• Tidak ada hasil yang ditemukan

SITUS PENINGGALAN KOLONIAL BELANDA DI KABUPATEN BUNGO SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SITUS PENINGGALAN KOLONIAL BELANDA DI KABUPATEN BUNGO SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH SKRIPSI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

SITUS PENINGGALAN KOLONIAL BELANDA DI KABUPATEN BUNGO SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Jambi Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Dila Wedyanida Futrie (A1A215009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI 2019

(2)
(3)

v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PENGESAHAN ... ii ABSTRAK ... iii KATA PENGANTAR ... iv DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Konteks Penelitian ... 1 1.2 Fokus Penelitian ... 6 1.3 Rumusan Masalah ... 6 1.4 Tujuan Penelitian ... 7 1.5 Manfaat Penelitian ... 7 1.5.1 Manfaat Teoretis ... 7 1.5.2 Manfaat Praktis ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

2.1 Situs Peninggalan Kolonial Belanda di Kabupaten Bungo Sebagai Sumber Belajar Sejarah ... 8

2.1.1 Situs Peninggalan Kolonial Belanda di Kabupaten Bungo ... 8

2.1.2 Sumber Belajar ... 13

2.1.2.1 Klasifikasi Sumber Belajar ... 16

2.1.2.2 Ciri-ciri Sumber Belajar ... 17

2.2 Pembelajaran Sejarah ... 18

2.2.1 Pengertian Pembelajaran ... 19

2.2.2 Pengertian Sejarah ... 20

2.2.2.1 Tujuan Pembelajaran Sejarah ... 21

2.2.2.2 Karakteristik Pembelajaran Sejarah ... 23

2.3 Hasil Penelitian Relevan ... 25

(4)

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

3.1.1 Tempat Penelitian ... 29

3.1.2 Waktu Penelitian ... 29

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 30

3.3 Data dan Sumber Data ... 30

3.3.1 Informan ... 31

3.3.2 Tempat ... 31

3.3.3 Arsip dan Dokumen ... 32

3.4 Prosedur Penelitian ... 32

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.5.1 Observasi/Pengamatan... 34

3.5.2 Wawancara ... 34

3.5.3 Dokumentasi ... 34

3.6 Teknik Uji Validitas Data ... 35

3.7 Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 40

4.1.1 Geografi Kabupaten Bungo ... 40

4.1.2 Kabupaten Bungo Masa Pendudukan Belanda ... 41

4.1.2.1 Keadaan Politik Masa Pendudukan Belanda ... 41

4.1.2.2 Keadaan Ekonomi Masa Pendudukan Belanda ... 44

4.1.2.3 Keadaan Sosial Masa Pendudukan Belanda ... 46

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 48

4.2.1 Situs Peninggalan Belanda di Kabupaten Bungo ... 48

4.2.2 Pemanfaatan Situs Peninggalan Kolonial Belanda Sebagai Sumber Belajar Sejarah ... 61

4.2.3 Kendala Guru Dalam Memanfaatkan Situs Peninggalan Kolonial Belanda Sebagai Sumber Belajar Sejarah ... 68

4.3 Pembahasan ... 72

4.3.1 Situs Peninggalan Belanda di Kabupaten Bungo ... 72

4.3.2 Pemanfaatan situs Peninggalan Kolonial Belanda Sebagai Sumber Belajar Sejarah ... 73

4.3.3 Implementasi Situs Peninggalan Kolonial Belanda Sebagai Sumber Belajar Sejarah ... 75

4.3.4 Kendala Guru Dalam Memanfaatkan Situs Peninggalan Belanda Sebagai Sumber Belajar Sejarah ... 76

(5)

vii

4.3.5 Upaya Guru Dalam Mengatasi Kendala Pemanfaatan Situs Kolonial

Belanda Sebagai Sumber Belajar Sejarah ... 80

BAB V PENUTUP ... 82

5.1 Kesimpulan ... 82

5.2 Saran ... 83

(6)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jembatan Bt. Oeleh di Dusun Pedukun, Kecamatan Tanah Tumbuh ... 3

Gambar 2.1 Kantor Marga Peninggalan Belanda ... 11

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 28

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kabupaten Bungo ... 29

Gambar 4.1 Kantor Marga ... 50

Gambar 4.2 Jembatan Bt. Oeleh ... 52

Gambar 4.3 Dam Semagi ... 53

Gambar 4.4 Kantor Percetakan Uang di Pulau Pekan ... 54

Gambar 4.5 Kantor Percetakan URIPS di Rantau Ikil ... 55

Gambar 4.6 Kantor Percetakan Uang di Tanjung Belit ... 56

Gambar 4.7 Pembangunan Jalan Sungai Bengkal-Bungo ... 57

Gambar 4.8 Kantor Rio Pasak Kancing ... 59

Gambar 4.9 Pasar Muaro Buat ... 59

Gambar 4.10 Pasar Rantau Pandan ... 60

(7)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Pertanyaan ... 87

Lampiran 2 Pedoman Observasi Wawancara ... 89

Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 96

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian ... 101

Lampiran 5 Dokumentasi Wawancara ... 106

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 30

(8)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Konteks Penelitian

Jambi adalah sebuah Provinsi Indonesia yang terletak di Pesisir Timur di bagian tengah Pulau Sumatera. Jambi adalah satu dari tiga provinsi di Indonesia yang ibukotanya bernama sama dengan nama provinsinya yaitu Jambi. Provinsi Jambi memilik 9 Kabupaten dan 2 Kota Madya, yang salah satunya adalah Kabupaten Bungo yang merupakan kabupaten terluar dari provinsi Jambi yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Barat.

Kabupaten Bungo beribukota di Muara Bungo. Sebelumnya merupakan pemekaran dari Kabupaten Bungo-Tebo. Kabupaten ini memiliki kekayaan alam yang melimpah di antaranya sektor perkebunan yang ditopang oleh karet dan kelapa sawit dan sektor pertambangan ditopang oleh batubara. Selain itu Kabupaten Bungo juga kaya akan emas yang tersebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten Bungo. Kekayaan ini menjadi dasar Belanda menduduki wilayah Kabupaten Bungo, sehingga setelah kemerdekaan tersisa banyak situs peninggalan Kolonial Belanda.

Kota Jambi masa kolonial Belanda memiliki kedudukan sebagai Kotapraja (een stadgemeente) dan menjadi ibukota Keresidenan Jambi. Pada pembagian pemerintah Keresidenan Jambi 1913, kota Jambi selain menjadi ibukota keresidenan juga menjadi ibukota afdeeling Jambi. Keresidenan Jambi pada tahun 1913 dibagi menjadi 7 afdeeling yaitu salah satunya adalah Afdeeling Muara Bungo dibawah seorang Kontrolir dengan ibukota kota Muara Bungo. Afdeeling Muara Bungo inilah

(9)

11

yang menjadi tempat pihak Belanda membentuk Koloni mereka hingga awal kedatangan Jepang (Anonim, 2008 :48).

Sebelumnya, wilayah kabupaten Bungo pada masa pemerintahan Kolonial Belanda dahulu termasuk dalam wilayah bekas Onder Afdeeling Muara Bungo. Di samping itu bahwa penduduk yang mendiami bekas Onder Afdeeling Muara Bungo menyebut dirinya Orang Bathin. Menurut A.M Thaha Aib, RH anggota lembaga adat provinsi Jambi dalam makalahnya menyebutkan orang Bathin itu adalah penduduk asli yang berasal dari melayu tua yang mendiami anak-anak sungai Batanghari (Anonim, 2004 : 1).

Pada mulanya bekas Onder Afdeeling ini hanya tediri dari beberapa daerah Bathin, seperti Batin Batang Tebo, Batin Jujuhan, Batin Batang Bungo, Batin Pelapat Senamat, Batin III Ilir, Batin II, Batin V, Batin III Ulu, Batin Tanah Sepenggal. Setelah Belanda memantapkan penjajahan pemerintahannya, bekas Onder Afdeeling ini dibagi menjadi delapan Marga. Daerah Sumatera termasuk juga Kabupaten Bungo memiliki banyak sumber daya alam selain jenis tanah yang subur untuk wilayah perkebunan. Kebijakan yang dilakukan oleh pihak Kolonial Belanda terhadap rakyat di wilayah Kabupaten Bungo adalah mengadakan pembatasan produksi (teh dan karet) dan juga pihak Koloni Belanda membuat kebijakan pajak dan cukai ekspor yang tinggi. Kebijakan pajak dan cukai ini dilakukan karena pada tahun 1930-1942 pihak Hindia-Belanda sedang gencar membangun jembatan, jalan, bangunan perairan, gedung Volkschool, poliklinik atau rumah sakit, dan selain untuk pembangunan pendapatan pajak dan cukai juga dipakai untuk kepentingan pihak Koloni Belanda sendiri (Sukardi, 2016 :126).

(10)

12

Kabupaten Bungo yang pernah diduduki oleh pemerintah Belanda meninggalkan banyak situs peninggalan sejarah yang di antaranya adalah bangunan-bangunan berupa rumah, kantor administrasi, kantor marga, jembatan, jalan, dan bendungan, yang sayangnya karena ketidakpedulian pemerintah dan masyarakat setempat banyak situs peninggalan Koloni Belanda ini dirubuhkan dan diganti dengan bangunan baru seperti sekolah dan puskesmas. Di antara peninggalan Kolonial Belanda ini salah satunya adalah jembatan di desa Pedukun, Kecamatan Tanah Tumbuh yang dibangun pada tahun 1940 dan diberi nama Bt. Oeleh. Wujud dari jembatan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini

Gambar 1.1

Jembatan Bt. Oeleh di Dusun Pedukun Kec. Tanah Tumbuh Sumber : Dokumen Pribadi, Dila Wedyanida Futrie (2019)

Tidak banyak informasi yang diketahui mengenai situs peninggalan Belanda ini karena memang belum adanya pihak yang menggali ataupun mencari tahu mengenai peninggalan-peninggalan yang ditinggalkan oleh para Kampeni Belanda, seperti kantor administrasi yang ada bahkan sebelum dicari tahu asal-usul, kegunaan, dan tahun berapa dibangun justru sudah terlebih dahulu dihancurkan sebagian untuk dibangun sekolah, dan senjata berupa meriam yang berada di desa Rantau Pandan

(11)

13

tidak tahu kenapa bisa berada disana, dan pada tahun berapa meriam itu sudah berada di desa Rantau Pandan, dan koin-koin yang ditemukan berangka tahun 1880-1908 yang membuktikan bahwa Belanda benar-benar pernah masuk ke wilayah Kabupaten Bungo. Selanjutnya peninggalan Kolonial Belanda berupa kantor marga di desa Rantau Pandan yang didirikan oleh Belanda sebagai tempat penyangga Pasirah, rumah-rumah tempat para Koloni Belanda bermukim dapat juga dilihat di daerah Pasar Muaro Bungo yang sekarang ditinggali oleh para pedagang emas.

Situs berhubungan dengan tempat dan area atau wilayah. Menurut William Haviland (dalam Warsito 2012: 25) menyarakan situs merupakan tempat ditemukan peninggalan-peninggalan arkeologi di kediaman makhluk manusia pada zaman dahulu, situs biasanya ditentukan berdasarkan survey suatu daerah. Situs peninggalan Kolonial Belanda di Kabupaten Bungo ini bisa dijadikan sebagai sumber belajar sejarah. Menurut Sudjana dan Rivai dalam (Nirwana, 2005:116) menyatakan bahwa sumber belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajar. Jadi dapat disimpulkan sumber belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam beajar khususnya peserta didik.

Menurut Sardiman dalam (Rohani, 2010:186) menyatakan segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan/memudahkan terjadinya proses belajar disebut sebagai sumber belajar. Segala hal yang bisa mendatangkan manfaat dan mendukung individu untuk berubah ke arah yang lebih positif dapat disebut sumber belajar. Bahkan proses/aktivitas pengajaran itu sendiri dapat disebut sebagai sumber belajar.

(12)

14

Sumber belajar sejarah pada masa sekarang ini masih berkutat pada buku-buku paket serta LKS dalam pembelajaran di kelas, serta pelaksanaannya proses belajar dan mengajarnya hanya berlangsung didalam kelas tanpa melibatkan lingkungan peserta didik sehingga proses pembelajaran sejarah ini terasa kurang bermakna.

Pemanfaatan Situs Peninggalan Kolonial Belanda di Kabupaten Bungo sebagai sumber belajar sejarah menjadi pilihan untuk dijadikan judul penelitian dengan pertimbangan. Pertama pengetahuan guru sejarah kurang memadai mengenai Peninggalan Kolonial Belanda di Kabupaten Bungo. Kedua belum ada program kunjungan ke tempat bersejarah di Kabupaten Bungo bagi peserta didik. Ketiga dari aspek kemudahan data yang dapat diperoleh dari peninggalan-peninggalan sejarah seperti perkantoran, rumah, kantor pos, kantor marga, jembatan, jalan, bendungan dan sebagainya. Keempat pihak pemerintah setempat kurang memberikan informasi dan mempublikasikan mengenai peninggalan sejarah kolonial Belanda di Kabupaten Bungo kepada masyarakat dan sekolah yang menyebabkan kurang diketahui. Kelima peninggalan sejarah Kolonial Belanda di Kabupaten Bungo mengandung unsur pendidikan dan ilmu pengetahuan juga berfungsi sebagai pusat studi warisan budaya bangsa. Keenam apresiasi guru dan siswa yang rendah dalam memanfaatkan peninggalan sejarah kolonial Belanda di Kabupaten Bungo sebagai sumber belajar.

Berdasarkan uraian diatas penulis terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul Situs Peninggalan Kolonial Belanda di Kabupaten Bungo sebagai Sumber Belajar Sejarah.

(13)

15

1.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi studi kualitatif sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana yang relevan dan mana yang tidak relevan (Meolong, 2010). Pembatasan dalam penelitian kualitatif ini lebih didasarkan pada tingkat kepentingan dari masalah yang dihadapi dalam penelitian. Penelitian ini difokuskan pada “Situs Peninggalan Kolonial Belanda di Kabuapaten Bungo Sebagai Sumber Belajar Sejarah” yang objek utamanya merupakan situs-situs peninggalan Kolonial Belanda di wilayah Kabupaten Bungo.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka perlu adanya suatu rumusan masalah yang akan memberikan arah pada langkah penelitian. Adapun rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1) Apa saja situs-situs peninggalan Kolonial Belanda yang terdapat di Kabupaten

Bungo

2) Bagaimana Situs-situs peninggalan Kolonial Belanda di Kabupaten Bungo yang dapat dijadikan sumber belajar sejarah

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui situs-situs peninggalan Kolonial Belanda di Kabupaten Bungo.

2) Untuk mengetahui situs-situs peninggalan Belanda Kolonial di Kabupaten Bungo yang dapat dijadikan sumber belajar sejarah

(14)

16

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.

1.5.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah referensi tentang Situs Peninggalan Kolonial Belanda di Kabapaten Bungo dalam pembelajaran sejarah kedepannya, serta hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan inovasi baru terhadap proses pembelajaran sejarah yang lebih efektif.

1.5.2 Manfaat Praktis, yakni sebagai berikut :

1) Peneliti, sebagai penambah ilmu pengetahuan, dan sebagai sarana latihan dalam melakukan penelitian dan penulisan karya ilmiah.

2) Siswa, menambah wawasan siswa tentang Peninggalan Sejarah di daerah mereka sendiri dan dapat dijadikan sumber belajar sejarah.

3) Guru, sebagai ilmu pengetahuan untuk dijadikan sumber belajar sejarah agar pembelajaran sejarah menjadi lebih menarik.

(15)

82 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Situs peninggalan Kolonial Belanda yang ada di Kabupaten Bungo merupakan aset daerah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah agar pembelajaran menjadi lebih menarik, inovatif dan bervariasi. Banyak keuntungan yang didapat guru maupun peserta didik. Bagi guru akan menambah wawasan dan ide untuk berinovasi dalam pembelajaran yang akan diselenggarakan. Sedangkan bagi peserta didik, dengan adanya situs peninggalan kolonial Belanda mereka akan dapat berkembang sesuai dengan kemampuan mereka. Kendala dalam pemanfaatan situs peninggalan Kolonial Belanda di Kabupaten Bungo sebagai sumber belajar sejaah yang dilakukan guru SMA di Kabupaten Bungo, mulai dari aspek waktu, jarak, dana, perizinan, dan kelayakan dari peninggalan kolonial Belanda tersebut yang kurang terawat

Situs peninggalan Kolonial Belanda ini minim dimanfaatkan karena beberapa kendala, antara lain kendala jarak yang jauh untuk mengakses situs-situs peninggalan Kolonial Belanda tersebut, kendala waktu yang diperlukan melebihi waktu pembelajaran sejarah yang ditentukan, kendala berupa izin dari pihak sekolah maupun dari pihak petinggi-petinggi desa di wilayah Kabupaten Bungo, kendala dana, kendala situs yang dirasa tidak layak dijadikan sumber belajar. Namun kendala ini seharusnya tidak menjadi halangan dalam memanfaatkan situs peninggalan Kolonial Belanda sebagai sumber belajar sejarah.

(16)

83

5.2 Saran

1. Bagi guru, diharapkan lebih maksimal dalam pemanfaatan situs peninggalan kolonial Belanda di Kabupaten Bungo sebagai sumber belajar sejarah sehingga baik dalam proses maupun hasilnya dapat tercapai dengan maksimal, serta dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran sejarah yang lebih inovatif dengan membawa peserta didik langsung ke situs peninggalan Kolonial Belanda yang ada di Bungo ataupun memberikan gambar dan video yang diambil langsung oleh guru di situs-situs tersebut dan ditampilkan di kelas.

2. Bagi sekolah, diharapkan lebih mendukung lagi pelaksanaan pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan situs peninggalan kolonial Belanda di Kabupaten Bungo sebagai sumber belajar sejarah agar keefektifan yang diharapkan tercapai.

3. Bagi siswa, diharapkan lebih fokus dan serius dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan situs peninggalan kolonial Belanda di Kabupaten Bungo sebgagai sumber belajar sejarah

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Situs dan Peninggalan Sejarah di Kecamatan Silima Pungga-pungga, Sidikalang dan Sumbul Kabupaten Dairi, selanjutnya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam mengenai Situs Peninggalan Sejarah Kesultanan Serdang yang terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai serta melihat

Pemanfaatan situs sejarah di lingkungan sekolah sebagai sumber belajar sejarah di MA Almaarif Singosari memiliki hasil yang baik seperti yang sudah diteliti oleh peneliti bahwa siswa

Dengan demikian, yang dimaksud dengan “Sejarah Perekonomian Kota Palembang: Masa Kolonial Belanda tahun 1825-1942 M, dalam penelitian ini adalah bahwa kajian ini membahas

Penggunaan situs sejarah di Ternate sebagai sumber belajar dalam mata kuliah Kajian Peninggalan Sejarah di Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP Kie Raha sangat

Peninggalan sejarah tersebut merupakan sumber belajar yang dapat memudahkan siswa memahami materi pembelajaran sejarah yang telah disampaikan oleh guru pada proses belajar mengajar

Hasil penelitian ini bahwa ada beberapa peninggalan kolonial Belanda di Banda Aceh yaitu: Kerkof dan Museum Aceh (sudah menjadi sebagai objek wisata), Bank BI,

Tujuan artikel ini untuk mengetahui sejarah industri gula kolonial pabrik gula Pundong tahun 1875-1943 serta faktor yang melatarbelakangi situs sisa peninggalan Suikerfabriek Poendoeng