• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Astra Auto 2000 Cabang Amplas Dalam Pengembangan UKM di Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Astra Auto 2000 Cabang Amplas Dalam Pengembangan UKM di Medan"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PERANAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

PT ASTRA AUTO 2000 CABANG AMPLAS DALAM PENGEMBANGAN UKM DI MEDAN

OLEH:

YERA RYZKI ANANDA SD 110501134

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PERANAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

PT ASTRA AUTO 2000 CABANG AMPLAS DALAM PENGEMBANGAN UKM DI MEDAN

Kesadaranmasyarakatterhadapdampak perusahaanpadakondisisosialnyadan lingkungan hidup semakin penting, sehinggamulaimenekanperusahaanuntuk mengungkapkan pertanggung jawaban sosialnya (Corporate Social Responsibility). CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu komitmen perusahaanuntuk membangunkualitas kehidupan yang lebih baik

bersama sta keholder

terkait,terutamaadalahmasyarakatdisekelilingdimanaperusahaan tersebutberada. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Astra Auto 2000 terhadap pengembangan UKM di Medan. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, dan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 70.6% variabel Corporate Socia l Responsibility (CSR) dengan indikaor partisipasi publik, bantuan modal UKM, bantuan kemitraan promosi produk, bantuan kemitraan bina lingkungan, dan pelatihan UKM menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel pengembangan UKM binaan PT Astra Auto 2000, sedangkan 29.4% merupakan variabel lain yang tidak diteliti seperti motivasi, disiplin dan sebagainya. Dan secara serempak partisipasi publik, bantuan modal UKM, bantuan kemitraan promosi produk, bantuan kemitraan bina lingkungan, dan pelatihan UKM berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan UKM Binaan PT Astra Auto 2000.

(3)

ABSTRACT

ROLE OFCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(CSR) PTASTRAAUTO2000INDEVELOPMENT

OF UKM IN MEDAN

Public a wa reness ofthe impact ofthe companyonits socia la nd environmenta lconditionsis increa singly important, sosta rtpressingcompanies to disclosesocia lresponsibility(Corpora te Socia l Responsibility). CSRorcorpora te socia l responsibilityis a compa ny's commitment tobuilda betterqua lity oflifea long withthe releva nt sta keholders, especia lly being a round thecommunitywhere the compa ny isloca ted.

Ba sed on thesurvey results revea ledtha t70.6% va ria bleCorpora te Socia l Responsibility (CSR) with indica tor public pa rticipa tion, ca pita l of UKM, a idproduct promotionspa rtnership, pa rtnershipa ssistancefor environmenta l development, a ndtra ining ofUKMexpla in theva ria bleeffects onthe development ofUKM a ssisted PT Astra Auto2000, while29.4% isother va ria blesnot exa minedsuch a s motiva tion, disciplineandso on. Andsimulta neouslypublic pa rticipa tion, ca pita l of UKM, a idproduct promotionspa rtnership, pa rtnershipsenvironmenta l developmenta ssistance, andtra iningUKM positive and significa nt impa cton UKM developmentPTAstra Auto2000.

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmatNya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi berjudul “Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Astra Auto

2000 Cabang Amplas Dalam Pengembangan UKM Di Medan” ini.

Skripsi ini penulis persembahkan khusus buat orangtua tercinta Ayahanda

Ramli Sembiring dan Ibunda Yetti Heryani, dan Adik tersayang Ranggi

Heryagung, penulis mengucapkan terima kasih banyak atas dukungan, semangat,

perhatian, dan bantuan materil yang diberikan kepada penulis dalam

menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari

berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan

bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA sebagai Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec dan Bapak Drs. Syahrir Hakim

Nasution, M.Si sebagai Ketua dan Sekretaris Departemen Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Irsyad Lubis SE, Msoc, Sc, PhD dan Bapak Paidi Hidayat, SE,

M.Si sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan

(5)

4. Bapak Kasyful Mahalli, SE, M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang telah

banyak memberikan arahan dan bimbingan dari awal penulisan skripsi

hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec dan Bapak Paidi Hidayat, SE,

M.Si sebagai Dosen Penguji yang telah banyak memberikan petunjuk,

saran dan kritik yang membangun pada penulis.

6. Seluruh Staff Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara yang telah memberikan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang

sangat berguna bagi penulis.

7. Staff Administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara yang selama ini telah membantu penulis dalam setiap proses

administrasi kampus maupun penyusunan skripsi.

8. Segenap sahabat-sahabat tercinta yang telah setia memberikan dukungan

moril kepada penulis selama masa pengerjaan skripsi ini.

9. Seluruh teman-teman di Ekonomi Pembangunan angkatan 2011 dan

pihak-pihak yang telah banyak membantu baik secara langsung ataupun tidak

langsung dalam penyusunan skripsi ini.

10.Dan segenap keluarga besar yang senantiasa selalu memberikan dukungan

moril dan materil dan bimbingan serta arahan yang sangat membantu

selama penulis menyusun skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

(6)

sangat diharapkan penulis. Akhirnya, semoga karya kecil ini dapat bermanfaat

bagi penulis dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Medan, April 2015

Penulis,

Yera Ryzki Ananda SD

(7)

DAFTAR ISI

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Corporate Social Responsibility...7

2.2 Perkembangan Corporate Social Responsibility...12

2.3 Pengertian UKM (USAHA KECIL MENENGAH)...15

2.4 Hubungan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan Pengembangan UKM ...21

2.5 Penelitian Terdahulu...26

2.6 Kerangka Konseptual...31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Lokasi Penelitian... 32

3.3 Batasan Operasional ...32

3.4 Definisi Operasional...33

3.5 Populasi dan sampel...33

3.6 Jenis Data...33

3.7 Teknik Pengumpulan Data...33

3.8 Metode Analisis...34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...35

4.1. Sejarah PT Astra Auto 2000...36

4.2 Struktur Organisasi PT Astra Auto 2000...37

4.3 Karakteristik Responden...43

4.4 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas...48

4.4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian...48

4.4.1.1 Hasil Uji Validitas Variabel Corporate Social Responsibility (CSR)...48

(8)

4.4.1.3Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian...51

4.5 Uji kualitas data ...52

4.5.1 Hasil Uji Asumsi Klasik...52

4.5.2 Hasil Uji Normalitas ...52

4.5.3 Hasil Uji Multikolinearitas ...53

4.5.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ...54

4.6 Hasil Regresi Linear ...55

4.7 Uji Serempak (Uji F) ...56

4.8 Pembahasan ...57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...62

5.2 Saran ...63

DAFTAR PUSTAKA...64

LAMPIRAN...66

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

4.1 Karakteristik Responden berdasarkan umur...43

4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin...44

4.3 Karakterisitk responden berdasarkan status perkawinan...45

4.4 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir...45

4.5 Hasil Uji Instrumen Variabel CSR...47

4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Pengembangan UKM...48

4.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen...50

4.8 Hasil Uji Coeffisient...52

4.9 Hasil Uji Coeffisien Regresi ...54

4.10 Hasil Uji Coeffisien Determinasi...55

(11)

ABSTRAK

PERANAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

PT ASTRA AUTO 2000 CABANG AMPLAS DALAM PENGEMBANGAN UKM DI MEDAN

Kesadaranmasyarakatterhadapdampak perusahaanpadakondisisosialnyadan lingkungan hidup semakin penting, sehinggamulaimenekanperusahaanuntuk mengungkapkan pertanggung jawaban sosialnya (Corporate Social Responsibility). CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu komitmen perusahaanuntuk membangunkualitas kehidupan yang lebih baik

bersama sta keholder

terkait,terutamaadalahmasyarakatdisekelilingdimanaperusahaan tersebutberada. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Astra Auto 2000 terhadap pengembangan UKM di Medan. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, dan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 70.6% variabel Corporate Socia l Responsibility (CSR) dengan indikaor partisipasi publik, bantuan modal UKM, bantuan kemitraan promosi produk, bantuan kemitraan bina lingkungan, dan pelatihan UKM menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel pengembangan UKM binaan PT Astra Auto 2000, sedangkan 29.4% merupakan variabel lain yang tidak diteliti seperti motivasi, disiplin dan sebagainya. Dan secara serempak partisipasi publik, bantuan modal UKM, bantuan kemitraan promosi produk, bantuan kemitraan bina lingkungan, dan pelatihan UKM berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan UKM Binaan PT Astra Auto 2000.

(12)

ABSTRACT

ROLE OFCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(CSR) PTASTRAAUTO2000INDEVELOPMENT

OF UKM IN MEDAN

Public a wa reness ofthe impact ofthe companyonits socia la nd environmenta lconditionsis increa singly important, sosta rtpressingcompanies to disclosesocia lresponsibility(Corpora te Socia l Responsibility). CSRorcorpora te socia l responsibilityis a compa ny's commitment tobuilda betterqua lity oflifea long withthe releva nt sta keholders, especia lly being a round thecommunitywhere the compa ny isloca ted.

Ba sed on thesurvey results revea ledtha t70.6% va ria bleCorpora te Socia l Responsibility (CSR) with indica tor public pa rticipa tion, ca pita l of UKM, a idproduct promotionspa rtnership, pa rtnershipa ssistancefor environmenta l development, a ndtra ining ofUKMexpla in theva ria bleeffects onthe development ofUKM a ssisted PT Astra Auto2000, while29.4% isother va ria blesnot exa minedsuch a s motiva tion, disciplineandso on. Andsimulta neouslypublic pa rticipa tion, ca pita l of UKM, a idproduct promotionspa rtnership, pa rtnershipsenvironmenta l developmenta ssistance, andtra iningUKM positive and significa nt impa cton UKM developmentPTAstra Auto2000.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, menjadikan perusahaan lupa akan

fungsinya yaitu sebagai organisasi bisnis perusahaan dan juga sebagai organisasi

sosial. Orientasi bisnis yang hanya terfokus pada tujuan ekonomi tersebut dewasa

ini telah menghadapi tantangan, karena secara langsung maupun tidak langsung

dalam menjalankan kegiatan operasinya beserta tenaga kerja yang diperlukan

berasal dari lingkungan.

Pembangunan perekonomian Indonesia yang mulai berkembang setelah

didera krisis ekonomi membuat bangkitnya berbagai sektor perekonomian,

keadaan ini membuat persaingan antar perusahaan sejenis semakin ketat. Terlebih

pada saat ini kemajuan teknologi sangat pesat, mendorong majunya sektor

industri. Era keterbukaan ini menempatkan setiap perusahaan lebih mudah dilihat

oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Artinya siapapun dapat mengetahui

tentang apapun termasuk aktifitas tanggung jawab sosial perusahaan.

Peran perusahaan terhadap kemerosotan kualitas lingkungan hidup, seperti

polusi, eksploitasi tenaga kerja dan sumber energi, kerusakan lingkungan dan

penggunaan energi yang tidak bertanggung jawab membawa dampak negatif

terhadap kehidupan sosial masyarakat. Untuk itu perusahaan mempunyai

tanggung jawab sosial pada kehidupan dan kesejahteraan manusia.

Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi tuntutan tak terelakan

(14)

sadar bahwa keberhasilannya dalam mencapai tujuan bukan hanya dipengaruhi

oleh faktor internal melainkan juga oleh komuniats yang berada di sekelilingnya.

Ini artinya, telah terjadi pergeseran hubungan antara korporat dan komunitas

(stakeholders). Korporat yang semula memposisikan diri sebagai pemberii donasi

melalui kegiatan charity dan phylantrophy, kini memposisikan komunitas sebagai

mitra yang turut andil dalam kelangsungan eksistensi korporat (Notasimediaerni,

2012).

Kesadaran masyarakat terhadap dampak perusahaan pada kondisi

sosialnya dan lingkungan hidup semakin penting, sehingga mulai menekan

perusahaan untuk mengungkapkan pertanggung jawaban sosialnya (Corporate

Socia l Responsibility). Program CSR dapat dilakukan secara terpadu dengan

kegiatan usahanya secara berkelanjutan. Berawal dari kebutuhan untuk

memperoleh “izin sosial” dari komuniti, peran korporat bagi terciptanya

keseimbangan pembangunan baik ekonomi, sosial maupun lingkungan. Hal ini

juga berangkat dari kenyataan bahwa perusahaan bukan hanya entitas bisnis

belaka tetapi juga entitas sosial sehingga keberadaannya mempengaruhi dan

dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.

Corpora te Socia l Responsibility (CSR) saat ini bukan lagi sebagai slogan

popularitas bagi perusahaan, akan tetapi sudah merupakan Kebijakan dari

Pemerintah yang telah diundangkan dalam Undang – Undang No. 40 Tahun 2007,

tentang Perseroan Terbatas. Pasal 74 mengamanahkan bahwa sebuah perusahan

berkewajiban melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR). Pasal

(15)

dibidang dan berkaitan dengan sumber daya alam (SDA) wajib menyisihkan dana

sebesar 5-10% dari laba bersih untuk dialokasikan sebagai aktifitas kepedulian

terhadap lingkungan perusahaan dan sosial atau dalam konsepnya sebagai

tanggung jawab sosial perusahaan. Pasal tersebut juga menyebutkan bagi

perusahaan yang tidak menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungannya

akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Dengan

keluarnya peraturan tersebut serentak menuai kontroversi dari pihak perusahaan.

Ada sebagian dari perusahaan yang keberatan dengan keputusan tersebut,

namun sebaliknya ada juga perusahaan yang tidak merasa berat dengan pasal

tersebut, termasuk satu diantaranya adalah PT. Astra (Auto2000).

Auto2000 salah satu perusahaan yang bergerak pada jaringan jasa

penjualan, perawatan, perbaikan dan penyediaan suku cadang Toyota yang

manajemennya ditangani penuh oleh PT. Astra International Tbk, juga

memiliki masalah seperti perusahaan lainnya, seperti masalah lingkungan sekitar.

Dalam menghadapi masalah-masalah tersebut Auto2000 terus mengembangkan

konsep program pembangunan berkelanjutan (suitana bel development) seperti apa

yang diharapkan oleh pemerintah atau sekaligus tuntutan dunia bisnis dan

masyarakat dewasa ini. Satu bentuk pembangunan berkelanjutan adalah adanya

program CSR. Terdapat 6 (enam) program CSR yang diimplementasikan

Auto2000, yaitu Program partisipasi publik, kontribusi keagamaan, kontribusi

pendidikan, sosial ekonomi dan kontribusi lainnya.

Dana CSR terbesar dialokasikan pada program pendidikan, partisipasi

(16)

kontribusi lainnya masih kurang mendapatkan perhatian. Sekalipun program

sosial ekonomi bukan merupakan program priorisasi dalam konsep CSR

Auto2000 bukan berarti Auto2000 mengabaikan program sosial ekonomi.Team

Auto2000 mengatakan dalam program ekonomi telah disalurkan bantuan modal

usaha, bantuan kemitraan bina lingkungan (PKBL) dan pengembangan program

usaha-usaha kecil (PUKK) yang diharapakan meminimalisi ketimpangan

pendapatan. Terkait dengan implementasi CSR, ada beberapa upaya yang dapat

dilakukan yaitu dengan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dengan

cara pengembangan usaha kecil menengah (UKM) yang terdapat di sekitar

lingkungan perusahaan. Peran perusahaan dalam pengembangan UKM dapat

dilakukan dengan memberikan bantuan kepada UKM, sehingga UKM tersebut

dapat membentuk capacity building, financial support dan jalur pemasaran yang

kuat. Dengan kesimpulan diatas maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul

“Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Astra (Auto2000) Cabang

Amplas Dalam Pengembangan UKM di Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka masalah

yang dapat dirumuskan pada penilitian ini adalah:

1. Bagaimana peranan Corporate Responsibility (CSR) PT.Astra

AUTO2000 terhadap pengembangan UKM di Medan?

2. Bagaimana pengaruh CSR PT. Astra Auto 2000 terhadap

(17)

3. Bagaimana bentuk perluasan Corporate Social Responsibility (CSR) di

PT. Astra AUTO2000?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui metode CSR PT. Astra Auto2000 terhadap pengembangan

UKM di Medan.

2. Untuk mengetahui bentuk perluasan CSR di PT. Astra Auto2000.

3 Untuk mengetahui peranan CSR PT. Astra Auto2000 terhadap perkembangan

UKM.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan, baik bersifat ilmiah maupun

praktis, yaitu :

1. Sebagai salah satu sumber informasi dan menambah ilmu pengetahuan

mengenai CSR di Indonesia.

2. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan bahan

pembanding bagi peneliti selanjutnya.

3. Agar penulis pada khususnya dan lingkungan akademis pada umumnya

dapat memperoleh pemahaman mengenai penerapan Corporate Social

(18)

4. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang mempunyai

kepentingan dalam kegiatan perusahaan untuk merencanakan kegiatan

operasionalnya serta dapat dijadikan masukan untuk melakukan

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Corporate Social Responsiblity (CSR)

CSR merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap

lingkungannya bagi kepedulian sosial maupun tanggung jawab lingkungan dengan

tidak mengabaikan kemampuan dari perusahaan. Pelaksanaan kewajiban ini harus

memerhatikan dan menghormati tradisi budaya masyarakat di sekitar lokasi

kegiatan usaha tersebut. CSR merupakan suatu konsep bahwa perusahaan

memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham,

komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Suatu

perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya

tidak hanya berdasarkan faktor keuangan belaka seperti halnya keuntungan atau

dividen, melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial lingkungan untuk

saat ini maupun jangka panjang (Budi Untung, 2014:2).

Tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility

(CSR) pada dasarnya adalah sebuah kebutuhan bagi korporat untuk dapat

berinteraksi dengan komunitas lokal sebagai bentuk masyarakat secara secara

keseluruhan. Kebutuhan korporat untuk beradaptasi dsan guna mendapatkan

keuntungan sosial dari hubungannya dengan komunitas lokal, sebuah keuntungan

sosial berupa kepercayaan (trust). CSR tentunya sangat berkaitan dengan

kebudayaan perusahaan dan etika bisnis yang harus dimiliki oleh budaya

(20)

didasari oleh etika yang bersifat adaptif (Bambang Rudito & Melia Famiola,

2013:1).

Pandangan konsep manajemen modern, menyebutkan bahwa perusahaan

tidak dapat dipisahkan dari para individu yang terlibat di dalamnya dan

sta keholders di luar perusahaan. Oleh karena itu selain bertanggung jawab secara

internal bagi kelangsungan usahanya, pemilik perusahaan juga memiliki tanggung

jawab sosial kepada publik. Menurut pandangan ini, masyarakat adalah sumber

dari segala sumberdaya yang dimiliki dan direproduksinya. Para profesional

bekerja untuknya pun memiliki tanggung jawab ganda, selain kepada pemilik juga

kepada publik. Kesan dan komitmen perusahaan dalam memenuhi tanggung

jawab sosialnya merupakan keputusan yang secara sepintas tidak sejalan atau

bahkan bertolak belakang dengan tanggung jawab lainnya, terutama tanggung

jawab untuk menghasilkan laba sebesar-besarnya. Memberi sumbangan, sebagai

salah satu bentuk tanggung jawab sosial, bukan saja terkesan sebagai pekerjaan

yang tidak perlu, melainkan juga bisa mengacaukan misi utama perusahaan yakni,

mencari keuntungan (Saidi, 2003:16).

Kebanyakan masih menganggap kegiatan CSR sebagai semacam

kebijakan kemurahan hati yang diberikan bisnis bagi masyarakat, dan sumbangan

semacam ini hanya tepat dilakukan setelah perusahaan mapan, tumbuh, dan

mendapat keuntungan. CSR jenis ini sangat khas dan manfaat yang dihasilkan

hanya dirasakan sekali oleh masyarakat dan berdampak sangat terbatas bagi

perusahaan. Nyata bahwa manfaat bagi kedua pihak: masyarakat dan perusahaan

(21)

Di sisi lain, didorong oleh revolusi teknologi komunikasi dan didukung

oleh perubahan politik, ekonomi, dan sosial; tak terhindarkan bahwa semua bisnis

di suatu negara menjadi bagian dari pasar global yang lebih luas. Dalam 15 tahun

terakhir, dunia juga melihat perubahan yang sangat besar: jatuhnya komunisme,

liberalisasi di China, Vietnam, dan India, munculnya kegiatan sektor lembaga

non-pemerintah (LSM), paham kesadaran lingkungan (environmentalism),

fundamentalisme, konsumerisme, proteksi, World Social Forum, dan lain

sebagainya. Berbagai perubahan ini berpengaruh besar bukan hanya pada sikap

pemerintah dan bisnis, tetapi juga masyarakat (Sri Urip, 2014:4).

Kemajuan teknologi informasi juga menyebabkan ketersediaan jaringan

televisi global internet yang memudahkan penyebaran informasi secara seketika.

Kritikus bisnis mendapat informasi lebih baik dengan pertolongan komunikasi

global dan internet, sementara pelanggan dan konsumen menjadi lebih menyadari

hak serta kekuatannya untuk mempengaruhi tingkah laku perusahaan (Sri Urip,

2014:4).

Perusahaan diharuskan memerhatikan kepentingan stakeholders perusahaan,

menciptakan nilai tambah (value added) dari produk dan jasa bagi stakeholders

perusahaan dan memelihara kesinambungan nilai tambah yang diciptakannya.

Karena itu, prinsip responsibility lebih mencerminkan stakeholders driven concept.

Dengan konsep ini, perusahaan harus lebih memerhatikan dimensi sosial dan

lingkungan demi kelangsungan perusahaan karena kondisi keuangan saja tidak

(22)

(sistainable). Keberlanjutan perusahaan memerhatikan dimensi sosial dan

lingkungan hidup (Budi Untung, 2014:11).

Keterlibatan perusahaan dalam kesepakatan sosial biasanya

mempertimbangkan pandangan yang lebih luas, yaitu keadaan ekonomi, sosial,

dan budaya di negara berkembang bisa jadi sangat berbeda. Di negara maju,

penanggung jawab utama kesejahteraan sosial masyarakat (setelah Perang Dunia

II) pada umumnya adalah negara, dan ini berbeda dengan keadaan negara

berkembang.

Perusahaan internasional yang berencana mengoptimalkan peluang di

pasar global yang luas dengan membangun rantai pasokan internasional atau

masuk ke pasar di negara-negara perekonomian baru (new emerging market)

harus melaksanakan prakarsa CSR dengan mengikuti kaidah kegiatan CSR di

negara berkembang. Ini akan menjamin keberhasilan perusahaan masuk ke pasar

tersebut, selain juga pertumbuhan dan laba yang berkelanjutan.

