• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Teh Kotak Ultrajaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Teh Kotak Ultrajaya"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI

POSITIONING

TERHADAP

KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI TEH KOTAK

ULTRAJAYA

NATALINA SSR SILITONGA

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Teh Kotak Ultrajaya adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan mau pun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantukan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2014

(4)

2

ABSTRAK

Teh Kotak merupakan minuman ringan teh yang pertama diproduksi di Indonesia oleh PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company. Teh Kotak mendominasi penjualan minuman ringan teh dalam kemasan karton. Dari kategori minuman ringan teh dalam kemasan karton Teh Botol Sosro menjadi pesaing Teh Kotak, sedangkan kategori minuman ringan dalam kemasan baik karton, gelas, dan PET yang menjadi pesaing utama Teh Kotak adalah minuman ringan teh siap saji dalam kemasan gelas dan PET. Untuk mempertahankan posisi Teh Kotak, maka dilakukan strategi positioning meliputi tujuh variabel yaitu, atribut produk (X1), harga (X2), manfaat (X3), persaingan (X4), kategori (X5), penggunaan (X6), dan pemakai (X7) terhadap keputusan konsumen membeli Teh Kotak. Tujuan penelitian, yaitu 1) Menganalisis strategi positioning Teh Kotak. (2) Menganalisis keputusan konsumen membeli Teh Kotak. (3) Menganalisis pengaruh strategi positioning terhadap keputusan konsumen membeli Teh Kotak. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan analisis regresi berganda. Uji yang digunakan untuk menguji instrumen penelitian berupa uji validitas dan uji realibilitas. Uji hipotesis menggunakan uji F dan uji t.

Dari hasil analisis uji instrumen, seluruh variabel dinyatakan valid dan reliabilitas, sehingga dapat dilanjutkan analisis regresi dan uji hipotesis. Dari hasil analisis uji hipotesis F dan uji t diperoleh seluruh variabel independen berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Teh Kotak dan diperoleh variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian Teh Kotak yaitu manfaat produk (X3) dengan thitung(6.871) dan signifikan 0.000 lebih kecil dari signifikan yang digunakan (0,1). Keputusan pembelian Teh Kotak tinggi dilihat dari jumlah penjualan produk minuman ringan teh (1-15 April 2014) dibandingkan dengan minuman ringan teh lainnya. Berdasarkan analsis regresi linier berganda menunjukkan bahwa strategi positioning berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli Teh Kotak, dimana semakin tinggi strategi positioning akan meningkatkan keputusan pembelian Teh Kotak.

Kata Kunci: Keputusan Pembelian, Strategi Positioning.

(5)

influence the independent variable on the dependent variable used multiple regression analysis. Test is used to test the research instrument in the form of test validity and reliability. Hypothesis testing using the F test and t test.

From the analysis of test instruments, all variables are declared invalid and reliability, so it can be continued regression analysis and hypothesis testing. From the analysis of the F test and t test hypotheses obtained all independent variables positively influence purchasing decisions Teh Kotak and obtained the most dominant variable influencing the purchasing decisions that is benefit Teh Kotak products (X3) with t count (6,871) and significantly smaller than the 0.000 significant used (0.1). Teh Kotak high purchasing decisions reflected in the amount of product sales of soft drinks tea (1-15 April 2014) compared to other soft drinks tea. Based on the analysis of multiple linear regression showed that the positioning strategy significantly influence the consumer's decision to buy Teh Kotak, where the higher the positioning strategy will increase the purchasing decisions Teh Kotak.

(6)
(7)

NATALINA SSR SILITONGA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

PENGARUH STRATEGI

POSITIONING

TERHADAP

(8)
(9)

Judul Skripsi : Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Teh Kotak Ultrajaya

Nama : Natalina SSR Silitonga

NIM : H24100138

Disetujui oleh

Diketahui oleh

Tanggal lulus:

Dra Hj Siti Rahmawati, MPd Pembimbing

(10)
(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2014 ini ialah Positioning, dengan judul Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Teh Kotak Ultrajaya.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dra Hj Siti Rahmawati, MPd. selaku pembimbing. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua, yaitu St M. Panto Silitonga dan Merry Sirait, SPd, seluruh keluarga abang dan kakak, Suarno Simatupang, SP, serta teman-teman, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2014

(12)

7

Lokasi dan Waktu Penelitian 9

Jenis dan Sumber Data 9

Metode Pengumpulan Sampel 10

Metode Pengolahan dan Analisis Data 10

HASIL DAN PEMBAHASAN 12

Bauran Pemasaran Teh Kotak 12

STP Awal Teh Kotak 13

Karakteristik Responden 13

Respon Konsumen Terhadap Strategi Positioning 14

Respon Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian 19

Hasil Uji Asumsi Dasar dan Asumsi Klasik 20

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda 22

Implikasi Manajerial 25

KESIMPULAN DAN SARAN 26

DAFTAR PUSTAKA 27

LAMPIRAN 29

(13)

DAFTAR TABEL

1 Data konsumsi minuman ringan teh dalam kemasan karton 2

2 Tingkat reliabilitas metode Cronbach’s Alpha 11

3 Batas penelitian 11

4 Karakteristik responden Teh Kotak 13

5 Respon masyarakat daerah Bogor terhadap atribut produk 15 6 Respon masyarakat daerah Bogor terhadap harga atau kualitas v16 7 Respon masyarakat daerah Bogor terhadap manfaat produk 16 8 Respon masyarakat daerah Bogor terhadap pesaing produk 17 9 Respon masyarakat daerah Bogor terhadap kategori produk 17 10 Respon masyarakat daerah Bogor terhadap penggunaan produk 18 11 Respon masyarakat daerah Bogor terhadap pemakai produk 19 12 Respon masyarakat daerah Bogor terhadap keputusan pembelian teh kotak 20

13 Hasil uji multikolinieritas 21

14 Hasil regresi linier berganda 22

15 Hasil koefisien determinasi (R2) 23

16 Hasil uji simultan F 24

DAFTAR GAMBAR

1 Komposisi konsumsi minuman ringanberdasarkan volume di Indonesia 1

2 Kerangka penelitian 9

3 Jumlah masyarakat daerah Bogor berdasarkan pemilihan waktu 14 mengkonsumsi Teh Kotak

4 Jumlah masyarakat daerah Bogor berdasarkan kesempatan mengkonsumsi

Teh Kotak 14

5 Uji normalitas 21

DAFTAR LAMPIRAN

1 Uji validitas strategi positioning terhadap keputusan konsumen 29 membeli Teh Kotak

2 Uji reliabilitas strategi positioning terhadap keputusan konsumen

membeli Teh Kotak 32

(14)
(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Minuman ringan merupakan suatu produk hasil olahan industri minuman yang saat ini banyak ditemukan di berbagai tempat baik di pasar modern sampai pada pasar tradisional. Minuman ringan (Skriptiana 2009) adalah minuman yang tidak tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk dan cair yang mengandung bahan makanan ataupun bahan tambahan lainnya, baik alami maupun sintetik yang dikemas dalam kemasan siap untuk dikonsumsi. Minuman ringan terbagi dalam dua kelompok, yaitu minuman berkarbonasi dan minuman non-karbonasi.

Minuman ringan dalam kemasan sangat diminati oleh masyarakat Indonesia, hal ini disebabkan karena kepraktisan mengkonsumsinya, mudah dibawa kemana saja dan dapat diminum kapan saja. Komposisi konsumsi minuman ringan berdasarkan volume di Indonesia masih didominasi oleh air minuman dalam kemasan (84,1%), teh cepat saji (8,9%), minuman berkarbonasi seperti coca-cola, fanta, sprite (3,5%), dan minuman ringan lainnya (3,5%) dari data tahun 2012 (Bank Mandiri 2013)

Gambar 1. Komposisi konsumsi minuman ringanberdasarkan volume di Indonesia

Sumber: Indonesia Finance Today, Asosiasi Minuman Ringan

Beberapa industri minuman teh siap saji di Indonesia selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi konsumen, salah satu industri yang berusaha memberikan dan memenuhi permintaan konsumen yaitu PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company. PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company merupakan salah satu produsen teh dalam kemasan siap minum yang sukses di Indonesia. Perusahaan ini awalnya merupakan industri rumah tangga yang didirikan pada tahun 1958 yang hanya memproduksi susu. Pada tahun 1971, PT Ultrajaya memasuki tahap pertumbuhan pesat sejalan dengan perubahanya menjadi PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company. PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company tidak hanya sebagai pelopor, melainkan masih unggul diantara produsen susu segar alami dan minuman ringan untuk seluruh konsumen Indonesia dengan beberapa varian brandnya dan dua pengelompokan

(16)

2

kategori, seperti UltraMilk untuk produk susu segarnya termasuk dalam kategori dairy, Teh Kotak untuk minuman teh segarnya, dan Sari Kacang Ijo, Sari Asem Asli untuk produk minuman kesehatan termasuk kategori non dairy. Kesegaran bahan baku dan kualitas gizi alaminya dapat dipertahankan melalui teknologi proses UHT (Ultra High Temperature) dan pengemasan aseptik tanpa menggunakan bahan pengawet apapun. Teh Kotak diproduksi pada tahun 1979 dan menjadi pelopor minuman teh RTD dengan teknologi UHT. Teh Kotak produk satu-satunya yang meraih sertifikat Forest Stewardship Council (FSC) atau sertifikat kepedulian lingkungan di Indonesia.

Berikut merupakan tabel penjualan/konsumsi minuman ringan Teh dalam kemasan karton.

Tabel 1 Konsumsi minuman ringan teh dalam kemasan karton kotak pada dua Mini Market yang berbeda, Lingkungan Darmaga IPB (1-15April 2014).

No Deskripsi Produk Mini Market I Mini Market II Harga per

produk

Persediaan Penjualan Persediaan Penjualan

1 Teh Kotak Ultrajaya

Sumber: Mini Market, Lingkungan Dramaga IPB 2014

Berdasarkan data di atas dapat dilihat penjualan/konsumsi minuman ringan teh dalam kemasan karton bentuk kotak didominasi oleh Teh Kotak pada dua Mini Market yang berbeda, di Lingkungan Dramaga IPB, selanjutnya di posisi kedua oleh Teh Botol Sosro dalam kemasan karton dan di posisi ketiga yaitu Teh Gelas dalam kemasan karton. Berdasarkan Tabel 1, pesaing utama Teh Kotak adalah Teh Botol Sosro dalam kemasan karton. Teh Botol Sosro menjadi pesaing utama dalam kategori minuman ringan teh, hal ini disebabkan karena produk Teh Botol Sosro merupakan produk minuman ringan teh pertama yang hadir di Indonesia. Sedangkan, secara keseluruhan dari produk minuman ringan dalam kemasan, Teh Kotak Ultrajaya menghadapi persaingan dari pemain teh siap saji dalam kemasan gelas maupun botol PET (Polyethylene Terephthalate). Pertumbuhan penjualan teh dalam kemasan gelas yang menembus lebih dari 50% dan teh dalam kemasan botol PET yang mencapai 40%. Sementara teh dalam kesaman kotak, pertumbuhannya hanya 19%-20%. Ultrajaya harus menghadapi ancaman pergeseran kebiasaan konsumen peminum teh, yang belakangan mulai beralih ke kemasan gelas dan botol plastik PET. (Majalah Pemasaran Online 2013).

(17)

promosi yang menarik, mudah di dapat dan harga yang sesuai. Teh Kotak memiliki positioning statement untuk menarik konsumen yaitu “Teh Kotak adalah teh dalam kemasan yang memberikan tambahan volume sebesar 50% dari volume

awal”. PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company perlu menerapkan strategi positioning untuk meningkatkan atau mempertahankan penjualan dan posisi penempatan Teh Kotak dari pesaing utama. Strategi positioning Teh Kotak yang tepat, diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap keputusan pembelian Teh Kotak oleh konsumen untuk meningkatkan posisi Teh Kotak menjadi produk yang layak dikonsumsi dan terbaik diantara minuman teh ringan dalam kemasan lainnya. Menurut Kotler (2005), keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen untuk membeli suatu produk setelah sebelumnya memikirkan tentang layak tidaknya membeli produk itu dengan mempertimbangkan informasi–informasi yang diketahui dengan realitas tentang produk itu setelah menyaksikannya.

Perumusan Masalah

Penjualan Teh Kotak mendominasi diantara minuman ringan teh dalam kemasan lainnya dengan harga yang diberikan lebih murah oleh produsen Teh Kotak. Minuman ringan teh dalam kemasan karton mempermudah konsumen mengkonsumsi teh setiap saat dan kapan saja, serta pangsa pasar Indonesia yang sangat potensial menyebabkan para produsen minuman ringan teh semakin banyak memunculkan produk-produk minuman ringan teh yang terbaik bagi konsumen. Pesaing utama Teh Kotak saat ini yaitu Teh Botol Sosro dan Teh Gelas dalam kemasan karton. Hal ini menimbulkan terjadinya persaingan di antara produsen, dan mengharuskan produsen minuman ringan teh melakukan strategi positioning terbaik untuk mempertahankan dan meningkatkan keputusan pembelian Teh Kotak, sehingga mencapai pangsa pasar yang optimal.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penelitian ini hanya membatasi masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana strategi positioning Teh Kotak? (2) Bagaimana keputusan konsumen membeli Teh Kotak? (3) Bagaimana pengaruh strategi positioning terhadap keputusan konsumen membeli Teh Kotak?

Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan diadakannya penelitian adalah: (1) Menganalisis strategi positioning Teh Kotak. (2) Menganalisis keputusan konsumen membeli Teh Kotak. (3) Menganalisis pengaruh strategi positioning terhadap keputusan konsumen membeli Teh Kotak.

Manfaat Penelitian

(18)

4

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada pembahasan tentang pengaruh strategi positioning pada keputusan pembelian. Sedangkan, keputusan pembelian merupakan salah satu dari proses keputusan pembelian. Responden pada penelitian ini yaitu masyarakat daerah Bogor yang termasuk dalam kategori usia remaja sesuai target dari Teh Kotak dan yang sudah pernah mengkonsumsi Teh Kotak.

TINJAUAN PUSTAKA

Pemasaran

Pemasaran menurut Hasan (2013) adalah sebuah konsep ilmu dalam strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasaan berkelanjutan bagi stakeholder (pelanggan, karyawan, dan pemegang saham). Menurut Rangkuti (2009) pemasaran merupakan suatu proses yang memberikan jawaban atas kebutuhan dan keinginan individu atau organisasi. Jadi, pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan hubungan pertukaran dan bukan merupakan cara yang sederhana yang hanya sekedar untuk menghasilkan penjualan. Pemasaran merupakan kunci utama untuk memperoleh mengalirnya dana kembali ke dalam perusahaan. Kelancaran masuknya kembali dana dari hasil operasi perusahaan sangat ditentukan oleh bidang pemasaran.

Strategi Pemasaran

Strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut Chandra (2002) strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Perusahaan dapat menggunakan dua atau lebih program pemasaran secara bersamaan, sebab setiap jenis program (seperti periklanan, promosi penjualan) memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap permintaan. Oleh sebab itu, dibutuhkan mekanisme yang dapat mengkoordinasikan program-program pemasaran agar program-program itu sejalan dan terintegrasi dengan sinergis. Mekanisme ini disebut strategi pemasaran.

Segmentasi

(19)

menguntungkan untuk mengenali perbedaan pelanggan. Berikut merupakan empat macam dari segmentasi:

1. Segmentasi Geografis, memerlukan pembagian pasar menjadi beberapa unit geografis seperti negara, negara bagian, wilayah, kabupaten, kota, atau lingkungan sekitar.

2. Segmentasi Demografis, pemasar membagi pasar menjadi kelopmok-kelompok berdasarkan variabel keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kebangsaan, dan kelas sosial.

3. Segmentasi Psikografis, pembeli dibagi menjadi kelompok berdasarkan sifat pskologis/kepribadian, gaya hidup atau nilai.

4. Segmentasi Perilaku, pemasar membagi pembeli menjadi beberapa kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau respon terhadap sebuah produk.

