• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING

SAYURAN ORGANIK

DILA PRIASTUTI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2013

(4)

ABSTRAK

DILA PRIASTUTI. Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik. Dibimbing oleh ARIF IMAM SUROSO dan MUKHAMAD NAJIB

Tingginya kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat akhir-akhir ini, membuat orang-orang Indonesia yang cenderung mengkonsumsi makanan sehat seperti makanan organik. Sayuran organik diyakini memberikan manfaat yang lebih baik bagi tubuh dari sayuran yang ditanam menggunakan pestisida. Kesadaran masyarakat tentang kesehatan akan meningkatkan permintaan untuk sayuran organik. Fenomena ini membawa persaingan antara produsen sayuran organik untuk mengontrol pasar. Alat analisis yang dipakai adalah model berlian Porter dan model lima kekuatan Porter untuk melihat faktor-faktor eksternal dan faktor kondisi daya saing dari sayuran organik. Alat analisis yang digunakan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan strategi mana dari yang terbaik. Faktor tertinggi dari hasil analisa adalah sumberdaya modal, sumber daya sumber daya alam dan lingkungan, infrastruktur dan kekuatan pemasok dengan skor 3,60 sedangkan nilai terendah adalah pengaruh produk pengganti dengan skor 2. Prioritas tertinggi yang dapat dipilih sebagai strategi alternatif adalah membangun citra positif dalam industri dengan skor 0,409.

Kata kunci: analitis hirarki proses (AHP), berlian model, kompetitif, lima kekuatan porter, sayuran organik

ABSTRACT

DILA PRIASTUTI. Analysis of Increasing Competitiveness Strategy Organic Vegetables. Supervised by ARIF IMAM SUROSO and MUKHAMAD NAJIB

The high public awareness of healthy lifestyles these days, making the Indonesian people tend to eat healthy food like organic food. Organic vegetables is trusted to provide better benefits for the body than vegetables which pesticide used. Public awareness about health will increase the demand for organic vegetables. This phenomenon brings competition between producers of organic vegetables for market control. Analysis tool used is a Porter diamond models and five forces model of Porter to look at external factors and factors of competitiveness of organic vegetables. Another analysis tool is Analytical Hierarchy Process (AHP) to determine best strategy. The highest of factor analysis are capital resources, natural resources and environmental resources, infrastructure and power supplier by score 3.60 while the lowest value is the influence of a replacement product by score 2,00. Highest priority that can be chosen as an alternative strategy is building a positive image in the industry with a score of 0,409.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING

SAYURAN ORGANIK

DILA PRIASTUTI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik Nama : Dila Priastuti

NIM : H24090131

Disetujui oleh

Dr. Ir Arif Imam Suroso, M.Sc.Cs Pembimbing I

Dr. Mukhamad Najib, S.TP, MM Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2013 ini ialah peningkatan daya saing diantara pelaku usaha dengan judul Analisis Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc. dan Bapak Dr. Mukhamad Najib, S.TP, MM selaku pembimbing, atas masukan dan saran yang telah diberikan. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Vicky dan Bapak Yana selaku staff pelaksana Dinas Pertanian Kota Bogor, Bapak Ahmad Sulaeman selaku Dosen Peneliti dan Wakil Dekan FEMA, Bapak Anas selaku Dosen dan ketua University Farm, Ibu Ida Sri selaku staff pelaksana Pemerintahan Daerah Kota Bogor, dan Bapak Agung selaku owner dari Simply Fresh Selain itu ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Penulis berharap karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Penulis juga memohon maaf apabila masih terdapat kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 3

Definisi Daya Saing 3

Definisi Strategi 4

Manajemen Strategi 4

Porter’s Five Forces Model 4

Porter’s Generic Strategies 7

Analytical Hierarchy Process (AHP) 7

Penelitian Terdahulu 9

METODE 10

Kerangka Pemikiran 10

Lokasi dan Waktu Penelitian 11

Metode Pengumpulan Data 11

Metode Penarikan Sample 11

HASIL DAN PEMBAHASAN 12

SIMPULAN DAN SARAN 27

DAFTAR PUSTAKA 28

(10)

DAFTAR TABEL

1 Rata-Rata Konsumsi Sayuran Penduduk Indonesia 1

2 Nilai Skala Banding Berpasangan 8

3 Faktor yang berpengaruh terhadap daya saing sayuran organik

berdasarkan Porter’s Diamond Model 13

4 Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap daya saing sayuran organik

berdasarkan Porter’s Five Forces Model 17

5 Susunan bobot hasil pengolahan horizontal pada tingkat 3 23 6 Susunan bobot hasil pengolahan horizontal pada tingkat 4 23 7 Susunan bobot hasil pengolahan horizontal pada tingkat 5 23

8 Bobot Faktor Secara Vertikal 24

9 Bobot Aktor Secara Vertikal 25

10 Bobot Tujuan Secara Vertikal 25

11 Bobot Strategi Secara Vertikal 26

DAFTAR GAMBAR

1 Jumlah Produksi Sayuran di Indonesia (Sumber: www.bps.go.id.2013) 1 2 Perkembangan luas area pertanian organik Indonesia 2007-2011 2

3 Porter’s Five Forces Model 5

4 Porter’s Diamond Model 5

5 Tiga strategi generik (Porter, 2007) 7

6 Contoh Kerangka AHP 8

7 Kerangka pemikiran penelitian 11

8 Analisis peningkatan daya saing sayuran organik dengan menggunakan

Porter’s Diamond Model 16

9 Analisis peningkatan daya saing sayuran organik dengan menggunakan

Porter’s Five Forces Model 20

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor pertanian adalah sektor dengan kekuatan yang besar di Indonesia. Indonesia adalah negara agraris yang memiliki kondisi alam yang baik sehingga dapat menghasilkan produk-produk pertanian. Hal ini ditunjang pula dengan mata pencaharian penduduk yang sebagian besar adalah petani. Salah satu hasil pertanian yang potensial adalah sayuran. Jumlah sayuran yang dihasilkan cenderung meningkat tiap tahunnya.

9000000 9500000 10000000 10500000 11000000 11500000

2008 2009 2010 2011 2012

East

Gambar 1 Jumlah Produksi Sayuran di Indonesia (Sumber: www.bps.go.id.2013) Pada era globalisasi ini masyarakat mulai menyadari pentingnya kesehatan melalui pengkonsumsian makanan-makanan sehat yang diharapkan akan memberikan efek yang lebih baik untuk tubuh mereka. Masyarakat mulai beralih mengkonsumsi bahan makanan sehat seperti lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayuran. Setiap tahunnya, jumlah sayuran yang di konsumsi semakin meningkat jumlahnya. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata konsumsi sayuran oleh penduduk Indonesia yang tiap tahun semakin bertambah.

Tabel 1 Rata-Rata Konsumsi Sayuran Penduduk Indonesia Tahun Jumlah Rata-Rata Konsumsi Kenaikan

2007 40,90 Kg/Kapita/Tahun -

2008 41,32 Kg/Kapita/Tahun 0,42 kg

2009 43,5 Kg/Kapita/Tahun 2,18 kg

Sumber: Direktur Jenderal Holtikultura (2010)

(12)

2

Gambar 2 Perkembangan luas area pertanian organik Indonesia 2007-2011

Semakin luasnya lahan sayuran organik di Indonesia, mengidentifikasikan semakin banyaknya permintaan konsumen akan sayuran organik. Manfaat yang diberikan untuk tubuh akan lebih baik dibandingan sayuran yang di tanam dengan menggunakan pestisida. Maka dari itu, ditunjang dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi sayuran sehat serta kemudahan dan kegemaran masyarakat dalam mengkonsumsi sayuran organik ini, potensi yang dimiliki oleh Indonesia dalam memproduksi sayuran sayuran organik serta selalu meningkatknya permintaan pasar akan sayuran tersebut dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha yang bergerak di bidang agribisnis sayuran organik untuk memenuhi permintaan pasar serta mengembangkan usahanya. Meningkatnya pelaku usaha sayuran organik berarti meningkat pula persaingan dalam memenangkan pasar. Oleh karena itu diperlukan analisis untuk merumuskan strategi terbaik dan tepat untuk dapat meningkatkan keunggulan kompetitif.

Perumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini, akan dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa saja faktor-faktor kondisi dalam persaingan sayur organik?

2. Apa saja strategi yang tepat dalam meningkatkan daya saing sayuran organik?

3. Strategi apa yang menjadi prioritas untuk meningkatkan daya saing pemasaran sayuran organik?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis faktor-faktor kondisi yang mempengaruhi daya saing sayuran organik.

2. Menganalisis strategi dalam meningkatkan daya saing sayuran organik.

(13)

3 Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca dan dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian di bidang yang sama ataupun penelitian lanjutan.

2. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan di bidang manajemen strategi, khususnya mengenai perumusan strategi dalam menetapkan prioritas yang terbaik serta melatih kemampuan menulis untuk mengaplikasikan teori-teori yang sudah didapatkan pada saat perkuliahan. 3. Bagi pelaku usaha, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

bagi pelaku usaha sayuran organik dalam menerapkan strategi peningkatan daya saing.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas tentang peningkatan daya saing sayuran organik dan implikasinya terhadap strategi pemasaran yang akan digunakan. Ruang lingkup penelitian berfokus kepada pengkajian dalam keunggulan kompetitif dalam pemasaran sayuran organik. Penelitian ini juga berusaha untuk menganalisis faktor-faktor kondisi seperti pesaing baru, pesaing lama, barang pengganti dll. Penelitian dilakukan di Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup manajemen strategi, khususnya mengenai perumusan strategi.

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Daya Saing

Tambunan (2003) mendefiniskan bahwa daya saing yaitu kemampuan suatu komoditi untuk masuk ke dalam pasar luar negeri dan kemampuan untuk bertahan dalam pasar tersebut. Daya saing suatu negara di dalam pasar internasional dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif.

(14)

4

Definisi Strategi

David (2009) strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain itu, strategi memengaruhi perkembangan jangka panjang perusahaan, biasanya untuk lima tahun ke depan, dan karenanya berorientasi ke masa yang akan datang. Strategi mempunyai konsekuensi multifungsional atau multidivisional serta perlu mempertimbangkan, baik faktor eksternal maupun internal yang dihadapi perusahaan.

Suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya diperlukan suatu strategi untuk mengembangkan perusahaannya ke skala yang lebih besar. Oleh karena itu dibutuhkan perencanaan yang baik dan matang dengan melihat kondisi serta faktor-faktor di sekitar perusahaan untuk menentukan strategi apa yang akan diambil perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Manajemen Strategi

David (2002) mengemukakan bahwa manajemen strategi adalah seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplemantiskan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat perusahaan mampu mencapai obyektifnya. fokus manajemen strategis terletak pada memadukan manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi-operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. terdapat empat strategi dasar yang dapat diterapkan perusahaan. Strategi itu adalah strategi integrasi, strategi intensif, strategi diversifikasi dan strategi defensif. Strategi integrasi dapat dibagi menjadi tiga strategi yaitu integrasi ke depan, ke belakang, dan horisontal. Integrasi ke depan diartikan sebagai memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. Integrasi ke belakang berarti mencari kepemilikan atas perusahaan pemasok. Sedangkan integrasi horisontal didefinisikan sebagai mencari kepemilikan atau meningkatkan kendali atas pesaing.

Porter’s Five Forces Model

(15)

5

Gambar 3 Porter’s Five Forces Model

a) New Entrants merupakan pemain baru yang bergerak di bidang usaha yang sama dengan perusahaan anda.

b) Competitor merupakan pesaing-pesaing yang berhadapan langsung dengan perusahaan anda karena memiliki jenis produk atau jasa yang serupa dengan perusahaan anda.

c) Bargaining Power of suppliers merupakan kekuatan penawaran dari pemasok kepada anda dilihat dari banyaknya supplier yang

d) Bargaining power of buyer merupakan kekuatan custumer untuk berpindah dalam hal menggunakan produk atau jasa dari satu perusahaan ke perusahaan.

e) Subtitute product merupakan produk atau jasa pengganti yang dapat menggantikan produk atau jasa yang anda tawarkan.

Porter’s Diamond Model

Porter mengidentifikasi empat faktor yang menentukan daya saing. Model Berlian Porter dapat dilihat pada gambar 4 dibawah ini.

Gambar 4 Porter’s Diamond Model Keterangan:

Garis ( ) menunjukan keterkaitan antara komponen utama yang saling mendukung NEW ENTRANTS

Bargaining Power of Buyers Bargaining Power of

Suppliers

Subtitutes Competitors

Peran Kesempatan Persaingan Struktur, Strategi Perusahaan

Kondisi Faktor Sumberdaya

Industri Terkait dan Industri

Pendukung

Kondisi Permintaan Domestik

(16)

6

Garis ( ) menunjukan keterkaitan antara komponen penunjang yang mendukung komponen utama

a. Kondisi Faktor Sumberdaya

Faktor sumberdaya dibagi dalam lima kelompok yakni sumberdaya fisik atau alam, sumberdaya manusia, sumberdaya ilmu pengetahuan dan teknologi, sumberdaya modal, dan sumberdaya infrastruktur.

b. Kondisi Permintaan

Kondisi permintaan dapat dijadikan acuan bagi perusahaan untuk bersaing secara global. Permintaan domestik dapat memberikan tantangan bagi perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi permintaan daya saing nasional adalah komposisi permintaan domestik (struktur segmen permintaan domestik, pengalaman dan selera pembeli, antisipasi kebutuhan pembeli dalam dan luar negeri), jumlah permintaan dan pola pertumbuhan, dan internasionalisasi permintaan domestik.

c. Indutri Terkait dan Industri Pendukung

Industri hulu yang memiliki daya saing global akan memasok input bagi industri utama dengan harga yang relatif murah, mutu lebih baik, pelayanan yang cepat, pengiriman tepat waktu dan jumlah sesuai dengan kebutuhan industri utama, sehingga industri tersebut juga akan memiliki daya saing global yang tinggi. Begitu juga industri hilir yang menggunakan produk industri utama sebagai bahan bakunya. Apabila industri hilir memiliki daya saing global maka industri hilir tersebut dapat menarik industri hulunya untuk memperoleh daya saing global

d. Persaingan, Struktur dan Strategi Perusahaan

Persaingan adalah faktor pendorong untuk melakukan kompetisi berupa inovasi. Perusahaan yang mampu menciptakan hal baru akan mudah untuk bertahan di persaingan ini. Struktur pasar dipakai untuk melihat sejauh mana perusahaan dapat mempengaruhi harga, mengatasi hambatan masuk pasar dan kemampuan mempengaruhi permintaan. Strategi perusahaan digunakan untuk mengembangkan perusahan melalui penyusunan strategi yang matang dan terencana dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan tersebut dalam persaingan pasar.

e. Peran Pemerintah

Peningkatan daya saing umumnya tidak langsung dipengaruhi oleh pemerintah. Peran pemerintah hanya mempengaruhi faktor-faktor penentu daya saing global melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya. Pemerintah juga berperan sebagai fasilitator untuk mendorong supaya perusahaan melakukan perbaikan dan peningkatan daya saing.

f. Peran Kesempatan

(17)

7

Porter’s Generic Strategies

Untuk meraih kesuksesan dalam bersaing, Porter (2007) menjelaskan terdapat tiga pendekatan strategis generik yang secara potensial akan berhasil menggungguli perusahaan lama suatu industri, yaitu keunggulan dalam biaya menyeluruh, diferensiasi dan fokus.

a. Keunggulan dalam biaya menyeluruh

Keunggulan biaya menyeluruh memerlukan konstruksi agresif dari fasilitas skala efisien, usaha yang terus menerus dalam mencapai penurunan biaya karena pengalaman, pengendalian biaya dan overhead (biaya lain-lain) yang ketat, penghindaraan pelanggan marginal, serta meminimalkan biaya dalam bidang bidang seperti penelitian dan pengembangan (litbang), pelayanan, pengangkutan dan lain-lain. Posisi biaya rendah akan membuat perusahaan memperoleh hasil laba atas rataan dalam industrinya. Posisi biaya yang rendah memberikan perusahaan tersebut ketahan terhadap erivalitas dari para pesaing.

