• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN KOOPERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF, KETERAMPILAN PROSES SAINS, DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI ANIMALIA DI SMA NEGERI 11 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN KOOPERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF, KETERAMPILAN PROSES SAINS, DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI ANIMALIA DI SMA NEGERI 11 MEDAN."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN KOOPERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF, KETERAMPILAN PROSES

SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI ANIMALIA DI SMA NEGERI 11 MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

HUTRI PURNAMA SARY LUBIS NIM: 8146174017

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Hutri Purnama Sary Lubis. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Kooperatif Terhadap Kemampuan Kognitif, Keterampilan Proses Sains, dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Materi Animalia di SMA Negeri 11 Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran terhadap: (1) Kemampuan kognitif; (2) Keterampilan Proses Sains; dan (3) Sikap Ilmiah Siswa di kelas X SMA 11 Negeri Medan. Metode penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan sampel penelitian sebanyak 3 kelas yang ditentukan secara cluster ramdom sampling. Kelas X7 dibelajarkan dengan dengan Model Inkuiry, kelas X8 dibelajarkan dengan Model Kooperatif (Group Investigation), dan kelas X9 (kontrol) dibelajarkan dengan Model Konvensional. Instrumen penelitian menggunakan instrumen tes kemampuan kognitif dan instrumen keterampilan proses sains dengan menggunakan tes essay, dan instrumen sikap ilmiah siswa dengan menggunakan angket. Teknik analisis data menggunakan Analisis Kovariat (ANAKOVA) pada taraf signifikan α = 0,05 dengan bantuan SPSS 21,0. Hasil penelitian menunjukkan: (1) ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran terhadap kemampuan kognitif siswa (F= 15,916; P= 0,000). Kemampuan kognitif siswa yang dibelajarkan dengan model inkuiry (87,46± 5,404) signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan model Kooperatif (Group Investigation) (83,13±6,509), maupun model konvensional (79,73±6,329); (2) ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Inquiry terhadap keterampilan proses sains siswa (F= 22,760; P= 0,000). Keterampilan Proses Sains siswa yang dibelajarkan dengan inkuiry (87,72±5,129) signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan model Kooperatif (Group Investigation) (83,55±5,844), maupun model konvensional (79,25±5,723); (3) ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran terhadap sikap ilmiah siswa (F= 31,813; P= 0,001). Sikap Ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan model inkuiry (86,62±5,393) signifikan sama dengan model Kooperatif (Group Investigation) (84,07±4,817); dan lebih tinggi dibandingkan model konvensional (77,88±4,837). Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini diharapkan kepada guru untuk dapat menerapkan model pembelajaran inkuiry pada materi Animalia dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif, keterampilan proses sains, dan sikap ilmiah siswa.

(6)

ii ABSTRACT

Hutri Purnama Sary Lubis. The Effect of Inquiry and Cooperative Learning Model On Cognitive Skills, Science Process Skills and Student’s Scientific Attitude in Animalia Topic in SMA Negeri 11 Medan. A Thesis. Medan: Postgraduate Program State University of Medan, 2016.

This research aims to determine the effect of the learning model on: (1) Cognitive Skills, (2) Science process skills , and (3) Student’s Scientific attitude in SMA Negeri 11 Medan. The research applied experimental queasy method scientific attitude. The data analysis technique used Covariat Analysis at the level of significance α = 0.005 by using SPSS 21.0. The results showed that: (1) there was significant effect of learning model on students’ cognitive skills (F= 15.916; P= 0.000). The cognitive skills learn by inquiry learning model (87.46±5.404) is significant higher than cooperative (Group Investigation) learning model (83.13 ± 6.509), and conventional learning model (79.73±6.329); (2) There was significant effect of learning model on students’ Science Process Skills (F= 22.760; P= 0.000). The students’ Science Process Skills learn by inquiry learning model (87.72±5.129) is significant higher than cooperative (Group Investigation) learning model (83.55±5.844), and conventional learning model (79.25±5.723); (3) There was significant effect of learning model on Scientific attitude (F= 31.813; P= 0.000), the students’ Scientific attitude by learn inquiry (86.62± 5.393) is significant same with cooperative (Group Investigation) learning model (84.07±4.817), and higher than conventional learning model (77.88±4.837). The study imply that expected to the teachers to be able to conduct inquiry and cooperative (Group Investigation) learning in Animalia topic as the effort to improve the cognitive skills, science process skills and scientific attitude.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Kooperatif Terhadap Kemampuan Kognitif, Keterampilan Proses Sains dan Sikap Ilmiah Siswa pada Materi Animalia di SMA Negeri 11 Medan” dengan baik. Tesis ini disusun guna memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Shalawat dan salam selalu dipersembahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta.