Amerika serikat, negara-negara Eropa, dan Australia umumnya lebih maju

di banyak segi sosial dan kemasyarakatan; berbeda dengan negara-negara Afrika,

Amerika Selatan, dan Asia, kecuali Jepang. Oleh karena itu, banyak prakarsa CSR

di negara-negara maju diarahkan pada misi dengan tujuan lebih luas,misalnya

kelestarian lingkungan. Karena CSR adalah produk “Barat”, maka tidak

mengherankan apabila orang memiliki persepsi bahwa CSR sebagai tanggung

jawab bisnis hanya berurusan dengan persoalan lingkungan hidup. Bagaimanapun

juga, kita harus menyadari bahwa setiap masalah yang terkait lingkungan pada

(23)

Disebutkan terdapat 4 (empat) manfaat yang diperoleh dengan

mengimplementasikan CSR, yaitu pertama, keberadaan perusahaan dapat tumbuh

dan berkelanjutan dan perusahaan mendapatkan citra positif dari masyarakat luas,

kedua, perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap kapital (modal),

ketiga, perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia (human

resources) yang berkualitas dan keempat, perusahaan dapat meningkatkan

pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis (critical decision making) dan

mempermudah pengelolaan manajemen risiko (Effendi, 2010).

Corpora te Socia l Responsibility (CSR) ialah suatu konsep merupakan

suatu organisasi (khususnya, tapi tidak terbatas pada, perusahaan) memiliki

kewajiban untuk memperhatikan kepentingan pelanggan, karyawan, pemegang

saham, komunitas dan pertimbangan-pertimbangan ekologis dalam segala aspek

dari usahanya (Ashogu, 2009:9).

Sebuah badan usaha sebagai suatu lembaga melaksanakan macam-macam

tugas pada waktu yang sama. Misalnya pada perusahaan manufaktur, selain

membeli bahan baku, mengolahnya menjadi barang jadi, kemudian

mendistribusikannya ke pasar, juga melakukan tugas-tugas seperti : penelitian,

penyediaan lapangan kerja, dan sebagainya.

Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, di dalam perusahaan terdapat

suatu mekanisme, baik dilakukannnya dengan sadar ataupun tidak, untuk

memenuhi kebutuhan serta mencapai keinginan yang diharapkan. Dalam

(24)

perusahaan. Hal ini disebabkan karena pada saat tertentu pasti ada tugas utama

supaya usahanya dapat berkembang terus (Irawan & Basu Swastha DH, 1981:26).

Perhatian para pembuat kebijakan terhadap CSR menunjukkan telah

adanya kesadaran bahwa terdapat potensi timbulnya dampak buruk dari kegiatan

usaha. Dampak buruk tersebut tentunya harus direduksi sedemikian rupa sehingga

tidak membahayakan kemaslahatan masyarakat sekaligus tetap ramah terhadap

iklim usaha.

2.2 Perkembangan CSR

Konsep tanggung jawab sosial perusahaan tidak terlepas dari konteks

waktu pada saat konsep ini berkembang dan berbagai faktor yang terjadi di

lingkungan internal maupun eksternal perusahaan yang mempengaruhi

perkembangan konsep CSR.

Sholihin, (2009:3) terdapat tiga periode penting dalam perkembangan

konsep CSR, yaitu :

1. Perkembangan awal konsep CSR di era tahun 1950-1960.

2. Perkembangan konsep CSR di era tahun 1970-1980.

3. Perkembangan konsep CSR di era tahun 1990-sampai dengan saat ini.

1) Perkembangan awal konsep CSR di era tahun 1950-1960

Konsep awal tanggung jawab sosial (social responsibility) terhadap suatu

perusahaan secara eksplit baru dikemukakan oleh Howard R. Bowen melalui

karyanya yang berjudul Social Responsibility of the Businessmen yang dikutip

(25)

untuk menetapkan tujuan bisnis yang selaras dengan tujuan dan nilai-nilai

masyarakat.

Mengenai prinsip perwalian, dinyatakan bahwa perusahaan merupakan

wali yang dipercaya oleh masyarakat untuk mengelola berbagai sumber daya, oleh

karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan dengan seksama berbagai

kepentingan dari para pemangku kepentingan yang dikenal dampak keputusan dan

praktik operasi perusahaan. Prinsip ini semakin bertambah penting sejalan dengan

pengakuan terhadap konsep pemangku kepentingan dimana pemangku

kepentingan berpotensi untuk menghambat pencapaian tujuan perusahaan bila

kepentingan perusahaan tidak sejalan dengan kepentingan masyarakat secara luas.

Berdasarkan prinsip perwalian, perusahaan diharapkan untuk melakukan aktivitas

yang baik, tidak hanya perusahaan tetapi juga untuk lingkungan sekitarnya.

Contohnya perusahaan Cocacola sebagai produsen minuman ringan terbesar di

dunia, melaksanakan water stewardship yang bertujuan untuk meningkatkan

penghargaan masyarakat terhadap air bersih (Solihin, 2009:20).

2) Perkembangan Konsep CSR di era tahun 1970-1980

Periode awal tahun 1970-an mencatat babak penting perkembangan konsep CSR ketika para pemimpin perusahaan terkemuka di Amerika serta para

peneliti yang diakui dalam bidangnya membentuk CED (Committee for Economic

Development).

CED membagi tanggung jawab sosial perusahaan kedalam tiga lingkaran

tanggung jawab, yakni inner circle responsibilities (lingkaran tanggung jawab

(26)

pertengahan), dan auter circle responsibilities mencakup tanggung jawab

perusahaan untuk melaksanakan fungsi ekonomi yang berkaitan dengan produksi

barang dan pelaksanaan pekerjaan secara efisien. Intermediate circle

responsibilities menunjukkan tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi

ekonomi yang berkaitan dengan produksi barang dan pelaksanaan pekerjaan yang

efisien. Intermediate circle responsibilities menunujukkan tanggung jawab untuk

melaksanakan fungsi ekonomi, sementara itu pada saat yang sama memiliki

kepekaan kesadaran terhadap perusahaan nilai-nilai dan prioritas sosial seperti

meningkatnya perhatian terhadap konversasi lingkungan hidup, hubungan dengan

karyawan, meningkatnya ekspektasi konsumen untuk memperoleh informasi

produk yang jelas, serta perlakuan yang adil terhadap karyawan di tempat kerja.

Outer circle responsibilities mencakup kewajiban perusahaan untuk lebih aktif

dalam meningkatkan kualitas lingkungan sosial.

3) Perkembangan Konsep CSR di era tahun 1990 sampai dengan saat ini Penyusunan sustainable report perusahaan lebih banyak mengacu kepada

pedoman penyusunan sustainability report dari Global Reporting Initiative (GRI).

GRI didirikan pada tahun 1997 oleh perusahaan-perusahaan dan berbagai

organisasi yang tergabung dalam Coalitation for Environmentally Responsible

Economies (CERES). Berdasarkan pedoman ini, perusahaan harus menjelaskan

dampak operasi perusahaan terhadap ekonomi, lingkungan, dan sosial

Prinsip-prinsip dasar tanggung jawab sosial yang menjadi dasar bagi

pelaksanaan yang menjiwai atau menjadi informasi dalam pembuatan keputusan

(27)

a. Keputusan terhadap hukum.

b. Menghormati instrumen/badan internasional.

c. Menghormati stakeholder dan kepentingannya

d. Akuntabilitas

e. Transparasi

f. Perilaku yang beretika

g. Melakukan tindakan pencegahan

h. Menghormati dasar-dasar hak asasi manusia.

2.3 Pengertian UKM (Usaha Kecil Menengah)

Usaha Kecil Menengah atau yang sering disingkat UKM merupakan salah

satu bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah, begitu juga

dengan negara Indonesia. UKM ini sangat memiliki peranan penting dalam

lajunya perekonomian masyarakat. UKM ini juga sangat membantu negara atau

pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan lewat UKM juga

banyak tercipta unit unit kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru yang

dapat mendukung pendapatan rumah tangga. Selain dari itu UKM juga memiliki

fleksibilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan usaha yang berkapasitas lebih

besar. UKM ini perlu perhatian yang khusus dan di dukung oleh informasi yang

akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan

menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar. UKM (Usaha

Kecil dan Menengah) adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil

(28)

tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri

(Dayintapinastika, 2011).

