• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI KUALITATIF FORMALIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBELPADA MIE BASAH DI KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI KUALITATIF FORMALIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBELPADA MIE BASAH DI KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

NOVIANTO EKO SAPUTRO

UJI KUALITATIF FORMALIN DENGAN METODE

SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL PADA MIE BASAH

DI KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii

Lembar Pengesahan

UJI KUALITATIF FORMALIN DENGAN METODE

SPEKTROFOTOMETRI VISIBELPADA MIE BASAH

DI KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada

Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

2012

Oleh:

NOVIANTO EKO SAPUTRO NIM: 08040077

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Harjana, M.Sc., Apt Engrid Juni Astuti., S. Farm., Apt

(3)

iii

Lembar Pengujian

UJI KUALITATIF FORMALIN DENGAN METODE

SPEKTROFOTOMETRI VISIBELPADA MIE BASAH

DI KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji

pada tanggal 16 Juli 2012

Oleh:

NOVIANTO EKO SAPUTRO NIM: 08040077

Tim Penguji :

Penguji I Penguji II

Drs. H. Harjana, M.Sc Apt. Engrid Juni Astuti., S. Farm., Apt

NIP UMM. NIP UMM.

Penguji III Penguji IV

Drs. Achmad Inoni, Apt. Dian Ermawati., S. Farm., Apt

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir dengan judul ”UJI KUALITATIF FORMALIN

DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL PADA MIE BASAH DI KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG”. Sebagai syarat dalam

menyelesaikan pendidikan prodi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang 2012.

Pada kesempatan ini perkenankan penulis dengan kerendahan hati menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. H. Harjana, M.Sc., Apt selaku dosen pembimbing I, yang telah dengan sabar dan pengertian memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Engrid Juni Astuti., S.Farm., Aptselaku dosen pembimbing II, yang telah dengan sabar dan pengertian memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Drs. H. Achmad Inoni, Apt dan Dian Ermawati., S. Farm., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran sehingga membuat tugas akhir ini menjadi lebih baik.

4. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Ibu Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp. Mat., atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti program S1.

5. Ketua Program Studi Farmasi Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt yang dengan senantiasa memberikan dukungan untuk menjadi lebih baik lagi dalam menuntut ilmu.

(5)

v

7. Ibu Siti Rofida, S.Si., Apt selaku dosen wali yang telah memberikan bimbingan, nasehat, dukungan dan semangat selama mengikuti pendidikan di Program Studi Farmasi.

8. Para Laboran Laboratorium Kimia Terpadu II : Mbak Susi yang selalu memberikan masukan dan nasehat.

9. Ibu, bapak dan keluarga yang tiada henti-hentinya telah memberikan

bimbingan, kasih sayang, semangat, nasehat, do’a, serta materi. Sehingga

penulis dapat melanjutkan dan menyelesaikan kuliah diperguruan tinggi. 10.Teman–teman farmasi ’08 B yang sangat saya cintai terimakasih persahabatan

yang telah kita bina selama 4 tahun.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumya serta semoga dapat memberikan bantuan ilmu pengetahuan dalam bidang kefarmasiaan bagi kita semua. Amien.

Malang, 11 Juli 2012 Penyusun

(6)

vi

RINGKASAN

Mie basah adalah salah satu bentuk olahan dari tepung terigu, yang dibentuk sedemikian rupa sehingga berbentuk pipih atau bulat panjang, berwarna kuning muda, dan kenyal.Mie basah adalah bakmi yang tidak dikeringkan dalam penyimpanannya, sehingga kadar air yang terkandung di dalamnya relatif tinggi. Adanya air sebagai salah satu syarat media tumbuh mikroorganisme, menjadikan mie basah relatif lebih mudah rusak dibandingkan dengan bakmi kering. Sehinngga keamanan mie basah penting diperhatikan. Untuk menjaga agar tubuh tetap sehat dimana makanan bukan hanya harus memilik gizi yang tinggi, tetapi juga harus bebas dari bahan kimia berbahaya seperti pengawet berbahaya. Salah satu contoh pengawet berbahaya adalah formalin. Formalin merupakan pengawet yang biasa digunakan sebagai antibakteri atau pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian.

Adanya formalin dalam makanan tersebut dapat memberikan dampak buruk terhadap kesehatan. Pengkonsumsian formalin dalam jumlah besar maupun berulang-ulang dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan, iritasi hidung, iritasi pada mata, iritasi pada saluran pencernaan, keracunan dan gangguan hati. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis terhadap terhadap makanan yang dicurigai mengandung formaldehid. Dalam penelitian ini dilakukan uji kualitatif metode Spektrofotometri untuk mengetahui ada tidaknya formalin dalam mie basah di Kecamatan Sukun Kota Malang.

Pada penelitian ini digunakan pereaksi asam kromotropat yang digunakan secara luas karena sederhana, sensitif, murah dan selektif. Reaksi antara formaldehid dengan asam kromotropat dengan adanya asam sulfat pekat menghasilkan senyawa berwarna ungu yang selanjutnya diperiksa absorbansinya menggunakan Spektrofotometri visibel.

(7)

vii

positif mengandung formaldehid, selanjutnya melihat pola spektra yaitu antara baku induk formaldehid dengan sampel, apabila keduanya memiliki pola spektra yg identik, maka sampel tersebut positif mengandung formaldehid. Setelah itu, penentuan match faktor (MF), apabila sampel tersebut memiliki nilai MF > 900-1000, maka sampel tersebut positif mengandung formaldehid.

(8)

viii

ABSTRACT

This study was conductedas qualitativetestSpectrophotometricmethodsto determine thepresence or absence offormalinin awetnoodlein Sukun Sub District Malang. Formaldehyde was separated from the sample by distillation. The distillate was reacted with chromatropic acid, resulted purple color, and then measured it’s spectra and maximum wavelength. This maximum wavelength and match factor of the sample were compared with standard solution. Results were six samples among 10 merchants drawn from a traditional market is Sukun Sub District Malang, containing formaldehyde.

(9)

ix

ABSTRAK

Dalam penelitian ini dilakukan uji kualitatif dengan metode spektrofotometri untuk mengetahui ada tidaknya formalin dalam mie basah diKecamatan Sukun Kota Malang. Formalin dapat dipisahkan dengan cara destilasi. Kemudian destilatnya direaksikan dengan asam kromotropat, menghasilkan warna ungu, pola spektra serta panjang gelombang maksimum. Selanjutnya panjang gelombang maksimum dan macth faktor (MF) dari sampel dibandingkan dengan larutan standart atau larutan baku induk formalin. Sehingga dihasilkan 6 dari 10 sampel mie basah yang di ambil di pasar tradisional yang berada diKecamatan Sukun Kota Malang, positif mengandung formalin.

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ...i

LEMBAR PENGESAHAN ...ii

LEMBAR PENGUJIAN ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

RINGKASAN ...vi

ABSTRAK ...viii

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR TABEL ...xii

DAFTAR GAMBAR ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiv

BAB I. PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang Masalah ...1

1.2. Rumusan Masalah ...3

1.3. Tujuan Penelitian ...3

1.4. Manfaat Penelitian. ...3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...5

2.1. Tinjauan tentang Spektrofotometri UV-VIS ...5

2.2. Tinjauan tentang Bahan Makanan Tambahan ...10

2.2.1. Pengawet Sebagai Bahan Makanan Tambahan ...11

2.2.2. Bahaya pengawet ...11

2.3. Tinjauan tentang Formalin ...12

2.3.1. Metode Analisis Kualitatif Formalin ...15

2.3.1.1 Preparasi Sampel ...15

2.3.1.2 Metode Spektrofotometri dengan Asam Kromotropat ...16

2.3.1.3 Metode Hehner - Fulton ...16

2.4. Tinjauan tentang Mie Basah ...17

2.5. Tinjauan tentang Asam Kromotropat ...18

2.6. Tinjauan tentang Asam Sulfat Pekat ...20

BAB III. KERANGKA KONSEPTUAL ...22

(11)

xi

3.2.Bagan KerangkaKonseptual ...23

BAB IV. METODE PENELITIAN ...24

4.1. Bahan dan Alat Penelitian ...24

4.1.1. Bahan ...24

4.1.2. Alat ...24

4.2. Teknik sampling ...24

4.3. Prosedur Penelitian ...24

4.3.1. Pembuatan larutan Kromotropat 0,5% ...25

4.3.2. Pembuatan larutan Baku Induk Formalin ...25

4.3.3. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ...25

4.3.4. Preparasi Mie Basah yang Mengandung Formalin ...25

4.4. Analisis Data...25

BAB V. HASIL PENELITIAN...27

5.1Teknik Sampling ...27

5.2 Analisis Kualitatif Formalin pada Mie Basah ...27

5.2.1. Reaksi Warna ...27

5.2.2. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ...33

5.2.3. Spektra Sampel ...33

5.2.4. Hasil Penentuan Macth Faktor (MF) ...36

5.2.5. Panjang Gelombang Maksimum Sampel ...37

5.3 Analisis Data Formalin pada Mie Basah ...38

BAB VI. PEMBAHASAN ...40

BAB VII. KESIMPULAN ...43

7.1Kesimpulan ...43

7.2 Saran ...43

DAFTAR PUSTAKA ...44

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

5.1Reaksi Warna ... 27

5.2Hasil Perhitungan MF antara BI formalin dengan Sampel ... 37

5.3Panjang Gelombang Maksimum Sampel ... 37

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Spektrofotometri UV-VIS berkas tunggal (single beam) ... 8

2.2 Struktur Molekul Formalin ... 13

2.3 Struktur Asam Kromotropat ... 18

2.4 Reaksi antara Asam kromotropat dengan Formaldehida ... 20

3.1 Kerangka Konseptual... 23

5.1 Pemeriksaan Warna pada sampel 1 ... 28

5.2 Pemeriksaan Warna pada sampel 2 ... 28

5.3 Pemeriksaan Warna pada sampel 3 ... 29

5.4 Pemeriksaan Warna pada sampel 4 ... 39

5.5 Pemeriksaan Warna pada sampel 5 ... 30

5.6 Pemeriksaan Warna pada sampel 6 ... 30

5.7 Pemeriksaan Warna pada sampel 7 ... 31

5.8 Pemeriksaan Warna pada sampel 8 ... 31

5.9 Pemeriksaan Warna pada sampel 9 ... 32

5.10 Pemeriksaan Warna pada sampel 10 ... 32

5.11 Spektra formaldehida konsentrasi 18,5 ppm dan 185 ppm ... 33

5.12 Spektra sampel 1 ... 34

5.13 Spektra sampel 2, 3 dan 4 ... 34

5.14 Spektra sampel 5 dan 6 ... 35

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 47

2. Surat Pernyataan ... 48

3. Gambar Sampel Mie Basah ... 49

4. Penentuan Macth Faktor (MF) ... 52

5. Data Panjang Gelombang Maksimum BI dan Sampel... 58

6. Spektrofotometri UV-VIS (UV-1700) ... 72

(15)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Altshuller, Aubrey P., Miller, David I., dan Sleva, Stanley F., 1961. Determination of Formaldehyde in Gas Mixtures by the Chromotropic Acid method. Ohio : Analytical Chemistry, 33 (4), hal 621.

Anonim, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi ketiga, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI, Jakarta, hal.259-260

Anonim, 2006. Formaldehyde, 2-Butoxyethanol and 1-tert-Botoxypropen-2-ol Summary of Data Reported and Evaluation. IARC Monographs on The Evaluation of Carcinogenic Risks to Human. CAS No. 50-00-0, Vol. 88, hal, 186,274.

Anonim. 1999. Peraturan Menteri Kesehatan RI

No.1168/MENKES/PER/X/1999. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Badan Standardisasi Nasional, 1995. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 722/MENKES/PER/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan.SNI 01-0222-1995

BPOM RI. 2005. Press Release Kepala BPOM DKI Jakarta tentang Bahaya Penggunaan Formalin pada Produk Pangan No: PO.07.05.841.1205.2392. Tanggal 26 Desember 2005

Broto, W., 2003. Mengenai Bahan Pengawet dalam Produk Pangan. InfoPOM volume IV Edisi 12: Desember 2003. Jakarta : BPOM Budavari S. 2001. The Merck Index, An Encyclopedia of Chemicals,

Drugs, and Biologicals. 13th ed., USA: Merck and o, inc.

Cahyadi, W. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Dolaria, Nanik dan Manik, Helena, 2007. Uji Validasi Pada Analisis Formalin Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur, Vol6(1), hal 61 – 67.

Eller, Peter M. dan Cassinelli, Mary Ellen, 1994. NIOSH Manual of Analytical Methods. Edisi ke-4, vol. 1,2 dan 3, DIANE Publishing Company : USA

(16)

xvi

of Dissolved Oxygen and Replacement of Concentrated Sulphuric Acid. Elsevier Science, 60, hal. 171-173.

Fatimah, Nur, 2006. Ada Apa dengan formalin. Majalah percikan Iman.www.percikan-iman.com, diakses 6 oktober 2011.

Fitriyah, Kusumawati dan Ika Trisharyanti dk.2004. Penetapan Kadar Formalin Sebagai Pengawet Dalam Bakmi Basah Di Pasar Wilayah Kota Surakata. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi; vol.5, No 1 2004; 131 -140.

Gandjar,L.G. dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Georghiou, Parise, dan Ho, Keung, Chi, 1988. The chemistry of the chromotropic acid method for the analysis of formaldehyde. Canada Journal

Chemistry, Vol. 67, hal. 871.

Handayani, 2007. Bahaya Kandungan Formalin pada

Makanan .http://radmarssy.wordpress.com/2007/02/06/bahaya-kandungan-formalin-pada-makanan/, diakses 29 Desember 2011. Harmita, 2006. Amankah Pengawet Makanan bagi Manusia?. Majalah Ilmu

Kefarmasian, Vol.III, No.I, hal. 53-54.

Harwati, Atiek, 2005. Press Release Kepala Balai POM DKI Jakarta Tentang Bahaya Penggunaan Formalin Pada Produk Pangan No:

PO.07.05.841.1205.2392. Jakarta : Badan POM.

Hasyim, Mochtar, Hamam, M., Akil, Syahrir, 2006. Formalin Bukan Formalitas.

CP Bulletin Service. No 73, hal 1-3

Horwitz, W. 1989 . Official Methods of Analysisof AOAC International 17th edition. AOAC international, USA.

Idris, Fahmi. 2005. Formalin Menyergap Dimana-mana. Liputan6.com : Jakarta. Liputan 28/12/2005. 2004. File:///G:/formalin-menyergap-di-manamana.htmdiakses tanggal 01 Maret 2012

Letourneau, Duane, dan Krog, Norman, 1952. The Use Of Chromotropic Acid For The Quantitative Determination of 2,4-Dichlorophenoxy-acetic Acid. Scientific Journal Series of the Minnesota Agricultural Experiment Station, No 2817, hal 822-823.

(17)

xvii

Skoog, D. A., F, J. Holler and T. A.,Niemann., 1998. Principle of Instrumental Analysis, 3th ed., Saunders College Publ : Philadelphia.

Suryadi, Herman, Hayun, Harsono, F.D., 2008. Pemilihan Metode Analisis Formalin Berdasarkan Pada Reaksi Warna dan Spektrofotometri UV-Tampak. Prosiding Kongres Ilmiah XVI ISFI, hal. 1030 – 1039. Syah, D. Dkk.2006. Keamanan Pangan Mie Basah:Mencari Solusi dari

Masalah Formalin dan Boraks. Laporan Lokakarya Jejaring Intelejen Pangan. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan : Bogor

Tanck R. And Fazani A.2009. Hati-hati Makan Mie Basah.

http://www.ahmadalghifary.co.cc/2009/06/hati-hati-makan-mie-basah 26.html diakses tanggal 29 Desember 2011

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bakmi (mie basah) adalah salah satu bentuk olahan dari tepung terigu, yang dibentuk sedemikian rupa sehingga berbentuk pipih atau bulat panjang, berwarna kuning muda, dan kenyal (Fitriyah & Ika, 2004). Bakmi mempunyai cita rasa yang khas sehingga banyak orang mengkonsumsi bakmi baik sebagai makanan pokok (misal di negara Cina), maupun sebagai lauk-pauk (di negara Indonesia). Dilihat dari kadar airnya, bakmi (mie basah) dapat dibedakan menjadi dua, yakni bakmi basah dan bakmi kering. Bakmi basah adalah bakmi yang tidak dikeringkan dalam penyimpanannya, sehingga kadar air yang terkandung di dalamnya relatif tinggi. Adanya air sebagai salah satu syarat media tumbuh mikroorganisme, menjadikan bakmi basah relatif lebih mudah rusak dibandingkan dengan bakmi kering. Dalam perdagangan, bakmi basah ini kadang-kadang tidak habis terjual dalam satu hari, sehingga perlu diawetkan.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1168/MENKES/ PER/X/1999 yang merupakan perubahan dari Peraturan Menteri Kesehatan No.722/MENKES/IX/1988 tentang bahan tambahan makanan, telah mengatur jenis bahan tambahan makanan yang diijinkan dan yang dilarang penggunaannya. Pada lampiran dua Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1168/MENKES/PER/X/1999 menyebutkan bahwa bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan adalah: asam

borat dan senyawaan-nya, asam salisilat dan garamnya,

dietilpirokarbonat, dulsin, kalium klorat, kloramfenikol, minyak nabati yang dibrominasi, nitrofurazon, formalin, kalium bromat (Anonim, 1999).

