• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM NEWTON KELAS X SMA ST.THOMAS 3 MEDAN T.P. 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM NEWTON KELAS X SMA ST.THOMAS 3 MEDAN T.P. 2013/2014."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Nama : Parno S. Mahulae Nim : 4103121051

Program Studi : PendidikanFisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

POKOK HUKUM NEWTONDI KELAS X SMA ST. THOMAS 3 MEDANT.P. 2014/2015

Parno Mahulae 4103121051 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar fisika pada materi Hukum Newton di kelas X SMA St. Thomas 3 Medan T.P 2014/2015.

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA St. Thomas 3 Medan T.P 2014/2015 yang terdiri dari 7 kelas dengan jumlah 231 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas yaitu kelas X-1 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 31 orang dan kelas X-2 sebagai kelas kontrol dengan jumlah 31 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar yang berbentuk pilihan ganda dengan jumlah 15 soal dan lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa saat pembelajaran.

Hasil uji normalitas diperoleh data pretes berdistribusi normal dan homogen. Dari hasil uji beda nilai kedua kelas pada taraf signifikan α = 0,05 diperoleh thitung = 0,381 dan ttabel = 2,00 , karena thitung < ttabel maka Ho diterima,

maka dapat disimpulkan kemampuan awal kedua kelas sama. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model problem based learning dan kelas kontrol dengan model konvensional. Setelah pembelajaran selesai maka dilakukan postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 72,3 dengan simpangan baku 14 dan kelas kontrol 62,4 dengan simpangan baku 14. Berdasarkan hasil uji t diperoleh thitung = 2,7 dan ttabel = 1,67. Karena thitung > ttabel maka Ha diterima, yaitu

(4)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1 Kerangka Teoritis 7

2.1.1 Defenisi Belajar 7

2.1.2 Hasil Belajar 9

2.1.3 Aktivitas Belajar 9

2.1.4. Model Pembelajaran 10

2.1.4.1 Model Pembelajaran Berbasis Masalah 11

2.1.4.2 Fitur – Fitur PBL 14

2.1.4.3 Ciri – Ciri Khusus Pembelajaran Berbasis Masalah 15 2.1.4.4 Manfaat Pembelajarn Berbasis Masalah 16 2.1.4. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah 16 2.1.4.6 Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah 17 2.1.4.7 Hasil Belajar Pembelajaran Berbasis Masalah 19

2.1.4.8 Teori Belajar Yang Mendukung PBL 20

(5)

3.3 Variabel Penelitian 31

3.6.4 Analisi Data Observasi 35

3.6.5 Tes Hasil Belajar 37

3.6.5.1 Uji Validitas Isi 38

3.7 Teknik Analisis Data 38

3.7.1 Tes Hasil Belajar 38

3.7.1.1 Menghitung Mean dan Standar Deviasi 38

3.7.1.2 Uji Normalitas 39

3.7.1.3 Uji Homogenitas 39

3.7.1.4 Uji Hipotesis 40

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Hasil Penelitian 42

4.1.1 Deskripsi Data Penelitian 42

4.2. Pengujian Analisis Data 43

4.2.1. Uji Normalitas 43

4.2.2. Uji Homogenitas 43

4.3. Observasi 44

4.4. Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 45

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka

mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin

dengan lingkungannya, sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya.

Dalam pendidikan terjadi proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar,

dengan adanya belajar terjadilah perkembangan jasmani dan mental siswa. Proses

belajar mengajar mencakup komponen pendekatan dan berbagai metode

pengajaran yang kemudian dikembangkan dalam proses pembelajaran tersebut.

Kegiatan proses belajar mengajar di sekolah merupakan usaha dalam

meningkatkan kualitas pendidikan, karena sekolah merupakan salah satu

perangkat pendidikan. Fisika merupakan ilmu fundamental yang menjadi dasar

perkembangan ilmu pengetahuan lain dan teknologi. Perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang teramat pesat saat ini, telah mempermudah

kehidupan manusia. Mengingat fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang

penting karena ilmu fisika digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan kemajuan

teknologi maka sudah sewajarnya mata pelajaran fisika dikembangkan dan

diperhatikan oleh semua pelaku pendidikan.

Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan saat ini adalah

masalah lemahnya proses pendidikan. Pendidikan di sekolah masih menjejali otak

anak dengan berbagai bahan ajar yang harus dihafal, pendidikan tidak diarahkan

untuk membangun dan mengembangkan karakter serta potensi yang dimiliki.

