• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Ketimpangan Distribusi Pendapatan di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Ketimpangan Distribusi Pendapatan di Kota Medan"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran

Hasil Perhitungan Gini Ratio 21 Kecamatan di Kota Medan

Pendapatan Qi %Qi+Qi-1 Pi %Pi-Pi-1 (%Pi-Pi-1)(%Qi+Qi-1)

(2)
(3)

1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

1.000.000 2,255758093 0,022557581 10 0,1 0,002255758

(4)
(5)
(6)

1.500.000 1.500.000

1.500.000 5,975158108 0,082309162 20 0,1 0,008230916

(7)
(8)

2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000

2.000.000 11,12991018 0,171050683 30 0,1 0,017105068

(9)
(10)
(11)

2.500.000 17,13612196 0,282660321 40 0,1 0,028266032 2.500.000

(12)
(13)

3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000

3.000.000 24,59186983 0,417279918 50 0,1 0,041727992

(14)
(15)

3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.100.000 3.200.000 3.200.000 3.200.000 3.200.000 3.200.000 3.200.000 3.300.000 3.300.000 3.400.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000

3.500.000 32,89109889 0,574829687 60 0,1 0,057482969

(16)
(17)
(18)

4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000

4.000.000 43,13802637 0,760291253 70 0,1 0,076029125

(19)
(20)

4.825.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000

5.000.000 55,54841139 0,986864378 80 0,1 0,098686438

(21)
(22)
(23)

6.500.000 6.500.000 6.500.000 6.500.000 6.500.000 6.500.000 6.500.000 6.500.000 6.500.000 6.850.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000

7.000.000 71,16259084 1,267110022 90 0,1 0,126711002

(24)
(25)

10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 11.000.000 11.000.000 12.000.000 12.000.000 12.500.000 13.000.000 13.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 16.000.000 16.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 20.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000 28.000.000

30.000.000 100 1,711625908 100 0,1 0,171162591

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Medan. 2010. PDRB Kota Medan tahun 2011. BPS Kota Medan. Medan.

Caska dan R.M, Riadi. 2008. “Pertumbuhan dan Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Antar Daerah di Provinsi Riau”. Jurnal Industri dan Perkotaan. Volume 12 Nomor 21. Hal 1629.

Firman Achmad dan Linda Herlina. 2003.Analisis Kemiskinan dan Ketimpangan Distribusi Pendapatan pada Peternak Sapi Perah.Jurnal.Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor. Bandung.

Hariadi Pramono, Arintoko, Icuk Rangga Bawono. .Analisis Ketimpangan Distribusi Pendapatan Banyumas Jawa Tengah.Jurnal.Fakultas Ekonomi Pembangunan. Purwokerto.

Hasyim, Hasman. 2012. Analisis Tingkat Ketimpangan Pendapatan Dan Kemiskinan Petani Padi (Studi Kasus: Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang). Jurnal Fakultas Pertanian USU.

Husaini, Fahmi. 2015.Analisis Ketimpangan Distribusi Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Kecamatan Medan Deli .

Mahyadi, Ahmad. 2004. Ekonomi Pembangunan & Analisis Data Empiris.Lembaga Penerbit Ghalia Indonesia.Bojongkerta.

Manik, Fitri R. 2009. Analisis Ketimpangan Pembangunan Antara Kota Medan dengan Kabupaten Simalungun. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sanusi, Bachrawi. 2004. Pengantar Ekonomi Pembangunan.Penerbit PT Rineka Cipta. Jakarta.

Saputra, Ludrio. 2015.Analisis Kesenjangan Distribusi Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Medan Belawan.

Sinulingga, Sukaria. 2011. Metode Penelitian. Medan: USU Press.

Tambunan, Tulus, TH. 2001, Transformasi Ekonomi di Indonesia: Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: Salemba Empat.

(27)

Todaro, MP. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga (Diterjemahkan oleh Haris Munandar). Jakarta : Penerbit Erlangga.

Todaro, M. P. dan Smith, Stephen C. 2006. Pembangunan Ekonomi. Erlangga : Jakarta.

T.Makmur, dkk (2011) mengenai Ketimpangan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Masyarakat Desa di Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar.

(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ialah

suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik,

faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek atau populasi

tertentu.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.

Metode survei pada umumnya menggunakan instrumen kuisioner (quesionnaire) yang diisi oleh para responden dari objek penelitian yang ditetapkan dengan

metode tertentu (Sinulingga, 2011).

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Medan.

3.3 Definisi Operasional

a. Pendapatan rumah tangga adalah pendapatan bersih yang diterima dari hasil

pengurangan antara pendapatan dari golongan pekerjaan atau pendapatan

kotor dikurangi dengan pengeluaran rumah tangga.

b. Pengeluaran rumah tangga adalah besarnya biaya yang dikeluarkan oleh

rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, mulai dari pangan,

(29)

3.4 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala kategori (category scale). Skala ini digunakan untuk mendapatkan jawaban tunggal dari multiple item atas

jawaban yang tersedia bagi responden untuk dipilih sesuai dengan keadaannya

(Sinulingga, 2011).Pada penelitian ini, setiap responden diharuskan memilih salah

satu dari beberapa kategori jawaban yang ada sesuai keadaan yang terjadi.

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh rumah tangga di Kota

Medan. Penentuan sampel dilakukan secara stratified random samplingatau dengan membagi ke dalam sub populasi (strata), karena mempunyai arti yang

signifikan terhadap tujuan penelitian. Setiap stratum dipilih sampel melalui proses

(30)

Tabel 3.1

Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan Di Kota Medan

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan

Jumlah Sampel (n) = �

1+��2

= 502735

1+502735 .0,01

= 99,98

= 100 sampel

3.6 Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat atau dikumpulkan oleh peneliti

dengan cara langsung dari sumbernya. Cara yang bisa digunakan peneliti

Kecamatan Rumah Tangga

Medan Tuntungan 19.673

Medan Johor 29.687

Medan Amplas 27.498

Medan Denai 32.220

Medan Area 22.176

Medan Kota 17.523

Medan Maimun 9.395

Medan Polonia 12.475

Medan Baru 10.968

Medan Selayang 27.440

Medan Sunggal 26.897

Medan Halvetia 32.952

Medan Petisah 15.562

Medan Barat 16.864

Medan Timur 25.870

Medan Perjuangan 22.972

Medan Tembung 30.760

Medan Deli 40.054

Medan Labuhan 25.634

Medan Marelan 34.423

Medan Belawan 21.692

(31)

untuk mencari data primer yaitu observasi, diskusi terfokus, wawancara serta

penyebaran kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS),

buku literatur, internet, jurnal, serta bacaan lain yang berhubungan dengan

penelitian yang digunakan sebagai data penunjang.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu :

1. Kuisioner

Kuisioner adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan cara

menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula

oleh responden.

2. Studi Kepustakaan

Teknik studi kepustakaan merupakan cara yang dilakukan untuk

mengumpulkan data dan informasi melalui berbagai literatur yang

berhubungan dengan penelitian ini. Data dan informasi dapat diperoleh

melalui buku-buku, internet, jurnal, tesis dan sebagainya.

3.8 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk menganalisis distribusi rumah tangga

berdasarkan kelas pendapatan dengan melihat hasil tabulasi dari penelitian

(32)

2. Koefisien Gini (Gini Ratio)

Analisis yang digunakan adalah metode Koefisien Gini (Gini Ratio), terutama untuk menghitung tingkat ketimpangan pendapatan. Rumus angka Gini Ratio adalah sebagai berikut:

� = 1− �(��− ��−1)(��+��−1) 10.000

�=1

dengan:

G = Gini Ratio

Pi = Persentase rumah tangga pada kelas pendapatan ke-i Pi-1 = Persentase rumah tangga pada kelas pendapatan ke-i-1 Qi = Persentase kumulatif pendapatan sampai dengan kelas ke-i Qi-1 = Persentase kumulatif pendapatan sampai dengan kelas ke-i-1 K = Banyaknya kelas pendapatan

Kategori tingkat ketimpangan berdasarkan nilai dari koefisien Gini (Gini Ratio) dibagi kedalam tiga kriteria sebagaimana tertera pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Indikator Ketimpangan Gini Ratio

Sumber: Diadaptasi dari Widodo (1990) 3. Kurva Lorenz

Gambaran pendapatan masyarakat secara visual digambarkan dalam kurva

Lorenz. Koefisien Gini bernilai antara 0 sampai dengan 1 yang merupakan

rasio antara luas area kurva Lorenz dengan garis kemerataan sempurna.

Koefisien Gini yang rendah mengindikasikan bahwa distribusi pendapatan

semakin merata dan sebaliknya.

Nilai Gini Ratio Tingkat Ketimpangan

< 0,30 Rendah

0,31 – 0,40 Sedang

(33)

Gambar 3.1 Contoh Kurva Lorenz

4. Kriteria Bank Dunia

Berdasarkan kriteria bank dunia ketimpangan distribusi pendapatan diukur

dengan menghitung persentase jumlah pendapatan masyarakat dari kelompok

yang berpendapatan rendah dibandingkan dengan dengan total pendapatan

penduduk.

Tabel 3.3

Indikator Ketimpangan Menurut Bank Dunia (World Bank)

Klasifikasi Distribusi Pendapatan

Ketimpangan Tinggi 40% penduduk berpendapatan rendah menerima < 12% dari total pendapatan Ketimpangan Sedang 40 % penduduk berpendapatan rendah

menerima 12% –17% dari total pendapatan

(34)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Keadaan Geografis

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari

keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan

kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan

jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3°

30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi

kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5

meter di atas permukaan laut. Kota Medan beriklim tropis dengan 2 (dua) musim

yaitu musim hujan dan musim kemarau. Temperatur udara rata-rata selama 1

(satu) tahun adalah 22.9°C - 32.8°C dengan kelembaban antara 82-84% dan Curah

hujan 176,08-203,5 mm/tahun.Secara administratif, batas wilayah Medan adalah

sebagai berikut:

1. Sebelah utara : berbatasan langsung dengan Selat Malaka

2. Sebelah timur : berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang

3. Sebelah selatan : berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang

4. Sebelah barat : berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang

Kecamatan Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan antara lainKecamatan

Tuntungan, Kecamatan Selayang, Kecamatan Johor, Kecamatan Amplas,

Kecamatan Denai, Kecamatan Tembung, Kecamatan Kota, Kecamatan Area,

(35)

Kecamatan Helvetia, Kecamatan Barat, Kecamatan Petisah, Kecamatan Timur,

Kecamatan Perjuangan, Kecamatan Deli, Kecamatan Labuhan, Kecamatan

Marelan, Kecamatan Belawan. Berikut perincian luas wilayah masing-masing

kecamatan :

Tabel 4.1

Luas Wilayah Per Kecamatan di Kota Medan

No. Kecamatan Luas (Km²) % thd Luas

1 Kecamatan Tuntungan 20.68 7.80

2 Kecamatan Selayang 12.81 4.83

3 Kecamatan Johor 14.58 5.50

4 Kecamatan Amplas 11.19 4.22

5 Kecamatan Denai 9.05 3.41

6 Kecamatan Tembung 7.99 3.01

7 Kecamatan Kota 5.27 1.99

8 Kecamatan Area 5.52 2.08

9 Kecamatan Baru 5.84 2.20

10 Kecamatan Polonia 9.01 3.40

11 Kecamatan Maimun 2.98 1.13

12 Kecamatan Sunggal 15.41 5.43

13 Kecamatan Helvetia 13.61 4.97

14 Kecamatan Barat 5.33 2.01

15 Kecamatan Petisah 6.62 2.57

16 Kecamatan Timur 7.76 2.93

17 Kecamatan Perjuangan 4.09 1.54

18 Kecamatan Deli 20.84 7.86

19 Kecamatan Labuhan 36.67 13.83

20 Kecamatan Marelan 23.82 8.99

21 Kecamatan Belawan 26.25 9.90

Jumlah 265.10 100.00

Sumber : Badan Pusat Statistik

Dari 21 Kecamatan di Kota Medan, Kecamatan Labuhan memiliki luas

wilayah yg terluas yaitu 36.67 km² dengan persentase sebesar 13,83% terhadap

luas kota, sedangkan KecamatanMaimun mempunyai luas terkecil yakni 2,98 km²

(36)

4.1.2 Keadaan Demografi

Keadaan demografi di suatu wilayah dapat dilihat dari jumlah penduduk di

wilayah tersebut. Berikut data jumlah penduduk di Kota Medan pada tahun

2012-2013 :

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kota Medan

Sumber : Badan Pusat Statistik

Berdasarkan data yang di keluarkan BPS pada tahun 2012, Kota

Medandihuni oleh 2.122.804 penduduk yang terdiri dari 1.047.875 jiwa penduduk

laki-laki dan 1.074.929 jiwa penduduk perempuan dansex ratio sebesar 97,48%. Pada tahun 2013 jumlah penduduk di Kota Medan sebesar 2.135.516 jiwa

penduduk yang terdiri dari 1.053.393 jiwa penduduk laki-laki dan 1.082.123 jiwa

penduduk perempuan dan sex ratio sebesar 97,35%. Pada tahun 2014 jumlah penduduk di Kota Medan sebesar 2.191.140 jiwa penduduk yang terdiri dari

1.081.797jiwa penduduk laki-laki dan 1.109.343 jiwa penduduk perempuan dan

sex rationya sebesar 97,52.

Tahun Penduduk Sex Ratio

Laki-laki Perempuan Total

2012 1.047.875 1.074.929 2.122.804 97,48

2013 1.053.393 1.082.123 2.135.516 97,35

(37)

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Produktif di Kota Medan

Sumber : Badan Pusat Statistik

Berdasarkan kelompok umur, jumlah usia produktif di Kota Medan untuk

tahun 2012 sebesar 2.122.804 jiwa yang terdiri dari 1.483.840 jiwa penduduk

produktif dan 638.694 jiwa penduduk perempuan dengan tingkat dependency ratiosebesar 0,43%. Pada tahun 2013 jumlah penduduk sebesar 2.135.516 jiwa yang terdiri dari 1.492.916 jiwa penduduk usia produktif dan 642.600 jiwa

penduduk usia non produktif. Pada tahun 2014 jumlah penduduk sebesar

2.191.140 jiwa yang terdiri dari 1.475.146 jiwa penduduk pada usia produktif dan

715.994 jiwa penduduk usia non produktif.

4.1.3 Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi di suatu wilayah dapat ditinjau dari laju pertumbuhan

ekonomi. Adapun laju pertumbuhan ekonomi di Kota Medan Tahun 2011 - 2014

dapat diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Laju Pertumbuhan PDRB di Kota Medan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011-2014

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan

Kecamatan Penduduk Dependency

Ratio

Produktif Non Produktif Total

2012 1.483.840 638.694 2.122.804 0,43%

2013 1.492.916 642.600 2.135.516 0,46%

2014 1.475.146 715.994 2.191.140 0,43%

Tahun Pertumbuhan PDRB

2011 7,79

2012 7,66

2013 5,36

(38)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pertumbuhan PDRB atas dasar harga

konstan di Kota Medan menurun setiap tahunnya dengan angka pertumbuhan

tertinggi pada tahun 2011 dengan angka pertumbuhan 7,79%. Angka

pertumbuhan terkecil terjadi di tahun 2013 sebesar 5,36%.

4.2 Analisis Data

Adapun dalam penelitian ini untuk melihat bagaimana koefisien Gini (Gini Ratio), kurva Lorenz dan menurut Kriteria Bank Dunia pada masing – masing kecamatan Kota Medan.

Koefisien Gini (Gini Ratio) berkisar antara 0 (pemerataan sempurna) hingga 1 (ketimpangan sempurna). Distribsui pendapatan akan semakin merata

jika koefisien Gini mendekati 0 dan sebaliknya jika nilai koefisien Gini mendekati 1 maka distribusi pendapatan akan semakin tidak merata atau semakin timpang.

Kriteria klasifikasi penggunaan koefisien Gini menurut H.T. Oshima dalam Suseno (1990:120) adalah sebagai berikut:

a. Bila koefisien Gini lebih kecil dari 0,30 maka distribusi ketimpangan rendah b. Bila koefisien Gini berkisar antara 0,31 – 0,40 maka kondisi ketimpangan

sedang

c. Bila koefisien Gini lebih besar dari 0,40 maka kondisi ketimpangan tinggi. Gini Ratio menggunakan Kurva Lorenz sebagai penunjang dalam estimasi. Kurva Lorenz menghubungkan antara jumlah persentase kumulatif penduduk

dengan pendapatan yang diterima oleh penduduk. Jumlah dari persentase

kumulatif penduduk dan pendapatan diurutkan dari nilai yang terendah sampai

(39)

Pada kurva Lorenz distribusi pendapatan itu merata apabila 10% penduduk

memperoleh 10% dari total pendapatan dan seterusnya. Jika distrbusi pendapatan

merata, maka jumlah persentase penduduk akan sama dengan persentase yang

mereka terima. Pada kurva Lorenz keadaan seperti ini digambarkan sebagai garis

diagonal dari sudut sebelah kiri ke sudut atas sebelah kanan bujursangkar tersebut

(garis dengan sudut 45º). Pada keadaan ini Gini Ratio sama dengan nol, sebaliknya apabila distribusi pendapatan tidak merata maka kurva Lorenz akan

menyimpang dari garis diagonal atau dengan perkataan lain semakin jauh kurva

Lorenz dari garis diagonal maka semakin besar tingkat ketimpangan pendapatan

pada daerah itu.

Pada penelitian ini selain menggunakan metode perhitungan dengan

koefisien Gini, peneliti juga menggunakan kriteria tingkat ketimpangan yang ditetapkan Bank Dunia. Tingkat ketimpangan dengan kriteria Bank Dunia diukur

dengan menghitung persentase kumulatif pendapatan dari 40% masyarakat sampel

yang berpendapatan terendah, kemudian membandingkannya dengan persentase

kumulatif total pendapatan masyarakat sampel.

4.2.1 Analisis Kecamatan di Kota Medan

Adapun koefisien Gini (Gini atio), kurva Lorenz dan menurut Kriteria

(40)

1. Kecamatan Medan Tuntungan

Untuk melihat nilai Koefisien Gini Ratio Kecamatan Medan Tuntungan dari

[image:40.595.114.518.217.759.2]

50 responden sebagai berikut:

Tabel 4.5

Angka Gini Kecamatan Medan Tuntungan

Pendapatan �� %��+��−1 �� %�� -��−1 (%�� -��−1)(%��+��−1)

800,000 2.9440311 0.029440311 10 0.1 0.002944031

800,000 950,000 1,000,000 1,000,000

1,000,000 6.8262698 0.097703009 20 0.1 0.009770301

1,000,000 1,000,000 1,500,000 1,500,000

1,500,000 12.455516 0.192817858 30 0.1 0.019281786

1,500,000 1,700,000 2,000,000 2,000,000

2,000,000 19.572954 0.320284698 40 0.1 0.03202847

2,000,000 2,000,000 2,500,000 2,500,000

2,500,000 28.631511 0.482044646 50 0.1 0.048204465

2,500,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000

3,000,000 38.337108 0.669686186 60 0.1 0.066968619

3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000

3,000,000 49.013264 0.87350372 70 0.1 0.087350372

3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000

3,500,000 61.177612 1.101908767 80 0.1 0.110190877

3,500,000 3,800,000 4,000,000 4,000,000

4,000,000 74.118408 1.35296021 90 0.1 0.137709686

4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000

5,000,000 100 1.741184083 100 0.1 0.174118408

5,000,000 5,000,000 10,000,000 15,000,000

(41)

Maka Gini Ratio = 1 - 0,686153348

= 0,313846652

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gini Ratio, diperoleh

nilai sebesar 0,314 untuk Kecamatan Medan Tuntungan.

Berdasarkan kriteria H.T. Oshin menunjukkan bahwa Kecamatan Medan

Tuntungan termasuk kedalam kelompok ketimpangan sedang.

Sumber: Data Primer (Diolah)

Gambar 4.6

Kurva Lorenz Kecamatan Medan Tuntungan

Kurva Lorenz di atas memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara

persentase kumulatif masyarakat sampel dengan persentase kumulatif pendapatan

yang diterima masyarakat sampel. Dari kurva Lorenz dapat diketahui bahwa

sekitar 20% dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah

hanya menerima 6,82% dari keseluruhan total pendapatan masyarakat.

Selanjutnya 40% dari jumlah masyarakat sampel yang juga memiliki pendapatan

terendah menerima 19,57% bagian dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. 0 2,94

6,8312,45 19,57

28,63 38,34

49,01 61,18

74,12 100

0 20 40 60 80 100 120

0 20 40 60 80 100 120

%P

E

NDAP

AT

AN

%PENDUDUK

Garis Pemerataan

(42)

Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan

Medan Tuntungan maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif

pendapatan yang diterima oleh kelompok 40% masyarakat berpendapatan

terendah. Dimana pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai total

pendapatan sekitar 19,57% dari total pendapatan secara keseluruhan atau sebesar

[image:42.595.117.513.325.548.2]

Rp. 30.250.000.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4.7

Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kecamatan Medan Tuntungan Perjuangan Berdasarkan Kriteria Bank Dunia

No.

Kelompok

Masyarakat Sampel

Jumlah Kumulatif Masyarakat

Jumlah Kumulatif Pendapatan

Persentase Kumulatif Pendapatan

(%) (Jiwa) (Rupiah) (%)

1 40% Berpendapatan

Terendah 20 30,250,000 19.57%

2 40% Berpendapatan

Menengah 20 64,300,000 41.60%

3 20% Berpendapatan

Tertinggi 10 60,000,000 38.82%

Jumlah 50 154,550,000 100.00%

12% Dari Jumlah Pendapatan 18,546,000

17% Dari Jumlah Pendapatan 26,273,500

Sumber : Data Primer (Diolah)

Jika mengacu pada indikator ketimpangan menurut Bank Dunia, maka

dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di

Kecamatan Medan Tuntungan termasuk dalam kategori ketimpangan rendah

karena kelompok 40% masyarakat sampel berpendapatan terendah menguasai

lebih dari 17% jumlah keseluruhan pendapatan masyarakat sampel di Kecamatan

(43)

2. Kecamatan Medan Selayang

Untuk melihat nilai Koefisien Gini Ratio Kecamatan Medan Selayang dari

[image:43.595.116.519.228.758.2]

50 responden sebagai berikut:

Tabel 4.8

Angka Gini Kecamatan Medan Selayang

Pendapatan �� %��+��−1 �� %�� -��−1 (%�� -��−1)(%��+��−1)

700,000 2.67463 0.0267463 10 0.1 0.00267463

800,000 950,000 1,200,000 1,500,000

1,700,000 7.8680862 0.105427162 20 0.1 0.01054216

1,800,000 2,000,000 2,000,000 2,500,000

2,500,000 14.515710 0.223837964 30 0.1 0.022383796

2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,800,000

3,000,000 22.305895 0.368216048 40 0.1 0.036821605

3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000

3,000,000 30.096079 0.524019735 50 0.1 0.052401974

3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000

3,000,000 37.226694 0.673227733 60 0.1 0.067322773

3,200,000 3,500,000 3,500,000 3,500,000

3,500,000 47.198130 0.844248247 70 0.1 0.084424825

3,700,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000

4,000,000 60.545313 1.077434433 80 0.1 0.107743443

4,200,000 5,600,000 6,000,000 6,000,000

6,000,000 77.164373 1.377096858 90 0.1 0.137709686

6,000,000 6,000,000 7,000,000 7,000,000

7,000,000 98.45754 1.756219164 100 0.1 0.175621916

(44)

Maka Gini Ratio = 1 - 0,697647364

= 0,302352636

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gini Ratio, diperoleh

nilai sebesar 0,302 untuk Kecamatan Medan Selayang.

Berdasarkan kriteria H.T. Oshin menunjukkan bahwa Kecamatan Medan

Selayang termasuk kedalam kelompok ketimpangan rendah.

[image:44.595.113.514.273.520.2]

Sumber: Data Primer (Diolah)

Gambar 4.9

Kurva Lorenz Kecamatan Medan Selayang

Kurva Lorenz di atas memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara

persentase kumulatif masyarakat sampel dengan persentase kumulatif pendapatan

yang diterima masyarakat sampel. Dari kurva Lorenz dapat diketahui bahwa

sekitar 20% dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah

hanya menerima 7,87% dari keseluruhan total pendapatan masyarakat.

Selanjutnya 40% dari jumlah masyarakat sampel yang juga memiliki pendapatan

terendah menerima 22,30% bagian dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. 0 2,67

7,87 14,51

22,30 30,10

37,23 47,20

60,54 77,16

100

0 20 40 60 80 100 120

0 20 40 60 80 100 120

%P

E

NDAP

AT

AN

%PENDUDUK

Garis Pemerataan

(45)

Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan

Medan Selayang maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif

pendapatan yang diterima oleh kelompok 40% masyarakat berpendapatan

terendah. Dimana pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai total

pendapatan sekitar 22,30% dari total pendapatan secara keseluruhan atau sebesar

Rp. 42.950.000.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4.10

Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kecamatan Medan Selayang Berdasarkan Kriteria Bank Dunia

No.

Kelompok

Masyarakat Sampel

Jumlah Kumulatif Masyarakat

Jumlah Kumulatif Pendapatan

Persentase Kumulatif Pendapatan

(%) (Jiwa) (Rupiah) (%)

1 40% Berpendapatan

Terendah 20 42,950,000 22.30%

2 40% Berpendapatan

Menengah 20 76,600,000 39.78%

3 20% Berpendapatan

Tertinggi 10 73,000,000 37.91%

Jumlah 50 192,550,000 100.00%

12% Dari Jumlah Pendapatan 23,106,,000

17% Dari Jumlah Pendapatan 32,733,500

Sumber : Data Primer (Diolah)

Jika mengacu pada indikator ketimpangan menurut Bank Dunia, maka

dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di

Kecamatan Medan Selayang termasuk dalam kategori ketimpangan rendah karena

kelompok 40% masyarakat sampel berpendapatan terendah menguasai lebih dari

17% jumlah keseluruhan pendapatan masyarakat sampel di Kecamatan Medan

(46)

3. Kecamatan Medan Johor

Untuk melihat nilai Koefisien Gini Ratio Kecamatan Medan Johor dari 50

responden sebagai berikut:

Tabel 4.11

Angka Gini Kecamatan Medan Johor

Pendapatan �� %��+��−1 �� %�� -��−1 (%�� -��−1)(%��+��−1)

700,000 3.2544378 0.032544379 10 0.1 0.003254438

1,000,000 1,200,000 1,300,000 1,300,000

1,500,000 7.6923077 0.109467456 20 0.1 0.010946746

1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000

1,800,000 13.491124 0.21183432 30 0.1 0.021183432

2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000

2,400,000 20.828402 0.343195266 40 0.1 0.034319527

2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000

2,500,000 29.408284 0.502366864 50 0.1 0.050236686

3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000

3,000,000 38.875739 0.682840237 60 0.1 0.068284024

3,000,000 3,000,000 3,500,000 3,500,000

3,500,000 50 0.888757396 70 0.1 0.08887574

3,500,000 3,800,000 4,000,000 4,000,000

4,000,000 62.426035 1.124260355 80 0.1 0.112426036

4,000,000 4,000,000 4,000,000 5,000,000

5,000,000 77.218935 1.396449704 90 0.1 0.13964497

5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000

5,500,000 100 1.772189349 100 0.1 0.177218935

6,000,000 6,000,000 10,000,000 10,000,000

(47)

Maka Gini Ratio = 1 - 0,706390533

= 0,293609467

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gini Ratio, diperoleh

nilai sebesar 0,294 untuk Kecamatan Medan Johor.

Berdasarkan kriteria H.T. Oshin menunjukkan bahwa Kecamatan Medan

Johor termasuk kedalam kelompok ketimpangan rendah.

Sumber: Data Primer (Diolah)

Gambar 4.12

Kurva Lorenz Kecamatan Medan Johor

Kurva Lorenz di atas memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara

persentase kumulatif masyarakat sampel dengan persentase kumulatif pendapatan

yang diterima masyarakat sampel. Dari kurva Lorenz dapat diketahui bahwa

sekitar 20% dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah

hanya menerima 7,69% dari keseluruhan total pendapatan masyarakat.

Selanjutnya 40% dari jumlah masyarakat sampel yang juga memiliki pendapatan

terendah menerima 20,83% bagian dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. 0 3,25

7,6913,49 20,83

29,41 38,87

50 62,43

77,22 100

0 20 40 60 80 100 120

0 20 40 60 80 100 120

%P

E

NDAP

AT

AN

%PENDUDUK

Garis Pemerataan

(48)

Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan

Medan Johor maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif pendapatan

yang diterima oleh kelompok 40% masyarakat berpendapatan terendah. Dimana

pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai total pendapatan sekitar 20,83%

dari total pendapatan secara keseluruhan atau sebesar Rp. 35.200.000.Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4.13

Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kecamatan Medan Johor Berdasarkan Kriteria Bank Dunia

No.

Kelompok

Masyarakat Sampel

Jumlah Kumulatif Masyarakat

Jumlah Kumulatif Pendapatan

Persentase Kumulatif Pendapatan

(%) (Jiwa) (Rupiah) (%)

1 40% Berpendapatan

Terendah 20 35,200,000 20.83%

2 40% Berpendapatan

Menengah 20 70,300,000 41.60%

3 20% Berpendapatan

Tertinggi 10 63,500,000 37.57%

Jumlah 50 169,000,000 100.00%

12% Dari Jumlah Pendapatan 20,280,000

17% Dari Jumlah Pendapatan 28,730,000

Sumber : Data Primer (Diolah)

Jika mengacu pada indikator ketimpangan menurut Bank Dunia, maka

dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di

Kecamatan Medan Johor termasuk dalam kategori ketimpangan rendah karena

kelompok 40% masyarakat sampel berpendapatan terendah menguasai lebih dari

17% jumlah keseluruhan pendapatan masyarakat sampel di Kecamatan Medan

(49)

4. Kecamatan Medan Amplas

Untuk melihat nilai Koefisien Gini Ratio Kecamatan Medan Amplas dari 50

[image:49.595.116.519.228.758.2]

responden sebagai berikut:

Tabel 4.14

Angka Gini Kecamatan Medan Amplas

Pendapatan �� %��+��−1 �� %�� -��−1 (%�� -��−1)(%��+��−1)

1,000,000 4.0523691 0.040523691 10 0.1 0.004052369

1,000,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000

1,500,000 9.6009975 0.136533666 20 0.1 0.013653367

1,800,000 1,800,000 1,800,000 2,000,000

2,000,000 16.147132 0.257481297 30 0.1 0.02574813

2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,500,000

2,500,000 23.940149 0.400872818 40 0.1 0.040087282

2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000

2,500,000 32.668329 0.566084788 50 0.1 0.056608479

2,500,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000

3,000,000 42.019950 0.746882793 60 0.1 0.074688279

3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000

3,000,000 51.371571 0.933915212 70 0.1 0.093391521

3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000

3,500,000 63.216958 1.145885287 80 0.1 0.114588529

3,500,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000

4,000,000 77.867830 1.41084788 90 0.1 0.141084788

4,000,000 4,500,000 5,000,000 6,000,000

6,000,000 100 1.778678304 100 0.1 0.17786783

(50)

Maka Gini Ratio = 1 – 0,741770574

= 0,258229426

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gini Ratio, diperoleh

nilai sebesar 0,258 untuk Kecamatan Medan Amplas.

Berdasarkan kriteria H.T. Oshin menunjukkan bahwa Kecamatan Medan

Amplas termasuk kedalam kelompok ketimpangan rendah.

Sumber: Data Primer (Diolah)

Gambar 4.15

Kurva Lorenz Kecamatan Medan Amplas

Kurva Lorenz di atas memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara

persentase kumulatif masyarakat sampel dengan persentase kumulatif pendapatan

yang diterima masyarakat sampel. Dari kurva Lorenz dapat diketahui bahwa

sekitar 20% dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah

hanya menerima 9,60% dari keseluruhan total pendapatan masyarakat.Selanjutnya

40% dari jumlah masyarakat sampel yang juga memiliki pendapatan terendah

menerima 23,94% bagian dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. 0 4,05

9,60 16,15

23,94 32,67

42,02 51,37

63,22 77,87

100

0 20 40 60 80 100 120

0 20 40 60 80 100 120

%

P

E

NDAP

AT

AN

%PENDUDUK

Garis Pemerataan

(51)

Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan

Medan Amplas maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif

pendapatan yang diterima oleh kelompok 40% masyarakat berpendapatan

terendah. Dimana pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai total

pendapatan sekitar 23,94% dari total pendapatan secara keseluruhan atau sebesar

Rp. 38.400.000.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4.16

Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kecamatan Medan Amplas Berdasarkan Kriteria Bank Dunia

No.

Kelompok

Masyarakat Sampel

Jumlah Kumulatif Masyarakat

Jumlah Kumulatif Pendapatan

Persentase Kumulatif Pendapatan

(%) (Jiwa) (Rupiah) (%)

1 40% Berpendapatan

Terendah 20 38,400,000 23.94%

2 40% Berpendapatan

Menengah 20 63,000,000 39.28%

3 20% Berpendapatan

Tertinggi 10 59,000,000 36.78%

Jumlah 50 160,400,000 100.00%

12% Dari Jumlah Pendapatan 19,248,000

17% Dari Jumlah Pendapatan 27,268,000

Sumber : Data Primer (Diolah)

Jika mengacu pada indikator ketimpangan menurut Bank Dunia, maka

dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di

Kecamatan Medan Amplas termasuk dalam kategori ketimpangan rendah karena

kelompok 40% masyarakat sampel berpendapatan terendah menguasai lebih dari

17% jumlah keseluruhan pendapatan masyarakat sampel di Kecamatan Medan

(52)

5. Kecamatan Medan Denai

Untuk melihat nilai Koefisien Gini Ratio Kecamatan Medan Denai dari 50

responden sebagai berikut:

Tabel 4.17

Angka Gini Kecamatan Medan Denai

Pendapatan �� %��+��−1 �� %�� -��−1 (%�� -��−1)(%��+��−1)

400,000 2.1549512 0.021549513 10 0.1 0.002154951

800,000

1,000,000

1,000,000

1,000,000

1,000,000 5.1821447 0.073370959 20 0.1 0.007337096

1,000,000 1,200,000

1,200,000

1,500,000

1,500,000 9.7998974 0.149820421 30 0.1 0.014982042

1,500,000

1,500,000

2,000,000

2,000,000

2,000,000 15.443817 0.252437147 40 0.1 0.025243715

2,000,000

2,000,000

2,500,000

2,500,000

2,500,000 21.857363 0.373011801 50 0.1 0.03730118

2,500,000

2,500,000

2,500,000

2,500,000

2,500,000 29.29075 0.511544382 60 0.1 0.051154438

3,000,000

3,000,000 3,000,000 3,000,000

3,000,000 37.660339 0.669574141 70 0.1 0.066957414

3,000,000

3,300,000

3,500,000

3,500,000

3,500,000 47.922011 0.855823499 80 0.1 0.08558235

3,500,000

4,000,000

4,000,000

5,000,000

5,500,000 64.084146 1.12006157 90 0.1 0.112006157

5,500,000

6,500,000

7,000,000

7,000,000

7,000,000 100 1.640841457 100 0.1 0.164084146

10,000,000

10,000,000

15,000,000

28,000,000

(53)

Maka Gini Ratio = 1 – 0,566803489

= 0, 433196511

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gini Ratio, diperoleh

nilai sebesar 0,433 untuk Kecamatan Medan Denai.

Berdasarkan kriteria H.T. Oshin menunjukkan bahwa Kecamatan Medan

Deni termasuk kedalam kelompok ketimpangan tinggi.

Sumber: Data Primer (Diolah)

Gambar 4.18

Kurva Lorenz Kecamatan Medan Denai

Kurva Lorenz di atas memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara

persentase kumulatif masyarakat sampel dengan persentase kumulatif pendapatan

yang diterima masyarakat sampel. Dari kurva Lorenz dapat diketahui bahwa

sekitar 20% dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah

hanya menerima 5,18% dari keseluruhan total pendapatan masyarakat.

Selanjutnya 40% dari jumlah masyarakat sampel yang juga memiliki pendapatan

terendah menerima 15,44% bagian dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. 0 2,155,18

9,8015,44 21,86

29,30 37,66

47,92 64,09

100

0 20 40 60 80 100 120

0 20 40 60 80 100 120

%

K

UM

UL

AT

IF

P

E

NDAP

AT

AN

%KUMULATIF PENERIMA PENDAPATAN

Garis Pemeretaan

(54)

Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan

Medan Denai maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif pendapatan

yang diterima oleh kelompok 40% masyarakat berpendapatan terendah. Dimana

pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai total pendapatan sekitar 15,44%

dari total pendapatan secara keseluruhan atau sebesar Rp. 30.100.000.Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4.19

Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kecamatan Medan Denai Berdasarkan Kriteria Bank Dunia

No.

Kelompok

Masyarakat Sampel

Jumlah Kumulatif Masyarakat

Jumlah Kumulatif Pendapatan

Persentase Kumulatif Pendapatan

(%) (Jiwa) (Rupiah) (%)

1 40% Berpendapatan

Terendah 20 30,100,000 15.44%

2 40% Berpendapatan

Menengah 20 63,300,000 32.48%

3 20% Berpendapatan

Tertinggi 10 101,500,000 52.08%

Jumlah 50 194,900,000 100.00%

12% Dari Jumlah Pendapatan 23,388,000

17% Dari Jumlah Pendapatan 33,133,000

Sumber : Data Primer (Diolah)

Jika mengacu pada indikator ketimpangan menurut Bank Dunia, maka

dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di

Kecamatan Medan Denai termasuk dalam kategori ketimpangan sedang karena

kelompok 40% masyarakat sampel berpendapatan terendah menguasai 12% - 17%

jumlah keseluruhan pendapatan masyarakat sampel di Kecamatan Medan Denai

(55)

6. Kecamatan Medan Tembung

Untuk melihat nilai Koefisien Gini Ratio Kecamatan Medan Tembung dari

50 responden sebagai berikut:

Tabel 4.20

Angka Gini Kecamatan Medan Tembung

Pendapatan �� %��+��−1 �� %�� -��−1 (%�� -��−1)(%��+��−1)

900,000 3.7611940 0.03761194 10 0.1 0.003761194

1,200,000 1,200,000 1,500,000 1,500,000

1,500,000 9.0149254 0.127761194 20 0.1 0.012776119

1,500,000 1,800,000 2,000,000 2,000,000

2,000,000 15.044776 0.240597015 30 0.1 0.024059701

2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,100,000

2,300,000 22.567164 0.376119403 40 0.1 0.03761194

2,500,000 2,500,000 2,600,000 2,700,000

3,000,000 31.522388 0.540895522 50 0.1 0.054089552

3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000

3,000,000 40.477612 0.72 60 0.1 0.072

3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000

3,200,000 50.925373 0.914029851 70 0.1 0.091402985

3,200,000 3,500,000 3,600,000 3,700,000

3,700,000 63.582089 1.145074627 80 0.1 0.114507463

4,000,000 4,000,000 4,500,000 5,000,000

5,000,000 79.104478 1.426865672 90 0.1 0.142686567

5,000,000 5,000,000 5,500,000 5,500,000

6,000,000 100 1.791044776 100 0.1 0.179104478

(56)

Maka Gini Ratio = 1 - 0,732

= 0,268

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gini Ratio, diperoleh

nilai sebesar 0,268 untuk Kecamatan Medan Tembung.

Berdasarkan kriteria H.T. Oshin menunjukkan bahwa Kecamatan Medan

Tembung termasuk kedalam kelompok ketimpangan rendah.

Sumber: Data Primer (Diolah)

Gambar 4.21

Kurva Lorenz Kecamatan Medan Tembung

Kurva Lorenz di atas memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara

persentase kumulatif masyarakat sampel dengan persentase kumulatif pendapatan

yang diterima masyarakat sampel. Dari kurva Lorenz dapat diketahui bahwa

sekitar 20% dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah

hanya menerima 9,01% dari keseluruhan total pendapatan masyarakat.

Selanjutnya 40% dari jumlah masyarakat sampel yang juga memiliki pendapatan

terendah menerima 22,57% bagian dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. 0 3,76

9,0115,04 22,57

31,52 40,48

50,92 63,58

79,10 100

0 20 40 60 80 100 120

0 20 40 60 80 100 120

%P

E

NDAP

AT

AN

%PENDUDUK

Garis Pemerataan

(57)

Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan

Medan Tembung maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif

pendapatan yang diterima oleh kelompok 40% masyarakat berpendapatan

terendah. Dimana pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai total

pendapatan sekitar 22,57% dari total pendapatan secara keseluruhan atau sebesar

Rp. 37.800.000.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4.22

Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kecamatan Medan Tembung Berdasarkan Kriteria Bank Dunia

No.

Kelompok

Masyarakat Sampel

Jumlah Kumulatif Masyarakat

Jumlah Kumulatif Pendapatan

Persentase Kumulatif Pendapatan

(%) (Jiwa) (Rupiah) (%)

1 40% Berpendapatan

Terendah 20 37,800,000 22.57%

2 40% Berpendapatan

Menengah 20 68,700,000 41.01%

3 20% Berpendapatan

Tertinggi 10 61,000,000 36.42%

Jumlah 50 167,500,000 100.00%

12% Dari Jumlah Pendapatan 20,100,000

17% Dari Jumlah Pendapatan 28,475,000

Sumber : Data Primer (Diolah)

Jika mengacu pada indikator ketimpangan menurut Bank Dunia, maka

dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di

Kecamatan Medan Tembung termasuk dalam kategori ketimpangan rendah karena

kelompok 40% masyarakat sampel berpendapatan terendah menguasai lebih dari

17% jumlah keseluruhan pendapatan masyarakat sampel di Kecamatan Medan

(58)

7. Kecamatan Medan Kota

Untuk melihat nilai Koefisien Gini Ratio Kecamatan Medan Kota dari 50

[image:58.595.114.518.216.760.2]

responden sebagai berikut:

Tabel 4.23

Angka Gini Kecamatan Medan Kota

Pendapatan �� %��+��−1 �� %�� -��−1 (%�� -��−1)(%��+��−1)

800,000 2.079772 0.020797721 10 0.1 0.002079772

1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,000,000

2,000,000 5.7834758 0.078632479 20 0.1 0.007863248

2,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000

3,000,000 10.769231 0.165527066 30 0.1 0.016552707

3,000,000 3,500,000 4,000,000 4,000,000

4,000,000 17.378917 0.281481481 40 0.1 0.028148148

4,500,000 4,700,000 5,000,000 5,000,000

5,000,000 24.786325 0.421652422 50 0.1 0.042165242

5,000,000 5,000,000 5,000,000 6,000,000

6,000,000 33.333333 0.581196581 60 0.1 0.058119658

6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000

6,000,000 43.304843 0.766381766 70 0.1 0.076638177

7,000,000 7,000,000 7,500,000 7,500,000

8,000,000 54.985755 0.982905983 80 0.1 0.098290598

8,000,000 8,000,000 8,000,000 9,000,000

9,000,000 72.649573 1.276353276 90 0.1 0.127635328

10,000,000 13,000,000 15,000,000 15,000,000

15,000,000 100 1.726495726 100 0.1 0.172649573

15,000,000 16,000,000 25,000,000 25,000,000

(59)

Maka Gini Ratio = 1 - 0,63014245

= 0,36985755

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gini Ratio, diperoleh

nilai sebesar 0,370 untuk Kecamatan Medan Kota.

Berdasarkan kriteria H.T. Oshin menunjukkan bahwa Kecamatan Medan

Kota termasuk kedalam kelompok ketimpangan sedang.

[image:59.595.113.514.291.515.2]

Sumber: Data Primer (Diolah)

Gambar 4.24

Kurva Lorenz Kecamatan Medan Kota

Kurva Lorenz di atas memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara

persentase kumulatif masyarakat sampel dengan persentase kumulatif pendapatan

yang diterima masyarakat sampel. Dari kurva Lorenz dapat diketahui bahwa

sekitar 20% dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah

hanya menerima 5,78% dari keseluruhan total pendapatan masyarakat.

Selanjutnya 40% dari jumlah masyarakat sampel yang juga memiliki pendapatan

terendah menerima 17,38% bagian dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. 0 2,085,78

10,7717,38 24,79

33,33 43,30

54,98 72,65

100

0 20 40 60 80 100 120

0 20 40 60 80 100 120

%P

E

NDAP

AT

AN

%PENDUDUK

Garis Pemerataan

(60)

Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan

Medan Kota maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif pendapatan

yang diterima oleh kelompok 40% masyarakat berpendapatan terendah. Dimana

pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai total pendapatan sekitar 17,37%

dari total pendapatan secara keseluruhan atau sebesar Rp. 61.000.000.Untuk lebih

[image:60.595.113.514.325.548.2]

jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4.25

Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kecamatan Medan Kota Berdasarkan Kriteria Bank Dunia

No.

Kelompok

Masyarakat Sampel

Jumlah Kumulatif Masyarakat

Jumlah Kumulatif Pendapatan

Persentase Kumulatif Pendapatan

(%) (Jiwa) (Rupiah) (%)

1 40% Berpendapatan

Terendah 20 61,000,000 17.38%

2 40% Berpendapatan

Menengah 20 132,000,000 37.61%

3 20% Berpendapatan

Tertinggi 10 158,000,000 45.01%

Jumlah 50 351,000,000 100.00%

12% Dari Jumlah Pendapatan 42,120,000

17% Dari Jumlah Pendapatan 59,670,000

Sumber : Data Primer (Diolah)

Jika mengacu pada indikator ketimpangan menurut Bank Dunia, maka

dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di

Kecamatan Medan Kota termasuk dalam kategori ketimpangan rendah karena

kelompok 40% masyarakat sampel berpendapatan terendah menguasai lebih dari

17% jumlah keseluruhan pendapatan masyarakat sampel di Kecamatan Medan

(61)

8. Kecamatan Medan Area

Untuk melihat nilai Koefisien Gini Ratio Kecamatan Medan Area dari 50

[image:61.595.116.502.230.758.2]

responden sebagai berikut:

Tabel 4.26

Angka Gini Kecamatan Medan Area

Pendapatan �� %��+��−1 �� %�� -��−1 (%�� -��−1)(%��+��−1)

500,000 2.0485806 0.020485806 10 0.1 0.002048581

700,000 750,000 750,000 800,000

800,000 5.5604331 0.076090138 20 0.1 0.007609014

800,000 900,000 1,500,000 2,000,000

2,000,000 11.706175 0.172666081 30 0.1 0.017266608

2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,500,000

2,500,000 19.168862 0.308750366 40 0.1 0.030875037

2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,750,000

2,800,000 27.714369 0.468832309 50 0.1 0.046883231

2,800,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000

3,000,000 36.962248 0.646766169 60 0.1 0.064676617

3,000,000 3,200,000 3,200,000 3,400,000

3,500,000 47.907521 0.848697688 70 0.1 0.084869769

3,500,000 3,700,000 4,000,000 4,000,000

4,000,000 59.906351 1.078138718 80 0.1 0.107813872

4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,500,000

4,500,000 73.661106 1.335674568 90 0.1 0.133567457

4,500,000 4,500,000 5,000,000 5,000,000

6,000,000 100 1.736611062 100 0.1 0.173661106

(62)

Maka Gini Ratio = 1 - 0.669271291

= 0, 330728709

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gini Ratio, diperoleh

nilai sebesar 0,331 untuk Kecamatan Medan Area.

Berdasarkan kriteria H.T. Oshin menunjukkan bahwa Kecamatan Medan

Area termasuk kedalam kelompok ketimpangan sedang.

[image:62.595.113.516.288.504.2]

Sumber: Data Primer (Diolah)

Gambar 4.27

Kurva Lorenz Kecamatan Medan Area

Kurva Lorenz yang ditunjukkan memperlihatkan hubungan kuantitatif

aktual antara persentase kumulatif masyarakat sampel dengan persentase

kumulatif pendapatan yang diterima masyarakat sampel. Dari kurva Lorenz dapat

diketahui bahwa sekitar 20% dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki

pendapatan terendah hanya menerima 5,56% dari keseluruhan total pendapatan

masyarakat. Selanjutnya 40% dari jumlah masyarakat sampel yang juga memiliki

pendapatan terendah menerima 18,92% bagian dari keseluruhan total pendapatan

masyarakat.

0 2,055,56

11,7119,17 27,71

36,96 47,91

59,91 73,66

100; 100

0 20 40 60 80 100 120

0 20 40 60 80 100 120

%P

E

NDAP

AT

AN

%PENDUDUK

Garis Pemerataan

(63)

Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan

Medan Area maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif pendapatan

yang diterima oleh kelompok 40% masyarakat berpendapatan terendah. Dimana

pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai total pendapatan sekitar 19,17%

dari total pendapatan secara keseluruhan atau sebesar Rp. 32.750.000.Untuk lebih

[image:63.595.113.514.325.548.2]

jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4.28

Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kecamatan Medan Area Berdasarkan Kriteria Bank Dunia

No.

Kelompok

Masyarakat Sampel

Jumlah Kumulatif Masyarakat

Jumlah Kumulatif Pendapatan

Persentase Kumulatif Pendapatan

(%) (Jiwa) (Rupiah) (%)

1 40% Berpendapatan

Terendah 20 32,750,000 19,17%

2 40% Berpendapatan

Menengah 20 69,600,000 40.74%

3 20% Berpendapatan

Tertinggi 10 68,500,000 40.09%

Jumlah 50 170,850,000 100.00%

12% Dari Jumlah Pendapatan 20,502,000

17% Dari Jumlah Pendapatan 29,044,500

Sumber : Data Primer (Diolah)

Jika mengacu pada indikator ketimpangan menurut Bank Dunia, maka

dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di

Kecamatan Medan Area termasuk dalam kategori ketimpangan rendah karena

kelompok 40% masyarakat sampel berpendapatan terendah menguasai lebih dari

17% jumlah keseluruhan pendapatan masyarakat sampel di Kecamatan Medan

(64)

9. Kecamatan Medan Baru

Untuk melihat nilai Koefisien Gini Ratio Kecamatan Medan Baru dari 50

[image:64.595.116.519.229.757.2]

responden sebagai berikut:

Tabel 4.29

Angka Gini Kecamatan Medan Baru

Pendapatan �� %��+��−1 �� %�� -��−1 (%�� -��−1)(%��+��−1)

750,000 2.6508087 0.026508087 10 0.1 0.002650809

800,000 850,000 850,000 900,000

1,000,000 6.355533 0.090063619 20 0.1 0.009006362

1,000,000 1,000,000 1,300,000 1,500,000

1,500,000 11.880733 0.182362861 30 0.1 0.018236286

1,500,000 1,800,000 1,850,000 2,000,000

2,000,000 18.367868 0.302486011 40 0.1 0.030248601

2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,156,000

2,500,000 26.352232 0.447201002 50 0.1 0.0447201

2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000

2,500,000 35.486343 0.618385753 60 0.1 0.061838575

2,800,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000

3,000,000 46.345078 0.818314213 70 0.1 0.081831421

3,000,000 3,500,000 3,500,000 4,000,000

4,000,000 60.078183 1.064232607 80 0.1 0.106423261

4,000,000 4,500,000 4,500,000 4,500,000

5,000,000 76.04691 1.361250926 90 0.1 0.136125093

5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000

6,000,000 100 1.760469097 100 0.1 0.17604691

6,000,000 6,500,000 7,000,000 12,000,000

(65)

Maka Gini Ratio = 1 - 0,667127418

= 0,332872582

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gini Ratio, diperoleh

nilai sebesar 0,333 untuk Kecamatan Medan Baru.

Berdasarkan kriteria H.T. Oshin menunjukkan bahwa Kecamatan Medan

Baru termasuk kedalam kelompok ketimpangan sedang.

[image:65.595.113.515.287.512.2]

Sumber: Data Primer (Diolah)

Gambar 4.30

Kurva Lorenz Kecamatan Medan Baru

Kurva Lorenz di atas memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara

persentase kumulatif masyarakat sampel dengan persentase kumulatif pendapatan

yang diterima masyarakat sampel. Dari kurva Lorenz dapat diketahui bahwa

sekitar 20% dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah

hanya menerima 6,35% dari keseluruhan total pendapatan masyarakat.

Selanjutnya 40% dari jumlah masyarakat sampel yang juga memiliki pendapatan

terendah menerima 18,36% bagian dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. 0 2,656,35

11,8818,37 26,35

35,49 46,34

60,08 76,05

100

0 20 40 60 80 100 120

0 20 40 60 80 100 120

%P

E

NDAP

AT

AN

%PENDUDUK

Garis Pemerataan

(66)

Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan

Medan Baru maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif pendapatan

yang diterima oleh kelompok 40% masyarakat berpendapatan terendah. Dimana

pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai total pendapatan sekitar 18,36%

dari total pendapatan secara keseluruhan atau sebesar Rp. 28.756.000.Untuk lebih

[image:66.595.114.514.325.548.2]

jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4.31

Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kecamatan Medan Baru Berdasarkan Kriteria Bank Dunia

No.

Kelompok

Masyarakat Sampel

Jumlah Kumulatif Masyarakat

Jumlah Kumulatif Pendapatan

Persentase Kumulatif Pendapatan

(%) (Jiwa) (Rupiah) (%)

1 40% Berpendapatan

Terendah 20 28,756,000 18.36%

2 40% Berpendapatan

Menengah 20 65,300,000 41.71%

3 20% Berpendapatan

Tertinggi 10 62,500,000 39.92%

Jumlah 50 156,556,000 100.00%

12% Dari Jumlah Pendapatan 18,786,720

17% Dari Jumlah Pendapatan 26,614,520

Sumber : Data Primer (Diolah)

Jika mengacu pada indikator ketimpangan menurut Bank Dunia, maka

dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di

Kecamatan Medan Baru termasuk dalam kategori ketimpangan rendah karena

kelompok 40% masyarakat sampel berpendapatan terendah menguasai lebih dari

17% jumlah keseluruhan pendapatan masyarakat sampel di Kecamatan Medan

(67)

10. Kecamatan Medan Polonia

Untuk melihat nilai Koefisien Gini Ratio Kecamatan Medan Polonia dari 50

[image:67.595.116.502.231.758.2]

responden sebagai berikut:

Tabel 4.32

Angka Gini Kecamatan Medan Polonia

Pendapatan �� %��+��−1 �� %�� -��−1 (%�� -��−1)(%��+��−1)

800,000 2.285992 0.02285992 10 0.1 0.002285992

900,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

1,000,000 5.398833 0.07684825 20 0.1 0.007684825

1,200,000 1,200,000 1,500,000 1,500,000

1,500,000 9.630350 0.15029183 30 0.1 0.015029183

1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000

1,800,000 14.29961 0.23929961 40 0.1 0.023929961

1,800,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000

2,000,000 19.16342 0.33463035 50 0.1 0.033463035

2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000

2,000,000 25.09728 0.442607 60 0.1 0.0442607

2,000,000 2,200,000 3,000,000 3,000,000

3,000,000 33.85214 0.58949163 70 0.1 0.058949416

3,000,000 3,500,000 4,000,000 4,500,000

5,000,000 46.01167 0.798638132 80 0.1 0.079863813

5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000

6,000,000 63.03502 1.090466926 90 0.1 0.109046693

6,000,000 7,000,000 8,000,000 8,000,000

8,000,000 100 1.6303502 100 0.1 0.163035019

(68)

Maka Gini Ratio = 1 - 0,537548638

= 0,462451362

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gini Ratio, diperoleh

nilai sebesar 0,462 untuk Kecamatan Medan Polonia.

Berdasarkan kriteria H.T. Oshin menunjukkan bahwa Kecamatan Medan Polonia

termasuk kedalam kelompok ketimpangan tinggi.

[image:68.595.113.513.276.480.2]

Sumber: Data Primer (Diolah)

Gambar 4.33

Kurva Lorenz Kecamatan Medan Polonia

Kurva Lorenz di atas memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara

persentase kumulatif masyarakat sampel dengan persentase kumulatif pendapatan

yang diterima masyarakat sampel. Dari kurva Lorenz dapat diketahui bahwa

sekitar 20% dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah

hanya menerima 5,4% dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. Selanjutnya

40% dari jumlah masyarakat sampel yang juga memiliki pendapatan terendah

menerima 17,41% bagian dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. 0 2,295,40

9,6314,30

19,1625,10 33,85

46,01 63,03

100

0 20 40 60 80 100 120

0 20 40 60 80 100 120

%P

E

NDAP

AT

AN

%PENDUDUK

Garis Pemerataan

(69)

Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan

Medan Polonia maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif

pendapatan yang diterima oleh kelompok 40% masyarakat berpendapatan

terendah. Dimana pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai total

pendapatan sekitar 14,30% dari total pendapatan secara keseluruhan atau sebesar

[image:69.595.115.505.325.544.2]

Rp. 29.400.000.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4.34

Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kecamatan Medan Polonia Berdasarkan Kriteria Bank Dunia

No.

Kelompok

Masyarakat Sampel

Jumlah Kumulatif Masyarakat

Jumlah Kumulatif Pendapatan

Persentase Kumulatif Pendapatan

(%) (Jiwa) (Rupiah) (%)

1 40% Berpendapatan

Terendah 20 29,400,000 14.30%

2 40% Berpendapatan

Menengah 20 65,200,000 31.71%

3 20% Berpendapatan

Tertinggi 10 111,000,000 54%

Jumlah 50 205,600,000 100.00%

12% Dari Jumlah Pendapatan 24,672,000

17% Dari Jumlah Pendapatan 34,952,000

Sumber : Data Primer (Diolah)

Jika mengacu pada indikator ketimpangan menurut Bank Dunia, maka

dapat disimpulkan bahwa tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di

Kecamatan Medan Polonia termasuk dalam kategori ketimpangan sedang karena

kelompok 40% masyarakat sampel berpendapatan terendah menguasai 12% - 17%

jumlah keseluruhan pendapatan masyarakat sampel di Kecamatan Medan Polonia

(70)

11. Kecamatan Medan Maimun

Untuk melihat nilai Koefisien Gini Ratio Kecamatan Medan Maimun dari

40 responden sebagai berikut:

Tabel 4.35

Angka Gini Kecamatan Medan Maimun

Maka Gini Ratio = 1 - 0,712697161

= 0,287302839

Pendapatan �� %��+��−1 �� %�� -��−1 (%�� -��−1)(%��+��−1)

800,000 2.5630915 0.025630915 10 0.1 0.002563091

800,000 800,000 850,000

900,000 6.3880126 0.089511041 20 0.1 0.008951104

950,000 1,000,000 2,000,000

2,000,000 12.933754 0.193217666 30 0.1 0.019321767

2,000,000 2,000,000 2,300,000

2,500,000 21.056782 0.339905363 40 0.1 0.033990536

2,500,000 2,500,000 2,800,000

2,800,000 30.362776 0.514195584 50 0.1 0.051419558

3,000,000 3,000,000 3,000,000

3,000,000 40.141956 0.705047319 60 0.1 0.070504732

3,000,000 3,100,000 3,300,000

3,500,000 51.182965 0.913249211 70 0.1 0.091324921

3,500,000 3,500,000 3,500,000

4,800,000 62.85489 1.140378549 80 0.1 0.114037855

3,000,000 3,800,000 4,000,000

4,800,000 78.864353 1.417192429 90 0.1 0.141719243

5,000,000 5,000,000 5,500,000

5,800,000 100 1.788643533 100 0.1 0.178864353

7,000,000 7,000,000 7,000,000

(71)

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gini Ratio, diperoleh

nilai sebesar 0,287 untuk Kecamatan Medan Maimun.

Berdasarkan kriteria H.T. Oshin menunjukkan bahwa Kecamatan Medan

Maimun termasuk kedalam kelompok ketimpangan rendah.

[image:71.595.110.515.194.480.2]

Sumber: Data Primer (Diolah)

Gambar 4.36

Kurva Lorenz Kecamatan Medan Maimun

Kurva Lorenz di atas memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara

persentase kumulatif masyarakat sampel dengan persentase kumulatif pendapatan

yang diterima masyarakat sampel. Dari kurva Lorenz dapat diketahui bahwa

sekitar 20% dari jumlah masyarakat sampel yang memiliki pendapatan terendah

hanya menerima 6,39% dari keseluruhan total pendapatan masyarakat.

Selanjutnya 40% dari jumlah masyarakat sampel yang juga memiliki pendapatan

terendah menerima 21,05% bagian dari keseluruhan total pendapatan masyarakat. 0 2,56

6,39 12,93

21,06 30,36

40,14 51,18

62,85 78,86

100

0 20 40 60 80 100 120

0 20 40 60 80 100 120

%K

UM

UL

AT

IF

P

E

NDAP

AT

AN

%KUMULATIF PENERIMA PENDAPATAN

Garis Pemerataan

(72)

Untuk melihat tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kecamatan

Medan Maimun maka yang harus diperhatikan adalah jumlah kumulatif

pendapatan yang diterima oleh kelompok 40% masyarakat berpendapatan

terendah. Dimana pada penelitian ini kelompok tersebut menguasai total

pendapatan sekitar 21,05% dari total pendapatan secara keseluruhan atau sebesar

[image:72.595.113.514.325.548.2]

Rp. 26.700.000.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4.37

Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kecamatan Medan Maimun Berdasarkan Kriteria Bank Dunia

No.

Kelompok

Masyarakat Sampel

Jumlah Kumulatif Masyarakat

Jumlah Kumulatif Pendapatan

Persentase Kumulatif Pendapatan

(%) (Jiwa) (Rupiah) (%)

1 40% Berpendapatan

Terendah 20 26,700,000 21.05%

2 40% Berpendapatan

Menengah 20 53,000,000 41.80%

3 20% Berpendapatan

Tertinggi 10 47,100,000 37.14%

Jumlah 50 126,800,000 100.00%

12% Dari Jumlah Pendapatan 15,216,000

17% Dari Jumlah Pendapatan 21,556,000

Sumber : Data Primer (Diolah)

Jika meng

Gambar

Tabel 4.5 Angka Gini Kecamatan Medan Tuntungan
Tabel 4.7 Tingkat Ketimpangan Pendapatan di Kecamatan Medan Tuntungan
Tabel 4.8 Angka Gini Kecamatan Medan Selayang
Gambar 4.9 Kurva Lorenz Kecamatan Medan Selayang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan evaluasi terhadap dokumen penawaran yang masuk dan dinyatakan lengkap serta memenuhi syarat dengan melalui tahapan Koreksi Aritmatika, Pembuktian

NIM NAMA MAHASISWA J/K NO.. NIM NAMA MAHASISWA

Bagi peserta yang berkeberatan dengan keputusan ini, diberi kesempatan untuk menyampaikan sanggahan kepada Panitia Pengadaan Barangpasa MTs N lebus Tahun. Anggaran zln

KELAS MATA KULIAH SKS DOSEN HARI RUANG KETERANGAN.. Agama

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. FAKULTAS BAIIASA DAN

Berdasarkan evaluasi kualifikasi yang telah dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pembangunan Data Center Haji Tahun 2012 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan

Alnnct: ll.mp$ l{rr6r!nr6l0m Yo{tdhrtd

[r]