Lampiran
Hasil Perhitungan Gini Ratio 21 Kecamatan di Kota Medan
Pendapatan Qi %Qi+Qi-1 Pi %Pi-Pi-1 (%Pi-Pi-1)(%Qi+Qi-1)
1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000
1.000.000 2,255758093 0,022557581 10 0,1 0,002255758
1.500.000 1.500.000
1.500.000 5,975158108 0,082309162 20 0,1 0,008230916
2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000
2.000.000 11,12991018 0,171050683 30 0,1 0,017105068
2.500.000 17,13612196 0,282660321 40 0,1 0,028266032 2.500.000
3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000
3.000.000 24,59186983 0,417279918 50 0,1 0,041727992
3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.100.000 3.200.000 3.200.000 3.200.000 3.200.000 3.200.000 3.200.000 3.300.000 3.300.000 3.400.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000
3.500.000 32,89109889 0,574829687 60 0,1 0,057482969
4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000
4.000.000 43,13802637 0,760291253 70 0,1 0,076029125
4.825.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000
5.000.000 55,54841139 0,986864378 80 0,1 0,098686438
6.500.000 6.500.000 6.500.000 6.500.000 6.500.000 6.500.000 6.500.000 6.500.000 6.500.000 6.850.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000
7.000.000 71,16259084 1,267110022 90 0,1 0,126711002
10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 11.000.000 11.000.000 12.000.000 12.000.000 12.500.000 13.000.000 13.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 16.000.000 16.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 20.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000 28.000.000
30.000.000 100 1,711625908 100 0,1 0,171162591
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kota Medan. 2010. PDRB Kota Medan tahun 2011. BPS Kota Medan. Medan.
Caska dan R.M, Riadi. 2008. “Pertumbuhan dan Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Antar Daerah di Provinsi Riau”. Jurnal Industri dan Perkotaan. Volume 12 Nomor 21. Hal 1629.
Firman Achmad dan Linda Herlina. 2003.Analisis Kemiskinan dan Ketimpangan Distribusi Pendapatan pada Peternak Sapi Perah.Jurnal.Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor. Bandung.
Hariadi Pramono, Arintoko, Icuk Rangga Bawono. .Analisis Ketimpangan Distribusi Pendapatan Banyumas Jawa Tengah.Jurnal.Fakultas Ekonomi Pembangunan. Purwokerto.
Hasyim, Hasman. 2012. Analisis Tingkat Ketimpangan Pendapatan Dan Kemiskinan Petani Padi (Studi Kasus: Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang). Jurnal Fakultas Pertanian USU.
Husaini, Fahmi. 2015.Analisis Ketimpangan Distribusi Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Kecamatan Medan Deli .
Mahyadi, Ahmad. 2004. Ekonomi Pembangunan & Analisis Data Empiris.Lembaga Penerbit Ghalia Indonesia.Bojongkerta.
Manik, Fitri R. 2009. Analisis Ketimpangan Pembangunan Antara Kota Medan dengan Kabupaten Simalungun. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Sanusi, Bachrawi. 2004. Pengantar Ekonomi Pembangunan.Penerbit PT Rineka Cipta. Jakarta.
Saputra, Ludrio. 2015.Analisis Kesenjangan Distribusi Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Medan Belawan.
Sinulingga, Sukaria. 2011. Metode Penelitian. Medan: USU Press.
Tambunan, Tulus, TH. 2001, Transformasi Ekonomi di Indonesia: Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: Salemba Empat.
Todaro, MP. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga (Diterjemahkan oleh Haris Munandar). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Todaro, M. P. dan Smith, Stephen C. 2006. Pembangunan Ekonomi. Erlangga : Jakarta.
T.Makmur, dkk (2011) mengenai Ketimpangan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Masyarakat Desa di Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ialah
suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik,
faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek atau populasi
tertentu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.
Metode survei pada umumnya menggunakan instrumen kuisioner (quesionnaire) yang diisi oleh para responden dari objek penelitian yang ditetapkan dengan
metode tertentu (Sinulingga, 2011).
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Medan.
3.3 Definisi Operasional
a. Pendapatan rumah tangga adalah pendapatan bersih yang diterima dari hasil
pengurangan antara pendapatan dari golongan pekerjaan atau pendapatan
kotor dikurangi dengan pengeluaran rumah tangga.
b. Pengeluaran rumah tangga adalah besarnya biaya yang dikeluarkan oleh
rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, mulai dari pangan,
3.4 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala kategori (category scale). Skala ini digunakan untuk mendapatkan jawaban tunggal dari multiple item atas
jawaban yang tersedia bagi responden untuk dipilih sesuai dengan keadaannya
(Sinulingga, 2011).Pada penelitian ini, setiap responden diharuskan memilih salah
satu dari beberapa kategori jawaban yang ada sesuai keadaan yang terjadi.
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh rumah tangga di Kota
Medan. Penentuan sampel dilakukan secara stratified random samplingatau dengan membagi ke dalam sub populasi (strata), karena mempunyai arti yang
signifikan terhadap tujuan penelitian. Setiap stratum dipilih sampel melalui proses
Tabel 3.1
Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan Di Kota Medan
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan
Jumlah Sampel (n) = �
1+��2
= 502735
1+502735 .0,01
= 99,98
= 100 sampel
3.6 Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat atau dikumpulkan oleh peneliti
dengan cara langsung dari sumbernya. Cara yang bisa digunakan peneliti
Kecamatan Rumah Tangga
Medan Tuntungan 19.673
Medan Johor 29.687
Medan Amplas 27.498
Medan Denai 32.220
Medan Area 22.176
Medan Kota 17.523
Medan Maimun 9.395
Medan Polonia 12.475
Medan Baru 10.968
Medan Selayang 27.440
Medan Sunggal 26.897
Medan Halvetia 32.952
Medan Petisah 15.562
Medan Barat 16.864
Medan Timur 25.870
Medan Perjuangan 22.972
Medan Tembung 30.760
Medan Deli 40.054
Medan Labuhan 25.634
Medan Marelan 34.423
Medan Belawan 21.692
untuk mencari data primer yaitu observasi, diskusi terfokus, wawancara serta
penyebaran kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS),
buku literatur, internet, jurnal, serta bacaan lain yang berhubungan dengan
penelitian yang digunakan sebagai data penunjang.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu :
1. Kuisioner
Kuisioner adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan cara
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula
oleh responden.
2. Studi Kepustakaan
Teknik studi kepustakaan merupakan cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data dan informasi melalui berbagai literatur yang
berhubungan dengan penelitian ini. Data dan informasi dapat diperoleh
melalui buku-buku, internet, jurnal, tesis dan sebagainya.
3.8 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk menganalisis distribusi rumah tangga
berdasarkan kelas pendapatan dengan melihat hasil tabulasi dari penelitian
2. Koefisien Gini (Gini Ratio)
Analisis yang digunakan adalah metode Koefisien Gini (Gini Ratio), terutama untuk menghitung tingkat ketimpangan pendapatan. Rumus angka Gini Ratio adalah sebagai berikut:
� = 1− �(��− ��−1)(��+��−1) 10.000
�
�=1
dengan:
G = Gini Ratio
Pi = Persentase rumah tangga pada kelas pendapatan ke-i Pi-1 = Persentase rumah tangga pada kelas pendapatan ke-i-1 Qi = Persentase kumulatif pendapatan sampai dengan kelas ke-i Qi-1 = Persentase kumulatif pendapatan sampai dengan kelas ke-i-1 K = Banyaknya kelas pendapatan
Kategori tingkat ketimpangan berdasarkan nilai dari koefisien Gini (Gini Ratio) dibagi kedalam tiga kriteria sebagaimana tertera pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2
Indikator Ketimpangan Gini Ratio
Sumber: Diadaptasi dari Widodo (1990) 3. Kurva Lorenz
Gambaran pendapatan masyarakat secara visual digambarkan dalam kurva
Lorenz. Koefisien Gini bernilai antara 0 sampai dengan 1 yang merupakan
rasio antara luas area kurva Lorenz dengan garis kemerataan sempurna.
Koefisien Gini yang rendah mengindikasikan bahwa distribusi pendapatan
semakin merata dan sebaliknya.
Nilai Gini Ratio Tingkat Ketimpangan
< 0,30 Rendah
0,31 – 0,40 Sedang
Gambar 3.1 Contoh Kurva Lorenz
4. Kriteria Bank Dunia
Berdasarkan kriteria bank dunia ketimpangan distribusi pendapatan diukur
dengan menghitung persentase jumlah pendapatan masyarakat dari kelompok
yang berpendapatan rendah dibandingkan dengan dengan total pendapatan
penduduk.
Tabel 3.3
Indikator Ketimpangan Menurut Bank Dunia (World Bank)
Klasifikasi Distribusi Pendapatan
Ketimpangan Tinggi 40% penduduk berpendapatan rendah menerima < 12% dari total pendapatan Ketimpangan Sedang 40 % penduduk berpendapatan rendah
menerima 12% –17% dari total pendapatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Keadaan Geografis
Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari
keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan
kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan
jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3°
30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi
kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5
meter di atas permukaan laut. Kota Medan beriklim tropis dengan 2 (dua) musim
yaitu musim hujan dan musim kemarau. Temperatur udara rata-rata selama 1
(satu) tahun adalah 22.9°C - 32.8°C dengan kelembaban antara 82-84% dan Curah
hujan 176,08-203,5 mm/tahun.Secara administratif, batas wilayah Medan adalah
sebagai berikut:
1. Sebelah utara : berbatasan langsung dengan Selat Malaka
2. Sebelah timur : berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang
3. Sebelah selatan : berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang
4. Sebelah barat : berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang
Kecamatan Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan antara lainKecamatan
Tuntungan, Kecamatan Selayang, Kecamatan Johor, Kecamatan Amplas,
Kecamatan Denai, Kecamatan Tembung, Kecamatan Kota, Kecamatan Area,
Kecamatan Helvetia, Kecamatan Barat, Kecamatan Petisah, Kecamatan Timur,
Kecamatan Perjuangan, Kecamatan Deli, Kecamatan Labuhan, Kecamatan
Marelan, Kecamatan Belawan. Berikut perincian luas wilayah masing-masing
kecamatan :
Tabel 4.1
Luas Wilayah Per Kecamatan di Kota Medan
No. Kecamatan Luas (Km²) % thd Luas
1 Kecamatan Tuntungan 20.68 7.80
2 Kecamatan Selayang 12.81 4.83
3 Kecamatan Johor 14.58 5.50
4 Kecamatan Amplas 11.19 4.22
5 Kecamatan Denai 9.05 3.41
6 Kecamatan Tembung 7.99 3.01
7 Kecamatan Kota 5.27 1.99
8 Kecamatan Area 5.52 2.08
9 Kecamatan Baru 5.84 2.20
10 Kecamatan Polonia 9.01 3.40
11 Kecamatan Maimun 2.98 1.13
12 Kecamatan Sunggal 15.41 5.43
13 Kecamatan Helvetia 13.61 4.97
14 Kecamatan Barat 5.33 2.01
15 Kecamatan Petisah 6.62 2.57
16 Kecamatan Timur 7.76 2.93
17 Kecamatan Perjuangan 4.09 1.54
18 Kecamatan Deli 20.84 7.86
19 Kecamatan Labuhan 36.67 13.83
20 Kecamatan Marelan 23.82 8.99
21 Kecamatan Belawan 26.25 9.90
Jumlah 265.10 100.00
Sumber : Badan Pusat Statistik
Dari 21 Kecamatan di Kota Medan, Kecamatan Labuhan memiliki luas
wilayah yg terluas yaitu 36.67 km² dengan persentase sebesar 13,83% terhadap
luas kota, sedangkan KecamatanMaimun mempunyai luas terkecil yakni 2,98 km²
4.1.2 Keadaan Demografi
Keadaan demografi di suatu wilayah dapat dilihat dari jumlah penduduk di
wilayah tersebut. Berikut data jumlah penduduk di Kota Medan pada tahun
2012-2013 :
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kota Medan
Sumber : Badan Pusat Statistik
Berdasarkan data yang di keluarkan BPS pada tahun 2012, Kota
Medandihuni oleh 2.122.804 penduduk yang terdiri dari 1.047.875 jiwa penduduk
laki-laki dan 1.074.929 jiwa penduduk perempuan dansex ratio sebesar 97,48%. Pada tahun 2013 jumlah penduduk di Kota Medan sebesar 2.135.516 jiwa
penduduk yang terdiri dari 1.053.393 jiwa penduduk laki-laki dan 1.082.123 jiwa
penduduk perempuan dan sex ratio sebesar 97,35%. Pada tahun 2014 jumlah penduduk di Kota Medan sebesar 2.191.140 jiwa penduduk yang terdiri dari
1.081.797jiwa penduduk laki-laki dan 1.109.343 jiwa penduduk perempuan dan
sex rationya sebesar 97,52.
Tahun Penduduk Sex Ratio
Laki-laki Perempuan Total
2012 1.047.875 1.074.929 2.122.804 97,48
2013 1.053.393 1.082.123 2.135.516 97,35
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Produktif di Kota Medan
Sumber : Badan Pusat Statistik
Berdasarkan kelompok umur, jumlah usia produktif di Kota Medan untuk
tahun 2012 sebesar 2.122.804 jiwa yang terdiri dari 1.483.840 jiwa penduduk
produktif dan 638.694 jiwa penduduk perempuan dengan tingkat dependency ratiosebesar 0,43%. Pada tahun 2013 jumlah penduduk sebesar 2.135.516 jiwa yang terdiri dari 1.492.916 jiwa penduduk usia produktif dan 642.600 jiwa
penduduk usia non produktif. Pada tahun 2014 jumlah penduduk sebesar
2.191.140 jiwa yang terdiri dari 1.475.146 jiwa penduduk pada usia produktif dan
715.994 jiwa penduduk usia non produktif.
4.1.3 Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi di suatu wilayah dapat ditinjau dari laju pertumbuhan
ekonomi. Adapun laju pertumbuhan ekonomi di Kota Medan Tahun 2011 - 2014
dapat diuraikan pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Laju Pertumbuhan PDRB di Kota Medan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011-2014
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan
Kecamatan Penduduk Dependency
Ratio
Produktif Non Produktif Total
2012 1.483.840 638.694 2.122.804 0,43%
2013 1.492.916 642.600 2.135.516 0,46%
2014 1.475.146 715.994 2.191.140 0,43%
Tahun Pertumbuhan PDRB
2011 7,79
2012 7,66
2013 5,36
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pertumbuhan PDRB atas dasar harga
konstan di Kota Medan menurun setiap tahunnya dengan angka pertumbuhan
tertinggi pada tahun 2011 dengan angka pertumbuhan 7,79%. Angka
pertumbuhan terkecil terjadi di tahun 2013 sebesar 5,36%.
4.2 Analisis Data
Adapun dalam penelitian ini untuk melihat bagaimana koefisien Gini (Gini Ratio), kurva Lorenz dan menurut Kriteria Bank Dunia pada masing – masing kecamatan Kota Medan.
Koefisien Gini (Gini Ratio) berkisar antara 0 (pemerataan sempurna) hingga 1 (ketimpangan sempurna). Distribsui pendapatan akan semakin merata
jika koefisien Gini mendekati 0 dan sebaliknya jika nilai koefisien Gini mendekati 1 maka distribusi pendapatan akan semakin tidak merata atau semakin timpang.
Kriteria klasifikasi penggunaan koefisien Gini menurut H.T. Oshima dalam Suseno (1990:120) adalah sebagai berikut:
a. Bila koefisien Gini lebih kecil dari 0,30 maka distribusi ketimpangan rendah b. Bila koefisien Gini berkisar antara 0,31 – 0,40 maka kondisi ketimpangan
sedang
c. Bila koefisien Gini lebih besar dari 0,40 maka kondisi ketimpangan tinggi. Gini Ratio menggunakan Kurva Lorenz sebagai penunjang dalam estimasi. Kurva Lorenz menghubungkan antara jumlah persentase kumulatif penduduk
dengan pendapatan yang diterima oleh penduduk. Jumlah dari persentase
kumulatif penduduk dan pendapatan diurutkan dari nilai yang terendah sampai
Pada kurva Lorenz distribusi pendapatan itu merata apabila 10% penduduk
memperoleh 10% dari total pendapatan dan seterusnya. Jika distrbusi pendapatan
merata, maka jumlah persentase penduduk akan sama dengan persentase yang
mereka terima. Pada kurva Lorenz keadaan seperti ini digambarkan sebagai garis
diagonal dari sudut sebelah kiri ke sudut atas sebelah kanan bujursangkar tersebut
(garis dengan sudut 45º). Pada keadaan ini Gini Ratio sama dengan nol, sebaliknya apabila distribusi pendapatan tidak merata maka kurva Lorenz akan
menyimpang dari garis diagonal atau dengan perkataan lain semakin jauh kurva
Lorenz dari garis diagonal maka semakin besar tingkat ketimpangan pendapatan
pada daerah itu.
Pada penelitian ini selain menggunakan metode perhitungan dengan
koefisien Gini, peneliti juga menggunakan kriteria tingkat ketimpangan yang ditetapkan Bank Dunia. Tingkat ketimpangan dengan kriteria Bank Dunia diukur
dengan menghitung persentase kumulatif pendapatan dari 40% masyarakat sampel
yang berpendapatan terendah, kemudian membandingkannya dengan persentase
kumulatif total pendapatan masyarakat sampel.
4.2.1 Analisis Kecamatan di Kota Medan
Adapun koefisien Gini (Gini atio), kurva Lorenz dan menurut Kriteria
1. Kecamatan Medan Tuntungan
Untuk melihat nilai Koefisien Gini Ratio Kecamatan Medan Tuntungan dari
[image:40.595.114.518.217.759.2]50 responden sebagai berikut:
Tabel 4.5
Angka Gini Kecamatan Medan Tuntungan
Pendapatan �� %��+��−1 �� %�� -��−1 (%�� -��−1)(%��+��−1)
800,000 2.9440311 0.029440311 10 0.1 0.002944031
800,000 950,000 1,000,000 1,000,000
1,000,000 6.8262698 0.097703009 20 0.1 0.009770301
1,000,000 1,000,000 1,500,000 1,500,000
1,500,000 12.455516 0.192817858 30 0.1 0.019281786
1,500,000 1,700,000 2,000,000 2,000,000
2,000,000 19.572954 0.320284698 40 0.1 0.03202847
2,000,000 2,000,000 2,500,000 2,500,000
2,500,000 28.631511 0.482044646 50 0.1 0.048204465
2,500,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000
3,000,000 38.337108 0.669686186 60 0.1 0.066968619
3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000
3,000,000 49.013264 0.87350372 70 0.1 0.087350372
3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000
3,500,000 61.177612 1.101908767 80 0.1 0.110190877
3,500,000 3,800,000 4,000,000 4,000,000
4,000,000 74.118408 1.35296021 90 0.1 0.137709686
4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000
5,000,000 100 1.741184083 100 0.1 0.174118408
5,000,000 5,000,000 10,000,000 15,000,000
Maka Gini Ratio = 1 - 0,686153348
= 0,313846652
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gini Ratio, diperoleh
nilai sebesar 0,314 untuk Kecamatan Medan Tuntungan.
Berdasarkan kriteria H.T. Oshin menunjukkan bahwa Kecamatan Medan
Tuntungan termasuk kedalam kelompok ketimpangan sedang.
Sumber: Data Primer (Diolah)
Gambar 4.6
Kurva Lorenz Kecamatan Medan Tuntungan
Kurva Lorenz di atas memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara
persentase kumulatif masyarakat sampel dengan persentase kumulatif pendapatan
yang diterima masyarakat sampel. Dari kurva Lorenz dapat diketahui bahwa
sekitar 20% dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah
hanya menerima 6,82% dari keseluruhan total pendapatan masyarakat.
Selanjutnya 40% dari jumlah masyarakat sampel yang juga memiliki pendapatan
terendah menerima 19,57% bagian dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. 0 2,94
6,8312,45 19,57
28,63 38,34
49,01 61,18
74,12 100
0 20 40 60 80 100 120
0 20 40 60 80 100 120
%P
E
NDAP
AT
AN
%PENDUDUK
Garis Pemerataan
Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan
Medan Tuntungan maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif
pendapatan yang diterima oleh kelompok 40% masyarakat berpendapatan
terendah. Dimana pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai total
pendapatan sekitar 19,57% dari total pendapatan secara keseluruhan atau sebesar
[image:42.595.117.513.325.548.2]Rp. 30.250.000.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 4.7
Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kecamatan Medan Tuntungan Perjuangan Berdasarkan Kriteria Bank Dunia
No.
Kelompok
Masyarakat Sampel
Jumlah Kumulatif Masyarakat
Jumlah Kumulatif Pendapatan
Persentase Kumulatif Pendapatan
(%) (Jiwa) (Rupiah) (%)
1 40% Berpendapatan
Terendah 20 30,250,000 19.57%
2 40% Berpendapatan
Menengah 20 64,300,000 41.60%
3 20% Berpendapatan
Tertinggi 10 60,000,000 38.82%
Jumlah 50 154,550,000 100.00%
12% Dari Jumlah Pendapatan 18,546,000
17% Dari Jumlah Pendapatan 26,273,500
Sumber : Data Primer (Diolah)
Jika mengacu pada indikator ketimpangan menurut Bank Dunia, maka
dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di
Kecamatan Medan Tuntungan termasuk dalam kategori ketimpangan rendah
karena kelompok 40% masyarakat sampel berpendapatan terendah menguasai
lebih dari 17% jumlah keseluruhan pendapatan masyarakat sampel di Kecamatan
2. Kecamatan Medan Selayang
Untuk melihat nilai Koefisien Gini Ratio Kecamatan Medan Selayang dari
[image:43.595.116.519.228.758.2]50 responden sebagai berikut:
Tabel 4.8
Angka Gini Kecamatan Medan Selayang
Pendapatan �� %��+��−1 �� %�� -��−1 (%�� -��−1)(%��+��−1)
700,000 2.67463 0.0267463 10 0.1 0.00267463
800,000 950,000 1,200,000 1,500,000
1,700,000 7.8680862 0.105427162 20 0.1 0.01054216
1,800,000 2,000,000 2,000,000 2,500,000
2,500,000 14.515710 0.223837964 30 0.1 0.022383796
2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,800,000
3,000,000 22.305895 0.368216048 40 0.1 0.036821605
3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000
3,000,000 30.096079 0.524019735 50 0.1 0.052401974
3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000
3,000,000 37.226694 0.673227733 60 0.1 0.067322773
3,200,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000
3,500,000 47.198130 0.844248247 70 0.1 0.084424825
3,700,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000
4,000,000 60.545313 1.077434433 80 0.1 0.107743443
4,200,000 5,600,000 6,000,000 6,000,000
6,000,000 77.164373 1.377096858 90 0.1 0.137709686
6,000,000 6,000,000 7,000,000 7,000,000
7,000,000 98.45754 1.756219164 100 0.1 0.175621916
Maka Gini Ratio = 1 - 0,697647364
= 0,302352636
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gini Ratio, diperoleh
nilai sebesar 0,302 untuk Kecamatan Medan Selayang.
Berdasarkan kriteria H.T. Oshin menunjukkan bahwa Kecamatan Medan
Selayang termasuk kedalam kelompok ketimpangan rendah.
[image:44.595.113.514.273.520.2]Sumber: Data Primer (Diolah)
Gambar 4.9
Kurva Lorenz Kecamatan Medan Selayang
Kurva Lorenz di atas memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara
persentase kumulatif masyarakat sampel dengan persentase kumulatif pendapatan
yang diterima masyarakat sampel. Dari kurva Lorenz dapat diketahui bahwa
sekitar 20% dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah
hanya menerima 7,87% dari keseluruhan total pendapatan masyarakat.
Selanjutnya 40% dari jumlah masyarakat sampel yang juga memiliki pendapatan
terendah menerima 22,30% bagian dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. 0 2,67
7,87 14,51
22,30 30,10
37,23 47,20
60,54 77,16
100
0 20 40 60 80 100 120
0 20 40 60 80 100 120
%P
E
NDAP
AT
AN
%PENDUDUK
Garis Pemerataan
Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan
Medan Selayang maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif
pendapatan yang diterima oleh kelompok 40% masyarakat berpendapatan
terendah. Dimana pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai total
pendapatan sekitar 22,30% dari total pendapatan secara keseluruhan atau sebesar
Rp. 42.950.000.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 4.10
Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kecamatan Medan Selayang Berdasarkan Kriteria Bank Dunia
No.
Kelompok
Masyarakat Sampel
Jumlah Kumulatif Masyarakat
Jumlah Kumulatif Pendapatan
Persentase Kumulatif Pendapatan
(%) (Jiwa) (Rupiah) (%)
1 40% Berpendapatan
Terendah 20 42,950,000 22.30%
2 40% Berpendapatan
Menengah 20 76,600,000 39.78%
3 20% Berpendapatan
Tertinggi 10 73,000,000 37.91%
Jumlah 50 192,550,000 100.00%
12% Dari Jumlah Pendapatan 23,106,,000
17% Dari Jumlah Pendapatan 32,733,500
Sumber : Data Primer (Diolah)
Jika mengacu pada indikator ketimpangan menurut Bank Dunia, maka
dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di
Kecamatan Medan Selayang termasuk dalam kategori ketimpangan rendah karena
kelompok 40% masyarakat sampel berpendapatan terendah menguasai lebih dari
17% jumlah keseluruhan pendapatan masyarakat sampel di Kecamatan Medan
3. Kecamatan Medan Johor
Untuk melihat nilai Koefisien Gini Ratio Kecamatan Medan Johor dari 50
responden sebagai berikut:
Tabel 4.11
Angka Gini Kecamatan Medan Johor
Pendapatan �� %��+��−1 �� %�� -��−1 (%�� -��−1)(%��+��−1)
700,000 3.2544378 0.032544379 10 0.1 0.003254438
1,000,000 1,200,000 1,300,000 1,300,000
1,500,000 7.6923077 0.109467456 20 0.1 0.010946746
1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000
1,800,000 13.491124 0.21183432 30 0.1 0.021183432
2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000
2,400,000 20.828402 0.343195266 40 0.1 0.034319527
2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000
2,500,000 29.408284 0.502366864 50 0.1 0.050236686
3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000
3,000,000 38.875739 0.682840237 60 0.1 0.068284024
3,000,000 3,000,000 3,500,000 3,500,000
3,500,000 50 0.888757396 70 0.1 0.08887574
3,500,000 3,800,000 4,000,000 4,000,000
4,000,000 62.426035 1.124260355 80 0.1 0.112426036
4,000,000 4,000,000 4,000,000 5,000,000
5,000,000 77.218935 1.396449704 90 0.1 0.13964497
5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000
5,500,000 100 1.772189349 100 0.1 0.177218935
6,000,000 6,000,000 10,000,000 10,000,000
Maka Gini Ratio = 1 - 0,706390533
= 0,293609467
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gini Ratio, diperoleh
nilai sebesar 0,294 untuk Kecamatan Medan Johor.
Berdasarkan kriteria H.T. Oshin menunjukkan bahwa Kecamatan Medan
Johor termasuk kedalam kelompok ketimpangan rendah.
Sumber: Data Primer (Diolah)
Gambar 4.12
Kurva Lorenz Kecamatan Medan Johor
Kurva Lorenz di atas memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara
persentase kumulatif masyarakat sampel dengan persentase kumulatif pendapatan
yang diterima masyarakat sampel. Dari kurva Lorenz dapat diketahui bahwa
sekitar 20% dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah
hanya menerima 7,69% dari keseluruhan total pendapatan masyarakat.
Selanjutnya 40% dari jumlah masyarakat sampel yang juga memiliki pendapatan
terendah menerima 20,83% bagian dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. 0 3,25
7,6913,49 20,83
29,41 38,87
50 62,43
77,22 100
0 20 40 60 80 100 120
0 20 40 60 80 100 120
%P
E
NDAP
AT
AN
%PENDUDUK
Garis Pemerataan
Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan
Medan Johor maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif pendapatan
yang diterima oleh kelompok 40% masyarakat berpendapatan terendah. Dimana
pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai total pendapatan sekitar 20,83%
dari total pendapatan secara keseluruhan atau sebesar Rp. 35.200.000.Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 4.13
Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kecamatan Medan Johor Berdasarkan Kriteria Bank Dunia
No.
Kelompok
Masyarakat Sampel
Jumlah Kumulatif Masyarakat
Jumlah Kumulatif Pendapatan
Persentase Kumulatif Pendapatan
(%) (Jiwa) (Rupiah) (%)
1 40% Berpendapatan
Terendah 20 35,200,000 20.83%
2 40% Berpendapatan
Menengah 20 70,300,000 41.60%
3 20% Berpendapatan
Tertinggi 10 63,500,000 37.57%
Jumlah 50 169,000,000 100.00%
12% Dari Jumlah Pendapatan 20,280,000
17% Dari Jumlah Pendapatan 28,730,000
Sumber : Data Primer (Diolah)
Jika mengacu pada indikator ketimpangan menurut Bank Dunia, maka
dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di
Kecamatan Medan Johor termasuk dalam kategori ketimpangan rendah karena
kelompok 40% masyarakat sampel berpendapatan terendah menguasai lebih dari
17% jumlah keseluruhan pendapatan masyarakat sampel di Kecamatan Medan
4. Kecamatan Medan Amplas
Untuk melihat nilai Koefisien Gini Ratio Kecamatan Medan Amplas dari 50
[image:49.595.116.519.228.758.2]responden sebagai berikut:
Tabel 4.14
Angka Gini Kecamatan Medan Amplas
Pendapatan �� %��+��−1 �� %�� -��−1 (%�� -��−1)(%��+��−1)
1,000,000 4.0523691 0.040523691 10 0.1 0.004052369
1,000,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000
1,500,000 9.6009975 0.136533666 20 0.1 0.013653367
1,800,000 1,800,000 1,800,000 2,000,000
2,000,000 16.147132 0.257481297 30 0.1 0.02574813
2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,500,000
2,500,000 23.940149 0.400872818 40 0.1 0.040087282
2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000
2,500,000 32.668329 0.566084788 50 0.1 0.056608479
2,500,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000
3,000,000 42.019950 0.746882793 60 0.1 0.074688279
3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000
3,000,000 51.371571 0.933915212 70 0.1 0.093391521
3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000
3,500,000 63.216958 1.145885287 80 0.1 0.114588529
3,500,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000
4,000,000 77.867830 1.41084788 90 0.1 0.141084788
4,000,000 4,500,000 5,000,000 6,000,000
6,000,000 100 1.778678304 100 0.1 0.17786783
Maka Gini Ratio = 1 – 0,741770574
= 0,258229426
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gini Ratio, diperoleh
nilai sebesar 0,258 untuk Kecamatan Medan Amplas.
Berdasarkan kriteria H.T. Oshin menunjukkan bahwa Kecamatan Medan
Amplas termasuk kedalam kelompok ketimpangan rendah.
Sumber: Data Primer (Diolah)
Gambar 4.15
Kurva Lorenz Kecamatan Medan Amplas
Kurva Lorenz di atas memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara
persentase kumulatif masyarakat sampel dengan persentase kumulatif pendapatan
yang diterima masyarakat sampel. Dari kurva Lorenz dapat diketahui bahwa
sekitar 20% dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah
hanya menerima 9,60% dari keseluruhan total pendapatan masyarakat.Selanjutnya
40% dari jumlah masyarakat sampel yang juga memiliki pendapatan terendah
menerima 23,94% bagian dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. 0 4,05
9,60 16,15
23,94 32,67
42,02 51,37
63,22 77,87
100
0 20 40 60 80 100 120
0 20 40 60 80 100 120
%
P
E
NDAP
AT
AN
%PENDUDUK
Garis Pemerataan
Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan
Medan Amplas maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif
pendapatan yang diterima oleh kelompok 40% masyarakat berpendapatan
terendah. Dimana pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai total
pendapatan sekitar 23,94% dari total pendapatan secara keseluruhan atau sebesar
Rp. 38.400.000.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 4.16
Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kecamatan Medan Amplas Berdasarkan Kriteria Bank Dunia
No.
Kelompok
Masyarakat Sampel
Jumlah Kumulatif Masyarakat
Jumlah Kumulatif Pendapatan
Persentase Kumulatif Pendapatan
(%) (Jiwa) (Rupiah) (%)
1 40% Berpendapatan
Terendah 20 38,400,000 23.94%
2 40% Berpendapatan
Menengah 20 63,000,000 39.28%
3 20% Berpendapatan
Tertinggi 10 59,000,000 36.78%
Jumlah 50 160,400,000 100.00%
12% Dari Jumlah Pendapatan 19,248,000
17% Dari Jumlah Pendapatan 27,268,000
Sumber : Data Primer (Diolah)
Jika mengacu pada indikator ketimpangan menurut Bank Dunia, maka
dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di
Kecamatan Medan Amplas termasuk dalam kategori ketimpangan rendah karena
kelompok 40% masyarakat sampel berpendapatan terendah menguasai lebih dari
17% jumlah keseluruhan pendapatan masyarakat sampel di Kecamatan Medan
5. Kecamatan Medan Denai
Untuk melihat nilai Koefisien Gini Ratio Kecamatan Medan Denai dari 50
responden sebagai berikut:
Tabel 4.17
Angka Gini Kecamatan Medan Denai
Pendapatan �� %��+��−1 �� %�� -��−1 (%�� -��−1)(%��+��−1)
400,000 2.1549512 0.021549513 10 0.1 0.002154951
800,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000
1,000,000 5.1821447 0.073370959 20 0.1 0.007337096
1,000,000 1,200,000
1,200,000
1,500,000
1,500,000 9.7998974 0.149820421 30 0.1 0.014982042
1,500,000
1,500,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000 15.443817 0.252437147 40 0.1 0.025243715
2,000,000
2,000,000
2,500,000
2,500,000
2,500,000 21.857363 0.373011801 50 0.1 0.03730118
2,500,000
2,500,000
2,500,000
2,500,000
2,500,000 29.29075 0.511544382 60 0.1 0.051154438
3,000,000
3,000,000 3,000,000 3,000,000
3,000,000 37.660339 0.669574141 70 0.1 0.066957414
3,000,000
3,300,000
3,500,000
3,500,000
3,500,000 47.922011 0.855823499 80 0.1 0.08558235
3,500,000
4,000,000
4,000,000
5,000,000
5,500,000 64.084146 1.12006157 90 0.1 0.112006157
5,500,000
6,500,000
7,000,000
7,000,000
7,000,000 100 1.640841457 100 0.1 0.164084146
10,000,000
10,000,000
15,000,000
28,000,000
Maka Gini Ratio = 1 – 0,566803489
= 0, 433196511
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gini Ratio, diperoleh
nilai sebesar 0,433 untuk Kecamatan Medan Denai.
Berdasarkan kriteria H.T. Oshin menunjukkan bahwa Kecamatan Medan
Deni termasuk kedalam kelompok ketimpangan tinggi.
Sumber: Data Primer (Diolah)
Gambar 4.18
Kurva Lorenz Kecamatan Medan Denai
Kurva Lorenz di atas memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara
persentase kumulatif masyarakat sampel dengan persentase kumulatif pendapatan
yang diterima masyarakat sampel. Dari kurva Lorenz dapat diketahui bahwa
sekitar 20% dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah
hanya menerima 5,18% dari keseluruhan total pendapatan masyarakat.
Selanjutnya 40% dari jumlah masyarakat sampel yang juga memiliki pendapatan
terendah menerima 15,44% bagian dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. 0 2,155,18
9,8015,44 21,86
29,30 37,66
47,92 64,09
100
0 20 40 60 80 100 120
0 20 40 60 80 100 120
%
K
UM
UL
AT
IF
P
E
NDAP
AT
AN
%KUMULATIF PENERIMA PENDAPATAN
Garis Pemeretaan
Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan
Medan Denai maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif pendapatan
yang diterima oleh kelompok 40% masyarakat berpendapatan terendah. Dimana
pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai total pendapatan sekitar 15,44%
dari total pendapatan secara keseluruhan atau sebesar Rp. 30.100.000.Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 4.19
Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kecamatan Medan Denai Berdasarkan Kriteria Bank Dunia
No.
Kelompok
Masyarakat Sampel
Jumlah Kumulatif Masyarakat
Jumlah Kumulatif Pendapatan
Persentase Kumulatif Pendapatan
(%) (Jiwa) (Rupiah) (%)
1 40% Berpendapatan
Terendah 20 30,100,000 15.44%
2 40% Berpendapatan
Menengah 20 63,300,000 32.48%
3 20% Berpendapatan
Tertinggi 10 101,500,000 52.08%
Jumlah 50 194,900,000 100.00%
12% Dari Jumlah Pendapatan 23,388,000
17% Dari Jumlah Pendapatan 33,133,000
Sumber : Data Primer (Diolah)
Jika mengacu pada indikator ketimpangan menurut Bank Dunia, maka
dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di
Kecamatan Medan Denai termasuk dalam kategori ketimpangan sedang karena
kelompok 40% masyarakat sampel berpendapatan terendah menguasai 12% - 17%
jumlah keseluruhan pendapatan masyarakat sampel di Kecamatan Medan Denai
6. Kecamatan Medan Tembung
Untuk melihat nilai Koefisien Gini Ratio Kecamatan Medan Tembung dari
50 responden sebagai berikut:
Tabel 4.20
Angka Gini Kecamatan Medan Tembung
Pendapatan �� %��+��−1 �� %�� -��−1 (%�� -��−1)(%��+��−1)
900,000 3.7611940 0.03761194 10 0.1 0.003761194
1,200,000 1,200,000 1,500,000 1,500,000
1,500,000 9.0149254 0.127761194 20 0.1 0.012776119
1,500,000 1,800,000 2,000,000 2,000,000
2,000,000 15.044776 0.240597015 30 0.1 0.024059701
2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,100,000
2,300,000 22.567164 0.376119403 40 0.1 0.03761194
2,500,000 2,500,000 2,600,000 2,700,000
3,000,000 31.522388 0.540895522 50 0.1 0.054089552
3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000
3,000,000 40.477612 0.72 60 0.1 0.072
3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000
3,200,000 50.925373 0.914029851 70 0.1 0.091402985
3,200,000 3,500,000 3,600,000 3,700,000
3,700,000 63.582089 1.145074627 80 0.1 0.114507463
4,000,000 4,000,000 4,500,000 5,000,000
5,000,000 79.104478 1.426865672 90 0.1 0.142686567
5,000,000 5,000,000 5,500,000 5,500,000
6,000,000 100 1.791044776 100 0.1 0.179104478
Maka Gini Ratio = 1 - 0,732
= 0,268
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gini Ratio, diperoleh
nilai sebesar 0,268 untuk Kecamatan Medan Tembung.
Berdasarkan kriteria H.T. Oshin menunjukkan bahwa Kecamatan Medan
Tembung termasuk kedalam kelompok ketimpangan rendah.
Sumber: Data Primer (Diolah)
Gambar 4.21
Kurva Lorenz Kecamatan Medan Tembung
Kurva Lorenz di atas memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara
persentase kumulatif masyarakat sampel dengan persentase kumulatif pendapatan
yang diterima masyarakat sampel. Dari kurva Lorenz dapat diketahui bahwa
sekitar 20% dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah
hanya menerima 9,01% dari keseluruhan total pendapatan masyarakat.
Selanjutnya 40% dari jumlah masyarakat sampel yang juga memiliki pendapatan
terendah menerima 22,57% bagian dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. 0 3,76
9,0115,04 22,57
31,52 40,48
50,92 63,58
79,10 100
0 20 40 60 80 100 120
0 20 40 60 80 100 120
%P
E
NDAP
AT
AN
%PENDUDUK
Garis Pemerataan
Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan
Medan Tembung maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif
pendapatan yang diterima oleh kelompok 40% masyarakat berpendapatan
terendah. Dimana pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai total
pendapatan sekitar 22,57% dari total pendapatan secara keseluruhan atau sebesar
Rp. 37.800.000.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 4.22
Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kecamatan Medan Tembung Berdasarkan Kriteria Bank Dunia
No.
Kelompok
Masyarakat Sampel
Jumlah Kumulatif Masyarakat
Jumlah Kumulatif Pendapatan
Persentase Kumulatif Pendapatan
(%) (Jiwa) (Rupiah) (%)
1 40% Berpendapatan
Terendah 20 37,800,000 22.57%
2 40% Berpendapatan
Menengah 20 68,700,000 41.01%
3 20% Berpendapatan
Tertinggi 10 61,000,000 36.42%
Jumlah 50 167,500,000 100.00%
12% Dari Jumlah Pendapatan 20,100,000
17% Dari Jumlah Pendapatan 28,475,000
Sumber : Data Primer (Diolah)
Jika mengacu pada indikator ketimpangan menurut Bank Dunia, maka
dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di
Kecamatan Medan Tembung termasuk dalam kategori ketimpangan rendah karena
kelompok 40% masyarakat sampel berpendapatan terendah menguasai lebih dari
17% jumlah keseluruhan pendapatan masyarakat sampel di Kecamatan Medan
7. Kecamatan Medan Kota
Untuk melihat nilai Koefisien Gini Ratio Kecamatan Medan Kota dari 50
[image:58.595.114.518.216.760.2]responden sebagai berikut:
Tabel 4.23
Angka Gini Kecamatan Medan Kota
Pendapatan �� %��+��−1 �� %�� -��−1 (%�� -��−1)(%��+��−1)
800,000 2.079772 0.020797721 10 0.1 0.002079772
1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,000,000
2,000,000 5.7834758 0.078632479 20 0.1 0.007863248
2,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000
3,000,000 10.769231 0.165527066 30 0.1 0.016552707
3,000,000 3,500,000 4,000,000 4,000,000
4,000,000 17.378917 0.281481481 40 0.1 0.028148148
4,500,000 4,700,000 5,000,000 5,000,000
5,000,000 24.786325 0.421652422 50 0.1 0.042165242
5,000,000 5,000,000 5,000,000 6,000,000
6,000,000 33.333333 0.581196581 60 0.1 0.058119658
6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000
6,000,000 43.304843 0.766381766 70 0.1 0.076638177
7,000,000 7,000,000 7,500,000 7,500,000
8,000,000 54.985755 0.982905983 80 0.1 0.098290598
8,000,000 8,000,000 8,000,000 9,000,000
9,000,000 72.649573 1.276353276 90 0.1 0.127635328
10,000,000 13,000,000 15,000,000 15,000,000
15,000,000 100 1.726495726 100 0.1 0.172649573
15,000,000 16,000,000 25,000,000 25,000,000
Maka Gini Ratio = 1 - 0,63014245
= 0,36985755
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gini Ratio, diperoleh
nilai sebesar 0,370 untuk Kecamatan Medan Kota.
Berdasarkan kriteria H.T. Oshin menunjukkan bahwa Kecamatan Medan
Kota termasuk kedalam kelompok ketimpangan sedang.
[image:59.595.113.514.291.515.2]Sumber: Data Primer (Diolah)
Gambar 4.24
Kurva Lorenz Kecamatan Medan Kota
Kurva Lorenz di atas memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara
persentase kumulatif masyarakat sampel dengan persentase kumulatif pendapatan
yang diterima masyarakat sampel. Dari kurva Lorenz dapat diketahui bahwa
sekitar 20% dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah
hanya menerima 5,78% dari keseluruhan total pendapatan masyarakat.
Selanjutnya 40% dari jumlah masyarakat sampel yang juga memiliki pendapatan
terendah menerima 17,38% bagian dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. 0 2,085,78
10,7717,38 24,79
33,33 43,30
54,98 72,65
100
0 20 40 60 80 100 120
0 20 40 60 80 100 120
%P
E
NDAP
AT
AN
%PENDUDUK
Garis Pemerataan
Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan
Medan Kota maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif pendapatan
yang diterima oleh kelompok 40% masyarakat berpendapatan terendah. Dimana
pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai total pendapatan sekitar 17,37%
dari total pendapatan secara keseluruhan atau sebesar Rp. 61.000.000.Untuk lebih
[image:60.595.113.514.325.548.2]jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 4.25
Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kecamatan Medan Kota Berdasarkan Kriteria Bank Dunia
No.
Kelompok
Masyarakat Sampel
Jumlah Kumulatif Masyarakat
Jumlah Kumulatif Pendapatan
Persentase Kumulatif Pendapatan
(%) (Jiwa) (Rupiah) (%)
1 40% Berpendapatan
Terendah 20 61,000,000 17.38%
2 40% Berpendapatan
Menengah 20 132,000,000 37.61%
3 20% Berpendapatan
Tertinggi 10 158,000,000 45.01%
Jumlah 50 351,000,000 100.00%
12% Dari Jumlah Pendapatan 42,120,000
17% Dari Jumlah Pendapatan 59,670,000
Sumber : Data Primer (Diolah)
Jika mengacu pada indikator ketimpangan menurut Bank Dunia, maka
dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di
Kecamatan Medan Kota termasuk dalam kategori ketimpangan rendah karena
kelompok 40% masyarakat sampel berpendapatan terendah menguasai lebih dari
17% jumlah keseluruhan pendapatan masyarakat sampel di Kecamatan Medan
8. Kecamatan Medan Area
Untuk melihat nilai Koefisien Gini Ratio Kecamatan Medan Area dari 50
[image:61.595.116.502.230.758.2]responden sebagai berikut:
Tabel 4.26
Angka Gini Kecamatan Medan Area
Pendapatan �� %��+��−1 �� %�� -��−1 (%�� -��−1)(%��+��−1)
500,000 2.0485806 0.020485806 10 0.1 0.002048581
700,000 750,000 750,000 800,000
800,000 5.5604331 0.076090138 20 0.1 0.007609014
800,000 900,000 1,500,000 2,000,000
2,000,000 11.706175 0.172666081 30 0.1 0.017266608
2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,500,000
2,500,000 19.168862 0.308750366 40 0.1 0.030875037
2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,750,000
2,800,000 27.714369 0.468832309 50 0.1 0.046883231
2,800,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000
3,000,000 36.962248 0.646766169 60 0.1 0.064676617
3,000,000 3,200,000 3,200,000 3,400,000
3,500,000 47.907521 0.848697688 70 0.1 0.084869769
3,500,000 3,700,000 4,000,000 4,000,000
4,000,000 59.906351 1.078138718 80 0.1 0.107813872
4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,500,000
4,500,000 73.661106 1.335674568 90 0.1 0.133567457
4,500,000 4,500,000 5,000,000 5,000,000
6,000,000 100 1.736611062 100 0.1 0.173661106
Maka Gini Ratio = 1 - 0.669271291
= 0, 330728709
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gini Ratio, diperoleh
nilai sebesar 0,331 untuk Kecamatan Medan Area.
Berdasarkan kriteria H.T. Oshin menunjukkan bahwa Kecamatan Medan
Area termasuk kedalam kelompok ketimpangan sedang.
[image:62.595.113.516.288.504.2]Sumber: Data Primer (Diolah)
Gambar 4.27
Kurva Lorenz Kecamatan Medan Area
Kurva Lorenz yang ditunjukkan memperlihatkan hubungan kuantitatif
aktual antara persentase kumulatif masyarakat sampel dengan persentase
kumulatif pendapatan yang diterima masyarakat sampel. Dari kurva Lorenz dapat
diketahui bahwa sekitar 20% dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki
pendapatan terendah hanya menerima 5,56% dari keseluruhan total pendapatan
masyarakat. Selanjutnya 40% dari jumlah masyarakat sampel yang juga memiliki
pendapatan terendah menerima 18,92% bagian dari keseluruhan total pendapatan
masyarakat.
0 2,055,56
11,7119,17 27,71
36,96 47,91
59,91 73,66
100; 100
0 20 40 60 80 100 120
0 20 40 60 80 100 120
%P
E
NDAP
AT
AN
%PENDUDUK
Garis Pemerataan
Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan
Medan Area maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif pendapatan
yang diterima oleh kelompok 40% masyarakat berpendapatan terendah. Dimana
pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai total pendapatan sekitar 19,17%
dari total pendapatan secara keseluruhan atau sebesar Rp. 32.750.000.Untuk lebih
[image:63.595.113.514.325.548.2]jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 4.28
Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kecamatan Medan Area Berdasarkan Kriteria Bank Dunia
No.
Kelompok
Masyarakat Sampel
Jumlah Kumulatif Masyarakat
Jumlah Kumulatif Pendapatan
Persentase Kumulatif Pendapatan
(%) (Jiwa) (Rupiah) (%)
1 40% Berpendapatan
Terendah 20 32,750,000 19,17%
2 40% Berpendapatan
Menengah 20 69,600,000 40.74%
3 20% Berpendapatan
Tertinggi 10 68,500,000 40.09%
Jumlah 50 170,850,000 100.00%
12% Dari Jumlah Pendapatan 20,502,000
17% Dari Jumlah Pendapatan 29,044,500
Sumber : Data Primer (Diolah)
Jika mengacu pada indikator ketimpangan menurut Bank Dunia, maka
dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di
Kecamatan Medan Area termasuk dalam kategori ketimpangan rendah karena
kelompok 40% masyarakat sampel berpendapatan terendah menguasai lebih dari
17% jumlah keseluruhan pendapatan masyarakat sampel di Kecamatan Medan
9. Kecamatan Medan Baru
Untuk melihat nilai Koefisien Gini Ratio Kecamatan Medan Baru dari 50
[image:64.595.116.519.229.757.2]responden sebagai berikut:
Tabel 4.29
Angka Gini Kecamatan Medan Baru
Pendapatan �� %��+��−1 �� %�� -��−1 (%�� -��−1)(%��+��−1)
750,000 2.6508087 0.026508087 10 0.1 0.002650809
800,000 850,000 850,000 900,000
1,000,000 6.355533 0.090063619 20 0.1 0.009006362
1,000,000 1,000,000 1,300,000 1,500,000
1,500,000 11.880733 0.182362861 30 0.1 0.018236286
1,500,000 1,800,000 1,850,000 2,000,000
2,000,000 18.367868 0.302486011 40 0.1 0.030248601
2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,156,000
2,500,000 26.352232 0.447201002 50 0.1 0.0447201
2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000
2,500,000 35.486343 0.618385753 60 0.1 0.061838575
2,800,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000
3,000,000 46.345078 0.818314213 70 0.1 0.081831421
3,000,000 3,500,000 3,500,000 4,000,000
4,000,000 60.078183 1.064232607 80 0.1 0.106423261
4,000,000 4,500,000 4,500,000 4,500,000
5,000,000 76.04691 1.361250926 90 0.1 0.136125093
5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000
6,000,000 100 1.760469097 100 0.1 0.17604691
6,000,000 6,500,000 7,000,000 12,000,000
Maka Gini Ratio = 1 - 0,667127418
= 0,332872582
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gini Ratio, diperoleh
nilai sebesar 0,333 untuk Kecamatan Medan Baru.
Berdasarkan kriteria H.T. Oshin menunjukkan bahwa Kecamatan Medan
Baru termasuk kedalam kelompok ketimpangan sedang.
[image:65.595.113.515.287.512.2]Sumber: Data Primer (Diolah)
Gambar 4.30
Kurva Lorenz Kecamatan Medan Baru
Kurva Lorenz di atas memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara
persentase kumulatif masyarakat sampel dengan persentase kumulatif pendapatan
yang diterima masyarakat sampel. Dari kurva Lorenz dapat diketahui bahwa
sekitar 20% dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah
hanya menerima 6,35% dari keseluruhan total pendapatan masyarakat.
Selanjutnya 40% dari jumlah masyarakat sampel yang juga memiliki pendapatan
terendah menerima 18,36% bagian dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. 0 2,656,35
11,8818,37 26,35
35,49 46,34
60,08 76,05
100
0 20 40 60 80 100 120
0 20 40 60 80 100 120
%P
E
NDAP
AT
AN
%PENDUDUK
Garis Pemerataan
Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan
Medan Baru maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif pendapatan
yang diterima oleh kelompok 40% masyarakat berpendapatan terendah. Dimana
pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai total pendapatan sekitar 18,36%
dari total pendapatan secara keseluruhan atau sebesar Rp. 28.756.000.Untuk lebih
[image:66.595.114.514.325.548.2]jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 4.31
Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kecamatan Medan Baru Berdasarkan Kriteria Bank Dunia
No.
Kelompok
Masyarakat Sampel
Jumlah Kumulatif Masyarakat
Jumlah Kumulatif Pendapatan
Persentase Kumulatif Pendapatan
(%) (Jiwa) (Rupiah) (%)
1 40% Berpendapatan
Terendah 20 28,756,000 18.36%
2 40% Berpendapatan
Menengah 20 65,300,000 41.71%
3 20% Berpendapatan
Tertinggi 10 62,500,000 39.92%
Jumlah 50 156,556,000 100.00%
12% Dari Jumlah Pendapatan 18,786,720
17% Dari Jumlah Pendapatan 26,614,520
Sumber : Data Primer (Diolah)
Jika mengacu pada indikator ketimpangan menurut Bank Dunia, maka
dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di
Kecamatan Medan Baru termasuk dalam kategori ketimpangan rendah karena
kelompok 40% masyarakat sampel berpendapatan terendah menguasai lebih dari
17% jumlah keseluruhan pendapatan masyarakat sampel di Kecamatan Medan
10. Kecamatan Medan Polonia
Untuk melihat nilai Koefisien Gini Ratio Kecamatan Medan Polonia dari 50
[image:67.595.116.502.231.758.2]responden sebagai berikut:
Tabel 4.32
Angka Gini Kecamatan Medan Polonia
Pendapatan �� %��+��−1 �� %�� -��−1 (%�� -��−1)(%��+��−1)
800,000 2.285992 0.02285992 10 0.1 0.002285992
900,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000
1,000,000 5.398833 0.07684825 20 0.1 0.007684825
1,200,000 1,200,000 1,500,000 1,500,000
1,500,000 9.630350 0.15029183 30 0.1 0.015029183
1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000
1,800,000 14.29961 0.23929961 40 0.1 0.023929961
1,800,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000
2,000,000 19.16342 0.33463035 50 0.1 0.033463035
2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000
2,000,000 25.09728 0.442607 60 0.1 0.0442607
2,000,000 2,200,000 3,000,000 3,000,000
3,000,000 33.85214 0.58949163 70 0.1 0.058949416
3,000,000 3,500,000 4,000,000 4,500,000
5,000,000 46.01167 0.798638132 80 0.1 0.079863813
5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000
6,000,000 63.03502 1.090466926 90 0.1 0.109046693
6,000,000 7,000,000 8,000,000 8,000,000
8,000,000 100 1.6303502 100 0.1 0.163035019
Maka Gini Ratio = 1 - 0,537548638
= 0,462451362
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gini Ratio, diperoleh
nilai sebesar 0,462 untuk Kecamatan Medan Polonia.
Berdasarkan kriteria H.T. Oshin menunjukkan bahwa Kecamatan Medan Polonia
termasuk kedalam kelompok ketimpangan tinggi.
[image:68.595.113.513.276.480.2]Sumber: Data Primer (Diolah)
Gambar 4.33
Kurva Lorenz Kecamatan Medan Polonia
Kurva Lorenz di atas memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara
persentase kumulatif masyarakat sampel dengan persentase kumulatif pendapatan
yang diterima masyarakat sampel. Dari kurva Lorenz dapat diketahui bahwa
sekitar 20% dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah
hanya menerima 5,4% dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. Selanjutnya
40% dari jumlah masyarakat sampel yang juga memiliki pendapatan terendah
menerima 17,41% bagian dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. 0 2,295,40
9,6314,30
19,1625,10 33,85
46,01 63,03
100
0 20 40 60 80 100 120
0 20 40 60 80 100 120
%P
E
NDAP
AT
AN
%PENDUDUK
Garis Pemerataan
Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan
Medan Polonia maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif
pendapatan yang diterima oleh kelompok 40% masyarakat berpendapatan
terendah. Dimana pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai total
pendapatan sekitar 14,30% dari total pendapatan secara keseluruhan atau sebesar
[image:69.595.115.505.325.544.2]Rp. 29.400.000.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 4.34
Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kecamatan Medan Polonia Berdasarkan Kriteria Bank Dunia
No.
Kelompok
Masyarakat Sampel
Jumlah Kumulatif Masyarakat
Jumlah Kumulatif Pendapatan
Persentase Kumulatif Pendapatan
(%) (Jiwa) (Rupiah) (%)
1 40% Berpendapatan
Terendah 20 29,400,000 14.30%
2 40% Berpendapatan
Menengah 20 65,200,000 31.71%
3 20% Berpendapatan
Tertinggi 10 111,000,000 54%
Jumlah 50 205,600,000 100.00%
12% Dari Jumlah Pendapatan 24,672,000
17% Dari Jumlah Pendapatan 34,952,000
Sumber : Data Primer (Diolah)
Jika mengacu pada indikator ketimpangan menurut Bank Dunia, maka
dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di
Kecamatan Medan Polonia termasuk dalam kategori ketimpangan sedang karena
kelompok 40% masyarakat sampel berpendapatan terendah menguasai 12% - 17%
jumlah keseluruhan pendapatan masyarakat sampel di Kecamatan Medan Polonia
11. Kecamatan Medan Maimun
Untuk melihat nilai Koefisien Gini Ratio Kecamatan Medan Maimun dari
40 responden sebagai berikut:
Tabel 4.35
Angka Gini Kecamatan Medan Maimun
Maka Gini Ratio = 1 - 0,712697161
= 0,287302839
Pendapatan �� %��+��−1 �� %�� -��−1 (%�� -��−1)(%��+��−1)
800,000 2.5630915 0.025630915 10 0.1 0.002563091
800,000 800,000 850,000
900,000 6.3880126 0.089511041 20 0.1 0.008951104
950,000 1,000,000 2,000,000
2,000,000 12.933754 0.193217666 30 0.1 0.019321767
2,000,000 2,000,000 2,300,000
2,500,000 21.056782 0.339905363 40 0.1 0.033990536
2,500,000 2,500,000 2,800,000
2,800,000 30.362776 0.514195584 50 0.1 0.051419558
3,000,000 3,000,000 3,000,000
3,000,000 40.141956 0.705047319 60 0.1 0.070504732
3,000,000 3,100,000 3,300,000
3,500,000 51.182965 0.913249211 70 0.1 0.091324921
3,500,000 3,500,000 3,500,000
4,800,000 62.85489 1.140378549 80 0.1 0.114037855
3,000,000 3,800,000 4,000,000
4,800,000 78.864353 1.417192429 90 0.1 0.141719243
5,000,000 5,000,000 5,500,000
5,800,000 100 1.788643533 100 0.1 0.178864353
7,000,000 7,000,000 7,000,000
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gini Ratio, diperoleh
nilai sebesar 0,287 untuk Kecamatan Medan Maimun.
Berdasarkan kriteria H.T. Oshin menunjukkan bahwa Kecamatan Medan
Maimun termasuk kedalam kelompok ketimpangan rendah.
[image:71.595.110.515.194.480.2]Sumber: Data Primer (Diolah)
Gambar 4.36
Kurva Lorenz Kecamatan Medan Maimun
Kurva Lorenz di atas memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara
persentase kumulatif masyarakat sampel dengan persentase kumulatif pendapatan
yang diterima masyarakat sampel. Dari kurva Lorenz dapat diketahui bahwa
sekitar 20% dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah
hanya menerima 6,39% dari keseluruhan total pendapatan masyarakat.
Selanjutnya 40% dari jumlah masyarakat sampel yang juga memiliki pendapatan
terendah menerima 21,05% bagian dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. 0 2,56
6,39 12,93
21,06 30,36
40,14 51,18
62,85 78,86
100
0 20 40 60 80 100 120
0 20 40 60 80 100 120
%K
UM
UL
AT
IF
P
E
NDAP
AT
AN
%KUMULATIF PENERIMA PENDAPATAN
Garis Pemerataan
Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan
Medan Maimun maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif
pendapatan yang diterima oleh kelompok 40% masyarakat berpendapatan
terendah. Dimana pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai total
pendapatan sekitar 21,05% dari total pendapatan secara keseluruhan atau sebesar
[image:72.595.113.514.325.548.2]Rp. 26.700.000.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 4.37
Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kecamatan Medan Maimun Berdasarkan Kriteria Bank Dunia
No.
Kelompok
Masyarakat Sampel
Jumlah Kumulatif Masyarakat
Jumlah Kumulatif Pendapatan
Persentase Kumulatif Pendapatan
(%) (Jiwa) (Rupiah) (%)
1 40% Berpendapatan
Terendah 20 26,700,000 21.05%
2 40% Berpendapatan
Menengah 20 53,000,000 41.80%
3 20% Berpendapatan
Tertinggi 10 47,100,000 37.14%
Jumlah 50 126,800,000 100.00%
12% Dari Jumlah Pendapatan 15,216,000
17% Dari Jumlah Pendapatan 21,556,000
Sumber : Data Primer (Diolah)
Jika meng