Bandung
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Pada Program Studi Akuntansi
Oleh :
IYAM MARIYAM 21308039
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
not make payments or installments in accordance with the agreement signed by the parties PT.BPR Pangalengan South Bandung and the debtor. Therefore PT.BPR Pangalengan South Bandung must immediately make the completion of the credit crunch, with the completion of the undertakings of non-performing loans at the South Bandung PT.BPR Pangalengan be resolved.
This research using descriptive analysis method with the type of direct survey research, descriptive analysis method which describes the activities of the company based on the fact that there are to be analyzed based on the literature and can be interpreted to be a conclusion.
The results of credit procedures at the South Bandung PT.BPR Pangalengan based on the inputted document on internal control officer at the credit has the advantages found in the historical record (continuously) so as to know how many bad loans that occurred in South Bandung PT.BPR Pangalengan. System of lending procedures are guided by the provisions in force at the South Bandung PT.BPR Pangalengan. In the implementation of the lending procedure is good enough.
berhubungan dengan penyaluran kredit adalah dimana terjadi kredit macet pada tahun 2011 disebabkan karena nasabah tidak dapat melakukan pembayaran atau melakukan angsuran sesuai dengan perjanjian yang telah ditandatangani oleh pihak PT.BPR Bandung Kidul Pangalengan dan pihak debitur. Oleh karena itu, PT.BPR Bandung Kidul Pangalengan harus secepatnya melakukan penyelesaian kredit macet tersebut. Dengan upaya penyelesaian tersebut kredit macet pada PT.BPR Bandung Kidul Pangalengan dapat terselesaikan.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan jenis penelitian survei langsung, metode analisis deskriptif yaitu menggambarkan kegiatan yang dilakukan perusahaan berdasarkan fakta yang ada untuk dianalisis berdasarkan literatur-literatur kemudian dapat diartikan menjadi sebuah kesimpulan.
Hasil penelitian prosedur penyaluran kredit pada PT.BPR Bandung Kidul Pangalengan berdasarkan dokumen yang diinput pada petugas pengawasan intern pada bagian kredit memiliki kelebihan terdapat pada pencatatan secara historis (terus menerus) sehingga dapat diketahui berapa kredit macet yang terjadi pada PT.BPR Bandung Kidul Pangalengan. Sistem prosedur penyaluran kredit yang berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada PT.BPR Bandung Kidul Pangalengan. Pada pelaksanaan prosedur penyaluran kreditnya sudah cukup baik.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir yang berjudul “Tinjauan Atas Prosedur Penyaluran Kredit pada PT. BPR Bandung Kidul
Pangalengan”. Penulisan Tugas akhir ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan mata pelajaran Tugas Akhir di Universitas
Komputer Indonesia. Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis merasa masih
banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan Tugas
akhir ini.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan, terutama kepada yang
terhormat :
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia Bandung.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati. Dra., SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
3. Sri Dewi Anggadini, SE.,M.Si, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
ii
4. Lilis Puspitawati, SE.,M.Si., Ak., selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
penulis.
5. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak., Selaku Dosen Wali Ak5 2008
6. Hendra Turga D, SE., selaku Direktur utama PT.Bank Perkreditan Rakyat
Bandung Kidul yang telah memberikan pengarahan.
7. Yena Noviana, Bapak Hersam, dan Lalan Soetarlan selaku pembimbing
penulis di PT.BPR Bandung Kidul Pangalengan selama melakukan penelitian
Tugas Akhir.
8. Seluruh Staff dan karyawan PT.Bank Perkreditan Rakyat Bandung Kidul
Pangalengan.
9. Kedua orangtua tercinta, Ibunda Wiwi dan ayahanda Dadang, yang telah
membiayai sekolah dan kuliah penulis, sehingga penulis mampu untuk
melaksanakan pendidikan di Universitas Komputer Indonesia Bandung.
10. AA Feri Eko Sugondo yang tersayang, yang selalu memberi semangat kepada
penulis dalam menyelesaikan penulisan Tugas Akhir sampai selesai tepat
pada waktunya.
11. Kakak ku Imas Widawati dan AA Yadi, Adik ku Akus Kuswendi, Keponakan
ku Silvi febriyanti dan Syiva Dwi Meilani yang selalu berbagi hidup, cerita
dan pengalaman berharga, kita harus bisa membahagiakan kedua orang tua
iii
12. Seluruh Staff PT.Bank Perkreditan Rakyat Bandung Kidul, penulis ucapkan
banyak terima kasih dan penulis mohon maaf apabila selama melaksanakan
penelitian Tugas Akhir ada perilaku dan omongan yang kurang sopan.
13. Sahabat-sahabatku yang tercinta Fani Oktaviani, Cut Putriani, Serli
Purnamasari, Pitria Dewi, Reni, Indriati Safrina, dan Sri Mulyati. Yang telah
memberikan kasih sayang, perhatian, ilmu, dan semangat dalam menjalani
hidup.
14. Teh Seni dan Teh Dona, yang selalu memberi informasi penulis ucapkan
terima kasih.
15. Semua orang yang telah membantu penulis selama ini, yang tidak bisa penulis
sebutkan satu-persatu.
Harapan penulis semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan
yang diharapkan dapat tercapai. Akhir kata penulis panjatkan Do’a kepada Allah SWT, semoga amal berupa bantuan, dorongan dan do’a yang telah diberikan
kepada penulis akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda.
Amin Ya Rabbal Alamin.
Bandung, Juli 2012
iv LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ABSTRACT
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR SIMBOL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 9
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 9
1.2.2 Rumusan Masalah ... 9
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9
1.3.1 Maksud Penelitian ... 9
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Kegunaan Penelitian ... 10
1.4.1 Kegunaan Akademis ... 10
v
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Kajian Pustaka ... 14
2.1.1 Pengertian Bank ... 14
2.1.2 Fungsi Utama Bank ... 14
2.2 Pengertian Bank Perkreditan Rakyat ... 15
2.2.1 Usaha Bank Perkreditan Rakyat... 16
2.3 Pengertian Kredit ... 17
2.3.1 Jenis-Jenis Kredit ... 19
2.3.2 Unsur-Unsur Kredit ... 22
2.3.3 Prinsip-Prinsip Kredit ... 24
2.4 Pengertian Prosedur ... 29
2.5 Pengertian Penyaluran Kredit ... 29
2.5.1 Fungsi Penyaluran Kredit ... 30
2.5.2 Tujuan Penyaluran Kredit ... 32
2.5.3 Manfaat Penyaluran Kredit ... 32
2.5.4 Prosedur Penyaluran Kredit ... 35
2.6 Pengertian Kredit Macet ... 35
vi
3.2.1 Desain Penelitian ... 41
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 42
3.2.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 45
3.2.4 Metode Analisis ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Perusahaan ... 47
4.1.1 Sejarah perusahaan ... 47
4.1.2 Visi dan Visi PT.BPR Bandung Kidul Pangalengan ... 48
4.1.3 Struktur Organisasi PT.BPR Bandung Kidul Pangalengan ... 49
4.1.4 Deskripsi Jabatan PT.BPR Bandung Kidul Pangalengan ... 51
4.1.5 Aspek Aktivitas PT.BPR Bandung Kidul Pangalengan ... 61
4.2 Karakteristik Responden ... 65
4.3 Hasil Analisis Deskriptif ... 66
4.3.1 Analisis Prosedur Penyaluran Kredit Pada PT.BPR Bandung Kidul Pangalengan ... 66
4.3.2 Analisis Upaya Penyelesaian Kredit Macet Pada PT.BPR Bandung Kidul Pangalengan ... 69
vii
Pangalengan ... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 75
5.2 Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 78
LAMPIRAN ... 79
1 1.1 Latar Belakang Penelitian
Perbankan merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di Indonesia
yang memiliki peranan penting bagi kelangsungan perekonomian Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi harus diarahkan untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat serta mengatasi ketimpangan ekonomi dengan kesenjangan sosial.
Pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan pendapatan masyarakat, perlu
diberikan perhatian bagi usaha-usaha untuk membina dan melindungi usaha kecil
dan tradisional serta golongan ekonomi lemah.
Badan usaha bidang jasa keuangan di Indonesia baik milik pemerintah
maupun milik swasta bergerak menghimpun dan menyalurkan dana kepada
masyarakat, pengumpulan dana masyarakat dilakukan dalam bentuk simpanan
baik berupa tabungan, deposito, atau simpanan lainnya. Kemudian di salurkan lagi
kepada masyarakat melalui fasilitas kredit yang bisa membantu pengusaha kecil
untuk meningkatkan produktifitas usahanya. Oleh karena itu perlu fasilitas kredit
yang tidak memberatkan para debitur atau pengusaha untuk pelunasannya.
Kemajuan perekonomian saat ini sangat mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Peningkatan stasus sosial dan ekonomi pada masyarakat di pengaruhi
oleh perubahan gaya hidup dan perilaku mereka pada saat ini. Perubahan tersebut
Keuangan mikro di Indonesia telah ada sejak akhir abad ke-19 dengan
berdirinya Bank Kredit Rakyat dan Lumbung Desa. Kedua lembaga ini dibentuk
untuk membantu petani, pegawai, dan buruh melepaskan diri dari lintah darat.
Pada 1905 Bank Kredit Rakyat ditingkatkan menjadi Bank Desa yang cakupan
pelayanannya diperluas meliputi kegiatan usaha di luar bidang pertanian.
Keadaan ini berubah setelah keluarnya Undang-undang (UU) No. 7 Tahun
1992 tentang Perbankan yang menetapkan bahwa hanya ada dua jenis bank di
Indonesia, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Lembaga
keuangan yang tidak memenuhi syarat sebagai BPR kemudian dikenal sebagai
lembaga keuangan nonformal atau bank gelap.
Krisis jasa perbankan di Indonesia belum menunjukan tanda-tanda akan
berakhir. Hal ini dapat dilihat dari banyak bank-bank yang berguguran, ada bank
yang likuiditas dan adapun bank harus merger. Disisi lain para pengelola
bank-bank swasta mengklaim bahwa bank-bank-bank-bank mereka mendapat prestasi yang lebih
baik. Indikatornya adalah bank-bank swasta terus bermunculan bahkan mampu
menembus masyarakat lapisan bawah dalam bentuk Bank Perkreditan Rakyat .
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang tidak memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran, yang dalam pelaksanaan kegiatan usahanya dapat secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Bank perkreditan rakyat menerima
simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk
Selama ini Bank Perkreditan Rakyat seolah-olah berada dalam kegelapan
pada saat melaksanakan proses untuk memberikan fasilitas kredit (penyediaan
dana) kepada calon debitur yang belum dikenal dengan baik, karena sangat sulit
untuk mendapatkan informasi tentang calon debitur tersebut terutama debitur yang
sebelumnya telah memperoleh penyediaan dana dari bank lain. Debitur yang
bermasalah berpindah dari bank lain ke Bank Perkreditan Rakyat sangat mungkin
terjadi.
Peranan Bank Perkreditan Rakyat dalam perekonomian Indonesia dapat
dilihat dari skala usahanya. Bila melihat skala usaha, harus dikatakan bahwa Bank
Perkreditan Rakyat kurang efisien dibanding bank-bank umum. Penyebabnya
adalah kecilnya skala usaha dan kualitas Sumber Daya Manusia. Tetapi Bank
Perkreditan Rakyat memiliki kekuatan dalam hal likuiditas dibanding bank umum.
Keunggulan Bank Perkreditan Rakyat yang lainnya yaitu Bank Perkreditan
Rakyat tetap menjalankan fungsi intermediasinya secara seimbang, sekalipun
perekonomian Indonesia dalam kondisi krisis. Bank Perkreditan Rakyat dilihat
dari segi permodalan juga lebih baik dari pada bank umum. Manurung dan
Rahardja (2004:216).
Terjadinya transaksi kredit antara lain dengan adanya suatu keinginan
khususnya para pengusaha yang untuk memperlancar usahanya kekurangan
modal, maka dilakukan transaksi kredit, dimana transaksi kredit didasarkan
Perkreditan bukanlah masalah yang asing, baik dalam kehidupan kota
maupun dalam pedesaan. Kredit merupakan salah satu pembiayaan sebagian besar
dari kegiatan ekonomi. Perkreditan merupakan kegiatan yang penting bagi
perbankan, karena kredit juga merupakan salah satu sumber dana yang penting
untuk setiap jenis usaha. Sebelumnya dimulainya kegiatan penyaluran kredit
diperlukan suatu analisis yang baik dan seksama terhadap semua aspek
perkreditan yang dapat menunjang proses penyaluran kredit, guna mencegah
timbulnya suatu risiko kredit.
Beberapa perbankan nasional guna meningkatkan kinerja yang baik
dengan melakukan perencanaan yang baik dalam menentukan strategi penyaluran
kredit. Strategi yang dilakukan mereka yaitu dengan menerapkan tata kelola
perusahaan yang baik, selain itu dengan melakukan analisis kredit yang
komprehensif dan pengawasan kredit yang melekat serta sikap kehati-hatian.
Prinsip dalam penyaluran kredit adalah prinsip kepercayaan dan
kehati-hatian. Indikator kepercayaan ini adalah kepercayaan moral, komersial, finansial,
dan agunan. Kepercayaan dibedakan atas kepercayaan murni dan kepercayaan
reserve. Kepercayaan murni, jika kreditur memberikan kredit kepada debiturnya
hanya atas kepercayaan saja, tanpa ada jaminan lainnya. Sedangkan kepercayaan
reserve diartikan kreditur menyalurkan kredit pinjaman kepada debitur atas
kepercayaan, tetapi kurang yakin sehingga bank selalu meminta agunan berupa
PT.Bank Perkreditan Rakyat Bandung Kidul dalam penyaluran kredit tetap
berdasarkan pada prinsip kehati-hatian (prudential banking) untuk menghindari
risiko kredit bermasalah dan kredit macet. PT.Bank Perkreditan Rakyat Bandung
Kidul juga langsung melakukan penanganan atas permohonan kredit yang di
terima dengan melakukan survei ke tempat usaha dan survei jaminan setelah
dilakukan wawancara pendahuluan.
Penyaluran kredit merupakan faktor yang sangat menjadi perhatian bagi
PT.Bank Perkreditan Rakyat Bandung Kidul maka perlu ditumbuh kembangkan
dengan memberikan kredit kepada sektor-sektor usaha yang produktif untuk skala
Usaha Kecil Menengah (UKM) serta selalu menjaga hubungan yang harmonis
antara nasabah dengan Bank dalam rangka menghindari terjadinya kredit macet.
Bank lebih cenderung memberikan pinjaman jangka pendek kepada
debiturnya, karena pinjaman tersebut mempunyai batas pelunasan yang relatif
cepat dan dana yang diberikan juga minim. Bila terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan misalnya debitur ingkar janji terhadap kewajibannya maka risiko yang
ditanggung oleh pihak bank relatif kecil. Keuntungan yang lainnya yaitu dapat
memberikan kesempatan kepada debitur yang lain untuk penyaluran kredit.
PT. Bank Perkreditan Rakyat Bandung Kidul sebagai salah satu
perusahaan yang bergerak dibidang perbankan yang berbadan hukum, adalah
salah satu jenis lembaga usaha perbankan yang mempunyai peranan penting
dalam melayani kepentingan dan kebutuhan masyarakat dibidang jasa keuangan
dalam memberikan penyaluran kredit khususnya untuk anggota Koperasi
Rakyat Bandung Kidul Pangalengan, harus selalu meningkatkan kinerjanya,
sehingga tumbuh dengan sehat dan dapat melaksanakan fungsi intermediasinya
sesuai dengan yang diharapkan kelompok sasarannya dan masyarakat lain pada
umumnya.
Agar dapat bersaing dan bertahan PT.Bank Perkreditan Rakyat Bandung
Kidul Pangalengan dituntut untuk mempunyai citra dan pelayanan kredit yang
baik yang dapat memenuhi kebutuhan yang nasabah inginkan. PT.Bank
Perkreditan Rakyat Bandung Kidul Pangalengan sebagai perusahaan jasa
perbankan tidak akan mungkin menghindar dari persaingan industri perbankan
yang semakin meningkat dari tahun ke tahunnya. Sebagai badan intermediasi
PT.Bank Perkreditan Rakyat Bandung Kidul Pangalengan salah satu usahanya
yaitu memberikan kredit kepada para anggota Koperasi Peternakan Bandung
Selatan dan pada masyarakat pada umumnya untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Kredit yang dikelola dengan prinsip kehati-hatian akan menempatkan pada
kualitas kredit yang baik sehingga dapat memberikan pendapatan yang besar bagi
pihak PT.Bank Perkreditan Rakyat Bandung kidul Pangalengan.
Dengan didirikannya PT.Bank Perkreditan Rakyat Bandung Kidul yang
bertempat di Pangalengan merupakan realisasi dari kepedulian pengurus Koperasi
Peternakan Bandung Selatan untuk menyalurkan dananya dalam memberikan
kredit kepada para anggota Koperasi Peternakan Bandung Selatan, dengan
mendapat imbalan berupa bunga pinjaman. Hasil pembayaran bunga ini
digunakan oleh PT.Bank Perkreditan Rakyat Bandung Kidul untuk membayar
bunga dari pinjaman juga digunakan untuk membiayai keperluan operasional
lainnya.
PT.Bank Perkreditan Rakyat Bandung Kidul adalah salah satu lembaga
keuangan mikro karena PT.Bank Perkreditan Rakyat Bandung Kidul tidak hanya
berorientasi keuntungan tetapi juga mengembangkan misi sosial. Lembaga ini
telah menumbuhkan perekonomian para anggota Koperasi Peternakan Bandung
Selatan. Sebagaimana kita ketahui bahwa kemiskinan merupakan masalah
mendasar yang di hadapi bangsa kita.
Usaha memecahkan masalah tersebut salah satu caranya adalah melalui
pemberdayaan PT.Bank Perkreditan Rakyat Bandung Kidul di Pangalengan.
Karena PT.Bank Perkreditan Rakyat Bandung Kidul adalah suatu lembaga
keuangan mikro yang bisa memudahkan laju perekonomian para anggota
Koperasi Peternakan Bandung Selatan.
Pelayanan kredit merupakan suatu aktivitas dalam suatu organisasi atau
perseorangan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu
pinjaman dengan suatu janji pembayaran akan dilakukan pada suatu jangka waktu
yang disepakati yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki. Pelayanan
merupakan suatu usaha untuk mempertinggi kepuasan para nasabah yang disebut
konsumen adalah masyarakat yang mendapat manfaat dari aktivitas yang
dilakukan oleh suatu organisasi atau petugas dari suatu organisasi pemberi
Setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak pada pihak lain
yang tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun produk
pelayanan bisa berhubungan dengan produksi fisik maupun tidak. Sebenarnya
perbedaan antara produk dan jasa sukar dilakukan. Karena pembelian suatu
produk seringkali disertai jasa-jasa tertentu. Meskipun demikian jasa adalah suatu
kegiatan yang tidak menyebakan perubahan dalam bentuk suatu barang.
Fenomena yang terjadi pada PT.Bank Perkreditan Rakyat Bandung Kidul
Pangalengan yang berhubungan dengan Penyaluran Kredit adalah dalam
penyaluran kredit pada PT.Bank Perkreditan Rakyat Bandung Kidul terjadi kredit
macet karena tidak tertagihnya kredit dengan tidak tepat waktu nasabah kredit
dalam membayar kreditnya. Kredit macet merupakan fenomena yang terjadi di
berbagai perbankan, sehingga dapat menyebabkan banyaknya sejumlah uang
kredit yang masih belum masuk ke daftar pembayaran. kebutuhan anggota
semakin banyak, sementara dana pada bagian kredit yang pada dasarnya
merupakan kredit macet. Oleh demikian untuk memenuhi kebutuhan kredit para
anggota, maka PT.Bank Perkreditan Rakyat Bandung Kidul dalam menyalurkan
kredit dengan baik dan hati-hati dalam pelaksanaannya. (PT.BPR Bandung Kidul
Pangalengan)
Dalam pelaksanaan penyaluran kredit yang tidak memperhatikan
kebijaksanaan dan prosedur yang ada akan mengundang timbulnya
penyimpangan-penyimpangan yang lain, semakin jauh pemberian kredit dari
pedoman yang telah disusun maka akan semakin besar persentase kredit macet.
melakukan (evaluasi kembali) atas kredit yang diduga akan bermasalah, sehingga
kredit tersebut dapat diselamatkan dan terhindar dari kemacetan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui dan
menulis masalah tersebut ke dalam bentuk Tugas Akhir dengan judul :
“Tinjauan Atas Prosedur Penyaluran Kredit Pada PT.BPR Bandung Kidul
Pangalengan”.
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
a. Terjadi kredit macet pada PT.BPR Bandung Kidul Pangalengan pada tahun
2011.
1.2.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana Prosedur Penyaluran Kredit pada PT.BPR Bandung Kidul
Pangalengan?
b. Bagaimana upaya menyelesaikan kredit macet pada PT.Bank Perkreditan
Rakyat Bandung Kidul Pangalengan?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui
mengenai Tinjauan Atas Prosedur Penyaluran Kredit Pada PT.BPR Bandung
1.3.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dirumuskan diatas, dapat
diketahui bahwa penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data
dan informasi yang diperlukan dalam Tugas Akhir dan untuk memahami Prosedur
Penyaluran Kredit Pada PT.Bank Perkreditan Rakyat Bandung Kidul Pangalengan
serta mencari dasar teoritis yang didapat didalam perkulihan dengan kenyataan
sebenarnya.
