan sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya secara keseluruhan, atau merupakan perpaduan dari hasil kerja (apa yang harus dicapai seseorang) dan kompetensi (bagaimana seseorang mencapainya)”.
Menurut A.A Anwar Prabu Mangkunegara,
“Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuntitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Smith W. Augt yang dikutip oleh Sedarmayanti(2001 : 50), mengungkapkan bahwa kinerja adalah :“Ouput drive from process, human or otherwise (Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatuproses).”
26
Berdasarkan beberapa pengertian diatas menganai kinerja maka, kinerja merupakan hasil dan keluaran yangdihasilkan oleh seorang pegawai sesuai denganperannya dalam organisasi dalam suatu periodetertentu. Kinerja pegawai yang baik adalah salah satufaktor yang sangat penting dalam upaya instansi untuk meningkatan produktivitas. Kinerja merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatuorganisasi atau instansi.
2.1.3.2 Mengukur Kinerja Kerja Karyawan
Setiap pekerjaan memiliki kriteria yang spesifik atau dimensi kinerja yang mengidentifikasi elemen-elemen yang paling penting dari suatu pekerjaan. Kriteria pekerjaan adalah faktor yang terpenting dari apa yang dilakukan orang dipekerjaannya. Kriteria pekerjaan menjelaskan apa yang sudah dibayar oleh organisasi untuk dikerjakan oleh karyawannya. Oleh karena itu kriteria ini penting, kinerja individual dalam kriteria pekerjaan harus diukur, dibandingkan dengan standart dan hasilnya dikomunikasikan kepada setiap karyawan.
Beberapa kriteria mungkin memiliki nilai lebih penting daripada kriteria lainnya bagi suatu organisasi. Pembobotan adalah suatu cara untuk menunjukkan kepentingan yang relatif dari beberapa kriteria dari suatu pekerjaan.Menilai kinerja dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu:
a. Mendefenisikan pekerjaan, yaitu memastikan bahwa atasan dan bawahan sepakat tentang tugas-tugasnya dan standart jabatan.
27 standart-standart yang telah ditetapkan.
c. Memberikan umpan balik, yaitu kinerja dan kemajuan bawahan dibahas dan rencana-rencana dibuat untuk perkembangan apa saja yang dituntut.
2.1.3.3 Aspek-aspek Kinerja
Menurut A.A Anwar Prabu Mangunegara (2005:18-19) aspek-aspek standar kinerja terdiri dari dua aspek, aspek kualitatif dan aspek kuantitatif meliuti:
1. Aspek Kualitatif
a. Proses kerja dan kondisi pekerja
b. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan c. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan itu dan
d. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja 2. Aspek Kuantitatif
a. Ketetapan kerja dan kualitas kerja b. Tingkat kemampuan dalam bekerja
c. Kemampuan menganalisis data/informasi, kemampuan/kegagalan menggunakan mesin/peralatan dan
d. Kemampuan mengevaluasi (keluhan keberatan konsumen) 2.1.3.4Indikator Kinerja
28
tujuan dari setiap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan akan berdampak secara menyeluruh terhadap tujuan organisasi. Oleh karena itu, seorangkaryawan harus memahami indikator-indikator kinerja sebagai bagian dari pemahaman terhadap hasil akhir dari pekerjaannya
Sementara itu, dalam kaitannya dengan indikator kinerja karyawan, Simamora (2001) mengemukakan bahwa kinerjakaryawan dapat dilihat dari indiktor-indikator sebagai berikut :
1. Keputusan terhadap segala aturan yang telah ditetapkan organisasi; 2. Dapat melaksanakan pekerjaan atau tugasnya tanpa kesalahan (atau
dengan tingkat kesalahan yang paling rendah) 3. Ketepatan dalam menjalankan tugas
Indikator-indikator kinerja karyawan sebagaimana disebutkan di atas memberikan pengertian bahwa pekerjaan yangdilakukan karyawan dilandasi oleh ketentuan-ketentuan dalamorganisai. Di samping itu, karyawan juga harus mampumelaksanakan pekerjaannya secara benar dan tepat waktu.