Pada kesempatan ini, penulis dengan kerendahan hati menyampaikan ungkapan rasa terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Ely Djulia, M. Pd., dan Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si., selaku Dosen Pembimbing, yang tulus dan penuh perhatian memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan waktunya kepada penulis sejak awal penulisan sampai penyelesaian tesis ini.

(8)

iv

Sikap Ilmiah yang telah banyak memberi masukan dan saran untuk kesempurnaan instrumen penelitian ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Medan, seluruh guru, dan siswa/i atas bantuan dan kerjasamanya. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi kelas A, B-1 dan B-2 angkatan XXIV dan seluruh keluarga besar Program Studi Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, serta semua pihak yang telah membantu proses pelaksanaan penelitian untuk penulisan tesis ini.

Cinta dan terimakasih yang tulus kepada ayahanda Ilman Lubis, S. Pd., dan Ibunda Isna, S.Pd.I., atas dorongan, semangat, dan pengorbanan baik moril maupun materil sehingga Ananda dapat menyelesaikan studi ini dengan baik. Terimakasih juga kepada Ananda Brian Wahyu Muliadi., Ananda Nanda Anugrah, Adinda Anggi Zahrona., Adinda Dinda Febriani, dan seluruh keluarga besar atas doa dan pengorbanan tak terhingga untuk segala pengertian, perhatian, dan motivasi.

Menyadari akan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka saran dan kritik yang bersifat konstruktif dan inovatif dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini. Hanya kepada Allah SWT kita berserah, semoga kita semua berhasil mencapai apa yang dicita-citakan serta melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, Amin.

Medan, Juli 2016 Penulis,

(9)

v

BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1. KerangkaTeoritis ... 11

2.1.1. Teori Belajar. ... 11

2.1.2. Hasil Belajar. ... 14

2.1.3. Keterampilan Proses Sains ... 16

2.1.4. Sikap Imiah... ... 19

2.1.5. Model Pembelajaran... 22

2.1.5.1. Model Pembelajara Inquiri ... 24

2.1.5.1.1. Pengertian Model Pembelajaran Inquiri ... 24

2.1.5. 1.2. Prinsip Pengunaan Strategi Pembelajaran Inquiri ... 25

2.1.5.1.3. Langkah- langkah Strategi Pembelajaran... 27

2.1.5.2. Model Kooperatif Investigasi Kelompok (Group Investigation) ... 29

2.1.5.3. Model Konvensional……… ... 34

2.1.6. Penelitian Yang Relevan ... 35

2.2. Kerangka Berpikir ... 36

2.2.1. Pengaruh Penggunaan Model Inquiri dan Kooperatif Group Investigation (GI) dan Konvensional Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa ………. 36

2.2.2. Pengaruh Penggunaan Model Inquiri dan Kooperatif Group Investigation (GI) danKonvensional Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa ……….. 37

2.2.3. Pengaruh Penggunaan Model Inquiri dan Kooperatif Group Investigation (GI) dan Konvensional Terhadap Sikap Ilmiah Siswa ………. ... 38

(10)

vi

3.6. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 43

3.7. Teknik dan Alat Pengumpul Data ... 46

3.7.1. Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.7.2. Instrumen Pengumpulan Data………. 46

3.7.2.1. Instrumen Tes Kemampuan Kognitif……….. 46

3.7.2.2. Instrumen Keterampilan Proses Sains……….. 47

3.7.2.3. Instrumen Sikap Ilmiah……….. ... 48

4.1.1.Data Pretes dan Postes Kelas Kelas Inquiry, Kooperatif (Group Investigation) dan Konvensional ... 53

4.1.2.Data Uji Normalitas dan Homogenitas Kelas Inquiry, Kooperatif (Group Investigation) dan Konvensional ... 53

4.1.3.Data Pengaruh Model Kelas Inquiry, Kooperatif (Group Investigation) dan Konvensional terhadap Kemampuan Kognitif, Keterampilan Proses Sains dan Sikap Ilmiah ... 54

4.2.Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 55

4.2.1. Deskripsi Data Kemampuan Kognitif ... 55

4.2.2. Deskripsi Data Keterampilan Proses Sains ... 56

4.2.3. Deskripsi Data Sikap Ilmiah ... 57

4.3.Analisis Data ... 58

4.3.1. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Kemampuan Kognitif... 58

4.3.2. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Keterampilan Proses Sains . 60 4.3.3. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Sikap Ilmiah ... 62

4.4.Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

4.4.1. Melalui Model Inquiry Siswa Memahami dan Menemukan Ciri-ciri Spesies dari Filum Anggota Animalia Secara Langsung ... 64

4.4.2. Melalui Model Inquiry Siswa Mengobservasi Ciri-ciri Spesies dari Filum Anggota Animalia Secara Langsung ... 68

4.4.3. Melalui Model Inquiry Siswa dapat Meningkat Rasa Ingin Tahu Tentang Ciri-ciri Spesies dari Filum Anggota Animalia ... 70

(11)

vii

4.4.5. Melalui Model Group Investigation Siswa Meningkatkan Keterampilan Bertanya dalam Melakukan Investigasi

Kelompok ... 72

4.4.6. Melalui Model Group Investigation Siswa Meningkatkan Sikap terbuka dan Kerjasama dalam Melakukan Investigasi Kelompok ... 73

4.5.Keterbatasan Penelitian ... 74

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 75

5.2. Implikasi ... 75

5.3. Saran ... 76

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya ... 18

Tabel 2.2. Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah ... 21

Tabel 3.1. Pretest-Postest Control Group Design ... 41

Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Kognitif ... 46

Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains ... 47

Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Sikap Ilmiah Siswa ... 49

Tabel 4.1. Data Pretes dan Postes Kelas Inquiry, Group Investigation dan Konvensional ... 53

Tabel 4.2. Uji Normalitas Kelas Inquiry, Kooperatif (Group Investigation) Dan Kovensional ... 53

Tabel 4.3. Uji Homogenitas Kelas Inquiry, Kooperatif (Group Investigation) Dan Kovensional ... 53

Tabel 4.4. Data Pengaruh Model Inquiry, Kooperatif (Group Investigation) Dan Kovensional terhadap Kemampuan Kognitif ... 54

Tabel 4.5. Data Pengaruh Kelas Inquiry, Kooperatif (Group Investigation) Dan Kovensional terhadap Keterampilan Proses Sains ... 54

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Bagan Rancangan Prosedur Pelaksanaan Penelitian……… 45 Gambar 4.1. Diagram Perbedaan Skor Rata-rata Pretes dan Postes

Kemampuan Kognitif Model Pembelajaran Inquiry, Kooperatif (Group Investigation), dan Konvensional

Pada Materi Animalia ... 59 Gambar 4.2. Persentase Ranah Kognitif Siswa Kelas X SMA Negeri

11 Medan yang Diajar dengan Model Pembelajaran Inquiry, Kooperatif (Group Investigation),

dan Konvensional pada Materi Animalia ... 60 Gambar 4.3. Diagram Perbedaan Skor Rata-rata Pretes dan Postes

Keterampilan Proses Sains Model Pembelajaran Inquiry, Kooperatif (Group Investigation), dan Konvensional

Pada Materi Animalia ... 61 Gambar 4.4. Persentase indikator Keterampilan Proses Sains Siswa

Kelas X SMA Negeri 11 Medan yang Diajar dengan Model Pembelajaran Inquiry, Kooperatif (Group Investigation), dan Konvensional Pada Materi

Animalia ……… ... 62 Gambar 4.2. Perbedaan Skor Rata-rata ( ̅ ) Pretes dan Postes Sikap

Ilmiah Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Medan yang Diajar dengan Model Pembelajaran Inquiry,

Kooperatif (Group Investigation), dan Konvensional

pada Materi Animalia ... 63 Gambar 4.3. Persentase indikator Sikap Ilmiah Siswa

Kelas X SMA Negeri 11 Medan yang Diajar dengan

Model Pembelajaran Inquiry, Kooperatif (Group Investigation), dan Konvensional pada Materi Animalia ... 64

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan memilih menggunakan sumber belajar secara baik, untuk menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan- gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar (BSNP, 2006).

