• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Informasi Matematika Materi Geometri Kelas IV Sekolah Dasar Berbasis Aplikasi Android

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Informasi Matematika Materi Geometri Kelas IV Sekolah Dasar Berbasis Aplikasi Android"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Riwayat Hidup

Nama lengkap Ade Cahyadi, lahir di Ciamis, 11 Mei 1993 agama Islam. Tempat tinggal di desa Neglasari dusun Cipariuk kecamatan Banjar provinsi Jawa Barat. Nomor telepon 085353340903, e-mail hurricane_regalia@aol.com.

Penulis merupakan seorang anak yang menyukai hal-hal yang berkaitan dengan gambar dan warna. Ketika masa kecil penulis sangat gemar menonton film-film kartun TV. Ketika waktu libur datang penulis selalu diam di rumah untuk menonton film-film kartun kesayangan. Pendidikan penulis berawal dari SDN 1 Neglasari dilanjutkan ke sekolah menengah pertama yaitu SMP 3 Banjar dan dilanjutkan ke sekolah menengah atas yaitu SMAN 1 Banjar.

Setelah lulus SMA penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggti kota Bandung yaitu di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Penulis mengambil program studi Desain Komunikasi Visual (DKV). Program studi DKV merupakan pilihan yang sangat cocok untuk penulis, karena berkaitan dengan hal yang disukai pada masa kecil hingga sekarang. Di program studi DKV penulis bisa belajar dan mengembangakan berbagai hal yang berkaitan dengan gambar-gambar, informasi, animasi dan berbagai hal yang berkaitan dengan visual.

(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN INFORMASI MENGENAI MATEMATIKA MATERI GEOMETRI UNTUK ANAK KELAS IV SEKOLAH DASAR BERBASIS APLIKASI ANDROID

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

oleh:

Ade Cahyadi NIM. 51912292

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Terimakasih kepada keluarga tercinta yang selalu mendukung dalam bidang pengetahuan dan pendidikan. Terimakasih kepada SDN Sekeloa 1 yang telah mendukung penyusunan data penenlitian. Berkat dukungan dari semuanya penyusun mampu menyelesaikan perancangan dengan tepat waktu, untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah tugas akhir. Semoga laporan perancangan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan atau pedoman bagi para pembaca yang berprofesi sebagai perancang buku anak-anak, guru matematika Sekolah Dasar dan masyarakat umum.

Semoga laporan perancangan ini bisa bermanfaat bagi dunia pendidikan terutama tingkat Sekolah Dasar. Semoga laporan ini bisa menunjang proses pembelajaran matematika terutama pada tingkat kelas IV SD. Laporan ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh kerena itu besar harapan para pembaca bisa memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk pembuatan laporan di masa yang akan datang.

Bandung, 17 Agustus 2016 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Rumusan Masalah ... 4

I.4 Batasan Masalah ... 4

I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan... 4

BAB II. MATEMATIKA MATERI GEOMETRI UNTUK ANAK KELAS IV SEKOLAH DASAR ... 6

II.1 Objek Penelitian ... 6

II.1.1 Matematika ... 6

II.1.2 Geometri ... 7

II.1.2.1 Manfaat Geometri ... 8

(8)

II.1.3.1 Bangun Datar ... 9

II.1.3.2 Jenis-jenis Bangun Datar ... 9

II.1.3.3 Bangun Ruang ... 12

II.1.3.4 Jenis Bangun Ruang ... 12

II.1.4 Masalah Geomteri Kelas IV Sekolah Dasar ... 13

II.1.5 Silabus Matematika Kelas IV Sekolah Dasar ... 14

II.1.5.1 Semester 1 ... 14

II.1.5.1.1 Unsur Pembentuk dan Rumus Segitiga ... 15

II.1.5.1.2 Unsur Pembentuk dan Rumus Jajargenjang ... 15

II.1.5.2 Semester 2 ... 16

II.1.5.2.1 Unsur Pembentuk dan Rumus Balok ... 16

II.1.5.2.2 Unsur Pembentuk dan Rumus Kubus ... 17

II.1.5.2.3 Mengidentifikasi Benda-benda dan Bangun Datar Simetris ... 18

II.1.5.2.4 Menentukan Hasil Pencerminan Bangun Datar ... 18

II.1.6 Anak-anak... 19

II.1.6.1 Perkembangan Anak Kelas IV SD ... 19

II.1.6.2 Anak Laki-laki dan Peremuan ... 22

II.1.7. Sekolah Dasar ... 22

II.1.7.1 Fungsi Sekolah Dasar ... 22

II.2 Data Lapangan ... 23

II.2.1 Guru Kelas IV Sekolah Dasar ... 23

II.2.2 Anak 5 Sekolah Dasar ... 25

II.2.2.1 Anak Laki-laki ... 25

II.2.2.1 Anak Perempuan ... 27

II.3. Analisis ... 30

(9)

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP DESAIN ... 36

III.1 Strategi Perancangan ... 36

III.1.1 Khalayak Sasaran ... 37

III.1.2 Strategi Komunikasi ... 41

III.1.3 Mandatory ... 42

III.1.4 Strategi Kreatif ... 42

III.1.5 Strategi Media ... 46

III.1.6 Strategi Distribusi... 50

III.2 Konsep Desain ... 52

III.2.1 Format Desain ... 52

III.2.2 Tata Letak... 53

III.2.3 Huruf ... 54

III.2.4 Warna ... 56

III.2.5 Ilustrasi ... 58

III.2.6 Audio ... 65

BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI ... 66

IV.1 Media Utama ... 66

IV.1.1 Tahap Sketsa ... 67

IV.1.2 Tahap Digital ... 71

IV.2 Media Pendukung ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(10)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku

Anam F.,& Tj Pretty. (2009). Matematika 4. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Budiarto, M. T. (2012). Buku Sistem Geometri Edisi 2012.

Rustan, Suryanto. (2009). Layout. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sumber Jurnal

Aden. (2011). Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Komunikasi Matematik Melalui Model Think-Pair-Share Geometer’s Sketchpad.

Andriani. (2012). Pengembangan Modul Matematika Program Bilingual Pada Materi Segiempat Dengan Pendekatan PMRI Untuk Siswa SMP Kelas VII Semester Genap.

Arindiono. (2013). Perancangan Media Pembelajaran Interaktif Matematika Untuk Siswa Kelas V SD.

Fauzi, Ramdan. (2012). Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi Sifat-Sifat Bangun Datar Dengan Pendekatan Matematika Realistik Kelas V SD Negeri Kaputran IV Yogykarta.

Gloria. (2012). Peningkatan Pemahaman Matematika Dalam Seriasi Melalui Praktek Langsung Pada Anak Kelompok A Di TK Kusuma 1 Nologaten.

Hasratuddin. (2014). Pembelajaran Matematika Sekarang Dan Yang Akan Datang Berbasis Karakter.

Hastjarjo. (2011). Perancangan Visual Publikasi Buku "Ayo, Buat Mainanmu Sendiri !".

(11)

Linawati. (2011). Konsep Perencanaan dan Perancangan Istana Anak Dengan Penerapan Metode Bermain Sambil Belajar.

Marniyatun. (2007). Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SD Muhammadiyah Demangan Yogyakarta.

Prabowo. (2007). Pertumbuhan dan Perkembangan pada Manusia.

Permana Adi, Tri. (2012). Pengaruh Penggunaan Media Konkret Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN Banjaranyar.

Rifqi Fauzi. (2012). Profil Keterampilan Dasar Geometri Siswa Kelas VII Dalam Memahami Konsep Geometri Pada Pokok Bahasan Bangun Datar Segiempat: Studi Kasus Di SMPN 1 Besuki Situbondo.

Rosidah. (2012). Perhatian Orang Tua Pada Pendidikan Anak di Sekolah Dasar (Kasus Tingginya Angka Putus Sekolah di SD Negeri Supulessy Desa Sipulessy Kecamatan Tehoru Kabupaten Maluku Tengah).

Wardani. (2015). Pemanfaatan augmented reality pada katalog geometri.

Suhardi. (2012). Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan Dan Pengurangan Pada Bilangan Bulat Dengan Menggunakan Media Mistar Bilangan Kelas V A SDN Guwosari Kabupaten Bantul.

Tony. (2013). Teori Tentang Logo Beserta Elemen Visualnya dan Teori Budaya Perusahaan.

Sumber Jurnal Internet

Anonim. (2007). Semiotika Iklan Sosial (Bagian 1). Diambil dari: http://www.dgi-indonesia.com/2015/12/semiotika-iklan-sosial/. (07 Juli 2016).

(12)

Anonim. (2014). Pengertian Matematika Menurut Pendapat Para Ahli Dan Kurikulum. Diambil dari:

http://www.rumusmatematikadasar.com/2014/09/pengertian-matematika-menurut-pendapat-ahli-dan-kurikulum.html. (11 November 2015).

Anonim. (2015). Inilah Perbedaan Kebutuhan Tidur Berdasarkan Usia. Diambil

dari:http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/02/inilah-perbedaan-kebutuhan-tidur-berdasarkan-usia/. (03 Januari 2016).

Anonim. (2015). Materi Refleksi Atau Pencerminan Pada Bangun Datar Kelas V SD. Diambil dari: http://www.rumusmatematikadasar.com/2015/01/Materi-Refleksi-atau-Pencerminan-pada-Bangun-Datar-Kelas-5-SD.html. (13 April 2016).

