• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK KOREOGRAFI TORTOR ILAH MARDIDONG DI KABUPATEN SIMALUNGUN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BENTUK KOREOGRAFI TORTOR ILAH MARDIDONG DI KABUPATEN SIMALUNGUN."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BENTUK KOREOGRAFI TOR-TOR ILAH MARDIDONG

DI KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

KHELIANA

NIM. 2113142035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TARI

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

KHELIANA, NIM 2113142035, Bentuk Koreografi Tortor Ilah Mardidong di Kabupaten Simalungun. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. 2016

Tortor Ilah Mardidong merupakan tariantradisi yang sudah ditataulang bentuk gerakannya oleh seorang seniman Simalungun. Tujuan penelitian ini adalah membahas mengenai tortor Ilah Mardidong dilihat dari sudut pandang bentuk koreografi.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori bentuk koreografi. Teori ini menjadi acuan untuk mengupas bagaimana bentuk koreografi dalam tortor ilah mardidong.

Waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan, yaitu dari awal bulan Oktober 2015 sampai Desember 2015. Tempat penelitian di Desa Huta III Silau Malela. Kecamatan Silau Malela. Populasi sekaligus sampel penelitian ini adalah berjumlah tiga orang. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi, yang kemudian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif.

Dari hasil penelitian diperoleh temuan bahwa:tema dalam tortor Ilah Mardidong adalah harapan seorang ibu; terdapat tujuh ragam dalam tortor ini: a) proses yang digunakan yaitu desain umum yang dipakai dalam tarian tunggal yaitu huruf Y, karena berjalan lurus kedepan, kebelakang, samping kanan dan kiri sehingga menghasilkan garis lantai berbentuk Y; desain atas yang terdapat dalam tortorIlah Mardidongyaitu desaindalam, desain bersudut, desain simetris, dan desan rendah; busana yang digunakan dalam Tortor ini adalah ragi pane, suri-suri dan bulang silappei; musik yang digunakan dalam tortor ini berupa musik iringan internal yaitu iringan musik yang lahir dari tubuh manusia.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan sebanyak-banyaknya kepada Allah SWT

yang telah melimpahkan segala nikmat kebaikan kepada penulis, sehingga dapat

melaksanakan penulisan skripsi ini dengan baik dengan judul “Bentuk Koreografi Tortor Ilah Mardidong di Kabupaten Simalungun”. Atas berkat dan

rahmatNya juga, penulis dapat menyelesaikan perkuliahan hingga pada tingkat

akhir.

Tujuan dari skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan di jurusan Sendratasik Program Studi Tari Fakultas

Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. Sebagai manusia yang memiliki

keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang

bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis juga mengalami berbagai

kesulitan. Namun berkat Doa dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Disini penulis dengan segala kerendahan hati

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M. Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.

3. Uyuni Widiastuti, M. Pd selaku Ketua Jurusan Sendratasik.

4. Siti Rahmah, S.Pd.,M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Tari.

5. Nurwani, S.S.T .M.Hum selaku Pembimbing Skripsi I

(8)

iii

7. Dra. Rhd Nugrahaningsih M.Si Selaku Narasumber I

8. Siti Rahmah, S.Pd.,M.Si Selaku Narasumber II

9. Bapak / Ibu Dosen Seni Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Medan yang telah memberikan ilmunya selama proses pembelajaran

berlangsung dan selama perkuliahan.

10.Bapak Sahat Damanik dan Ibu Lina Damanik selaku narasumber yang

memberikan imformasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Kepada yang teristimewa kedua orang tua Ayah Masri dan Ibunda Hajiah,

serta semua keluarga yang penulis cintai yang tiada henti-hentinya

memberikan nasihat, semangat, dukungan serta doa hingga penulis dapat

menyelesaikan Pendidikan di Universitas Negeri Medan.

12.Terima kasih kepada Abror Harahap, SE yang sudah membantu dalam

persiapan pemberkasan.

13.Terima kasih kepada sahabat seperjuangan Seni Tari stambuk 2011.

14.Kepada semua yang bersangkut paut atas penyelesaian skripsi ini penulis

ucapkan banyak terima kasih.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak

yang turut membantu, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 2016

(9)
(10)

v

B. Bentuk Koreografi Tortor Ilah Mardidong ... 27

1. Tema ... 27

2. Gerak ... 27

a. Deskripsi gerak tortor Ilah Mardidong di Kabupaten Simalungun.. 28

(11)

vi

DAFTAR PUSTAKA ... 60 GLOSARIUM...

LAMPIRAN...

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Deskripsi gerak tor-tor Ilah Mardidong... 28

Tabel 4.2 Elemen Gerak Tortor Ilah Mardidong... 35

(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Peta Kecamatan Gunung malela ... 22

Gambar 4.2. Deskripsi Gerak Memasuki Panggung ... 28

Gambar 4.3. Deskripsi Gerak Mardidong Hianan ... 29

Gambar 4.4. Deskripsi Gerak Mardalan Hulobei ... 30

Gambar 4.5. Ragam Derak Mardalan Hupudi ... 31

Gambar 4.6. Deskripsi Gerak Mardalan Husiamun ... 32

Gambar 4.7. Deskripsi Gerak Mardalan Sambilo ... 33

Gambar 4.8. Deskripsi Gerak Mesimpuh ... 34

Gambar 4.9. Elemen Gerak Masuk panggung ... 35

Gambar 4.10. Elemen Gerak Mardidong Hianan ... 36

Gambar 4.11. Elemen Gerak Mardidong Hulobei ... 37

Gambar 4.12. Elemen Gerak Mardidong Hupudi ... 38

Gambar 4.13. Elemen Gerak Mardidong Husiamun ... 39

Gambar 4.14. Elemen Gerak Mardidong Sambilo ... 40

Gambar 4.15. Elemen Gerak Mesimpuh ... 41

Gambar 4.16. Desain Gerak Proses Masuk ... 45

Gambar 4.17. Desain Gerak Mardidong Hianan ... 46

Gambar 4.18. Desain Gerak Mardalan Hulobei ... 47

Gambar 4.19. Desain Gerak Mardalan Hupudi ... 48

Gambar 4.20. Desain Gerak Mardalan Husiamun ... 49

Gambar 4.21. Desain Gerak Mesimpuh ... 50

Gambar 4.22. Ragi Pane ... 52

Gambar 4.23. Bulang Silappei ... 53

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumatera Utara terdiri dari bermacam-macam suku diantaranya Batak

Toba, Karo, Simalungun, Pakpak Dairi, Mandailing, Angkola, Pesisir Sibolga,

Melayu dan Nias. Suku-suku tersebut adalah suku asli yang mendiami wilayah

Sumatera Utara. Setiap suku memiliki ciri khas masing-masing, misalnya dalam

hal adat istiadat, kesenian, bahasa, serta pakaian. Di Sumatera Utara terdapat

berbagai macam kesenian tradisi, antara lain berupa tari tradisional dan musik

tradisional.

Tarian tradisional yang menjadi salah satu peninggalan nenek moyang

bangsa ini adalah bagian dari kekayaan budaya bangsa itu sendiri yang harus terus

dilestarikan keberadaanya. Banyak tarian tradisi yang ada di Indonesia ini punah

terkikis oleh perkembangan zaman. Umumnya kesenian memiliki persamaan yang

dikaji dari unsur-unsur yang digunakan, namun memiliki perbedaan menjadi

karakter yang dimiliki. Masing-masing bentuk kesenian yang ada sesungguhnya

telah memperkaya keberagaman kesenian di Sumaera Utara.

Suku Simalungun merupakan salah satu rumpun Suku Batak, yang

mendiami wilayah Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara. Meskipun

masyarakat Simalungun terbagi dua, berdasarkan wilayah Simalungun yaitu

Simalungun atas (mulai dari daerah Siantar sampai Seribu Dolok) dan

(15)

2

tetapi mereka sama-sama terikat oleh sistem kekeluargaan yang sangat erat

seperti dalam acara pesta adat dan aktivitas keseharian dan kesenian.

Kesenian merupakan suatu hasil karya manusi yang mempunyai keindahan

dan dapat dinikmati serta dirasakan oleh manusia. Kesenian juga merupakan

warisan yang tidak boleh dilupakan, melainkan harus dikembangkan karena dapat

menjadi ciri khas dari suatu daerah tersebut. Kesenian biasa digunakan dalam

ritual, upacara adat, hiburan, dan pertunjukan sehingga kesenian itu sendiri tidak

lepas dari aktivitas masyarakat.

Kesenian yang ada di masyarakat Simalungun diantaranya adalah seni

musik (gual) seni drama, seni bela diri dan seni tari (tortor).Tari dalam bahasa

Simalungun disebut dengan tor-tor, yaitu ungkapan ekspresi jiwa seseorang yang

diungkapkan melalui gerak, baik dalam hal suka cita maupun duka cita. Tortor

pada dulunya selalu terkait dengan ritual yang berhubungan dengan roh dan ketika

ada anggota keluarga yang meninggal dunia, akan tetapi pada saat ini tortor sudah

dijadikan sebagai daya tarik wisata dan dipentaskan dalam berbagai acara sebagai

pertunjukan dan hiburan.

Tor-tor ilah mardidong merupakan tarian kreasi yang berpijak dari tradisi.

Tor-tor ini telah ditata ulang pada tahun 1985 bentuk geraknya oleh seorang

seniman Simalungun yang dari kecil nya telah menggeluti bidang seni baik di seni

tari maupun seni tarik suara yaitu Lina Damanik dikarenakan gerakkan asli pada

tor-tor ini begitu sangat sederhana, sehingga terlihat begitu monoton. Oleh karena

itu beliau membuat perubahan pada ragam geraknya yaitu pada gerakan

(16)

3

menjadi lebih sedikit bervariasi namun tidak mengurangi unsur tradisinya. Hingga

sekarang tor-tor Ilah Mardidong ini masih dipertunjukan di acara pesta adat

masyarakat Simalungun, yaitu pesta Rondang Bintang yang diadakan sekali dalam

setahun. Pada Tahun 2014 tor-tor ini ditampilkan di TMII dalam rangka

Pargelaran Seni dan Budaya Simalungun yang diperankan sendiri oleh Lina

Damanik.

Ilah mardidong terdiri dari dua kata, ilah yang berarti bernyanyi atau

bersenandung dan didong yang bearti menimang atau mengayun. Tarian ini

menceritakan tentang seorang ibu yang menidurkan anaknya terlebih dahulu

sebelum memulai pekerjaan diladang, karena zaman dahulu pada umumnya di

Simalungun pekerjaan laki-laki atau bapak-bapak adalah berburu kehutan,

menangkap burung, membuat gula aren, mencari ikan atau memancing,

sedangkan perempuan atau ibu-ibu bekerja ke ladang dan menjaga anak. Maka

dari itu sebelum memulai pekerjaan sang ibu menidurkan anaknya terlebih dahulu

diluar gubuk yang ada diladang dengan cara bernyanyi sambil menari agar

pekerjaannya tidak terganggu, adapun rangkain dari tarian ini adalah menimang di

tempat dengan kaki dienjut, menimang kedepan, menimang kebelakang,

menimang ke samping kiri dan samping kanan. Gerakannya sangat simpel namun

disetiap langkahnya mempunyai arti.

Tarian ini adalah tarian tunggal yang ditarikan oleh perempuan dengan

menggunakan musik iringan internal (vocal) ) berupa nyanyian yang berisikan

lantunan nasihat-nasihat terhadap anak dengan menggunakan bahasa daerah

(17)

4

ingin mengangkat tarian tersebut menjadi topik penelitian dengan judul “Bentuk

Koreografi Tor-tor Ilah Mardidong di Kabupaten Simalungun”.

B. Identifikasi Masalah

Tujuan dari identifikasi masalah sejalan dengan penelitian ilmiah yaitu

agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah sehingga cakupan masalah yang

dibahas tidak menjadi luas dan melebar. Hal ini sejalan dengan

pendapatMuhammad Ali (2002:49) yang menyatakan bahwa: “untuk mengkaji

karya ilmiah, sesuatu yang perlu diperhatikan adalah masalah penelitian sedapat

mungkin diusahakan tidak terlalu luas. Masalah yang luas akan menghasilkan

analisis yang sempit dan sebaiknya bila ruang lingkup masalah dipersempit, maka

dapat diharapkan analisis secara luas dan mendalam”.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, ada banyak hal yang

dapat diungkapkan dalam tor-tor Ilah Mardidong. Langkah pertama yang

dilakukan penulis yaitu merangkum pertanyaan-pertanyaan yang muncul dan

mengidentifikasinya agar penulisan yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan

masalah tidak terlalu luas. Adapun identikasi masalah dari topik ini sebagai

berikut:

1. Bagaimana keberadaan Tor-tor Ilah Mardidong?

2. Bagaimana bentuk koreografi Tor-tor Ilah Mardidong?

3. Bagaimana perkembangan Tor-tor Ilah Mardidong di Kabupaten

(18)

5

C. Pembatasan Masalah

Setelah diidentifikasi, agar masalah yang akan diteliti tidak terlalu meluas,

maka penelitian ini harus dibatasi. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan

oleh Sumadi (2000:15)

”Dari masalah-masalah tersebut perlu dipilih salah satu, yaitu mana yang paling layak dan sesuai untuk diteliti. Jika yang ditemukan sekiranya hanya satu masalah, masalah tersebut juga harus dipertimbangkan layak dan tidaknya untuk diteliti”

Sejalan dengan pendapat tersebut maka batasan dalam kajian ini adalah

meneliti Bentuk Koreografi Tor-tor Ilah Mardidong di Kabupaten Simalungun.

Adapun batasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. “Bagaimana bentuk koreografi Tor-tor Ilah Mardidong?

D. Rumusan Masalah

Dari uraian yang telah dijabarkan pada latar belakang, identifikasi masalah

dan pembatasan masalah, maka akan menuntun penulis kearah perumusan

masalah. Dalam perumusan masalah kita mampu untuk meperkecil dan sekaligus

lebih mempertajam arah penelitian. Menurut Maryeni (2005:14) yang mengatakan

bahwa:

(19)

6

Adapun yang menjadi rumusan masalah yang dapat ditentukan dalam

penelitian ini adalah: “bagaimana bentuk koreografi Tor-tor Ilah Mardidong yang

ada di Kabupaten Simalungun?”

