commit to user
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS
DENGAN METODE IVA TERHADAP MOTIVASI IBU DI KELURAHAN
MOJOSONGO RW XIV SURAKARTA
Mila Ikrima *)
Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS)
Surakarta
*) email: milaikrima36@gmail.com
Abstrak
Latar Belakang: Kanker serviks merupakan jenis kanker peringkat kedua yang dapat mengakibatkan kematian di Indonesia. Usaha preventif yang dapat dilakukan yaitu dengan pemberian pendidikan kesehatan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan deteksi dini kanker
serviks dengan metode IVA terhadap motivasi ibu. Metode: Quasi eksperimen dengan
rancangan non randomized control group pretest posttest design. Teknik sampling menggunakan
quota sampling sejumlah 20 responden untuk kelompok perlakuan dan 20 responden untuk kelompok kontrol. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner. Penelitian ini
menggunakan uji statistik wilcoxon. Hasil: Sebelum dan sesudah pemberian pendidikan
kesehatan pada kelompok perlakuan mayoritas responden mempunyai motivasi sedang, pada hasil pretest dan posttest kelompok kontrol mayoritas responden mempunyai motivasi sedang. Hasil penelitian didapatkan Zhitung -3.606 dan p-value sebesar 0.000. Kesimpulan: Terdapat
pengaruh pemberian pendidikan kesehatan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA di Kelurahan Mojosongo RW XIV Surakarta.
Effect of Health Education of Early Detection Cervical Cancer with IVA method on Mothers’ Motivation in Hamlet XIV, Mojosongo, Surakarta.
Abstract
Background: Cervical cancer occupies the second place, which can cause mortality in Indonesia. Preventive measure can be done by delivering health education of early detection of cervical cancer with IVA method. The aim of this study is to investigate the effect of health education of early detection of cervical cancer with IVA method on mothers’ motivation. Method: This research used the quasi experimental method with non-randomized control group pretest posttest design. The samples of research consisted of 20 respondents as control group and 20 respondents as control group, and were taken by using the quota sampling technique. The data of research were collected through questionnaire. They were statistically analyzed by using the Wilcoxon test. Result: Prior to and following the health education delivery as indicated by the results of pre-test and post-test, the treated group in majority had a moderate motivation, and the statistical analysis shows that the value of Zcount was-3.606 and the p-value was 0.000. Conclusion: There was an effect ofhealth education of early detection of cervical cancer with
commit to user PENDAHULUAN
Badan kesehatan dunia World Health
Organization (WHO) menyatakan, saat ini penyakit kanker serviks adalah kanker paling umum keempat yang mempengaruhi perempuan di seluruh dunia. International Agency for Research on Cancer (IARC) menyebutkan terjadi 528.000 kasus baru setiap tahun dan menyebabkan 266.000
kematian pada tahun 2012. WHO
memperkirakan kematian akibat kanker serviks akan meningkat sampai 25% untuk 10 tahun kedepan (IARC, 2012).
Kanker serviks merupakan jenis kanker peringkat kedua yang dapat mengakibatkan kematian di Indonesia. Kanker serviks merupakan jenis kanker paling banyak menyerang wanita usia produktif yaitu usia 30-50 tahun. Perempuan yang sudah kontak seksual akan berisiko tinggi terkena kanker serviks (Dalimarta, 2004). Menurut ketua umum Yayasan Kanker Indonesia, Setiap harinya diperkirakan ada 40 sampai 45 kasus baru kanker serviks dan 20 sampai 25 orang
meninggal dunia. Sekitar 70 persen
penderita datang ke rumah sakit pada stadium lanjut. Karena itu, deteksi dini dan pengobatan pra kanker serviks perlu menjadi prioritas (Yayasan Kanker Indonesia, 2013).
Prevalensi kanker serviks di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 sebanyak 2.259 kasus (19,92 %). Data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta pada tahun 2012, jumlah wanita usia subur yang menderita kanker serviks sebanyak 240 kasus. Puskesmas Sibela menempati urutan kedua dengan jumlah penderita kanker serviks sebanyak 30 kasus (Profil Kesehatan Kota Surakarta, 2012).
