• Tidak ada hasil yang ditemukan

14. Keamanan Pelayanan

6.4.2. Tingkat Kesesuaian Antara Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan Program CSR CGS

Tingkat kesesuaian merupakan perbandingan antara tingkat kinerja dengan tingkat kepentingan. Tingkat kinerja adalah segala sesuatu yang telah dilakukan oleh perusahaan untuk melayani konsumen, sedangkan tingkat kepentingan adalah harapan dari konsumen mengenai barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Dalam hal ini apabila tingkat kesesuaian mencapai 100 persen maka masyarakat dapat dikatakan puas terhadap kinerja. Tetapi apabila tingkat kesesuaian kurang dari 100 persen maka masyarakat belum merasa puas terhadap pelayanan program bantuan CSR perusahaan, hal ini berarti pelayanan program bantuan belum memenuhi harapan masyarakat penerima manfaat.

Diketahui bahwa tingkat kesesuaian semua unsur masih berada dibawah 100 persen. Hal ini menunjukan bahwa kinerja perusahaan belum memenuhi harapan masyarakat. Namun secara keseluruhan tingkat kesesuaian antara kepuasan kinerja dengan kepentingan masyarakat dapat dikatakan cukup baik yaitu sebesar 78,37 persen. Artinya secara keseluruhan kepentingan masyarakat sudah terpenuhi dengan baik sebesar 78,37 persen. Oleh karena itu perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya supaya tingkat kesesuaian antara kinerja dengan kepentingan lebih mendekati angka 100 persen.

82 6.4.3. Analisis Diagram Cartesius terhadap Indikator-indikator Pelayanan

Program CSR CGS

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesesuaian antara penilaian tingkat kinerja dan tingkat kepentingan dari indikator kualitas pelayanan pada Lampiran 5 didapat gambar yang menunjukan posisi sebuah sub indikator pada kuadran tertentu, dapat dilihat pada Gambar 6.

2,62 K.I K. II K. III K. IV

Sumber : Diolah dari Data Primer

Gambar 5. Diagram Cartesius dari Indikator-indikator Pelayanan Program CSR CGS

Keterangan nomor sub indikator :

1 = Keterbukaan informasi mengenai program bantuan 2 = Kejelasan alur pengajuan program bantuan

3 = Kesederhanaan prosedur mendapatkan program bantuan 4 = Kemudahan dalam mengurus dan memenuhi persyaratan 5 = Kejelasan mengenai persyaratan pengajuan program bantuan

6 = Kepastian identitas dan petugas/pendamping program di masyarakat 3,35

83 7 = Kredibilitas petugas/pendamping program bantuan di masyarakat 8 = Kesesuaian jadwal pendampingan dengan pelaksaan program bantuan 9 = Keberlanjutan program bantuan

10 = Kejelasan dan keterbukaan bentuk bantuan yang disalurkan 11 = Kemampuan petugas/pendamping

12 = Petugas/pendamping menggunakan sarana penunjang pelatihan 13 = Petugas/pendamping menyampaikan teknologi dan inovasi baru 14 = Kecepatan waktu pengajuan dan realisasi program bantuan 15 = Ketepatan waktu petugas/pendamping

16 = Kesesuaian bantuan yang diberikan dengan kebutuhan dan potensi lingkungan

17 = Kesamaan perlakuan dalam mendapatkan program bantuan 18 = Kesopanan dan keramahan petugas/pendamping

19 = Tidak dikenakan biaya kepada peserta program bantuan

20 = Kepastian jadwal pendampingan dan pemberian program bantuan 21 = Kenyamanan lingkungan tempat kegiatan pendampingan

22 = Keamanan lingkungan tempat kegiatan pendampingan

Hasil dari analisis IPA yaitu berupa sebuah diagram yang dibagi ke dalam empat kuadran. Masing-masing kuadran terdapat beberapa indikator pelayanan program CSR CGS. Penjelasan mengenai masing-masing kuadran pada Diagram Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja perusahaan terhadap masyarakat penerima manfaat program CSR CGS bidang ekonomi akan dijelaskan sebagai berikut :

84 1. Kuadran I (K.I)

Pada kuadran ini terdapat sub indikator-indikator yang berkinerja rendah, namun mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi. Tingkat kepentingan yang tinggi mencerminkan bahwa masyarakat penerima manfaat program mempunyai harapan yang tinggi terhadap indikator-indikator tersebut. Jadi indikator-indikator yang berada pada kuadran ini mendapat prioritas utama dari pihak perusahaan untuk dilakukan perbaikan program. Indikator-indikator yang berada pada kuadran ini adalah :

1. Keterbukaan informasi mengenai program bantuan (no. 1) 2. Kemudahan dalam mengurus dan memenuhi persyaratan (no. 4) 3. Keberlanjutan program bantuan (no. 9)

4. Kejelasan dan keterbukaan bentuk bantuan yang disalurkan (no. 10) 2. Kuadran II (K.II)

Sub indikator-indikator yang berada pada kuadran ini adalah sub indikator yang memiliki harapan tinggi dari mayarakat penerima manfaat dan kinerja yang tinggi dari pihak perusahaan. Pihak perusahaan perlu mempertahankan kinerjanya karena dengan begitu citra perusahaan dalam pengembangan masyarakat akan baik. Beberapa sub indikator yang berada pada kuadran ini adalah :

1. Petugas/pendamping menyampaikan teknologi dan inovasi baru (no. 13) 2. Kesopanan dan keramahan petugas/pendamping (no. 18)

3. Tidak dikenakan biaya kepada peserta program bantuan (no. 19)

4. Kepastian jadwal pendampingan dan pemberian program bantuan (no. 20) 5. Kenyamanan lingkungan tempat kegiatan pendampingan (no. 21)

85 3. Kuadran III (K.III)

Pada kuadran ini terdapat beberapa sub indikator penilaian dengan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja yang rendah. Walaupun sub indikator yang terdapat dalam kuadran ini dianggap tidak terlalu penting oleh masyarakat, hendaknya perusahaan selalu meningkatkan kinerjanya karena tingkat kepentingan masyarakat penerima manfaat program dapat meningkat tergantung kebutuhan. Beberapa sub indikator yang berada pada kuadran ini adalah :

1. Kejelasan alur pengajuan program bantuan (no. 2)

2. Kesederhanaan prosedur mendapatkan program bantuan (no. 3) 3. Kejelasan mengenai persyaratan pengajuan program bantuan (no. 5) 4. Petugas/pendamping menggunakan sarana penunjang pelatihan (no. 12) 5. Kecepatan waktu pengajuan dan realisasi program bantuan (no. 14)

6. Kesesuaian bantuan yang diberikan dengan kebutuhan dan potensi Lingkungan (no. 16)

4. Kuadran IV (K.IV)

Merupakan daerah yang memuat sub indikator yang dirasa kurang penting oleh masyarakat namun tingkat kinerja dari pihak perusahaan dirasa terlalu berlebihan. Pihak perusahaan hendaknya tidak terlalu menjadikan sub indikator penilaian pada kuadran ini prioritas karena hanya akan menyebabkan terjadinya pemborosan biaya dan dapat dialokasikan untuk sub indikator yang berada pada kuadran lain. Sub indilator-indikator yang berada pada kuadran ini adalah :

1. Kepastian identitas dan petugas/pendamping program di masyarakat (no. 6)

86 3. Kesesuaian jadwal pendampingan dengan pelaksaan program bantuan (no.

8)

4. Kemampuan petugas/pendamping (no.11) 5. Ketepatan waktu petugas/pendamping (no. 15)

87 VII. SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Masyarakat penerima manfaat program CSR CGS sebagian besar berpendapat bahwa program CSR CGS memberikan manfaat terutama dalam hal peningkatan kemampuan (skill) usaha dan manfaat peningkatan kemandirian masyarakat dalam melakukan usaha. Manfaat yang dirasa sangat kurang oleh masyarakat khususnya kelompok tani binaan CGS yaitu manfaat akses permodalan usaha dan keberlanjutan program.

2. Didapat nilai indeks kepuasan mayarakat (IKM) sebesar 2,75. Setelah dikonversikan dengan mengalikan 25, maka nilai IKM sebesar 68,75. Nilai mutu pelayanan program CSR CGS adalah B yang berarti kinerja unit pelayanan program terkategori BAIK.

