• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI DASAR TEKNIK PENGGUNAAN ALAT-ALAT UKUR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS X SMK MUSDA PERBAUNGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI DASAR TEKNIK PENGGUNAAN ALAT-ALAT UKUR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS X SMK MUSDA PERBAUNGAN."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

iii ABSTRAK

Mathews King God: Meningkatkan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Teknik Penggunaan Alat-Alat Ukur dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Pada Siswa Kelas X SMK MUSDA Perbaungan. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2014.

Penelitian ini diajukan karena rendahnya hasil belajar pada kompetensi dasar teknik penggunaan alat-alat ukur dimana dari 44 siswa yang dinyatakan tuntas (KKM ≥ 70) 23 siswa atau sekitar 52% dan 21 siswa lagi dinyatakan tidak tuntas atau sekitar 48%. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar pada kompetisi dasar teknik penggunaan alat-alat ukur.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X MP SMK MUSDA Perbaungan, yang mana terdiri atas 39 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Tindakan Peneletian Kelas (PTK), dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI), yang mana dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi. Objek penelitian ini adalah untuk menemukan apakah penerapan TAI bisa secara signifikan Meningkatkan hasil belajar kompetensi dasar teknik menggunakan alat-alat ukur. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan postes dan lembar pengamatan siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat. Dimana pada tes awal sebelum diberikan tindakan nilai rata-rata siswa 41,41 dengan jumlah persentase ketuntasan klasikal 15%. Pada siklus I dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) diperoleh nilai rata-rata siswa 70,25 dengan persentase ketuntasan klasikal 74% dan persentase aktifitas belajar siswa 68%. Meski sudah mengalami peningkatan namun kelas belum dapat dinyatakan tuntas secara klasikal (siswa yang tuntas ≥ 80%) oleh karena itu dilanjutkan dengan siklus II dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus I. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata siswa 75,12 dengan persentase ketuntasan klasikal 85% dan persentase aktifitas belajar siswa 77%. Pada siklus II kelas telah mengalami peningkatan hasil belajar dan telah dinyatakan tuntas secara klasikal. Dengan itu dapat disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MP SMK MUSDA Perbaungan pada kompetisi dasar teknik penggunaan alat-alat ukur.

(6)

iii ABSTRACT

King God, Mathews. 2015: Improving Learning Outcomes Basic Competence Measuring Equipment Technique by Using the Cooperative Learning Team Assisted Individualization (TAI) Model on Grade X SMK Musda Perbaungan. Thesis. Faculty of Engineering, University of Medan. 2014.

This research was carried out because of low learning outcomes on the basis of technical competence using measuring tools which if the 44 students who passed (KKM ≥ 70) 23 students, or about 52% and 21 more students did not pass, or approximately 48%. With cooperatif learning model Team Assited Individualization (TAI) is expected to improve learning outcomes on the basis of competision techniques use measuring tools (teknik penggunaan alat-alat ukur).

This study attempts on Grade X SMK Musda Perbaungan, which consisted of 39 students. This study conduct by applying Classroom Action Research (CAR), which use cooperatif learning model Team Assisted Individualization (TAI), which was carried out in two cycles. Every cycle by planning, implementation, observation and reflection. The objective of this study to discover whether the use of Team Assisted Individualization (TAI) Model could significantly improving students’ Learning Outcomes basic competence in measuring equipment technique. The technique of collecting data was using post-test and students’ observation sheet.

The results showed that the students’ learning outcome is improving which in pre-test before the treatment was given, the average of students’ score is 41,41 with number of classical passing rate 15%. In cycle I with cooperative learning Team Assisted Individualization (TAI) obtained an average value of 70.25% with the percentage of classical passed 74% and the percentage of student learning activities 68%. Whilst the score is increased but the class cannot be passed classically (students who pass ≥ 80%) therefore proceed with the second cycle by considering the results of the reflection on cycle I. In the second cycle the average values obtained 75.12 with the percentage of students passing classical 85% and the percentage of student learning activities 77%. In the second cycle, students’ learning outcomes has improved and also passed in classical way. It can be concluded that Team Assisted Individualization (TAI) significantly Improving Students’ learning outcomes on Grade X-MP SMK Musda Perbaungan with basic competence measuring equipment technique.