Pemerintah telah mencanangkan
program deteksi dini kanker serviks yang sudah tercantum di dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 796/MENKES/ SK/VII/2010 tentang
pedoman teknis pengendalian kanker
payudara dan kanker serviks. Program
deteksi dini kanker serviks yang dimaksud adalah pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). IVA merupakan metode skrining paling sederhana untuk mendeteksi dini kanker serviks (Kepmenkes 796, 2010).
Jumlah di skrining sebanyak 644.951
perempuan atau 1,75% dari target
perempuan usia 30-50 tahun, 28.850 (4,47%) IVA positif, curiga kanker leher rahim 840 (1,3 per 1000) pada tahun 2013 (Profil Jawa Tengah, 2013). Pasien datang pada stadium lanjut sebanyak 66,4%. Hal ini
menunjukan masih sangat kurangnya
partisipasi wanita terhadap deteksi dini kanker serviks ( Indonesian Journal of Cancer, 2009). Tindakan pencegahan primer yaitu melalui pengendalian faktor risiko dan peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), salah satunya dengan pendidikan kesehatan kesehatan tentang bahaya kanker serviks dan pentingnya skrining bagi wanita (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2013).
Penelitian yang telah dilakukan oleh
Rahma tahun 2011 dengan judul “Faktor
Yang Mempengaruhi Minat WUS dalam Melakukan Pemeriksaan IVA di Desa Pangebatan Kecamatan Karang Lewas Kabupaten Banyumas”, di peroleh hasil
p-value sebesar 0,018<0,05 yang berarti ada
hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan minat WUS dalam melakukan pemeriksaan IVA. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah subjek penelitian, lokasi, variabel dan metode penelitian.
Studi pendahuluan yang telah dilakukan
pada tanggal 10 Februari 2015 di
Mojosongo RW XIV Surakarta, dari 10 ibu yang diwawancarai, didapatkan hasil bahwa 7 ibu belum pernah melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA (70%). Data dari Puskesmas Sibela menyebutkan pemberian pendidikan kesehatan deteksi dini kanker serviks pernah dilakukan beberapa
commit to user
perkembangan jaman diharapkan pendidikan kesehatan dapat dilakukan kembali di RW IV Kelurahan Mojosongo.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis
terdorong untuk mengetahui pengaruh
pendidikan kesehatan deteksi dini kanker serviks metode IVA terhadap motivasi ibu di Kelurahan Mojosongo RW XIV Surakarta.
SUBJEK DAN METODE
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah quasy eksperimental
dengan metode non randomized control
group pretest posttest design. Penelitian ini
dilakukan di RW XIV Kelurahan
Mojosongo Kota Surakarta pada bulan Desember 2014 – Juli 2015.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu berusia 20-50 tahun di Mojosongo RW XIV Surakarta sejumlah 92
orang. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik quota sampling.
Pengalokasian subjek dilakukan dengan cara membagi dua kelompok. Dari data populasi sebanyak 92 orang kemudian di ambil sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 40 sampel, dibagi menjadi kelompok perlakuan sebanyak 20 sampel dan kelompok kontrol sebanyak 20 sampel. Pada penelitian ini menggunakan matching umur responden pada kelompok kontrol dan perlakuan.
Intervensi pada penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok. Pada kelompok kontrol dilakukan pretest pada tanggal 18
April 2015. Pretest dilakukan dengan
memberikan kuesioner untuk diisi oleh
responden. Pada kelompok ini tidak
diberikan intervensi apapun. Posttest
dilakukan pada tanggal 3 Mei 2015 dengan membagikan kuesioner untuk diisi oleh responden, kemudian dibagikan leaflet. Pada kelompok perlakuan pretest pada tanggal 18
April 2015. Pretest dilakukan dengan
memberikan kuesioner untuk diisi oleh
responden. Kemudian dilanjutkan pemberian pendidikan kesehata deteksi dinikanker
serviks dengan metode IVA dengan
menggunakan media slide power point
disampaikan denagn metode ceramah.
Posttest dilakukan pada tanggal 3 Mei 2015 dengan membagikan kuesioner untuk diisi oleh responden, kemudian dibagikan leaflet.
