PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP SITUS
PENINGGALAN MEGALITIKUM DI KABUPATEN KERINCI,
PROVINSI JAMBI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
RAFIKA ARTHAULI PAKPAHAN 3123121044
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Rafika Arthauli Pakpahan. NIM : 3123121044.Persepsi Masyarakat Terhadap Situs Peninggalan Megalitikum di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.Jurusan Pendidikan Sejarah .Fakultas Ilmu Sosial.Universitas Negeri Medan 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja peninggalan Megalitikum yang ada di Kabupaten Kerinci, mengetahui persepsi masyarakat terhadap situs peninggalan Megalitikum dan upaya pelestarian terhadap peninggalan Megalitikum tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Lapangan (field Research) dengan pendekatan deskriftif kualitatif dan studi pustaka (Library Research) .dengan teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka, observasi secara langsung di Kabupaten Kerinci, wawancara dengan tokoh-tokoh adat dan masyarakat.. Dari penelitian diperoleh hasil bahwa peningalan-peninggalan Megalitikum antara lain Situs Batu Meriam yang terletak di desa Lempur Mudik, Kecamatan Gunung Raya, Situs Batu Gong yang terletak di desa Pondok, Kecamatan Bukit Kerman, Situs Batu Lukis di desa Muak Kecamatan Bukit Kerman, Situs Batu Patah terletak di desa Muak Kecamatan Bukit Kerman, dan Situs Batu Rajo terletak di desa Pulau Tengah Kecamatan Keliling Danau. Persepsi masyarakat terhadap situs Megalitikum terbagi menjadi dua kategori pertama kategori generasi yang berumur 70-an persepsi mereka terhadap situs Megalitikum hanya berupa mitos-mitos, dongeng-dongeng yang diceritakan secara turun temurun, sedangkan tentang keberadaan akan situs Megalitikum mereka kurang mengetahuinya. Kategori kedua adalah generesi yang berumur 30-60an persepsi mereka terhadap situs Megalitikum lebih mengarah ke jawaban yang lebih ilmiah yaitu pendirian dari situs Megalitikum erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat yang hidup di zaman itu yaitu kepercayaan yang bersifat Animisme. dan upaya pelestarian pemerintah terhadap
situs peninggalan Megalitikum yakni dengan berusaha melakukan
registrasi,membangun pagar situs, memberikan himbauan /larangan, dan mengangkat juru pelihara situs.
ii KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan rasa syukur
yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT karena atas Rahmat dan
hidayah-Nya merupakan anugerah tak terbayarkan bagi hambanya ini sehingga saat ini
masih diizinkan untuk mempersembahkan karya kecil ini untuk
menyelesaikan tugas akhir studi. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai
salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa guna
menyelesaikan perkuliahan sehingga dapat menyandang gelar sarjana. Dan
guna untuk memenuhi syarat tersebut , penulis membuat sebuah skripsi yang
berjudul “ PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP SITUS
PENINGGALAN MEGALITIKUM DI KABUPATEN KERINCI, PROVINSI JAMBI”.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan , baik dari segi tata bahasa, penulisan, dan bentuk penyajiannya.
Hal ini disebabkan karena penulis masih berada di tahap pembelajaran.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
tangan pembaca agar menjadi lebih baik di karya-karya berikutnya .
Disamping itu, penulis menyadari banyak rekan-rekan dan pihak-pihak yang
membantu penulis mulai dari awal penelitian sampai penyusunan hasil
penelitian sehingga dapat diselesaikan menjadi sebuah skripsi.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
iii
1. Teristimewa kepada Papa dan Mama tercinta, Bapak Maskut Pakpahan
dan Ibu Agusnawati yang telah berjuang membesarkan ananda , dan selalu
mengutamakan pendidikan anak-anaknya. Semoga Ananda kelak mampu
mengukir senyum bangga di wajah Papa dan Mama.
2. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof.Dr. Syawal Gultom, M.Pd
beserta stafnya.
3. Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Ibu Dra.Nurmala Berutu beserta jajaran
pegawai fakultas.
4. Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah, Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si dan
Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah, Bapak Syahrul Nizar M.Hum,M.A
yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam urusan
akademik.
5. Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Dr. Phil Ichwan Azhari, MS. atas
segala kata-kata bijaknya, dan kesabaran beliau yang tidak pernah ada kata
bosan dalam membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik.
