SKRIPSI
PERANAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
PT ASTRA AUTO 2000 CABANG AMPLAS DALAM PENGEMBANGAN UKM DI MEDAN
OLEH:
YERA RYZKI ANANDA SD 110501134
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
PERANAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
PT ASTRA AUTO 2000 CABANG AMPLAS DALAM PENGEMBANGAN UKM DI MEDAN
Kesadaranmasyarakatterhadapdampak perusahaanpadakondisisosialnyadan lingkungan hidup semakin penting, sehinggamulaimenekanperusahaanuntuk mengungkapkan pertanggung jawaban sosialnya (Corporate Social Responsibility). CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu komitmen perusahaanuntuk membangunkualitas kehidupan yang lebih baik
bersama sta keholder
terkait,terutamaadalahmasyarakatdisekelilingdimanaperusahaan tersebutberada. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Astra Auto 2000 terhadap pengembangan UKM di Medan. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, dan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 70.6% variabel Corporate Socia l Responsibility (CSR) dengan indikaor partisipasi publik, bantuan modal UKM, bantuan kemitraan promosi produk, bantuan kemitraan bina lingkungan, dan pelatihan UKM menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel pengembangan UKM binaan PT Astra Auto 2000, sedangkan 29.4% merupakan variabel lain yang tidak diteliti seperti motivasi, disiplin dan sebagainya. Dan secara serempak partisipasi publik, bantuan modal UKM, bantuan kemitraan promosi produk, bantuan kemitraan bina lingkungan, dan pelatihan UKM berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan UKM Binaan PT Astra Auto 2000.
ABSTRACT
ROLE OFCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(CSR) PTASTRAAUTO2000INDEVELOPMENT
OF UKM IN MEDAN
Public a wa reness ofthe impact ofthe companyonits socia la nd environmenta lconditionsis increa singly important, sosta rtpressingcompanies to disclosesocia lresponsibility(Corpora te Socia l Responsibility). CSRorcorpora te socia l responsibilityis a compa ny's commitment tobuilda betterqua lity oflifea long withthe releva nt sta keholders, especia lly being a round thecommunitywhere the compa ny isloca ted.
Ba sed on thesurvey results revea ledtha t70.6% va ria bleCorpora te Socia l Responsibility (CSR) with indica tor public pa rticipa tion, ca pita l of UKM, a idproduct promotionspa rtnership, pa rtnershipa ssistancefor environmenta l development, a ndtra ining ofUKMexpla in theva ria bleeffects onthe development ofUKM a ssisted PT Astra Auto2000, while29.4% isother va ria blesnot exa minedsuch a s motiva tion, disciplineandso on. Andsimulta neouslypublic pa rticipa tion, ca pita l of UKM, a idproduct promotionspa rtnership, pa rtnershipsenvironmenta l developmenta ssistance, andtra iningUKM positive and significa nt impa cton UKM developmentPTAstra Auto2000.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi berjudul “Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Astra Auto
2000 Cabang Amplas Dalam Pengembangan UKM Di Medan” ini.
Skripsi ini penulis persembahkan khusus buat orangtua tercinta Ayahanda
Ramli Sembiring dan Ibunda Yetti Heryani, dan Adik tersayang Ranggi
Heryagung, penulis mengucapkan terima kasih banyak atas dukungan, semangat,
perhatian, dan bantuan materil yang diberikan kepada penulis dalam
menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari
berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA sebagai Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec dan Bapak Drs. Syahrir Hakim
Nasution, M.Si sebagai Ketua dan Sekretaris Departemen Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Irsyad Lubis SE, Msoc, Sc, PhD dan Bapak Paidi Hidayat, SE,
M.Si sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan
4. Bapak Kasyful Mahalli, SE, M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan dari awal penulisan skripsi
hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec dan Bapak Paidi Hidayat, SE,
M.Si sebagai Dosen Penguji yang telah banyak memberikan petunjuk,
saran dan kritik yang membangun pada penulis.
6. Seluruh Staff Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara yang telah memberikan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang
sangat berguna bagi penulis.
7. Staff Administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara yang selama ini telah membantu penulis dalam setiap proses
administrasi kampus maupun penyusunan skripsi.
8. Segenap sahabat-sahabat tercinta yang telah setia memberikan dukungan
moril kepada penulis selama masa pengerjaan skripsi ini.
9. Seluruh teman-teman di Ekonomi Pembangunan angkatan 2011 dan
pihak-pihak yang telah banyak membantu baik secara langsung ataupun tidak
langsung dalam penyusunan skripsi ini.
10.Dan segenap keluarga besar yang senantiasa selalu memberikan dukungan
moril dan materil dan bimbingan serta arahan yang sangat membantu
selama penulis menyusun skripsi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
sangat diharapkan penulis. Akhirnya, semoga karya kecil ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan pihak-pihak yang membutuhkan.
Medan, April 2015
Penulis,
Yera Ryzki Ananda SD
DAFTAR ISI
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Corporate Social Responsibility...7
2.2 Perkembangan Corporate Social Responsibility...12
2.3 Pengertian UKM (USAHA KECIL MENENGAH)...15
2.4 Hubungan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan Pengembangan UKM ...21
2.5 Penelitian Terdahulu...26
2.6 Kerangka Konseptual...31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 32
3.2 Lokasi Penelitian... 32
3.3 Batasan Operasional ...32
3.4 Definisi Operasional...33
3.5 Populasi dan sampel...33
3.6 Jenis Data...33
3.7 Teknik Pengumpulan Data...33
3.8 Metode Analisis...34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...35
4.1. Sejarah PT Astra Auto 2000...36
4.2 Struktur Organisasi PT Astra Auto 2000...37
4.3 Karakteristik Responden...43
4.4 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas...48
4.4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian...48
4.4.1.1 Hasil Uji Validitas Variabel Corporate Social Responsibility (CSR)...48
4.4.1.3Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian...51
4.5 Uji kualitas data ...52
4.5.1 Hasil Uji Asumsi Klasik...52
4.5.2 Hasil Uji Normalitas ...52
4.5.3 Hasil Uji Multikolinearitas ...53
4.5.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ...54
4.6 Hasil Regresi Linear ...55
4.7 Uji Serempak (Uji F) ...56
4.8 Pembahasan ...57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...62
5.2 Saran ...63
DAFTAR PUSTAKA...64
LAMPIRAN...66
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
4.1 Karakteristik Responden berdasarkan umur...43
4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin...44
4.3 Karakterisitk responden berdasarkan status perkawinan...45
4.4 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir...45
4.5 Hasil Uji Instrumen Variabel CSR...47
4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Pengembangan UKM...48
4.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen...50
4.8 Hasil Uji Coeffisient...52
4.9 Hasil Uji Coeffisien Regresi ...54
4.10 Hasil Uji Coeffisien Determinasi...55
ABSTRAK
PERANAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
PT ASTRA AUTO 2000 CABANG AMPLAS DALAM PENGEMBANGAN UKM DI MEDAN
Kesadaranmasyarakatterhadapdampak perusahaanpadakondisisosialnyadan lingkungan hidup semakin penting, sehinggamulaimenekanperusahaanuntuk mengungkapkan pertanggung jawaban sosialnya (Corporate Social Responsibility). CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu komitmen perusahaanuntuk membangunkualitas kehidupan yang lebih baik
bersama sta keholder
terkait,terutamaadalahmasyarakatdisekelilingdimanaperusahaan tersebutberada. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Astra Auto 2000 terhadap pengembangan UKM di Medan. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, dan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 70.6% variabel Corporate Socia l Responsibility (CSR) dengan indikaor partisipasi publik, bantuan modal UKM, bantuan kemitraan promosi produk, bantuan kemitraan bina lingkungan, dan pelatihan UKM menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel pengembangan UKM binaan PT Astra Auto 2000, sedangkan 29.4% merupakan variabel lain yang tidak diteliti seperti motivasi, disiplin dan sebagainya. Dan secara serempak partisipasi publik, bantuan modal UKM, bantuan kemitraan promosi produk, bantuan kemitraan bina lingkungan, dan pelatihan UKM berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan UKM Binaan PT Astra Auto 2000.