Ada dua definisi usaha kecil yang dikenal di Indonesia. Pertama, definisi

usaha kecil menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil

adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal

Rp 1 milyar dan memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha, paling banyak Rp 200 juta. Kedua, menurut kategori Badan Pusat

Statistik (BPS), usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah

tangga. BPS mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu:

(1) industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang; (2) industri kecil dengan

pekerja 5-19 orang; (3) industri menengah dengan pekerja 20-99 orang; dan (4)

industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih.

Usaha Mikro (Menurut Keputusan Menkeu No. 40/KMK.06/2003, tentang

Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil) antara lain adalah Usaha produktif

milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia serta memiliki hasil

penjualan paling banyak Rp. 100 juta per tahun.

Usaha Kecil Menengah menurut UU No. 9/1995 adalah sebagai berikut:

a. Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha

orang orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan

usaha berbadan hukumtermasuk koperasi

b. Bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung, dengan Usaha

(29)

c. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200 juta, tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100

juta per tahun.

Berdasarkan Kepmenkeu 571/KMK 03/2003 maka pengusaha kecil adalah

pengusaha yang selamasatu tahun buku melakukan penyerahan barang kena pajak

dan atau jasa kena pajak dengan jumlah peredaran brutto dan atau penerimaan

brutto tak lebih dari 600 juta.

Usaha Menengah menurut Inpres No. 10/1999, tentang Pemberdayaan

Usaha Menengah adalah:

a. Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha

orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha

berbadan hukum termasuk koperasi

b. Berdiri sendiri, dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung,

dengan Usaha Besar

c. Memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp.200 juta, sampai dengan Rp. 10

miliar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil

penjualanpaling banyak Rp. 100 juta per tahun.

Usaha Produktif (Menurut Keputusan Menkeu No. 40/KMK.06/2003,

tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil). Usaha pada semua sector

ekonomi yang dimaksudkan untuk dapat memberikan nilai tambah dan

meningkatkan pendapatan usaha. Ada beberapa acuan definisi yang digunakan

(30)

a. UU No. 9 tahun 1995 tentang usaha kecil mengatur kriteria usaha kecil

berdasarkan nilai aset tetap (diluar tanah dan bangunan) paling besar Rp 200

juta dengan omset per tahun maksimal Rp 1 milyar. Sementara itu berdasarkan

Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang usaha menengah, batasan asset tetap (di luar

tanah dan bangunan) untuk usaha menengah adalah Rp 200 juta hingga Rp 10

milyar.

b. BPS dan Kementrian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu usaha sebagai

usaha kecil jika memiliki omset kurang dari Rp 1 milyar per tahun. Untuk

usaha menengah, batasannya adalah usaha yang memiliki omset antara Rp1

sampai dengan Rp 50 milyar per tahun. Berdasarkan definisi tersebut,data BPS

dan Kementrian Koperasi dan UKM pada tahun 2002 menunjukkan populasi

usaha kecil mencapai sekitar 41,3 juta unit atau sekitar 99,85 persen dari

seluruh jumlah usaha di Indonesia; sedangkan usaha menengah berjumlah

sekitar 61,1 ribu unit atau 0,15 persen dari seluruh usaha di Indonesia.

Sementara itu persebaran UKM paling banyak berada di sektor pertanian (60

persen) dan perdagangan (22 persen) dengan total penyerapan tenaga kerja di

kedua sektor tersebut sekitar 53 juta orang (68 persen penyerapan tenaga kerja

secara total).

c. Departemen Perindustrian dan Perdagangan menetapkan bahwa industri kecil

dan menengah adalah industri yang memiliki nilai investasi sampai dengan Rp.

5 milyar. Sementara itu, usaha kecil dibidang perdagangan dan industri juga

dikategorikan sebagai usaha yang memiliki aset tetap kurang dari Rp. 200 juta

(31)

d. Bank Indonesia menggolongkan UK dengan merujuk pada UU No. 9/1995,

sedangkan untuk usaha menengah, BI menentukan sendiri criteria asset

tetapnya dengan besarab yang dibedakan antara industri manufaktur (Rp

200juta s/d Rp 5 miliyar) dan non manufaktur (Rp 200-600 juta).

e. Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan suatu usaha berdasarkan jumlah

tenaga kerja. Usaha kecil adalah usaha yang memiliki pekerja 1-19 orang;

usaha menengah memiliki pekerja 20-99 orang; dan usaha besar memiliki

pekerja sekurang-kurangnya 100 orang.

1. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998

Pengertian Usaha Kecil Menengah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala

kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha

kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak

sehat.

2. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

Pengertian Usaha Kecil Menengah: Berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha

kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19

orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki

tenaga kerja 20 s.d. 99 orang.

3. Berdasarkan Keputuasan Menteri Keuangan Nomor 316 / KMK . 016 / 1994

tanggal 27 Juni 1994.

Pengertian Usaha Kecil Menengah dijelaskan sebagai perorangan atau

(32)

atau omset per tahun setinggi-tingginya Rp 600.000.000 atau asset atau aktiva

setinggi-tingginya Rp 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati)

terdiri dari :

- Bidang usaha ( Fa, CV, PT, dan koperasi )

- Perorangan ( Pengrajin/industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan,

perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa )

4. Menurut UU No 20 Tahun 2008

Pengertian Usaha Kecil Menengah: Undang undang tersebut membagi kedalam

dua pengertian yakni:

Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut :

 Kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

 Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar

lima ratus juta rupiah).

Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha

yang memiliki kriteria sebagai berikut :

 Kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)

(33)

 Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

2.4 Hubungan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan Pengembangan UKM

Tanggung jawab sosial pengusaha sama dengan kedudukan sosial yang

mereka miliki (social responsibilities of businessmen need to be commensurate

with their social power). Sehingga, dalam jangka panjang, pengusaha yang tidak

menggunakan kekuasaan dengan bertanggung jawab sesuai dengan anggapan

masyarakat akan kehilangan kekuasaan yang mereka miliki sekarang. Pada

dasarnya CSR merupakan suatu bentuk tanggung jawab sosial yang berkembang

sebagai wujud dari sebuah good corporate governence. pada sisi ini, CSR dilihat

sebagai aplikasi dari keberadaan corporate sebagai salah satu elemen sosial yang

merupakan bagian dari etika bisnis. Dalam hal ini, pelaksanaan CSR mengacu

pada konsep yang lebih luas dan global. CSR berdampak positif bagi masyaraka,

ini akan sangat tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi

lain, terutama pemerintah. Bahwa terdapat sejumlah alasan mengapa perusahaan

memiliki program-program filantropik atau program tanggung jawab sosial, yaitu:

pertama, untuk mempraktikkan konsep “good corporatecitizenship”, kedua, untuk

meningkatkan kualitas lingkungan hidup, dan ketiga adalah untuk meningkatkan

(34)

UKM merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu

negara maupun daerah, begitu juga dengan negara Indonesia. UKM sangat

memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat. UKM juga

sangat membantu negara pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru

dan lewat UKM juga banyak tercipta unit kerja baru yang menggunakan

tenaga-tenaga baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga.

Selain dari itu, UKM juga memiliki fleksibilitas yang tinggi jika

dibandingkan dengan usaha yang berkapasitas lebih besar. UKM perlu perhatian

yang akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan

menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar (Unwar, 2013:6).