2.1.3.5Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
29
• Human Performance = Ability + Motivation
• Motivation = Attitude + Situation
• Ability = Knowledge + Skill
1. Faktor Kemampuan
Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, karyawan yang memiliki IQ dirata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-sehari, maka ia akan mudah mencapai kinerja yang diharapkan.
2. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang mengerakkan diri karyawan yang terarah untuk mencapai organisasi (tujuan kerja).
30 2.1.4 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian
2.1.4.1Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Kinerja Karyawan Kinerja seorang karyawan pada kenyataannya akan dapat berbeda dengan karyawan lain. Agar kinerja dari setiap karyawan dapat meningkat diperlukan suatu pendorong atau faktor yang dapat membuat kinerja karyawan tersebut sesuai dengan yang diterapkan oleh perusahaan.
Menurut Barkley dan Saylor 1994 yang dikutip dalam Petra (2006). Dengan tingkat pendidikan yang tinggi, seseorang akan menghasilkan kinerja yang baik.
2.1.4.2Hubungan Antara Pengalaman Kerja dengan Kinerja Karyawan
Suyanto, 2009, Pengalaman kerja, merupakan sebagian faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan profesionalitas karyawan dalam pekerjaannya dan menyesuaikan diri dengan perubahan dan pengembangan yang berlangsung sekarang ini. Dengan demikian pengalaman, motivasi, usia dan tingkat pendidikan mempunyai peranan yang penting bagi perusahaan karena akan mempengaruhi kinerja karyawan.
2.1.4.3 Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
31
kerja, kepemimpinan, fasilitas kerja, dan hubungan sosial. Sehingga tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi kinerja dari karyawan itu sendiri.
2.2 Kerangka Pemikiran
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu bidang manajemen yang mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi perusahaan. adapun fungsi manajemen sumber daya manusia menurutMarwansyah (2010:3), manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan hubungan industrial.
32 Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Kesimpulan Perbedaan Persamaan
1 Achmad
independent yang di gunakan Achmad Dheni Suwardhani 2 variabel
independent peneliti yaitu tingkat
pendidikan dan pengalaman kerja
Variabel desa (studi pada
Berdasarkan hasil analisis
disimpulkan
33 kepala desa di
kecamatan kinerja kepala desa di kecamatan paksis dan tumpang kabupaten malang
3 laniwidyawati Pengaruh
hubungan kerja, dan motivasi kerja secara terpisah yang di teliti peneliti dan masa kerja
Dari uji F bersama-sama variabel Haryanti dan Tri
Variabel independent yang diteliti peneliti
35
yang di teliti peneliti kerja dan usia guru dengan motivasi kerja dan keefektifan kerja tim guru sekolah dasar
motivasi kerja guru dan keefektifan kerja tim guru dalam
melaksanakan
36 Barkley dan Saylor
Barkley dan Saylor (2006)
Suyanto (2009)
Mangkuprawira (2001)
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
Tingkat Pendidikan Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Tingkat Pendidikan (X1)
Usia
Pekerjaan
Status ekonomi
Sosial budaya
Lingkungan
Ahmadi. A dan
Uhbiyati (2001) Kinerja Karyawan (Y)
Peraturan
Organisasi
Tingkat Kesalahan
Ketepatan Waktu
Simamora (2001)
Pengalaman Kerja (X2)
Lama waktu/masa
kerja
Tingkat
pengetahuan
Penguasaan
terhadap pekerjaan
37
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat diketahui bahwa adanya pengaruh tingkat pendidikan dan pengalaman kerja dampaknya terhadap kinerja karyawan .
2.3 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dibutuhkan suatu pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel independent
terhadap variabel dependent.
Menurut Umi Narimawati (2007:73) menyatakan bahwa
“Hipotesis dapat dikatakan sebagai pendugaan sementara mengenai hubungan antar variabel yang akan diuji kebenarannya, karena sifatnya dugaan, maka hipotesis hendaknya mengandung implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian yang dinyatakan”.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis berasumsi mengambil keputusan sementara (hipotesis) bahwa sebagai berikut:
1. Diduga masih rendahnya tingkat pendidikan pada Imah Seniman Lembang Bandung
38
3. Diduga masih rendahnya kinerja karyawan Imah Seniman Lembang Bandung
4. Diduga tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada Imah Seniman Lembang Bandung
5. Diduga pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada Imah Seniman Lembang Bandung
72 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Perusahaan
Berada di sejuknya Lembang ditambah dengan nuansa danau yang dikelilingi keindahan hutan kota dengan ribuan pohon kayu alami dan asri yang didalamnya terdapat gemerisik air mengalir dan gesekan daun-daun yang dibalut oleh aura kedamaian adalah salah satu perpaduan maha sempurna yang disajikan alam. Nuansa khas yang mungkin sudah jarang ditemukan, bahkan di pinggiran kota sekalipun dan merupakan petualangan menikmati keindahan alam.
Imah seniman merupakan salahsatu objek wisata yang patut untuk dikunjungi oleh para wisatawan yang hendak berlibur ke kota Bandung khususnya daerah Lembang. Imah seniman berdiri sejak 1 Juni 2010, dengan luas tanah 15 hektar di jalan Kolonel Masturi No 8 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.
73
Resort yang dimilikinya sangat lengkap dan memanjakan tamunya dengan memberi sensasi menginap di tengah danau dengan sorotan matahari yang merefleksikan kesegaran. Area resort bergaya gebyok atau bangunan rumah kayu khas Jawa yang dikombinasi budaya sunda .
Di samping itu bagi yang ingin menyelenggarakan pertemuan berskala menengah Imah Seniman juga memiliki meeting room dengan kapasitas 200 orang. Bagi yang memiliki hobi memancing, selain dapat memancing di areal kolam yang tersedia, hobi ini dapat pula dilakukan langsung di depan teras kamar yang langsung menghadap danau. Jika ingin mendapat pengalaman romantis, menyusuri danau dengan perahu bersama semburat jingga matahari sore dapat menjadi pilihan yang sangat menarik.
Jika ingin menikmati aura kesundaan Imah Seniman secara lebih mendalam, dapat pula dilakukan dengan menggunakan andong untuk mengitarinya. Selain itu, di tempat ini terdapat pula fasilitas wisata berkuda bagi yang ingin mengelilingi hutan di kawasan Imah Seniman.
Ingin menguras adrenalin?Silakan nikmati fasilitas outbound yang dimiliki Imah Seniman. Ketegangan mengendarai ATV atau motor trail, pertempuran airsoftgun yang menantang, menembus angin bersama flying fox, serta aneka tantangan lainnya akan memberikan pengalaman seru yang mustahil untuk dilupakan.
74
menawan di galeri kerajinan akan mengundang decak kagum. Uniknya, lukisan tersebut ditorehkan pada, baju, sepatu, tas, dan pernak-pernik handycraft lainnya. Bahkan, siapapun dapat memesan langsung torehan kuas tersebut pada media yang diinginkan.
Imah Seniman juga memiliki galeri kerajinan tembaga dan aluminium yang menyediakan beragam jenis kerajinan ukir seperti piring atau hiasan dinding. Pengunjung pun dapat pula melihat langsung para pemahat serta perajin lainnya berkarya dengan kesunggguhan yang mencengangkan, musik tradisional Sunda, menu jagoan khas Imah Seniman seperti ikan bakar daun, sop ikan hiber ka bulan, ayam kahaseupan, ayam warisan, bajigur, suteja, dan menu-menu lainnya akan terasa sangat nikmat. Selain makan di hutan, jejeran warung makan bernuansa pedesaan dengan menu lokal sampai internasional pun dapat menjadi pilihan untuk memanjakan lidah.
Ingin lebih segar lagicobalah berelaksasi dengan tradisional spa yang menggunakan ramuan organik. Dijamin, tenaga yang telah terkuras setelah menjelajahi Imah Seniman akan segera kembali.
75 Visi dan Misi Perusahaan
Visi
Imah Seniman sebagai lokasi wisata yang bernuansa alam dan etnik pedesaan yang paling alami, paling asri dan paling ramah lingkungan serta ditunjang oleh pelayanan bercirikan keramahan budaya Sunda dan fasilitas terlengkap diantara lokasi wisata lainnya di Bandung dan sekitarnya.
Misi
1. Menjadikan Café sebagai usaha unggulan dengan menyediakan beraneka ragam keistimewaan menu makanan dan minuman dengan cita rasa khas sunda yang sempurna, juga menyajikan masakan Indonesia dan masakan kombinasi (fusion menu) yang paling sesuai dengan cita rasa pengunjung seperti masakan eropa dan asia
2. Pelayanan paling ramah dan tulus oleh seluruh karyawan mulai dari masuk pintu gerbang hingga meninggalkan lokasi merupakan komitment kami 3. Memberikan kenyamanan menginap, keindahan dan keasrian alam,
kesegaran udara pegunungan dan kepuasan selama menginap dan berlibur bersama keluarga atau pasangan akan menjadi kenangan terindah yang tidak pernah terlupakan
76
5. Menyajikan berbagai kebutuhan hiburan kesenian, budaya dan permainan khas sunda yang terlengkap dan sangat mengagumkan
6. Memanjakan tamu dan buah hati dengan fasilitas rekreasi alam, suasan pedesaan, sarana pendidikan terlengkap seperti : memancing, hiking, outbound, arum jeram, belajar melukis, mengukir, kesenian, permainan tempo dulu, bercocok tanam dan beternak
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Setiap perusahaan besar atau kecil baik pemerintah ataupun swasta sudah barang tentu memiliki struktur organisasi yaitu untuk mengetahui gambaran yang menunjukkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh masing-masing bagian atau anggota dari organisasi yang bersangkutan dan menggambarkan kepada siapa harus bertanggung jawab.
77
Sumber: Imah Seniman Lembang Bandung
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Imah Seniman Lembang Bandung Imah Seniman Lembang Bandung
4.1.3 Job Description
Untuk lebih mengetahui lebih jelas tugas-tugas per divisi pada Imah Seniman Lembang Bandung, berikut penulis uraiakan pada job description.
1. Owner
Owner adalah seseorang atau instansi yang memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu melaksanakanya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja. Untuk merealisasikan proyek owner.
OWNER
OFFICE
SERVICE
KITCHEN
CLEANING
78
Owner memiliki kewajiban pokok yaitu menyediakan dana untuk membiayai proyek.
2. Bagian Office
Office yaitu Untuk menunjang terciptanya hubungan kerja yang harmonis antara karyawan dengan karyawan dan antara karyawan dengan Perusahaan. adapun tugas dari office yaitu
1. Merencanakan kegiatan yang akan di laksanakan 2. Menyelenggarakan kegiatan yang telah direncanakan 3. Mengevaluasi kegiatan yang telah diselenggarakan
4. Membauat laporan dari kegiatan yang telah diselenggarakan 3. Bagian Service
Semua kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan yang terjadi pada Imah Seniman Lembang Bandung. Adapun tugas-tugas dari service yaitu:
1. Bertanggung jawab dalam menyambut tamu yang datang
2. Bertanggung jawab dalam memberitahukan fasilitas yang tersedia 3. Bertanggung jawab memberikan pelayanan pada tamu
4. Bertanggung jawab memberikan kenyamanan pada tamu 4. Bagian Kitchen
Menjalankan operasional pantry sehingga dapat mencapai target yang diharapkan, adapun tugas-tugas pada kitchen sebagai berikut:
79
2. Bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kerapian area pantry
3. Bertanggung jawab terhadap inventaris pantry
4. Bertanggug jawab dalam segala urusan makanan dan minuman yang dibuatnya
5. Bagian CleaningService
Untuk menciptakan lingkungan resort, taman dan hutan yang bersih sehingga suasana resort menjadi nyaman. Adapun tugas-tugas dari cleaning service sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab menjaga kebersihan lingkungan Imah Seniman
2) Bertanggung jawab merawat semua fasilitas yang terdapat di Imah Seniman Lembang Bandung
3) Bertanggung jawab terhadap kenyamanan lingkungan Imah Seniman Lembang Bandung
4.1.4 Aktivitas Perusahaan
80 1. Pelayanan
Disini karyawan melayani para tamu yang berkunjung ke resort Imah Seniman Lembang Bandung, mulai dari menyambut tamu, memberitahukan fasilitas-fasilitas yang ada hingga melayani pesanan tamu.
2. Penjualan
Karyawan menawarkan dan menjual beraneka souvenir dan tanaman, yang berada di galery Imah Seniman lembang Bandung
4.2 Hasil Peneltian
Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk menguji pengaruh pendidikan dan pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan. Data pada penelitian dikumpulkan dengan cara penyebaran kuesioner kepada karyawan Imah Seniman Lembang Bandung. Jumlah kuesioner yang dikumpulkan sebanyak 88 buah sesuai dengan jumlah sampel minimal yang telah dihitung di bab 3.
4.2.1 Karaktersitik Responden
81
4.2.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Pria 55 62,5
2 Wanita 33 37,5
Total 88 100
Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas karyawan Imah Seniman Lembang Bandung yang menjadi responden adalah berjenis kelamin pria, yaitu sebanyak 55 orang atau sebesar 62.5 persen dari total responden. Itu dikarenakan banyaknya pekerjaan yang memerlukan tenaga pria, sehingga karyawan Imah Seniman lebih banyak pria.
4.2.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Usia
No Usia Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Kurang 20 tahun 18 20,46
2 21 – 30 tahun 35 39,78
3 31 – 40 tahun 20 22,72
4 Lebih40 tahun 15 17,04
Total 88 100%
82
sampai dengan 30 tahun yaitu sebanyak 35 orang atau sebesar 35,78% dari total responden, dimana usia tersebut dapat di katakan sudah siap mental maupun fisik dalam bekerja.
4.2.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4.3
Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan No Pendidikan Frekuensi (F) Persentase (%)
1 SD 11 12,5
2 SMP 14 15,90
3 SMA 52 59,1
4 Perguruan Tinggi 11 12,5
Total 88 100%
Berdasarkan pendidikan seperti tampak pada tabel 4.3 dapat dilihat tingkat pendidikan Imah Seniman Lembang Bandung lebih banyak SMA,yaitu sebanyak 52 orang atau sebesar 59,1% dari total responden. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan SMA sudah dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja.
4.2.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja
Tabel 4.4
Distribusi Responden Menurut Lama Kerja No Lama Kerja Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Kurang 1 tahun 20 22,72
2 1 – 2 tahun 33 37,5
3 Lebih 3 tahun 35 39,78
83
Berdasarkan masa kerja seperti tampak pada tabel 4.4 dapat dilihat paling banyak karyawan Imah Seniman Lembang Bandung sudah bekerja antara 2 sampai dengan 3 tahun sebanyak 35 orang atau sebesar 39,78%, dan dapat disimpulkan bahwa karyawan Imah Seniman Lembang Bandung bekerja dari awal Imah Seniman Lembang Bandung berdiri dan dapat dikatakan mempunyai pengalaman dalam bekerja.
4.2.2Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum dianalisis lebih lanjut, data hasil penelitian terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya untuk menguji apakah alat ukur yang digunakan berupa butir item pernyataan yang diajukan kepada responden telah mengukur secara cermat dan tepat apa yang ingin diukur pada penelitian ini.
4.2.2.1 Hasil Pengujian Validitas
84 4.2.2.2 Hasil Pengujian Reliabilitas
Selain valid, alat ukur juga harus memiliki keandalan atau reliabilitas, suatu alat ukur dapat diandalkan jika alat ukur tersebut digunakan berulangkali akan memberikan hasil yang relatif sama (tidak beberda jauh). Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas. Apabila koefisien reliabilitas lebih besar dari 0.70 maka secara keseluruhan pernyataan dinyatakan andal (reliabel).
4.3 Analisis Deskriptif Tanggapan responden
4.3.1 Analisis Deskriptif Tanggapan Responden
Gambaran data hasil penelitian dapat digunakan untuk memperkaya pembahasan, melalui gambaran data tanggapan responden dapat diketahui bagaimana tanggapan responden terhadap setiap dimensi dan variabel yang sedang diteliti. Agar lebih mudah dalam menginterpretasikan variabel yang sedang diteliti, dilakukan kategorisasi terhadap skor tanggapan responden melalui persentase jumlah skor tanggapan responden.
4.3.2 Analisis Deskriptif Tingkat Pendidikan
85
Lembang Bandung maka dilakukan perhitungan persentase skor jawaban responden untuk setiap butir pernyataan. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh persentase skor jawaban responden seperti tampak dalam tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5
Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai Tingkat Pendidikan Pernyataan Skor Aktual Skor Ideal % Skor Aktual Kategori
Indikator Usia
1 320 440 72,73 Penting
2 345 440 78,41 Penting
Indikator Pekerjaan
3 310 440 70,45 Penting
Indikator Status Ekonomi
4 317 440 72,05 Penting
Indikator Sosial Budaya
5 312 440 70,91 Penting
6 295 440 67,05 Cukup penting
Indikator Lingkungan
7 323 440 73,41 Penting
8 306 440 69,55 Penting
9 276 440 62,73 Cukup penting
TOTAL 2804 3960 70,81 Penting
(Sumber : Hasil Kuesioner, 2013)
86
70,81
Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting PentingSangat Penting
20 36 52 68 84 100
Gambar 4.2
Skala Penafsiran Persentase Skor Variabel Tingkat Pendidikan
Gambar 4.2diatas memperlihatkan bahwa hasil perhitungan persentase total skor dari variabel pendidikan sebesar 70,81 berada pada interval 68 – 84. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan pada Imah Seniman Lembang Bandung menyatakan bahwa pendidikan penting dalam pelaksanaan pekerjaan karyawan.Agar lebih jelas penulis juga menyajikan gambaran tanggapan responden pada masing-masing indikator, yang diukur menggunakan 5 (lima) indikatoryaitu usia, pekerjaan, status ekonomi, sosial budaya dan lingkungan , kemudian dioperasionalisasikan menjadi 9 butir pernyataan. Berikut gambaran tanggapan responden terhadap setiap butir pertanyaan pada masing-masing indikator.
1) Usia
87 Tabel 4.6
Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator Usia Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S KS TS STS Usia mempengaruhi dalam mencapai tingkat
pendidikan yang lebih tinggi
F 20 40 4 24 0
% 22,73 45,45 4,55 27,27 0,00 Usia bukan pengahambat untuk mendapatkan
tingkat pendidikan yang lebih tinggi
F 28 32 21 7 0
% 31,82 36,36 23,86 7,95 0,00
Berdasarkan distribusi jawaban responden yang tercantum pada tabel 4.6dapat diketahui bahwa usia mempengaruhi dalam mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi terbukti dari banyaknya responden yang menyatakan setuju yaitusebanyak 40 responden atau sebesar 45,45%. Sedangkan untuk tanggapan responden mengenai usia bukan penghambat untuk mendapatkan tingkat pendidikan yang lebih tinggi sebanyak 32 responden atau 36,36% menyatakan setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan pada Imah Seniman Lembang Bandung sependapat usia mempengaruhi dalam mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan usia bukan pengahambat untuk mendapatkan tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
2) Pekerjaan
Indikator pekerjaan pada veriabel pendidikan diukur menggunakan 1 butir pernyataan. Berikut tanggapan responden terhadap pernyataan tersebut.