b. Diferensiasi

Strategi generik yang kedua adalah mendiferensiasikan produk atas jasa yang ditawarkan perusahaan, yaitu menciptakan sesuatu yang baru yang dirasakan oleh industri secara menyeluruh sebagai hal yang unik. Pendekatan untuk melakukan diferensiasi dapat bermacam-macam bentuknya, seperti citra produk atau merek, teknologi, pelayan pelanggan, jaringan penyalur atau bidang-bidang lain. Diferensiasi memberikan penyekat terhadap persaingan, karena adanya loyalitas merek dari pelanggan dan mengakibatkan berkurangnya kepekaan terhadap harga.

c. Fokus

Strategi generik yang terakhir adalah memusatkan (fokus) pada kelompok pembeli, segmen lini produk atau pasar wilayah geografis tertentu. Jika strategi biaya rendah dan diferensiasi ditujukan untuk mencapai sasaran di semua industri, maka strategi fokus dikembangkan untuk melayani target tertentu secara baik. Strategi ini didasarkan pada pemikiran bahwa perusahaan dengan demikian akan mampu melayani target strategiknya yang sempit secara lebih efektif dan efisiensi dibandingkan dengan pesaing yang bersaing lebih luas.

Keunggulan

Target

Posisi Biaya Rendah Kekhasan yang dirasakan konsumen

Seluruh Industri Keunggulan Biaya Menyeluruh

Diferensiasi

Segmen Tertentu Fokus

Gambar 5 Tiga strategi generik (Porter, 2007)

Analytical Hierarchy Process (AHP)

(18)

8

Gambar 6 Contoh Kerangka AHP

Menurut Saaty (1991), beberapa prinsip dalam menyelesaikan masalah dengan AHP adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi sistem

Tahap ini mendefinisikan persoalan dan rinci pemecahan yang diinginkan.

2. Penyusunan struktur

Tahap ini menyusun hierarki yang dimulai dengan tujuan, kriteria, dan alternatif tindakan. Hierarki adalah abstraksi struktur suatu sistem yang mempelajari fungsi interaksi antarkomponen dan dampaknya terhadap suatu sistem.

3. Membuat matriks perbandingan komparasi berpasangan. Nilai skala banding berpasangan dapat dilihat pada Tabel 7.

4. Melakukan tahap perbandingan dan penilaian

Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk mengembangkan peringkat matriks di langkah tiga.

Tabel 2 Nilai Skala Banding Berpasangan

Intensitas

pentingnya Definisi Penjelasan

1 Kedua elemen sama elemen atas elemen yang lainnya

7 Satu elemen jelas lebih Satu unsur dengan kuat disokong

Goal Strategi Daya Saing Sayuran Organik

Faktor Price Product Place Promotion

X1 X2 X3 Xn

(19)

9 yang satu atas yang lainmemiliki tingkat penegasan tertinggi yang

Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila

dibandingkan dengan i Sumber : Saaty (1991)

5. Setelah mengumpulkan semua data banding berpasang itu dan memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama, prioritas dicari dan konsistensi diuji.

6. Laksanakan langkah 3, 4, dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hierarki itu.

7. Menggunakan komposisi secara hierarki (sintesis) untuk membobotkan vektor-vektor prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Hasilnya adalah vektor prioritas menyeluruh untuk tingkat hierarki paling bawah. Jika hasilnya ada beberapa, diperbolehkan diambil nilai rata-rata aritmetiknya.

8. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirearki

Pengukuran konsistensi ini diperlukan untuk mengetahui konsistensi jawaban yang berpengaruhi terhadap kesahihan hasil. Langkah yang digunakan yaitu dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas kriteria bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis.

Penelitian Terdahulu

(20)

10

diversifikasi produk, khususnya untuk produk teh tujuan ekspor. Permasalahan lain yang menjadi fokus strategi adalah permasalahan yang terkait dengan konsumsi teh, strategi yang digunakan lebih diutamakan kepada peningkatan upaya promosi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai teh dan manfaatnya. Kemudian, strategi yang telah dihasilkan dipetakan ke dalam rancangan arsitektur strategik, sehingga dihasilkan rancangan arsitektur strategik agribisnis teh Indonesia.

Penelitian Yuti Arlan (2012) yang berjudul “Strategi Peningkatan Daya Saing PT Saung Mirwan Dengan Pendekatan Analytic Network Process (ANP) menggunakan alat analisis Porter’s Diamond Model, Matriks SWOT, dan Analytic Network Process (ANP). Pengolahan data menggunakan software Microsoft Excel 2007 dan Superdecisions 2.0.8. menunjukkan bahwa sumberdaya alam, teknologi, jumlah pembeli, tingkat pertumbuhan pembelian, dan petani mitra merupakan atribut yang paling besar pengaruhnya terhadap daya saing agribisnis sayuran dan yang paling rendah pengaruhnya adalah strategi pesaing. Penelitian juga menunjukkan bahwa kekuatan utama dari PT Saung Mirwan adalah mutu produk yang sudah mencapai kualitas ekspor, sedangkan kelemahan utama adalah karyawan yang kurang inisiatif dan sudah mulai jenuh. Peluang utama bagi PT Saung Mirwan adalah tren gaya hidup konsumen (pola hidup sehat), sedangkan yang menjadi ancaman utama adalah serangan hama dan anomali iklim. Analisis dengan menggunakan Matriks SWOT menghasilkan lima alternatif strategi untuk meningkatkan daya saing, yaitu menyediakan produk sesuai demand, mengadakan training dan gathering untuk karyawan, smart promotion, melaksanakan produksi sesuai prosedur, dan strategi efisiensi biaya. Analisis dengan menggunakan Analytic Network Process (ANP) menunjukkan bahwa strategi utama untuk meningkatkan daya saing PT Saung Mirwan adalah strategi melaksanakan produksi sesuai prosedur.

METODE

Kerangka Pemikiran

Pada era saat ini pola konsumsi masyarakat cenderung berubah menjadi mengkonsumsi makanan sehat. Salah satu contoh makanan sehat tersebut adalah sayuran organik. Hal ini menyebabkan jumlah permintaan akan sayuran organik di masyarakat semakin meningkat tiap tahunnya. Fenomena ini dimanfaatkan oleh produsen dan retail sayuran organik untuk meningkatkan penjualan guna memperoleh keuntungan yang lebih banyak lagi. Semakin banyaknya produsen dan retail yang bergelut di dunia bisnis sayuran organik ini, maka akan timbul persaingan yang ketat, oleh karena itu dalam hal ini analisis strategi peningkatan daya saing digunakan sebagai metode untuk mengetahui strategi apa yang terpilih untuk meningkatkan daya saing dan memenangkan pasar di bisnis sayuran organik.

(21)

11 five forces model untuk mengetahui faktor-faktor kondisi yang mempengaruhi peningkatan daya saing sayuran organik. Selanjutnya dilakukan analisis menggunakan Porter’s generic strategic untuk mengetahui strategi apa yang dapat diambil oleh pelaku usaha sayuran organik untuk meningkatkan saya saingnya. Tahap terakhir adalah melakukan analisis hirarki proses untuk mengetahui prioritas dari masing-masing elemen yang dipilih berdasarkan wawancara dengan para ahli. Berikut adalah kerangka pemikiran yang dilakukan pada penelitian kali ini.

Gambar 7 Kerangka pemikiran penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di beberapa lokasi di Bogor dengan mewawancarai beberapa sumber yaitu pakar ahli yang berasal dari kalangan akademisi, Pemerintah Daerah, Departemen Pertanian yang menangani sayuran organik, dan orang yang mengerti usaha agribisnis sayuran organik. Penelitian dilakukan pada periode Mei – Juli 2013.

Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelian ini adalah data primer yang diperoleh dari survey langsung, kuesioner, dan wawancara langsung dengan pihak ahli yang mengerti di bidang pemasaran sayuran organik serta data sekunder yang diperoleh dari studi literatur dan informasi yang berasal dari instansi terkait dengan topik penelitian seperti internet, perpustakaan IPB, dan Badan Pusat Statistik (BPS).

Metode Penarikan Sample

Data dikumpulkan dengan cara survey langsung dan teknik pengumpulan data berupa wawancara khusus (Elite Interviewing). Wawancara khusus dilakukan

Analisis Lingkungan

Porter’s Five Forces Model Porter’s Diamond Model

Analisis Strategi Bersaing

Analytical Hierarchy Process (AHP)

(22)

12

untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam melalui pakar dalam bidang tertentu dengan menggunakan kuesioner melalui pendekatan Porter’s Five forces model, Porter’s Diamond model dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Kriteria responden yang akan diteliti yaitu memiliki pengetahuan dan atau memiliki pengalaman tentang objek yang diteliti. Responden yang dipilih mewakili perusahaan yang dianggap memiliki pemahaman mendalam mengenai kondisi persaingan dan kondisi perusahan secara keseluruhan, seperti kalangan akademisi (1 orang), Pelaku usaha (2 orang), Pemerintah daerah (1 orang), dan departemen pertanian yang menangani sayuran organik (1 orang) dengan responden pada lampiran 8.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Sayuran Organik

Sayuran organik didefinisikan menurut (Afifi, 2007) sebagai suatu sistem produksi pertanian yang menghindarkan atau mengesampingkan penggunaan senyawa sintetik baik pupuk, zat tumbuh, maupun pestisida. Pertanian organik berbeda dengan penanaman secara konvensional yang memberikan unsur hara secara cepat dan langsung dalam membentuk larutan sehingga segera diserap dengan takaran dan waktu pemberian yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Penanaman sayuran organik diharapkan dapat mencegah kemungkinan dampak negatif yang muncul akibat penggunaan bahan-bahan kimia pada penanaman sayuran konvensional. Sistem dari pertanian organik sendiri diharapkan dapat meminimalisasi pencemaran berbahaya untuk lingkungan maupun bagi tubuh.

Faktor-Faktor Kondisi yang Mempengaruhi Daya Saing Sayuran Organik

(23)

13 Tabel 3 Faktor yang berpengaruh terhadap daya saing sayuran organik

berdasarkan Porter’s Diamond Model

NO Atribut Nilai Responden

Rata-Rata

6 Jumlah pembeli dan tingkat pertumbuhan

10 Tingkat persaingan retail sayuran organik

Sumber: Data primer, diolah (2013)

Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa atribut yang memiliki nilai tertinggi adalah sumberdaya modal, sumberdaya alam dan lingkungan serta infrastruktur yang dengan rata-rata nilai 3,60. Sementara atribut yang memiliki nilai paling rendah adalah preferensi konsumen, tingkat persaingan retail sayuran organik, dan strategi pesaing yang bernilai 2,60.

A. Faktor Kondisi

1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia adalah faktor yang menentukan pada peningkatan pembangunan suatu negara. Sumber daya manusia ini bersifat statis. Maksud dari sifat statis disini adalah sumber daya manusia memiliki peran sebagai penggerak dari faktor sumber daya yang lain. Persaingan akan timbul dari adanya pergerakan dari sumber daya manusia. Dalam perningkatan daya saing sayuran organik, para pemasar memiliki jumlah tenaga kerja yang mencukupi dengan kemampuan dan ketrampilan untuk mempengaruhi konsumen dengan tujuan meningkatkan penjualan dan memenangkan pangsa pasar.

2. Sumber Daya Modal

(24)

14

sayuran organik. Umumnya mereka menggunakan modal yang berasal dari uang pribadi untuk memulai usahanya. Cara ini ditempuh karena dianggap sebagai cara yang paling mudah dibandingkan harus memjinjam kepada instansi seperti bank yang memiliki bunga yang tidak rendah dan syarat yang cukup rumit.

3. Sumber Alam dan Lingkungan

Sumber daya fisik atau alam yang memengaruhi daya saing sayuran organik adalah keadaan iklim dan cuaca dan ketersediaan bahan baku, seperti benih dan pupuk organik non pestisida. Ketersediaan sumberdaya dan kondisi lingkungan seperti iklim memegang peranan penting dalam produksi sayuran organik. Terganggunya sistem tersebut akan menyebabkan menurunnya produksi sayuran organik atau bahkan terjadi yang dinamakan gagal panen.

4. Teknologi

Teknologi sangat menentukan kemajuan dari suatu industri. Teknologi merupakan hal yang sangat penting bagi keberlangsungan usaha sayuran organik. Keadaan dilapangan menyatakan bahwa teknologi yang dipakai dalam memproduksi sayuran organik yang cukup modern sepeti mesin pengepakan, namun teknologi sederhana juga masih digunakan seperti alat pembasmi hama dan alat penyebar pupuk. Padahal tersedianya beberapa alat teknologi yang modern pada produksi sayuran organik dapat mempermudah produsen dalam memproduksi dan menyelesaikan pesanan sayur organik dalam skala besar.

5. Infrastruktur

Kondisi infrastruktur fisik yang cukup lengkap dan dalam kondisi yang baik merupakan salah satu pendukung peningkatan daya saing sayuran organik . Infrastruktur yang mempengaruhi daya saing sayuran organik meliputi jalan raya, transportasi yang tersedia, energi listrik, dan sistem komunikasi.

Kondisi infrastruktur untuk saat ini dapat dikatakan dalam kondisi cukup baik. Namun apabila infrastruktur yang sudah ada seperti jalan raya dan alat transportasi diperbaiki lagi kondisinya, maka akan menunjang peningkatan daya saing sayuran organik karena mempermudah pendistribusian sayuran organik ke konsumen.

B. Kondisi Permintaan

1. Jumlah Pembeli dan Tingkat Pertumbuhan

Sayuran organik saat ini telah menjadi kebutuhan dan juga gaya hidup sehat yang banyak dicari oleh konsumen. Jumlah pembeli dan tingkat pertumbuhannya semakin tinggi seiring dengan pengetahuan konsumen akan makanan sehat organik yang kian meningkat. Konsumen yang cerdas akan memilih makanan dengan kualitas baik dan memberikan manfaat yang lebih baik untuk tubuhnya. Oleh karena itu, jumlah permintaan di pasar akan sayuran organik terus bertambah, hal tersebutlah yang menyebabkan tingginya tingkat persaingan sayuran organik.

2. Preferensi Konsumen

(25)

15 dibeli oleh konsumen nantinya. Misalkan konsumen menginginkan sayur organik jenis tertentu yang belum ada dipasaran atau menginginkan produk dengan kualitas yang baik, maka peluang ini dapat digunakan oleh produsen untuk memproduksi sayuran organik jenis tersebut dan memperbaiki kualitas produk yang telah ada sebelumnya.

C. Industri Terkait dan Industri Pendukung 1. Pemasok

Pemasok adalah faktor yang penting dalam keberlangsungan dari usaha sayuran organik ini. Pemilihan pemasok yang tepat akan memberikan manfaat yang baik pula bagi usaha ini. Pemasok dengan kualitas produk yang baik dan tepat waktu akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, sehingga akan membuat konsumen royal terhadap produk tersebut.