ABSTRACT
ROLE OFCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(CSR) PTASTRAAUTO2000INDEVELOPMENT
OF UKM IN MEDAN
Public a wa reness ofthe impact ofthe companyonits socia la nd environmenta lconditionsis increa singly important, sosta rtpressingcompanies to disclosesocia lresponsibility(Corpora te Socia l Responsibility). CSRorcorpora te socia l responsibilityis a compa ny's commitment tobuilda betterqua lity oflifea long withthe releva nt sta keholders, especia lly being a round thecommunitywhere the compa ny isloca ted.
Ba sed on thesurvey results revea ledtha t70.6% va ria bleCorpora te Socia l Responsibility (CSR) with indica tor public pa rticipa tion, ca pita l of UKM, a idproduct promotionspa rtnership, pa rtnershipa ssistancefor environmenta l development, a ndtra ining ofUKMexpla in theva ria bleeffects onthe development ofUKM a ssisted PT Astra Auto2000, while29.4% isother va ria blesnot exa minedsuch a s motiva tion, disciplineandso on. Andsimulta neouslypublic pa rticipa tion, ca pita l of UKM, a idproduct promotionspa rtnership, pa rtnershipsenvironmenta l developmenta ssistance, andtra iningUKM positive and significa nt impa cton UKM developmentPTAstra Auto2000.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan zaman, menjadikan perusahaan lupa akan
fungsinya yaitu sebagai organisasi bisnis perusahaan dan juga sebagai organisasi
sosial. Orientasi bisnis yang hanya terfokus pada tujuan ekonomi tersebut dewasa
ini telah menghadapi tantangan, karena secara langsung maupun tidak langsung
dalam menjalankan kegiatan operasinya beserta tenaga kerja yang diperlukan
berasal dari lingkungan.
Pembangunan perekonomian Indonesia yang mulai berkembang setelah
didera krisis ekonomi membuat bangkitnya berbagai sektor perekonomian,
keadaan ini membuat persaingan antar perusahaan sejenis semakin ketat. Terlebih
pada saat ini kemajuan teknologi sangat pesat, mendorong majunya sektor
industri. Era keterbukaan ini menempatkan setiap perusahaan lebih mudah dilihat
oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Artinya siapapun dapat mengetahui
tentang apapun termasuk aktifitas tanggung jawab sosial perusahaan.
Peran perusahaan terhadap kemerosotan kualitas lingkungan hidup, seperti
polusi, eksploitasi tenaga kerja dan sumber energi, kerusakan lingkungan dan
penggunaan energi yang tidak bertanggung jawab membawa dampak negatif
terhadap kehidupan sosial masyarakat. Untuk itu perusahaan mempunyai
tanggung jawab sosial pada kehidupan dan kesejahteraan manusia.
Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi tuntutan tak terelakan
sadar bahwa keberhasilannya dalam mencapai tujuan bukan hanya dipengaruhi
oleh faktor internal melainkan juga oleh komuniats yang berada di sekelilingnya.
Ini artinya, telah terjadi pergeseran hubungan antara korporat dan komunitas
(stakeholders). Korporat yang semula memposisikan diri sebagai pemberii donasi
melalui kegiatan charity dan phylantrophy, kini memposisikan komunitas sebagai
mitra yang turut andil dalam kelangsungan eksistensi korporat (Notasimediaerni,
2012).
Kesadaran masyarakat terhadap dampak perusahaan pada kondisi
sosialnya dan lingkungan hidup semakin penting, sehingga mulai menekan
perusahaan untuk mengungkapkan pertanggung jawaban sosialnya (Corporate
Socia l Responsibility). Program CSR dapat dilakukan secara terpadu dengan
kegiatan usahanya secara berkelanjutan. Berawal dari kebutuhan untuk
memperoleh “izin sosial” dari komuniti, peran korporat bagi terciptanya
keseimbangan pembangunan baik ekonomi, sosial maupun lingkungan. Hal ini
juga berangkat dari kenyataan bahwa perusahaan bukan hanya entitas bisnis
belaka tetapi juga entitas sosial sehingga keberadaannya mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.
Corpora te Socia l Responsibility (CSR) saat ini bukan lagi sebagai slogan
popularitas bagi perusahaan, akan tetapi sudah merupakan Kebijakan dari
Pemerintah yang telah diundangkan dalam Undang – Undang No. 40 Tahun 2007,
tentang Perseroan Terbatas. Pasal 74 mengamanahkan bahwa sebuah perusahan
berkewajiban melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR). Pasal
dibidang dan berkaitan dengan sumber daya alam (SDA) wajib menyisihkan dana
sebesar 5-10% dari laba bersih untuk dialokasikan sebagai aktifitas kepedulian
terhadap lingkungan perusahaan dan sosial atau dalam konsepnya sebagai
tanggung jawab sosial perusahaan. Pasal tersebut juga menyebutkan bagi
perusahaan yang tidak menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungannya
akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Dengan
keluarnya peraturan tersebut serentak menuai kontroversi dari pihak perusahaan.
Ada sebagian dari perusahaan yang keberatan dengan keputusan tersebut,
namun sebaliknya ada juga perusahaan yang tidak merasa berat dengan pasal
tersebut, termasuk satu diantaranya adalah PT. Astra (Auto2000).
Auto2000 salah satu perusahaan yang bergerak pada jaringan jasa
penjualan, perawatan, perbaikan dan penyediaan suku cadang Toyota yang
manajemennya ditangani penuh oleh PT. Astra International Tbk, juga
memiliki masalah seperti perusahaan lainnya, seperti masalah lingkungan sekitar.
Dalam menghadapi masalah-masalah tersebut Auto2000 terus mengembangkan
konsep program pembangunan berkelanjutan (suitana bel development) seperti apa
yang diharapkan oleh pemerintah atau sekaligus tuntutan dunia bisnis dan
masyarakat dewasa ini. Satu bentuk pembangunan berkelanjutan adalah adanya
program CSR. Terdapat 6 (enam) program CSR yang diimplementasikan
Auto2000, yaitu Program partisipasi publik, kontribusi keagamaan, kontribusi
pendidikan, sosial ekonomi dan kontribusi lainnya.
Dana CSR terbesar dialokasikan pada program pendidikan, partisipasi
kontribusi lainnya masih kurang mendapatkan perhatian. Sekalipun program
sosial ekonomi bukan merupakan program priorisasi dalam konsep CSR
Auto2000 bukan berarti Auto2000 mengabaikan program sosial ekonomi.Team
Auto2000 mengatakan dalam program ekonomi telah disalurkan bantuan modal
usaha, bantuan kemitraan bina lingkungan (PKBL) dan pengembangan program
usaha-usaha kecil (PUKK) yang diharapakan meminimalisi ketimpangan
pendapatan. Terkait dengan implementasi CSR, ada beberapa upaya yang dapat
dilakukan yaitu dengan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dengan
cara pengembangan usaha kecil menengah (UKM) yang terdapat di sekitar
lingkungan perusahaan. Peran perusahaan dalam pengembangan UKM dapat
dilakukan dengan memberikan bantuan kepada UKM, sehingga UKM tersebut
dapat membentuk capacity building, financial support dan jalur pemasaran yang
kuat. Dengan kesimpulan diatas maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul
“Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Astra (Auto2000) Cabang
Amplas Dalam Pengembangan UKM di Medan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka masalah
yang dapat dirumuskan pada penilitian ini adalah:
1. Bagaimana peranan Corporate Responsibility (CSR) PT.Astra
AUTO2000 terhadap pengembangan UKM di Medan?
2. Bagaimana pengaruh CSR PT. Astra Auto 2000 terhadap
3. Bagaimana bentuk perluasan Corporate Social Responsibility (CSR) di
PT. Astra AUTO2000?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui metode CSR PT. Astra Auto2000 terhadap pengembangan
UKM di Medan.
2. Untuk mengetahui bentuk perluasan CSR di PT. Astra Auto2000.
3 Untuk mengetahui peranan CSR PT. Astra Auto2000 terhadap perkembangan
UKM.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan, baik bersifat ilmiah maupun
praktis, yaitu :
1. Sebagai salah satu sumber informasi dan menambah ilmu pengetahuan
mengenai CSR di Indonesia.
2. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan bahan
pembanding bagi peneliti selanjutnya.
3. Agar penulis pada khususnya dan lingkungan akademis pada umumnya
dapat memperoleh pemahaman mengenai penerapan Corporate Social
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang mempunyai
kepentingan dalam kegiatan perusahaan untuk merencanakan kegiatan
operasionalnya serta dapat dijadikan masukan untuk melakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Corporate Social Responsiblity (CSR)
CSR merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap
lingkungannya bagi kepedulian sosial maupun tanggung jawab lingkungan dengan
tidak mengabaikan kemampuan dari perusahaan. Pelaksanaan kewajiban ini harus
memerhatikan dan menghormati tradisi budaya masyarakat di sekitar lokasi
kegiatan usaha tersebut. CSR merupakan suatu konsep bahwa perusahaan
memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham,
komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Suatu
perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya
tidak hanya berdasarkan faktor keuangan belaka seperti halnya keuntungan atau
dividen, melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial lingkungan untuk
saat ini maupun jangka panjang (Budi Untung, 2014:2).
Tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility
(CSR) pada dasarnya adalah sebuah kebutuhan bagi korporat untuk dapat
berinteraksi dengan komunitas lokal sebagai bentuk masyarakat secara secara
keseluruhan. Kebutuhan korporat untuk beradaptasi dsan guna mendapatkan
keuntungan sosial dari hubungannya dengan komunitas lokal, sebuah keuntungan
sosial berupa kepercayaan (trust). CSR tentunya sangat berkaitan dengan
kebudayaan perusahaan dan etika bisnis yang harus dimiliki oleh budaya
didasari oleh etika yang bersifat adaptif (Bambang Rudito & Melia Famiola,
2013:1).
Pandangan konsep manajemen modern, menyebutkan bahwa perusahaan
tidak dapat dipisahkan dari para individu yang terlibat di dalamnya dan
sta keholders di luar perusahaan. Oleh karena itu selain bertanggung jawab secara
internal bagi kelangsungan usahanya, pemilik perusahaan juga memiliki tanggung
jawab sosial kepada publik. Menurut pandangan ini, masyarakat adalah sumber
dari segala sumberdaya yang dimiliki dan direproduksinya. Para profesional
bekerja untuknya pun memiliki tanggung jawab ganda, selain kepada pemilik juga
kepada publik. Kesan dan komitmen perusahaan dalam memenuhi tanggung
jawab sosialnya merupakan keputusan yang secara sepintas tidak sejalan atau
bahkan bertolak belakang dengan tanggung jawab lainnya, terutama tanggung
jawab untuk menghasilkan laba sebesar-besarnya. Memberi sumbangan, sebagai
salah satu bentuk tanggung jawab sosial, bukan saja terkesan sebagai pekerjaan
yang tidak perlu, melainkan juga bisa mengacaukan misi utama perusahaan yakni,
mencari keuntungan (Saidi, 2003:16).
Kebanyakan masih menganggap kegiatan CSR sebagai semacam
kebijakan kemurahan hati yang diberikan bisnis bagi masyarakat, dan sumbangan
semacam ini hanya tepat dilakukan setelah perusahaan mapan, tumbuh, dan
mendapat keuntungan. CSR jenis ini sangat khas dan manfaat yang dihasilkan
hanya dirasakan sekali oleh masyarakat dan berdampak sangat terbatas bagi
perusahaan. Nyata bahwa manfaat bagi kedua pihak: masyarakat dan perusahaan
Di sisi lain, didorong oleh revolusi teknologi komunikasi dan didukung
oleh perubahan politik, ekonomi, dan sosial; tak terhindarkan bahwa semua bisnis
di suatu negara menjadi bagian dari pasar global yang lebih luas. Dalam 15 tahun
terakhir, dunia juga melihat perubahan yang sangat besar: jatuhnya komunisme,
liberalisasi di China, Vietnam, dan India, munculnya kegiatan sektor lembaga
non-pemerintah (LSM), paham kesadaran lingkungan (environmentalism),
fundamentalisme, konsumerisme, proteksi, World Social Forum, dan lain
sebagainya. Berbagai perubahan ini berpengaruh besar bukan hanya pada sikap
pemerintah dan bisnis, tetapi juga masyarakat (Sri Urip, 2014:4).
Kemajuan teknologi informasi juga menyebabkan ketersediaan jaringan
televisi global internet yang memudahkan penyebaran informasi secara seketika.
Kritikus bisnis mendapat informasi lebih baik dengan pertolongan komunikasi
global dan internet, sementara pelanggan dan konsumen menjadi lebih menyadari
hak serta kekuatannya untuk mempengaruhi tingkah laku perusahaan (Sri Urip,
2014:4).
Perusahaan diharuskan memerhatikan kepentingan stakeholders perusahaan,
menciptakan nilai tambah (value added) dari produk dan jasa bagi stakeholders
perusahaan dan memelihara kesinambungan nilai tambah yang diciptakannya.
Karena itu, prinsip responsibility lebih mencerminkan stakeholders driven concept.
Dengan konsep ini, perusahaan harus lebih memerhatikan dimensi sosial dan
lingkungan demi kelangsungan perusahaan karena kondisi keuangan saja tidak
(sistainable). Keberlanjutan perusahaan memerhatikan dimensi sosial dan
lingkungan hidup (Budi Untung, 2014:11).
Keterlibatan perusahaan dalam kesepakatan sosial biasanya
mempertimbangkan pandangan yang lebih luas, yaitu keadaan ekonomi, sosial,
dan budaya di negara berkembang bisa jadi sangat berbeda. Di negara maju,
penanggung jawab utama kesejahteraan sosial masyarakat (setelah Perang Dunia
II) pada umumnya adalah negara, dan ini berbeda dengan keadaan negara
berkembang.
Perusahaan internasional yang berencana mengoptimalkan peluang di
pasar global yang luas dengan membangun rantai pasokan internasional atau
masuk ke pasar di negara-negara perekonomian baru (new emerging market)
harus melaksanakan prakarsa CSR dengan mengikuti kaidah kegiatan CSR di
negara berkembang. Ini akan menjamin keberhasilan perusahaan masuk ke pasar
tersebut, selain juga pertumbuhan dan laba yang berkelanjutan.
Amerika serikat, negara-negara Eropa, dan Australia umumnya lebih maju
di banyak segi sosial dan kemasyarakatan; berbeda dengan negara-negara Afrika,
Amerika Selatan, dan Asia, kecuali Jepang. Oleh karena itu, banyak prakarsa CSR
di negara-negara maju diarahkan pada misi dengan tujuan lebih luas,misalnya
kelestarian lingkungan. Karena CSR adalah produk “Barat”, maka tidak
mengherankan apabila orang memiliki persepsi bahwa CSR sebagai tanggung
jawab bisnis hanya berurusan dengan persoalan lingkungan hidup. Bagaimanapun
juga, kita harus menyadari bahwa setiap masalah yang terkait lingkungan pada
Disebutkan terdapat 4 (empat) manfaat yang diperoleh dengan
mengimplementasikan CSR, yaitu pertama, keberadaan perusahaan dapat tumbuh
dan berkelanjutan dan perusahaan mendapatkan citra positif dari masyarakat luas,
kedua, perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap kapital (modal),
ketiga, perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia (human
resources) yang berkualitas dan keempat, perusahaan dapat meningkatkan
pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis (critical decision making) dan
mempermudah pengelolaan manajemen risiko (Effendi, 2010).
Corpora te Socia l Responsibility (CSR) ialah suatu konsep merupakan
suatu organisasi (khususnya, tapi tidak terbatas pada, perusahaan) memiliki
kewajiban untuk memperhatikan kepentingan pelanggan, karyawan, pemegang
saham, komunitas dan pertimbangan-pertimbangan ekologis dalam segala aspek
dari usahanya (Ashogu, 2009:9).
Sebuah badan usaha sebagai suatu lembaga melaksanakan macam-macam
tugas pada waktu yang sama. Misalnya pada perusahaan manufaktur, selain
membeli bahan baku, mengolahnya menjadi barang jadi, kemudian
mendistribusikannya ke pasar, juga melakukan tugas-tugas seperti : penelitian,
penyediaan lapangan kerja, dan sebagainya.
Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, di dalam perusahaan terdapat
suatu mekanisme, baik dilakukannnya dengan sadar ataupun tidak, untuk
memenuhi kebutuhan serta mencapai keinginan yang diharapkan. Dalam
perusahaan. Hal ini disebabkan karena pada saat tertentu pasti ada tugas utama
supaya usahanya dapat berkembang terus (Irawan & Basu Swastha DH, 1981:26).
Perhatian para pembuat kebijakan terhadap CSR menunjukkan telah
adanya kesadaran bahwa terdapat potensi timbulnya dampak buruk dari kegiatan
usaha. Dampak buruk tersebut tentunya harus direduksi sedemikian rupa sehingga
tidak membahayakan kemaslahatan masyarakat sekaligus tetap ramah terhadap
iklim usaha.
2.2 Perkembangan CSR
Konsep tanggung jawab sosial perusahaan tidak terlepas dari konteks
waktu pada saat konsep ini berkembang dan berbagai faktor yang terjadi di
lingkungan internal maupun eksternal perusahaan yang mempengaruhi
perkembangan konsep CSR.
Sholihin, (2009:3) terdapat tiga periode penting dalam perkembangan
konsep CSR, yaitu :
1. Perkembangan awal konsep CSR di era tahun 1950-1960.
2. Perkembangan konsep CSR di era tahun 1970-1980.
3. Perkembangan konsep CSR di era tahun 1990-sampai dengan saat ini.
1) Perkembangan awal konsep CSR di era tahun 1950-1960
Konsep awal tanggung jawab sosial (social responsibility) terhadap suatu
perusahaan secara eksplit baru dikemukakan oleh Howard R. Bowen melalui
karyanya yang berjudul Social Responsibility of the Businessmen yang dikutip
untuk menetapkan tujuan bisnis yang selaras dengan tujuan dan nilai-nilai
masyarakat.
Mengenai prinsip perwalian, dinyatakan bahwa perusahaan merupakan
wali yang dipercaya oleh masyarakat untuk mengelola berbagai sumber daya, oleh
karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan dengan seksama berbagai
kepentingan dari para pemangku kepentingan yang dikenal dampak keputusan dan
praktik operasi perusahaan. Prinsip ini semakin bertambah penting sejalan dengan
pengakuan terhadap konsep pemangku kepentingan dimana pemangku
kepentingan berpotensi untuk menghambat pencapaian tujuan perusahaan bila
kepentingan perusahaan tidak sejalan dengan kepentingan masyarakat secara luas.
Berdasarkan prinsip perwalian, perusahaan diharapkan untuk melakukan aktivitas
yang baik, tidak hanya perusahaan tetapi juga untuk lingkungan sekitarnya.
Contohnya perusahaan Cocacola sebagai produsen minuman ringan terbesar di
dunia, melaksanakan water stewardship yang bertujuan untuk meningkatkan
penghargaan masyarakat terhadap air bersih (Solihin, 2009:20).
2) Perkembangan Konsep CSR di era tahun 1970-1980
Periode awal tahun 1970-an mencatat babak penting perkembangan konsep CSR ketika para pemimpin perusahaan terkemuka di Amerika serta para
peneliti yang diakui dalam bidangnya membentuk CED (Committee for Economic
Development).
CED membagi tanggung jawab sosial perusahaan kedalam tiga lingkaran
tanggung jawab, yakni inner circle responsibilities (lingkaran tanggung jawab
pertengahan), dan auter circle responsibilities mencakup tanggung jawab
perusahaan untuk melaksanakan fungsi ekonomi yang berkaitan dengan produksi
barang dan pelaksanaan pekerjaan secara efisien. Intermediate circle
responsibilities menunjukkan tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi
ekonomi yang berkaitan dengan produksi barang dan pelaksanaan pekerjaan yang
efisien. Intermediate circle responsibilities menunujukkan tanggung jawab untuk
melaksanakan fungsi ekonomi, sementara itu pada saat yang sama memiliki
kepekaan kesadaran terhadap perusahaan nilai-nilai dan prioritas sosial seperti
meningkatnya perhatian terhadap konversasi lingkungan hidup, hubungan dengan
karyawan, meningkatnya ekspektasi konsumen untuk memperoleh informasi
produk yang jelas, serta perlakuan yang adil terhadap karyawan di tempat kerja.
Outer circle responsibilities mencakup kewajiban perusahaan untuk lebih aktif
dalam meningkatkan kualitas lingkungan sosial.
3) Perkembangan Konsep CSR di era tahun 1990 sampai dengan saat ini Penyusunan sustainable report perusahaan lebih banyak mengacu kepada
pedoman penyusunan sustainability report dari Global Reporting Initiative (GRI).
GRI didirikan pada tahun 1997 oleh perusahaan-perusahaan dan berbagai
organisasi yang tergabung dalam Coalitation for Environmentally Responsible
Economies (CERES). Berdasarkan pedoman ini, perusahaan harus menjelaskan
dampak operasi perusahaan terhadap ekonomi, lingkungan, dan sosial
Prinsip-prinsip dasar tanggung jawab sosial yang menjadi dasar bagi
pelaksanaan yang menjiwai atau menjadi informasi dalam pembuatan keputusan
a. Keputusan terhadap hukum.
b. Menghormati instrumen/badan internasional.
c. Menghormati stakeholder dan kepentingannya
d. Akuntabilitas
e. Transparasi
f. Perilaku yang beretika
g. Melakukan tindakan pencegahan
h. Menghormati dasar-dasar hak asasi manusia.
2.3 Pengertian UKM (Usaha Kecil Menengah)
Usaha Kecil Menengah atau yang sering disingkat UKM merupakan salah
satu bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah, begitu juga
dengan negara Indonesia. UKM ini sangat memiliki peranan penting dalam
lajunya perekonomian masyarakat. UKM ini juga sangat membantu negara atau
pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan lewat UKM juga
banyak tercipta unit unit kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru yang
dapat mendukung pendapatan rumah tangga. Selain dari itu UKM juga memiliki
fleksibilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan usaha yang berkapasitas lebih
besar. UKM ini perlu perhatian yang khusus dan di dukung oleh informasi yang
akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan
menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar. UKM (Usaha
Kecil dan Menengah) adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil
tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri
(Dayintapinastika, 2011).
Ada dua definisi usaha kecil yang dikenal di Indonesia. Pertama, definisi
usaha kecil menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil
adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal
Rp 1 milyar dan memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha, paling banyak Rp 200 juta. Kedua, menurut kategori Badan Pusat
Statistik (BPS), usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah
tangga. BPS mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu:
(1) industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang; (2) industri kecil dengan
pekerja 5-19 orang; (3) industri menengah dengan pekerja 20-99 orang; dan (4)
industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih.
Usaha Mikro (Menurut Keputusan Menkeu No. 40/KMK.06/2003, tentang
Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil) antara lain adalah Usaha produktif
milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia serta memiliki hasil
penjualan paling banyak Rp. 100 juta per tahun.
Usaha Kecil Menengah menurut UU No. 9/1995 adalah sebagai berikut:
a. Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha
orang orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan
usaha berbadan hukumtermasuk koperasi
b. Bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung, dengan Usaha
c. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200 juta, tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100
juta per tahun.
Berdasarkan Kepmenkeu 571/KMK 03/2003 maka pengusaha kecil adalah
pengusaha yang selamasatu tahun buku melakukan penyerahan barang kena pajak
dan atau jasa kena pajak dengan jumlah peredaran brutto dan atau penerimaan
brutto tak lebih dari 600 juta.
Usaha Menengah menurut Inpres No. 10/1999, tentang Pemberdayaan
Usaha Menengah adalah:
a. Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha
orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha
berbadan hukum termasuk koperasi
b. Berdiri sendiri, dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung,
dengan Usaha Besar
c. Memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp.200 juta, sampai dengan Rp. 10
miliar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil
penjualanpaling banyak Rp. 100 juta per tahun.
Usaha Produktif (Menurut Keputusan Menkeu No. 40/KMK.06/2003,
tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil). Usaha pada semua sector
ekonomi yang dimaksudkan untuk dapat memberikan nilai tambah dan
meningkatkan pendapatan usaha. Ada beberapa acuan definisi yang digunakan
a. UU No. 9 tahun 1995 tentang usaha kecil mengatur kriteria usaha kecil
berdasarkan nilai aset tetap (diluar tanah dan bangunan) paling besar Rp 200
juta dengan omset per tahun maksimal Rp 1 milyar. Sementara itu berdasarkan
Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang usaha menengah, batasan asset tetap (di luar
tanah dan bangunan) untuk usaha menengah adalah Rp 200 juta hingga Rp 10
milyar.
b. BPS dan Kementrian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu usaha sebagai
usaha kecil jika memiliki omset kurang dari Rp 1 milyar per tahun. Untuk
usaha menengah, batasannya adalah usaha yang memiliki omset antara Rp1
sampai dengan Rp 50 milyar per tahun. Berdasarkan definisi tersebut,data BPS
dan Kementrian Koperasi dan UKM pada tahun 2002 menunjukkan populasi
usaha kecil mencapai sekitar 41,3 juta unit atau sekitar 99,85 persen dari
seluruh jumlah usaha di Indonesia; sedangkan usaha menengah berjumlah
sekitar 61,1 ribu unit atau 0,15 persen dari seluruh usaha di Indonesia.
Sementara itu persebaran UKM paling banyak berada di sektor pertanian (60
persen) dan perdagangan (22 persen) dengan total penyerapan tenaga kerja di
kedua sektor tersebut sekitar 53 juta orang (68 persen penyerapan tenaga kerja
secara total).
c. Departemen Perindustrian dan Perdagangan menetapkan bahwa industri kecil
dan menengah adalah industri yang memiliki nilai investasi sampai dengan Rp.
5 milyar. Sementara itu, usaha kecil dibidang perdagangan dan industri juga
dikategorikan sebagai usaha yang memiliki aset tetap kurang dari Rp. 200 juta
d. Bank Indonesia menggolongkan UK dengan merujuk pada UU No. 9/1995,
sedangkan untuk usaha menengah, BI menentukan sendiri criteria asset
tetapnya dengan besarab yang dibedakan antara industri manufaktur (Rp
200juta s/d Rp 5 miliyar) dan non manufaktur (Rp 200-600 juta).
e. Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan suatu usaha berdasarkan jumlah
tenaga kerja. Usaha kecil adalah usaha yang memiliki pekerja 1-19 orang;
usaha menengah memiliki pekerja 20-99 orang; dan usaha besar memiliki
pekerja sekurang-kurangnya 100 orang.
1. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998
Pengertian Usaha Kecil Menengah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala
kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha
kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak
sehat.
2. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
Pengertian Usaha Kecil Menengah: Berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha
kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19
orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki
tenaga kerja 20 s.d. 99 orang.
3. Berdasarkan Keputuasan Menteri Keuangan Nomor 316 / KMK . 016 / 1994
tanggal 27 Juni 1994.
Pengertian Usaha Kecil Menengah dijelaskan sebagai perorangan atau
atau omset per tahun setinggi-tingginya Rp 600.000.000 atau asset atau aktiva
setinggi-tingginya Rp 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati)
terdiri dari :
- Bidang usaha ( Fa, CV, PT, dan koperasi )
- Perorangan ( Pengrajin/industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan,
perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa )
4. Menurut UU No 20 Tahun 2008
Pengertian Usaha Kecil Menengah: Undang undang tersebut membagi kedalam
dua pengertian yakni:
Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut :
Kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah).
Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha
yang memiliki kriteria sebagai berikut :
Kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
2.4 Hubungan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan Pengembangan UKM
Tanggung jawab sosial pengusaha sama dengan kedudukan sosial yang
mereka miliki (social responsibilities of businessmen need to be commensurate
with their social power). Sehingga, dalam jangka panjang, pengusaha yang tidak
menggunakan kekuasaan dengan bertanggung jawab sesuai dengan anggapan
masyarakat akan kehilangan kekuasaan yang mereka miliki sekarang. Pada
dasarnya CSR merupakan suatu bentuk tanggung jawab sosial yang berkembang
sebagai wujud dari sebuah good corporate governence. pada sisi ini, CSR dilihat
sebagai aplikasi dari keberadaan corporate sebagai salah satu elemen sosial yang
merupakan bagian dari etika bisnis. Dalam hal ini, pelaksanaan CSR mengacu
pada konsep yang lebih luas dan global. CSR berdampak positif bagi masyaraka,
ini akan sangat tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi
lain, terutama pemerintah. Bahwa terdapat sejumlah alasan mengapa perusahaan
memiliki program-program filantropik atau program tanggung jawab sosial, yaitu:
pertama, untuk mempraktikkan konsep “good corporatecitizenship”, kedua, untuk
meningkatkan kualitas lingkungan hidup, dan ketiga adalah untuk meningkatkan
UKM merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu
negara maupun daerah, begitu juga dengan negara Indonesia. UKM sangat
memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat. UKM juga
sangat membantu negara pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru
dan lewat UKM juga banyak tercipta unit kerja baru yang menggunakan
tenaga-tenaga baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga.