Anonim. (2015). Pengertian Anak Menurut Definisi Ahli Dan Undang-Undang Kesejahteraan Anak. Diambil dari:http://www.landasanteori.com/2015/08/ pengertian-anak-menurut-definisi-ahli.html. (03 Januari 2016).

Anonim. (2015). Pengertian Latar Cerita Menurut Para Ahli. Diambil dari: http://www.katapengertian.com/2015/12/pengertian-latar-cerita-menurut-para-ahli/. (07 Juli 2016).

Anonim. (2016). Child Development Positive Parenting Tips Middle Childhood (9-11 Years of Age.). Diambil dari:

http://www.cdc.gov/ncbdd/childdevelovment/positiveparenting/middle2.htm l/. (27 April 2016).

Brewster. (2013). Memahami Dasar Warna. Diambil dari: http://www.notepedia.info/2013/05/memahami-dasar-warna /. (07 Juli 2016).

(13)

Kurniawan, Khaerudin. (2010). Analisis dan Pengebangan Buku Teks BI SD Berbasis Karakter Diambil dari: http://khaerudinkurniawan.staf.upi.edu/ 2010/12/30/analisis-dan-pengebangan-buku-teks-bi-sd-berbasis-karakter/. (19 April 2016).

Lukman. (2013). Ciri-ciri Perkembangan Anak Usia SD. Diambil dari: http://psikologi-artikel.blogspot.com/2013/03/ciriperkembangananak.html. (03 Januari 2016).

Rahmawati. (2014). Geometri Bidang. Diambil dari: http://rahmafifi.blogspot.com .ae/ (03 Januari 2016).

Sativa. (2012). Anak Laki-Laki Lebih Pintar Matematika Karena Tak Pernah Takut Salah. Diambil dari: http://m.detik.com/health/read/2012/07/31/ 113024/1979147/764/anak-laki-laki-lebih-pintar-matematika-karena-tak-pernah-takut-salah. (25 Januari 2016).

Sihombing. (2016). Pengertian Tipografi Menurut Para Ahli Beserta Contohnya Lengkap. Diambil dari: http://www.gurupendidikan.com/pengertian-tipografi-menurut-para-ahli-beserta-contohnya-lengkap/. (07 Juli 2016). Sora. (2014). Pengertian Audio dan Media Audio Secara Lengkap. Diambil dari:

(14)

BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah-satu materi yang diajarkan di setiap sekolah. Secara umum matematika merupakan ilmu untuk menghitung, baik itu benda, jarak, berat dan lain-lain. Matematika terbagi lagi menjadi berbagai macam materi seperti aljabar, persamaan linear, pecahan, matriks, geometri dan lain-lain. Dari semua materi matematika terdapat sebuah materi yang cukup unik. Materi ini bisa menghubungkan hal abstrak dengan hal kongkret. Materi unik tersebut dikenal dengan sebutan matematika geometri. Matematika geometri merupakan materi yang mempelajari tentang bangun datar dan bangun ruang. Geometri bisa dimanfaatkan untuk mengetahui luas, keliling dan volume suatu benda. Dengan mengetahui luas, keliling, dan volume suatu benda, seseorang bisa memanfaatkanya untuk membuat bangunan atau monumen. Bangunan Piramida di Mesir dan patung Liberty di Amerika adalah hasil dari pemanfaatan matematika geometri.

(15)

Kelas IV SD menjadi permulaan seorang anak mengenal materi geometri. Materi matermatika geometri semuanya telah diatur dalam buku pedoman pembelajaran yang disebut Silabus. Dalam materi geometri ini para guru sangat disarankan untuk menggunakan alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar. Alat peraga berguna untuk membandingkan bentuk abstrak geometri dengan bentuk kongkret. Para guru juga harus bisa memberi contoh manfaat geometri pada anak didik. Dengan memberi contoh manfaat geometri anak didik bisa termotifasi untuk lebih giat mempelajari materi geometri. Anak didik bisa berkeinginan membuat hal serupa atau bahkan lebih dengan menggunakan konsep geometri. Dengan demikian anak didik akan mempunyai kemauan untuk belajar dengan sungguh-sungguh.

Manfaat dari geometri salah satunya adalah rekayasa mesin, perancangan bangunan, perancangan desain produk dan lain-lain. Kemampuan masyarakat Indonesia dalam hal rekayasa pembangunan di masa depan, ditentukan oleh pemahaman konsep geometri anak SD. Jika geometri dikenalkan dengan baik sejak usia dini, ketika anak menjadi dewasa mereka akan menjadi orang-orang kreatif. Dengan demikian kegiatan belajar mengajar materi geometri kelas IV SD sangat penting untuk didukung. Dengan tujuan bisa mempermudah anak kelas IV SD memahami konsep geometri dengan baik. Serta membantu para guru menyampaikan materi geometri khususnya materi kelas IV SD.

I.2 Identifikasi Masalah

Setelah pemaparan latar belakang maka ada beberapa masalah yang muncul, adapun masalah tersebut adalah sebagai berikut:

(16)

Institute of Education Reform dalam penelitian Kurniawan, Khaerudin tahun

2010. Mengatakan bahwa buku pelajaran sekolah dasar menyajikan materi yang terlalu padat, dan penyajiannya kurang sesuai dengan pola pikir anak. Buku pelajaran yang terlalu padat dengan tulisan dikhawatirkan akan membebani pikiran anak. Jika anak merasa terbebani maka akan membuat mereka cepat merasa jenuh dalam belajar.

 Bangun datar terdiri dari beberapa macam, sehinga rumus yang harus dihafal oleh anak menjadi semakin banyak. Karena anak tidak mampu menghafal dan mengaplikasikan semua rumus, anak hanya mampu menghitung beberapa bentuk bangun saja.

 Dalam silabus matematika kurikulum 2006 untuk anak kelas IV Sekolah Dasar. Jumlah kompetensi dasar geometri lebih sedikit dari materi matematika yang lain. Jika kompetensi dasar lebih sedikit dikhawatirkan anak akan cepat lupa dengan materi geometri, karena dihadapkan dengan materi lain yang jumlahnya lebih banyak.

 Penelitian Sarjiman tahun 2006 menyatakan bahwa pemahaman geometri anak SD sangat lemah. Anak masih bingung menghitung atau megukur benda yang nyata. Jika anak merasa bingung dalam menghadapi pengukuran benda nyata. Maka anak tersebut akan kesulitan mengetahui ukuran benda dan ruang.

 Soedjadi (seperti yang di kutip Herawati, 1994) Anak kelas IV SD kesulitan memahami unsur pembentuk bangun ruang. Jika anak mengalami kesulitan dalam memahami unsur pembentuk geometri, dikhawatirkan anak akan kesulitan menghadapi geometri di kelas V SD. Atau lebih buruknya anak tidak bisa naik ke kelas V SD, dengan alasan materi bangun ruang kelas V SD lebih rumit dari pada materi bangun ruang di kelas IV SD.

(17)

I.3 Rumusan Masalah

Untuk menentukan solusi permasalahan maka masalah tersebut harus dirumuskan secara sistematis. Adapun rumusan masalah yang akan di bahas adalah:

Bagaimana memberikan informasi yang mendukung pembelajaran matematika materi geometri khususnya untuk anak kelas IV Sekolah Dasar?

I.4 Batasan Masalah

Untuk memfokuskan permasalahan agar mempermudah proses penyusunan data dan informasi, maka dibentuk batasan-batasan sebagai berikut:

 Materi geometri yang dibuat ditujukan khusus untuk anak kelas IV SD. Hal ini disebabkan karena dalam silabus matematika Sekolah Dasar materi geometri diawali dari kelas IV SD.

 Materi geometri yang dibuat merupakan materi dasar yang bersifat umum. Materi geometri salah satunya bersumber dari silabus matematika kurikulum tahun 2006 untuk anak kelas IV SD. Hal ini disebabkan karena sebagian besar Sekolah Dasar masih menggunakan silabus dari kurikulum 2006.

I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka perancangan ini mempunyai beberapa tujuan dan manfaat, adapun tujuan dan manfaat perancangan ini adalah sebagai berikut:

 Membantu anak kelas IV Sekolah Dasar mengingat rumus geometri, sehingga penggunaan rumus tidak akan sering tertukar.

 Membantu para guru dalam menyampaikan materi matematika geometri yang lebih sederhana. Materi geometri akan disajikan dengan visual yang lebih berwarna dengan teks yang tidak terlalu banyak. Dengan demikian anak tidak akan cepat jenuh dalam mempelajari materi geometri.

(18)

 Membantu anak mengingat materi geometri dengan lebih praktis, supaya ingatan materi geometri tidak mudah tertimbun, oleh materi matematika lain yang jumlahnya lebih banyak.

 Membantu anak memahami konsep pengukuran benda geometri sederhana, supaya anak bisa mengukur benda nyata sederhana yang ada disekitarnya.  Membantu anak memahami unsur pembentuk bangun ruang kelas IV Sekolah

Dasar. Dengan demikian anak mempunyai bekal yang cukup untuk menghadapi materi bangun ruang di kelas V Sekolah Dasar.

 Membantu anak mengingat berbagai rumus geometri, untuk menghadapi soal-soal yang berkaitan dengan pengukuran bidang.

(19)

BAB II. MATEMATIKA MATERI GEOMETRI UNTUK ANAK KELAS IV SEKOLAH DASAR

II.1 Objek Penelitian

Untuk menentukan solusi permasalahan dengan tepat, maka objek penelitian harus ditentukan terlebih dahulu. Adapun objek penelitiana yang telah dintentukan adalah sebagai berikut:

II.1.1 Matematika

Budiarto (seperti yang di kutip Aden, 2011) menjelaskan bahwa fakta dalam matematika adalah segala sesuatu yang telah disepakati, dia dapat berupa simbol atau lambang dan dapat pula berupa kata-kata. Bila ada seseorang yang mengucapkan kata “tiga”, maka yang akan terbayang di benak kita adalah simbol “3”.

Hudojo (seperti yang di kutip Hasratuddin, 2014) menyatakan bahwa: Matematika merupaka ide-ide abstrak yang di beri simbol-simbol itu tersusun secara hirarkis dan penalarannya dedukti, sehingga belajar matematika itu merupakan kegiatan mental yang tinggi.

National Research Council (seperti yang di kutip Hasratuddin, 2014) dari Amerika Serikat telah menyatakan: Mathematics is the key to opportunity. Matematika adalah kunci ke arah peluang-peluang keberhasilan.

James dan James (seperti yang di kutip Andriani, 2012) Matematika diartikan sebagai ilmu logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri.

(20)

bilangan, aljabar, analisis, teori, peluang, dan diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Johnson dan Rising (seperti yang di kutip Gloria, 2012) Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya, dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.

Dari definisi diatas matematika dapat diartikan sebagai salah ilmu yang mempelajari sebuah peluang dari berbagai bentuk susunan aljabar, analisis dan geometri yang menjadi dasar perkembangan perhitungan dalam teknologi.

II.1.2 Geometri

Budiarto (seperti yang di kutip Aden, 2011) menjelaskan bahwa sebagai cabang Matematika, geometri mempelajari titik, garis, bidang dan benda-benda ruang serta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya dan hubungannya satu sama lain. Jadi geometri dapat dipandang sebagai suatu studi tentang ruang fisik.

Alders (seperti yang di kutip Asmarani, 2014) Menyatakan bahwa geometri adalah salah satu cabang matematika yang mempelajari tentang titik, garis, bidang dan benda-benda ruang beserta sifat-sifatnya ukuran-ukuranya dan hubungan antara satu dengan yang lain.

Setiawan (seperti yang di kutip Rifqi Fauzi, 2012) Suatu cabang matematika yang menerangkan sifat-sifat garis, sudut, bidang, dan ruang, dua ilmu ukur.

Iswadji (seperti yang di kutip Rifqi Fauzi, 2012) Menyatakan bahwa Geometri adalah setiap bangun yang dipandang sebagai himpunan titik-titik tertentu (special set points), sedangkan ruang artinya sebagai himpunan semua titik. Dalam

(21)

Novelisa Sondang (seperti yang di kutip Wardani, 2015) Menyatakan bahwa Geometri menjadi salah satu ilmu matemaktika yang diterapkan dalam dunia arsitektur, juga merupakan salah satu cabang ilmu yang berkaitan dengan bentuk, komposisi, dan porsi.

Dari definisi diatas geometri dapat diartikan sebagai salah satu cabang dari ilmu matematika yang mempelajari tentang titik, garis, bangun datar, dan bangun ruang dan mempunyai ukuran.

II.1.2.1 Manfaat Geometri

Rahmawati (2014) menyatakan bahwa geometri bidang mempunyai manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai beriktut:

 Bidang setengah bola digunakan arsitek untuk membuat jembatan  Sudut digunakan untuk mengukur suatu gedung

 Diameter lingkaran digunakan untuk membuat roda agar seimbang  Segitiga sama kaki digunakan untuk membuat atap rumah

 Bidang datar sebagai dasar pembuatan lantai  Kubus sebagai dasar pembuatan ka’bah

 Persegi panjang digunakan untuk membuat sejadah

 Aturan barisan berkaitan dengan garis lurus pada geometri

Tabel II.1 Manfaat Geometri dalam Dunia Kerja.

Sumber: andiascreator.wordpress.com dan soulmathunswagati.weebly.com (Diakses pada 01/03/2016)

No Profesi Memanfaatkan matematika

sebagai Matematika yang dibutuhkan

1 Pengajar/ Guru Pelajaran yang akan diajarkan kepada anak didiknya.

Materi matematika SD, SMP dan SMA

2 Animator Mengatur keyframe serta proses modeling animasi 2D dan 3D.

Aljabar, trigonometri, statistika, probabilitas, geometri dan sistem linear

3 Arsitek Merancang sebuah gedung atau bangunan yang setabil.

Aljabar, trigonometri, kalkulus dan geomteri

4 Marketing Menganalisis data penjualan barang, menganalisis kompetitor dan mengevaluasi produk.

Aljabar, ekonometri, statistika, kalkulus dan geomteri

5 Desainer Merancang sebuah desain baik grafis atau fashion.

(22)

II.1.3 Jenis-jenis Geometri

Matematika materi geometri yang dipelajari di tiap sekolah terbagi menjadi dua hal yaitu bangun datar dan bangun ruang, adapun pengertian bangun datar dan bangun ruang adalah sebagai berikut:

II.1.3.1 Bangun Datar

Tarigan (seperti yang di kutip Fauzi, Ramdan, 2012) Benda-benda dilihat dengan mata telanjang terlihat rata atau datar belum tentu memenuhi syarat untuk digolongkan sebagai bangun datar. Dengan demikian pengertian bangun datar adalah abstrak.

Dari definisi sebelumnya bangun datar bisa diartikan sebagai bagian dari materi geometri berupa suatu gambar yang terbentuk dari perpotongan kurva atau garis sehingga gambar tersebut tidak memiliki ketebalan menjadikannya hanya memiliki keliling dan luas saja.

II.1.3.2 Jenis-jenis Bangun Datar

Bangun datar merupakan bidang yang dibatasi dengan garis dan tidak mempunyai ketebalan. Bangun datar terbagi menjadi beberapa jenis, adapun jenis-jenis bangun datar adalah sebagai berikut:

Persegi

Bangun ini terbentuk oleh 4 buah rusuk yang sama panjang dan memiliki 4 buah sudut siku-siku.persegi memiliki sifat:

 Mempunyai 4 titik sudut.  Mempunyai 4 sudut 90⁰.

 Mempunyai 2 diagonal yang sama panjang.  Mempunyai 4 simetri lipat.

(23)

Persegi Panjang

Bangun ini terbentuk oleh dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar terhadap pasangannya, dan memiliki 4 buah sudut siku-siku. Persegi panjang memiliki sifat:

 Sisi yang berhadapan sama sejajar dan panjang.  Sisi-sisi persegi panjang saling tegak lurus  Mempunyai 4 sudut 90⁰.

 Mempunyai 2 diagonal yang sama panjang  Mempunyai 2 simetri lipat.

 Mempunyai 2 simetri putar

Jajar Genjang

Bangun ini terbentuk oleh dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya, dan memiliki dua pasang sudut bukan siku-siku yang masing-masing sama besar dengan sudut di hadapannya. Jajar genjang memiliki sifat:

 Tidak mempunyai simetri lipat dan simetri putar.  Sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang.  Dua sisi lainnya tidak saling tegak lurus.

 Mempunyai 4 sudut, 2 sudut berpasangan dan berhadapan.  Sudut yang saling berdekatan besarnya 180⁰.

 Mempunyai 2 diagonal yang tidak sama panjang.

Belah Ketupat

Bangun ini terbentuk oleh 4 rusuk yang sama panjang dan memiliki dua pasang sudut bukan siku-siku yang masing-masing sama besar dengan sudut dihadapannya. Belah ketupat memiliki sifat:

1. Mempunyai 2 simetri lipat. 2. Mempunyai 2 simeteri putar. 3. Mempunyai 4 titik sudut.

(24)

6. Mempunyai 2 diagonal yang berbeda

Layang-Layang

Layang-layang adalah bangun berbentuk segiempat yang terbentuk dari dua segitiga sama kaki yang alasnya berhimpitan. Bangun ini memiliki sifat:

 Mempunyai 1 simetri lipat. Tidak mempunyai simetri putar

 Mempunyai 4 sisi yaitu dengan 2 pasang sisi yang berbeda panjang.  Mempunyai 4 buah sudut.

 Sepasang sudut yang berhadapan sama besar.  Mempunyai 2 diagonal berbeda dan tegak lurus.

Trapesium

Trapesium adalah bangun segiempat dengan sepasang sisi berhadapan sejajar. Trapesium memiliki sifat: Tiap pasang sudut yang sisinya sejajar adalah 180⁰.

Lingkaran

Lingkaran merupakan kurva tertutup sederhana beraturan. Lingkaran memiliki sifat:

 Jumlah derajat lingkaran sebesar 360⁰.  Lingkaran mempunyai 1 titik pusat.

 Mempunyai simetri lipat dan simetri putar yang jumlahnya tidak terhingga.

Istilah-istilah dalam lingkaran :

 Diameter lingkaran (D) yaitu ruas garis yang menghubungkan dua titik pada busur lingkaran melalui titik pusat lingkaran.

 Jari-jari lingkaran (r) yaitu ruas garis yang menghubungkan titik pada busur lingkaran dengan titik pusat lingkaran.

 Busur yaitu bagian lingkaran yang dibagi oleh tali busur.

 Tali busur yaitu garis yang menghubungkan dua titik pada busur lingkaran dan tidak melewati titik pusat lingkaran.

(25)

 Sudut pusat yaitu sudut yang dibentuk oleh 2 buah jari-jari.

Segitiga

Bangun ini terbuat dari tiga sisi yang berupa garis lurus dan tiga sudut. Segitiga memiliki sifat: Jumlah semua sudutnya adalah 180⁰.