Adapun tujuan dari penelitian pada Bagian Kredit PT.Bank Perkreditan
Rakyat Bandung Kidul Pangalengan yaitu sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui Prosedur Penyaluran Kredit Pada PT.Bank Perkreditan
Rakyat Bandung Kidul Pangalengan.
b. Untuk mengetahui bagaimana cara penyelesaikan kredit macet pada PT.Bank
Perkreditan Rakyat Bandung Kidul.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis
Adapun kegunaan akademis yang diharapkan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Manfaat bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan terutama yang berkaitan dengan Penyaluran
b. Kegunaan bagi peneliti lain
Dapat menambah pengetahuan umum tentang penyaluran kredit perusahaan
dan dapat menjadi referensi khususnya bagi pihak yang mengkaji topik-topik
yang berkaitan dengan masalah bahasan dalam penelitian ini.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Penelitian yang penulis lakukan diharuskan memperoleh beberapa hasil
yang sekiranya yang dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun
praktik sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti
Yaitu untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis terutama
yang berkaitan dengan Prosedur Penyaluran Kredit Pada PT.Bank Perkreditan
Rakyat Bandung Kidul Pangalengan.
b. Bagi Perusahaan
Diharapkan laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan masukan dan bahan
pertimbangan bagi perusahaan dalam menganalisa masalah yang timbul
terhadap Prosedur Penyaluran Kredit Pada PT.Bank Perkreditan Rakyat
Bandung Kidul Pangalengan.
c. Bagi Peneliti Lain
Dapat memberikan pengetahuan dan dapat menjadi referensi yang
memberikan masukan dalam pengembangan masalah dan solusi dibidang
kajian yang berkaitan dengan persoalan yang dibahas dalam penelitian ini,
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis melakukan penelitian pada
PT.Bank Perkreditan Rakyat Bandung Kidul Pangalengan yang berada di Jalan
Raya Pangalengan No. 340 Bandung-Indonesia.
1.5.2 Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini di mulai pada bulan Maret
Untuk keterangan lebih lanjut lihat tabel 1.1 sebagai berikut:
Tabel 1.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian Tahun 2011-2012
14 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Bank
Bank berasal dari kata italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah
yang dipergunakan oleh banker untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada
para nasabah. Istilah bangku secara resmi dan popular menjadi Bank.
Dibawah ini pengertian bank menurut (Undang-undang No. 10 Tahun
1998) menyatakan bahwa :
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Sedangkan pengertian bank menurut Malayu S.P. Hasibuan (2008:2)
menyatakan bahwa :
“Bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset
keuangan serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja”.
2.1.2 Fungsi Utama Bank
Adapun tiga fungsi utama bank menurut Ismail (2010:4) menyatakan
bahwa :
1. Menghimpun Dana dari Masyarakat
2. Menyalurkan Dana Kepada Masyarakat
Penjelasan Uraian mengenai fungsi utama bank tesebut diatas adalah
sebagai berikut :
1. Menghimpun Dana dari Masyarakat
Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan.
Masyarakat mempercayai bank sebagai tempat yang aman untuk melakukan
investasi, dan menyimpan dana (uang).
2. Menyalurkan Dana Kepada Masyarakat
Kebutuhan dana oleh masyarakat, akan lebih mudah diberikan oleh bank
apabila, masyarakat yang membutuhkan dana dapat memenuhi semua persyaratan
yang diberikan oleh bank. Menyalurkan dana merupakan aktivitas yang sangat
penting bagi bank, karena bank akan memperoleh pendapatan atas dana yang
disalurkan.
3. Pelayanan Jasa Perbankan
Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menjalankan
aktivitasnya, bank juga dapat memberikan beberapa pelayanan jasa.
2.2 Pengertian Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat merupakan salah satu jenis bank yang dikenal
melayani golongan pengusaha mikro, pengusaha menengah dan pengusaha kecil.
Dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang
membutuhkan.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2008:38) dalam bukunya menjelaskan
“Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang tidak memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran,yang dalam pelaksanaan kegiatan usahanya dapat
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah”.
Sedangkan menurut Ismail (2010:15) menjelaskan pengertian Bank
Perkreditan Rakyat yaitu:
“Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”.
Dari beberapa pengertian Bank Perkreditan Rakyat diatas maka dapat
disimpulkan bahwa pengertian Bank Perkreditan Rakyat adalah Bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat terutama ditujukan untuk
melayani usaha-usaha kecil dan masyarakat di daerah pedesaan. Bentuk Bank
Perkreditan Rakyat dapat berupa Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah, atau
Koperasi.
2.2.1 Usaha Bank Perkreditan Rakyat
Dalam usahanya Bank Perkreditan Rakyat dapat melakukan usahanya
menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Usaha yang dapat dilakukan oleh
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. 2. Memberikan kredit.
3. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.
4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. SBI adalah sertitikat yang ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR apabila BPR mengalami over likuiditas
Masih menurut Malayu S.P. Hasibuan (2008:38) sedangkan usaha-usaha
yang dilarang bagi Bank Perkreditan Rakyat adalah sebagai berikut:
1. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran. 2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali melakukan
transaksi/jual beli uang kertas asing (money changer). 3. Melakukan penyertaan modal.
4. Melakukan usaha perasuransian.
5. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud dalam usaha Bank Perkreditan Rakyat.
Bentuk hukum suatu Bank Umum dapat berupa perseroan terbatas,
koperasi, atau perusahaan daerah, dan hanya dapat didirikan seizing Direksi Bank
Indonesia. Untuk memperoleh ijin usaha tersebut, wajib dipenuhi persyaratan
sekurang-kurannya tentang susunan organisasi dan kepengurusan, permodalan,
kepemilikan, keahlian di bidang perbankan, dan kelayakan rencana kerja.
2.3 Pengertian Kredit
Pengertian kredit dalam bahasa Latin kredit disebut “credere” yang artinya
percaya. Maksudnya pemberi kredit percaya kepada penerima kredit, bahwa
kredit yang disalurkan pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Pada sisi
penyaluran dana, kredit merupakan pembiayaan yang potensial menghasilkan
kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk
membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya. Oleh
karena itu, untuk meyakinkan pihak pemberi kredit bahwa nasabah benar-benar
dapat dipercaya, maka sebelum kredit diberikan terlebih dahulu pihak pemberi
kredit mengadakan analisis kredit .
Menurut Ensiklopedia Umum ( 2006:17 ) mendefinisikan pengertian
kredit seperti berikut :
“ Kredit adalah sistem keuangan untuk memudahkan pemindahan modal dari pemilik kepada pemakai dengan pengharapan memperoleh keuntungan kredit diberikan berdasarkan kepercayaan orang yang diberikan berdasarkan kepercayaan orang yang memberikan terhadap kecakapan dan kejujuran si peminjam.
Sedangkan menurut Teguh Pudjo Mulyono (2002:12) mendefinisikan
pengertian kredit seperti berikut:
“Kredit adalah suatu penyerahan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara kreditur dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan bunga jumlah imbalan atau pembagian hasil keuntungan ”.
Berdasarkan beberapa pengertian kredit diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan
suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji
pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati atas
kepercayaan yang diberikan.
2.3.1 Jenis-Jenis Kredit
Beragamnya jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan
begitu pula dengan pemberian fasilitas kredit oleh kreditur kepada debitur.