Targeting

Targeting (Tjiptono 2008) digunakan untuk; (1) mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen menggunakan variabel-variabel yang dapat mengkuantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap segmen, biaya melayani setiap segmen, biaya memproduksi produk dan jasa yang diinginkan pelanggan, dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan dan peluang pasar sasaran, (2) memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi korporat perusahaan.

Positioning

Positioning merupakan salah satu proses dari strategi pemasaran STP (Segmentation-Targeting-Positioning). Definisi positioning menurut Kartajaya (2002) adalah strategi untuk menguasai benak konsumen dengan apa yang ditawarkan oleh perusahaan. Positioning adalah tentang bagaimana membangun rasa kepercayaan, percaya diri, dan kompetensi untuk pelanggan. Oleh karena itu, positioning adalah bagaimana upaya mendapatkan kepercayaan dari pelanggan untuk membuat pelanggan sukarela mengikuti perusahaan.

Strategi Positioning

Pemasar dapat mengikuti berbagai strategi positioning dengan memosisikan produk pemasar atas atribut produk spesifik, pemenuhan kebutuhan atau manfaat yang ditawarkan, kesempatan penggunaan, menghadapkan langsung kepada pesaing, serta menjauhkan dari pesaing. Beberapa strategi positioning produk menurut Kotler (2005) yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan pemasaran produknya, antara lain:

1. Positioning berdasarkan Atribut

Perusahaan memposisikan diri menurut atribut, misalnya ukuran, lama keberadaannya.

2. Positioning berdasarkan Manfaat

Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam manfaat tertentu.

(20)

6

Memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah penggunaan atau penerapan.

4. Positioning berdasarkan Pemakai

Memposisikan produk sebagai yang terbaik bagi sejumlah kelompok pemakai.

5. Positioning berdasarkan Pesaing

Produk memposisikan diri sebagai lebih baik daripada pesaing tertentu.

6. Positioning berdasarkan Kategori produk

Produk diposisikan sebagai pemimpin pada kategori tertentu.

7. Positioning berdasarkan Mutu/Harga

Produk diposisikan sebagai menawarkan nilai terbaik.

Bauran Pemasaran

Kotler dan Amstrong (2006) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai seperangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Kemungkinan yang banyak itu dapat

digolongkan menjadi empat kelompok variabel yang dikenal sebagai “empat P”,

berikut merupakan penjelasan dari keempat variabel tersebut:

1. Product (produk), merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahan kepada pasar sasaran.

2. Price (harga), adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk.

3. Place (distribusi), mencakup aktivitas perusahaan untuk menyediakan produk bagi konsumen sasaran.

4. Promotion (promosi), berarti aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan untuk membelinya.

Keputusan Pembelian

Menurut Kotler, bahwa keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen untuk membeli suatu produk setelah sebelumnya memikirkan tentang layak tidaknya membeli produk itu dengan mempertimbangkan informasi–informasi yang diketahui dengan realitas tentang produk itu setelah menyaksikannya. Menurut Kotler (2005), dimana dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko yang dipikirkan. Bersarnya risiko yang dipikirkan berbeda-beda menurut besarnya uang yang dipertaruhkan, besarnya ketidakpasian atribut, dan besarnya kepercayaan diri konsumen.

(21)

1. Pemrakarsa, yaitu orang yang pertama kali menyarankan membeli suatu produk atau jasa tertentu.

2. Pemberi pengaruh, yaitu orang yang pandangan/nasihatnya memberi bobot dalam pengambilan keputusan akhir.

3. Pengambilan keputusan, yaitu orang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian, apakah membeli, apa yang dibeli, kapan hendak membeli, dengan bagaimana cara membeli, dan di mana akan membeli.

4. Pembeli, yaitu orang yang melakukan pembelian nyata.

5. Pemakai, yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.

Proses Keputusan Pembelian

Perusahaan perlu mempelajari perilaku-perilaku konsumen yang merupakan perwujudan dari seluruh jiwa manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Menurut Kotler (2005), ada lima tahap dalam proses keputusan pembelian, yaitu:

1. Pengenalan kebutuhan, proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang diinginkanya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar.

2. Pencarian Informasi, seberapa jauh orang tersebut mencari informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan kepuasan yang diperoleh dari kegiatan mencari informasi

3. Evaluasi alternatif, informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya serta daya tarik masing-masing alternatif.

4. Keputusan pembeliaan, produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatif-alternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk mana yang akan dibeli.

5. Perilaku setelah pembelian, produsen harus mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif terhadap suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan informasi yang membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang diarahkan pada orang-orang yang baru saja membeli produknya.

Hasil Penelitian Terdahulu

(22)

8

searah dengan keputusan pembelian kecuali indikator pemakai produk. Dan variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian adalah variabel pesaing produk.

Maududi (2012), melakukan penelitian berjudul Analisis Positioning Teh Dalam Kemasan Merek Ultra Teh Kotak Pada Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor. Analisis data yang digunakan adalah Analisis Komponen Utama, Analisis Deskriptif, Multidimentional Scalling dan Anlisis Biplot dengan bantuan software Minitab 14 dan SPSS 16 for windows. Pada pengolahan PCA didapatkan dua nilai tertinggi dari atribut yang menurut konsumen paling penting adalah rasa yang beragam dan volume yang beragam. Hasil analisis Multidimentional Scalling didapatkan dua pesaing utama yaitu Teh Botol Sosro dan Frestea.

METODE PENELITIAN

Kerangka Penelitian

PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company merupakan salah satu indutri yang memproduksi minuman ringan di Indonesia. PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company memiliki Visi dan Misi sebagai pegangan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Visi PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company adalah menjadi perusahaan industri yang terbaik dan terbesar di Indonesia, dengan senantiasa mengutamakan kepuasan konsumen, serta menjunjung tinggi kepercayaan para pemegang saham dan mitra kerja perusahaan. Sedangkan, misi PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company yaitu menjalankan usaha dengan senantiasa berorientasi kepada pasar atau konsumen, dan kepekaan serta kepedulian untuk senantiasa memperhatikan lingkungan, yang dilakukan secara optimal agar dapat memberikan nilai tambah sebagai wujud pertangungjawaban kepada para pemegang saham.

(23)

Gambar 2. Kerangka Penelitian.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai Pengaruh Positioning Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Teh Kotak dilaksanakan di daerah Bogor. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-April 2014.

Jenis dan Sumber Data

Data yang diperlukan untuk kepentingan penelitian ini dikelompokan dalam dua golongan, yaitu:

1. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui hasil pengisian kuesioner berupa tanggapan responden mengenai positioning terhadap keputusan pembelian konsumen masyarakat daerah Bogor dengan kategori usia remaja/anak muda. Responden diminta untuk menentukan alternatif pilihan jawaban mereka terhadap masing-masing pertanyaan terkait. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan langsung menyerahkan kuesioner pada responden yang dituju dengan pertanyaan-pertanyaan terstruktur.

(24)

10

Metode Pengumpulan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik

convinience sampling yang merupakan bagian dari teknik nonprobability

sampling. Teknik convinience sampling digunakan untuk menentukan sampel dari masyarakat daerah Bogor sebanyak 100 responden.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Uji Validitas dan Reliabilitas Terhadap Strategi Positioning dan Keputusan Pembelian Teh Kotak

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap 30 responden. Pengujian dilakukan dengan menggunakan software IBM Statistic SPSS 19.00 for windows. Validitas digunakan untuk melihat atau mengukur ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi product moment. Rumusnya adalah sebagai berikut :

rhitung = � ∑ − ∑ (∑ ) (�∑ 2−(∑ )2)(�∑ 2− ∑ 2) Dimana:

rhitung = Nilai koefisien korelasi N = Jumlah responden

X = Skor masing-masing pernyataan Y = Total skor

Hasil uji validitas yang diperoleh dibandingkan dengan α pada tabel, yaitu α = 10% sebesar 0,306. Nilai validitas yang > 0,306 berarti valid dan jika hasilnya < 0,306 berarti tidak valid. Adapun hasil pengujian terhadap 30 responden penelitian untuk masing-masing pernyataan dapat dilihat pada Lampiran 1. Hasil uji validitas menunjukkan rentang nilai ∝hitung sebesar 0,387-0,846, sehingga dapat disimpulkan ∝ hitung(0,387-0,846) > ∝ tabel(0,306), yang artinya keseluruhan pernyataan yang diajukan valid dan korelasi diantara pernyataan ada.

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Teknik reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah tenik Alpha Cronbach’s. Rumusnya adalah sebagai berikut: k : Banyak Butir Pernyataan

Hasil uji reliabilitas yang diperoleh dibandingkan dengan Alpha

(25)

keseluruhan pernyataan berada pada tingkat sangat reliabel yang artinya semua pernyataan dapat diandalkan sebagai alat ukur apabila pengukuran diulang. Hasil uji reliabilitas secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 2 Tingkat Reliabilitas metode Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha Tingkat Reliabilitas

Skala Likert mengukur tingkat persetujuan terhadap pernyataan atau ketidaksetujuan responden terhadap pernyataan suatu obyek. Data yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner dengan menggunakan 5 (lima) skala likert dalam bentuk interval. Bobot nilai tertinggi adalah 5 dan bobot nilai terendah adalah 1. Untuk mengetahui range, maka selisih antara bobot nilai terendah adalah 5–1= 4, dan untuk mengetahui jumlah interval kelas dan besar interval kelas dapat

Berdasarkan ketentuan di atas maka peneliti mengelompokkan tanggapan responden berdasarkan batas-batas penelitian terhadap bagian-bagian yang dievaluasi sehingga dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Tabel 3 Batas Penelitian

Analisis/statistik deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Analisis statistik digunakan untuk meneliti data sampel dengan penyajian data melalui grafik, tabel, diagram lingkaran, pictogram.

Analisis Regresi Linear Berganda

(26)

12

yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+ε

Dimana:

Y = variabel terikat

A = konstanta

b1,b2,b3,b4,b5,b6,b7 = koefisien regresi X1, X2,X3,X4,X5,X6,X7 = variabel bebas

Ε = Error

Pada analisis regresi linear berganda dilakukan serangkaian uji awal untuk memenuhi asumsi yang berlaku. Asumsi tersebut adalah asumsi dasar dan asumsi klasik. Asumsi dasar diuji dengan uji normalitas, sedangkan asumsi klasik diuji dengan uji multikolineraritas.

1. Uji Normalitas

Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Nilai residual berdistribusi normal merupakan suatu kurva yang berbentuk lonceng yang kedua sisinya melebar sampai tak terhingga.

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas dapat diketahui keberadaanya dengan mendeteksi suatu model, dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10. Selain itu, nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 pada kotak kerja hasil pengolahan data SPSS.

Setelah asumsi dasar dan klasik terpenuhi, maka dapat dilakukan analisis regresi linear berganda. Pada penelitian ini dilakukan uji yaitu uji F dan uji t. 1. Uji Koefisien Regresi secara Bersama-sama (Uji F)

Hipotesis pada penelitian ini, yaitu:

H0= Strategi positioning tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian Teh Kotak.

H1= Strategi positioning berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian Teh Kotak.

Jika Fhitung > Ftabel atau signifikan < 0,1, maka H0 ditolak, namun jika Fhitung<Ftabel atau signifikan>0,1, maka H0 diterima.

2. Uji T

Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh dari setiap variabel independen yaitu strategi positioning terhadap keputusan pembelian Teh Kotak. Jika Sig>0,1, maka H0 ditolak, namun jika Sig<0,1, maka H0 diterima.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bauran Pemasaran

(27)

dengan ukuran volume dan tempat distribusi Teh Kotak. Harga Teh Kotak di daerah Bogor bervariasi, seperti penjualan Teh Kotak dipedagang kaki lima/warung relatif lebih mahal dibandingkan di Mini Market, seperti ukuran volume 300ml di Mini Market daerah Bogor sebesar Rp 2.900, sedangkan di warung daerah Bogor sekitar Rp 4.000. Tempat Teh Kotak, produsen Teh Kotak menjelaskan mengenai jalur distribusi Teh Kotak, 90 persen dari keseluruhan hasil produksi dipasarkan di seluruh Indonesia, sementara sisanya diekspor ke negara-negara di Asia, Eropa, Timur Tengah, Australia dan Amerika Serikat (Ultrajaya 2014). Baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor, produk-produk yang dijual adalah produk yang sejenis. Selanjutnya, promosi teh kotak dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya seperti mengajak anak muda Indonesia untuk membuat gerakan berterima kasih pada alam. Produsen Teh kotak mengintegrasikan below the line activity dengan online activity untuk kampanye

Thanks to Nature maupun kampanye Plant and Play (Majalah Pemasaran Online

2013).

STP Awal Teh Kotak

STP awal dari Teh Kotak. Dilihat dari hasil penelitian Maududi (2012), yaitu responden meminum teh dalam kemasan karena kepraktisannya sehingga mereka tidak perlu menyeduh teh terlebih dahulu bila ingin meminumnnya. Mereka hanya cukup membeli dan langsung dapat meminum teh dalam kemasan khususnya Ultra Teh Kotak. Selain itu, mereka tidak perlu repot untuk mencuci gelas yang dipakai untuk meminum teh, karena Ultra Teh Kotak dikemas dalam kemasan sekali pakai, sehingga konsumen dapat langsung membuang kemasan Ultra Teh Kotak bila sudah meminumnya. Dari kepraktisan Teh Kotak dapat disimpulkan, bahwa segmentasi Teh Kotak adalah segmentasi psikografis yaitu gaya hidup konsumen mengkonsumsi teh yang praktis, sedangkan positioning Teh Kotak, yaitu sebagai teh dalam kemasan yang memiliki volume yang pas, sehingga tag line yang dapat digunakan oleh Teh Kotak sebagai berikut: “Ultra Teh Kotak adalah produk teh dalam kemasan yang memberikan tambahan volume

sebesar 50% dari volume awal.” Target dari Teh Kotak (Majalah Pemasaran Online 2013) yaitu berfokus kepada anak muda/remaja.

Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat daerah Bogor. Karakteristik responden diperoleh berdasarkan identitas responden, sehingga dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Karakteristik responden Teh Kotak

Karakteristik Responden Jumlah

Jenis Kelamin Perempuan 50

Laki-laki 50

Usia <19 Tahun 32

20-22 Tahun 43 >=23 Tahun 25

(28)

14

Waktu yang dipilih Responden untuk Mengkonsumsi Teh Kotak

Pemilihan waktu yang tepat untuk mengkonsumsi Teh Kotak oleh masyarakat Bogor dikelompokkan menjadi lima kelompok yaitu pada pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari, dan tidak tentu. Hasil yang diperoleh dari penelitian berdasarkan waktu konsumsi Teh Kotak dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Jumlah masyarakat daerah Bogor berdasarkan pemilihan waktu mengkonsumsi Teh Kotak.

Gambar 3 menunjukkan waktu yang dipilih untuk mengkonsumsi Teh Kotak oleh masyarakat Daerah Bogor didominasi siang hari sebesar 69%, tidak tentu 29%, malam dan pagi hari masing-masing sebesar 1%.

Kesempatan Mengkonsumsi

Berdasarkan analisis karakterisktik kesempatan mengkonsumsi Teh Kotak, dikelompokkan menjadi lima kelompok yaitu saat santai, sehabis makan, saat haus, saat mengerjakan tugas, dan saat wisata, sehingga hasil dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Jumlah masyarakat daerah Bogor berdasarkan kesempatan mengkonsumsi Teh Kotak.

(29)

Respon Masyarakat Daerah Bogor Terhadap Strategi Positioning

Atribut Produk

Respon dari masyarakat daerah Bogor terhadap atribut produk memiliki beberapa unsur yang meliputi komposisi produk, informasi nilai gizi, dan logo dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Respon masyarakat daerah Bogor terhadap atribut produk

No Indikator STS TS KS S SS Rataan

Atribut produk 4.2 Setuju

Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa responden sangat setuju terhadap informasi nilai gizi Teh Kotak yang tertera dikemasan. Gizi dari suatu produk menjadi salah satu faktor yang diperhatikan oleh konsumen ketika melakukan pembelian produk, apakah gizi produk tersebut sesuai atau tidak dengan kebutuhan konsumen. Oleh kerena itu, adanya informasi gizi yang tertera dikemasan Teh Kotak membantu konsumen mempermudah untuk mempertimbangkan pembelian Teh Kotak.

Responden memilih setuju terhadap komposisi produk dan logo yang tertera dikemasan. Komposisi merupakan penjelasan bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi suatu produk. Adanya penjelasan komposisi produk mempermudah konsumen untuk mempertimbangkan pembelian Teh Kotak, untuk mengetahui apakah bahan-bahan tersebut dapat diterima oleh tubuh konsumen atau tidak, serta logo produk yang tertera dikemasan Teh Kotak membantu konsumen lebih mudah untuk mengingat produk.

Harga dan Kualitas Produk

Respon masyarakat daerah Bogor terhadap harga dan kualitas produk memiliki beberapa unsur yang meliputi harga Teh Kotak sesuai dengan kualitas, harga Teh Kotak yang ditawarkan oleh Ultrajaya relatif terjangkau, dan adanya pemberian diskon dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa responden sangat setuju terhadap pernyataan bahwa harga Teh Kotak sesuai dengan kualitas yang diberikan. Teh Kotak diproduksi dari bahan baku alami yaitu pucuk teh pilihan, gula dan air. Hal ini untuk memberikan kualitas yang terbaik bagi konsumen, bukan hanya bahan baku produk tetapi Teh Kotak juga dikemas dengan enam lapisan aseptik untuk melindungi produk tidak terkontaminasi oleh bakteri, sehingga kualitas Teh Kotak terjamin.

(30)

16

dibandingkan dengan minuman ringan teh dalam kemasan lainnya. Teh Kotak dengan volume 300ml sebesar Rp 2.900, sedangkan Teh Botol Sosro dalam kemasan karton volume 250 sebesar Rp 3.300. Hal ini menjadi pertimbangan pembelian Teh Kotak oleh konsumen. Berdasarkan diskon yang diberikan, konsumen memilih setuju bahwa produsen Teh Kotak sering memberikan diskon pembelian.

Tabel 6 Respon masyarakat daerah Bogor terhadap harga atau kualitas

No Indikator STS TS KS S SS Rataan ditawarkan oleh Ultra Jaya relatif murah

Respon masyarakat daerah Bogor terhadap manfaat produk memiliki beberapa unsur yang meliputi rasa, aroma, dan keinginan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Respon masyarakat daerah Bogor terhadap manfaat produk

No Indikator STS TS KS S SS Rataan

Manfaat Produk 4.13 Setuju

Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa responden rata-rata setuju bahwa terhadap pernyataan diatas. Rasa dan aroma Teh Kotak sesuai dengan selera konsumen, hal ini karena Teh Kotak diproduksi dengan bahan baku daun pucuk teh dan bunga melati pilihan, bukan dari ektrak teh sehingga rasa Teh Kotak tidak pahit dan aromanya tidak menyengat. Responden memilih setuju bahwa mereka membeli Teh Kotak karena keinginan bukan karena dorongan dari orang lain. Keinginan yang timbul diakibatkan salah satu faktor penasaran dan ingin mencoba produk.

Pesaing Produk

(31)

mendorong niat konsumen untuk mengkonsumsi walaupun awalnya hanya mencoba karena tertarik pada desain kemasan.

Responden setuju bahwa rasa Teh Kotak sangat enak dibandingkan dengan merek lain sejenis, misalnya Teh Botol Sosro. Teh Kotak memiliki rasa yang lebih enak, karena Teh Kotak menggunakan bahan baku pucuk teh asli bukan ekstrak teh, sehingga tidak menimbulkan rasa pahit seperti beberapa teh merek lain sejenisnya seperti Teh Botol Sosro. Berdasarkan sisi merek, responden setuju bahwa merek Teh Kotak sangat terkenal dibandingkan dengan merek lain sejenis. Merek suatu produk menjadi salah satu faktor konsumen menentukan pembelian. Merek yang terkenal dan termasuk dalam kriteria baik dikalangan masyarakat dapat memberikan dorongan bagi konsumen lain untuk melakukan pembelian ataupun pemilihan produk untuk dikonsumsi.

Tabel 8 Respon masyarakat daerah Bogor terhadap pesaing produk

No Indikator STS TS KS S SS Rataan

Skor Kriteria

1 Rasa Teh Kotak UJ sangat enak dibandingkan dengan merek lain sejenis.

0 1 19 54 26 4.05 Setuju

2 Desain kemasan Teh Kotak UJ Sangat menarik dibandingkan dengan merek lain sejenis.

0 0 21 55 39 4.78 Sangat

setuju

3 Merek Teh Kotak UJ sangat terkenal dibandingkan dengan merek lain sejenis.

0 3 18 49 30 4.06 Setuju

Pesaing produk 4.29 Sangat

setuju

Kategori Produk

Respon masyarakat daerah Bogor terhadap kategori produk memiliki beberapa unsur yang meliputi merek, macam-macam ukuran volume, perbandingan mutu dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Respon masyarakat daerah Bogor terhadap kategori produk

No Indikator STS TS KS S SS Rataan

Skor Kriteria

1 Teh Kotak UJ adalah merek yang muncul dalam ingatan saudara/I jika mengatakan teh dalam kemasan karton

0 2 20 43 36 4.16 Setuju

2 Terdapat bermacam-macam ukuran volume Teh Kotak UJ yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan/keinginan.

0 1 9 55 35 4.24 Sangat

setuju

3 Saudara/i melakukan perbandingan mutu Teh Kotak UJ dengan merek lain sejenis sebelum membelinya.

0 2 12 61 25 4.09 Setuju

Kategori produk 4.16 Setuju

(32)

18

Responden memilih setuju terhadap merek Teh Kotak yang muncul ketika mengatakan teh dalam kemasan karton dan reponden melakukan perbandingan mutu dengan merek lain sejenisnya, misalkan Teh Botol Sosro dan Teh Gelas dalam kemasan karton.

Munculnya merek Teh Kotak dibenak konsumen ketika mengatakan teh dalam kemasan karton, hal ini karena Teh Kotak merupakan teh pertama yang diproduksi dalam kemasan karton dari beberapa merek lain yang sejenis seperti Teh Botol Sosro dan Teh Gelas dalam kemasan karton, memiliki kualitas yang baik bagi responden, serta rasanya sesuai dengan selera mereka. Berdasarkan perbandingan mutu responden sebelum melakukan pembelian produk teh, konsumen terlebih dahulu melakukan perbandingan mutu dengan Teh Botol Sosro dan Teh Gelas dalam kemasan karton untuk menentukan pembelian sesuai dengan mutu yang dibutuhkan atau tidak.

Penggunaan/penerapan Produk

Respon masyarakat daerah Bogor terhadap penggunaan/penerapan produk memiliki beberapa unsur yang meliputi kebutuhan/keinginan, kemasan, tujuan mengkonsumsi dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Respon masyarakat daerah Bogor terhadap penggunaan produk

No Indikator STS TS KS S SS Rataan

Skor Kriteria

1 Mengkonsumsi Teh Kotak menjadi salah satu kebutuhan/keinginan saat sedang beraktivitas diluar dan didalam rumah.

0 0 13 55 32 4.19 Setuju

2 Kemasan Teh Kotak merupakan kemasan terbaik, karena Teh Kotak UJ dikemas aseptik yang tidak dilakukan oleh produk minuman ringan teh lainnya.

0 0 23 52 25 4.02 Setuju

3 Saudara/i mengkonsumsi Teh Kotak

untuk menghilangkan rasa haus. 2 2 11 44 41 4.2 Setuju

Penggunaan produk 4.13 Setuju

(33)

Pemakai Produk

Respon masyarakat daerah Bogor terhadap pemakai produk memiliki beberapa unsur yang meliputi usia, kelas, dan perasaan istimewa dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Respon masyarakat daerah Bogor terhadap pemakai produk

No Indikator STS TS KS S SS Rataan atas, menengah ataupun bawah, karena harga yang relatif terjangkau.

2 0 7 47 44 4.31 Sangat

setuju

3 Teh Kotak membuat saudara/i memiliki perasaan istimewa (bangga, senang, dsb)

0 1 15 51 33 4.16 Setuju

Penggunaan produk 4.21 Sangat

setuju

Berdasarkan Tabel 11 diketahui responden sangat setuju bahwa Teh kotak dapat dikonsumsi oleh semua kalangan baik dari kalangan atas, menengah ataupun bawah karena harga Teh Kotak relatif terjangkau. Teh Kotak dijual dengan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan minuman teh lainnya dalam kemasan karton, seperti Teh Botol Sosro dan Teh Gelas dalam kemasan karton. Hal ini yang menjadi faktor kemudahan masyarakat daerah Bogor mengkonsumsi Teh Kotak. Responden memilih setuju, bahwa Teh Kotak dapat dikonsumsi oleh segala usia di atas satu tahun. Teh Kotak ditargetkan kepada konsumen yang remaja/anak muda. Tetapi setelah dilakukan penelitian, ternyata Teh Kotak dapat dikonsumsi segala usia, bukan hanya remaja, melainkan orang dewasa dan manula juga masih pernah mengkonsumsi Teh Kotak.

Berdasarkan pernyataan ketiga, responden memilih setuju bahwa setelah mengkonsumsi Teh Kotak konsumen merasa senang. Konsumen merasa senang, karena Teh Kotak yang dikonsumsi oleh konsumen telah menghilangkan rasa haus setelah melakukan aktivitas disiang hari, sehingga menimbulkan rasa segar bagi konsumen.

Respon Masyarakat Daerah Bogor Terhadap Keputusan Pembelian

(34)

20

dibutuhkan karena merasa penasaran dengan rasa teh yang diberikan oleh Teh Kotak. Berdasarkan pembelian Teh Kotak karena kualitas, responden memilih lebih mengkonsumsi Teh Kotak karena kualitasnya baik dilihat dari bahan baku teh dan lapisan kemasan yang telah bersertifikat baik. Selanjutnya, dari unsur pemilihan Teh Kotak karena desain kemasan yang menarik. Responden memilih Teh Kotak untuk dikonsumsi karena tertarik dengan kemasan produk yang memadukan merah dan kuning serta adanya gratis 50% yang tertera pada kemasan.

Tabel 12 Respon masyarakat daerah Bogor terhadap keputusan pembelian Teh Kotak

Responden memilih setuju, bahwa responden membeli Teh Kotak karena sesuai selera dan karena diskon yang diberikan menarik. Berdasarkan selera konsumen memilih Teh Kotak untuk dikonsumsi. Hal ini karena, Teh Kotak memberikan rasa tidak pahit dan aroma yang tidak menyengat. Rasa yang pas dimulut konsumen menyebabkan konsumen melakukan pembelian secara berulang. Berdasarkan diskon yang diberikan konsumen memilih Teh Kotak karena Teh Kotak sering memberikan diskon pembelian, sehingga menimbulkan niat konsumen untuk membeli produk tersebut.

Hasil Uji Asumsi Dasar dan Asumsi Klasik

Uji Normalitas

(35)

Gambar 5 Hasil Uji Normalitas

Uji Multikoliniearitas

Uji multikoliniearitas merupakan uji yang digunakan untuk menguji model regresi ditemukan ada atau tidaknya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik selayaknya tidak terjadi multikolinieritas (Nawari 2010). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam suatu model regresi, maka dapat dilakukan dengan beberapa cara dimana salah satunya dengan nilai toleransi (Tolerance, TOL) atau faktor inflasi varians (Variance Inflation Factor).

Hipotesis multikolinieritas, yaitu;

H0= Tidak terjadi multikolinieritas pada model regresi strategi positioning terhadap keputusan pembelian

H1= Terjadi multikolinieritas pada model regresi strategi positioning terhadap keputusan pembelian.

Jika TOLhitung<0,10 maka H0 ditolak, namun jika TOLhitung>0,10, maka H0 diterima. Pengujian multikolinieritas yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan syarat nilai Tolerance. Adapun hasil pengujian multikolinearitas dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Hasil Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

AtributProduk .915 1.093

HargaProduk .872 1.147

ManfaatProduk .810 1.235

PersainganProduk .756 1.322

KategoriProduk .905 1.106

penggunaanProduk .898 1.113

PemakaiProduk .839 1.192

a. Dependent Variable: Keputusanpembelian

(36)

22

Hasil Analisis Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Teh Kotak Dengan Regresi Linier Berganda

Analisis pengaruh strategi positioning terhadap keputusan pembelian menggunakan metode regresi linier berganda dan diproses dengan menggunakan IBM SPSS versi 19. Adapun hasil regresi antara strategi positioning yang meliputi atribut produk, harga atau kualitas produk, manfaat, pesaing, kategori produk, penerapan atau penggunaan, dan pemakai produk terhadap keputusan konsumen membeli Teh Kotak UJ dapat dilihat hasilnya pada Tabel 14.

Tabel 14 Hasil regresi linier berganda

Model

Berdasarkan Tabel 14 dapat diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = 3.371 + 0.206 X1 + 0,059 X2+ 0,670 X3+ 0,195 X4+ 0,263 X5+ 0,032 X6+0,001 X7

Berdasarkan persamaan regresi linear berganda yang dihasilkan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta yang diperoleh sebesar 3.371 mengandung makna bahwa jika semua variabel bebas memiliki nilai 0, maka nilai variabel terikat keputusan pembelian (Y) adalah sebesar 3.371.

2. Nilai koefisien dari variabel atribut produk (X1) diperoleh nilai koefisien sebesar 0,206 yang mengandung makna bahwa setiap peningkatan variabel atribut produk (X1) satu satuan maka variabel keputusan pembelian (Y) akan naik sebesar 0,206 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.

(37)

5. Nilai koefisien dari variabel pesaing (X4) diperoleh nilai koefisien sebesar 0,195 yang mengandung makna bahwa setiap peningkatan variabel pesaing (X4) satu satuan maka variabel keputusan pembelian (Y) akan naik sebesar 0,195 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.

6. Nilai koefisien dari variabel kategori produk (X5) diperoleh nilai koefisien sebesar 0,263 yang mengandung makna bahwa setiap peningkatan variabel kategori produk (X5) satu satuan maka variabel keputusan pembelian (Y) akan naik sebesar 0,263 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.

7. Nilai koefisien dari variabel penggunaan (X6) diperoleh nilai koefisien sebesar 0,032 yang mengandung makna bahwa setiap peningkatan variabel penggunaan (X6) satu satuan maka variabel keputusan pembelian (Y) akan naik sebesar 0,032 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.

8. Nilai koefisien dari variabel pemakai (X7) diperoleh nilai koefisien sebesar 0,001 yang mengandung makna bahwa setiap kenaikan variabel pemakai (X7) satu satuan maka variabel keputusan pembelian (Y) akan naik sebesar 0,001 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS juga dapat diketahui keeratan hubungan antara variabel independen (atribut produk, manfaat, penerapan atau penggunaan, pemakai, pesaing, produk, kategori produk, dan harga atau kualitas produk) berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hasil pengujian ditampilkan pada Tabel 15.

Tabel 15 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model R R Square

Sumber: Data Primer, April 2014

Berdasarkan Tabel 15 diatas dari hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian menunjukkan nilai R Square sebesar 0.502, hal ini berarti seluruh variabel turunan strategi positioning mempunyai kontribusi secara bersama-sama sebesar 50,2% terhadap variabel terikat (Y) yakni keputusan pembelian. Sisanya sebesar 49,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian. Standard Error of The Estimate (SEE) dari tabel diatas sebesar 1.31959. Semakin kecil nilai SEE, maka akan membuat persamaan regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.

Pengujian Secara Simultan

Uji F merupakan uji secara bersama-sama untuk menguji signifikansi pengaruh strategi positioning secara bersama-sama terhadap variabel keputusan pembelian (Y). Hipotesis:

H0= Strategi positioning tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian Teh Kotak.