6. Dosen Pembimbing Akademik, Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si
atas segala bimbingan nya selama ini sehingga penulis dapat menjalani
studi akademiknya dengan baik.
7. Dosen Penguji , Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si , Bapak Drs.
Yushar Tanjung, M.Si serta Bapak Pristi Suhendro Lukitoyo, S.Hum, M.Si
atas arahan dan kritikan yang turut serta dalam menyempurnakan
iv
8. Kepala Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan beserta
stafnya yang telah membantu dan memberikan data selama meneliti.
9. Adik-adik tersayang Eygu Priatma Pakpahan, Bunga Gusasnami
Pakpahan, Riang Kurniawan Pakpahan, serta Zulmi Ikhwan Pakpahan.
10.Sahabat- Sahabat Penulis, Kartina, Peristiwani, Nur Fadilah, Bincar, Edi
yang telah banyak memberikan dukungan penuh kepada penulis selama di
bangku perkuliahan.
11.Kelas Reguler B 2012 Pendidikan Sejarah, Ulfa, Siti, Rahmat, Metha
,Nensy, Ira, Rani dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
terima kasih telah mewarnai penulis di bangku kuliah.
12.PPLT SMA Negeri 2 Kisaran , Mada, Daeng, Manti, Mei, Nindy, Isna,
Nirwani, Mila, Mastina, Relasi, Nisa, Icha ,Fida, Fika, Dewi , Riza, Kak
Mely, Kak christin, bang Mike, bang Topik. terima kasih telah menjadi
saudara dan sahabat yang saling mendukung.
Akhirnya, skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik berkat doa, dukungan
dan bantuan dari semua pihak termasuk yang tidak dapat dituliskan satu
persatu .Mohon maaf apabila terdapat ketidaksempurnaan dalam skripsi
ini.
Medan, Agustus 2016
Penulis
Rafika Arthauli Pakpahan
vi
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka ... 7
2.2 Kajian Teori ... 9
2.2.1 Teori Persepsi ... 9
2.3 Kerangka Konseptual 2.3.1 Konsep Persepsi Masyarakat ... 11
2.3.2 Konsep Situs ... 13
2.3.4 Konsep Megalitikum ... 14
2.4 Kerangka Berfikir ... 16
vii
4.1.1 Keadaan Geografis... 23
4.1.2 Iklim ... 25
4.1.3 Keadaan Penduduk... 26
4.1.4 Agama... 28
4.2 Situs-Situs Megalitikun di Kabupaten Kerinci ... 29
4.2.1 Situs Batu Meriam ... 30
4.2.2 Situs Batu Gong ... 32
4.2.3 Situs Batu Berelief (Batu Berlukis) ... 35
4.2.4 Situs Batu Patah ... 38
4.2.5 Situs Batu Rajo ... 40
4.3 Persepsi Masyarakat terhadap Peninggalan Situs Megalitikum 4.3.1 Situs Batu Meriam ... 42
4.3.2 Situs Batu Gong ... 46
4.3.3 Situs Batu Berelief( Batu Lukis)... 50
4.3.4 Situs Batu Patah ... 52
viii
4.4 Upaya Pelestarian Peninggalan Megalitikum di Kabupaten Kerinci ... 58
4.4.1 Usaha- yang dilakukan oleh Pemerintah dalam melestarikan situs-situs megalitikum ... 62
4.4.2 Usaha- yang dilakukan oleh Masyarakat dalam melestarikan situs-situs megalitikum ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 69
5.2 Saran ... . 70
DAFTAR PUSTAKA... 71
ix DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Luas Wilayah berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Kerinci ... 24
Tabel 4.2 Jarak antara Ibukota Kabupaten kerinci dengan ibukota kecamatan.... 25
Tabel 4.3 Kepadatan penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Kerinci tahun
2014... 27
Tabel 4.4 Jumlah tempat ibadah menurut Jenisnya dam Kecamatan di Kabupaten
x DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Pedoman Wawancara... .... i
Lampiran 2 Daftar Informan... i
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitan ... i
Lampiran 4 Peta Lokasi Penelitian... i
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Wilayah Kerinci secara administratif merupakan salah satu
Kabupaten di Provinsi Jambi, wilayahnya mencakup daerah di sepanjang
aliran sungai Batang Merangin, mulai dari daerah hulu di kaki Gunung
Kerinci sampai ke muaranya daerah disekitar hulu Sungai Batang Tembesi.
Wilayah ini merupakan daerah pegunungan Bukit Barisan yang permukaan
wilayahnya bergelombang, bergunung dan berbukit, terdiri atas dataran
tinggi dan dataran rendah.
Kondisi topografi alamiah tersebut menyebabkan Kerinci
dikelompokkan atas dua bagian wilayah, yang disebut dengan Kerinci
Tinggi dan Kerinci Rendah. wilayah Kerinci Tinggi merupakan
daerah-daerah yang berada pada bagian barat Bukit Barisan yang sekarang telah
menjadi Kabupaten Kerinci , Kecamatan Muara Siau dan Jangkat. kedua
Kecamatan yang disebutkan termasuk dalam wilayah Kabupaten Merangin.
sedangkan Wilayah Kerinci Rendah adalah daerah-daerah yang letaknya
lebih rendah dari wilayah barat dan berada pada bagian timur Bukit Barisan
yang sekarang berada daerah Kabupaten Merangin yaitu Kecamatan Sungai
Manau , Pemenang dan Tabir.
Dari sisi arkeologis dan historis , dataran tinggi Kerinci menyimpan
2 sejarah dan kebudayaan Kerinci pada khususnya dan nasional pada
umumnya. jejak-jejak tersebut dapat dilihat dari temuan kepurbakalaan dari
periode praaksara, masa islam dan ketika masuknya kolonialisasi.
peninggalan masa praaksara dapat dilihat dari temuan batu-batu besar dari
masa dan tradisi Megalitik.
Megalitik merupakan budaya yang universal karena jejaknya
ditemukan di berbagai tempat di dunia seperti Eropa, Asia, Afrika bahkan
hingga pulau-pulau kecil seperti Polinesia. Di Indonesia budaya megalitik
tersebar dari Sabang sampai Merauke dengan berbagai jenis tinggalan,
antara lain Punden Berundak, Menhir, Dolmen, Sarkofagus, Peti kubur batu,
Batu dakon, Lumpang batu . “Dari sebagian besar anak bangsa, yang lahir di
kepulauan yang diberi nama Indonesia ini jarang yang berminat pada
fenomena budaya spesifik seperti megalitik. padahal, megalitik pernah
menjadi fenomena yang universal dan global yang bisa menunjukkan
bagaimana nenek moyang kita dahulu menyebar, berjaringan dan
membangun kehidupan (Sonjaya, Jajang A 2008).
Peninggalan Megalitikum yang ditemukan di Kerinci umumnya
sejenis menhir yang keadaan menhir ini cukup unik dan belum pernah
ditemukan di daerah lain di Indonesia, biasanya disetiap survei ditemukan
fenomena dimana disatu situs bisa terdapat beberapa Megalitikum tapi di
Kerinci disetiap lokasi hanya ada satu . batu ini berbentuk silinder (silindrik)
3 Dari beberapa daerah yang berada di Kabupaten Kerinci, tersebar
peningalan-peningalan Megalitikum, hal ini menjadi petunjuk bahwa tradisi
Megalitik pernah hidup di Kerinci. meskipun di Kerinci terdapat beberapa
batu Megalitikum , aktivitas atau praktik-praktik kebudayaan yang terkait
dengan pembuatan dan penggunaan Megalitikum sudah tidak ada lagi.
Batu-batu Megalitikum di sekitar perkampungan sudah tidak digunakan lagi
untuk aktivitas keseharian ataupun religi. Sekarang batu –batu besar tersebut
hanya menjadi sebuah monumen tentang kehidupan masyarakat pada masa
lampau.
Persepsi masyarakat terhadap situs peninggalan Megalitikum
merupakan hal penting dalam upaya menanamkan kesadaran untuk ikut
berpartisipasi secara aktif dalam menjaga kelestarian peninggalan
Megalitikum. tetapi masyarakat terlihat cenderung tidak peduli pada
peninggalan Megalitikum tersebut bahkan banyak masyarakat yang tidak
mengetahui bahwa daerahnya merupakan salah satu tempat bersejarah.
kurangnya pengetahuan masyarakat akan sejarah di daerahnya membuat
mereka cenderung mengaanggap bahwa peninggalan-peninggalan
Megalitikum bukanlah hal yang penting bahkan sebagian masyarakat
menanggap peninggalan Megalitikum hanyalah batu-batu tua yang tidak
berarti apa-apa.
Makna positif dari persepsi mereka tentang peninggalan Megalitikum
akan memberikan motivasi untuk menyemarakkan upaya pelestarian
4 peninggalan Megalitikum negatif maka upaya pelestarian akan menemui
hambatan. Perbedaan pandangan ini berawal dari perbedaan persepsi dan
perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi itu sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan dengan
judul “ Persepsi Masyarakat Terhadap Situs Peninggalan Megalitikum
di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi”. 1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat mengklasifikasi
berbagai masalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi situs –situs Megalitikum di Kabupaten Kerinci
2. Kondisi situs Megalitikum di Kabupaten Kerinci
3. Persepsi masyarakat terhadap situs peninggalan Megalitikum di
Kabupaten Kerinci
4. Upaya yang dilakukan masyarakat dan pemerintah dalam melestarikan
situs Megalitikum di Kabupaten Kerinci
1.3Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang dibahas tidak mengembang dan tepat
kesasaran untuk itu peneliti membahas masalah tentang “Persepsi
Masyarakat Terhadap Situs Peninggalan Megalitikum di Kabupaten
5 1.4Rumusan Masalah
Beradasarkan identifikasi masalah di atas yang menjadi rumusan
masalah peneliti adalah :
1. Apa saja situs-situs Megalitikum yang berada di Kabupaten Kerinci ?
2. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap situs peninggalan
Megalitikum di Kabupaten Kerinci?
3. Bagaimana upaya yang dilakukan masayarakat dan pemerintah dalam
melestarikan situs Megalitikum di Kabupaten Kerinci ?
1.5Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan peneliti adalah :
1. Untuk mengetahui situs-situs Megalitikum yang berada di Kabupaten
Kerinci .
2. Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap situs peninggalan
Megalitikum di Kabupaten Kerinci .
3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan masyarakat dan pemerintah
dalam melestarikan situs Megalitikum di Kabupaten Kerinci?
1.6Manfaat Penelitian
Berdasarkan adanya tujuan di atas, maka adapun manfaat yang ingin
diperoleh sesudah melakukan penelitian ini adalah :
1. Untuk menambah dan memperluas pengetahuan peneliti tentang
situs-situs Megalitikum yang berada di Kabupaten Kerinci.
2. Untuk membuka kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap situs
6
3. Untuk memberi informasi bagi pembaca tentang persepsi masyarakat
terhadap situs peninggalan Megalitikum di Kabupaten Kerinci.
4. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk referensi bahan
perbandingan terhadap hasil penelitian yang telah ada maupun
digunakan bagi peneliti lain sebagai bahan rujukan
5. Sebagai bahan masukan bagi Lembaga Pendidikan khususnya jurusan
69 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan maka dapat lah diambi kesimpulan
1. Situs-situs Megalitikum yang ada di Kabupaten Kerinci umumnya
berbentuk Menhir dan disetiap lokasi hanya ditemukan satu batu dengan
posisi mendatar. adapun peninggalan Megalitikum yang ada di Kabupaten
Kerinci yaitu Batu Meriam, Batu Gong, Batu Patah, Batu Lukis, dan Batu
Rajo yang memiliki bentuk menyerupai dolmen( Meja Batu).
2. Situs-situs Megalitikum yang ada Kabupaten Kerinci umumnya
menghadap ke arah Gunung yang ada di Kerinci. Hal ini menandakan
bahwa bangunan Megalitik didirikan sebagai tempat media pemujaan,
lambang kekuasaan, dan merupakan simbolis bagi masyarakat pada masa
itu.
3. Persepsi masyarakat terhadap situs Megalitikum terbagi menjadi dua
kategori pertama kategori generasi yang berumur 70-an persepsi mereka
terhadap situs Megalitikum hanya berupa mitos-mitos, dongeng-dongeng
yang diceritakan secara turun temurun, sedangkan tentang keberadaan
akan situs Megalitikum mereka kurang mengetahuinya. Kategori kedua
adalah generesi yang berumur 30-60an persepsi mereka terhadap situs
Megalitikum lebih mengarah kejawaban yang lebih ilmiah yaitu pendirian
dari situs Megalitikum erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat
70
4. Partisipasi masyarakat dalam pelestarian peningalan-peninggalan
Megalitikum masih kurang. Kendala yang ada lebih banyak dikarenakan
masyarakat tidak mengerti arti penting dari suatu peninggalan sejarah
adalah peninggalan warisan dan karya leluhur yang perlu dilestarikan
keberadaannya, sehingga memberikan kesan bahwa masyarakat bersikap
apatis terhadap benda dan peninggalan sejarah purbakala.
5. Usaha yang dilakukan pemerintah dalam melestarikan
peningalan-peninggalan situs Megalitikum diantaranya melakukan registrasi,
membangun pagar situs, memberi Himbauan/ Larangan, dan mengangkat
juru pelihara situs.
5.2Saran
1. Dengan adanya peninggalan –peningalan Megalitikum di Kabupaten
Kerinci hendaknya masyarakat kerinci dapat mengetahui dan memahami
lebih lanjut mengenai sejarah kebudayaan Kerinci pada masa lampau.
2. Generasi saat ini sebagai ahli waris dari peninggalan-peninggalan
Megalitikum tersebut bertugas untuk menjaga dan melestarikan, hal ini
dimaksud agar kedepannya anak cucu kita sebagai generasi yang akan
datang masih menikmati peninggalan-peninggalan dari nenek moyang.
3. Perlu adanya koordinasi yang lebih baik antara BPCB, sebagai instansi
yang bertugas melakukan pengawasan dan pemindahan terhadap
peninggalan sejarah dan purbakala dengan PEMDA maupun pihak
kepolisian setempat, dalam upaya mengamankan benda-benda purbakala
71
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta
: Rineka Cipta
Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi, 2011, Survey Tinggalan
Purbakala di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Jambi :
BP3Jambi
Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi, 2009,Laporan Kegiatan Studi
Teknis Konservasi Situs-situs Megalitik di Kabupaten Kerinci. Jambi :
BP3 Jambi
BPS Kerinci, 2015, Kerinci Dalam Anngka.
Bonatz, Dominik. 2015, 4000 Tahun Jejak Permukiman Manusia Sumatera,
Medan : Unimed Press.
Depdikbud. 2008, Metode Penelitian Arkeologi, Jakarta: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Arkeologi Nasional.
Fakultas Ilmu Sosial, Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah, Medan : Unimed
Gottschalk,Louis. 2008,Mengerti Sejarah, Jakarta :Universitas Indonesia.
Ismawati, Esti. 2012, Ilmu Sosial Budaya Dasar, Yogyakarta : Ombak.
Koentjaraningrat. 2009, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta.
Muhyadi. 2012, Dinamika Organisasi Konsep dan Aplikasinya Dalam Interaksi
Sosial, Yogyakarta : Ombak
Nuryahman,dkk. 2013, Situs Makam Selaparang di Lombok Timur, Yogyakarta :
Ombak.
Prasetyo, dkk . 2004, Religi Pada Masyarakat Prasejarah di Indonesia, Jakarta:
72
Rorckelein, Jon E. Kamus Psikologi Teori, Hukum,dan Konsep, Jakarta : Kencana
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002, Psikologi Sosial, Jakarta : Balai Pustaka
Sjamsudin, Helius. 2007.Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak.
Sonjaya, Jajang. 2008, Melacak Batu Menguak Mitos, Yogyakarta : Kanisius.
Soekmono.1973,Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1, Yogyakarta :
Kanisius.
Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi Jambi, 1991, Laporan
Peninjauan Situs-Situs Kepurbakalaan di Kabupaten Kerinci Provinsi
Jambi. Jambi : Suaka peninggalan sejarah dan Purbakala Jambi
Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi Jambi, 1994, Laporan Hasil
Peninjauan Situs-Situs di Kabupaten Kerinci Jambi : Suaka peninggalan
sejarah dan Purbakala Jambi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar
Budaya. Jakarta : Presiden Republik Indonesia.
Wiradnyana,Ketut. 2010, Legitimasi Kekuasaan Pada Budaya Nias. Yogyakarta: