• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat dan Manfaat Ekonomi Program Corporate Social Responsibility (CSR) Chevron Geothermal Salak, Ltd. Bidang Ekonomi di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat dan Manfaat Ekonomi Program Corporate Social Responsibility (CSR) Chevron Geothermal Salak, Ltd. Bidang Ekonomi di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DAN MANFAAT EKONOMI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(CSR) CHEVRON GEOTHERMAL SALAK, LTD. BIDANG EKONOMI DI KECAMATAN

PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR

IRPAN RIPA’I SUTOWO

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Indeks Kepuasan

Masyarakat dan Manfaat Ekonomi Program Corporate Social Responsibility

(CSR) Chevron Geothermal Salak, Ltd. Bidang Ekonomi di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor” adalah karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juni 2013

(3)

RINGKASAN

IRPAN RIPA’I SUTOWO. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat dan Manfaat Ekonomi Program Corporate Social Responsibility (CSR) Chevron Geothermal Salak, Ltd. Bidang Ekonomi di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Dibimbing Oleh UJANG SEHABUDIN.

Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan memiliki berbagai dampak terhadap lingkungan, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Dampak-dampak yang ditimbulkan tersebut mendorong adanya konsep tanggungjawab sosial dan lingkungan atau biasa disebut corporate social

responsibility (CSR). Ketentuan hukum positif untuk mengatur regulasi

pelaksanaan CSR di Indonesia terdapat dalam Pasal 74 UU Nomor 40. Pasal tersebut berisi tentang kewajiban perseroan terbatas yang menjalankan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumberdaya alam untuk melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Pemberdayaan masyarakat sangatlah penting dilakukan guna meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang diukur oleh masyarakat dunia dengan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) yang saat ini masih di bawah negara-negara ASEAN lainnya.

Chevron Geothermal Salak, Ltd. (CGS) salah satu perusahaan yang melakukan kegiatan tanggungjawab sosial (CSR) di wilayah operasinya yaitu di empat desa Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Desa binaan CGS yaitu Desa Ciasihan, Ciasmara, Cibunian, dan Purwabakti yang terdiri dari Kelompok Tani Kacapi, Celempung, Berkah Tani, dan Karya Mandiri, selain itu pendampingan dilakukan pada kelompok pemuda empat desa tersebut dan Koperasi SiRaA. Program-program CSR CGS telah berlangsung sejak tahun 2005 s.d. sekarang dan telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat setempat. Berdasarkan hal tersebut permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu apakah manfaat-manfaat yang dirasakan dari adanya program, berapakah nilai indeks kepuasan masyarakat (IKM) terhadap program, dan bagaimana tingkat kesesuaian antara kinerja pelayanan program dengan harapan masyarakat.

Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif yang meliputi penilaian persepsi responden dan informan pada program CSR CGS; perhitungan nilai IKM dan nilai kesesuaian antara kinerja dengan harapan masyarakat. Sedangkan metode kualitatif yang dilakukan meliputi deskripsi dan pembahasan data kuantitatif yang diolah, serta studi literatur mengenai manfaat program, IKM, dan kesesuaiannya.

Hasil analisis kualitatif menunjukan bahwa teridentifikasi manfaat-manfaat program CSR CGS yang meliputi, meningkatkan skill, meningkatkan pendapatan, membantu akses permodalan, meningkatkan kemandirian, manfaat yang berkelanjutan. Nilai IKM sebesar 2,75 dikonversi menjadi 68,75, dengan nilai mutu pelayan B dan terkategori Baik. Secara keseluruhan didapat tingkat kesesuaian antara kinerja program dengan harapan masyarakat cukup tinggi yaitu sebesar 78,37 persen yang artinya kepentingan masyarakat sudah terpenuhi dengan baik sebesar 78,37 persen.

(4)

ANALISIS INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DAN MANFAAT EKONOMI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(CSR) CHEVRON GEOTHERMAL SALAK, LTD. BIDANG EKONOMI DI KECAMATAN

PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR

IRPAN RIPA’I SUTOWO

H44080081

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat dan Manfaat Ekonomi Program Corporate Social Responsibility (CSR) Chevron Geothermal Salak, Ltd. Bidang Ekonomi di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor

Nama : Irpan Ripa‟i Sutowo NRP : H44080081

Menyetujui, Pembimbing

Ir. Ujang Sehabudin NIP. 19680301 199303 1003

Mengetahui,

Ketua Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

Dr. Ir. Aceng Hidayat, M.T NIP. 19660717 1992031 1 003

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillaahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahnya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Salawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Ucapan terima kasih penulis sampaikan dengan penuh rasa hormat kepada:

1. Bapak Ir. Ujang Sehabudin sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia memberikan bimbingan dan arahan hingga selesainya skripsi ini. 2. Bapak Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec sebagai dosen penguji utama dan

Bapak Benny Osta Nababan, S.Pi, M.Si sebagai dosen penguji wakil departemen yang telah memberikan saran, kritik, dan masukan, sehingga penulis dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

3. Bapak Dali Mulia Sadli, ST, MM., selaku Community Enggegement Specialist Chevron Geothermal Salak, Ltd. yang telah memberikan motivasi, bimbingan, dan dukungannya dalam peneyelesaian skripsi ini dan Kahfie Bachtiar (PT. Outsourcing Indonesia) yang banyak membantu dalam penelitian.

4. Bapak Ahmad Jamili selaku manajer Koperasi Jasa Keuangan Syariah “Mitra Usaha” SiRaA beserta staf dan Bapak Hari M. Husein selaku koordinator kegiatan dari Yayasan Paramitra Lingkungan (Pamitran) beserta staf yang telah memberikan informasi terkait penelitian.

5. Kelompok Tani (Kacapi, Celempung, Karya Mandiri, Berkah Tani), Kelompok Pemuda empat desa di Pamijahan, dan KJKS SiRaA atas dukungan serta bantuannya dalam pengambilan data skripsi.

6. Ayahanda (Bambang Agus Sutowo) dan ibunda (Tuti Alawiyah), adik-adik tercinta (Hermi, Julian, Ananda, Adinda, Arya, dan Qolbu) yang selalu memberikan kasih sayang, doa, semangat, dan dukungannya.

7. Dian Andrayani yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberi ide pemikiran, dukungan, dan semangat; dan teman-teman sebimbingan (Yoppy, Wawan, Stevi, Windi, Eka, Dita, Sinta, Rizki), serta seluruh keluarga besar ESL 45 lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang selalu memberi motivasi, kebersamaan, dan kekompakan.

8. Saudara-saudara tercinta di Asrama Sylvapinus (Didin, Muhibudin, Agum, Agung, Nasir, Ilham, Opi, Soleh, Ali Sarton, dll.) yang telah memberikan banyak saran, semangat, dan rasa kekeluargaan yang tinggi.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan melimpahkan rahmat, petunjuk, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul “Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat dan Manfaat Ekonomi Program Corporate Social Responsibility

(CSR) Chevron Geothermal Salak, Ltd. Bidang Ekonomi di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor” tepat pada waktunya. Skripsi penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mahasiswa/i Institut Pertanian Bogor (IPB).

Penulis menyadari bahwa skripsi penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan pembuatan skripsi penelitian ini. Demikian, penulis berharap semoga skripsi penelitian ini bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Bogor, Juni 2013

(8)
(9)

viii

5.2. Chevron Geothermal and Power Operations ... 41

5.3. Chevron Geothermal Salak, Ltd. (CGS) ... 44

5.3.1. Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) CGS 45

5.3.2. Departemen Policy, Government, and Public Affair (PGPA) ... 46

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 48

6.1. Pelayanan Program Bantuan CSR CGS di Kecamatan Pamijahan ... 48

6.2. Analisis Manfaat-manfaat Program CSR CGS Bagi Masyarakat Penerima Manfaat di Kecamatan Pamijahan ... 53

6.3. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap Pelayanan Program Bantuan CSR CGS ... 62

6.4. Importance Performance Analysis (IPA) ... 63

6.4.1. Penilaian Masyarakat terhadap Tingkat Kinerja dan Kepentingan Program Bantuan CSR CGS ... 64

6.4.2. Tingkat Kesesuaian antara Kinerja dan Kepentingan Program CSR CGS ... 81

6.4.3. Analisis Diagram Cartesius terhadap Indikator- indikator Pelayanan Program CSR CGS ... 82

VII. SIMPULAN DAN SARAN ... 87

7.1. Simpulan ... 87

7.2. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 91

LAMPIRAN ... 93

(10)

ix DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Matriks Indikator, Sub Indikator, dan Item Pertanyaan untuk

Menganalisis Kualitas Pelayanan Program Bantuan CSR CGS ... 21

2 Penentuan Responden Penelitian di Kecamatan Pamijahan, 2012 ... 26

3 Matriks Tujuan Penelitian, Sumber Data, Metode Pengambilan Data, dan Analisis Data Penelitian ... 27

4 Interval Pengukuran Mutu Kinerja Unit Pelayanan Program CSR CGS ... 31

5 Interval Pengukuran Kinerja Unit Pelayanan, dan Kepentingan Unit Pelayanan Sub Indikator Program CSR CGS ... 32

6 Penilaian Tingkat Kepentingan Masyarakat Terhadap Program CSR CGS ... 32

7 Penilaian Tingkat Kinerja Program CSR CGS Terhadap Program CSR CGS ... 32

8 Keadaaan Mata Pencaharian Penduduk Desa Purwabakti, 2012 ... 38

9 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Purwabakti, 2012 ... 38

10 Keadaaan Mata Pencaharian Penduduk Desa Ciasmara, 2012 ... 40

11 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Ciasmara, 2012 ... 40

12 Keadaaan Mata Pencaharian Penduduk Desa Ciasihan, 2012 ... 41

13 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Ciasihan, 2012 ... 41

14 Bantuan yang Diperoleh Masyarakat Empat Desa di Kecamatan Pamijahan, 2007-2011 ... 52

15 Output Manfaat Peningkatan Kemampuan (skill) Usaha dalam Program CSR CGS di Kecamatan Pamijahan, 2012 ... 55

16 Neraca dan Laba Rugi KJKS SiRaA di Desa Ciasmara Kecamatan Pamijahan, 2009-2012 ... 56

17 Estimasi Peningkatan Pendapatan Petani dengan Adanya Bantuan Bibit Pohon Kayu dan Perkebunan di Kecamatan Pamijahan ... 58

18 Rekapitulasi Realisasi Kredit dan Tabungan KJKS SiRaA di Kecamatan Pamijahan, 2009-2012 ... 58

(11)

x DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Subjek-subjek Fundamental dari Tanggungjawab Sosial Menurut ISO 26000 ... 10 2 Skema Kerangka Pemikiran Penelitian ... 24 3 Diagram Cartesius Tingkat Kepentingan dan Kinerja ... 34 4 Persepsi Masyarakat Penerima Manfaat Program Bantuan CSR CGS

Terhadap Manfaat-manfaat Program (dalam persen) ... 54 5 Diagram Cartesius dari Indikator-indikator Pelayanan Program CSR

(12)

xi DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 94 2 Struktur OrganisasiTim PROPER CGS ... 102 3 Laba Rugi KJKS Mitra Usaha (SiRaA) Desember 2009 s.d.

Desember 2012 ... 103 4 Hasil Pengukuran Kinerja secara Keseluruhan ... 105 5 Penilaian Masyarakat terhadap Tingkat Kinerja pada Indikator-

indikator Kualitas Pelayanan Program CSR CGS ... 107 6 Penilaian Masyarakat terhadap Tingkat Kepentingan pada

Indikator-indikator Kualitas Pelayanan Program CSR CGS ... 109 7 Perhitungan Tingkat Kesesuaian antara Kinerja dan Kepentingan

Indikator-indikator Kualitas Pelayanan Program CSR CGS ... 111 8 Struktur Kepengurusan dan Pengelolaan KJKS Mitra Usaha SiRaA 112 9 Analisis Usahatani Masyarakat Penerima Manfaat Program CSR

CGS di Kecamatan Pamijahan ... 113 10 Analisis Manfaat dan Biaya Program CSR CGS Penanaman Pohon

Kayu di Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan ... 114 11 Analisis Manfaat dan Biaya Program CSR CGS Penanaman Aren

di Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan ... 115 12 Analisis Manfaat dan Biaya Program CSR CGS Penanaman Kopi

di Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan ... 116 13 Analisis Manfaat dan Biaya Program CSR CGS Penanaman Sukun

(13)

1 I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan memiliki berbagai dampak terhadap lingkungan, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Dampak terhadap lingkungan eksternal sering kali menjadi sorotan, karena pengaruhnya terhadap orang lain atau lingkungan sosial di luar perusahaan. Hal tersebut menimbulkan pendapat bahwa pelaku bisnis atau perusahaan memiliki tanggung jawab sosial untuk mengupayakan suatu kebijakan serta membuat keputusan atau melaksanakan tindakan yang sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai masyarakat (Wartick dan Cochran, 1985 dalam Solihin, 2009).

Pendapat di atas merupakan kerangka dasar lahirnya konsep tanggungjawab sosial perusahaan guna mengelola dampak kegiatan perusahaan agar tercipta pembangunan yang berkelanjutan. Konsep tersebut dikenal sebagai

(14)

2 Konsep CSR tahun 1990-an hingga saat ini lebih berkembang dengan adanya ide konsep berupa pembangunan berkelanjutan (sustainability development). Keberadaan konsep baru ini didasarkan pada kenyataan bahwa maraknya aktivitas pembangunan telah menyebabkan meningkatnya penurunan kualitas lingkungan dan kerusakan sumberdaya alam. Hal ini secara tidak langsung akan berpengaruh pula pada kualitas hidup manusia dan keberlanjutan pembangunan ekonomi. Sehingga dapat dikatakan konsep CSR sama dengan konsep sustainable development yang dibangun berdasarkan tiga aspek yang saling mendukung, yaitu aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

(15)

3 Salah satu perusahaan yang menerapkan CSR sebagai bentuk tanggungjawab sosialnya yaitu Chevron. Chevron merupakan perusahan internasional yang bergerak khusus pada bidang energi. Chevron memiliki cabang perusahaan di berbagai negara termasuk Indonesia, dengan spesifikasi pemanfaatan sumber energi yang berbeda-beda. Salah satunya cabang Chevron yang berada di Indonesia bergerak di bidang pemanfaatan energi panas bumi (geothermal energy). Cabang Chevron yang memanfaatkan energi panas bumi berada di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Cabang Perusahaan ini lebih dikenal dengan nama Chevron Geothermal Salak, Ltd. (CGS).

CGS memiliki fokus pada pertambangan gas alam dengan memanfaatkan panas yang terkandung di dalam perut bumi (geothermal energy). Kesadaran CGS untuk melaksanakan kegiatan CSR dicerminkan dengan adanya bagian eksternal perusahaan atau yang biasa disebut kehumasan yang bertugas mengurus kegiatan CSR yang berhubungan dengan pihak-pihak luar perusahaan. Konsep CSR yang digunakan CGS yaitu Community Engagement (CE). Konsep CE lebih bersifat luas dengan memadukan konsep-konsep yang terdapat pada pemberdayaan masyarakat dan kolaborasi dengan pihak lain. Konsep CE tidak hanya sekedar memberdayakan masyarakat saja tetapi melihat keberlangsungan dan keterlibatan aktif berbagai pihak dalam menjalankan prosesnya.

(16)

4 Program CSR CGS bidang ekonomi berfokus pada peningkatan ekonomi masyarakat sekitar (masyarakat lokal). Dalam hal ini CSR CGS mulai mengembangkan ekonomi masyarakat melalui upaya pengembangan usaha tani, Lembaga Keuangan Mikro (LKM), serta pendampingan-pendampingan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Berdasarkan Laporan Tahunan CGS pada tahun 2007 program CSR CGS bidang ekonomi yang dilakukan adalah menawarkan kursus-kursus pada pertanian, perikanan, dan home industry dengan menyediakan bantuan dalam menjalankan usaha serta menawarkan program pendampingan dalam pelaksanaan UKM. Capaian utama yang diharapkan dari program CSR CGS yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah kerja CGS.