3. Secara keseluruhan tingkat kesesuaian antara kepuasan kinerja dengan kepentingan masyarakat dapat dikatakan cukup tinggi yaitu Sebesar 78,37 persen. Artinya secara keseluruhan kepentingan masyarakat sudah terpenuhi dengan baik sebesar 78,37 persen. Hasil dari diagram Cartesius dapat disimpulkan juga bahwa setiap kuadran dalam diagram tersebut patut mendapatkan perhatian dalam penanganan pelayanan program CSR CGS karena masih banyak mengalami kesenjangan. Berikut ke-empat kuadran pada diagram Cartesius beserta sub indikatornya :

88 a. Kuadran I, Pada kuadran ini terdapat sub indikator-indikator yang berkinerja rendah, namun mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi. Tingkat kepentingan yang tinggi mencerminkan bahwa masyarakat penerima manfaat program mempunyai harapan yang tinggi terhadap indikator-indikator tersebut. Jadi indikator-indikator yang berada pada kuadran ini mendapat prioritas utama dari pihak perusahaan untuk dilakukan perbaikan pelayanan program. Indikator-indikator yang berada pada kuadran ini adalah :

 Keterbukaan informasi mengenai program bantuan

 Kemudahan dalam mengurus dan memenuhi persyaratan

 Keberlanjutan program bantuan

 Kejelasan dan keterbukaan bentuk bantuan yang disalurkan

b. Kuadran II, Sub indikator-indikator yang berada pada kuadran ini adalah sub indikator yang memiliki harapan tinggi dari mayarakat penerima manfaat dan kinerja yang tinggi dari pihak perusahaan. Pihak perusahaan perlu mempertahankan kinerjanya karena dengan begitu citra perusahaan dalam pengembangan masyarakat akan baik. Beberapa sub indikator yang berada pada kuadran ini adalah :

 Petugas/pendamping menyampaikan teknologi dan inovasi baru

 Kesopanan dan keramahan petugas/pendamping

 Tidak dikenakan biaya kepada peserta program bantuan

 Kepastian jadwal pendampingan dan pemberian program bantuan

 Kenyamanan lingkungan tempat kegiatan pendampingan

89 c. Kuadran III, Pada kuadran ini terdapat beberapa sub indikator penilaian dengan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja yang rendah. Walaupun sub indikator yang terdapat dalam kuadran ini diaanggap tidak terlalu penting oleh masyarakat, hendaknya perusahaan selalu meningkatkan kinerjanya karena tingkat kepentingan masyarakat penerima manfaat program dapat meningkat tergantung kebutuhan. Beberapa sub indikator yang berada pada kuadran ini adalah :

 Kejelasan alur pengajuan program bantuan

 Kesederhanaan prosedur mendapatkan program bantuan

 Kejelasan mengenai persyaratan pengajuan program bantuan

 Petugas/pendamping menggunakan sarana penunjang pelatihan

 Kecepatan waktu pengajuan dan realisasi program bantuan

 Kesesuaian bantuan yang diberikan dengan kebutuhan dan potensi Lingkungan

d. Kuadran IV, Merupakan daerah yang memuat sub indikator yang dirasa kurang penting oleh masyarakat namun tingkat kinerja dari pihak perusahaan dirasa terlalu berlebihan. Pihak perusahaan hendaknya tidak terlalu menjadikan sub indikator penilaian pada kuadran ini prioritas karena hanya akan menyebabkan terjadinya pemborosan biaya dan dapat dialokasikan untuk sub indikator yang berada pada kuadran lain. Sub indilator-indikator yang berada pada kuadran ini adalah :

 Kepastian identitas dan petugas/pendamping program di masyarakat

90

 Kesesuaian jadwal pendampingan dengan pelaksaan program bantuan

 Kemampuan petugas/pendamping

 Ketepatan waktu petugas/pendamping

 Kesamaan perlakuan dalam mendapatkan program bantuan 7.2. Saran

1. CGS disarankan untuk meningkatkan kinerja program micro finance melalui KJKS SiRaA agar teroptimalisasinya tujuan dan manfaat program CSR CGS tersebut dan disarankan untuk melakukan survei terhadap masyarakat penerima manfaat program CSR CGS agar dapat memetakan kembali antara kondisi masyarakat dengan capaian program tersebut.

2. CGS disarankan segera melakukan perbaikan kinerja terhadap indikator maupun sub indikator yang terkategori kurang baik dan mempertahankan kinerja program yang sudah baik. Perusahaan melakukan evaluasi dan perbaikan program CSR CGS dilakukan dengan melibatkan stakeholder

terkait seperti Pemerintah, mitra CGS, dan masyarakat penerima manfaat agar terjalin integrasi yang kuat antar stakeholder.

3. CGS disarankan dapat melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah maupun perguruan tinggi dalam hal pengembangan masyarakat, untuk meningkatkan kinerja program CGS CGS secara berkelanjutan.

91

DAFTAR PUSTAKA

Ambadar J. 2008. CSR dalam Praktik di Indonesia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Anonim. 2009. Laporan Tahunan KJKS SiRaA. Bogor: KJKS SiRaA.

Anonim. 2009. Annual Report Perusahaan Geothermal. Jakarta: Perusahaan Geothermal.

Anonim. 2010. Annual Report Perusahaan Geothermal. Jakarta: Perusahaan Geothermal.

Anonim. 2010. Buah Sukun, Sumber Bahan Makanan Baru. http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/04/30/10762 5/Buah-Sukun-Sumber-Bahan-Makanan-Baru. diakses tanggal 5 Maret 2013.

Anonim. 2012. Produksi Kopi Arabika Kab. Bandung Naik 100%. http://www.bisnis-jabar.com/index.php/berita/produksi-kopi-arabika-kab-bandung-naik-100. diakses tanggal 5 Maret 2013.

Anonim. 2012. Panen Aren Layaknya Tambang Emas. http://ranapsimanjuntak.wordpress.com/2013/01/15/panen-aren-layaknya-tambang-emas/. diakses tanggal 5 Maret 2013).

Dragicevic, Damir dkk. Reporting on Community Impacts: A survey conducted by the Global Reporting Initiative.Global Reporting Initiative, 2008.

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara. 2004. Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Jakarta.

Lee M. A Review of the Theories of Corporate Social Responsibility: Its Evolutionary Path and the Road Ahead. International Journal of Management Reviews Doi : 10.1111/j.1468-2370.2007.00226.xx, 2008. Maulana M. 2009. Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Rekayasa

Industri dalam rangka Pengembangan Masyarakat. Skripsi. Jurusan Komunikasi Pengembangan Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rianse U, Abdi. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi (Teori dan Aplikasi). Alfabeta. Bandung.

Rosyida I. 2011. Partisipasi Masyarakat dan Stakeholder dalam Penyelenggaraan program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Dampaknya terhadap Komunitas Perdesaan (Kasus: Anggota Lembaga Keuangan Mikro Syariah

92 (LKMS) Kartini, Desa Cihamerang, Kecamatan Kabandungan, Kabupatern Sukabumi, Jawa Barat). Skripsi. Jurusan Komunikasi Pengembangan Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Satori D, Komariah A. 2011.Metodologi Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung. Soekartawi. Et al. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Perkembangan

Petani Kecil. UI-Press. Jakarta.

Solihin I. 2009. Corporate Social Responsibility: from Charity to Sustainability. Salemba Empat. Jakarta.

Tamrin F. 2002. Dampak Kredit Usaha Kecil Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Peningkatan Pendapatan pda Usaha Kecil (Kasus Nasabah BRI Cabang Bogor). Tesis. Jurusan Program Studi Ilmu Ekonomi Pertainan. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Wibisono Y. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR (Corporate Social Responsibility). Gresik: Fascho Publishing.

Widya S. 2012. Corporate Social Responsibility oleh Perseroan Terbatas. http://www. hukumperseroanterbatas.com/2012/04/13/corporate-social-responsibility-oleh-perseroan-terbatas/#more-116. diakses pada 16 April 2012.

93 LAMPIRAN

94 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian