BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah PT. Pacific Palmindo Industri
PT. Pacific Palmindo Industri merupakan salah satu dari pabrik refinery
palm oil terbesar di Sumatra Utara yang bergerak di bidang pengolahan minyak
kelapa sawit (CPO). Perusahan ini memiliki 2 proses utama dalam mengolah CPO
berupa Refinery dan Fraksinasi. Pada proses refinery minyak kelapa sawit (CPO) akan diolah hingga akhirnya dihasilkan RBDPO dan PFAD sebagai hasil samping
dari RBDPO, kemudian dilanjutkan ke dalam proses fraksinasi yang akhirnya
akan dihasilkan RBD-OLEIN dan RBD-STEARIN sebagai produk akhir dari PT.
Pacific Palmindo Industri.
PT. Pacific Palmindo Industri adalah perusahaaan yang didirikan dalam
rangka penanaman modal asing sebagaimana yang dimaksud dalam UU NO. 1
Tahun 1967 juncto UU NO. 1 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing.
Persetujuan atas berdirinya perusahaaan ini dari pemerintah Republik
Indonesia diperoleh berdasarkan Surat Menteri Negara Penggerak Dana Investasi
/Ketua Badan Koordinasi Perencanaan Modal No. 55/I/PMA/1999 tanggal 9
Februari 1999. Perusahaan ini didirikan atas kerjasama antara Comodities House
Investments Ltd. dari Inggris dengan Mr. Fouad Hayel Saeed An’aam dari Hayel
Saeed Anam Group (Yaman Company).
tonhari dan 2 plant fraksinasi dimana pada fraksinasi 1 produksi mencapai 800 ton
/ hari dan untuk fraksinasi 2 produksi mencapai 1000 ton / hari.
Investasi penanaman modal yang dilakukan pihak Inggris terhadap
Indonesia sendiri telah terjalin sejak 30 tahun lalu. Penanaman modal yang
dilakukan Republika Yaman di daerah Sumatera Utara, tepatnya di daerah Mabar
ini telah dilakukan sejak tahun 1997 dengan mendirikan PT. Pasific Palmindo
Industri yang beroperasi hingga saat ini.
2.2. Lokasi dan Tata Letak Pabrik
PT. Pacific Palmindo Industri terletak di Jalan Pulau Bawean, Kawasan
Industri Medan (KIM) II Mabar, tepatnya berada di desa Saentis Kecamatan
Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara.
Di daerah Belawan, Medan terdapat tangki – tangki yang digunakan oleh
PT.Pasific Palmindo Industri yang digunakan sebagai tempat penimbunan minyak
minyak kelapa sawit dan turunannya.
PT. Pacific Palmindo memiliki lokasi yang cukup strategis dikarenakan
bagian Selatan berbatasan dengan Gudang Karimun, bagian Timur berbatasan
dengan Pamin (Pasific Medan Industri) dan sebelah Barat berbatasan dengan PT.
Oleochem & Soap Industri. Pamin dan PT. Oleochem & Soap Industri merupakan
perusahan yang didirikan atas kerjasama Comodities House Investments Ltd. dari
Inggris dengan Mr. Fouad Hayel Saeed An’aam dari Hayel Saeed Anam Group
(Yaman Company) dan Poduk yang dihasilkan dari PT. Pacific Palmindo Industri
minyak makan, sedangkan RBDSTEARIN yang dihasilkan akan didistribusikan
ke PT. Oleochem & Soap Industri untuk diolah menjadi sabun. Lokasi Perusahaan
yang saling berdekatan satu sama lain ini menguntungkan bagi PT. Pacific
Palmindo Industri karena tidak memerlukan biaya yang terlalu besar dalam
pendistribusian dan pengkontrolan kualitas lebih mudah dilakukan. PFAD yang
dihasilkan dari proses refinery akan didistribusikan ke PT. MUSIMAS atau diekspor.
PT. Pacific Palmindo Industri memiliki luas lahan sebesar kurang lebih 5
hektar yang dimanfaatkan untuk pengolahan minyak sawit dengan proses refinery
dan fraksinasi serta bagunan pendukung lainnya. Sejauh 1500 m dari bangunan
utama terdapat Power plant seluas kurang lebih 1 hektar yang digunakan untuk
proses pengolahan bahan bakar, penghasil energi, proses utilitas serta terdapat lab
untuk mengontrol kualitas dari air dan bahan bakar yang akan digunakan.
Secara garis besar, keseluruhan lahan PT. Pacific Palmindo Industri dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu area proses dan area non – proses. Area
proses mencakup sistem utilitas, refinery plant (refinery 1 & refinery 2), fraksinasi plant (fraksinasi 1 & fraksinasi 2), oil sump, dan storage tank. Area non proses mencakup main office, laboratorium Quality Control, workshop, musholla, gedung engineering, HRD dan maintenance, storage, parking area, logisctic store, production store, area timbangan, dan pos satpam.
Gambar 2.1 Tata Letak Pabrik PT.Pacific Palmindo Industri 2.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Pacific Palmindo Industri dapat dilihat pada
PT.Pacific Palmindo Industri dalam kegiatannya sehari-hari menggunakan
struktur organisasi fungsional dengan seorang General Manager sebagai pelaksana
operasional program kerja perusahaan. Struktur organisasi fungsional adalah
struktur organisasi berdasarkan pembagian tugas yang dilakukan menurut
fungsinya masing-masing. Bentuk ini ditunjukkan dengan adanya spesialisasi
tugas pada setiap unit organisasi sehingga pelimpahan wewenang dari pimpinan
dalam bidang pekerjaan tertentu dapat langsung dilimpahkan kepada unit
organisasi yang menangani pekerjaan tersebut sesuai dengan fungsinya. Adapun
struktur organisasi PT.Pacific Palmindo Industri dapat dilihat pada gambar 2.2
diatas.
2.3.1. Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab
Untuk menjalankan aktivitas sehari-hari dalam suatu organisasi
dibutuhkan personil yang memegang jabatan tertentu dalam organisasi, dimana
tiap personil mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas. Uraian
tugas, wewenang dan tanggung jawab personil pada organisasi PT. Pacific
Palmindo Industri adalah sebagai berikut:
1. General Manager
General Manager merupakan pimpinan perusahaan yang diberikan
Tugas pokok:
a. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang ditentukan oleh Board of
Director Hayel Saaed Anam Group.
b. Menyelenggarakan penelitian pengembangan untuk kepentingan nilai
tumbuh fasilitas perusahaan.
c. Menyelenggarakan administrasi perusahaan.
d. Memimpin dan mengendalikan semua usaha, kegiatan pekerjaan untuk
mencapai tujuan.
e. Menjamin daya guna dan keseimbangan yang baik dalam
menyelenggarakan fungsi-fungsi perusahaan.
f. Memelihara tata tertib, hukum/peraturan, disiplin dan mempertinggi moril
dalam lingkungan perusahaan.
g. Memelihara dan meningkatkan kemampuan kerja serta memperhatikan
kesejahteraan personil.
h. Memperhatikan, memelihara dan mengawasi kelancaran administrasi,
pengamanan dan pelaksanaan tugas secara seimbang dan berhasil guna.
i. Membuat laporan atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya.
2. Executive Secretary
Sekretaris mempunyai tugas dan tangung jawab melaksanakan
perintah/tugas yang diberikan oleh pimpinan perusahaan, membantu pimpinan
Sekretaris juga akan bertugas untuk mencatat hasil rapat (notulen rapat) serta
menangani tamu-tamu yang datang dari dalam maupun luar negeri.
3. Operation Manager
Tugas-tugas:
a. Memimpin, mengkoordinasi dan mengorganisasi operasional pabrik yang
meliputi pengapalan, penimbunan, penerimaan dan pengeluaran minyak.
b. Memastikan bahwa semua kegiatan di departemen operasional
berlangsung dengan baik dan lancar.
c. Mengontrol pnyusutan minyak yang mungkin terjadi di kapal maupun di
tangki timbun.
d. Mengadakan koordinasi dengan tiap departemen untuk meningkatkan
produktivitas pekerjaan seoptimal mungkin.
