1 1.1 Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia. Bahkan di Indonesia TB Paru adalah pembunuh nomor satu diantara penyakit menular dan merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernafasan akut pada seluruh kalangan usia. Tuberkulosis masih menjadi penyebab utama dari morbiditas dan mortalitas pada semua umur terutama di negara berkembang (Octaria, 2013).Tuberkulosis adalah suatu penyakit granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.Penyakit ini biasanya mengenai paru, tetapi mungkin menyerang semua organ atau jaringan di tubuh.Biasanya granuloma tubercular mengalami nekrosis perkijauan (Robbins, 2007).
karena perilaku tersebut dapat mengakibatkan terjadinya gangguan fisik, gangguan jiwa, gangguan tumbuh kembang anak, menurunnya produktivitas keluarga dan akhirnya terjadi gangguan ekonomi, sedangkan dampak yang terburuk dapat mengakibatkan kematian.(Manalu, 2010).
Tuberkulosis hingga saat ini merupakan masalah kesehatan yang utama di dunia dan belum ada satu negarapun yang bebas dari tuberkulosis.Di negara maju sekalipun, yang pada mulanya kejadian tuberkulosis telah menurun, belakangan ini naik kembali sehingga tuberkulosis disebut salah satu Reemerging Disease(Kumboyono,2011).Di Indonesia, TB Paru merupakan masalah yang harus ditanggulangi oleh pemerintah. Indonesia berada pada peringkat ke 5 dunia penderita TB Paruterbanyak setelah India, Cina, Afrika Selatan, dan Nigeria. World Health Organization (WHO) melaporkan adanya 3 juta kematian akibat TB paru setiap tahun dan diperkirakan 5000 orang setiap harinya.Tiap tahun ada 9 juta penderita TB paru baru dari 25% kasus kematian dankesakitan. Masyarakat yang menderita TB paru adalah orang-orang pada usia produktif yaitu dari 15 sampai 54 tahun.Prevalensi TB paru 20% lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan, tiga kali lebih tinggi dipedesaan dibandingkan perkotaan dan empat kali lebih tinggi pada pendidikan rendah dibandingkan pendidikan tinggi (Valen, 2013).
Fakta- fakta serta data diatas menunjukkan bahwa anngka kejadian kematian masih tinggi dan perilaku penderita TB Paru masih buruk(Kumboyono, 2011).
Perilakuseseorang didasarioleh pengetahuan,sikap, dan tindakan yangpositif (Istiawan, 2006).Perilaku adalah respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar, sedangkan perilaku sehat adalah perilaku proaktif untuk memelihara danmeningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dariancaman penyakit serta berpartisipasi aktifdalam gerakan kesehatan (Istiawan, 2006).Menurut Bloom(1908 dalam Indriyani, 2014) Perilaku manusia dibagi ke dalam tiga domain yaitu tingkat pengetahuan (tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesa, evaluasi), tingkat sikap (menerima, partisipasi, menghargai, membentuk,pembentukan, pola hidup), tingkat perilaku atau tindakan (persepsi, kesiapan, mekanisme, respon, adopsi, kreatifitas) (Indriyani, 2014).
umur kependudukan. (d) Dampak pandemik HIV (Manalu, 2010). Berbagai penelitian menunjukkan bahwa penyebaran TB Paru tinggi sehingga penggunaan media penyuluhan kesehatan akan membantu memperjelas informasi yang disampaikan oleh tenaga kesehatan (Kumboyono, 2011). Masalah perilaku yang tidak baik pada penderita TB Paru masih menjadi perhatian, oleh sebab itu perlu diadakan upaya pencegahan kepada penderita TB Paru(Djannah, 2009).
Pencegahan adalah upaya kesehatan yang dimaksudkan agar setiap orang terhindar dari terjangkitnya suatu penyakit dan dapat mencegah terjadinya penyebaran penyakit (Yulfira, 2011).Upaya pencegahan yang dilakukan adalah hidup sehat (makan makanan bergizi, istirahat cukup, olah raga teratur) dan hindari (rokok, alkohol, obat bius dan hindari stres), bila batuk mulut ditutup, berperilaku hidup bersih dan sehat, berobat sesuai aturan, jangan meludah di sembarang tempat serta menerapkan strategi DOTS(Nugroho, 2010). Pencegahan penyakit TB paru juga tidak lepas dari aspek sosial budaya masyarakat yang bersangkutan.Disamping itu para petugas kesehatan seperti dokter diharapkan selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar dapat lebih sempurna untuk mendeteksi serta mendiagnosa penyakit TB Paru pada stadium dini (Manalu, 2010).Selain dilakukannya upaya pencegahan dilakukan juga upaya penanggulangan tuberkulosis melalui penyuluhan kesehatan karena akan membantu memperjelas informasi yang disampaikan oleh tenaga kesehatan (Kumboyono, 2011).
untuk meluruskan kepercayaan-kepercayaan yang tidak kondusif bagi perilaku sehat, dan akhirnya berakibat buruk bagi kesehatan mereka (Notoatmojdo, 2010).kepercayaan-kepercayaan yang buruk di masyarakat seperti contoh kepercayaan kepada faktor penyebab TB Paru yaitu hasil penelitian menunjukkan responden kelompok penderita TB Paru sebanyak 31% dan responden kelompok non penderita TB Paru sebanyak 62,1% percaya bahwa faktor keturunan sebagai penyebab TB Paru, sedangkan kepercayaan terhadap kegawatan penyakit yaitu hasil penelitian menunjukkan responden kelompok penderita TB Paru sebanyak 40% mempercayai TB Paru bukan penyakit menular (Suyatno, 2005). Adapun tujuan penyuluhan kesehatan jangka panjang adalah untuk meningkatkan status kesehatan yang optimal,sedangkan penyuluhan jangka menengah adalah perilaku yang sehat, tujuan jangka pendek adalah terciptanya pengertian, sikap, norma, kemauan dan peran serta masyarakat dalam penanggulangan TB Paru (Machfoedz, 2007).Penyuluhan kesehatan merupakan pendekatan pemecahan masalah-masalah kesehatan masyarakat khususnya yang berkaitan dengan masalah perilaku kesehatan (Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan uraian diatas maka peneleti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Efektifitas Program Penyuluhan Tuberkulosis ParuTerhadapPerilaku Sehat Penderita Tuberkulosis Di Wilayah Kerja Puskesmas Janti Dan Mulyorejo Kota Malang.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
“Adakah Efektifitas Program Penyuluhan Tuberkulosis ParuTerhadapPerilaku Sehat Penderita Tuberkulosis Di Wilayah Kerja Puskesmas Janti Dan Mulyorejo Kota Malang.”?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahuiEfektifitas Program Penyuluhan Tuberkulosis ParuTerhadapPerilaku Sehat Penderita Tuberkulosis Di Wilayah Kerja Puskesmas Janti Dan Mulyorejo Kota Malang.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi perilakusehat penderita TB Paru yang rutin dan tidak mengikuti penyuluhan di puskesmas.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Peneliti
Hasil penelitian yang diperoleh dapat menjadi tambahan wawasan dan pengetahuan peneliti tentang perbandingan perilaku sehatSebagai upaya pencegahan penularan tuberkulosis paruantara yangrutin mengikuti dan yang tidak mengikuti program penyuluhan di puskesmas serta menambah pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama kuliah.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan menambah referensi tentang perilaku sehat penderita TB Parudalam pencegahan penularan penyakit TB Paru juga untuk menilai, memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan kepada masyarakat.
1.4.3 Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan tentang manfaat penyuluhan terhadap penurunan angka kejadian penyakit TB Paru.
1.4.4 Bagi Profesi Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan atau data dasar dalam mengambil kebijakan untuk mngatasi masalah TB Paru.
1.4.5 Bagi Masyarakat
1.5 Keaslian Penelitian
1. Penelitian yang dilakukan oleh Valen Fridolin Simak,Damajanty H. C. Pangemanan,Frenly Muntu (2013), melakukan penelitiandengan judul
kesehatan (penyuluhan) yang sesuai dengan judul penelitian yang peneliti angkat sekarang. Perbedaan padapenelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan terletak padal lokasipenelitian pada penelitian ini dilakukan di rumah sakit di daerah Jawa Tengahsedangkan pada penelitian yang peneliti lakukan di wilayah kerja puskesmas Dinoyokota malang.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Kumboyono (2011), melakukan
pentingnya untuk menggunakan media audio visual sebagai media penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan pasien tuberkulosis.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Made Suadnyani Pasek, Nunuk Suryani,
Pancrasia Murdani K (2013),melakukan penelitiandengan judul “Hubungan Persepsi dan Tingkat Pengetahuan Penderita Tuberkulosis Dengan
Kepatuhan Pengobatan di Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng 1” Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif observasional analitik cross sectional. populasi penelitian adalah penderita TB di wilayah kerja Puskesmas Buleleng I sejumlah 82 orang dan sampel berjumlah 40 orang, dengan teknik simple random sampling. Pengujian hubungan antar variabel dengan analisis Regresi Logistik. Penderita TB dengan persepsi positif memiliki kemungkinan patuh dalam pengobatan sebesar 21,41kali lebih besar daripada yang memiliki persepsi negatif. Hubungan tersebut signifikan(p= 0.018; OR= 21,41; CI95% 1,69 hingga 270,86). Tingkat pengetahuan baik memiliki kemungkinan 16,81 kali lebih besar patuh terhadap pengobatan TB daripada yang tidak baik.kesimpulannya terdapat hubungan yang signifikan anatara persepsi dan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan pengobatan (p= 0,040; OR= 16,81; CI95% 1,13 hingga 248, 574). Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian yang diteliti yaitu sama-sama meneliti tentang hubungan yang bermakna dari tingkat pengetahuan dalam pencegahan penularan penyakit TB Paru.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Niniek Lely Pratiwi1, Betty R, Rachmat Hargono, dan Noor Edi Widya S (2012), melakukan penelitian dengan judul
kemandirian masyarakat dalam upaya pencegahan penularan penyakit TB paru. Cara pengumpulan data observasi partisipatori, wawancara mendalam dengan informan penderita TB paru dan keluarga. Lokasi penelitian di Kota Pariaman, kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Rote Ndao NTT. Hasil analisis dari 4 indikator kemandirian masyarakat dari sisi knowledge masih rendah mengingat bahwa sebagian besar informan menganggap penyakit TB paru sebagai penyakit keturunan,dan tidak menular. Penyakit Hossa sebutan masyarakat di kabupaten Rote Ndao. Persepsi illness masyarakat di kota
Pariaman, penyakit TB paru sebagai penyakit karena “tamakan”, akibat
sedangkan pada penelitian yang peneliti lakukan pencegahan dengan cara melakukan penyuluhan.
1.6 Batasan Karakteristik
Penelitian ini akan menganalisisEfektifitas Program Penyuluhan Tuberkulosis ParuTerhadapPerilaku Sehat Penderita Tuberkulosis Di Wilayah Kerja Puskesmas Janti Dan Mulyorejo Kota Malang. Batasan penelitiannya yaitu :
i
TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS JANTI DAN MULYOREJO
KOTA MALANG
SKRIPSI
Oleh :
DESTRY ARLINA PUTRI
201110420311038
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
iv Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Nama : Destry Arlina Putri
Nim : 201110420311038
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi :EFEKTIFITAS PROGRAM PENYULUHAN
TUBERKULOSIS PARU TERHADAP PERILAKU SEHAT PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS JANTIDAN
MULYOREJO KOTA MALANG
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, Mei 2015
Yang membuat pernyataan,
Destry Arlina Putri
v
“
Intelligence is not the determinant of success, but
hard work is the real determinant of your success.
”
“Always be yourself and never be anyone else even if
they look better than you.”
“
Lakukan apapun yang kamu sukai, jadilah konsisten,
dan sukses akan datang dengan sendirinya.
”
“
Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah
berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana
daripada sebelumnya.
”
vi
Alhamdulillah Sembah sujud serta syukur kupanjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi dengan segala kekuranganku. Segala syukur kuucapkan kepadaMu karena telah menghadirkan mereka yang selalu memberi semangat dan doa, dan atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Hanya padaMu tempat kumengadu dan mengucap syukur.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kusayangi,
(Alm) Ayah dan Mama
Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada (Alm) Ayah dan Mama yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan , cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat (Alm) Ayah dan Mama bangga karena kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk (Alm) Ayah yang selalu membuatku termotivasi, serta selalu memberikan rasa rindu yang berarti dan untuk mamaku yang selalu
mendoakanku, Terima kasih (Alm) Ayah … Terima kasih Mama.
My Sister dan Brother
Teruntuk kakak-kakakku, tiada yang paling mengharukan saat kumpul bersama kalian, walaupun sering bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak akan bisa tergantikan, terima kasih atas doa dan bantuan kalian selama ini. Hanya karya kecil ini yang dapat kupersembahkan, maaf belum bisa menjadi panutan seutuhnya tapi aku akan selalu menjadi yang terbaik untuk kalian semua.
My Friend’s
Teruntuk kalian teman-teman PSIK A 2011 terima kasih atas kenangan indah selama perkuliahan semoga silatuhrahmi tetap berlanjut setelah berakhirnya masa sarjana ini, tak lupa terima kasih kuucapkan kepada Yuting (Indah Ayu Rahmawati) yang selalu menemani, mendukung, belajar sama-sama, senang maupun sedih bersama – sama semoga kamu tidak lelah untuk terus berteman denganku sahabatku. Serta terima kasih kuucapkan kepada teman kosan WL (Tiwi,Febri,Wulan,Terry,Yanda) yang selalu mengajariku, membuatku senang dan menemaniku disetiap waktu. Terima kasih untuk kalian semua.
Its not the end, but its just a new beginning
(Destry Arlina Putri, 2011)
vii
kemudahan dari Nya saya dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul
“Perbandingan Perilaku Sehat Sebagai Upaya Pencegahan Penularan Tuberkulosis ParuAntara Yang Rutin Mengikuti Dan Yang Tidak Mengikuti Program Penyuluhan Di Wilayah Kerja Puskesmas Janti Dan Mulyorejo Kota Malang”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Ibu Sri SunaringsihIkaWardojo, SKM. M.P.H selakupembimbing I yang telahmemberikanbimbingan, masukan, sertadorongandalampenyusunan proposal skripsiini.
2. Ibu Indah DwiPratiwiS.Kep.Ns,.M.Ngselakupembimbing II yang telahsabarmemberikandorongan, motivasi, sertabimbingandalam proses penyusunan proposal skripsiini
3. IbuNurulAini, S.Kep.Ns,.M.kepselakuKetua Program
StudiIlmukeperawatanFakultasIlmu KesehatanUniversitasMuhammadiyah Malang.
4. BapakAuliaDwiZukmanaS.Kep,Ns,.selakudosenwali Program IlmuKeperawatan 2011khususnyakelas A yang memberikanmotivasidanbimbingan.
5. Kedua orang tuadanseluruhkeluargasaya yang
viii
7. KepalaPuskesmasJanti Kota Malang yang
telahmengijinkanpenulisuntukmelakukanpenelitianpadapenderita TB ParuBTA (+) dan (-).
8. KepalaPuskesmasMulyorejo Kota Malang yang
telahmengijinkanpenulisuntukmelakukanpenelitianpadapenderita TB ParuBTA (+) dan (-).
9. Teman-teman PSIK A 2011semuapihak yang
tidakdapatsayasebutkannamanyasatupersatu yang
turutmembantudalammenyelesaikan skripsiini.
Penulishanyamampuberdoasemogaamalkebaikannyamendapatimbalandandite rimasebagaiibadaholeh ALLAH SWT.Penulismenyadaribahwapenyusunan
skripsiinimasihbanyakkekurangan yang
disebabkanolehketerbatasankemampuandanpengetahuan yang penulismiliki, olehkarenaituktritikdan saran bersifatmembangunsangatpenulisharapkan.Semoga
ALLAH SWT
senantiasamemudahkansetiaplangkah- langkahkitamenujukebaikandanselalumenganugerahkankasihsayang-Nyauntukkitasemua
Malang, Maret 2015
ix ABSTRAK
EFEKTIFITAS PROGRAM PENYULUHAN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP PERILAKU SEHAT PENDERITA TUBERKULOSIS PARU
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JANTI DAN MULYOREJO KOTA MALANG
Destry Arlina Putri1, Sri Sunaringsih Ika Wardojo SKM,.MPH2,
Indah Dwi Pratiwi S.Kep Ns,.MNg3
Latar Belakang :Tuberkulosis hingga saat ini merupakan masalah kesehatan yang utama di dunia dan belum ada satu negarapun yang bebas dari tuberkulosis. Rendahnya perilaku sehat pada penderita tuberkulosis, sehingga perlu diadakan strategi penanggulangan tuberkulosis melalui penyuluhan kesehatan yang bertujuan untuk meluruskan kepercayaan-kepercayaan yang tidak kondusif bagi perilaku sehat .Berdasarkan latar belakang, maka tujuan penelitian ini yaitu menganalisis efektifitas program penyuluhan tuberkulosis paruterhadap perilaku sehat penderita tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Janti dan Mulyorejo Kota Malang.
Metode :Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 21 Desember – 03 Januari 2015.Subjek dalam penelitian ini adalah penderita tuberkulosis paru BTA positif (+) dan negatif (-) di Puskesmas Janti dengan jumlah 25 responden dan Puskesmas Mulyorejo dengan jumlah 20 responden. Penelitian ini menggunakan metode total sampling.
Hasil :Didapatkan hasil bahwa pada Puskesmas Janti dan Mulyorejo bahwa semakin rutin mengikuti penyuluhan maka semakin baik perilaku sehatnya, hal ini didukung
dengan didapatkan nilai P 0,002 (P < α).
Saran :Perawat dapat meningkatkan strategi penyuluhan yang dapat dilakukan dengan penyebaran poster atau media cetak yang difokeskan di tempat-tempat yang penderita tuberkulosisnya masih tinggi.
Kata Kunci :Perilaku sehat, pencegahan penularan tuberkulosis paru, Penyuluhan terkait Tuberkulosis Paru
x ABSTRACT
THE EFFECTIVENESS COUNSELING PROGRAM LUNG TUBERCULOSIS TOHEALTH BEHAVIOR PATIENT LUNG TUBERCULOSIS IN WORKING AREA OF PRIMARY HEALTH CARE
CENTER OF JANTI AND MULYOREJO MALANG
Destry Arlina Putri1, Sri Sunaringsih IkaWardojo SKM,.MPH2,
Indah Dwi Pratiwi S.Kep Ns,.MNg3
Background: Till this day, tuberculosis is the main health problem in the world and there is none country that free from tuberculosis. Low health behaviors in patients with tuberculosis, needs to be solved by tuberculosis overcoming strategy through health counseling which aimed to strengthen the conducive beliefs for health behavior. Based on the background above, the objective of this research was to analyze the effectiveness counseling program lung tuberculosis to health behavior patient lung tuberculosis in work area of Janti and Mulyorejo Clinic Malang City. Method: Theresearch design that used until was cross sectional, design this research was conducted from December, 21th 2014 the January, 3rd in the 2015 primary health center of Janti and Mulyorejo Malang. Subject of this research were 45 patient with lung tuberculosis with positive (+) and negative (-) BTA. A total sampling method was used to connect the respondents.
Result: The obtained results primary health center of Janti and Mulyorejo Malang that the routine follow the conselin, then the health behavior is move better it’s supported by the acquisition of a P value 0,002(P < α).
Suggestion: Nurse can improve counseling strategies by spreading a poster or print media that focused in place which suffer that still high.
Keywords: Health behavior, tuberculosis transmission prevention, counseling related to the lung tuberculosis
1. Student in the Study Program of Nursing Science, University of Muhammadiyah Malang
xi DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Persetujuan ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Surat Pernyataan Keaslian Penelitian ... iv
Motto... v
Lembar Persembahan ... vi
Kata Pengantar ... vii
Abstrak ... viii
Abstract ... viii
Daftar Isi ... iii
Daftar Tabel ... vii
Daftar Lampiran ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan ... 6
1.3.1 Tujuan Umum ... 6
1.3.2 Tujuan khusus ... 6
1.4 Manfaat ... 7
1.4.1 Bagi Peneliti ... 7
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan ... 7
1.4.3 Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan ... 7
1.4.4 Bagi Profesi Keperawatan ... 7
1.4.5 Bagi Masyarakat... 7
1.5 Keaslian Penelitian ... 8
1.6 Batasan Karakteristik ... 12
BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 13
2.1 Konsep Penyuluhan ... 13
xii
2.1.5 Kegiatan penyuluhan sebagai pendekatan perilaku ... 19
2.1.6 Program Puskesmas dalam penanggulangan TBC ... 20
2.2 Konsep TB Paru ... 20
2.2.1 Definisidan penyebab TB Paru ... 20
2.2.2 Klasifikasi Tuberkulosis ... 22
2.2.3 Epidemologi ... 22
2.2.4 Faktor Resiko Kejadian Tuberkulosis ... 23
2.2.5 Patofisiologis ... 26
2.2.6 Manifestasi Klinis ... 27
2.2.7 Diagnosis ... 27
2.2.8 Pemeriksaan diagnostik ... 28
2.2.9Komplikasi ... 29
2.2.10Penatalaksanaan Medis ... 32
2.2.11Efek samping dari obat anti tuberkulosis (OAT) ... 35
2.3 Konsep Perilaku ... 37
2.3.1 Pengertian Perilaku ... 37
2.3.2 Proses Perubahan Perilaku ... 37
2.3.3 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku... 38
2.3.4 Perilaku Kesehatan ... 39
2.3.5 Jenis-Jenis Perilaku Sehat ... 40
2.3.6 Strategi Perubahan Perilaku ... 41
2.4 Konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ... 42
2.4.1 Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ... 42
2.4.2 Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) ... 43
2.4.3 Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ... 43
2.4.4 Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ... 44
2.4.5 Tatanan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ... 44
2.4.6Perilaku sehat dalam pencegahan penularan penyakit TB Paru….46 2.5 Pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap perubahan perilaku sehat pada pencegahan Penyakit ... ...47
BAB IIIKERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ... 49
3.1 Kerangka Konsep... 49
3.2 Hipotesis Penelitian ... 50
BAB IVMETODOLOGI PENELITIAN ... 51
4.1 Desain Penelitian ... 51
xiii
4.3.3 Sampling ... 54
4.4 Variabel Penelitian... 54
4.4.1 Variabel independen ... 54
4.4.2 Variabel dependen ... 54
4.5 Definisi Operasional ... 55
4.6 Tempat Penelitian ... 57
4.7 Waktu Penelitian ... 57
4.8 Instrumen Penelitian ... 57
4.9 Prosedur Pengumpulan Data ... 61
4.10 Analisis data ... 63
4.11 Etika Penelitian ... 63
4.11.1 Inform Consent ... 63
4.11.2 Anonimity (Tanpa Nama) ... 64
4.11.3 Confidentiality (Kerahasiaan)... 64
4.11.4 Voluntary ( tanpa paksaan) ... 64
BAB VHASIL PENELITIAN ... 65
5.1 Hasil Penelitian ... 65
5.2 Karakteristik Responden... 65
5.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 65
5.2.2Karakteristik Responden BerdasarkanJenis Kelamin ... 66
5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Rutinitas Mengikuti Penyuluhan di Wilayah Kerja Puskesmas Janti dan Puskesmas Mulyorejo KotaMalang ... 67
5.4 Perbedaan Perilaku Sehat yang Rutin dan Tidak Rutin mengikuti Program Penyuluhan di Wilayah Kerja Puskesmas Janti dan Puskesmas Mulyorejo Kota Malang ... 68
BAB VI PEMBAHASAN ... 71
6. 1 Rutinitas Mengikuti Penyuluhan di Wilayah Kerja Puskesmas Janti dan Puskesmas Mulyorejo Kota Malang ... 71
6.2 Perbedaan Perilaku Sehat yang Rutin dan Tidak Rutin mengikuti Program Penyuluhan di Wilayah Kerja Puskesmas dan Puskesmas Mulyorejo Kota Malang ... 72
6.3 Keterbatasan Penelitian ... 75
6.4 Implikasi Penelitian... 75
xiv
DAFTAR PUSTAKA ... 80 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Efek samping ringan dari OAT ... 35 Tabel 2.2 Efek samping berat dari OAT ... 35 Tabel 4.1 Definisi operasional ... 56 Tabel 5.3.1 Tabel Rutinitas Mengikuti Penyuluhan di Wilayah Kerja Puskesmas
Janti dan Puskesmas Mulyorejo Kota Malang ... 67 Tabel 5.4.1 Tabel Perbedaan perilaku sehat berdasarkan rutin mengikuti
penyuluhan dan tidak rutin mengikuti penyuluhan di Wilayah
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar PersetujuanMenjadi Responden ... 82
Lampiran 2 Lembar Observasi dan Kuesioner Perilaku Sehat ... 84
Lampiran 3Lembar Validitas dan reabilitas Perilaku ... 85
Lampiran 4Lembar hasil analisa data ... 87
Lampiran 5Lembar data jawaban responden ... 89
Lampiran 6 Lembar Data Puskesmas Janti Kota Malang ... 92
Lampiran 7 Lembar Data Puskesmas Mulyorejo Kota Malang ... 95
Lampiran 8 Lembar Dokumentasi Foto ... 98
Lampiran 9 Lembar surat telah melakukan penelitian ... 100
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, FU. (2005). Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah.Jakarta : Buku Kompas Aunillah.(2013). Potensi Kadar Neopterin sebagai Biomarker untuk Monitoring
Kemajuan Terapi TB Paru pada Anak.Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 27 Arikunto, S. (2013).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Bagiada, IM. (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Ketidakpatuhan
Penderita Tuberkulosis Dalam Berobat Di Poliklinik DOTS RS UP Sanglah Denpasar. Jurnal Penyakit Dalam Vol 11
Dahlan, MS. (2013). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
Djannah, SN. (2009). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Pencegahan Penularan TBC.Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 2
Erawatyningsih, E. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Berobat Pada Penderita Tuberkulosis Paru.Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat Vol 25
Herman, Y. (2013). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Lingkungan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Pelaksanaan Kesehatan Lingkungan SMP Negeri Tambausari.Jurnal Bumi Lestari Vol.13 No.01
Hidayat.(2010). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data.Jakarta : Salemba Medika
Indriyani, D et. all. (2014). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Irawati, E et.al.(2011). Gambaran Karakteristik Keluarga Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga.Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol.05
Ircham M. (2007). Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi Kesehatan.Yogyakarta : Fitramaya
xvii
Kumboyono. (2011). Perbedaan Efek Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Media Cetak Dengan Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pasien Tuberkulosis.Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 7
Lubis, D U.(2011). Antisipasi, Rujukan dan Fokus Pengaturan Sebagai Prediktor Perilaku Sehat.Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol.2
Maharani.(2013). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Tuberkulosis Di Desa Patobong. Jurnal Keperawatan Vol 3
Mandal, BK. (2006).Penyakit Infeksi. Jakarta : Erlangga
Manalu, HS. (2010).Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kejadian TB Paru Dan Upaya Penanggulangannya.Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 9
Moesbar, N. (2010).Infeksi Tuberkulosa Pada Tulang Belakang.Jurnal Kedokteran Vol 39
Mubarak, I W et. all. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta : Salemba Medika Maryoto, M. (2007).The Relationship of Education And Knowledge Level Toward
Complience Level Of Tuberculosis Therapy At Puskesmas In Banjarnegara Regency. Jurnal Kesehatan Vol 3
Murwani, A. (2009). Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Yogyakarta : Mitra Cendikia Muttaqin, A. (2014). Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta :
Salemba Medika
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Media Notoatmodjo, S. (2012).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nugroho, F A. (2010).Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Pencegahan Penularan Tuberkulosis Paru Pada Keluarga. Jurnal STIKES RS BAPTIS Vol 3
Nurhanah. (2007). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Pada Masyarakat Di Provinsi Sulawesi .Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 6 Nursalam.(2013). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta :
xviii
Pratiwi, Niniek Lely.(2012). Kemandirian Masyarakat Dalam Perilaku Pencegahan Penularan Penyakit TB Paru. Jurnal Ilmiah
Proverawati, A.(2012). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.Yogyakarta : Nuha Medika Rahman (2007). Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Berobat Pasien
TB Paru di Puskesmas Cempae Kota Pare-Pare. Junal Ekologi Kesehatan Vol 1 Robbins. (2007). Buku Ajar Patologi.Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Rusnoto.(2006).Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tb Paru Pada Usia Dewasa. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 2
Sani, Fakhrudin Nasrul.(2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan Sehat-Sakit Dengan Sikap Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol.03
Sugiyono.(2012). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.Bandung : Alfabeta Sujarweni,W. (2014). Metode Penelitian Keperawatan. Yogyakarta : Gava Media
Sukana, B. (2005). Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Penderita TB Paru di Kabupaten Tanggerang. Jurnal Ekologi KesehatanVol 2
Sungkar, S. (2010). Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat Di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten.Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 14
Supari, S F. (2009).Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB). Jakarta : Kepala Menteri Kesehatan
Susilayanti.(2014). Profil Penderita Penyakit Tuberkulosis Paru BTA Positif yang Ditemukan di BP4 Lubuk Alung periode Januari 2012 – Desember 2012.Jurnal Kesehatan Andalas Vol 2
Suyatno.(2005). Studi Etnografi Terfokus Pada Penyakit Tuberkulosis Dikabupaten Kebumen Jawa Tengah.Jurnal UNIMUS Vol 2
Valen, F. (2013).Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Hidup Sehat Pasien TB Paru.Jurnal Keperawatan Vol 1
xix
Pemegang Program Tuberkulosis Paru Puskesmas Terhadap Penemuan Suspek TB Paru Di Kabupaten Blora.Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 1 Widari.(2010). Perbandingan Pengaruh Penyuluhan Kesehatan dan Konseling
Terhadap Perubahan Perilaku Pencegahan Penularan Pada Penderita TBC.Jurnal Keperawatan Vol 2
Widoyono.(2011). Penyakit Tropis.Semarang : Erlangga
Widyastuti W.(2012). Aplikasi Sistem Pakar Deteksi Dini Pada Penyakit Tuberkulosis. Jurnal Sttgarut vol.09 No.06