E. Tujuan Penelitian

Setiap penulis memiliki pemikiran mengenai apa yang ingin dicapai. Oleh

karena penulis harus memiliki tujuan agar penelitian tersebut dapat bermanfaat.

Tujuan penelitian merupakan suatu pemikiran yang bertujuan untuk mendapatkan

gambaran yang jelas tentang hasil yang akan diperoleh. Atau dapat dikatakan

sebagai tolak ukur untuk menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan penelitian.

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. “Mendeskripsikan bentuk koreografi Tor-tor Ilah Mardidong.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat mengisi kebutuhan segala komponen

masyarakat, baik untuk instansi yang berkaitan dengan lembaga-lembaga kesenian

maupun praktisi seni, serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan hingga

masyarakat luas. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi penulis dalam menambah pengetahuan dan

wawasan mengenai Tor-tor Ilah Mardidong.

2. Sebagai informasi bagi masyarakat mengenai tortor yang tumbuh dan

berkurang di daerah Simalungun.

3. Sebagai motivasi bagi para pembaca khususnya yang mendalami bidang

(20)

7

4. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan perbandingan atau

referensi bagi penulis lainnya yang berniat melakukan penelitian kesenian

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Angelia, Yere. 2012 “Bentuk Koreografi Tor-Tor Di harsitarlak di Kabupaten

Simalungun” Skripsi. Universitas Negeri Medan.

Ali, Muhammad. 2002. Penelitian Kependidikan dan Prosedur Strategi. Bandung Angkasa.

Botomi, Irma. 2013 “Tor-Tor Sirintik pada Masyarakat Simalungun, Kajian

Terhadap Bentuk Koreografi” Skripsi. Universitas Negeri Medan.

Hadi, Y Sumandiyo. 2012 “Koreografi Bentuk-Teknik-Isi”. Multi Grafindo

Maryeni, 2005.MetodePenelitianKebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara

Mulgiyanto, Sal. 1983. Koreografi, Pengetahuan dasar Komposisi Tari. Deparemen Pendidikan dan kebudayaan

Nasution, Afni Dayanti. 2014 “Makna Teks TariIlah Bolon dalam Upacara

Rondang Bintang”. UniversitasNegeri Medan.

Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian, Gahlia Indonesia: Jakarta.

Nurwani, 2014. “bahan Ajar Pengetahuan Tari” Unimed Press: Medan

Saragih St.J.E. 1989. “Kamus Simalungun Indonesia” Pematang Siantar Sakri, A. 1990 “Pendidikan Seni Rupa” Depdikbud: Jakarta

Seriati, Ni Nyoman. 2008, “Komposisi dan Koreografi” Yogyakarta

Sitanggang, Radesman. 2014. “Orientasi Nilai Budaya Folklore Etnik

Simalungun” L-SAPA: Pemantang Siantar

Soedarsono, 1986, “Elemen-Elemen Dasar Komposisi Tari” Yogyakarta

Yuningtyas, Risty. 2014 “Perkembangan Pesta Rondang Bintang Pada

Masyarakat Simalungun”. Universitas Negeri Medan

Mulgiyanto, Sal, 1983. Koreografi (Pengetahuan Dasar Komposisi Tari). Jakarta: Direktorat Kesenian Jakarta

Sedyawati, Edi dan Soedarsono. 1986. “Pengetahuan Elementer Tari dan

Gambar

Tabel 4.1 Deskripsi gerak tor-tor Ilah Mardidong.....................................
gambaran yang jelas tentang hasil yang akan diperoleh. Atau dapat dikatakan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DESENTRALISASI, DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP..

Persemaian tanaman kehutanan adalah suatu tempat yang digunakan untuk memproduksi bibit suatu jenis tanaman kehutanan yang siap untuk periode kegiatan penanaman

 anak akan melakukan sesuatu (dengan bunyi atau gerakan tubuh) secara berulang ketika bermain  anak akan berbicara secara sederhana (tanpa. tangisan) untuk menarik perhatian

Mengingat demam tifoid masih merupakan masalah kesehatan terutama di negara- negara yang sedang berkembang, insiden demam tifoid di Indonesia masih tinggi salah

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul STUDI

Partisipasi masyarakat di Kelurahan Kwadungan Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar dilihat dari D/S sebesar 75% masih dibawah standar yang seharusnya 80% dan karena belum

Untuk mengetahui pemberian limbah buah pisang kluthuk untuk pertumbuhan tanaman anggrek tanah pada media pasir dan tanah liat yang paling efektif. Menambah pengetahuan bagi