Di dalam pembelajaran, peserta didik difasilitasi untuk terlibat secara aktif mengembangkan potensi dirinya menjadi kompetensi. Guru menyediakan pengalaman belajar bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi yang dimiliki. Dengan demikian siswa memiliki keleluasaan mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan di masa depan baik di masyarakat, lingkungan pekerjaan maupun dunia pendidikan yang lebih tinggi (Permendikbud No. 81A Tahun 2013).

Sesuai dengan tuntutan pembelajaran efektif, maka proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik ( PP No. 32 tahun 2013 ).

(15)

2

Animalia atau dunia hewan adalah salah satu pokok bahasan Biologi yang diajarkan di SMA kelas X semester II dan memuat materi tentang ciri-ciri dan struktur hewan vertebrata dan invertebrata, yang diklasifikasikan dari beberapa filum serta umumnya berbahasa latin. Untuk menguasai materi Kingdom Animalia ini diperlukan model pembelajaran tertentu supaya siswa dapat menguasai materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. Selain penguasaan materi (aspek pengetahuan) yang harus dicapai oleh siswa, proses pembelajaran pada dasarnya merupakan sikap dan keterampilan dengan melibatkan aktivitas fisik dan mental siswa. Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk pengalaman belajar siswa yang dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran. Pembelajaran biologi pada tiap satuan pendidikan tidak dapat dilepaskan dari metode ilmiah karena metode ilmiah merujuk pada proses-proses pencarian sains yang dilakukan siswa. Pembelajaran harus mengacu pada kegiatan yang memungkinkan peserta didik tidak hanya mempelajari pengetahuan deskriptif saja yang berupa fakta, konsep, hukum dan prinsip tetapi juga belajar mengenai pengetahuan prosedural berupa keterampilan proses sains dan cara memperoleh informasi melalui keterampilan ilmiah sehingga bermuara pada sikap ilmiah.

(16)

3

dengan cara guru menyampaikan materi (metode ceramah), sedikit siswa yang mau bertanya, tidak mampu menjawab dengan sempurna pertanyaan dari guru, siswa yang aktif akan semakin aktif begitu sebaliknya siswa yang pasif akan semakin pasif. Selain itu siswa juga kurang merespon dalam belajar dan kurang bersemangat sehingga hasil belajar rendah serta pengetahuan prosedural seperti keterampilan proses sains dan sikap ilmiah yang diperlukan dalam belajar sains khususnya biologi masih kurang.

Bila dilihat rata-rata hasil belajar untuk materi Animalia siswa di SMA Yayasan Dr.Wahidin Sudirohusodo semester genap 2014/2015 hanya 6,84, begitu juga dengan SMA Yayasan Pembangunan Galang hanya hanya memiliki nilai rata-rata 6,54 dan SMA Negeri 11 hanya mmemiliki nila rata-rata 6,70. Ini disebabkan karena materi Animalia yang cukup banyak, tidak adanya pengamatan langsung dari contoh masing-masing filum dari Kingdom Animalia dan pemilihan model pembelajaran yang diterapkan di kelas kurang tepat dan bervariasi sehingga menyebabkan kelemahan-kelemahan pada KBM sehingga hasil belajar siswa rendah dan tidak mencapai KKM yaitu 75.

(17)

4

akan dapat tercipta kalau guru dapat meyakinkan peserta didik akan kegunaan materi pelajaran bagi kehidupan nyata sang peserta didik (Mulyasa, 2007).

Kepiawaian guru dalam menumbuhkan minat peserta didik untuk menggali ilmu secara mandiri ini sangat penting dibanding transfer ilmu yang diperoleh murid dari guru secara langsung. Karena itu, bentuk-bentuk pendidikan partisipatif dengan menerapkan metode belajar aktif (active learning) dan belajar bersama (cooperative learning) sangat diperlukan (BSNP, 2010).

Kegiatan pembelajaran Biologi adalah produk, proses, sikap dan teknologi. Pembelajaran Biologi sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) agar dapat menumbuhkan kemampuan berpikir sesuai dengan metode ilmiah. Pembelajaran inkuiri membawa siswa berfikir kritis menemukan masalah dalam kehidupan dan mencari penyelesaian secara kreatif dan inovatif ( Mulyasa, 2010).

(18)

5

Selain itu untuk menambah pengetahuan, rasa percaya diri serta merangsang siswa untuk aktif dalam belajar dan bekerja sama antar teman sejawatnya di dalam kelas, permasalahan pembelajaran pada Materi Animalia juga cocok dengan model pembelajaran kooperatif. Berbagai inovasi dalam pendidikan IPA telah dilakukan dalam kurun waktu terakhir ini. Hal ini merupakan upaya untuk membelajarkan siswa sehingga mereka dapat belajar secara optimal. Salah satu model pembelajaran yang bisa digunakan untuk meningkatkan hasil belajar, membuat pembelajaran menjadi menyenangkan, dan mengembangkan sikap bekerja sama adalah model pembelajaran kooperatif (Slavin, 2011).

Keunggulan dari model ini adalah optimalisasi partisipasi siswa, selain itu strutur dan ciri-ciri dari tiap filum dari Kingdom Animalia menghendaki siswa untuk lebih banyak berfikir, menjawab, dan saling membantu dalam kelompok kecil yang heterogen baik secara akademik maupun jenis kelamin. Kelompok kecil ini diharapkan siswa lebih aktif belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik dan semua anggota kelompok merasa terlibat didalamnya (Slavin, 2011).

(19)

6

dan tempat hidupnya pada sauatu hewan dan menggolongkannya. Agar siswa dapat menggolongkan suatu hewan ke dalam golongan yang sesuai dengan ciri-ciri yang dimilikinya serta dapat menyebutkan contoh hewan yang termasuk ke dalam golongan tersebut.

Dalam tujuan pembelajaran, siswa diharapkan dapat menjelaskan ciri-ciri dari hewan serta dapat menjelaskan pengelompokan hewan besrta contoh-contoh hewan yang masuk ke dalam kelompok tersebut. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah menggunakan metode pembelajaran aktif, diantaranya adalah Group Investigation (GI). Secara teoritis, inkuiri dan investigasi kelompok dapat menjadi solusi yang efektif untuk membelajarkan IPA (termasuk biologi) pada setiap tingkat satuan pendidikan, khususnya pada kelas siswa yang masih baru diperkenalkan dengan metode belajar mandiri seperti Inkuiri (Rustaman, 2007).

(20)

7

didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pengajaran (Djamarah, 2006).

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka dipandang perlu untuk melakukan suatu penelitian tentang penggunaan model inkuiri dan kooperatif serta pengaruhnya terhadap kemampuan kognitif, keterampilan proses sains, dan sikap ilmiah siswa di SMA Negeri 11 Medan dan sebagai pembanding digunakan model pembelajaran konvensional.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat didentifikasi masalah dalam penelitian ini antara lain :

1. Adanya anggapan dari siswa bahwa biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit dan hanya pelajaran hafalan.

2. Hasil belajar siswa masih dibawah KKM.

3. Pembelajaran biologi masih berpusat pada hasil belajar pada tingkat kognitif siswa.

4. Kurangnya keterlibatan atau keaktifan siswa selama proses belajar mengajar. 5. Pemilihan model pembelajaran yang masih kurang tepat sehingga membuat

siswa kurang berminat untuk mempelajari Biologi.

(21)

8

1.3 Pembatasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut :

1. Sampel penelitian adalah siswa kelas X semester 1 SMA Negeri 11 Medan tahun pelajaran 2015/2016.

2. Materi yang diajarkan pada penelitian ini adalah Animalia.

3. Model Pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri dan model kooperatif Pembelajaran Group Investigation (GI) untuk kelompok eksperimen, sedangkan untuk kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional.