Selain dari itu, UKM juga memiliki fleksibilitas yang tinggi jika
dibandingkan dengan usaha yang berkapasitas lebih besar. UKM perlu perhatian
yang akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan
menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar (Unwar, 2013:6).
Sesuai dengan cirinya, UKM sangat rentan dengan berbagai keterbatasan
dan permasalahan, yaitu beberapa diantaranya :
a. Biasanya berbentuk usaha perorangan dan belum berbadan hukum
perusahaan
b. Aspek legalitas usaha lemah
c. Struktur organisasi bersifat sederhana dengan pembagian kerja yang tidak baku
d. Kebanyakan tidak mempunyai laporan keuangan dan tidak melakukan
pemisahan antara kekayaan pribadi dengan kekayaan perusahaan
e. Kualitas manajemen rendah dan jarang yang memiliki rencana usaha
f. Sumber utama modal usaha adalah modal pribadi
g. Sumber Daya Manusia (SDM) terbatas
h. Pemilik memiliki ikatan batin yang kuat dengan perusahaan, sehingga seluruh
Kondisi tersebut berakibat kepada:
1) Lemahnya jaringan usaha serta keterbatasan kemampuan pasar dan
diversifikasi pasar.
2) Skala ekonomi terlalu kecil sehingga sukar menekan biaya.
3) Margin keuntungan sangat tipis.
Sehubungan dengan permasalahan secara umum yang dialami oleh
UKM, Badan Pusat Statistik (2003) mengidentifikasikan permasalahan sebagai
berikut:
(1) kesulitan dalam pemasaran.
(2) persaingan usaha ketat.
(3) kesulitan bahan baku.
(4) Keterampilan manajerial kurang.
(5) kurang pengetahuan manajemen keuangan.
(6) Iklim usaha yang kurang kondusif.
Chahal danSharma (2006), Russo dan Tencati (2009) mengatakan kedua
pola diatas akan dapat berjalan efektif apabila ditopang 3 (tiga) pilarnya, dimana
ketiga pilar tersebut mencerminkan 3 dimensi yang seimbang, yaitu:
a. Economic Dimension
Dimensi ekonomi dari Corporate Social Responsibility (CSR) ini meliputi
dampak ekonomi dari kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan.
Dimensi ini sering kali disalah artikan sebagai masalah keuangan perusahaan
daripada 2 dimensi Responsibility (CSR) lainnya, yaitu dimensi sosial dan
lingkungan.
Bagaimanapun juga, dimensi ekonomi ini tidak sesederhana melaporkan
keuangan/neraca perusahaan saja, tetapi juga meliputi dampak ekonomi baik
secara langsung maupun tidak langsung terhadap operasional perusahaan
dikomunitas lokal dan di pihak-pihak yang berpengaruh terhadap perusahaan
lainnya. Kunci sukses dari dimensi ekonomi ini adalah economic
performance/kinerja keuangan perusahaan. Indikator-indikatornya adalah:
1) Produk
Faktor yang sangat mempengaruhi sebuah perusahaan untuk dapat
meningkatkan kinerja keuangannya adalah produk itu sendiri. Produk yang
dihasilkan sebaiknya memiliki kualitas yang tinggi, aman dipakai, dan inovatif.
2) Service
Selain produk yang dihasilkan berkualitas, pelayanan yang baik perlu
diterapkan agar dapat memuaskan konsumen. Mulai dari delivery service hingga
a fter sa les service sudah banyak dilakukan oleh beberapa perusahaan untuk
meningkatkan kepuasan konsumennya. Tidak hanya itu, pemenuhan kebutuhan
konsumen dan penanganan komplain yang baik juga dapat mendorong kinerja
keuangan perusahaan.
3) Avoiding Actions tha t Da ma ge Trust
Sebuah perusahaan dapat beroperasi bergantung pada kepercayaan dan
sebaiknya menghindari kegiatan yang mungkin dapat mengganggu masyarakat
ataupun dapat merusak lingkungan.
f. Sosia l Dimension
Dimensi sosial memiliki arti untuk bertanggung jawab terhadap dampak
sosial yang diakibatkan oleh perusahaan, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Inti dari dimensi sosial ini meliputi :
1) La bour Pra ctises
Indikator ini berbicara banyak mengenai pekerja dalam perusahaan.
Misalnya, perusahaan dituntut untuk menjaga keselamatan pekerjannya,
memperlakukan secara adil menghargai pekerjannya sebagai suatu individu,
melakukan pembagian hasil keuntungan perusahaan, dan masih banyak lagi hal–
hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk kesejahteraan pekerjanya.
2) Socia l a ctivities
Chahal & Sharma (2006) mengemukakan bahwa kegiatan – kegiatan sosial
sudah mulai banyak dilakukan oleh perusahaan karena memang kegiatan ini
memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Menurut Kotler dan Lee (2005), kegiatan ini dapat dibagi menjadi
3 (tiga) bagian,yaitu corporate philantrophy, corporate volunteering dan cause –
rela ted ma rketing.
g. Environtment Dimension
Banyaknya perusahaan manufaktor pada saat ini, memiliki dampak negatif
terhadap lingkungan. Oleh sebab itu,intu dari dimensi ini adalah management of
terhadap lingkungn yang ditimbulkan. Indikator–indikator dari dimensi ini
adalah:
1) Wa ste Ma na gement
Banyak sekali perusahaan–perusahaan yang sudah mulai peduli akan
lingkungannya. Perusahaan tersebut melakukan recycle, reduce, reuse untuk
mengurangi limbah yang dihasilkan.
2) Producing environment Fr iendly Product
Untuk menghasilkan produk yang ramah lingkungan tentu, bukanlah hal yang
mudah. Cost of Good Solodnya lebih tinggi daripada produk yang tidak ramah
lingkungan, sehingga akan sulit bersaing dengan kompetitornya.
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dijadikan bahan referensi dalam penelitian ini
yaitu sebagai berikut:
Rimba Kusumadilaga (2010), judul penelitian Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel
Moderating, lokasi penelitian Perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI tahun 2006-2008 variabel yang digunakan variabel independen: Ekonomi,
Lingkungan, Sosial. Variabel moderating: Profitabilitas. Variabel dependen: Nilai
perusahaan. Populasi dan sample populasi dari penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, dengan alasan :
perusahaan-perusahaan manufaktur lebih, hasil penelitian berdasarkan analisis yang telah
signifikan terhadap nilai perusahaan, variabel profitabilitas sebagai variabel
moderating tidak dapat mempengaruhi hubungan CSR dan nilai perusahaan.
Terdapat perbedaan luas pengungkapan CSR periode sebelum dan sesudah
berlakunya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas.
Ni Wayan Rustiarini (2010), Judul penelitian Pengaruh Korporat
Perusa ha a n dengan Corporate Social Responsibility Dan Nilai Perusahaan, lokasi
penelitian dilakukan di Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia sampai tahun 2008. Variabel penelitian yang digunakan : Variabel
corpora te socia l responsibility disclosure index dan variabel corporate
governa nce. populasi dan sample Populasi penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun
2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan CSR merupakan
keunggulan kompetitif perusahaan sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran perusahaan untuk mengimplementasi dan mengungkapkan aktivitas
CSR yang dilakukan.
