• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PELAKSANAAN DAN ANALISIS PENGARUH EARLY PHARMACEUTICAL EXPOSURE (EPE) BLOK 16 TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVALUASI PELAKSANAAN DAN ANALISIS PENGARUH EARLY PHARMACEUTICAL EXPOSURE (EPE) BLOK 16 TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

i

KARYA TULIS ILMIAH

EVALUASI PELAKSANAAN DAN ANALISIS PENGARUH EARLY

PHARMACEUTICAL EXPOSURE (EPE) BLOK 16 TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

Disusun oleh:

RIAN LUPITA

20120350070

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

i

KARYA TULIS ILMIAH

EVALUASI PELAKSANAAN DAN ANALISIS PENGARUH EARLY

PHARMACEUTICAL EXPOSURE (EPE) BLOK 16 TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

Disusun oleh:

RIAN LUPITA

20120350070

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

EVALUASI PELAKSANAAN DAN ANALISIS PENGARUH EARLY

PHARMACEUTICAL EXPOSURE (EPE) BLOK 16 TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Disusun oleh:

RIAN LUPITA 20120350070

Telah disetujui dan diseminarkan pada Agustus 2016 Dosen Pembimbing

Ingenida Hadning, M.Sc, Apt NIK : 19850304201004 173 122

Dosen Penguji I Dosen Penguji II

Pinasti Utami, M.Sc., Apt. Dra. Salmah Orbayinah, M. Kes., Apt. NIK: 19850318201004173123 NIK: 196802291994099409173008

Mengetahui

Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(4)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rian Lupita

NIM : 20120350070

Program Studi : Farmasi

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang

saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan

dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di

bagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah

ini hasil jiplakan, maka saya bersedia meneriama sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, Oktober 2016

Rian Lupita

(5)

iv MOTTO

Tragedi terbesar dalam kehidupan bukanlah

sebuah kematian, tapi hidup tanpa

tujuan.Karena itu, teruslah bermimpi untuk

menggapai tujuan dan harapan, supaya

(6)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamduliilah dengan Ridha-Mu ya Allah

Amanah ini telah selesai, sebuah langkah usai sudah, namun itu bukan akhir dari perjalanan ku melainkan awal dari

sebuah perjalanan.

Terimakasih ku ucapkan kepada keluargaku Terutama ibu

Tiada cinta yang paling suci selain kasih sayang ibuku, doa mu memberikan keridhaaan untukku pelukmu berkahi hidupku dan petuahmu tuntukan jalanku. Kupersembahkan

karya kecil ini kepada ibu semoga menjadi langkah awal untuk membahagiakanmu ibu.

Untuk ayahku yang sudah berada disurga terimakasih yang tak terhingga dan rindu akan hadirmu sudah tidak bisa

dituliskan dengan kata-kata

Thank’s For my best frend

Desy, anisa, ana, avisa, rifa, ela, asma, endah, cikki terimakasih atas dukungannya dan semangatnya untuk saya dan teman seperjuangan dalam menyelesaikan KTI ini

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan anugrah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

proposal Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan dan

Analisa Pengaruh Early Pharmaceutical Exposure (EPE) Terhadap Tingkat

Pengetahuan Mahasiswa Blok 16 Program Studi Farmasi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta” tepat pada waktunya.

Terselesaikannya proposal KTI ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT atas limpahan berkat, rahmat, dan hidayah-Nya.

2. dr. H. Andi Pramono, Sp.An, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Sabtanti Harimurti, Ph.D., Apt selaku Kepala Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Ingenida Hadning, M.Sc, Apt selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Pinasti Utami, M.Sc., Apt selaku dosen penguji 1 dan Ibu Dra. Salmah

Orbayinah, M.Kes., Apt selaku dosen penguji 2 yang telah memberikan kritik

dan saran dalam perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

7. Teman-teman farmasi 2012.

Dengan keterbatasan waktu dan kemampuan yang ada, peneliti menyadari

sepenuhnya bahwa dalam pembuatan proposal KTI ini masih jauh dari

sempurna.Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari pembaca, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, Oktober 2016

(8)

vii DAFTAR ISI

KARYA TULIS ILMIAH ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

Gambar 2. Skema Langkah Kerja ... 25

x DAFTAR LAMPIRAN ... xi

INTISARI ... xii

ABSTRACT ... xiii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

TINJUAN PUSTAKA ... 6

A. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

B. Kerangka Konsep ... 16

C. Hipotesis ... 16

BAB III ... 17

METODE PENELITIAN ... 17

A. Desain Penelitian ... 17

B. Tempat dan Waktu ... 17

C. Populasi dan Sampel ... 17

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi... 18

E. Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 18

1. Variabel Penelitian ... 18

2. Definisi Operasional ... 18

F. Instrumen Penelitian ... 19

G. Cara kerja ... 21

(9)

viii

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 21

3. Pengambilan Data ... 23

4. Pelaporan ... 23

H. Skema Langkah Kerja ... 25

Gambar 2. Skema Langkah Kerja ... 25

I. Analisis Data ... 26

BAB IV ... 28

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

A. Uji Validitas dan Realibilitas ... 28

B. Penelitian Evaluasi Pelaksanaan dan Pengaruh EPE terhadap Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 34

BAB V ... 46

KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lain... 4

Tabel 2. Aspek Pertanyaan Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 20

Tabel 3. Tingkat Pengatahuan Mahasiswa ... 21

Tabel 4.Validasi Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 29

Tabel 5. Validasi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 31

Tabel 6. Distribusi Jawaban Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 35

Tabel 7.Analisis Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 39

Tabel 8.Hasil Pre Test dan Post Test Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 40

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep ... 16

Gambar 2. Skema Langkah Kerja ... 25

Gambar 3. Diagram Distribusi Evaluasi pelaksanaan EPE

(Aspek Persiapan) ... 36

Gambar 4. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Aspek Pembimbing) ... 36

Gambar 5. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Aspek Kegiatan) ... 37

Gambar 6. Evaluasi Pelaksanaan EPE

(Aspek keterampilan Mahasiswa) ... 37

Gambar 7. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Kinerja Kelompok)... 37

Gambar 8. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Aspek Motivasi Belajar) ... 38

Gambar 10. Diagram Distribusi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Setelah EPE

terhadap Kisi-kisi petanyaan ... 42

Gambar 9. Diagram Distribusi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Sebelum EPE

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Uji Validitas dan Reliabilitas Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 50

Lampiran 2. Hasil Uji Validitas Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 51

Lampiran 3. Hasil Uji Validitas Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 52

Lampiran 4. Hasil Uji Reliabilitas Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 55

Lampiran 5. Data Uji Validitas dan Reliabilitas Tingkat Pengetahuan Mahasiswa 56 Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 57

Lampiran 7. Hasil Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 58

Lampiran 8. Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 62

Lampiran 9. Tabel Frekuensi Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 63

Lampiran 10. Tabel Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 63

Lampiran 11. Hasil Uji Pre Dan Post Tes Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 64

Lampiran 12. Tabel Frekuensi Pre Test Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Menurut Aspek Pertanyaan ... 65

Lampiran 13. Tabel Frekuensi Post Test Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Menurut Aspek Pertanyaan ... 66

Lampiran 14. Tabel Frekeunsi Evaluasi Pelaksanaan EPE Menurut Aspek Pertanyaan ... 67

Lampiran 15. Surat Permohonan Menjadi Responden ... 73

Lampiran 16. Surat Pernyataan Menjadi Responden ... 74

Lampiran 17. Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan EPE ... 75

Lampiran 18. Kuesioner Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ... 77

Lampiran 19. Distribusi Frekuensi Responden Evalausi Pelaksanaan EPE ... 79

Lampiran 20. Distribusi Frekuensi Responden dengan Jawaban Benar ... 81

(13)

xii INTISARI

Early Pharmaceutical Exposure (EPE) salah satu metode pembelajaran dimana mahasiswa dikenalkan pada kondisi klinik. Konsep dari EPE merupakan pemaparan awal kepada mahasiswa pada dunia klinis, supaya mahasiswa dapat melakukan dan mengetahui prinsip-prinsip dalam praktik klinis dan merangsang mahasiswa berfikir kritis dalam memecahkan masalah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 dan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa blok 16 Program Studi Farmasi UMY.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sample secara purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Farmasi UMY angkatan 2013 yang telah mengikuti EPE di blok 16. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 26 responden, yang diberikan kuesioner evaluasi pelaksanaan dan tingkat pengetahuan mahasiswa blok 16 Program Studi Farmasi UMY. Data yang diperoleh diolah menggunakan SPSS (Statistical Package for the Social Sciences), kemudian diuji menggunakan uji Wilcoxon.

Hasil penelitian menunjukkan, evaluasi pelaksanaan EPE 73,08% baik dan 26,92% cukup. Tingkat pengetahuan mahasiswa sebelum melaksanakan EPE 38,5% baik, 61,5% cukup, setelah dilaksanakan EPE tingkat pengetahuan mahasiswa meningkat yaitu 100% baik dan didapatkan p value = 0,000 artinya terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa.

(14)

xiii ABSTRACT

Pharmaceutical Early Exposure (EPE) one method of learning in which students are introduced to the clinical conditions. The concept of EPE an initial exposure to students in the clinical world, so that students can do and knowing principles in clinical practice and stimulate students to think critically to solve problems. The study aims to determine the results of the evaluation of EPE block 16 and to determine the effect on the level of knowledge EPE implementation of the 16 students of Pharmacy UMY

This research was observational descriptive analytic with cross sectional approach. The sampling technique used was the non-probability sampling through purposive sampling. The samples in this study are pharmacy students year 2013 in Muhammadiyah University of Yogyakarta who have followed Early Pharmaceutical Exposure in block 16. The number of samples in this study were 26 respondents, were given a questionnaire evaluating the implementation and the level of knowledge of students of block 16 of Pharmacy Muhammadiyah University of Yogyakarta. The data obtained were processed using SPSS (Statistical Package for the Social Sciences), were then tested using the Wilcoxon test.

The research result showed evaluation of the implementation ofEarly Pharmaceutical Exposure, 73,08% goodand 26,92% sufficient. The level of student knowledge before implementing Early Pharmaceutical Expsoure 38,5% good, 61,5% sufficient, after implemented Early Pharmaceutical Exposure knowledge level of students increased, that is 100% good and obtained p value = 0.000 means that there is a difference score significantly to the knowledge level of students.

(15)
(16)

xii INTISARI

Early Pharmaceutical Exposure (EPE) salah satu metode pembelajaran dimana mahasiswa dikenalkan pada kondisi klinik. Konsep dari EPE merupakan pemaparan awal kepada mahasiswa pada dunia klinis, supaya mahasiswa dapat melakukan dan mengetahui prinsip-prinsip dalam praktik klinis dan merangsang mahasiswa berfikir kritis dalam memecahkan masalah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 dan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa blok 16 Program Studi Farmasi UMY.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sample secara purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Farmasi UMY angkatan 2013 yang telah mengikuti EPE di blok 16. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 26 responden, yang diberikan kuesioner evaluasi pelaksanaan dan tingkat pengetahuan mahasiswa blok 16 Program Studi Farmasi UMY. Data yang diperoleh diolah menggunakan SPSS (Statistical Package for the Social Sciences), kemudian diuji menggunakan uji Wilcoxon.

Hasil penelitian menunjukkan, evaluasi pelaksanaan EPE 73,08% baik dan 26,92% cukup. Tingkat pengetahuan mahasiswa sebelum melaksanakan EPE 38,5% baik, 61,5% cukup, setelah dilaksanakan EPE tingkat pengetahuan mahasiswa meningkat yaitu 100% baik dan didapatkan p value = 0,000 artinya terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa.

(17)

xiii ABSTRACT

Pharmaceutical Early Exposure (EPE) one method of learning in which students are introduced to the clinical conditions. The concept of EPE an initial exposure to students in the clinical world, so that students can do and knowing principles in clinical practice and stimulate students to think critically to solve problems. The study aims to determine the results of the evaluation of EPE block 16 and to determine the effect on the level of knowledge EPE implementation of the 16 students of Pharmacy UMY

This research was observational descriptive analytic with cross sectional approach. The sampling technique used was the non-probability sampling through purposive sampling. The samples in this study are pharmacy students year 2013 in Muhammadiyah University of Yogyakarta who have followed Early Pharmaceutical Exposure in block 16. The number of samples in this study were 26 respondents, were given a questionnaire evaluating the implementation and the level of knowledge of students of block 16 of Pharmacy Muhammadiyah University of Yogyakarta. The data obtained were processed using SPSS (Statistical Package for the Social Sciences), were then tested using the Wilcoxon test.

The research result showed evaluation of the implementation ofEarly Pharmaceutical Exposure, 73,08% goodand 26,92% sufficient. The level of student knowledge before implementing Early Pharmaceutical Expsoure 38,5% good, 61,5% sufficient, after implemented Early Pharmaceutical Exposure knowledge level of students increased, that is 100% good and obtained p value = 0.000 means that there is a difference score significantly to the knowledge level of students.

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Apoteker adalah tenaga ahli yang mempunyai kewenangan di bidang

kefarmasian melalui keahlian yang diperolehnya selama pendidikan tinggi

kefarmasian.Apoteker sebagai tenaga kesehatan yang dikelompokkan sebagai

profesi yang telah diakui secara universal (ISFI, 2011).

Pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan

obat sebagai komoditi telah berkembang orientasinya pada pelayanan kepada

pasien (pharmaceutical care). Apoteker dituntut untuk meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan prilaku agar dapat berinteraksi dengan pasien.

Yaitu tidak saja sebagai pengelola obat namun dalam pengertian lebih luas

mencakup pelaksanaan pemberian informasi untuk mendukung penggunaan

obat yang benar dan rasional, monitoring penggunaan obat untuk mengetahui

tujuan akhir serta pengobatan berbasis pasien dengan tujuan meningkatkan

kualitas hidup pasien (Menkes RI, 2004).

Artinya :Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.s.

al-Mujadalah : 11)

Hadits diatas merupakan perintah yang wajib dilaksanakan oleh setiap

orang Islam, karena menuntut ilmu atau pendidikan menjadi petunjuk dalam

(19)

berkembang sejalan aspirasi dan pandangan hidup mereka, sehingga

pendidikan menjadi sarana utama yang perlu dikelola, secara sistematis dan

konsisten.

Apoteker yang kompeten diperlukan untuk mendukung praktik

kefarmasian sehingga dapat memberikan gambaran implementasi ilmu

kefarmasian untuk meluluskan apoteker yang sesuai dengan Standar

Kompetensi Apoteker Indonesia. Untuk memenuhi lulusan apoteker yang

kompeten dan sesuai dengan Standar Kompetensi Apoteker Indonesia

diperlukan sistem pembelajaran yang mendukung, salah satunya adalah

KurikulumBerbasisKompetensi (KBK) dan merupakan salah satu metode

student learning yang diambil dari teori belajar atau Social Learning Theory.

Metode pembelajaranberbasis masalah atau Problem Based Learning

(PBL) yaitu suatu metode instruksional untuk memberi kemampuan kepada

peserta didik melalui penyelesaian masalah (Nursalam, 2008). Tujuan utama

PBL adalah memberi keterampilan dan informasi kepada peserta didik yang

akan diterapkannya nanti dalam pekerjaan, baik selama belajar maupun saat

menjalankan profesinya (Nursalam, 2008). Kegiatan pembelajara metode PBL

meliputi kegiatan perkuliahan, tutorial, praktikum ilmu farmasi, praktikum

keterampilan ilmu farmasi(skills lab), Early Pharmaceutical Exposure(EPE),

belajar mandiri, plenary discussion, english hour (Tan & Oon-Seng, 2004)

Early Pharmaceutical Exposure (EPE) merupakan bentuk praktik klinis

mahasiswa farmasi di program sarjana.Praktik klinis merupakan bagian

(20)

mahasiswa agar dapat melakukan dan mengetahui prinsip-prinsip dalam

praktik klinis dan merangsang mahasiswa untuk menggunakan keterampilan

berpikir kritis mereka untuk memecahkan masalah.UMY menjadi satu-satunya

perguruan tinggi di Indonesia yang menerapkan metode pembelajaran EPE.

Metode pembelajaran EPE ini belum pernah dilakukan evaluasi, akan tetapi di

luar negeri sudah banyak yang telah melakukan evaluasi program Early

Exposure pada Program Studi Kedokteran. Salah satunya penelitian yang

dilakukan oleh Tayade, dkk (2014) dalam penelitian yang berjudul The impact

of Early Clinical Exposure on First M.B.B.S, Metode yang digunakan adalah

dengan menggunakan lembar MCQ untuk menguji Pengetahuan

berdasarkanpersepsimenggunakanskala Likert.

Peneliti ingin mengevaluasi pelaksanaan EPE dan ingin mengetahui

pengaruh EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa Program Studi

Farmasi UMY.Peneliti melakukan fokus penelitian pada pelaksanaan EPE 16.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah hasil evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 Program Studi

Farmasi UMY dari perspektif mahasiswa?

2. Bagaimanakah pengaruh pelaksanaan EPE terhadap tingkat pengetahuan

(21)

4

C. Keaslian Penelitian

Tabel 1. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lain

No Nama / Tahun Judul Hasil Penelitian Metode Perbedaan

1. Tayade, dkk (2014)

The impact of Early Clinical Exposure on First M.B.B.S. Students.

early clinical exposure

memiliki perbedaan yang signifikan secara statistik dalam pengetahuan dan keterampilan

menggunakan lembar MCQ untuk menguji Pengetahuan

berdasarkanpersepsimenggunakanska la Likert

Penelitian sebelumnya meneliti peningkatan pengetahuan mahasiswa yang mengikutiEarly Clinical Exposure dan non Early Clinical Exposure, subjek penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan dokter dengan jumlah sampel 120. Sedangkan penelitian ini meneliti apakah ada peningkatan pengetahuan mahasiswa terhadap Early Pharmaceutical Exposure dengan metode deskripti korelasidenganpendekatan

cross sectional. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa farmasi UMY angkatan 2013 2 Reza Jafarzadeh

Esfehani et al. (2012)

the effect of Early Clinical Exposure on learning motivation of medical students.

Early Clinical Exposure

menghasilkan sikap yang lebih baik terhadap praktek klinis di masa depan, meningkatan kepercayaan diri, dan mengurangi stres

Metode yang digunakkan adalah

cross sectionaldengan menggunakan kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan SPSS

Penelitian sebelumnya meneliti pengaruh Early Clinical Exposure terhadap sikap mahasiswa, subyek penelitian adalah mahasiswa prodi pendidikan kedokteran. Sedangakn penelitian ini meneliti evaluasi pelaksanaan Early

Pharmaceutical Exposure terhadap mahasiswa, subyek penelitian ini adalah mahasiswa farmasi UMY angkatan 2013 experiences of an Early Professional Contact course: Active and motivated students, strained dalam studi biomedis dan meningkatkan kepercayaan diri saat betemu dengan pasien

Metode yang digunakan terinspirasi dari Swedish

adaptation of the Course Experience Questionnaire, an Early Professional Contact Questionnaire was

constructedpada tahun 2003, kemudian data dianalisis

menggunakan Mann-whitney dan

Chi-square

Peneliti mengadopsi kuesioner untuk dijadikan kuesioner evaluasi pelaksanaan Early

(22)

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 Program Studi

Farmasi UMY dari perspektif mahasiswa.

2. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan EPE terhadap tingkat

pengetahuan mahasiswa blok 16 Program Studi Farmasi UMY.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti Lain

a. Menambah ilmu pengetahuan, guna menunjang penelitian selanjutnya

di bidang pendidikan.

b. Memperoleh gambaran tentang evaluasi pelaksanaan dan pengaruh

metode pembelajaran EPE tehadap tingkat pengetahuan mahasiswa

Farmasi UMY.

2. Bagi Program Studi Farmasi UMY

a. Mengetahui evaluasi pelaksanaan EPE di Program Studi Farmasi

UMY

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan

pengembangan kurikulum khususnya EPE di Program Studi Farmasi

UMY.

3. Bagi Institusi Pendidikan Lain

a. Sebagai acuan kurikulum baru bagi universitas yang ada di Indonesia

(23)

6

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Kompetensi

a. Standar Kompetensi Sarjana Farmasi

Standar Kompetensi Sarjana Farmasi merupakan standar nasional

yang harus dicapai lulusan pendidikan S1 Farmasi di seluruh Indonesia

termasuk lulusan pendidikan Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta. Kompetensi utama lulusan S1 Farmasi

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sesuai

dengan Surat Keputusan Majelis Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi

Indonesia Nomor: 12/APTFI/MA/2010 tentang Kompetensi Sarjana

Farmasi Indonesia adalah:

1) Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kefarmasian di bidang

klinis meliputi sistem kardiovaskuler, pernafasan, saraf, endokrin,

ophtalmologi, THT, urologi, tulang & persendian, obsgyn, ginjal,

dan gangguan dermatologi secara profesional.

2) Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kefarmasian di bidang

komunitas secara profesional.

3) Mahasiswa mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam

melakukan pekerjaan kefarmasian.

4) Mahasiswa mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan

(24)

5) Mahasiswa mampu menjalin hubungan interpersonal.

6) Mahasiswa mampu mengembangkan profesionalisme melalui

penelitian

b. Standar Kompetensi Apoteker Indonesia

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai

Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker (PP RI No

51 2009 Pasal 1 Poin 5).Menurut Surat Keputusan Pengurus Pusat

Ikatan Apoteker Indonesia Nomor : 058/SK/PP.IAI/IV/2011 Tentang

Standar Kompetensi Apoteker Indonesia adalah :

1) Mampu Melakukan Praktik Kefarmasian Secara Profesional dan

Etik

2) Mampu Menyelesaikan Masalah Terkait dengan Penggunaan

Sediaan Farmasi

3) Mampu Melakukan Dispensing Sediaan Farmasi dan Alat

Kesehatan

4) Mampu Memformulasi dan Memproduksi Sediaan Farmasi dan

Alat Kesehatan Sesuai Standar Yang Berlaku

5) Mempunyai Keterampilan dalam Pemberian Informasi Sediaan

Farmasi dan Alat Kesehatan

6) Mampu Berkontribusi dalam Upaya Preventif dan Promotif

Kesehatan Masyarakat

7) Mampu Mengelola Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Sesuai

(25)

8) Mempunyai Keterampilan Organisasi dan Mampu Membangun

Hubungan Interpersonal dalam Melakukan Praktik Kefarmasian

9) Mampu Mengikuti Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Yang Berhubungan dengan Kefarmasian

Apoteke rsebagai pelaku utama pelayanan kefarmasian yang

bertugas sebagai pelaksana atau pemberi pelayanan kesehatan diberi

wewenang sesuai dengan kompetensi pendidikan yang diperolehnya,

sehingga terkait erat dengan hak dan kewajibannya. Kompetensi dan

kewenangan apoteker tersebut menunjukkan kemampuan profesional

yang baku dan merupakan standar profesi untuk tenaga kesehatan

tersebut. Apoteker kesehatan yang melaksanakan tugas sesuai standar

profesinya akan mendapatkan perlindungan hukum.

Apoteker sebagai pendukung upaya kesehatan dalam

menjalankan tugasnya harus diarahkan dan dibina sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Pembinaan

dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi dan

kemampuannya, sehingga selalu tanggap terhadap permasalahan

kesehatan yang menjadi tanggung jawabnya.Sedangkan pengawasan

dilakukan terhadap kegiatannya agar tenaga kesehatan tersebut dapat

melaksanakan tugasnya sesuai dengan kebijaksanaan peraturan

(26)

2. Kurikulum

a. Pengertian Kurikulum

Kurikulum berarti suatu program pendidikan yang berisikan

berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan,

direncanakan dan dirancangkan secara sistematika atas dasar

norma-norma yang berlaku dan dijadikan pedoman dalam proses

pembelajaran bagi pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan (Dakir,

19 20 2004: 3).

b. Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung

jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu

oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan

tertentu (SK Mendiknas nomor 045/U/2002).Dengan pengertian

tersebut maka kurikulum berbasis kompetensi dapat diartikan sebagai

model atau desain kurikulum yang dirancang secara khusus untuk

menyiapkan peserta didik kompeten dalam melaksanakan tugas-tugas

di bidang pekerjaan tertentu.

Mulyasa berpendapat bahwa kurikulum berbasis kompetensi

(KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang

menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan

(kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu,

sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa

(27)

Mulyasa(2004:39).Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta menerapkan KBK dengan metode pembelajaran Problem

Based Learning (PBL).

3. Problem Based Learning

Problem Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran

yang dapat menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan yang

dibutuhkan pada era globalisasi saat ini. Problem Based Learning pertama

dikembangkan untuk pertama kali oleh Prof. Howard Barrow sekitar

tahun 1970-an dalam pembelajaran ilmu medis di McMaster University

Canada (Amir, 2009). Model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah

yang nyata bagi siswa sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan

melalui penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan

pemecahan masalah.

Menurut Glazer (2001), mengemukakan Problem Based Learning

merupakan suatu strategi pengajaran dimana siswa secara aktif dihadapkan

pada masalah kompleks dalam situasi yang nyata. Dari pengertian diatas

disimpulkan bahwa Problem Based Learning merupakan pembelajaran

yang menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata (real world) untuk

memulai pembelajaran dan merupakan salah satu model pembelajaran

inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif pada siswa.Problem

Based Learning adalah pengembangan kurikulum dan proses

pembelajaran.Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam PBL di

(28)

keterampilan farmasi, praktikum ilmu farmasi, plenary discussion,

Interprofessional Education (IPE) dan Early Pharmaceutical Exposure

(EPE).

4. Early Pharmaceutical Exposure

Early Exposure merupakan metode pembelajaran berbasis

masalah.Di beberapa negara Early Exposure dikenal dengan Early

Clinical Exposure.Konsep Early Clinical Exposure merupakan pemaparan

awal mahasiswa pada dunia klinis dalam bentuk praktik klinis.Praktik

klinis merupakan bagian integral dari pendidikan sarjana farmasi.Early

Clinical Exposure diberikan untuk mempersiapkan mahasiswa agar dapat

melakukan dan mengetahui prinsip-prinsip dalam praktik klinis dan

merangsang mahasiswa untuk menggunakan keterampilan berpikir kritis

mereka untuk memecahkan masalah (Kojuri, dkk, 2012)

Pada Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta Early Clinical Exposure dikenal dengan istilah Early

Pharmaceutical Exposuredan diberikan semenjak pendidikan akademik

dalam bentuk praktik klinis..

Pada Program Studi Farmasi UMY, EPE dilaksanakan sebanyak 6

kali yaitu di Puskesmas (blok 5), Industri (blok 8) dan Rumah Sakit (blok

14, blok 16, blok 22 dan blok 24). Peneliti fokus mengevaluasi

pelaksanaan dan pengaruh tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap EPE

yang terdiri dari 6 aspek yang meliputi aspek persiapan, aspek

(29)

kinerja kelompok, aspek mahasiswa di blok 16. Target kompetensi yang

diharapkan di blok 16 dibagi menjadi 4, yaitu:

a. Kelengkapan administrasi terkait pelayanan kefarmasian di IFRS

b. Pengelolaan obat di IFRS

c. Good dispensing practice di IFRS

d. Observasi data dalam rekam medic

5. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetauan

Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu.

Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti,

dan pandai.Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran.

Dengan demikian pengetahuan merupakan proses dari usaha manusia

untuk tahu (Bakhtiar, 2012).

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan menurut Notoadmodjo (2007) mempunyai 6

tingkatan, yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini

adalah menginat kembali (recall) tehadap suatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

(30)

paling rendah untuk mengukur bahwa seseorang tahu tentang apa

yang dipelajari.

2) Memahami (comprehension)

Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yng diketahui, dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.Orang yang

telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi (aplication) diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartikan aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat

menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil

penelitian.

4) Analisis (analysis)

Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau obyek ke dlam komponen-komponen, tetapi masih

didalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu

sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata

kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

(31)

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis (synthesis) menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru.Misalnya, dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan

sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah

ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

obyek.Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada.

c. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari

subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin

kita ketahui atau kita dapat ukur sesuai dengan tingkatan-tingkatan di

atas (Notoadmodjo, 2007).

Menurut Arikunto (2006) yang dikutip Machfoedz (2010), skala

pengukuran untuk mengukur tingkat pengetahuan diktegorikan dengan

(32)

1) Baik, bila responden mampu menjawab dengan benar

76%-100%dari seluruh pertanyaan.

2) Cukup, bila responden mampu menjawab dengan benar 56%-75%

dari seluruh pertanyaan.

3) Kurang, bila responden mampu menjawab dengan benar <56% dari

(33)

B. Kerangka Konsep

Gambar 1. Kerangka Konsep

Keterangan: : berpengaruh

C. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 Program Studi Farmasi UMY masuk

dalam katogori baik.

2. EPE berpengaruh signifikan terhadap pengetahuan mahasiswa. Problem Based Learning

(PBL)

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Standar Kompetensi Apoteker Indonesia

Early Pharmaceutical Exposure (EPE)

Tingkat Pengetahuan

(34)

17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif korelasi dengan

pendekatan cross sectional atau potong lintang yaitu rancangan penelitiam

dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan atau

sekali waktu (Hidayat, 2007). Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk

melihat tingkat pengetahuan dan motivasi belajar mahasiswa Farmasi FKIK

UMY sebelum dan sesudah mengikuti Early Pharmaceutical Exposure diblok

16.

B. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Program Studi Farmasi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2016.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang berada dalam wilayah

penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah

mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta Angkatan 2013.

2. Sampel

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non

probability sample secara purposive sampling. Sampel pada penelitian ini

(35)

mengikuti Early Pharmaceutical Exposure diblok 16 dan sebanyak 26

orang untuk digunakan sampel penelitian yang masuk dalam kriteria

eksklusi.

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

1. Kriteria inklusi:

a. Mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta angkatan 2013.

b. Mahasiswa perwakilan no urut absen EPE1 dan 2.

2. Kriteria eksklusi :

a. Mahasiswa tidak lengkap mengisi kuesioner.

b. Mahasiswa yang mengundurkan diri.

E. Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelaksanaan Early

Pharmaceutical Exposure.

b. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah evaluasi pelaksanaan

EPE dan tingkat pengetahuan mahasiswa.

2. Definisi Operasional

a. Early Pharmaceutical Exposure (EPE)

Early Pharmaceutical Exposure merupakan suatu kegiatan

pembelajaran mahasiswa program studi Farmasi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta blok 16 untuk melakukan praktik klinik

(36)

praktik klinis dan merangsang mahasiswa untuk menggunakan

keterampilan berpikir kritis untuk memecahkan masalah.

b. Evaluasi Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan

program EPE di blok 16.

c. Pembimbing

Pemimpin yang membimbing dan mengawasi jalannya kegiatan

EPE di Rumah Sakit.

d. Tingkat Pengetahuan

Pengalaman dan informasi yang diperoleh mahasiswa selama

EPE terkait pengaruhnya terhadap tingkat pengetahuan di blok 16.

Sesuai dengan learning objective di blok 16 yaitu :

1) Kelengkapan administrasi terkait pelayanan kefarmasian di IFRS

2) Pengelolaan obat di IFRS

3) Good dispensing practice di IFRS

4) Observasi data dalam rekam medik

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan intrument berupa kuesioner Tingkat

Pengetahuan dan Evaluasi Pelaksanaan EPE. Kuesioner dirancang oleh

peneliti dengan mengacu pada kerangka konsep, buku panduan Early

Pharmaceutical Exposure blok 16, dan kuesioner yang diadopsi dari Medical

students' and facilitators' experiences of an Early Professional Contact

(37)

untuk memperoleh informasi tentang motivasi belajar mahasiswa sebelum dan

setelah mengikuti Early Pharmaceutical Exposure di blok 16.

Kuesioner yang disusun terdiri dari dua kuesioner yaitu kuesioner

evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 mahasiswa program studi Farmasi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan kuesioner tingkat pengetahuan

mahasiswa program studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu :

1. Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan Early Pharmaceutical Exposure (EPE)

Kuesioner ini terdiri dari 28 pertanyaan yang kemudian diukur

menggunakan skala Likert, yaitu terdapat jawaban bergradasi dari (SS)

sangat setuju, (S) setuju, (N) netral, (TS) tidak setuju, (STS) sangat tidak

setuju. Masing-masing item jawaban terdapat skor yaitu (STS) sangat

tidak setuju = 1, (TS) tidak setuju = 2, (N) netral = 3, (S) setuju = 4, (SS)

sangat setuju = 5. Jumlah pertanyaan sebelum divalidasi dapat dilihat pada

tabel 1.

Tabel 1.Aspek Pertanyaan Evaluasi Pelaksanaan EPE

No Evaluasi Pelaksanaan EPE ∑ Pertanyaan

1

2. Kuesioner Tingkat Pengetahuan

Kuesioner ini terdiri dari 37 pertanyaan yang kemudian diukur

(38)

dengan memberikan jawaban tegas pada pertanyaan.Bentuk pertanyaan

dari kuesioner tersebut berupa pertanyaan ya atau tidak. Setiap jawaban

yang benar diberi nilai 1 dan setiap jawaban yang salah diberi nilai 0

(Hidayat,2007).Jumlah pertanyaan sebelum divalidasi untuk setiap jenis

pengetahuan dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Tingkat Pengatahuan Mahasiswa

no Evaluasi Pelaksanaan EPE ∑ Pertanyaan

1 Kelengkapan administrasi di IFRS 7

2 Pengelolaan obat di IFRS 12

3 Good dispensing practiceIFRS 14

4 Observasi data dalam rekam medik 4

Jumlah 37

G. Cara kerja

1. Persiapan

Tahap ini meliputi penyiapan proposal, perijinan dan penyiapan

kuesioner.Perijinan kepada kosema kelas mahasiswa Farmasi UMY secara

lisan.Setelah dapat izin penelitian, selanjutnya dilakukan penyiapan

kuesioner yang kemudian diuji validitas dan reabilitas.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian, bagaimana data yang diperoleh akurat dan

objektif adalah suatu yang sangat penting. Agar data yang dikumpulkan

benar-benar berguna, maka alat ukur yang digunakan harus valid dan

(39)

a. Uji Validitas

Validitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah

kuesioner yag akan digunakan dalam penelitian dianggap valid atau

tidak. Uji validitas dapat dilakukan pada tempat yang sama namun

responden berbeda (responden yang tidak digunakan dalam penelitian)

(Saryono, 2011). Suatu koesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

koesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut (Wikandari, 2008).

Pengujian validitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan uji

korelasi antara skor (nilai) pada tiap-tiap item dengan skor total.Teknik

untuk mengukur validitas kuesioner yang digunakan dengan metode

Pearson Correlation. Penilain terhadap pertanyaan kuesioner valid

atau tidak tergantung ada signifikasi (rtabel) yang diinginkan dalam

penelitian yaitu 0,05 (signifikasi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar

yag sering digunakan dalam penelitian), artinya item di anggap valid

jika berkorelasi signifikan terhadap skor total(Martono, 2010). Apabila

rhitung lebih besar dan rtabel maka item pertanyaan tersebut

dikatakan valid dan dapat digunakan dan apabila rhitung lebih kecil

dari rtabel maka item pertanyaan tersebut dikatakan tidak valid dan

(40)

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.Reliabilitas

harus didahului dengan validitas (Sumantri, 2011). Pengukuran

realibiltas dengan cara menghitung nilai koefisien alpha Cronbach (a)

jika nilainya lebih besar dari 0,06 alat ukur dinyatakan riliabel,

sebaliknya apabila nilai alpha Cronbach (a) dibawah 0,06 maka alat

ukur dinyatakan tidak reliabel (Sugiyono, 2007)

3. Pengambilan Data

Setelah kuesioner sudah divalidasi, selanjutnya dilakukan tahap

pengambilan data kepada mahasiswa Farmasi UMY angakatan 2013. Cara

kerja pada penelitian ini mengumpulkan data dengan menggunakan

kuesioner yang dibagikan langsung oleh peneliti kepada responden.

Jawaban diberikan dengan cara memberikan tanda check (√) pada jawaban

yang sesuai

4. Pelaporan

Data dianalisis dan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editting adalah kegiatan koreksi data untuk melihat kelengkapan

kuesioner dan jawaban responden. Hal ini dilakukan ditempat

pengumpulan data sehingga bila ada kekurangan segera dapat

dilengkapi.

b. Codding adalah kegiatan pemberian kode angka terhadap data yang

(41)

yaitu dengan cara memberikan kode 1 bila jawaban benar dan kode 0

bila jawaban salah pada kuesioner pengetahuan. Kode 5 pada jawaban

(SS) sangat setuju, kode 4 pada jawaban (S) setuju, kode 3 pada

jawaban (N) netral, kode 2 pada jawaban (TS) tidak setuju, dan kode 1

pada jawaban (STS) sangat tidak setuju pada kuesioner motivasi

belajar.

c. Entry Data adalah kegiatan memasukkan data ke dalam

databasecomputer.

d. Cleaning adalah kegiatan mengecek kembali untuk melihat

kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan

(42)

H. Skema Langkah Kerja

Gambar 2. Skema Langkah Kerja PELAKSANAAN

ANALISIS DATA

Penyebaran kuesioner yang dinyatakan valid dan reliabel

Menganalisis dan menggunakan program

SPSS

Mencari Jurnal, referensi, dan teori pendukung pustaka

PERSIAPAN

Hasil dan

Pembuatan dan Presentasi Proposal

Menyusun kuesioner

Kesimpulan

(43)

I. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menjabarkan secara deskriptif

mengenai distribusi frekuensi variabel yang diteliti.Analisis univariat

bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karekteristik setiap

variabel penelitian (Sumantri, 2011). Data disajikan dalam bentuk

persentase dengan rumus:

Keterangan:

P: Persentase

X: Jumlah skor jawaban

N: Jumlah seluruh pertanyaan

Evaluasi pelaksanaan dan pengaruh EPE terhadap tingkat

pengetahuan mahasiswa blok 16 Program Studi Farmasi UMY

dikategorikan dalam tiga kategori, yaitu:

a. Baik, apabila subyek mampu menjawab dengan benar 76%-100% dari

seluruh pertanyaan.

b. Cukup, apabila subyek mampu menjawab dengan benar 56%-75% dari

seluruh pertanyaan.

c. Kurang, apabila subyek mampu menjawab dengan benar ≤ 55% dari

(44)

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui

keterkaitan dua variabel (Notoatmodjo, 2003).Analisis ini digunakan

untuk mengetahui hubungan antara sebelum dilakukan EPE dan setelah

dilakukan EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa Program Studi

Farmasi UMY.Dalam pengujian data dilakukan uji Wilcoxon karena

pengujian ini dilakukan untuk membandingkan antara dua kelompok data

yang saling berhubungan.

Hipotesis:

H0: Tidak terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat

pengetahuan mahasiswa sebelum dan setelah dilaksanakannya EPE.

H1: Terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan

mahasiswasebelum dan setelah dilaksanakannya EPE.

Intepretasi hasil uji statistik, apabila:

a. P value > α (0,05), maka H0 diterima atau H1 ditolak. Yang berarti

tidak ada perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan

mahasiswa sebelum dan setelah dilaksanakannya EPE.

b. P value ≤ α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Yang berarti ada

perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan

(45)

17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif korelasi dengan

pendekatan cross sectional atau potong lintang yaitu rancangan penelitiam

dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan atau

sekali waktu (Hidayat, 2007). Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk

melihat tingkat pengetahuan dan motivasi belajar mahasiswa Farmasi FKIK

UMY sebelum dan sesudah mengikuti Early Pharmaceutical Exposure diblok

16.

B. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Program Studi Farmasi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2016.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang berada dalam wilayah

penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah

mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta Angkatan 2013.

2. Sampel

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non

probability sample secara purposive sampling. Sampel pada penelitian ini

(46)

mengikuti Early Pharmaceutical Exposure diblok 16 dan sebanyak 26

orang untuk digunakan sampel penelitian yang masuk dalam kriteria

eksklusi.

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

1. Kriteria inklusi:

a. Mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta angkatan 2013.

b. Mahasiswa perwakilan no urut absen EPE1 dan 2.

2. Kriteria eksklusi :

a. Mahasiswa tidak lengkap mengisi kuesioner.

b. Mahasiswa yang mengundurkan diri.

E. Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelaksanaan Early

Pharmaceutical Exposure.

b. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah evaluasi pelaksanaan

EPE dan tingkat pengetahuan mahasiswa.

2. Definisi Operasional

a. Early Pharmaceutical Exposure (EPE)

Early Pharmaceutical Exposure merupakan suatu kegiatan

pembelajaran mahasiswa program studi Farmasi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta blok 16 untuk melakukan praktik klinik

(47)

praktik klinis dan merangsang mahasiswa untuk menggunakan

keterampilan berpikir kritis untuk memecahkan masalah.

b. Evaluasi Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan

program EPE di blok 16.

c. Pembimbing

Pemimpin yang membimbing dan mengawasi jalannya kegiatan

EPE di Rumah Sakit.

d. Tingkat Pengetahuan

Pengalaman dan informasi yang diperoleh mahasiswa selama

EPE terkait pengaruhnya terhadap tingkat pengetahuan di blok 16.

Sesuai dengan learning objective di blok 16 yaitu :

1) Kelengkapan administrasi terkait pelayanan kefarmasian di IFRS

2) Pengelolaan obat di IFRS

3) Good dispensing practice di IFRS

4) Observasi data dalam rekam medik

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan intrument berupa kuesioner Tingkat

Pengetahuan dan Evaluasi Pelaksanaan EPE. Kuesioner dirancang oleh

peneliti dengan mengacu pada kerangka konsep, buku panduan Early

Pharmaceutical Exposure blok 16, dan kuesioner yang diadopsi dari Medical

students' and facilitators' experiences of an Early Professional Contact

(48)

untuk memperoleh informasi tentang motivasi belajar mahasiswa sebelum dan

setelah mengikuti Early Pharmaceutical Exposure di blok 16.

Kuesioner yang disusun terdiri dari dua kuesioner yaitu kuesioner

evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 mahasiswa program studi Farmasi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan kuesioner tingkat pengetahuan

mahasiswa program studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu :

1. Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan Early Pharmaceutical Exposure (EPE)

Kuesioner ini terdiri dari 28 pertanyaan yang kemudian diukur

menggunakan skala Likert, yaitu terdapat jawaban bergradasi dari (SS)

sangat setuju, (S) setuju, (N) netral, (TS) tidak setuju, (STS) sangat tidak

setuju. Masing-masing item jawaban terdapat skor yaitu (STS) sangat

tidak setuju = 1, (TS) tidak setuju = 2, (N) netral = 3, (S) setuju = 4, (SS)

sangat setuju = 5. Jumlah pertanyaan sebelum divalidasi dapat dilihat pada

tabel 1.

Tabel 1.Aspek Pertanyaan Evaluasi Pelaksanaan EPE

No Evaluasi Pelaksanaan EPE ∑ Pertanyaan

1

2. Kuesioner Tingkat Pengetahuan

Kuesioner ini terdiri dari 37 pertanyaan yang kemudian diukur

(49)

dengan memberikan jawaban tegas pada pertanyaan.Bentuk pertanyaan

dari kuesioner tersebut berupa pertanyaan ya atau tidak. Setiap jawaban

yang benar diberi nilai 1 dan setiap jawaban yang salah diberi nilai 0

(Hidayat,2007).Jumlah pertanyaan sebelum divalidasi untuk setiap jenis

pengetahuan dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Tingkat Pengatahuan Mahasiswa

no Evaluasi Pelaksanaan EPE ∑ Pertanyaan

1 Kelengkapan administrasi di IFRS 7

2 Pengelolaan obat di IFRS 12

3 Good dispensing practiceIFRS 14

4 Observasi data dalam rekam medik 4

Jumlah 37

G. Cara kerja

1. Persiapan

Tahap ini meliputi penyiapan proposal, perijinan dan penyiapan

kuesioner.Perijinan kepada kosema kelas mahasiswa Farmasi UMY secara

lisan.Setelah dapat izin penelitian, selanjutnya dilakukan penyiapan

kuesioner yang kemudian diuji validitas dan reabilitas.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian, bagaimana data yang diperoleh akurat dan

objektif adalah suatu yang sangat penting. Agar data yang dikumpulkan

benar-benar berguna, maka alat ukur yang digunakan harus valid dan

(50)

a. Uji Validitas

Validitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah

kuesioner yag akan digunakan dalam penelitian dianggap valid atau

tidak. Uji validitas dapat dilakukan pada tempat yang sama namun

responden berbeda (responden yang tidak digunakan dalam penelitian)

(Saryono, 2011). Suatu koesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

koesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut (Wikandari, 2008).

Pengujian validitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan uji

korelasi antara skor (nilai) pada tiap-tiap item dengan skor total.Teknik

untuk mengukur validitas kuesioner yang digunakan dengan metode

Pearson Correlation. Penilain terhadap pertanyaan kuesioner valid

atau tidak tergantung ada signifikasi (rtabel) yang diinginkan dalam

penelitian yaitu 0,05 (signifikasi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar

yag sering digunakan dalam penelitian), artinya item di anggap valid

jika berkorelasi signifikan terhadap skor total(Martono, 2010). Apabila

rhitung lebih besar dan rtabel maka item pertanyaan tersebut

dikatakan valid dan dapat digunakan dan apabila rhitung lebih kecil

dari rtabel maka item pertanyaan tersebut dikatakan tidak valid dan

(51)

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.Reliabilitas

harus didahului dengan validitas (Sumantri, 2011). Pengukuran

realibiltas dengan cara menghitung nilai koefisien alpha Cronbach (a)

jika nilainya lebih besar dari 0,06 alat ukur dinyatakan riliabel,

sebaliknya apabila nilai alpha Cronbach (a) dibawah 0,06 maka alat

ukur dinyatakan tidak reliabel (Sugiyono, 2007)

3. Pengambilan Data

Setelah kuesioner sudah divalidasi, selanjutnya dilakukan tahap

pengambilan data kepada mahasiswa Farmasi UMY angakatan 2013. Cara

kerja pada penelitian ini mengumpulkan data dengan menggunakan

kuesioner yang dibagikan langsung oleh peneliti kepada responden.

Jawaban diberikan dengan cara memberikan tanda check (√) pada jawaban

yang sesuai

4. Pelaporan

Data dianalisis dan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editting adalah kegiatan koreksi data untuk melihat kelengkapan

kuesioner dan jawaban responden. Hal ini dilakukan ditempat

pengumpulan data sehingga bila ada kekurangan segera dapat

dilengkapi.

b. Codding adalah kegiatan pemberian kode angka terhadap data yang

(52)

yaitu dengan cara memberikan kode 1 bila jawaban benar dan kode 0

bila jawaban salah pada kuesioner pengetahuan. Kode 5 pada jawaban

(SS) sangat setuju, kode 4 pada jawaban (S) setuju, kode 3 pada

jawaban (N) netral, kode 2 pada jawaban (TS) tidak setuju, dan kode 1

pada jawaban (STS) sangat tidak setuju pada kuesioner motivasi

belajar.

c. Entry Data adalah kegiatan memasukkan data ke dalam

databasecomputer.

d. Cleaning adalah kegiatan mengecek kembali untuk melihat

kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan

(53)

H. Skema Langkah Kerja

Gambar 2. Skema Langkah Kerja PELAKSANAAN

ANALISIS DATA

Penyebaran kuesioner yang dinyatakan valid dan reliabel

Menganalisis dan menggunakan program

SPSS

Mencari Jurnal, referensi, dan teori pendukung pustaka

PERSIAPAN

Hasil dan

Pembuatan dan Presentasi Proposal

Menyusun kuesioner

Kesimpulan

(54)

I. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menjabarkan secara deskriptif

mengenai distribusi frekuensi variabel yang diteliti.Analisis univariat

bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karekteristik setiap

variabel penelitian (Sumantri, 2011). Data disajikan dalam bentuk

persentase dengan rumus:

Keterangan:

P: Persentase

X: Jumlah skor jawaban

N: Jumlah seluruh pertanyaan

Evaluasi pelaksanaan dan pengaruh EPE terhadap tingkat

pengetahuan mahasiswa blok 16 Program Studi Farmasi UMY

dikategorikan dalam tiga kategori, yaitu:

a. Baik, apabila subyek mampu menjawab dengan benar 76%-100% dari

seluruh pertanyaan.

b. Cukup, apabila subyek mampu menjawab dengan benar 56%-75% dari

seluruh pertanyaan.

c. Kurang, apabila subyek mampu menjawab dengan benar ≤ 55% dari

(55)

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui

keterkaitan dua variabel (Notoatmodjo, 2003).Analisis ini digunakan

untuk mengetahui hubungan antara sebelum dilakukan EPE dan setelah

dilakukan EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa Program Studi

Farmasi UMY.Dalam pengujian data dilakukan uji Wilcoxon karena

pengujian ini dilakukan untuk membandingkan antara dua kelompok data

yang saling berhubungan.

Hipotesis:

H0: Tidak terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat

pengetahuan mahasiswa sebelum dan setelah dilaksanakannya EPE.

H1: Terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan

mahasiswasebelum dan setelah dilaksanakannya EPE.

Intepretasi hasil uji statistik, apabila:

a. P value > α (0,05), maka H0 diterima atau H1 ditolak. Yang berarti

tidak ada perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan

mahasiswa sebelum dan setelah dilaksanakannya EPE.

b. P value ≤ α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Yang berarti ada

perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan

(56)

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Realibilitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah pertanyaan dalam kuesioner

dapat dimengerti oleh responden, serta menghindari kesalahan intepretasi.

Instrumen diuji pada 26 responden, kemudian dilakukan uji instrumen dengan

menggunakan uji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu uji yang mempunyai arti sejauh mana

ketetapan dan kecermatan suatu instrumen (kuesioner) dalam melakukan

fungsi ukurnya (Azwar, 2009). Pengujian validitas tiap butir digunakan

analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang

merupakan jumlah tiap skor butir. Korelasi yang digunakan adalah

pearson correlation. Dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien

korelasi, item yang mempunyai nilai r hitung > r tabel dinyatakan valid

dan jika nilai r hitung < r tabel dinyatakan tidak valid. Syarat minimum

dianggap valid adalah jika koefisien korelasi 0,361 dengan taraf kesalahan

5%. Jadi jika koefisien korelasi < 0,361 dinyatakan tidak valid.

Terdapat 28 item pertanyaan untuk kuesioner evaluasi pelaksanaan

EPE dan 37 pertanyaan untuk kuesioner tingkat pengetahuan mahasiswa

yang diujikan kepada sejumlah 26 responden yang sesuai dengan kriteria

inklusi. Pemilihan responden dengan melihat pengelompokkan mahasiswa

(57)

perwakilan berdasarkan no urut absen EPE. Hasil analisis validasi

kuesioner evaluasi pelaksanaan EPE dan tingkat pengetahuan mahasiswa

Progam Studi Farmasi UMY dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4.

Tabel 3.Validasi Evaluasi Pelaksanaan EPE

No Pertanyaan Koefisien Ket

Korelasi

1 EPE telah merangsang dan memberikan

pengetahuan berharga. 0.654 Valid

2 Setelah mengikuti EPE, kepercayaan diri saya saat

bertemu pasien meningkat. 0.579 Valid

3 EPE menjadikan beban bagi saya. 0.405 Valid

4

Apoteker pembimbing di RS menstimulasi saya untuk berkontribusi dengan pengalaman dan pengetahuan saya sendiri.

0.670 Valid

5 Tuntutan pada saya selama mengikuti EPE masuk

akal. 0.590 Valid

6

Saya sering kesulitan menemukan apa yang saya harapkan untuk saya pelajari selama mengikuti EPE.

-0.117 Tidak

valid

7 Diskusi kelompok meningkatkan pemahaman saya selama mengikuti EPE.

0.593

Valid

8 Sistem pelaksanaan EPE sudah baik. 0.448 Valid

9 Tugas yang didapat selama EPE penting untuk

pembelajaran saya. 0.755 Valid

10 Saya mempraktekkan bagaimana mengamati dan

memahami perasaan pasien. 0.278

Tidak valid

11

EPE telah memberi saya pemahaman yang berharga tentang profesi apoteker dan pekerjaan kefarmasian.

0.549 Valid

12 Sebagai mahasiswa, saya memiliki kesempatan

untuk mempengaruhi muatan/materi EPE.

0.721

Valid

13

Selama pelaksanaan EPE, apoteker pembimbing di RS memberikan feedback (umpan balik) yang bermanfaat untuk saya.

0.503 Valid

14

EPE meningkatkan motivasi belajar saya terkait materi blok farmakoterapi renal dan

kardiovaskuler, serta peran apoteker di RS.

0.753 Valid

15 Saya dilatih untuk mengetahui pekerjaan

(58)

16 Apoteker pembimbing di RS mendengarkan saya,

membimbing dengan serius, dan responsif. 0.599 Valid

17 Koordinator EPE memberikan informasi yang

cukup memadai untuk saya. 0.452 Valid

18 EPE menginspirasi saya untuk menjadi apoteker

yang baik. 0.673 Valid

19 Buku kerja EPE bermanfaat untuk proses belajar

saya selama EPE. 0.547 Valid

20 Apoteker pembimbing di RS bekerja keras untuk

membuat EPE menjadi menarik. 0.587 Valid

21 Saya menikmati pelaksanaan EPE. 0.741 Valid

22 Diskusi selama EPE bermanfaat. 0.751 Valid

23

Apoteker pembimbing di RS telah mendorong saya dengan beberapa cara untuk belajar lebih giat.

0.535 Valid

24 EPE adalah kegiatan yang menarik dan berharga. 0.714 Valid

25 EPE telah melatih pemahaman saya tentang

pekerjaan kefarmasian di RS. 0.640 Valid

26 Kelompok EPE saya bekerjasama dengan baik. 0.639 Valid

27 Tujuan atau learning outcome kegiatan EPE telah

terpenuhi. 0.690 Valid

28 Secara umum, saya puas dengan kualitas kegiatan

Gambar

Gambar 2. Skema Langkah Kerja ...............................................................
Gambar 2. Skema Langkah Kerja ...............................................................
Tabel 1. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lain
Gambar 1. Kerangka Konsep
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi sistem rekomendasi pembelian sepeda motor secara kredit dengan menerapkan metode fuzzy tahani ini akan memberikan informasi data motor sesuai dengan kriteria

Telah ditegakan diagnosis pada Ny. S berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien yaitu neurodermatitis sirkumskripta dan hipertensi grade I terkontrol.

5) Adakah Sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Kabupaten Deli Serdang kepada masyarakat tentang program IVA tersebut? Berapa kali? Kapan.. dan diman

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang telah dilakukan oleh Carolus et al (2013) yang menyatakan tidak ada hubungan antara berat badan lahir dalam bentuk

Kepala sekolah selaku pimpinan memiliki tanggung jawab terhadap sesuatu yang ada di sekolah termasuk guru sebagai tenaga pendidik, tentu kepala sekolah harus

Untuk metode spline, kelebihannya adalah berkemampuan untuk menghasilkan akurasi permukaan yang cukup baik walaupun data yang digunakan hanya sedikit, relatif lebih fleksibel

1. Implementasi dilakukan pada jaringan komputer di sebuah gedung suatu perusahaan dengan mengintegrasikan OSSIM dengan perangkat-perangkat keamanan jaringan lainnya yaitu

Menurut Chairgulprasert et al (2008) yang melakukan pemisahan komponen kimia dari minyak atsiri Elettariopsis curtisii dan menguji aktivitas antimikroba dan