4. Hasil belajar siswa dibatasi pada ranah Kognitif Taksonomi Bloom (C1-C6), Psikomotorik dan afektif.

5. Karakter yang dianalisis keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa. 6. Sikap ilmiah yang diamati adalah (1) sikap ingin tahu; (2) sikap respek

terhadap data/fakta; (3) sikap berpikir kritis; (4) sikap penemuan dan kreatifitas; (5) sikap berpikiran terbuka dan kerjasama; (6) sikap ketekunan; dan (7) Sikap peka terhadap lingkungan sekitar.

(22)

9

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Inkuiri, Kooperatif (Group Investigation) dan Konvensional terhadap kemampuan kognitif siswa pada materi Animalia di kelas X SMA Negeri 11 Medan?

2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Inkuiri, Kooperatif (Group Investigation) dan Konvensional terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi Animalia di kelas X SMA Negeri 11 Medan?

3. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Inkuiri, Kooperatif (Group Investigation) dan Konvensional terhadap sikap ilmiah siswa pada materi Animalia di kelas X SMA Negeri 11 Medan?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Inkuiri, Kooperatif (Group Investigation) dan Konvensional terhadap kemampuan kognitif siswa pada materi Animalia di kelas X SMA Negeri 11 Medan. 2. Untuk menegtahui pengaruh penerapan model pembelajaran Inkuiri,

Kooperatif (Group Investigation) dan Konvensional terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi Animalia di kelas X SMA Negeri 11 Medan. 3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Inkuiri,

(23)

10

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini, diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut: Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis penelitian ini adalah: (1) Sebagai bahan literatur atau referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar biologi siswa; (2) Sumbangan pemikiran bagi guru, pengola, pengembang dan lembaga-lembaga pendidikan dalam memahami dinamika dan karakteristik siswa; (3) Sebagai bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka acuan bagi peneliti pendidikan yang berkaitan dengan penelitian ini.

Manfaat Praktis

(24)

75

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan model inquiry, Kooperatif (Group Investigation) dan konvensional terhadap kemampuan kognitif siswa pada materi Animalia di kelas X SMA Negeri 11 Medan.

2. Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan model inquiry, Kooperatif (Group Investigation) dan konvensional terhadap keterampilan proses sains

siswa pada materi Animalia di kelas X SMA Negeri 11 Medan.

3. Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan model inquiry, Kooperatif (Group Investigation) dan konvensional terhadap sikap ilmiah siswa pada materi Animalia di kelas X SMA Negeri 11 Medan.

5.2. Implikasi

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran inquiry dan kooperatif Group Investigation terhadap kemampuan kognitif, keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa pada Materi Animalia di SMA Negeri 11 Medan. Hal ini memberi penjelasan dan penegasan bahwa model inquiry dan kooperatif (Group Investigation) merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Hal ini dapat dimaklumi karena melalui penerapan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran sehingga keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran akan tercapai.

Dengan demikian konsekuensinya apabila penerapan model pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajaran maka tentu akan berakibat berkurangnya partisipasi siswa dalam pembelajaran. Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata kemampuan kognitif, keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa yang diajarkan dengan model inquiry lebih baik dari pada Model Kooperatif (Group Investigation). Sedangkan rata-rata kemampuan kognitif, keterampilan

(25)

76

proses sains dan sikap ilmiah siswa dengan Model Kooperatif (Group Investigation) lebih baik daripada model konvensional. Hal ini menunjukkan

bahwa dengan model pembelajaran inquiry efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif, keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa, karena model inquiry menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya model inquiry menempatkan siswa sebagai subjek belajar.

5.3. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kepada guru mata pelajaran Biologi agar memaksimalkan kegiatan pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran yang variatif diantaranya yaitu model pembelajaran inquiry dan model kooperatif (Group Investigation). 2. Sebelum dilakukan penerapan model pembelajaran inquiry dan Kooperatif

(Group Investigation) perlu disosialisasikan juga terlebih dahulu kepada siswa bagaimana mekanisme model pembelajaran tersebut sehingga proses pembelajaran, tujuan maupun kompetensi yang akan diharapkan dapat tercapai; 3. Dari hasil penelitian yang sudah ada, peneliti hendaknya dapat mengembangkan model pembelajaran yang lebih baik lagi digunakan untuk siswa agar tidak terfokus pada metode inkuiry dan kooperatif (Group investigation) saja. Mungkin masih banyak lagi model pembelajaran yang lebih

(26)

77

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Anderson, L. W and Krathwohl, D. R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching

and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, New York: Longman.

Anwar, H. 2009. Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains. Jurnal

Pelangi Ilmu, 2(5): 103-114.

Astuti, R., Suparno, W., Sudarisman, S. 2012. Pembelajaran IPA dengan

Pendekatan Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen Bebas Termodifikasi dan Eksperimen Terbimbing Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Motivasi Belajar Siswa.Jurnal Inkuiri, 1(1): 51-59.

Ausubel, D.1978.“ Indefense of advan ceorganizers: Areplytothecritics”. Review

of Educational Research, 48, 251-259.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi

DasarSekolah Menengah Atas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2010. Paradigma Pendidikan Nasional Abad

XXI. Badan Standar Pendidikan Nasional: Jakarta.

Bruner, J. 1986. Actual Minds, Possible Worlds. Cambridge, MA: Harvard

University.

Budiningsih, A. Belajar dan Pembelajaran. 2005. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahar, R. W. 2011. Teori –Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Erlangga.

Damanik. P. D. dan Bukit, N. 2013. Analisis Kemampuan Berfikir Kritis dan

Sikap Ilmiah pada Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training (IT) dan Direct Intruction (DI). Jurnal Online PendidikanFisika, 2(1): 16-25.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fakhrudin, E. dan Syahril. 2010. Sikap Ilmiah Siswa dalam Pembelajaran Fisika

dengan Menggunakan Media Komputer Melalui Model Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas X-3 SMA Negeri 1 Bangkinang Barat. Jurnal Geliga Sains. 4(1): 18-22.

(27)

78

Djamarah. S.B. dan Zain. A. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Gagne, R. M. 1980. Learnabel Aspect of Human Thinking. In A. E. Lawson (Ed).

Gagne, R. 1988. Essential of Learning for Instruction. Englewood Cliffs, NJ:

Prantice-Hall,Inc.

Gengarelly Lera Met. al. 2009. Closing the Gap: Inquiry in Research and The

Secondary Science Classroom. Journal Science Education Technology.

(18): 74 - 84.

Heriyanto., Lestari., R., Riharji, R. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiri

terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Jamur Di Kelas X Smk Negeri 1 Rambah Tahun Pembelajaran 2014/2015. Rambah : Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Pasir Pengaraian.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi

Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Jufri, A. W. 2013. Belajar dan Pembelajaran sains. Bandung: Pustaka Reka

Cipta.

Juniasih, G.N., Suarni, N. I., Natajaya, I. N. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah

Siswa Di SMP N 2 Kuta Utara. Singaraja :Program Pascasarjana

Universitas Pendidikan Ganesha.

Kemendikbud. 2013. Permendikbud N0. 81A tentang Implementasi Kurikulum.

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kunandar. 2007. Guru Professional Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo.

Margiastuti, S. N. 2015. Penerapan Model Guided Inquiry Terhadap Sikap Ilmiah

Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Tema Ekosistem. Semarang : Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif

danMenyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Mulyasa, E. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Suatu Panduan

Praktis. Bandung: PT Remaja Rosda Kakarya.

Mulyasa, E. 2010. Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif

(28)

79

Mustachifidoh., Jelantik, S., dan Widiyanti. 2013. Pengaruh Model

Pembelajaran inquiry terhadap prestasi belajar biologi ditinjau dari intelegensi siswa SMA N 1 Srono. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha,(3):1-11.

Naibaho, T.S. 2014. Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiri Terhadap Hasil

Belajar Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Sains di SMP N 3 Perbaungan. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Ningsih, E. D. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif GI (Group

Investigation) Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Dan Motivasi Siswa Kelas X Madrasah Aliayah (MA) Al Maarif Singosari. Singosari: Universitas Negeri Malang.

Pemerintah Republik Indonesia. 2013. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.

Pratiwi, D.A., Maryati, S., Srikini., Suharno., Bambang. S. 2006. Biologi untuk

SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Primarinda, I., Maridi., Marjono. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.4 (2) : 60-71.

Puger, I Gusti Ngurah. 2011. Pengembangan Program Mengenai Aplikasi Metode

Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Biologi Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) . Jurnal Sains Dan teknologi vol. 11.

Quitadamo,I. J., C.L.Faiola, J. E. Johnson, and M. J. Kurtz. 2008. Community-

based Inquiry Improves Critical Thinking in General Education Biology. Article. CBE – Life Sciences Education, (7) :327-337.

Rizal, M. 2014. Pengaruh Pembelajaran Inquiri Terbimbing dengan Multi

Representasi terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep IPA Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Sains.2 (3):159-165.

Rustaman. 2007. Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: Universitas Negeri

(29)

80

Rustaman,Y. N., Soendjojo, D., Suroso, A.Y., Yusnani, A., Ruchji, S., Diana, R

& Mimin, N.K. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi .Imstep:

Technical Cooperation Projectfor Developmentof Science and Mathematics Teaching for Primary and Secondary Education in Indonesia.

Rustaman, Nuryani Y. 2007. Basic Scientific Inquiry in Science Educationand Its

Assessment. Keynote Speakerin the First International Seminar of Science Educationon “Science Education Facing Againt the Challenges of the

21stCentury” Indonesia University of Education, Bandung:27 October

2007.

Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sani, A.

2013.Inovasi Pembelajaran, Jakarta:Bumi Aksara.

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran. Berorientasi Standar Proses

Pendidikan.Jakarta: Prenada Media.

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Santoso, Imam. 2007. Pembelajaran Biologi untuk SMA/MA. Jakarta: Interplus.

Sardiman, A. M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Semiawan, C., A.F. Tangyong, S. Belen, Y. Matahelemual, dan W. Suseloandjo. Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana Mengaktifkan siswa dalam belajar. Jakarta: PT Gramedia.

Simatupang. 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan

Motivasi Berprestasi Terhadap Sikap Ilmiah dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Biologi SMA Negeri 17 Medan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Slavin, E.R. 2011. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek Jilid 2. Jakarta:

Indeks.

Suardiani, N., Lasmiawan, I.W., Marhaeni, A.A.I .2015. Pengaruh Model

Pembelajaran Inquiry terhadap Motivasi Berprestasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Gugus 8 Kecamatan Sukawati Tahun Ajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan Pascasarjana Undiksha .5 (1). 103-110

Subrayata, S. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Rajagrafindo.

Suciati dan Irawan. Teori Belajar dan Motivasi. 2001. Jakarta: Depdiknas, Ditjen PT. PAUUT.

(30)

81

Sudjana, N. 1992. Metode Statistik, Bandung: Tarsito.

Sumawan, A. 2010. Implementasi Metode NHT (Numbered Head Together) Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar. Surakarta: Universitas Muhammadiah.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep

Landasan Dan Implementasinya Pada Kulrikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Triutami. 2014. Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation (GI)

terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa. Bandar Lampung: Univesitas Lampung.

Turnip, J. 2015. Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing dan Proyek Terhadap

Hasil Belajar Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Keterampilan Proses Sains Siswa di Smp Swasta HKBP Simantin Pane. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Yul dan Iskandar. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: http:/ /id. wikipedia. org/ wiki/

Metode Ilmiah.

Yusa dan Maniam, M. B. S. 2012. Advanced Learning Biology 1B. Bandung:

Gambar

Gambar 3.1.  Bagan Rancangan Prosedur Pelaksanaan Penelitian……………

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya mengatasi kesulitan membaca dengan konseling individual dengan Pendekatan Trait and Factor pada siswa kelas I SD

[r]

Dalam pembuatan kertas rokok ada yang disebut bahan baku dan.. bahan pendukung, salah satu bahan pendukung yang digunakan adalah

Hal tersebut menandakan bahwa pembentukan Peraturan Daerah ini berupaya semaksimal mungkin untuk mendasarkan pada pemikiran dan argumentasi keilmuan maupun praktek hukum

[r]

Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Variabel Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2012”, yang disusun sebagai salah

Untuk mencapai hal tersebut, maka pada setiap awal periode pihak manajemen membuat perencanaan berupa anggaran penjualan, harga pokok penjualan, anggaran produksi,

Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI”, Tesis.Universitas Sumatera Utara: Medan. Wild,