• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formulasi strategi pemasaran Restoran Gampoeng Aceh cabang dari Bandung di Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Formulasi strategi pemasaran Restoran Gampoeng Aceh cabang dari Bandung di Bogor"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN

RESTORAN GAMPOENG ACEH

CABANG DARI BANDUNG DI BOGOR

SKRIPSI

FITRI JUNIKA SIREGAR

H34086038

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

RINGKASAN

FITRI JUNIKA SIREGAR, Formulasi Strategi Pemasaran Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung Di Bogor. (Di bawah bimbingan EVA YOLYNDA AVINY)

Pada saat ini mengkonsumsi makanan bukan lagi hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan, namun lebih dijadikan gaya hidup. Bila dibandingkan dengan masa beberapa dekade yang lalu, makan sehari-hari cenderung dilakukan di rumah dimana makanan yang disajikan adalah hasil masakan sendiri yang dilakukan di jam-jam makan bersama dengan seluruh anggota keluarga. Pada masa kini, dengan kesibukan masing-masing para anggota keluarga, acara makan sering dilakukan sendiri-sendiri dan jarang dilakukan di rumah.

Salah satu kota yang mengalami perkembangan di bidang usaha restoran adalah Kota Bogor yang merupakan kota dengan beragam budaya etnik dan obyek wisata, baik obyek wisata tempat maupun obyek wisata kuliner. Ini terlihat dengan semakin berkembangnya jumlah restoran berdasarkan jenis hidangan yang disajikan mulai dari makanan siap saji, makanan khas Indonesia, makanan daerah dan makanan dari luar negeri juga menjadi pilihan masyarakat untuk menikmati kuliner yang ada di Kota Bogor.

Banyaknya jumlah restoran yang ada di Kota Bogor tersebut akan menimbulkan persaingan diantara restoran-restoran yang ada. Salah satu restoran yang ada di Kota Bogor adalah Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung.

Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung merupakan restoran yang menyajikan masakan dari daerah Aceh dengan berbagai menu andalannya. Restoran ini hadir ditengah-tengah persaingan yang ada diantara restoran di Kota Bogor. Adanya tingkat persaingan tersebut, sehingga membuat Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung yang baru berdiri untuk menjalankan strategi pemasaran agar bisa memasuki peluang pasar dengan baik dan dapat bersaing dengan restoran lainnnya.

Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung adalah menawarkan berbagai makanan khas Aceh seperti roti Cane, Mie Aceh, dan makanan khas Aceh lainnya yang disajikan dengan gaya Prasmanan yang bisa di lihat langsung oleh konsumen. Selain itu, keramah tamahan pelayanan yang diberikan oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung menambah kenyamanan para konsumen untuk berkunjung. Akan tetapi, berbagai fasilitas yang telah diberikan oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung tidak memberikan dampak yang terlalu besar bagi restoran, banyaknya pengunjung yang datang tetapi belum memenuhi target yang telah ditetapkan oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung.

(3)

Salah satu permasalahan yang dihadapi yaitu masalah pemasaran yang merupakan salah satu masalah yang banyak dihadapi suatu industry untuk memasuki peluang pasar.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk menganalisis persepsi konsumen terhadap atribut bauran pemasaran yang sudah dijalankan oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung, 2) Mengkaji bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung, 3) Menganalisis kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung, 4) Merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung. Penelitian dilakukan pada Bulan September-November 2010.

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah unsur-unsur pemasaran (segmentation, targeting dan positioning), bauran pemasaran 7P (product, price, place, promotion, people, process dan phisic). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Matriks SWOT dan Matriks QSPM.

Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengamati kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Analisis lingkungan internal dilakukan dengan pendekatan fungsional. Analisis ini menghasilkan faktor-faktor kunci internal yang dapat diidentifikasi sebagai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung. Adapun faktor-faktor kekuatan yang dimiliki yaitu 1) Memiliki cita rasa yang khas 2) Memiliki makanan dan minuman yang bervariasi, 3) Kebersihan dan kenyamanan restoran, 4) Laporan keuangan tersusun dengan baik, 5) Lokasi restoran yang strategis dan 5) Memiliki sarana dan prasarana yang mendukung. Dan faktor-faktor kelemahan yang dimiliki yaitu 1) kegiatan promosi kurang intensif 2) kondisi parkir kurang memadai.

Pengidentifikasian lingkungan eksternal perusahaan digunakan untuk mengetahui peluang yang dimiliki serta ancaman yang mungkin dihadapi perusahaan. Adapun faktor-faktor peluang tersebut adalah 1) Permintaan yang cukup tinggi, 2) Kemajuan teknologi baik teknologi produksi ataupun teknologi informasi, 3) Kemudahan dalam memperoleh bahan baku dan 4) Cukup tersedianya angkatan kerja. Sedangkan faktor-faktor ancamannya yaitu 1) Tingginya tingkat persaingan diantara restoran dan 2) Kenaikan harga bahan baku 3) Banyaknya produk subtitusi.

Berdasarkan hasil analisis persepsi konsumen terhadap bauran produk yang telah dijalankan oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung di Bogor maka yang harus mendapat perhatian utama dari manajemen restoran untuk ditingkatkan yaitu kegiatan promosi yang lebih efektif, penyediaan bukti fisik seperti kondisi parkir, hal ini karena persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran tersebut belum baik. Sedangkan atribut bauran pemasaran yang telah mendapatkan persepsi yang baik adalah atribut cita rasa menu, keterjangkauan harga, lokasi restoran yang strategis, penampilan pramusaji, kecepatan pelayanan, fasilitas pendukung seperti toilet dan musholla.

(4)
(5)

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN

RESTORAN GAMPOENG ACEH

CABANG DARI BANDUNG DI BOGOR

FITRI JUNIKA SIREGAR H34086038

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

(6)

Judul Skripsi : Formulasi Strategi Pemasaran Restoran Gampoeng

Aceh Cabang dari Bandung Di Bogor

Nama : Fitri Junika Siregar

NIM : H34086038

Menyetujui, Pembimbing

Eva Yolynda Aviny, SP. MM NIP. 19710402 200604 2 008

Mengetahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr.Ir Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

(7)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ”Formulasi Strategi Pemasaran Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung Di

Bogor” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada

perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Januari 2011

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Rantauprapat pada tanggal 08 Juni 1988. Penulis adalah

anak ke tiga dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak Syamsir Achmad Siregar dan

Ibunda Sa’adah Nasution.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 112141 Rantauprapat pada

tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di Mts

Negeri Rantauprapat. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMA Negeri I Rantau

Utara diselesaikan pada tahun 2005. Pada tahun yang sama penulis diterima di

program Diploma III Program Studi Agribisnis, Politeknik Pertanian Universitas

Andalas melalui jalur PMDK. Pada tahun 2008 penulis mendapat kesempatan

melanjutkan pendidikan pada pendidikan strata satu (S1) Program Sarjana Ekstensi

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Subhana Wa Ta’ala atas segala berkat dan

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Formulasi Strategi Pemasaran Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung Di

Bogor” .

Penelitian ini bertujuan menganalisis persepsi konsumen terhadap bauran

pemasaran yang telah dilakukan oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari

Bandung, menganalsis bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Restoran

Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung, menganalisis kondisi lingkungan internal dan

lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari

Bandung dan merumuskan alternatif strategi yang tepat untuk Restoran Gampoeng

Aceh Cabang dari Bandung.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan

kendala yang dihadapi. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Januari 2011

(10)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.

Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, penulis ingin

menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Eva Yolynda Aviny, SP. MM. selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan,

waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan

skripsi ini.