II.1.3.3 Bangun Ruang

Sumanto (seperti yang di kutip Permana Adi, Tri, 2012) Bangun ruang disebut juga bangun tiga dimensi. Bangun ruang merupakan sebuah bangun yang memiliki ruang yang dibatasi oleh beberapa sisi.

Muchtar (seperti yang di kutip Surhardi, 2012) Bahwa volume bangun ruang ukuran yang menyatakan kapasitas ruangna yang ditempati oleh bangun ruang tersebut.

Berdasarkan uraian para ahli diatas bangun ruang bisa didefinisikan sebagai salah satu materi geometri yang berupa kumpulan atau gabungan dari bangun datar yang membentuk sebuah volume atau ruang.

II.1.3.4 Jenis Bangun Ruang

Sumanto (seperti yang di kutip Permana Adi, Tri, 2012) berpendapat bahwa: Bangun ruang disebut juga bangun tiga dimensi. Bangun ruang merupakan sebuah bangun yang memiliki ruang yang dibatasi oleh beberapa sisi. Bangun ruang terbagi menjadi beberapa jenis adapun jenis bangun ruang adalah sebagai berikut:

Kubus

Merupakan bangun ruang tiga dimensi yang terbentuk dari gabungan enam bujur sangkar. Dengan demikian kubus memiliki enam sisi yang sama dan sebangun.

Balok

(26)

Prisma

Merupakan bangun ruang tiga dimensi yang terbentuk dari gabungan tiga persegi panjang dan dua segitiga. Dengan demikian prisma memiliki tiga sisi yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, serta dua sisi yang mempunyai alas dan tinggi, sehingga jumlah semua sisinya ada 5 buah.

Limas

Merupakan bangun ruang yang dibatasi oleh sisi yang berbentuk segitiga, jumlah semua sisinya ada 4 buah. Limas terbagi menjadi dua jenis yaitu limas segitiga dan limas segiempat . Limas segitiga terbentuk dari lima segitiga dengan salah satu sisinya sebagai alas. Limas segiempat terbentuk dari 4 segitiga dan alasnya berbentuk segiempat .

Tabung

Merupakan bangun runag yang terbentuk sisi lengkung dan dua buah lingkaran sebagai tutup dan alas, dengan demikian tabung memiliki tiga sisi.

Kerucut

Merupakan bangun ruang yang mirip dengan bangun limas. Kerucut mempunyai dua sisi yaitu selimut berbentuk lengkung dan alas yang berbentuk lingkaran.

Bola

Merupakan bangun ruang yang hanya memiliki satu sisi saja dan dibatasi oleh sisi lengkung atau disebut kulit bola.

II.1.4 Masalah Geomteri Kelas IV Sekolah Dasar

Dalam kegiatan belajar mengajar geometri kelas IV SD, terdapat beberapa masalah yang dihadapai oleh para murid. Adapun masalah terebut adalah sebagai berikut:

(27)

Institute of Education Reform (seperti yang di kutip Khaerudin, 2010) menyatakan bahwa buku pelajaran menyajikan materi yang terlalu padat dan penyajiannya kurang sesuai dengan pola pikir anak.

Berdasarkan silabus matematika SD kelas IV SD (2006) rentan waktu pembelajaran materi geometri cenderung lebih sedikit dari pada materi matematika yang lain. Hal tersebut terbukti dari jumlah kompetensi dasar materi geometri yang lebih sedikit dari pada kompetensi dasar materi matematika lain. Soejadi (seperti yang di kutip Herawati, l994) berpendapat bahwa: l. Siswa sukar mengenali dan memahami bangun-bangun geometri terutama bangun ruang serta unsur-unsurnya. 2. Siswa sulit menyebutkan unsur unsur bangun ruang, misalnya, siswa menyatakan bahwa pengertian rusuk bangun ruang sama dengan sisi bangun datar.

Kedaulatan Rakyat (seperti yang di kutip Sarjiman, 2006) Banyak orang tua mengeluhkan bahwa jika anak SD dihadapkan pada barang yang nyata dalam hal hitung menghitung keliling, luas, dan volume masih bingung.

Berdasarkan opini dari anak-anak dan guru sekolah dasar rumus geometri cukup banyak dan tidak mudah di ingat oleh anak.

II.1.5 Silabus Matematika Kelas IV Sekolah Dasar

Silabus matematika kelas IV SD merupakan rencana pembelajaran mengenai materi matematika khusus untuk kelas IV SD saja. Secara umum silabus terbagi menjadi dua yaitu silabus semester 1 dan semester 2. Adapun materi geometri pada semester 1 dan 2 adalah sebagai berikut:

II.1.5.1 Semester 1

Materi matematika geometri kelas IV SD untuk semester 1 terbagi menjadi beberapa materi. Adapun materi tersebut adalah sebagai berikut:

(28)

2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga.

3.

Segitiga dan jajar genjang.

II.1.5.1.1 Unsur Pembentuk dan Rumus Segitiga

Bangun segitiga terbentuk dari tiga sisi yang berupa garis lurus dan tiga sudut. Segitiga memiliki sifat: Jumlah semua sudutnya 180⁰. Segitiga terbagi menjadi 4 jenis yaitu segitiga siku-siku, segi tiga sama kaki, segitiga sama sisi, dan segitiga sembarang.

Gambar II.1 Jenis-jenis segitiga. Sumber: Dokumen pribadi (2016).

(a. Segitiga siku-siku, b. Segitiga sama kaki, c. Segitiga sama sisi, d. Segitiga sembarang.)

Untuk menghitung ukuran segitiga maka harus menggunakan rumus khusus segitiga. Rumus segitiga terbagi menjadi 2 jenis yaitu rumus keliling dan rumus luas. Adapun bentuk dari rumus tersebut adalah sebagai berikut:

 Keliling= sisi 1+ sisi 2 + sisi 3 (K= s1+s2+s3)  Luas= ½ x alas x tinggi (L= ½ a.t)

II.1.5.1.2 Unsur Pembentuk dan Rumus Jajargenjang

Bangun ini terbentuk oleh dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya, dan memiliki dua pasang sudut bukan siku-siku yang masing-masing sama besar dengan sudut di hadapannya. Jajar genjang memiliki sifat:

(29)

3. Dua sisi lainnya tidak saling tegak lurus.

4. Mempunyai 4 sudut, 2 sudut berpasangan dan berhadapan. 5. Sudut yang saling berdekatan besarnya 180⁰.

6. Mempunyai 2 diagonal yang tidak sama panjang.

Gambar II.2 Jajargenjang. Sumber: Dokumen pribadi (2016).

Untuk menghitung ukuran jajargenjang maka harus menggunakan rumus khusus jajargenjang. Rumus jajargenjang terbagi menjadi 2 jenis yaitu rumus keliling dan rumus luas. Adapun bentuk dari rumus tersebut adalah sebagai berikut:

 Keliling = 2 x alas + 2 x sisi miring (K= (2.t)+(2.s))  Luas = alas x tinggi (L= a.t)

II.1.5.2 Semester 2

Materi matematika geometri kelas IV SD untuk semester 2 terbagi menjadi beberapa materi. Adapun materi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana. 2. Menentukan jaring-jaring balok dan kubus.

3. Mengidentifikasi benda-benda dan bangun datar simetris. 4. Menentukan hasil pencerminan suatu bangun datar.

II.1.5.2.1 Unsur Pembentuk dan Rumus Balok

(30)

Gambar II.3 Balok dan jaring-jaring balok. Sumber: Dokumen pribadi (2016).

Untuk menghitung ukuran balok maka harus menggunakan rumus khusus balok. Rumus balok terbagi menjadi 3 jenis yaitu rumus keliling, luas dan volume. Adapun bentuk dari rumus tersebut adalah sebagai berikut:

 Luas= 2 x (panjang x lebar + panjang x tinggi + lebar x tinggi) atau L= 2(p.l+p.t+l.t)

 Keliling= 4 x panjang + lebar + tinggi (K=4(p+l+t))  Volume= panjang x lebar x tinggi (V= p.l.t)

II.1.5.2.2 Unsur Pembentuk dan Rumus Kubus

Kubus merupakan bangun ruang tiga dimensi yang terbentuk dari gabungan enam bujur sangkar. Dengan demikian kubus memiliki enam sisi yang sama dan sebangun.

Gambar II.4 Kubus dan jaring-jaring kubus. Sumber: Dokumen pribadi (2016).

(31)

 Volume= sisi x sisi x sisi (V= s.s.s atau V= s3)  Luas= 6 x sisi x sisi (L= 6.s.s atau L= 6.s2)  Keliling= 12 x sisi (L= 12.s)

II.1.5.2.3 Mengidentifikasi Benda-benda dan Bangun Datar Simetris

Gambar II.5 Contoh bangun datar simetris

(a. Persegi panjang, b. Segitiga sama sisi, c. Trapesium sama kaki.). Sumber: Dokumen pribadi (2016).

Anam F. (2019) menjelaskan bahwa “Bila sebuah bangun datar dapat di lipat menurut sumbu tertentu dan kedua bagian dapat saling menutupi dengan tepat

maka bangun itu disebut bangun yang simetris”.

II.1.5.2.4 Menentukan Hasil Pencerminan Bangun Datar

Gambar II.6 Contoh pencerminan bangun datar. Sumber: Dokumen pribadi (2016).

rumusmatematikadasar.com (2015) menjelaskan bahwa “Pencerminan atau refleksi pada bangun datar merupakan sebuah transformasi atau perpindahan suatu

titik pada bangun datar dengan menggunakan sifat benda dan bayangan pada

(32)

II.1.6 Anak-anak

UNICEF (seperti yang di kutip Makalah Landasan Teori, 2015) mendefinisikan anak sebagai penduduk yang berusia 0 sampai 18 tahun.