Tabel 4.7
Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator Pekerjaan Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S KS TS STS Pekerjaan membuat anda harus mencapai
tingkat pendidikan tertentu
F 9 41 25 13 0
88
Berdasarkan distribusi jawaban responden yang tercantum pada tabel 4.7dapat diketahui bahwa karyawan Imah Seniman Lembang Bandung pada umumnya sependapat bahwa pekerjaan membuat mereka harus mencapai tingkat pendidikan tertentu, hal ini dapat dilihat dari tanggapan responden sebesar 46,59%atau 41 responden menyatakan setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pekerjaan membuat karyawan harus mencapai tingkat pendidikan tertentu.
3) Status Ekonomi
Indikator status ekonomi pada veriabel pendidikan diukur menggunakan 1 butir pernyataan. Berikut tanggapan responden terhadap pernyataan tersebut:
Tabel 4.8
Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator Status Ekonomi Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S KS TS STS Status ekonomi bukan suatu hambatan
untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi
F 14 35 31 6 2
% 15,91 39,77 35,23 6,82 2,27
89 4) Sosial Budaya
Indikator sosial budaya pada variabel pendidikan diukur menggunakan 2 butir pernyataan. Berikut rekapitulasi skor tanggapan responden terhadap kedua butir pernyataan tersebut.
Tabel 4.9
Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator Sosial Budaya Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S KS TS STS Interaksi antar rekan kerja memotivasi anda
untuk mencapai tingkat pendidikan yang tinggi
F 6 49 20 13 0
% 6,82 55,68 22,73 14,77 0,00
tingkat pendidikan yang tinggi memerlukan kerjasama antar rekan kerja
F 14 24 30 19 1
% 15,91 27,27 34,09 21,59 1,14
Bedasarkan distribusi responden pada tabel 4.9 sebanyak 49 orang responden atau sebesar 55,68% menyatakan setuju bahwa interaksi antar rekan keja memotivasi untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Sedangkan tanggapan respoden mengenai perlunya kerjasama antar rekan kerja dalam memperoleh tingkat pendidikan yang tinggi sebanyak 30 responden atau sebesar 34,09% menyatakan kurang setuju.
90 5) Lingkungan
Indikator lingkungan pada variabel pendidikan diukur menggunakan 3 butir pernyataan. Berikut rekapitulasi skor tanggapan responden terhadap ketiga butir pernyataan tersebut.
Tabel 4.10
Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator Lingkungan Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S KS TS STS Lingkungan tempat kerja mempengaruhi
anda dalam mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi
F 15 40 23 9 1
% 17,05 45,45 26,14 10,23 1,14
Lingkungan kerja membuat anda harus mencapai tingkat pendidikan tertentu
F 5 42 31 10 0
% 5,68 47,73 35,23 11,36 0,00 Lingkungan kerja menuntut anda harus
mencapai tingkat pendidikan yang tinggi
F 3 34 24 26 1
% 3,41 38,64 27,27 29,55 1,14
Berdasarkan distribusi tanggapan responden pada tabel 4.10 menyatakan sebanyak 40 responden atau 45,45% menyatakan setuju lingkungan mempengaruhi seseorang dalam mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Sedangkan untuk tanggapan responden sebanyak 42 responden atau 47,73% menyatakan setuju jika lingkungan kerja mambuat seorang karyawan untuk mencapai tingkat pendidikan tertentu, dan sebanyak 34 responden atau sebesar 38,64% menyatakan setuju jika lingkungan kerja menuntut seorang karyawan untuk mencapai tingkat pendidikan tertentu.
91
pendidikan yang lebih tinggi. Namun lingkungan kerja tidak menuntut karyawan harus mencapai tingkat pendidikan yang tinggi.
4.3.2 Analisis Deskriptif Pengalaman Kerja
92 Tabel 4.11
Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai Pengalaman kerja Pernyataan Skor Aktual Skor Ideal % Skor Aktual Kategori
Indikator Masa Kerja
1 372 440 84,55 Sangat Baik
2 333 440 75,68 Baik
Indikator Tingkat Pengetahuan
3 324 440 73,64 Baik
4 287 440 65,23 Cukup
Indikator Keterampilan
5 328 440 74,55 Baik
6 251 440 57,05 Cukup
7 336 440 76,36 Baik
Indikator Penguasaan Pekerjaan
8 352 440 80,00 Baik
9 239 440 54,32 Cukup
TOTAL 2822 3960 71,26 Baik
(Sumber : Hasil Kuesioner, 2013)
Selanjutnya persentase total skor jawaban responden pada tabel di atas tersebut di interpretasikan ke dalam tabel skala penafsiran persentase skor jawaban responden yang disajikan ke dalam gambar 4.3sebagai berikut:
71,26
Sangat Buruk Buruk Cukup Baik Sangat Baik
20 36 52 68 84 100
Gambar 4.3
Skala Penafsiran Persentase Skor Total Variabel Pengalaman Kerja
93
interval 68 – 84. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja sebagian besar karyawan pada Imah Seniman Lembang Bandung sudah baik. Agar lebih jelas maka penulis juga menyajikan gambaran pengalaman kerja para pengusaha pada masing-masing indikator, yang diukur menggunakan 4 (empat) indikator dan dioperasionalisasikan menjadi 9 butir pernyataan. Berikut gambaran tanggapan responden terhadap setiap butir pertanyaan pada masing-masing indikator.
1) Masa Kerja
Masa kerja karyawan pada Imah Seniman Lembang Bandung diukur menggunakan 2 butir pernyataan. Berikut rekapitulasi skor tanggapan responden terhadap kedua butir pernyataan tersebut.
Tabel 4.12
Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator Masa Kerja Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S KS TS STS Semakin lama masa yang ditempuh
dalam bekerja membuat karyawan semakin berpengalaman
F 29 52 5 2 0
% 32,95 59,09 5,68 2,27 0,00
Pengalaman kerja ditentukan oleh lamanya bekerja
F 19 43 14 12 0
% 21,59 48,86 15,91 13,64 0,00
94
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masa kerja sebagian besar karyawanpada Imah Seniman Lembang Bandungbaik dan semakin lama masa kerja yang ditempuh membuat mereka semakin berpengalaman.
2) Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan karyawan pada Imah Seniman Lembang Bandung diukur menggunakan 2 butir pernyataan. Berikut rekapitulasi skor tanggapan responden terhadap kedua butir pernyataan tersebut
Tabel 4.13
Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator Tingkat Pengetahuan
Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S KS TS STS Pengetahuan yang luas membuat anda mudah
dalam menyelesaikan tugas apapun
F 9 44 33 2 0
% 10,23 50,00 37,50 2,27 0,00 Pengalaman kerja membutuhkan
pengetahuan yang luas
F 7 36 21 21 3
% 7,95 40,91 23,86 23,86 3,41
Berdasarkan distribusi tanggapan responden pada tabel 4.13 sebanyak 44 responden atau sebesar 50,00% menyatakan setuju bahwa pengetahuan yang luas membuat anda mudah dalam menyelesaikan tugas apapun sedangkan sebanyak 36 orang responden atau sebesar 40,91% menyatakan setuju bahwa pengalaman kerja membutuhkan pengetahuan yang luas