• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TKA PLUS AN-NIZAM MEDAN T.A 2016 / 2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TKA PLUS AN-NIZAM MEDAN T.A 2016 / 2017."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Metode Pemberian Tugas Terhadap Keterampilan

Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun Di TKA Plus

An-Nizam Medan T.A 2016 / 2017

SKRIPSI

OLEH :

RIRIN SULASTRI

NIM. 1133313035

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)

RIWAYAT HIDUP I. DATA PRIBADI

a. Nama : Ririn Sulastri

b. NIM : 1133313035

c. Tempat/ Tanggal Lahir : Bireuen, 21 April 1995

d. Jenis Kelamin : Perempuan

e. Agama : Islam

f. Alamat : Jl. MT. Haryono Gg. Amaliyah

Binjai

II. NAMA ORANGTUA

a. Nama Ayah : Warino

b. Nama Ibu : Rizawati S.Pd

c. Pekerjaan Orang Tua

- Ayah : Wiraswasta

- Ibu : Guru (PNS)

d. Alamat Orang tua : Jl. MT. Haryono Gg. Amaliyah

Binjai

e. Anak Ke : 1 (satu) dari 4 (empat) bersaudara

III. RIWAYAT PENDIDIKAN

a. Pendidikan SD : SD Negeri 024761 Binjai (2001-

2007)

b. Pendidikan SMP : SMP Negeri 6 Binjai (2007-2010)

(5)

iv

ABSTRAK

Ririn Sulastri, NIM : 1133313035, Pengaruh Metode Pemberian Tugas Terhadap Keterampilan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun di TKA Plus An-Nizam Medan T.A 2016 / 2017. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2017.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah keterampilan motorik halus anak usia 5-6 tahun yang belum berkembang dengan baik, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode pemberian tugas terhadap keterampilan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TKA Plus An-Nizam Medan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian post test only control group design. Penelitian ini dilakukan pada semester dua T.A 2016/2017 dengan menggunakan dua kelas kelompok yang memiliki karakteristik yang sama yaitu kelas B1 sebagai kelas eksperimen menggunakan metode pemberian tugas dan kelas B2 sebagai kelas kontrol menggunakan metode demonstrasi. Penentuan sampel kelas dilakukan secara acak (random) dari 5 kelas B yang ada di TKA Plus An-Nizam dengan mengambil dua kelas untuk menjadi kelas ekperimen dan kelas kontrol dan jumlah sampel setiap kelas sebanyak 19 anak. Variable bebas adalah metode pemberian tugas. Sedangkan variable terikat adalah keterampilan motorik halus anak. Instrument pengumpulan data yaitu pedoman observasi.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat

selesai dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Metode pemberian Tugas

Terhadap Keterampilan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun di TKA Plus

An-Nizam Medan T.A 2016/2017”. Penulisan skripsi ini dimaksud untuk memenuhi

salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pada program studi PG

PAUD.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Sehingga, penulis mohon kritik dan saran dari berbagai pihak, agar hasilnya lebih

baik lagi.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

banyak pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan sehingga skripsi ini

dapat selesai tepat waktuya. Dengan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

(7)

vi

4. Ibu Kamtini, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Prodi PG PAUD.

5. Ibu Dra. Nurmaniah, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

dengan penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Aman Simaremare, MS, Ibu Kamtini S.Pd, M.Pd, dan ibu

Dra.Dorlince Simatupang, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan kritik dan saran serta masukan kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Prodi PG PAUD FIP UNIMED, yang telah membimbing

dan membagikan ilmunya. Khususnya Ibu Dra. Nasriah, M.Pd selaku

Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama

mengikuti perkuliahan.

8. Seluruh Civitas Akademika FIP UNIMED, khususnya Kak Ika yang telah

banyak memberikan bantuan kepada penulis baik informasi maupun

motivasi tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak Legimin Syukri selaku Kepala TKA Plus An-Nizam Medan yang

telah memberikan izin untuk melakukan penelitian eksperimen di sekolah

tersebut. Bapak/Ibu Guru dan Pegawai di TKA Plus An-Nizam Medan

khususnya Ummi Heriani selaku Guru Kelas B1 dan Ummi Dewi Marni

selaku Guru Kelas B2 dan seluruh siswa siswi yang telah memberikan

bantuan dan kerjasamanya selama penulis melakukan penelitian.

10.Teristimewa penulis ucapkan terimaksih kepada kedua orang tua tercinta,

Ayah tercinta dan Mama tersayang yang tidak pernah henti memberikan

(8)

vii

Ikhsanti, Alfi Romadhani, Yana Septiana, Broto dan keluarga besar yang

telah memberikan dukungan, motivasi dan doa kepada penulis.

11.Kepada teman teman seperjuangan di Prodi PG PAUD angkatan 2013

yang selalu membantu baik dalam suka maupun duka.

12.Kepada teman satu kos Wiji Astuti dan teman-teman satu Asrama Pondok

Pesantren Al Falah yang selalu membantu baik dalam suka maupun duka.

Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima dari berbagai

pihak, penulis mengucapkan banyak terima kasih. Semoga Allah SWT membalas

semua kebaikan yang telah diberikan. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat

bagi kita semua dan dapat dijadikan sumbangan pemikiran dalam dunia

pendidikan.

Medan, April 2017

Penulis

(9)

viii

2.1.1.2 Fungsi dan Manfaat Keterampilan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun ... 11

2.1.1.3 Perkembangan Keterampilan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun ... 13

2.1.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motorik Anak Usia 5-6 Tahun ... 14

2.1.1.5 Indikator Keterampilan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun... ... 17

2.1.1.6 Penggunaan Metode Pembelajaran untuk Keterampilan Motorik Halus ... 19

2.1.2 Metode Pemberian Tugas... 21

2.1.2.1 Pengertian Metode Pemberian Tugas ... 21

2.1.2.2 Jenis-jenis Tugas ... 22

2.1.2.3 Manfaat Penggunaan Metode Pemberian Tugas ... 24

2.1.2.4 Tujuan Metode Pemberian Tugas bagi Anak TK ... 25

(10)

ix

2.1.3 Kolase ... 27

2.1.3.1 Pengertian Kolase ... 27

2.1.3.2 Manfaat Kolase ... 29

2.1.4 Metode Demonstrasi ... 30

2.1.4.1 Pengertian Metode Demonstrasi ... 30

2.1.4.2 Manfaat Metode Demonstrasi bagi Anak TK ... 31

2.1.4.3 Tujuan Metode Demonstrasi bagi Anak TK ... 32

2.1.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi ... 33

2.2 Kerangka Konseptual ... 34

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 37

(11)

x

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

5.1 Kesimpulan ... 61

5.2 Saran ... 62

Daftar Pustaka ... 63

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ... 38

Tabel 3.2 Kisi-kisi Keterampilan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun ... 39

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian... 48

Tabel 4.1 Distribusi Data Hasil Observasi Keterampilan Motorik Halus Anak

Menggunakan Metode Pemberian Tugas (Kelas Eksperimen) ... 51

Tabel 4.2 Distribusi Data Hasil Observasi Keterampilan Motorik Halus Anak

Menggunakan Metode Demonstrasi (Kelas Kontrol) ... 53

Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 55

Tabel 4.4 Ringkasan Uji Normalitas Data Keterampilan Motorik Halus Anak

Dengan Uji Liliefors ... 56

Tabel 4.5 Ringkasan Uji Homogenitas ... 57

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Histogram Data Hasil Observasi Keterampilan Motorik Halus

Anak Dengan Metode Pemberian Tugas ... 52

Gambar 4.2 HistogramData Hasil Observasi Keterampilan Motorik Halus

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lamp 1 RPPM dan RPPH

Lamp 2 Lembar Observasi Keterampilan Motorik Halus AnakUsia 5-6 Tahun

Lamp 3 Data Mentah Hasil Observasi Variabel X1 (Kelas Eksperimen) Dan

Variabel X2 (Kelas Kontrol)

Lamp 4 Interpretasi Data Hasil Observasi Keterampilan Motorik Halus Anak

Lamp 5 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians Kelas Eksperimen

Dan Kelas Kontrol

Lamp 6 Uji Normalitas

Lamp 7 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 - z

Lamp 8 Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors

Lamp 9 Uji Homogenitas

Lamp 10 Tabel Distribusi Nilai F

Lamp 11 Uji Hipotesis

Lamp 12 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t

Surat Izin Penelitian

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang mendasar melalui

pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

hendaknya pendidikan bagi anak usia dini disesuaikan dengan tahap-tahap

perkembangan yang dilalui anak usia dini dan memberikan pembiasaan kepada

anak sehingga merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan:

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pada saat masa-masa ini juga sangat penting bagi orang dewasa untuk

memberikan stimulus-stimulus yang baik bagi anak dan memberikan

keterampilan-keterampilan yang bermanfaat untuk masa depan anak. TK (Taman

Kanak-kanak) merupakan sebuah lembaga pendidikan anak usia dini yang

bertujuan membantu mengembangkan berbagi potensi yang dimiliki anak agar

kelak mempunyai kesiapan untuk memasuki kegiatan belajar pada tingkat

selanjutnya. Sebagai lembaga pendidikan anak usia dini, TK merupakan peletak

dasar atau fondasi awal bagi pertumbuhan anak selanjutnya. Menurut Feeney

(16)

2

khususnya bagi anak berusia lima tahun. Berarti, pada saat memasuki Taman

Kanak-kanak umumnya berusia lima tahun.

Menurut Brewer dalam Yamin (2013:59) menyatakan bahwa Taman

Kanak-kanak sebagai suatu sekolah yang diselenggarakan sesuai dengan

karakteristik dan sesuai dengan kebutuhan anak dari usia empat sampai usia enam

tahun. Usia 4-6 tahun merupakan masa peka bagi anak, di mana anak mulai

sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak.

Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

siap merespon stimulasi yang diberikan dari lingkungan sekitar anak. Masa ini

merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan

kemampuan fisik motorik, kognitif, bahasa sosial emosional, konsep diri, disiplin,

kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Oleh sebab itu dibutuhkan

kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak, agar pertumbuhan dan

perkembangan anak tercapai secara optimal.

Dari aspek pengembangan kemampuan anak usia dini diatas, maka peneliti

mengambil salah satu aspek yang akan dibahas disini adalah kemampuan fisik

motorik. Kemampuan motorik terbagi menjadi dua bagian, yaitu motorik kasar

dan motorik halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan

otot-otot besar yang meliputi gerak dasar lokomotor, nonlokomotor dan manipulatif.

Sedangkan motorik halus adalah kemampuan anak usia dini beraktivitas dengan

menggunakan otot-otot halus. Beberapa kegiatan yang berhubungan dengan

motorik halus anak misalnya menulis, menggambar, menggunting, melipat, kolase

dan lain sebagainya. Aspek perkembangan motorik sama pentingnya dengan

(17)

3

anak akan dapat membuat anak kurang percaya diri, bahkan menimbulkan konsep

diri negatif dalam kegiatan fisik dan bisa juga berpengaruh pada tahap

perkembangan selanjutnya.

Menurut peraturan menteri pendidikan nasional nomor 137 tahun 2014

anak usia 5-6 tahun anak mampu melakukan berbagai aktivitas motorik halus

yaitu menggambar sesuai gagasannya, meniru bentuk, melakukan eksplorasi

dengan berbagai media dan kegiatan, menggunakan alat tulis dengan benar,

menggunting sesuai dengan pola, mampu melipat kertas menjadi bentuk tertentu

dan mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail.

Kemampuan motorik halus anak sangat penting ditingkatkan karena

pengembangan motorik halus sangat berpengaruh dengan kehidupan anak

sehari-hari yang secara tidak langsung perkembangan motorik halus anak akan

menentukan keterampilan dalam bergerak misalnya; menyikat gigi,

mengancingkan baju, menyisir rambut, memakai sepatu sendiri dan lain

sebagainya. Pergerakan tersebut melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan

diawali oleh perkembangan otot-otot kecil seperti keterampilan menggunakan

jemari-jemari tangan dan pergelangan tangan yang luwes, dan melatih koordinasi

mata.

Berdasarkan observasi yang dilakukan dan dari beberapa portofolio anak

di TK An-Nizam Medan oleh peneliti pada waktu kegiatan pembelajaran pada

kelompok B sedang berlangsung, tingkat pencapaian perkembangan motorik halus

beberapa anak ada yang sudah memuaskan, sebagian anak sudah dapat mewarnai

dengan baik, anak mampu menempel dengan rapi, menggambar dengan rapi,

(18)

4

anak dengan tingkat pencapaian perkembangan motorik halusnya belum semua

memuaskan. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran anak kurang mampu

menggerakkan jari-jemarinya pada saat sedang mewarnai, menempel,

menggunting kertas, anak kurang mampu mengkoordinasiakan gerakan koordinasi

mata dan tangannya secara bersamaan saat kegiatan mengguting kertas, dan anak

kurang mampu dalam memegang benda dengan satu tangan pada saat memegang

botol air minum.

Kurang berkembangnya motorik halus anak diatas kemungkinan dapat

disebabkan karena pembelajaran belum dilaksanakan dalam konteks bermain

sehingga dalam prosesnya pembelajaran anak merasa bosan dan tidak bervariasi,

Guru jarang memberi kegiatan yang bersifat menstimulasi perkembangan motorik

halus. Ketika pembelajaran berlangsung anak lebih suka mengobrol dengan

temannya dari pada mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, guru biasanya

menggunakan papan tulis dan majalah anak sebagai media pembelajaran baik

untuk perkembangan kognitif, motorik, sosial-emosional, dan bahasa yang

dikaitkan dengan persiapan membaca dan menulis anak sehingga anak menjadi

cepat bosan dalam pembelajaran, media dan alat yang digunakan guru kurang

bervariasi, dan metode pembelajaran yang sering digunakan guru kurang variasi.

Kegiatan yang terlalu sering dilakukan membuat anak bosan dan pembelajaran

menjadi kurang menarik.

Melihat permasalahan itu maka perlu dicari berupa metode yang tepat

untuk mengembangkan keterampilan motorik halus anak sehingga anak tidak

bergantung kepada bantuan orang lain. Dengan memperhatikan permasalahan

(19)

5

perlu untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dengan menawarkan salah satu

kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan motorik halus

anak adalah metode pemberian tugas melalui kolase.

Metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang sengaja

diberikan kepada anak yang harus dilaksanakan dengan baik. Tugas ini diberikan

kepada anak untuk memberi kesempatan kepada mereka menyelesaikan tugas

yang didasarkan pada petunjuk langsung dari pendidik yang sudah dipersiapkan

sehingga anak dapat menjalani secara nyata dan melaksanakan dari awal sampai

tuntas. Tugas yang diberikan berkaitan dengan motorik halus anak misalnya

menggunting pola gambar, melipat kertas, menggambar, membuat kolase dan lain

sebagainya.

Metode pemberian tugas (resitas) sangat penting di dalam pengembangan

motorik halus anak. Melalui metode ini anak-anak harus menggunakan koordinasi

tangan dan mata dengan baik. Disamping itu, metode ini memberikan kesempatan

bagi anak untuk belajar dimana saja sesuai dengan materi dan tujuan

pembelajaran. Metode pemberian tugas (resitasi) ini dapat digunakan dalam

pembelajaran yang dilakukan secara individu maupun kelompok.

Menurut Moeslichatoen (2004:186) rancangan yang tepat dan proporsional

dalam pemberian tugas akan meningkatkan bagaimana cara belajar yang benar.

Dalam melaksanakan tugas, anak dibimbing untuk menyelesaikan tugas untuk

memperoleh penguatan, memperbaiki kesalahan belajar. Melalui pemberian tugas

anak semakin terampil mengerjakan, semakin lancar, semakin terarah ke

(20)

6

Pemberian tugas secara tepat dan dirancang secara seksama dapat

menghasilkan prestasi belajar optimal. Prestasi belajar yang optimal akan menjadi

landasan yang kuat dalam memasuki kegiatan belajar lebih lanjut, yang

merupakan peningkatan penguasaan yang sudah dimiliki. Pemberian tugas

memberikan pengalaman pada anak dalam mengerjakan tugas belajar sendiri.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut serta melihat

permasalahan di TKA Plus An-Nizam maka penulis ingin mengangkat

masalah-masalah tersebut ke dalam skripsi dengan judul: “Pengaruh metode pemberian

tugas terhadap keterampilan motorik halus anak kelompok B di TKA Plus

An-Nizam Medan Tahun Ajaran 2016/2017”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasikan permasalahan

kelompok B TKA Plus An-Nizam adalah sebagai berikut:

1. Kurang berkembangnya keterampilan motorik halus anak

2. Anak belum mampu melakukan gerakan koordinasi mata dan tangan

secara bersamaan

3. Media dan alat yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran kurang

bervariasi

4. Kurangnya stimulasi atau kegiatan dari guru yang bersifat fisik khususnya

(21)

7

1.3 Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan kemampuan peneliti, maka peneliti membatasi

permasalahan ini sebagai berikut:

“Penelitian ini terbatas pada pengaruh metode pemberian tugas terhadap

keterampilan motorik halus anak kelompok B TKA Plus An-Nizam Medan.”

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah

penelitian ke dalam rumusan pertanyaan untuk memudahkan proses penelitian,

yaitu: Apakah terdapat pengaruh metode pemberian tugas terhadap keterampialan

motorik halus anak kelompok B TKA Plus An-Nizam Medan?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, dapat dirumuskan tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode pemberian tugas

terhadap keterampilan motorik halus anak kelompok B di TKA Plus An-Nizam.

1.6 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan

bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis :

A. Secara Teoritis

1. Hasil temuan penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pengembangan

(22)

8

pemberian tugas dengan pengembangan aspek keterampilan motorik halus

anak usia 5-6 tahun.

B. Secara Praktis

1. Orangtua

Untuk menyadari pentingnya melatih motorik halus anak. Agar

anak memiliki keterampilan motorik halus yang tinggi, baik dilingkungan

sosial dan pendidikan.

2. Guru

Untuk mengetahui dan meningkatkan pengetahuan tentang metode

pemberian tugas terhadap keterampilan motorik halus anak kelompok B

3. Peneliti sendiri

Untuk menambah wawasan peneliti, khususnya di bidang motorik

halus anak usia kelompok B dan untuk mengetahui upaya yang dilakukan

oleh guru dalam melatih motorik halus anak.

2. Peneliti Lain

Dapat digunakan sebagai referensi tentang pengaruh metode

(23)

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan:

1. Dari hasil observasi anak yang dibelajarkan dengan metode pemberian

tugas melalui kolase di kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata 2,64

tergolong dalam kategori Baik Sekali.

2. Dari hasil observasi anak yang dibelajarkan dengan metode demonstrasi di

kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata 2,0 tergolong kategori baik.

3. Hasil nilai observasi akhir kelas ekperimen (metode pemberian tugas) dan

hasil observasi kelas kontrol (metode demonstrasi) diperoleh thitung = 5,891

sedangkan ttabel = 0,798, maka ada pengaruh yang signifikan pada

penerapan metode pemberian tugas terhadap keterampilan motorik halus

anak usia 5-6 tahun di TKA Plus An-Nizam Medan T.A 2016/2017. Hal

ini terlihat dari meningkatnya aspek-aspek keterampilan motorik halus

anak diantaranya yaitu kemampuan anak dalam meniru bentuk, melakukan

eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan, menempel gambar dengan

(24)

62

5.2 SARAN

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas,

maka adapun saran yang dapat diberikan peneliti yaitu:

1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat memanfaatkan atau

menerapkan metode pemberian tugas dalam mengembangkan

keterampilan motorik halus anak.

2. Bagi sekolah/kepala sekolah sebagai bahan masukan dalam mengambil

kebijakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya dalam

penerapan metode pemberian tugas dalam keterampilan motorik halus

anak dan lebih mempersiapkan media ysng diperlukan untuk

melaksanakan pembelajaran dalam upaya meningkatkan keterampilan

motorik halus anak.

3. Bagi peneliti lain dapat sebagai masukan yang berkaitan dengan masalah

yang sama dan menambah pengetahuan serta memperluas wawasan

tentang pengaruh metode pemberian tugas terhadap keterampilan motorik

(25)

63

DAFTAR PUSTAKA

Daeng Sari, Dini P. 1996. Metode Mengajar di Taman Kanak-Kanak. Depdikbud

Dimyati dan Modjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Hidayat, Heri. 2003. Aktivitas Mengajar Anak TK. Bandung: Katarsis.

Hurlock, E.B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Husnida. 2015. Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini. Jakarta: Luxima Metro Media.

Indri, Iriani. 2016. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta Barat: Indeks.

M. Saleh Kaim. 1981. Kerajinan tangan. Jakarta: Depdiknas.

Moedjiono & Moh. Dimyati. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Moeslichatoen R. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Muharam E. 1992. Pendidikan Kesenian II Seni Rupa. Jakarta: Depdikbud.

Mulyana Sumantri & Johar Permana. 1998/1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.

Mursid. 2015. Belajar Dan Pembelajaran PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pamadhi, Hajar. 2014. Seni Keterampilan Anak. Universitas Terbuka: Jakarta.

Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana.

Siti Partini Suardiman. 2003. Metode Pengembangan Daya Pikir dan Daya Cipta untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Sugiyono. 2009. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

(26)

64

Sumanto. 2006. Pengembangan Kreatifitas Seni Rupa Anak Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Suyadi. 2010. Psikologi Belajar PAUD. Yogyakarta: Pedagogia.

Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Tim Bina Karya Guru. 2006. Seni budaya dan keterampilan untuk kelas 1 SD. Erlangga: Jakarta.

Gambar

Tabel 4.2 Distribusi Data Hasil Observasi Keterampilan Motorik Halus Anak
Gambar 4.2 HistogramData Hasil Observasi Keterampilan Motorik Halus
Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 - z

Referensi

Dokumen terkait

ii Mengisi web portal yang disediakan dengan bahan pengajaran untuk guru dan bahan sokongan pembelajaran pelajar dengan menggunakan Power Point sebagai platform... Web

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kasus ( case approach ), pendekatan undang-undang ( statute approach ), dan pendekatan kualitatif. Kemudian sumber data

PENDETEKSIAN DINI KRISIS KEUANGAN, DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DENGAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR KONDISI PERBANKAN (Studi Kasus Pada

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir berjudul “ PERANAN CONTENT WRITER DALAM MEMPERKUAT SEBUAH BRAND MELALUI RESEARCH DAN PLANNING DI START FRIDAY

Mengingat industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sedang tumbuh, ditambah dengan isu pengukuran kinerja sosial yang makin marak, maka penelitian ini mencoba untuk

Penelitian ini mendukung dari hasil penelitian yang di lakukan oleh peneliti Kartika Wahyu (2011) pada anggota PERSADIA Ciputat Jaya juga terkait pada efek senam

Risiko yang tergolong low risk antara lain konsumen tidak mampu melunasi pembayaran ketika barang selesai diproduksi, karyawan bekerja asal-asalan, tidak sesuai

digunakan dengan baik dan juga dapat menghasilkan output yang diharapkan. Penelitian juga dilakukan oleh Nusantari, dkk (2013) yang