4. HRD Manager
Tugas-tugas:
a. Bertanggung jawab dalam pengaturan karyawan dari sejak penerimaan
sampai karyawan tersebut mengundurkan diri.
b. Mengembangkan kemampuan karyawan melelui kegiatan training-
training, baik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan.
c. Memberikan perhatian yang khusus terhadap kesejahteraan karyawan
d. Mengelola, mengkoordinasi dan menyelenggarakan pelayanan umum dari
e. Memberikan instruksi untuk perwujudan kebersihan di dalam kantor dan
pengawasan dalam hal ini sekuriti di sekitar area perusahaan.
f. Memeriksa catatan kehadiran dan perhitungan lembur dari karyawan.
5. Production Manager
Tugas-tugas:
a. Membuat planning jalannya proses produksi dan materi kegiatan di
produksi.
b. Melakukan koordinasi dengan departemen terkait yang berhubungan
dengan kegiatan produksi.
c. Menangani seluruh masalah yang timbul di dalam maupaun di luar
produksi yang berhubungan dengan produksi.
6. Logistic Manager
Tugas-tugas:
a. Merencanakan dan melakukan pengawasan administrasi mulai dari bahan
baku, produk jadi, bahan penunjang dan spare parts.
b. Melakukan penyediaan, pemindahan dan pembagian untuk menunjang
segala aktivitas pabrik.
c. Melakukan koordinasi dengan departemen lain dalam kegiatan operasional
7. Engineering Manager
Tugas-tugas:
a. Mengarahkan dan mengontrol aktivitas maintenance, utilits, mesin dan
peralatan.
b. Menangani masalah yang timbul baik dalam pelaksanaan aktivitas
maintenance di lapangan maupun di workshop yang tidak dapat ditangani
oleh bawahan.
c. Kontrol persediaan/pembelian suku cadang dan penggunaannya.
d. Kontrol kondisi dan perlengkapan peralatan dan mesin-mesin
maintenance.
e. Merencanakan program training untuk menignkatkan sumber daya
manusia.
f. Koordinasi dengan departemen lain untuk antisipasi kerusakan, service,
repair dan modifikasi peralatan.
8. Quality Control Manager
Tugas-tugas:
a. Menentukan kelayakan dan spesifikasi dari suatu bahan baku, bahan
penolong yang akan dipakai dalam proses produksi.
b. Merencanakan dan menentukan suatu pengontrolan mutu baik bahan baku
maupun produk yang dihasilkan.
c. Menjamin dan merencanakan kelangsungan suatu proses produksi
d. Menetukan informasi atau data mengenai formula kepada pihak produksi
agar proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
2.4. Manajemen dan Peraturan Kerja 2.4.1. Manajemen
PT. Pacific Palmindo Industri menerapkan manajemen sesuai dengan
sertifikasi ISO, HACCP (sertifikasi keamanan makanan), RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil), Halal dan Kosher (layak dan boleh dikonsumsi atau dipakai dalam ajaran Yahudi, layaknya halal dalam Islam). Sertifikasi ISO yang
telah didapatkan oleh PT. Pacific Palmindo Industri adalah ISO 9001 tentang
sistem manajemen mutu, ISO 14001 tentang sistem manajemen lingkungan, PT.
Pacific Palmindo Industri juga mendapatkan Green Industry Award – Level 5
yang artinya perusahaan yang menerapkan sistem ramah lingkungan dalam proses
produksinya, efektif dan efisien dalam menggunakan bahan baku, energi, air dan
ramah lingkungan.
2.4.2. Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang digunakan pada PT. Pacific Palmindo Industri
KIM II-Medan adalah 225 orang. Perincian jumlah tenaga kerja tersebut dapat
Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Kerja PT. Pacific Palmindo Industri
Departemen Jumlah (Orang)
Secretary to GM 1
Management Representative 1
Quality Control 14
Production 29
Maintenance
Mechanic 19
Electrical/ Instrument 13
Utility
Belawan Operation 1
Costumer Coordinator 1
Maintenance 4
Security 15
Quality Control 4
Logistic 16
TOTAL 225
2.4.3. Jam Kerja
Jam kerja bagi karyawan PT Pasific Palmindo Industri KIM II-Medan
1. Waktu kerja pada bagian Administrasi
- Senin – Jumat : Jam Kerja 08.30 – 16.30 Waktu Kerja
: Jam 12.00 – 13.00 Waktu Istirahat
- Sabtu : Jam Kerja 08.30 – 13.30
2. Waktu kerja bagian Produksi
- Shift I : Jam 06.30 – 14.30
- Shift I : Jam 14.30 – 22.30
- Shift I : Jam 22.30 – 06.30
3. Waktu kerja bagian penimbangan
- Shift I : Jam 06.30 – 14.30
- Shift I : Jam 14.30 – 22.30
- Shift I : Jam 22.30 – 06.30
2.4.4. Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan pada PT Pacific Palmindo Industri KIM II-Medan
adalah sbb :