2. Retail

Retail atau distributor memegang peranan yang sangat penting dalam usaha sayuran organik ini dimana retail terlibat langsung dengan produsen serta konsumen. Retail memiliki peran sebagai penyalur serta penetap strategi yang akan dipilih dalam memasarkan sayuran organik. D. Persaingan Industri

a. Tingkat Persaingan Retail

Masuknya pesaing retail baru pada usaha sayuran organik adalah hal potensial yang mungkin terjadi. Pada dasarnya mendirikan usaha tidak harus diawali dengan modal yang besar, jika skala usaha yang hendak dibangun adalah skala yang tidak besar. Pemerintah sendiri tidak memberikan hambatan berarti bagi para pengusaha untuk memasuki persaingan usaha sayuran organik. Hal ini dapat dilihat dari lemahnya kebijakan dan regulasi pemerintah.

b. Stategi Pesaing

Strategi pesaing bisa menjadi ancaman bagi pelaku usaha sayuran organik yang terdahulu jika mereka tidak memiliki kekuatan dalam meraih pangsa pasar. Dengan melihat strategi yang digunakan oleh pesaing sebenarnya kita dapat mempelajari kekuatan dan kelemahan apa saja yang terdapat pada strategi tersebut. Nantinya dapat kita perbaiki dan tiru dengan lebih baik strategi pesaing sehingga kita dapat unggul dalam menjalankan usaha sayuran organik ini.

c. Peran Pemerintah

Pemerintah diharapkan memiliki peran sebagai badan pembuat regulasi, penyesia fasilitas dan pemberi motivasi untuk mengembangkan ekonomi dalam negeri. Program-program serja kebijakan yang dibuat oleh pemerintah seperti terntang permasalahan infrastruktur, sangat membantu pengusahan dalam mengembangkan usaha sayuran organik. Kurang baiknya kondisi infrastruktur dapat menjadi hambatan bagi pengusaha untuk mendistribusikan produknya.

d. Peran Kesempatan

(26)

16

organik dari luar negeri masuk ke pasar dalam negeri. Hal ini membuat persaingan semakin meningkat karena pesaing tidak hanya muncul dari domestik melainkan dari luar. Untuk itu, dengan memanfaatkan teknologi yang ada pula para produsen dalam negeri harusnya dapat menggunakan teknologi tersebut untuk menghasilkan sayuran organik dengan kualitas yang tidak kalah dengan kualitas sayuran impor sehingga produk lokal dapat tetap bersaing.

Gambar 8 Analisis peningkatan daya saing sayuran organik dengan menggunakan Porter’s Diamond Model

Keterangan:

Garis ( ) menunjukan keterkaitan antara komponen utama yang saling mendukung Garis ( ) menunjukan keterkaitan antara komponen penunjang yang mendukung komponen utama

Dari gambar model yang diatas dapat dijelaskan bahwa pada usaha sayuran organik, terdapat empat faktor utama yang mempengaruhi jalannya usaha ini yakni persaingan industri yang meliputi tingkat persaingan antar retail serta strategi yang digunakan, kondisi permintaan domestik seperti jumlah pembeli yang preferensi konsumen akan produk sayuran organik yang dihasilkan, kondisi faktor diantaranya sumberdaya manusia, sumberdaya alam, modal, teknologi, dan infrastruktur. Serta faktor utama yang terakhir adalah industri terkait dan industri pendukung yang meliputi retail dan pemasok. Selain itu terdapat dua faktor pendukung diluar dari empat faktor utama yang mempengaruhi daya saing sayuran organik, dimana kedua faktor tersebut berada diluar kendali pemilik usaha

(27)

17 sayuran organik. Faktor tersebut adalah faktor kesempatan dan peran pemerintah berupa regulasi yang dikeluarkan untuk mengatur jalannya usaha ini.

Tabel 4 Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap daya saing sayuran organik berdasarkan Porter’s Five Forces Model

NO Atribut Nilai Responden

Rata-Rata

4 Dampak yang diberikan oleh pesaing baru

3 2 5 2,4

Daya tawar pemasok (Bargaining Power of suppliers)

5 Kekuatan Pemasok 2 3 5 3,6

6 Pengaruh pemasok terhadap usaha sayuran organik

1 4 5 2,8

7 Pemilihan Pemasok Sayuran organik 1 3 1 5 3

Dilihat dari Daya tawar konsumen

(Bargaining power of buyer)

Sumber: Data primer, diolah (2013)

Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa atribut yang memiliki nilai tertinggi adalah kekuatan pemasok dengan nilai rata-rata 3,60. Sementara atribut yang memiliki nilai paling rendah adalah pengaruh produk subtitusi dengan nilai 2,00.

A. Persaingan antar perusahaan saingan (New Entrants) 1. Pesaing Lama

Pesaing lama adalah ancaman dalam persaingan sayuran organik. Alasannya adalah pesaing lama telah memiliki pengalaman yang banyak, karakteristik yang khas, citra positif dari konsumen, telah dikenal oleh konsumen sayuran organik serta memiliki pangsa pasarnya sendiri, sehingga untuk memperluas pangsa pasar tidaklah sesulit pesaing yang baru masuk dalam industri ini.

2. Keunggulan Pesaing

(28)

18

sisi kelemahan. Kelemahan ini yang nantinya dapat digunakan untuk strategi daya saing sayuran organik. Seperti contoh pesaing unggul dalam hal harga dan kualitas produk namun lemah dalam jumlah jenis produk sayur organik yang ditawarkan. Kita sebagai pelaku usaha dapat memperbaiki diri dengan menambah jumlah sayuran yang dijual namun juga tidak kalah dengan kualiitas produk dan harga yang ditawarkan dengan pesaing lain. Dengan demikian, diharapkan kita sebagai pelaku usaha dapat meraih pangsa pasar yang lebih baik kedepannya.

B. Potensi masuknya pesaing baru (Competitor) 1. Munculnya pesaing baru

Munculnya pesaing baru pada usaha sayuran organik memiliki potensi yang cukup besar untuk memasuki industri sayuran organik ini. Seiring dengan semakin meningkatnya permintaan pasar akan sayuran organik, maka akan meningkat pula jumlah pelaku usaha untuk memenuhi permintaan tersebut. Hal ini yang menyebabkan tingginya daya saing sayuran organik di pasar.

2. Dampak yang diberikan oleh pesaing baru

Masuknya pemain baru di usaha sayuran organik tentu akan berdampak kepada pelaku usaha yang telah terlebih dahulu menjalankan usaha ini. Salah satu dampaknya adalah beralihnya konsumen ke pesaing yang membuat menurunnya penjualan pengusaha lama. Namun hal ini dapat diminimalisasi dengan tetap menjaga kualitas produk serta mengawasi dan mengevaluasi strategi yang digunakan oleh pesaing dan selanjutnya diterapkan di perusahaan sendiri. Pentingnya menjaga kepercayaan konsumen juga akan membantu stabilitas atau bahkan meningkatkannya permintaan akan sayuran organik akibat dari loyalitas konsumen.

C. Daya tawar pemasok (Bargaining Power of suppliers) 1. Kekuatan pemasok

Pemasok dapat berasal dari berbagai daerah yang memiliki kemampuan dalam menghasilkan produk sayuran organik. Pemasok banyak menawarkan berbagai opsi dalam menyalurkan produknya sepeti pilihan harga dan pilihan kualitas produk. Pemilihan pemasok yang memberikan harga terjangkau dengan kualitas baik adalah satu strategi yang tepat untuk menghadapi daya saing sayuran organik yang semakin tinggi.

2. Pengaruh pemasok terhadap usaha sayuran organik

(29)

19 komunikasi yang baik antar pemasok dan retail dengan maksud meminimalisasi dampak negatif yang tidak diharapkan.

3. Pemilihan Pemasok Sayuran organik

Pemilihan pemasok sayuran organik harus dipertimbangan dengan baik dan matang. Pemilihan dapat dilakukan berdasarkan kualitas produk yang dihasilkan, harga yang ditawarkan dan kemudahan dalam memperoleh produk.

D. Dilihat dari Daya tawar konsumen (Bargaining power of buyer) 1. Pengaruh Konsumen/Pembeli

Dalam industri usaha sayuran organik, konsumen cukup memberi pengaruh terhadap keberlangsungan usaha ini. Pengaruh yang diberikan konsumen seperti keinginan konsumen akan produk sayuran organik yang dihasilkan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen. Sebagai contoh konsumen menginginkan produk sayuran organik yang berkualitas baik dengan harga terjangkau atau konsumen mengharapkan adanya sayuran organik jenis tertentu yang belum ada dipasaran. Permintaan seperti ini cukup mempengaruhi retail secara tidak langsung. Retail akan menyampaikan permintaan konsumen kepada produsen untuk memenuhi keinginan tersebut atau jika produsen tidak dapat memenuhinya maka tugas retail adalah mencari pemasok lain jika tidak ingin ditinggal oleh konsumennya karena tidak dapat memenuhi keinginan konsumen.

