i
STUDI KUALITAS BIOLOGI SUSU HASIL PEMERAHAN DIDESA BOCEK KECAMATAN KARANGPLOSO
(Kajian Terhadap Studi Hygenitas Pemerahan dan Sanitasi Kandang Serta Pemanfaatan Sebagai Sumber Belajar Biologi)
SKRIPSI
Oleh:
DHENIK SAFITRI 201210070311094
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ii
STUDI KUALITAS BIOLOGI SUSU HASIL PEMERAHAN DIDESA BOCEK KECAMATAN KARANGPLOSO
(Kajian Terhadap Studi Hygenitas Pemerahan dan Sanitasi Kandang Serta Pemanfaatan Sebagai Sumber Belajar Biologi)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Oleh:
DHENIK SAFITRI 201210070311094
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Dengan Penuh Rasa Sukur Saya Persembahkan Karya ini Kepada:
1. Ayahhanda Jaenuri dan Ibunda Mamik Asmawati atas motifasi, dukungan, doa dan kasih sayang yang tak terhingga dan tiada batasnya, dan untuk adik saya Silvia maharani yang selalu membuat saya tertawa dan saya bahagia mempunya adek yang sangat saya sayangi.
2. Untuk sahat-sahabatku Marina Nur Fitria, Denis, Fatim, Atminnisak, el, sofi, mia atas motifasi dan kebersamaan yang indah selama ini.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya-Nya kepada penulis, sehingga atas ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul “STUDI KUALITAS BIOLOGI SUSU HASIL PEMERAHAN DIDESA BOCEK KECAMATAN KARANGPLOSO (Kajian Terhadap Studi Hygenitas Pemerahan dan Sanitasi Kandan Serta Pemanfaatan Sebagai Sumber Belajar Biologi)
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan, informasi, bimbingan, dan juga doa yang sangat berharga bagi penulis. Sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
2. Dr. Yuni Pantiwati, MM. M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan segenap Bapak dan Ibu Dosen Prodi Pendidikan biologi Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Dr. Iin Hindun, M.Kes selaku Dosen Pembimbing 1 dan Dra. Roimil Latifa, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang penuh kesabaran telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik .
4. Terimakasih untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
viii
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... iii
LEMBAR PENYATAAN ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
2.7 Cara Penanganan Kontaminasi Pada Susu ... 20
2.8 Perilaku Pemerahan ... 21
2.8.1 Kebersihan Alat yang digunakan ... 21
2.8.2 Proses Pemerahan Susu ... 23
2.9 Sanitasi Kandang ... 24
2.10 Kerangka Berfikir ... 26
2.11 Sumber Belajar ... 28
2.11.1 Sumber Belajar Biologi ... 28
2.11.2 Jenis Sumber Belajar ... 29
2.11.3 Syarat Kelayakan Menjadikan Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar ... 30
2.11.4 Tinjauan Tentang Buku Petunjuk Praktikum ... 31
BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 34
xi
3.4.1 Variabel Penelitian ... 35
3.4.2 Definisi Operasional Variabel ... 35
3.5 Prosedur Penelitian ... 36
3.5.1 Tahap Persiapan ... 36
3.5.1.1 Alat dan Bahan ... 36
3.5.1.2 Sterilisasi Alat dan Bahan ... 37
3.5.1.3 Perhitungan Pembuatan Nutrien Agar ... 37
3.5.2 Tahap Pelaksanaan ... 41
3.6 Metode Pengumpulan Data ... 44
3.6.1 Lembar Observasi ... 45
3.6.2 Data Uji Laboratorium ... 45
3.7 Analisis Data ... 46
3.8 Langkah-langkah Penyusunan Buku Petunjuk Praktikum .. 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 49