(38)

24

Jika Fhitung > Ftabel atau Sig< 0,1, maka H0 ditolak, namun jika Fhitung < Ftabel atau Sig>0,1, maka H0 diterima. Adapun uji Simultan F dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 15. Dari Tabel 15 dapat di simpulkan Sig<0,1, maka H0 ditolak dan terima H1 menunjukkan bahwa seluruh variabel strategi positioning (X) secara bersama-sama mempunyai pengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel keputusan pembelian (Y).

Tabel 16 Hasil Uji Simultan F

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen yaitu strategi positioning terhadap keputusan pembelian Teh Kotak. Adapun hasil pengujian secara parsial (tersedia pada Tabel 14) dari beberapa hipotesis yang dirancang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengujian Hipotesis Variabel Atribut Produk (X1)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh thitung= 2.162 dengan tingkat signifikansinya 0,033, sehingga diperoleh kesimpulan Sig<0,1, maka H01 ditolak dan terima H1, sehingga atribut produk (X1) berpengaruh terhadap keputusan konsumen membeli Teh Kotak. Atribut produk yang baik dari Teh Kotak memberikan jaminan tambahan bagi pembelian Teh Kotak.

2. Pengujian Hipotesis Variabel Harga atau kualitas Produk (X2)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh thitung= 0,611 dengan tingkat signifikansinya 0.543, sehingga diperoleh kesimpulan Sig>0,1, maka H02 diterima dan tolak H2. Harga produk (X2) tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen membeli Teh Kotak.

3. Pengujian Hipotesis Variabel Manfaat Produk (X3)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh thitung= 6.871 dengan tingkat signifikansinya 0.000, sehingga diperoleh kesimpulan Sig>0,1, maka H03 diterima dan tolak H3. Manfaat produk (X3) berpengaruh terhadap keputusan konsumen membeli Teh Kotak. Manfaat produk yang baik dari Teh Kotak memberikan jaminan tambahan bagi pembelian Teh Kotak.

4. Pengujian Hipotesis Variabel Pesaing Produk (X4)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh thitung= 1.651 dengan tingkat signifikansinya 0.102, sehingga diperoleh kesimpulan Sig>0,1, maka H04 diterima dan tolak H4. Pesaing produk (X4) tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen membeli Teh Kotak.

5. Pengujian Hipotesis Variabel Kategori Produk (X5)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh thitung= 2.841 dengan tingkat signifikansinya 0.006, sehingga diperoleh kesimpulan Sig<0,1, maka H05 ditolak dan terima H5, sehingga kategori produk (X5) berpengaruh terhadap keputusan konsumen membeli Teh Kotak. Kategori produk yang baik dari Teh Kotak memberikan jaminan tambahan bagi pembelian Teh Kotak. 6. Pengujian Hipotesis Variabel Penggunaan Produk (X6)

(39)

H06 diterima dan tolak H6. Penggunaan produk (X6) tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen membeli Teh Kotak.

7. Pengujian Hipotesis Variabel Pemakai Produk (X7)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh thitung= 0.011 dengan tingkat signifikansinya 0.992, sehingga diperoleh kesimpulan Sig>0,1, maka H07 diterima dan tolak H7. Pemakai produk (X7) tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen membeli Teh Kotak.

Berdasarkan hasil uji parsial (uji T), dengan demikian variabel atribut produk, manfaat produk, dan kategori produk merupakan variabel dari strategi positioning yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian Teh Kotak. Manfaat produk dan kategori produk, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mustain (2012) dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan Pembelian pada Konsumen STARBUCK COFFEE di Makasar dimana manfaat dan kategori produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian dalam penelitian tersebutManfaat produk merupakan variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap keputusan konsumen membeli Teh Kotak yang meliputi unsur rasa sesuai selera, aroma sesuai selera, dan pembelian Teh Kotak sesuai keinginan/kebutuhan dengan Sig 0.000.

Menurut Marzeni (2013) dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Strategi Positioning Produk Terhadap Citra Merek Pada Konsumen Sim Card simPati PT Telkomsel Di Kota Padang bahwa harga, pesaing dan penggunaan produk berpengaruh, hal ini tidak sejalan dalam penelitian.

Implikasi Manajerial

Dari hasil analisis simultan menunjukkan, bahwa strategi positioning signifikan terhadap keputusan konsumen membeli Teh Kotak, hal ini menunjukkan semakin baik strategi positioning, maka akan meningkatkan keputusan pembelian Teh Kotak oleh konsumen. Berdasarkan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan uji t, diperoleh tiga variabel strategi positioning yang berpengaruh terhadap keputusan konsumen membeli Teh Kotak yaitu atribut produk, manfaat produk, serta kategori produk. Tetapi hanya satu variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian Teh Kotak, yaitu manfaat produk meliputi unsur rasa, aroma yang sesuai selera, dan pembelian Teh Kotak berdasarkan keinginan/kebutuhan konsumen dengan sig<0.000. Adanya identifikasi, bahwa rasa dan aroma yang diberikan Teh Kotak kepada penikmat teh dalam kemasan karton adalah baik, karena rasanya tidak pahit dan aromanya sangat khas bagi konsumen. Hal ini mendorong konsumen memilih Teh Kotak sebagai minuman ringan teh pilihan untuk memenuhi kebutuhan/keinginan mereka.

(40)

26

berdasarkan pengetahuan, Teh Kotak dipilih konsumen untuk dikonsumsi karena Teh Kotak merupakan produk teh pilihan yang terbaik bagi konsumen, karena lapisan kemasan teh terdiri dan enam lapisan aseptik yang telah bersertifikat baik, serta diproduksi dari bahan baku pilihan seperti teh pucuk asli dengan aroma melati, gula, dan air yang telah ditentukan. Target Teh Kotak, ternyata tidak hanya remaja/anak muda. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa target Teh Kotak yaitu mencakup segala usia di atas satu, dimulai diusia kanak-kanak hingga masa dewasa akhir. Selain itu, target Teh Kotak yaitu semua kalangan baik kalangan atas, menengah, dan bawah. Hal ini dipengaruhi harga Teh Kotak yang relatif terjangkau, sehingga memungkinkan semua kalangan dapat mengkonsumsi produk tersebut. Positioning Teh Kotak sebagai teh dalam kemasan yang rasa sesuai selera, aroma sesuai selera. Untuk meningkatkan kepercayaan konsumen, maka strategi yang digunakan Teh Kotak yaitu dengan mencamtumkan tingkat kemanisan teh dikemasan. Selain itu, mengadakan iklan/promosi yang tepat dimedia sosial yang menjelaskan rasa dan aroma Teh Kotak enak dan tidak pahit, berbeda dari produk lain. Sehingga tag line yang dapat digunakan Teh Kotak

sebagai berikut: “Tidak perlu mengeluarkan uang yang banyak untuk memperoleh

produk sesuai selera, Teh Kotak adalah produk teh pilihan dalam kemasan yang akan memanjakan indra pengecap konsumen, karena bahan baku teh alami dan

pilihan.”

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan pada tujuan penelitian yang ingin diperoleh serta analisis pada pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan:

1. Strategi positioning Teh Kotak secara keseluruhan menggambarkan pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian.

2. Keputusan pembelian Teh Kotak oleh konsumen tinggi dibandingkan dengan teh ringan merek lain terlihat dari total penjualan teh dibeberapa mini market, dimana Teh Kotak mendominasi penjualan minuman ringan teh dalam kemasan karton.

3. Strategi positioning yang digambarkan dengan manfaat produk memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli Teh Kotak, yaitu sebesar 6.871, yang artinya apabila semakin tinggi strategi positioning akan meningkatkan keputusan pembelian Teh Kotak.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, adapun saran yang dapat diberikan, yaitu:

(41)

2. Menambah variasi kemasan Teh Kotak, seperti teh dalam kemasan gelas

Bank Mandiri. 2013. Makanan dan Minuman. Industry Update [Internet].

[diunduh 2014 Jan 22]; Mei 2013. Tersedia pada:

www.bankmandiri.co.id/indonesia/eriview-pdf/NFDK01177899.pdf.

Kartajaya H. 2002. MarkPlus on Strategy: 12 Tahun Perjalanan MarkPlus&Co Membangun Strategi Perusahaan. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka. Kotler P. 2005. Manajemen Pemasaran. Jakarta (ID): PT INDEKS Kelompok

Majalah Pemasaran Online. 2013. Strategi Tim Ultrajaya Mempertahankan Posisi Leader [internet]. [diunduh 2014 April 13]. Tersedia pada http://mix.co.id/people/team/strategi-tim-ultrajaya-mempertahankan-posisi-leader/.

Maududi AM. 2012. Analisis Positioning Teh Dalam Kemasan Merek Ultra Teh Kotak Pada Mahasiswa Strata 1 Institut Pertanian Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Marzeni. 2013. Analisis Pengaruh Strategi Positioning Produk Terhadap Citra Merek Pada Konsumen SIM Card simPATI PT Telkomsel Di Kota Padang. Jurnal Pendidikan Ekonomi [Internet]. [diunduh 2014 Jan 8]; 2 (2): 1-18.

Tersedia pada:

http://ejournal-s1.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/Ekonomi/article/view/1157.

Mustain HL. 2012. Analisis Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Starbucks Coffee di Makassar. [Skripsi]. Makassar (ID): Universitas Hasanuddin Makassar.

Nawari. 2010. Analisis Regresi dengan MS Excel 2007 dan SPSS 17. Jakarta (ID): PT Elex Media Komputindo.

Rangkuti F. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.

Santoso S. 2010. Statistik Multivariat. Jakarta (ID): PT Elex Media Komputindo. Simamora B. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta (ID): Gramedia

Pustaka Utama.

(42)

28

Tjiptono F. 2008. Pemasaran Strategik. Yogyakarta (ID): ANDI Yogyakarta. Ultrajaya. 2014. UHT Tea Drink [internet]. [diunduh 2014 mei 06]. Tersedia

pada: www.ultrajaya.co.id/uhtteadrink/tehkotakjasmintea/?ver=ind.

Ultrajaya. 2014. Marketing Sales Distribution [internet]. [diunduh 2014 mei 09].

Tersedia pada:

(43)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji Validitas Strategi Positioning Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Teh Kotak.

Correlations

Atribut1 Atribut2 Atribut3 AtributProduk Atribut1 Pearson Correlation 1 .554** .272 .784**

AtributProduk Pearson Correlation .784** .816** .711** 1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

Harga1 Harga2 Harga3 HargaProduk Harga1 Pearson Correlation 1 .493** .254 .725**

HargaProduk Pearson Correlation .725** .658** .771** 1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

Manfaat1 Manfaat2 Manfaat3 ManfaatProduk Manfaat1 Pearson Correlation 1 .554** .265 .789**

ManfaatProduk Pearson Correlation .789** .846** .624** 1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30 30

(44)

30

Lanjutan Lampiran 1

Correlations

Pesaing1 Pesaing2 Pesaing3 PesaingProduk Pesaing1 Pearson Correlation 1 .157 .201 .673**

PesaingProduk Pearson Correlation .673** .707** .740** 1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

Kategori1 Kategori2 Kategori3 KategoriProduk Kategori1 Pearson Correlation 1 .180 .470** .819**

KategoriProduk Pearson Correlation .819** .569** .787** 1 Sig. (2-tailed) .000 .001 .000

N 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

Penggunaan1 Penggunaan2 Penggunaan3

PenggunaanPr oduk Penggunaan1 Pearson Correlation 1 .026 .142 .690**

Sig. (2-tailed) .889 .454 .000

N 30 30 30 30

Penggunaan2 Pearson Correlation .026 1 -.147 .387*

Sig. (2-tailed) .889 .439 .035

N 30 30 30 30

Penggunaan3 Pearson Correlation .142 -.147 1 .652**

Sig. (2-tailed) .454 .439 .000

N 30 30 30 30

PenggunaanProduk Pearson Correlation .690** .387* .652** 1 Sig. (2-tailed) .000 .035 .000

N 30 30 30 30

(45)

Lanjutan Lampiran 1

Correlations

Pemakai1 Pemakai2 Pemakai3 PemakaiProduk Pemakai1 Pearson Correlation 1 .289 .304 .786**

Sig. (2-tailed) .122 .102 .000

N 30 30 30 30

Pemakai2 Pearson Correlation .289 1 -.003 .581**

Sig. (2-tailed) .122 .988 .001

N 30 30 30 30

Pemakai3 Pearson Correlation .304 -.003 1 .674**

Sig. (2-tailed) .102 .988 .000

N 30 30 30 30

PemakaiProduk Pearson Correlation .786** .581** .674** 1 Sig. (2-tailed) .000 .001 .000

N 30 30 30 30

(46)

32

Lampiran 2 Uji Reliabilitas Strategi Positioning Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Teh Kotak

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

.814 .814 8

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted AtributProduk 96.8667 58.740 .284 .189 .828 HargaProduk 96.7333 54.340 .487 .380 .800 ManfaatProduk 96.1667 53.109 .639 .651 .779 PesaingProduk 96.4000 55.214 .571 .420 .789 KategoriProduk 96.9667 50.930 .622 .528 .779 PenggunaanProduk 96.7000 58.631 .449 .314 .805 PemakaiProduk 96.2000 57.476 .463 .434 .803 KeputusanPembelianPro

duk

(47)

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Bagian 1 SCREENING

Petunjuk: Berilah tanda (X) pada jawaban yang Saudara/i pilih.

Apakah saudara/i pernah mencoba Teh Kotak UJ sebanyak tiga kali?

a. Saat santai d. Saat mengerjakan tugas

b. Sehabis makan e. Saat wisata c. Saat haus

Bagian 3. Strategi Positioning

Berikan penilaian saudara/i terhadap pernyataan di bawah, dengan mengisi kolom yang telah disediakan. Adapun skor tersebut, antara lain:

1= Sangat Tidak Setuju(STS) 4= Setuju(S) 2= Tidak setuju(TS) 5= Sangat setuju(SS) 3= Kurang Setuju (KS)

KUESIONER PENELITIAN

Diharapkan kesediaan Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur, benar, dan lengkap. Kuesioner yang menerima informasi ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Kuesioner ini digunakan untuk membantu proses pengumpulan data sebagai bahan penyusunan skripsi yang berjudul:

PENGARUH STRATEGI POSITIONING TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI TEH KOTAK ULTRA JAYA

Oleh:

Natalina SSR Silitonga (H24100138) Mahasiswi Departemen Manajemen

Gambar

Gambar 2. Kerangka Penelitian.
Gambar 3 menunjukkan waktu yang dipilih untuk mengkonsumsi Teh
Tabel 5 Respon masyarakat daerah Bogor terhadap atribut produk
Tabel 10 Respon masyarakat daerah Bogor terhadap penggunaan produk
+3

Referensi

Dokumen terkait

The akronims of the group features are: Amino Acid Composition (AAC);Dipeptide Composition (DPC); Normalized Moreau-Broto Descriptors (NMB); Moran Autocorrelation Descriptors

Dasar humum Syarat diusahaklan mencarinya dari Al-Quran, Hadisn baru Qaul Fuqaha’, yang diterjemahkan juga menurut bahasa hokum. Mengutip Al -Quran harus menyebut

Pengeluaran Kas Adapun pengendalian internal pengeluaran kas yang dilakukan oleh pondok pesantren Miftahul Huda ada dua aspek, yaitu: 1 Pengendalian terhadap pengurus pondok

Perubahan perubahan tersebut adalah sebagai berikut: (a) Terjadinya cost overrun sebesar 10 %, dalam mana terjadi kenaikan nilai moneter pada komponen-komponen biaya sosial (

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa nilai momen maksimum dari hasil pengujian lebih besar daripada hasil analisisnya untuk balok normal maupun

Penulisan Ilmiah ini bertujuan untuk membuat Website SMUN 02 TINGGIMONCONG yang dapat digunakan sebagai sarana informasi tentang aktifitas sekolah tersebut. Dalam penulisan ilmiah

alatalat yang diperlukan, berlatih kesenian dan pembuatan tempat untuk membuat tempat pemandian benda-benda pusaka; (c) Nilai moral dalam Upacara Adat Nyangku terletak

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-2/W4, 2015 Joint International Geoinformation Conference 2015,