• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pendapatan Atas Biaya Tunai

5.3. Chevron Geothermal Salak, Ltd. (CGS)

5.3.2. Departemen Policy, Government, and Public Affair (PGPA)

Peran secara keseluruhan dari Departemen PGPA adalah meningkatkan citra dan reputasi Perusahaan Geothermal di Indonesia dengan secara efektif membentuk dan membedakan perusahaan dalam sektor energi. Perusahaan Geothermal melaksanakan tanggungjawab sosial perusahaan melalui sistem manajemen yang memiliki keunggulan operasional sebagai bagian dari komitmen untuk beroperasi secara bertanggung jawab dan etis. Departemen PGPA inilah yang bertanggung jawab dalam program Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh Perusahaan Geothermal. Tujuan kerja dari Departemen PGPA adalah membangun image dan reputasi perusahaan, memiliki hubungan saling pengertian, suara yang sama, dan penerimaan dari stakeholder.

Perusahaan Geothermal mendukung pencapaian tujuan perusahaan dengan memfasilitasi dan melakukan komunikasi dua arah antara perusahaan dan karyawan pemangku kepentingan, hal ini dikarenakan seiring dengan meningkatnya persaingan dalam bisnis energi. Visi dari Departemen PGPA

47 sendiri adalah menjadi organisasi yang paling dikagumi, memberikan layanan berkualitas tertinggi yang menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi perusahaan, dan posisi sebagai Partner of Choice di Indonesia dan Filipina. Misinya adalah untuk meningkatkan dukungan untuk tujuan bisnis perusahaan dengan cara berkomunikasi, menarik dan mempengaruhi stakeholder internal dan eksternal sebagai kunci sehingga memungkinkan perusahaan untuk menjadi mitra pilihan dalam bisnis energi.

Beberapa kegiatan Departemen PGPA adalah mewakili perusahaan dengan satu suara, pemantauan dan analisa isu-isu berkembang, mempertahankan hubungan dengan media, melibatkan masyarakat sekitar dan pemangku kepentingan lainnya. Departemen PGPA dibagi ke dalam empat tim atau divisi yaitu tim Community Affairs tim Governement Relations, tim External Relations, dan tim Communication and Community Engagement Planning.

48 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Pelayanan Program Bantuan CSR CGS di Kecamatan Pamijahan Program unggulan Chevron Geothermal Salak, Ltd. (CGS) dalam PROPER yang merupakan salah satu program pemerintah Indonesia dalam hal instrumen penataan lingkungan yang dilaksanakan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup yaitu keanekaragaman hayati, local business development, konservasi sumberdaya alam, dan pengelolaan limbah. Program-program unggulan CGS dalam PROPER tercakup tiga aspek kegiatan yaitu sistem manajemen lingkungan, pemanfaatan sumberdaya, dan pengembangan masyarakat. Penerapan sistem manajemen lingkungan untuk mengidentifikasi dan menangani aspek-aspek lingkungan terkait operasinya untuk peningkatan kinerja lingkungan yang berkesinambungan. Pemanfaatan sumberdaya optimasi operasi dan efisiensi energi juga dilakukan dengan identifikasi optimasi fasilitas operasional proses Surface Facilities Optimization (SFO) yang meliputi empat tahapan yaitu mengembangkan daftar kapasitas fasilitas dan alur diagram blok, melakukan analisa terhadap sistem/peralatan dari fasilitas, optimalisasi dan jaminan terhadap sistem/peralatan, dan manajemen energi. Program pengembangan masyarakat CGS memiliki empat bidang yaitu sektor pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan lingkungan (Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan Penilaian PROPER CGS, 2010-2011). Struktur organisasi tim PROPER CGS secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2.

Penelitian ini lebih difokuskan pada program CSR CGS pengembangan masyarakat bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan. Program CSR CGS pengembangan masyarakat bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan terdapat dua

49 jenis bantuan yang diberikan CSR CGS yaitu bantuan dalam bentuk donasi dan

capacity building. Bantuan dalam bentuk donasi yaitu bantuan yang sifatnya bisa langsung dilakukan oleh perusahaan berupa bantuan fisik dan kebutuhan masyarakat dalam jangka pendek, seperti bantuan infrastruktur, bantuan kesehatan, santunan anak yatim, dan lain sebagainya. Jenis bantuan yang kedua adalah bantuan yang berupa capacity building. Jenis bantuan capacity building

yaitu berupa pengembangan kapasitas atau keahlian (skill) masyarakat, sifat jenis bantuan ini manfaatnya diharapkan dapat dirasakan dalam jangka panjang bukan hanya masyarakat penerima manfaat tetapi dapat juga berbanfaat bagi masyarakat sekitarnya secara luas. Program Bantuan dalam bentuk capacity building ini yaitu berupa pelatihan-pelatihan pengembangan usaha lokal (local business development), seperti pelatihan pertanian organik, pelatihan pengembangan koperasi, pelatihan anyaman bambu, pelatihan usaha ternak domba, dan lain-lain. Pada jenis bantuan capacity building ini tidak hanya sampai pemberian pelatihan, tetapi dilanjutkan pada pemberian aset usaha berupa barang sesuai jenis pendampingan yang telah dilakukan.

Pasal 74 Nomor 40 menjelaskan bahwa perseroan terbatas yang menjalankan usaha yang berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya alam wajib hukumnya untuk melakukan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Dengan demikian terdapat hak masyarakat untuk mendapatkan program bantuan dari perseroan terbatas tersebut. Masyarakat yang ingin memperoleh manfaat dari adanya keberadaan CGS di wilayah tentunya harus mengikuti prosedur yang telah dibuat oleh perusahaan. Prosedur untuk mendapatkan program bantuan CGS yaitu perorangan/kelompok/lembaga mengajukan proposal kegiatan kepada CGS yang

50 diketahui Pemerintah Desa. Setelah pengajuan proposal kegiatan, CGS mengundang pihak-pihak tersebut untuk dilakukan penilaian (assessment) terhadap program-program yang telah diajukan, lalu setelah itu akan dibuat hasil

assessment berupa rencana usulan kegiatan, lalu dilakukan proses persetujuan oleh pihak CGS, dan terakhir dibuatkan surat jawaban (disetujui/tidak disetujui) kepada pihak pengaju program.

Implementasi program yang telah diajukan kepada perusahaan yaitu bisa berupa bantuan donasi jangka pendek maupun dalam bentuk bantuan capacity building yang telah dijelaskan sebelumnya. Implementasi program tersebut dilaksanakan oleh perusahaan secara langsung kepada masyarakat atau perusahaan bermitra dengan lembaga lokal seperti lembaga swadaya masyarakat (LSM). Implementasi program yang dapat dilakukan secara langsung oleh perusahaan kepada masyarakat biasanya berupa donasi, misalnya bahan bangunan untuk kegiatan infrastruktur, santunan anak yatim, pelayanan kesehatan gratis, dan lainnya, sedangkan jenis bantuan capacity building dilaksanakan melalui mitra perusahaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan perusahaan dalam melakukan program tersebut, sehingga diperlukan mitra agar program dapat terlaksana dengan baik.

Tahap terakhir setelah implementasi program CSR yang telah terlaksana yaitu monitoring dan pelaporan program. Mekanisme monitoring dan pelaporan program CSR yaitu selama program dilaksanakan, penerima manfaat program wajib melaporkan perkembangan pelaksanaan program hingga pelaporan akhir program kepada pihak perusahaan. Hasil dari monitoring dan pelaporan program

51 ini yang akan menjadi laporan tahunan perusahaan untuk proses evaluasi capaian program yang telah terlaksana.

Bantuan yang diberikan kepada masyarakat pamijahan baik melalui perorangan, kelompok, ataupun lembaga yaitu tidak berupa uang cash melainkan berupa barang (natura) dan pelatihan-pelatihan pengembangan usaha lokal. Penyaluran bantuan yang diberikan melalui perorangan dan kelompok diberikan secara langsung oleh perusahaan yang jumlahnya sesuai dengan hasil keputusan prosedur pengajuan program. Sedangkan untuk penyaluran bantuan yang diberikan melalui mitra CGS terdapat porsi-porsi pembagian nilai dari total nilai proyek pengembangan ekonomi lokal. Porsi-porsi pembagian tersebut yaitu terdiri dari 20 s.d. 30 persen dari total nilai proyek untuk mitra sebagai pelaksana program, 40 persen nilai bantuan digunakan untuk pelaksanaan pelatihan pengembangan usaha, sedangkan porsi 30 s.d. 40 persen nilai bantuan disalurkan dalam bentuk aset-aset usaha (natura) kepada masyarakat penerima manfaat.

Keberlanjutan program bantuan CSR CGS tentunya merupakan salah satu harapan dari pihak perusahaan maupun penerima manfaat untuk dapat terus dirasakan manfaatnya. Program bantuan CSR CGS yang dilaksanakan baik melalui perorangan, kelompok, maupun lembaga ini memiliki batasan waktu dan anggaran pelaksanaan program, sehingga nilai-nilai keberlanjutan dampak dan manfaat kepada masyarakat merupakan capaian utama dari program bantuan CSR CGS tersebut. Masyarakat yang telah mendapatkan bantuan dari perusahaan memiliki peluang untuk mendapatkan program bantuan selanjutnya, namun hal ini tidak terlepas dari penilaian perusahaan terhadap kinerja masyarakat terhadap bantuan yang telah disalurkan. Salah satu tujuan pelaksanaan program bantuan

52 CSR CGS bidang ekonomi yaitu penguatan kelembagaan kelompok usaha masyarakat lokal (seperti kelompok tani ataupun kelompok masyarakat lainnya) melalui program kemitraaan dengan perusahaan atau lembaga lain (seperti lembaga swadaya masyarakat, perusahaan perkreditan, dan lainnya). Penguatan kelembagaan kelompok masyarakat lokal tersebut yaitu terkait dengan manajemen sumberdaya kelompok yang berupa sistem administrasi kelompok dan sistem pengelolaan sumberdaya alam untuk masyarakat. Sehingga dengan kelembagaan kelompok masyarakat lokal yang baik, maka keberlanjutan program bantuan tersebut dapat dirasakan secara berkelanjutan untuk masyarakat di Kecamatan Pamijahan.

Setelah dilakukan wawancara dengan pihak CSR CGS, masyarakat, dan lembaga terkait program CSR CGS, maka didapat hasil program bantuan CSR CGS pada Tabel 14.

Tabel 14. Bantuan yang Diperoleh Masyarakat Empat Desa di Kecamatan Pamijahan, 2007-2011

No Jenis Bantuan Tahun Pendamping Penerima Manfaat 1 Pendampingan

pertanian dan ternak domba

2007-2011 LSM SPPORA sekarang SLI

Kelompok tani Kacapi (Ciasihan), Celempung (Ciasmara), Berkah Tani (Cibunian), dan Karya Mandiri (Purwabakti) 2 Pendampingan

Koperasi SiRaA

2009-2011 PT. PNM dan PERAMU

Koperasi Jasa Keuangan Syariah “Mitra Usaha” (SiRaA) 3 Pendampingan otomotif (bengkel) 2010-2011 LSM PAMITRAN dan Dompet Duafa- Institut Kemandirian

Kelompok Pemuda Empat Desa (Ciasihan, Ciasmara, Cibunian, dan Purwabakti) 4 Pendampingan

anyaman bambu dan bibit pohon

2009-2011 LSM BCI dan YBUL

Kelompok Tani Berkah Tani

53 6.2. Analisis Manfaat-manfaat Program Bantuan CSR CGS Bagi

Masyarakat Penerima manfaat di Kecamatan Pamijahan

Chevron Geothermal Salak, Ltd. (CGS) memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR) yang terbagi menjadi enam bidang, yaitu bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan, infrastruktur, dan komunikasi. Dilihat dari masing-masing bidang program tersebut, tujuan dan manfaat yang didapat pun akan berbeda pula. Tujuan utama program CSR CGS bidang ekonomi yaitu untuk pengembangan ekonomi masyarakat di Kecamatan Pamijahan. Sedangkan beberapa manfaat keberlanjutan yang diharapakan dapat dirasakan oleh masyarakat penerima manfaat program CSR CGS yaitu peningkatan soft dan

hard skill dalam melakukan usaha, peningkatan pendapatan masyarakat,

memberikan kemudahan akses mendapatkan modal usaha melalui koperasi, peningkatan motivasi dan kemandirian usaha masyarakat, dan berlanjutnya manfaat program kepada masyarakat.

Program CSR CGS yang telah terlaksana tentunya banyak memberikan manfaat kepada masyarakat di wilayah operasi kerja CGS khususnya program di bidang ekonomi. Hal tersebut merupakan sebuah capaian yang harus terlaksana dari sebuah tujuan program CSR CGS bidang ekonomi baik yang dirasakan secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden tentang persepsi masyarakat terhadap nilai-nilai manfaat yang didapat dari program bantuan CSR CGS bidang ekonomi yaitu sebagian besar masyarakat menilai bahwa program tersebut banyak memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama dalam peningkatan kemampuan (skill) usaha masyarakat melalui pelatihan dan pendampingan usaha. Persepsi masyarakat penerima manfaat

54 program bantuan CSR CGS terhadap manfaat-manfaat program (dalam persen) dapat dilihat pada Gambar 4.

Sumber : Diolah dari Data Primer

Gambar 4. Persepsi Masyarakat Penerima Manfaat Program Bantuan CSR CGS Terhadap Manfaat-manfaat Program (dalam Persen) Persepsi manfaat-manfaat yang ditanyakan kepada penerima manfaat yaitu, (1) manfaat program bantuan CSR CGS bidang ekonomi meningkatkan kemampuan (skill) dalam melakukan usaha, (2) manfaat program bantuan CSR CGS bidang ekonomi meningkatkan pendapatan usaha masyarakat, (3) manfaat program bantuan CSR CGS bidang ekonomi dapat membantu akses permodalan usaha masyarakat, (4) manfaat program bantuan CSR CGS bidang ekonomi dapat meningkatkan kemandirian masyarakat dalam melakukan usaha, (5) Manfaat dari program bantuan CSR CGS bidang ekonomi masih berlanjut sampai sekarang.

Manfaat program bantuan CSR CGS yang pertama yaitu program tersebut dapat meningkatkan kemampuan (skill) dalam melakukan usaha. Masyarakat menilai dengan adanya program ini dapat meningkatkan kemampuan (skill) dalam melakukan kegiatan usaha, hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara persepsi

55 masyarakat penerima manfaat didapat bahwa sebagian besar responden berpendapat setuju terhadap pernyataan manfaat pertama (60 persen). Sebagian besar responden menilai manfaat program tersebut memberikan manfaat berupa peningkatan kemampuan (skill) dalam berusaha baik pada pertanian, peternakan, dan lainya. Peningkatan skill yang dirasakan masyarakat ini karena dalam program tersebut dilaksanakan kegiatan pendampingan dan pelatihan usaha. Program pendampingan usaha di empat desa Kecamatan Pamijahan tersebut yaitu meliputi pendampingan pertanian organik, pendampingan peternakan domba, pendampingan koperasi, pendampingan bengkel otomotif, pendampingan anyaman bambu, bantuan bibit tanaman perkebunan seperti kopi, aren, sukun, dan tanaman kayu lainnya.

Tabel 15. Output Manfaat Peningkatan Kemampuan (skill) Usaha dalam Program CSR CGS di Kecamatan Pamijahan, 2012

No Jenis Pendampingan Jumlah Penerima Manfaat

Output yang didapat

1 Pertanian Organik dan Budidaya Domba

Kelompok tani: Kacapi (10 orang) Celempung (10 orang), Berkah Tani (8 orang), Karya Mandiri (5 orang)

- Mampu membuat pupuk organik - Mampu malakukan pertanian organik sayuran selain padi

- Mampu melakukan budidaya Domba dengan baik

- Mampu melakukan budidaya Pepaya 2 Pendampingan KJKS

SiRaA

Pengurus KJKS SiRaA (5 orang)

- Mampu melakukan administrasi kelembagaan seperti pelayan koperasi, teknik wawancara, mencari nasabah, permodalan, pembagian job description, dan marketing

- Mampu melakukan administrasi pembukuan koperasi

3 Pendampingan otomotif (bengkel)

Kelompok Pemuda Empat Desa (8 orang)

- Mampu melakukan perbaikan kendaraan bermotor

- Menjadi tenaga kerja yang ahli di bengkel resmi/tidak

- Mampu menciptakan lapangan pekerjaan bengkel

4 Pendampingan anyaman bambu dan bibit pohon

Kelompok tani Berkah Tani, Desa Cibunian (20 orang)

- Dapat memanfaatkan sumberdaya bambu yang bernilai ekonomi - Terampil dalam menganyam bambu

56 Manfaat program yang kedua adalah meningkatkan pendapatan usaha masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dengan penerima manfaat program didapat bahwa sebagian besar responden menilai setuju terhadap manfaat tersebut (50 persen). Pendampingan Koperasi SiRaA merupakan salah satu keberhasilan program CSR CGS yang dilihat dari neraca dan perubahan labarugi KJKS SiRaA tiap tahun yang dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Neraca dan Laba Rugi KJKS SiRaA di Desa Ciasmara, Kecamatan Pamijahan, 2009-2012

Tahun Jumlah Aktiva

Jumlah

Pasiva Modal Laba Rugi

Jumlah Anggota 2009 73.262.700 27.624.845 56.340.000 (10.702.145) 275 2010 253.249.507 170.726.435 99.654.855 (17.131.782) 648 2011 393.077.373 278.868.351 82.183.072 32.025.950 852 2012 648.002.347 463.309.550 166.617.022 18.075.774 1.101

Sumber: Laporan neraca dan laba rugi tahunan KJKS SiRaA, 2009-2012

Neraca dan laba rugi KJKS SiRaA mengalami peningakatan yang signifikan setiap tahunnya. Pendapatan (laba rugi) pada tahun 2011 sudah dapat menutupi kerugian tahun 2009-2010 dan menghasilkan sisa hasil usaha (SHU) sebesar Rp 4.442.022 dan pada tahun selanjutnya mendapatkan laba bersih sebesar Rp 18.075.774. Neraca dan laba rugi KJKS SiRaA selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.

Program pendampingan pertanian organik dan bibit domba dapat diestimasi dampak perubahan pendapatan kelompok tani binaan CGS. Berdasarkan keterangan dari salah satu anggota LSM SLI bahwa kelompok tani yang dibina merupakan kelompok tani yang yang dibentuk LSM tersebut. Komoditas utama pertanian adalah padi dan masih kurangnya sumberdaya manusia (kemampuan) dalam hal teknik usaha tani. Sehingga dilaksanakannya program pelatihan pertanian organik dan bibit domba yang dapat meningkatkan

57 pendapatan masyarakat kelompok tani. Peningkatan pendapatan dapat terlihat pada jenis bantuan yang diterima yaitu berupa bibit-bibit pertanian seperti kangkung, pepaya california, caisin, tomat, dan bantuan bibit domba.

Program budidya pepaya dilakukan oleh lima orang dari kelompok tani Karya Mandiri di Desa Purwabakti dari tahun 2009-2010 telah panen dan memberikan tambahan pendapatan kepada tiap petani sekitar Rp 700.000 per tahun, namun program budidaya tersebut tidak berlanjut karena petani lebih memilih jenis pertanian lain seperti padi, cabai, dan lainnya. Selain dari pertanian, empat orang anggota kelompok tani Karya Mandiri melakukan budidaya ternak domba. Masing-masing petani mendapatkan tiga ekor bibit domba. Pendapatan yang diperoleh setiap petani dari tahun 2009-2012 sudah dapat menjual enam ekor domba jika dinilaikan sekitar Rp 4.200.000, jadi tambahan pendapatan petani tiap tahunnya sekitar Rp 1.400.000. program budidaya domba di Kelompok tani Karya Mandiri masih berlanjut hingga saat ini. Analisis usaha tani kelompok tani Karya Mandiri di Desa Purwabakti dapat dilihat pada Lampiran 9.

Program pertanian yang dikembangkan di Desa Cibunian yaitu budidaya tomat. Budidaya tomat ini dilaksanakan oleh enam orang anggota kelompok tani Berkah Tani. Hasil total produksi tomat pada tahun 2009-2010 yaitu sebesar tiga ton. Total nilai pendapatan budidaya tomat yaitu sebesar Rp 3.000.000 hingga akhir panen, jadi tambahan pendapatan tiap petani sebesar Rp 500.000 per tahun. Budidaya tomat ini tidak berlanjut yang dikarenakan turunnya harga tomat dari Rp 15.000 per kg menjadi Rp 500 per kg. Berdasarkan potensi sumberdaya yang ada di Desa Cibunian yaitu terdapat banyak pohon bambu maka diadakannya pula program pelatihan anyaman bambu. Program pelatihan anyaman bambu

58 dilaksanakan pada tahun 2009 oleh CSR CGS dengan jumlah peserta dari kelompok tani Berkah Mandiri sebanyak 17 orang. Program tersebut telah memberikan manfaat kepada masyarakat berupa keterampilan (skill) menganyam bambu. Keterampilan ini dapat dijadikan mata pencaharian masyarakat setempat. Namun pada kondisi yang ada terdapat kendala-kendala dalam pengelolaan usaha anyaman bambu seperti kurangnya permodalan, kurang pahamnya pemasaran, dan kondisi skala usaha yang masih kecil, sehingga menimbulkan kesenjangan antara pendapatan dengan biaya produksi. Hal-hal tersebutlah yang menimbulkan keberlanjutan program pelatihan anyaman bambu tidak bertahan lama. Menejemen program tersebut memiliki kekurangan dalam mengembangkan usaha anyaman tersebut yaitu dalam hal permodalan, pendampingan, dan pemasaran. Kondisi tersebutlah yang menjadi evaluasi program pelatihan anyaman bambu yang perlu diperbaiki oleh pihak perusahaan.

Program yang dilaksanakan di Desa Cibunian selain itu yaitu program penanaman pohon dari jenis kayu dan perkebunan dengan diikuti oleh seluruh anggota kelompok tani Berkah Tani (20 orang) pada tahun 2009-2011. Program tersebut terlaksana dengan baik, namun hasilnya dapat dirasakan di tahun mendatang. Adapun estimasi peningkatan pendapatan petani tiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Estimasi Peningkatan Pendapatan Petani dengan Adanya Bantuan Bibit Pohon Kayu dan Perkebunan di Kecamatan Pamijahan

No Nama Produk Total Pendapatan

(Rp/petani/tahun) Total Pendapatan (Rp/petani/bulan) 1 Kayu 1.761.000 147.000 2 Aren 23.149.000 1.929.000 3 Kopi 1.195.000 100.000 4 Sukun 2.088.000 174.000

59

Sumber: Output data primer

Bantuan penanaman pohon perkayuan maupun perkebunan tentunya saat ini belum dapat dirasakan manfaatnya. Manfaat dari penanaman bibit pohon kayu dapat dirasakan setelah beberapa tahun kemudian. Tabel 17 menunjukan adanya peningkatan pendapatan petani penerima manfaat setelah didiscounting (6%), sehinggadidapat jumlah tambahan peningkatan pendapatan tiap petani per bulan dari hasil program penanaman pohon sebesar Rp 2.350.000. Perhitungan Analisis

cash flow penanaman pohon dapat dilihat pada lampiran 10-13.

Manfaat program yang ketiga adalah membantu akses permodalan usaha masyarakat. Akses permodalan untuk masyarakat yang dimaksud yaitu melalui koperasi. Salah satu program CSR CGS Pamijahan di bidang ekonomi adalah program bantuan pendampingan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Mitra Usaha (SiRaA) di Desa Ciasmara. Program pendampingan koperasi tersebut bekerja sama dengan PT. Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam upaya pengembangan koperasi. KJKS SiRaA merupakan sebuah lembaga keuangan mikro yang berdiri sejak bulan Mei 2009 yang mendapat bantuan CSR CGS. Lingkup kerja SiRaA meliputi empat desa yaitu Desa Ciasihan, Desa Cibunian, Desa Ciasmara, dan Desa Purwabakti. Hingga saat ini SiRaA berkembang dengan baik menjadi koperasi yang manfaatnya bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Pamijahan. Dukungan dan bantuan CSR CGS dalam megembangkan koperasi SiRaA di Desa Ciasmara merupakan salah satu bentuk upaya CGS dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pamijahan khususnya dalam akses permodalan. Berikut data nasabah KJKS SiRaA dalam rekapitulasi kredit dan tabungan dari tahun 2009-2011, dapat dilihat pada Tabel 18.

60 Tabel 18. Rekapitulasi Realisasi Kredit dan Tabungan KJKS SiRaA di

Kecamatan Pamijahan, 2009-2012 Tahun

Rekap Realisasi Kredit Rekap Realisasi Tabungan

Rasio A/B (%) Jumlah

Rekening (A) Plafond (Rp)

Jumlah Rekening (B) Saldo(Rp) 2009 56 49.125.000 275 33.866.900 20 2010 241 387.395.400 648 185.398.182 37 2011 362 752.116.200 852 291.624.943 42 2012 455 1.062.034.300 1.101 525.453.621 41

Sumber : Rakapitulasi kredit dan tabungan KJKS SiRaA Tahun 2009-2012

Berdasarkan hasil wawancara dengan penerima manfaat program CSR CGS didapat bahwa sebagian besar responden menilai setuju (40 persen) dengan manfaat program ketiga ini. Melihat dari hasil wawancara melalui kuesioner tersebut dapat diketahui bahwa sebagian masyarakat ada yang mendapatkan manfaat permodalan dan sebagian lagi tidak mendapat. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yaitu kurangnya informasi yang sampai kepada masyarakat terkait koperasi SiRaA dan jauhnya akses menuju koperasi. Berdasarkan kendala-kendala tersebut KJKS SiRaA melakukan sistem „jemput bola‟ atau mendatangi masyarakat yang ingin mendapatkan jasa kredit maupun menabung di KJKS SiRaA melalui mekanisme kelompok ibu-ibu dari anggota kelompok tani binaan CGS di empat desa Kecamatan Pamijahan. Hasil positif terhadap pengembangan koperasi SiRaA dapat dilihat pada Tabel 19 dari persentase rasio jumlah rekening kredit (A) terhadap jumlah rekening tabungan (B) yang setiap tahunnya mengalami peningkatan (20% - 42%).

Manfaat program yang keempat adalah dapat meningkatkan kemandirian masyarakat dalam melakukan usaha. Capaian program CSR CGS bidang ekonomi ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian masyarakat dalam melakukan usaha. Upaya peningkatan kemandirian ini didukung oleh program-program CSR CGS seperti adanya pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan skill usaha dan

61 didukung dengan adanya akses permodalan melalui koperasi SiRaA. Melalui program-program tersebut dirasa cukup untuk mendukung tercapainya peningkatan kemandirian usaha masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat penerima manfaat program didapat bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju (70 persen). Hasil ini menunjukan bahwa dengan adanya program CSR CGS bidang ekonomi memberikan dampak positif kepada masyarakat pamijahan yaitu meningkatkan kemandirian usaha.

Manfaat program yang kelima adalah keberlanjutan manfaat program CSR CGS masih dapat dirasakan sampai saat ini. Keberlanjutan manfaat yang dimaksud yaitu melalui program bantuan CSR CGS bidang ekonomi ini terciptanya penguatan kelembagaan masyarakat seperti kelompok tani, koperasi, dan kelompok masyarakat lainnya. Upaya yang dilakukan dalam penguatan kelembagaan tersebut yaitu melalui program-program pendampingan masyarakat yang dilakukan oleh mitra CGS (LSM, PT. PNM, Dompet Duafa , dan lainnya). Diharapkan dengan adanya penguatan kelembagaan ini akan terciptanya kelembagaan kelompok masyarakat yang mandiri dalam mengelola sumberdaya, sehingga tidak menutup kemungkinan bantuan-bantuan dari CGS akan diterima