(7)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YANG MAHA ESA atas rahkmat dan karunia yang melimpah sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini mengungkapkan peningkatan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar teknik penggunaan alat-alat ukur di SMK MUSDA Perbaungan.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan berupa arahan dan dorongan. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. DR. Benyamin Situmorang, M.Pd, selaku pembimbing yang telah banyak membantu, mengarahkan, membimbing, dan memberi dorongan sampai skripsi ini terwujud.

2. Drs. Pudin Saragih, M.Pd, selaku penasehat akademik yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi.

3. Drs. Hidir Efendi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Unimed Medan.

4. Drs. Selamet Riadi, M.Pd, selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik Mesin Unimed Medan.

5. Seluruh staff pengajar dan tata usaha dilingkungan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin.

6. Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Unimed. 7. Rahmat Lubis, ST, selaku kepala sekolah SMK MUSDA Perbaungan. 8. Sugeng Syahputra, ST, S.Pd selaku guru mata pelajaran Teknologi

Mekanik.

9. Saudara-saudari Teknik Mesin yang telah menjadi motivasi dan membantu selama perkuliahan di Universitas Negeri Medan.

10.Supriando.S, Setia FMS, Januardi E, Ruben O, Bastian P, Marko A, dan Rorio GPS selaku teman yang saling membantu menyelesaikan tugas akhir (Skripsi).

Dan yang terutama kepada kedua orang tuaku dan keluarga yang selalu mendukung dengan doa, moril dan material selama penulis menyelesaikan studi. Semoga amal baik dari berbagai pihak mendapatkan balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Medan, Februari 2015

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT PERNYATAAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Perumusan masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB IIKAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ... 8

A. Desksripsi Teori ... 8

1. Hakikat Hasil Belajar Pengukuran dengan Alat-Alat Ukur. ... 13

2. Pembelajaran Kooperatif ... 17

3. Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ... 19

4. Keunggulan kooperatif tipe Team Assisted Indidualization (TAI). ... 19

5. Tahap-tahap dalam model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ... 20

B. Penelitian yang Relevan ... 21

C. Kerangka Berfikir... 21

D. Hipotesis penelitian ... 23

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 24

A. Desain Penelitian ... 24

1. Perencanaan (Plan) ... 25

2. Pelaksanaan/tindakan ( Action) ... 26

(9)

4. Refleksi ( Reflection) ... 27

B. Definisi Operasional ... 28

C. Lokasi dan waktu penelitian ... 29

D. Subjek Penelitian ... 29

E. Objek Penelitian ... 30

F. Teknik pengumpulan data ... 30

G. Prosedur penelitian ... 33

1. Rancangan siklus I ... 34

2. Rancangan siklus II ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Hasil Penelitian ... 39

1. Tes Awal ... 40

2. Siklus I ... 42

3. Siklus II ... 48

4. Hasil Observasi Aktivitas Belajar... 52

B. Pembahasan ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif ... 15

Tabel 2. Lembar observasi aktivitas belajar ... 31

Tabel 3. Lembar Observasi Aktivitas Guru... 32

Tabel 4. Implementasi siklus I ... 36

Tabel 5. Implementasi siklus II ... 37

Tabel 6. Nilai awal ... 40

Tabel 7. Keterangan Tes Awal ... 41

Tabel 8. Nilai Siklus I ... 42

Tabel 9. Keterangan Siklus I ... 46

Tabel 10. Nilai Siklus II ... 51

Tabel 11. Keterangan Siklus II ... 52

Tabel 12. Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus I ... 53

Tabel 13. Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus II ... 54

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Dokumentasi ... 63

Lampiran 2. Silabus Teknologi Mekanik ... 68

Lampiran 3. Soal Prestes ... 100

Lampiran 4. RPP Siklus I ... 102

Lampiran 5. Soal Postes Siklus I ... 105

Lampiran 6. RPP Siklus II ... 107

Lampiran 7. Soal Postes Siklus II ... 111

Lampiran 8. Daftar Nilai Sekolah ... 113

Lampiran 9. Lembar Observasi Aktifitas Siswa ... 115

Lampiran 10. Lembar Observasi Aktifitas Guru ... 117

Lampiran 11. Daftar Perolehan Hasil Belajar Siswa ... 119

Lampiran 12. Daftar Nilai Kelompok Siswa ... 123

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan pendidikan pada hakekatnya