Sesuai dengan cirinya, UKM sangat rentan dengan berbagai keterbatasan

dan permasalahan, yaitu beberapa diantaranya :

a. Biasanya berbentuk usaha perorangan dan belum berbadan hukum

perusahaan

b. Aspek legalitas usaha lemah

c. Struktur organisasi bersifat sederhana dengan pembagian kerja yang tidak baku

d. Kebanyakan tidak mempunyai laporan keuangan dan tidak melakukan

pemisahan antara kekayaan pribadi dengan kekayaan perusahaan

e. Kualitas manajemen rendah dan jarang yang memiliki rencana usaha

f. Sumber utama modal usaha adalah modal pribadi

g. Sumber Daya Manusia (SDM) terbatas

h. Pemilik memiliki ikatan batin yang kuat dengan perusahaan, sehingga seluruh

(35)

Kondisi tersebut berakibat kepada:

1) Lemahnya jaringan usaha serta keterbatasan kemampuan pasar dan

diversifikasi pasar.

2) Skala ekonomi terlalu kecil sehingga sukar menekan biaya.

3) Margin keuntungan sangat tipis.

Sehubungan dengan permasalahan secara umum yang dialami oleh

UKM, Badan Pusat Statistik (2003) mengidentifikasikan permasalahan sebagai

berikut:

(1) kesulitan dalam pemasaran.

(2) persaingan usaha ketat.

(3) kesulitan bahan baku.

(4) Keterampilan manajerial kurang.

(5) kurang pengetahuan manajemen keuangan.

(6) Iklim usaha yang kurang kondusif.

Chahal danSharma (2006), Russo dan Tencati (2009) mengatakan kedua

pola diatas akan dapat berjalan efektif apabila ditopang 3 (tiga) pilarnya, dimana

ketiga pilar tersebut mencerminkan 3 dimensi yang seimbang, yaitu:

a. Economic Dimension

Dimensi ekonomi dari Corporate Social Responsibility (CSR) ini meliputi

dampak ekonomi dari kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan.

Dimensi ini sering kali disalah artikan sebagai masalah keuangan perusahaan

(36)

daripada 2 dimensi Responsibility (CSR) lainnya, yaitu dimensi sosial dan

lingkungan.

Bagaimanapun juga, dimensi ekonomi ini tidak sesederhana melaporkan

keuangan/neraca perusahaan saja, tetapi juga meliputi dampak ekonomi baik

secara langsung maupun tidak langsung terhadap operasional perusahaan

dikomunitas lokal dan di pihak-pihak yang berpengaruh terhadap perusahaan

lainnya. Kunci sukses dari dimensi ekonomi ini adalah economic

performance/kinerja keuangan perusahaan. Indikator-indikatornya adalah:

1) Produk

Faktor yang sangat mempengaruhi sebuah perusahaan untuk dapat

meningkatkan kinerja keuangannya adalah produk itu sendiri. Produk yang

dihasilkan sebaiknya memiliki kualitas yang tinggi, aman dipakai, dan inovatif.

2) Service

Selain produk yang dihasilkan berkualitas, pelayanan yang baik perlu

diterapkan agar dapat memuaskan konsumen. Mulai dari delivery service hingga

a fter sa les service sudah banyak dilakukan oleh beberapa perusahaan untuk

meningkatkan kepuasan konsumennya. Tidak hanya itu, pemenuhan kebutuhan

konsumen dan penanganan komplain yang baik juga dapat mendorong kinerja

keuangan perusahaan.

3) Avoiding Actions tha t Da ma ge Trust

Sebuah perusahaan dapat beroperasi bergantung pada kepercayaan dan

(37)

sebaiknya menghindari kegiatan yang mungkin dapat mengganggu masyarakat

ataupun dapat merusak lingkungan.

f. Sosia l Dimension

Dimensi sosial memiliki arti untuk bertanggung jawab terhadap dampak

sosial yang diakibatkan oleh perusahaan, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Inti dari dimensi sosial ini meliputi :

1) La bour Pra ctises

Indikator ini berbicara banyak mengenai pekerja dalam perusahaan.

Misalnya, perusahaan dituntut untuk menjaga keselamatan pekerjannya,

memperlakukan secara adil menghargai pekerjannya sebagai suatu individu,

melakukan pembagian hasil keuntungan perusahaan, dan masih banyak lagi hal–

hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk kesejahteraan pekerjanya.

2) Socia l a ctivities

Chahal & Sharma (2006) mengemukakan bahwa kegiatan – kegiatan sosial

sudah mulai banyak dilakukan oleh perusahaan karena memang kegiatan ini

memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap kinerja keuangan

perusahaan. Menurut Kotler dan Lee (2005), kegiatan ini dapat dibagi menjadi

3 (tiga) bagian,yaitu corporate philantrophy, corporate volunteering dan cause

rela ted ma rketing.

g. Environtment Dimension

Banyaknya perusahaan manufaktor pada saat ini, memiliki dampak negatif

terhadap lingkungan. Oleh sebab itu,intu dari dimensi ini adalah management of

(38)

terhadap lingkungn yang ditimbulkan. Indikator–indikator dari dimensi ini

adalah:

1) Wa ste Ma na gement

Banyak sekali perusahaan–perusahaan yang sudah mulai peduli akan

lingkungannya. Perusahaan tersebut melakukan recycle, reduce, reuse untuk

mengurangi limbah yang dihasilkan.

2) Producing environment Fr iendly Product

Untuk menghasilkan produk yang ramah lingkungan tentu, bukanlah hal yang

mudah. Cost of Good Solodnya lebih tinggi daripada produk yang tidak ramah

lingkungan, sehingga akan sulit bersaing dengan kompetitornya.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan bahan referensi dalam penelitian ini

yaitu sebagai berikut:

Rimba Kusumadilaga (2010), judul penelitian Pengaruh Corporate Social

Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel

Moderating, lokasi penelitian Perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEI tahun 2006-2008 variabel yang digunakan variabel independen: Ekonomi,

Lingkungan, Sosial. Variabel moderating: Profitabilitas. Variabel dependen: Nilai

perusahaan. Populasi dan sample populasi dari penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, dengan alasan :

perusahaan-perusahaan manufaktur lebih, hasil penelitian berdasarkan analisis yang telah

(39)

signifikan terhadap nilai perusahaan, variabel profitabilitas sebagai variabel

moderating tidak dapat mempengaruhi hubungan CSR dan nilai perusahaan.

Terdapat perbedaan luas pengungkapan CSR periode sebelum dan sesudah

berlakunya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas.

Ni Wayan Rustiarini (2010), Judul penelitian Pengaruh Korporat

Perusa ha a n dengan Corporate Social Responsibility Dan Nilai Perusahaan, lokasi

penelitian dilakukan di Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia sampai tahun 2008. Variabel penelitian yang digunakan : Variabel

corpora te socia l responsibility disclosure index dan variabel corporate

governa nce. populasi dan sample Populasi penelitian ini adalah seluruh

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun

2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan CSR merupakan

keunggulan kompetitif perusahaan sehingga diharapkan dapat meningkatkan

kesadaran perusahaan untuk mengimplementasi dan mengungkapkan aktivitas

CSR yang dilakukan.

Reni Hariyani (2010), judul penelitian Pengaruh Implementasi Corporate

Socia l Responsibility (CSR) Terhadap Perbedaan Profitabilitas Perusahaan (Studi

Kasus PT Unilever Indonesia Tbk), lokasi penelitian PT Unilever Indonesia Tbk,

Variabel penelitian yang digunakan Variabel Profitability, Return on Asset,

Corporate Social Responsibility, Populasi dan sample populasi dari penelitian ini

mengambil studi kasus PT Unilever Indonesia Tbk. Implementasi

program-program CSR telah dilakukan ± 11 tahun. Karena PT Unilever Indonesia hipotesis

(40)

disimpulkan bahwa rata-rata profitabilitas sebelum melaksanakan CSR dengan

profitabilitas sesudah melaksanakan CSR adalah tidak sama. Atau dengan kata

lain terdapat perbedaan profitabilitas perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk

antara sebelum implementasi CSR dengan sesudah implementasi CSR. Pada

Tabel Paired Samples Statistics menunjukkan bahwa rata-rata profitabilitas

perusahaan Unilever Indonesia, Tbk mengalami kenaikan sebesar 0,1919 dari

0,1903 (rata-rata profitabilitas sebelum CSR) menjadi 0,3822 (rata-rata

profitabilitas sesudah CSR). Dengan nilai p-value untuk uji dua sisi (2-tailed) =

0,000.

Helen Octavia dan Hermi (2014), judul penelitian Pengaruh Tanggung

Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang tercatat

Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010 dan 2011). Lokasi penelitian

Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010

dan 2011, Variabel yang digunakan : Corporate Social Responsibility; Return on

Asset; Cumula tive Abnorma l Return. Populasi dan sample yang digunakan

Populasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah seluruh Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010

dantahun2011. Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode purposive judgment sampling yaitu tipe pemilihan sampel secara

tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan

tertentu. Pengungkapan aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR

Disclosure) secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA dan

(41)

ROA sekitar 41,9% dan model kedua dapat menjelaskan pengaruh CSR Disclosure

terhadap CAR sekitar 97,9%.

2.6 Kerangka Konseptual

Berbagai strategi dan program telah diupayakan dalam pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Namun demikian, semua strategi dan

program tersebut tidak mungkin dilakukan sendiri oleh Kementerian Koperasi dan

UKM secara khusus dan pemerintah pada umumnya mulai dari pusat sampai

Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 7 tahun 2005 tentang

“Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004- 2009, dan

menggunakannya dalam Undang–Undang No 40 Tahun 2007, tentang Perseroan

Terbatas, mengarahkan peran dan dukungan masyarakat, perguruan tinggi

termasuk para pelaku bisnis dan stakeholders lainnya juga sangatlah penting.

Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh pemerintah perlu didukung oleh

sumberdaya yang lain termasuk oleh para pelaku bisnis itu sendiri.Tanpa ada

kemauan dari para pelaku bisnis untuk melakukan perbaikan,bagaimanapun

besarnya sumber daya yang dialokasikan akan sia-sia saja. Jadi sinergitas di dalam

pemberdayaan UKM menjadi kunci penentu dalam rangka pengembangan UKM

yang tangguh dan berdaya saing tinggi di masa depan.Salah satu sinergitas yang

telah banyak dilakukan di luar negeri, adalah kerjasama atau kemitraan antara

UMKM dengan usaha besar. Kemitraan yang ideal dilandasi adanya keterkaitan

(42)

menguntungkan kita kenal dengan “win-win solution”.Melalui pola kemitraan ini,

diharapkan terjadinya alih teknologi dan manajemen dari perusahaan besar kepada

yang lebih kecil. Disamping itu, pola kemitraan akan mendorong adanya

peningkatan daya saing UMKM. Kemitraan akan membangun adanya kepastian

pasokan produk, karena semuanya diatur dalam kesepakatan berbentuk kontrak.

Selain kemitraan yang didasarkan pada inter-relasi atau keterkaitan usaha,

di banyak negara juga dikembangkan program kemitraan yang didorong karena

kepedulian perusahaan besar untuk membina perusahaan kecil, khususnya usaha

mikro dan kecil. Pola kepedulian perusahaan besar dalam bentuk sosial seperti ini

yang sering disebut CSR telah banyak dikembangkan. CSR sebagai salah satu

solusi kemitraan dapat memperkuat daya saing UKM. Kemitraan antara UKM

dengan perusahaan yang kuat akan mendorong UKM menjadi kuat juga. Dalam

kaitan ini, kepedulian perusahaan memberi manfaat kepada kedua belah

pihak, khususnya dalam rangka pengurangan dampak gejolak sosial sebagai

akibat adanya kecemburuan sosialsi kaya semakin kaya dan si miskin semakin

miskin.

Pengembangan program kemitraan dengan pola CSR ini dapat dilakukan

dalam berbagaipola, seperti community development, peningkatan kapasitas,

promosi produk, bahkan perkuatan permodalan bagiUsaha Kecil dan Menengah.

Secara spesifik menyebutkan bahwa CSR bisa diarahkan agar UKM bisa dibantu

dalam inovasi packaging, inovasi branding, inovasi produk, serta penampilan

(43)

dilakukan adalah pengembangan lembaga layanan bisnis dan yayasan lain yang

intinya diarahkan untuk pengembangan UKM.

Kerangka konseptual pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka konseptual yang telah

dikemukakan di atas, maka diambil hipotesis sebagai berikut:

1. Semakin tinggi tingkat kredibilitas advertorial CSR maka persepsi khalayak

mengenai CSR akan semakin positif.

2. Semakin positif persepsi khalayak mengenai CSR yang dilakukan oleh PT.

Astra Auto2000 maka semakin positif pula citra perusahaan.

3. Terdapat persepsi hubungan CSR dan UKM antara PT. Astra Auto2000 dengan

lingkungan sekitarnya.

Y: Pengembangan UKM

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif

yaitu dengan cara pendekatan kuantitatif mengumpulkan data serta perbuatan dari

objek yang diteliti, kemudian menganalisisnya sehingga memperoleh gambaran

umum yang objektif mengenai masalah apa saja yang dihadapi oleh perusahaan.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada PT. Tbk Astra Internasional Auto 2000

Cabang Medan yang beralamatkan Jl. Sisingamangaraja Km 9 8 204 Timbang

Deli Medan Amplas.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan

CSR PT.ASTRA AUTO2000 terhadap perkembangan UKM.

3.4 Defenisi Operasional

a. Corpora te Socia l Responsibility (CSR)

Definisi operasional Corporate Social Responsibility (CSR) dalam penelitian

ini dikutip dari (Ashongu, 2009), yaitu suatu komitmen terus-menerus dari

pelaku bisnis untuk berlaku etis dan untuk memberikan kontribusi bagi

(45)

keluarganya, juga bagi komunitas lokal dan masyarakat pada umumnya.

Menurut Budiman (2002) terdapat 5 (lima) aspek yang dikembangkan dari

Program CSR AUTO2000 (2012), yaitu: Partispasi publik (X1); Bantuan

modal UKM (X2); Bantuan kemitraan promosi produk UKM (X3); Bantuan

kemitraan bina lingkungan (X4) dan Bantuan Pendidikan dan Pelatihan (X5).

Kelima program ini selanjutnya dijabarkan kedalam masing–masing 3 (tiga)

indikator yang di transformasikan dalam bentuk kuesioner, dengan skala

pengukuran liker 1-5, dimana skala 1 menunjukkan kriteria sangat tidak baik,

dan skala 5 menunjukkan skala sangat tidak baik.

b. Pengembangan UKM

Secara operasional, pengembangan UKM dalam penelitian ini didefinisikan

sebagai peningkatan kemampuan UKM. Variabel ini dijelaskan dengan

menggunakan 3 indikator yang ditransformasikan dalam bentuk kuesioner,

dengan skala pengukuran liker 1-5, dimana skala 1 menunjukkan kriteria

sangat tidak berkembang, dan skala 5 menunjukkan skala sangat berkembang.

3.5 Populasi dan sampel

Populasi pada penelitian ini adalah binaan Auto2000 yang berjumlah 40

UKM. Sedangkan penentuan sampel dalam penelitian ini diambil dari banyaknya

(46)

3.6 Jenis Data

Data Primer merupakan data yang dikumpulkan dan diolah langsung

sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya

(Muhammad, 2008:101), yaitu melalui kuesioner yang diberikan kepada para

pegawai PT. Astra AUTO2000 Medan Amplas.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut :

1. Studi kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi melalui

literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, yang dapat

diperoleh dari buku-buku, jurnal, internet dan lain-lain.

2. Observasi, meliputi melakukan pencatatan terhadap data yang diperlukan

seperti data-data informasi CSR yang di bina maupun di tanggung PT. Astra

AUTO2000 Medan amplas tersebut.