4.1 Hasil Penelitian ... 49
4.1.1 Hasil Penelitian Total Koloni Bakteri Pada Susu ... 49
4.1.2 Total Koloni Bakteri Pada Susu Segar ... 49
4.2 Perilaku Peternak Sapi Perah Terhadap Higinitas Pemerahan dan Sanitasi Kandang Peternak Sapi Perah ... 51
4.3 Uji Korelasi ... 51
4.3.1 Tabel Korelasi Higinitas Pemerahan Terhadap Jumlah Mikroba dalam Susu ... 52
4.3.2 Tabel Korelasi Sanitasi Kandang Terhadap Jumlah Mikroba dalam Susu ... 53
4.4 Pembahasan ... 54
4.4.1 Perilaku Pemeliharaan Sapi Perah di Desa Bocek ... 54 4.4.2 Perilaku Peternak Sapi Perah Terhadap Higinitas Pemerahan dan Sanitasi Kandang ... 55 4.4.3 Perilaku Peternak Sapi Perah Terhadap Sanitasi Kandang ... 56 4.5 Korelasi Jumlah Mikroba dalam Susu Segar dilihat dari Perilaku Peternak Sapi ... 56
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Standart Cemaran Bakteri Susu Sapi...18
4.1 Uji Cemaran Mikroba Pada Susu Sapi Menggunakan TPC...49
4.2.1 Tingkat Hygenitas Pemerahan di Peternakan Sapi Perah Di Desa Bocek...51
4.2.2 Tingkat Sanitasi Kandang Di Peternak Sapi Perah Di Desa Bocek...51
4.3.1 Korelasi Hygenitas Pemerahan Terhadap Jumlah Mikroba Dalam Susu...52
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv LAMPIRAN Lampiran
1. Lembar Observasi Hygenitas Pemerahan dan Sanitasi Kandang...68
2. Hasil Observasi di peternak Sapi perah ...104
3. Langkah Kerja Pengamatan... 107
4. Hasil Pengamatan...110
64
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, Dwi, Masdiana Ch, Dkk, . 2013. Kajian Kualitas Mikrobiologis (Total
Plate Count (Tpc), Enterobacteriaceae Dan Staphylococcus Aureus) Susu
Sapi Segar Di Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo. Microbiological
Qualities (TPC, Enterobacteriaceae, Staphylococcus Aureus) Of Fresh Milk
From Subdistrict Krucil Probolinggo. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Hasil
Ternak Vol. 8, No. 1.
Chotiah, Siti. 2010. Beberapa Bakteri Patogen Yang Mungkin Dapat Ditemukan
Pada Susu Sapi Dan Pencegahannya. (The Pathogenic Bacteria Which
Probable To Be Found In Cow Milk And Its Prevention)., Bogor Semiloka
Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas, Balai
Besar Penelitian Veteriner.
D, Suhendra, & G. T. Anggiati2, dkk. 2010. Tampilan kualitas susu sapi perah
akibat imbangan konsentrat dan hijauan yang berbeda. Fakultas Peternakan dan
Pertanian Universitas Diponegoro. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (1): 42 - 46
Grahatika, Rio. 2009. Identifikasi Dan Pemeriksaan Jumlah Total Bakteri Pada
Susu Sapi Di Kabupaten Karanganyar.Skrispsi Sarjana Kesehatan Farmasi.
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Herawati1, Heny dan Utomo B. Pengolahan Susu Di Tingkat Poktan Dan Gapoktan
(Studi Kasus Prima Tani Di Desa Kembang, Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali) (Milk Processing Unit at Farmers Group and Farmers Group
Alliance (Farming Prime Case Study in The Kembang Village, Ampel Sub
District, Boyolali District). Seminar Nasional Teknologi Peternakan.
65
Kusumaningsih, Anni Dan Ariyanti ,Tati. 2013. Cemaran Bakteri Patogenik Pada
Susu Sapi Segar Dan Resistensinya Terhadap Antibiotika [Pathogenic Bacteria
Contamination In Fresh Dairy Milk And Its Resistance To Antibiotic]. Berita
Biologi 12(1).
Melina, Fitria. 2014. Perbedaan Media Pembelajaran (Leaflet Dan Video) Terhadap
Keterampilan Sadari Ditinjau Dari Motivasi. Jurnal kesehatan samudra ilmu
Vol.05 No.02. Pascasarjana UNS Surakarta
Nur, Aprisal. 2015. Daya Tahan Hidup Listeria Sp. Pada Susu Sapi Segar Yang
Dipasteurisasilow Temperaturelong Time (Ltlt). Sekripsi Sarjana Peternakan
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar.
Nurcahyo Heru 2007. Model Pengembangan Kompetensi Mahasiswa Calon Guru
Dalam Mengajar Bioteknologi Dengan Mengoptimalkan Pemanfaatan Media
Pembelajaranberbasis Komputer. Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY.
Nurhadi , Muflich .2010. Dimensi Sosiologis Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas
Susu Sapi Perah (Studi Kasus Di Kud Jatinom, Kabupaten Klaten). Sosiologi
Fisip Universitas Sebelas Maret Surakarta.
N. Yuliati , Farida., & Malaka R., dkk. 2011. Kualitas Fisik Susu Segar Kaitannya
Antara Sanitasi, Higiene Dan Adanya Kontaminasi Listeria Monocytogenes
Pada Peternakan Rakyat Di Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar
Prastowo,Andi.2015.Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press :
66
Prihutomo , Soni, & Etza Setiani , Bhakti Dkk. 2010. Screening Sumber Cemaran
Bakteri Pada Kegiatan Pemerahan Susu Di Peternakan Sapi Perah Rakyat
Kabupaten Semarang. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 25. Fakultas Peternakan
Dan Pertanian, Universitas Diponegoro Kampus Undip Tembalang Semarang
Sri Handayani , Kusuma Dan Maya, Purwanti. 2010. Kesehatan Ambing Dan
Higiene Pemerahan Di Peternakan Sapi Perah Desa Pasir Buncir Kecamatan
Caringin. Pengajar Jurusan Penyuluhan Peternakan, STPP Bogor
Sudjana, MA. 2005. Metoda Statistika. Penerbit: Erlangga. Bandung
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan
R&D (Cetakan ke 10).Bandung: Penerbit Alfabeta
Sulistyowati, Yulias. 2009. Pemeriksaan Mikrobiologik Susu Sapi Murni Dari Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali. Skripsi Sarjana Kesehatan Farmasi
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sutrisno.2013.Efektifitas Leaflet Sebagai MediaSosialisasi Pelayanan Pada Badan
Perijinan Trepadu Dan Penanaman Modal BPTPM Kabupaten Sragen: Jawa
Tengah.
TIM Pengembangan ilmu pendidikan FIP UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan
Bagian II. Bandung. Impherial Bhakti
Usmiati , Sri & Abubakar. 2009. Teknologi Pengolahan Susu. Balai Besar
Penelitian Dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Bogor.
Yusuf , Akhmad. 2011. Tingkat Kontaminasi Escherichia Coli Pada Susu Segar Di
Kawasan Gunung Perak, Kabupaten Sinjai. Skripsi Sarjana Peternakan.
Program Studi Produksi Ternak Jurusan Produksi Ternak Fakultas Peternakan
67
Wijiastutik , Dewik. 2012. Hubungan Higiene Dan Sanitasi Pemerahan Susu Sapi
Dengan Total Plate Count Pada Susu Sapi Di Peternakan Sapi Perah Desa
Manggis Kabupaten Boyolali. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1,
Nomor 2.
Yuny ,Isnaeny ,Fatma. 2009. Total Bakteri Dan Bakteri Coliform Pada Susu Segar
Dan Susu Pasteurisasi Hasil Peternakan Sapi Perah. Skripsi, Program Studi
1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Susu merupakan bahan pangan yang memiliki nilai gizi tinggi karena
mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap antara lain lemak, protein, laktosa,
vitamin, mineral, dan enzim. Menurut Badan Standart Nasional (2000).
menyatakan bahwa Susu segar merupakan cairan bernutrisi yang berasal dari
ambing sapi yang sehat dan bersih, yang diperoleh dengan cara pemerahan yang
benar, yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambahakan sesuatu apapun
dan belum mendapat perlakuan apapun kecuali pendinginan. Selain itu susu
merupakan komponen pelengkap kebutuhan gizi masyarakat (Murdiati dalam Siti
Khodijah, 2010).
Standar kualitas air susu sapi segar merupakan rincian persyaratan yang
mencakup kriteria 1) Inderawi, antara lain: bau, rasa, kenampakan warna; 2)
Fisikawi, yaitu bentuk, ukuran, kotoran; 3) Kimiawi, antara lain: pH, kadar nutrisi
atau senyawa kimia dan 4) Mikrobiawi antara lain: jumlah bakteri, kapang atau
jamur Kriteria ini sebagai acuan untuk menjaga keamanan dan konsistensi mutu air
susu sapi segar (Cahyono, Dwi, Masdiana Ch, dkk, 2013).
Data yang dihimpun direktorat jendral peternakan (2006) menyatakan
bahwa angka kebutuhan tiap masyarakat akan susu di Indonesia rata-rata yaitu 1,8
gram/kapita dalam sehari, sehingga dapat diasusmsikan kebutuhan nasional akan
susu sebesar 4 - 4,5 juta liter/hari. Akan tetapi kebutuhan tersebut tidak dapat
dipenuhi secara keseluruhan, pemerintah hanya dapat menyediakan sekitar 1,2 juta
2
Berdasarkan data tersebut banyak faktor yang memperngaruhi kurangnya
pemenuhan kebutuhan susu yang tidak di imbangi dengan kualitas susu yang baik.
faktor yang mempengaruhi kualitas susu dapat dilihat dari faktor internal
(kesehatan sapi, bangsa sapi, genetik, umur sapi, faktor lama laktasi, faktor siklus
exstrus). dan faktor eksternal, faktor eksternal meliputi hygenitas pemerahan dan
sanitasi kandang. dimana hygenitas Pemerahan meliputi kebersihan alat-alat
pemerahan dan kebersihan pemerah,sanitasi kandang meliputi kebersihan tempat
pakan dan minum sapi, kebersihan aliran pembuangan kotoran sapi.
Menurut Rahayu (2009) Menyatakan Bahwa Faktor kebersihan dalam
proses pemerahan susu merupakan faktor utama yang harus diperhatikan agar
tidak terjadi kontaminasi. hal ini banyak faktor yang menyebabkan kontaminasi
pada susu yaitu kurang bersihnya ambing sapi, kurang bersihnya tangan pemerah
(mencuci tangan, menggunakan sarung tangan) alat-alat yang digunakan dalam
proses pemerahan kurang bersih yang dapat menyebabkan kualitas susu menurun.
Sanitasi kandang ternak meliputi pembersihan bahan pencemar pada
lingkungan kandang ternak dan penggunaan desinfektan untuk membunuh kuman
dan bakteri. Hal ini dikarenakan menurut Heny Herawati, (2011) menyatakan
bahwa susu memiliki sifat yang menyerap bau disekitarnya, sehingga
pembersihan bahan pencemar seperti kotoran ternak harus secara teratur dilakukan
agar tercipta lingkungan kandang ternak yang bersih. Pembersihan lingkungan
kandang ternak dapat meliputi pembersihan lantai, tempat pakan dan minum, serta
pembersihan terhadap bulu ambing yang panjang. Pembersihan tersebut dapat
dilakukan minimal dua kali sehari dengan menggunakan air berdesinfektan. hal
3
kontaminan yang harus diminimalisir tersebut merupakan kelompok dari bakteri
koliform yang dapat bekembang biak pada susu yang memiliki kualitas yang
buruk.
Menurut Widodo 2003 menyatakan bahwa berbagai mikrobia tumbuh dan
berkembang dengan baik pada susu segar. Dua kelompok utama mikrobia tersebut
adalah bakteri dan fungi. Bakteri merupakan mikrobia bersel satu dengan ukuran
0,4-1,5 μm dan mempunyai berbagai macam bentuk mulai berbentuk bulat,
panjang dan spiral Kelompok bakteri yang sering mengkontaminasi pangan
termasuk susu meliputi Pseudomonodaceae, Bacillaceae, Enterobacteriaceae,
Lactobacillaceae dan Sreptococcaceae, serta Micrococcaceae.
Sehingga terdapat Standart Nasional Indonesia yang dikeluarkan pada
tahun 2000 mengenai batas maksimum mikroba kontaminan yang terkandung
dalam susu segar dan susu pasteurisasi. Adapaun batas maksimum dari mikroba
kontaminan tersebut yaitu untuk jumlah bakteri total pada susu segar 1 x 106 dan
untuk susu pasteurisasi <3 x 104. Untuk koliform pada susu segar 2 x 101
MPN/gram dan untuk koliform pada susu pasteurisasi <0,1 x 101 MPN/gram.
Sehingga diperlukan upaya dalam hygenitas dan sanitasi lingkungan ternak dalam
meminimalisis pencemaran bakteri koliform pada susu.
Berdasarkan data dari BAPEL KESMAVET Boyolali tahun 2012 hasil
pengujian dari 4 sampel susu sapi di Semarang dengan parameter uji
mikrobiologis, 2 sampel diantaranya melebihi batas maksimum cemaran mikroba
yaitu sampel pertama dengan nilai TPC 6.7x107 CFU/ml, serta Coliform dengan
jumlah 2,4x102 MPN/ml, sampel kedua dengan nilai TPC 5.3x106CFU/ml serta
4
menurut SNI untuk TPC 1,0x106CFU/ml dan Coliform 2,0x101 MPN/ml. Semakin
besar jumlah kuman maka semakin rendah atau buruk kualitas susunya.
Desa Bocek merupakan salah satu desa yang sebagain besar masarakatnya
adalah peternak sapi perah, Berdasarkan hasil surve yang telah dilkukan terdapat
10 peternak sapi perah, dimana didesa tersebut peternak sapi perah sebagian besar
memiliki kandang yang sanitasi dan hygenitasnya kurang baik pemerahnya
sebagian besar tidak menggunakan sarung tangan pada saat memerah susudan
alat-alat yang digunakan dalam pemerahan kurang bersih. hal ini akan
berpengaruh pada kualitas susu sapi. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik
untuk meneliti “Studi kualitas susu hasil pemerahan oleh pemerah di desa Bocek”.
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi tambahan yaitu berupa
sumber belajar bagi calon guru. diharapkan lebih memahami tentang Studi
kualitas susu hasil pemerahan di desa Bocek Kecamatan Karangploso (kajian
terhadap studi hygenitas pemerahan dan sanitasi kandang serta pemanfaatan
sebagai sumber belajar biologi). Sumber belajar biologi di SMA kelas X semester
1 pada materi koloni bakteri dan penanaman bakteri berupa buku petunjuk
praktikum.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah prilaku peternak sapi perah terhadap hygenitas pemerahan
5
2. Adakah korelasi jumlah mikroba dalam susu segar jika dilihat dari
perilaku peternak sapi perah terhadap hygenitas pemerahan dan sanitasi
kandang di desa Bocek Karangploso?
3. Bagaimana hasil penelitian tentang studi kualitas biologi susu hasil
pemerahan didesa bocek kecamatan karangploso (kajian terhadap studi
hygenitas pemerahan dan sanitasi kandang serta pemanfaatan sebagai
sumber belajar biologi berupa buku petunjuk praktikum?
1.3Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perilaku peternak sapi perah terhadap hygenitas pemerahan
dan sanitasi kandang di desa Bocek Karangploso
2. Mengetahui korelasi jumlah mikroba dalam susu segar jika dilihat dari
perilaku peternak sapi perah terhadap hygenitas pemerahan dan sanitasi
kandang
3. Untuk mengetahui hasil penelitian tentang studi kualitas biologi susu hasil
pemerahan didesa bocek kecamatan karangploso (kajian terhadap studi
hygenitas pemerahan dan sanitasi kandang serta pemanfaatan sebagai
sumber belajar biologi berupa buku petunjuk praktikum)
1.4Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mencapai beberapa manfaat diantaranya:
1.Secara Teoritis
Memberikan pengetahuan bahwa susu yang berkualitas baik tidak tercemar
oleh bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit pada tubuh yang
mengkonsumsi. susu yang tercemar oleh bakteri dapat di sebabkan oleh
6
penyimpanan susu yang tidak sesuai dengan standart penyimpanan susu
segar.
2. Praktis
a. Bagi Peternak Sapi
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peternak sebagai informasi
dan pertimbangan tentang pengaruh higienitas dan sanitasi kandang sapi
terhadap kualitas susu di peternakan sapi perah di KUD KarangPloso.
b. Bagi Instansi Terkait sebagai bahan masukan dalam upaya peningkatan
dan pengawasan kualitas air susu sapi segar sehingaa kualitas susu tetap
terjaga dan terhindar dari bakteri yang membuat susu menjadi kurang
berkualitas.
c. Bagi Peneliti lain
Dapat dijadikan sebagai referensi tambahan dan data dasar bagi penelitian
sejenis dalam pengawasan kualitas susu sapi segar.
1.5 Batasan Penelitian
1. Hygenitas pemerahan dan sanitasi lingkungan kandang yang dibahas
adalah pada kebersihan alat pemerahan dan kebersihan lingkungan
kandang.
2. Kualitas Biologi merupakan hubungan sifat-sifat susu yang mencerminkan
kandungan bateri yang ada didalamnya yang berdampak pada tingkat
penerimaan susu tersebut oleh konsumen.
3. Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat pencemaran pada susu
menggunakan jumlah total mikroba yang ditemukan dalam susu setelah
7
4. Kandang sapi yang digunakan sebagai tempat penelitian yang terdapat di
sekitar KUD KarangPloso desa Bocek.
5. Penelitian ini dilakukan di KUD karanglposo di desa Bocek Malang.
6. Subyek yang diteliti hygenitas pemerahan dan sanitasi kandang dan untuk
objeknya penelitian ini adalah susu sapi segar yang ada di KUD
Karangploso.
1.6 Definisi Istilah
1. Jumlah koloni bakteri adalah sekumpulan dari bakteri-bakteri yang sejenis
yang mengelompok menjadi satu dan membentuk suatu koloni-koloni
(Fardiaz, 1993) dalam penelitian ini jumlah koloni bakteri dihitung
menggunakan uji TPC ( Total Plate Acount)
2. Sanitasi adalah Suatu kegiatan yang meliputi kebersihan kandang dan
lingkunganya sehingga ternak terjamin kebersihan dan kesehatanya
(Ernawati,2005)
3. Kandang adalah bangunan sebagai tempat tinggal ternak, yang ditujukan
untuk melindungi ternak terhadap gangguan dari luar yang merugikan
misalnya: Terik matahari, hujan, angin, gangguan binatang buas,serta
memudahkan dalam pengelolaan (Ernawati,2005).
4. Hygenitas adalah suatu usaha menjaga kebersihan alat yang akan
digunakan dalam pemerahan susu sapi dimulai dari kebersiahan diri
sendiri dan kebersihan alat dan tempat penyimpanan susu yang akan
digunakan (Ernawati,2005).
5. Desa Bocek terletak di Kecamatan Karangploso Kabupaten wilâyah
8
6. KUD KarangPloso adalah suatu koperasi serba usaha yang beranggotakan
penduduk desa dan berlokasi didaerah pedesaan, daerah kerjanya biasanya
mencangkup satu wilayah kecamatan.
7. Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa
data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik
dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga
mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai