i
KARYA TULIS ILMIAH
EVALUASI PELAKSANAAN DAN ANALISIS PENGARUH EARLY
PHARMACEUTICAL EXPOSURE (EPE) BLOK 16 TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh
Disusun oleh:
RIAN LUPITA
20120350070
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
i
KARYA TULIS ILMIAH
EVALUASI PELAKSANAAN DAN ANALISIS PENGARUH EARLY
PHARMACEUTICAL EXPOSURE (EPE) BLOK 16 TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh
Disusun oleh:
RIAN LUPITA
20120350070
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
ii
HALAMAN PENGESAHAN
EVALUASI PELAKSANAAN DAN ANALISIS PENGARUH EARLY
PHARMACEUTICAL EXPOSURE (EPE) BLOK 16 TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Disusun oleh:
RIAN LUPITA 20120350070
Telah disetujui dan diseminarkan pada Agustus 2016 Dosen Pembimbing
Ingenida Hadning, M.Sc, Apt NIK : 19850304201004 173 122
Dosen Penguji I Dosen Penguji II
Pinasti Utami, M.Sc., Apt. Dra. Salmah Orbayinah, M. Kes., Apt. NIK: 19850318201004173123 NIK: 196802291994099409173008
Mengetahui
Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rian Lupita
NIM : 20120350070
Program Studi : Farmasi
Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang
saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di
bagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah
ini hasil jiplakan, maka saya bersedia meneriama sanksi atas perbuatan tersebut.
Yogyakarta, Oktober 2016
Rian Lupita
iv MOTTO
Tragedi terbesar dalam kehidupan bukanlah
sebuah kematian, tapi hidup tanpa
tujuan.Karena itu, teruslah bermimpi untuk
menggapai tujuan dan harapan, supaya
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamduliilah dengan Ridha-Mu ya Allah
Amanah ini telah selesai, sebuah langkah usai sudah, namun itu bukan akhir dari perjalanan ku melainkan awal dari
sebuah perjalanan.
Terimakasih ku ucapkan kepada keluargaku Terutama ibu
Tiada cinta yang paling suci selain kasih sayang ibuku, doa mu memberikan keridhaaan untukku pelukmu berkahi hidupku dan petuahmu tuntukan jalanku. Kupersembahkan
karya kecil ini kepada ibu semoga menjadi langkah awal untuk membahagiakanmu ibu.
Untuk ayahku yang sudah berada disurga terimakasih yang tak terhingga dan rindu akan hadirmu sudah tidak bisa
dituliskan dengan kata-kata
Thank’s For my best frend
Desy, anisa, ana, avisa, rifa, ela, asma, endah, cikki terimakasih atas dukungannya dan semangatnya untuk saya dan teman seperjuangan dalam menyelesaikan KTI ini
vi
KATA PENGANTAR
Dengan segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan anugrah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
proposal Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan dan
Analisa Pengaruh Early Pharmaceutical Exposure (EPE) Terhadap Tingkat
Pengetahuan Mahasiswa Blok 16 Program Studi Farmasi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta” tepat pada waktunya.
Terselesaikannya proposal KTI ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT atas limpahan berkat, rahmat, dan hidayah-Nya.
2. dr. H. Andi Pramono, Sp.An, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Sabtanti Harimurti, Ph.D., Apt selaku Kepala Program Studi Farmasi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
4. Ingenida Hadning, M.Sc, Apt selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Pinasti Utami, M.Sc., Apt selaku dosen penguji 1 dan Ibu Dra. Salmah
Orbayinah, M.Kes., Apt selaku dosen penguji 2 yang telah memberikan kritik
dan saran dalam perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
7. Teman-teman farmasi 2012.
Dengan keterbatasan waktu dan kemampuan yang ada, peneliti menyadari
sepenuhnya bahwa dalam pembuatan proposal KTI ini masih jauh dari
sempurna.Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, Oktober 2016
vii DAFTAR ISI
KARYA TULIS ILMIAH ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iii
MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
Gambar 2. Skema Langkah Kerja ... 25
x DAFTAR LAMPIRAN ... xi
INTISARI ... xii
ABSTRACT ... xiii
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
TINJUAN PUSTAKA ... 6
A. TINJAUAN PUSTAKA ... 6
B. Kerangka Konsep ... 16
C. Hipotesis ... 16
BAB III ... 17
METODE PENELITIAN ... 17
A. Desain Penelitian ... 17
B. Tempat dan Waktu ... 17
C. Populasi dan Sampel ... 17
D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi... 18
E. Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 18
1. Variabel Penelitian ... 18
2. Definisi Operasional ... 18
F. Instrumen Penelitian ... 19
G. Cara kerja ... 21
viii
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 21
3. Pengambilan Data ... 23
4. Pelaporan ... 23
H. Skema Langkah Kerja ... 25
Gambar 2. Skema Langkah Kerja ... 25
I. Analisis Data ... 26
BAB IV ... 28
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28
A. Uji Validitas dan Realibilitas ... 28
B. Penelitian Evaluasi Pelaksanaan dan Pengaruh EPE terhadap Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 34
BAB V ... 46
KESIMPULAN DAN SARAN ... 46
A. Kesimpulan ... 46
B. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 47
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lain... 4
Tabel 2. Aspek Pertanyaan Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 20
Tabel 3. Tingkat Pengatahuan Mahasiswa ... 21
Tabel 4.Validasi Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 29
Tabel 5. Validasi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 31
Tabel 6. Distribusi Jawaban Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 35
Tabel 7.Analisis Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 39
Tabel 8.Hasil Pre Test dan Post Test Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 40
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Konsep ... 16
Gambar 2. Skema Langkah Kerja ... 25
Gambar 3. Diagram Distribusi Evaluasi pelaksanaan EPE
(Aspek Persiapan) ... 36
Gambar 4. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Aspek Pembimbing) ... 36
Gambar 5. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Aspek Kegiatan) ... 37
Gambar 6. Evaluasi Pelaksanaan EPE
(Aspek keterampilan Mahasiswa) ... 37
Gambar 7. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Kinerja Kelompok)... 37
Gambar 8. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Aspek Motivasi Belajar) ... 38
Gambar 10. Diagram Distribusi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Setelah EPE
terhadap Kisi-kisi petanyaan ... 42
Gambar 9. Diagram Distribusi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Sebelum EPE
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Uji Validitas dan Reliabilitas Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 50
Lampiran 2. Hasil Uji Validitas Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 51
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 52
Lampiran 4. Hasil Uji Reliabilitas Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 55
Lampiran 5. Data Uji Validitas dan Reliabilitas Tingkat Pengetahuan Mahasiswa 56 Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 57
Lampiran 7. Hasil Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 58
Lampiran 8. Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 62
Lampiran 9. Tabel Frekuensi Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 63
Lampiran 10. Tabel Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 63
Lampiran 11. Hasil Uji Pre Dan Post Tes Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 64
Lampiran 12. Tabel Frekuensi Pre Test Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Menurut Aspek Pertanyaan ... 65
Lampiran 13. Tabel Frekuensi Post Test Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Menurut Aspek Pertanyaan ... 66
Lampiran 14. Tabel Frekeunsi Evaluasi Pelaksanaan EPE Menurut Aspek Pertanyaan ... 67
Lampiran 15. Surat Permohonan Menjadi Responden ... 73
Lampiran 16. Surat Pernyataan Menjadi Responden ... 74
Lampiran 17. Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 75
Lampiran 18. Kuesioner Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 77
Lampiran 19. Distribusi Frekuensi Responden Evalausi Pelaksanaan EPE ... 79
Lampiran 20. Distribusi Frekuensi Responden dengan Jawaban Benar ... 81
xii INTISARI
Early Pharmaceutical Exposure (EPE) salah satu metode pembelajaran dimana mahasiswa dikenalkan pada kondisi klinik. Konsep dari EPE merupakan pemaparan awal kepada mahasiswa pada dunia klinis, supaya mahasiswa dapat melakukan dan mengetahui prinsip-prinsip dalam praktik klinis dan merangsang mahasiswa berfikir kritis dalam memecahkan masalah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 dan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa blok 16 Program Studi Farmasi UMY.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sample secara purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Farmasi UMY angkatan 2013 yang telah mengikuti EPE di blok 16. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 26 responden, yang diberikan kuesioner evaluasi pelaksanaan dan tingkat pengetahuan mahasiswa blok 16 Program Studi Farmasi UMY. Data yang diperoleh diolah menggunakan SPSS (Statistical Package for the Social Sciences), kemudian diuji menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan, evaluasi pelaksanaan EPE 73,08% baik dan 26,92% cukup. Tingkat pengetahuan mahasiswa sebelum melaksanakan EPE 38,5% baik, 61,5% cukup, setelah dilaksanakan EPE tingkat pengetahuan mahasiswa meningkat yaitu 100% baik dan didapatkan p value = 0,000 artinya terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa.
xiii ABSTRACT
Pharmaceutical Early Exposure (EPE) one method of learning in which students are introduced to the clinical conditions. The concept of EPE an initial exposure to students in the clinical world, so that students can do and knowing principles in clinical practice and stimulate students to think critically to solve problems. The study aims to determine the results of the evaluation of EPE block 16 and to determine the effect on the level of knowledge EPE implementation of the 16 students of Pharmacy UMY
This research was observational descriptive analytic with cross sectional approach. The sampling technique used was the non-probability sampling through purposive sampling. The samples in this study are pharmacy students year 2013 in Muhammadiyah University of Yogyakarta who have followed Early Pharmaceutical Exposure in block 16. The number of samples in this study were 26 respondents, were given a questionnaire evaluating the implementation and the level of knowledge of students of block 16 of Pharmacy Muhammadiyah University of Yogyakarta. The data obtained were processed using SPSS (Statistical Package for the Social Sciences), were then tested using the Wilcoxon test.
The research result showed evaluation of the implementation ofEarly Pharmaceutical Exposure, 73,08% goodand 26,92% sufficient. The level of student knowledge before implementing Early Pharmaceutical Expsoure 38,5% good, 61,5% sufficient, after implemented Early Pharmaceutical Exposure knowledge level of students increased, that is 100% good and obtained p value = 0.000 means that there is a difference score significantly to the knowledge level of students.
xii INTISARI
Early Pharmaceutical Exposure (EPE) salah satu metode pembelajaran dimana mahasiswa dikenalkan pada kondisi klinik. Konsep dari EPE merupakan pemaparan awal kepada mahasiswa pada dunia klinis, supaya mahasiswa dapat melakukan dan mengetahui prinsip-prinsip dalam praktik klinis dan merangsang mahasiswa berfikir kritis dalam memecahkan masalah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 dan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa blok 16 Program Studi Farmasi UMY.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sample secara purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Farmasi UMY angkatan 2013 yang telah mengikuti EPE di blok 16. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 26 responden, yang diberikan kuesioner evaluasi pelaksanaan dan tingkat pengetahuan mahasiswa blok 16 Program Studi Farmasi UMY. Data yang diperoleh diolah menggunakan SPSS (Statistical Package for the Social Sciences), kemudian diuji menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan, evaluasi pelaksanaan EPE 73,08% baik dan 26,92% cukup. Tingkat pengetahuan mahasiswa sebelum melaksanakan EPE 38,5% baik, 61,5% cukup, setelah dilaksanakan EPE tingkat pengetahuan mahasiswa meningkat yaitu 100% baik dan didapatkan p value = 0,000 artinya terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa.
xiii ABSTRACT
Pharmaceutical Early Exposure (EPE) one method of learning in which students are introduced to the clinical conditions. The concept of EPE an initial exposure to students in the clinical world, so that students can do and knowing principles in clinical practice and stimulate students to think critically to solve problems. The study aims to determine the results of the evaluation of EPE block 16 and to determine the effect on the level of knowledge EPE implementation of the 16 students of Pharmacy UMY
This research was observational descriptive analytic with cross sectional approach. The sampling technique used was the non-probability sampling through purposive sampling. The samples in this study are pharmacy students year 2013 in Muhammadiyah University of Yogyakarta who have followed Early Pharmaceutical Exposure in block 16. The number of samples in this study were 26 respondents, were given a questionnaire evaluating the implementation and the level of knowledge of students of block 16 of Pharmacy Muhammadiyah University of Yogyakarta. The data obtained were processed using SPSS (Statistical Package for the Social Sciences), were then tested using the Wilcoxon test.
The research result showed evaluation of the implementation ofEarly Pharmaceutical Exposure, 73,08% goodand 26,92% sufficient. The level of student knowledge before implementing Early Pharmaceutical Expsoure 38,5% good, 61,5% sufficient, after implemented Early Pharmaceutical Exposure knowledge level of students increased, that is 100% good and obtained p value = 0.000 means that there is a difference score significantly to the knowledge level of students.
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apoteker adalah tenaga ahli yang mempunyai kewenangan di bidang
kefarmasian melalui keahlian yang diperolehnya selama pendidikan tinggi
kefarmasian.Apoteker sebagai tenaga kesehatan yang dikelompokkan sebagai
profesi yang telah diakui secara universal (ISFI, 2011).
Pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan
obat sebagai komoditi telah berkembang orientasinya pada pelayanan kepada
pasien (pharmaceutical care). Apoteker dituntut untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan prilaku agar dapat berinteraksi dengan pasien.
Yaitu tidak saja sebagai pengelola obat namun dalam pengertian lebih luas
mencakup pelaksanaan pemberian informasi untuk mendukung penggunaan
obat yang benar dan rasional, monitoring penggunaan obat untuk mengetahui
tujuan akhir serta pengobatan berbasis pasien dengan tujuan meningkatkan
kualitas hidup pasien (Menkes RI, 2004).
Artinya :Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.s.
al-Mujadalah : 11)
Hadits diatas merupakan perintah yang wajib dilaksanakan oleh setiap
orang Islam, karena menuntut ilmu atau pendidikan menjadi petunjuk dalam
berkembang sejalan aspirasi dan pandangan hidup mereka, sehingga
pendidikan menjadi sarana utama yang perlu dikelola, secara sistematis dan
konsisten.
Apoteker yang kompeten diperlukan untuk mendukung praktik
kefarmasian sehingga dapat memberikan gambaran implementasi ilmu
kefarmasian untuk meluluskan apoteker yang sesuai dengan Standar
Kompetensi Apoteker Indonesia. Untuk memenuhi lulusan apoteker yang
kompeten dan sesuai dengan Standar Kompetensi Apoteker Indonesia
diperlukan sistem pembelajaran yang mendukung, salah satunya adalah
KurikulumBerbasisKompetensi (KBK) dan merupakan salah satu metode
student learning yang diambil dari teori belajar atau Social Learning Theory.
Metode pembelajaranberbasis masalah atau Problem Based Learning
(PBL) yaitu suatu metode instruksional untuk memberi kemampuan kepada
peserta didik melalui penyelesaian masalah (Nursalam, 2008). Tujuan utama
PBL adalah memberi keterampilan dan informasi kepada peserta didik yang
akan diterapkannya nanti dalam pekerjaan, baik selama belajar maupun saat
menjalankan profesinya (Nursalam, 2008). Kegiatan pembelajara metode PBL
meliputi kegiatan perkuliahan, tutorial, praktikum ilmu farmasi, praktikum
keterampilan ilmu farmasi(skills lab), Early Pharmaceutical Exposure(EPE),
belajar mandiri, plenary discussion, english hour (Tan & Oon-Seng, 2004)
Early Pharmaceutical Exposure (EPE) merupakan bentuk praktik klinis
mahasiswa farmasi di program sarjana.Praktik klinis merupakan bagian
mahasiswa agar dapat melakukan dan mengetahui prinsip-prinsip dalam
praktik klinis dan merangsang mahasiswa untuk menggunakan keterampilan
berpikir kritis mereka untuk memecahkan masalah.UMY menjadi satu-satunya
perguruan tinggi di Indonesia yang menerapkan metode pembelajaran EPE.
Metode pembelajaran EPE ini belum pernah dilakukan evaluasi, akan tetapi di
luar negeri sudah banyak yang telah melakukan evaluasi program Early
Exposure pada Program Studi Kedokteran. Salah satunya penelitian yang
dilakukan oleh Tayade, dkk (2014) dalam penelitian yang berjudul The impact
of Early Clinical Exposure on First M.B.B.S, Metode yang digunakan adalah
dengan menggunakan lembar MCQ untuk menguji Pengetahuan
berdasarkanpersepsimenggunakanskala Likert.
Peneliti ingin mengevaluasi pelaksanaan EPE dan ingin mengetahui
pengaruh EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa Program Studi
Farmasi UMY.Peneliti melakukan fokus penelitian pada pelaksanaan EPE 16.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah hasil evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 Program Studi
Farmasi UMY dari perspektif mahasiswa?
2. Bagaimanakah pengaruh pelaksanaan EPE terhadap tingkat pengetahuan
4
C. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lain
No Nama / Tahun Judul Hasil Penelitian Metode Perbedaan
1. Tayade, dkk (2014)
The impact of Early Clinical Exposure on First M.B.B.S. Students.
early clinical exposure
memiliki perbedaan yang signifikan secara statistik dalam pengetahuan dan keterampilan
menggunakan lembar MCQ untuk menguji Pengetahuan
berdasarkanpersepsimenggunakanska la Likert
Penelitian sebelumnya meneliti peningkatan pengetahuan mahasiswa yang mengikutiEarly Clinical Exposure dan non Early Clinical Exposure, subjek penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan dokter dengan jumlah sampel 120. Sedangkan penelitian ini meneliti apakah ada peningkatan pengetahuan mahasiswa terhadap Early Pharmaceutical Exposure dengan metode deskripti korelasidenganpendekatan
cross sectional. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa farmasi UMY angkatan 2013 2 Reza Jafarzadeh
Esfehani et al. (2012)
the effect of Early Clinical Exposure on learning motivation of medical students.
Early Clinical Exposure
menghasilkan sikap yang lebih baik terhadap praktek klinis di masa depan, meningkatan kepercayaan diri, dan mengurangi stres
Metode yang digunakkan adalah
cross sectionaldengan menggunakan kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan SPSS
Penelitian sebelumnya meneliti pengaruh Early Clinical Exposure terhadap sikap mahasiswa, subyek penelitian adalah mahasiswa prodi pendidikan kedokteran. Sedangakn penelitian ini meneliti evaluasi pelaksanaan Early
Pharmaceutical Exposure terhadap mahasiswa, subyek penelitian ini adalah mahasiswa farmasi UMY angkatan 2013 experiences of an Early Professional Contact course: Active and motivated students, strained dalam studi biomedis dan meningkatkan kepercayaan diri saat betemu dengan pasien
Metode yang digunakan terinspirasi dari Swedish
adaptation of the Course Experience Questionnaire, an Early Professional Contact Questionnaire was
constructedpada tahun 2003, kemudian data dianalisis
menggunakan Mann-whitney dan
Chi-square
Peneliti mengadopsi kuesioner untuk dijadikan kuesioner evaluasi pelaksanaan Early
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 Program Studi
Farmasi UMY dari perspektif mahasiswa.
2. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan EPE terhadap tingkat
pengetahuan mahasiswa blok 16 Program Studi Farmasi UMY.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti Lain
a. Menambah ilmu pengetahuan, guna menunjang penelitian selanjutnya
di bidang pendidikan.
b. Memperoleh gambaran tentang evaluasi pelaksanaan dan pengaruh
metode pembelajaran EPE tehadap tingkat pengetahuan mahasiswa
Farmasi UMY.
2. Bagi Program Studi Farmasi UMY
a. Mengetahui evaluasi pelaksanaan EPE di Program Studi Farmasi
UMY
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan
pengembangan kurikulum khususnya EPE di Program Studi Farmasi
UMY.
3. Bagi Institusi Pendidikan Lain
a. Sebagai acuan kurikulum baru bagi universitas yang ada di Indonesia
6
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Kompetensi
a. Standar Kompetensi Sarjana Farmasi
Standar Kompetensi Sarjana Farmasi merupakan standar nasional
yang harus dicapai lulusan pendidikan S1 Farmasi di seluruh Indonesia
termasuk lulusan pendidikan Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Kompetensi utama lulusan S1 Farmasi
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sesuai
dengan Surat Keputusan Majelis Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi
Indonesia Nomor: 12/APTFI/MA/2010 tentang Kompetensi Sarjana
Farmasi Indonesia adalah:
1) Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kefarmasian di bidang
klinis meliputi sistem kardiovaskuler, pernafasan, saraf, endokrin,
ophtalmologi, THT, urologi, tulang & persendian, obsgyn, ginjal,
dan gangguan dermatologi secara profesional.
2) Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kefarmasian di bidang
komunitas secara profesional.
3) Mahasiswa mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam
melakukan pekerjaan kefarmasian.
4) Mahasiswa mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan
5) Mahasiswa mampu menjalin hubungan interpersonal.
6) Mahasiswa mampu mengembangkan profesionalisme melalui
penelitian
b. Standar Kompetensi Apoteker Indonesia
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai
Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker (PP RI No
51 2009 Pasal 1 Poin 5).Menurut Surat Keputusan Pengurus Pusat
Ikatan Apoteker Indonesia Nomor : 058/SK/PP.IAI/IV/2011 Tentang
Standar Kompetensi Apoteker Indonesia adalah :
1) Mampu Melakukan Praktik Kefarmasian Secara Profesional dan
Etik
2) Mampu Menyelesaikan Masalah Terkait dengan Penggunaan
Sediaan Farmasi
3) Mampu Melakukan Dispensing Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan
4) Mampu Memformulasi dan Memproduksi Sediaan Farmasi dan
Alat Kesehatan Sesuai Standar Yang Berlaku
5) Mempunyai Keterampilan dalam Pemberian Informasi Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan
6) Mampu Berkontribusi dalam Upaya Preventif dan Promotif
Kesehatan Masyarakat
7) Mampu Mengelola Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Sesuai
8) Mempunyai Keterampilan Organisasi dan Mampu Membangun
Hubungan Interpersonal dalam Melakukan Praktik Kefarmasian
9) Mampu Mengikuti Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Yang Berhubungan dengan Kefarmasian
Apoteke rsebagai pelaku utama pelayanan kefarmasian yang
bertugas sebagai pelaksana atau pemberi pelayanan kesehatan diberi
wewenang sesuai dengan kompetensi pendidikan yang diperolehnya,
sehingga terkait erat dengan hak dan kewajibannya. Kompetensi dan
kewenangan apoteker tersebut menunjukkan kemampuan profesional
yang baku dan merupakan standar profesi untuk tenaga kesehatan
tersebut. Apoteker kesehatan yang melaksanakan tugas sesuai standar
profesinya akan mendapatkan perlindungan hukum.
Apoteker sebagai pendukung upaya kesehatan dalam
menjalankan tugasnya harus diarahkan dan dibina sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Pembinaan
dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi dan
kemampuannya, sehingga selalu tanggap terhadap permasalahan
kesehatan yang menjadi tanggung jawabnya.Sedangkan pengawasan
dilakukan terhadap kegiatannya agar tenaga kesehatan tersebut dapat
melaksanakan tugasnya sesuai dengan kebijaksanaan peraturan
2. Kurikulum
a. Pengertian Kurikulum
Kurikulum berarti suatu program pendidikan yang berisikan
berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan,
direncanakan dan dirancangkan secara sistematika atas dasar
norma-norma yang berlaku dan dijadikan pedoman dalam proses
pembelajaran bagi pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan (Dakir,
19 20 2004: 3).
b. Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung
jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu
oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan
tertentu (SK Mendiknas nomor 045/U/2002).Dengan pengertian
tersebut maka kurikulum berbasis kompetensi dapat diartikan sebagai
model atau desain kurikulum yang dirancang secara khusus untuk
menyiapkan peserta didik kompeten dalam melaksanakan tugas-tugas
di bidang pekerjaan tertentu.
Mulyasa berpendapat bahwa kurikulum berbasis kompetensi
(KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang
menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan
(kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu,
sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa
Mulyasa(2004:39).Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta menerapkan KBK dengan metode pembelajaran Problem
Based Learning (PBL).
3. Problem Based Learning
Problem Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran
yang dapat menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan yang
dibutuhkan pada era globalisasi saat ini. Problem Based Learning pertama
dikembangkan untuk pertama kali oleh Prof. Howard Barrow sekitar
tahun 1970-an dalam pembelajaran ilmu medis di McMaster University
Canada (Amir, 2009). Model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah
yang nyata bagi siswa sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan
melalui penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah.
Menurut Glazer (2001), mengemukakan Problem Based Learning
merupakan suatu strategi pengajaran dimana siswa secara aktif dihadapkan
pada masalah kompleks dalam situasi yang nyata. Dari pengertian diatas
disimpulkan bahwa Problem Based Learning merupakan pembelajaran
yang menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata (real world) untuk
memulai pembelajaran dan merupakan salah satu model pembelajaran
inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif pada siswa.Problem
Based Learning adalah pengembangan kurikulum dan proses
pembelajaran.Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam PBL di
keterampilan farmasi, praktikum ilmu farmasi, plenary discussion,
Interprofessional Education (IPE) dan Early Pharmaceutical Exposure
(EPE).
4. Early Pharmaceutical Exposure
Early Exposure merupakan metode pembelajaran berbasis
masalah.Di beberapa negara Early Exposure dikenal dengan Early
Clinical Exposure.Konsep Early Clinical Exposure merupakan pemaparan
awal mahasiswa pada dunia klinis dalam bentuk praktik klinis.Praktik
klinis merupakan bagian integral dari pendidikan sarjana farmasi.Early
Clinical Exposure diberikan untuk mempersiapkan mahasiswa agar dapat
melakukan dan mengetahui prinsip-prinsip dalam praktik klinis dan
merangsang mahasiswa untuk menggunakan keterampilan berpikir kritis
mereka untuk memecahkan masalah (Kojuri, dkk, 2012)
Pada Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta Early Clinical Exposure dikenal dengan istilah Early
Pharmaceutical Exposuredan diberikan semenjak pendidikan akademik
dalam bentuk praktik klinis..
Pada Program Studi Farmasi UMY, EPE dilaksanakan sebanyak 6
kali yaitu di Puskesmas (blok 5), Industri (blok 8) dan Rumah Sakit (blok
14, blok 16, blok 22 dan blok 24). Peneliti fokus mengevaluasi
pelaksanaan dan pengaruh tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap EPE
yang terdiri dari 6 aspek yang meliputi aspek persiapan, aspek
kinerja kelompok, aspek mahasiswa di blok 16. Target kompetensi yang
diharapkan di blok 16 dibagi menjadi 4, yaitu:
a. Kelengkapan administrasi terkait pelayanan kefarmasian di IFRS
b. Pengelolaan obat di IFRS
c. Good dispensing practice di IFRS
d. Observasi data dalam rekam medic
5. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetauan
Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu.
Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti,
dan pandai.Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran.
Dengan demikian pengetahuan merupakan proses dari usaha manusia
untuk tahu (Bakhtiar, 2012).
b. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan menurut Notoadmodjo (2007) mempunyai 6
tingkatan, yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini
adalah menginat kembali (recall) tehadap suatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
paling rendah untuk mengukur bahwa seseorang tahu tentang apa
yang dipelajari.
2) Memahami (comprehension)
Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yng diketahui, dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.Orang yang
telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.
3) Aplikasi (aplication)
Aplikasi (aplication) diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartikan aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat
menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil
penelitian.
4) Analisis (analysis)
Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau obyek ke dlam komponen-komponen, tetapi masih
didalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu
sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata
kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis (synthesis) menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru.Misalnya, dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan
sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah
ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau
obyek.Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.
c. Pengukuran pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari
subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin
kita ketahui atau kita dapat ukur sesuai dengan tingkatan-tingkatan di
atas (Notoadmodjo, 2007).
Menurut Arikunto (2006) yang dikutip Machfoedz (2010), skala
pengukuran untuk mengukur tingkat pengetahuan diktegorikan dengan
1) Baik, bila responden mampu menjawab dengan benar
76%-100%dari seluruh pertanyaan.
2) Cukup, bila responden mampu menjawab dengan benar 56%-75%
dari seluruh pertanyaan.
3) Kurang, bila responden mampu menjawab dengan benar <56% dari
B. Kerangka Konsep
Gambar 1. Kerangka Konsep
Keterangan: : berpengaruh
C. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 Program Studi Farmasi UMY masuk
dalam katogori baik.
2. EPE berpengaruh signifikan terhadap pengetahuan mahasiswa. Problem Based Learning
(PBL)
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Standar Kompetensi Apoteker Indonesia
Early Pharmaceutical Exposure (EPE)
Tingkat Pengetahuan
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif korelasi dengan
pendekatan cross sectional atau potong lintang yaitu rancangan penelitiam
dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan atau
sekali waktu (Hidayat, 2007). Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk
melihat tingkat pengetahuan dan motivasi belajar mahasiswa Farmasi FKIK
UMY sebelum dan sesudah mengikuti Early Pharmaceutical Exposure diblok
16.
B. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Program Studi Farmasi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2016.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang berada dalam wilayah
penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta Angkatan 2013.
2. Sampel
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non
probability sample secara purposive sampling. Sampel pada penelitian ini
mengikuti Early Pharmaceutical Exposure diblok 16 dan sebanyak 26
orang untuk digunakan sampel penelitian yang masuk dalam kriteria
eksklusi.
D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
1. Kriteria inklusi:
a. Mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta angkatan 2013.
b. Mahasiswa perwakilan no urut absen EPE1 dan 2.
2. Kriteria eksklusi :
a. Mahasiswa tidak lengkap mengisi kuesioner.
b. Mahasiswa yang mengundurkan diri.
E. Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelaksanaan Early
Pharmaceutical Exposure.
b. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah evaluasi pelaksanaan
EPE dan tingkat pengetahuan mahasiswa.
2. Definisi Operasional
a. Early Pharmaceutical Exposure (EPE)
Early Pharmaceutical Exposure merupakan suatu kegiatan
pembelajaran mahasiswa program studi Farmasi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta blok 16 untuk melakukan praktik klinik
praktik klinis dan merangsang mahasiswa untuk menggunakan
keterampilan berpikir kritis untuk memecahkan masalah.
b. Evaluasi Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan
program EPE di blok 16.
c. Pembimbing
Pemimpin yang membimbing dan mengawasi jalannya kegiatan
EPE di Rumah Sakit.
d. Tingkat Pengetahuan
Pengalaman dan informasi yang diperoleh mahasiswa selama
EPE terkait pengaruhnya terhadap tingkat pengetahuan di blok 16.
Sesuai dengan learning objective di blok 16 yaitu :
1) Kelengkapan administrasi terkait pelayanan kefarmasian di IFRS
2) Pengelolaan obat di IFRS
3) Good dispensing practice di IFRS
4) Observasi data dalam rekam medik
F. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan intrument berupa kuesioner Tingkat
Pengetahuan dan Evaluasi Pelaksanaan EPE. Kuesioner dirancang oleh
peneliti dengan mengacu pada kerangka konsep, buku panduan Early
Pharmaceutical Exposure blok 16, dan kuesioner yang diadopsi dari Medical
students' and facilitators' experiences of an Early Professional Contact
untuk memperoleh informasi tentang motivasi belajar mahasiswa sebelum dan
setelah mengikuti Early Pharmaceutical Exposure di blok 16.
Kuesioner yang disusun terdiri dari dua kuesioner yaitu kuesioner
evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 mahasiswa program studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan kuesioner tingkat pengetahuan
mahasiswa program studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu :
1. Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan Early Pharmaceutical Exposure (EPE)
Kuesioner ini terdiri dari 28 pertanyaan yang kemudian diukur
menggunakan skala Likert, yaitu terdapat jawaban bergradasi dari (SS)
sangat setuju, (S) setuju, (N) netral, (TS) tidak setuju, (STS) sangat tidak
setuju. Masing-masing item jawaban terdapat skor yaitu (STS) sangat
tidak setuju = 1, (TS) tidak setuju = 2, (N) netral = 3, (S) setuju = 4, (SS)
sangat setuju = 5. Jumlah pertanyaan sebelum divalidasi dapat dilihat pada
tabel 1.
Tabel 1.Aspek Pertanyaan Evaluasi Pelaksanaan EPE
No Evaluasi Pelaksanaan EPE ∑ Pertanyaan
1
2. Kuesioner Tingkat Pengetahuan
Kuesioner ini terdiri dari 37 pertanyaan yang kemudian diukur
dengan memberikan jawaban tegas pada pertanyaan.Bentuk pertanyaan
dari kuesioner tersebut berupa pertanyaan ya atau tidak. Setiap jawaban
yang benar diberi nilai 1 dan setiap jawaban yang salah diberi nilai 0
(Hidayat,2007).Jumlah pertanyaan sebelum divalidasi untuk setiap jenis
pengetahuan dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Tingkat Pengatahuan Mahasiswa
no Evaluasi Pelaksanaan EPE ∑ Pertanyaan
1 Kelengkapan administrasi di IFRS 7
2 Pengelolaan obat di IFRS 12
3 Good dispensing practiceIFRS 14
4 Observasi data dalam rekam medik 4
Jumlah 37
G. Cara kerja
1. Persiapan
Tahap ini meliputi penyiapan proposal, perijinan dan penyiapan
kuesioner.Perijinan kepada kosema kelas mahasiswa Farmasi UMY secara
lisan.Setelah dapat izin penelitian, selanjutnya dilakukan penyiapan
kuesioner yang kemudian diuji validitas dan reabilitas.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian, bagaimana data yang diperoleh akurat dan
objektif adalah suatu yang sangat penting. Agar data yang dikumpulkan
benar-benar berguna, maka alat ukur yang digunakan harus valid dan
a. Uji Validitas
Validitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah
kuesioner yag akan digunakan dalam penelitian dianggap valid atau
tidak. Uji validitas dapat dilakukan pada tempat yang sama namun
responden berbeda (responden yang tidak digunakan dalam penelitian)
(Saryono, 2011). Suatu koesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
koesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut (Wikandari, 2008).
Pengujian validitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan uji
korelasi antara skor (nilai) pada tiap-tiap item dengan skor total.Teknik
untuk mengukur validitas kuesioner yang digunakan dengan metode
Pearson Correlation. Penilain terhadap pertanyaan kuesioner valid
atau tidak tergantung ada signifikasi (rtabel) yang diinginkan dalam
penelitian yaitu 0,05 (signifikasi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar
yag sering digunakan dalam penelitian), artinya item di anggap valid
jika berkorelasi signifikan terhadap skor total(Martono, 2010). Apabila
rhitung lebih besar dan rtabel maka item pertanyaan tersebut
dikatakan valid dan dapat digunakan dan apabila rhitung lebih kecil
dari rtabel maka item pertanyaan tersebut dikatakan tidak valid dan
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.Reliabilitas
harus didahului dengan validitas (Sumantri, 2011). Pengukuran
realibiltas dengan cara menghitung nilai koefisien alpha Cronbach (a)
jika nilainya lebih besar dari 0,06 alat ukur dinyatakan riliabel,
sebaliknya apabila nilai alpha Cronbach (a) dibawah 0,06 maka alat
ukur dinyatakan tidak reliabel (Sugiyono, 2007)
3. Pengambilan Data
Setelah kuesioner sudah divalidasi, selanjutnya dilakukan tahap
pengambilan data kepada mahasiswa Farmasi UMY angakatan 2013. Cara
kerja pada penelitian ini mengumpulkan data dengan menggunakan
kuesioner yang dibagikan langsung oleh peneliti kepada responden.
Jawaban diberikan dengan cara memberikan tanda check (√) pada jawaban
yang sesuai
4. Pelaporan
Data dianalisis dan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Editting adalah kegiatan koreksi data untuk melihat kelengkapan
kuesioner dan jawaban responden. Hal ini dilakukan ditempat
pengumpulan data sehingga bila ada kekurangan segera dapat
dilengkapi.
b. Codding adalah kegiatan pemberian kode angka terhadap data yang
yaitu dengan cara memberikan kode 1 bila jawaban benar dan kode 0
bila jawaban salah pada kuesioner pengetahuan. Kode 5 pada jawaban
(SS) sangat setuju, kode 4 pada jawaban (S) setuju, kode 3 pada
jawaban (N) netral, kode 2 pada jawaban (TS) tidak setuju, dan kode 1
pada jawaban (STS) sangat tidak setuju pada kuesioner motivasi
belajar.
c. Entry Data adalah kegiatan memasukkan data ke dalam
databasecomputer.
d. Cleaning adalah kegiatan mengecek kembali untuk melihat
kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan
H. Skema Langkah Kerja
Gambar 2. Skema Langkah Kerja PELAKSANAAN
ANALISIS DATA
Penyebaran kuesioner yang dinyatakan valid dan reliabel
Menganalisis dan menggunakan program
SPSS
Mencari Jurnal, referensi, dan teori pendukung pustaka
PERSIAPAN
Hasil dan
Pembuatan dan Presentasi Proposal
Menyusun kuesioner
Kesimpulan
I. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk menjabarkan secara deskriptif
mengenai distribusi frekuensi variabel yang diteliti.Analisis univariat
bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karekteristik setiap
variabel penelitian (Sumantri, 2011). Data disajikan dalam bentuk
persentase dengan rumus:
Keterangan:
P: Persentase
X: Jumlah skor jawaban
N: Jumlah seluruh pertanyaan
Evaluasi pelaksanaan dan pengaruh EPE terhadap tingkat
pengetahuan mahasiswa blok 16 Program Studi Farmasi UMY
dikategorikan dalam tiga kategori, yaitu:
a. Baik, apabila subyek mampu menjawab dengan benar 76%-100% dari
seluruh pertanyaan.
b. Cukup, apabila subyek mampu menjawab dengan benar 56%-75% dari
seluruh pertanyaan.
c. Kurang, apabila subyek mampu menjawab dengan benar ≤ 55% dari
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui
keterkaitan dua variabel (Notoatmodjo, 2003).Analisis ini digunakan
untuk mengetahui hubungan antara sebelum dilakukan EPE dan setelah
dilakukan EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa Program Studi
Farmasi UMY.Dalam pengujian data dilakukan uji Wilcoxon karena
pengujian ini dilakukan untuk membandingkan antara dua kelompok data
yang saling berhubungan.
Hipotesis:
H0: Tidak terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat
pengetahuan mahasiswa sebelum dan setelah dilaksanakannya EPE.
H1: Terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan
mahasiswasebelum dan setelah dilaksanakannya EPE.
Intepretasi hasil uji statistik, apabila:
a. P value > α (0,05), maka H0 diterima atau H1 ditolak. Yang berarti
tidak ada perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan
mahasiswa sebelum dan setelah dilaksanakannya EPE.
b. P value ≤ α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Yang berarti ada
perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif korelasi dengan
pendekatan cross sectional atau potong lintang yaitu rancangan penelitiam
dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan atau
sekali waktu (Hidayat, 2007). Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk
melihat tingkat pengetahuan dan motivasi belajar mahasiswa Farmasi FKIK
UMY sebelum dan sesudah mengikuti Early Pharmaceutical Exposure diblok
16.
B. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Program Studi Farmasi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2016.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang berada dalam wilayah
penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta Angkatan 2013.
2. Sampel
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non
probability sample secara purposive sampling. Sampel pada penelitian ini
mengikuti Early Pharmaceutical Exposure diblok 16 dan sebanyak 26
orang untuk digunakan sampel penelitian yang masuk dalam kriteria
eksklusi.
D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
1. Kriteria inklusi:
a. Mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta angkatan 2013.
b. Mahasiswa perwakilan no urut absen EPE1 dan 2.
2. Kriteria eksklusi :
a. Mahasiswa tidak lengkap mengisi kuesioner.
b. Mahasiswa yang mengundurkan diri.
E. Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelaksanaan Early
Pharmaceutical Exposure.
b. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah evaluasi pelaksanaan
EPE dan tingkat pengetahuan mahasiswa.
2. Definisi Operasional
a. Early Pharmaceutical Exposure (EPE)
Early Pharmaceutical Exposure merupakan suatu kegiatan
pembelajaran mahasiswa program studi Farmasi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta blok 16 untuk melakukan praktik klinik
praktik klinis dan merangsang mahasiswa untuk menggunakan
keterampilan berpikir kritis untuk memecahkan masalah.
b. Evaluasi Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan
program EPE di blok 16.
c. Pembimbing
Pemimpin yang membimbing dan mengawasi jalannya kegiatan
EPE di Rumah Sakit.
d. Tingkat Pengetahuan
Pengalaman dan informasi yang diperoleh mahasiswa selama
EPE terkait pengaruhnya terhadap tingkat pengetahuan di blok 16.
Sesuai dengan learning objective di blok 16 yaitu :
1) Kelengkapan administrasi terkait pelayanan kefarmasian di IFRS
2) Pengelolaan obat di IFRS
3) Good dispensing practice di IFRS
4) Observasi data dalam rekam medik
F. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan intrument berupa kuesioner Tingkat
Pengetahuan dan Evaluasi Pelaksanaan EPE. Kuesioner dirancang oleh
peneliti dengan mengacu pada kerangka konsep, buku panduan Early
Pharmaceutical Exposure blok 16, dan kuesioner yang diadopsi dari Medical
students' and facilitators' experiences of an Early Professional Contact
untuk memperoleh informasi tentang motivasi belajar mahasiswa sebelum dan
setelah mengikuti Early Pharmaceutical Exposure di blok 16.
Kuesioner yang disusun terdiri dari dua kuesioner yaitu kuesioner
evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 mahasiswa program studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan kuesioner tingkat pengetahuan
mahasiswa program studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu :
1. Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan Early Pharmaceutical Exposure (EPE)
Kuesioner ini terdiri dari 28 pertanyaan yang kemudian diukur
menggunakan skala Likert, yaitu terdapat jawaban bergradasi dari (SS)
sangat setuju, (S) setuju, (N) netral, (TS) tidak setuju, (STS) sangat tidak
setuju. Masing-masing item jawaban terdapat skor yaitu (STS) sangat
tidak setuju = 1, (TS) tidak setuju = 2, (N) netral = 3, (S) setuju = 4, (SS)
sangat setuju = 5. Jumlah pertanyaan sebelum divalidasi dapat dilihat pada
tabel 1.
Tabel 1.Aspek Pertanyaan Evaluasi Pelaksanaan EPE
No Evaluasi Pelaksanaan EPE ∑ Pertanyaan
1
2. Kuesioner Tingkat Pengetahuan
Kuesioner ini terdiri dari 37 pertanyaan yang kemudian diukur
dengan memberikan jawaban tegas pada pertanyaan.Bentuk pertanyaan
dari kuesioner tersebut berupa pertanyaan ya atau tidak. Setiap jawaban
yang benar diberi nilai 1 dan setiap jawaban yang salah diberi nilai 0
(Hidayat,2007).Jumlah pertanyaan sebelum divalidasi untuk setiap jenis
pengetahuan dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Tingkat Pengatahuan Mahasiswa
no Evaluasi Pelaksanaan EPE ∑ Pertanyaan
1 Kelengkapan administrasi di IFRS 7
2 Pengelolaan obat di IFRS 12
3 Good dispensing practiceIFRS 14
4 Observasi data dalam rekam medik 4
Jumlah 37
G. Cara kerja
1. Persiapan
Tahap ini meliputi penyiapan proposal, perijinan dan penyiapan
kuesioner.Perijinan kepada kosema kelas mahasiswa Farmasi UMY secara
lisan.Setelah dapat izin penelitian, selanjutnya dilakukan penyiapan
kuesioner yang kemudian diuji validitas dan reabilitas.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian, bagaimana data yang diperoleh akurat dan
objektif adalah suatu yang sangat penting. Agar data yang dikumpulkan
benar-benar berguna, maka alat ukur yang digunakan harus valid dan
a. Uji Validitas
Validitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah
kuesioner yag akan digunakan dalam penelitian dianggap valid atau
tidak. Uji validitas dapat dilakukan pada tempat yang sama namun
responden berbeda (responden yang tidak digunakan dalam penelitian)
(Saryono, 2011). Suatu koesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
koesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut (Wikandari, 2008).
Pengujian validitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan uji
korelasi antara skor (nilai) pada tiap-tiap item dengan skor total.Teknik
untuk mengukur validitas kuesioner yang digunakan dengan metode
Pearson Correlation. Penilain terhadap pertanyaan kuesioner valid
atau tidak tergantung ada signifikasi (rtabel) yang diinginkan dalam
penelitian yaitu 0,05 (signifikasi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar
yag sering digunakan dalam penelitian), artinya item di anggap valid
jika berkorelasi signifikan terhadap skor total(Martono, 2010). Apabila
rhitung lebih besar dan rtabel maka item pertanyaan tersebut
dikatakan valid dan dapat digunakan dan apabila rhitung lebih kecil
dari rtabel maka item pertanyaan tersebut dikatakan tidak valid dan
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.Reliabilitas
harus didahului dengan validitas (Sumantri, 2011). Pengukuran
realibiltas dengan cara menghitung nilai koefisien alpha Cronbach (a)
jika nilainya lebih besar dari 0,06 alat ukur dinyatakan riliabel,
sebaliknya apabila nilai alpha Cronbach (a) dibawah 0,06 maka alat
ukur dinyatakan tidak reliabel (Sugiyono, 2007)
3. Pengambilan Data
Setelah kuesioner sudah divalidasi, selanjutnya dilakukan tahap
pengambilan data kepada mahasiswa Farmasi UMY angakatan 2013. Cara
kerja pada penelitian ini mengumpulkan data dengan menggunakan
kuesioner yang dibagikan langsung oleh peneliti kepada responden.
Jawaban diberikan dengan cara memberikan tanda check (√) pada jawaban
yang sesuai
4. Pelaporan
Data dianalisis dan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Editting adalah kegiatan koreksi data untuk melihat kelengkapan
kuesioner dan jawaban responden. Hal ini dilakukan ditempat
pengumpulan data sehingga bila ada kekurangan segera dapat
dilengkapi.
b. Codding adalah kegiatan pemberian kode angka terhadap data yang
yaitu dengan cara memberikan kode 1 bila jawaban benar dan kode 0
bila jawaban salah pada kuesioner pengetahuan. Kode 5 pada jawaban
(SS) sangat setuju, kode 4 pada jawaban (S) setuju, kode 3 pada
jawaban (N) netral, kode 2 pada jawaban (TS) tidak setuju, dan kode 1
pada jawaban (STS) sangat tidak setuju pada kuesioner motivasi
belajar.
c. Entry Data adalah kegiatan memasukkan data ke dalam
databasecomputer.
d. Cleaning adalah kegiatan mengecek kembali untuk melihat
kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan
H. Skema Langkah Kerja
Gambar 2. Skema Langkah Kerja PELAKSANAAN
ANALISIS DATA
Penyebaran kuesioner yang dinyatakan valid dan reliabel
Menganalisis dan menggunakan program
SPSS
Mencari Jurnal, referensi, dan teori pendukung pustaka
PERSIAPAN
Hasil dan
Pembuatan dan Presentasi Proposal
Menyusun kuesioner
Kesimpulan
I. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk menjabarkan secara deskriptif
mengenai distribusi frekuensi variabel yang diteliti.Analisis univariat
bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karekteristik setiap
variabel penelitian (Sumantri, 2011). Data disajikan dalam bentuk
persentase dengan rumus:
Keterangan:
P: Persentase
X: Jumlah skor jawaban
N: Jumlah seluruh pertanyaan
Evaluasi pelaksanaan dan pengaruh EPE terhadap tingkat
pengetahuan mahasiswa blok 16 Program Studi Farmasi UMY
dikategorikan dalam tiga kategori, yaitu:
a. Baik, apabila subyek mampu menjawab dengan benar 76%-100% dari
seluruh pertanyaan.
b. Cukup, apabila subyek mampu menjawab dengan benar 56%-75% dari
seluruh pertanyaan.
c. Kurang, apabila subyek mampu menjawab dengan benar ≤ 55% dari
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui
keterkaitan dua variabel (Notoatmodjo, 2003).Analisis ini digunakan
untuk mengetahui hubungan antara sebelum dilakukan EPE dan setelah
dilakukan EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa Program Studi
Farmasi UMY.Dalam pengujian data dilakukan uji Wilcoxon karena
pengujian ini dilakukan untuk membandingkan antara dua kelompok data
yang saling berhubungan.
Hipotesis:
H0: Tidak terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat
pengetahuan mahasiswa sebelum dan setelah dilaksanakannya EPE.
H1: Terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan
mahasiswasebelum dan setelah dilaksanakannya EPE.
Intepretasi hasil uji statistik, apabila:
a. P value > α (0,05), maka H0 diterima atau H1 ditolak. Yang berarti
tidak ada perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan
mahasiswa sebelum dan setelah dilaksanakannya EPE.
b. P value ≤ α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Yang berarti ada
perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Uji Validitas dan Realibilitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah pertanyaan dalam kuesioner
dapat dimengerti oleh responden, serta menghindari kesalahan intepretasi.
Instrumen diuji pada 26 responden, kemudian dilakukan uji instrumen dengan
menggunakan uji validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu uji yang mempunyai arti sejauh mana
ketetapan dan kecermatan suatu instrumen (kuesioner) dalam melakukan
fungsi ukurnya (Azwar, 2009). Pengujian validitas tiap butir digunakan
analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang
merupakan jumlah tiap skor butir. Korelasi yang digunakan adalah
pearson correlation. Dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien
korelasi, item yang mempunyai nilai r hitung > r tabel dinyatakan valid
dan jika nilai r hitung < r tabel dinyatakan tidak valid. Syarat minimum
dianggap valid adalah jika koefisien korelasi 0,361 dengan taraf kesalahan
5%. Jadi jika koefisien korelasi < 0,361 dinyatakan tidak valid.
Terdapat 28 item pertanyaan untuk kuesioner evaluasi pelaksanaan
EPE dan 37 pertanyaan untuk kuesioner tingkat pengetahuan mahasiswa
yang diujikan kepada sejumlah 26 responden yang sesuai dengan kriteria
inklusi. Pemilihan responden dengan melihat pengelompokkan mahasiswa
perwakilan berdasarkan no urut absen EPE. Hasil analisis validasi
kuesioner evaluasi pelaksanaan EPE dan tingkat pengetahuan mahasiswa
Progam Studi Farmasi UMY dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4.
Tabel 3.Validasi Evaluasi Pelaksanaan EPE
No Pertanyaan Koefisien Ket
Korelasi
1 EPE telah merangsang dan memberikan
pengetahuan berharga. 0.654 Valid
2 Setelah mengikuti EPE, kepercayaan diri saya saat
bertemu pasien meningkat. 0.579 Valid
3 EPE menjadikan beban bagi saya. 0.405 Valid
4
Apoteker pembimbing di RS menstimulasi saya untuk berkontribusi dengan pengalaman dan pengetahuan saya sendiri.
0.670 Valid
5 Tuntutan pada saya selama mengikuti EPE masuk
akal. 0.590 Valid
6
Saya sering kesulitan menemukan apa yang saya harapkan untuk saya pelajari selama mengikuti EPE.
-0.117 Tidak
valid
7 Diskusi kelompok meningkatkan pemahaman saya selama mengikuti EPE.
0.593
Valid
8 Sistem pelaksanaan EPE sudah baik. 0.448 Valid
9 Tugas yang didapat selama EPE penting untuk
pembelajaran saya. 0.755 Valid
10 Saya mempraktekkan bagaimana mengamati dan
memahami perasaan pasien. 0.278
Tidak valid
11
EPE telah memberi saya pemahaman yang berharga tentang profesi apoteker dan pekerjaan kefarmasian.
0.549 Valid
12 Sebagai mahasiswa, saya memiliki kesempatan
untuk mempengaruhi muatan/materi EPE.
0.721
Valid
13
Selama pelaksanaan EPE, apoteker pembimbing di RS memberikan feedback (umpan balik) yang bermanfaat untuk saya.
0.503 Valid
14
EPE meningkatkan motivasi belajar saya terkait materi blok farmakoterapi renal dan
kardiovaskuler, serta peran apoteker di RS.
0.753 Valid
15 Saya dilatih untuk mengetahui pekerjaan
16 Apoteker pembimbing di RS mendengarkan saya,
membimbing dengan serius, dan responsif. 0.599 Valid
17 Koordinator EPE memberikan informasi yang
cukup memadai untuk saya. 0.452 Valid
18 EPE menginspirasi saya untuk menjadi apoteker
yang baik. 0.673 Valid
19 Buku kerja EPE bermanfaat untuk proses belajar
saya selama EPE. 0.547 Valid
20 Apoteker pembimbing di RS bekerja keras untuk
membuat EPE menjadi menarik. 0.587 Valid
21 Saya menikmati pelaksanaan EPE. 0.741 Valid
22 Diskusi selama EPE bermanfaat. 0.751 Valid
23
Apoteker pembimbing di RS telah mendorong saya dengan beberapa cara untuk belajar lebih giat.
0.535 Valid
24 EPE adalah kegiatan yang menarik dan berharga. 0.714 Valid
25 EPE telah melatih pemahaman saya tentang
pekerjaan kefarmasian di RS. 0.640 Valid
26 Kelompok EPE saya bekerjasama dengan baik. 0.639 Valid
27 Tujuan atau learning outcome kegiatan EPE telah
terpenuhi. 0.690 Valid
28 Secara umum, saya puas dengan kualitas kegiatan