Pemberian fasilitas kredit oleh kreditur dekelompokkan kedalam jenis yang
masing-masing dilihat dari berbagai segi. Pembagian jenis ini ditujukan untuk
mencapai sasaran atau tujuan tertentu mengingat setiap usaha memiliki berbagai
karakteristik tertentu. Secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh
kreditur dan dilihat dari berbagai segi, menurut Martono (2002:53)
mengemukakan beberapa jenis kredit adalah :
1. Jenis Kredit Menurut Sifat Penggunaan a. Kredit Konsumtif
b. Kredit Produktif
2. Jenis Kredit Menurut Keperluannya a. Kredit Produksi/Eksploitasi b. Kredit Perdagangan
c. Kredit Investasi
3. Jenis Kredit Menurut Jangka Waktu a. Kredit Jangka Pendek
b. Kredit Jangka Panjang c. Kredit Jangka Menengah 4. Jenis Kredit Menurut Jaminannya
a. Kredit dengan jaminan b. Kredit tanpa jaminan
Penjelasan Uraian mengenai fungsi utama bank tesebut diatas adalah
sebagai berikut :
1. Jenis Kredit Menurut Sifat Penggunaan
Maksud jenis kredit dari sifat penggunaannya adalah untuk melihat
penggunaan uang tersebut apakah untuk digunakan dalam kegiatan utama atau
hanya kegiatan tambahan.
a. Kredit Konsumtif
Kredit ini dipergunakan oleh peminjam untuk keperluan konsumsi, artinya
uang kredit akan habis dipergunakan atau semua akan terpakai untuk
memenuhi kebutuhannya. Jadi kredit ini tidak bernilai bila kita tinjau dari
segi utility uang, akan tetapi hanya membantu seseorang memenuhi
kebutuhan hidupnya. Misalnya kredit untuk membeli rumah,
barang-barang keperluan rumah tangga dan lain-lainnya.
b. Kredit Produktif
Kredit ini ditujukan untuk keperluan produksi dalam arti luas. Melalui
kredit produktif inilah suatu utility uang dan barang dapat dilihat dengan
nyata. Peranan kredit produktif digunakan untuk peningkatan usaha baik
usaha-usaha produksi, perdagangan maupun investasi.
2. Jenis Kredit Menurut Keperluannya
Jenis kredit menurut keperluannya adalah sebagai berikut :
a. Kredit Produksi/Eksploitasi
Kredit ini diperlukan perusahaan untuk meningkatkan produksi baik
peningkatan kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi maupun peningkatan
kualitatif yaitu peningkatan kualitas/mutu hasil produksi. Disebut juga
kredit ekploitasi karena bantuan modal kerja tersebut digunakan untuk
menutup biaya-biaya eksploitasi perusahaan secara luas berupa pembelian
b. Kredit Perdagangan
Kredit ini digunakan untuk keperluan-keperluan perdagangan pada
umumnya, yang berarti peningkatan utility of place dari sesuatu bank.
Pelaksanaan pemberian kredit perdagangan dalam negeri maupun luar
negeri dapat dilakukan dengan surat kredit.
c. Kredit Investasi
Kredit ini diberikan oleh bank kepada para pengusaha untuk keperluan
investasi. Pemanfaatannya bukanlah untuk keperluan penanaman modal
kerja, akan tetapi untuk keperluan perbaikan ataupun pertambahan barang
modal beserta fasilitas-fasilitas yang erat hubungannya dengan itu.
3. Jenis Kredit Menurut Jangka Waktu
Dilihat dari segi jangka waktu, artinya lamanya pemberian kredit mulai
dari pertama sekali diberikan sampai masa pelunasannya jenis kredit ini adalah :
a. Kredit Jangka Pendek
Kredit jangka pendek yaitu dengan jangka waktu selama-lamanya 1 tahun
b. Kredit Jangka Menengah
Kredit jangka menengah adalah kredit yang berjangka waktu antara 1
sampai dengan 10 tahun
c. Kredit Jangka Panjang
Kredit jangka panjang adalah kredit yang berjangka waktu lebih dari 10
4. Jenis Kredit Menurut Jaminannya
Jenis kredi berdasarkan jaminannya adalah sebagai berikut :
a. Kredit tanpa jaminan
Jaminan di sini yang dimaksudkan adalah jaminan fisik. Di Indonesia jenis
kredit ini belum lazim dan dilarang oleh Bank Indonesia. Tetapi di Eropa
dan Amerika kredit ini justru lazim dipakai khususnyadiperuntukkan pada
perusahaan yang besar dan kuat.
b. Kredit dengan jaminan
Jenis kredit ini adalah kredit yang penilaiannya lengkap dalam arti segala
aspek penilaian turut dipertimbangkan termasuk jaminan. Jaminan kredit
dapat berupa tanah, rumah, pabrik, dan atau mesin-mesin pabrik, perhiasan
dan barang-barang fisik lainnya.
2.3.2 Unsur – Unsur Kredit
Adapun unsur-unsur kredit yang terkandung dalam pemberian suatu
fasilitas kredit adalah sebagai berikut Ismail (2010:94) :
1. Kreditor 2. Debitur 3. Kepercayaan 4. Perjanjian 5. Risiko
6. Jangka Waktu 7. Balas jasa
Penjelasan Uraian mengenai fungsi utama bank tesebut diatas adalah
a. Kreditor
Kreditor merupakan pihak yang memberikan kredit (pinjaman) kepada pihak
lain yang mendapat pinjaman. Pihak tersebut bisa perorangan atau badan
usaha. Bank yang memberikan kredit kepada pihak peminjam merupakan
kreditor.
b. Debitur
Debitur merupakan pihak yang membutuhkan dana, atau pihak yang mendapat
pinjaman dari pihak lain.
c. Kepercayaan
Kreditur memberikan kepercayaan kepada pihak yang menerima pinjaman
(debitur) bahwa debitur akan memenuhi kewajibannya untuk membayar
pinjamannya sesuai dengan jangka waktu tertentu yang diperjanjikan.
d. Perjanjian
Perjanjian merupakan suatu kontrak perjanjian atau kesepakatan yang
dilakukan antara bank (kreditur) dengan pihak peminjam (debitur).
e. Risiko
Setiap dana yang disalurkan oleh bank selalu mengandung adanya risiko tidak
kembalinya dana.
f. Jangka Waktu
Jangka waktu merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh debitur untuk
g. Balas jasa
Sebagai imbalan atas dana yang disalurkan oleh kreditor, maka debitur akan
membayar sejumlah uang tertentu sesuai dengan perjanjian.
2.3.3 Prinsip-prinsip kredit
Pinjaman usaha kecil lebih kompleks karena bank seringkali diminta
mengambil resiko kredit. Dalam penyaluran kredit membutuhkan suatu analisis
terhadap usaha yang dilakukan debitur untuk menentukan suatu keputusan dalam
pemberian kredit. Salah satu cara menilai kegiatan usaha debitur adalah dengan
menggunakan prinsip-prinsip kredit pada aspek-aspek usaha debitur. Adapun
prinsip-prinsip yang digunakan adalah berupa analisis 5C dan 7P. Adapun 5C dan
7P menurut Martono (2002; 57) tersebut adalah :
Prinsip kredit 5C tersebut adalah sebagai berikut :
1. Character (watak)
Pada prinsip ini diperhatikan dan diteliti tentang kebiasaan-kebiasaan,
sifat-sifat pribadi, cara hidup, keadaan keluarganya, hobby calon debitur. Prinsip ini
merupakan ukuran tentang kemauan debitur untuk membayar.
2. Capacity (kemampuan)
Penilaian terhadap kemampuan debitur dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan debitur mengembalikan pokok pinjaman beserta bunga
pinjamannya. Penilaian kemampuan membayar tersebut dilihat dari kegiatan
usaha dan kemampuannya melakukan pengolahan atas usaha yang akan
3. Capital (modal)
Penyelidikan terhadap prinsip modal atau permodalan debitur tidak hanya
melihat besar kecilnya modal tersebut, tetapi juga bagaimana distribusi modal
itu ditempatkan oleh debitur. Cukupkah modal yang tersedia sehingga segala
sumber dapat bergerak secara efektif. Baikkah pengaturan modal itu sehingga
perusahaan berjalan lancer dan maju.
4. Colleteral (agunan / jaminan)
Penilaian terhadap barang jaminan yang diserahkan debitur sebagai jaminan
atas kredit bank yang diperolehnya adalah untuk mengetahui sejauh mana
nilai barang jaminan atau agunan dapat menutupi risiko kegagalan
pengembalian kewajiban-kewajiban deditur. Fungsi jaminan di sini adalah
sebagai alat pengaman terhadap kemungkinan tidak mampunya debitur
melunasi kredit yang diterimanya.
5. Condition (kondisi)
Pada prinsip kondisi, dinilai dari kondisi ekonomi secara umum serta kondisi
pada sektor usaha calon debitur. Maksudnya agar bank dapat memperkecil
risiko yang mungkin timbul oleh kondisi ekonomi, keadaan perdagangan dan
persaingan di lingkungan sektor usaha calon debitur dapat diketahui, sehingga
bantuan yang akan diberikan benar-benar bermanfaat bagi perkembangan
Sedangkan prinsip 7P dalam kredit adalah sebagai berikut :
1. Personality (kepribadian)
Bank mencari data tentang kepribadian calon debitur seperti riwayat hidupnya
(kelahiran, pendidikan, pengalaman, usaha/pekerjaan dan sebagainya), hobby
debitur, keadaan keluarga, pergaulan dalam masyarakat dan hal-hal lainnya
yang berhubungan dengan kepribadian calon debitur.
2. Purpose (tujuan)
Bank mencari data tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit. Apakah
akan digunakannya untuk berdagang, berproduksi atau membeli rumah.
Apakah tujuan penggunaan kredit itu sesuai dengan kredit bank yang
bersangkutan.
3. Prospect
Merupakan harapan masa depan dari bidang usaha atau kegiatan usaha calon
debitur selama beberapa bulan atau tahun, perkembangan keadaan
ekonomi/perdagangan, keadaan sector usaha calon debitur, kekuatan keuangan
perusahaan masa lalu dan perkiraan masa mendatang.
4. Payment (pembayaran)
Merupakan prinsip untuk mengetahui bagaimana pembayaran kembali
pinjaman yang akan diberikan. Hal ini dapat diperoleh dari perhitungan
tentang prospect, kelancaran penjualan dan pendapatan sehingga dapat
diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari waktu serta
5. Party
Merupakan pengklasifikasian nasabah dalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
Dengan demikian nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan
mendapat fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank, baik dari segi jumlah,
bunga dan persyaratan lainnya.
6. Profitability
Merupakan kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari
period eke periode apakah akan tetap sama atau semakin meningkat, apalagi
dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya dari bank.
7. Protection
Tujuannya adalah bagimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank
melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau
orang atau jaminan asuransi.
Adapun prinsip kredit menurut (Lukman Dendawijaya, 2005 : 92) yaitu
prinsip 6A adalah sebagai berikut :
1. Analisis Aspek Yuridis
Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk meneliti
ketentuan-ketentuan legalitas dari perusahaan atau badan hokum yang akan memperoleh
bantuan kredit atau pembiayaan dari bank.
2. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran
Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk meneliti kemungkinan
proyek yang dibiayai dengan kredit bank serta meneliti strategi pemasaran apa
yang digunakan oleh investor atau pengelola proyek agar perusahaan dapat
memenangkan persaingan yang cukup kompetitif.
3. Analisis Aspek Teknis
Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk menilai seberapa jauh
kemampuan pengelola proyek dalam mempersiapkan dan melaksanakan
pembangunan proyek serta kesiapan teknis perusahaan dalam melakukan
operasinya kelak sebagai suatu business entity.
4. Analisis Aspek Manajemen
Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk menilai kemampuan
dan kecakapan dari manajemen pengelola proyek ataupun manajemen
perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
5. Analisis Aspek Keuangan
Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk menilai kemampuan
dan kecakapan dari manajemen pengelola proyek atau manajemen perusahaan
dalam bidang keuangan.
6. Analisis Aspek Sosial-Ekonomis
Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk menilai sejauh mana
proyek yang akan dibangun dan dibiayai dengan kredit bank memiliki value
2.4 Pengertian Prosedur
Prosedur merupakan serangkaian aksi atau spesifik, tindakan atau operasi
yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang sama agar selalu
memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama. Sehingga dapat tercapai
tujuan yang diharapkan serta dapat dengan mudah menyelesaikan suatu masalah
yang terperinci menurut waktu yang telah ditentukan.
Dibawah ini pengertian prosedur menurut Mulyadi (2001:5) menyatakan
bahwa:
“Prosedur adalah suatu kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang”.
Sedangkan Pengertian prosedur menurut Azhar Susanto (2007:195)
dikemukakan bahwa prosedur adalah:
“Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara
berulang-ulang dengan cara yang sama”.
Dari pengertian prosedur diatas dapat disimpulkan yang dimaksud dengan
prosedur adalah suatu tatacara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan
dengan waktu dan memiliki pola kerja tetap yang telah ditentukan.
2.5 Pengertian Penyaluran kredit
Penyaluran kredit adalah suatu kegiatan yang ada dalam suatu perbankan
dalam mengelola dana yang berasal dari masyarakat dan disalurkan lagi kepada
masyarakat yang membutuhkan dana dalam bentuk kredit menurut Malayu S.P.
Penyaluran kredit merupakan faktor yang sangat menjadi perhatian bagi
perbankan maka perlu ditumbuh kembangkan dengan memberikan kredit kepada
sektor-sektor usaha yang produktif untuk skala Usaha Kecil Menengah (UKM)
serta selalu menjaga hubungan yang harmonis antara nasabah dengan Bank dalam
rangka menghindari terjadinya kredit macet.
2.5.1 Fungsi Penyaluran Kredit
Tedapat beberapa fungsi kredit yang diberikan pihak pemberi kredit
kepada pihak yang menerima kredit dalam hubungan siklus perekonomian.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2008:88) fungsi-fungsi kredit bagi masyarakat,
antara lain adalah:
1. Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian
2. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat 3. Memperlancar arus barang dan arus uang 4. Meningkatkan hubungan internasional 5. Meningkatkan produktivitas dana yang ada 6. Untuk meningkatkan daya guna barang
7. Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat 8. Memperbesar modal kerja perusahaan
9. Mengubah cara berpikir/bertindak masyarakat untuk lebih ekonomis
Penjelasan Uraian mengenai fungsi penyaluran kredit tesebut diatas adalah
sebagai berikut :
1. Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan
perekonomian
Dalam hal ini motivator dan dinamisator selalu memberikan motivasi
kepada para debitur dalam meningkatkan laju perdagangan dan perekonomian
2. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu
wilayah ke suatu wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang
akan memperoleh tambahan uang dari daerah lain dalam memperluas lapangan
pekerjaan yang berguna bagi masyarakat.
3. Memperlancar arus barang dan arus uang
Kredit dapat menambah atau memperlancar arus barang dari wilayah satu
ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar tersebut dapat
meningkatkan jumlah barang.
4. Meningkatkan hubungan internasional
Kredit sebagai alat meningkatkan hubungan internasional, artinya
bank-bank di Luar Negeri yang memiliki jaringan usaha dapat memberikan bantuan
berupa kredit baik secara langsung maupun tidak langsung kepada perusahaan di
Dalam Negeri.
5. Meningkatkan produktivitas dana yang ada
Dengan memberikan kredit, dapat dikatakan untuk meningkatkan
produktivitas dana yang ada, karena dengan adanya kredit yang diberikan akan
menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat.
6. Untuk meningkatkan daya guna barang
Apabila uang hanya disimpan di dalam rumah, maka tidak akan
menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit, uang tersebut
7. Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat
Bagi debitur tentu dapat meningkatkan gairah usahanya, karena pemberian
kredit ini debitur mendapatkan tambahan dana untuk membangun usaha tersebut.
8. Memperbesar modal kerja perusahaan
Semakin banyak kredit yang disalurkan akan semakin baik, terutama
dalam hal meningkatkan pendapatan.
