Pengaruh Metode Pemberian Tugas Terhadap Keterampilan
Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun Di TKA Plus
An-Nizam Medan T.A 2016 / 2017
SKRIPSI
OLEH :
RIRIN SULASTRI
NIM. 1133313035
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
RIWAYAT HIDUP I. DATA PRIBADI
a. Nama : Ririn Sulastri
b. NIM : 1133313035
c. Tempat/ Tanggal Lahir : Bireuen, 21 April 1995
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Agama : Islam
f. Alamat : Jl. MT. Haryono Gg. Amaliyah
Binjai
II. NAMA ORANGTUA
a. Nama Ayah : Warino
b. Nama Ibu : Rizawati S.Pd
c. Pekerjaan Orang Tua
- Ayah : Wiraswasta
- Ibu : Guru (PNS)
d. Alamat Orang tua : Jl. MT. Haryono Gg. Amaliyah
Binjai
e. Anak Ke : 1 (satu) dari 4 (empat) bersaudara
III. RIWAYAT PENDIDIKAN
a. Pendidikan SD : SD Negeri 024761 Binjai (2001-
2007)
b. Pendidikan SMP : SMP Negeri 6 Binjai (2007-2010)
iv
ABSTRAK
Ririn Sulastri, NIM : 1133313035, Pengaruh Metode Pemberian Tugas Terhadap Keterampilan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun di TKA Plus An-Nizam Medan T.A 2016 / 2017. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2017.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah keterampilan motorik halus anak usia 5-6 tahun yang belum berkembang dengan baik, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode pemberian tugas terhadap keterampilan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TKA Plus An-Nizam Medan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian post test only control group design. Penelitian ini dilakukan pada semester dua T.A 2016/2017 dengan menggunakan dua kelas kelompok yang memiliki karakteristik yang sama yaitu kelas B1 sebagai kelas eksperimen menggunakan metode pemberian tugas dan kelas B2 sebagai kelas kontrol menggunakan metode demonstrasi. Penentuan sampel kelas dilakukan secara acak (random) dari 5 kelas B yang ada di TKA Plus An-Nizam dengan mengambil dua kelas untuk menjadi kelas ekperimen dan kelas kontrol dan jumlah sampel setiap kelas sebanyak 19 anak. Variable bebas adalah metode pemberian tugas. Sedangkan variable terikat adalah keterampilan motorik halus anak. Instrument pengumpulan data yaitu pedoman observasi.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat
selesai dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Metode pemberian Tugas
Terhadap Keterampilan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun di TKA Plus
An-Nizam Medan T.A 2016/2017”. Penulisan skripsi ini dimaksud untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pada program studi PG
PAUD.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Sehingga, penulis mohon kritik dan saran dari berbagai pihak, agar hasilnya lebih
baik lagi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
banyak pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan sehingga skripsi ini
dapat selesai tepat waktuya. Dengan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
vi
4. Ibu Kamtini, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Prodi PG PAUD.
5. Ibu Dra. Nurmaniah, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
dengan penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Aman Simaremare, MS, Ibu Kamtini S.Pd, M.Pd, dan ibu
Dra.Dorlince Simatupang, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan kritik dan saran serta masukan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Prodi PG PAUD FIP UNIMED, yang telah membimbing
dan membagikan ilmunya. Khususnya Ibu Dra. Nasriah, M.Pd selaku
Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama
mengikuti perkuliahan.
8. Seluruh Civitas Akademika FIP UNIMED, khususnya Kak Ika yang telah
banyak memberikan bantuan kepada penulis baik informasi maupun
motivasi tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak Legimin Syukri selaku Kepala TKA Plus An-Nizam Medan yang
telah memberikan izin untuk melakukan penelitian eksperimen di sekolah
tersebut. Bapak/Ibu Guru dan Pegawai di TKA Plus An-Nizam Medan
khususnya Ummi Heriani selaku Guru Kelas B1 dan Ummi Dewi Marni
selaku Guru Kelas B2 dan seluruh siswa siswi yang telah memberikan
bantuan dan kerjasamanya selama penulis melakukan penelitian.
10.Teristimewa penulis ucapkan terimaksih kepada kedua orang tua tercinta,
Ayah tercinta dan Mama tersayang yang tidak pernah henti memberikan
vii
Ikhsanti, Alfi Romadhani, Yana Septiana, Broto dan keluarga besar yang
telah memberikan dukungan, motivasi dan doa kepada penulis.
11.Kepada teman teman seperjuangan di Prodi PG PAUD angkatan 2013
yang selalu membantu baik dalam suka maupun duka.
12.Kepada teman satu kos Wiji Astuti dan teman-teman satu Asrama Pondok
Pesantren Al Falah yang selalu membantu baik dalam suka maupun duka.
Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima dari berbagai
pihak, penulis mengucapkan banyak terima kasih. Semoga Allah SWT membalas
semua kebaikan yang telah diberikan. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat
bagi kita semua dan dapat dijadikan sumbangan pemikiran dalam dunia
pendidikan.
Medan, April 2017
Penulis
viii
2.1.1.2 Fungsi dan Manfaat Keterampilan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun ... 11
2.1.1.3 Perkembangan Keterampilan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun ... 13
2.1.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motorik Anak Usia 5-6 Tahun ... 14
2.1.1.5 Indikator Keterampilan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun... ... 17
2.1.1.6 Penggunaan Metode Pembelajaran untuk Keterampilan Motorik Halus ... 19
2.1.2 Metode Pemberian Tugas... 21
2.1.2.1 Pengertian Metode Pemberian Tugas ... 21
2.1.2.2 Jenis-jenis Tugas ... 22
2.1.2.3 Manfaat Penggunaan Metode Pemberian Tugas ... 24
2.1.2.4 Tujuan Metode Pemberian Tugas bagi Anak TK ... 25
ix
2.1.3 Kolase ... 27
2.1.3.1 Pengertian Kolase ... 27
2.1.3.2 Manfaat Kolase ... 29
2.1.4 Metode Demonstrasi ... 30
2.1.4.1 Pengertian Metode Demonstrasi ... 30
2.1.4.2 Manfaat Metode Demonstrasi bagi Anak TK ... 31
2.1.4.3 Tujuan Metode Demonstrasi bagi Anak TK ... 32
2.1.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi ... 33
2.2 Kerangka Konseptual ... 34
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 37
x
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61
5.1 Kesimpulan ... 61
5.2 Saran ... 62
Daftar Pustaka ... 63
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ... 38
Tabel 3.2 Kisi-kisi Keterampilan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun ... 39
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian... 48
Tabel 4.1 Distribusi Data Hasil Observasi Keterampilan Motorik Halus Anak
Menggunakan Metode Pemberian Tugas (Kelas Eksperimen) ... 51
Tabel 4.2 Distribusi Data Hasil Observasi Keterampilan Motorik Halus Anak
Menggunakan Metode Demonstrasi (Kelas Kontrol) ... 53
Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 55
Tabel 4.4 Ringkasan Uji Normalitas Data Keterampilan Motorik Halus Anak
Dengan Uji Liliefors ... 56
Tabel 4.5 Ringkasan Uji Homogenitas ... 57
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Histogram Data Hasil Observasi Keterampilan Motorik Halus
Anak Dengan Metode Pemberian Tugas ... 52
Gambar 4.2 HistogramData Hasil Observasi Keterampilan Motorik Halus
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lamp 1 RPPM dan RPPH
Lamp 2 Lembar Observasi Keterampilan Motorik Halus AnakUsia 5-6 Tahun
Lamp 3 Data Mentah Hasil Observasi Variabel X1 (Kelas Eksperimen) Dan
Variabel X2 (Kelas Kontrol)
Lamp 4 Interpretasi Data Hasil Observasi Keterampilan Motorik Halus Anak
Lamp 5 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians Kelas Eksperimen
Dan Kelas Kontrol
Lamp 6 Uji Normalitas
Lamp 7 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 - z
Lamp 8 Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors
Lamp 9 Uji Homogenitas
Lamp 10 Tabel Distribusi Nilai F
Lamp 11 Uji Hipotesis
Lamp 12 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t
Surat Izin Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang mendasar melalui
pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu
hendaknya pendidikan bagi anak usia dini disesuaikan dengan tahap-tahap
perkembangan yang dilalui anak usia dini dan memberikan pembiasaan kepada
anak sehingga merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan:
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pada saat masa-masa ini juga sangat penting bagi orang dewasa untuk
memberikan stimulus-stimulus yang baik bagi anak dan memberikan
keterampilan-keterampilan yang bermanfaat untuk masa depan anak. TK (Taman
Kanak-kanak) merupakan sebuah lembaga pendidikan anak usia dini yang
bertujuan membantu mengembangkan berbagi potensi yang dimiliki anak agar
kelak mempunyai kesiapan untuk memasuki kegiatan belajar pada tingkat
selanjutnya. Sebagai lembaga pendidikan anak usia dini, TK merupakan peletak
dasar atau fondasi awal bagi pertumbuhan anak selanjutnya. Menurut Feeney
2
khususnya bagi anak berusia lima tahun. Berarti, pada saat memasuki Taman
Kanak-kanak umumnya berusia lima tahun.
Menurut Brewer dalam Yamin (2013:59) menyatakan bahwa Taman
Kanak-kanak sebagai suatu sekolah yang diselenggarakan sesuai dengan
karakteristik dan sesuai dengan kebutuhan anak dari usia empat sampai usia enam
tahun. Usia 4-6 tahun merupakan masa peka bagi anak, di mana anak mulai
sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak.
Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang
siap merespon stimulasi yang diberikan dari lingkungan sekitar anak. Masa ini
merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan
kemampuan fisik motorik, kognitif, bahasa sosial emosional, konsep diri, disiplin,
kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Oleh sebab itu dibutuhkan
kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak, agar pertumbuhan dan
perkembangan anak tercapai secara optimal.
Dari aspek pengembangan kemampuan anak usia dini diatas, maka peneliti
mengambil salah satu aspek yang akan dibahas disini adalah kemampuan fisik
motorik. Kemampuan motorik terbagi menjadi dua bagian, yaitu motorik kasar
dan motorik halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan
otot-otot besar yang meliputi gerak dasar lokomotor, nonlokomotor dan manipulatif.
Sedangkan motorik halus adalah kemampuan anak usia dini beraktivitas dengan
menggunakan otot-otot halus. Beberapa kegiatan yang berhubungan dengan
motorik halus anak misalnya menulis, menggambar, menggunting, melipat, kolase
dan lain sebagainya. Aspek perkembangan motorik sama pentingnya dengan
3
anak akan dapat membuat anak kurang percaya diri, bahkan menimbulkan konsep
diri negatif dalam kegiatan fisik dan bisa juga berpengaruh pada tahap
perkembangan selanjutnya.
Menurut peraturan menteri pendidikan nasional nomor 137 tahun 2014
anak usia 5-6 tahun anak mampu melakukan berbagai aktivitas motorik halus
yaitu menggambar sesuai gagasannya, meniru bentuk, melakukan eksplorasi
dengan berbagai media dan kegiatan, menggunakan alat tulis dengan benar,
menggunting sesuai dengan pola, mampu melipat kertas menjadi bentuk tertentu
dan mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail.
Kemampuan motorik halus anak sangat penting ditingkatkan karena
pengembangan motorik halus sangat berpengaruh dengan kehidupan anak
sehari-hari yang secara tidak langsung perkembangan motorik halus anak akan
menentukan keterampilan dalam bergerak misalnya; menyikat gigi,
mengancingkan baju, menyisir rambut, memakai sepatu sendiri dan lain
sebagainya. Pergerakan tersebut melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan
diawali oleh perkembangan otot-otot kecil seperti keterampilan menggunakan
jemari-jemari tangan dan pergelangan tangan yang luwes, dan melatih koordinasi
mata.
Berdasarkan observasi yang dilakukan dan dari beberapa portofolio anak
di TK An-Nizam Medan oleh peneliti pada waktu kegiatan pembelajaran pada
kelompok B sedang berlangsung, tingkat pencapaian perkembangan motorik halus
beberapa anak ada yang sudah memuaskan, sebagian anak sudah dapat mewarnai
dengan baik, anak mampu menempel dengan rapi, menggambar dengan rapi,
4
anak dengan tingkat pencapaian perkembangan motorik halusnya belum semua
memuaskan. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran anak kurang mampu
menggerakkan jari-jemarinya pada saat sedang mewarnai, menempel,
menggunting kertas, anak kurang mampu mengkoordinasiakan gerakan koordinasi
mata dan tangannya secara bersamaan saat kegiatan mengguting kertas, dan anak
kurang mampu dalam memegang benda dengan satu tangan pada saat memegang
botol air minum.
