• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Aliran pada Hydrocyclone dengan Metode Numerik menggunakan Program Komputer CFD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Aliran pada Hydrocyclone dengan Metode Numerik menggunakan Program Komputer CFD"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA ALIRAN FLUIDA PADA HYDROCYCLONE

DENGAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN

PERANGKAT LUNAK CFD

SKRIPSI

Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

ION RISWAN SINAGA NIM. 050401081

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ANALISA ALIRAN FLUIDA PADA HYDROCYCLONE

DENGAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN

PERANGKAT LUNAK CFD

ION RISWAN SINAGA NIM : 05 0401 081

Diketahui / Disahkan : Disetujui oleh :

Departemen Teknik Mesin Dosen Pembimbing,

Fakultas Teknik USU Ketua,

DR. Ing.Ir. Ikhwansyah Isranuri

(3)

ANALISA ALIRAN FLUIDA PADA HYDROCYCLONE

DENGAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN

PERANGKAT LUNAK CFD

ION RISWAN SINAGA NIM : 05 0401 081

Telah disetujui dari hasil Seminar Skripsi Periode ke - 581 pada tanggal 31 Juli 2010

Pembanding I, Pembanding II,

Ir.Halim Nasution, MSc

(4)

NAMA : ION RISWAN SINAGA

TUGAS SARJANA

NIM : 05 0401 081

MATA PELAJARAN : MEKANIKA FLUIDA

SPESIFIKASI : Analisalah fenomena aliran dan gaya-gaya yang

terjadi pada hydrocyclone dengan mengambil

dimensi geometris hydrocyclone yang digunakan di

Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT. Perkebunan

Nusantara IV

DIBERIKAN TANGGAL : 01 / Oktober /2009 SELESAI TANGGAL : 12 / Juli /2010

MEDAN,12 Juli 2010

KETUA DEPT. TEKNIK MESIN DOSEN PEMBIMBING,

Dr.Ing.Ir.IKHWANSYAH ISRANURI

NIP.196412241992111001 NIP. 196803102005011005 TERANG U.S.H.G Manik, ST,MT

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK USU

MEDAN

AGENDA : 900/TS/2009

DITERIMA TGL : / /2009

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh karena rahmat dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana dengan baik dan tepat waktu.

Adapun yang menjadi pembahasan dalam tugas sarjana ini adalah mengenai

“Analisa Aliran pada Hydrocyclone dengan Metode Numerik menggunakan Program Komputer CFD” .Berbagai ilmu yang berkaitan dengan sub program

studi konversi energi seperti mesin fluida dan mekanika fluida diaplikasikan dalam menganalisa aliran pada Hydrocyclone.

Dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini, penulis banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis ingin menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua dan keluarga tercinta, (Ayah) Alm. H Sinaga dan (Ibu) N Samosir yang senantiasa memberikan kasih sayang, dukungan, motivasi, dan nasihat yang tak ternilai harganya.

2. Bapak Terang USHG Manik,ST, MT selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya membimbing, memotivasi, dan membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

3. Bapak/Ibu Staff Pengajar dan Pegawai di Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik USU.

4. Rekan satu tim riset, Maycold Manurung , atas kerja sama yang baik untuk menyelesaikan penelitian ini.

5. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Departemen Teknik Mesin, teristimewa kepada teman-teman seperjuangan Angkatan 2005. Kepada Eben Haezar L Tobing,ST, Fransdolin Hutabarat,ST, Zulfirman,ST, Alfred Telaumbanua, ST, Pandapotan, ST, M Roland, Marthin E Harianja,ST dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dan memberi masukan, motivasi yang berguna demi kelengkapan Tugas Sarjana ini, "Solidarity Forever".

6. Jenny I P Sagala, Amd dan T Ulina L Tobimg yang juga telah banyak membantu dan memberi perhatian, masukan serta motivasi.

7. Kepada seluruh keluarga dimana pun berada yang telah banyak membantu baik dalam doa maupun dana.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun penyajian Tugas Sarjana ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran-saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Tugas Sarjana ini dikemudian hari.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga Tugas Sarjana ini bermanfaat untuk kita semua.

Penulis

(6)

ABSTRAK

Hydrocyclone dapat diartikan sebagai suatu alat yang memisahkan material ataupun partikel dari suatu komposisi campuran yang berbentuk padatan dengan cairan ataupun cairan dengan cairan. Prinsip kerja dari hydrocyclone adalah gaya sentrifugal dimana ketika terjadinya aliran yang berputar didalam hydrocyclone menyebabkan partikel ataupun material yang tercampur akan terpisah karena perbedaan densitas. Hydrocyclone pada dunia industri dipakai dalam industri pengolahan minyak kelapa sawit yang berada pada stasiun inti dimana dipakai untuk memisahkan antara cangkang dengan inti.

Adapun tujuan penelitian adalah analisa karateristik aliran dan unjuk kerja hydocyclone dengan melakukan simulasi yang dibantu oleh program komputer. Sehingga diperoleh perilaku distribusi aliran secara umum (General flow behavior) yang terdiri dari aliran tangensial, aliran aksial dan aliran radial.

Kata kunci: hydrocyclone, alat pemisah, gaya sentrifugal, distribusi aliran ABSTRACT

Hydrocyclone can be interpreted as a device that able to separate particles or materials, such as liquid with solid or liquid with liquid, from a mixed composition. The working principal of hydrocyclone is the implementation of centrifugal force when the rotating flow inside hydrocyclone caused a separation between any particles or materials in mixture due to density differences. Hydrocyclone is known used in palm oil processing industries, usually in the main station in order to separate the shell from the nucleus.

The objectives of this research are to analyze both of flow characteristics and performance of hydrocyclone by conducting simulation assisted by a computer program. So that the behavior of flow distribution in general (General Flow Behavior) which consist of tangential flow, axial flow, and radial flow , can be obtained.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBARAN PENGESAHAN ii

LEMBARAN PERSETUJUAN iii

SPESIFIKASI TUGAS iv

LEMBARAN EVALUASI vi

KATA PENGANTAR ix

ABSTRAK x

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR NOTASI (NOMENKLATUR) xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Batasan Masalah 2

1.3 Maksud dan tujuan 2

1.4 Metode Penulisan 3

1.5 Sistematika Penulisan 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hydrocyclone 5

2.2 Prinsip Kerja Hydrocyclone 5

2.3 Jenis Hydrocyclone 6

2.3.1 Hydrocyclone tipe konvensional 6

2.4. Konstruksi pada multicyclone 7

2.4.1 Round Desilter Hydrocyclone 7

2.4.2 Inline Desilter Hydrocyclone 8

2.4.3 Hydrocyclone aliran aksial 8

2.5 Bagian-bagian dari Hydrocyclone 9

2.5.1 Lubang Masuk 9

2.5.2 Cylindrical Section 10

2.5.3 Vortex Finder 10

2.5.4 Cone Section 11

2.6 Hydrocyclone pada industri kelapa sawit 12

(8)

2.6.2 Bagian-bagian unit Hydrocyclone 14

2.7 Kecepatan settling sentrifugal 17

2.8 Aliran Vortex 18

2.8.1. Aliran Vortex Bebas 19

2.8.2 Aliran Vortex Paksa 22

2.8.3 Aliran Vortex Kombinasi 23

2.9 Aliran Berputar dalam Tabung 24

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu penelitian 27

3.3 Bahan dan metode penelitian 27

3.2.1 Bahan 28

3.2.2 Metode penelitian 30

3.3 Variabel yang diamati 32

3.4 Pelaksanaan Penelitian 33

3.5 Prosedur Simulasi 34

3.5.1 Pembentukan Model Hydrocyclone 34

3.5.2 Penentuan Meshing scehme 34

3.5.3 Penentuan Kondisi batas 35

3.6 Pelaksanaan Simulasi 36

BAB IV HASIL SIMULASI DAN DISKUSI

4.1. Hasil Simulasi 37

4.1.1 Perilaku Distribusi Aliran Secara Umum 37

(9)

DAFTAR TABEL

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prinsip kerja Hydrocyclone 5

Gambar 2.2 Hydrocyclone tipe konvensional 6

Gambar 2.3 Round Desilter Hydrocyclone 7

Gambar 2.4 Inline Desilter Hydrocyclone 7

Gambar 2.5 Hydrocyclone aliran aksial 8

Gamabr 2.6 Bagian-bagian Hydrocyclone 8

Gambar 2.7 Beberapa tipe dari lubang masuk (Inlet area) 9

Gambar 2.8 Beberapa tipe dari cylindrical section 10

Gambar 2.9 Beberapa tipe dari cone section 11

Gambar 2.10

Gambar 2.11

Tahapan proses pengolahan hingga mencapai hydrocyclone

Skema kerja unit hydrocylone

12

13

Gambar 2.12 Proses pemisahan di dalam tabung 14

Gambar 2.13 Jalur distribusi inti dan cangkang 16

Gambar 2.14 Variasi kecepatan tangensial dan kecepatan radial 17

Gambar 2.15 Pola garis arus untuk sebuah vortex 19

Gambar 2.16 Gerakan elemen fluida dari A ke B : vortex bebas 20

Gambar 2.17 Gerakan elemen fluida dari A ke B : Vortex paksa 22

Gambar 2.18 Tipe-tipe Vortex 23

Gambar 3.1 Dimensional Hydrocyclone 27

Gambar 3.2 Hydrocylone pada industri pengolahan kelapa sawit 27

Gambar 3.3.a Instalasi dari hydrocyclone 28

Gambar 3.3.b Instalasi dari hydrocyclone 29

Gambar 3.4 Diagram alir pelaksanaan penelitian 32

Gambar 3.5 Hasil permodelan hydrocyclone 33

Gambar 3.6 Hasil dari meshing pada model hydrocyclone 34

(11)

Gambar 4.1 Pola Aliran KecepatanTangensial 38

Gambar 4.2 Predicted Tangential Velocity Profiles pada ketinggian 0.25m,

0.5m, 0.75m, 1m

40

Gambar 4.3

Gambar 4.4

Pola Aliran Kecepatan Aksial

Predicted Axial Velocity Profiles pada ketinggian 0.25m,

0.5m, 0.75m, 1m

40

41

Gamabr 4.5 Pola Aliran Kecepatan Radial 42

Gambar 4.6 Pola Aliran Distribusi Tekanan 43

Gambar 4.7 (a)

Gambar 4.7 (b)

Gambar 4.7 (c)

Predicted Centrifugal Force profile pada ketinggian 1 m

Predicted Centrifugal Force profile pada ketinggian 0.5 m

Predicted Centrifugal Force profile pada ketinggian 0.3 m

44

44

45

Gambar 4.8 Pengaruh Diameter Spigot terhadap Static Pressure 47

Gambar 4.9

Gambar 4.10

Pengaruh Diameter Spigot terhadap Y-Velocity

Pengaruh Diameter Spigot terhadap Kecepatan Tangensial

47

48

Gambar 4.11 Pengaruh Vortex Finder terhadap Static Pressure 49

Gambar 4.12

Gambar 4.13

Pengaruh Diameter Vortex Finder terhadap Y-Velocity

Pengaruh Diameter Vortex Finder terhadap Kecepatan

Tangensial

50

(12)

DAFTAR NOTASI

SIMBOL KETERANGAN SATUAN

ac percepatan sentrifugal m/s2

Ain luas penampang masuk m2

CD koefisien gesekan

d diameter m

Fc gaya sentrifugal N

g percepatan gravitasi bumi m/s2

h ketinggian m

l panjang m

m massa kg

p tekanan fluida kg/m2

Q kapasitas aliran kg/s

Re bilangan Reynold

r jari-jari m

S faktor pemisah

Us kecepatan aliran m/s

v kecepatan m/s

t

v kecepatan tangensial m/s

v kecepatan air volumetrik m3/s

vgt gravitational terminal velocity m/s

W berat partikel N

X jarak dari sumbu utama m

(13)

ABSTRAK

Hydrocyclone dapat diartikan sebagai suatu alat yang memisahkan material ataupun partikel dari suatu komposisi campuran yang berbentuk padatan dengan cairan ataupun cairan dengan cairan. Prinsip kerja dari hydrocyclone adalah gaya sentrifugal dimana ketika terjadinya aliran yang berputar didalam hydrocyclone menyebabkan partikel ataupun material yang tercampur akan terpisah karena perbedaan densitas. Hydrocyclone pada dunia industri dipakai dalam industri pengolahan minyak kelapa sawit yang berada pada stasiun inti dimana dipakai untuk memisahkan antara cangkang dengan inti.

Adapun tujuan penelitian adalah analisa karateristik aliran dan unjuk kerja hydocyclone dengan melakukan simulasi yang dibantu oleh program komputer. Sehingga diperoleh perilaku distribusi aliran secara umum (General flow behavior) yang terdiri dari aliran tangensial, aliran aksial dan aliran radial.

Kata kunci: hydrocyclone, alat pemisah, gaya sentrifugal, distribusi aliran ABSTRACT

Hydrocyclone can be interpreted as a device that able to separate particles or materials, such as liquid with solid or liquid with liquid, from a mixed composition. The working principal of hydrocyclone is the implementation of centrifugal force when the rotating flow inside hydrocyclone caused a separation between any particles or materials in mixture due to density differences. Hydrocyclone is known used in palm oil processing industries, usually in the main station in order to separate the shell from the nucleus.

The objectives of this research are to analyze both of flow characteristics and performance of hydrocyclone by conducting simulation assisted by a computer program. So that the behavior of flow distribution in general (General Flow Behavior) which consist of tangential flow, axial flow, and radial flow , can be obtained.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit memegang peranan

yang cukup strategis karena komoditas ini mempunyai prospek yang cerah

sebagai sumber devisa. Di samping itu, minyak sawit merupakan bahan baku

utama minyak goreng yang banyak dipakai di seluruh dunia, sehingga secara

mampu pula menciptakan kesempatan kerja yang luas dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Indonesia bukan satu-satu negara yang memiliki

industri pengolahan kelapa sawit. Negara Malasyia juga merupakan negara yang

juga memiliki industri pengolahan kelapa sawit dan juga merupakan saingan dari

Indonesia. Oleh sebab itu perkembangan teknologi pada industri pengolahan

kelapa sawit mutlak harus dilakukan secara berkala di Indonesia untuk dapat

menghasilkan hasil olahan yang lebih baik lagi dan dapat menghasilkan kapasitas

olahan yang lebih banyak lagi. Langkah sederhana yang dapat dilakukan ialah

peningkatan efisiensi kerja dari mesin-mesin produksi yang ada di pabrik-pabrik

pengolahan.

Hydrocyclone merupakan salah satu mesin produksi CPO (Crude Palm Oil)

pada stasiun pengolahan biji. Hydrocyclone berfungsi untuk memisahkan inti

dengan cangkang. Prinsip kerjanya dengan menggunakan gaya sentrifugal,

terjadinya pemisahan berdasarkan atas adanya perbedaan densitas. Hydrocyclone

banyak digunakan sebagai alat pemisah karena konstruksi dari hydrocyclone yang

sederhana, cara pemakaian yang mudah, biaya perawatan yang minim. Seiring

perkembangan teknologi maka diperlukan perbaikan ataupun pengembangan lebih

lanjut mengenai hydrocyclone tersebut.

Pemanfaatan teknologi dalam perancangan alat-alat industri pengolahan

kelapa sawit berupa penggunaan software (peranti lunak) yang aplikatif memiliki

banyak aspek yang menguntungkan diantaranya adalah dengan simulasi (peranti

lunak), dapat dilakukan uji coba terlebih dahulu kegunaannya sebelum membeli

mesin atau membangun sistem baru sehingga efisisensi sistem dapat ditingkatkan,

(15)

berbagai aspek. Dalam persoalan-persoalan yang menyangkut geometri yang

rumit, seperti persoalan pembebanan terhadap struktur yang kompleks, pada

umumnya sulit dipecahkan melalui matematis analisis. Hal ini disebabkan karena

matematis analisis memerlukan besaran atau harga yang harus diketahui pada

setiap titik pada struktur yang dikaji.Penyelesaian analisis dari suatu persamaan

diferensial suatu geometri yang kompleks dengan pembebanan yang rumit, tidak

mudah diperoleh. Formulasi dari penggunaan software (peranti lunak) dapat

digunakan untuk mengatasi permasalahan ini.

Dengan melakukan analisa menggunakan simulasi program komputer ini bisa

menampilkan virtual prototype dari hydrocyclone yang ingin dianalisis dengan

menerapkan kondisi nyata di pabrik. Adapun hasil dari simulasi adalah pola aliran

yang terjadi didalam hydrocyclone. Dari gambaran pola aliran tersebut dapat

diperoleh nantinya berbagai pengaruh dari parameter penting pada hydrocyclone.

Sehingga memudahkan untuk mencari tahu variabel apa saja yang menjadi perlu

dicermati sehingga pada nantinya dapat mengembangkan lebih lanjut dengan

memodernisasi desain ataupun bagian-bagiannya dalam hal peningkatan daya

kerja dan efektifitas kerja.

1.2 Batasan Masalah

Hydrocyclone yang menjadi bahan rujukan yang akan dianalisa proses

kerjanya adalah hydrocyclone pada pabrik pengolahan kelapa sawit milik PT.

Pekebunan Nusantara IV Adolina. Adapun yang menjadi batasan masalah dalam

tugas sarjana ini adalah sebagai berikut :

a. Perhitungan mengenai performansi dari hydrocyclone seperti: kecepatan

aliran didalam hydrocyclone, gaya sentrifugal, penurunan tekanan, besar

faktor pemisahan, efektifitas kerja.

b. Pembuatan simulasi aliran yang terjadi pada hydrocyclone dengan kondisi

batas yang menggambarkan kenyataan di lapangan.

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui pengaruh pola aliran terhadap proses terjadinya pemisahan

(16)

2. Mengetahui bagaimana pengaruh dari parameter penting terhadap pola

aliran seperti diameter vortex finder dan diameter spigot kecepatan

tangesial, kecepatan radial dan static pressure.

3. Mengetahui secara jelas distribusi kecepatan tangensial, aksial, radial dan

juga distribusi tekanan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini nantinya merupakan suatu upaya nyata dari pihak

perguruan tinggi dalam memberikan informasi kepada pihak industri secara

langsung mengenai segala perhitungan berkaitan proses kerja dan segala hal yang

berkaitan di dalamnya dalam upaya penigkatan efisiensi kerja dari alat produksi.

1.5 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan tugas sarjana ini adalah :

1. Survey Lapangan

Survey lapangan telah dilakukan pada Pabrik Kelapa Sawit PT Perkebunan

Nusantara IV, guna mendapatkan spesifikasi dari mesin hydrocyclone. 2. Studi Literatur

Berupa studi kepustakaan dan kajian dari buku-buku yang mendukung dan

membantu dalam menyelesaikan tugas sarjana ini. 3. Diskusi

Berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing,dosen lainya dan teman-teman

mahasiswa yang lain mengenai simulasi yang dibahas.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan tugas sarjana adalah sebagai berikut:

1. BAB I : Pendahuluan, berisikan latar belakang, batasan masalah,

maksud penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

2. BAB II : Tinjauan Pustaka, berisikan tentang teori - teori yang

mendasari pembahasan mengenai hydrocyclone serta seluruh

(17)

3. BAB III : Metode Penelitian, berisikan proses yang dilakukan

dalam pengambilan data, pengolahan data dan diagram alir proses

pengerjaan dari analisa aliran pada hydrocyclone.

4. BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan, berisikan hasil dari

survey yang telah dilaksanakan dan data dianalisis serta

disimulasikan supaya mendapatkan kecepatan aliran yang berputar

disekeliling dinding tabung, penurunan tekanan, kecepatan

tangensial, kecepatan aksial, kecepatan radial, pengaruh berbagai

parameter yang berkaitan dengan kerja hydrocyclone .

5. BAB V : Berisikan tentang kesimpulan dan saran yang ditarik

berdasarkan hasil perhitungan dan simulasi yang telah dilakukan

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hydrocyclone

Pada dasarnya hydrocyclone merupakan gabungan dari dua kata yaitu hydro

dan cyclone. Hydro dapat diartikan air ataupun cairan, sedangkan cyclone dapat

diartikan sebagai pusaran. Sehingga hydrocyclone diartikan sebagai pusaran air.

Dalam penggunaanya secara nyata hydrocyclone dapat diartikan sebagai suatu

alat yang dapat memisahkan material ataupun partikel dari suatu komposisi

campuran baik berbentuk padatan dengan cairan ataupun cairan dengan cairan.

2.2 Prinsip kerja Hydrocyclone

Prinsip kerja dari hydrocyclone adalah terdapatnya kumpulan partikel dan air

yang masuk dalam arah tangensial ke dalam siklon pada bagian puncaknya.

Kumpulan air dan partikel ditekan ke bawah secara spiral (primary vortex) karena

bentuk dari siklon. Gaya sentrifugal menyebabkan partikel terlempar ke arah luar,

membentur dinding dan kemudian bergerak turun ke dasar hydrocyclone. Dekat

dengan bagian dasar hydrocyclone, air bergerak membalik dan bergerak ke atas

dalam bentuk spiral yang lebih kecil (secondary vortex) partikel yang lebih ringan

bergerak keluar dari bagian puncak hydrocyclone sedangkan partikel yang berat

keluar dari dasar hydrocyclone.

(19)

Ada beberapa alasan mengapa hydrocyclone dipakai sebagai alat pemisah,

yaitu:

1. Biaya operaional yang relatif murah

2. Prosesnya dapat dilakukan pada satu tempat

3. Desain ataupun modelnya sederhana, berupa kombinasi konstruksi silinder

dan kerucut

4. Tidak memiliki bagian yang bergerak

5. Minim biaya perawatan

2.2 Jenis Hydrocyclone

2.2.1 Hydrocyclone tipe konvensional

Pada Hydrocyclone tipe konvensional memiliki bagian berbentuk

silinder dan bagian berbentuk kerucut. Memiliki dua jenis tipe yang berbeda

yang berdasarkan sudut kemiringannya. Tipe yang pertama memiliki sudut

kemiringan 20o – 25O

, sedangkan jenis yang lain memiliki sudut > 25o

hingga 180o. Fluida dialirkan melalui dari lubang inlet bagian atas pada

silinder dan aliran tersebut menghasilkan gerakan berbentuk pusaran yang

kuat pada dinding Hydrocyclone.

(20)

2.3 Konstruksi pada multicyclone

Pada proses klarifikasi ataupun pada proses klasifikasi untuk ukuran partikel

yang sangat kecil biasanya dipergunakan hydrocylone dalam jumlah yang banyak.

Tetapi ukuran dari hydrocyclone yang digunakan tidak sebesar hydrocyclone pada

umumnya. Hal ini dimaksudkan karena diperlukannya proses pemisahan yang

berulang-ulang dan kualitas hasil pemisahan yang sangat baik sehingga dibuatlah

konstruksi multicyclone.

Secara umum dapat dilihat terdapat 2 jenis konstruksi multicyclone yang dapat

dijumpai, yaitu : konstruksi linear dan konstruksi circular. Kedua jenis konstruksi

tersebut memiliki fungsinya masing-masing, seperti pada konstruksi circular

yang memungkinkan tiap hydrocyclone dapat terhubung dalam jumlah banyak

dimana mengelilingi satu pipa atau lubang utama sehingga panjang pipa

penghubung tiap hydrocyclone tetap sama.

2.3.1 Round Desilter Hydrocyclone

Terdiri dari 10 hingga 20 Hydrocyclone yang digabungkan secara melingkar

menjadi satu bagian. Pada Hydrocyclone ini dilengkapi dengan Shut-off

valves pada setiap konstruksinya. Sehingga memungkinkan untuk

memindahkan atau mengganti salah satu Hydrocyclone jika rusak tanpa

menganggu kinerja Hydrocyclone lainnya dan juga memudahkan operator

untuk mengawasi kinerja disetiap Hydrocyclone.

Gambar 2.3 Round Desilter Hydrocyclone (Krebs

(21)

2.3.2 Inline Desilter Hydrocyclone

Terdiri dari 10 – 20 Hydrocyclone yang disusun secara pararel. Inline

Desilter Hydrocyclone biasanya digunakan pada tempat yang tidak

memiliki area yang cukup luas untuk menampung banyak konstruksi

instalasi mesin. Sehingga dapat menghemat pemakaian tempat.

Gambar 2.4 Inline Desilter Hydrocyclone

2.3.3 Hydrocyclone aliran aksial

Pada umumnya digunakan pada industri pengolahan air bersih.

Berfungsi memisahkan sisi minyak dari campuran air kemudian

sisa minyak tersebut ditampung dan dibuang.

Karateristik dari Hydrocyclone aliran aksial :

a.) Konsentrasi penyerapan minyak hingga 10.000 ppm

b.) Besar penurunan tekanan balik 2 - 3,5 bar

c.) Besar penurunan tekanan buang 4 – 7,5 bar

d.) Penurunan tekanan dapat diminimalkan dengan menambah

jumlah pipa didalam Hydrocyclone

(22)

2.4 Bagian-bagian dari Hydrocyclone

Secara umum bagian-bagian dari Hydrocyclone dapat dilihat dari gambar

berikut :

Lubang Keluar

Feed Chamber

Lubang Masuk

Vortex Finder

Cone Section (Bagian Kerucut)

Tail Pipe Apex Valve (Katup keluar)

(Pipa bawah)

Lubang Keluar

Gambar 2.6 Bagian-bagian Hydrocyclone

Keterangan:

1. Lubang masuk

2. Cylindrical section

3. Vortex finder

4. Cone section

5. Lubang keluar

2.4.1 Lubang masuk (Inlet area)

Ada beberapa tipe dari lubang masuk (Inlet area), yaitu : lubang masuk

tipe involute, lubang masuk tipe ramp dan lubang masuk tipe scroll.

Berbagai tipe tersebut dimaksudkan untuk lebih memaksimalkan kinerja

dari Hydrocyclone. Dengan konstruksi lubang masuk dengan tipe

involute, lubang masuk tipe ramp dan lubang masuk tipe scroll dapat

mengurangi efek dari turbulensi yang terjadi disekitar dinding lubang

(23)

Gambar 2.7 Beberapa tipe dari lubang masuk (Inlet area)

2.4.2 Cylindrical section

Pada dasarnya diameter dari cylindrical section memilki diameter

sebesar diameter dari Hydrocyclone . Konstruksi dari cylindrical section

yang panjang dimaksudkan untuk memperbesar kapasitas dan juga

mengurangi dari kecepatan tangensial. Besar kecilnya dari konstruksi

dari cylindrical section dapat mempengaruhi besarnya tekanan.

