• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Implementasi Program Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Metode IVA di Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Implementasi Program Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Metode IVA di Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pola penyakit saat ini telah mengalami transisi epidemiologi yang ditandaidengan beralihnya penyebab kematian yang semula didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular (non communicable

disease) termasuk diantaranya penyakit kanker. Salah satu diantaranya ialah

kanker serviks atau kanker leher rahim, dimana penyakit tersebut menjadi hal yang menakutkan bagi setiap wanita.

Kanker serviks adalah kanker pada serviks atau leher rahim, yaitu area bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina yang disebabkan oleh adanya virus Human Papiloma Virus(HPV) (Emilia, 2010).Virus tersebut memiliki tipe yang sangat banyak hampir 100 tipe HPV sampai saat ini berhasil diidentifikasi.Untuk perkembangan dari infeksi HPV hingga menjadi kanker serviks memakan waktu yang cukup lama yaitu 10 sampai 20 tahun (Arum, 2015).

World Health Organization (WHO) 2014, ditemukan 528.000 kasus baru

(2)

perawatan dan sulit mengakses program, tanpa hal tersebut kanker serviks biasanya hanya dapat dideteksi ketika dalam resiko tinggi (WHO, 2014).

Amerika Serikat pada tahun 2014 diperkirakan terdapat 12.360 kasus baru kanker serviks dan terjadi 4.020 kematian akibat kanker serviks.Tingkat kematian akibat kanker serviks menurun dikarenakan pencegahan dan deteksi dini

(American Cancer Society, 2014).

Indonesia diperkirakan setiap hari muncul 40-45 kasus baru, 20-25 orang meninggal, berarti setiap jam diperkirakan 1 orang meninggal dunia karena kanker serviks. Artinya, Indonesia akan kehilangan 600-750 orang yang masih produktif setiap bulannya. Menurut YKI (Yayasan Kanker Indonesia), kanker serviks atau kanker leher rahim menduduki urutan kedua terbanyak setelah kanker payudara, seperti kejadian kanker serviks di Bali, dilaporkan telah menyerang sebesar 553.000 wanita usia subur pada tahun 2010 (Arum, 2015).

Melihat perkembangan jumlah penderita dan kematian kanker serviks, diperkirakan bahwa sekitar 10% wanita di dunia sudah terinfeksi Human

Papiloma Virus (HPV).Mayoritas perempuan yang didiagnosis kanker serviks

biasanya tidak melakukan screening testatau tidak melakukan tindak lanjut setelah ditemukannya adanya hasil abnormal.Tidak melakukan screening test secara regular merupakan faktor terbesar penyebab ternjangkitnya kanker serviks pada seseorang (KEMENKES RI, 2013).

(3)

asam cuka, IVA mengevaluasi perubahan visual dengan mata telanjang (tanpa pembesaran). Dua dekade terakhir ini IVA dinyatakan sama atau lebih sensitif dari papsmear untuk mendeteksi lesi prakanker(Tsu dan Jeronimo, 2014).

Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 pasal 161 ayat 3 manajemen pelayanan kesehatan penyakit tidak menular meliputi keseluruhan spektrum pelayanan baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, yang dititik beratkan pada deteksi dini dan pengobatan penyakit tidak menular. Program deteksi dini yang telah dilakukan di Indonesia untuk mengantisipasi kanker serviks adalah IVA, yang mana sudah tercantum didalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 796/MENKES/SK/VII/2010 tentang pedoman teknis pengendalian kanker payudara dan kanker serviks.

(4)

Tabel 1.1 : Lokasi pencanangan program

No Provinsi Kabupaten/Kota Puskesmas

1 Sumatera Utara Kab. Deli Serdang Tanjung Morawa 2 Sumatera Selatan Kota Palembang Dempo

3 Lampung Kota Bandar Lampung Panjang

4 Banten Kota Serang Kota Serang

5 DKI Jakarta Kota Jawa Timur Jatinegara

6 Jawa Barat Kab. Cimahi Cimahi Tengah

7 Jawa Tengah Kab. Pekanlongan Wiradesa 8 DI Yogyakrta Kab. Kulonprogo Nanggulan

9 Jawa Timur Kab. Jombang Pulolor

10 Sulawesi Selatan Kota Makasar Batua 11 Nusa Tenggara Timur Kota Kupang Bakunase Sumber : Kemenkes RI, 2015

Dari Tahun 2007 Sampai dengan tahun 2014, program telah berjalan pada 1.986 Puskesmas di 304 kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi di Indonesia. Cakupan hasil kegiatan dari 2007 sampai 2014, yaitu telah dilakukan skrining terhadap 904.099 orang (2,45%), hasil IVA positif sebanyak 44.654 orang (4,94%), suspek kanker leher rahim sebanyak 1.056 orang (1,2 per 1.000 orang). Dimana cakupan dari skrining kanker leher rahim masih sedikit, sehinggakegiatan deteksi dini perlu terus diperkuat di daerah yang sudah mengembangkan dan diperluas ke daerah lain yang belum mengembangkan program tersebut (KEMENKES, 2015)

(5)

sudah melakukan hubungan seksual dan juga perempuan tersebut dalam keadaaan tidak hamil (KEMENKES RI, 2013).Pemeriksaan IVA dapat dilakukan oleh Bidan, perawat, dokter umum dan dokter spesialis yang sudah terlatih (Arum, 2015).Metode IVA merupakan metode yang dianjurkan untuk fasilitas dengan sumber daya yang sederhana seperti puskesmas (KEMENKES RI, 2014).Metode IVA mempunyai keunggulan selain tidak memakan biaya yang mahal metode ini juga dapat memberikan hasil dengan cepat sehingga dapat segera diambil keputusan mengenai penatalaksanaannya.

Puskesmas Tanjung Morawa merupakan salah satu puskesmas yang ada di Kabupaten Deli Serdang yang menjalankan program deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA sejak mei tahun 2007 sampai sekarang. Pada awal kegiatan sosialisasi dilakukan pada setiap pertemuan-pertemuan seperti minilok dipuskesmas, pertemuan bulanan dikantor camat, arisan PKK, kegiatan ibu-ibu di gereja maupun di perwiritan.Kegiatan berkelanjutan hingga ke desa sampai saat ini pada waktu posyandu atau pengobatan di lapangan.

(6)

Klinik IVA di Puskesmas Tanjung Morawa dibuka setiap hari rabu,sasaran dalam pemeriksaan IVA yaitu wanita yang berusia 30-50 tahun, yang sudah melakukan hubungan seksual dan perempuan yang memiliki faktor resiko kanker serviks. Perempuan yang mendapat hasil test IVA negative harus menjalani penapisan minimal lima tahun sekali dan yang mendapatkan hasil test IVA positif dan mendapatkan pengobatan, harus menjalani test IVA berikutnya enam bulan kemudian.

Puskesmas Tanjung Morawa tidak hanya memberikan pelayanan IVA, puskesmas tersebut sudah dapat melakukan krioterapi.Dimana krioterapi dilakukan jika pada saat pemeriksaan IVA ditemukan lesi prakanker dan luas dari lesi tersbut kurang dari 75% leher rahim tertutup.Sejak tahun 2007-2014 dari pemeriksaan IVA yang ditemukan lesi prakanker kemudian dilakukan krioterapi sudah terdapat 5 kasus yang ditemukan dan sudah dinyatakan sembuh.

Sesuai dengan rekomendasi WHO, bahwa keberhasilan kegiatan penapisan untuk mencegah kanker akan tejadi bila penapisan dapat mencapai minimal 80% dari populasi yang berisiko, yang berarti 80% dari populasi perempuan berusia 30-50 tahun (KEMENKES, 2013).Jumlah sasaran perempuan usia 30-50 tahun Puskesmas Tanjung Morawa adalah 80% dari 6448 yaitu berjumlah 5158 orang yang harus dicapai selama lima tahun dan target selama setahun berjumlah 1032orang, pada 5 tahun pertama dari tahun 2007 – 2012 Puskesmas Tanjung Morawa sudah mencapai target yaitu 94,86%. Namun pada tahun 2014 yang melakukan test IVA yaitu 568 orang dari jumlah sasaran dari usia 30 – 50 tahun

(7)

pemegang program tersebut hambatan yang dirasakan yaitu masih ada masyarakat yang belum memahami pentingnya pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahimdan juga masih ada wanita yang malu dan merasa tidak perlu untuk memeriksakan dirinya untuk deteksi dini.

Anggraini (2013) dalam penelitiannya menunjukkan pelaksanaan program IVA oleh puskesmas induk di wilayah Kota Surabaya didapatkan bahwa komunikasi, karakteristik dukungan puskesmas dan sikap penanggungjawab berpengaruh secara langsung terhadap implementasi program IVA. Susanti (2010) dalam penelitiannya terdapat faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya kunjungan IVA di wilayah kerja Puskesmas Halmahera Kecamatan Semarang adalah tingkat pendidikan, pengetahuan, peran kader, penyuluhan kesehatan dan dukungan keluarga.Titisari (2013) dalam penelitiannya faktor-faktor yang berhubungan paling kuat terhadap pelaksanaan program skrining kanker serviks di Puskesmas Kota Kediri adalah komunikasi dan struktur birokrasi.

(8)

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana Analisis Implementasi Program Deteksi Serviks Dengan Metode IVA di Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis Implementasi Program Deteksi DiniKanker Serviks dengan Metode IVA Di Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli SerdangTahun 2015”.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi instansi kesehatan tentang Implementasi Program Deteksi DiniKanker Serviks dengan Metode IVA Di Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.

Gambar

Tabel 1.1 : Lokasi pencanangan program

Referensi

Dokumen terkait

5) Adakah Sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Kabupaten Deli Serdang kepada masyarakat tentang program IVA tersebut? Berapa kali? Kapan.. dan diman

5) Adakah Sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Kabupaten Deli Serdang kepada masyarakat tentang program IVA tersebut? Berapa kali? Kapan.. dan diman

Kegiatan pengabdian pada masyarakat “Pemeriksaan IVA Test Gratis Dengan Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Masa Pandemi” berjalan lancar dan diikuti dengan antusias oleh

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai Implementasi Deteksi Dini Kanker Serviks di Klinik Bidan Praktik Swasta “MANDA” , serta mengetahui

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai Implementasi Deteksi Dini Kanker Serviks di Klinik Bidan Praktik Swasta “MANDA” , serta mengetahui

Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pemeriksaan Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA

Membentuk Kelas WUS Peduli kanker serviks dengan tujaun Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang deteksi dini kanker servik dengan metode IVA dengan cara memperluas sasaran

Berdasarkan data dalam diagram 5.5 diatas menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai deteksi dini kanker serviks di puskesmas bogor tengah tahun 2018, bahwa lebih