E. Potensi pengembangan produk-produk pengganti (Subtitute product) 1. Munculnya Produk subtitusi

Munculnya produk subtitusi sayuran organik seperti sayuran non organik maupun sayuran organik impor merupakan ancaman bagi pelaku usaha sayuran organik lokal. Jika tidak ditangani dengan baik, maka produk subtitusi bagi sayuran organik tersebut akan memberikan dampak negatif bagi pelaku usaha sayuran organik lokal. Dengan tetap menjaga kualitas, membangun citra positif untuk menumbuhkan tingkat kepercayaan konsumen serta menjaga stabilisasi harga merupakan cara yang efektif untuk mengurangi efek negatif yang ditimbulkan oleh adanya produk subtitusi.

2. Pengaruh produk subtitusi

(30)

20

Gambar 9 Analisis peningkatan daya saing sayuran organik dengan menggunakan Porter’s Five Forces Model

Dari gambar model yang diatas dapat dijelaskan bahwa competitor yang masuk akibat adanya pesaing dan dampak yang diberikan berada pada tingkat retail. Retail sayuran organik harus waspada akan munculnya pesaing-pesaing baru yang akan mempengaruhi usaha mereka. Oleh karena itu, untuk mendukung kekuatan suatu retail untuk bertahan dalam persaingan, dibutuhkan suatu kekuatan yang akan membantu retail dalam menghadapi persaingan pasar sayuran organik. Kekuatan tersebut diantaranya dengan pemilihan pemasok sayuran organik berkualitas baik dan serta melihat pengaruh dari pemilihan pemasok tersebut terhadap usaha yang dijalankan. Pemilihan pemasok ini memiliki pertimbangan seperti adanya pengaruh yang yang diberikan oleh konsumen. Konsumen dapat mempengaruhi retail dalam pemilihan pemasok seperti permintaan khusus konsumen mengenai kualitas, harga , dan sayuran-sayuran organik jenis tertentu. Pada usaha ini, ancaman yang muncul berasal dari pesaing dan produk subtitusi sayuran organik. Pesaing pasti memiliki keunggulan-keunggulan yang dapat merebut pasar, oleh karena itu dibutuhkan suatu studi pasar untuk melihat keunggulan yang dimiliki pesaing yang nantinya akan digunakan dalam penentuan strategi apa yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan daya saing sayuran organik. Munculnya produk subtitusi dari sayuran organik juga perlu di waspadai agar sayuran organik tidak kalah bersaing di pasaran.

Alternatif Strategi Untuk Meningkatkan Daya Saing Sayuran Organik

Setelah mengetahui faktor-faktor kondisi yang mempengaruhi daya saing sayuran organik, selanjutnya dilakukan analisis untuk menetukan alternatif strategi yang akan diterapkan menggunakan Porter’s Generic Strategies.

Terdapat 3 hal yang menjadi tujuan untuk meningkatkan saya saing, yaitu: 1. Untuk meningkatkan kualitas hasil produksi, digunakan strategi

(31)

21 kualitas produk dan strategi fokus dengan melakukan pelatihan yang intensif bagi petani produksi.

2. Untuk meningkatkan penjualan, digunakan strategi Fokus dengan alternatif strategi menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan membangun citra yang positif dalam industri.

3. Untuk memperluas pangsa, digunakan strategi fokus dengan alternatif strategi bermitra dengan pemasok sayuran organik.

Analisis Strategi yang Menjadi Prioritas Dalam Meningkatkan Daya Saing

Analisis selajutnya yang dilakukan dalam penelitian ini adalah meyusun hirarki dengan melihat goal, faktor-faktor, aktor, tujuan, dan strategi yang telah di analisis pada tahapan sebelumnya. AHP dari meningkatkan daya saing sayuran organik dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10 Struktur AHP pada daya saing sayuran organik

Goal Mencari Alternatif Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik

(32)

22

Goal dari penyusunan AHP pada penelitian ini adalah Mencari Alternatif Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik dengan faktor-faktor yang dianggap paling berpengaruh oleh pakar yaitu Sumberdaya Modal (F1), Sumberdaya alam dan lingkungan (F2), Infrastruktur (F3), Keunggulan Pesaing (F4) dan Kekuatan Pemasok (F5). Selanjutnya pada ditetapkan aktor yang memegang peranan dalam meningkatkan daya saing diantaranya Produsen (P1), Retail (P2), dan Pemerintah (P3). Hasil diskusi dengan para pakar didapatkan bahwa aktor yang paling berperan dalam meningkatkan daya saing sayuran organik adalah Retail (P2). Tujuan yang hendak dicapai dalam meningkatkan daya saing sayuran organik adalah Meningkatkan kualitas hasil produksi (T1), Meningkatkan penjualan (T2) dan Memperluas pangsa pasar (T3). Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan hasil meningkatkan hasil produksi (T1) merupakan tujuan utama yang dilakukan oleh Retail untuik meningkatkan kualitas hasil produksi. Jika dilihat dari perannya, meningkatkan kualitas bukan peran dari retail. Retail sendiri berperan secara tidak langsung dalam meningkatkan kualitas hasil produksi sayuran organik. Dalam kasus ini, retail hanya mengontrol petani produksi untuk tetep mempertahankan kualitas sayuran yang baik atau meningkatkan kualitas hasil produksinya. Jika sayuran yang dihasilkan petani berkualitas rendah atau kurang baik, retail dapat memutuskan kontrak atau memilih pemasok lain yang dapat memenuhi standar produk yang dijual pada retail tersebut. Oleh karena itu, retail memegang peranan yang paling besar dalam meningkatkan kualitas sayuran organik dalam meingkatkan daya saing walapun retail sendiri tidak memproduksi langsung sayuran tersebut.

Tahap terakhir dalam penyusunan hirarki ini adalah menetapkan alternatif-alternatif strategi yang dapat diambil berkaitan dengan strategi peningkatan daya saing sayuran organik, yaitu: Menghasilkan produk yang berkualitas tinggi (S1), Bermitra dengan pemasok sayuran organik (S2), Membangun citra yang positif dalam industri (S3), Mengontrol kualitas produk (S4) dan Pelatihan yang intensif bagi petani produksi (S5). Strategi yang memiliki nilai tertinggi yakni membangun citra yang positif dalam industri. Strategi ini diterapkan oleh retail guna menciptakan kepercayaan serta loyalitas konsumen sayuran organik. Citra posisitf dari suatu usaha berbanding lurus dengan kepercayaan yang didapatkan. Maka dari itu seiring dengan citra positif yang diperoleh maka akan didapatkan kepercayaan serta loyalitas konsumen untuk membeli produk sayuran organik di retail tersebut.

Analisis Prioritas Strategi Untuk Meningkatkan Daya Saing Sayuran Organik dengan Menggunakan AHP

(33)

23 1. Aktor

Hasil pengolahan horizontal dari tingkat ke 3 pada hierarki pengambilan keputusan adalah strategi peningkatan daya saing sayuran organik. Tingkat kepentingan masing-masing aktor untuk setiap faktor yang mempengaruhi dalam penyusunan strategi peningkatan daya saing dapat di lihat pada tabel dibawah ini. Tabel 5 Susunan bobot hasil pengolahan horizontal pada tingkat 3

Aktor/Faktor F1 F2 F3 F4 F5

A1 0,154 0,234 0,195 0,182 0,155

A2 0,563 0,424 0,526 0,563 0,552

A3 0,283 0,342 0,279 0,290 0,293

Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa aktor yang berpengaruh terhadap faktor yaitu Retail (A2), dimana retail memiliki pengaruh terhadap faktor Sumberdaya Modal (F1), Sumberdaya alam dan lingkungan (F2), Infrastruktur (F3), Keunggulan Pesaing (F4), dan Kekuatan Pemasok (F5). Retail memilki nilai tertinggi pada (F4) karena retail dapat mementukan keunggulan pesaing. Dalam sumberdaya modal (F1), retail menempati nilai tertinggi karena keberadaan retail menetukan perputaran modal di kalangan pelaku usaha. Serta pada kekuatan pemasok (F5), retail memiliki peran sebagai distributor dari pemasok ke konsumen dengan menentukan pemasok mana yang terbaik.

2. Tujuan

Hasil pengolahan horizontal dari tingkat ke 4 pada hierarki pengambilan keputusan strategi peningkatan daya saing sayuran organik terhadap tingkat kepentingan tujuan untuk setiap aktor dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 6 Susunan bobot hasil pengolahan horizontal pada tingkat 4

Tujuan/Aktor A1 A2 A3

T1 0,563 0,502 0,581

T2 0,283 0,330 0,276

T3 0,154 0,168 0,142

Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa tujuan utama yang berpengaruh terhadap semua aktor adalah meningkatkan kualitas hasil produksi (T1). Dengan meningkatkan kualitas hasil produksi sayuran organik, maka sayuran organik tersebut akan memiliki daya jual yang baik dan mampu bersaing serta menumbuhkan minat beli konsumen.

3. Alternatif Strategi

Hasil pengolahan horizontal dari tingkat ke 5 pada hierarki pengambilan keputusan strategi peningkatan daya saing sayuran organik dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 7 Susunan bobot hasil pengolahan horizontal pada tingkat 5

Strategi/Tujuan T1 T2 T3

(34)

24

S2 0,110 0,113 0,112

S3 0,146 0,404 0,401

S4 0,065 0,061 0,064

S5 0,150 0,142 0,150

Dari hasil analisis diatas dapat dilihat bahwa alternatif strategi ketiga menjadi alternatif yang dipilih oleh responden ahli untuk setiap tujuan dalam kaitannya dengan peningkatan daya saing sayuran organik. Strategi dengan membangun citra yang positif dalam industri (S3) memiliki nilai tertinggi dengan tujuan meningkatkan penjualan dan memperluas pangsa pasar. Dengan membangun citra yang positif, diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan dan loyalitas konsumen untuk membeli sayuran organik. Selain itu, strategi yang dapat diberikan adalah menghasilkan produk yang berkualitas tinggi (S1). Strategi tersebut juga memiliki nilai tertinggi. Apabila sayuran organik yang dihasilkan memiliki kualitas baik, maka konsumen akan beralih membeli ataupun akan loyal terhadap produk-produk dari sayuran organik.

Pengolahan data selanjutnya yaitu pengolahan secara vertikal dengan tujuan melihat pengaruh dari masing-masing unsur dalam suatu hierarki terhadap fokus utama. Hasil dari pengolahan vertikal pada AHP peningkatan daya saing sayuran organik adalah sebagai berikut

1. Faktor

Hasil pengolahan vertikal pada tingkat faktor untuk pengambilan keputusan strategi peningkatan daya saing sayuran organik dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 8 Bobot Faktor Secara Vertikal

Berdasarkan Tabel 8, faktor yang menjadi prioritas utama untuk meningkatkan daya saing sayuran organik adalah faktor sumberdaya alam dan lingkungan (0,386). Sumberdaya alam dan lingkungan memiliki peranan penting dalam hal produksi sayuran organik. Apabila sumberdaya alam dan lingkungan tidak mendukung, maka tidak menutup kemungkinan tidak tersedianya bibit atau benih yang akan ditanam atau terjadinya gagal panen. Jika sampai terjadi demikian, maka untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam negeri, dapat diambil kebijakan berupa impor atau konsumen beralih mengkonsumsi sayuran non organik. Hal tersebut akan membuat daya saing menjadi rendah. Faktor kedua yang dapat meningkatkan daya saing sayuran organik adalah infrastruktur (0,253). Faktor ini penting mengingat infrastruktur merupakan hal penting dalam pendistribusian produk sayuran organik ke retail. Faktor ketiga yang dapat meningkatkan daya saing yaitu kekuatan pemasok dengan nilai (0,187). Pemasok memegang peranan penting sebagai perantara dari produsen ke konsumen.

Faktor Bobot Prioritas

F1 0,103 4

F2 0,386 1

F3 0,253 2

F4 0,071 5

(35)

25 Faktor selanjutnya adalah faktor sumberdaya modal dengan nilai (0,103) dimana modal merupakan faktor pertama yang menentukan bergerak atau tidaknya suatu usaha. Tanpa modal yang memadai maka besar kemungkinan proses produksi akan terhambat. Faktor yang paling kecil tingkat kepentingannya menurut pakar adalah keunggulan pesaing (0,071). Pakar berpendapat bahwa umumnya pesaing yang telah lama bergelut di usaha sayuran organik telah memilki ciri khas dan kekuatan masing-masing sehingga keunggulan pesaing dianggap faktor yang tidak begitu penting dibandingkan dengan faktor lainnya.

2. Aktor

Hasil pengolahan vertikal pada tingkat aktor untuk pengambilan keputusan strategi peningkatan daya saing sayuran organik.

Tabel 9 . Bobot Aktor Secara Vertikal

Aktor Bobot Prioritas

A1 0,193 3

A2 0,507 1

A3 0,300 2

Aktor yang berperan penting dan memiliki prioritas utama dalam peningkatan daya saing adalah retail dengan nilai bobot (0,507). Retail memiliki peran sebagai penyalur atau distributor sayuran organik yang berasal dari produsen ke konsumen. Retail sendiri dapat mempengaruhi daya saing sayuran organik dengan tawaran mengenai berbagai kualitas serta harga produk yang bervariasi. Aktor yang berperan kedua dalam peningkatan daya saing sayuran organik adalah pemerintah (0,300). Pemerintah bertugas untuk mengontrol, membuat kebijakan, dan mengatur jalannya usaha dan keputusan atas ekspor – impor sayuran organik. Aktor yang terakhir dengan prioritas ketiga adalah produsen (0,193). Produsen bertindak sebagai penghasil sayuran organik untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Produsen memiliki prioritas paling rendah karena pakar menganggap bahwa produsen hanya bertugas menghasilkan sayuran organik saja sedangkan tugas pemasaran dan kebijakan mengenai pemasaran yang dianggap lebih penting dari hanya menghasilkan produk dilakukan bukan dilakukan oleh produsen melainkan oleh retail dan pemerintah.

3. Tujuan

Hasil pengolahan vertikal pada tingkat tujuan untuk pengambilan keputusan strategi peningkatan daya saing sayuran organik

Tabel 10 Bobot Tujuan Secara Vertikal

Tujuan Bobot Prioritas

T1 0,548 1

T2 0,296 2

T3 0,156 3

(36)

26

lebih luas lagi dan dengan begitu pengembangan usaha juga mungkin untuk dilakukan. Tujuan kedua yang ingin dicapai dalam prioritasnya di tingkat kedua adalah dengan meningkatkan penjualan (0,296). Jika produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik, akan pelaku usaha akan lebih percaya diri dalam menghadapi persaingan pasar dan tentu mengharapkan peningkatan penjualan juga. Tujuan prioritas ketiga atau terakhir dalam meningkatkan daya sang sayuran organik adalah memperluas pangsa pasar dengan nilai (0,156).

4. Strategi

Hasil pengolahan vertikal pada tingkat alternatif strategi untuk pengambilan keputusan strategi peningkatan daya saing sayuran organik

Tabel 11 Bobot Strategi Secara Vertikal

Strategi Bobot Prioritas

S1 0,268 2

S2 0,111 4

S3 0,409 1

S4 0,064 5

S5 0,148 3

Berdasarkan Tabel 13, alternatif strategi peningkatan daya saing sayuran organik yang paling banyak dipilih oleh pakar adalah alternatif strategi ketiga yaitu membangun citra yang positif dalam industri (0,409). Dengan strategi tersebut pelaku usaha sayuran organik dapat menanamkan kepercayaan konsumen terhadap retail. Kepercayaan akan menimbulkan loyalitas konsumen dalam membeli atau memakai suatu produk. Dengan demikian diharapkan adanya peningkatan penjualan atau setidaknya tetap bertahan di dalam persaingan bisnis sayuran organik. Alternatif selanjutnya adalah dengan menghasilkan produk dengan kualitas yang tinggi (0,268). Dengan menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, maka akan timbul pula kepuasan dalam diri konsumen. Konsumen yang puas, diharapkan akan terus mengkonsumsi sayuran organik tanpa beralih mengkonsumsi produk lain.

Alternatif strategi yang ketiga adalah bermitra dengan pemasok sayuran organik (0,268). Hubungan yang baik akan memberikan manfaat yang baik dalam jangka waktu pendek maupun jangka waktu yang panjang dengan menumbuhkan kepercayaan antara pemasok dengan retail. Strategi yang keempat adalah melakukan pelatihan yang intensif bagi petani produksi (0,148) dengan harapan petani dapat menghasilkan produk sayuran organik dengan kualitas yang baik. Alternatif kelima adalah mengontrol kualitas produk dengan nilai (0,064).

Implikasi Manajerial

Implikasi manajerial yang dapat dilakukan para pelaku usaha sayuran organik adalah sebagai berikut :

(37)

27 hama, penyiraman tanaman, mesin untuk penyebaran upuk dan mesin untuk pengepakan. Penerapan teknologi ini sebelumnya dilakukan sosialisasi mengenai pengenalan, cara guna serta manfaat yang dapat dirasakan akibat dari penggunaan teknologi modern seperti mempermudah dalam pekerjaan sehingga memungkinkan terjadinya produksi massal. Selain itu manfaat yang dapat dirasakan adalah efisiensi waktu dan tenaga kerja untuk menekan biaya produksi.

2. Dalam bidang produksi, melakukan pengawasan pada proses produksi dapat meningkatkan kualitas dan daya tahan produk. Apabila produk yang dihasilkan baik, maka citra positif akan didapatkan oleh pelaku usaha sayuran organik.

3. Dalam bidang manajemen, motivasi dan semangat kerja bagi para petani maupun pegawai di bidang produksi harus ditingkatkan untuk mengurangi stres dan kejenuhan bekerja. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi hal negatif tersebut adalah dengan kegiatan yang membangun hubungan kekeluargaan baik secara vertikal maupun secara horizontal. Dengan adanya motivasi yang tinggi pada pegawai, maka akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Dampak positifnya adalah terjadinya peningkapan kapasitas produksi, skala usaha dan kesejahteraan.

4. Dalam bidang manajemen, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan pesaing dalam menerapkan strategi usahanya, diperlukan perbandingan kinerja dengan pelaku usaha sayuran organik lain. Setelah mengamati bagaimana pesaing bekerja, dapat dilakukan proses evaluasi memperbaiki diri untuk meningkatkan produktivitas dan peningkatan mutu pada sayuran organik yang dihasilkan.

5. Dalam bidang pemasaran, kerjasama dengan beberapa pelaku bisnis lain seperti pemasok, retail, supermarket, sangat dianjurkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pangsa pasar dengan menjual produk lebih banyak yang lebih merata. Promosi atau beriklan juga penting untuk dilakukan dengan harapan konsumen lebih mengetahui tentang usaha sayuran organik dan menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap sayuran organik yang dijual sehingga permintaan akan sayuran organik akan meningkat.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor kondisi yang paling berpengaruh terhadap peningkatan daya saing sayuran organik adalah sumberdaya modal, sumberdaya alam dan lingkungan, infrastruktur, kekuatan pemasok yang masing-masing bernilai 3,60. Sedangkan faktor yang memiliki pengaruh paling rendah adalah pengaruh produk subtitusi dengan nilai 2,00.

(38)

28

organik, Membangun citra yang positif dalam industri, Mengontrol kualitas produk dan Pelatihan yang intensif bagi petani produksi.

Alternatif strategi yang prioritasnya paling tinggi untuk dipilih adalah strategi membangun citra yang positif dalam industri (0,409). Strategi tersebut dapat meningkatkan daya saing dari kalangan pelaku usaha sayuran organik dengan cara meningkatkan kepercayaan konsumen dan loyalitas konsumen untuk tetap membeli produk sayuran organik.

Saran

Adapun saran yang diberikan untuk pelaku usaha sayuran organik sehingga dapat meningkatkan daya saing industri adalah: (1) membangun citra yang positif dalam industri untuk mendapatkan kepercayaan serta loyalitas dari konsumen, (2) melakukan kontrol terhadap kualitas produk yang akan dijual untuk mendapatkan tingkat kepuasan konsumen yang tinggi, (3) penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis lebih jauh lagi mengenai daya saing sayuran organik terutama dengan pesaing dari luar atau sayuran organik impor untuk mengetahui strategi apa yang tepat untuk meningkatkan daya saing di pasar global.

DAFTAR PUSTAKA

Afifi, M. F. 2007. Analisis Kepuasan Konsumen terhadap Atribut Sayuran Organik dan Penerapan Personal SellingBenny’s Organic Gaeden. Skripsi. Program Ektensi Manajemen Agribisnis, IPB. Bogor.

[AOI]. Aliansi Organik Indonesia. 2011. Statistik Pertanian Organik Indonesia 2011. Bogor (ID): AOI.

Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi Sayuran di Indonesia Tahun 2008-2012. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_subyek =55&notab=70 [14 Mei 2013]

Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi Sayuran di Indonesia, 1997-2012. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_subyek =55&notab=70 [12 Juni 2012]

David, Fred R. 2002. Manajemen Strategi Konsep. Terjemahan. Edisi Ketujuh. Prenhallindo. Jakarta.

David, Fred R. 2006. Manajemen Strategis: Konsep, Edisi 10 (Terjemahan). Budi, Ichsan Setiyo, penerjemah. Jakarta: Salemba Empat.

David, Fred R. 2009. Manajemen Strategis: Konsep. Dono Sunardi, penerjemah. Ed ke-12. Jakarta: Salemba Empat

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2010. Statistik Produksi Hortikultura. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura.

(39)

29 Munandar, Jono M. 2011. Kewirausahaan Dan Dayasaing Agribisnis. Lukman

M. Baga, Anna Fariyanti, Siti Jahroh, tim editor. Bogor: IPB Press.

Porter, Michael E. 1990. The Competitive Advantage of Nations. New York: The Free Pass.

Porter, Michael E. 1994. Keunggulan Bersaing: Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul (Terjemahan). Jakarta: Binarupa Aksara. Porter, ME. 2007. Strategi Bersaing (Terjemahan). Kharisma Publishing Group,

Tangerang.

Saaty, Thomas L. 1991. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin: Proses Hirarki Analitik Untuk Pengambilan Keputusan Dalam Situasi Yang Komplek. Liana Setiono, penerjemah; Kirti Peniwati, editor. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.

(40)

30

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Dila Priastuti biasa dipanggil dengan Dila, dilahirkan pada tanggal 27 Februari 1991 di Bandung, merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Priyanto dan Ibu Tutik Retnowati. Penulis menempuh pendidikan formal di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Kota Bandung pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2006. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 22 Bandung pada tahun 2006 dan lulus pada tahun 2009. Selama masa SMA penulis mengikuti organisasi English Club.

Gambar

Gambar 1 Jumlah Produksi Sayuran di Indonesia (Sumber: www.bps.go.id.2013)
Gambar 3 Porter’s  Five Forces Model
Gambar 6 Contoh Kerangka AHP
Gambar 7 Kerangka pemikiran penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal penggunaan faktor produksi, terutama penggunaan biaya produksi dalam memperoleh pendapatan pulp, industri pulp Indonesia memiliki daya saing yang relatif lebih

Karena itu, permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : • Bagaimana dapat dirumuskan strategi dan kebijakan yang tepat guna membangun daya saing industri

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber daya manusia, modal, pemasaran produk, dan dukungan pemerintah daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap daya saing usaha

Inovasi Perguruan Tinggi untuk Peningkatan Daya Saing Industri...

Sumber pertumbuhan industri agro China berpola ke promosi ekspor, sementara Thailand mengarah ke kemajuan teknologi (changes in input-outuput coefficients) Dalam konsep

Hasil penelitian menunjukkan (1) terdapat sebelas kriteria untuk mengukur daya saing, (2) Wilayah Pengembangan Satu Kabupaten Malang unggul dalam sektor industri, (3)

Beberapa kebijakan pemerintah untuk meningkatkan daya saing industri pakaian jadi adalah fasilitas Kawasan Berikat KB, Kemudahan Impor Tujuan Ekspor KITE, restrukturiasai

Memberikan Informasi yang bermanfaat bagi pemerintah dan para pelaku usaha lainnya dibidang perkebunan dalam pengembangan industri kelapa sawit yang dikaitkan dengan daya saing minyak