(24)

2.4.3 Vortex finder

Pada umumnya besar dari vortex finder 20 - 45 % dari diameter

Hydrocyclone. Besar dari vortex finder dapat kualitas pemisahan yang

dihisap.

2.4.4 Cone section

Besar sudut pada cone section didasarkan pada jenis pemakaiannya.

Pada cone section besudut 20° merupakan standar pemakaian pada

industri pertambangan mineral. Sedangkan untuk Hydrocyclone yang

memiliki bagian bawah datar diperuntukan untuk pemisahan

material-material berstruktur kasar.

(25)

2.5 Hydrocyclone pada industri kelapa sawit

Digunakan pada stasiun pengolahan inti. Hydrocyclone berfungsi

untuk memisahkan antara inti dengan cangkang. Adapun proses

pengolahan dari kelapa sawit hingga mencapai pada proses pemisahan

menggunakan hydrocyclone terdiri dari beberapa tahapan yaitu:

Gambar 2.10 Tahapan proses pengolahan hingga mencapai hydrocyclone

Fresh Friut Bunch

Sterilization

Digestion

Pressing Depericarper

Silo Drier

Nut Cracker

Cracked Nut Blower

Hydrocyclone

Kernel Drier

(26)

2.5.1 Proses kerja unit Hydrocyclone

Campuran cangkang dan inti yang keluar dari separating coloum

dimasukan kedalam bak 1, lalu oleh pompa hydrocyclone (P1)

dipompakan kedalam hydrocyclone (H1), campuran ini akan diputar oleh

gaya sentrifugal, inti yang mempunyai berat jenis lebih kecil berkumpul

ditengah cyclone lalu melalui vortex finder keluar ke sebelah atas.

Inti yang bercampur dengan air ini kemudian masuk ke dewatering

screen untuk memisahkan air, selanjutnya inti secara teratur banyaknya

(atau diatur water lock) masuk ke kernel transport fan untuk dimasukan

ke pemeraman inti (kernel bin) melalui saringan kernel sterilizer.

Sedangkan cangkang yang mempunyai berat jenis besar akan berkumpul

dibagian pinggir cyclone lalu keluar dari bawah bersama air ke bak 2.

Produk pada bak 2 masih terdapat inti bercampur cangkang.

Campuran ini dipompakan oleh pompa hydrocyclone (P2) dipompakan

ke hydrocyclone (H2) proses pemisahan disini sama dengan pada

hydrocyclone (H1). Inti keluar sebelah atas pipa melalui vortex finder

masuk kembali ke bak 3.

Proses pada bak 3 mengandung sedikit inti. Campuran ini

dipompakan oleh pompa hydrocyclone (P3) dipompakan ke

hydrocyclone (H3), proses pemisahan disini sama dengan pada

hydrocyclone (H1) dimana cangkang akan keluar ke shall dewatering

screen, selanjutnya secara teratur (diatur water lock) masuk ke shall

transport fan untuk direbus ke

(27)

shall hopper sebagai bahan bakar ketel. Inti akan keluar melalui pipa dari

atas dan masuk ke bak 2. Inti kemudian dibawa ke kernel dryer untuk

dikeringkan dan disimpan di kernel storage[4].

2.5.2 Bagian-bagian unit Hydrocyclone

Alat ini terdiri dari :

a. Tabung pemisah (Hydrocyclone) yang dilengkapi dengan pompa

pengutip (vortex Finder) dan konus dibawahnya.

b. Bak penampung

a. Tabung pemisah (Hydrocyclone)

Alat ini bekerja bersarkan karena gaya senrtifugal yang di timbulkan oleh

aliran air yang membentuk pusaran (vortex). Akibat gaya sentrifugal yang

di timbulkan oleh aliran vortex maka Inti kelapa sawit yang memiliki

massa jenis 1080 kg/ akan berada pada pusat pusaran sedangkan

cangkang kelapa sawit yang memiliki massa jenis 1300 kg/ akan

terlempar hingga ke dinding hydrocyclone.

Gambar 2.12 Proses pemisahan di dalam tabung

Kapasitas aliran masuk pada saluran inlet:

A v

Q= ( 2.5.2-1)

dimana: Q = kapasitas aliran (kg/s)

v = kecepatan aliran (m/s)

(28)

Dimana kecepatan aliran dapat diperoleh dari :

sedangkan laju aliran massa dapat ditentukan dari:

Q m = ρ⋅

Gaya-gaya yang terjadi (Coulson,1986):

FC =maC ( 2.5.2-3)

atau dapat di tulis

FC =mr⋅ω2 (2.5.2-4)

dimana: F = gaya sentrifugal C

m = massa benda yang mengalami gaya sentrifugal

= kecepatan sudut

C

a = percepatan sudut

Jika :

Jika kecepatan rotasi dinyatakan dalam N rpm:

60 2⋅ ⋅N = π

ω (2.5.2-6)

Perbandingan gaya gravitasi dan gaya sentrifugal (Coulson,1986):

Gaya gravitasi: F =mg (2.5.2-7)

Perbandingan: 2

(29)

Maka gaya sentrifugal yang di alami oleh inti adalah :

FC1 =m1⋅r1⋅ω2 (2.5.2-8)

dimana : F = gaya sentrifugal yang dialami oleh inti C1

m1= massa dari inti

1

r = jarak terlemparnya inti dari pusat pusaran

Dan gaya yang dialami oleh cangkang adalah :

FC2 =m2⋅r2⋅ω2 (2.5.2-9)

dimana : F = gaya sentrifugal yang dialami oleh cangkang C2

m = massa dari cangkang 2

r = jarak terlemparnya cangkang dari pusat pusaran 2

b. Bak penampung

Bak penampung campuran hasil pemisahan yang dilakukan oleh tabung

pemisah (hydrocylone), yang dilengkapi dengan dewatering drum. Hasil

pemisahan yang dikeluarkan hydrocylone melalui pipa bawah akan masuk

ke dalam bak ini yang selanjutnya akan dibawa keluar oleh shall transport

fan untuk dibawa ke proses selanjutnya untuk direbus ke shall hopper

sebagai bahan bakar ketel[4].

(30)

2.6 Kecepatan settling sentrifugal

Kecepatan settling sentrifugal atau kecepatan pengendapan sentrifugal

ditinjau dari sebuah sebuah partikel berdiamater Dp, berotasi pada jari-jari = r,

maka gaya sentrifugal seperti perilaku gerak partikel dalam fluida, tetapi gaya

gravitasi diganti dengan gaya sentrifugal[1]. Adapun kecepatan settling

sentrifugal dapat dilihat pada persamaan 2.6-1 (Coulson,1986).

gr

v = gravitational terminal velocity (m/s)

t

v = kecepatan tangensial (m/s)

Gambar 2.14 Variasi kecepatan tangensial dan kecepatan radial

[Ter linden, Inst.page165.(1949)]

Maka, 2

v = kecepatan air volumetrik [massa/waktu] (m3/s)

(31)

v

2.7 Aliran Vortex

Vortex adalah massa fluida yang partikel-partikelnya bergerak berputar

dengan garis arus (streamline) membentuk lingkaran konsentris[7]. Gerakan

vortex berputar disebabkan oleh adanya perbedaan kecepatan antar lapisan

fluida yang berdekatan. Dapat diartikan juga sebagai gerak alamiah fluida

yang diakibatkan oleh parameter kecepatan dan tekanan. Vortex sebagai

pusaran yang merupakan efek dari putaran rotasional dimana viskositas

berpengaruh didalamnya. Sebuah vortex mewakili sebuah aliran yang

garis-garis arusnya adalah lingkaran-lingkaran sepusat (konsentris). Aliran vortex

awalnya dianggap sebagai kerugian dalam suatu aliran fluida. Belakangan ini

prinsip aliran vortex digunakan untuk pengembangan teknologi penegeboran

minyak, pemisahan partikel ataupun material padatan dengan cairan, industri

kimia dan lain sebagainya.

Pergerakan aliran fluida dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Translasi murni atau translasi irrotasional

2. Rotasi murni atau translasi rotasional

3. Distorsi atau deformasi murni, baik angular ataupun linier

Aliran irrotasional terjadi apabila elemen fluida di setiap titik tidak

mempunyai kecepatan sudut netto terhadap titik tersebut. Sebaliknya aliran

rotasional terjadi apabila elemen fluida mempunyai kecepatan sudut netto.

Gerak vortex dapat dikategorikan sebagai dalam aliran rotasional. Vortex

digambarkan sebagai aliran yang bergerak dan berputar terhadap sumbu

vertikal sehingga terjadi perbedaan tekanan antara bagian sumbu dan

sekelilingnya.

Tetapi pada beberapa kondisi vortex juga dapat dikategorikan sebagai

aliran irrotasional. Kelihatannya agak mengherankan bahwa gerakan vortex

irrotasional. Namun demikian harus diingat kembali bahwa rotasi mengacu

pada orientasi pada elemen fluida bukan lintasan yang diikuti oleh elemen

(32)

ditempatkan di dalam medan aliran pada lokasi A, seperti pada gambar 2.16,

tongkat-tongkat itu kan berotasi selagi bergerak ke lokasi B. Salah satu

tongkat yang sesuai garis-garis akan mengikuti sebuah lintasan yang

melingkar dan berputar dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam.

Tongkat yang lain akan berotasi searah putaran jarum jam karena sifat alamiah

dari medan aliran, di mana bagian tongkat yang terdekat dengan titik asal

bergerak cepat dari pada ujung lainya.

Gambar 2.15 Pola garis arus untuk sebuah vortex

Berdasarkan klasifikasi aliran berputar yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari maka aliran vortex dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :

2.7.1 Aliran vortex Bebas

Aliran vortex terjadi walaupun tidak adanya gaya yang dilakukan pada

fluida tersebut. Karateristik dari vortex bebas adalah kecepatan tangensial dari

partikel fluida yang berputar pada jarak tertentu dari pusat vortex . Hubungan

kecepatan partikel fluida v terhadap jaraknya dari pusat putaran r dapat dilihat

pada persamaan 2.7.1-1 (Munson,2003).

v = r π 2

Γ

(2.7.1-1)

(33)

v = kecepatan tangensial fluida (m s-1)

r = jari-jari putaran partikel fluida dari titik pusat (m) Γ = sirkulasi

Gambar 2.16 Gerakan elemen fluida dari A ke B : vortex bebas

Pada aliran vortex bebas dengan menganggap elemen air memiliki :

l = panjang elemen air

dr = ketebalan elemen air

v = kecepatan tangensial

dP = beda tekanan dari elemen air

dan aliran bebas mempunyai gaya, tekanan yang sebanding dengan aksi gaya

sentrifugal air.

Dan diketahui energi keseluruhan elemen air :

(34)

g

Dalam vortex bebas, tidak ada perubahan energi melintas pada aliran lurus,

jadi persamaan diatas sama dengan nol.

0

Setelah diintegralkan persamaan diatas menjadi:

loge v + loge r = C (2.7.1-5)

vr = C (identik dengan teori kinematik fluida)

Jika digeneralisasikan, maka:

r C

v= (2.7.1-6)

Jika C sama dengan konstan maka dapat diketahui kekuatan dari vortex,

nampak jelas bahwa kecepatan partikel berbanding terbalik dengan jarak dari

pusat vortex.

(35)

Apabila suatu gaya diberikan pada suatu fluida dengan maksud membuat

aliran fluida berputar. Hubungan kecepatan partikel fluida v terhadap jaraknya

dari pusat putaran r dapat dilihat pada persamaan 2.7.2-1 (Munson,2003).

r

v=ω⋅ (2.7.2-1)

dimana :

ω= kecepatan sudut r = jari-jari putaran (m)

Gambar 2.17 Gerakan elemen fluida dari A ke B : Vortex paksa

Air dalam tabung diputar dengan gaya torsi, partikel P pada permukaan

air, berjarak x pada sumbu putaran, bekerja gaya-gaya:

1. Berat partikel, arah ke bawah (W)

2. Gaya sentrifugal dengan arah menjauhi pusat putaran (FC)

3. Gaya reaksi zat cair yang mendesak partikel (R)

Bekerjanya gaya selain gaya gravitasi pada air dalam tabung menghasilkan

gaya vortex yang dikenal sebagai aliran vortex paksa. Pada putaran silinder, N

dan kecepatan sudut ψ , partikel P mempunyai sudut tangen ψ , berat partikel

W dan gaya sentrifugal FC.

Gaya sentrifugal didefenisikan sebagai berikut (Ridwan dan Siswantara,2002):

( )

2

X g W

FC = ω (2.7.2-2)

(36)

ω = kecepatan sudut (rad/s) W = berat partikel (kg)

g = gaya gravitasi (m/s2)

X = jarak dari sumbu (m)

2.7.3 Aliran Vortex Kombinasi

Aliran Vortex Kombinasi adalah vortex dengan vortex paksa pada inti

pusatnya dan distribusi kecepatan yang sesuai dengan vortex bebas pada luar

intinya. Jadi untuk sebuah votex kombinasi dapat dilihat pada persamaan

berikut (Munson,2003)

vθr rr0 (2.7.3-1)

dan

r K

vθ = r>r0 (2.7.3-2)

dimana K dan ωadalah konstanta dan r adalah jari-jari inti pusat. 0

Sebuah konsep matematika yang biasanya berhubungan dengan gerakan

vortex adalah sirkulasi. Sirkulasi didefenisikan sebagai sebuah integral garis

dari komponen tangensial kecepatan yang diambil dari sekeliling kurva

tertutup di medan aliran. Konsep sirkulasi sering digunakan untuk

mengevaluasi gaya-gaya pada terbentuk pada benda-benda yang terendam

dalam fluida yang bergerak.

Gambar 2.18 Tipe-tipe Vortex (Hecker,1987)

Tipe vortex 1 merupakan awal aliran air berputar di permukaan. Tipe 2

putaran air mulai menunjukkan adanya cekungan kedalam di bagian tengah

(37)

bergerak menuju oulet. Tipe 4 kekuatan vortex mampu menarik material

apung masuk ke dalam pusaran. Tipe 5 adalah vortex dimana

gelembung-gelembung udara pecah di ujung pusat pusaran yang masuk konstruksi

silinder. Tipe 6 vortex dengan lubang udara penuh menuju outlet.

2.8 Aliran berputar dalam tabung

Sebuah tulisan yang dibuat oleh F.Chang dan V.K Dhir mengemukakan

sebuah penelitian eksperimental untuk memahami karateristik daerah turbulen

pada aliran berpusar secara tangensial dalam tabung. Profil kecepatan aksial

menunjukkan terjadinya aliran balik dibagaian tengah tabung yang mengecil

ukurannya sesuai berkurangnya intensitas putaran, kecepatan aksial minimum

didekat dinding juga berkurang sesuai berkurangnya intensitas pusaran. Profil

kecepatan tangensial menunjukkan bahwa daerah kecepatan tangensial

maksimum akan bergerak secara radial menuju tengah putaran, sesuai denagn

penambahan jarak aksial putaran dari fluida yang masuk. Aliran yang berputar

dapat dibagi dua bagian tengahnya terbentuk vortex paksa dan pada bagian

tepinya merupakan vortex bebas dengan daerah transisi diantaranya. Maka

aliran yang terbentu dalam tabung tersebut merupakan aliran vortex Rankine.

Parameter yang paling penting pada Hydrocyclone sebagai alat pemisah

adalah efisiensi pengumpulannya dan titik tekan antar unit. Efisiensi

pengumpulan Hydrocyclone ditentukan oleh kemampuannya menangkap dan

menyimpan partikel atau material dimana titik tekanan sejumlah dengan

kekuatan yang dibutuhkan unit untuk melakukan hal tersebut.

(38)

V = Kecepatan aliran (m/s)

R = Jari-jari rotasi (m)

g = Gaya gravitasi (m/s2)

Distribusi kecepatan tangensial tidak bervariasi secara signifikan terhadap

arah aksial (Xiang and Lee, 2005). Perbedaan antara kecepatan tangensial

dalam silinder bagian atas dan kerucut bagian bawah tidak terjadi. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak terjadi percepatan kecepatan dalam kerucut akibat

penurunan luas penampang kerucut. Bagaimanapun, terjadi perbedaan

kecepatan tangensial pada ketinggian yang berbeda. Kecepatan tangensial

secara signifikan turun ketika ketinggian hydrocyclone meningkat dan ini

bertanggung jawab pada rendahnya efisiensi pemisahan. Fenomena ini terjadi

pada kerucut yang panjang. Satu perkecualian adalah bahwa jika

hydrocyclonenya sangat pendek sehingga menyebabkan pipa keluar menonjol

ke bagian kerucut sehingga efisiensi dari siklon akan turun akibat aliran pintas

ke pipa keluar.

Menurut Kim dan Lee lapisan batas kecepatan yang terbentuk pada

permukaan dinding siklon memegang peranan penting sebagai penghalang

deposisi partikel karena terjadinya penurunan gaya sentrifugal yang tajam di

daerah dekat dinding (Kim and Lee, 2001). Pemodelan turbulen perlu

memperhitungkan difusi turbulen dalam daerah inti aliran dan gerakan partikel

di dalam lapisan batas ini.Turbulen merupakan bentuk aliran yang berfluktuasi

terhadap ruang dan waktu. Turbulen merupakan proses yang kompleks.Aliran

turbulen adalah bagian dari disiplin ilmu mekanika fluida. Dalam analisanya,

mekanika fluida selalu menggunakan pendekatan bahwa fluida sebagai

kontinum, suatu ukuran fluida yang jauh lebih besar dari ukuran molekul,

tetapi lebih kecil dari ukuran partikel. Karakter aliran turbulen tidak

ditentukan oleh jenis fluida tetapi oleh karakter aliran itu sendiri. Turbulensi

aliran pada fluida air dengan udara akan memiliki karakter yang sama jika

memiliki bilangan Reynolds yang sama. Tegangan geser yang terjadi pada

lapisan batas turbulen berasal dari viskositas fluida/viskositas molekuler (sifat

(39)

Turbulen akan terjadi ketika gaya inersia dalam fluida menjadi sangat

dominan dibandingkan gaya viskos (dicirikan dengan tingginya Reynolds,

(Re). Nilai absolut dari bilangan Reynolds untuk turbulen selalu relatif

terhadap konfigurasi aliran. Misalnya aliran eksternal akan memiliki bilangan

Reynolds yang lebih tinggi daripada aliran internal. Tetapi nilai relatif

bilangan Reynolds aliran turbulen selalu lebih tinggi daripada aliran laminer.

Karena bilangan Reynolds merupakan rasio antara gaya inersia aliran dan

gaya gesek, pengaruh gaya inersi pada aliran turbulen jauh lebih dominan

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Kebun

Adolina, Deli Serdang, Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal

pengesahan sampai dinyatakan selesai,yang direncanakan berlangsung selama ± 6

bulan yaitu pada bulan Oktober 2009 sampai dengan April 2010.

3.2 Bahan dan Metode penelitian 3.2.1 Bahan

Dalam penelitian ini, subjek penelitian adalah hydrocyclone beserta

instalasinya seperti Gambar 3.1. Adapun spesifikasi hydrocyclone sebagai berikut:

Tabel 3.1 Dimensi dari bagian-bagian Hydrocyclone

Hydrocyclone

No. Item Simbol Dimensi (mm)

1. Diameter Hydrocyclone Dc 600

2. Diameter inlet Di 152

3. Diameter vortex finder Do 152

4. Tinggi vortex finder l 256

5. Tinggi tabung silinder lt 1000

6. Tinggi kerucut lk 355

7. Diameter spigot Du 148

(41)

Gambar 3.1 Dimensional Hydrocyclone

Gambar 3.2 Hydrocylone pada industri pengolahan kelapa sawit

Adapun bahan dari hydrocyclone menggunakan carbon steel, C8531ST pada

(42)

Ada beberapa alat yang digunakan pada stasiun pemisahan inti, yaitu pompa yang

mengalirkan campuran inti,cangkang dan air masuk kedalam silinder.

Adapun spesifikasi dari pompa yang dipergunakan adalah:

Pompa :

- Merk : Warmen

- Tipe : RC 150

- Kapasitas : 50 m3/h

- Putaran : 1263

- Hub.penggerak : Fan belt

- Diameter puli : 190 mm

Motor penggerak :

- Merk : NEC

- Tipe : DPI 180 L/4

- Daya : 30 KW

- Volt/amp : 380/41,7

- Putaran : 1455 rpm

(43)

Gambar 3.3 Instalasi dari hydrocyclone

Keterangan gambar :

1. Hydrocyclone

2. Pipa saluran masuk

3. Pipa saluran keluar

4. Pompa

5. Dewatering Drum

6. Pipa saluran dari vortex finder

3.2.2 Metode penelitian

Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam melakukan penelitian, yaitu:

a. Tahap pertama, pengumpulan literatur

Tahapan pertama dalam memulai penelitian adalah pengumpulan literatur

yang berkenaan dengan bahan yang akan diteliti. Pengumpulan literatur dilakukan

sebagai awal pengenalanan seluruh variabel yang berkaitan. Alat yang diteliti

adalah Hydrocyclone. Literatur yang diperoleh berasal dari buku-buku, literatur

(44)

pencarian melalui internet. Literatur yang didapat kemudian dikumpulkan lalu

dipelajari sebagai teori analisa pada tahapan selanjutnya.

b. Tahap kedua, survey di pabrik

Setelah didapatkan literatur dari berbagai sumber maka tahap selanjutnya

adalah survey langsung di pabrik. Selama survey berlangsung sebisa mungkin

mengambil data-data yang diperlukan, seperti : foto, spesifikasi teknik, gambar

mesin Hydrocyclone lengkap dengan dimensinya dan gambar instalasinya,

data-data inspeksi rutin perawatan dan perbaikan dari hydrocyclone. Data-data-data tersebut

sangat diperlukan untuk melakukan analisa data dan perhitungan dari segala

proses kerja yang terjadi pada hydrocyclone seperti analisa aliran vortex, kerja

proses pemisahan (separation process), besar gaya angkat yang diperlukan

terhadap material yang akan dipisahkan (inti dan cangkang) dan juga efisiensi

kerja dari hydrocyclone.

c. Tahap ketiga, pengolahan data dan analisa data

Pada tahap pengolahan data adalah mensimulasi bentuk geometri yang

diperoleh dari penelitian di lapangan berikt dengan data-data tambahan yang

menyangkut kinerja dari hydrocyclone tersebut. Data-data yang diperoleh

(45)

3.3 Variabel yang diamati

Adapun variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah:

1. Kecepatan Tangensial, Kecepatan Aksial, Kecepatan Radial dan

Tekanan

2. Gaya Sentrifugal yang terjadi di berbagai level ketinggian dari

hydrocyclone

3. Parametric studies, berbagai pengaruh yang terjadi terhadap parameter

penting yang terjadi pada hydrocyclone seperti pengaruh diameter

(46)

3.4 Pelaksanaan Penelitian

Secara garis besar pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan berurutan dan

sistematis,seperti ditunjukkan pada gambar 3.3.

Gambar 3.4 Diagram alir pelaksanaan penelitian

START

Indentifikasi masalah dan menetapkan tujuan penelitian

STUDI AWAL: Studi literatur

SURVEY: - Kunjungan langsung ke pabrik - Pencarian data-data yang dibutuhkan

PENGUMPULAN DATA: - Spesifikasi teknik

- Kapasitas aliran yang masuk (m3/s) - Tekanan pada lubang masuk (kgf/cm2) - Besar penurunan tekanan (pressure drop) - Besar faktor pemisahan

- Perbandingan antara inti,cangkang dan air.

ANALISA DATA

KESIMPULAN

SELESAI

Proses Diskritisasi

(47)

3.5 Prosedur Simulasi

3.5.1 Pembentukan model hydrocyclone

Merupakan tahap awal dimana benda kerja sebenarnya dimodelkan dengan

ukuran yang sama dengan ukuran aslinya.

Gambar 3.5 Hasil permodelan hydrocyclone

3.5.2 Penentuan Meshing scheme

Setelah terbentuk pemodelan hydrocyclone dalam bentuk tiga dimensi maka tahap

selanjutnya adalah melakukan meshing scheme pada pemodelan tersebut.

Pembuatan mesh dilaksanakan dengan bantuan perangkat lunak yang sudah

terdapat dalam paket simulasi yang digunakan. Sementara itu, pemilihan jumlah

grid dilakukan dengan pertimbangan ketelitian, kecepatan perhitungan dan

efisiensi pemakaian memori komputer.Ukuran mesh yang ditentukan adalah 10

mm. Ukuran tersebut dipilih dikarenakan dari berbagai ukuran meshing yang telah

dicoba berulang kali, ukuran meshing 10 mm dapat menampilkan hasil pemodelan

dengan jelas dan presisi tanpa membebani waktu selama proses interasi

berlangsung dalam penentuan aliran pada hydrocyclone. Adapun hasil meshing

(48)

Gambar 3.6 Hasil dari meshing pada model hydrocyclone

3.5.3 Penentuan Kondisi batas

Setelah grid selesai dibuat maka selanjutnya perangkat simulasi akan

mendefinisikan material, tekanan kerja acuan dan kondisi batas yang diterapkan

pada model. Kemudian dilakukan pengendalian solusi, inisialisasi, pemantauan

proses dan iterasi. Dalam perhitungan ini diterapkan kriteria konvergensi untuk

persamaan kontinuitas dan komponen kecepatan dalam arah x, y dan z.

Kondisi batas yang ditentukan pada proses simulasi adalah sebagai berikut:

1.) Jenis fluida yang ditentukan adalah water-liquid dengan densitas 998 kg/m3

nilai viskositas 1,003 x 10-6 kg/m.s

2.) Kecepatan fluida yang mengalir adalah 0,897 m/s, kecepatan rotasi 3,05rads

dan tekanan sebesar 161,12 Pa

3.) Dinding solid didefenisikan v = 0

(49)

Gambar 3.7 Penentuan kondisi batas pada model hydrocyclone

Pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa pemodelan dari hydrocyclone dalam

bentuk 3 dimensi memiliki hasil analisa yang mendekati dengan hasil pengujian

secara eksperimental. Mesh yang berbentuk hexahedral, cocok dengan

bagian-bagian dari hydrocyclone yang memilki sudut-sudut kecil digunakan untuk

melakukan meshing scheme disebagian besar dari permukaan hydrocylone. Mesh

yang berbentuk hexahedral juga memilki kemampuan untuk menyebar ke seluruh

(50)

3.7 Pelaksanaan Simulasi

Tidak

Ya

Gambar 3.8 Diagram alir pelaksanaan simulasi

Pembuatan Geometri dan Meshing

Penentuan kondisi batas

Proses Numerik

Iterasi Eror?

Plot distribusi kecepatan dan

tekanan S

T A R T

Mesh baik?

Pendefinisian bidang batas pada geometri

Data sifat fisik

(51)

BAB IV

HASIL SIMULASI DAN DISKUSI

4.1 Hasil Simulasi

4.1.1 Perilaku Distribusi Aliran Secara Umum (General flow behavior)

4.1.1.a Kecepatan Tangensial

Dari gambar 4.1 dapat dilihat pola aliran yang terjadi di dalam

Hydrocyclone. Dapat dilihat pula pola perubahan kecepatan aliran mulai dari

lubang masuk (inlet) ,area silinder (cylinder section), area kurucut (conical

section), lubang vortex finder hingga pada lubang keluar (spigot). Secara

keseluruhan analisa terhadap kecepatan aliran difokuskan pada tiga area

utama, yaitu lubang masuk, disekitar silinder dan vortex finder.

Gambar 4.1 Profil Kecepatan Tangensial

Peningkatan kecepatan tangensial terjadi pada daerah yang menuju inti

dari pusaran. Secara perlahan semakin menjauhi daerah pusaran maka

(52)

disebabkan adanya gesekan antara material dengan dinding hydrocyclone dan

juga pengaruh dari gaya gravitasi.

(53)

Gambar 4.2 Predicted tangential velocity profiles pada ketinggian 0.25m,

0.5m, 0.75m dan 1m

4.1.1.b Kecepatan Aksial

Aliran aksial merupakan aliran yang pergerakannya sejajar dengan sumbu

poros. Pada hydrocyclone aliran aksial berpengaruh terhadap proses

pembuangan melalui spigot.

(54)

Pada posisi makin mendekati dinding maka kecenderungan nilai kecepatan

aksial mendekati nol, karena adanya gesekan antara lapisan fluida dengan

(55)

Gambar 4.4 Predicted axial velocity profiles pada ketinggian 0.25m, 0.5m, 0.75m

dan 1m

4.1.1.c Kecepatan Radial

Kecepatan radial hanya sedikit saja terlihat tidak seperti kecepatan

tangensial ataupun kecepatan aksial. Hal ini diakibatkan karena sulitnya

menganalisa secara akurat. Dapat dilihat posisi dari kecepatan radial berada di

sisi dalam dinding dan besarnya akan menghilang seiring dengan

berkurangnya diameter dari pusaran[2].

(56)

Pada penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya oleh para peneliti diketahui

bahwa nilai kecepatan tangensial maupun aksial dapat diukur berdasarkan

hasil eksperimen sedangkan nilai kecepatan radial hanya ditampilkan dalam

bentuk persamaan. Profil kecepatan menunjukan bahwa besarnya komponen

kecepatan radial lebih kecil dari pada komponen tangensial ataupun aksial.

4.1.1.d Distribusi tekanan

Selain pengamatan terhadap distribusi kecepatan yang terdiri dari

kecepatan tangensial, aksial dan radial pada penelitian kali ini juga akan

dibahas juga mengenai distribusi tekanan secara umum. Dapat dilihat secara

jelas bagaimana terjadinya pola aliran distribusi tekanan yang terjadi pada

hydrocyclone. Perubahan tekanan tidak terlalu signifikan. Konsentrasi

perubahan tekanan terjadi pada dua area yaitu pada area cylindrical area dan

juga pada vortex finder.

Untuk melihat penurunan tekanan yang terjadi secara signifikan dapat

dilakukan dengan melakukan perubahan kecepatan aliran masuk. Adapun

penurunan tekanan dimaksudkan untuk memaksimalkan nilai efisiensi dari

kerja hydrocyclone[9].

(57)

4.1.1.e Gaya Sentrifugal

Dari gambar berbagai pola aliran yang telah dijelaskan maka dapat pula

ditentukan gaya sentrifugal yang terjadi pada hydrocyclone. Mengingat bahwa

proses pemisahan pada hydrocyclone tersebut memanfaatkan gaya sentrifugal.

Berdasarkan persamaan 2.7.2-2 diketahui besaran gaya sentifugal yang terjadi

pada hydrocyclone dapat dilihat pada gambar 4.7 (a) dan (b).

(58)

Dari kedua gambar diatas terlihat pola distribusi gaya sentrifugal pada

hydrocyclone. Gaya sentrifugal terbesar terjadi pada bagian disekitar sumbu

poros kemudian gaya sentrifugal menurun ketika radiusnya semakin besar.

Pola dari kedua gambar tersebut tidak terlalu berbeda karena gaya sentrifugal

yang terjadi pada ketinggian 0.5 m dan 1 m masih berada dalam bagian

cylindrical section dari hydrocyclone.

(c)

Gambar 4.7 (a),(b) dan (c) Predicted Centrifugal Force profile pada

ketinggian 1 m, 0.5 m dan 0.3 m

Pada gambar 4.7 (c) masih menunjukan pola distribusi dari gaya

sentrifugal. Hanya saja pola ditribusi gaya sentrifugal yang berbeda dari

gambar 4.7 (a) dan (b). Penurunan gaya sentrifugal terjadi akibat perbedaan

luasan di mana pengamatan yang dilakukan pada ketinggian 0.3 m ini berada

pada daerah conical section (kerucut). Bagian dimana semakin ke bawah

maka diameternya semakin kecil. Sehingga menyebabkan penurunan gaya

sentrifugal yang cukup besar pada daerah ini.

Sedangkan untuk tingkat efektivitas pemisahan dapat dilihat berdasarkan

besar faktor pemisahannya. Dari persamaan 2.8-2 diketahui bahwa besar

(59)

faktor pemisahan berbanding lurus dengan Gaya Sentrifugal (FC) sehingga

jika dilihat pada gambar 4.7 diketahui bahwa pemisahan efektif terjadi pada

bagian kerucut dari hydrocyclone. Hal inilah yang menyebabkan konstruksi

hydrocyclone terdiri dari 2 bagian yaitu silinder dan kerucut. Material yang

terlempar kemudian berputar mengelilingi silinder dan akan bergerak turun

akibat dari gaya gravitasi dan gesekan dengan dinding hydrocyclone hingga ke

bagian bawah dari hydocyclone kemudian keluar dari lubang discharge.

4.1.2 Parametric Studies

Berbagai pengaruh yang terjadi pada parameter penting pada konstruksi

dan proses kerja dari hasil simulasi dapat dilihat dari beberapa grafik berikut ini

dimana pengamatan dilakukan pada hanya pada satu level ketinggian yaitu 0,75

m dari puncak tabung silinder dari hydrocyclone. Hal ini dikarenakan pada

pengamatan sebelumnya yaitu gambar 4.2 Predicted tangential velocity profiles

dan gambar 4.4 Predicted axial velocity profiles memiliki bentuk keseragaman

garfik yang tidak terlalu jauh berbeda pada berbegai level ketinggian.

4.1.2.1 Pengaruh dari Diameter Spigot terhadap Parametric Studies

Pengaruh dari Diameter Spigot terhadap Static Pressure tanpa adanya

perubahan dari ketinggian Vortex Finder dapat dilihat dari gambar 4.8. Dapat

diamati pada bagian pusat pusaran (swrilling flow) ketika bagian Spigot

terbuka berada pada area bertekanan rendah mengindikasikan aliran balik

yang terjadi pada pusat pusaran. Bagaimanapun, kenaikan dari Static Pressure

sejalan dengan perubahan kenaikan diameter pusaran hingga mencapai nilai

(60)

0

Radial poisiton (m )

S

Diameter Spigot 60 mm Diameter Spigot 85 mm Diameter Spigot 50 mm

Gambar 4.8 Pengaruh dari Diameter Spigot terhadap Static Pressure

Pengaruh Diameter Spigot terhadap Y-Velocity dapat dilihat dari gambar

4.9. Peningkatan terlihat dari kecepatan tangensial yang terjadi bersamaan

dengan pertambahan jarak dari 0,03 m hingga 0,08 m. Kecepatan maksimum

aksial menandakan adanya aliran yang naik didaerah dekat dinding dan

setelahnya bergerak turun kembali.

-0.5

-0.015 -0.01 -0.005 0 0.005 0.01 0.015

Radial Position (m)

Diameter Spigot 60 mm Diameter Spigot 85 mm

Diameter Spigot 50 mm

Gambar 4.9 Pengaruh Diameter Spigot terhadap Y-Velocity

Ketinggian 0.75 m

(61)

Pengaruh dari Diameter Spigot terhadap Kecepatan Tangensial dapat

dilihat dari gambar 4.10. Kenaikan kecepatan tagensial sejalan dengan

kenaikan perubahan jarak radial. Angka-angka menunjukkan bahwa kecepatan

tangensial meningkat seiring dengan meningkatnya jarak radial dari sumbu

sampai kecepatan tangensial maksimum. Namun pada kenaikan lebih lanjut

dalam jarak radial mendekat ke arah dinding, terjadi penurunan nilai

kecepatan dari Y-Velocity.

-1

-0.015 -0.01 -0.005 0 0.005 0.01 0.015

Radial Position (m)

Diameter Spigot 85 mm Diameter Spigot 60 mm Diameter Spigot 50 mm

Gambar 4.10 Pengaruh Diameter Spigot terhadap Kecepatan Tangensial

Dari gambar juga diketahui bahwa peningkatan kecepatan tangensial dengan

radius di kawasan inti pusat dan selanjutnya menurun. Lebih lanjut, dapat

diamati bahwa kecepatan tangensial mempunyai nilai maksimum pada Vortex

Finder dan nilai minimum yang diamati pada daerah Spigot (lubang keluar).

Dari ketiga hydrocyclone tersebut memiliki diameter lubang discharge

(spigot) yang berbeda yaitu 85 mm, 60 mm dan 50 mm. Pada hydrocyclone I

memiliki diameter lebih besar karena material campuran masih banyak dan

belum sepenuhnya terpisah. Pada hydrocyclone II campuran sudah banyak

(62)

terpisah hingga pada hydrocyclone III pemisahan hanya menyisakan sedikit

sisa campuran dan akan habis terpisah semuanya pada bagian ini.

4.1.2.2 Pengaruh Vortex Finder terhadap Parametric Studies

Pengaruh Vortex Finder terhadap Static Pressure dapat dilihat dari gambar

4.11. Akan terlihat bagian yang merata pada bagian bawah dan nilai dari Static

Pressure akan berangsur-angsur meningkat ketika bergerak dari tengah ke

arah dinding. Tekanan pada bagian tengah rendah menandakan terjadinya

pusaran air. Untuk pengamatan lebih lanjut pada radius diberikan nilai tekanan

lebih tinggi untuk diameter Vortex Finder yang lebih kecil.

0

Diameter Vortex Finder 270 mm Diameter Vortex Finder 152 mm

Diameter Vortex Finder 120 mm

Gambar 4.11 Pengaruh Vortex Finder terhadap Static Pressure

Pengaruh dari Diameter Vortex Finder terhadap Y-Velocity dapat dilihat

dari gambar 4.12. Dimana ketika mulai bergerak dari bagian tengah hingga ke

daerah dinding maka akan terjadi kenaikan kecepatan pada awalnya dan

kemudian bergerak turun. Semakin menjauhi pusaran maka kecepatannya

akan perlahan berkurang. Hal ini diakibatkan karena material yang terlempar

keluar ataupun material yang bergerak menjauhi pusaran lebih banyak

(63)

kuantitasnya dan massanya lebih berat dibandingkan dengan material yang

berkumpul didaerah pusaran.

0

Diameter Vortex Finder 120 mm Diameter Vortex Finder 152 mm

Diameter Vortex Finder 270 mm

Gambar 4.12 Pengaruh dari Diameter Vortex Finder terhadap Y-Velocity

Pengaruh Diameter Vortex Finder terhadap Kecepatan Tangensial dari

gambar 4.13. Nilai dari kecepatan tangensial pada diameter Vortex Finder

meningkat sejalan dengan perubahan jarak dari posisi radial hingga mencapai

nilai maksimum.

-2

Diameter Vortex Finder120 mm

Diameter Vortex Finder152 mm Diameter Vortex Finder 270 mm

Gambar 4.13 Pengaruh Diameter Vortex Finder terhadap Kecepatan Tangensial

(64)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Dari hasil simulasi dapat dilihat bagaimana pola dari aliran yang terbentuk,

perubahan kecepatan aliran baik itu kecepatan aliran tangensial ataupun

kecepatan aliran aksial dan daerah konsentrasi perubahannya.

2. Dapat dilihat proses terjadinya vortex dimana adanya pusaran yang

merupakan efek dari putaran rotasional. Sebuah vortex mewakili sebuah

aliran yang garis-garis arusnya adalah lingkaran-lingkaran sepusat

(konsentris).

3. Terjadi perbedaan besar dari gaya sentrifugal di setiap level ketinggian pada

hydrocyclone. Dimana pada ketinggian 1 m besar gaya sentrifugal 17 N,

pada ketinggian 0.5 m sebesar 12 N dan terendah pada ketinggian 0.3 m

sebesar 8.7 N. Namun efektivitas pemisahan paling baik terjadi pada daerah

kerucut (conical section) di ketinggian 0.3 m karena pada bagian ini terjadi

penurunan gaya sentrifugal yang cukup besar hingga 3 N.

4. Static Pressure terbesar terjadi pada hydrocyclone yang memiliki diameter

spigot paling besar hingga 1,8 kPa karena pada bagian ini kuantitas dan

massa material paling besar dipisahkan di hydrocyclone I. Dan sebaliknya

static pressure terkecil hanya 1,02 kPa berada pada hydrocyclone terakhir

yang berdiameter spigot terkecil.

5. Kecepatan tangensial terbesar 2.78 m/s terjadi pada hydrocyclone

berdiameter vortex finder paling kecil yaitu pada hydrocyclone III karena

jumlah material dan massa material yang akan dipisahkan tidak terlalu

(65)

5.2 Saran

1. Untuk mendapatkan penjelasan secara lebih mendetail mengenai analisa

aliran pada hydrocyclone, ada baiknya untuk penelitian berikutnya dilakukan

percobaan langsung di laboratorium sehingga diperoleh bentuk virtual dari

aliran yang terjadi pada hydrocyclone sehingga dapat diamati bagaimana

proses terjadinya aliran pada hydrocyclone pada saat keadaan aktual dan

(66)

DAFTAR PUSTAKA

1. Coulson.1986.Particle Technology and Separation Process.New York:

Foust and Perry

2. Dalamini, MF.,Powell, MS., Meyer CJ.2005. A CFD simulation of a

single phase hydrocyclone flow field. The Journal of The South African

Institute of Mining and Metallurgy (November 2005) p.711-717

3. Jones, A.G.2002.Criztallization Process System. Oxford: Butterworth

Heinemann

4. Pengenalan Alat Produksi Industri Pengolahan Kelapa Sawit.2002.

Lembaga Pelatihan Perkebunan Medan hal 52 - 53

5. Munson, Bruce R.1982.Fundamental of Fluid Mechanics.New York: John

Wiley & Sons Inc.

6. Ricci,Larry.1985.Separation theqniques 2 gas/liquid/solid systems.New

York:Mc Graw Hill Publications

7. Ridwan, Ikhwan Nasution.2005.Pemodelan Turbulensi.e-Universitas

Sumatera Utara Repository(2005) hal 95-98

8. Ridwan, Indra Siswantara A., Suprianto.2002.Kajian Model Cyclone

Separator.KOMMIT Universitas Gunadarma (Juli 2004) hal 484 - 493

9. Svarovsky, Ladislav.2000.Solid-Liquid Separation.Oxford: Butterworth

Heinemann

10. Streeter, Victor L.1995.Mekanika Fluida (terjemahan).Jakarta: Erlangga

11. Suyitno.2005.Analisis CFD Unjuk Kerja Siklon dengan Menggunakan

Model Turbulen Spalart-Allmaras dan Rng K-e.Jurnal Media Mesin

Gambar

Gambar 2.1 Prinsip kerja Hydrocyclone
Gambar 2.2 Hydrocyclone tipe konvensional
Gambar 2.3 Round Desilter Hydrocyclone (Krebs
Gambar 2.6 Bagian-bagian Hydrocyclone
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengecoran sentrifugal dilakukan dengan jalan menuangkan cairan logam ke dalam cetakan yang berputar sehingga dihasilkan coran yang mampat karena pengaruh gaya

Koefisien torsi maksimum yang dicapai turbin Darrieus dengan nilai 0.47 didapat pada kecepatan aliran 5 m/s dengan daya yang dihasilkan 5 kw dan terendah pada 0.35 didapat

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut : pemakaian variasi sudut impeller tidak memberikan efek penurunan mass flow rate, tetapi menyebabkan

Secara umum, dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan prediksi temperatur dan konsentrasi gas, serta fraksi massa partikel karbon (soot) pada model T51.23

Pengecoran dilakukan dengan gravity casting, analisa aliran simulasi meliputi distribusi kecepatan aliran, temperature, tekanan, cacat permukaan dan fluiditas yang terjadi

Skripsi ini membahas tentang simulasi numerik pada perancangan turbin gas, yang berjudul, “Simulasi Numerik Aliran Fluida pada Tingkat Pertama Kompresor dalam Instalasi

Suatu pompa sentrifugal pada dasarnya terdiri dari satu impeler atau lebih yang dilengkapi dengan sudu-sudu, yang dipasangkan pada poros yang berputar dan diselubungi oleh

Tujuan dari penulisan ini adalah mendapatkan model numerik untuk kasus aliran fluida sederhana dan aliran fluida yang melewati tiang silinder dengan menggunakan metode beda