National Geographic Indonesia (2015) mengatakan bahawa “Anak-anak adalah mereka yang berusia enam hingga tigabelas tahun”.

Harlock (seperti yang di kutip Prabowo, 2007) usia anak-anak terbagi menjadi 2 tahapan. Tahap anak-anak awal (early childhood) dengan usia 2 sampai 6 tahun. Tahap anak-anak akhir (later childhood ) 6 sampai 12 tahun.

Papalia et al (seperti yang di kutip Prabowo, 2007) fase perkembangan anak terbagi menjadi 2.

1. Masa awal anak-anak (early childhood)

Yaitu periode perkembangan merentang dari masa bayi hingga usia 5 atau 6 tahun, periode ini biasa disebut dengan periode prasekolah.

2. Masa pertengahan dan akhir anak-anak (midle and late childhood)

Ialah periode perkembangan yang merentang dari usia kira-kira 6 hingga 11 tahun, yang kira-kira setara dengan tahun-tahun sekolah dasar, periode ini biasanya disebut periode sekolah dasar.

Dengan demikian masa anak-anak adalah penduduk dari sebuah negara yang berumur 6 hingga 12 tahun (di bawah umur remaja).

II.1.6.1 Perkembangan Anak Kelas IV SD

Lukman (2013) Perkembangan kognisi anak usia 9 tahun. 1. Senang menghasilkan sesuatu dan mengkoreksi diri sendiri. 2. Mulai mengenal dunia yang lebih luas.

3. Sedikit berimajinasi.

4. Rasa ingin tahu secara intelektual.

(33)

6. Bermasalah dengan kondisi abstrak, angka-angka yang banyak, periode waktu dan ruang.

Perkembangan kognisi anak usia 10 tahun 1. Daya ingat cukup produktif.

2. Kemampuan pada hal abstrak mulai meningkat. 3. Menyukai aturan yang masuk akal.

4. Mengklasifikasi dan mengumpulkan hal-hal yang disukai. 5. Mampu berkonsentrasi dengan baik.

6. Menjadi orang yang mampu menyelesaikan masalah dengan baik. 7. Bangga dengan hasil akademinya.

Joko D. Muktiono (seperti yang di kutip Hastjarjo, 2011) mengenai buku yang disukai anak usia 6 sampai 9 tahun. Pada usia ini anak menyukai buku yang beragam. Buku-buku informative atau novel dengan jenis minat seperti: horror, petualangan, fantasi, fiksi-ilmiah, detektif, atau humor, sangat mereka sukai. Pemilihan buku dengan ilustrasi yang bagus juga perlu dipertimbangkan, agar mereka dapat mengapresiasikan gambar-gambar tersebut, sehingga cita rasa estetika anak-anak juga terlatih, selain mendapat pengalaman membaca yang bermanfaat.

Linawati (2011) menyatakan perkembangan anak usia 9 hingga 12 tahun adalah sebagai berikut:

Anak usia 9 tahun

(34)

 Mengorganisasi klub informal yang memiliki tujuan nyata untuk periode waktu yang singkat (kode, bahasa rahasia, buletin), ingin menjadi bagian dari organisasi).

 Lebih menyukai materi konstruksi (beragam bahan untuk konstruksi yang mendetail dan untuk menciptakan model), puzzle, menciptakan desain permanen (materi seni dan kerajinan tangan), merangkai manik-manik, mengepang, menenun, merajut, dan menjahit.

Anak usia 10 sampai 12 tahun

 Periode dimana olahraga mungkin berperan penting.

 Olahraga jalanan dan olahraga terorganisasi tampak menarik.

 Materi konstruksi arau meja kerja untuk membuat model tampak menarik.  Mainan semasa masa kanak-kanak awal akan terus dinikmati karena

keterampilan yang meningkat.

cdc.gov (2016) menyatakan perkembangan kognisi anak usia 9 tahun adalah sebagai berikut:

 Sangat memperhatikan persaingan akademik disekolah.

 Menjadi lebih mandiri tidak begitu bergantung pada orang tua.  Lebih memperhatikan waktu.

Katherine Lee (2015) menyatakan perkembangan kognisi anak usia 9 tahun adalah sebagai berikut:

 Sangat memperhatikan keadaan sekitar.  Mencari hal yang mereka sukai.

 Meluangkan waktu untuk aktifitas yang membuat mereka senang.

 Berfikir kritis dan ingin mengungkapkan opini mereka kepada orang lain.  Bermasalah dengan angka yang banyak, geometri, dan pengelompokan data

(35)

II.1.6.2 Anak Laki-laki dan Peremuan

Sativa (2012) “Pada usia sekolah dasar anak laki-laki dan perempuan menggunakan pendekatan yang berbeda untuk mengatasi masalah aritmatika. Anak perempuan cenderung menyelesaikan masalah dengan pendekatan yang lambat namun akurat. Sebaliknya anak laki-laki mengatasinya dengan pendekatan yang lebih cepat, namun rawan mengalami kesalahan”.

II.1.7. Sekolah Dasar

Arif (2015) “SD (Sekolah Dasar) adalah jenjang paling dasar pada kurikulum formal di Indonesia. Sekolah jenjang ini dijalani selama minimal enam tahun dengan pembagian kelas mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Siswa di jenjang ini biasanya berkisar antara usia 7-12 tahun”.

Suharjo (seperti yang di kutip Rosidah, 2012) menyatakan Sekolah Dasar pada dasarnya merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan enam tahun bagi anak-anak usia 6-12 tahun.

Degan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa Sekolah Dasar adalah sebuah awal atau permulaan pendidikan formal untuk anak-anak. Proses pendidikan dilakukan selama minimal enam tahun. Berawal dari kelas satu dan diakhiri dengan kelas enam. Sehingga dapat disimpulkan kembali bahwa kelas empat Sekolah Dasar adalah salah satu bagian dari proses pendidikan formal di sekolah dasar.

II.1.7.1 Fungsi Sekolah Dasar

(36)

II.2 Data Lapangan

Setelah melakukan wawancara kepada guru kelas IV SD dan siswa-siswi 5 SD maka diperoleh beberapa data. Adapun data tersebut adalah sebagai berikut:

II.2.1 Guru Kelas IV Sekolah Dasar

Wawancara kepada Nani Iryani, S.Pd. selaku wali kelas IV di SDN Sekeloa 1 dilakukan pada hari Selasa tanggal 22 Desember 2015. Wawancara berlangsung dari jam 11:00 hingga 12:30 WIB di SD Sekeloa 1, maka diperoleh data sebagai berikut:

Gambar II.7 Guru kelas IV SDN Sekeloa 1. Nani Iryani, S.Pd.

Sumber: Dokumen pribadi (2016).

1. Geometri kelas IV SD adalah sebuah pengenalan pada anak mengenai bangun datar dan bangun ruang beserta pengukurannya.

2. Hal yang dipelajari pada geometri kelas IV SD adalah mengenal bangun ruang dan bangun datar, menghitung keliling, luas, dan volume suatu bangun. 3. Dari sejak kelas 1 SD materi geometri sudah diajarkan, namun pengenalan

(37)

4. Murid yang sudah bisa membedakan bidang satu dengan bidang lain, serta bisa mengoprasikan penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, dianggap sudah bisa untuk mulai mempelajari materi geometri kelas IV SD. 5. Materi geometri kelas IV SD bersumber dari buku paket yang diberikan

pemerintah beserta buku referensi lain yang dimiliki oleh para guru.

6. Ruang kelas dianggap tempat yang cocok untuk mengajar geometri karena terdapat contoh beberapa bidang seperti meja kursi dan lain-lain.

7. Materi geomteri penting karena dengan mempelajarinya manusia bisa mengetahui ukuran benda dan ruang yang akan ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

8. Pengajaran para guru diatur oleh program yang telah dibuat oleh pemerintah seperti kurikulum, silabus dan RPP.

9. Proses pengajaran geometri kelas IV SD semester 1 adalah pengenalan berbagai macam bangun datar, pengenalan rumus keliling, luas bidang beserta pengaplikasianya. Semester 2 pengenalan berbagai macam bangun ruang, pengenalan rumus volume beserta pengaplikasianya.

10. Proses pengajaran geometri tidak jauh beda dengan materi matematika yang lain. Geometri memerlukan alat peraga untuk melakukan beberapa penjelasan. Namun para murid lebih menikmati geometri karena pada beberapa tugasnya terdapat tugas menggambar yaitu menggambar bidang. 11. Alat peraga sangat dibutuhkan terutama bangun ruang, karena bangun ruang

tersusun lebih kompleks dari pada bangun datar. Sehingga murid akan sulit untuk memahami materi jika tidak ada alat peraga.

(38)

13. Kesulitan yang dialami para murid dalam materi geometri kelas IV adalah sulit memahami rumus luas dan keliling serta kurang memahami materi perkalian.

14. Kesulitan yang dialami pengajar adalah sulit memberikan penjelasan pada anak yang susah mengerti rumus dan materi perkalian, padahal materinya sudah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.

15. Geometri juga bermanfaat tidak hanya untuk guru atau pengajar saja, tapi anak SD tidak diajarkan untuk mengetahui hal semacam itu. Geometri SD hanya sebagai pengenalan bentuk benda dan ruang kepada anak.

Gambar II.8 Contoh alat peraga bangun ruang. Sumber: Dokumen pribadi (2016).

II.2.2 Anak 5 Sekolah Dasar

Wawancara kepada siswa-siswi kelas V Sekolah Dasar dilakukan pada hari Sabtu tanggal 23 Januari 2016 bersama 3 anak laki-laki dan 3 anak perempuan. Anak kelas V SD dipilih karena diyakini sudah mempelajari seluruh materi matematika kelas IV SD. Siswa-siswi yang di wawancara di pilih secara acak. Wawancara berlangsung dari jam 10:00 hingga 11:30 WIB di SD Sekeloa 1, maka diperoleh data sebagai berikut:

II.2.2.1 Anak Laki-laki

(39)

pecahan, pembulatan, penaksiran, geometri, bilangan ganjil dan bilangan genap.

2. Definisi geometri tidak terlalu dipahami oleh anak laki-laki. Meskipun semuanya sudah pernah mendengar kata geometri, anak-anak belum begitu mengerti pengertian dari kata tersebut. Anak kelas V SD cenderung menganggap geometri adalah materi bangun ruang saja. Hal tersebut bisa terlihat ketika anak-anak diminta untuk memberikan contoh dari materi geometri. Contoh-contoh yang di sebutkan adalah benda-benda bangun ruang yaitu balok, tabung dan kubus.

3. Untuk pengenalan bentuk bangun datar pada saat kelas IV SD semester 1 secara umum dianggap berhasil bahkan lebih dari cukup. Hal tersebut bisa terlihat ketika anak-anak kelas V diminta untuk memberikan contoh dari bangun datar. Contoh-contoh yang di sebutkan adalah persegi, segitiga, trapesium, lingkaran, persegi panjang, dan jajar genjang. Padahal materi geometri dalam silabus semester 1 hanya membahas jajajar genjang dan segitiga.

4. Tingkat kesulitan anak laki-laki saat mempelajari bangun datar di kelas emat SD sangat berfariatif. Ada anak yang merasa tidak kesulitan, ada anak yang merasa biasa saja, ada anak yang benar-benar kesulitan. Namun ketika diminta menyebutkan beberapa rumus, semuanya tidak ada yang benar. Dengan demikian kesulitan yang dialami anak-anak dalam bangun datar secara garis besar adalah mengaplikasikan rumus keliling dan luas. Ketika diminta menyebutkan rumus bangun datar, anak-anak berhasil menyebutkan beberapa rumus. Namun rumus yang disebutkan tertukar antara rumus keliling dan rumus luas bahkan ada yang tidak ingat sama sekali.

(40)

pada saat hampir akhir semester 2, dan di akhiri dengan sedikit materi bangun diarahkan dengan kata kubus anak tersebut bisa menyebutkan contoh yang lain. Contoh-contoh yang disebutkan adalah kubus, tabung, balok, prisma dan kerucut. Padahal materi geomerti dalam silabus semester 2 hanya membahas balok dan kubus.

7. Anak laki-laki mengalami beberapa kesulitan saat mempelajari bangun ruang. Kesulitan yang dialami adalah menghitung ukuran sudut serta mengaplikasikan rumus volume, luas, dan keliling. Bahkan ada anak yang tidak bisa menyebutkan rumus bangun ruang sama sekali karena alasan lupa. Dengan demikian kesulitan mempelajari bangun ruang lebih tinggi dibandingkan dengan mempelajari bangun datar.

8. Guru matematika kelas IV SD menyampaikan materi bangun datar dan bangun ruang dengan cukup baik. Hal ini terlihat dari pernyataan anak laki-laki ketika awal mempelajari bangun datar dan geometri ibu guru memberikan contoh bendanya secara langsung. Contoh benda atau alat peraga yang anak-anak sebutkan adalah segitiga, persegi, persegi panjang untuk bangun datar. Pada bangun ruang ibu guru memberi contoh tabung, balok, kubus dan prisma. Proses pembelajaran matematika lebih banyak dilakukan di dalam kelas, namun pernah satu kali dilakukan diluar kelas untuk mencari contoh bangun datar.

II.2.2.1 Anak Perempuan

(41)

2. Definisi geometri tidak terlalu dipahami oleh anak perempuan kelas V SD pernyataan ini hampir sama dengan anak laki-laki. Meskipun semuanya sudah pernah mendengar kata geometri atau mendapatka materinya sejak kelas IV, namun anak-anak masih belum begitu mengerti. Anak kelas V SD cenderung menganggap geometri adalah materi bangun ruang saja. Hal tersebut bisa terlihat ketika anak-anak diminta untuk memberikan contoh dari materi geometri. Contoh-contoh yang disebutkan adalah benda bangun ruang yaitu balok, tabung dan kubus.

3. Untuk pengenalan bentuk bangun datar pada saat kelas IV SD semester 1 secara umum dianggap berhasil bahkan lebih dari cukup. Hal tersebut bisa terlihat ketika anak-anak kelas V diminta untuk memberikan contoh dari bangun datar. Contoh-contoh yang disebutkan adalah segitiga, trapesium, jajar genjang, layang-layang, pergesgi panjang, lingkaran dan belah ketupat. 4. Tingkat kesulitan anak perempuan saat mempelajari bangun tidak berfariatif

seperti anak laki-laki. Semua anak perempuan merasa kesulitan dalam beberapa hal. Namun kesulitan yang dialami anak perempuan hampir sama seperti anak laki-laki. Secara garis besar kesulitan yang dialami adalah mengaplikasikan rumus keliling, luas dan ditambah dengan pengukuran sudut.

5. Anak perempuan kelas V tidak begitu mengetahui waktu penempatan materi bangun datar dan bangun ruang yang ada pada silabus matematika. Anak-anak hanya ingat bangun datar mulai dipelajari pada saat kelas IV smester 1 dan bangun ruang dipelajari pada semester 2. Padahal menurut silabus dan ibu Nani selaku guru matematika kelas IV SD menyatakan bahwa materi bangun datar disampaikan pada akhir semester 1 dan bangun ruang dipelajari pada saat hampir akhir semester 2, dan di akhiri dengan sedikit materi bangun datar.

(42)

ruang yang anak perempuan sebutkan cenderung lebih sedikit dibandingkan anak laki-laki. Ini menunjukan ingatan anak laki-laki cenderung lebih baik dalam hal mengingat benda dari pada anak perempuan.

7. Anak perempuan mengalami kesulitan yang sama dengan anak laki-laki saat mempelajari bangun ruang. Kesulitan yang dialami adalah menghitung ukuran sudut serta mengaplikasikan rumus volume, luas, dan keliling. Dengan demikian kesulitan mempelajari bangun ruang lebih tinggi dibandingkan dengan mempelajari bangun datar.

8. Guru matematika kelas IV SD menyampaikan materi bangun datar dan bangun ruang dengan cukup baik. Hal ini terlihat dari pernyataan anak perempuan ketika awal mempelajari bangun datar dan geometri ibu guru memberikan contoh bendanya secara langsung. Contoh benda atau alat peraga yang anak perempuan sebutkan adalah segitiga, persegi, persegi panjang untuk bangun datar. Pada bangun ruang ibu guru memberi contoh balok dan kubus. Proses pembelajaran matematika lebih banyak dilakukan di dalam kelas, namun pernah satu kali dilakukan diluar kelas untuk mencari contoh geometri.

Gambar II.9. Responden dan kepala sekolah SDN Sekeloa 1. Sumber: Dokumen pribadi (2016).

(43)

dalam silabus sangatlah minim. Menganggap geometri adalah materi bangun ruang saja. Kesulitan yang dialami adalah mengukur sudut dan mengaplikasikan rumus bangun datar dan bangun ruang. Yang membedakan hanyalah jumlah contoh geometri dan rumus yang disebutkan. Namun daya ingat anak laki-laki terhadap benda cenderung unggul. Hal ini disebabkan karena anak laki-laki bisa menyebutkan contoh bangun lebih banyak dibandingkan anak perempuan.

Kesesuian pengetahuan anak dengan materi silabus semester 1 tidak sama. Pengetahuan anak melebihi materi dalam silabus geometri semester 1. Terutama dalam hal pengenalan bentuk dan rumus bangun datar. Hal tersebut ditunjukan oleh contoh bentuk dan rumus bangun datar yang disebutkan. Anak-anak lebih banyak menyebutkan bentuk dan rumus persegi serta persegi panjang. Padahal materi dalam silabus semester 1 adalah menentukan keliling dan luas jajar genjang dan seitiga. Dan menyelesaikan masalah yang berkaiatan dengan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga. Dari semua anak laki-laki dan perempuan hanya satu anak perempuan saja yang menyatakan kesulitan dalam mengukur sudut jajar genjang.

Pada materi bangun ruang pengetahuan anak sesuai dengan materi yang ada dalam silabus semseter 2. Hal tersebut bisa dilihat dari pernyataan anak-anak yang banyak menyebutkan balok dan kubus beserta rumusnya. Sesuai dalam silabus semseter 2 yaitu menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana. Dengan pengalaman belajar melakukan pengamatan dan diskusi memberikan catatan deduktif-deskriptif tentang sifat-sifat bangun ruang balok dan kubus, mengeksposisi tentang sifat-sifat bangun ruang balok dan kubus. Indikator pencapaian kompetensi menyebutkan sifat-sifat bangun ruang balok dan kubus.

II.3. Analisis

(44)

Materi geomerti yang diajarkan pada kelas anak kelas IV Sekolah Dasar adalah pengenalan bangun datar dan bangun ruang. Pengenalan tersebut berkaitan dengan sifat bangun, bentuk, sudut, rusuk dan lain-lain yang membentuk bangun datar atau bangun ruang beserta pengukurannya. Pengukuran yang diajarkan pada geometri kelas IV berupa rumus keliling, luas, dan volume. Namun pemahaman anak kelas V SD terhadap pengertian geometri bisa dikatakan kurang. Anak kelas lima tidak terlalu mengingat materi geometri dibandingkan dengan materi yang berkaitan dengan bilangan. Hal tersebut bisa terjadi karena materi geometri lebih sedikit dari pada materi tentang bilangan. Anak-anak menganggap geometri adalah materi matematika yang hanya membahas bangun ruang saja. Padahal dalam silabus matematika geometri membahas sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang. Pernyataan pakar yang berkaitan dengan geometri diantaranya Alders dan Setiwan.

Alders (seperti yang di kutip Asmarani, 2014) Menyatakan bahwa geometri adalah salah satu cabang matematika yang mempelajari tentang titik, garis, bidang dan benda-benda ruang beserta sifat-sifatnya ukuran-ukuranya dan hubungan antara satu dengan yang lain.

Setiawan (seperti yang di kutip Rifqi Fauzi, 2012) Suatu cabang matematika yang menerangkan sifat-sifat garis, sudut, bidang, dan ruang, dua ilmu ukur.

Secara umum materi geomteri penting untuk dipelajari, karena geometri mempunyai manfaat untuk memecahkan berbagai macam masalah dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya seperti pemanfaatan ukuran benda dan ruang. Beberapa pemanfaatan konsep geometri di dunia kerja diantaranya adalah guru atau pengajar, animator, arsitek, astronot, pilot, analisis forensik, marketing dan lain-lain.

(45)

dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak hanya tahu geometri sebagai ilmu pengetahuan.

Guru kelas IV SD kurang mengetahui mengenai alasan penempatan materi di tiap kelas. Guru hanya menjalankan program yang dibuat oleh pemerintah. Pengajaran materi yang para guru ajarkan semua telah diatur dalam kurikulum, silabus, dan RPP begitu juga materi matematika. Dalam silabus matematika SD materi geometri diawali pada kelas IV , dan merupakan pelajaran terakhir karena disimpan diakhir semester. Namun dari hasil wawancara dengan anak kelas lima SD, anak-anak tidak begitu mengetahui materi yang ada dalam silabus. Anak-anak menyebutkan materi geometri semester 1 dan 2 berada di pertengahan semester. Padahal menurut silabus materi geometri berada di akhir semester.

Jika dilihat dari psikologi anak, awal waktu pengajaran materi geometri sudah tepat yaitu pada kelas IV SD. Suharjo mengatakan program pendidikan SD adalah untuk anak usia enam sampai duabelas tahun. Anak-anak mulai masuk SD rata-rata pada usia enam atau tujuh tahun, sehingga pada saat kelas IV nanti mereka berusia sembilan atau sepuluh tahun. Menurut Lukman (2013) Pada usia sembilan tahun kondisi psikologi anak sudah mulai bisa berimajinasi, salah satunya membayangkan bentuk benda dan mulai bisa beradaptasi dengan kondisi yang mereka hadapi. Pada usia sepuluh tahun daya ingat anak akan lebih produktif, kemampuan mereka untuk berimajinasi akan semakin meningkat dan mampu berkonsentrasi dengan baik. Dengan demikian psikologi anak usia sembilan sampai sepuluh tahun yang mampu berimajinasi atau mampu membayangkan bidang geometri. Menjadi alasan mengapa materi geometri diawali pada kelas IV SD. Dan ketika ulangan akhir tiba anak diharapkan sudah bisa membayang atau mengetahui bidang geomteri yang dimaksud dalam soal. Karena pada saat ulangan para guru tidak akan memberikan contoh alat peraga lagi.

(46)

datar. Anak-anak bisa menyebutkan contoh bangun datar dengan jumlah yang cukup banyak melebihi materi yang ada dalam silabus. Namun sedikit berbeda dengan materi pengenalan bentuk bangun ruang. Meskipun penyampaian materinya dianggap berhasil karena telah sesuai dengan materi dalam silabus. Namun anak-anak menyebutkan contoh bangun ruang hanya kubus dan balok saja. Menurut Lukman (2013) Pada usia sembilan tahun kondisi psikologi anak bermasalah dengan kondisi abstrak, angka-angka yang banyak, periode waktu dan ruang. Hal ini terbukti dari kesulitan-kesulitan yang anak-anak sebutkan pada saat wawancara. Anak-anak merasa kesulitan mengaplikasikan rumus luas, keliling, volume dan pengukuran sudut. Secara umum kesulitan yang anak-anak sebutkan berkaitan dengan angka-angka sesuai yang disebutkan oleh Lukman.

Proses pengajaran geometri kelas IV SD tidak jauh berbeda dengan pelajaran yang lain. Pada semester 1 guru mengenalkan geometri bangun datar di depan kelas, dan para murid memperhatikan materi yang disampaikan. Namun pengajaran geometri pernah dilakukan diluar kelas untuk mencari contoh bangun datar di sekitar sekolah. Penggunaan alat peraga dalam pengenalan materi geometri ini cukup penting karena bisa membantu para murid untuk memahami bentuk bidang datar. Karena sekolah tidak menyediakan alat peraga bangun datar maka guru memberikan contoh untuk membuat bangun datar dari potongan kertas yang kemudian ditiru oleh para murid.

(47)

persegi panjang. Namun ada seorang anak perempuan yang merasa kesulitan dengan pengukuran sudut pada jajar genjang.

Semester 2 guru mengenalkan geometri bangun ruang, dan para siswa memperhatikan materi yang disampaikan seperti biasa.Pengajaran bangun ruang juga pernah dilakukan diluar kelas untuk mencari contoh bangun ruang di sekitar sekolah. Penggunaan alat peraga dalam pengenalan geometri bangun ruang sangat dibutuhkan. Karena bangun ruang terbentuk lebih kompleks dari pada bangun datar sehingga akan sangat sulit dibayangkan oleh anak. Alat peraga bangun ruang yang Diambil dari SDN Sekeloa 1 disebutkan cukup memadai. Alat peraga bangun ruang yang tidak tersedia hanya jaring-jaring bidang saja. Dan alat peraga yang tersedia terdiri dari balok, kubus, tabung, limas, prisma, kerucut dan bola. Namun ketika peneliti meminta benda tersebut untuk dokumentasi hanya ada limas segiempat saja. Hal ini berkaitan dengan waktu wawancara yang dilaksanakan pada semester 1 kurang tepat, karena silabus matematika semester 1 hanya mempelajari bangun datar saja.

Pada materi bangun ruang murid akan melakukan pengamatan dan berdiskusi mengenai sifat bangun ruang sederhana. Guru akan memberikan catatan deduktif dan deskriptif tentang sifat-sifat balok dan kubus yang kemudian akan dijelaskan oleh guru di depan kelas. Tahap selanjutnya adalah pengamatan terhadap jaring-jaring balok dan kubus. Dilanjutkan dengan demonstrasi berupa tugas praktek menggambar balok dan kubus beserta jaring-jaringnya. Pada materi bangun ruang anak-anak mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan rumus rumus volume, luas, dan keliling.

Menurut Lukman (2013) psikologi anak dengan usia sembilan tahun sudah mulai bisa berimajinasi namun masih bermasalah dengan kondisi abstrak, angka-angka yang banyak, periode waktu dan ruang. Dengan demikian maka alat peraga pada saat menyampaikan materi geometri kelas IV SD sangat dibutuhkan, untuk membantu anak memahami materi-materi yang disampaikan.

(48)

simetris. Menentukan sumbu simetris yang terdapat pada bangun datar. Materi selanjutnya adalah mengamati hasil pencerminan. Dilanjutkan dengan demonstrasi melukis hasil pencerminan dari sebuah bangun datar. Dari hasil wawancara kepada anak kelas lima SD, materi bangun datar simetris dan tidak simetris tidak terdeskripsikan, Hal ini terjadi karena materi tersebut merupakan materi bangun datar. Kemungkinan anak-anak menganggap materi ini sama dengan materi geomteri di semester 1.

II.4 Resume

Matematika merupakan salah satu ilmu yang mempelajari sebuah peluang dari berbagai bentuk susunan aljabar, analisis dan geometri yang menjadi dasar perkembangan perhitungan dalam teknologi. Geometri merupakan sebagai salah satu cabang dari ilmu matematika yang mempelajari tentang bangun datar, dan bangun ruang dengan pengukurannya. Pada saat kelas IV SD anak-anak berumur 9 hingga 10 tahun. Anak kelas IV SD akan mulai dikenalkan dengan materi geometri. Materi geometri untuk anak kelas IV SD tersusun dalam silabus matematika khusus anak kelas IV SD. Secara umum silabus yang masih digunakan Sekolah Dasar di tahun 2016 adalah silabus tahun 2006. Materi dalam silabus terbagi menjadi 2 yaitu materi semester 1 dan semester 2.

(49)

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP DESAIN

III.1 Strategi Perancangan

Media informasi mengenai matematika geometri kelas IV SD akan di buat menjadi sebuah media interaktif berbasis aplikasi smartphone android. Aplikasi merupakan sebuah perangkat lunak pada teknologi digital atau elektronik, yang membantu beberapa kegiatan manusia. Smartphone android merupakan salah satu teknologi digital sejenis telepon genggam, yang dianggap lebih canggih dari pada telepon genggam versi sebelumnya. Smartphone android memiliki kelebihan salah satunya mampu menyimpan dan menggunakan banyak aplikasi dalam waktu yang bersamaan. Karena smartphone android merupakan salah satu teknologi digital, sehingga media tersebut memiliki dampak positif dan negatif terhadap pengguna. Adapun dampak positif dan negatifnya adalah sebagai berikut:

Dampak positif

 Mampu menyimpan berbagai macam data.

 Bisa menggunakan banyak aplikasi dalam waktu yang bersamaan.  Memiliki banyak aplikasi yang mirip dengan aplikasi pada komputer.  Mampu membuka banyak file seperti komputer.

 Mudah dibawa dan bisa digunakan kapan saja dimana saja.  Bisa terhubung dengan komputer.

 Bisa terhubung ke internet.

 Bisa terhubung dengan kontak di sosial media setiap waktu.  Bisa membuka file audio dan video.

 Memiliki fitur kamera.

 Memiliki fitur perekam suara.

 Memiliki banyak aplikasi yang mampu membantu kegiatan manusia dan memberikan berbagai hiburan kepada pengguna.

Dampak negatif

(50)

 Kecanduan (merasa cemas jika terpisah dari smartphone).  Radiasi layar terhadap mata pengguna

 Konten media informasi tidak terkontrol  Membuat pengguna lupa waktu.

Teknologi digital memiliki lebih banyak dampak positif, sehingga media tersebut dipilih untuk menyelesaikan masalah matematika geometri kelas IV SD. Dampak negatif dari teknologi digital atau elektronik tidak bisa dihindari. Namun sebagian dampak negatif tersebut bisa dikurangi, agar dampak yang terjadi pada pengguna tidak terlalu parah. Upaya untuk mengurangi dampak negatif dari smartphone salah satunya pada aplikasi pendidikan adalah dengan merancang media informasi yang singkat dan sederhana. Dengan demikian pengguna tidak akan terlalu lama menatap layar smartphone, karena materi yang dibutuhkan lebih cepat dipahami.

Informasi yang ingin disampaikan dalam perancangan aplikasi adalah salah satu materi matematika kelas IV SD, yaitu pengenalan konsep dasar geometri. Materi geometri yang akan disampaikan adalah materi bangun datar dan bangun ruang. Secara umum materi geometri kelas IV SD merupakan pengenalan bentuk bangun, unsur pembentuk bangun, pengukuran keliling, luas, dan volume. Materi akan disajikan bersama gambar-gambar dan penjelasan singkat agar materi lebih mudah dipahami. Media informasi ini juga akan menyajikan latihan-latihan sederhana yang berkaitan dengan unsur pembentuk dan rumus geometri. Konten pada materi akan menggunakan gaya visual flat design dengan kombinasi gambar kartun. Penggnaan gaya visual flat desain digunakan untuk memfokuskan pengguna pada materi geometri. Penggunaan gaya visual kartun digunakan karena secara umum anak usia 9 hingga 10 tahun masih menyukai film-film kartun. Dengan menyisipkan hal yang disukai oleh anak, diharapkan anak bisa lebih termotivasi untuk belajar matematika, terutama materi geometri.

III.1.1 Khalayak Sasaran

(51)

 Demografi

Jenis kelamin :laki-laki dan perempuan.

Usia :9 hingga 10 tahun (masa kelas IV SD).

Pendidikan :Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan sederajat. Ekonomi :Masyarakat menengah ke atas.

 Psikografi

Anak yang sering menggunakan smartphone android. Gaya hidup suka bermain game, media sosial, pengguna media pembelajaran elektronik.

 Geografi

Tempat :Indonesia wilayah perkotaan. Iklim :Tropis

Budaya :Beragam (sunda, jawa, batak, melayu, betawi, dan lain-lain)  Insight

Hope :Semua anak kelas 4 SD ingin pintar matematika, tapi tidak semua anak mengerti matematika geometri. Semua anak kelas 4 SD ingin belajar matematika dengan mudah, tapi tidak semua materi matematika geometri itu mudah. Semua anak kelas 4 SD ingin belajar matematika dengan asyik dan menyenangkan, tapi tidak semua materi matematika geometri itu asyik dan menyenangkan. Myth :Anak yang pintar matematika merupakan ciri anak yang hebat. Hidden truth :Matematika geometri bisa dimanfaatkan dalam dunia kerja selain

menjadi guru.

(52)

Smartphone yang paling banyak digunakan masyarakat pada saat ini adalah smartphone berbasis android.

Essence :Orang yang bisa memahami matematika adalah orang yang pintar menghitung.

Journey

Journey merupakan kegiatan sehari-hari dari target audien, dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi. Journey digunakan untuk mengetahui tempat dan benda-benda yang sering dijumpai oleh target audien. Tempat dan benda-benda-benda-benda yang sering dijumpai oleh target audien memungkinkan untuk dijadikan media promosi. Adapun journey dari anak SD adalah sebagai berikut:

Tabel III.1 Journey anak Sekolah Dasar tahun 2016. Sumber: Dokumen pribadi (2016).

No Kegiatan Tempat Point Of Contact

1 4:00 - 4:15 Bangun tidur Kamar tidur Kasur, selimut, bantal, guling

2 4:15 - 4:30 Shalat subuh Musola,

masjid, tempat

TV, remote TV, iklan TV, acara TV, handphone, internet sosial media

4 6:00 - 6:15 Mandi Kamar mandi Handuk, gayung, tempat sabun,

sampo, pasta gigi, sikat gigi

5 6:15 - 6:30 Dandan Kamar Cermin, sisir, baju, lemari, kursi,

kasur, dasi, sepatu

6 6:30 - 6:45 Makan pagi/

sarapan

Ruang makan Meja makan, kursi, piring, sendok, garpu, gelas, makanan

Sekolah, kelas Buku, pensil, pulpen, meja, kursi, teman, tas sekolah, main handphone kursi, teman, tas sekolah, papan tulis, power point, guru

(53)

10 9:30 - 9:45 Istirahat, kursi, teman, tas sekolah, papan tulis, power point, guru

12 11:45 - 12:30 Istirahat, shalat, kursi, teman, tas sekolah, papan tulis, power point, guru

14 13:00 - 13:30 Pulang, main, Sekolah, jalan, lapangan,

TV, remote TV, iklan TV, acara TV, handphone, internet sosial

TV, remote TV, iklan TV, acara TV, handphone, internet sosial

TV, remote TV, iklan TV, acara TV, handphone, internet, sosial

(54)

20 19:00 - 22:00 Nonton TV,

TV, remote TV, iklan TV, acara TV, handphone, internet, sosial media, buku, pulpen, pensil, tas sekolah, buku pelajaran, kasur, meja, belajar, kursi

21 22:00 - 4:00 Tidur Kamar tidur Kasur, bantal, selimut, guling

Dari consumer journey diperoleh informasi tempat dan benda yang sering dijumpai oleh anak SD. Tempat dan benda tersebut adalah tempat tinggal, ruang belajar, Sekolah Dasar, buku catatan, tas sekolah, hp, internet dan media sosial. Benda dan tempat tersebut memungkinkan untuk dijadikan sebagai media promosi.

III.1.2 Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi yang akan digunakan adalah melalui pendekatan verbal, pendekatan visual dan pendekatan audio. Adapun konsep mengenai pendekatan verbal, pendekatan visual dan pendekatan audio adalah sebagai berikut:

 Pendekatan Verbal

Pendekatan secara verbal akan merujuk pada bahasa pendidikan, terutama istilah-istilah matematika geometri kelas IV SD. Bahasa yang akan digunakan adalah bahasa Indonesia, hal tersebut disebabkan karena target utama yang dituju adalah anak kelas IV SD di negara Indonesia. Mengingat target utama adalah anak kecil yang pola pikirnya masih sangat sederhana, maka bahasa yang akan digunakan adalah bahasa Indonesia formal. Hal tersebut bertujuan agar anak kelas IV SD dapat menerima informasi atau materi dengan baik.

 Pendekatan Visual

Gambar

Gambar II.3 Balok dan jaring-jaring balok.
Gambar II.6 Contoh pencerminan bangun datar.
Gambar II.7 Guru kelas IV SDN Sekeloa 1.
Gambar II.8 Contoh alat peraga bangun ruang. Sumber: Dokumen pribadi (2016).
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada jahe segar dan bubuk berdasarkan umur panen yang berbeda ( 3, 4, dan 5 bulan) terhadap

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan izin- Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Biskuit MP-ASI

Artinya: “Janganlah berbuat kemadharatan pada diri sendiri dan janganlah berbuat kemadharatan terhadap orang lain. Dari kaidah fiqhiyyah tersebut, ada sebuah larangan

Dari beberapa kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik kelas 1 SD dirancang Tujuan Instruksional Umum (TIU) untuk menentukan kompetensi- kompetensi yang

signifikansi perbedaan skor rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa yang mendapat model pembelajaran berbasis masalah dengan metode Least Significant Difference

Dalam tulisan ini diuraikan secara singkat proses pengolahan dan akurasi data kepegawaian dalam upaya memperoleh informasi yang diperlukan untuk dasar kebijakan manajemen maupun

Hasil perbandingan nilai RMSE menunjukkan bahwa model terbaik yang dapat digunakan untuk meramalkan inflasi di kota Semarang adalah dengan bobot korelasi silang

Untuk keperluan tulisan ini, penulis mengutip Kozinet (1998) yang menyatakan bahwa cyberculture secara sederhana diterjemahkan sebagai pola perilaku bersama dan