Kuesioner motivasi yang digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini berisi 24 item pernyataan tentang motivasi deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA, dengan rentang skor 4 sampai 1 untuk pernyataan positif bernilai benar dan 1 sampai 4 untuk pernyataan positif bernilai
salah, dan berlaku sebaliknya pada
pernyataan negatif. Kuesioner tersebut telah lolos uji validitas (r hitung > 0,444) dan reliabilitas (r alpha=0,935) yang dilakukan terhadap 20 orang ibu berusia 20-50 tahun yang memiliki karakteristik sama dengan karakteristik responden penelitian.
Analisis data dilakukan melalui proses komputerisasi dengan bantuan program SPSS 17.0. Analisis tersebut meliputi analisis univariat yang menggunakan uji statistik deskriptif terhadap karakteristik responden serta analisis bivariat dengan
menggunakan uji Wilcoxon untuk
mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA terhadap motivasi Ibu.
HASIL PENELITIAN A. Analisis Univariat
1. Umur
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden
Umur Kontrol Perlakuan
F (%) F (%)
17-25 0 0 0 0
26-35 9 45 9 45
36-45 9 45 9 45
46-55 2 10 2 10
Jumlah 20 100 20 100
commit to user
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar responden pada kelompok kontrol dan perlakuan berusia 36-45 tahun yaitu 9 responden (45%).
2. Pendidikan
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
Pendidikan Terakhir Responden Pendidikan
Terakhir
Kontrol Perlakuan
F (%) F (%)
Dasar 2 10 0 0
Menengah 12 60 11 55
Tinggi 6 30 9 45
Jumlah 20 100 20 100
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui
bahwa sebagian besar pendidikan
terakhir responden pada kelompok
kontrol adalah sekolah menengah
sebanyak 12 responden (60%),
sedangkan pada kelompok perlakuan sebagian besar pendidikan terakhir responden adalah sekolah menengah sebanyak 11 responden (55%).
3. Informasi
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Informasi Responden
Informasi Kontrol Perlakuan
F (%) F (%)
Pernah 16 80 17 85
Tidak Pernah 4 20 3 15
Jumlah 20 100 20 100
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa sebagian besar responden pada
kelompok kontrol sudah pernah
mendapatkan informasi tentang deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA
sebanyak 16 responden (80%),
sedangkan pada kelompok perlakuan
sebagian besar pernah mendapat
informasi tentang deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA sebanyak 17 responden (85%).
4. Sumber Informasi
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi
Sumber Informasi Responden Sumber
Informasi
Kontrol Perlakuan
F (%) F (%)
Media 5 31,25 4 23,5
Tenaga
Kesehatan 9 56,25 11 64,7
Orang lain 2 12,5 2 11,8
Jumlah 16 100 17 100
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa sebagian besar responden pada kelompok kontrol memperoleh informasi dari tenaga kesehatan sebanyak 9 responden (56,25%), sedangkan pada kelompok perlakuan
sebagian besar responden
memperoleh informasi juga dari
tenaga kesehatan sebanyak 11
responden (64,7%).
5. Motivasi
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi
Motivasi Responden
Motivasi
Kontrol Perlakuan
Pretest Postest Pretest Postest
F % F % F % F %
Tinggi 3 15 3 25 2 10 9 45
Sedang 11 55 12 60 12 60 11 55
Rendah 6 30 5 25 6 30 0 0
Jumlah 20 100 20 100 20 100 20 100
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa sebagian besar responden pada kelompok kontrol pada hasil
pretest mempunyai motivasi sedang sebanyak 11 responden (55%) dan
pada hasil posttest hanya 1
responden (5%) yang mengalami peningkatan motivasi dari rendah ke
sedang, sedangkan pada pada
kelompok perlakuan sebelum
diberikan pendidikan kesehatan
commit to user
(60%) dan setelah diberikan
pendidikan kesehatan 13 responden
(65%) mengalami peningkatan
motivasi.
B. Analisis Bivariat
Analisis yang digunakan menggunakan
analisis uji beda wilcoxon, dan
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.6 Perbedaan Motivasi Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode IVA
Kelompok Z P (Sig.