Kurang berkembangnya motorik halus anak diatas kemungkinan dapat
disebabkan karena pembelajaran belum dilaksanakan dalam konteks bermain
sehingga dalam prosesnya pembelajaran anak merasa bosan dan tidak bervariasi,
Guru jarang memberi kegiatan yang bersifat menstimulasi perkembangan motorik
halus. Ketika pembelajaran berlangsung anak lebih suka mengobrol dengan
temannya dari pada mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, guru biasanya
menggunakan papan tulis dan majalah anak sebagai media pembelajaran baik
untuk perkembangan kognitif, motorik, sosial-emosional, dan bahasa yang
dikaitkan dengan persiapan membaca dan menulis anak sehingga anak menjadi
cepat bosan dalam pembelajaran, media dan alat yang digunakan guru kurang
bervariasi, dan metode pembelajaran yang sering digunakan guru kurang variasi.
Kegiatan yang terlalu sering dilakukan membuat anak bosan dan pembelajaran
menjadi kurang menarik.
Melihat permasalahan itu maka perlu dicari berupa metode yang tepat
untuk mengembangkan keterampilan motorik halus anak sehingga anak tidak
bergantung kepada bantuan orang lain. Dengan memperhatikan permasalahan
5
perlu untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dengan menawarkan salah satu
kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan motorik halus
anak adalah metode pemberian tugas melalui kolase.
Metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang sengaja
diberikan kepada anak yang harus dilaksanakan dengan baik. Tugas ini diberikan
kepada anak untuk memberi kesempatan kepada mereka menyelesaikan tugas
yang didasarkan pada petunjuk langsung dari pendidik yang sudah dipersiapkan
sehingga anak dapat menjalani secara nyata dan melaksanakan dari awal sampai
tuntas. Tugas yang diberikan berkaitan dengan motorik halus anak misalnya
menggunting pola gambar, melipat kertas, menggambar, membuat kolase dan lain
sebagainya.
Metode pemberian tugas (resitas) sangat penting di dalam pengembangan
motorik halus anak. Melalui metode ini anak-anak harus menggunakan koordinasi
tangan dan mata dengan baik. Disamping itu, metode ini memberikan kesempatan
bagi anak untuk belajar dimana saja sesuai dengan materi dan tujuan
pembelajaran. Metode pemberian tugas (resitasi) ini dapat digunakan dalam
pembelajaran yang dilakukan secara individu maupun kelompok.
Menurut Moeslichatoen (2004:186) rancangan yang tepat dan proporsional
dalam pemberian tugas akan meningkatkan bagaimana cara belajar yang benar.
Dalam melaksanakan tugas, anak dibimbing untuk menyelesaikan tugas untuk
memperoleh penguatan, memperbaiki kesalahan belajar. Melalui pemberian tugas
anak semakin terampil mengerjakan, semakin lancar, semakin terarah ke
6
Pemberian tugas secara tepat dan dirancang secara seksama dapat
menghasilkan prestasi belajar optimal. Prestasi belajar yang optimal akan menjadi
landasan yang kuat dalam memasuki kegiatan belajar lebih lanjut, yang
merupakan peningkatan penguasaan yang sudah dimiliki. Pemberian tugas
memberikan pengalaman pada anak dalam mengerjakan tugas belajar sendiri.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut serta melihat
permasalahan di TKA Plus An-Nizam maka penulis ingin mengangkat
masalah-masalah tersebut ke dalam skripsi dengan judul: “Pengaruh metode pemberian
tugas terhadap keterampilan motorik halus anak kelompok B di TKA Plus
An-Nizam Medan Tahun Ajaran 2016/2017”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasikan permasalahan
kelompok B TKA Plus An-Nizam adalah sebagai berikut:
1. Kurang berkembangnya keterampilan motorik halus anak
2. Anak belum mampu melakukan gerakan koordinasi mata dan tangan
secara bersamaan
3. Media dan alat yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran kurang
bervariasi
4. Kurangnya stimulasi atau kegiatan dari guru yang bersifat fisik khususnya
7
1.3 Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan kemampuan peneliti, maka peneliti membatasi
permasalahan ini sebagai berikut:
“Penelitian ini terbatas pada pengaruh metode pemberian tugas terhadap
keterampilan motorik halus anak kelompok B TKA Plus An-Nizam Medan.”
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah
penelitian ke dalam rumusan pertanyaan untuk memudahkan proses penelitian,
yaitu: Apakah terdapat pengaruh metode pemberian tugas terhadap keterampialan
motorik halus anak kelompok B TKA Plus An-Nizam Medan?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, dapat dirumuskan tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode pemberian tugas
terhadap keterampilan motorik halus anak kelompok B di TKA Plus An-Nizam.
1.6 Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan
bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis :
A. Secara Teoritis
1. Hasil temuan penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pengembangan
8
pemberian tugas dengan pengembangan aspek keterampilan motorik halus
anak usia 5-6 tahun.
B. Secara Praktis
1. Orangtua
Untuk menyadari pentingnya melatih motorik halus anak. Agar
anak memiliki keterampilan motorik halus yang tinggi, baik dilingkungan
sosial dan pendidikan.
2. Guru
Untuk mengetahui dan meningkatkan pengetahuan tentang metode
pemberian tugas terhadap keterampilan motorik halus anak kelompok B
3. Peneliti sendiri
Untuk menambah wawasan peneliti, khususnya di bidang motorik
halus anak usia kelompok B dan untuk mengetahui upaya yang dilakukan
oleh guru dalam melatih motorik halus anak.
2. Peneliti Lain
Dapat digunakan sebagai referensi tentang pengaruh metode
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan:
1. Dari hasil observasi anak yang dibelajarkan dengan metode pemberian
tugas melalui kolase di kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata 2,64
tergolong dalam kategori Baik Sekali.
2. Dari hasil observasi anak yang dibelajarkan dengan metode demonstrasi di
kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata 2,0 tergolong kategori baik.
3. Hasil nilai observasi akhir kelas ekperimen (metode pemberian tugas) dan
hasil observasi kelas kontrol (metode demonstrasi) diperoleh thitung = 5,891
sedangkan ttabel = 0,798, maka ada pengaruh yang signifikan pada
penerapan metode pemberian tugas terhadap keterampilan motorik halus
anak usia 5-6 tahun di TKA Plus An-Nizam Medan T.A 2016/2017. Hal
ini terlihat dari meningkatnya aspek-aspek keterampilan motorik halus
anak diantaranya yaitu kemampuan anak dalam meniru bentuk, melakukan
eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan, menempel gambar dengan
62
5.2 SARAN
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas,
maka adapun saran yang dapat diberikan peneliti yaitu:
1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat memanfaatkan atau
menerapkan metode pemberian tugas dalam mengembangkan
keterampilan motorik halus anak.
2. Bagi sekolah/kepala sekolah sebagai bahan masukan dalam mengambil
kebijakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya dalam
penerapan metode pemberian tugas dalam keterampilan motorik halus
anak dan lebih mempersiapkan media ysng diperlukan untuk
melaksanakan pembelajaran dalam upaya meningkatkan keterampilan
motorik halus anak.
3. Bagi peneliti lain dapat sebagai masukan yang berkaitan dengan masalah
yang sama dan menambah pengetahuan serta memperluas wawasan
tentang pengaruh metode pemberian tugas terhadap keterampilan motorik
63
DAFTAR PUSTAKA
Daeng Sari, Dini P. 1996. Metode Mengajar di Taman Kanak-Kanak. Depdikbud
Dimyati dan Modjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Hidayat, Heri. 2003. Aktivitas Mengajar Anak TK. Bandung: Katarsis.
Hurlock, E.B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Husnida. 2015. Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini. Jakarta: Luxima Metro Media.
Indri, Iriani. 2016. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta Barat: Indeks.
M. Saleh Kaim. 1981. Kerajinan tangan. Jakarta: Depdiknas.
Moedjiono & Moh. Dimyati. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Moeslichatoen R. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Muharam E. 1992. Pendidikan Kesenian II Seni Rupa. Jakarta: Depdikbud.
Mulyana Sumantri & Johar Permana. 1998/1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.
Mursid. 2015. Belajar Dan Pembelajaran PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pamadhi, Hajar. 2014. Seni Keterampilan Anak. Universitas Terbuka: Jakarta.
Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana.
Siti Partini Suardiman. 2003. Metode Pengembangan Daya Pikir dan Daya Cipta untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Sugiyono. 2009. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
64
Sumanto. 2006. Pengembangan Kreatifitas Seni Rupa Anak Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Suyadi. 2010. Psikologi Belajar PAUD. Yogyakarta: Pedagogia.
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tim Bina Karya Guru. 2006. Seni budaya dan keterampilan untuk kelas 1 SD. Erlangga: Jakarta.