HUBUNGAN ANTARA JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH PERSONIL POLISI DENGAN JUMLAH KEJAHATAN DI
KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2009
TUGAS AKHIR
JUNIATY PARDEDE
082407067
PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul :HUBUNGAN ANTARA JUMLAH PENDUDUK
DAN JUMLAH PERSONIL POLISI DENGAN JUMLAH KEJAHATAN DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2009
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : JUNIATY PARDEDE
Nomor Induk Mahasiswa : 082407067
Program Studi : DIPLOMA (D-III) STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas :MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, Juni 2011
Diketahui
Departemen Matematika FMIPA USU
Ketua, Pembimbing,
Prof. DR. Tulus, M.Si Drs. Gim Tarigan, M.Si NIP. 19620901 198803 1 002 NIP.19550202 198601 1 001
PERNYATAAN
HUBUNGAN ANTARA JUMLAH PENDUDUK DAN JUMLAH PERSONIL POLISI DENGAN JUMLAH KEJAHATAN DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR
TAHUN 2009
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Mei 2011
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dan bimbingan yang sangat berharga yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan tepat waktu. Maka dengan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak saya tercinta R.Pardede dan Mama saya tersayang E.br Sitorus, yang telah membesarkan dan mendidik saya dengan penuh kasih sayang dan cinta kasih sejak kecil hingga saat ini selalu memberikan doa dan dorongan, semangat serta materi yang tak ternilai dengan apapun.
2. Bapak DR. Sutarman, M.Sc, selaku Dekan FMIPA USU.
3. Ibu DR. Marpongahtun, M.Si, selaku Pembantu Dekan I FMIPA USU.
4. Bapak Prof. DR. Tulus, M.Si, selaku Ketua Departemen Matematika FMIPA USU.
5. Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si, selaku Koordinator Program Studi D-III STATISTIKA FMIPA USU.
6. Bapak Drs. Gim Tarigan, M.Si, selaku Dosen Pembimbing saya yang telah banyak memberi dukungan, bimbingan serta saran dalam penulisan Tugas Akhir saya ini.
7. Untuk Abangku Bastian Pardede serta adik-adikku Pontius Pardede, Sari Pardede dan Elfriyanti Pardede yang telah memberikan semangat dan doa. 8. Untuk teman-teman seperjuangan Ben Oni M. Wijaya, Dedi M.Sihombing dan
‘Anyway’ (Saurina Banjarnahor, Lamsihar D.F. Pakpahan, dan Dame A. Tanjung) yang telah memberikan doa dan dukungannya kepada saya.
9. Teman-teman kos M’31 ( Titin, Nengsot, Yosfet, Trigus, Siska Louli, Junze, dan Lasma) terimakasih buat semangat dan dukungan doanya.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini. Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan ilmu dan
pengetahuan kepada setiap orang yang membacanya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
Medan, Mei 2011 Penulis
NIM: 082407067
5.1. Pengertian dan Pengenalan Microsoft Excel 47
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Daftar Kontingensi 16 Tabel 2.2 Daftar Kontingensi dari Frekuensi yang Diharapkan 18 Tabel 4.1 Daftar Jumlah Personil Polisi pada Setiap Kesatuan di Kab. Toba 31
Samosir Tahun2009
Tabel 4.2 Daftar Jumlah Kejahatan pada Setiap Kesatuan di Kab. Toba 32
Samosir Tahun2009
Tabel 4.3 Daftar Jumlah Penduduk pada Setiap Kesatuan di Kab. Toba 33 Samosir Tahun2009
Tabel 4.4 Hubungan Jumlah Personil Polisi dengan Jumlah Kejahatan 34 pada Setiap Kesatuan di Kab. Toba Samosir Tahun 2009
Tabel 4.5 Daftar Frekuensi yang Diharapkan 36
Tabel 4.6 Penentuan Harga Chi-Kuadrat (X2) 37 Tabel 4.7 Hubungan Jumlah Penduduk dengan Jumlah Kejahatan pada 40
Setiap Kesatuan di Kab. Toba Samosir Tahun 2009
Tabel 4.8 Daftar Frekuensi yang Diharapkan 42
Tabel 4.9 Penentuan Harga Chi-Kuadrat (X2) 43
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Diagram Batang Jumlah Personil Polisi di Setiap Kesatuan 31
Gambar 4.2 Diagram Batang Jumlah Kejahatan di Setiap Kesatuan 32
Gambar 4.3 Diagram Batang Jumlah Penduduk di Setiap Kesatuan 33
Gambar 5.1 Mengaktifkan Program Microsoft Excel 48
Gambar 5.2 Hasil Penjumlahan pada Excel 49
Gambar 5.3 Penentuan Harga Chi-Kuadrat 50
Gambar 5.4 Tampilan Grafik pada Excel 51
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dengan cara berkelompok dan
bermasyarakat. Dimana dalam kehidupan bermasyarakat tersebut, terdapat
ketentuan-ketentuan hidup atau norma yang mengatur segala aspek kehidupan manusia. Salah
satunya adalah norma hukum yang mengatur kehidupan tata-tertib mayarakat. Norma
hukum ini ditunjukan bagi orang yang melakukan kejahatan atau pelanggaran
peraturan yang berlaku.
Masalah kejahatan adalah masalah manusia yang telah merupakan kenyataan
sosial. Kejahatan dipandang dari segi hukum adalah perbuatan yang dilarang oleh
undang-undang dan barang siapa yang melakukan sesuatu perbuatan yang
bertentangan dengan undang-undang tersebut, maka ia akan dihukum. Kejahatan
yang terjadi setiap tahun tidak terhitung banyaknya dan jutaan penjahat telah
dihukum. Sehingga banyak korban kejahatan yang mengalami kerugian kesusilaan
dan kesusahan. Akibat dari kejahatan tersebut juga meresahkan masyarakat dalam
Untuk mencegah kejahatan yang terus meningkat di Indonesia, khususnya di
Kabupaten Toba Samosir pada saat ini, maka diperlukan jumlah personil polisi yang
memadai. Dimana tugas Polri adalah mampu menjadi pelindung, pengayom dan
pelayan masyarakat yang selalu dekat dan bersama-sama dengan masyarakat, serta
sebagai penegak hukum yang profesional dan proposional yang selalu menjunjung
tinggi supermasi hukum dan hak azasi manusia, pemeliharaan keamanan dalam negeri
dalam suatu kehidupan nasional yang demokratis dan masyarakat yang sejahtera.
Hubungan antara personil polisi dengan masyarakat di Kabupaten Toba
Samosir sangatlah penting. Dimana, dalam kehidupan bermasyarakat selalu ada
kejahatan karena terjadi pelanggaran hukum yang berlaku. Maka dari itu, dengan
meningkatkan jumlah personil polisi diharapakan dapat mengatasi jumlah kejahatan
yang meningkat di tengah-tengah masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa ada
hubungan antara jumlah penduduk dan jumlah personil polisi dengan jumlah
kejahatan di Kabupaten Toba Samosir.
Melihat dari masalah tersebut maka pada penulisan tugas akhir ini, penulis
1.2 Identifikasi Masalah
Sesuai dengan judul di atas maka yang menjadi identifikasi masalah adalah bagaimana
hubungan antara jumlah penduduk dan jumlah personil polisi dengan jumlah
kejahatan setiap polsek di Kabupaten Toba Samosir tahun 2009.
Dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat dapat menimbulkan
jumlah kejahatan yang meningkat juga. Dengan mengetahui peningkatan jumlah
penduduk di masyarakat dan ketersediaan jumlah personil polisi sehingga diharapkan
di masa yang akan datang jumlah kejahatan dapat diperkirakan dan dapat diatasi.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Apakah ada hubungan antara jumlah penduduk dan jumlah personil polisi
dengan jumlah kejahatan di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2009?
b. Berapa persen (%) besar hubungan antara jumlah penduduk dan jumlah
personil polisi dengan jumlah kejahatan di Kabupaten Toba Samosir pada
1.4 Batasan Masalah
Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah jumlah penduduk dan
jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan di Kabupaten Toba Samosir pada
tahun 2009.