adalah suatu proses terus menerus manusia untuk menanggulangi

masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat. Sistem pendidikan tersebut

dibentuk oleh unsur-unsur seperti peserta didik, pendidik, interaksi

edukatif antara pendidik dan peserta didik, isi atau materi pendidikan dan

lingkungan pendidikan. Semua unsur pendidikan tersebut harus

merupakan kesatuan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut.

Proses utama dalam pendidikan formal di sekolah adalah belajar dan

mengajar. Belajar menunjukkan apa yang harus dilakukan seseorang

sebagai subyek yang melakukan pembelajaran, sedangkan mengajar

menunjukkan apa yang harus dilakukan sebagai pengajar. Kegiatan belajar

mengajar yang baik adalah kegiatan belajar mengajar yang melibatkan

semua unsur dalam proses belajar mengajar seperti siswa, pendidik,

fasilitas pendidikan, lingkungan dan strategi pengajaran. Keberhasilan

kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari

dalam seperti inteligensi, minat, bakat, keadaan jasmani dan rohani, serta

motivasi sedangkan faktor dari luar meliputi metode mengajar yang

(13)

2

Dalam proses belajar mengajar yang paling berperan dalam

mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan adalah guru, karena guru

bertanggung jawab dalam menentukan cara mengajar yang sesuai dengan

tujuan pengajaran serta merencanakan pengajaran tersebut agar sesuai

dengan kompetisi, terperinci dan sistematis. Dalam proses pembelajaran,

guru diharapkan memiliki kemahiran dalam penyampaian materi dan

memilih pendekatan serta model pembelajaran yang sesuai sehingga

kegiatan pembelajaran tersebut berlangsung secara efektif dan efisien.

Pemilihan model pembelajaran didasarkan bahwa setiap siswa mempunyai

kemampuan dan taraf berpikir yang berbeda-beda, sehingga pemilihan

model yang sesuai dapat membantu siswa dalam menguasai materi

pelajaran.

Hasil observasi yang dilakukan penulis di SMK MUSDA

Perbaungan, bahwa hasil belajar siswa pada penggunaan alat-alat ukur

masih belum cukup. Hal tersebut dilihat dari hasil belajar ujian semester

penggunaan alat-alat ukur pada kelas X MP tahun pelajaran 2011/2012

yang memenuhi KKM (nilai 70) sekitar 46% atau 18 orang siswa dari

jumlah siswa 39 dan tahun pelajaran 2012/2013 yang memenuhi KKM

(nilai 70) sekitar 52% atau 23 orang dari jumlah siswa 44. Dari data

tersebut dilihat adanya kesenjangan antara hasil belajar kelulusan klasikal

kelas 80% dan yang terjadi hanya 52% kelulusan yang dicapai.

Selain itu dari pengamatan penulis ketika melaksanakan Praktek

(14)

3

PERBAUNGAN proses pembelajaran cenderung monoton yang hanya

berpusat pada guru. Siswa juga cenderung hanya mendengarkan,

mengamati dan masih belum ada kerjasama, siswa masih cenderung

individualis. Hal ini disebabkan guru saat ini dalam prakteknya mengajar

tidak menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang

dibawakan dan cenderung menggunakan sistem pengajaran yang monoton

yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru dengan metode ceramah yang

biasanya akan membuat murid jenuh bahkan merasa bosan yang

mengakibatkan hasil nilai yang kurang memuaskan.

Hal tersebut bertentangan dengan Kurikulum 2013, dimana

kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan

pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham

atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan

santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini menggantikan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) yang diterapkan sejak 2006 lalu. Hal ini berarti

siswa diarahkan untuk membangun pengetahuannya sendiri secara

individual ataupun kerjasama dengan teman dalam kelompok belajar. Di

sini guru diarahkan hanya sebagai fasilitator dan motifator bagi para

siswanya.

Untuk memenuhi hal tersebut perlu dilakukan perubahan orientasi

pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) menjadi

berpusat pada siswa (student centered). Yaitu dengan cara menggunakan

(15)

4

bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang

sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin

bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan

masalah-masalah yang kompleks. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota

kelompok adalah mencapai ketuntasan materi. Belajar belum selesai jika

salah satu anggota kelompok ada yang belum menguasai materi pelajaran.

Setelah melakukan kajian secara mendalam terhadap beberapa

pembelajaran kooperatif, dimana kooperatif memiliki banyak tipe dan

salah satunya JigSaw, tipe ini dinilai cukup rumit dalam penerapanya

didalam kelas sehingga cukup sulit untuk menjelaskanya kepada siswa.

Selain itu ada juga tipe Field Study dimana tipe ini membutuhkan waktu

yang cukup banyak untuk melihat kelapangan padahal waktu yang dapat

digunakan terbatas, dan masih ada beberapa tipe lainya dalam model

pembelajaran kooperatif. Dari kajian tersebut maka didapat bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) lebih

tepat untuk diterapkan pada pelajaran tentang alat-alat ukur, dimana model

pembelajaran Team Assisted Individualization merupakan salah satu

model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama kelompok dalam

pembelajaran di ruangan kelas. Model pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individual (TAI) merupakan suatu cara untuk meningkatkan

aktivitas siswa dalam belajar dan menitik beratkan pada proses belajar

kerja sama dalam kelompok, karena Team Assisted Individualization

(16)

5

dan juga memberikan penilaian terhadap usaha-usaha kerja kelompok.

Proses belajar kerjasama dalam kelompok membantu siswa menentukan

dan membangun sendiri pemahaman mereka tentang suatu materi

pelajaran. Selain terbentuknya kerjasama antar siswa, siswa juga akan

merasa adanya tanggung jawab bersama dalam mencapai nilai kelompok

yang maksimal. Pembelajaran ini dilakukan dengan menerapkan berbagai

metode seperti ceramah, diskusi, post test. Dimana saat diskusi kelompok

guru turut membantu ke kelompok-kelompok secara individu yang

mengalami kesulitan. Sehingga siswa dalam kelompok tersebut dapat

leluasa menerima penjelasan dari guru.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dalam

penelitian ini dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain: guru tidak

menggunakan model pembelajaran yang bervariasai hanya menggunakan

metode pembelajaran ceramah, kemudian kurangnya aktivitas dan

kerjasama siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan kata lain

cenderung individualistis. Suasana pembelajaran cenderung hanya

berpusat pada guru, dan sebagian besar hasil belajar siswa pada

Kompetensi Dasar Teknik Penggunaan Alat-Alat Ukur belum memenuhi

(17)

6

C. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi di atas, maka

peneliti membatasi penelitian ini pada:

1. Penerapan metode yang tidak tepat sehingga hasil belajar

masih kurang.

2. Kurangnya aktivitas belajar dan kerjasama siswa dalam proses

pembelajaran di kelas.

D. Perumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka dapat dirumuskan

masalah dalam penelitian ini yakni sebagai berikut:

1. Apakah hasil belajar pada kompetensi dasar teknik penggunaan

alat-alat ukur di kelas X MP meningkat?

2. Apakah aktivitas belajar dan kerjasama siswa meningkat dalam

proses pembelajaran?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui “peningkatan hasil belajar

Kompetensi Dasar Teknik Penggunaan Alat-Alat Ukur pada siswa kelas X

MP SMK MUSDA Perbaungan melalui metode pembelajaran Kooperatif

(18)

7

F. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini dapat memberikan banyak manfaat, diantaranya

sebagai berikut:

1. Bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan

tentang model pembelajaran kooperatif tipe TAI sehingga

dapat menerapkanya.

2. Sebagai masukan ke sekolah atau guru agar dapat

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, guna

meningkatkan hasil belajar.

3. Sebagai bahan masukan untuk bahan referensi penelitian

(19)

58 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian tindakan kelas dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II, yaitu

pada siklus I dengan nilai rata-rata 70,25 dan jumlah siswa yang

dinyatakan lulus (Kriteria Ketuntasan Minimal ≥70) sebanyak 29

siswa (74%), kemudian mengalami peningkatan pada siklus II dengan

nilai rata-rata 75,12 dan jumlah siswa yang dinyatakan lulus (Kriteria

Ketuntasan Minimal ≥70) sebanyak 33 siswa (85%). Nilai rata-rata

siswa meningkat 4,87 dan siswa yang lulus 11%.

2. Pada siklus II kelas telah dinyatakan lulus secara klasikal yaitu jumlah

siswa yang dinyatakan lulus (Kriteria Ketuntasan Minimal ≥70)

sebanyak 33 siswa (85%) dimana ketuntasan klasikal kelas telah

terpenuhi yaitu ≥ 80% jumlah siswa yang mendapat nilai lulus.

3. Meningkatnya persentase keaktifan belajar siswa secara keseluruhan

didalam proses pembelajaran. Yaitu dari siklus I (68%) mengalami

peningkatan sebanyak 9% terhadap aktifitas belajar siswa siklus II

(77%) dan pada siklus II keaktifan siswa dinyatakan dalam kategori

aktif.

4. Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team

(20)

59

kompetisi dasar teknik penggunaan alat-alat ukur pada siswa kelas X

Mesin Produksi SMK MUSDA Perbaungan.

B. Saran

Berdasarkan hasil dari pengamatan selama penelitian, mendapatkan

saran-saran sebagai berikut :

1. Menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) kepada siswa dengan lebih jelas.

2. Saat kerja kelompok guru lebih aktif melihat dan membimbing

kelompok secara individual.

3. Memberikan materi lebih banyak dan menambah contoh serta

memberikan contoh pengukuran langsung dengan alat ukur dan benda

yang akan diukur.

4. Lebih momotivasi dan mengarahkan siswa bertanya ataupun

memberikan tanggapan.

5. Lebih memperhatikan kekondusifan siswa dalam kelas.

6. Menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) lebih rinci.

7. Mengupayakan apresiasi kepada kelompok terbaik dengan variasi

yang lebih menarik.

8. Hasil pebelitian ini dapat diterapkan di kelas-kelas lain maupun di

(21)

60

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib Zainal. (2013) Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: CV. YIRAMA WIDYA.

Hutapea Alessandro (2012). Pengeruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Berbantu Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMAN 8 Medan T.P 20012/20013. Skripsi. Medan: Fakultas FMIPA. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Kunandar. (2009). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Lusi Samuel S., dan Ricky Arnold N. (2013) Asyiknya Penelitian Ilmiah dan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.

Mursid. (2013). Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Medan: UNIMED PRESS.

Sinaga F Tommy. (2013). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Gambar Teknik Dengan Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Pada Kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMKN 1 Air Joman Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Medan: Fakultas TEKNIK. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, edisi revisi. Jakarta : Rhinek a Cipta.

Slavin Robert E. (2005). Cooperatif Learning : theory, research and practice. London, Terj. Narulita Yusron, Bandung: Penerbit Nusa Media.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: TARSITO

Suharsimi. (1999). Manajemen Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

(22)

61

Wikipedia. (2014). Belajar. (http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar) 09 September 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama.. kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum perusahaan dan uraian mengenai Pemisahan biaya menurut fungsinya, Pemisahan biaya menjadi biaya tetap, biaya

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan suatu model pembelajaran yang baik karena memiliki suatu keunggulangan yang pada intinya dapat diterapkan di semua

Bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengusung Pariwisata Boyolali, dapat menggunakan segmentasi yang lebih luas menjadi umum atau semua kalangan serta

Revisi dilakukan dalam rangka untuk perbaikan dan penyempurnaan sesuai dengan berkembangnya kebutuhan praktik kerja lapangan masing-masing program studi di Jurusan

[r]

Selanjutnya penelitian yang juga berperan terhadap efektivitas penaganan gangguan stress yaitu peranan dukungan sosial terhadap tingkat stres siswa kelas unggulan

Yang bertanda tangan dibawah ini Kelompok Kerja Barang Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Kepulauan Aru, berdasarkan :. Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP) Nomor