9. Mengubah cara berpikir/bertindak masyarakat untuk lebih ekonomis
Dengan adanya kredit masyarakat bisa menjalankan usaha mereka dengan
ekonomis dalam menjalani kehidupannya.
2.5.2 Tujuan Penyaluran Kredit
Adapun tujuan dalam penyaluran kredit, menurut Malayu S.P. Hasibuan
(2008:88) tujuan penyaluran kredit bagi masyarakat, antara lain adalah:
1. memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit
2. memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada 3. melaksanakan kegiatan operasional bank
4. memenuhi permintaan kredit dari masyarakat 5. memperlancar lalu lintas pembayaran
6. menambah modal kerja perusahaan
7. meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
2.5.3 Manfaat Penyaluran Kredit
Menurut Ismail (2010:97) mengemukakan penggolongan manfaat
pemyaluran kredit yaitu sebagai berikut :
Penjelasan Uraian mengenai penggolongan manfaat penyaluran kredit
tesebut diatas adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Penyaluran Kredit Bagi Bank
a. Kredit yang diberikan bank kepada nasabah akan mendapat balas jasa
berupa bunga.
b. Pendapatan bunga bank berpengaruh pada peningkatan profitabilitas bank.
Hal ini dapat tercermin pada perolehan laba.
c. Pemberian kredit pada kepada nasabah secara sinergi akan memasarkan
produk lain seperti produk dana dan jasa.
d. Kegiatan kredit dapat mendorong peningkatan kemampuan pegawai untuk
lebih memahami secara perinci aktivitas usaha para debitur di berbagai
sector usaha. Dengan demikian, para pegawai menjadi terlatih dan
mempunyai keahlian dalam beberapa usaha nasabah. Hal ini merupakan
asset bagi bank.
2. Manfaat Penyaluran Kredit Bagi Debitur
a. Meningkatkan usaha nasabah, kredit yang diberikan oleh bank untuk
memperluas volume usaha.
b. Biaya kredit bank (provisi dan administrasi) pada umumnya murah.
c. Bank menawarkan berbagai jenis kredit sehingga debitur dapat memilih
jenis kredit sesuai dengan tujuan penggunaannya.
d. Bank juga memberikan fasilitas lainnya kepada debitur, sehingga debitur
e. Jangka waktu kredit disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan
debitur dalam membayar kembali kredit tersebut, sehingga debitur dapat
mengestimasikan keuangannya dengan tepat.
3. Manfaat Penyaluran Kredit Bagi Pemerintah
a. Kredit dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi. Apabila kredit tersebut diberikan kepada perusahaan untuk
investasi atau modal kerja, maka perusahaan akan meningkatkan volume
produksinya.
b. Kredit bank dapat digunakan sebagai alat pengendalian moneter. Pada saat
peredaran uang di masyarakat terlalu banyak, maka kredit dikurangi.
Pengurangan kredit tersebut dengan cara meningkatkan suku bunga,
sehingga masyarakat tidak mengajukan kredit ke bank.
c. Kredit bank dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan
pendapatan masyarakat.
d. Secara tidak langsung kredit bank dapat meningkatkan pendapatan
Negara, yaitu pendapatan pajak.
4. Manfaat Penyaluran Kredit Bagi Masyarakat Luas
a. Mengurangi tingkat pengangguran. Kredit yang diberikan untuk
perusahaan dapat menyebabkan adanya tambahan tenaga kerja karena
adanya peningkatan volume produksi, tentu akan menambah jumlah
tenaga kerja.
c. Penyimpanan dana akan mendapat bunga lebih tinggi dari bank apabila
bank dapat meningkatkan keuntungannya.
d. Memberikan rasa aman bagi masyarakat yang menggunakan jasa
pelayanan perbankan.
2.5.4 Prosedur Penyaluran Kredit
Prosedur yang harus dipenuhi dalam penyaluran kredit menurut Malayu
S.P. Hasibuan (2008:91), antara lain :
1. Calon debitur menulis nama, alamat, agunan, dan jumlah kredit yang diinginkan pada formulir permohonan kredit.
2. Calon debitur mengajukan jenis kredit yang diinginkan.
3. Analisis kredit dengan cara mengikuti asas 5C, 7P, dan 3R dari permohonan kredit tersebut.
4. Karyawan analisis kredit menetapkan besarnya plafond kredit atau Legal Lending Limit (L3) atau BMPK-nya.
5. Jika BMPK disetujui nasabah, akad kredit (perjanjian kredit) ditandatangani oleh kedua belah pihak.
2.6 Pengertian Kredit macet
Penyaluran kredit tanpa analisis terlebih dahulu akan sangat
membahayakan bank. Nasabah dalam hal ini ada kalanya memberikan data-data
fiktif, sehingga mungkin saja kredit sebenarnya tidak layak, akan tetapi tetap
diberikan. Kemudian apabila salah menganalisa, maka kredit yang disalurkan
yang sebenarnya tidak layak menjadi layak sehingga akan berakibat sulit untuk
ditagih atau macet.
Pengertian kredit macet menurut Malayu S.P. Hasibuan (2009:115),
seperti dibawah ini :
“Kredit macet adalah kredit yang diklasifikasikan pembayarannya tidak
2.7 Kerangka Pemikiran
Penyaluran kredit merupakan faktor yang sangat menjadi perhatian bagi
perbankan maka perlu ditumbuh kembangkan dengan memberikan kredit kepada
sektor-sektor usaha yang produktif untuk skala Usaha Kecil Menengah (UKM)
serta selalu menjaga hubungan yang harmonis antara nasabah dengan Bank dalam
rangka menghindari terjadinya kredit macet.
Seorang debitur dalam melakukan permohonan kredit harus mengetahui
syarat-syarat apa saja yang diperlukan dan harus mengetahui prosedur yang telah
ditetapkan oleh bank demi kelancaran proses penyaluran kreditnya. Setelah
persyaratan lengkap, akan di lakukan suatu penelitian oleh pihak bank apakah
diterima atau ditolak, apabila berkas diterima maka bank akan menganalisis
berkas tersebut sedangkan apabila ditolak maka pihak bank akan mengembalikan
berkas tersebut. Setelah berkas diterima dan dilakukan analisis berkas pihak bank
melakukan analisis dengan menggunakan prinsip 5C ( Character (watak),
Capacity (kemampuan), capital (modal), Condition of Economic (kondisi
perekonomian), dan Collateral (agunan) ). Setelah melakukan prinsip analisis 5C
selanjutnya akan dilakukan evaluasi kredit, sedangkan apabila berkas di tolak
berkas akan dikembalikan, dilakukan evaluasi kredit guna untuk suatu
pengambilan keputusan dalam suatu penyaluran kredit kepada masyarakat yang
Diterima
Ditolak
Diterima Ditolak
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pikir
Permohonan kredit
Penelitian berkas oleh bank
Berkas dikembalikan Analisis berkas
Analisis berbasis 5C
Keputusan penyaluran kredit
Pengambilan keputusan
Debitur dalam mengajukan permohonan kredit harus memenuhi
persyaratan/berkas sebagai permohonan kredit, yang kemudian akan diperiksa
keabsahannya oleh pihak bank/kreditur, kemudian akan ditentukan mana yang
diterima dan yang ditolak. Jika diterima, maka akan dilakukan proses analisis
dengan menggunakan analisis berbasis 5C dan unsur-unsur usaha. Dari hasil
analisis tersebut, bagi yang diterima akan dievaluasi kembali kelayakannya
apakah benar-benar layak atau tidak diberi kredit oleh bank. Kemudian barulah
39 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan permasalahan yang dijadikan topik penulisan
Tugas Akhir. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang
berhubungan dengan objek penelitian yang penulis teliti.
Menurut Sugiono (2009:38) pengertian objek penelitian adalah sebagai
berikut :
“Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarikkesimpulannya.”
Sedangkan menurut Husen Umar (2005:303) pengertian objek penelitian
adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi
objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga
ditambahkan dengan hal-hal jika dianggap perlu.”
Objek penelitian yang penulis teliti adalah Prosedur Penyaluran Kredit
pada PT.BPR Bandung Kidul Pangalengan. PT.BPR Bandung Kidul Pangalengan
3.2 Metode Penelitian
Pengertian metode penelitian menurut I Made Wirartha (2006:68) sebagai
berikut :
“Metode penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan atau mempersoalkan cara-cara melaksanakan penelitian (yaitu meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis sampai menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah”.
Sedangkan menurut Arikunto (2006:160) pengertian metode penelitian
adalah sebagai berikut :
“Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh penliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya.”
Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu
mengunakan metode analisis deskriptif. Adapun pengertian metode analisis
deskriptif menurut Jonathan Sarwono (2006:18)adalah sebagai berikut :
“Metode analisis deskriptif yaitu menggambarkan kegiatan yang dilakukan
perusahaan berdasarkan fakta yang ada untuk dianalisis berdasarkan
literatur-literatur kemudian dapat diartikan menjadi sebuah kesimpulan”.
Dikemukakan bahwa metode ini bertujuan untuk membuat deskripsi,
gambaran secara sistematis, faktual, akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antara fenomena yang diselidiki, yang pada akhirnya metode ini
Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat memberikan gambaran
tentang Prosedur Penyaluran Kredit Pada PT.BPR Bandung Kidul Pangalengan.
3.2.1 Desain Penelitian
Menurut Moh. Nasir (2003:84) desain penelitian memiliki pengertian
sebagai berikut :
“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.
Definisi desain penelitian menurut Jonathan Sarwono (2006:79)
menjelaskan sebagai berikut:
“Desain penelitian adalah pedoman bagi peneliti untuk menentukan arah
berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan”.
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan
penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan
sistematis. Desain penelitian merupakan proses penelitian yang dilakukan oleh
penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan
pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu. Tanpa desain yang
benar, peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang
bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas.
Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
1. Menetapkan masalah-masalah yang akan dianalisis terhadap suatu perusahaan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana Prosedur Penyaluran Kredit Pada PT.BPR Bandung Kidul
Pangalengan?
b. Bagaimana Upaya Penyelesaikan Kredit Macet Pada PT.BPR Bandung
Kidul Pangalengan?
2. Melakukan pembahasan terhadap masalah melalui data dan informasi yang
diperoleh dari perusahaan.
3. Menetapkan judul yang diteliti, sehingga dapat diketahui apa yang akan
diteliti dan yang menjadi masalah dalam penelitian. Dimana judul penelitian
ini adalah “Tinjauan Atas Prosedur Penyaluran Kredit Pada PT.BPR Bandung
Kidul Pangalengan”.
4. Melaporkan hasil dari penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta
interpretasi data dan mengajukan beberapa saran untuk masukan bagi
perusahaan dimasa yang akan datang.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Pengertian operasionaliasasi variabel menurut Jonathan Sarwono
(2006:28) adalah sebagai berikut :
“Operasionalisasi variabel adalah yang menjadikan variabel-variabel yang
sedang diteliti menjadi bersifat oprasional dalam kaitannya dengan proses
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas
(idependent variable). Menurut Jonathan Sarwono (2006:54) pengertian variabel
bebas yaitu :
“Variabel bebas adalah suatu variabel yang variabelnya diukur,
dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi”.
Dari definisi diatas, variabel bebas yaitu variabel yang keberadaannya
tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
Tabel 3.1
Tabel Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Prosedur
Penyaluran
kredit
Penyaluran kredit adalah suatu
kegiatan yang ada dalam suatu
perbankan dalam mengelola
dana yang berasal dari
masyarakat dan disalurkan lagi
kepada masyarakat yang
membutuhkan dana dalam
3.2.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan data sekunder dari sumber
tahun 2002-2010. Data sekunder ini diperoleh dari laporan/informasi dari Bank.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis menggunakan metode
dokumentasi. Metode dokumentasi adalah cara untuk memperoleh data dengan
jalan mencetak secara langsung dari buku pedoman yang dimiliki oleh PT.BPR
Bandung Kidul Pangalengan serta mengumpulkan data dengan cara mempelajari
dan mencari referensi atau literatur dari buku.
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan sumber dan teknik
pengumpulan data yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang hendak
diungkapkan, yaitu:
1. Library Research (penelitian kepustakaan)
Penulis memperoleh sumber data sekunder melalui studi kepustakaan yang
bertujuan untuk membandingkan hasil yang diperoleh dengan teori yang telah
didapat. Data yang diperoleh dari studi kepustakaan ini adalah:
a. Data yang bersumber dari kepustakaan kampus diantaranya:
Teori tentang prosedur penyaluran kredit.
b. Data yang bersumber dari PT.BPR Bandung Kidul Pangalengan
diantaranya :
i. Sejarah perusahaan
ii. Struktur organisasi
2. Field Research (penelitian lapangan)
Melakukan usaha untuk mendapatkan data primer dan informasi tentang
prosedur penyaluran kredit dan meninjau berdasarkan ilmu pengetahuan yang
dimiliki penulis yang dilakukan dengan cara mengunjungi perusahaan untuk
melakukan penelitian terhadap kegiatan perusahaan yang sesungguhnya.
3.2.4 Metode Analisis
Untuk mencapai sebuah kesimpulan atas data yang telah dikumpulkan dan
dianalisis, maka proses yang dilakukan adalah penyusunan kriteria yang
didasarkan pada data yang dikumpulkan baik data hasil penelitian kepustakaan
maupun gambaran umum perusahaan yang dijadikan objek penelitian.
Adapun analisis data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Prosedur Penyaluran Kredit Pada PT.BPR Bandung Kidul
Pangalengan.
2. Bagaimana Upaya Penyelesaikan Kredit Macet Pada PT.BPR Bandung
75 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penyaluran kredit merupakan faktor yang sangat menjadi perhatian bagi
perbankan maka perlu ditumbuh kembangkan dengan memberikan kredit kepada
sektor-sektor usaha yang produktif untuk skala Usaha Kecil Menengah (UKM)
serta selalu menjaga hubungan yang harmonis antara nasabah dengan Bank dalam
rangka menghindari terjadinya kredit macet.
Kegiatan perbankan yang dilakukan oleh PT.BPR Bandung Kidul
Pangalengan adalah menghimpun dana dari anggota koperasi peternakan bandung
selatan dan menyalurkannya kepada anggota koperasi peternakan bandung selatan
yang membutuhkan dana. Beberapa jenis kredit yang diberikan oleh PT.BPR
Bandung Kidul Pangalengan yaitu kredit investasi, kredit modal kerja, kredit
konsumtif
Berdasarkan hasil dari pembahasan tinjauan atas prosedur penyaluran
kredit pada PT.BPR Bandung Kidul Pangalengan yang telah disusun diatas, maka
penulis dapat menarik kesimpulkan sebagi berikut:
1. Dalam prosedur penyaluran kredit pada PT.BPR Bandung Kidul Pangalengan
telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ada pada PT.BPR Bandung
Kidul Pangalengan. Dengan adanya prosedur yang baik sehingga para nasabah
mudah untuk mendapatkan kredit yang diberikan oleh PT.BPR Bandung Kidul