• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Penilaian Kinerja Instruktur Komputer Berdasarkan Kompetensi Dengan Metode Analytical Hierarchy Process.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Penilaian Kinerja Instruktur Komputer Berdasarkan Kompetensi Dengan Metode Analytical Hierarchy Process."

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN PENILAIAN KINERJA INSTRUKTUR

KOMPUTER BERDASARKAN KOMPETENSI DENGAN

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat

Sarjana Teknik Industri

Oleh

Jenni Wana Roma D.P.

NIM. 070423017

P R O G R A M P E N D I D I K A N S A R J A N A E K S T E N S I

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2 0 11

(2)

PERANCANGAN PENILAIAN KINERJA INSTRUKTUR

KOMPUTER BERDASARKAN KOMPETENSI DENGAN

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat – syarat Penulisan Tugas Sarjana

Oleh

Jenni Wana Roma D. P.

NIM. 070423017

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

(Ir.Khawarita Siregar, MT) (Ir. Nurhayati Sembiring, MT)

P R O G R A M P E N D I D I K A N S A R J A N A E K S T E N S I D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

dan anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Sarjana ini dengan

sebaik-baiknya.

Penulisan Tugas Sarjana ini merupakan salah satu kurikulum yang wajib

dipenuhi untuk menyelesaikan studi di Departemen Teknik Industri, khususnya

Program Pendidikan Sarjana Ekstensi, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera

Utara.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “ Perancangan Penilaian Kinerja

Instruktur Komputer Berdasarkan Kompetensi Dengan Metode Analytical

Hierarchy Process

Dengan keterbatasan yang ada penulis menyadari bahwa penyusunan

Tugas Sarjana ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga memerlukan perbaikan

dan penyesuaian lebih lanjut. Untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan

dan saran yang membangun dalam penyempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan Terima Kasih. Semoga Laporan ini

bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juli 2011

Penulis,

(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukurku yang terdalam kepada Bapa yang mengenal hati, selalu setia

mendampingi, sumber kuat yang memegang tangan kananku. Dia, Allah yang aku kenal

dalam Yesus Kristus yang menolong dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini. Juga

bagi banyak pihak yang telah membantu penulis baik dari segi bimbingan, saran dan

bantuan, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang. MSIE selaku Ketua Bidang Ilmu

Manajemen Rekayasa dan Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara,

Medan yang telah memberi ijin dan kesempatan kepada penulis melaksanakan

penelitian Tugas Akhir.

2. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan dan selaku Dosen Pembimbing I yang

membantu penulis menyelesaikan laporan tugas Akhir ini dengan segala masukan

dan bimbingannya.

3. Ibu Ir. Nurhayati Sembiring, MT, Selaku dosen Pembimbing II yang membantu

penulis menyelesaikan laporan tugas Akhir ini dengan segala masukan dan

bimbingannya

4. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT dan Bapak Ir. Mangara M Tambunan M.Sc selaku

Koordinator Tugas Akhir Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Sumatera Utara, Medan.

5. Dosen dan staff pengajar di di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik,

(5)

6. Ibu Ratna Novelina S Nainggolan selaku Branch Manager BiNus Center Gajah

Mada Medan yang telah memberikan izin kepada penulis sehingga penulis dapat

melaksanakan penelitian Tugas Akhir di perusahaan tersebut.

7. Kedua orang tua penulis, Ayahanda T. Purba, Ibunda A. Saragi, Abang, Kakak, dan

Adik serta keluarga yang telah memberikan doa, dukungan serta motivasi yang

sangat berarti kepada penulis.

8. Fernando Nalom Daniel Gultom, yang memberikan banyak kasih sayang, waktu,

perhatian dan sebagai penyemangat bagi penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir

ini.

9. Teman-teman penulis Ekstensi 2007, terutama Friskylianda, Hara Rika, dan Lidya

Margaretha yang telah memberikan support kepada penulis

10. Rekan-rekan mahasiswa/i, Ekstensi 2007 yang telah memberikan dukungan dan

masukan-masukan yang berharga kepada penulis.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih, semoga Laporan Tugas

Akhir ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juli 2011

(6)

RINGKASAN

BiNus Center Gajah Mada Medan menghadirkan BCEP (BiNus Center

Education Partner) yakni melakukan kerja sama dengan beberapa sekolah

ternama di Medan dan sekitarnya dalam penyelenggaraan pendidikan TIK (Teknologi Informasi Komunikasi) di Lab komputer yang berada di sekolah-sekolah, dimana seluruh tenaga pengajar yakni instruktur komputer disediakan oleh BiNus Center Gajah Mada. Kinerja instruktur sangat menentukan kepuasan pelayanan terhadap sekolah khususnya siswa.

Penilaian kinerja instruktur komputer yang dilakukan di BiNus Center Gajah Mada Medan dilihat dari beberapa aspek, masih kurang lengkap dan dinilai masih perlu mengikutsertakan penilaian kompetensi. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dikembangkan penilaian instruktur berdasarkan kompetensi. Kompetensi itu sendiri menurut Lyle M. Spencer dan Signe M. Spencer adalah bagian dalam dan selamanya ada pada kepribadian seseorang dan dapat memprediksi tingkah laku dan performansi secara luas pada semua situasi dan job tasks.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kompetensi instruktur komputer sebagai dasar untuk merancang penilaian kinerja instruktur komputer berdasarkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).

Dalam pencapaian tujuan dari penelitian ini, masing-masing kriteria kompetensi diolah. Hirarki penentuan besar bobot prioritas yang diperoleh dari penyebaran kuesioner dan mengolahnya dengan metode Analitycal Hierarchy

Process (AHP), dari 20 kompetensi spencer maka hasil dari penelitian ini

diperoleh 10 kompetensi utama untuk penilaian kinerja instruktur komputer yaitu empati, berpikir konseptual, berpikir analitis, pemahaman organisasi, kemampuan mempengaruhi, kemampuan mengarahkan, kemampuan memimpin kelompok, pengendalian diri, mencari informasi, kepercayaan diri, terlihat bahwa 3 kompetensi yang memiliki bobot paling tinggi adalah empati, berpikir konseptual dan berpikir analitis. Dari ketiga kompetensi ini akan membantu perusahaan untuk menetapkan strategi dan kebijakan untuk menumbuhkan rasa empati, berpikir konseptual dan berpikir analitis. Adapun program dan rencana aksi yang diusulkan berupa program dan rencana aksi jangka pendek (1 Semester) yakni melaksanakan sharing session, metode dan strategi mengajar yang tepat, Micro

Teaching dan jangka panjang (1 Tahun Ajaran) yakni melaksanakan Gathering,

training ke Head Office untuk melakukan studi banding, Penyempurnaan Training yang berkelanjutan, mengadakan seminar-seminar dengan mengundang nara sumber yang kompeten khususnya menyangkut topik empati, cara berfikir konseptual, cara berfikir analitis.

Penilaian kinerja yang akan diusulkan akan melengkapi penilaian kinerja yang selama ini sudah dilaksanakan di BiNus Center Gajah Mada Medan.

(7)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

RINGKASAN ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang ... I-1

1.2. Rumusan Permasalahan ... I-3

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... I-3

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-4

1.5. Sistematika Penulisan Laporan ... I-5

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1. Sejarah Binus Center Gajah Mada ... II-1

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2

2.3. Organisasi dan Manajemen ... II-7

(8)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-8

2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-13

2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ... II-14

III LANDASAN TEORI ... III-1

3.1. Arti dan Pentingnya Sumber Daya Manusia ... III-1

3.2. Prestasi Kerja ... III-1

3.3. Kompetensi ... III-4

3.3.1. Kompetensi Spencer ... III-5

3.3.2. Kompetensi Gomes ... III-8

3.3.3. Competencies for Executive Leadership Development ... III-9

3.4. Perancangan Penilaian Kinerja Karyawan ... III-9

3.4.1. Pengertian Perancangan Penilaian Kinerja Karyawan ... III-9

3.4.2. Tujuan dan Manfaat Perancangan Penilaian Kinerja Karyawan ....III-10

3.4.3. Langkah-langkah Penilaian Kinerja Karyawan……….III-11

3.5. Analytical Heirarchy Process (AHP) ... III-13 3.5.1. Sejarah dan Perkembangan AHP ... III-13

3.5.2. Dasar-Dasar AHP ... III-16

3.5.2.1. Decomposition ... III-17 3.5.2.2. Comperative Judgement ... III-18

(9)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

3.5.3. Logical Consistency………III-20 3.5.4. Hubungan Prioritas sebagai Eigen Vektor terhadap Konsistensi ... III-20

3.5.5. Konsistensi Hierarki ... III-24

3.5.6. AHP dalam Kelompok ... III-27

3.5.7. Prosedur Analytical Hierarchy Process (AHP) ... III-28

3.6. Pembuatan Kuesioner ... III-29

3.7. Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats)... ... III-32

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-3

4.2. Objek Penelitian ... IV-3

4.3. Studi Pendahuluan ... IV-3

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... IV-4

4.5. Metodologi Pengumpulan Data ... IV-5

4.6. Variabel Penelitian ... IV-6

4.7. Cara Pengambilan Sampel ... IV-6

4.8. Pengolahan Data ... IV-7

4.9. Analisa Pemecahan Masalah ... IV-8

4.10. Kesimpulan dan Saran ... IV-9

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

(10)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.1.1. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria Level 2 ... V-1

5.1.2. Pembobotan Penilaian ... V-2

5.1.2.1. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria

Level 2 ... V-2

5.1.2.2. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria

Level 3 ... V-3

5.2. Pengolahan Data ... V-9

5.2.1. Perhitungan Bobot Parsial untuk masing-masing kriteria

dan sub kriteria ... V-9

5.2.1.1. Perhitungan Bobot Parsial untuk Kriteria Level 2 ... V-9

5.2.1.2. Perhitungan Bobot Parsial Antar Sub Kriteria dari

Kriteria-Kriteria ... V-13

5.2.2. Penentuan Bobot Prioritas Untuk Alternatif... V-19

5.2.2.1. Perhitungan bobot level 3 ... V-19

5.2.3. Pengujian konsistensi Rasio Matriks Perbandingan

Berpasangan ... V-20

5.2.3.1. Pengujian Konsistensi Rasio Level 2 ... V-21

5.2.3.2. Pengujian Konsistensi Rasio Level 3 ... V-22

5.2.4. Pengujian Konsistensi Hierarki ... V-28

5.3. Perancangan Penilaian Kinerja Instruktur Komputer ... V-29

(11)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.3.2. Perhitungan Penilaian Kinerja Instruktur Komputer ... V-31

VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH ... VI-1

6.1. Analisa Kriteria-Kriteria dan Pembobotan Kriteria ... VI-1

6.2. Analisa Alternatif Sub Kriteria ... VI-3

6.2.1. Kriteria Menolong dan Melayani Konsumen ... VI-4

6.2.2. Kriteria Kognitif ... VI-5

6.2.3. Kriteria Manajerial ... VI-6

6.2.4. Kriteria Dampak dan Pengaruh di Perusahaan ... VI-8

6.2.5. Kriteria Efektivitas Pribadi ... VI-9

6.2.6. Kriteria Sukses dan Tindakan Karyawan ... VI-10

6.3.Analisa Konsistensi Rasio Matriks Perbandingan Berpasangan ... VI-12

6.4. Analisa Konsistensi Hirarki ... VI-12

6.5. Penilaian Kinerja Instruktur Komputer di BiNus Center

Gajah Mada Medan dan Perancangan Penilaian Kinerja Instruktur

Komputer yang diusulkan ... VI-13

6.6. Strategi dan Kebijakan Serta Program dan Rencana Aksi Untuk

Peningkatan Kinerja Instruktur Komputer ... VI-14

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan ... VII-1

7.2. Saran ... VII-2

(12)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

3.1. Skala Dasar ... III-19

3.2. Random Index ... III-23

3.3. Matriks untuk Membandingkan Tiga Sistem Hardware ... III-25

3.4. Penjumlahan Kolom-Mensintesis Pertimbangan ... III-25

3.5. Normalisasi Mensintesis Pertimbangan ... III-26

5.1. Matriks Perbandingan Berpasangan Terhadap Kriteria

Pengukuran prestasi kerja Instruktur Level 2... V-2

5.2. Matriks Perbandingan Berpasangan Terhadap Kriteria

Sukses dan Tindakan Karyawan ... V-3

5.3. Matriks Perbandingan Berpasangan Terhadap Kriteria

Menolong dan Melayani Konsumen ... V-5

5.4. Matriks Perbandingan Berpasangan Terhadap Kriteria

Dampak dan Pengaruh ... V-5

5.5. Matriks Perbandingan Berpasangan Terhadap Kriteria

Manajerial ... V-6

5.6 Matriks Perbandingan Berpasangan Terhadap Kriteria

Kognitif ... V-7

5.7. Matriks Perbandingan Berpasangan Terhadap Kriteria

Efektivitas Pribadi ... V-8

(13)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.9. Rata-rata Penjumlahan Antar Kriteria Level 2 ... V-11

5.10. Rata-rata Normalisasi Antar Kriteria Level 2 ... V-12

5.11. Rata-rata Entry Baris Antar Kriteria Level 2 ... V-13

5.12. Matriks Perbandingan Rata-rata dan Penjumlahan Pembobotan Antar

Sub Kriteria dari Kriteria Sukses dan Tindakan Karyawan ... V-13

5.13. Matriks Normalisasi dan Rata-rata Entry baris Antar Sub Kriteria dari

Dari Kriteria Sukses dan Tindakan Karyawan ... V-14

5.14. Matriks Perbandingan Rata-rata dan Penjumlahan Pembobotan Antar Sub

Kriteria dari Kriteria Menolong dan Melayani Konsumen ... V-14

5.15. Matriks Normalisasi Rata-rata Entry Baris Antar Sub Kriteria

dari Kriteria Menolong dan Melayani Konsumen ... V-15

5.16. Matriks Perbandingan Rata-rata dan Penjumlahan Pembobotan Antar Sub

Kriteria dari Kriteria Dampak dan Pengaruh ... V-15

5.17. Matriks Normalisasi dan Rata-rata Entry Baris Antar Sub

Kriteria dari Kriteria Dampak dan Pengaruh ... V-15

5.18. Matriks Perbandingan Rata-rata dan Penjumlahan Pembobotan Antar Sub

Kriteria dari Kriteria Manajerial ... V-16

5.19. Matriks Normalisasi dan Rata-rata Entry Baris Antar Sub

(14)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.20. Matriks Perbandingan Rata-rata dan Penjumlahan Pembobotan Antar Sub

Kriteria dari Kriteria Kognitif ... V-17

5.21. Matriks Normalisasi dan Rata-rata Entry Baris Antar Sub

Kriteria dari Kriteria Kognitif ... V-17

5.22. Matriks Perbandingan Rata-rata dan Penjumlahan Pembobotan Antar Sub

Kriteria dari Kriteria Efektivitas Pribadi ... V-17

5.23. Matriks Normalisasi dan Rata-rata Entry Baris Antar Sub

Kriteria dari Kriteria Efektivitas Pribadi ... V-18

5.24. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Bobot Parsial per Level ... V-18

5.25. Rekapitulasi Hasil Perkalian Bobot Parsial per Level 3 dan Level 2 ... V-19

5.26. Kriteria Kompetensi dari Robot Tertinggi Sampai Terendah ... V-20

5.27. Skala Penilaian Kinerja Instruktur Komputer ... V-31

5.28. Kategori Penilaian Kinerja Instruktur Komputer ... V-31

6.1. Peringkat dan Bobot Kriteria-Kriteria ... VI-1

6.2. Hasil Perhitungan Bobot Prioritas Level 3 ... VI-4

6.3. Consistency Ratio Matriks Perbandingan Berpasangan ... VI-12

6.4. Skala Penilaian Kinerja Instruktur Komputer ... VI-14

6.5. Kategori Penilaian Kinerja Instruktur Komputer ... VI-15

(15)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

3.1. Contoh Sebuah Hierarki hasil Dekomposisi ... III-18

4.1. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-7

4.2. Blok Diagram Metodologi Penelitian ... IV-9

5.1. Format Penilaian Kinerja Instruktur Komputer ... V-30

 

(16)

RINGKASAN

BiNus Center Gajah Mada Medan menghadirkan BCEP (BiNus Center

Education Partner) yakni melakukan kerja sama dengan beberapa sekolah

ternama di Medan dan sekitarnya dalam penyelenggaraan pendidikan TIK (Teknologi Informasi Komunikasi) di Lab komputer yang berada di sekolah-sekolah, dimana seluruh tenaga pengajar yakni instruktur komputer disediakan oleh BiNus Center Gajah Mada. Kinerja instruktur sangat menentukan kepuasan pelayanan terhadap sekolah khususnya siswa.

Penilaian kinerja instruktur komputer yang dilakukan di BiNus Center Gajah Mada Medan dilihat dari beberapa aspek, masih kurang lengkap dan dinilai masih perlu mengikutsertakan penilaian kompetensi. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dikembangkan penilaian instruktur berdasarkan kompetensi. Kompetensi itu sendiri menurut Lyle M. Spencer dan Signe M. Spencer adalah bagian dalam dan selamanya ada pada kepribadian seseorang dan dapat memprediksi tingkah laku dan performansi secara luas pada semua situasi dan job tasks.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kompetensi instruktur komputer sebagai dasar untuk merancang penilaian kinerja instruktur komputer berdasarkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).

Dalam pencapaian tujuan dari penelitian ini, masing-masing kriteria kompetensi diolah. Hirarki penentuan besar bobot prioritas yang diperoleh dari penyebaran kuesioner dan mengolahnya dengan metode Analitycal Hierarchy

Process (AHP), dari 20 kompetensi spencer maka hasil dari penelitian ini

diperoleh 10 kompetensi utama untuk penilaian kinerja instruktur komputer yaitu empati, berpikir konseptual, berpikir analitis, pemahaman organisasi, kemampuan mempengaruhi, kemampuan mengarahkan, kemampuan memimpin kelompok, pengendalian diri, mencari informasi, kepercayaan diri, terlihat bahwa 3 kompetensi yang memiliki bobot paling tinggi adalah empati, berpikir konseptual dan berpikir analitis. Dari ketiga kompetensi ini akan membantu perusahaan untuk menetapkan strategi dan kebijakan untuk menumbuhkan rasa empati, berpikir konseptual dan berpikir analitis. Adapun program dan rencana aksi yang diusulkan berupa program dan rencana aksi jangka pendek (1 Semester) yakni melaksanakan sharing session, metode dan strategi mengajar yang tepat, Micro

Teaching dan jangka panjang (1 Tahun Ajaran) yakni melaksanakan Gathering,

training ke Head Office untuk melakukan studi banding, Penyempurnaan Training yang berkelanjutan, mengadakan seminar-seminar dengan mengundang nara sumber yang kompeten khususnya menyangkut topik empati, cara berfikir konseptual, cara berfikir analitis.

Penilaian kinerja yang akan diusulkan akan melengkapi penilaian kinerja yang selama ini sudah dilaksanakan di BiNus Center Gajah Mada Medan.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Teknologi informasi saat ini berperan penting dalam bisnis dan organisasi.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) di berbagai bidang dewasa ini

menuntut setiap orang untuk menggali dan berusaha mencari informasi yang

terjadi di dunia. Masyarakat semakin menyadari pentingnya pendidikan sejak dini

untuk menghadapi persaingan di era globalisasi ini. BiNus Center Gajah Mada

hadir untuk memenuhi kebutuhan ini.

BiNus Center Gajah Mada (BCGM) merupakan salah satu lembaga

pendidikan yang bergerak dibidang pelatihan komputer (Information Technology). Kemajuan pendidikan di Indonesia yang menghasilkan kurikulum berbasis

kompetensi menuntut para pemimpin sekolah, guru dan para pelajar untuk terus

berkembang dan meningkatkan cara belajar.

Perkembangan teknologi saat ini telah membuka kesempatan kepada generasi

muda di Indonesia untuk sedini mungkin mengenal dan belajar mengenai

Teknologi Informasi Komunikasi (TIK). Peluang kerja dan peluang untuk

menggali pengetahun yang lebih dalam di bidang TIK terus mulai bertumbuh di

Indonesia.

BiNus Center Gajah Mada Medan menghadirkan BiNus Center Education

Partner (BCEP) yakni melakukan kerja sama dengan beberapa sekolah ternama di

(18)

sekolah-sekolah, dimana seluruh tenaga pengajar yakni instruktur komputer

disediakan oleh BCGM.

Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya

fisik yang dimiliki individu. Saat sekarang ini perusahaan sangat membutuhkan

sumber daya manusia yang memiliki kompetensi. Standar kompetensi guru

mencakup kompetensi inti guru yang dikembangkan menjadi kompetensi guru

PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran pada SD/MI,

SMP/STs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Secara khusus standar kompetensi guru

TIK pada SMP/STs, SMA/MA, dan SMK/MAK berdasarkan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 terdiri dari 16

poin.

BCGM dalam operasional perusahaan sangat memperhatikan standar

manejemen mutu dengan menerapkan sistem dan prosedur dari BiNus pusat.

BiNus pusat konsisten melakukan audit ke BCGM setiap enam bulan untuk

memastikan mutu pelayanan termasuk kinerja instruktur.

Selama ini penilaian kinerja instruktur komputer yang dilakukan di BiNus

Center Gajah Mada Medan dilihat dari beberapa aspek, dan masih kurang

lengkap. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dikembangkan penilaian

instruktur berdasarkan kompetensi. Kompetensi itu sendiri menurut Lyle M.

Spencer dan Signe M. Spencer adalah bagian dalam dan selamanya ada pada

kepribadian seseorang dan dapat memprediksi tingkah laku dan performansi

(19)

Eko Nurmianto (2006) dan Afrianto (2008) dalam penelitian yang dilakukan

terdahulu.

Untuk menentukan nilai prioritas atau bobot dari masing-masing faktor

kompetensi diperlukan penilaian dengan menggunakan Analytical Hierarchy

Process (AHP). Penilaian kinerja yang akan diusulkan akan melengkapi

penilaian kinerja yang selama ini sudah dilaksanakan di BiNus Center Gajah

Mada Medan.

1.2. Rumusan Permasalahan

Karena belum lengkapnya perancangan penilai kinerja instruktur komputer

yang memadai, sehingga perusahaan sulit untuk mengetahui kinerja instruktur

selama ini. Oleh karena itu perusahaan juga perlu mengikutsertakan penilaian

berdasarkan kompetensi, maka dirancang suatu penilaian kinerja instruktur

sehingga nanti akan terpenuhinya sumber daya manusia yang kompeten untuk

meningkatkan produktivitas perusahaan. Dengan penilaian kinerja yang tepat,

dapat meningkatkan pelayanan terhadap setiap sekolah yang dilayani.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan antara lain sebagai berikut

A. Tujuan Umum

Mengidentifikasi kompetensi instruktur komputer sebagai dasar untuk

merancang penilaian kinerja instruktur komputer berdasarkan metode

(20)

B. Tujuan Khusus

1. Mengetahui dan menetapkan kompetensi-kompetensi utama yang

dibutuhkan perusahaan dalam hal perencanaan dan pengembangan

kinerja instruktur komputer.

2. Perancangan penilaian kinerja instruktur komputer.

3. Merumuskan strategi dan kebijakan serta program dan rencana aksi

untuk peningkatan kinerja instruktur komputer.

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan

dalam rangka menentukan strategi pengambilan keputusan mengenai

perencanaan, perancangan dan pengembangan kinerja instruktur komputer yang

optimal.

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi

Adapun Batasan Masalah yang digunakan dalam melakukan penelitian ini,

yaitu:

a. Ketentuan penilaian kinerja instruktur dibatasi hanya ditujukan untuk menilai

kinerja instruktur yang aktif atau yang dialokasikan pada tahun ajaran yang di

evaluasi.

b. Kompetensi yang digunakan adalah kompetensi spencer, karena sesuai dengan

kondisi dilapangan.

c. Dalam perancangan penilaian kinerja instruktur, yang dirancang adalah

(21)

d. Dalam penelitian ini respoden dipilih berdasarkan sampel tidak acak, yaitu

judgment/purposive sampling yaitu dimana pemilihan elemen-elemen untuk

menjadi anggota sampel didasarkan atas pertimbangan yang tidak acak,

maksudnya orang-orang yang memahami keadaan perusahaan secara baik.

Adapun Asumsi-asumsi yang digunakan dalam melakukan penelitian ini

adalah :

1. Responden dianggap menjawab semua pertanyaan dengan sungguh dan tidak

dipengaruhi oleh pihak lain dalam memberikan jawaban.

2. Dari semua pertanyaan kuesioner, responden dianggap mengerti dengan

istilah-istilah, maksud dan tujuan dari kuesioner yang diberikan.

1.5. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan laporan adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Meliputi pembahasan mengenai latar belakang, perumusan

permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi

penelitian serta sistematika penulisan laporan.

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menjelaskan secara ringkas mengenai perusahaan yang

menjadi objek studi, sejarah perusahaan, bidang kegiatan serta tugas

pokok, fungsi dan organisasi dan manajemen dari perusahaan ( BiNus

(22)

BAB III : LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan secara singkat mengenai teeori-teori yang berkaitan

dan mendukung dalam pemecahan permasalahan.

BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam

pelaksanaan penelitian.

BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Berisikan tentang pengumpulan data yang diperlukan dan pengolahan

data dalam analisis sesuai dengan tujuan penelitian.

BAB VI : ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Bab ini berisikan tentang analisa pemecahan masalah dengan

menggunakan hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan.

Analisa dilakukan dengan mengacu pada referensi dan literatur yang

mendukung.

BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari

hasil analisa yang telah dilakukan, terutama akan hal pengolahan data

yang diperoleh pemecahannya serta langkah-langkah atau

usulan-usulan bagi BiNus Center Gajah Mada Medan sebagai bahan

(23)
(24)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah BiNus Center Gajah Mada

Kehadiran BiNus Center adalah jawaban atas meningkat pesatnya

kebutuhan tenaga kerja berkualitas di bidang computer dan informatika. Diawali

dengan berdirinya Bina Nusantara Training & Recruitment Center (BNTRC) pada

tanggal 1 Juli 1991, kemudian berganti nama menjadi BiNus Training hingga bermetamorfosis menjadi BiNus Center pada tahun 2001. Lembaga ini terus

berkembang di bawah payung Universitas Bina Nusantara, sebagai sebuah

perguruan tinggi berbasis Teknologi Informasi yang telah menghasilkan lulusan

berkualitas dan diakui tidak saja di dalam negeri, tetapi hingga di manca negara.

Visi Binus Center adalah “menjadi pusat pembelajaran berkelanjutan yang

menjadi panutan dalam pengembangan sumber daya manusia khususnya di bidang

teknologi informasi”. Misi perusahaan adalah:

1. Menyelengarakan pembelajaran yang berkelanjutan (Continue Education Program).

2. Menjaga keterkaitan dan relevansi materi pembelajaran dengan kebutuhan

dunia usaha.

3. Melakukan kerjasama dengan berbagai perusahaan Multinasional dan

(25)

4. Melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi dalam hal materi

pembelajaran, tenaga pengajar maupun pengakuan lulusan, baik di dalam

maupun luar negeri.

5. Melakukan kerjasama dengan dunia usaha dalam penyebaran lulusan sebagai

tenaga kerja siap pakai.

Program-program praktis yang ditawarkan merupakan hasil penelitian

serius yang memadukan ilmu pengetahuan mutakhir di bidang informatika dan

kebutuhan dunia industri. Dalam rangka mengembangkan program pemetaan

pendidikan dan didukung oleh pengalaman selama lebih dari 10 tahun didunia

pendidikan, BiNus Center telah hadir di Medan dengan nama BiNus Center Gajah

Mada sejak tanggal 28 Juni 2002. BiNus Center Gajah Mada berada di Jl. Gajah

Mada No. 3B, Medan. Sampai saat ini BiNus Center memiliki 12 cabang yang

menyebar di beberapa kota besar di Indonesia.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

2.2.1. BiNus Center Gajah Mada

Dengan memposisikan diri sebagai pusat lembaga pelatihan yang menjadi

pilihan pertama, khusus dalam bidang teknologi informasi, BiNus Center

senantiasa memenuhi kebutuhan tenaga kerja profesional dari berbagai bidang

industri melalui berbagai program pilihan dengan kurikulum yang selalu

diperbaharui, sebagai respon terhadap perkembangan ilmu pengetahuan untuk

(26)

Jenis program pelatihan BiNus Center:

1. Short Course

Program short course merupakan program yang didesain bagi masyarakat umum yang ingin mendalami atau mempelajari untuk

materi khusus atau spesifik saja, dimana masa pembelajarannya terdiri

dari 1 – 6 minggu tergantung dari modul atau course yang diambil.

Bidang peminatan yang dipilih: Accounting, Networking, Programming, Multimedia Design, CAD/CAM Enginering, Office Automation, Internet.

2. Special Class

Special Class merupakan program yang di desain bagi yang ingin

menguasai suatu bidang pekerjaan tertentu. Program ini merupakan

kombinasi dari short course yang dipadukan sedemikian rupa sehingga

pada akhirnya setelah lulus, peserta akan dapat bekerja sebagai

seseorang yang berkompeten dibidangnya. Lama pembelajarannya

berkisar antara 6-9 bulan tergantung jenis program yang dipilih.

Bidang peminatan yang dipilih : Programmer, Computerized Accounting, Computerized Secretarial Program, Multimedia Designer

& Networking Administrasi.

Catatan: syarat pendidikan minimal peserta adalah lulus SMU dan

(27)

3. Profesional Course

Profesional Course adalah program yang dirancang khusus untuk

menyiapkan tenaga professional dalam bidang tertentu. Didukung oleh

kurikulum yang selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan

kebutuhan pasar, maka lulusan dari Profesional Course akan memiliki kelebihan yang berguna dalam penerapannya di masyarakat. Lama

pembelajaran berkisar antara 3-4 bulan tergantung jenis program yang

dipilih.

Bidang peminatan yang dapat dipilih: Web Administrator, Web

Programmer, dan Web Graphic Designer.

Catatan: Syarat pendidikan minimal peserta adalah lulusan SMU.

4. Excecutive Development Program

Excecutive Development Program adalah program yang terdiri dari

berbagai pendidikan non gelar, pelatihan, seminar, lokakarya, dan

symposium dalam bidang teknologi informasi, akutansi, manajemen

umum serta manajemen keahlian khusus lainnya (pemasaran, sumber

daya manusia, keuangan, produksi, strategi, dll) bagi para eksekutif

perusahaan dan professional yang berada di berbagai industri.

5. Language Development Program

Program ini dilaksanakan oleh Bina Nusantara Language Center

(28)

untuk menghadapi era globalisasi. Dibagi oleh tingkatan yang

disesuaikan dengan kemampuan, maka diakhir pembelajaran, peserta

akan mengalami peningkatan dalam kemampuan bahasa asing.

Bidang peminatan yang dapat dipilih: Bahasa Inggris General English,

Business, TOEFL, dan Conversation), Bahasa Jepang, Bahasa

Mandarin, dan Bahasa Prancis. Fasilitas lainnya adalah menerima

terjemahan Indonesia-Inggris dan Inggris-Indonesia baik untuk

terjemahan tersumpah (sworn translator) maupun terjemahan biasa (unsworn translator).

6. Authorizer Training

Program ini merupakan hasil kerjasama dengan lembaga-lembaga atau

perusahaan TI terkemuka dengan materi pelatihan yang sangat

aplikatif dan sertifikat yang diakui secara internasional. Lama

pelatihan sekitar 1 tahun.

Bidang peminatan yang dapat dipilih: Certified Lotus Professional (CLP), SISCO Networking Academy Program.

7. In House Training

In House Training merupakan program yang dirancang sesuai

kebutuhan berbagai sektor swasta atau public yang memerlukan jasa

pelatihan khusus bagi karyawan yang ingin meningkatkan skill dan

(29)

BiNus Center Gajah Mada (BCGM) saat ini menerapkan metode tatap

muka yang artinya peserta harus hadir secara rutin di dalam kelas. Didukung oleh

sarana gedung dan ruangan yang representative, dilengkapi dengan fasilitas

penunjang yang modern, serta pengajar yang berpengalaman dan professional di

bidangnya. Jenis program yang ditawarkan BCGM saat ini yaitu: Short Course,

Special Class, In House Training, dan Private. Kedepannya akan dibuka

program-program lain yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri dan perkembangan

teknologi seperti:

1. Workshop

Workshop adalah pelatihan bagi peserta yang ingin mengenal dan

mempelajari materi tertentu secara cepat untuk menambah

pengetahuan teknologi informasi.

2. Computer For Student

Computer for student dirancang untuk mempersiapkan siswa-siswi

sejak kelas 1 SMP untuk memasuki dunia teknologi informasi. Dimana

kursus ini didesain sesuai dengan tingkat usia dengan

mempertimbangkan perkembangan pola pikir siswa dan pendidikan

akademis yang sedang diikuti. Lama pembelajarannya sekitar 2,5 – 3

(30)

2.3. Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi

Organisasi adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan tertentu dan

diantara mereka dilakukan pembagian tugas untuk mencapai tujuan tersebut.

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.

Beberapa model struktur organisasi yang sering digunakan oleh

perusahaan yaitu:

1. Hubungan garis (hubungan lini atau komando), yaitu pembagian tugas

dilakukan dalam bidang atau area pekerjaan. Didalam hubungan ini, bawahan

hanya mengenal seorang atasan.

2. Hubungan fungsional, yaitu pembagian tugas dilakukan menurut fungsi-fungsi

maka terbentuk hubungan fungsional dengan tugas masing-masing.

3. Hubungan staf (penasehat), yaitu seorang atau sekelompok ahli tugasnya

hanya memberi saran kepada seorang atasan.

4. Hubungan campuran, yaitu campuran hubungan lini-fungsional dan

fungsional-staf.

Dalam melaksanakan kegiatan perusahaan, BiNus Center Gajah Mada

menggunakan struktur organisasi yang disusun sedemikian rupa sehingga jelas

terlihat batas-batas tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap personil

dalam organisasi. Dengan demikian diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan

(31)

dengan jelas dari mana perintah itu datang dan kepada siapa harus

mempertanggujawabkan hasil pekerjaannya.

BiNus Center Gajah Mada menggunakan struktur organisasi

lini-fungsional, dimana dilihat dari pembagian tugas dan wewenang dari puncak

pimpinan ke satuan-satuan organisasi di bawahnya dalam bidang pekerjaan

tertentu. Dengan kata lain, pembagian tugas ini dilakukan sesuai dengan

spesifikasi pekerjaan dan setiap karyawan hanya bertanggung jawab kepada satu

atasan. Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 2.1.

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas dan tanggung jawab pada BiNus Center Gajah Mada

adalah sebagai berikut:

1. Management Solusi Nusantara

Management Solusi Nusantara merupakan grup management yang

merencanakan strategi perusahaan, memimpin aktivitas perusahaan dan

mengkoordinasi BiNus Center Gajah Mada.

2. Operational Manager

Tanggung jawab dan wewenang Operational Manager adalah:

a. Berwewenang dan bertanggung jawab terhadap perencanaan dan evaluasi

pendaftaran program di BiNus Center

b. Berwewenang dan bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan

(32)

 

(33)

 

c. Berwewenang dan bertanggung jawab terhadap pelaporan kegiatan kepada

manager Cabang BiNus Center.

d. Berwewenang dang bertanggung jawab terhadap penyimpanan dan

pendataan berkas-berkas kegiatan pendaftaran, pembelajaran dan

kelulusan di BiNus Center.

3. Class Coordinator

Tugas dan tanggung jawab Class Coordinator adalah:

a. Bertanggung jawab terhadap jalannya operasional pembelajaran di BiNus

Center.

b. Bertanggung jawab terhadap penjadwalan di BiNus Center.

c. Bertanggung jawab terhadap perhitungan honor instruktur.

d. Bertanggung jawab terhadap kelulusan siswa.

4. Administration

Tugas dan tanggung jawab administrasi adalah:

a. Bertanggung jawab terhadap seluruh administrasi umum operasi BiNus

Center.

b. Berwewenang dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan

pengarsipan berkas yang berkaitan dengan operasi BiNus Center.

c. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan penyiapan dokumen

pendukung yang digunakan untuk pembelajaran sampai dengan dokumen

(34)

 

5. System Administrator

Tugas dan tanggung jawab Sistem Administrator adalah:

a. Bertanggung jawab terhadap persiapan perangkat keras yang digunakan

dalam pembelajaran.

b. Bertanggung jawab terhadap persiapan perangkat lunak yang digunakan

dalam pembelajaran.

c. Bertanggung jawab atas pemeliharaan perangkat keras dan perangkat

lunak BiNus Center.

6. Marketing Supervisor

Tugas dan tanggung jawab Marketing Supervisor adalah:

a. Menjual produk kepada customer baru. b. Mempertahankan customer yang sudah ada. c. Menciptakan nilai tambah kepada customer.

d. Mencari peluang pengembangan kerja sama.

7. Customer Service Officer

Tugas dan tanggung jawab Customer Service Officer adalah:

a. Bertanggung jawab terhadap kegiatan pendaftaran produk di BiNus

Center.

b. Bertanggung jawab memberikan layanan informasi kepada calon peserta

(35)

 

c. Bertanggung jawab atas penyimpanan dan distribusi benda-benda promosi

yang digunakan.

8. Academic

Tugas dan tanggung jawab Academic adalah:

a. Bertanggung jawab dalam penyiapan/menyediakan modul komputer yang

berbasis kompetensi, terupdate, dan dapat diterima dunia industri secara

global serta memastikan bahwa operational akademik di semua klien yang

dilayani berjalan dengan benar (sesuai prosedur) dan baik (memberi nilai

tambah bagi pelayanan klien).

b. Bertanggung jawab merencanakan dan mengkoordinasikan pembuatan dan

pengembangan modul komputer dari instructor.

c. Bertanggung jawab memonitor dan mengontrol operational akademik serta

logistik soal ujian.

9. Instructor

Tugas dan tanggung jawab Instructor adalah:

a. Bertanggung jawab dalam proses belajar mengajar di kelas/laboratorium

komputer..

b. Bertanggung jawab terhadap pencapaian kompetensi siswa terhadap

materi/modul yang disampaikan.

c. Bertanggung jawab terhadap operasional harian di kelas/laboratorium

(36)

 

keadaan kelas pada saat pembelajaran kepada pihak sekolah dan

perusahaan).

d. Bertanggung jawab dalam pembuatan soal dan pelaksanaan ujian siswa

serta nilai siswa sebagai titik akhir pembelajaran.

10. Office Boy

Tugas dan tanggung jawab Office Boy adalah: a. Menjaga kebersihan lingungan BiNus Center

11.Driver

Tugas dan tanggung jawab Driver adalah:

a. Mengantar dan menjemput karyawan BiNus Center yang berkepentingan.

2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Tenaga kerja pada BiNus Center Gajah Mada sampai dengan bulan Januari

2011 terdiri dari 48 orang staf dan 60 orang karyawan honorer, dengan tingkat

pendidikan minimal lulus SMA.

Jam kerja di BiNus Center Gajah Mada terdiri dari:

Jam operasional:

Senin – Jumat : jam 07.15 – 21.30 WIB

Sabtu : jam 07.15 – 18.30 WIB

(37)

 

Untuk sebagian karyawan (Customer Service dan Office Boy) diberlakukan jam

kerja berdasarkan shift Hari Senin – Jumat, yaitu:

Shift I : jam 07.15 – 16.15 WIB

Istirahat : jam 12.00 – 13.00 WIB

Shift II : jam 12.30 – 21.30 WIB

Istirahat : jam 18.00 – 19.00 WIB

Jam kerja/shift Hari Sabtu:

Shift I : jam 07.15 – 16.15 WIB

Istirahat : jam 12.00 – 13.00 WIB

Shift II : jam 09.00 – 18.00 WIB

2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Sistem pengupahan yang berlaku pada BiNus Center Gajah Mada adalah

dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Karyawan tetap

Karyawan selain instruktur adalah karyawan tetap di BiNus Center Gajah

Mada. Pembayaran gaji dilakukan pada akhir bulan, dengan nilai yang tetap

menurut jabatan masing-masing.

2. Karyawan Honorer

(38)

 

pembayaran gaji dilakukan setiap minggu kedua dan minggu keempat setiap

bulannya.

Selain gaji yang telah ditentukan diatas, perusahaan juga memberikan

upah tambahan (insentif) berdasarkan prestasi kerja karyawan. Perusahaan juga

memberikan tunjangan demi kesejahteraan karyawan dan pemberian hari libur,

yaitu:

a. Tunjangan Hari Raya (THR), yaitu diberikan satu kali dalam setahun kepada

pekerja yang mempunyai masa kerja 1 tahun secara terus menerus atau lebih.

b. Tunjangan dinas, yaitu penggantian biaya perjalanan dan honor khusus selama

masa dinas.

c. Hari libur yang disesuaikan dengan hari libur yang ditetapkan oleh

pemerintah.

d. Cuti pekerja, yang diberikan selama 12 hari kerja setelah karyawan tersebut

mempunyai masa kerja satu tahun pada perusahaan.

e. Cuti khusus untuk hal-hal yang tidak terduga sebelumnya, misalnya:

(39)
(40)

 

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Arti dan Pentingnya Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya

fisik yang dimiliki individu. Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan

lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk

memenuhi keputusannya.

Sumber daya manusia (manpower) merupakan kemampuan yang dimiliki

setiap manusia. Sumber daya manusia terdiri dari daya pikir dan daya fisik setiap

manusia. Sumber daya manusia menjadi unsur pertama dan utama dalam setiap

aktivitas yang dilakukan. Peralatan yang handal/canggih tanpa peran aktif sumber

daya manusia tidak berarti apa-apa.4

3.2. Prestasi Kerja

Menurut Dessler (1997) penilaian prestasi kerja adalah suatu proses

penilaian prestasi kerja pegawai yang dilakukan pemimpin perusahaan secara

sistematik berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Menurut Handoko

(1996) penilaian prestasi kerja adalah proses mengevaluasi dan menilai prestasi

kerja karyawan. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan personalia dan

memberi umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka.

      

4

S. P., Malayu. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Edisi Revisi. Bumi Aksara: Jakarta. P 244

(41)

 

Menurut Stoner et al. (1996) penilaian prestasi kerja adalah proses yang

meliputi: (1) penetapan standar prestasi kerja; (2) penilaian prestasi kerja aktual

karyawan dalam hubungan dengan standar-standar ini; dan (3) memberi umpan

balik kepada karyawan dengan tujuan motivasi orang tersebut untuk

menghilangkan kemerosotan prestasi kerja.

Menurut Nurmianto dan Wijaya (2003) tujuan penilaian prestasi kerja ada

2 (dua) tujuan pokok, yaitu:

1. Untuk tujuan administrasi personalia

a. Menjadi dasar pembuat keputusan manajemen mengenai promosi, mutasi,

demosi dan pemberhentian pegawai.

b. Menjadi dasar dalam pemberian balas jasa.

c. Menjadi dasar dalam menetapkan program pendidikan dan pelatihan guna

mendukung efektivitas unit kerja organisasi.

d. Menjadi dasar penetapan kriteria-kriteria untuk seleksi dan penetapan

pegawai.

e. Memberikan data mengenai produktivitas organisasi secara keseluruhan

atau unit-unit kerja dan individu-individu pegawai khusunya.

2. Untuk tujuan bimbingan konseling

a. Merupakan forum pembimbingan dan konseling antara atasan dan

bawahannya untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan

pegawai.

b. Mengindentifikasikan kelebihan atau kekurangan pegawai yang menjadi

(42)

 

salah satu dasar pertimbangan dalam melibatkan pegawai pada program

pelatihan dan pengembangan pegawai.

c. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai sehingga dapat

dicapai kinerja yang baik dalam rangka pencapaian tujuan unit kerja dan

organisasi.

d. Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan atau pejabat

penilai mengamati perilaku kerja pegawai sebagai totalitas hingga

diketahui minat-minat, kemampuan-kemampuan, serta kebutuhan

pegawai.

Ada beberapa metode penilaian prestasi kerja, yaitu: Rating Scales (Skala Rating), Critical Incidents (insiden-insiden Kritis), Work Standar (Standar Kerja),

Rangking, Forced Distribution (Distribusi yang Dipaksakan), Forced-choice and

Weighted Checklist Performance Report (Pemilihan yang Dipaksaka dan Laporan

Pemeriksaan Kinerja Tertimbang), Behaviorally Anchored Scales, Metode

pendekatan Management By Objective. Penilaian kerja terdiri dari 3 langkah (Dessler, 1997):

1. Mendefinisikan jabatan, yaitu memastikan bahwa penilai dan yang dinilai

sepakat tentang tugas-tugasnya dan standard jabatan.

2. Menilai kinerja, yaitu membandingkan antara kinerja aktual dengan

standard-standard yang telah ditetapkan.

3. Sesi umpan balik, yaitu saat membahas kinerja dan kemajuan bawahan

(43)

 

Interview tersebut dikelompokkan, dimana setiap kelompok terdiri dua

hingga lima kompetensi. Setiap kompetensi memiliki defenisi naratif dan

ditambah dengan beberapa indikator perilaku.indikator-indikator tersebut

dikelompokkan dalam dimensi-dimensi. Dalam setiap dimensi indikator

diperingatkan mulai terendah hingga tertinggi sehingga membentuk skala.

3.3. Kompetensi

Kompetensi adalah bagian dalam dan selamanya ada pada kepribadian

seseorang dan dapat memprediksikan tingkah laku dan performasi secara luas

pada semua situasi dan job tasks. Kompetensi menurut AZ/N2S ISO 9000 : 2000 ialah demon started ability to apply knowledge and skill yang artinya pengetahuan

yang ditujukan untuk menerapkan pengetahuan dan keahlian.

Dalam manajemen kinerja menurut Amstrong,5 (1994) istilah kompetensi

mengacu kepada dimensi perilaku dari sebuah peran – perilaku yang diperlukan

seseorang untuk dapat melaksanakan pekerjaannya secara memuaskan.

Sebagaimana didefinisikan oleh Amstrong dan Murlis (1994) kompetensi

mencakup: karakteristik perilaku yang dapat menunjukkan perbedaan antara

mereka yang berkinerja tinggi yang dalam konteks ini menyangkut prestasi.

Kompetensi adalah apa yang dibawa oleh seseorang kedalam pekerjaannya

dalam bentuk jenis dan tingkatan perilaku yang berbeda. Kompetensi

didefinisikan sebagai karakteristik perilaku yang dapat didemonstrasikan untuk

membedakan mereka yang memiliki kinerja tinggi pada suatu peran tertentu.

(44)

 

3.3.1. Kompetensi Spencer

Spencer 6 membagi kompetensi atas beberapa kelompok, yaitu :

a. Tindakan dan Kesuksesan

1. Semangat untuk berprestasi

Yaitu derajat kepedulian seseorang terhadap pekerjaannya, sehingga

ia terdorong untuk bekerja dengan baik atau melebihi standard yang telah

ditetapkan.

2. Perhatian terhadap kerapian, kualitas dan ketelitian

Faktor ini berkaitan dengan dorongan dalam diri seseorang untuk

mengurangi ketidakpastian dilingkungan sekitarnya.

3. Inisiatif/proaktif

Adalah dorongan bertindak melebihi dari yang dibutuhkan atau yang

dituntut oleh pekerjaan, melakukan sesuatu tanpa menunggu perintah dulu.

4. Pengumpulan informasi, pendefinisian masalah

Yaitu besarnya usaha yang dilakukan dalam mengumpulkan

informasi,memilih peluang-peluang potensial yang mungkin berguna dimasa

mendatang.

b. Menolong dan melayani Konsumen

1. Empati

Yaitu kemampuan untuk mendengarkan dan memahami hal-hal yang

tidak diungkapkan dengan perkataan.

2. Kepedulian terhadap kepuasaan pelanggan

      

6

(45)

 

Yaitu keinginan untuk menolong atau melayani orang lain/ pelanggan

dalam memenuhi keinginannya, mencari informasi kebutuhan pelanggan dan

menyesuaikannya dengan produk dan jasa.

c. Dampak dan Pengaruh

1. Pengaruh strategis

Yaitu tindakan membujuk, meyakinkan dan mempengaruhi orang lain

sehingga akan mendukung rencana kerjanya, mengantisipasi pengaruh suatu

tindakan terhadap pandangan orang lain.

2. Kesadaran berorganisasi

Yaitu kemampuan individu untuk memahami hubungan kekuasaan

dalam organisasi, memahami struktur organisasi informal.

3. Membangun hubungan

Yaitu bekerja untuk membangun atau memelihara keramahan,

hubungan yang hangat atau komunikasi jaringan kerja dengan seseorang

atau mungkin suatu hari berguna dalam mencapai tujuan kerja.

d. Manajerial

1. Mengembangkan orang lain

Yaitu bentuk khusus dari dampak dan pengaruh yang mana tujuannya

adalah untuk mengajar atau untuk membantu seseorang dalam

mengembangkan dirinya.

2. Pengarahan, ketegasan dan kegunaan kekuatan posisi

Yaitu perintah yang menunjukkan tujuan individual untuk membuat

(46)

 

3. Kerja kelompok dan kerja sama

Kompetensi untuk melakukan kerjasama dengan sesama, menjadi

bagian dari tim. Keanggotaan tim tidak harus secara formal namun bisa jadi

berasal dari berbagai fungsi dan tingkatan dimana terjadi komunikasi satu

sama lainnya untuk menyelesaikan masalah.

4. Memimpin kelompok

Kompetensi untuk mengambil peranan selaku pemimpin kelompok

atau tim untuk kemajuan bersama. Ini meliputi juga kompetensi seseorang

untuk menggunakan otoritas dan wewenang jabatan yang dimilikinya secara

profesional dan efektif.

e. Congnitive

1. Kemampuan menganalisis

Usaha untuk memahami situasi dengan cara memecahkan menjadi

bagian-bagian yang lebih kecil, atau mengamati implikasi suatu keadaan

tahap demi tahap berdasarkan pengalaman masa lalu.

2. Kemampuan berpikir secara konseptual

Yaitu kemampuan memahami situasi atau masalah sebagai satu

kesatuan menggunakan logika dan pengalaman masa lalu dalam

menganalisa masalah.

3. Keahlian teknikal/profesional/manajerial

Yaitu keahlian meliputi penguasaan yang berkaitan dengan pekerjaan

dan termasuk motivasi untuk mengembangkan, menggunakan dan

(47)

 

f. Efektivitas Pribadi

1. Pengendalian diri/ stamina

Yaitu kemampuan untuk pengendalian emosi diri agar terhindar dari

berbuat sesuatu yang negative saat situasi tidak sesuai harapan atau saat

berada dibawah harapan.

2. Kepercayaan terhadap diri sendiri

Yaitu keyakinan seseorang terhadap kemampuan diri sendiri, dalam

melakukan/ menyelesaikan pekerjaannya.

3. Fleksibilitas/ kemampuan untuk beradaptasi

Yaitu kemampuan untuk beradaptasi dan bekerja secara efektif dalam

berbagai situasi, orang atau kelompok.

4. Visi/ komitmen organisasi

Yaitu kemampuan dan kemauan seseorang untuk menyesuaikan

perilakunya dengan kebutuhan prioritas dan tujuan organisasi untuk

bertindak dengan cara yang menunjang tujuan organisasi atau memenuhi

kebutuhan berorganisasi.

3.3.2. Kompetensi Gomes

d. Quantity work; jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang

ditentukan.

e. Quality of work; kualitas kerja berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan

kesiapannya.

(48)

 

g. Creativeness; keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan

tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.

h. Cooperation; kesetiaan untuk bekerjasama dengan orang lain.

i. Dependability; kesadaran dan kepercayaan dalam hal kehadiran dan

penyelesaian kerja.

j. Initiative; semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam

memperbesar tanggung jawabnya.

k. Personal qualities; menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramatamahan,

dan integritas pribadi.

3.3.3 Competencies for Executive Leadership Development

1. Pengembangan diri

2. Keinginan berprestasi

3. Tanggung jawab

4. Collaboration/ kerjasama

5. Memupuk kreativitas

6. Team Leadership/ kepemimpinan

3.4. Perancangan Penilaian Kinerja Karyawan

3.4.1. Pengertian Perancangan Penilaian Kinerja Karyawan

(49)

 

hasil kerja karyawan secara sistematis yang berhubungan dengan jabatannya dan

potensi yang dimilikinya untuk dikembangkan 7.

3.4.2. Tujuan dan Manfaat Perancangan Penilaian Kinerja Karyawan

1. Tujuan perancangan penilaian kinerja karyawan

a. Untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan selama periode waktu

tertentu (dibandingkan dengan standar).

b. Untuk mengetahui tentang diri karyawan (baik sikap, watak, kekuatan,

maupun kelemahannya), sehubungan dengan pekerjaannya diperusahaan.

c. Untuk mengetahui apakah karyawan mempunyai potensi untuk menduduki

jabatan lain (dengan/tanpa training lebih lanjut).

2. Manfaat perancangan penilaian kinerja karyawan

Penilaian prestasi kerja ini bermanfaat bagi pekerja, maupun bagi perusahaan

a. Manfaat bagi pekerja, terutama sebagai umpan balik (feedback) tentang prestasi kerjanya selama ini. Ini sangat berguna bagi pekerja untuk

mengetahui kelebihan dan kelemahan yang ada pada dirinya, untuk tujuan

perkembangan diri lebih lanjut.

b. Manfaat bagi perusahaan, antaralain sebagai dasar untuk mengambil

keputusan tentang promosi (jabatan/gaji), transfer (mutasi), PHK, atau

untuk mengindentifikasi kebutuhan akan training, sebagai dasar pemberian

kompensasi yang lebih objektif, yang pada akhirnya meningkatkan kinerja

karyawan.

      

7

(50)

 

3.4.3. Langkah-langkah Penilaian Kinerja Karyawan

Adapun langkah-langkah dalam penilaian kinerja karyawan adalah :

a. Menentukan standar keberhasilan

Penilaian kerja membutukan standar penilaian. Standar ini berkaitan dengan

hasil yang ingin dicapai suatu jabatan, dan tentunya tidak dapat ditetapkan

sembarangan. Pengetahuan mengenai standar ini dapat diperoleh melalui job

analysis. Dari standar penilaian yang diperoleh dari job description, seorang

penilai dapat menentukan hal-hal yang harus dievaluasi. Apabila informasi ini

tidak cukup,maka standar ditetapkan melalui observasi atau diskusi bersama para

atasan langsung.

b. Parameter dan ukuran penilaian

Umumnya seorang atasan secara otomatis langsung ditetapkan sebagai penilai.

Untuk itu ia harus memenuhi persyaratan :

1. Cukup dekat untuk memahami pekerjaan karyawan, termasuk hambatan,

masalah, maupun tindakan-tindakan.

2. Mempunyai akses informasi terhadap prestasi, sikap kerja dan aspirasi

karyawan yang bersangkutan.

3. Berkemampuan untuk mengkonsultasikan pandangan dengan pihak lain

untuk memperkaya sudut pengamatan.

c. Menentukan tim penilai

1. Dilakukan oleh atasan langsung, yang kemudian diperiksa oleh atasannya

lagi (untuk menjaga objektifitas penilaian).Dilakukan oleh “komite

(51)

 

bawahannya, serta juga “konsumen” (bagian lain dalam perusahaan yang

berkepentingan langsung dengan hasil kerja orang yang dinilai). penilaian

yang dilakukan oleh komite ini mempunyai kelebihan, yaitu melakukan

penilaian dari berbagai sudut pandang (sudut pandang atasan, rekan kerja,

bawahan, serta consumen). Dengan demikian diharapkan hasil penilaian

akan lebih objektif.

2. Rekan kerja menilai koleganya.

3. Bawahan menilai atasannya.

d. Menentukan frekuensi penilai

Secara formal penilaian dilakukan sebanyak sekali dalam setahun, atau sekali

dalam enam bulan. Secara informal penilaian dilakukan setiap saat.

e. Melakukan interview

Menjalin saling pengertian mengenai posisi kerja karyawan yang dinilai saat

ini dalam kaitannya dengan pengembangan organisasi. Interview ini dapat

dilakukan pada atasan karyawan, karyawan yang bersangkutan, dan bawahan

karyawan.

f. Menganalisis kinerja karyawan saat ini

Hasil analisis disimpan pada arsip kepegawaian yang akan digunakan untuk

pengembangan karyawan. Hasil analisis penelitian kinerja ini harus:

1. Bisa diukur (quantifiable) 2. Mudah dimengerti

3. Seimbang

(52)

 

5. Dapat dimotivasi untuk meningkatkan kinerja

3.5. Analyitical Hierarchy Process (AHP)

Analyitical Hierarchy process (AHP) adalah salah satu bentuk model

pengambilan keputusan mengenai pembobotan yang masukannya dapat berupa

kuantitatif maupun kualitatif (Brodjonegoro, 1992). Model ini dapat membantu

kerangka berpikir manusia karena memasukkan persepsi manusia sebagai

masukan kualitatif. Persepsi manusia yang dimasukkan disini adalah persepsi dari

para ahli (expert), yaitu orang yang mengerti benar permasalahan yang diajukan,

merasakan akibat suatu masalah, atau mempunyai kepentingan terhadap masalah

tersebut. Pada dasarnya AHP adalah metode memecahkan suatu masalah yang

kompleks dan tidak terstruktur ke dalam komponen-komponennya, mengatur

komponen-komponen tersebut dalam suatu hierarki, memasukkan nilai numerik

sebagai pengganti persepsi manusia dalam melakukan perbandingan relatif, dan

akhirnya menghasilkan suatu sintesa yang menetapkan urutan dan nilai prioritas

dari komponen-komponen tersebut. Metode ini dikembangkan pada tahun 70-an

oleh Thomas L. Saaty (saatty, 1993).8

3.5.1. Sejarah dan Perkembangan AHP

Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya ketidakpastian atau

ketidak sempurnaan informasi.Penyebab lainnya adalah banyak faktor yang

berpengaruh terhadap pilihan-pilihan yang ada, beragamnnya kriteria pemilihan

dan jika pengambilan keputusan lebih dari satu. Analisis keputusan

      

8

(53)

 

mengkhususkan pada kerumitan pengambilan keputusan karena informasi yang

kurang sempurna. Sementara game theory membahas masalah keputusan jika sumber kerumitannya ketidaksempurnaan informasi dan adanya lebih dari satu

pengambilan keputusan yang sedang bersaing. Jika sumber kerumitan itu adalah

beragamnya kriteria, maka analytical hierarchy process (disingkat AHP) merupakan teknik untuk membantu menyelesaikan masalah ini. AHP

diperkenalkan oleh Thomas L. Saaty pada periode 1971-1975 ketika di Wharton School.

Dalam perkembangannya, AHP tidak saja digunakan untuk menentukan

prioritas pilihan-pilihan dengan banyak kriteria, tetapi penerapannya telah meluas

sebagai metode alternatif untuk menyelesaikan bermacam-macam masalah,

seperti memilih portfolio, analisis manfaat biaya, peramalan dan lain-lain.

Pendeknya, AHP menawarkan penyelesaian masalah keputusan yang melibatkan

seluruh sumber kerumitan seperti yang diidentifikasi di atas. Hal ini

dimungkinkan karena AHP cukup mengandalkan pada intuisi sebagai input

utamanya, namun intuisi harus datang dari pengambilan keputusan yang cukup

informasi dan memahami masalah keputusan yang dihadapi.

Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran. Ia

digunakan untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan pasangan yang

diskrit maupun kontinyu. Perbandingan-perbandingan ini dapat diambil dari

ukuran aktual atau dari suatu skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan

(54)

 

konsistensi, pengukuran dan pada ketergantungan didalam dan diantara kelompok

elemen strukturnya.

Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah suatu metode analisis yang

dikembnagkan oleh prof. Thomas L. Saaty yang merupakan guru besar

matematika dari Universitas of Pittsburgh. Metode analisis ini dapat digunakan

untuk menyusun struktur masalah dan pengambilan atas suatu masalah alternatif9.

Prinsip yang menjadi dasar dari metode AHP adalah :

1. Penyusunan

Untuk masalah yang kompleks, manusia mampu mengidentifikasikan

masalah dan kemudian menyusunnya ke dalam unsur-unsur

pembentuknya. Setiap unsur/elemen itu kemudian dibagi ke dalam

bagian-bagian, proses ini terus berlangsung sampai pada tingkat-tingkat di mana

permasalahan tidak lagi dianggap kompleks dan dapat dipecahkan dengan

terlebih dahulu mencari pemecahan untuk unsur-unsur tersebut.

Keseluruhan prosses tersebut merupakan suatu sturktur hierarki.

2. Penentuan prioritas

Manusia juga mempunyai kemampuan untuk melakukan pembandingan

antara dua masalah pada tingkat terendah yang dapat didasarkan atas

preferensi ataupun analisis ilmiah

3. Konsistensi logis

      

9 

Saaty, Thomas L.(1980). “The Analytical Hierarchy Process. Planning, Priority Setting,

(55)

 

Dalam melakukan pembandingan antara beberapa obyek, manusia

mempunyai kemampuan untuk merealisasikan perbandingan tersebut

dalam suatu bentuk yang logis.

3.5.2 Dasar-Dasar AHP

Skala ukuran panjang (meter), temperatur (derajat), waktu (detik) dan uang

(rupiah) telah digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengukur

bermacam-macam kejadian yang sifatnya fisik. Kita tahu bahwa penerapan seperti itu dapat

diterima secara umum. Pertanyaan adalah apakah kita dapat memperluas dan

membenarkan penggunaan skala tersebut secara beralasan dan mudah dipahami

untuk mencerminkan perasaan-perasaan kita pada bermacam-macam persoalan

sosial, ekonomi dan politik? Sulit dibayangkan, sebab disini lebih cocok bila

digunakan suatau ukuran lain yang lebih sederhana, misalnya persentase. Namun,

variabel-variabel sosial, ekonomi dan politik tidak jarang yang sulit diukur, seperti

misalnya bagaimana mengukur produk yang berupa rasa aman karena tidak

adanya serangan dari negara lain yang dihasilkan karena pengeluaran pemerintah

di bidang pertahanan, bagaimana mengukur kerugian yang diderita masyarakat

karena bermacam-macam polusi dan kerusakan lingkungan akibat industrialisasi,

bagaimana mengkuantifikasi kesenangan karena dapat menikmati waktu

senggang, dan sebagainya.

Disamping itu, sering ditemui bahwa tindakan yang dilakukan pemerintah,

perusahaan besar, atau badan apa saja, seringkali memberikan bermacam-macam

pengaruh pada banyak segi kehidupan. Kemudian, pertanyaan adalah bagaimana

(56)

 

Kesulitan menjawab pertanyaan ini disebakan dua alasan utama. Pertama,

pengaruh-pengaruh itu kadang-kadang tidak dapat dibandingkan karena satuan

ukuran atau bidang yang berbeda. Kedua, pengaruh-pengaruh itu kadang-kadang

saling bentrok, artinya perbaikan pengaruh yang satu hanya dapat dicapai dengan

pemburukan pengaruh lainnya. Alasan-alasan ini menyulitkan kita dalam

membuat ekuivalensi antar pengaruh. Bertolak dari sini, maka diperlukan suatu

skala yang luwes yang disebut prioritas, yaitu suatu ukuran abstrak yang berlaku untuk semua skala. Penentuan prioritas inilah yang akan dilakukan dengan

menggunakan AHP.

Dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP ada beberapa prinsip yang

harus dipahami, diantaranya adalah : decomposition, comparative judgement,

synthesis of priority, dan logical consistency.

3.5.2.1. Decomposition

Setelah persoalan didefenisikan, maka perlu dilakukan decomposition yaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Jika ingin

mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan pemecahan lebih

lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tadi. Karena alasan

ini, maka proses analisis ini dinamakan hirarki (hierarchy).Ada dua jenis hirarki,

yaitu lengkap dan tak lengkap. Dalam hirarki lengkap, semua elemen pada suatu

tingkat memeiliki semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya. Jika tidak

(57)

 

Gambar 3.1. Contoh Sebuah Hierarki Hasil Dekomposisi

3.5.2.2. Comperative Judgement

Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua

elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat diatasnya.

Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh terhadap

prioritas elemen-elemen. Hasil dari penilaian ini akan tampak lebih enak bila

disajikan dalam bentuk matriks yang dinamakan yang dinamakan matriks

pairwise comparison. Pertanyaan yang biasa diajukan dalam penyusuan skala

kepentingan adalah :

1. Elemen mana yang lebih (penting/disulai/mungkin/..)? dan

2. Berapa kali lebih (penting/disukai/mungkin/..)?

Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua elemen,

seseorang yang akan memberikan jawaban perlu pengertian menyeluruh tentang

elemen-elemen yang dibandingkan dan relevansinya terhadap kriteria atau tujuan

yang dipelajari. Dalam penyusunan skala kepentingan ini, digunakan patokan

(58)
[image:58.595.115.513.134.445.2]

 

Tabel 3.1. Skala Dasar

Tingat Kepentingan  Defenisi 

2,4,6,8 

Reciprocal 

 

 

Sama pentingnya dibanding yang lain 

Moderat pentingnya dibanding yang lain 

Kuat pentingnya dibanding yang lain 

Sangat kuat pentingnya dibanding yang lain 

Ekstrim pentingnya dibanding yang lain 

Nilai diantara dua nilai yang berdekatan 

Jika elemen i memiliki salah satu angka diatas ketika 

dibandingkan  elemen  j,  maka  j  memiliki  nilai 

kebalikannya ketika dibanding elemen i 

Dalam penilaian kepentingan relatif dua elemen berlaku aksioma.

Reciprocal artinya jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting dibanding j, maka

elemen j harus sama dengan 1/3 kali pentingnya dibanding elemen i. Disamping

itu, perbandingan dua elemen yang sama akan menghasilkan angka 1, artinya,

sama penting.Dua elemen yang berlainan dapat saja dinilai sama penting. Jika

terdapat n elemen, maka akan diperoleh matrixs pairwise comparison berukuran

nxn.Banyaknya penilaian yang diperlikan dalam menyusun matrixs ini adalah

n(n-1)/2 karena matriksnya reciprocal dan elemen-elemen diagonal sama dengan 1.

(59)

 

Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari bobot parsial

(eigenvectornya) untuk mendapatkan local priority.Karena matriks

(matriks-matriks) pairwise comparison terdapat pada setip tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesa diantara local priority.

Prosedur melakukan sintesa berbeda menurut kepentingan relatif melalui prosedur

sintesa dinamakan priority setting.

3.5.3. Logical Consistency

Konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa obyek-obyek

yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi.

Contohnya, anggur dan kelereng dapat dikelompokkan dalam himpunan yang

seragam jika bulat merupakan kriterianya, tetapi tak da

Gambar

Tabel 3.1. Skala Dasar
Tabel 3.2. Random Index (RI)
Tabel 3.4. Penjumlahan Kolom-Mensintesis Pertimbangan
Tabel 3.5. Normalisasi-Mensintesis Pertimbangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dalam studinya yang berjudul perancangan penilaian kinerja karyawan berdasarkan kompetensi Spencer dengan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus di Sub

Rancangan penilaian kinerja agen NPSO 12 kg dilakukan dengan menentukan kriteria terkait yang terdiri dari manusia, metode, lingkungan dan sarana fasilitas, sedangkan

Penggambaran diagram konteks dari sistem pendukung keputusan penilaian kinerja karyawan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi kasus di

Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, peneliti menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang berguna untuk melakukan perhitungan penilaian kinerja

Penilaian kinerja yang akan diusulkan akan dibandingkan dengan Daftar Penilaian Pelaksaan Pekerjaan (DP3) dari segi skala, kriteria dan manfaat sehingga penelitian yang

Berdasarkan bobot kriteria kompetensi tersebut maka akan dilakukan penilaian kinerja karyawan berdasarkan kompetensi serta karyawan yang dinilai hanya pada bagian

Penilaian kinerja guru adalah proses analisis dalam rangka menghasilkan pengajar yang baik, dikhawatirkan akan adanya penilaian bersifat subjektif yang dapat menilmbulkan kecemburuan