2. Ir. Juniar Atmakusuma, MS selaku dosen evaluator pada kolokium yang telah

memberikan banyak masukan, kritikan dan saran kepada penulis.

3. Ir. Popong Nurhayanti, MM dan Ir. Narni Farmayanti, M.Sc selaku dosen penguji

pada saat Ujian Sidang yang telah memberikan banyak masukan, kritikan dan

saran kepada penulis.

4. Ir. Dwi Rachmina, MS yang telah menjadi dosen pembimbing akademik dan

seluruh dosen serta staf Departemen Agribisnis.

5. Orangtua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa yang

diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik.

6. Pihak Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung atas waktu, kesempatan,

informasi dan dukungan yang diberikan.

7. Teman-teman ekstensi Agribisnis angkatan ’05 atas semangat dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat

disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya.

Kalian semua merupakan motivasi terbesar bagi penulis dalam penyelesaian

skripsi ini, semoga silaturahmi kita selalu terjaga dan segala amal kebaikan yang telah

dilakukan menjadi ibadah dan hanya Allah Subhana Wa Ta’ala yang dapat menilai

dan membalas semuanya, Amin.

Bogor, Januari 2011

(11)

DAFTAR ISI

(12)

5.2 Visi dan Misi Restoran ... 40

5.3 Produksi dan Operasi ... 41

5.4 Sumber Daya Manusia ... 42

5.5 Keuangan dan Akuntansi ... 44

VI ANALISIS LINGKUNGAN ... 46

6.1 Lingkungan Internal ... 46

6.2 Lingkungan Eksternal ... 58

6.2.1 Lingkungan Makro ... 58

6.2.2 Lingkungan Mikro ... 64

6.3 Lingkungan Industri... 74

6.4 Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman... 76

6.5 Alternatif Strategi... 79

6.6 Rekomendari Strategi Pemasaran Restoran... 82

VII. KESIMPULAN ... 87

7.1 Kesimpulan ... 87

7.2 Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA... 89

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perkembangan Jumlah Restoran dan Rumah Makan di Kota Bogor Berdasarkan Jenis Hidangan yang Disajikan pada Tahun 2005 – 2009 ... 1 2. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Bogor pada tahun 2004 –

2008 ... 2 3. Data Perkembangan Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bogor 3 4. Jumlah Pengunjung Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari

Bandung... 5 5. Hasil Matrik SWOT ... 38 6. Jenis Pekerjaan dan Tingkat Pendidikan Karyawan Restoran

Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung Th 2010 ... 42 7. Penilaian Responden Terhadap Cita rasa, Variasi Menu dan Porsi

yang Disajikan oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung ... 49 8. Penilaian Responden Terhadap Strategi Harga yang Ditawarkan

oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung... 51

9. Penilaian Responden Terhadap Strategi Tempat yang Diberikan oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari

Bandung... 52 10. Penilaian Responden Terhadap Strategi Promosi yang

Diberikanoleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari

Bandung... 53 11. Penilaian Responden Terhadap Strategi Orang di Restoran

Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung... 53 12. Penilaian Responden Terhadap Strategi Proses di Restoran

Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung... 56 13. Penilaian Responden Terhadap Strategi Bukti Fisik di

Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung ... 57 14. Tingkat Inflasi Indonesia Tahun 2009-2010 ... 60 15. Jumlah Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan yang

Ditamatkan di Kota Bogor pada Tahun

2005-2008... 64 16. Persentase Jenis Kelamin Responden pada Restoran Gampoeng

Aceh Cabang dari Bandung... ... 67 17. Sebaran Daerah Asal Responden... 68 18. Sebaran Usia Responden pada Restoran Gampoeng Aceh

(14)

19. Sebaran Tingkat Pendidikan pada Restoran Gampoeng

Aceh Cabang dari Bandung... 20. Sebaran Jenis Pekerjaan Responden pada Restoran

Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung... ... 71 21. Sebaran Responden Berdasarkan Suku Bangsa... 72 22. Tingkat Pendapatan Responden pada Restoran Gampoeng

Aceh Cabang dari Bandung... 72 23. Banyaknya Kunjungan Responden pada Restoran

Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung... 73

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Model Kekuatan Porter ... 28 2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 33 3. Struktur Organisasi Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Gambar Halaman

1. Keadaan Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung... 91 2. Kegiatan Operasional Restoran Gampoeng Aceh Cabang

dari Bandung... 92 3. Daftar Menu Makanan Restoran Gampoeng Aceh Cabang

dari Bandung... 93 4. Daftar Minuman Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari

(17)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini mengkonsumsi makanan bukan lagi hanya sekedar untuk

memenuhi kebutuhan, namun lebih dijadikan gaya hidup. Bila dibandingkan dengan

masa beberapa dekade yang lalu, makan sehari-hari cenderung dilakukan di rumah

dimana makanan yang disajikan adalah hasil masakan sendiri yang dilakukan di

jam-jam makan bersama dengan seluruh anggota keluarga. Pada masa kini, dengan

kesibukan masing-masing para anggota keluarga, acara makan sering dilakukan

sendiri-sendiri dan jarang dilakukan di rumah. Makan di restoran juga dijadikan

tempat untuk berkumpul dan bersosialisasi, acara-acara rapat, pertemuan dan bahkan

sekedar berkumpul dengan kolega juga sering diadakan di restoran pada jam-jam

makan siang dan malam.

Salah satu kota yang mengalami perkembangan di bidang usaha restoran

adalah Kota Bogor yang merupakan kota dengan beragam budaya etnik dan obyek

wisata, baik obyek wisata tempat maupun obyek wisata kuliner. Ini terlihat dengan

semakin berkembangnya jumlah restoran berdasarkan jenis hidangan yang disajikan

mulai dari makanan siap saji, makanan khas Indonesia, makanan daerah dan makanan

dari luar negeri juga menjadi pilihan masyarakat untuk menikmati kuliner yang ada

di Kota Bogor. Data perkembangan jumlah restoran tersebut dapat dilihat pada Tabel

1 dibawah ini.

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran dan Rumah Makan di Kota Bogor Berdasarkan Jenis Hidangan yang Disajikan Pada Tahun 2005 – 2009

No Jenis Restoran Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

1 Indonesia 38 48 45 55 55

2 Daerah 40 37 33 43 43

3 Internasional 29 38 45 41 41

4 Oriental 27 36 43 47 47

5 Continental 27 43 24 48 47

Total 161 202 190 234 233

(18)

Menurut Atmodjo (1995) dalam Firbani (2006) yang menyatakan bahwa

usaha dibidang boga semakin berkembang karena beberapa alasan, yaitu:

1) Potensi pasar yang besar dan selalu bertambah seiring dengan bertambahnya

jumlah penduduk.

2) Alat-alat perhidangan makanan, system kontrol serta pertolongan fisik yang

telah berkembang membuat bisnis menjadi mudah, lancar dan

menguntungkan.

3) Meningkatnya tempat rekreasi yang mengakibatkan keadaan tertentu yang

menambah alasan untuk makan dan minum di luar rumah sehingga pasar

pelayanan makanan dan minuman semakin besar pula.

Perkembangan jumlah restoran bisa disebabkan oleh banyak faktor salah

satunya adalah peningkatan jumlah penduduk dimana peningkatan jumlah penduduk

akan mendorong peningkatan jumlah konsumsi, karena setiap manusia untuk tumbuh

membutuhkan makanan untuk kelangsungan hidupnya dalam menjalankan aktivitas

sehari-hari. Dari peningkatan jumlah penduduk tersebut maka memberikan peluang

bagi usaha restoran untuk memperoleh konsumennya. Peningkatan jumlah penduduk

dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Bogor pada Tahun 2004-2008

No Tahun Jumlah Penduduk Persentase

1 2004 831.571 -

2 20005 855.085 1,33

3 2006 879.138 1,29

4 2007 905.132 1,32

5 2008 942.204 1,02

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2009

Selain peningkatan jumlah penduduk faktor lain yang dapat mendorong

perkembangan jumlah restoran adalah kunjungan wisatawan ke Kota Bogor.

(19)

Kota Bogor No. 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Strategis Pemerintah Kota Bogor

2003-2008. Peraturan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi pariwisata, seni

dan budaya dan meningkatkan kualitas serta kuantitas pelayanan kepada wisatawan

secara bertahap guna meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor. Peraturan

ini efektif meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor. Hal ini dapat dilihat

di dalam data perkembangan kunjungan wisatawan yang datang ke Kota Bogor

seperti yang terdapat pada Tabel 3 dibawah ini.

Tabel 3. Data Perkembangan Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bogor

No Jenis Usaha

Sumber : Data Pariwisata kota Bogor Tahun 2009. Pemerintah Kota Bogor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Usaha bisnis restoran masih memiliki peluang untuk dikembangkan karena

hal ini didukung dengan wilayah Kota Bogor yang juga memiliki banyak tempat

wisata untuk dikunjungi, sehingga dapat mendatangkan para wisatawan dari luar Kota

Bogor bahkan wisatawan dari mancanegara. Para wisatawan yang datang ke Kota

Bogor tidak hanya dapat menikmati berbagai macam tempat wisata yang ada di Kota

Bogor tetapi juga memiliki pilihan tempat wisata kuliner yang dapat menambah

kenikmatan perjalanan mereka ke Kota Bogor sehingga bisnis restoran masih terbuka

lebar buat dikembangkan di daerah Kota Bogor.

Banyaknya jumlah restoran yang ada di Kota Bogor tersebut akan

menimbulkan persaingan diantara restoran-restoran yang ada. Salah satu restoran

(20)

Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung merupakan restoran

menyajikan masakan dari daerah Aceh dengan berbagai menu andalannya. Restoran

ini hadir ditengah-tengah persaingan yang ada diantara restoran di Kota Bogor.

Adanya tingkat persaingan tersebut, sehingga membuat Restoran Gampoeng Aceh

Cabang dari Bandung yang baru berdiri untuk menjalankan strategi pemasaran agar

bisa memasuki peluang pasar dengan baik dan dapat bersaing dengan restoran

lainnnya. Strategi pemasaran merupakan alat yang sangat penting dalam mencapai

keunggulan bersaing karena mempunyai peranan untuk keberhasilan suatu usaha

(Porter, 1993).

1.2 Perumusan Masalah

Banyaknya restoran yang bermunculan di kota Bogor merupakan dampak dari

banyaknya permintaan masyarakat akan makanan yang enak, sehat dan bergizi. Hal

ini dipengaruhi oleh informasi, gaya hidup, kesadaran gizi, persepsi akan sesuatu,

pendidikan yang tinggi serta masyarakat yang tidak memiliki banyak waktu untuk

menyiapkan makanan.

Perubahan yang ada di masyarakat itulah yang menyebabkan Restoran

Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung untuk berani berdiri dengan menampilkan

suasana yang baru. Kalau di Bogor kebanyakan masakan daerah dari Jawa Barat atau

masakan Sunda dan masakan dari Padang maka Restoran Gampoeng Aceh Cabang

dari Bandung hadir menyajikan masakan dari daerah Aceh untuk memperkaya pilihan

menu makanan masyarakat di Bogor.

Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung yang ada di Kota Bogor

berdiri pada bulan April 2010 yang menjadi pemiliknya yaitu Bapak Eddy Adhar.

Restoran ini terletak di Jalan Pajajaran No. 2 Bogor.

Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang

dari Bandung adalah menawarkan berbagai makanan khas Aceh seperti roti Cane,

Mie Aceh, dan makanan khas Aceh lainnya yang disajikan dengan gaya Prasmanan

yang bisa di lihat langsung oleh konsumen. Dekorasi Restoran Gampoeng Aceh

(21)

bukan keluarga seperti para pekerja dan remaja, dengan gedung tanpa pintu sehingga

seisi ruangan dapat terlihat dengan jelas dan memperoleh suasana yang adem karena

angin dapat dengan bebas keluar masuk. Selain itu, keramah tamahan pelayanan

yang disajikan oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung menambah

kenyamanan para konsumen untuk berkunjung. Akan tetapi, berbagai fasilitas yang

telah diberikan oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung tidak

memberikan dampak yang terlalu besar bagi restoran, banyaknya pengunjung yang

datang tetapi belum memenuhi target yang telah ditetapkan oleh Restoran Gampoeng

Aceh Cabang dari Bandung. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4 dari data realisasi

yang diperoleh restoran dan target jumlah pengunjung yang telah di tetapkan oleh

Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung.

Dari data realisasi yang terdapat pada Tabel 4 bahwa jumlah pengunjung yang

belum mencapai target dapat berpengaruh terhadap pendapatan dari Restoran

Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung. Dalam menghadapi permasalahan tersebut,

maka pihak manajemen restoran harus mengetahui apa yang menyebabkan jumlah

pengunjung Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung ini belum sesuai dengan

target. Setelah diketahui apa yang menjadi penyebab belum tercapainya target, baru

pihak manajemen mencari strategi yang tepat yang akan dipilih agar target tersebut

bisa tercapai dengan baik.

Tabel 4. Jumlah Pengunjung Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung

Target Realisasi

(22)

Keberadaan Restoran Gampoeng Aceh saat ini di daerah Kota Bogor yang

merupakan mayoritas masyarakat bersuku Sunda, sehingga perlu menilai sikap

konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang

dari Bandung untuk mengetahui keinginan konsumen terhadap produk yang

ditawarkan oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung. Selain itu, jumlah

restoran yang ada di Kota Bogor yang hampir selalu mengalami peningkatan setiap

tahunnya menyebabkan timbulnya persaingan yang harus dihadapi oleh Restoran

Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung.

Untuk itu dalam kasus ini, sebagai restoran yang baru berdiri, tentulah

Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung membutuhkan strategi agar dapat

memenuhi keinginan konsumen serta dapat bersaing dengan jumlah restoran yang

lain yang ada di Kota Bogor.

Salah satu strategi yang dapat dilakukan yaitu strategi pemasaran. Strategi

pemasaran merupakan alat yang sangat penting dalam mencapai keunggulan bersaing

(Porter, 1993), mempunyai peranan penting untuk keberhasilan suatu usaha.

Serangkaian kegiatan itu terdiri dari bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri

dari strategi produk, harga, promosi, distribusi, orang, proses, dan fisik. Pihak

manajemen sebagai pengambil keputusan mempunyai pengaruh yang sangat besar

dalam menentukan dan menetapkan strategi pemasaran yang paling sesuai bagi

perusahaan. Menurut Kotler dan Keller (2007), tujuan pemasaran adalah memenuhi

dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan sasaran. Selain strategi

pemasaran dengan menggunakan bauran pemasaran, hal lain yang dapat dilakukan

yaitu melihat persepsi konsumen untuk mengetahui sikap konsumen terhadap atribut

produk yang ditawarkan oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung karena

tujuan pemasaran juga adalah untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan

keinginan pelanggan sasaran.

Untuk itu perumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengapa Restoran

Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung seringkali tidak mencapai target

penjualannya, apakah yang harus dilakukan oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang

(23)

1.3Tujuan Penelitian

Dari uraian diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap atribut bauran pemasaran

yang sudah dijalankan oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung.

2) Mengkaji bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Restoran Gampoeng

Aceh Cabang dari Bandung .