Menurut Meredith, Hubbard, dan Hailes (1988) dalam Sanim (1996), peranan dasar usaha/bisnis kecil, menengah, dan koperasi dalam konteks perekonomian, sangat penting dan strategis terutama dalam kehidupan masyarakat madani (civil society). Peranan ini bisa dalam bentuk peningkatan sumberdaya manusia khususnya entrepreneurship, usaha/bisnis kecil, menengah, dan koperasi yang mempengaruhi setiap aktifitas masyarakat suatu bangsa, merupakan dasar bagi pencapaian kesejahteraan ekonomi (economic wellbeing), dan juga merupakan syarat mutlak bagi ketahanan nasional (national security/stability).

(17)

5 sosial (social jealousy) karena adanya kesenjangan sosial ekonomi dan kemiskinan. Peranan usaha kecil pada tingkat mikro (analisis usaha kecil, menengah, dan koperasi), adalah sebagai: (1) alat distribusi untuk bisnis besar (distribution outlet for high business), (2) sumber pendapatan dan perolehan devisa, (3) menciptakan kompetisi (creation of competition), (4) medan bagi inovasi independen dan bakat kewirausahaan (avenue for independent innovation and entrepreneuril talent), dan (5) kontribusi bagi desentralisasi (contribution to decentralization) (Sanim, 1999).

Begitu penting peranan usaha kecil baik pada tingkat makro maupun mikro, namun usaha kecil di Indonesia banyak memiliki kendala dalam pengembangannya. Kendala-kendala yang dihadapi yaitu permodalan, sumberdaya manusia, pemasaran, optimalisasi produksi, dan lain-lain. Upaya-upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan meminimalisir kendala-kendala tersebut melalui program-program bantuan Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), perusahaan swasta, dan partisipasi masyarakatnya sendiri.

(18)

6 Implementasi program CSR CGS bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan diharapkan dapat memberikan banyak manfaat kepada masyarakat terutama dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai kepuasan masyarakat secara menyeluruh terhadap program bantuan CSR CGS bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan. Output yang diharapkan dari penelitian ini yaitu CSR CGS mampu memperbaiki kinerja pada program bantuan CSR CGS bidang ekonomi agar tujuan yang diharapkan tercapai dengan optimal untuk masyarakat penerima manfaat program bantuan CSR CGS di Kecamatan Pamijahan.

1.2. Perumusan Masalah

Keberlanjutan program CSR CGS bidang ekonomi yang telah terlaksana perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi mendalam terkait output program bantuan yang diharapkan yaitu untuk meningkatkan ekonomi di Kecamatan Pamijahan. Salah satu instrumen yang digunakan dalam tahap pemantauan dan evaluasi program CSR CGS yaitu dengan menganalisis indeks kepuasan masyarakat (IKM) terhadap program bantuan CSR CGS bidang ekonomi. Untuk itu perumusan masalah utama dalam penelitian ini yaitu :

1. Apakah manfaat-manfaat program CSR CGS yang dirasakan bagi masyarakat penerima manfaat di Kecamatan Pamijahan ?

2. Berapakah nilai indeks kepuasan masyarakat (IKM) penerima manfaat program CSR CGS bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan ?

(19)

7 1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Menganalisis manfaat-manfaat program CSR CGS bagi masyarakat penerima manfaat di Kecamatan Pamijahan.

2. Menganalisis nilai indeks kepuasan masyarakat (IKM) penerima manfaat program CSR CGS bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan.

3. Mengetahui tingkat kesesuaian antara kinerja pelayanan program dengan harapan atau kepentingan masyarakat penerima manfaat program CSR CGS.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi stakeholder yang terlibat dalam penyelenggaraan program CSR CGS khususnya di bidang ekonomi.

stakeholder yang terlibat yaitu Chevron Geothermal Salak, Ltd. (CGS), masyarakat lokal, akademisi, LSM, dan Pemerintah. Adapun manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagi CGS diharapkan dengan adanya penelitian ini CGS dapat menentukan kebijakan-kebijakan implementasi program CSR yang lebih efektif berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi program CSR CGS, agar tercapainya tujuan program CSR CGS bidang ekonomi yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah kerja CGS.

(20)

8 3. Bagi akademisi atau peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya mengenai indeks kepuasan masyarakat program CSR CGS di Kecamatan Pamijahan.

4. Bagi LSM dan Pemerintah sekitar, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rekomendasi penentu kebijakan dalam upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi di Kecamatan Pamijahan.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini memiliki ruang lingkup sebagai berikut:

1. Responden penelitian ini yaitu masyarakat penerima manfaat program CSR CGS di empat desa yaitu Desa Cibunian, Desa Purwabakti, Desa Ciasmara, dan Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.

2. Program CSR CGS yang dianalisis nilai kepuasannya yaitu program CSR pada bidang ekonomi berupa pelatihan-pelatihan usaha (capacity building). 3. Penelitian ini memiliki keterbatasan pada mengambilan data sekunder dari

CGS.

(21)

9 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Corporate Social Responsibility (CSR)

Kotler dan Lee (2005) dalam Solihin (2009) merumuskan CSR sebagai kegiatan yang merupakan komitmen perusahaan secara sukarela untuk turut meningkatkan kesejahteraan komunitas dan bukan merupakan aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum dan perundang-undangan semata, seperti kewajiban untuk membayar pajak atau kepatuhan perusahaan terhadap undang-undang ketenagakerjaan. Konsep CSR ini ada sebagai upaya mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan yang diharapkan ialah pembangunan pemenuhan kebutuhan manusia saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya.

Ketentuan hukum positif untuk mengatur regulasi pelaksanaan CSR di Indonesia terdapat dalam Pasal 74 UU Nomor 40. Pasal tersebut berisi tentang kewajiban perseroan terbatas yang menjalankan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumberdaya alam untuk melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan1. Selain itu, kewajiban melaksanakan CSR juga diatur dalam Pasal 15, Pasal 17, dan Pasal 34 UU No. 25 Tahun 2007. Pasal-pasal tersebut berisi tentang penanaman modal, dimana terdapat tanggungjawab yang melekat pada setiap perusahaan modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat

Kegiatan CSR yang baik merupakan satu kesatuan yang dapat menyentuh dan mengembangkan subjek-subjek fundamental dari tanggungjawab sosial. Pola

1

(22)

10 kesatuan subjek dari tanggungjawab sosial tersebut secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 1.

Sumber : http://www.iso.org/sr

Gambar 1. Subjek-subjek Fundamental dari Tanggungjawab Sosial Menurut ISO 26000

2.2. Tahapan Implementasi Program CSR

Layaknya sebuah program kerja, kegiatan CSR juga memerlukan tahapan-tahapan pelaksanaan. Tahapan tersebut dimaksudkan agar kegiatan CSR dapat berjalan dengan baik dan dapat memenuhi target yang diharapkan. Tahapan program CSR meliputi perencanaan program CSR, implementasi program CSR, pengawaasan dan evaluasi program CSR, dan pelaporan program CSR.

2.2.1. Perencanaan Program CSR

Perencanaan (planning) merupakan awal kegiatan penetapan dari berbagai hasil akhir (objectives/goals) yang ingin dicapai oleh perusahaan yang meliputi strategi, kebijakan, prosedur, program, dan anggaran yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Perumusan tujuan CSR oleh perusahaan sangat bergantung kepada hasil analisis perusahaan terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Berdasarkan hasil environmental scanning, atau lebih

(23)

11 dikenal dengan konteks CSR sebagai environmental assessment, perusahaan dapat merumuskan tujuan CSR perusahaan dengan berbagai strategi alternatif yang dapat ditempuh oleh perusahaan.