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka tujuan dari penulisan
Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran tentang hubungan antara jumlah penduduk dan
jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan di Kabupaten Toba Samosir
pada tahun 2009.
2. Untuk mengetahui berapa persen (%) besar hubungan antara jumlah penduduk
dan jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan di Kabupaten Toba
Samosir pada tahun 2009.
Manfaat dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:
1. Sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi D3 Statistika.
2. Sebagai penerapan ilmu dari mata kuliah yang diperoleh.
3. Dapat menuangkan ilmu dan mengaplikasikan teori-teori statistika yang
diperoleh penulis selama kuliah untuk menyelesiakan permasalahan yang
sedang diteliti.
4. Sebagai pengetahuan bagi kita bahwa dengan peningkatan kejahatan sangat
1.6 Lokasi Penelitian
Penelitian atau pengumpulan data mengenai tingkat kejahatan ini diperoleh dari
Bagian Operasional Polres Toba Samosir Jalan Siponggol Dolok, Kecamatan Porsea,
Kabupaten Toba Samosir.
1.7 Metode Penelitian
Beberapa metode penelitian yang dilakukan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini
adalah:
1. Penelitian Kepustakaan (studi literatur)
Untuk memperoleh keterangan – keterangan yang mendukung penulisan tugas
akhir dilakukan studi literatur dengan membaca serta mempelajari buku-buku
yang didapat dari perkuliahan maupun dari buku – buku yang tersedia di
perpustakaan. Selain itu, kutipan – kutipan atau informasi yang relevan dengan
judul juga diambil dari internet.
2. Penelitian Lapangan
Yaitu suatu cara penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder
dan informasi, dengan cara langsung ke lapangan dan melihat keadaan yang
sesungguhnya. Data yang digunakan pada tugas akhir ini bersumber dari
1.8 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan penulis adalah antara lain:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, identifikasi masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
lokasi penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS
Pada Bab ini berisi tentang suatu tinjauan teori untuk diaplikasikan
dalam pengolahan data yang didapat. Dalam hal ini menggunakan
Chi- Kuadrat.
BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
Dalam bab ini penulis menguraikan sejarah singkat Polres Toba
Samosir.
BAB 4 : ANALISIS DATA
Pada Bab ini penulis menganalisa data yang diperlukan dalam
penyelesaian tugas akhir.
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang program yang dipakai
untuk memproses penelitian.
BAB 6 : PENUTUP
Bab ini merupakan penutup mengenai kesimpulan dari penelitian
tersebut dan penulis mencoba memberikan saran yang mungkin dapat
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Statistik non Parametrik
Metode statistik non parametrik atau sering juga disebut metode bebas sebaran
(distribution free) adalah test yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat tertentu
tentang bentuk distribusi parameter populasinya. Oleh karena itu
observasi-observasinya harus independen dan bahwa variabel yang diteliti pada dasarnya harus
memiliki kontinuitas.
Statistik non parametrik mempunyai kelebihan yaitu kebanyakan prosedur
parametrik memerlukan asumsi dalam jumlah yang minimal maka kemungkinan
untuk beberapa prosedur non parametrik perhitungan-perhitungan dapat dilakukan
dengan cepat dan mudah, terutama bila terpaksa dilakukan dengan manual. Jadi
penggunaan prosedur-prosedur ini menghemat waktu yang diperlukan untuk
perhitungan dan ini merupakan bahan pertimbangan bila hasil penyajian harus secara
tersaji atau bila mesin hitung berkemampuan tinggi tidak tersedia. Dengan statistik
non parametrik para peneliti dengan dasar matematik dan statistik yang kurang
biasanya konsep dan metode prosedur non parametrik mudah dipahami.
Prosedur-prosedur non parametrik boleh diterapkan bila data telah diukur dengan menggunakan
Sedangkan kelemahan dari statistik non parametrik adalah
perhitungan-perhitungan yang dibutuhkan untuk kebanyakan prosedur non parametrik cepat dan
sederhana yang mengakibatkan uji ini kurang akurat dan efisien.Metode ini juga tidak
dapat digunakan untuk membuat prediksi (ramalan) seperti dalam model analisis
regresi, karena asumsi distribusi normal tidak dapat dipenuhi.
Dalam penelitian ini digunakan analisis data kuantitatif (data yang berbentuk
bilangan) secara statistik, yaitu dengan menggunakan Chi-Kuadrat (X2). Chi-Kuadrat
merupakan salah satu prosedur non parametrik yang dapat digunakan dalam analisis
statistik. Di dalam Chi-Kuadrat terdapat tekhnik analisa statistik untuk mengetahui
signifikan perbedaan anatara proyeksi subjek dan objek penelitian ynag datanya telah
dikategorikan. Analisa kategori dapat dibagi ke dalam dua macam kategori atau lebih
tergantung dari objek ataupun respon yang ingin diamati.
2.2 Hipotesis
Hipotesis secara etimologis dibentuk dari dua kata yaitu, kata hypo yang berarti
kurang dan thesis yang berarti pendapat. Jadi hypothesis merupakan jawaban
sementara terhadap pertanyaan penelitian. Pengertian ini kemudian diperluas dengan
maksud sebagai kesimpulan yang belum sempurna, sehingga disempurnakan dengan
membuktikan kebenaran hipotesis tersebut. Pembuktian ini hanya dapat dilakukan
Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki untuk menentukan hipotesis adalah:
1. Hipotesis harus muncul dan hubungannya dengan teori serta masalah yang
diteliti.
2. Setiap hipotesis adalah kemungkinan jawaban terhadap persoalan yang diteliti.
3. Hipotesis harus dapat diuji atau terukur tersendiri untuk menetapkan hipotesis
yang besar kemungkinannya didukung oleh data empirik.
Adapun jenis hipotesis yang mudah dimengerti adalah hipotesis nol (H0),
hipotesis alternatif (Ha), hipotesis kerja (Hk). Tetapi yang biasa adalah H0 yang
merupakan antara dua variabel x dan variabel y yang akan diteliti atau variabel
independen (x) tidak mempengaruhi variabel dependen (y).
2.3 Analisa yang Digunakan
2.3.1 Analisa Univariat
Analisa univariat merupakan metode statistik dalam penelitian yang hanya
menggunakan satu variabel. Penggunaan satu variabel dalam penelitian sangat
tergantung dari tujuan dan skala pengukuran yang digunakan. Analisa univariat
dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel
2.3.2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat pada umumnya mempunyai tujuan untuk menguji perbedaan dan
menguji hubungan antara dua variabel penelitian yang digunakan. Hipotesa yang diuji
biasanya adalah kelompok itu berbeda dalam ciri khas tertentu, dengan demikian
perbedaan itu berhubungan dengan frekuensi relatif masuknya anggota-anggota
kelompok ke dalam beberapa kategori. Dalam analisa ini digunakan hipotesa
Chi-kuadrat.
2.3.3 Uji Chi-Kuadrat
Uji Chi-kuadrat merupakan salah satu prosedur non parametrik yang dapat digunakan
dalam analisis statistik yang sering digunakan dalam praktek. Tekhnik Chi-kuadrat
(Chi-square; Chi dibaca: kai ; simbol dari huruf Yunani: X2) ditemukan oleh Helmet
pada tahun 1900, pertama kali diperkenalkan kembali oleh Karl Pearson.
Uji Chi-kuadrat digunakan untuk menguji kebebasan antara dua sampel
(variabel) yang disusun dalam tabel baris kali kolom atau menguji keselarasan dimana
pengujian dilakukan untuk memeriksa ketergantungan dan homogenitas apakah data
sebuah sampel yang diambil menunjang hipotesis yang menyatakan bahwa populasi
asal sampel tersebut mengikuti suatu distribusi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu,
uji ini dapat juga disebut uji keselarasan (goodness of fit test), karena untuk menguji
apakah sebuah sampel selaras dengan salah satu distribusi teoritis (seperti distribusi
Pada kedua prosedur tersebut selalu meliputi perbandingan frekuensi yang
teramati dengan frekuensi yang diharapkan bila H0 yang ditetapkan benar, karena
dalam penelitian yang dilakukan data yang diperoleh tidak selamanya berupa data
skala interval saja, melainkan juga data skala nominal, yaitu yang berupa perhitungan
frekuensi pemunculan tertentu.
Perhitungan frekuensi pemunculan juga sering dikaitkan dengan perhitungan
persentase, proporsi atau yang lain yang sejenis. Chi-kuadrat adalah tekhnik statistik
yang dipergunakan untuk menguji probabilitas seperti itu, yang dilakukan dengan cara
mempertentangkan antara frekuensi yang benar-benar terjadi, frekuensi yang
diobservasi, observe frequencies (disingkat F0 atau O ) dengan frekuensi yang
diharapkan, expected frequencies (disingkat Fh atau E).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan Chi-kudarat,
yaitu:
1. Chi-kuadrat digunakan untuk menganalisa data yang berbentuk frekuensi
2. Chi-kuadrat tidak dapat digunakan untuk menentukan besar atau kecilnya
korelasi dari variabel-variabel yang dianalisa.
3. Chi-kuadrat pada dasarnya belum dapat menghasilkan kesimpulan yang
memuaskan.
4. Chi-kuadrat cocok digunakan untuk data kategorik, data diskrit atau data
nominal.
Cara memberikan interpretasi terhadap Chi-kuadrat adalah dengan menentukan df
(degree of freedom) atau db (derajat bebas). Setelah itu berkonsultasi tabel harga kritik
perhitungan dengan harga kritik Chi-kuadrat, akhirnya mengambil kesimpulan dengan
ketentuan:
1. Bila harga Chi-kuadrat (X2) sama atau lebih besar dari tabel Chi-kuadrat maka
hipotesa nol (H0) ditolak dan hipotesa alternatif (Ha) diterima.
2. Bila harga Chi-kuadrat (X2) lebih kecil dari tabel Chi-kuadrat maka hipotesa
nol (H0) diterima dan hipotesa alternatif (Ha) ditolak.
Ada beberapa persoalan yang dapat diselesaikan dengan mengambil manfaat
dari Chi-kuadrat diantaranya adalah:
1. Uji Independen antara Dua Faktor
Banyak data hasil pengamatan yang dapat digolongkan ke dalam beberapa faktor,
karakteristik atau atribut terdiri dari beberapa klasifikasi, kategori, golongan atau
mungkin tingkatan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap fenomena demikian akan
diselidiki mengenai asosiasi atau hubungan atau kaitan antara faktor-faktor itu, bisa
dikatakan bahan faktor-faktor itu bersifat independen atau bebas, tepatnya bebas
statistik. Selain daripada itu akan diselidiki ada atau tidaknya pengaruh mengenai
beberapa taraf atau tingkatan sesuatu faktor terhadap kejadian fenomena.
Secara umum untuk menguji independen antar dua faktor dapat dijelaskan
sebagai berikut: misalkan diambil sebuah sampel acak berukuran n, dan tiap
pengamatan tunggal diduga terjadi karena adanya dua macam faktor I dan II. Faktor I
pengamatan yang terjadi karena taraf ke-I faktor ke I (i=1,2,…,b) dan taraf ke-j faktor
ke II (j=1,2,…,k) akan dinyatakan dengan nij. Hasilnya dapat dicatat dalam sebuah
daftar kontingensi b k. Pasangan hipotesis yang akan diuji berdasarkan data dengan
memakai penyesuaian persyaratan data yang diuji sebagai berikut:
H0 : Kedua faktor bebas statistik
H1 : Kedua faktor tidak bebas statistic
Tabel yang disajikan akan dianalisis untuk setiap sel yang diperlukan
kemudian dibentuk tabel kontingensi. Dari tabel tersebut di atas agar dapat dicari
hubungan antara faktor-faktor dengan menggunakan statistik uji Chi-kuadrat.
Pengujian eksak sukar digunakan, karena disini hanya akan dijelaskan
pengujian yang bersifat pendekatan. Untuk itu diperlukan frekuensi teoritik atau
banyak gejala yang diharapkan terjadi, disini akan dinyatakan dengan Eij.
Rumusnya adalahsebagai berikut:
E
ij= (n
ion
oj) n
Dengan:
Eij = Banyak data teoritik (banyak gejala yang diharapkan terjadi)
nio = jumlah baris ke-i
noj = jumlah kolom ke-j
n = total jumlah data
E11 = (n10 n01 )/n ; E12 = (n10 n02)/n
E21 = (n20 n01 )/n ; E22 = (n20 n02)/n
dan seterusnya …
Jelas bahwa n = n10 + n20 + … + nb0 = n01 + n02 + … + n0k
Sehingga nilai statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis di atas adalah:
X
2=
nij = Jumlah observasi untuk kasus-kasus yang dikategorikan dalam baris ke-I dan
kolom ke-j
Eij = Banyak kasus yang diharapkan untuk dikategorikan dalam baris ke-I dan kolom
ke-j.
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Tolak H0 jika X2hitung X2tabel
Terima H0 jika X2hitung X2tabel
Dalam taraf nyata α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) untuk distribusi Chi-Kuadrat
2. Koefisien Kontingensi
Kegunaan tekhnik koefisien kontingensi yang diberi simbol C, adalah untuk mencari
atau menghitung keeratan hubungan antara dua variabel yang mempunyai gejala
ordinal (kategori), paling tidak berjenis nominal.
Cara kerja atau perhitungan koefisien kontingensi sangatlah mudah jika nilai
Chi-Kuadrat sudah diketahui. Oleh karena itu biasanya para peneliti menghitung harga
koefisien kontingensi setelah menemukan harga Chi-Kuadrat. Test signifikansi yang
digunakan tetap menggunakan tabel kritik Chi-Kuadrat, dengan derajat kebebasan
(db) sama dengan jumlah kolom dikurangi satu dikalikan dengan jumlah baris
dikurangi satu (b-1)(k-1). Rumus untuk menghitung koefisien kontingensi adalah:
C
=
C = Koefisien kontingensi
X2hitung = Hasil perhitungan Chi-Kuadrat
N = Banyak data
3. Metode Analisa
Dalam penelitian ini dilakukan metode analisis kuantitatif dengan langkah-langkah
Langkah 1:
Pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan mengadakan penelitian di Polres
Toba Samosir dari tanggal 26 Desember sampai dengan 30 Desember 2010 di Bagian
Operasional Polres Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir.
Langkah 2:
Dari data yang dianalisis, lalu disusun dalam tabel distribusi frekuensi:
Langkah 3:
Dari data yang dianalisis maka dapat dibentuk daftar kontingensi frekuensi yang
diamati seperti di bawah ini:
Tabel 2.1 Daftar Kontingensi FAKTOR II (K TARAF)
JUMLAH
1 2 …. K
FAKTOR I ( B TARAF)
1 n11 n12 …. n1k N10
2 n12 n22 …. n2k N20
…. …. …. …. …. …. …. …. …. …. …. ….
B nB1 nB2 …. nbk nB0
Dimana : faktor I dan faktor II adalah faktor-faktor yang membentuk dafatar
kontingensi dengan b baris dan k kolom, nij adalah frekuensi yang diamati.
N(1) =
Tentukan frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati dengan rumus:
E
ij= ( n
ion
oj) / n
Dengan:
Eij = ferkuensi yang diharapkan
n = jumlah data yang diamati
Dari rumus di atas dapat disusun tabel kontingensi dari frekuensi yang diharapkan
Tabel 2.2 Daftar Kontingensi dari Frekuensi yang Diharapkan FAKTOR II (K TARAF)
JUMLAH
1 2 …. K
FAKTOR I ( B TARAF )
1 E11 E12 …. E1k N10
2 E12 E22 …. E2k N20
…. …. …. …. …. …. …. …. …. …. …. ….
B EB1 EB2 …. Ebk nB0
Jumlah n01 n02 …. n0k N
Dengan terbentuknya daftar frekuensi yang diamati dan daftar frekuensi yang
diharapkan maka dapat ditentukan harga X2.
Langkah 5:
Untuk menghitung harga Chi-Kuadrat, perlu perhatikan criteria sebagai berikut:
1. Frekuensi teoritis (Eij) minimum harus 5 setiap kotak, sebab X2 hanya berlaku
apabila Eij ≥ 5, dengan kata lain apabila Eij <5 maka terhadap data tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk tabel dua baris dan dua kolom dan untuk tabel
lebih dari 2 2 sebelum menghitung X2 perlu diperhatikan dahulu Eij pada
setiap kotak dalam tabel. Jika syarat tidak dipenuhi maka beberapa kolom atau
2. Setiap kotak tidak boleh mempunyai frekuensi kurang dari 1.
Setelah kriteria-kriteria di atas dipenuhi maka harga X2 dapat dihitung dengan rumus:
X
2=
Untuk menguji apakah harga X2 dianggap berarti pada suatu level of signifikan
tertentu harus diketahui nilai kritis dari X2 dengan menggunakan daftar pencarian
harga Chi-Kuadrat yang dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dari hasil
perhitungan. Dengan membaca nilai ini Chi-Kuadrat yang tepat harus terlebih dahulu
dipilih confidence coefficient yang akan dipakai dan degree of freedom (db) yaitu
(b-1)(k-1).
Langkah 6:
Hipotesa yang diajukan adalah:
H0 = Tidak ada hubungan antara jumlah personil polisi dan jumlah penduduk dengan
jumlah kejahatan pada setiap polsek.
H1 = Ada hubungan antara jumlah personil polisi dan jumlah penduduk dengan
jumlah kejahatan pada setiap polsek.
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Tolak H0 jika X2hitung X2tabel
Langkah 7:
Selanjutnya akan ditentukan koefisien kontingensi C dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
C = Koefisien Kontingensi
X2hitung = Hasil perhitungan Chi-Kuadrat
N = Banyak data
Harga C dipakai untuk nilai derajat asosiasi antar faktor-faktornya adalah dengan
membandingkan harga C dengan koefisien kontingensi maksimum dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
Cmaks
=
Dengan m harga minimum antara b dan k atau antara jumlah baris dan kolom.
Langkah 8:
Dengan membandingkan C dan Cmaks maka keeratan hubungan variabel I dan variabel
II ditentukan oleh persentase. Hubungan kedua variabel ini disimbolkan dengan Q dan
mempunyai nilai antara -1 dan +1. Bilamana harga Q mendekati +1 maka hubungan
tambah erat dan bila harga Q menjauhi +1 maka hubungan kedua variabel semakin
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Q =
maks
C C
100%
Dengan ketentuan-ketentuan Davis (1971) sebagai berikut:
1. Sangat erat jika Q 0,70
2. Erat jika Q antara 0,50 dan 0,69
3. Cukup erat jika Q antara 0,30 dan 0,49
4. Kurang erat jika Q antara 0,10 dan 0,29
5. Dapat diabaikan jika Q antara 0,01 dan 0,09
BAB 3
SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
3.1 Sejarah Kepolisian
Lahir, tumbuh dan berkembangnya Polri tidak lepas dari sejarah perjuangan
kemerdekaan Republik Indonesia sejak Proklamasi. Sejak proklamasi kemerdekaan
Indonesia, Polri telah dihadapkan pada tugas-tugas yang unik dan kompleks. Selain
menata keamanan dan ketertiban masyarakat di masa perang, Polri juga terlibat
langsung dalam pertempuran melawan penjajah dan berbagai operasi meliter
bersama-sama satuan angkatan bersenjata yang lain. Kondisi seperti ini dilakukan oleh Polri
karena Polri lahir sebagai satu-satunya satuan bersenjata yang relatif lebih lengkap.
Hanya empat hari setelah kemerdekaan, tepatnya 21 Agustus 1945, secara
tegas pasukan polisi segera memproklamirkan diri sebagai Pasukan Polisi Republik
Indonesia yang sewaktu itu dipimpin oleh Inspektur Kelas I Polisi Mochammad Jassin
di Surabaya, langkah awal yang dilakukan selain mengadakan pembersihan dan
pelucutan senjata terhdapa tentara Jepang yang kalah perang, juga membangkitkan
semangat moral dan patriotisme seluruh rakyat maupun persatuan bersenjata lain yang
Tanggal 29 September 1945 tentara Sekutu yang didalamnya juga terdapat
ribuan tentara Belanda menyerbu Indonesia dengan dalih ingin melucuti tentara
Jepang. Pada kenyataannya pasukan sekutu tersebut justru ingin membantu Belanda
menjajah kembali Indonesia. Oleh karena itu pernag antara sekutu dan pasukan
Indonesia pun terjadi dimana-mana. Klimaksnya terjadi pada tanggal 10 November
1945, yang dikenal sebagai ‘Pertempuran Surabaya’. Tanggal itu kemudian dijadikan
sebagai hari Pahlawan secara Nasional yang setiap tahun diperingati oleh bangsa
Indonesia.
Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya menjadi sangat penting dalam
sejarah Indonesia, bukan hanya karena ribuan rakyat Indonesia gugur, tetapi lebih dari
itu karena semangat heroiknya mampu menggetarkan dunia dan PBB akan eksistensi
bangsa dan Negara Indonesia di mata dunia. Andil pasukan Polisi dalam mengobarkan
semangat perlawanan rakyat ketika itupun sangat besar dalam menciptakan keamanan
dan ketertiban di dalam negeri, Polri juga sudah banyak disibukkan oleh berbagai
operasi militer, penumpasan pemberontakan dari DI & TII, PRRI, PKI, RMS, RAM,
dan G30/SPKIserta berbagai penumpasan GPK.
Dalam perkembangan paling akhir dalam kepolisian yang semakin modern
dan global, Polri bukan hanya mengurusi keamanan dan ketertiban di dalam negeri,
akan tetapi juga terlibat dalam masalah-masalah keamanan dan ketertiban regional
maupun Internasional, sebagaimana yang ditempuh oleh kebijakan PBB yang telah
meminta pasukan-pasukan Polisi termasuk Indonesia untuk ikut aktif dalam berbagai
3.2 Visi dan Misi Kepolisian
3.2.1 Visi
Polri yang mampu menjadi pelindung Pengayom dan Pelayan Masyarakat yang selalu
dekat dan bersama-sama masyarakat, serta sebagai penegak hukum yang profesional
dan proposional yang selalu menjunjung tinggi supermasi hukum dan hak azasi
manusia, Pemelihara keamanan dan ketertiban serta mewujudkan keamanan dalam
negeri dalam suatu kehidupan nasional yang demokratis dan masyarakat yang
sejahtera.
3.2.2 Misi
Berdasarkan uraian Visi sebagaimana tersebut di atas, selanjutnya uraian tentang
jabaran misi Polri ke depan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat
(meliputi aspek security, surety, safety dan peace) sehingga masyarkat bebas
dari gangguan fisik maupun psikis.
2. Memberikan bimbingan kepada masyarakat melalui upaya preemtif dan
preventif yang dapat meningkatkan kesadaran dan kekuatan serta kepatuhan
3. Menegakkan hukum secara profesional dan proporsional dengan menjunjung
tinggi supremasi hukum dan hak azasi manusia menuju kepada adanya
kepastian hukum dan rasa keadilan.
4. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dengan tetap memperhatikan
norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam bingkai integritas wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. Meningkatkan upaya konsolidasi ke dalam (internal Polri) sebagai upaya
menyamakan visi dan misi Polri ke depan.
6. Memelihara soliditas institusi Polri dari berbagai pengaruh eksternal yang
sangat merugikan organisasi.
7. Melanjutkan operasi pemulihan keamanan di beberapa wilayah konflik guna
menjamin keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Meningkatkan kesadaran hukum dan kesadaran berbangsa dari masyarakat
yang ber-Bhineka Tunggal Ika.
9. Tercapainya situasi Kamtibmas yang kondusif bagi penyelenggaraan
pembangunan nasional.
10.Terciptanya suatu proses penegakan hukum ynag konsisten dan berkeadilan
bebas KKN dan menjunjung tinggi hak azasi manusia.
11.Terwujudnya aparat penegak hukum yang memiliki integritas dan kemmpuan
professional yang yang tinggi serta mampu bertindak tegas, adil dan
berwibawa.
12.Kesadaran hukum dan kepatuhan hukum masyarakat yang meningkat terwujud
dalam bentuk partisipasi aktif dan dinamis masyarakat terhadap upaya
13.Kinerja Polri yang lebih profesional dan proporsional dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai demokrasi sehingga disegani dan mendapat dukungan kuat
dari masyarakat untuk mewujudkan lingkungan kehidupan yang lebih aman
dan tertib.
14.Tercapainya kerukunan antar umat beragama dalam kerangka interaksi sosial
yang intensif serta tumbuhnya kesadaran berbangsa guna menjamin keutuhan
bangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika.
15.Tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
3.3 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas
Struktur organisasi merupakan suatu bagan yang menunjukkan aspek-aspek
pokok, hubungan antara bagian seluruh pengawasan dan masing-masing
bertanggung jawab terhadap tugasnya. Karena itu penyusunan struktur organisasi
dalam suatu kerja sama dan koordinasi yang baik dalam organisasi sangat penting
untuk dapat menciptakan suatu kesatuan tindak usaha atau keharmonisan dari
berbagai fungsi yang berbeda-beda untuk dapat menciptkan tujuan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
Adapun ringkasan tugas dari setiap bagian adalah sebagai berikut:
1. Kepala Polres atau disingkat Kapolres bertugas memimpin, membina dan
mengawasi/mengendalikan satuan-satuan organisasi dalam lingkungan Polres
serta memberikan saran pertimbangan dan melaksanakan tugas lain sesuai
2. Wakil Kepala Polres atau disingkat Wakapolres bertugas membantu Kapolres
dalam melaksanakan tugasnya dengan mengendalikan pelaksanaan tugas-tugas
staf seluruh satuan organisasi dalam jajaran Polres dan dalam batas
kewenangannya memimpin Polres dalam hal Kapolres berhalangan serta
melaksanakan tugas lain sesuai perintah Kapolres.
3. Bagian Operasi bertugas menyelenggarakan administrasi dan pengawasan
operasional, perencanaan dan pengendalian operasi kepolisian, pelayanan
fasilitas dan perawatan tahanan dan pelayanan atas permintaan perlindungan
saksi/korban kejahatan dan permintaan bantuan pengamanan proses peradilan
dan pengamanan khusus lainnya.
4. Bagian Pembinaan Kemitraan bertugas mengatur penyelenggaraan dan
mengawasi/mengarahkan pelaksanaan penyuluhan masyarakat dan pembinaan
bentuk-bentuk pengamanan swakarsa oleh satuan-satuan fungsi yang
berkompeten, membina hubungan kerja sama dengan
organisasi/lembaga/tokoh sosial/kemasyarakatan dan instansi pemerintah,
khususnya instansi Polsus/PPNS dan pemerintah daerah dalam kerangka
otonomi daerah, dalam rangka peningkatan kesadaran dan ketaatan warga
masyarakat pada hukum dan peraturan perundang-undangan, pengembangan
pengamanan swakarsa dan pembinaan hubungan Polri – Masyarakat yang
kondusif bagi pelaksanaan tugas Polri.
5. Bagian Administrasi bertugas menyelenggarakan penyusunan rencana/program
kerja dan anggaran, pembinaan dan administrasi personel, pelatihan serta
6. Bagian Urusan Telekomunikasi dan Informatika bertugas menyelenggarakan
pelayanan telekomunikasi, pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian
informasi termasuk informasi kriminal dan pelayanan multimedia.
7. Unit Pelayanan Pengaduan dan Penegakan Disiplin bertugas
menyelenggarakan pelayanan pengaduan masyarakat tentang penyimpangan
perilaku dan tindakan anggota Polri dan pembinaan disiplin dan tata tertib,
termasuk pengamanan internal, dalam rangka penegakan hukum dan
pemuliaan profesi.
8. Bagian Tata Usaha dan Urusan Dalam bertugas melaksanakan ketatausahaan
dan urusan dalam meliputi korespondensi, ketatausahaan perkantoran,
kearsipan, dokumentasi, penyelenggaraan rapat, apel/upacara, kebersihan dan
ketertiban serta urusan perbengkelan/pemeliharaan kendaraan roda 2 (dua)
maupun roda 4 (empat) dan urusan persenjataan.
9. Bagian Sentral Pelayanan Kepolisian bertugas memberikan pelayanan
kepolisian kepada warga masyarakat yang membutuhkan, dalam bentuk
penerimaan dan penanganan pertama laporan/pengaduan, pelayanan
permintaan bantuan/pertolongan kepolisian, penjagaan markas termasuk
penjagaan tahanan dan pengamanan barang bukti yang berada di Mapolres dan
penyelesaian perkara ringan/perselisihan antar warga, sesuai ketentuan hukum
dan peraturan/kebijakan dalam organisasi Polri.
10.Bagian Satuan Intelijen Keamanan bertugas menyelenggarakan/membina
fungsi Intelijen bidang keamanan, termasuk persandian, dan pemberian
pelayanan dalam bentuk surat izin/keterangan yang menyangkut orang asing,
senjata api dan bahan peledak, kegiatan sosial/politik masyarakat dan surat
masyarakat yang membutuhkan serta melakukan pengawasan/pengamanan
atas pelaksanaannya.
11.Bagian Satuan Reserse Kriminal bertugas menyelenggarakan/membina fungsi
penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, dengan memberikan
pelayanan/perlindungan khusus kepada korban/pelaku, remaja, anak dan
wanita, serta menyelenggarakan fungi identifikasi, baik untuk kepentingan
penyidikan maupun pelayanan umum, dan menyelenggarakan koordinasi &
pengawasan operasional dan administrasi PPNS, sesuai ketentuan hukum dan
perundang-undangan.
12.Bagian Satuan Samapta bertugas menyelenggarakan/membina fungsi
kesamaptaan kepolisian/tugas polisi umum dan pengamanan obyek khusus,
termasuk pengambilan tidakan pertama di tempat kejadian perkara dan
penanganan tindak pidana ringan, pengendalian massa dan pemberdayan
bentuk-bentuk pengamanan swakarsa masyarakat dalam rangka pemeliharaan
keamaan dan ketertiban masyarakat.
13.Bagian Satuan Lalu Lintas bertugas menyelenggarakan/membina fungsi
lalulintas kepolisian yang meliputi penjagaan, pengaturan, pengawalan dan
patroli, pendidikan masyarakat dan rekayasa lalulintas, registrasi dan
identifikasi pengemudi/kendaraan bermotor, penyidikan kecelakaan lalulintas
dan penegakan hukum dalam bidang lalulintas, guna memelihara keamanan,
ketertiban dan kelancaran lalulintas.
14.POLSEK bertugas menyelenggarakan tugas pokok Polri dalam pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum dan perlindungan,
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, penulis mengambil data di Polres Toba Samosir Bagian
Operasional yang dilaksanakan dari tanggal 26 Desember sampai dengnan 30
Desember 2010.
4.1 Analisa Univariat
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing
variabel dependen dan variabel independen.
Adapun daftar distribusi jumlah dari personil polisi, kejahatan, dan penduduk
Tabel 4.1 Daftar Jumlah Personil Polisi pada Setiap Kesatuan di Kab.Toba Samosir Tahun 2009
No. Kesatuan Jumlah Personil Polisi (f) Proporsi (%)
1. Balige 25 8,389261745
2. Laguboti 17 5,704697987
3. Silaen 12 4,026845638
4. Habinsaran 13 4,362416107
5. Porsea 206 69,12751678
6. Lumban Julu 25 8,389261745
Jumlah 298 100
Jumlah
Kesatuan
Tabel 4.2 Daftar Jumlah Kejahatan pada Setiap Kesatuan di Kab.Toba Samosir Tahun 2009
No. Kesatuan Jumlah Kejahatan (f) Proporsi (%)
1. Balige 147 30,75313808
2. Laguboti 46 9,623430962
3. Silaen 46 9,623430962
4. Habinsaran 53 11,08786611
5. Porsea 141 29,49790795
6. Lumban Julu 45 9,414225941
Jumlah 478 100
Jumlah
Kesatuan
Tabel 4.2 Daftar Jumlah Penduduk pada Setiap Kesatuan di Kab.Toba Samosir Tahun 2009
No. Kesatuan Jumlah Penduduk (f) Proporsi (%)
1. Balige 40.880 23,63921287
2. Laguboti 18.372 10,62376759
3. Silaen 19.508 11,28066939
4. Habinsaran 29.548 17,08638606
5. Porsea 35.742 20,66812002
6. Lumban Julu 28.883 16,70184407
Jumlah 172.933 100
Jumlah
Kesatuan
Tabel 4.4 Hubungan Jumlah Personil Polisi dengan Jumlah Kejahatan pada Setiap Kesatuan di Kab.Toba Samosir Tahun 2009
No. Kesatuan Jumlah Personil Jumlah Kejahatan Jumlah
1. Balige 25 147 172
2. Laguboti 17 46 63
3. Silaen 12 46 58
4. Habinsaran 13 53 66
5. Porsea 206 141 347
6. Lumban Julu 25 45 70
Jumlah 298 478 776
4.2 Analisa Bivariat
Analisa ini digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara jumlah
kejahatan dengan jumlah personil polisi, maka kita dapat melakukan uji Chi Kuadrat
(X2) yaitu dengan cara mengamati jumlah frekuensi yang diharapkan dari frekuensi
yang diamati yang dapat ditentukan rumus:
Eij = (nio x noj) / n
Dengan:
nio = jumlah baris ke-i
noj = jumlah kolom ke-j
n = total jumlah data
Dapat dicari jumlah frekuensi yang diharapkan dari jumlah frekuensi yang
diamati, yaitu:
E11 = ( 172 298 ) / 776 = 66,0515
E12 = ( 172 478 ) / 776 = 105,9484
E21 = ( 63 298 ) / 776 = 24,1933
E22 = ( 63 478 ) / 776 = 38,8067
E31 = ( 58 298 ) / 776 = 22,2732
E32 = ( 58 478 ) / 776 = 35,7268
E41 = ( 66 298 ) / 776 = 25,3454
E42 = ( 66 478 ) / 776 = 40,6546
E51 = ( 347 298 ) / 776 = 133,2551
E61 = ( 70 298 ) / 776 = 26,8814
E62 = ( 70 478 ) / 776 = 43,1186
Dari koefisien di atas dapat dibentuk daftar kontingensi dari frekuensi yang
diharapkan yang dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5 Daftar Frekuensi yang Diharapkan
No. Kesatuan Jumlah Personil Jumlah Kejahatan Jumlah
1. Balige 66,0515 105,9484 171,9999
2. Laguboti 24,1933 38,8067 63,0000
3. Silaen 22,2732 35,7268 58,0000
4. Habinsaran 25,3454 40,6546 66,0000
5. Porsea 133,2551 213,7448 346,9999
6. Lumban Julu 26,8814 43,1186 70,0000
Jumlah 297,9999 477,9999 775,9998
Dari jumlah yang diamati dan jumlah frekuensi yang diharapkan dapat
ditentukan pada setiap item kejadian yang berlaku, diamati perbedaan antara nij dan Eij
ada tidaknya hubungan antara faktor I dan II dan jumlah beda = 0 dengan
penggabungan tabel 4.4 dan tabel 4.5 dapat ditentukan harga X2 seperti tabel 4.6 di
Tabel 4.6 Penentuan Harga Chi-Kuadrat (X2)
nij Eij nij-Eij (nij – Eij)2 (nij – Eij)2/Eij
25 66,0515 -41,0515 1.685,2257 25,5138
147 105,9484 41,0516 1.685,2339 15,9062
17 24,1933 -7,1933 51,7436 2,1388
46 38,8067 7,1933 51,7436 1,3334
12 22,2732 -10,2732 105,5386 4,7384
46 35,7268 10,2732 105,5386 2,9540
13 25,3454 -12,3454 152,4089 6,0133
53 40,6546 12,3454 152,4089 3,7489
206 133,2551 72,7449 5.291,8205 39,7120
141 213,7448 -72,7448 5.291,8059 24,7576
25 26,8814 -1,8814 3,5397 0,1317
45 43,1186 1,8814 3,5397 0,0821
Jumlah 775,9998 0,0002 14,580,5476 127,0302
Jadi dari tabel 4.6 penentuan harga Chi-Kuadrat diperoleh:
X
2=
X2hitung = 127,0302 atau dibulatkan menjadi 2 desimal:
X2hitung = 127,03
H0 = Tidak ada hubungan antara jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan di
setiap kesatuan
H1 = Ada hubungan antara jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan di setiap
kesatuan.
Harga X2 yang terdapat pada tabel dengan dk (derajat kebebasan) = (b-1)(k-1)
= (2-1)(6-1) = 5 dan α = 0,05 diperoleh harga dari tabel X2(0,05)(5) = 11,07.
Ternyata X2hitung > X2tabel yakni 127,03 > 11,07
Jadi H0 ditolak maka H1 diterima, artinya ada hubungan antara jumlah personil polisi
dengan jumlah kejahatan di setiap kesatuan.
Untuk mengetahui derajat hubungan antara jumlah personil polisi dengan
jumlah kejahatan maka ditentukan koefisien kontingensi C (derajat hubungan) sebagai
Untuk menentukan derajat asosiasi antara jumlah personil polisi terhadap
jumlah kejahatan maka harga C tersebut dibandingkan dengan harga Cmaks yaitu:
Cmaks
=
Cmaks
=
Cmaks = 0,71
Dengan membandingkan harga C dengan Cmaks adalah sebagai berikut:
Q =
Berdasarkan ketentuan Davis (1971) nilai Q berada di antara 0,50 dan 0,69
maka dapat diketahui bahwa derajat hubungan antara jumlah personil polisi dan
Tabel 4.7 Hubungan Jumlah Penduduk dengan Jumlah Kejahatan pada Setiap Kesatuan di Kab.Toba Samosir Tahun 2009
No. Kesatuan Jumlah Penduduk Jumlah Kejahatan Jumlah
1. Balige 40.880 147 41.027
2. Laguboti 18.372 46 18.418
3. Silaen 19.508 46 19.554
4. Habinsaran 29.548 53 29.601
5. Porsea 35.742 141 35.883
6. Lumban Julu 28.883 45 28.928
Jumlah 172.933 478 173.411
Untuk dapat mengetahui apakah ada hubungan jumlah penduduk dengan
jumlah kejahatan maka jumlah frekuensi yang diharapkan dari jumlah frekuensi yang
dapat diamati dapat ditentukan dengan rumus:
Eij = (nio x noj) / n
Dengan:
Eij = Banyaknya data teoritik (banyak gejala yang diharapkan terjadi)
nio = jumlah baris ke-i
noj = jumlah kolom ke-j
Dapat dicari jumlah frekuensi yang diharapkan dari jumlah frekuensi yang
diamati, yaitu:
E11 = ( 41.027 172.933 ) / 173.411 = 40.913,9108
E12 = ( 41.027 478 ) / 173.411 = 113,0892
E21 = ( 18.418 172.933 ) / 173.411 = 18.367,2316
E22 = ( 18.418 478 ) / 173.411 = 50,7684
E31 = ( 19.554 172.933 ) / 173.411 = 19.500,1002
E32 = ( 19.554 478 ) / 173.411 = 53,8998
E41 = ( 29.601 172.933 ) / 173.411 = 29.519,4061
E42 = ( 29.601 478 ) / 173.411 = 81,5939
E51 = ( 35.883 172.933 ) / 173.411 = 35.784,0901
E61 = ( 28.928 172.933 ) / 173.411 = 28.848,2612
E62 = ( 28.928 478 ) / 173.411 = 79,7388
Dari koefisien di atas dapat dibentuk daftar kontingensi dari frekuensi yang
diharapkan yang dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini:
Tabel 4.8 Daftar Frekuensi yang Diharapkan
No. Kesatuan Jumlah Penduduk Jumlah Kejahatan Jumlah
1. Balige 40.913,9108 113,0892 41.027
2. Laguboti 18.367,2316 50,7684 18.418
3. Silaen 19.500,1002 53,8998 19.554
4. Habinsaran 29.519,4061 81,5939 29.601
5. Porsea 35.784,0901 98,9099 35.883
6. Lumban Julu 28.848,2612 79,7388 28.928
Jumlah 172.933 478 173.411
Dari jumlah yang diamati dan jumlah frekuensi yang diharapkan dapat
ditentukan pada setiap item kejadian yang berlaku, diamati perbedaan antara nij dan Eij
ada tidaknya hubungan antara faktor I dan II dan jumlah beda = 0 dengan
penggabungan tabel 4.7 dan tabel 4.8 dapat ditentukan harga X2 seperti tabel 4.9 di
Tabel 4.9 Penentuan Harga Chi-Kuadrat
nij Eij nij-Eij (nij – Eij)2 (nij – Eij)2/Eij 40.880 40.913,9108 -33,9108 1.149,942357 0,02810639
147 113,0892 33,9108 1.149,942357 10,16845426
18.372 18.367,2316 4,7684 22,73763856 0,001237945
46 50,7684 -4,7684 22,73763856 0,447869906
19508 19.500,1002 7,8998 62,40684004 0,003200334
46 53,8998 -7,8998 62,40684004 1,157830642
29.548 29.519,4061 28,5939 817,6111172 0,02769741
53 81,5939 -28,5939 817,6111172 10,02049316
35.742 35.784,0901 -42,0901 1771,576518 0,049507379
141 98,9099 42,0901 1771,576518 17,91101313
28.883 28.848,2612 34,7388 1.206,784225 0,04183213
45 79,7388 -34,7388 1.206,784225 15,13421603
Jumlah 173.411 0,0000 10.062,11739 54,99145872
Jadi dari tabel 4.9 penentuan harga Chi-Kuadrat diperoleh:
X
2=
X2hitung = 54,99145872 atau dibulatkan menjadi dua desimal:
Dengan hipotesa sebagai berikut:
H0 = Tidak ada hubungan antara jumlah penduduk dengan jumlah kejahatan di setiap
kesatuan
H1 = Ada hubungan antara jumlah penduduk dengan jumlah kejahatan di setiap
kesatuan.
Harga X2 yang terdapat pada tabel dengan dk (derajat kebebasan) = (b-1)(k-1)
= (2-1)(6-1) = 5 dan α = 0,05 diperoleh harga dari tabel X2(0,05)(5) = 11,07.
Ternyata X2hitung > X2tabel yakni 54,99 > 11,07
Jadi H0 ditolak maka H1 diterima, artinya ada hubungan antara jumlah personil polisi
dengan jumlah kejahatan di setiap kesatuan.
Untuk mengetahui derajat hubungan antara jumlah personil polisi dengan
jumlah kejahatan maka ditentukan koefisien kontingensi C (derajat hubungan) sebagai
Untuk menentukan derajat asosiasi antara jumlah personil polisi terhadap
jumlah kejahatan maka harga C tersebut dibandingkan dengan harga Cmaks yaitu:
Cmaks
=
Cmaks
=
Cmaks = 0,71
Dengan membandingkan harga C dengan Cmaks adalah sebagai berikut:
Q =
Berdasarkan ketentuan Davis (1971) nilai Q berada di antara 0,01 dan 0,09
maka dapat diketahui bahwa derajat hubungan antara jumlah personil polisi dan
4.3 Evaluasi
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan di Kantor Polisi Polres TOBASA dengan data
298 personil polisi, 478 jumlah kejahatan dan 172.933 jumlah penduduk maka dari
hasil perhitungan Chi-Kuadrat untuk jumlah personil polisi mempunyai hubungan
yang erat dengan jumlah kejahatan. Ini dapat dibuktikan dengan memperhatikan
bahwa dengan dk = 5, α = 0,05 mempunyai X2hitung > X2tabel yaitu sebesar 127,03 >
11,07. Begitu juga dengan hasil perhitungan Chi-Kuadrat untuk jumlah penduduk
mempunyai hubungan dengan jumlah kejahatan. Ini dapat dibuktikan dengan
memperhatikan bahwa dk = 5, α = 0,05 mempunyai X2hitung > X2tabel yaitu sebesar
54,99 > 11,07.
Dari hasil perhitungan nilai koefisien kontingensi yang menunjukkan keeratan
atau besar hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, besar hubungan
antara jumlah personil polisi dengan jumlah kejahatan dapat dilihat dengan
membandingkan harga C = 0,3751 dan Cmaks = 0,71 dan Q = 52,83 % sehingga dapat
disimpulkan bahwa hubungan antara jumlah personil polisi dan jumlah kejahatan erat.
Dan besar hubungan jumlah penduduk dengan jumlah kejahatan dapat dilihat dengan
membandingkan harga C dan harga Cmaks yaitu C = 0,0178 dan Cmaks = 0,71 dan Q =
2,51 % sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara jumlah penduduk dan
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Pengertian dan Pengenalan Microsoft Excel
Implementasi sistem adalah suatu prosedur yang ditata atau disusun sedemikian rupa
untuk menyelesaikan desain sistem yang disetujui, untuk menginstal dan memulai
penggunaan system baru atau system yang diperbaiki. Pengimplementasian sistem
yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan Microsoft Excel.
Microsoft Excel merupakan General Purpose Electronic Spread Sheet yang
paling banyak digunakan oleh para pengguna computer dalam menyelesaikan
tugas-tugasnya. Microsoft Excel mempunyai banyak fasilitas seperti kemampuan kalkulasi
dengan formula dan fungsi yang kompleks dan fleksibel, fasilitas pengelolaan
database yang sangat mapan, kemampuan membuat dan mengelola grafik dengan
cepat, mudah dan menarik serta lebih mudah diintegrasikan dengan program aplikasi
Microsoft XP lainnya. Aplikasi ini juga banyak digunakan untuk memproyeksikan
5.2 Mengoperasikan Excel
Secara umum ada tiga tahapan yang harus dilakukan dalam mengoperasikan excel
supaya hasil yang diperoleh berdayaguna yaitu: tahap penyiapan data yang mencakup
pemasukan (input) data, penyuntingan (editing) data, penyimpanan data, tahap proses
analisis data dan tahap analisis hasil.
Adapun langkah-langkah pengolahan data dengan menggunakan program
excel adalah:
1. Aktifkan program excel pada windows dengan klik tombol Start yang ada pada
taskbar, klik all program lalu pilih icon Microsoft Excel.
2.Pemasukan data ke excel
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Buka lembar kerja baru dari menu file, pilih menu new.
2. Untuk menamai variabel dan properti yang diperlukan untuk pengisian dengan
klik ganda pada sel tersebut dan ketik KESATUAN, JUMLAH PENDUDUK,
JUMLAH PERSONIL POLISI dan JUMLAH KEJAHATAN.
3. Kemudian masukkan data ynag telah ada di setiap variabel.
4. Setelah selesai maka cari jumlah dari ketiga variabel.
5. Agar dapat mempermudah pemasukan rumus maka klik toolbar fx sehingga
akan muncul kotak dialog insert function.
6. Maka untuk memasukkan rumus penjumlahan pilih SUM pada select a
function. Kemudian klik OK.
Jika penggunaan rumus yang sama di setiap kolom ataupun baris yang akan
dijumlahkan maka tidak perlu memasukkan rumus berulang kali, cukup sort
kolumnnya maka secara otomatis akan terisi sendiri hasil dari kolom yang di sort.
Sedangkan untuk membuat tabel penentuan harga Chi-Kuadrat
langkah-langkahnya adalah:
1. Ketik dulu Nomor pada Sheet baru, kemudian masukkan data jumlah
penduduk dengan jumlah kejahatan pada kolom nij.
2. Masukkan juga data daftar frekuensi harapan pada kolom Eij.
3. Kemudian untuk hasil pada kolom (nij-Eij), (nij-Eij)2, dan (nij-Eij) / Eij maka
digunakanlah rumus pada kolom itu adalah:
a. untuk kolom (nij-Eij) maka digunakan rumus = B4-C4
b. untuk kolom (nij-Eij)2 maka digunakan rumus = D4*D4
c. untuk kolom (nij-Eij) / Eij maka digunakan rumus = E4/C4
Tampilan hasilnya adalah:
5.3 Pembuatan Grafik
Grafik merupakan penyajian data dalam bentuk gambar atau simbul. Penggunaan
gambar untuk mewakili angka-angka biasanya dapat meningkatkan perhatian pembaca
dan memperjelas informasi yang ingin disampaikan. Untuk membuat grafik pada
excel, biasa menggunakan icon chart wizard yang terdapat pada toolbar. Adapun
langkah-langkah yang diperlukan ialah:
1. Pilih sel-sel yang akan dijadikan sumber data grafik. Perlu dicatat bahwa
kesalahan dalam menandai data dalam pembuatan grafik menyebabkan
kesalahan terhadap grafik yang terbentuk.
2. Ambil menu insert, Chart, atau klik Chard Wizard pada toolbar standar.
3. Klik tipe grafik yang diinginkan kemudian klik next. Ditampilkan pada kotak
dialog Chart source data.
Anda bisa memilih tempat untuk meletakkan grafik ini, lalu klik finish. Maka
grafik akan ditempatkan pada lembar kerja. Tampilan hasilnya adalah sebagai berikut:
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan evaluasi, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Ada hubungan antara jumlah penduduk dan jumlah personil polisi dengan
jumlah kejahatan pada setiap polsek di Kabupaten Toba Samosir.
2. Besar hubungan antara jumlah personil polisi dan jumlah kejahatan dapat
dilihat dari nilai kontingensi yaitu dengan membandingkan C = 0,3751 dan
Cmaks= 0,71 sehingga diperoleh nilai Q = 52,83%, yang menunjukkan
hubungan antara keduanya dapat dikatakan erat (sesuai ketentuan Davis,
berada antara 0,50 dan 0,69).
3. Besar hubungan antara jumlah penduduk dan jumlah kejahatan dapat dilihat
dari nilai kontingensi yaitu dengan membandingkan C = 0,0178 dan Cmaks=
0,71 sehingga diperoleh nilai Q = 2,51%, yang menunjukkan hubungan antara
keduanya dapat diabaikan (sesuai ketentuan Davis, berada antara 0,01 dan
0,09).
4. Kesimpulan-kesimpulan di atas bukanlah merupakan kesimpulan mutlak,
karena kesimpulan ini hanya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu jumlah
6.2 Saran
Berdasarkan analisa dan evaluasi, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Apabila ada penelitian seperti penelitian ini sebaiknya digunakan beberapa
metode untuk dapat dilihat dan dapat dibandingkan antara metode yang satu
dengan metode yang lainnya.
2. Hendaknya pihak kepolisian memperhatikan jumlah penduduk dan jumlah
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Djarwanto. 2003. Statistik Non Parametrik. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta
Hasibuan, Ridwan. 1994. Kriminologi Dalam Arti Sempit dan Ilmu-ilmu Forensik. Medan : USU PRESS
Nuarsa, I Wayan. 2003. Microsoft Excel XP. Yogyakarta: Andi
Saleh, Samsubar. 1986. Statistik Non Parametrik. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
Perihal : Pengumpulan Data Riset Mahasiswa Program Studi D-III Statistika FMIPA USU
Kepada Yth :
Kapolres Toba Samosir
Di Kantor Polisi Resort Toba Samosir
Jl. Siponggol Dolok, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir.
Dengan hormat, bersama ini kami sampaikan kepada Bapak, bahwa Mahasiswa Program Studi Diploma III Statistik FMIPA USU Medan, akan melaksanakan Pengumpulan data / riset di kantor yang anda pimpin.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kami mohon bantuan Saudara agar dapat menerima mahasiswa tersebut di bawah ini untuk melakukan penelitian atau pengumpulan data atas nama :
No. Nama NIM
1. Juniaty Pardede 082407067
Data yang dimaksud khusus dipergunakan untuk menyusun Tugas Akhir Mahasiswa yang berjudul “Hubungan Antara Jumlah Penduduk dan Jumlah Personil Polisi dengan Jumlah Kejahatan di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009”, pada Program Studi Diploma III Statistik FMIPA USU.
Demikian kami sampaikan, atas kerjasama dan bantuannya diucapkan terima kasih.
a.n Dekan
Pembantu Dekan I
Dr. Marpongahtun, M.Sc NIP. 19611115 198803 2 002
Tembusan :
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM DIPLOMA 3 KOMPUTER DAN STATISTIKA Jl. Bioteknologi No.1 Kampus USU Padang Bulan Medan 20155
Telp. (061) 8211050 - 8214290, Fax. ( 061 ) 8214290
KARTU BIMBINGAN TUGAS AKHIR MAHASISWA
Nama : Juniaty Pardede
NIM : 082407067
Judul Tugas Akhir :Hubungan Antara Jumlah Penduduk dan Jumlah Personil Polisi dengan Jumlah Kejahatan di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009 .
Dosen Pembimbing : Drs. Gim.Tarigan, M.Si Tanggal Mulai Bimbingan : ……….. Tanggal Selesai Bimbingan : ………..
No. Tanggal
Kartu ini harap dikembalikan ke Departemen Matematika bila bimbingan mahasiswa telah selesai
Diketahui Disetujui
Ketua Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing Utama
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM DIPLOMA 3 KOMPUTER DAN STATISTIKA Jl. Bioteknologi No.1 Kampus USU Padang Bulan Medan 20155
Telp. (061) 8211050 - 8214290, Fax. ( 061 ) 8214290
SURAT KETERANGAN
Hasil Uji Program Tugas Akhir
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa Mahasiswa Tugas Akhir Program Diploma III Statistka :
Nama : Juniaty Pardede
NIM : 082407067
Program Studi : Statistika
Judul Tugas Akhir : Hubungan Antara Jumlah Penduduk dan Jumlah Personil Polisi dengan Jumlah Kejahatan di Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009.
Telah melaksanakan test program tugas akhir mahasiswa tersebut di atas pada tanggal ...
Dengan Hasil : Sukses / Gagal