3. Kuesioner, peneliti membuat daftar pertanyaan kepada para pegawai

marketing PT. Astra AUTO2000 dimana pertanyaan yang dibuat relevan

dengan peneliti yang dilakukan ditujukan.

3.8 Metode Analisis

1. Metode analisis deskriptif

Metode analisis deskriptif yaitu metode analisis dengan mengumpulkan

(47)

dengan cara mendatanya sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dipahami

sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen penelitian, sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data

penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk menguji validitas dan

reliabilitasnya. Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen adalah dengan

melakukan uji coba instrumen kepada 30 orang responden. Menurut Umar (2008),

sangat disarankan jumlah responden untuk uji coba minimal 30 orang. Uji

validitas dalam penelitian ini dilakukan pada 30 UKM yang berada di luar

Kecamatan Medan Tenggara.Kuesioner dinyatakan valid jika r hitung > r tabel.

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil suatu

pengukuran instrumen dapat dipercaya (Ghozali, 2005). Dalam hal ini teknik yang

digunakan untuk menguji reliabilitas adalah Cronbach’s Alpha. Pada uji ini dinilai

reliabel jika lebih besar dari 0,6 dimana kriteria sebagai berikut :

α ≥ 0,6 artinya instrumen reliabel

(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah PT Astra Auto 2000

PT Astra Auto2000adalah jaringan jasa penjualan, perawatan dan

penyediaan suku cadang Toyota yang manajemennya ditangai penuh oleh PT

Astra International Tbk. Saat ini PT Astra Auto 2000adalah main dealerToyota

terbesar di Indonesia, yang menguasai antara 70-80% dari total penjualan Toyota.

Dalam aktivitas biasanya PT Astra Auto 2000berhubungan dengan PT Toyota

Astra Motor yang menjadi agen tunggal pemegang merek (ATPM) Toyota.

PT Astra Auto 2000 berdiri pada tahun 1975 dengan nama Astra Motor

Sales, dan baru pada tahun 1989 berubah nama menjadi PT Astra Auto 2000. PT

Astra Auto 2000berkembang pesat karena memberikan berbagai pelayanan yang

memudahkan bagi calon pembeli maupun pengguna kendaraan Toyota.Dengan

slohan “Urusan Toyota jadi mudah” PT Astra Auto 2000selalu mencoba menjadi

yang terdepan dalam pelayanan. Produk-produk PT Astra Auto 2000yang

inovatif seperti THS (Toyota Home Service), Expres Maintence (service berkala

hanya satu jam) dan Expres Body Paint(perbaikan body 3 panel dalam 8 jam saja)

Booking Service mencerminkan perhatian PT Astra Auto 2000yang tinggi kepada

pelayanannya.

PT Astra Auto 2000 memiliki cabang yang terbesar di seluruh Indonesia

(kecuali Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, Jambi, Riau, Bengkulu, Jawa Tengah dan

Daerah Istimewa Yogyakarta). Selain cabang-cabang PT Astra Auto 2000yang

(49)

seluruh Indonesia (disebut indirect), yang totalnya berjumlah 67 outlet. Dengan

demikian, terdapat 133 cabang yang mewakili penjualan PT Astra Auto 2000di

seluruh Indonesia.48 Bengkel milik PT Astra Auto 2000 merupakan yang terbesar

dan terlengkap di Asia Tenggara.Disamping itu PT Astra Auto 2000juga memiliki

407 Partshop yang menjamin keaslian suku cadang produk Toyota.

4.2 Struktur Organisasi PT Astra Auto 2000

“Organisasi merupakan wadah (wahana) bagi sumber daya manusia dan

sumber daya alam dalam upaya mencapai suatu tujuan yang ditetapkan

sebelumnya” (Syamsudin, 2002:8). Dengan adanya perkembangan dan

pertumbuhan menyebabkan tugas dan pekerjaan yang harus diselesaikan oleh

atasan yang semakin banyak, sebab masalah yang terjadi dan akan muncul

kompleks. Oleh sebab itu, harus dilakukan pembagian tugas dan pekerjaan untuk

meringankan beban kerja seorang atasan oleh beberapa orang yang mempunyai

kemampuan dalam menjalankan tugas dan pekerjaan tersebut.

Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi yang berbeda-beda sesuai

dengan bidang pekerjaan yang dilakukan.Bentuk struktur organisasi suatu

perusahaan hendaknya dibuat dengan terperinci dan memperhatikan hal-hal yang

bersifat penting.Di mana struktur organisasi hendaknya dibuat dengan

memberikan gambaran yang jelas dan tepat mengenai pembagian tugas dan

tanggung jawab antara atasan dan bawahan yang terdapat dalam bidang-bidang

yang berkaitan dengan perusahaan. Semakin banyak jenis kegiatan suatu

perusahaan, maka akan semakin kompleks struktur organisasinya dan demikian

(50)

Ada bentuk struktur organisasi yang umum digunakan oleh

perusahaan-perusahaan, antara lain:

4. Organisasi Formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik,

yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan,

akuntabilitas dan tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan

bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung.

Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing

anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit.

Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya

terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal tahan

lama dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka

beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi

formal ádalah perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan

universitas-universitas (J Winardi, 2003:9).

5. Struktur organisasi berbentuk fungsional, adalah struktur organisasi yang

membentuk suatu fungsi-fungsi tertentu serta dibentuk berdasarkan

fungsinya di perusahaan.

6. Struktur organisasi berbentuk garis, adalah struktur organisasi yang

membentuk suatu garis lurus, dari jabatan tertinggi hingga terendah.

7. Struktur organisasi berbentuk lini, adalah struktur organisasi yang

membentuk lini atau bagian-bagian tertentu.

Struktur organisasi yang terdapat pada PT Astra Auto 2000 adalah

(51)

fungsi-fungsi terhadap perusahaan. Kantor cabang merupakan suatu profit dan loss yang

mana pemimpin berkewajiban mengelola seluruh harta melalui fungsi-fungsi

kegiatan perusahaan yang terlihat ada susunan organisai perusahaan. Untuk lebih

jelasnya, struktur organisasi PT Astra Auto 2000 sebagai berikut:

Sumber : PT Astra Auto 2000, 2014

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT Astra Auto 2000

Tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap jabatan dalam perusahaan

adalah:

a. Komisaris

Tugas dan wewenang Komisaris adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pengawasan atas kebijaksanaan direksi dalam menjalankan

KOMISARIS

AKUNTANSI ADM/UMUM SALES SITE

Gambar

Gambar 4.1  Struktur Organisasi PT Astra Auto 2000
Tabel 4.1  Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.4  Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4.5  Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menjadi menarik ketika etnis Minang merupakan salah satu etnis yang sering diangkat pada Media, namun banyak penggambaran akan etnis Minang yang disajikan membuat etnis ini

This research aims at finding out the correlation between the mastery of present tense and the ability I writing descriptive text of the eighth grade students of SMP N

Kompensasi merupakan faktor yang dapat memengaruhi kinerja karyawan, dimana pemberian kompensasi sangat penting bagi karyawan yang diharapkan mampu memberikan kesejahteraan

[r]

Untuk keperluan tersebut Penyedia diharapkan membawa berkas Penawaran Asli dan Copy beserta dokumen pendukungnya. Demikian undangan ini disampaikan, atas perhatian dan

Bahwa untuk keperluan tersebut dipandang perlu menetapkan Surat Keputusan Dekan.. Keuangan & Kepegawaian

Untuk keperluan tersebut Penyedia diharapkan membawa berkas Penawaran Asli dan Copy beserta dokumen pendukungnya. Demikian undangan ini disampaikan, atas perhatian dan

Atas partisipasinya dalam penyelenggaraan Ujian Tulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (sNMprN) universitas Negeri. Yogyakarta tahun