1. Upah diberikan sesuai dengan UMR yang berlaku.
2. Pemberian upah ditetapkan setelah melihat jam kerja, hari kerja, kerja
lembur, dan berdasarkan golongan.
3. Sistem pengupahan karyawan perusahaan dibagi atas :
b. Gaji tetap untuk karyawan harian
c. Gaji borongan untuk karyawan harian
4. Untuk pekerja lembur dibagi dalam dua golongan yaitu :
a. Golongan kerja yang levelnya dibawa level supervisor, akan
mendapat kompensasi kerja lembur sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
b. Golongan pekerja yang levelnya setara atau diatas supervisor tidak
akan memperoloh pembayaran uang lembur lagi karena sudah
termasuk didalam gaji pokok.
5. Perhitungan pembayaran gaji/ upah lembur adalah sebagai berikut :
a. Apabila kerja lembur pada hari biasa, maka untuk peraturannya
adalah sebesar 1,5 x upah/jam.
b. Untuk jam kerja yang dilakukan hari libur, maka peraturannya
adalah sebesar 2 x upah/jam.
Perusahaan disamping memberi gaji pokok dan upah lembur juga
memberikan uang makan, uang pongobatan dan asuransi tenaga kerja.
Tunjangan-tunjangan yang diterima karyawan adalah berupa Tunjangan-tunjangan hari raya, bonus
tahunan, dan tunjangan uang makan.
2.5. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
PT. Pacific Palmindo Industri telah melakukan instalisasi fasilitas
penunjang kesehatan dan keselamatan kerja karyawan seperti klinik dan sistem
peralatan kerja yang sesuai bagi karyawan untuk dipakai dalam lingkungan kerja
perusahaan. Peralatan yang menunjang kesehatan dan keselamatan kerja
karyawan antara lain :
1. Pelindung kepala (safety helmet), wajib digunakan bagi seluruh karyawan dan tamu yang akan memasuki area proses. Helmet
umumnya digunakan oleh karyawan bagian produksi, maintenance,
health safety and environment (HSE), dan utilitas.
2. Sepatu pengaman (safety shoes), wajib dikenakan oleh seluruh karyawan dan tamu yang memasuki area proses untuk melindungi kaki
dari bahaya benturan dan zat kimia.
3. Sarung tangan (hand gloves) dikenakan ketika menangani bahan kimia atau melakukan pekerjaan berbahaya, dapat berupa sarung tangan
rajut, karet, maupun jeans.
4. Pelindung pernafasan (respirator) untuk melindungi pernafasan dari debu (masker debu, umum dipakai karyawan yang bekerja di daerah
boiler batubara) maupun gas kimia berbahaya (masker gas, umum
dipakai analis atau karyawan yang melakukan perbaikan pada alat-alat
proses).
5. Pelindung mata (goggles)
6. Pelindung telinga (ear protection) dikenakan oleh karyawan atau tamu yang berada di area proses dengan tingkat kebisingan yang tinggi (>95
7. Pelindung wajah (face shield) untuk melindungi wajah dari cipratan bahan kimia.
8. Pelindung pengelasan (welding shield) bagi pekerja pengelasan
9. Breathing apparatus untuk membantu pernafasan jika akan melakukan pekerjaan di dalam tangki.
10. Apron atau protective suit (pakaian pelindung badan)
2.6. Produk Perusahaan
Produk utama dari PT. Pacific Palmindo Industri adalah RBDPO dan
RBD-OLEIN yang diperoleh dari pengolahan minyak Kelapa Sawit (CPO)
melalui proses refinery dan fraksinasi. PT. Pacific Palmindo Industri memiliki
produk samping berupa PFAD dan RBD-STEARIN.
2.6.1. Produk Utama
Daftar produk utama PT. Pacific Palmindo Industri dapat dilihat pada tabel
2.2. Produk RBDOLEIN digunakan sebagai minyak makan yang didstribusikan
ke PAMIN untuk diproses lebih lanjut menjadi minyak makan yang siap jual
Tabel 2.2 Produk Utama PT. Pacific Palmindo Industri Produk Golongan Iodine Value (IV)
OLEIN
IV 56
IV 57
IV 58
IV 59
IV 60
Sumber: PT Pacific Palmindo Industri
2.6.2. Produk Samping
Produk samping yang dihasilkan PT. Pacific Palmindo Industri yaitu
PFAD yang merupakan produk samping dari RBDPO dari proses refinery yang
nantinya akan didistribusikan ke PT. Musimas untuk diolah lebih lanjut menjadi
vitamin E dan sabun. RBD-STEARIN merupakan produk yang terbentuk dari
proses pengolahan RBDPO. Ketika RBDPO diproses melalui proses fraksinasi
maka akan terbentuk RBD-OLEIN (produk utama) dan juga RBD-STEARIN.
RBD-STEARIN akan didistribusikan ke PT. Oleochem & Soap Industri untuk
diolah lebih lanjut membentuk sabun.
2.7. Uraian Proses Produksi
Proses produksi adalah metode atau teknik untuk membuat suatu barang
atau jasa bertambah nilainya dengan menggunakan sumber tenaga kerja, mesin,
dilakukan terhadap bahan baku Crude Palm Oil
1.
dilaksanakan dalam proses utama,
yaitu:
Proses
2.
Refinery
Proses Fraksinasi
Pada tahap awal, bahan baku CPO ditimbun dalam tangki dalam stasiun
penerimaan dengan kapasitas 2000 ton per hari. CPO yang terdapat pada tangki
penimbunan mengalami perlakuan pemanasan yang dilakukan secara kontinu,
dimana temperatur CPO dipertahankan pada suhu 40 – 50oC
1.
dengan
menggunakan steam. Tujuan pemanasan ini adalah:
2.
Untuk mencegah terjadinya pembekuan CPO
3.
Memudahkan pemisahan CPO dengan kotoran dan air
Memudahkan proses kristalisasi pada tahap pemisahan olein dan stearin
Pada Gambar 2.3. dapat dilihat blok diagram dari proses produksi dari
Gambar 2.3 Skema Proses Produksi Pembuatan Minyak Goreng
2.7.1. Proses Refinery
Tujuan proses refinery adalah untuk memurnikan Crude Palm Oil (CPO) sehingga didapat kualitas Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO), yang melalui tahapan pre-treatment dan deodorisasi. Proses pre-treatment terdiri dari proses penghilangan gum dengan suhu 80oC (degumming) dengan cara penambahan asam phosfat (H3PO4 80%) untuk menghasilkan Degumming Palm Oil (DPO) dan kemudian dilakukan adsorptive bleaching pada suhu 100oC
(DBPO) dan membuang spenth earth yang berasal dari sisa bleaching earth. Sedangkan pada tahap deodorisasi meliputi proses pemisahan Free Fatty Acid
(FFA), penghilangan zat-zat penyebab bau dan pemecahan senyawa karoten
secara thermal dengan pemanasan 262oC . Proses pengolahan secara fisika berdasarkan proses dimana asam lemak di dalam CPO atau degummed oil
dipisahkan dengan cara destilasi. Hal ini berbeda dengan proses alkaline di mana
asam lemak (fatty acid) dan degummed oil dihasilkan dengan alkaline, lalu sabunnya dipisahkan.
2.7.1.1.Tahap Pre-treatment
Pre-treatment merupakan proses awal degumming CPO dengan asam phosfat dan mengadsorbsinya dengan menggunakan bleaching earth. Pada tahap ini CPO diolah menjadi Degumming Bleached Palm Oil (DBPO) melalui beberapa proses berikut ini.
1. Proses Degumming
Proses degumming bertujuan untuk menghilangkan getah (gum), warna, logam-logam misalnya Fe, Cu, dengan penambahan bahan kimia seperti asam
phosfat (H3PO4). Gum-gum harus diikat dari CPO agar rasa getir yang tidak disukai oleh konsumen pada olein dapat diperkecil dan dihilangkan. CPO yang akan dioleh terlebih dahulu mengalami pemanasan dengan mengalirkan CPO ke
pompa sentrifugal, sedangkan pada plate heat exchanger kedua, pemanasan dilakukan dengan menggunakan steam. Tujuan pemanasan ini adalah agar temperatur CPO dari tangki timbun dapat dinaikkan sebelum masuk ke dalam
mixer dan paddle mixer tank, dimana mixer akan menghomogenkan pencampurannya dengan asam phosfat yang konsentrasinya 80 – 85%. Suhu CPO
yang masuk ke dalam mixer berkisar 85 – 95oC . Penambahan asam phosfat ke dalam CPO dilakukan dengan kecepatan laju alir 0,05 – 0,075% dari umpan CPO
yang masuk dengan waktu tinggal sekitar 15 – 30 menit, sebelum dimasukkan ke
dalam bleacher.
2. Tahap Bleaching
Tahap bleaching dimulai dengan pengumpulan gum-gum pada CPO dengan penambahan asam phosfat pekat serta bleaching earth sebagai penyerapnya. CPO yang sudah mengalami proses degumming dari paddle mixer tank dialirkan ke tangki bleacher. Kemudian bleaching earth dimasukkan ke dalam bleacher dengan kecepatan laju alir 0,6 – 1,5% dari laju umpan CPO yang masuk. Umpan bleaching earth tergantung pada kualitas minyak dan kualitas produk minyak yang diinginkan. Suhu di dalam tangki dinaikkan dengan sparging
BPO yang terbentuk kemudian dialirkan ke dalam buffer tank dimana pada tangki ini terjadi pemisahan antara BPO yang terbentuk dengan impurities yang ada di dalamnya. Proses pemisahan dengan cara mengalirkan sparging steam
(0,4– 2 bar) yang berasal dari bleacher, dengan demikian impurities yang terbawa dengan uap akan dihisap oleh steam jet vacuum system. Setelah proses ini BPO dipompakan dengan pompa sentrifugal menuju tangki niagara filter Press.
3. Tahap Filtrasi
Sebelum BPO dialirkan ke Niagara Filter untuk disaring, tangki terlebih dahulu divakumkan. Jika vacum pressure niagara filter rendah maka Niagara filter sudah siap dioperasikan. Lalu terjadi proses filling (fill filter) dimana BPO dari pompa sentrifugal dialirkan ke Niagara Filter Press melalui katup masukan. Jika level aliran high niagara filter menunjukkan alarm tinggi maka BPO mengalami tahap blackrun, di mana ukuran lubang filter akan mengecil dan BPO yang mengandung bleaching earth dilewatkan. Jika BPO yang keluar telah jernih (tidak mengandung butiran spent earth atau kotoran lain) maka dilanjutkan ke tahap filtrasi dimana pada tahap ini udara dikompressikan ke tangki niagara filter press melalui katup masing-masing. Disini udara akan menekan BPO pada saat melewati permukaan filter sehingga akan lolos ke sisi-sisi dari filter dan masuk
menuju saluran-saluran minyak pada sisi filter yang kemudian mengalir ke bawah.
Sedangkan impurities akan tetap menempel di filter. Jika waktu setting filtrasi
telah selesai, maka akan dilanjutkan pada tahap pengosongan niagara filter press.
maka secara otomatis BPO akan dialirkan ke dalam buffer tank atau dialirkan
keluar dari niagara filter press menuju press cyclone, yang kemudian dialirkan ke
slop oil tank, lalu dialirkan lagi ke bleacher. Tahap ini disebut tahap sirkulasi. Pada tahap pengosongan niagara filter, DBPO dialirkan keluar melalui
katup menuju tangki deodorator untuk proses deodorisasi. Setelah tahap
pengosongan selesai dan alarm menunjukkan low maka dilanjutkan ke tahap
pengeringan (cake drying) dimana pada tahap ini perlu diperhatikan steam yang keluar, jika pada sight glass terlihat tidak ada lagi DBPO yang terikut dengan
steam maka dilanjutkan ke tahap post emptying dimana pada tahap ini dilakukan maksimum tiga menit dan dilanjutkan ke tahap ventilasi yaitu pengeluaran udara.
Jika tekanan menunjukkan low maka akan dilanjutkan ke tahap cake discharge
sehingga spent earth terbuang ke dalam penampungan spent earth.
2.7.1.2.Proses Deodorisasi
Sesudah DBPO dipisahkan atau difiltrasi pada tangki polishing filter dan
dialirkan ke tangki deodorator, maka minyak DBPO dibebaskan dari gas
(deaderasi) pada kondisi vakum. Setelah proses ini, DBPO di panaskan pada plate heat exchanger dengan menggunakan steam sampai temperatur 240 – 270o
Pada pemanasan ini suhu minyak BPO harus benar-benar diperhatikan
supaya terhindar dari penguapan minyak netral, tocopherol yang lebih banyakdan mungkin dari terjadinya isomerisasi serta reaksi thermokimia yang tidak diinginkan. Setelah minyak DBPO yang dipanaskan mencapai temperatur yang
diinginkan, minyak dimasukkan ke dalam tangki vacuum dryer, dimana pada tangki ini terjadi penguapan cairan dan zat-zat yang mudah menguap. Uap yang
dihasilkan dihisap oleh steam jet vacuum system.
Dari vacuum dryer DBPO dialirkan ke dalam shell and tube heat exchanger, dimana steam yang ada pada heat exchanger ini berasal dari HP Boiler dan kondensat yang dihasilkan, diproses kembali ke dalam HP Boiler dan
pemanasan sampai temperatur 271oC dan tekanan 1,7 – 4,4 torr. Setelah proses pemanasan ini minyak DBPO dialirkan ke dalam flash cyclone dan dilanjutkan ke dalam prestripper. Pada prestripper DBPO yang dimasukkan mengalami proses penguapan kembali, di mana yang diuapkan adalah asam lemak bebas dan
senyawa-senyawa penyebab bau yang lebih mudah menguap serta produk
oksidasi, seperti aldehid dan keton yang masih ada dalam DBPO. Bila senyawa di
atas tidak diuapkan maka akan timbul bau yang tidak sedap dan rasa tidak enak
pada minyak. Uap dari DBPO di dalam presstripper didinginkan dengan menggunakan kondensat yang telah didinginkan pada plate heat exchanger. Kondensat yang terbentuk kemudian dialirkan ke dalam fatty acid tank dan secara otomatis katup akan terbuka jika tangki tersebut telah mencapai level alarm high.
Kemudian DBPO dialirkan ke tangki deodorizer. Pada tangki ini DBPO kembali diuapkan dengan pemanasan steam. Prinsip kerja deodorizer sama dengan prinsip kerja yang ada pada destilasi bertingkat, yaitu memisahkan senyawa yang ada di
dalam DBPO dengan menggunakan perbedaan titik didih dan uapnya diserap oleh
Setelah pemisahan terjadi maka hasil proses deodorisasi ini disebut
Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO). RBDPO ini dialirkan ke dalam
plate heat exchanger untuk didinginkan dengan menggunakan CPO yang berasal dari tangki penimbunan. RBDPO ini kemudian dialirkan ke buffer tank yang berfungsi sebagai tempat penampungan hasil refinery sebelum dilakukan proses
fraksinasi.
2.7.2. Proses Fraksinasi
Proses fraksinasi dilakukan dengan dry fractionation. Proses fraksinasi
kering adalah untuk memisahkan minyak sawit menjadi dua fraksi, yaitu palm oil
(fraksi cair) dan palm stearin (fraksi padat). Fraksi stearin mempunyai titik beku yang lebih besar dibanding dengan titik beku olein. Trigliserida yang ada dalam
fraksi stearin terutama terdiri dari komponen asam lemak jenuh, sedangkan fraksi
olein terutama terdiri dari trigliserida dengan komponen-komponen tak jenuh. Pada temperatur rendah (20o
Fraksinasi dapat dilakukan secara double fractionation olein dan double fractionation stearin. Double fractionation olein dilakukan untuk mendapatkan kualitas olein super dengan cara mengolah kembali RBDPO yang diperoleh dari proses fraksinasi. Kualitas utama yang diharapkan dari proses ini adalah parameter IV = 59 – 63, Cloud Point (CP) = 7 max. Sedangkan double
C) stearin berada pada fasa padat, sedangkan olein
tetap dalam fasa cair. Dengan demikian dapat dengan mudah dilakukan
fractionation stearin adalah untuk mendapatkan kualitas soft stearin, dimana dilakukan fraksinasi ulang. Kualitas soft stearin yang diinginkan adalah parameter IV = 40 – 49. Tahapan proses fraksinasi ini adalah sebagai berikut:
1. Kristalisasi
Tujuan kristalisasi adalah untuk menjadikan fraksi stearin mengkristal akibat pendinginan pada suhu 20 0C , dengan menggunakan tangki kristaliser. Proses yang dialami RBDPO sampai terbentuknya kristal stearin dapat dijelaskan berikut ini.
Minyak sawit RBDPO dari tangki penyimpanan (buffer tank) dipompakan menuju pemanas heat exchanger. Hal ini dilakukan agar RBDPO tetap dalam keadaan fase cair, dimana suhunya sekitar 50 – 55oC . Pemanas yang digunakan adalah steam dengan tekanan 1,5 – 2,5 bar. Kemudian RBDPO dialirkan ke tangki kristalizer melalui katup. Pada saat filling RBDPO ke kristalizer, agitator di dalam kristalizer harus beroperasi dengan baik. Di dalam kristalizer temperatur RBDPO
digunakan untuk pendinginan minyak lanjutan setelah didinginkan dengan air
biasa dengan suhu 25 – 35o
Selama di tangki kristalizer terjadi proses pendinginan selama 275 menit,
dan selama proses ini Refined Palm Oil (RPO) diaduk dengan pengaduk yang dilengkapi dengan scrapper pada ujung lengannya. Kecepatan pengadukan akan berubah pada tahap pendinginan untuk membantu pembentukan kristal yang
sesuai untuk disaring oleh membran filter pada saat yang ditentukan. Pengadukan bertujuan untuk mencegah pembekuan RPO, pemerataan suhu dan pemerataan
penyebaran kristal. Scrapper pada ujung lengan pengaduk berfungsi untuk mencegah akumulasi kristal stearin pada dinding tangki. Pada saat program pendinginan berakhir dan kristal minyak yang sesuai diperoleh, proses
penyaringan dapat dimulai. Setelah semua isi tangki kristalizer benar-benar
kosong pada saat filtrasi, secara otomatis minyak akan mengisi dan memulai kembali untuk tahap pendinginan pada tahap filtrasi berikutnya.
C.
2. Pemisahan Fraksi Olein Dari Kristal Stearin
Proses penyaringan olein dari kristal stearin diawali dengan memasukkan minyak ke dalam membran filter press, dimana minyak RBDPO dari kristalizer dipompakan ke dalam membran filter press. Setelah proses filling selesai, dilanjutkan dengan proses squeezing. Pada proses ini membran filter press saling merapat dan udara dikompressikan sehingga akan terjadi penekanan yang
diantara membran-membran filter press. Setelah proses ini angin akan ditiupkan untuk memisahkan sisa-sisa RBDPO yang masih ada dalam bentuk kristal dan
dilanjutkan dengan proses blow melalui inflate yang dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa olein yang ada dalam membran filter press. Setelah proses ini selesai, angin diserap kembali sehingga membran-membran filter press
akan terbuka dan stearin berupa lempengan akan jatuh ke bak penampungan yang
dilengkapi dengan blade beraliran listrik sehingga mencair dan dapat dialirkan ke
tangki stearin.
Apabila proses filtrasi mengalami gangguan, misalnya penyumbatan poripori membran filter press, maka akan dialirkan filtrat dan wash oil melalui katup ke alat membran filter press untuk melepaskan stearin jenuh yang melekat.
Washing filter press dilakukan untuk mencuci dan membersihkan filter press yang sudah beberapa kali digunakan untuk mencairkan stearin yang melekat pada filter cloth. Washing filter press dilakukan dengan cara menggunakan olein washing
pada temperatur 65 – 75oC dengan membuka steam masuk ke coil. Tahap pertama dari proses produksi dimulai dengan refining. CPO yang dipompakan ke tangki