Kotler dan Lee (2006) dalam Solihin (2009) menyebutkan enam kategori program CSR. Pemilihan program alternatif CSR yang akan dilaksanakan oleh perusahaan sangat bergantung kepada tujuan pelaksanaan CSR yang ingin dicapai perusahaan. Keenam jenis program CSR tersebut adalah sebagai berikut:

1. Cause Promotions, dalam program ini perusahaan menyediakan dana atau sumber dana lainnya yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu permasalahan sosial atau untuk mendukung pengumpulan dana, partisipasi dari masyarakat, atau perekrutan tenaga sukarela untuk kegiatan tertentu.

2. Cause Related Marketing, dalam program ini perusahaan memiliki komitmen

untuk menyumbangkan persentase tertentu dari penghasilannya untuk suatu kegiatan sosial berdasarkan besarnya penjualan produk.kegiatan ini biasanya didasarkan kepada penjualan produk tertentu, untuk jangka waktu tertentu, serta untuk aktivitas derma tertentu.

3. Corporate Societal Marketing, dalam program ini perusahaan

(24)

isu-12 isu kesehatan, perlindungan terhadap kecelakaan/kerugian, lingkungan, serta keterlibatan masyarakat.

4. Corporate Philanthropy, dalam program ini perusahaan memberikan

sumbangan langsung dalam bentuk derma untuk kalangan masyarakat tertentu. Sumbangan tersebut biasanya berbentuk pemberian uang, paket bantuan, atau pelayanan secara cuma-cuma. Corporate philanthropy biasanya berkaitan dengan berbagai kegiatan sosial yang menjadi perioritas perhatian perusahaan.

5. Community Volunteering, dalam program ini perusahaan mendukung serta mendorong para karyawan, para pemegang franchise atau rekan pedagang eceran untuk menyisihkan waktu mereka secara sukarela guna membantu organisasi-organisasi masyarakat lokal maupun masyarakat yang menjadi sasaran program.

(25)

13 2.2.2. Implementasi Program CSR

Dalam implementasi program CSR, diperlukan beberapa kondisi yang akan menjamin terlaksananya prorgam dengan baik. Kondisi pertama, implementasi CSR memperoleh persetujuan dan dukungan dari para pihak yang terlibat. Kondisi kedua, ditetapkannya pola hubungan (relationship) diantara pihak-pihak yang terlibat secara jelas. Hal ini akan meningkatkan kualitas koordinasi pelaksanaan program CSR. Tanpa adanya pola hubungan yang jelas di antara berbagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan CSR, maka kemungkinan besar pelaksanaan program CSR tersebut tidak akan berjalan secara optimal dan sulit untuk berlanjut (sustainable). Kondisi ketiga adalah adanya pengelolaan yang baik. Pengelolaan program yang baik hanya dapat terwujud bila terdapat kejelasan tujuan program dan terdapat kesepakatan mengenai strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan program dari para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan progaram CSR.

2.2.3. Pengawasan dan Evaluasi Program CSR

Pelaksanaan program CSR perlu dipantau untuk memastikan bahwa pelaksanaan program CSR tidak menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan. Pemantauan dan evaluasi juga diperlukan untuk mengetahui sudah sejauh mana pencapaian tujuan program serta apakah terdapat penyimpangan yang membutuhkan tindakan koreksi. Evaluasi juga diperlukan guna perbaikan dan pembelajaran program dimasa yang akan datang.

2.2.4. Pelaporan Program CSR

(26)

14 perusahaan dituntut untuk mengelola dan membuat pelaporan dampak kegiatan perusahaan agar memungkinkan terciptanya pembangunan berkelanjutan (sustainability development. Berbagai perusahaan multinasional baik yang bergerak dalam bidang manufaktur, perdagangan, maupun jasa, mengumumkan

corporate governance beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam sebuah sustainability report (Solihin, 2009).

2.3. Stakeholder dalam CSR

Stakeholders dalam sebuah perusahaan dapat didefinisikan sebagai pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan. Rhenald Kasali dalam

Wibisono (2007) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan para pihak adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan. Stakeholder

merupakan para individu, kelompok, komunitas atau masyarakat, organisasi, asosiasi atau pengusaha yang mana kepentingan mereka dipengaruhi, baik secara negatif atau positif, oleh sebuah atau beberapa usulan dan/atau kegiatan beserta konsekuensinya.

(27)

15 2.4. Manfaat dan Dampak Program CSR

Indikator keberhasilan diperlukan guna mengetahui dampak program CSR terhadap masyarakat. CSR yang ideal ialah yang dapat memberikan dampak positif terhadap tiga tataran, yakni ekonomi, sosial, dan lingkungan. Hal ini diperlukan guna mendukung program pembangunan berkelanjutan yang saat ini tengah menjadi tujuan bersama masyarakat dunia. Min-Dong Paul Lee (2008) melakukan studi khusus terkait jejak dan perkembangan mengenai teori tanggungjawab sosial perusahaan untuk melihat refleksi implikasinya terhadap pembangunan. Upaya strategis yang dilakukan oleh berbagai pihak di dunia, termasuk perusahaan didalamnya, untuk menstimulasi pelibatan aktif masyarakat dalam mengatur hubungan perusahaan dengan lingkungan terus mengalami peningkatan. Walaupun pada kenyataanya upaya tersebut dikaitkan dengan kerangka internasional seperti halnya Millenium Development Goals (MDGs) (Dragicevic, 2008). Pertumbuhan atau peningkatan yang terjadi memperkuat pemahaman mengenai dampak dari kegiatan bisnis terhadap masyarakat dan lingkungan. Ada pula peningkatan kepentingan dari stakeholders, termasuk masyarakat, kepada perusahaan untuk mendemonstrasikan dampak CSR. Saat ini makin maraknya tren terhadap kepentingan dari sebuah perusahaan dan

stakeholder nya untuk mengukur hasil dan memahami bagaimana CSR dapat memberikan nilai baik bagi perusahaan maupun komunitas.

2.4.1. Manfaat Program CSR

(28)

16 CSR, yaitu dapat mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, layak mendapatkan social licence to operate, mereduksi risiko bisnis perusahaan, melebarkan akses sumberdaya, membentangkan akses menuju

market, mereduksi biaya, memperbaiki hubungan dengan stakeholders,

memperbaiki hubungan dengan regulator, meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan, serta berpeluang mendapatkan penghargaan. Sedangkan manfaat CSR bagi masyarakat menurut Ambadar (2008) yaitu dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, kelembagaan, tabungan, konsumsi, dan investasi dari rumah tangga warga masyarakat.

2.4.2. Dampak Ekonomi Program CSR

Dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh program CSR perusahaan akan mempengaruhi para pemangku kepentingan dan sistem ekonomi baik lokal, nasional, maupun pada tingkat global. Dalam kaitan ini Global Reporting Initiative (GRI) dalam Solihin (2009) mengelompokan adanya dua jenis dampak ekonomi, yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung.

GRI mendefinisikan dampak ekonomi langsung sebagai perubahan potensi produktif dari kegiatan ekonomi yang dapat mempengaruhi kesejahteraan komunitas atau para pemangku kepentingan dan prospek pembangunan dalam jangka panjang. Dampak ekonomi tidak langsung adalah konsekuensi tambahan yang muncul sebagai akibat pengaruh langsung transaksi keuangan dan aliran uang antara organisasi dan para pemangku kepentingan.

2.5. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

(29)

17 pemerintah yaitu terdapat 14 unsur yang merupakan hasil pengembangan unsur IKM berdasarkan nilai relevan, valid, dan reliabel, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran IKM adalah sebagai berikut:

1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.

2. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya. 3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang

memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggungjawabnya).

4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Tanggungjawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggungjawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan. 6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang

dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat.

7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.

(30)

18 9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati.

10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besamya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.

11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan.

12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan.

14. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

2.6 Penelitian Terdahulu

(31)

19 Kabandungan, Sukabumi. Program tersebut merupakan bentuk tanggungjawab sosial CGS dalam pengembangan UMKM dan peningkatan kesejahteraan petani melalui pendirian Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada di wilayah kerja CGS. Program yang dilaksanakan ini yaitu dengan konsep kelembagaan kolaboratif/multistakeholder.

Kelebihan dari program CSR CGS yang telah dilaksanakan tersebut yaitu terjalinnya hubungan yang baik antar Multistakeholder dalam melakukan program pengembangan masyarakat di Kecamatan Kabandungan, Sukabumi. Output

(32)

20 III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS) memiliki beberapa program CSR yang terbagimenjadi enam bidang, yaitu bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan, infrasturktur, dan komunikasi. Dilihat dari masing-masing bidang program tersebut, tujuan dan manfaat yang didapatpun akan berbeda pula. Penelitian ini dibatasi pada program CSR CGS bidang ekonomi. Jelas tujuan utama dari program tersebut yaitu untuk pengembangan ekonomi masyarakat di Kecamatan Pamijahan. Beberapa manfaat yang ditawarkan dalam program CSR CGS yaitu, (1) peningkatan kemampuan (skill) masyarakat melalui pelatihan/kursus untuk usaha tani dan usaha kecil menengah (UKM), (2) membantu meningkatkan produktifitas, (3) terciptanya pembangunan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan, (4) membantu akses modal untuk mendukung pengembangan ekonomi masyarakat, (5) meningkatkan kemandirian masyarakat untuk pengembangan ekonomi (Annual Report CGS, 2007).

(33)

21 Tabel 1. Matriks Indikator, Sub Indikator, dan Item Pertanyaan untuk

Menganalisis Kualitas Pelayanan Program CSR CGS

No Indikator Sub Indikator Item

1 Prosedur Pelayanan

1. Keterbukaan informasi mengenai prosedur pelayanan program CSR CGS

2. Kejelasan alur dalam prosedur pelayanan program CSR CGS

3. Kesederhanaan prosedur pelayanan program CSR CGS

1-3

2 Persyaratan

Pelayanan

1. Kemudahan dalam mengurus dan memenuhi persyaratan program bantuan CSR CGS 2. Kejelasan mengenai persyaratan pengajuan

program bantuan CSR CGS

4-5

3 Kejelasan Petugas Pelayanan

1. Kepastian mengenai identitas dan fungsi

petugas/pendamping program bantuan CSR CGS 6

4 Kedisiplinan

Pelayanan

1. Kredibilitas petugas/pendamping program bantuan CSR CGS

2. Kesesuaian jadwal pendampingan dengan pelaksaan program bantuan CSR CGS

7-8

5 Tanggungjawab

Petugas Pelayanan

1. Keberlanjutan program bantuan CSR CGS dilaksanakan sampai masyarakat berhasil 2. Kejelasan dan keterbukaan bentuk bantuan yang

disalurkan kepada masyarakat oleh

2. Petugas/pendamping menggunakan alat bantu dalam pendampingan seperti laptop, LCD, dll 3. Petugas/pendamping menyampaikan teknologi dan

inovasi baru dalam kegiatan pendampingan program bantuan CSR CGS

11-13

7 Kecepatan Pelayanan

1. Kecepatan waktu pengajuan dan realisasi program bantuan CSR CGS

2. Ketepatan waktu petugas/pendamping dalam pelaksanaan program bantuan CSR CGS

14-15

8

Keadilan Mendapatkan

Pelayanan

1. Kesuaian bantuan yang diberikan dengan kebutuhan dan potensi lingkungan 2. Kesamaan perlakuan dalam mendapatkan

program bantuan CSR CGS

16-17

9 Kesopanan dan

Keramahan Petugas

1. Kesopanan dan keramahan petugas/pendamping dalam proses pendampingan program bantuan CSR CGS

18

10 Kewajaran Biaya

Pelayanan 1. Tidak dikenakan biaya kepada peserta program

CSR CGS 19

11 Kepastian Biaya Pelayanan

12 Kepastian Jadwal Pelayanan

1. Kepastian jadwal pendampingan dan pemberian

program bantuan CSR CGS 20

13 Kenyamanan

Lingkungan

1. Kenyamanan lingkungan tempat kegiatan

pendampingan program CSR CGS 21

14 Keamanan Pelayanan 1. Keamanan lingkungan tempat pelaksanaan

pendampingan program CSR CGS 22

(34)

22 Setelah data persepsi masyarakat diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan alat analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan

Importance Performance Analysis (IPA). IKM digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan responden secara keseluruhan dan mencari estimasi nilai mutu dari kinerja perusahaan. IPA digunakan untuk memetakan hubungan antara kepentingan dengan kinerja dari masing-masing program CSR yang ditawarkan dan kesenjangan antara kinerja dengan harapan dari program CSR tersebut. Dari dua alat analisis tersebut, diperoleh nilai indeks kepuasan masyarakat yang dapat menjadi bahan masukan untuk CSR CGS sebagai evaluasi perbaikan kinerja. 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

(35)
(36)

24 Keterangan :

= Batasan penelitian

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Penelitian Bidang Program:

6. Pendampingan Usah Kecil & Mikro (UKM)

Penerima manfaat program CSR CGS di

Pamijahan

Evaluasi Implementasi Program CSR CGS: 1. Mengidentifikasi manfaat-manfaat program

CSR CGS bagi masyarakat Pamijahan 2. Menganalisis nilai indeks kepuasan

masyarakat penerima manfaat program CSR CGS dan mengetahui tingkat kesesuaiannya

(37)

25 IV. METODE PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di empat desa yaitu Desa Cibunian, Purwa Bakti, Ciasmara, dan Ciasihan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (tertuju), yaitu ditentukan berdasarkan tujuan penelitian atau tujuan tertentu. Menurut Spradley (1980) dalam Satori dan Komariah (2011) situasi sosial terdiri dari komponen pokok, yaitu tempat, pelaku, dan aktivitas. Penelitian ini dilakukan mulai dari persiapan awal pembuatan proposal hingga perbaikan yaitu terhitung mulai dari bulan Juni 2012 s.d. April 2013.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari beberapa instansi terkait, meliputi Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS), Kecamatan Pamijahan, Desa Cibunian, Purwabakti, Ciasmara, dan Ciasihan, Koperasi Jasa Keuangan Syariah Mitra Usaha (SiRaA), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan studi pustaka lainnya baik media cetak berupa buku, skripsi, dan tesis, maupun media elektronik seperti internet. Data primer diperoleh melalui peninjauan lapangan dan wawancara secara langsung di tempat penelitian dalam bentuk daftar pertanyaan atau kuesioner.

4.3. Metode Penentuan Sampel Penelitian

(38)

26 Pamijahan. Kriteria responden yang dipilih yaitu masyarakat yang pernah menerima manfaat program bantuan CSR CGS yang berada di Desa Cibunian, Purwabakti, Ciasmara, dan Ciasihan. Diperoleh 30 responden yang dianggap sudah mewakili populasi responden. Secara rinci penentuan jumlah responden dan populasi yang didapat berdasarkan informasi penerima manfaat dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Penentuan Responden Penelitian di Kecamatan Pamijahan, 2012 No Nama Desa Jumlah Populasi (orang) Jumlah Responden (orang)

1 Cibunian 22 6

2 Purwa Bakti 22 12

3 Ciasmara 22 6

4 Ciasihan 27 6

Jumlah 93 30

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif (deskriptif) melalui analisis indeks kepuasan masyarakat (IKM) penerima manfaat program bantuan CSR CGS, analisis kepentingan dan kinerja perusahaan, dan menganalisis manfaat-manfaat program bantuan CSR CGS di Kecamatan Pamijahan.

(39)

27 Tabel 3. Matriks Tujuan Penelitian, Sumber Data, Metode Pengambilan

Data, dan Analisis Data Penelitian No Tujuan Penelitian Sumber

Data

2 Menganalisis nilai indeks kepuasan

4.4.1. Analisis Anggaran Arus Uang Tunai (Cash Flow) Usahatani

Pada analisis usahatani diperlukan data tentang penerimaan, biaya, dan pendapatan usahatani. Cara analisis terhadap variabel penerimaan, biaya, dan pendapatan disebut dengan analisis anggaran arus uang tunai atau cash flow analysis (Soekartawi, 1995).

Penerimaan usahatani adalah suatu nilai produk total dalam jangka waktu tertentu, baik untuk dijual maupun untuk dikonsumsi sendiri. Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Rumus penerimaan usahatani adalah :

TR = Y x PY Keterangan :

(40)

28 Y : Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani.

Biaya usahatani merupakan nilai penggunaan input produksi terhadap produk yang bersangkutan. Biaya usahatani diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai merupakan pengeluaran tunai usahatani yang dilakukan oleh petani sendiri. Biaya tunai digunakan untuk melihat pengalokasian modal yang dimiliki oleh petani. Biaya tidak tunai (diperhitungan) adalah biaya penyusutan alat-alat pertanian, sewa lahan milik sendiri dan tenaga kerja dalam keluarga.

Biaya dalam usahatani terdiri dari biaya tetap/fixed cost dan biaya variabel/variabel cost. Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Besarnya biaya tetap tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh dan sifat penggunaannya tidak habis dipakai dalam satu kali proses produksi. Contoh biaya tetap adalah pajak, tanah, dan bunga pinjaman dan lain-lain. Biaya tidak tetap adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh dan sifat penggunaannya habis terpakai dalam satu kali proses produksi. Contoh biaya tidak tetap adalah biaya untuk sarana produksi dan tenaga kerja luar keluarga. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Pendapatan yang diukur adalah pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total.

1. Pendapatan Atas Biaya Tunai

(41)

29 maupun biaya tetap dan merupakan ukuran kemampuan usaha untuk menghasilkan uang tunai. Rumus pendapatan atas biaya tunai adalah :

Π tunai = TR – TC tunai

Π tunai = (Y x PY ) – (TFC1 + TVC1) 2. Pendapatan Atas Biaya Total

Pendapatan atas biaya total adalah pendapatan yang diperoleh dari total penerimaan dikurangi dengan biaya tunai termasuk biaya-biaya yang diperhitungkan. Rumus pendapatan atas biaya total adalah :

Π total = TR – TC

Π total = (Y x PY) – ((TFC1 + TVC1) + (TFC2 + TVC2)) Keterangan :

Π tunai : Pendapatan Usahatani tunai Π total : Pendapatan usahatani total TR : Total penerimaan

TC : Total pengeluaran

TFC1 : Total biaya tetap yang dibayar tunai TVC1 : Total biaya variabel yang dibayar tunai TFC2 : Total biaya tetap yang diperhitungkan TVC2 : Total biaya variabel yang diperhitungkan

Pada penelitian ini perlu ada perhitungan terhadap nilai uang yg berkaitan

dengan waktu selama jangka waktu proyek. Maka untuk menentukan nilai

tersebut dilakukan perhitungan discounting. Discounting adalah mencari nilai pada masa yang akan datang dilihat pada nilai sekarang (present value). Rumus

(42)

30 P = F 1

(1 + i)t Keterangan :

P = nilai sekarang t = waktu

F = nilai yang akan datang i = tingkat suku bunga

4.4.2. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Nilai IKM dihitung dengan menggunakan nilai rata-rata tertimbang masing-masing Indikator pelayanan program. Dalam penghitungan indeks kepuasan masyarakat terhadap 14 indikator pelayanan yang dikaji, setiap indikator pelayanan memiliki penimbang yang sama dengan rumus sebagai berikut (Kep.Men PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003).

Nilai Penimbang = Jumlah Bobot = 1 = 0,071 Jumlah Indikator 14

Untuk memperoleh nilai IKM unit pelayanan digunakan pendekatan nilai rata-rata tertimbang dengan rumus sebagai berikut:

IKM =

Total dari Nilai Persepsi Per Indikator

x Nilai Penimbang Total Indikator yang Terisi

Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian IKM yaitu antara 25 s.d. 100 maka hasil penilaian tersebut di atas dikonversikan dengan nilai dasar 25, dengan rumus sebagai berikut:

Konversi IKM = IKM Unit pelayanan x 25

(43)

31 tersebut. Berikut disajikan nilai persepsi, interval IKM, interval konversi IKM, mutu pelayanan, dan kinerja unit pelayanan pada Tabel 4.

Tabel 4. Interval Pengukur Mutu Kinerja Unit Pelayanan Program CSR CGS

Nilai Persepsi

Nilai Interval IKM

Nilai Interval Konversi IKM

Mutu Pelayanan

Kinerja Unit Pelayanan 1 1,00 – < 1,75 25,00 – < 43,75 D Tidak baik 2 1,75 – < 2,50 43,75 – < 62,50 C Kurang baik 3 2,50 – < 3,25 62,50 – < 81,25 B Baik 4 3,25 – 4,00 81,25 – 100,00 A Sangat baik

Sumber : Keputusan Menteri PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003

Sedangkan untuk mengetahui penilaian kinerja dan kepentingan setiap indikator maupun sub indikator pelayanan program CSR CGS dapat dilakukan dengan menentukan rentang skala jumlah bobot indikator dan nilai rata-rata (NRR). Rumus untuk mengetahui rentang skala tingkat kinerja maupun kepentingan adalah :

Keterangan : Xib = Skor terbesar yang kemungkinan diperoleh dengan asumsi semua responden memberikan jawaban sangat penting. Xik = Skor terkecil yang kemungkinan diperoleh dengan asumsi semua responden memberikan jawaban tidak penting.

(44)

32 Tabel 5. Interval Pengukuran Kinerja Unit Pelayanan, dan Kepentingan

Unit Pelayanan Sub Indikator Program CSR CGS Nilai

Persepsi

Interval Jumlah

Bobot Indikator NRR Indikator

Kinerja Unit

Sumber : Keputusan Menteri PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003

4.4.3. Importance Performance Analysis (IPA)

Metode IPA dapat juga digunakan untuk menganalisis kepuasan masyarakat penerima manfaat program CSR CGS. Metode ini dapat menjelaskan hubungan antara tingkat kepentingan program CSR dengan tingkat kinerja perusahaan yang menghasilkan nilai kesesuaian harapan masyarakat penerima manfaat program tersebut. Penentuan tingkat kepentingan program bantuan CSR CGS dengan melakukan pembobotan yaitu dengan memberikan penilaian dengan rentang bobot 1 s.d. 4 pada setiap pertanyaan. Adapun penilaian menurut tingkat kepentingan program bantuan CSR CGS dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Penilaian Tingkat Kepentingan Masyarakat Terhadap Program CSR CGS

Sumber : Keputusan Menteri PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003

Sama halnya dengan tingkat kepentingan, tingkat kinerja perusahaan juga diberikan bobot, yang dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Penilaian Tingkat Kinerja Perusahaan Terhadap Program CSR CGS

(45)

33 Perbandingan antara tingkat kepentingan dengan tingkat kinerja menghasilkan tingkat kesesuaian. Tingkat kesesuaian ini yaitu pada tingkat kepentingan diwakili dengan huruf Y, sedangkan tingkat kinerja diwakili dengan huruf X. Adapun rumus dari tingkat kesesuian responden adalah sebagai berikut :

Keterangan : Tki = Tingkat kesesuaian responden Xi = Skor penilaian kinerja perusahaan Yi = Skor penilaian kepentingan masyarakat

Bobot penilaian kinerja atribut adalah nilai dari tanggapan 30 responden terhadap indikator-indikator kinerja program bantuan CSR CGS. Apabila nilai Tki < 100% maka kinerja indikator belum memenuhi kepuasan masyarakat, sebaliknya apabila nilai Tki ≥ 100% maka indikator kinerja telah memenuhi kepuasan masyarakat. Bobot penilaian kinerja atribut pelayanan program dan bobot penilaian tingkat kepentingan manfaat dibuatkan rata-ratanya kemudian diformulasikan kedalam Diagram Cartesius. Masing-masing indikator diposisikan dalam sebuah bagan yang menunjukan nilai rata-rata penilaian terhadap tingkat kinerja ( X ), yang menunjukan posisi suatu atribut pada sumbu X, sedangkan indikator pada sumbu Y ditunjukan oleh nilai rata-rata tingkat kepentingan terhadap indikator ( Y ).

(46)

34 Y = Skor rataan tingkat kepentingan

n = Jumlah responden

Keterangan : = Skor rataan dari rataan skor tingkat kinerja seluruh indikator = Skor rataan dari rataan skor tingkat kepentingan seluruh

indikator

k = Banyaknya indikator yang dapat mempengaruhi kepuasan Tingkat kepentingan

Indikator-indikator penilaian tersebut diletakan pada sebuah bangunan yang dibagi atas empat kuadran (K) yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (X, Y ). Secara jelas bangunan diagram

cartesius tersebut dapat di lihat pada Gambar 3. Tingkat Kepentingan

Kuadran I (K.I) Kuadran II (K.II) Prioritas Utama Pertahankan Prestasi

Y

Kuadran III (K.III) Kuadran IV (K.IV) Prioritas Rendah Berlebihan

X Tingkat Kinerja

(47)

35 Keterangan :

Kuadran I (high importance & low performance)

Prioritas Utama, kuadran ini (K.I) memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh Masyarakat, tetapi kinerja dari perusahaan belum sesuai seperti yang diharapkan. Oleh karena itu perusahaan perlu melakukan perbaikan secara terus-menerus.

Kuadran II (high importance & high performance)

Pertahankan prestasi, kuadran ini (K.II) menunjukan kinerja dari mutu pelayanan yang telah sesuai dengan harapan masyarakat sehingga perlu untuk dipertahankan.

Kuadran III (low importance & low performance)

Prioritas rendah, kuadran ini (K.III) menunjukan beberapa sub indikator yang memiliki pengaruh kurang penting bagi masyarakat. Peningkatan kinerja pada kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena dampak manfaat yang dirasakan oleh masyarakat sangat kecil.

Kuadran IV (low importance & high performance)

(48)

36 V. GAMBARAN UMUM

5.1. Profil Empat Desa Binaan Chevron Geothemal Salak, Ltd.

Desa binaan Chevron Geothermal Salak Ltd. yang berada di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor termasuk ke dalam ring satu yang berarti keempat desa terletak pada posisi paling dekat dengan wilayah operasi CGS. Oleh karena itu, CGS melaksanakan tanggungjawab sosialnya. Keempat desa tersebut adalah Desa Cibunian, Desa Ciasmara, Desa Ciasihan, dan Desa Purwabakti.

5.1.1. Profil Desa Cibunian

Desa Cibunian merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, dengan luas sebesar 1.258 Ha. Desa tersebut terbagi dalam lima dusun, 17 rukun warga (RW), dan 40 rukun tetangga (RT).

Batas wilayah Desa Cibunian adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Purasari Kecamatan Leuwiliang

 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Purwabakti

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Purwabakti

 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Purasari Kecamatan Leuwiliang Jarak Kantor Desa dengan Ibu Kota Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat dan ke Ibu Kota Negara adalah sebagai berikut : Kondisi Demografi

Jumlah Penduduk Desa Purwabakti sampai dengan Bulan Nopember 2010 adalah sebanyak 15.027 Jiwa terdiri dari :

 Laki-laki : 5.035 Jiwa

 Perempuan : 9.992 Jiwa

(49)

37 Mengenai keadaan penduduk berdasarkan agama, mayoritas beragama Islam dari total jumlah penduduk yaitu sebesar 15.027 Orang. Sedangkan keadaan mata pencaharian penduduk Desa Cibunian adalah mayoritas bekerja disektor pertanian, sebagian perikanan, sebagian perdagangan, dan wiraswasta serta pegawai negeri.

5.1.2. Profil Desa Purwabakti

Desa Purwabakti merupakan salah satu desa diwilayah Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, dengan luas sebesar 1.662 Ha, diatas permukaan laut 520 s.d. 1.350 M, dan tinggi curah hujan sebesar 120 M3, yang terbagi dalam lima dusun, 12 rukun warga (RW), dan 41 rukun tetangga (RT).

Batas wilayah Desa Purwabakti adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ciasmara

 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Ciasmara

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kabandungan, Sukabumi

 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Cibunian

Jumlah Penduduk Desa Purwabakti sampai dengan Bulan Nopember 2011 adalah sebanyak 7.623 Jiwa terdiri dari :

 Laki-laki : 3.816 Jiwa

 Perempuan : 3.807 Jiwa

 Jumlah KK : 1.950 KK

(50)

38 Tabel 8. Keadaan Mata Pencaharian Penduduk Desa Purwabakti, 2012

No Mata Pencaharian Jumlah (Orang)

1 Tani / Buruh Tani 538

2 Petani Pemilik 781

3 Pedagang 747

4 Pegawai Negeri Sipil 29

5 TNI / POLRI 3

6 Pensiunan / Purnawirawan 11

7 Swasta 432

Sumber : Desa Purwabakti, 2012

Adapun tingkat pendidikan penduduk Desa Purwabakti dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Purwabakti, 2012

No Mata Pencaharian Jumlah (Orang)

1 Tidak Tamat SD / Sederajat 334

Sumber : Desa Purwabakti, 2012 5.1.3. Profil Desa Ciasmara

(51)

39 Desa Ciasmara merupakan Desa yang berada di Daerah Lereng Gunung Salak (Bogor), dengan Ketinggian Desa Ciasmara 500 – 600 M dari permukaan Laut (dpl), bersuhu rata-rata 22 – 32 derajat celcius, dengan diapit oleh dua aliran sungai yaitu di sebelah Utara sungai Ciasmara dan di sebelah Selatan sungai Parabakti juga sekaligus menjadi batas Administratif dengan Desa Ciasihan dan Desa Purwabakti.

Adapun perbatasan Desa Ciasmara sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Desa Ciasihan

 Sebelah Selatan : Desa Purwabakti

 Sebelah Timur : Desa Kabandungan, Kabupaten Sukabumi

 Sebelah Barat : Desa Cibunian

Jumlah Penduduk Desa Ciasmara Tahun 2012 adalah sebanyak 7.534 Jiwa terdiri dari :

 Laki-laki : 3.919 Jiwa

 Perempuan : 3.615 Jiwa

 Jumlah KK : 1.457 KK

(52)

40 Tabel 10. Keadaan Mata Pencaharian Penduduk Desa Ciasmara, 2012

No Mata Pencaharian Jumlah (Orang)

1 Tani / Buruh Tani 317

Sumber : Desa Ciasmara, 2012

Adapun tingkat pendidikan penduduk Desa Ciasmara dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Ciasmara, 2012

No Mata Pencaharian Jumlah (Orang)

1 Tidak Tamat SD / Sederajat 2.193

2 Tamat SD / Sederajat 2.279

3 Tamat SLTP / Sederajat 551

4 Tamat SLTA / Sederajat 290

5 Tamat Diploma / Sarjana 28

Sumber : Desa Ciasmara, 2012 5.1.4. Profil Desa Ciasihan

Desa Ciasihan merupakan salah satu desa diwilayah Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, dengan luas sebesar 663.274 Ha, yang terbagi dalam tiga dusun, 9 rukun warga (RW), dan 45 rukun tetangga (RT).

Batas wilayah Desa Purwabakti adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Gn. Picung

 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gn. Sari

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kabandungan, Sukabumi

(53)

41 Jumlah Penduduk Desa Ciasihan sampai dengan Tahun 2012 adalah sebanyak 10.155 Jiwa terdiri dari :

 Laki-laki : 5.133 Jiwa

 Perempuan : 5.022 Jiwa

 Jumlah KK : 2.580 KK

Mengenai keadaan penduduk berdasarkan agama, mayoritas beragama Islam dari total jumlah penduduk yaitu sebesar 10.155 Orang. Sedangkan keadaan mata pencaharian penduduk Desa Ciasihan adalah sebagai berikut : Tabel 12. Keadaan Mata Pencaharian Penduduk Desa Ciasihan, 2012

No Mata Pencaharian Jumlah (Orang)

1 Tani / Buruh Tani 743

2 Petani Pemilik 497

3 Pedagang 747

4 Pegawai Negeri Sipil 23

5 TNI / POLRI 6

6 Pensiunan / Purnawirawan 11

7 Swasta 348

8 Lain-lain 673

Sumber : Desa Ciasihan, 2012

Adapun tingkat pendidikan penduduk Desa Ciasihan dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Ciasihan, 2012

No Mata Pencaharian Jumlah (Orang)

1 Tidak Tamat SD / Sederajat 5.079

Sumber : Desa Ciasihan, 2012

5.2. Chevron Geothermal and Power Operations

(54)

42 Amerika Serikat pada tahun 1970-an. Pada waktu yang hampir bersamaan, ditemukan dua lokasi sumber panas bumi di Filipina yang selanjutnya berkembang menjadi proyek panas bumi Tiwi dan Makiling-Banahaw (Mak-Ban). Pada tahun 1980-an Chevron menemukan Salak dan Darajat di Indonesia, lalu memulai produksi komersial dilokasi tersebut pada tahun 1990-an.

Perusahaan Geothermal ini merupakan perusahaan penghasil energi panas bumi terbesar di dunia. Panas bumi adalah sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dan digunakan sebagai pembangkit listrik melalui pemanfaatan daya alami uap bumi. Saat ini, operasi perusahaan panas bumi memiliki kapasitas untuk memproduksi 1.273 megawatt energi panas bumi. Jumlah energi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan 16 juta jiwa di negara Indonesia dan negara Filipina. Pada tahun 2006, Perusahaan Geothermal mengembangkan strategi perusahaan dengan mengarahkan investasi pada teknologi energi terbarukan dan menempati posisi-posisi strategis atas berbagai sumber energi yang penting. Dengan menanamkan investasi pada teknologi-teknologi energi alternatif dan terbarukan, perusahaan geothermal mendukung pengembangan dan diversifikasi persediaan energi dunia. Di Indonesia, Perusahaan Geothermal telah menginvestasikan dana lebih dari satu miliar dolar Amerika untuk mengembangkan operasi energi terbarukan yang berasal dari panas bumi.

(55)

43 perusahaan geothermal mengoperasikan fasilitas kogenerasi berbahan bakar gas sebesar 300 megawatt di Duri Utara. Fasilitas ini menyediakan uap dan listrik untuk lapangan raksasa Duri di Indonesia. Kogenerasi adalah suatu proses yang hemat bahan bakar dan ramah lingkungan. Limbah panas dari proses pembangkitan listrik digunakan untuk menciptakan uap yang fungsinya memperlancar aliran minyak saat disuntikkan ke dalam reservoir.

Proyek panas bumi Perusahaan Geothermal di Indonesia, yaitu Salak dan Darajat membangkitkan 636 megawatt energi panas bumi. Angka ini mewakili lebih dari setengah jumlah produksi panas bumi Indonesia. Operasi panas bumi di Salak dan Darajat saat ini menghasilkan energi terbarukan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik delapan juta jiwa di Indonesia. Operasi panas bumi Salak dan Darajat adalah bukti komitmen perusahaan terhadap energi terbarukan. Lokasi kedua proyek ini berada di antara jajaran gunung berapi yang memukau di Jawa Barat, Indonesia.

(56)

44 perusahaan menyadari adanya tantangan-tantangan besar yang harus dihadapi dalam mencapai tujuan tersebut.

Salah satu komitmen Perusahaan Geothermal adalah untuk selalu melakukan perbaikan terhadap kinerja pembangunan berkelanjutan. Artinya setiap tahun perlu mengevaluasi berbagai program pengembangan sosial yang telah dijalankan agar selalu berupaya menemukan cara kerja yang lebih baik. Perusahaan geothermal dalam perencanaan program-programnya juga melibatkan pemerintah pusat, PERTAMINA, PLN, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Pemerintah Kabupaten Bogor, serta masyarakat setempat. Pihak-pihak tersebut memiliki andil dalam memastikan agar dapat mencapai masa depan berkelanjutan yang memberikan manfaat bagi semua (Company Profile, 2009).

5.3. Chevron Geothermal Salak, Ltd. (CGS)

Chevron Geothermal Salak, Ltd. (CGS) merupakan bagian dari Perusahaan Geothermal Indonesia, yang beroperasi di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor. Perusahaan ini mulai melakukan operasi panas bumi di kawasan area Gunung Salak, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi sejak tahun 1982. Kontrak Operasi Bersama (KOB) atau Join Operation Contract

(57)

45 panas bumi) adalah energi yang dihasilkan oleh tekanan panas bumi. Energi yang berasal dari kerak bumi ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Energi panas bumi ini telah terbukti sebagai salah satu bentuk dari energi terbarukan, bersih dan ramah lingkungan. Hingga kini tercatat perusahaan dapat menghasilkan daya listrik dari panasbumi sebesar 377 MW, yang dinilai setara memenuhi kebutuhan listrik untuk lebih dari delapan juta masyarakat.

5.3.1. Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) CGS

CGS memiliki komitmen untuk membangun dan membuka hubungan positif dengan masyarakat setempat, khususnya masyarakat yang berada paling dekat dengan wilayah operasi. Kebijakan sosial telah diterapkan termasuk komitmen untuk menyediakan peluang di bidang pengembangan sosial, pendidikan, ekonomi, pelatihan, dan memperkerjakan warga setempat di sekitar perusahaan. Selain itu, perusahaan juga berupaya untuk belajar lebih banyak tentang masyarakat setempat, sejarah dan keberadaan mereka yang telah mengalami perubahan dalam upaya membina hubungan yang lebih konstruktif dan membentuk tatanan yang lebih baik bagi upaya pemberdayaan masyarakat setempat. Perusahaan sangat menghormati adat masyarakat setempat dan budayanya, serta mencoba berdialog mengenai isu-isu yang menyangkut kepentingan bersama.

(58)

46 aktif berbagai pihak dalam menjalankan prosesnya. CE yang dilakukan perusahaan berdasar pada tiga aspek yaitu; pendidikan, kesehatan, komunikasi. Ketiga aspek tersebut berfokus pada tiga kecamatan sekitar wilayah kerja yaitu; Kalapanunggal, Kabandungan dan Pamijahan (Annual Report CGS, 2009). Tiga area (fokus) program Community Engagement jangka panjang meliputi program pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat (microfinance institution, small medium enterprise), juga ditambah dengan program lingkungan, pembangunan serta perbaikan fasilitas umum (infrastruktur) dan donasi (Annual

Report Community Engagement CGS, 2009).

5.3.2. Departemen Policy, Government, and Public Affair (PGPA)

Peran secara keseluruhan dari Departemen PGPA adalah meningkatkan citra dan reputasi Perusahaan Geothermal di Indonesia dengan secara efektif membentuk dan membedakan perusahaan dalam sektor energi. Perusahaan Geothermal melaksanakan tanggungjawab sosial perusahaan melalui sistem manajemen yang memiliki keunggulan operasional sebagai bagian dari komitmen untuk beroperasi secara bertanggung jawab dan etis. Departemen PGPA inilah yang bertanggung jawab dalam program Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh Perusahaan Geothermal. Tujuan kerja dari Departemen PGPA adalah membangun image dan reputasi perusahaan, memiliki hubungan saling pengertian, suara yang sama, dan penerimaan dari stakeholder.

Gambar

Gambar 1.  Subjek-subjek Fundamental dari Tanggungjawab Sosial
Tabel 1.  Matriks Indikator, Sub Indikator, dan Item Pertanyaan untuk
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Penelitian
Tabel 3. Matriks Tujuan Penelitian, Sumber Data, Metode Pengambilan
+7

Referensi

Dokumen terkait