• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN OPEN ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VIII SMP BERASTAGI T.A. 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN OPEN ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VIII SMP BERASTAGI T.A. 2014/2015."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Arianti Evalida Br Karo 4113111007 PendidikanMatematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN OPEN ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VIII

SMP BERASTAGI T.A. 2014/2015

ARIANTI EVALIDA BR KARO (4113111007)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengembangkan lembar kerja siswa berbasis pendekatan open ended untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif siswa; (2)Mengetahui keefektifan lembar kerja siswa yang dikembangkan berbasis pendekatan open ended pada materi kubus dan balok untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika dan berpikir kreatif siswa; dan (2) Mengetahui respon siswa terhadap lembar kerja siswa yang dikembangkan berbasis pendekatan open ended.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan terhadap perangkat melalui model 4-D (Four-D Model) yang dikemukakan oleh S. Thiagarajan dan Semmel. Model ini meliputi empat tahapan terdiri dari tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop) dan tahap penyebaran (disseminate). Namun, pada penelitian ini tanpa tahap penyebaran (disseminate).

Uji coba lembar kerja siswa dilakukan sebanyak 2 kali coba dan dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Berastagi. Pada uji coba 1, sampel penelitian diambil dari kelas VIII-2 sebanyak 38 orang dan setelah diperoleh hasilnya tidak efektif sehingga dilakukan perbaikan maka dilakukan uji coba kedua. Pada uji coba 2 sampel diambil dari kelas VIII-1 sebanyak 40 orang. Hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal berikut: (1) Dihasilkan lembar kerja siswa berbasis pendekatan open ended dengan kategori cukup valid dengan presentase 78,38%. (2) Keefektifan lembar kerja siswa yang dikembangkan berbasis pendekatan open ended disimpulkan berdasarkan bahwa: (a) ketuntasan klasikal sebesar 87,5%, dan (b) ketercapaian tujuan pembelajaran khusus (TPK): tuntas. 3) Respon siswa terhadap lembar kerja siswa yang dikembangkan berbasis pendekatan open ended adalah positif. Berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh bahwa lembar kerja siswa yang dikembangkan berbasis pendekatan open ended efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika dan berpikir kreatif siswa pada materi kubus dan balok.

(4)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Open Ended 22 Tabel 3.1 Indikator Penilaian RPP oleh Ahli 53 Tabel 3.2 Indikator Penilaian LKS oleh Ahli 53 Tabel 3.3 Kriteria Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah 54 Tabel 3.4 Kriteria Penskoran Berpikir Kreatif 55 Tabel 3.5 Pernyataan dalam Angket Respon Siswa 56 Tabel 3.6 Deskripsi Rata-rata Skor Validasi RPP 57 Tabel 3.7 Kriteria Jawaban Item Instrumen Validasi 58

Tabel 3.8 Kriteria Validasi LKS 58

Tabel 3.9 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Memecahkan Masalah 59 Tabel 3.10 Kategori Tingkat Kreatif Siswa 59 Tabel 4.1 Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa 70 Tabel 4.2 Revisi Lembar Kerja Siswa dari Validator 71

Tabel 4.3 Hasil Validasi RPP 72

Tabel 4.4 Revisi RPP Berdasarkan Hasil Validasi 73

Tabel 4.5 Hasil Validasi Tes 73

Tabel 4.6 Revisi Tes Berdasarkan Hasil Validasi 74 Tabel 4.7 Presentase Pencapaian TPK Tes Kemampuan 77

Pemecahan Masalah

Tabel 4.8 Presentase Pencapaian TPK Tes Berpikir Kreatif 78 Tabel 4.9 Pencapaian Efektivitas LKS 78 Tabel 4.10 Presentase Pencapaian TPK Tes Kemampuan 82

Pemecahan Masalah

(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Lembar Jawaban Siswa 5

Gambar 2.1 Skema Pembelajaran Open Ended 32

Gambar 2.2 Kubus ABCD.EFGH 34

Gambar 2.3 Balok ABCD.EFGH 34

Gambar 2.4 Kotak roti 35

Gambar 2.5 Jaring-jaring kotak roti 35

Gambar 2.6 Jaring-jaring kubus 36

Gamnar 2.7 Jaring-jaring balok 36

Gambar 2.8 Sebuah kotak kue 39

Gambar 2.9 LKS Mini Lab Matematika 39 Gambar 3.1 Langkah-langkah Pengembangan LKS 48 Gambar 4.1 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 84

pada Uji coba 1 dan Uji Coba 2

Gambar 4.2 Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif pada Uji Coba 1 85 dan Uji Coba 2

Gambar 4.3 Peningkatan Jumlah Siswa Tuntas Belajar Tes 86 Kemampuan Pemecahan Masalah

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Matematika memiliki peranan penting dalam kehidupan. Meskipun banyak orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit, namun, semua orang harus mempelajarinya karena matematika merupakan sarana untuk memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari. Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan bahwa:

“ada lima alasan perlunya belajar matematika yaitu: 1) matematika merupakan sarana berpikir yang jelas dan logis, 2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, 3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, 4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan 5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap

perkembangan budaya”.

Sementara Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan bahwa:

“matematika perlu diajarakan kepada siswa karena (1) selalu digunakan

dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan saran komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menentang”.

Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian.

Menurut standar isi dan kompetensi dasar SMP/MTs tahun 2006, tujuan mata pelajaran matematika sebagai berikut:

“1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikankonsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah, 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, 3)

(7)

memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh, 4) mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan 5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.” Berdasarkan tujuan dari pentingnya mempelajari matematika maka proses pembelajaran matematika menjadi perhatian penting oleh para pendidik. Kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif dalam matematika merupakan bagian yang sangat penting. Namun pada faktanya, kemampuan pemecahan masalah matematika dan kemampuan berpikir siswa belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil survei TIMSS yang dikoordinasikan oleh IEA (The International Association for the Evaluation of Educational Achievement). Salah

satu indikator yang dinilai yaitu kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika.

Pada keikutsertaan Indonesia yang pertama tahun 1999, Indonesia memperoleh nilai rata-rata 403 dan berada pada peringkat 34 dari 38 negara, tahun 2003 memperoleh nilai rata-rata 411 dan berada di peringkat ke 35 dari 46 negara, tahun 2007 memperoleh nilai rata-rata 397 dan berada di peringkat ke 36 dari 49 negara, dan tahun 2011 memperoleh nilai rata-rata 386 dan berada pada peringkat 38 dari 42 negara. Dari keempat keikutsertaan Indonesia tersebut, tidak ada yang melewati nilai 500 yang menjadi nilai standar yang ditetapkan TIMSS. Kenyataan ini menunjukkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di Indonesia jauh berada di bawah negara-negara lain (dalam Tjalla, 2010:2).

(8)

Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam pembelajaran matematika merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan guru matematika untuk membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah matematika. LKS juga merupakan media pembelajaran yang dapat digunakan secara bersamaan dengan sumber belajar yang lain. LKS yang baik dalam pembelajaran tersebut akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam memecahkan masalah. Guru sebagai fasilitator bertugas memantau kerja siswa selama proses pengerjaan LKS tersebut.

Pada umumnya guru kurang melakukan persiapan yang matang dalam mengajar. Hal ini dapat dilihat dari fakta di lapangan yang diperoleh dari hasil observasi di SMP Negeri 3 Berastagi. Di sekolah terdapat 6 orang guru matematika. Dalam proses pembelajaran guru hanya memanfaatkan buku sebagai sumber latihan bagi siswa. Penggunaan LKS masih minim ditemukan. Biasanya LKS yang digunakan dibeli dari percetakan yang memproduksi produk tersebut. Padahal idealnya, guru yang lebih memahami karakteristik siwa. Dalam penyusunan LKS yang dikembangkan sendiri oleh guru diperlukan kreativitas guru agar LKS terlihat menarik dan tidak membosankan siswa. Guru memikirkan alat/bahan yang digunakan dan merancang aktivitas yang dilakukan siswa sehingga terjadi interaksi yang efektif antara guru dan siswa.

Kemampuan memecahkan masalah menjadi tujuan utama dari belajar matematika. Holmes (dalam KEMENDIKBUD,2010:7) mengemukakan:

“pada intinya menyatakan bahwa latar belakang atau alasan seseorang perlu belajar memecahkan masalah matematika adalah adanya fakta dalam abad dua puluh satu ini bahwa orang yang mampu memecahlan masalah hidup dengan produktif. Orang yang terampil memecahkan masalah akan berpacu dengan kebutuhan hidupnya, menjadi lebih produktif, dan memahami

isu-isu kompleks yang berkaitan dengan masyarakat global”.

(9)

yang paling kompleks (Gagne dalam Kadir, 2009:428) dan merupakan fokus sentral dari kurikulum matematika (NCTM dalam Kadir, 2009:428). Pengembangan kemampuan pemecahan masalah matematik dapat membekali siswa berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Namun pada kenyataannya pembelajaran matematika yang dilakukan belum mengupayakan kemampuan tersebut.

Selain masalah di atas, kreativitas menjadi topik yang sering terabaikan dalam pengajaran matematika. Pada umumnya orang beranggapan bahwa kreativitas tidak memiliki kaitan dengan matematika. Menurut Pehnoken (dalam Mahmudin,2010:3) kreativitas tidak hanya terjadi pada bidang-bidang tertentu, seperti seni, sastra, atau sains, melainkan juga ditemukan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk matematika. Pembahasan mengenai kreativitas dalam matematika lebih ditekankan pada prosesnya, yakni proses berpikir kreatif. Pada dasarnya pembelajaran matematika perlu dirancang sedemikian sehingga berpotensi mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Pengembangan kemampuan berpikir kreatif dilakukan seiring dengan pengembangan cara mengevaluasi.

Pentingnya kreativitas dalam matematika dikemukakan oleh Bishop (dalam Mahmudi,2010:3) yang menyatakan bahwa seseorang memerlukan dua keterampilan berpikir matematis, yaitu berpikir kreatif yang sering diidentikkan dengan intuisi dan kemampuan berpikir analitik yang diidentikkan dengan kemampuan berpikir logis. Sedangkan menurut Livne (dalam Mahmudi,2010:3) berpikir kreatif matematis merujuk pada kemampuan untuk menghasilkan solusi bervariasi yang bersifat baru terhadap masalah matematika yang bersifat terbuka.

(10)

Temuan lain yang peneliti temukan dalam mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika dan berpikir kreatif siswa juga mengecewakan. Peneliti memberikan soal untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika dan berpikir kreatif siswa. Hasilnya kemampuan siswa masih rendah. Siswa yang diuji adalah siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 3 Berastagi. Adapun soal yang peneliti berikan adalah sebagai berikut:

Alif akan membuat 10 buah kerangka balok (gambar 1) yang masing-masing berukuran 14 cm x 8 cm x 6 cm. Hitunglah jumlah panjang besi yang diperlukan untuk membuat balok tersebut!

Gambar 1. Balok

Berikut dilampirkan hasil jawaban beberapa orang siswa pada Gambar 1.1:

Adi Guna S.

Liza Arsholah

(11)

Dalam setiap langkah kegiatan pemecahan masalah siswa dikategorikan dalam kemampuan yang sangat rendah. Penyelesaian soal yang dilakukan siswa juga tidak sistematis. Dari 38 orang siswa, 31 orang siswa (81,57%) yang menjawab soal nomor 1 dengan benar, hanya 5 orang siswa (13,1%) yang menjawab soal nomor 2 dengan benar dan 3 orang siswa (7,8%) yang mampu menjawab dengan benar kedua soal tersebut sekaligus. Kemampuan siswa dalam pemecahan masalah masih rendah. Menyadari hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika yang sejalan dalam peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Peneliti juga mencoba menganalisis jawaban sebagaimana indikator dalam berpikir kreatif yaitu berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinil (original), dan elaborasi (elaboration) hasilnya adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah secara kreatif masih rendah. Dari 38 siswa yang diuji untuk soal 1 hanya 2,6% atau 1 orang siswa yang menyelesaikan masalah secara bervariasi, 78,9% atau 30 orang siswa menjawab dengan jawaban tunggal, dan sisanya menjawab dengan salah. Sedangkan untuk soal 2, hanya 13,1% atau 5 orang yang menjawab benar dan menggunakan jawaban tunggal dan sisanya menjawab dengan cara berbeda namun salah.

Kondisi yang terjadi dalam uji coba tersebut disebabkan pembelajaran matematika di sekolah masih berpatokan pada proses belajar berhitung dengan menggunakan rumus-rumus tanpa mempertimbangkan kemampuan siswa mengembangkan ide sendiri serta kemampuan siswa mengembangkan jawaban sendiri. Pembelajaran yang dilakukan berpusat pada guru dan penyelesaian soal hanya terdiri dari cara dan penyelesaian tunggal. Hal ini mengakibatkan siswa kurang tertarik untuk belajar matematika dan berdampak pada kemampuan siswa dalam memecahkan permasalahan yang diberikan dan kemampuan berpikir kreatif siswa yang tidak berkembang.

(12)

(LKS). Sebagai sarana pembelajaran cetak yang menarik untuk dipakai, hendaknya dalam penyusunan LKS pada materi yang disampaikan dipadukan dengan pendekatan pembelajaran agar pembelajaran lebih bermakna. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dilakukan adalah Open Ended. Pendekatan Open Ended merupakan pendekatan yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif siswa dalam pemecahan masalah matematika.

Menurut Shimada dan Becker (dalam Afgani,2010:3) munculnya pendekatan Open Ended berawal dari pandangan bagaimana menilai siswa secara objektif kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika. Seperti yang diketahui bahwa dalam pembelajaran matematika, rangkaian pengetahuan, keterampilan, konsep-konsep, prinsip-prinsip atau aturan-aturan biasanya diberikan kepada siswa dalam langkah sistemaatis. Pendekatan Open Ended memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman menemukan, mengenali, memecahkan masalah dengan beberapa teknik sehingga cara berpikir siswa terlatih dengan baik. Pendekatan Open Ended mendorong siswa mengembangkan ide-ide kreatif dan pola pikir matematis dengan memanfaatkan konsep matematika, sehingga diharapkan siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah matematika dan berpikir kreatif.

Menurut Suherman (dalam Lambertus,2013:75), tujuan pendekatan Open Ended bukan untuk mendapat jawaban tetapi lebih menekankan pada cara

bagaimana sampai pada suatu jawaban. Inti dari pendekatan Open Ended mengembangkan secara maksimal kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga mengundang mereka untuk menjawab permasalahan melalui berbagai strategi. Guru mengemas pembelajaran untuk mengembangkan materi pembelajaran lebih lanjut yang telah dikenal siswa. Dengan demikian siswa akan termotivasi untuk menyelesaikan masalah sendiri.

(13)

pemecahan masalah matematika dan berdasarkan penelitian Suriyani (2014) pembelajaran dengan Open Ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan studi tentang Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendekatan Open Ended untuk

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika dan Berpikir

Kreatif Siswa Kelas VIII.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah.

2. Kemampuan siswa dalam memecahan masalah belum kreatif. 3. Penggunaan lembar kerja siswa pada pembelajaran masih minim.

4. Pemecahan masalah matematika masih menggunakan cara dan penyelesaian tunggal.

5. Penggunaan pendekatan dalam pembelajaran masih minim.

1.3Batasan Masalah

Dari berbagai masalah yang teridentifikasi, peneliti membatasi penelitian agar lebih terfokus pada permasalahan yang mendasar dan memberikan dampak yang luas terhadap permasalahan yang dihadapi. Penelitian ini dibatasi pada pemecahan masalah dan berpikir kreatif siswa. Alternatif pembelajaran yang diteliti adalah pengembangan lembar kerja siswa berbasis pendekatan open ended.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, maka permasalahan yang dikaji pada rumusan masalah ini adalah

“Bagaimana mengembangkan lembar kerja siswa berbasis pendekatan Open Ended untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika dan

(14)

1. Bagaimana mengembangkan lembar kerja siswa berbasis pendekatan open ended untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir

kreatif siswa?

2. Bagaimana kefektifan lembar kerja siswa yang dikembangkan dengan pendekatan open ended terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika dan berpikir kreatif siswa?

3. Bagaimana respon siswa terhadap lembar kerja siswa yang dikembangkan berbasis pendekatan open ended?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengembangkan lembar kerja siswa berbasis pendekatan open ended untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif siswa.

2. Untuk mengetahui keefektifan lembar kerja siswa yang berbasis pendekatan open ended terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika dan

berpikir kreatif siswa Kelas VIII SMP Berastagi.

3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap lembar kerja siswa yang dikembangkan berbasis pendekatan open ended.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Memberikan alternatif dalam memfasilitasi pencapaian kemampuan siswa untuk memecahkan masalah dan mengembangkan kreativitas melalui lembar kerja siswa berbasis pendekatan open ended.

2. Memberikan informasi model lembar kerja siswa berbasis pendekatan open ended yang dapat dimanfaatkan guru dan peseta didik dalam pembelajaran

(15)

1.7 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap apa yang akan diteliti, maka perlu adanya penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa istilah dalam penelitian ini adalah:

1) Lembar kerja siswa adalah sarana dalam proses pembelajaran berupa segala bentuk petunjuk yang digunakan guru untuk mengarahkan siswa dalam penyelidikan atau pemecahan masalah sesuai indikator pencapaian yang harus ditempuh.

2) Pendekatan open ended adalah rangkaian pembelajaran yang menuntun siswa lebih kreatif untuk menginvestigasi dan menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu sesuai kemampuan yang dimiliki siswa tersebut.

3) Kemampuan pemecahan masalaha matematika adalah suatu tindakan untuk memperoleh solusi masalah dengan mengorganisasikan keterampilan dengan strategi dan konsep yang relevan berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah, yaitu: (1) Memahami masalah, (2) Membuat rencana pemecahan masalah, (3) Melaksanakan rencana pemecahan masalah, (4)Melihat (mengecek) kembali jawaban.

4) Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan siswa untuk menciptakan gagasan-gagasan baru dengan melihat hubungan antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya dengan melihat kemampuan kreatif siswa pada perilaku kreatif yaitu: (1) kelancaran (fluency), (2) keluwesan (flexibility), (3) elaborasi (elaboration), (4) keaslian (originality).

(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah:

1. Dihasilkan lembar kerja siswa berbasis pendekatan open ended dengan kategori cukup valid dengan presentase 78,38% untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika dan berpikit kreatif siswa. 2. Keefektifan lembar kerja siswa yang dikembangkan berbasis pendekatan

open ended diperoleh melalui dua kali percobaan. Pada uji coba 1 lembar

kerja siswa yang telah dikembangkan belum efektif, dimana ketercapaian tujuan pembelajaran khusus (TPK) di bawah 75% dan ketuntasan klasikal hanya 63%. Dari uji coba 1 dilakukan analisis sehingga diperoleh perbaikan yang menjadi landasan pada uji coba 2. Pada uji coba 2 diperoleh hasil, yaitu: (1) ketuntasan klasikal meningkat, menjadi 87,5%; dan (2) ketercapaian tujuan pembelajaran khusus (TPK).

3. Respon siswa terhadap lembar kerja siswa yang telah dikembangkan berbasis pendekatan open ended adalah positif karena lebih dari 80% siswa berminat untik mengikuti pembelajaran menggunakan lembar kerja siswa yang telah dikembangkan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut.

1. Lembar kerja siswa matematika yang dikembangkan dilakukan uji coba di sekolah-sekolah lain dengan berbagai kondisi agar diperoleh lembar kerja siswa yang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif lembar kerja siswa bagi guru dalam mengajarkan materi kubus dan balok di kelas VIII SMP. 2. Untuk peneliti selanjutnya soal-soal yang disajikan pada lembar kerja siswa

sesuai dengan pendekatan open ended.

(17)
(18)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman,M.2009.Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.Jakarta: Rineka Cipta.

Afgani, J.2010.Pendekatan Open Ended dalam Pembelajaran Matematika. Bandung.(http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEM ATIKA/196805111991011JARNAWI_AFGANI_DAHLAN/Perencanaa n_Pembelajaran_Matematika/open-ended.pdf), [09 Desember 2014] Amarta, R.2013.Agar Kamu Menjadi Pribadi Kreatif.Yogyakarta: Sinar Kejora. Ana, Nur,dkk.2010.Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis

Pembelajaran Kooperatif Group Inverstigation (GI) untuk Melatih Keterampilan Berpikir Kritis. ISBN 1257-2835-1-SM Diseminarkan pada Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 (http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/prosbio/article/view/1257/850), [22 Januari 2015]

Andi, P.2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jakarta: Prenadamedia Ggoup.

Arikunto, S.2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:Rineka Cipta.

Ekoriskiya.2008.Purwokerto: UMP(http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/8/jhptump-a-ekoriskiya-400-2-babii.pdf), [10 Desember 2015]

Hamdani.2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hudojo, H.2005.Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: IKIP Malang.

Inprasitha,M.2006.Open-Ended Approach And Teacher Education.Thailand: Center for Research in Mathematics Education Faculty of Education, Khon Kaen University. Tsukuba Journal of Educational Study in Mathematics. Vol.25, 2006, [04 Maret 2015]

Kadir.2009.Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP melalui Penerapan Pembelajaran Kontekstual Pesisir, Jurnal Pendidikan Matematika Prosiding ISBN 978-979-16353-3-2, [17 Desember 2014]

KEMENDIKBUD.2006.Standard Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTs.Jakarta:BSNP.

KEMENDIKBUD.2010.Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di SD.Yogyakarta:PPPPTK Matematika.

(19)

Komariah,K.2011.Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving Model Polya untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Bagi Siswa Kelas IX J di SMPN 3 Cimahi. Disampaikan pada Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, UNY, 14 Mei 2011 (http://eprints.uny.ac.id/7195/1/PM-25%20-%20Kokom%20Komariah.pdf), [06 Februari 2015]

Kosasih, U.2012.Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Komunikasi Matematis Mahasiswa melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended Tipe Problem-Variation.(https://www.academia.edu/4916986/ Meningkatkan_Kemampuan_Berpikir_Kreatif_dan_Komunikasi_Matem atis_Mahasiswa_melalui_Pembelajaran_dengan_Pendekatan_Open-ended_Tipe_Problem-Variation), [20 Januari 2015]

Lambertus, dkk.2013.Penerapan Pendekatan Open Ended untuk Meningkatkan Kemampuan berpikir Kreatif Matematik Siswa SMP, Jurnal Volume 4 Nomor 1 Januari 2013 Universitas Haluoleo, [21 Desember 2014]

Mahmudi, A.2010.Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Yogyakarta:UNY.Makalah disajikan pada Konferensi Nasional Matematika XV Unima Manado Juli 2010, [09 Desember 2014]

Martunis.2010.Pembelajaran Open Ended pada Luas Segitiga Siswa SMA Negeri 2 Indrajaya.Aceh. (http://ejournal.unigha.ac.id/data/Journal%20%20SAI NS%20Riset%20vol%201%20no%201%209.pdf) Jurnal Sains Riset Volume 1 No 19, [21 Desember 2012]

Marzuki.2012.Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematika antara Siswa yang Diberi Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pembelajaran Langsung.Medan:Program Pascasarjana Unimed.

Maulydia, S.2014.Pengembangan Bahan Ajar Matematika melalui Pendekatan Matematika Realistik (PMR) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa di SMP Swasta Muhammadiyah 2 Medan. Medan: FMIPA Unimed.

Mayasari, D.2014.Pengembangan Bahan Ajar dengan Menggunakan Pendekatan Open Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Negeri 6 Pematangsiantar.Medan: Program Pascasarjana Unimed.

Muhsinin,U.2007.Pendekatan Open Ended Pada Pembelajaran Matematika.(http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DAS AR/Nomor_8-Oktober_2007/Pendekatan_Open_Ended_dalam_Pembela jaran_Matematika_di_Sekolah_Dasar.pdf) Jurnal Pendidikan Dasar No 8 Oktober 2007, [20 Desember 2014]

(20)

Nohda, N.2000. Teaching by Open-Approach Method in Japanese Mathematics Classroom. Hiroshima : Hiroshima University.

Nuriani.2014.Pengaruh Pendekatan Open Ended terhadap Tingkat Kreativitas, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika dan Sikap Siswa SMP di Aek Kanopan.Medan:Program Pascasarjana Unimed.

Pehkonen, E. 1996

.

Fostering of Mathematical Creativity. Finland:University of Helsinki, PB 38 (Ratakatu 6A), 00014 Helsinki.

Prasetyo, W.2012.Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan Pendekatan PMR pada Materi Lingkaran di Kelas SMPN 2 Kepohbaru Bojonegoro.Unesa(http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/mathedunesa/arti cle/view/246/baca-artikel) Jurnal 246-396-1-SM, [13 Januari 2015] Rahaju, E, dkk.2008.Matematika Sekolah Menengah Pertaman (buku tidak

diterbitkan.Jakarta:Pusat Perbukuan Depdiknas. (https://down loadpdfsmpmuhter.files.wordpress.com/2009/11/08-matematika-kls-8-bab-7.pdf)

Rohayati, A.2010. Pengembangan Bahan Ajar dengan Pendekatan Open Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreatif, dan Reflektif Siswa SMA.Bandung: UPI (Tesis tidak diterbitkan)

Salirawati, D.Penyusunan dan Kegunaan LKS dalam Proses Pembelajaran. (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/das-salirawati-msi-dr/19penyusunnan-dan-kegunaan-lks.pdf), [20 Desember 2014]

Sibuea, R.2014.Pengembangan Bahan Ajar Matematika Melalui Pendekatan Matematika Realistik Berbasis Kurikulum 2013 untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Di Kelas VII Smp Tri Jaya Medan.Medan:FMIPA Unimed.

Siswono, T.2009. Konstruksi Teoritik tentang Tingkat Berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika. (https://tatagyes.files.wordpress.com/2009/11/ paper07_jurnal_univadibuana.pdf), Jurnal Universitas Adi Buana [11 Februari 2015]

Suriyani.2014.Peningkatan Kemampuan Pemecahan Berpikir Kreatif dan Kemandirian Belajar Siswa MTs Negeri 2 Medan melalui Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open Ended.Medan:Program Pascasarjana Unimed.

Suryosubroto, B.2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta:Rineka Cipta. Sutopo, dkk.2013.Pembelajaran TWPS Berbasis Open Ended sebagai Strategi

(21)

Tjalla, A.2010. Potret Mutu Pendidikan Indonesia Ditinjau dari Hasil-hasil Studi Internasional FKIP-UT 2010 Prosiding seminar 2010 UNJ (http://pustaka.ut.ac.id/pdfartikel/TIG601.pdf), [20 Desember 2012] Trianto.2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta:Kencana Wahyu, A.2013.Materi Matematika balok dan Kubus.http://www.pusatmateri.co

m/materi-matematika-volume-balok-dan-kubus.html

Widjajanti.2011.Kualitas Lembar Kerja Siswa.Yogyakarta:FMIPA UNY. (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/endang-widjajanti-lfx-ms-dr/kualitas-lks.pdf), [20 Desember 2014]

Gambar

Gambar 1.1 Lembar Jawaban Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses

Tidak/belum pernah sekolah adalah mereka yang tidak pernah/ belum pernah terdaftar dan tidak pernah/belum pernah aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan

Abstrak : Pengaruh Budgetary Goal Characteristics Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Kecukupan Anggaran Dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi Pada

Dalam suatu percobaan, model regresi polinomial derajat 3 dengan heteroskedastisitas yang mempunyai fungsi bobot λ( ) = menggunakan kriteria rancangan D-Optimal.. Kriteria

[r]

Selaras dengan perubahan yang berlaku dalam pendidikan teknik dan vokasional, amalan kepemimpinan distributif dapat mengurangkan tekanan kerja dalam kalangan tenaga pengajar.

Dalam Herziene Inlandsch Reglement (HIR) atau sumber hukum acara perdata bagi daerah pulau Jawa dan Madura tidak mewajibkan para pihak untuk mewakilkan kepada orang lain, sehingga

Persepsi Manfaat didefinisikan sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan suatu teknologi akan mampu meningkatkan kinerja dalam bekerja manfaat