Pengajaran fisika akan semakin abstrak apabila hanya disampaikan melalui

bahasa verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme, artinya siswa hanya

mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung

dalam kata tersebut. Hal semacam ini akan menimbulkan kesalahan persepsi

siswa. Oleh sebab itu, sebaiknya diusahakan agar pengalaman siswa menjadi lebih

konkret, pesan yang ingin disampaikan benar-benar mencapai sasaran dan tujuan

(7)

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru fisika di SMA St.

Thomas 3 Medan, diperoleh bahwa hasil belajar siswa dalam sehari-hari masih

rendah, siswa hanya mendapatkan hasil ujian dengan nilai yang masih dibawah

50. Sedangkan KKM yang sudah ditentukan disekolah adalah 70. Berdasarkan

angket yang diberikan kepada siswa juga menunjukkan bahwa minat belajar siswa

terhadap pelajaran fisika masih kurang. Dari angket yang disebarkan kepada 32

orang siswa 71,2 % diantaranya menyatakan pelajaran fisika sulit dan kurang

menarik. Dari 32 orang siswa 76 % diantaranya bosan dengan pelajaran fisika.

Kurangnya kerja sama di antara siswa untuk mempelajari fisika mengakibatkan

menurunnya minat belajar terhadap fisika. Kegiatan pembelajaran di kelas saat ini

kurang menerapkan model pembelajaran yang bervariasi. Guru cenderung masih

menggunakan pembelajaran konvensional yang lebih didominasi oleh guru

(teacher center learning) sehingga siswa merasa jenuh. Penggunaan media yang

digunakan guru masih jarang lebih dominan menggunakan spidol dan papan tulis,

padahal media pembelajaran dapat memperjelas gambaran siswa tentang materi

yang akan dipelajari. Hal ini perlu mendapat perhatian dari seorang guru dengan

melakukan pembenahan pada proses belajar mengajar.

Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu diterapkan suatu model

pembelajaran yang sesuai dan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

fisika siswa. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan

diterapkan adalah model problem based learning (PBL). Model PBL merupakan

pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi (Trianto,

2010). Berpikir tingkat tinggi adalah kerja keras. Pembelajaran PBL

dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir,

pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang

dewasa melalui perlibatan mereka dalam pengalaman nyata dan menjadi pebelajar

yang otonom dan mandiri.

Penerapan Model pembelajaran PBL ini sudah pernah diteliti oleh

beberapa peneliti sebelumnya, seperti Hermanto (2013) yang menerapkan model

PBL di SMA N 1 Sei Bingai pada materi pokok Listrik Dinamis diperoleh nilai

(8)

diperoleh hasil postes 65,32. Menurut hasil penelitian Pohan (2013) menerapkan

model PBL di SMP N 5 Pematang Siantar pada materi pokok Listrik Dinamis

diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 35,29 setelah diberi perlakuan

dengan model PBL maka hasil belajar fisika siswa meningkat dengan nilai

rata-rata postes 60,43. Berdasarkan hasil kedua peneliti ini diketahui bahwa ada

pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran PBL terhadap hasil belajar.

Berdasarkan kesimpulan dan saran dari peneliti sebelumnya penulis akan

menindaklanjuti beberapa hal diantaranya untuk dapat lebih menuntun siswa

membangkitkan rasa nyaman dan menyenangkan sehingga siswa dapat lebih aktif

dan berani dalam mengeluarkan pendapat dan pertanyaan-pertanyaan yang

mengganjal dalam dirinya, mengalokasikan waktu dengan tepat terutama pada

tahapan aktivasi, menyajikan masalah yang lebih menarik dan mudah dipahami

siswa. Selama proses pembelajaran, aktivitas sangat penting diperhatikan karena

pada hakekatnya belajar merupakan perubahan tingkah laku yang menyangkut

pengetahuan dan keterampilan. Keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan

bertanya, memecahkan masalah, mempresentasikan hasil karya dan melakukan

percobaan. Dalam penelitian ini penulis akan menilai aktivitas siswa selama

proses pembelajaran dengan bantuan dua orang observer.

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa model atau metode mengajar

mempengaruhi suasana dan hasil belajar siswa. Guru yang mengajar dengan

model pembelajaran yang kurang menarik dapat menyebakan siswa menjadi

bosan, pasif, dan tidak kreatif. Oleh karena itu guru dituntut untuk menggunakan

model pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi belajar agar

tujuan akhir belajar dapat tercapai dengan tepat.

Setiap orang dapat berpikir dan memecahkan masalah, tetapi jelas ada

perbedaan yang luas dalam kecakapan-kecakapan tersebut antara orang yang satu

dengan yang lain. Perhatian yang utama ialah: apa yang dapat dilakukan untuk

menolong siswa berpikir lebih terang dan memecahkan masalah secara lebih

(9)

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Hukum Newton di Kelas X SMA St. Thomas 3 Medan”.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka permasalahan pada penelitian

ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1) Rendahnya hasil belajar fisika yang diperoleh siswa di sekolah.

2) Model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi, guru masih

menggunakan pembelajaran konvensional yang hanya didominasi oleh

guru (teacher center learning).

3) Minat dan motivasi siswa rendah dalam mempelajari pelajaran fisika.

4) Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih kurang.

5) Guru jarang menggunakan media pembelajaran dalam penyampaian

materi.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup masalah serta keterbatasan

kemampuan dan waktu peneliti, maka peneliti perlu membuat batasan masalah

dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA St. Thomas 3 Medan T.P.

2014/2015.

2. Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

3. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah materi semester I yaitu

(10)

1.4. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1) Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) pada materi pokok Hukum Newton di

kelas X Semester I SMA St. Thomas 3 Medan T.P. 2014/2015?

2) Bagaimana aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi pokok Hukum

Newton di kelas X Semester I SMA St. Thomas 3 Medan T.P.

2014/2015?

3) Bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada materi

pokok Hukum Newton di kelas X Semester I SMA St. Thomas 3 Medan

T.P. 2014/2015?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarakan rumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi pokok Hukum

Newton di kelas X Semester I SMA St. Thomas 3 Medan T.P. 2014/2015.

2) Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi pokok Hukum

Newton di kelas X Semester ISMA St. Thomas 3 Medan T.P. 2014/2015.

3) Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok

Hukum Newton di kelas X Semester I SMA St. Thomas 3 Medan T.P.

(11)

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian adalah:

a. Sebagai masukan bagi guru agar dapat memahami model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) dan menerapkannya dalam pembelajaran.

b. Sebagai wawasan bagi peneliti maupun pembaca tentang model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL).

c. Bahan referensi yang dapat digunakan para peneliti lain yang berminat untuk

melakukan penelitian yang serupa.

1.7. Defenisi Operasional

1. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat –

perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer,

kurikulum dan lain – lain. Joyce (dalam Trianto 2010: 22)

2. Model pembelajaran PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran di mana

siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk

menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan

ketrampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R.I., (2008), Learning To Teach, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Arikunto,S., (2011), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Djamarah, Z., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan.

Foster, Bob, (2007), Fisika SMA Kelas X A, Erlangga : Jakarta.

Hamalik, O., (2011), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Bandung

Harahap, M., dan Ritonga, W., (2012), Strategi Belajar Mengajar Fisika, FMIPA Unimed, Medan.

Hermanto, 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA N 1 Sei Bingai T.P. 2012/2013. Skripsi. Medan : FMIPA Unimed.

Istarani, (2011), 50 Model Pembelajaran Inovatif, Mediapersada, Medan

Kanginan, M., (2007), Fisika SMA/MA Kelas X, Erlangga, Jakarta.

Pohan, 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas IX SMP N 5 Pematang Siantar T.P. 2012/2013. Skripsi. Medan : FMIPA Unimed

Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Sani, Ridwan Abdullah., (2013), Inovasi Pembelajaran, Penerbit, Bumi Aksara, Jakarta.

(13)

Siagian, L. 2009. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Berdasarkan Masalah dan Model Pembelajaran Konvensional pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas IX SMP N 2 Rantau Parapat T.A 2008/2009. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito¸ Bandung.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Supiyanto, (2004), Fisika SMA Untuk SMA Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta

Supiyanto, (2006), Fisika SMA Jilid 1, Erlangga, Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Karakterisasi daging buah manggis dengan menggunakan plat memperlihatkan sifat; semakin tinggi frekuensi, kapasitansi dan loss coefficient semakin menurun sedangkan konduktansi akan

1) Guru dapat menerapkan pendekatan SAVI pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek kemampuan membaca pemahaman. 2) Guru dapat memahami dengan tepat langkah-langkah

Polimer biodegradabel seperti kopolimer poli(asam laktat)-poli(asam glikolat) (PLGA) biasanya dibuat melalui kopolimerisasi pembukaan cincin D,L-laktida dan glikolida

[r]

Akan tetapi, informasi pada situs OGSA-DAI sebagai acuan utama penulis tidak diberikan secara detil dalam hal pustaka yang terkait dengan sistem operasi dan paket GT yang

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel keamanan, privasi, nama merek, website dan navigasi, informasi dan kebijakan pengembalian dalam mempengaruhi

Untuk mempermudah kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penfsiran judul, maka masalah-masalah dalam penelitian ini dibatasi pada sejauh mana tindakan supervisi yang diterima

Pada konsep Multilevel pada sistem informasi geografis tindak kejahatan mempunyai arti data/informasi tindak kejahatan semakin lengkap (detail) sedangkan daerah tindak kejahatan