Dalam kaitannya dengan PERMENKES

(19)

2

berkualitas rendah dan bahaya yang ditimbulkan oleh komponen beracun dalam bahan pangan. Untuk bahan tambahan kimia yang dilarang dan tidak disertai dengan batas maksimum penggunaan secara umum digolongkan ke dalam senyawa yang berbahaya bagi kesehatan tubuh (Cahyadi, W. 2006).

Berdasarkan berita yang disamapaikan Menteri Perindustrian Fahmi Idris meminta Kepolisian Republik Indonesia untuk bertindak cepat menindak lanjuti temuan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (Balai POM) DKI Jakarta, soal kasus peneman kandungan formalin di sejumlah makanan. Permintaan ini disampaikan Fahmi di Jakarta, Rabu (28/12/05), menyusul pengumman Balai POM Jakarta yang menemukan sejumlah makanan yang mengandung obat pengawet mayat di sejmlah pasar dan supermarket.

Penggunaan formalin dalam makanan adalah tindakan kriminal yang harus ditindak polisi. Sebab, kasus ini telah berlangsung lama. Sementara makanan yang aling banyak mengandung formalin tersebut diantaranya; tahu, mie basah, dan ikan asin (Idris, 2005).

(20)

3

Didalam Press Release disebutkan bahwa kadar formalin dalam mie basah adalah 53,64 – 102,43 µg/g (Harwati,2005).

Untuk mengidentifikasi adanya kandungan formalin dalam produk makanan seperti mie basah ini digunakan pereaksi asam kromotropat. Asam kromotropat sendiri merupakan pereaksi yang sangat direkomendasikan dalam analisis formalin karena sensitifitas dan umum digunakan untuk berbagai keperluan analisis (Altshuller et al., 1961) sebagaimana telah diungkapkan oleh Egriwe (1937) bahwa asam kromotropat dapat bereaksi dengan formalin membentuk senyawa berwarna merah ungu ketika dipanaskan dalam larutan H2SO4 72%. Oleh

karena itu perlu dilakukan penelitian tentang uji identifikasi untuk mengetahui formalin di dalam mie basah. Agar dapat memperoleh informasi yang sebenarnya tentang keamanan produk makanan yang dikonsumsi, yang dapat menjadi tanggung jawab ilmu pengetahuan kefarmasian kepada masyarakat umum.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka penulis ingin meneliti “Apakah Ada Kandungan Formalin dalam mie basah yang beredar di Pasar Sukun, Pasar Mergan, dan Pasar Kasin, Kecamatan Sukun Kota Malang?”

1.3 Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi ada tidaknya kandungan formalin dalam mie basah yang beredar di Pasar Sukun, Pasar Mergan, dan Pasar Kasin, Kecamatan Sukun Kota Malang.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Sebagai informasi bagi konsumen untuk mengetahui keamanan mie basah juga sebagai petunjuk bagi produsen dalam hal memproduksi produknya.

(21)

4

Gambar

Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Tabungan mudharabah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan akad mudharabah yaitu dimana bank syariah sebagai pengelola dana (mudharib) dan nasabah sebagai

[r]

Menurut pendapat kami, laporan keuangan konsolidasi tahun 2002 tersebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Ever Shine Tex Tbk dan

Kondisi tingkat kepercayaan masyarakat di Desa Kahayya dalam pengelolaan Agroforestri dapat di katakan cukup baik, hal ini dilihat dari keikut sertaan masyarakat dalam

1) Letakkan poros belakang pada blok V dan ukur kebengkokan menggunakan meter pengukur (dial gauge). 2) Periksa keolengan pelek dengan menempatkan roda pada alat penyetel

Dengan demikian perkolasi tidak terjadi pada empat plot lahan percobaan yang berlapis terpal.. Benih kedelai ditanam pada jarak antar baris 50 cm dan 15 cm jarak antar

Lepas dari khilaf dan segala kekurangan, penulis merasa sangat bersyukur telah menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Wirausaha, Modal Usaha Dan

Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) penerapan model pembelajaran problem