2-tailed) Wilcoxon
Perlakuan -3.606 0.000
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan penghitungan dengan
SPSS pada kelompok perlakuan
didapatkan hasil Zhitung sebesar -3.606
(nilai minus diabaikan) maka Z hitung
lebih besar dari Z tabel (-1.645) dan nilai
signifikan p sebesar 0.000. Karena nilai
p-value < α (0.05) maka Ho ditolak dan
Ha diterima. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh yang bermakna pemberian pendidikan kesehatan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA terhadap motivasi Ibu.
PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden
Hasil penelitian pada tabel 4.1 mengenai distribusi frekuensi umur
diketahui bahwa responden pada
kelompok kontrol dan perlakuan
mayoritas berusia 36-45 tahun. Usia berpengaruh terhadap daya tangkap dan
pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik akan
tetapi pada umur-umur tertentu
menjelang usia lanjut kemampuan
penerimaan atau mengingat suatu
pengetahuan akan berkurang (Wawan, 2010).
Hasil penelitian pada tabel 4.2
mengenai distribusi frekuensi
pendidikan terakhir diketahui bahwa
mayoritas responden mempunyai
pendidikan terakhir sekolah menengah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang mendorong seseorang untuk lebih peduli dan termotivasi untuk meningkatkan derajat kesehatan dirinya dan keluarganya. Pendidikan menjadikan seseorang memiliki pengetahuan luas dan pola pikir yang baik, sehingga kesadaran untuk berperilaku positif termasuk dalam hal kesehatan semakin
meningkat Pengetahuan baru yang
diterima akan menimbulkan persepsi yang nantinya akan menjadi dorongan
melakukan tindakan (Notoatmodjo,
2005).
Hasil penelitian pada tabel 4.3 mengenai distribusi frekuensi informasi diketahui bahwa mayoritas responden sudah pernah mendapatkan informasi mengenai deteksi dini kanker serviks
dengan metode IVA. Menurut
Notoatmodjo (2007) informasi yang diperoleh dapat memberikan pengaruh
jangka pendek (immediate impact)
sehingga menghasilkan perubahan
peningkatan pengetahuan. Bila
seseorang banyak memperoleh informasi
maka akan cenderung mempunyai
pengetahuan yang luas. Adanya
informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru dan akan mempengaruhi individu untuk
mempunyai kecenderungan atau
keinginan atau dorongan yang tinggi. Hasil penelitian pada tabel 4.4 mengenai distribusi frekuensi sumber
informasi dapat diketahui bahwa
mayoritas responden mendapatkan
informasi dari tenaga kesehatan. Hal ini
commit to user
Notoatmodjo (2007), tenaga kesehatan
merupakan faktor penguat yang
mempengaruhi pendidikan kesehatan. Semua petugas kesehatan baik dilihat
dari jenis dan tingkatannya pada
dasarnya adalah pendidik kesehatan.
B. Motivasi Ibu dalam Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode IVA
Hasil penelitian pada tabel 4.5
diketahui bahwa hasil pretest pada
kelompok kontrol dan perlakuan
mayoritas mempunyai motivasi sedang. Jika dilihat dari karakteristik responden
mayoritas mempunyai pendidikan
terakhir menengah dan memperoleh informasi dari tenaga kesehatan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2005), pendidikan
yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan. tenaga kesehatan merupakan
Hasil pretest pada kelompok kontrol dan perlakuan terdapat responden yang mempunyai motivasi tinggi. Jika dilihat dari karakteristik responden mempunyai pendidikan terakhir perguruan tinggi dan pernah mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan. Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh
Notoatmodjo (2011), semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah seseorang tersebut menerima informasi sehingga semakin banyak pula
pengetahuan yang dimilikinya.
Seseorang yang memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi cenderung
mempunyai pola pikir yang lebih berkembang dan lebih logis. Pendidikan memiliki efek positif terhadap kesadaran kesehatan dan secara langsung berimbas pada perilaku kesehatan. Penelitian yang dilakukan oleh Reis (2012) menyebutkan bahwa petugas kesehatan merupakan salah satu faktor pendorong individu untuk berperilaku. Hal ini dikarenakan
petugas kesehatan tersebut ahli
dibidangnya sehingga dijadikan tempat
untuk bertanya dan memberikan
informasi kesehatan yang akurat.
Penyampaian informasi yang baik antara petugas kesehatan dengan masyarakat dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap perilaku kesehatan yaitu deteksi dini kanker serviks.
Hasil pretest kelompok kontrol dan perlakuan juga terdapat responden yang mempunyai motivasi yang rendah. Jika
dilihat dari karateristik responden
mayoritas mempunyai pendidikan
terakhir sekolah menegah dan belum pernah mendapatkan informasi. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mubarak (2007) bahwa seseorang yang mempunyai tingkat pendidikannya rendah akan menghambat perkembangan
seseorang terhadap penerimaan
informasi. Menurut Notoatmojo (2007), perilaku seseorang atau masyarakat
tentang kesehatan ditentukan oleh
pengetahuan. Perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng
daripada yang tidak didasari
pengetahuan. Selain faktor pendidikan dan informasi terdapat faktor lain yang mempengaruhi rendahnya motivasi yaitu
kurangnya dukungan suami dan
keluarga, biaya, dan fasilitas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan IVA.
Hasil penelitian pada tabel 4.5 diketahui bahwa hasil posttest pada kelompok perlakuan tidak ada yang mempunyai motivasi rendah dan 13
responden mengalami peningkatan
motivasi. Hal ini sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Nursalam
(2008) bahwa pendidikan kesehatan adalah proses yang direncanakan dengan sadar untuk menciptakan peluang bagi
individu untuk senantiasa belajar
memperbaiki kesadaran (Literacy) serta
commit to user
keterampilan (Life skill) demi
kepentingan kesehatannya. Menurut
Machfoedz dan Suryani (2007)
menyatakan bahwa orang yang
pengetahuannya bertambah maka
kecakapannya bertambah sehingga
muncul kesadaran dalam diri untuk bersikap yang baik. Faktor lain yang mempengaruhi meningkatkan motivasi
pada kelompok perlakuan adalah
dukungan suami dan keluarga.
Hasil penelitian pada tabel 4.5 diketahui bahwa hasil posttest pada
kelompok kontrol mayoritas tidak
mengalami perubahan motivasi.
Responden dengan motivasi rendah mayoritas tidak mengalami perubahan. Jika dilihat dari karakteristik responden
yang mempunyai motivasi rendah
mayoritas mempunyai pendidikan
terakhir sekolah menengah dan tidak
pernah mendapatkan informasi
sebelumnya. Menurut Wanti (2003), responden berlatar belakang pendidikan rendah yaitu cenderung sulit untuk mengetahui informasi yang tersedia karena keterbatasan pengetahuan. Faktor lain yang mempengaruhi motivasi ibu adalah sikap berupa rasa takut dan malu pada saat pemeriksaan, dukungan suami,
dan keterjangkauan jarak dengan
fasilitas kesehatan.
Hasil posttest kelompok kontrol
terdapat 1 responden yang mengalami kenaikan motivasi dari rendah menjadi motivasi sedang. Jika dilihat dari
karakteristik responden mempunyai
pendidikan terakhir sekolah menengah dan pernah mendapatkan informasi dari media. Hal ini sesuai dengan teori menurut Mubarak (2007) bahwa setiap
informasi yang diterima akan
meninggalkan jejak-jejak didalam
storage memori manusia, dan jejak ini akan disimpan sementara dalam ingatan.
Dan pada waktu tertentu dapat
ditimbulkan kembali, jejak-jejak tersebut dinamakan memory traces. Faktor lain
yang mempengaruhi meningkatnya
motivasi ibu adalah adanya dukungan dari suami dan keluarga.
C. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode IVA terhadap Motivasi Ibu
Hasil penelitian pada tabel 4.6 diperoleh hasil analisis SPSS pada
kelompok perlakuan dengan
menggunakan uji beda wilcoxon
didapatkan Zhitung sebesar -3.606 (nilai
minus diabaikan) maka Z hitung lebih
besar dari Ztabel (-1.645) dan nilai
signifikan p-value sebesar 0.000. Karena nilai p-value<α (0.05) maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA terhadap motivasi Ibu.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori menurut Machfoed (2008) bahwa
pendidikan kesehatan dapat
mempengaruhi motivasi yaitu proses
perubahan yang bertujuan untuk
mengubah individu, kelompok dan masyarakat menuju hal positif secara
terencana melalui proses belajar.
Perubahan tersebut mencakup
pengetahun, sikap dan keterampilan. Pendidikan kesehatan secara langsung akan melibatkan proses pendengaran, penglihatan dan ingatan yang akan
menimbulkan pengetahuan baru.
Pengetahuan baru tersebut yang
kemudian akan berproses menjadi
persepsi positif yang nantinya akan berubah menjadi motivasi dalam dirinya.
Menurut Notoatmodjo (2007),
pendidikan kesehatan mempunyai
commit to user
mempengaruhi pendidikan kesehatan yaitu faktor presdiposisi meliputi adat istiadat, tingkat pendidikan, tingkat
sosial ekonomi, faktor pemungkin
meliputi ketersediaan sarana dan
prasarana dan faktor penguat yang berasal dari tokoh masyarakat, tokoh agama, termasuk petugas kesehatan. Telah dilakukan pengendalian faktor
yang mempengaruhi pendidikan
kesehatan pada penelitian ini yaitu
tingkat pendidikan, tingkat sosial
ekonomi, ketersediaan sarana dan
prasarana serta faktor penguat seperti
tokoh masyarakat dan petugas
kesehatan.
Pendidikan kesehatan yang
dilakukan pada penelitian ini
menggunakan metode ceramah dengan
menggunakan media slide power point
dan leaflet. Metode ceramah mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan metode yang lain yaitu metode sederhana yang efektif dalam upaya penyampaian informasi untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah dan dapat dipakai pada kelompok yang besar. (Notoatmodjo, 2005). Media
leaflet adalah sebuah media yang berbentuk kertas berisikan informasi pengetahuan berupa tulisan dan gambar. Kelebihan media leaflet ini adalah kata-kata yang berstruktur sederhana namun mudah dimengerti dan dipahami, selain itu media leaflet ringan dan mudah dibawa (Notoatmodjo,2007). Menurut Fitriani (2011), slide power point dapat digunakan untuk menyampaikan pesan
atau informasi-informasi kesehatan.
Kelebihan media slide power point yang di proyeksikan secara jelas akan lebih menarik perhatian, sangat praktis dan menyenangkan, warna gambar dapat membantu untuk membuat daya tarik dalam memberi penekanan pada suatu masalah yang sedang dibicarakan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Chania, dkk (2013) dengan judul “Effectiveness of a Community-Based Health Education Intervention in Cervical Cancer Prevention in Greece “, menyebutkan
bahwa intervensi pendidikan kesehatan secara signifikan meningkatkan minat dan perilaku kesehatan pada perempuan, karena hampir sembilan dari sepuluh wanita menjalani pap-test selama enam
periode setelah akhir program
pendidikan kesehatan.
Penelitian lain menyebutkan bahwa pendidikan kesehatan mempengaruhi motivasi yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ekawati (2012) yang berjudul
“Pengaruh Pendidikan Kesehatan
tentang Kontrasepsi Pria Terhadap Motivasi Pria PUS Menjadi Akseptor KB”. Hasil uji statistik menunjukan nilai
signifikan p = 0,000 < α (0,05) yaitu
terdapat pengaruh pemberian pendidikan kesehatan dengan motivasi.
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil
penelitian pada 20 responden kelompok perlakuan dan 20 responden kelompok
kontrol tentang pengaruh pemberian
pendidikan kesehatan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA di Kelurahan
Mojosongo RW XIV, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Motivasi responden pada kelompok
perlakuan sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan
mayoritas mempunyai motivasi sedang.
2. Motivasi responden kelompok kontrol
pada hasil pre test dan posttest mayoritas mempunyai motivasi sedang.
3. Ada pengaruh pemberian pendidikan
commit to user
dengan Zhitung sebesar -3.606 dan nilai signifikan p-value sebesar 0.000.
B. Saran
1. Bagi Responden
Diharapkan Ibu atau wanita usia subur meningkatkan motivasi untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks metode IVA dengan cara mencari informasi yang tepat serta bertanya kepada ibu yang sudah pernah melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA yang nantinya dapat menurunkan angka kesakitan karena kanker serviks.
2. Bagi Pemerintah
Khususnya dinas kesehatan
diharapkan dapat meningkatkan
penyediaan fasilitas-fasilitas deteksi dini kanker serviks yang murah dengan adanya program gratis dan mudah dijangkau oleh semua kalangan dalam meningkatkan cakupan upaya deteksi dini kanker serviks.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat digunakan sebagai bahan
referensi penelitian lebih lanjut dengan pengembangan yang berbeda dengan menambahkan variabel lain seperti pekerjaan dan partisipasi sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih spesifik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad A., 2003. Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta.
Al-Meer, F.M et al., 2011. Knowledge,
Attitude and Practices Regarding Cervical Cancer and Screening Among Women Visiting Primary Health Care in Qatar. Eastern Mediterranean Health Journal. (16 Juni 2015)
Azwar S., 2012. Penyusunan Skala
Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Chania M., 2013. Effectiveness of a
Community-Based Health Education Intervention in Cervical Cancer Prevention in Greece. International Journal of Caring Science. 6 : 4.
Dalimarta S., 2004. Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Antikanker. Jakarta : Penebar Swadaya.
Depkes RI., 2008. Skrining Kanker Leher Rahim Dengan Metode Inspeksi Visual Asam Asetat. Jakarta : Depkes RI.
Depkes RI., 2009. Buku Saku Pencegahan
Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Jakarta : Depkes RI.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah., 2013. Profil
Kesehatan Jawa Tengah. Semarang : Dinas Kesehatan Jawa Tengah.
Dinas Kesehatan Kota Surakarta., 2012.
Profil Kesehatan Kota Surakarta. Surakarta : Dinas Kesehatan Kota Surakarta.
Ekawati., 2012. Pengaruh Pendidikan
Kesehatan tentang Kontrasepsi Pria Terhadap Motivasi Pria PUS Menjadi Akseptor KB. Sumatera : USU.
Emilia O., 2008. Promosi Kesehatan Dalam
Lingkup Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta:Pustaka Cendekia.
Fitriani S., 2011. Promosi Kesehatan.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Hamzah B., 2014. Teori Motivasi dan
Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara.
International Agency For Research on
Cancer., 2012. World Cancer
Factsheet.
http://www.cruk.org/cancerstats (15
commit to user
Irwanto. 2007. Perilaku Manusia. Jakarta : Avisiena.
Machfoed I., 2008. Pendidikan Kesehatan
Bagian dari Promosi Kesehatan.
Yogyakarta : Fitramaya.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
2010. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 796/Menkes/ SK/ VII/2010 Tentang Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim.
Mubarak W., 2007. Promosi Kesehatan
Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Mubarak I.W dan Chayatin N., 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika,
Notoatmodjo S., 2005. Promosi Kesehatan
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
2007. Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
2011. Kesehatan
Masyarakat, Ilmu, dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam., 2008. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Rahma RA., 2011. Faktor Yang
Mempengaruhi Minat WUS dalam Melakukan Pemeriksaan IVA .
Banyumas : AKBID YLPP
Purwokerto.
Rasjidi I., 2009. Deteksi Dini dan
Pencegahan Kanker Pada Wanita.
Jakarta : Sagung Seto.
Rasjidi I., 2009. Epidemiologi Kanker
Serviks. Tangerang : Departemen
Obstetri dan Ginekologi Siloam
Hospitals.
Reis, N et al., 2012. Knowledge, Behaviour, and Beliefs Related to Cervical Cancer and Screening among Turkish Women.
Asian Pacific Journal of Cancer Prevention. (16 Juni 2015)
Saragih., 2010. Pengaruh Penyuluhan
Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang. Sumatera : USU.
Sugiyono., 2012. Statistika untuk Penelitian.
Bandung : Alfabeta.
Susilo R., 2011. Pendidikan Kesehatan
dalam Keperawatan. Nuha Medika: Yogyakarta.
Wanti., 2008. Gambaran Pengetahuan Ibu
Tentang Deteksi Dini Kanker Leher Rahim di Puskesmas Padamukti.
Yogyakarta : Stikes A. Yani.
Wawan A, Dewi S., 2010. Teori Dan
Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.
Yayasan Kanker Indonesia., 2013.
Kesadaran untuk Deteksi Dini Kanker Serviks Masih Rendah.
http://www.yayasankankerindonesia.or g/ 2014/kesadaran- untuk- deteksi-dini-kanker-serviks-masih-rendah/ (