PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MOTIVASI KADER KESEHATAN PADA PEMERIKSAAN
DETEKSI DINI KANKER SERVIKS
Sri Suparti
Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta ABSTRAK
Kanker serviks sampai saat ini merupakan masalah kesehatan karena menjadi penyebab utama kematian wanita setelah kanker parudara.Masih sedikitnya penemuan kasus kanker serviks dalam stadium dini menyebabkan upaya deteksi dini dan skrening menjadi sangat penting. Hal ini disebabkan karena rendahnya kesadaran untuk memeriksakan diri untuk deteksi dini kanker serviks yang dipengaruhi oleh factor internal maupun eksternal. Angka kematian wanita akan terus meningkat jika pengetahuan dan kesadaran wanita akan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks masih rendah. Pemeriksaan deteksi dini sangat penting untuk mendeteksi dini adanya kanker serviks pada wanita, sehingga dapat dilakukan pencegahan secara optimal
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang kanker serviks terhadap motivasi kader kesehatan pada pemeriksaan deteksi dini kanker serviks di desa Sukorejo, Musuk Boyolali tahun 2016. Desain penelitian ini menggunakan eksperimen semu (quasi experimen) karena penelitian lapangan sulit untuk melakukan randomisasi, rancangan time series design, rancangan ini seperti rancangan pret test post test. Populasi penelitian ini adalah semua kader kesehatan di desa Sukorejo, Musuk yang berjumlah 46 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik acidental sampling didapatkan sampel berjumlah 34 orang. Alat ukur yang digunakan menggunakan kuesioner. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis univariat untuk variable motivasi dengan skala likkert dan bivariate untuk analitik hubungan atau pengaruh dengan menggunakan rumus Paired T-Test.
Hasil penelitian dan kesimpulan sebelum dilakukan penyuluhan nilai rata-rata pre tes motivasi kader kesehatan desa Sukorejo, Musuk tahun 2016 sebesar 78,17 katagori cukup. Setelah dilakukan penyuluhan kanker serviks motivasi meningkat rata-rata post tes sebesar 104,64 katagori baik . Hasil uji paired t-test menunjukkan nilai p 0,012 < 0,05) maka Ha diterima, artinya ada beda nilai pre tes dan post tes.
Dengan demikian ada pengaruh penyuluhan tentang kanker serviks terhadap motivasi kader kesehatan pada pemeriksaan deteksi dini kanker serviks. Penyuluhan kanker
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker leher rahim ( serviks ) merupakan masalah utama pada kesehatan wanita di dunia tidak terkecuali di Indonesia sehingga menjadi ancaman penyakit yang menakutkan karena sering menyebabkan kematian1. Penyakit kanker serviks merupakan penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia, pada tahun 2013 sebesar 0,8%.1
Penderita kanker serviks di provinsi Jawa Tengah tahun 2015 sebanyak 2078 orang, Wanita Usia Subur ( WUS ) yang berusia 30 -50 tahun di Jawa Tengah sebanyak 6.380.775 orang, yang memeriksakan deteksi dini kanker serviks melalui IVA tes sebanyak 18.954 ( 0,30% ), hasil IVA tes positif sebanyak 1.868 ( 9,80% )3. Kabupaten Boyolali pada tahun 2015 jumlah WUS 23.572, jumlah penderita kanker serviks sebanyak 479 yang tersebar di 19 kecamatan. Wanita melakukan pemeriksaan IVA tes 1.127 ( 1,59% ), hasil IVA tes positif sebanyak 42 orang ( 3,72% )3. Kecamatan Musuk pada tahun 2015 jumlah WUS usia 30-50 tahun 6.709 orang, penderita kanker serviks sebanyak 12 orang dalam pengobatan. dan 2 orang meninggal oleh karena kanker serviks. Wanita melakukan pemeriksaan IVA tes sebanyak 127 ( 0,018%) , hasil IVA tes positif 3 orang ( 2,36% )4
Upaya yang dilakukan puskesmas Musuk I dalam pencegahan kanker servik melalui penyuluhan lewat organisasi wanita antara lain Dharma Wanita, TP-PKK, kelompok tani wanita, namun hasilnya belum optimal dilihat dari persentasi WUS yang melakukan pemeriksaan deteksi dini masih rendah yang dimungkinkan oleh motivasi WUS yang kurang4.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi perilaku wanita dalam memeriksakan deteksi dini kanker serviks. Faktor internal meliputi pengetahuan, sikap, motivasi dan perilaku wanita. Sedang factor eksternal berupa pengaruh media masa, pendidikan kesehatan atau penyuluhan serta lingkungan5
Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2016 pada Bidan Desa Sukorejo, tahun 2015 terdapat 1 orang meninggal disebabkan kanker serviks, 3 orang wanita mendapatkan pengobatan kanker serviks4. Wawancara pada 8 orang kader kesehatan 1 orang berminat untuk pemeriksaan IVA tes, 2 orang belum berminat untuk memeriksakan IVA tes,5 orang tidak tertarik sama sekali terhadap pemeriksaan IVA tes.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul” Pengaruh Penyuluhan tentang Kanker Serviks Terhadap Motivasi Kader Kesehatan pada Pemeriksaan Deteksi Dini Kanker Serviks di Desa Sukorejo, Musuk, Boyolali Tahun 2016”
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian tersebut diatas rumusan masalah penelitian adalah:” Bagaimana Pengaruh Penyuluhan Kanker Serviks Terhadap Motivasi Kader Kesehatan Pada Pemeriksaan Deteksi Dini Kanker Serviks di desa Sukorejo, Musuk, Boyolali Tahun 2016”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kanker serviks terhadap motivasi kader kesehatan pada pemeriksaan deteksi dini kanker serviks di desa Sukorejo, Musuk, Boyolali tahun 2016, sedangkan tujuan khusus dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui motivasi tentang pemeriksaan deteksi dini kanker servik pada kader kesehatan di desa Sukorejo, Musuk, Boyolali tahun 2016 sebelum dilakukan penyuluhan, Untuk mengetahui motivasi tentang pemeriksaan deteksi dini kanker servik pada kader kesehatan di desa Sukorejo, Musuk, Boyolali tahun 2016 setelah dilakukan penyuluhan, untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang kanker serviks terhadap motivasi kader kesehatan pada pemeriksaan deteksi dini kanker serviks di desa Sukorejo, Musuk, Boyolali tahun 2016 setelah dilakukan penyuluhan.
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan eksperimen semu (quasi experimen) rancangan time series design, dengan pret test post test design, yaitu melakukan observasi (pengukuran yang berulang-ulang), sebelum dan sesudah perlakuan. Rancangan ini tidak ada kelompok pembanding (kontrol) tetapi dilakukan observasi pertama (pre test) yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan yang terjadi ( post test ) setelah adanya perlakuan berupa penyuluhan6. Bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut :
X1 X2
B. Variabel Penelitian
Penelitian ini ada 2 variabel yaitu variable bebas dan variable terikat. Variabel bebas adalah penyuluhan tentang kanker serviks, variable terikat adalah motivasi kader kesehatan pada pemeriksaan deteksi dini kanker serviks7.
C. Definisi Operasional7
Tabel 1. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Katagori dan parameter
Skala 1. Motivasi
kader kesehatan pada pemeriksaan deteksi dini kanker serviks
Dorongan dari dalam individu yang mengarah terhadap suatu tujuan meliputi :
Hasil ( valensi ) pada deteksi dini kanker serviks, Harapan ( ekspetasi pada deteksi dini kanker serviks, Penilaian ( instrument ) pada deteksdi dini kanker serviks
Nilai pre test motivasi pada pemeriksaan deteksi dini kanker serviks:
Nilai yang diperoleh sebelum responden mendapatkan penyuluhan tentang kanker serviks Nilai post test motivasi pada pemeriksaan deteksi dini kanker serviks:
Nilai yang diperoleh setelah responden mendapatkan penyuluhan tentang kanker serviks
Kuestioner jawaban pernyataan positif:
SS= 4 S = 3 TS=2 STS -=1 Pernyataan negative:
SS = 1 S =2 TS =3 STS =4
Katagori dengan rentang skala ( RS ), baik, cukup, kurang:
m-n RS=--- B
(34x4)- (34x1) RS=--- 3 RS = 34
Baik skore: 103- 136, Cukup: 69- 102, Kurang: 34 - 68
Ordinal
.
D. Popolasi dan Sample
Pupolasi dalam penelitian ini adalah semua kader kesehatan di desa Sukorejo yang tercatat dan aktif pada bulan November 2016 sebanyak 46 orang, Tehnik sampling yang digunakan untuk pengambilan sample dalam penelitian ini adalah accidental sampling. Sample penelitian ini adalah kader kesehatan yang ditemui peneliti saat pengambilan data penelitian bulan November 2016 di desa Sukorejo, Musuk, Boyolali sebanyak 34 kader
E. Alat dan Metode Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data menggunakan kuestioner. Jenis kuesioner tertutup dengan skala Likkert7 Metode pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari pengukuran motivasi kader kesehatan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kanker serviks. Data sekunder didapatkan dari buku register kader kesehatan desa Sukorejo8
F. Metode Pengolahan dan Analisa Data
Metode pengolahan data dalam penelitian ini diawali dengan editing data, entry data serta membuat table. 9
Metode analisa data dalam penelitian ini adalah : Analisa Univariat8 Dilakukan pada variable motivasi dengan menggunakan Rentang Skala. Motivasi baik bila skore jawaban setara dengan 103 – 136, Cukup bila skore jawaban setara dengan 69 – 102, Kurang bila skore jawaban setara dengan 34 – 68. Analisa Bivariat Dilakukan untuk analisa pengaruh variable bebas atau indipenden penyuluhan dengan variable terikat atau indipenden motivasi dengan skala ordinal. Analisa menggunakan Uji-t berpasangan atau paired t- tes. Dengan membandingkan 2 macam data sample dari pre-tes dan post-test untuk melihat pengaruh perlakuan berupa penyuluhan meskipun dengan individu yang sama10. Analisis hubungan atau pengaruh dengan melihat taraf signifikasi. Penelitian menggunakan taraf signifikasi 5% ( 0,05). Dikatakan signifikan atau Ha diterima bila p value < dari nilai alpha, tidak signifikan atau Ha ditolak bila p value > dari nilai alpha10
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Analisa Univariat
a. Karakteristik responden
Dilakukan untuk mengetahui karakteristik responden penelitian berdasarkan umur, pendidikan dan pekerjaan kader kesehatan desa Sukorejo, Musuk Boyolali tahun 2016
Tabel 2. Karakteristik responden berdasar umur, pendidikan dan pekerjaan
NO Kelompok Umur Frekuensi Persentase
1 21 - 30 tahun 3 8,10
2 31 - 40 tahun 13 35,13
3 41 – 50 tahun 11 29,75
4 51 – 60 tahun 7 13,51
Total 34 100,0
NO Pendidikan Frekuensi Persentase
1 SD 12 37,83
2 SLTP 6 18,91
3 SLTA 16 43,26
Total 34 100,0
No Pekerjaan Frekuensi Persentase
1 Petani 19 59,45
2 Swasta 3 8,10
3 Pedagang 2 5,40
4 Ibu Rumah Tangga ( IRT ) 10 27,05
Total 34 100,0
Tabel 2 menunjukkan Karakteristik responden berdasarkan umur mayoritas 31 – 40 tahun sebanyak 13 responden ( 35,13% ), berdasar pendidikan mayoritas SLTA sebanyak 16 responden ( 43,26% ), berdasar pekerjaan mayoritas petani sebanyak 19 responden ( 59,45% )
b. Hasil penelitian motivasi responden sebelum dan sesudah diberikan perlakuan atau penyuluhan
Tabel 3 Hasil pengukuran motivasi responden sebelum ( pre-test ) dan sesudah perlakuan atau penyuuhan ( post-test )
NO Katagori Motivasi
Sebelum Sesudah
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
1. Baik 8 23,52 20 58,83
2. Cukup 12 35,31 9 26,47
3. Kurang 14 41,17 5 14,70
Total 34 100,0 34 100,0
Tabel 3 Hasil pengukuran motivasi sebelum perlakuan ( pre-test ) mayoritas kurang 14 responden ( 41,17% ),motivasi katagori cukup, hasil setelah perlakuan ( post-test ) mayoritas baik 20 responden ( 58,83% ), motivasi katagori baik
2. Analisa Bivariat
Pengaruh penyuluhan kanker serviks terhadap motivasi kader kesehatan pada pemeriksaan deteksi dini kanker serviks di desa Sukorejo, Musuk, Boyolali tahun 2016
Tabel 4. Hasil uji normalitas data kolmogorof smirnow10
Variable Mean SD Z Asyp.Sig (2-
tailet ) Motivasi pre- test 88,94 10,155 1,285 0,073 Motivasi post-test 93,32 5,694 0,892 0,040 Tabel 4 Menunjukkan bahwa hasil pengukuran motivasi pre-test mempunyai nilai sig ( 2-tailed ) 0,073> ɑ ( 0,05 ). Nilai setelah penyuluhan ( post-test ) mempunyai nilai sig (2-tailed ) 0,040 <
ɑ( 0,05 ) artinya data telah terdistribusi normal
Selanjutnya dilakukan uji statistic menggunakan uji paired t-test untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kanker serviks terhadap motivasi kader kesehatan pada pemeriksaan deteksi dini kanker servik10
Tabel 5. Hasil uji paired t-test pengaruh penyuluhan terhadap motivasi
Variabble Mean SD T Df P
Motivasi pre test -
post test -4.387 9,182 -2,660 30 0,012 Tabel 5. Menunjukkan bahwa variable motivasi pre test – post test diketahui bahwa t hitung – 2,660, sebelum diberikan penyuluhan kanker serviks motivasi responden lebih kecil dibandingkan setelah diberikan penyuluhan. Harga signifikan ( p ) 0,012< 0,05 ( p<0,05). Ha diterima dan Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Sehingga pemberian penyuluhan sangat efektif untuk peningkatan motivasi kader pada pemeriksaan deteksi dini kanker serviks di desa Sukorejo, Musuk, Boyolali tahun 2016 B. Pembahasan
1. Motivasi kader kesehatan pada pemeriksaan deteksi dini kanker serviks sebelum penyuluhan ( pre-test ) di desa Sukorejo, Musuk, Boyolali tahun 2016
Hasil pengukuran motivasi responden sebelum dilakukan penyuluhan mayoritas kurang sebanyak 14 responden ( 41,17%). Motivasi responden dengan rerata 78,17 dalam katagori motivasi cukup. Hal ini disebabkan oleh pekerjaan responden mayoritas adalah petani yang merupakan pekerjaan turun-temurun, kurang didukung oleh pendidikan formal dalam menjalankan pekerjaannya5. Pekerjaan sebagai petani identik bergabung dengan alam sehingga lingkungan juga kurang mendukung untuk mendapatkan informasi kesehatan khusunya tentang kanker servik. Responden sebagian besar belum mengetahui tentang kanker serviks, sehingga motivasi cukup11
Motivasi katagori kurang dimungkinkan juga oleh karena 7 responden ( 13,51% ) tergolong usia lanjut ( 51-60 th ). Usia yang semakin tua terjadi penurunan fungsi pancaindera sehingga menyebabkan ketebatasan dalam pengatahuan. Pengetahuan berpengaruh terhadap motivasi seseorang, sehingga semakin baik fungsi pancaindera akan semakin meningkat pengetahuannya yang pada akhirnya dapat membangkitkan motivasi seseorang12. Juga dimungkinkan oleh karena 12 responden ( 37,83% ) berpendidikan SD ( pendidikan dasar ), makin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi tingkat pengetahuannya yang pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi12
2. Motivasi kader kesehatan pada pemeriksaan deteksi dini kanker serviks setelah penyuluhan ( pre-test ) di desa Sukorejo, Musuk Boyolali tahun 2016
Motivasi responden setelah diberikan penyuluhan kanker servik meningkat dari rata- rata 78,17 ( katagori cukup ) menjadi 104,64 ( katagori
14 responden ( 41,17% ), meningkat menjadi mayoritas katagori baik sebanyak 20 responden ( 58,83% ).
Hal ini disebabkan responden mendapatkan informasi kanker serviks melalui penyuluhan dengan media yang dapat memperjelas pemahaman responden khususnya tentang bahaya kanker serviks, cara mencegah serta upaya- upaya untuk mendeteksi secara dini sehingga terhindar kanker serviks bagi yang belum terpapar. Motivasi seseorang didasari oleh informasi yang diperoleh melalui penyuluhan13. Diikuti dengan membaca leaflet yang telah diterima, mendiskusikan dengan keluarga atau suami untuk melakukan upaya deteksi dini melalui IVA tes13.
Motivasi yang meningkat setelah penyuluhan disebabkan penyuluhan yang diberi kan didukung dengan slide, leaffet serta pemilihan waktu yang tepat. Keberhasilan penyuluhan juga dipengaruhi pendidikan responden mayoritas SLTA sebanyak 16 orang ( 43,26% )12. Responden dengan pendidikan menengah lebih mudah menerima informasi, selanjutnya mempenaruhi pemikiran dan minat terhadap suatu tindakan pada skhirnya dapat meningkatkan motivasi. Usia responden mayoritas usia peroduktif ( 21- 40 th ) sebanyak 16 orang ( 43,23%) Usia sangat berpengaruh dalam menerima informasi baru, informasi tersebut dapat mengubah ketertarikan seseorang untuk melakukan suatu tindakan yang positif bagi dirinya13.
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa apabila media yang diguna kan sebagai sarana penyampaian informasi adalah multi media dapat mempermudah penerimaan pesan-pesan yang disampaikan. Dengan penyuluhan dapat menyebarkan pesan atau informasi sehingga dapat mengubah motivasi dan perilaku seseorang untuk melakukan tindakan yang bermanfaat bagi dirinya. khususnya dibidang kesehatan dengan melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks12.
3. Pengaruh penyuluhan kanker serviks terhadap motivasi kader kesehatan pada pemeriksaan deteksi dini anker serviks di desa Sukorejo, Musuk, Boyolali tahun 2016
Penyuluhan adalah proses transfer tehnologi, edukasi, inovasi sebagai kegiatan pemberdayaan individu maupun kelompok12. Hasil uji statistic bahwa nilai p 0,012 < ɑlpha ( 0,05 ) sehingga terdapat pengaruh yang signifikan penyuluhan kanker serviks terhadap motivasi responden pada pemeriksaan deteksi dini kanker serviks13. Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak. Peningkatkan motivasi yang paling dominan pada katagori baik
dari 8 responden ( 23,52% ) sebelum penyuluhan menjadi 20 reponden ( 58,83%). Terjadi penurunan pada motivasi katagori cukup dari 12 responden
peningkatan ketertarikan dan minat atau motivasi dalam perubahan perilaku.
Proses perubahan motivasi merupakan perwujudan dari pengetahuan, sikap yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Penyuluhan tidak berhenti pada penyebaranluasan informasi dan penjelasan, tetapi merupakan proses yang dilakukan secara terus-menerus disertai pemikiran memakan waktu sampai terjadi perubahan.perilaku13.
Pengaruh pemberian penyuluhan tentang kanker serviks terhadap motivasi kader kesehatan pada pemeriksaan deteksi dini kanker serviks akan meningkatkan minat untuk melakukan suatu tindakan berupa pemeriksaan deteksi dini kanker serviks. Motivasi adalah suatu perubahan energy di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Penyuluhan merupakan domain penting untuk terbentuknya motivasi. Dengan berperannya penyuluhan maka dorongan dapat dipicu oleh pengetahuan dan pikiran. Semakin baik penerimaan penyuluhan kanker serviks dapat meningkatkan motivasi responden untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks12.
Hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh penyuluhan kanker serviks terhadap motivasi kader kesehatan pada pemeriksaan deteksi dini kanker serviks terbukti dapat diterima10. Dalam penelitian ini penyuluhan berdampak pada peningkatan motivasi dalam perubahan perilaku kader untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dari motivasi cukup menjadi motivasi baik.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Hasil penelitian yang dilakukan pada kader kesehatan di desa Sukorejo, kecamatan Musuk, Boyolali tahun 2016
1. Motivasi kader kesehatan tentang pemeriksaan deteksi dini kanker servik sebelum dilakukan penyuluhan mayoritas kurang sebanyak 14 responden ( 41,17% ) dengan rata-rata 78,17 dalam katagori cukup
2. Motivasi kader kesehatan tentang pemeriksaan deteksi dini kanker servik setelah dilakukan penyuluhan meningkat mayoritas baik sebanyak 20 responden ( 58,83%) dengan rata-rata 104,64 dalam katagori baik
3. Terdapat pengaruh penyuluhan tentang kanker serviks terhadap motivasi kader kesehatan pada pemeriksaan deteksi dini kanker serviks ditunjukkan dengan nilai p sebesar 0,012< dari nilai alpha 0,05 ( p < 0,05 ).
B. Saran
1. Bagi responden atau kader kesehatan
Motivasi yang sudah dalam katagori baik diikuti perilaku melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker servik melalui IVA tes di Puskesmas Musuk I 2. Bagi intitusi pelayanan kesehatan
Menindak lanjuti hasil penelitian dengan memberikan pelayanan yang bermutu pada wanita yang melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks 3. Bagi intitusi pendidikan
Hasil penelitian dapat menjadi referensi atau bahan masukan dalam pembelajaran khususnya mata kuliah kesehatan reproduksi untuk menghasilkan alumni yang unggul dalam bidang reproduksi
4. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian dapat menjadi acuan untuk mengembangkan penelitian yang lebih luas tentang kanker serviks sehingga penanganan masalah kesehatan reproduksi khususnya kanker servik menjadi lebih berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Andrijono, (2009).Kanker serviks. Jakarta : Divisi Onkologi Departemen Obstetri- Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indomesia
2. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan ( 2014 ). Buku saku pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara. Jakarta: Depkes RI 3. http://www.google.co; Profil Kesehatan Prov Jawa Tengah th 2015; Diakses 12
Oktober 2016 jam 18.25
4. https://www.google.co.id/search; Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali th 2015;
Diakses 13 Oktober 2016 Jam 1520
5. Wawan-Dewi,2010; Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia, Yogyakarta, Nuha Medika
6. Sugiyono,2013; Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D, bandung Alfabeta
7. Arikunto S, 2012; Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta
8. Riyanto A,2012; Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan, Yogyakarta, Nuha Medika
9. Notoadmodjo S, 2012; Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta 10. Riwidigdo H, 2010; Statistik Kesehatan; Yogyakarta, Mitra Cendekia Pres
11. Saifuddin dan Fratidhina y, 2009; Promosi Kesehatan untuk Mahasiswa Kebidanan, Jakarta, Trans Info Media