3) Menganalisis kondisi lingkungan yang dihadapi oleh Restoran Gampoeng

Aceh Cabang dari Bandung .

4) Merumuskan alternatif strategi pemasaran yang dapat dijalankan oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung .

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini , manfaat yang akan didapat adalah

bagi pihak manajemen Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung, hasil

penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan pertimbangan alternatif terbaik

dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya mengkaji strategi pemasaran yang

sudah dijalankan oleh Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung,

mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman pada Restoran Gampoeng Aceh Cabang dari

Bandung, menganalisis persepsi konsumen dan menyusun alternatif strategi

(24)

II TINJAUAN PUSTAKA

Pada penelitian ini, strategi pemasaran dirumuskan dengan melakukan analisis

lingkungan internal dan eksternal yang dimiliki perusahaan. Adapun strategi

pemasaran yang dirumuskan berdasarkan bauran pemasaran (marketing mix) yang

terdiri dari 7P (product, price, place, promotion, people, process dan physic).

2.1. Konsep Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan dapat dilakukan

melalui pendekatan dengan konsep STP (segmentation, targeting, positioning) dan

konsep bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari 7P yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi), people (orang),

physic(fisik), dan process (proses). Konsep strategi bauran pemasaran 7P juga

dilakukan oleh Nugroho (2009) dalam penelitiannya yang mengkaji tentang Analisis

Prioritas Strategi Bauran Pemasaran pada Restoran Bakmi Raos Condet Jakarta,

Ridwansyah (2009) yang mengkaji tentang Strategi Pemasaran pada rumah Makan

Sate Kiloan Empuk Cibinong, Fitri (2009) yang mengkaji tentang Penilaian

Konsumen terhadap Pelaksanaan Bauran Pemasaran (7P) pada Restoran Bakmi Japos

Bogor.

Untuk merancang strategi pemasaran terbaik, perusahaan harus memutuskan

siapa yang akan dilayaninya. Perusahaan melakukan hal ini dengan membagi pasar

menjadi segmen pelanggan (segmentasi pasar) dan memilih segmen yang akan dituju

(target pemasaran). Kemudian, perusahaan harus memutuskan bagaimana cara

perusahaan itu melayani pelanggan sasaran (perusahaan melakukan diferensiasi dan

memposisikan dirinya sendiri di pasar). Selanjutnya, perusahaan kemudian

merancang bauran pemasaran 7P (product, price, place, promotion, people, process

(25)

2.2 Lingkungan Perusahaan

Keunggulan yang dicapai suatu perusahaan tergantung bagaimana perusahaan

tersebut menganalisis bisnis mereka. Perusahaan menyadari bahwa lingkungan selalu

mengalami perubahan. Untuk itu, perusahaan harus mampu beradaptasi terhadap

perubahan tersebut. Lingkungan bisnis dapat dibagi menjadi dua lingkungan, yaitu

lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Menurut David (2008) yang termasuk

ke dalam faktor-faktor internal yaitu operasi manajemen, pemasaran,

keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan serta informasi

manajemen perusahaan hal ini terdapat dalam penelitian Ratnasari (2009). Adapun

menurut Kotler dan Keller (2007) mengidentifikasi lingkungan internal dilakukan

untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan.

Selain faktor internal yang perlu diidentifikasi dalam suatu perusahaan untuk

menunjang strategi pemasaran yaitu dapat dilihat dari faktor eksternal. Faktor-faktor

eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan mikro (Kotler dan Amstrong,

2008), yang termasuk lingkungan makro adalah faktor politik dan hukum, faktor

ekonomi, faktor sosial, budaya dan demografi dan faktor teknologi, sedangkan faktor

mikro dari perusahaan terdiri dari pesaing, pemasok, pembeli (konsumen) dan faktor

kompetitif yang terdiri dari ancaman pendatang baru, tingkat persaingan antar

perusahaan sejenis, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pemasok,

dan kekuatan tawar menawar konsumen. Teori Fred, R David (2008) ini dilakukan

dalam penelitian yang dilakukan oleh Firbani (2006) yang menggunakan lima

kekuatan Porter pada faktor eksternal perusahaan yang ditelitinya yaitu 1) adanya

persaingan diantara perusahaan sejenis, 2) kemungkinan masuknya pesaing baru, 3)

potensi pengembangan produk substitusi, 4) kekuatan tawar-menawar penjual, dan 5)

kekuatan tawar-menawar pembeli, sama halnya dengan penelitian yang dilakukan

oleh Risman (2009) mengkaji tentang strategi pemasaran produk dafa yogurt dan

Ratnasari (2009) mengkaji tentang analisis strategi pemasaran (studi kasus Ali Baba Restaurant).

Dalam menilai sisi internal perusahaan, faktor yang harus diidentifikasi adalah

(26)

bagi suatu perusahaan dapat diidentifikasi sebagai faktor yang dimiliki dari dalam

suatu perusahaan yang dapat mendukung dan meningkatkan performa perusahaan itu

sendiri dari sisi produktivitas, kemampuan mencetak laba, serta efisiensi dari kegiatan

produksinya. Kelemahan adalah faktor di dalam perusahaan yang keberadaannya

dapat menghambat dan menurunkan performa perusahaan dalam suatu industri.

Berdasarkan sisi eksternal, peluang dapat diidentifikasi sebagai faktor-faktor yang

berasal dari luar perusahaan dan dapat memberikan prospek yang positif bagi

kegiatan suatu perusahaan.

2.3 Persepsi Konsumen

Persepsi konsumen adalah proses dimana seseorang mengorganisir dan

mengartikan kesan dari panca indera dengan tujuan untuk memberi arti dalam

lingkungan mereka (Robbins, 1998). Dalam manajemen pemasaran, persepsi adalah

proses seseorang dalam melihat, mengorganisasikan, dan mengintrepretasikan

informasi untuk mendapatkan gambaran yang berarti mengenai stimulus berupa

bentuk fisik produk, kemasan, harga, pelayanan, kemudahan memperolehnya, serta

berbagai bauran pemasaran lainnya. Persepsi yang sudah mengendap dan melekat

didalam pikiran akan menjadi preferensi.

Persepsi konsumen dilakukan dalam penelitian Firbani (2006) yang bertujuan

untuk menganalisis persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran (marketing mix)

yang telah diterapkan oleh Restoran Ayam Bakar Wong Solo Bogor. Adapun hasil

penelitiannya yaitu berdasarkan analisis persepsi konsumen terhadap bauran

pemasaran (marketing mix) yang telah diterapkan oleh Restoran Ayam Bakar Wong

Solo Bogor, maka yang harus mendapat perhatian utama dari manajemen restoran

untuk ditingkatkan adalah kegiatan promosi yang efektif, variasi produk,

kemenarikan penyajian makanan, kecepatan penyajian makanan, menu paket hemat,

dan citra pemilik di mata konsumen.

Persepsi konsumen ini juga dilakukan dalam penelitian Setiawati (2007) yang

bertujuan untuk menganalisis persepsi konsumen terhadap atribut bauran pemasaran

(27)

mendapat perhatian utama dari manajemen rumah makan untuk ditingkatkan adalah

kegiatan promosi yang efektif, variasi menu, kebersihan rumah makan, keramahan

dan kesopanan pramusaji, dekorasi ruangan, dan penyediaan sarana bukti fisik seperti

tempat makan dalam bentuk lesehan dan musik. Hal ini karena tingkat persepsi

sebagian responden terhadap atribut bauran pemasaran tersebut belum baik.

Sedangkan atribut pemasaran yang mendapatkan tingkat persepsi yang baik antara

lain atribut citarasa menu, keterjangkauan harga, lokasi rumah makan, penampilan

pramusaji, kecepatan penyajian produk, kecepatan transaksi, tempat parkir, fasilitas

toilet dan musholla.

Berdasarkan penelitian terdahulu mempelajari persepsi konsumen akan sangat

berguna bagi suatu perusahaan dalam merumuskan strategi pemasaran yang cocok

dengan karakteristik kosumennya. Tujuannya adalah memperoleh kepuasan

pelanggan, dapat mengidentifikasi apa kebutuhan dan keinginan konsumen dan

pelanggan tersebut sehingga pemasar mampu menyusun dan mengimplementasikan

strategi pemasaran yang tepat untuk karakteristik konsumen yang menjadi target

pasar.

2.4 Alat Analisis

Setelah faktor-faktor internal dan eksternal tersebut diidentifikasi maka

digunakan Matriks SWOT untuk mengolah data-data tersebut secara deskriptif dan

kuantitatif sebagai dasar dalam penyusunan alternatif strategi yang dapat dilakukan

oleh perusahaan.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opputunities), namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan Ancaman (Threats).

Analisis SWOT ini dilakukan dalam penelitian oleh Maryadi (2007) mengkaji

tentang analisis strategi pemasaran restoran California Fried Chiken, yang mana hasil

analisis SWOTnya yaitu 1) menjaga dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada,

(28)

radio, internet serta memasang billboard, 3) sosialisasi mengenai keamanan

mengkonsumsi ayam kepada masyarakat, 4) mendaftarkan diri menjadi anggota

Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) dan Asosiasi Frenchisee Indonesia (AFI).

Analisis SWOT ini juga dilakukan oleh Risman (2009) adapun hasil

analisisnya adalah 1) mempertahankan kualitas produk untuk menarik pelanggan, 2)

menjalankan kerjasama dengan investor untuk perolehan modal, 3) menambah

jaringan distribusi melalui kerjasama dengan agen-agen baru, 4) melakukan riset

pemasaran, 5) mempertahankan harga jual produk yang murah, dan 6) melakukan

promosi produk yang lebih gencar dan efektif.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya, menunjukkan

bahwa dalam merencanakan strategi pemasaran perlu diketahui faktor-faktor apa saja

yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam menyusun strategi pemasaran. Hal ini

sangat penting untuk melihat sejauh mana faktor-faktor tersebut berperan dalam

penyusunan strategi pemasaran.

Pada penelitian ini metode yang dilakukan yaitu dengan menggunakan

analisis bauran pemasaran (marketing mix), tahap pencocokan dengan menggunakan

(29)

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1Kerangka Pemikiran Teoritis

Pada penelitian ini, strategi pemasaran dirumuskan dengan melakukan analisis

lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan. Adapun strategi

pemasaran yang dirumuskan adalah berdasarkan unsur strategi pemasaran berupa

segmentasi pasar, penetapan target pasar serta posisi pasar dan menggunakan konsep

bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari 7P (Product, Price, Place,

Promotion, People, Process dan Phisic).

3.1.1 Strategi Pemasaran

Strategi adalah suatu rencana sasaran yang ingin dicapai oleh suatu unit bisnis

untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Kotler dan Keller, 2007). Perumusan

strategi pemasaran adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen

efektif dari peluang dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan

perusahaan (David, 2008).

Menurut Porter (1993), strategi merupakan serangkaian kegiatan yang

ditujukan untuk menciptakan posisi yang unik dan bernilai dimata konsumen. Strategi

pemasaran merupakan alat yang penting dalam mencapai keunggulan bersaing.

Serangkaian kegiatan itu terdiri dari bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri

dari strategi produk, strategi harga, strategi tempat/distribusi, dan strategi promosi.

Pihak manajemen sebagai pengambil keputusan mempunyai pengaruh yang sangat

besar dalam menentukan dan menetapkan strategi pemasaran yang paling sesuai bagi

perusahaan.

Pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis

yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan

mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli

yang ada maupun pembeli potensial, (William J, Stanton, 1978 dalam Firdaus, 2009).

Menurut Kotler dan Keller (2007) pemasaran adalah suatu proses sosial yang

(30)

inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan

produk yang bernilai dengan pihak lain. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2007) pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat

proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada

pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan

organisasi dan para pemilik sahamnya.

Strategi pemasaran merupakan implementasi dari strategi perusahaan

(corporate strategy). Strategi pemasaran adalah strategi yang disatukan, luas,

terintegrasi, dan komprehensif yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan dari

perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan pemasaran yang tepat oleh organisasi.

Perumusan strategi pemasaran didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap

pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal dan lingkungan internal.

Kotler dan Amstrong (2008) mengemukakan bahwa strategi pemasaran

(marketing strategy) adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk

menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang menguntungkan.

Perusahaan mampu memutuskan pelanggan mana yang akan dilayaninya (segmentasi

dan penetapan target) dan bagaimana cara perusahaan melayaninya ( positioning). Kemudian, perusahaan merancang bauran pemasaran yang terdiri dari 7P yaitu

Product, Price, Place, Promotion, People, Process dan Phisic.

3.1.2 Analisis Lingkungan Perusahaan

Lingkungan merupakan faktor-faktor di dalam dan di luar perusahaan yang

dapat mempengaruhi kegiatan dan performa suatu perusahaan. Lingkungan bersifat

dinamis atau selalu berubah, sehingga penyesuaian terhadap strategi pemasaran

dalam menghadapi perubahan lingkungan tersebut perlu dilakukan dan mendapat

perhatian dari pihak perusahaan. Perusahaan yang berhasil akan memandang bisnis

mereka dari luar ke dalam. Mereka menyadari bahwa lingkungan perusahaan selalu

menimbulkan peluang serta ancaman baru dan mereka memahami pentingnya

memantau dan beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah (Kotler dan Keller,

(31)

Analisis lingkungan perusahaan sangat penting dilakukan karena memberikan

kesempatan kepada para perencana strategi untuk melakukan tanggapan pilihan

terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan. Analisis ini juga bertujuan

agar manajemen perusahaan memiliki kemampuan untuk dapat meramalkan

perubahan yang mungkin terjadi, sehingga dapat mengantisipasi perubahan tersebut.

Lingkungan perusahaan terbagi menjadi dua, yaitu lingkungan internal yang terdiri

dari variabel kekuatan dan kelemahan yang berada dalam kontrol manajemen

perusahaan, serta lingkungan eksternal yang meliputi variabel peluang dan ancaman

yang berada di luar kontrol manajemen perusahaan.

Menurut Gluek (1992 ) dalam Firbani (2006), analisis lingkungan diperlukan

untuk:

1) Menentukan faktor-faktor apa saja yang terdapat dalam lingkungan yang akan

menjadi kendala terhadap pelaksanaan strategi dan tujuan perusahaan

sekarang.

2) Menentukan faktor-faktor apa saja dalam lingkungan yang akan memberikan

peluang untuk pelaksanaan tujuan yang lebih besar dengan cara menyesuaikan

dengan strategi perusahaan. Analisis lingkungan diperlukan untuk mengenali

risiko yang berhubungan dengan usaha perusahaan untuk memanfaatkan

keuntungan dari peluang-peluang yang terdapat dalam lingkungan.

1. Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengamati kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki perusahaan. Adapun lingkungan internal pada penelitian ini

menggunakan pendekatan fungsional. Pada pendekatan fungsional pengkategorian

analisis internal sering diarahkan pada pasar dan pemasaran.