Reni Hariyani (2010), judul penelitian Pengaruh Implementasi Corporate
Socia l Responsibility (CSR) Terhadap Perbedaan Profitabilitas Perusahaan (Studi
Kasus PT Unilever Indonesia Tbk), lokasi penelitian PT Unilever Indonesia Tbk,
Variabel penelitian yang digunakan Variabel Profitability, Return on Asset,
Corporate Social Responsibility, Populasi dan sample populasi dari penelitian ini
mengambil studi kasus PT Unilever Indonesia Tbk. Implementasi
program-program CSR telah dilakukan ± 11 tahun. Karena PT Unilever Indonesia hipotesis
disimpulkan bahwa rata-rata profitabilitas sebelum melaksanakan CSR dengan
profitabilitas sesudah melaksanakan CSR adalah tidak sama. Atau dengan kata
lain terdapat perbedaan profitabilitas perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk
antara sebelum implementasi CSR dengan sesudah implementasi CSR. Pada
Tabel Paired Samples Statistics menunjukkan bahwa rata-rata profitabilitas
perusahaan Unilever Indonesia, Tbk mengalami kenaikan sebesar 0,1919 dari
0,1903 (rata-rata profitabilitas sebelum CSR) menjadi 0,3822 (rata-rata
profitabilitas sesudah CSR). Dengan nilai p-value untuk uji dua sisi (2-tailed) =
0,000.
Helen Octavia dan Hermi (2014), judul penelitian Pengaruh Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang tercatat
Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010 dan 2011). Lokasi penelitian
Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010
dan 2011, Variabel yang digunakan : Corporate Social Responsibility; Return on
Asset; Cumula tive Abnorma l Return. Populasi dan sample yang digunakan
Populasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah seluruh Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010
dantahun2011. Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode purposive judgment sampling yaitu tipe pemilihan sampel secara
tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan
tertentu. Pengungkapan aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR
Disclosure) secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA dan
ROA sekitar 41,9% dan model kedua dapat menjelaskan pengaruh CSR Disclosure
terhadap CAR sekitar 97,9%.
2.6 Kerangka Konseptual
Berbagai strategi dan program telah diupayakan dalam pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Namun demikian, semua strategi dan
program tersebut tidak mungkin dilakukan sendiri oleh Kementerian Koperasi dan
UKM secara khusus dan pemerintah pada umumnya mulai dari pusat sampai
Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 7 tahun 2005 tentang
“Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004- 2009, dan
menggunakannya dalam Undang–Undang No 40 Tahun 2007, tentang Perseroan
Terbatas, mengarahkan peran dan dukungan masyarakat, perguruan tinggi
termasuk para pelaku bisnis dan stakeholders lainnya juga sangatlah penting.
Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh pemerintah perlu didukung oleh
sumberdaya yang lain termasuk oleh para pelaku bisnis itu sendiri.Tanpa ada
kemauan dari para pelaku bisnis untuk melakukan perbaikan,bagaimanapun
besarnya sumber daya yang dialokasikan akan sia-sia saja. Jadi sinergitas di dalam
pemberdayaan UKM menjadi kunci penentu dalam rangka pengembangan UKM
yang tangguh dan berdaya saing tinggi di masa depan.Salah satu sinergitas yang
telah banyak dilakukan di luar negeri, adalah kerjasama atau kemitraan antara
UMKM dengan usaha besar. Kemitraan yang ideal dilandasi adanya keterkaitan
menguntungkan kita kenal dengan “win-win solution”.Melalui pola kemitraan ini,
diharapkan terjadinya alih teknologi dan manajemen dari perusahaan besar kepada
yang lebih kecil. Disamping itu, pola kemitraan akan mendorong adanya
peningkatan daya saing UMKM. Kemitraan akan membangun adanya kepastian
pasokan produk, karena semuanya diatur dalam kesepakatan berbentuk kontrak.
Selain kemitraan yang didasarkan pada inter-relasi atau keterkaitan usaha,
di banyak negara juga dikembangkan program kemitraan yang didorong karena
kepedulian perusahaan besar untuk membina perusahaan kecil, khususnya usaha
mikro dan kecil. Pola kepedulian perusahaan besar dalam bentuk sosial seperti ini
yang sering disebut CSR telah banyak dikembangkan. CSR sebagai salah satu
solusi kemitraan dapat memperkuat daya saing UKM. Kemitraan antara UKM
dengan perusahaan yang kuat akan mendorong UKM menjadi kuat juga. Dalam
kaitan ini, kepedulian perusahaan memberi manfaat kepada kedua belah
pihak, khususnya dalam rangka pengurangan dampak gejolak sosial sebagai
akibat adanya kecemburuan sosialsi kaya semakin kaya dan si miskin semakin
miskin.
Pengembangan program kemitraan dengan pola CSR ini dapat dilakukan
dalam berbagaipola, seperti community development, peningkatan kapasitas,
promosi produk, bahkan perkuatan permodalan bagiUsaha Kecil dan Menengah.
Secara spesifik menyebutkan bahwa CSR bisa diarahkan agar UKM bisa dibantu
dalam inovasi packaging, inovasi branding, inovasi produk, serta penampilan
dilakukan adalah pengembangan lembaga layanan bisnis dan yayasan lain yang
intinya diarahkan untuk pengembangan UKM.
Kerangka konseptual pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.7 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka konseptual yang telah
dikemukakan di atas, maka diambil hipotesis sebagai berikut:
1. Semakin tinggi tingkat kredibilitas advertorial CSR maka persepsi khalayak
mengenai CSR akan semakin positif.
2. Semakin positif persepsi khalayak mengenai CSR yang dilakukan oleh PT.
Astra Auto2000 maka semakin positif pula citra perusahaan.
3. Terdapat persepsi hubungan CSR dan UKM antara PT. Astra Auto2000 dengan
lingkungan sekitarnya.
Y: Pengembangan UKM
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif
yaitu dengan cara pendekatan kuantitatif mengumpulkan data serta perbuatan dari
objek yang diteliti, kemudian menganalisisnya sehingga memperoleh gambaran
umum yang objektif mengenai masalah apa saja yang dihadapi oleh perusahaan.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada PT. Tbk Astra Internasional Auto 2000
Cabang Medan yang beralamatkan Jl. Sisingamangaraja Km 9 8 204 Timbang
Deli Medan Amplas.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan
CSR PT.ASTRA AUTO2000 terhadap perkembangan UKM.
3.4 Defenisi Operasional
a. Corpora te Socia l Responsibility (CSR)
Definisi operasional Corporate Social Responsibility (CSR) dalam penelitian
ini dikutip dari (Ashongu, 2009), yaitu suatu komitmen terus-menerus dari
pelaku bisnis untuk berlaku etis dan untuk memberikan kontribusi bagi
keluarganya, juga bagi komunitas lokal dan masyarakat pada umumnya.
Menurut Budiman (2002) terdapat 5 (lima) aspek yang dikembangkan dari
Program CSR AUTO2000 (2012), yaitu: Partispasi publik (X1); Bantuan
modal UKM (X2); Bantuan kemitraan promosi produk UKM (X3); Bantuan
kemitraan bina lingkungan (X4) dan Bantuan Pendidikan dan Pelatihan (X5).
Kelima program ini selanjutnya dijabarkan kedalam masing–masing 3 (tiga)
indikator yang di transformasikan dalam bentuk kuesioner, dengan skala
pengukuran liker 1-5, dimana skala 1 menunjukkan kriteria sangat tidak baik,
dan skala 5 menunjukkan skala sangat tidak baik.
b. Pengembangan UKM
Secara operasional, pengembangan UKM dalam penelitian ini didefinisikan
sebagai peningkatan kemampuan UKM. Variabel ini dijelaskan dengan
menggunakan 3 indikator yang ditransformasikan dalam bentuk kuesioner,
dengan skala pengukuran liker 1-5, dimana skala 1 menunjukkan kriteria
sangat tidak berkembang, dan skala 5 menunjukkan skala sangat berkembang.
3.5 Populasi dan sampel
Populasi pada penelitian ini adalah binaan Auto2000 yang berjumlah 40
UKM. Sedangkan penentuan sampel dalam penelitian ini diambil dari banyaknya
3.6 Jenis Data
Data Primer merupakan data yang dikumpulkan dan diolah langsung
sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya
(Muhammad, 2008:101), yaitu melalui kuesioner yang diberikan kepada para
pegawai PT. Astra AUTO2000 Medan Amplas.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut :
1. Studi kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi melalui
literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, yang dapat
diperoleh dari buku-buku, jurnal, internet dan lain-lain.
2. Observasi, meliputi melakukan pencatatan terhadap data yang diperlukan
seperti data-data informasi CSR yang di bina maupun di tanggung PT. Astra
AUTO2000 Medan amplas tersebut.
3. Kuesioner, peneliti membuat daftar pertanyaan kepada para pegawai
marketing PT. Astra AUTO2000 dimana pertanyaan yang dibuat relevan
dengan peneliti yang dilakukan ditujukan.
3.8 Metode Analisis
1. Metode analisis deskriptif
Metode analisis deskriptif yaitu metode analisis dengan mengumpulkan
dengan cara mendatanya sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dipahami
sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen penelitian, sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data
penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk menguji validitas dan
reliabilitasnya. Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen adalah dengan
melakukan uji coba instrumen kepada 30 orang responden. Menurut Umar (2008),
sangat disarankan jumlah responden untuk uji coba minimal 30 orang. Uji
validitas dalam penelitian ini dilakukan pada 30 UKM yang berada di luar
Kecamatan Medan Tenggara.Kuesioner dinyatakan valid jika r hitung > r tabel.
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil suatu
pengukuran instrumen dapat dipercaya (Ghozali, 2005). Dalam hal ini teknik yang
digunakan untuk menguji reliabilitas adalah Cronbach’s Alpha. Pada uji ini dinilai
reliabel jika lebih besar dari 0,6 dimana kriteria sebagai berikut :
α ≥ 0,6 artinya instrumen reliabel
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah PT Astra Auto 2000
PT Astra Auto2000adalah jaringan jasa penjualan, perawatan dan
penyediaan suku cadang Toyota yang manajemennya ditangai penuh oleh PT
Astra International Tbk. Saat ini PT Astra Auto 2000adalah main dealerToyota
terbesar di Indonesia, yang menguasai antara 70-80% dari total penjualan Toyota.
Dalam aktivitas biasanya PT Astra Auto 2000berhubungan dengan PT Toyota
Astra Motor yang menjadi agen tunggal pemegang merek (ATPM) Toyota.
PT Astra Auto 2000 berdiri pada tahun 1975 dengan nama Astra Motor
Sales, dan baru pada tahun 1989 berubah nama menjadi PT Astra Auto 2000. PT
Astra Auto 2000berkembang pesat karena memberikan berbagai pelayanan yang
memudahkan bagi calon pembeli maupun pengguna kendaraan Toyota.Dengan
slohan “Urusan Toyota jadi mudah” PT Astra Auto 2000selalu mencoba menjadi
yang terdepan dalam pelayanan. Produk-produk PT Astra Auto 2000yang
inovatif seperti THS (Toyota Home Service), Expres Maintence (service berkala
hanya satu jam) dan Expres Body Paint(perbaikan body 3 panel dalam 8 jam saja)
Booking Service mencerminkan perhatian PT Astra Auto 2000yang tinggi kepada
pelayanannya.
PT Astra Auto 2000 memiliki cabang yang terbesar di seluruh Indonesia
(kecuali Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, Jambi, Riau, Bengkulu, Jawa Tengah dan
Daerah Istimewa Yogyakarta). Selain cabang-cabang PT Astra Auto 2000yang
seluruh Indonesia (disebut indirect), yang totalnya berjumlah 67 outlet. Dengan
demikian, terdapat 133 cabang yang mewakili penjualan PT Astra Auto 2000di
seluruh Indonesia.48 Bengkel milik PT Astra Auto 2000 merupakan yang terbesar
dan terlengkap di Asia Tenggara.Disamping itu PT Astra Auto 2000juga memiliki
407 Partshop yang menjamin keaslian suku cadang produk Toyota.
4.2 Struktur Organisasi PT Astra Auto 2000
“Organisasi merupakan wadah (wahana) bagi sumber daya manusia dan
sumber daya alam dalam upaya mencapai suatu tujuan yang ditetapkan
sebelumnya” (Syamsudin, 2002:8). Dengan adanya perkembangan dan
pertumbuhan menyebabkan tugas dan pekerjaan yang harus diselesaikan oleh
atasan yang semakin banyak, sebab masalah yang terjadi dan akan muncul
kompleks. Oleh sebab itu, harus dilakukan pembagian tugas dan pekerjaan untuk
meringankan beban kerja seorang atasan oleh beberapa orang yang mempunyai
kemampuan dalam menjalankan tugas dan pekerjaan tersebut.
Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi yang berbeda-beda sesuai
dengan bidang pekerjaan yang dilakukan.Bentuk struktur organisasi suatu
perusahaan hendaknya dibuat dengan terperinci dan memperhatikan hal-hal yang
bersifat penting.Di mana struktur organisasi hendaknya dibuat dengan
memberikan gambaran yang jelas dan tepat mengenai pembagian tugas dan
tanggung jawab antara atasan dan bawahan yang terdapat dalam bidang-bidang
yang berkaitan dengan perusahaan. Semakin banyak jenis kegiatan suatu
perusahaan, maka akan semakin kompleks struktur organisasinya dan demikian
Ada bentuk struktur organisasi yang umum digunakan oleh
perusahaan-perusahaan, antara lain:
4. Organisasi Formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik,
yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan,
akuntabilitas dan tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan
bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung.
Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing
anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit.
Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya
terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal tahan
lama dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka
beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi
formal ádalah perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan
universitas-universitas (J Winardi, 2003:9).
5. Struktur organisasi berbentuk fungsional, adalah struktur organisasi yang
membentuk suatu fungsi-fungsi tertentu serta dibentuk berdasarkan
fungsinya di perusahaan.
6. Struktur organisasi berbentuk garis, adalah struktur organisasi yang
membentuk suatu garis lurus, dari jabatan tertinggi hingga terendah.
7. Struktur organisasi berbentuk lini, adalah struktur organisasi yang
membentuk lini atau bagian-bagian tertentu.
Struktur organisasi yang terdapat pada PT Astra Auto 2000 adalah
fungsi-fungsi terhadap perusahaan. Kantor cabang merupakan suatu profit dan loss yang
mana pemimpin berkewajiban mengelola seluruh harta melalui fungsi-fungsi
kegiatan perusahaan yang terlihat ada susunan organisai perusahaan. Untuk lebih
jelasnya, struktur organisasi PT Astra Auto 2000 sebagai berikut:
Sumber : PT Astra Auto 2000, 2014
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT Astra Auto 2000
Tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap jabatan dalam perusahaan
adalah:
a. Komisaris
Tugas dan wewenang Komisaris adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengawasan atas kebijaksanaan direksi dalam menjalankan
KOMISARIS
AKUNTANSI ADM/UMUM SALES SITE