Faktor-faktor yang diperhatikan dalam aspek pasar dan pemasaran adalah

(32)

Di dalam pemasaran, penentuan pasar dalam rangka penawaran produk adalah

penting. Konsepnya sering disebut dengan STP (Segmentation, Targetting,

Positioning), adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1) Segmentasi Pasar (Segmentation)

Pasar terdiri dari banyak tipe pelanggan, produk, dan kebutuhan. Untuk itu,

manajemen harus menentukan segmen mana yang menawarkan peluang terbaik.

Konsumen dapat dikelompokkan dan dilayani dalam berbagai cara berdasarkan faktor

geografis, demografis, psikografis, dan perilaku. Proses pembagian pasar menjadi

kelompok pembeli berbeda yang mempunyai kebutuhan, karakteristik, atau perilaku

berbeda, yang mungkin memerlukan produk atau program pemasaran terpisah disebut

segmentasi pasar (Kotler dan Amstrong, 2008).

Menurut Umar (2000), agar segmentasi dapat berguna, harus diperhatikan

beberapa karakteristik berikut:

 Dapat diukur, maksudnya besar pasar dan daya beli di segmen ini

dapat diukur walaupun ada beberapa komponen variabel yang sulit

diukur.

 Dapat dijangkau, maksudnya sejauh mana segmen ini dapat secara

efektif dicapai dan dilayani, walau bisa saja ada kelompok yang sulit

dijangkau.

 Besar segmen yang diharapkan, maksudnya berapa besar segmen harus

dijangkau agar dapat menguntungkan.

 Dapat dilaksanakan, maksudnya sejauh mana program yang efektif itu

dapat dilaksanakan untuk mengelola segmen ini.

2) Menetapkan Target Pasar (Targeting)

Setelah perusahaan mendefinisikan segmen pasar, perusahaan dapat

memasuki satu atau beberapa segmen tersebut. Menetapkan target pasar (market

targeting) melibatkan evaluasi setiap daya tarik segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen yang akan dimasuki. Perusahaan harus menargetkan daya tarik segmen

di mana perusahaan dapat menghasilkan nilai pelanggan terbesar dan

(33)

menelaah tiga faktor, yaitu ukuran dan pertumbuhan segmen, kemenarikan struktural

segmen serta sasaran dan sumber daya yang dimiliki perusahaan (Umar, 2000).

 Ukuran dan Pertumbuhan Segmen, perusahaan harus mengumpulkan

dan menganalisis data tentang penjualan terakhir, proyeksi laju

pertumbuhan penjualan dan margin laba yang diharapkan untuk

berbagai segmen, lalu pilih segmen yang diharapkan paling sesuai.

 Kemenarikan Struktural Segmen, suatu segmen mungkin mempunyai

ukuran dan pertumbuhan yang sesuai dengan yang diharapkan, akan

tetapi belum tentu menarik dari sisi profitabilitasnya, jadi perusahaan

tetap harus mempelajari faktor-faktor struktural yang utama yang

mempengaruhi daya tarik segmen dalam jangka panjang.

 Sasaran dan Sumber daya, perusahaan harus mempertimbangkan

sasaran dan sumber dayanya dalam kaitan dengan segmen pasar.

Walau ada segmen yang bagus, akan tetapi dapat ditolak jika tidak

prospektif dalam jangka panjang. Selanjutnya, walau segmen itu bagus

dan prospektif dalam jangka panjang, tetap harus dipertimbangkan

kemampuan perusahaan dalam menyediakan sumber dayanya,

misalnya keterampilan tenaga pelaksananya untuk masuk ke pasar itu

bahkan keterampilan yang lebih baik dari pesaingnya.

3) Menentukan Posisi Pasar (Positioning)

Setelah perusahaan memutuskan segmen pasar mana yang dimasuki,

perusahaan harus memutuskan bagaimana mendiferensiasikan penawaran pasarnya

untuk setiap segmen sasaran dan posisi apa yang ingin ditempatinya dalam segmen

tersebut. Posisi produk adalah tempat yang diduduki produk relatif terhadap

pesaingnya dalam pikiran konsumen. Pemasar ingin mengembangkan posisi pasar

unik bagi produk mereka. Jika sebuah produk dianggap sama persis dengan produk

lainnya di pasar, konsumen tidak mempunyai alasan untuk membelinya.

Positioning adalah pengaturan suatu produk untuk menduduki tempat yang jelas, berbeda, dan diinginkan, relatif terhadap produk pesaing dalam pikiran

(34)

Menurut Umar (2000), untuk menentukan posisi pasar, terdapat tiga langkah

yaitu sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi Keunggulan Kompetitif. Jika perusahaan dapat menentukan

posisinya sendiri sebagai yang memberikan nilai superior kepada sasaran

terpilih, maka ia memperoleh keunggulan komparatif, misalnya dengan

menawarkan suatu produk yang bermutu, maka ia harus menyerahkan produk

yang bemutu pula. Jadi posisi berawal dengan mengadakan pembedaan

(diferensiasi) atas tawaran pemasaran perusahaan sehingga ia akan

memberikan nilai lebih besar dari pada tawaran pesaing. Sebuah perusahaan

dapat mendiferensiasikan tawarannya sehingga berbeda dari tawaran pesaing,

misalnya dibedakan menurut produk, layanan, personel, dan citra (image).

2) Memilih Keunggulan Kompetitif. Jika perusahaan telah menemukan

beberapa keunggulan kompetitif yang potensial, selanjutnya harus memilih

satu keunggulan kompetitif sebagai dasar bagi kebijaksanaan penentuan

posisinya. Ia harus menetapkan berapa banyak perbedaan yang dimiliki

kemudian perbedaan keunggulan mana yang harus dipromosikan.

3) Mewujudkan dan Mengkomunikasikan Posisi. Setelah penentuan posisi

dipilih, perusahaan harus mengambil langkah-langkah untuk mewujudkan dan

mengkomunikasikan posisi yang diinginkan itu kepada konsumen sasaran.

Jika perusahaan memutuskan untuk membangun posisi atas dasar mutu dan

layanan yang lebih baik, maka ia harus mewujudkan posisi itu. Posisi itu

dapat terus berkembang secara berangsur-angsur disesuaikan dengan

lingkungan pemasaran yang selalu berubah.

Menurut Kotler dan Keller (2007) bauran pemasaran adalah perangkat alat

pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya.

Strategi pemasaran pada jasa terkenal dengan Manajemen Jasa Terpadu yaitu

perencanaan dan pelaksanaan terkoordinasi kegiatan-kegiatan Pemasaran, Operasi,

Sumber Daya Manusia (SDM) dan yang penting bagi keberhasilan perusahaan jasa,

(35)

1) Product

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan

perhatian, untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu

keinginan atau kebutuhan. Menurut Zeithaml, et. al dalam Umar (2000) produk

berupa jasa memiliki lima dimensi dalam menentukan kualitas jasa, yaitu:

Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang

sesuai dengan janji yang ditawarkan.

Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam

membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan

tanggap, yang meliputi: kesigapan karyawan dalam melayani

pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan

penanganan keluhan pelanggan/pasien.

Assurance, meliputi kemampuan karyawan atas: pengetahuan terhadap

produk secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan

kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam

memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan di

dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam

menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.

Emphaty, yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan

kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan,

kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan

perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya.

Tangibles, meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan

ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan

penampilan karyawan.

Kotler dan Keller (2007) berpendapat bahwa strategi produk suatu perusahaan

dapat dijabarkan lebih lanjut melalui bauran produk. Produk merupakan alat bauran

pemasaran yang paling mendasar, tanpa ada produk yang dipasarkan maka tidak akan

(36)

tinggi dibandingkan produk jasa lainnya. Elemen penting yang diperhatikan dalam

bauran produk ini yaitu keragaman produk, kualitas, desain, ciri, nama merek,

kemasan, ukuran, pelayanan, imbalan, serta garansi.

2) Price

Price (harga) adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan

oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk

satu harga yang sama terhadap setiap pembeli (Umar, 2000).

Harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan

pendapatan, sedangkan elemen lainnya justru menimbulkan biaya. Harga juga

merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel, karena harga

dapat diubah dengan cepat. Menurut Kotler dan Keller (2007) elemen penting yang

perlu diperhatikan dalam bauran harga adalah daftar harga, rabat/diskon, potongan

harga khusus, periode pembayaran, dan syarat kredit. Bagi konsumen, harga

mempengaruhi dalam keputusan barang apa yang akan dibeli dan seberapa banyak

barang tersebut akan dibeli.

Manajemen harus berhati-hati dalam memutuskan penentuan harga yang akan

dijual di pasar. Penentuan harga yang tidak tepat akan merugikan bagi perusahaan,

karena harga yang ditentukan harus mampu menutupi semua biaya yang dikeluarkan

oleh perusahaan atau bahkan melebihi agar keuntungan/laba yang diperoleh menjadi

semakin besar. Namun, penetapan harga yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan

produk menjadi kurang kompetitif dari pada pesaingnya di pasar, pada akhirnya

kondisi tersebut akan merugikan perusahaan. Penetapan harga yang lebih tinggi dari

para pesaing dapat dilakukan apabila produk memiliki diferensiasi yang kuat dan nilai

yang unik dibandingkan para pesaingnya.

Menurut Reich (1997) dalam Firbani (2006) menyatakan bahwa ada beberapa

metode penentuan harga dalam usaha restoran, yaitu:

Ala Carte, yaitu penentuan harga yang berbeda bagi setiap jenis

(37)

Prix Fixe, yaitu pengenaan satu harga tertentu terhadap beberapa

pilihan paket makanan yang jumlah dan jenisnya telah ditentukan oleh

pihak restoran.

Table d’hote, biasanya jenis penentuan harga ini dapat ditemui pada

restoran eksklusif yang pangsa pasarnya untuk kalangan ke atas,

karena harga tertentu yang mahal untuk satu meja hidangan dengan

pilihan makanan yang telah disusun oleh pihak restoran.

3) Place (Tempat/Distribusi)

Tjiptono (1997) mengartikan distribusi sebagai kegiatan pemasaran yang

berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari

produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan

(jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Dengan kata lain, proses

distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu:

 Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran

yang dapat merealisasikan kegunaan atau utilitas bentuk, tempat,

waktu dan kepemilikan.

 Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara

fisik dan non fisik. Arus pemasaran adalah aliran kegiatan yang terjadi

diantara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di dalam proses

pemasaran. Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang fisik, arus

kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus

pembayaran, arus pendanaan, arus penanggungan risiko, dan arus

pemesanan (Tjiptono, 1997)

Tempat atau distribusi berarti kegiatan perusahaan yang membuat produk

tersedia bagi konsumen sasaran (Kotler dan Amstrong, 1997). Agar produk tersedia

bagi konsumen, maka perusahaan membuat suatu keputusan mengenai saluran

pemasaran yang akan digunakan. Saluran pemasaran adalah sekumpulan organisasi

independen yang mempermudah perpindahan kepemilikan dari produsen ke

konsumen (Lamb et al., 1994 dalam Firbani 2006). Saluran pemasaran dapat

(38)

Saluran pemasaran memungkinkan aliran barang dari produsen ke konsumen melalui

perantara ke konsumen (Berkowitz et al.,1992 dalam Firbani 2006)

4) Promotion (Promosi)

Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan jasa dan produk yang

menganjurkan pelanggan sasaran membelinya (Kotler dan Amstrong, 1997).

Sedangkan menurut Tjiptono (1997), promosi adalah suatu bentuk komunikai

pemasaran. Maksud dari komunikasi pemasaran itu sendiri adalah aktifitas

pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk,

dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia

menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang

bersangkutan.

Bagi industri restoran yang iklim persaingannya ketat, metode promosi yang

harus dilakukan sebuah restoran adalah promosi yang bersifat kontinyu atau

terus-menerus dengan tujuan agar restoran mereka menjadi top of mind dalam benak konsumen dan metode promosi ini juga untuk meyakinkan konsumen bahwa restoran

tersebut menawarkan kualitas yang terbaik (Reich, 1997 dalam Firbani 2006).

Salah satu bentuk promosi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan

iklan. Iklan merupakan media untuk memaksimalkan pesan yang ingin disampaikan.

Iklan yang baik adalah iklan yang mampu menyampaikan positioning yang tepat di benak konsumen (Kertajaya, 2005). Begitu pula bagi restoran, iklan sangat penting

dalam membangun imej dan citra merek di mata konsumen sasaran. Restoran

Gampoeng Aceh Cabang dari Bandung sebagai restoran yang menghadapi persaingan

dengan restoran lainnya, harus mampu mengkomunikasikan mereknya di benak

konsumen dengan promosi yang baik.

Kotler dan Keller (2007) mendefinisikan bauran promosi ke dalam lima

elemen, yaitu:

1) Personal Selling

Personal Selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk sehingga mereka kemudian

(39)

2) Mass Selling

Mass Selling terdiri dari periklanan dan publisitas. Mass selling merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi

kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Metode ini tidak sefleksibel personal selling, namun merupakan alternatif yang lebih murah untuk menyampaikan informasi ke khalayak (pasar sasaran) yang jumlahnya sangat banyak dan tersebar

luas.

3) Promosi Penjualan

Promosi penjualan adalah berbentuk persuasi langsung melalui penggunaan

berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan

segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Melalui promosi

penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya

untuk mencoba produk baru, mendorong pelanggan membeli lebih banyak,

menyerang aktivitas promosi pesaing, meningkatkan impulse buying (pembelian tanpa rencana sebelumnya), atau mengupayakan kerjasama yang lebih erat dengan

pengecer. Promosi penjualan yang dilakukan oleh penjual dapat dikelompokkan

sebagai berikut:

Customer promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk

merangsang pelanggan untuk membeli.

Trade promotion yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk merangsang pedagang grosir, pengecer, eksportir, dan importir untuk

memperdagangkan barang atau jasa dari sponsor.

Sales-force promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk

memotivasi armada penjualan.

Business promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk

memperoleh pelanggan baru, mempertahankan kontak hubungan

dengan pelanggan, memperkenalkan produk baru, menjual lebih

(40)

4) Public relation

Public relation merupakan upaya menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap

perusahaan tersebut. Kelompok-kelompok tersebut adalah mereka yang terlibat,

mempunyai kepentingan dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam

mencapai tujuannya, misalnya karyawan dan keluarganya, pemegang saham,

pelanggan, masyarakat di sekitar lingkungan organisasi, pemasok, perantara,

pemerintah, serta media massa. Di dalam sebuah departemen public relation biasanya dibentuk seksi khusus yang disebut Marketing Public Relations yang bertujuan agar departemen pemasaran dan departemen public relation dapat berjalan bersama.

5) Direct Marketing

Direct Marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang

memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang

terukur dan transaksi di sembarang lokasi. Dalam direct marketing, komunikasi

promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, baik melalui telepon, pos

atau dengan mendatangi langsung ke tempat pemasar. Melaui direct marketing, konsumen memperoleh manfaat berupa penghematan waktu dalam berbelanja, serta

dapat berbelanja secara rahasia karena konsumen langsung membeli di produsen

tanpa diketahui pesaingnya.

5) Process

Metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya

berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan.

Proses yang didesainnya buruk akan mengganggu pelanggan karena keterlambatan,

birokrasi dan penyampaian jasa yang efektif.

6) People

Orang diartikan sebagai karyawan dan kadang-kadang pelanggan lain yang

terlibat dalam proses produksi. Banyak jasa bergantung pada interaksi langsung dan

(41)

jasa yang mereka terima berdasarkan penilaian terhadap orang-orang yang

menyediakan jasa tersebut.

7) Physic

Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti

atas kualitas jasa. Beberapa contoh dari bukti fisik antara lain gedung, tanah,

kendaraan, perabotan interior, perlengkapan, angggota staf, tanda-tanda, barang

cetakan dan petunjuk yang terlihat lainnya.

2. Lingkungan Eksternal

Tujuan audit eksternal (external audit) adalah untuk mengembangkan daftar

yang terbatas tentang peluang yang dapat memberi manfaat dan ancaman yang harus

dihindari. Proses menjalankan audit eksternal harus melibatkan sebanyak mungkin

manajer dan karyawan, keterlibatan mereka dalam proses manajemen strategi akan

menghasilkan pemahaman dan komitmen dari anggota organisasi. Perusahaan harus

mendapatkan informasi tentang pesaing dan informasi tentang tren ekonomi, sosial

budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum dan teknologi. Adapun

yang termasuk ke dalam lingkungan eksternal yaitu:

1) Lingkungan Makro

Lingkungan Makro merupakan kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi

perusahaan secara tidak langsung dan pada umumnya memiliki cakupan yang luas.

Akan tetapi, perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya sangat menentukan

keputusan pemasaran. Lingkungan Makro terdiri dari:

a. Kekuatan Ekonomi

Kondisi ekonomi suatu daerah atau Negara dapat mempengaruhi iklim

berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi semakin buruk pula

iklim bisnis. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menganalisis ekonomi

adalah siklus bisnis, inflasi, suku bunga, investasi, harga, produktivitas dan tenaga

(42)

Aspek perekonomian memiliki pengaruh penting pada aktivitas pemasaran.

Dalam lingkungan ekonomi selain orang, pasar mensyaratkan adanya daya beli.

Daya beli tersebut bergantung pada pendapatan, harga, tabungan, utang dan

ketersediaan kredit saat ini. Sebagai contoh, jika seorang pelanggan memiliki

pendapatan yang rendah, maka sudah dapat dipastikan hanya akan membeli produk

sesuai dengan pendapatannya. Oleh karena itu, seorang pemasar perlu menyiasati

berbagai peluang pemasaran, bahkan pada saat perekonomian sedang mengalami

penurunan.

b. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan

Perubahan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan memiliki pengaruh

besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan. Hendaknya

perubahan sosial yang mempengaruhi perusahaan dapat diantisipasi oleh perusahaan.

c. Kekuatan Politik, Pemerintah, dan Hukum

Untuk perusahaan dan industri baru yang bergantung pada kontrak pemerintah

atau subsidi, ramalan politik dapat menjadi bagian yang paling penting dalam audit

eksternal. Meningkatnya keterkaitan global antara ekonomi pasar, pemerintah, dan

organisasi mengharuskan perusahaan untuk memikirkan pengaruh variable politik

terhadap formulasi dan implementasi strategi yang kompetitif.

d. Kekuatan Teknologi

Perubahan teknologi yang revolusioner dan penemuan memiliki pengaruh

yang dramatis terhadap organisasi. Dewasa ini perkembangan teknologi mengalami

kemajuan yang pesat, baik dibidang bisnis maupun di bidang yang mendukung

kegiatan bisnis.

2) Lingkungan Mikro

Terdiri dari komponen-komponen yang relatif lebih memberikan pengaruh

secara langsung pada perusahaan, terdiri dari:

a) Konsumen

Menunjukkan karakteristik dan perilaku dari mereka yang membeli barang

atau jasa. Atau dapat didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat untuk

(43)

keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini (Engel et al. 1994). Ada lima

tahapan dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen, antara lain : adanya

pengenalan kebutuhan, melakukan pencarian informasi mengenai produk yang

dibutuhkan atau diinginkan, mencari evaluasi alternatif, melakukan pembelian dan

yang terakhir adalah mengetahui hasilnya atau mendapatkan kepuasan dari produk

yang dibeli.

b) Pesaing

Pesaing adalah perusahaan-perusahaan yang dapat memuaskan kebutuhan

pelanggan yang sama. Maka dari itu, perusahaan harus dapat mengembangkan

produknya, mencari terus apa yang dapat ditawarkan, membuat cara-cara baru dalam

melayani pelanggan, menemukan pasar-pasar baru.

3) Lingkungan Industri (Kompetitif)

Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing merupakan hal

yang penting untuk keberhasilan formulasi strategi. Identifikasi pesaing utama tidak

selalu mudah karena banyak perusahaan memiliki divisi yang berkompetisi dalam

industri yang berbeda.

Menurut Porter dalam David (2008), hakikat persaingan suatu industri dapat

dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan yaitu persaingan antar perusahaan

sejenis, kemungkinan masuknya pendatang baru, potensi pengembangan produk

substitusi, kekuatan tawar menawar penjual/pemasok dan kekuatan tawar-menawar

(44)

Gambar 1. Model Kekuatan Porter (David, 2008)

a. Persaingan di Antara Perusahaan Sejenis

Persaingan antar perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar

dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan

dapat berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibanding

strategi yang dijalankan perusahaan pesaing.

Intensitas persaingan diantara perusahaan sejenis yang bersaing cenderung

meningkat karena jumlah pesaing semakin bertambah, karena pesaing semakin

seragam dalam hal ukuran dan kemampuan, karena permintaan untuk produk industri

menurun dan karena pemotongan harga menjadi semakin umum.

b. Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru

Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke dalam industri

tertentu, intensitas persaingan antar perusahaan meningkat. Tetapi, hambatan untuk

masuk, dapat mencakup kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi dengan cepat,

kebutuhan untuk mendapatkan teknologi dan pengetahuan khusus, kurangnya

pengalaman, tingginya kesetiaan pelanggan, kuatnya preferensi merek, besarnya Kekuatan

tawar-menawar penjual/pemasok

Kekuatan tawar-menawar

pembeli/konsumen Potensi pengembangan produk substitusi

Kemungkinan masuknya pesaing baru Persaingan

Gambar

Tabel
Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran dan Rumah Makan di Kota Bogor   Berdasarkan Jenis Hidangan yang Disajikan Pada Tahun 2005 – 2009
Tabel 2. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Bogor pada Tahun 2004-2008
Tabel 3. Data Perkembangan Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bogor
+7

Referensi

Dokumen terkait

idak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan. Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian,

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimanfaatkan oleh para pelaku atau pebisnis togel yang menerapkan teknologi (internet) dalam menjalankan perjudian, serta

Penanganan fase I pada penyakit periodontal dapat dilakukan dengan kontrol plak. Dengan kontrol plak, maka kebersihan rongga mulut seseorang dapat terjaga

Pada indikator empati mendapatkan hasil lebih dominan pasien mengatakan puas 19 orang (63%), sehingga dapat di simpulkan bahwa sikap empati yang diberikan perawat

Bapak Hartantyo Dwi selaku Taxation Superintendent yang telah banyak membantu penyusun dalam melakukan kegiatan penelitian dan banyak memberi informasi mengenai

When tada and then lose their temporal functions (express neither simultaneity nor temporal sequence), they no longer function as adverbials and become discourse markers..

Dengan demikian, dari keterangan beberapa informan tersebut diketahui bahwa faktor penghambat dalam proses rekrutmen dan seleksi CPNS honorer Kategori II di

aging , memberikan nilai pH, kelarutan protein larut garam dan daya mengikat air (Water Holding Capasity) daging yang tertinggi dibanding perlakuan lainnya.