SKRIPSI
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, FINANCIAL LEVERAGE, NET
PROFIT MARGIN, DAN OPERATING PROFIT MARGIN TERHADAP
PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN
PROPERTY, REAL ESTATE AND BUILDING CONSTRUCTION
YANG TERDAFTAR DI BEI”
OLEH:
SANDRES DANIEL. H 070503119
PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Financial Leverage, Net Profit Margin, dan Operating Profit Margin
Terhadap Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan Property, Real
Estate and Building Construction yang Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dibuat, dipublikasikan,
atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi Program Studi S-1
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan
informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya.
Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima
sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, Juni 2011
Yang Membuat Pernyataan,
Sandres Daniel. H
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena
anugerah-Nya yang teramat besar sehingga Penulis mampu untuk menyelesaikan
skripsi yang berjudul: “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Net
Profit Margin, dan Operating Profit Margin Terhadap Perataan Laba
(Income Smoothing) Pada Perusahaan Property, Real Estate and Building
Construction yang Terdaftar di BEI”.
Dengan segala kerendahan hati Penulis menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si. Ak. selaku Ketua Program Studi S-1
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak selaku Dosen Pembimbing saya yang
sangat banyak membantu dan membimbing sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Dosen Penguji I yang telah
meluangkan waktunya menguji saya pada waktu sidang.
5. Ibu Risanty, SE, Ak, Msi selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan
6. Orangtua Penulis P. Hutagalung dan S. br Pardede yang telah memberi
dukungan dan mendoakan Penulis hingga saat ini. Juga kepada adik
Penulis Irwan yang telah memberikan inspirasi dalam pengerjaan skripsi
ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Zulyana Kristiany
Simamora yang telah banyak menyemangati dan membawa warna baru
dalam hidup Penulis. I can’t imagine life without you guys. Juga kepada
seluruh rekan-rekan seperjuangan di Akuntansi stambuk 07. Buat Kristian,
Boby, Romario, Daniel, Abda, Leonard, Bang Boy, Abram, thanks buat
segala kegilaan dan kekonyolan yang telah dilalui bersama.
Penulis menyadari bahwa setiap manusia tidak luput dari kesalahan dan
mungkin skripsi ini memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membaca.
Medan, Juni 2011
Penulis
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin terhadap perataan laba (income smoothing) pada perusahaan property, real estate and building construction yang terdaftar di BEI. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin sebagai variabel independen dan perataan laba sebagai variabel dependen.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan jumlah sampel 11 dari 32 perusahaan property, real estate and building construction yang terdaftar di BEI pada periode 2005-2009. Metode yang digunakan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin terhadap perataan laba (income smoothing) adalah metode regresi linier berganda.
Hasil pengujian Uji-t yang dilakukan menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan dan operating profit margin berpengaruh secara parsial terhadap perataan laba (income smoothing). Sedangkan financial leverage dan net profit margin tidak berpengaruh secara parsial terhadap perataan laba (income smoothing). Hasil pengujian Uji-F yang dilakukan menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin berpengaruh secara simultan terhadap perataan laba (income smoothing).
ABSTRACT
The purpose of this research was to test the effect of firm size, financial leverage, net profit margin, and operating profit margin to income smoothing on property, real estate and building construction company that listed in the IDX. The variables that used in this research is firm size, financial leverage, net profit margin, and operating profit margin as independent variables and income smoothing as the dependent variable.
The sampling method that used was purposive sampling with 11 total sample that selected from 32 property, real estate and building construction companies that listed in IDX in the period 2005-2009. The method that used to test the effect of firm size, financial leverage, net profit margin, and operating profit margins to income smoothing was multiple linear regression.
T-test results conclude that the firm size and operating profit margin was partially had a effect to income smoothing. While financial leverage and net profit margins are not affected by partial to income smoothing. F test results conclude that firm size, financial leverage, net profit margin, and operating profit margin have a effect simultaneously to income smoothing.
DAFTAR ISI SKRIPSI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 8
1. Laporan Keuangan ... 8
2. Teori Agensi... 10
3. Perataan Laba (Income Smoothing) ... 13
4. Ukuran Perusahaan ... 16
6. Net Profit Margin ... 17
7. Operating Profit Margin ... 18
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 20
1. Kerangka Konseptual ... 20
2. Hipotesis Penelitian ... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 24
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24
C. Jenis dan Sumber Data... 26
D. Metode Pengumpulan Data... 27
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 27
F. Metode Analisis Data ... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 35
B. Perhitungan Index Smoothing ... 35
C. Analisis Hasil Penelitian ... 38
1. Analisis Statistik Deskriptif ... 38
2. Uji Asumsi Klasik ... 40
a. Uji Normalitas ... 40
c. Uji Autokorelasi ... 45
d. Uji Heteroskedastisitas ... 46
3. Analisis Regresi ... 47
a. Persamaan Regresi ... 48
b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 50
c. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 51
1) Uji F ( F test) ... 52
2) Uji t ( t test)... 53
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58
B. Keterbatasan Penelitian ... 58
C. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 21
Gambar 4.1 Histogram ... 41
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 42
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19
Tabel 3.1 Jumlah Sampel Berdasarkan Seleksi Kriteria Sampel ... 25
Tabel 3.2 Proses Penyeleksian Sampel dari Populasi ... 25
Tabel 3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan DW Test ... 31
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Coefficients of Varians Earnings ... 36
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Coefficients of Varians Sales ... 37
Tabel 4.3 Perusahaan yang Melakukan Perataan Laba ... 37
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 39
Tabel 4.5 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 43
Tabel 4.6 Coefficients untuk Index = f(ukuran, financial leverage, net profit margin, operating profit margin)... 44
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 45
Tabel 4.8 Coefficients untuk Index = f(ukuran, financial leverage, net profit margin, operating profit margin)... 48
Tabel 4.9 Tabel Hubungan Antar Variabel ... 50
Tabel 4.10 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 51
Tabel 4.11 Hasil Uji F ... 52
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
Lampiran i Data Variabel Penelitian ... 62
Lampiran ii Statistik Deskriptif ... 65
Lampiran iii Hasil Uji Normalitas ... 66
Lampiran iv Hasil Uji Multikolinieritas ... 68
Lampiran v Hasil Uji Autokorelasi... 69
Lampiran vi Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 70
Lampiran vii Hasil Analisis Regresi ... 71
Lampiran viii Hasil Uji F ... 72
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin terhadap perataan laba (income smoothing) pada perusahaan property, real estate and building construction yang terdaftar di BEI. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin sebagai variabel independen dan perataan laba sebagai variabel dependen.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan jumlah sampel 11 dari 32 perusahaan property, real estate and building construction yang terdaftar di BEI pada periode 2005-2009. Metode yang digunakan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin terhadap perataan laba (income smoothing) adalah metode regresi linier berganda.
Hasil pengujian Uji-t yang dilakukan menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan dan operating profit margin berpengaruh secara parsial terhadap perataan laba (income smoothing). Sedangkan financial leverage dan net profit margin tidak berpengaruh secara parsial terhadap perataan laba (income smoothing). Hasil pengujian Uji-F yang dilakukan menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin berpengaruh secara simultan terhadap perataan laba (income smoothing).
ABSTRACT
The purpose of this research was to test the effect of firm size, financial leverage, net profit margin, and operating profit margin to income smoothing on property, real estate and building construction company that listed in the IDX. The variables that used in this research is firm size, financial leverage, net profit margin, and operating profit margin as independent variables and income smoothing as the dependent variable.
The sampling method that used was purposive sampling with 11 total sample that selected from 32 property, real estate and building construction companies that listed in IDX in the period 2005-2009. The method that used to test the effect of firm size, financial leverage, net profit margin, and operating profit margins to income smoothing was multiple linear regression.
T-test results conclude that the firm size and operating profit margin was partially had a effect to income smoothing. While financial leverage and net profit margins are not affected by partial to income smoothing. F test results conclude that firm size, financial leverage, net profit margin, and operating profit margin have a effect simultaneously to income smoothing.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi
perusahaan, karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi yang
dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemakai
laporan keuangan dapat dibedakan menjadi beberapa pihak yaitu: manajemen,
pemegang saham, kreditor, pemerintah, karyawan perusahaan, pemasok,
konsumen dan masyarakat umum lainnya yang pada dasarnya dapat dibedakan
menjadi dua kelompok besar yaitu pihak internal dan eksternal. Salah satu
parameter yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba. Laba
merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam laporan
keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal
perusahaan, karena melalui laba dapat dinilai tingkat kinerja manajemen, tingkat
kemampuan menghasilkan laba dalam jangka waktu panjang, serta tingkat risiko
investasi dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu, manajemen mempunyai
kecenderungan untuk melakukan tindakan yang dapat membuat laporan keuangan
menjadi baik.
Teori keagenan (agency theory) menyatakan manajemen memiliki informasi
yang lebih banyak mengenai perusahaan dibandingkan pemilik perusahaan yang
sering terdorong untuk melakukan tindakan yang dapat memaksimalkan
Untuk itu manajemen melakukan manajemen laba (earning management)
karena laba merupakan salah satu informasi dalam laporan keuangan yang sering
digunakan sebagai dasar dalam penentuan kompensasi manajemen.
Perataan laba merupakan bagian dari manajemen laba yang dilakukan oleh
pihak manajemen. Perataan laba dijadikan sebagai usaha manajemen untuk
mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan. Usaha untuk mengurangi fluktuasi
laba adalah suatu bentuk manipulasi laba agar jumlah laba suatu periode tidak
terlalu berbeda dengan jumlah laba periode sebelumnya. Oleh karena itu perataan
laba meliputi penggunaan teknik-teknik tertentu untuk memperkecil atau
memperbesar jumlah laba suatu periode sama dengan jumlah laba periode
sebelumnya. Dalam mengurangi fluktuasi laba itu juga dipertimbangkan tingkat
pertumbuhan normal yang diharapkan pada periode tersebut.
Perataan laba dilakukan manajemen untuk memperbaiki citra perusahaan
dimata pihak eksternal yaitu jika perusahaan memiliki risiko yang rendah, jika
variabilitas laba diyakini merupakan faktor penting untuk menilai risiko. Selain
itu, perataan laba dilakukan manajemen untuk memberi informasi yang relevan
dalam melakukan prediksi terhadap laba dimasa yang akan datang, meningkatkan
relasi- relasi usaha, serta untuk meningkatkan persepsi pihak eksternal terhadap
kemampuan manajemen dan meningkatkan kompensasi manajemen.
Apapun tujuan dan alasan yang melatarbelakangi manajemen melakukan
perataan laba, tetap saja tindakan tersebut dapat merubah kandungan informasi
atas laba yang dihasilkan perusahaan. Hal ini perlu diwaspadai oleh pengguna
pengurangan tersebut dapat menyesatkan pengambilan keputusan yang akan
diambil.
Income smoothing didefinisikan sebagai sebuah praktik dengan menggunakan teknik-teknik akuntansi untuk mengurangi fluktuasi laba bersih selama beberapa
periode waktu (Rivard, 2003 dalam Budiasih, 2009). Perataan laba mempunyai
dua tipe yaitu perataan laba yang dilakukan secara sengaja oleh manajemen dan
perataan laba yang terjadi secara alami. Perataan laba secara alami terjadi sebagai
akibat dari proses menghasilkan suatu aliran laba yang merata, sementara perataan
laba yang disengaja dapat terjadi akibat teknik perataan laba riil atau teknik
perataan laba artifisial. Perataan laba riil adalah perataan laba yang terjadi apabila
manajemen mengambil tindakan untuk menyusun kejadian-kejadian ekonomi
sehingga menghasilkan aliran laba yang rata. Perataan laba artifisial adalah
perataan laba yang terjadi apabila manajemen memanipulasi saat pencatatan
akuntansi untuk menghasilkan aliran laba yang rata (Atmini, 2000 dalam Suwito,
2005).
Penulis melihat ada suatu fenomena yang terjadi dalam hal perataan laba ini.
Sebab, perataan laba dapat dikatakan sebagai suatu tindakan yang tidak etis sebab
manajemen suatu perusahaan dengan sengaja mengubah kandungan informasi
yang terkandung dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Penulis merasa
tertarik untuk melakukan penelitian tentang perataan laba ini. Penulis ingin
mengetahui hal-hal apa saja yang mempengaruhi manajemen suatu perusahaan
Ukuran perusahaan diproksikan sebagai total aktiva yang dimiliki oleh suatu
perusahaan. Perusahaan yang berukuran besar akan lebih cenderung untuk
melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil. Menurut Suwito
(2005) ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Juniarti (2005). Akan tetapi hasil
penelitian Budiasih (2009) menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap perataan laba (income smoothing).
Financial leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Semakin besar utang perusahaan maka semakin besar
pula risiko yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat
keuntungan yang semakin tinggi. Dengan adanya kondisi tersebut, manajemen
perusahaan cenderung untuk melakukan perataan laba. Menurut Dewi (2010),
financial leverage berpengaruh secara signifikan terhadap perataan laba (income smoothing). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Septoaji (2002). Akan tetapi hasil penelitian Budiasih (2009) menyatakan bahwa financial
leverage tidak berpengaruh terhadap perataan laba.
Net profit margin mencerminkan tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang diinginkan. Net profit margin dianggap
mempengaruhi perataan laba karena secara logis merupakan alat pengukur kinerja
manajemen yang penting sebagai dasar pembagian deviden kepada para
pemegang saham. Menurut Syahriana (2006), net profit margin tidak berpengaruh
terhadap perataan laba. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
(2002) menyatakan bahwa net profit margin berpengaruh secara signifikan
terhadap perataan laba.
Operating profit margin menunjukkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba operasi dalam kegiatan rutin perusahaan. Sehubungan dengan
hal itu, manajemen termotivasi untuk melakukan perataan laba supaya laba yang
dilaporkan tidak berfluktuatif sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor
terhadap perusahaan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yulianto (2007)
operating profit margin tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Namun penelitian yang dilakukan oleh Syahriana (2006) menyatakan bahwa operating
profit margin berpengaruh secara signifikan terhadap perataan laba.
Penulis kembali memperhatikan adanya suatu fenomena menarik di mana dari
penelitian terdahulu di atas ditemukan adanya ketidakkonsistenan hasil dari
penelitian tersebut. Melihat ketidakkonsistenan tersebut, penulis ingin kembali
meneliti tentang faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan terjadinya perataan
laba dalam sebuah perusahaan. Peneliti tertarik untuk meneliti hal tersebut pada
perusahaan property, real estate and building construction yang terdaftar di BEI.
Alasan pemilih memilih perusahaan yang bergerak di bidang itu adalah karena
perusahaan yang bergerak di bidang property, real estate and building
construction cukup banyak dilirik oleh para investor untuk menginvestasikan dana milik mereka. Perusahaan yang bergerak di bidang property, real estate and
dengan perusahaan bidang lainnya sehingga diharapkan hasil penelitian ini akan
lebih akurat.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah periode
penelitian, bidang perusahaan yang dipilih, serta variabel independen yang dipilih.
Berdasarkan fenomena serta latar belakang yang telah diuraikan tersebut, peneliti
ingin mengkaji fenomena tersebut lebih lanjut dalam penelitian ini.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka penulis
merumuskan masalah yaitu: “apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan,
financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin baik secara simultan maupun parsial terhadap perataan laba (income smoothing) pada
perusahaan property, real estate and building construction yang terdaftar di
BEI?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel-variabel yakni
ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit
margin terhadap perataan laba (income smoothing).
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan penulis tentang
real estate and building construction yang terdapat di Bursa Efek Indonesia .
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan bermanfaat menjadi bahan referensi
tambahan dalam penelitian yang berkaitan dengan perataan laba.
3. Bagi investor maupun calon investor, diharapkan dapat menjadi bahan
referensi tambahan untuk memahami faktor yang mempengaruhi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan menyajikan data keuangan termasuk catatan yang
menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber
daya ekonomi (aktiva) dan atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau
perubahan atas aktiva dan atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi
komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan keuangan
juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen atau
pertanggunjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1(2009):
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Menurut Warren (2005:24), laporan keuangan suatu entitas bisnis terdiri
a. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep perbandingan atau pengaitan (matching concept). Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban yang terjadi yang disebut laba bersih. b. Laporan Ekuitas Pemilik
Laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu tertentu. Laporan tersebut disiapkan setelah laporan laba rugi karena laba bersih ataupun rugi bersih dalam periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Laporan ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan didalam neraca.
c. Neraca
Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Pada bagian aktiva dalam neraca biasanya disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aktiva tersebut dikonversikan kedalan kas atau digunakan dalam operasi.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan suatu ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu. Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1(2009):
Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendaptan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.
Dalam laporan keuangan perusahaan tercantum informasi mengenai laba
yang diperolehnya dalam satu periode tertentu. Laporan keuangan disusun
sebagai bentuk pertanggungjawaban pihak manajemen perusahaan kepada
pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan tersebut.
keuangan suatu perusahaan. Informasi ini dapat digunakan oleh pihak intern
maupun pihak ekstern perusahaan untuk mengetahui tingkat efektivitas
perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Melalui penelaahan
terhadap laporan keuangan suatu perusahaan, dapat diketahui tindakan
perataan laba yang kemungkinan dilakukan oleh perusahaan tersebut.
2. Teori Agensi
Teori agensi adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent
(Anthony dan Govindarajan, 2005 dalam Budiasih, 2009). Dalam suatu
korporasi, pemegang saham merupakan prinsipal dan CEO adalah agen
mereka. Pemegang saham menyewa CEO agar bertindak sesuai keinginan
mereka.
Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak jasa antara satu atau lebih
pihak (prinsipal) yang mempekerjakan pihak lain (agen) untuk melakukan
suatu jasa untuk kepentingan mereka yang meliputi pendelegasian beberapa
kekuasaan pengambilan keputusan kepada agen tersebut.
Pada teori keagenan yang disebut prinsipal adalah pemegang saham dan
yang disebut agen adalah manajemen yang mengelola perusahaan. Prinsipal
diasumsikan hanya tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dari
investasi mereka pada perusahaan. Sedangkan agen diasumsikan akan
menerima kepuasan tidak hanya dari kompensasi keuangan tetapi juga dari
tambahan lain yang terlibat dalam hubungan keagenan (Anthony dan
Masalah keagenan antara pemegang saham (pemilik perusahaan) dengan
manajer potensial terjadi bila manajemen tidak memiliki saham mayotitas
perusahaan (Kodrat dan Herdinata, 2009). Sesuai dengan asumsi tersebut,
maka manajer akan mengambil kebijakan yang menguntungkan dirinya
sebelum memberikan manfaat kepada pemegang saham.
Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak untuk
kepentingan mereka sendiri. Agen diasumsikan akan menerima kepuasan tidak
hanya dari kompensasi keuangan tetapi juga dari tambahan yang telihat dalam
hubungan suatu agensi, seperti waktu luang yang banyak, kondisi kerja yang
menarik dan jam kerja yang fleksibel. Sedangkan prinsipal, diasumsikan
hanya tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dari investasi
mereka di perusahaan tersebut.
Dengan demikian teori keagenan (agency theory) berkaitan dengan
usaha-usaha untuk memecahkan masalah yang timbul dalam hubungan keagenan.
Masalah keagenan muncul jika: (1) Terdapat perbedaan tujuan (goals) antara
agen dan prinsipal, (2) Terdapat kesulitan atau membutuhkan biaya yang
mahal bagi prinsipal untuk senantiasa memantau tindakan-tindakan yang
diambil oleh agen. Selain itu, masalah keagenan juga akan terjadi jika antara
agen dan prinsipal mempunyai sikap atau pandangan yang berbeda terhadap
risiko.
Di dalam sebuah perusahaan terdapat tiga pihak utama (major participant)
yang memiliki kepentingan berbeda yaitu manajemen, pemegang saham
yang diambil oleh manajer adalah bahwa manajer harus memilih
tindakan-tindakan yang akan memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Atau dengan
kata lain, pengambilan keputusan tidak didasarkan atas kepentingan
manajemen (agent) namun harus mengacu pada kepentingan pemegang saham
(principal). Namun kenyataan yang terjadi dibanyak perusahaan adalah
manajer cenderung memilih tindakan-tindakan yang menguntungkan
kepentingannya misalnya yang dapat memaksimalkan kekayaannya daripada
menguntungkan pemegang saham (Kodrat dan Herdinata, 2009).
Untuk mengatasi hal itu pihak pemegang saham sebagai prinsipal
melakukan pengendalian dengan tiga cara yaitu: monitoring, kebijakan
pemberian insentif atau hukuman dan dengan cara menanggung secara
bersama-sama atas risiko yang mungkin terjadi. Di dalam suatu organisasi
cara yang paling efektif untuk mengubah perilaku anggota organisasi agar
sesuai dengan yang diinginkan adalah dengan pemberian reward atau dengan
kata lain, dengan positif reinforcement, bukan dengan pemberian hukuman
(punishment). Pemberian reward (berupa penghargaan atau insentif) akan berdampak baik dalam arti perilaku yang diinginkan tersebut besar
kemungkinan akan terulang lagi. Sebaliknya, bila digunakan hukuman,
pengaruh yang bisa timbul adalah munculnya rasa tertekan, tidak tenang dan
sebagainya. Satu-satunya informasi yang digunakan untuk mengukur kinerja
yang selanjutnya diinginkan sebagai dasar dalam pemberian reward adalah
informasi akuntansi karena informasi ini dianggap lebih objektif daripada
Informasi akuntansi juga digunakan oleh para prinsipal untuk menilai
kinerja para manajer, yang selanjutnya dijadikan dasar dalam pemberian
reward (biasanya dalam bentuk bonus). Konsekuensi logis dari penggunaan informasi akuntansi sebagai satu-satunya dasar dalam pemberian reward
tersebut adalah munculnya perilaku tidak semestinya (dysfunctional
behaviour) dikalangan manajer. Manajer cenderung melakukan perataan (smoothing) dengan memanipulasi informasi sedemikian rupa agar kinerjanya
tampak bagus.
3. Perataan Laba (Income Smoothing)
Perataan laba terkait erat dengan konsep manajemen laba (earning
management). Manajemen laba dilakukan sebagai suatu proses yang dilakukan dengan sengaja, dalam batasan general accepted accounting principles, untuk
mengarah pada suatu tingkatan yang diinginkan atas laba yang dilaporkan.
Perataan laba termasuk dalam pengertian manajemen laba tersebut. Perataan
laba dapat dipandang sebagai sebuah praktik dengan menggunakan
teknik-teknik akuntansi untuk mengurangi fluktuasi laba bersih selama beberapa
periode waktu
Penjelasan konsep manajemen laba menggunakan pendekatan teori
keagenan (agency theory) yang menyatakan bahwa praktik manajemen laba
dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik
keagenan, manajer memiliki asimetri infomasi terhadap pihak eksternal
perusahaan, seperti kreditor dan investor. Asimetri informasi terjadi ketika
manajer memiliki informasi internal perusahaan relatif lebih banyak dan
mengetahui informasi tersebut relatif lebih cepat dibandingkan pihak eksternal
tersebut. Dalam kondisi demikian, manajer dapat menggunakan informasi
yang diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan keuangan dalam usaha
memaksimalkan kemakmurannya.
Sejalan dengan konsep manajemen laba, pembahasan konsep perataan
penghasilan juga menggunakan kerangka pikir teori keagenan, bahwa perataan
penghasilan timbul ketika terjadi konflik kepentingan antara manajemen dan
pemilik. Kesenjangan informasi antara manajemen dan pemilik memicu
munculnya perataan laba. Dalam Belkaoui (2000) dikatakan bahwa:
Perataan laba yang dilaporkan dapat didefenisi sebagai upaya yang sengaja dilakukan untuk memperkecil atau fluktuasi pada tingkat laba yang dianggap normal bagi perusahaan. Dalam pengertian ini perataan merepresentasi suatu bagian upaya manajemen perusahaan untuk mengurangi variasi tidak normal dalam laba pada tingkat yang diijinkan oleh prinsip-prinsip akuntansi dan manajemen yang sehat.
Perusahaan-perusahaan besar memiliki dorongan yang lebih kuat
melakukan perataan laba dibandingkan perusahaan-perusahaan kecil, karena
perusahaan besar mendapatkan pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah
maupun masyarakat umum.
Masing-masing pihak dalam hubungan keagenan terdorong oleh motivasi
yang berbeda sesuai dengan kepentingannya. Manajer yang termotivasi untuk
keuntungan ekonomi dan psikologis, yaitu pertama, mengurangi total pajak
terutang. Kedua, meningkatkan kepercayaan diri manajer yang bersangkutan
karena penghasilan yang stabil mendukung kebijakan dividen yang stabil pula.
Ketiga, meningkatkan hubungan antara manajer dan karyawan karena
pelaporan penghasilan yang meningkat tajam memberi kemungkinan
munculnya tuntutan kenaikan gaji dan upah. Dan keempat, siklus peningkatan
dan penurunan penghasilan dapat ditandingkan dan gelombang optimisme dan
pesimisme dapat diperlunak.
Perataan laba yang melalui proses waktu tertentu dapat dilakukan melalui
tiga cara. Pertama, manajemen dapat menentukan terjadinya kejadian tertentu
melalui kebijakan yang dimilikinya (misal: biaya dan pengembangan) untuk
mengurangi variasi laba yang dilaporkan. Sebagai alternatif, manajemen juga
dapat menentukan waktu pengakuan kejadian tersebut. Kedua, manajemen
dapat mengalokasikan pendapatan atau biaya tertentu untuk beberapa periode
akuntansi. Ketiga, manajemen memiliki kebijakan tersendiri di dalam
mengklasifikasikan pos-pos laba rugi tertentu di dalam kategori yang berbeda
(Barnet et al dalam Belkaoui, 2000).
Perataan laba bisa dihasilkan dari salah satu diantara perataan riil maupun
berasal dari perataan artificial (artificial smoothing), dimana dalam Dascher
dan Malcolm dalam Belkaoui (2000) dikatakan bahwa:
Usaha perataan laba yang dilakukan oleh manajemen dengan sengaja
mempunyai tujuan agar memberikan persepsi pada investor tentang kestabilan
laba yang diperoleh perusahaan. Laba yang stabil memberikan persepsi pada
investor bahwa tingkat return saham yang diharapkan tinggi dan tingkat resiko
dari portofolio saham rendah, sehingga tingkat kinerja dari perusahaan
tersebut kelihatannya baik. Selain itu pihak manajemen juga harus mengetahui
faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi perataan laba baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat return yang
diharapkan dan risiko dari portofolio saham (kinerja saham) sehingga investor
dapat mengambil suatu keputusan untuk investasi dengan tepat.
4. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan berfungsi untuk menginformasikan besaran
perusahaan, dimana pada penelitian ini ukuran perusahaan dilihat dari total
nilai aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Ada beberapa cara dalam
mengukur ukuran perusahaan antara lain: total aset, nilai pasar saham, dan
lain-lain. Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total aset
perusahaan (Machfoedz, 1994 dalam Suwito, 2005).
5. Financial Leverage
pula risiko yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat
keuntungan yang semakin tinggi (Sartono, 2001 dalam Budiasih, 2009).
Dalam menggunakan analisis rasio, diperlukan alat pembanding dari angka
ratio perusahaan yang sejenis yang disebut sebagai standard ratio.
Langkah-langkah penyusunan standart ratio pada financial leverage adalah dengan
menghitung financial leverage untuk tiap perusahaan, lalu menghitung
rata-rata hitungnya maupun median yang nantinya menjadi standard ratio dari
financial leverage. Dengan catatan, jika ada dijumpai rasio financial leverage yang terlalu ekstrim, maka rasio tersebut dihapuskan (Munawir, 2007).
6. Net Profit Margin
Net profit margin ini mengukur seluruh efisiensi baik produksi, administrasi, pemasaran, pendanaan, penentuan harga maupun manajemen
pajak. Net profit margin ini mengukur tingkat keefisienan seluruh aktivitas
yang terjadi pada perusahaan tersebut. Net profit margin dapat memberi
gambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai persentase dari
penjualan (Septoaji, 2002).
Dalam menggunakan analisis rasio, diperlukan alat pembanding dari angka
rasio perusahaan yang sejenis yang disebut sebagai standard ratio.
Langkah-langkah penyusunan standart ratio pada net profit margin adalah dengan
menghitung net profit margin untuk tiap perusahaan, lalu menghitung
profit margin. Dengan catatan, jika ada dijumpai rasio net profit margin yang terlalu ekstrim, maka rasio tersebut dihapuskan (Munawir, 2007).
7. Operating Profit Margin
Operating profit margin menunjukkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba operasi dalam kegiatan rutin perusahaan. Operating profit
margin diukur dengan rasio antara laba operasi dengan penjualan bersih. Dalam menggunakan analisis rasio, diperlukan alat pembanding dari angka
rasio perusahaan yang sejenis yang disebut sebagai standard ratio.
Langkah-langkah penyusunan standart ratio pada operating profit margin adalah
dengan menghitung operating profit margin untuk tiap perusahaan, lalu
menghitung rata-rata hitungnya maupun median yang nantinya menjadi
standard ratio dari operating profit margin. Dengan catatan, jika ada dijumpai rasio operating profit margin yang terlalu ekstrim, maka rasio tersebut
dihapuskan (Munawir, 2007).
.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang memiliki hubungan dengan pengaruh ukuran
perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Judul
Variabel yang Digunakan
Hasil Penelitian
1. Septoaji (2002) “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba (Income
Smoothing) Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta” Net Profit Margin, Financial Leverage, Ukuran Perusahaan, Jenis Perusahaan
Variabel Net Profit Margin
dan Financial Leverage
berpengaruh secara signifikan terhadap perataan
laba (income smoothing). Sedangkan untuk variabel lain, tidak ada pengaruh ukuran perusahaan dan jenis perusahaan terhadap perataan laba (income smoothing).
2. Juniarti dan Carolina (2005) “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perataan Laba (Income
Smoothing) Pada Perusahaan-Perusahaan Go Public” Ukuran Perusahaan, Net Profit Margin, Jenis Perusahaan
Tidak ada pengaruh ukuran perusahaan, Net Profit
Margin, dan jenis
perusahaan terhadap perataan laba (income
smoothing).
3. Igan Budiasih (2009) “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba” Ukuran Perusahaan, Net Profit Margin, Dividend Payout Ratio, dan Financial Leverage.
Variabel Ukuran Perusahaan, Net Profit Margin dan Dividend Payout Ratio
berpengaruh secara signifikan terhadap perataan
laba (income smoothing). Sedangkan untuk variabel lain, tidak ada pengaruh Financial Leverage terhadap perataan laba (income smoothing).
4 Suwito (2005) “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan Oleh Perusahaan yang Terdaftar Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage
Operasi, Net
Profit Margin
di Bursa Efek Jakarta”
5 Dewi (2010) “Pengaruh Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan Dan Financial Leverage Terhadap Tindakan Perataan Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage
Variabel Jenis Usaha dan Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap tindakan perataan laba. Financial Leverage
berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba.
6 Syahrian a (2006) “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” Besaran Perusahaan, Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Return On Asset Variabel Besaran Perusahaan, Net Profit
Margin dan Return on Asset tidak berpengaruh pada
praktik perataan laba. Variabel Operating Profit Margin berpengaruh pada praktik perataan laba.
7 Yulianto (2007)
“Analisis Perataan Laba : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia” Besaran Perusahaan, Kelompok Usaha, Winner/lose r Stocks, Net Profit Margin, dan Operating Profit Margin Variabel Besaran Perusahaan, Kelompok Usaha,
Winner/loser Stocks, Net Profit Margin, dan Operating Profit Margin tidak berpengaruh pada
praktik perataan laba.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesis atau eksplorasi dari tinjauan teori
diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta
merumuskan hipotesis (Jurusan Akuntansi, 2004). Untuk menggambarkan
faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba, maka penulis menyusun
[image:35.595.134.486.231.499.2]kerangka konseptual (theoretical framework) sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Ha
Ukuran perusahaan berfungsi untuk menginformasikan besaran
perusahaan, dimana pada penelitian ini ukuran perusahaan dilihat dari total
nilai aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Perusahaan yang berukuran besar
akan lebih cenderung untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan
perusahaan kecil, karena perusahaan kecil cenderung tidak akan mendapatkan
perhatian yang lebih besar dari analis dan calon investor dibandingkan
perusahaan besar. Sebaliknya perusahaan yang memiliki aktiva besar yang
kemudian dikategorikan sebagai perusahaan besar umumnya akan mendapat
lebih banyak perhatian dari berbagai pihak seperti, para analis, investor, Financial
Leverage (X2)
Ukuran Perusahaan
(X1)
Net Profit Margin
(X3)
Operating Profit Margin
(X4)
Perataan
Laba (Income
maupun pemerintah. Oleh karena itu perusahaan besar diperkirakan memiliki
kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan perataan laba.
Financial leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Semakin besar utang perusahaan maka semakin besar
pula risiko yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat
keuntungan yang semakin tinggi. Akibat kondisi tersebut perusahaan
cenderung untuk melakukan perataan laba.
Net profit margin mencerminkan tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang diinginkan. Net profit margin dianggap
mempengaruhi perataan laba karena merupakan alat pengukur kinerja
manajemen yang penting sebagai dasar pembagian deviden kepada para
pemegang saham. Semakin tinggi, net profit margin yang dihasilkan
perusahaan maka akan meningkatkan pula nilai tambah perusahaan tersebut di
mata para investor.
Operating profit margin menunjukkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba operasi dalam kegiatan rutin perusahaan. Semakin besar
perubahan operating profit margin menunjukkan semakin besar fluktuasi
kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba operasi. Hal ini
mempengaruhi investor dalam memprediksi laba dan memprediksi
kelangsungan usaha perusahaan sehingga memberikan dampak pada
kepercayaan investor terhadap perusahaan. Sehubungan dengan itu,
manajemen termotivasi untuk melakukan perataan laba supaya laba yang
investor terhadap perusahaan. Dengan demikian, semakin besar perubahan
operating profit margin maka semakin besar kemungkinan manajemen melakukan perataan laba.
2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah
diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penetian sebagai berikut:
Ha: ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin dan operating
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian asosiatif kausal. Penelitian
asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi
hubungan sebab akibat antara berbagai variabel (Erlina, 2008).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan batas dari suatu objek penelitian dan sekaligus
merupakan batas bagi proses induksi (generalisasi) dari hasil penelitian yang
bersangkutan (Efferin, 2008). Sampel penelitian ini adalah perusahaan property,
real estate and building construction di Bursa Efek Indonesia, dipilih dengan menggunakan purposive random sampling method dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Perusahaan property, real estate and building construction yang
menerbitkan laporan keuangan secara rutin dalam tahun 2005-2009 dan
terdaftar di BEI dari tahun 2005-2009 .
2. Perusahaan property, real estate and building construction yang laporan
keuangannya dari tahun 2005-2009 tidak pernah merugi dalam 5 tahun
tersebut, baik itu dari sisi laba operasi maupun laba setelah dikurangi
Tabel 3.1
Jumlah Sampel Berdasarkan Seleksi Kriteria Sampel
No. Kriteria Sampel Jumlah
Perusahaan property, real estate and building construction
selama tahun 2005-2009 (populasi)
32
1 Sampel dikeluarkan karena tidak terdaftar di BEI selama
2005-2009 dan tidak menerbitkan laporan keuangan tahun 2005-2005-2009
secara rutin.
(2)
2 Sampel dikeluarkan karena pernah merugi dalam jangka waktu
2005-2009.
(19)
Jumlah populasi yang masuk kriteria sampel 11
Sumber: Indonesia Capital Market Directory dan
Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh banyaknya sampel yaitu 11
perusahaan yang diperlihatkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.2
Proses Penyeleksian Sampel dari Populasi
No Kode Populasi Perusahaan Kriteria Sampel
1 2
1 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk √ X -
2 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk √ X -
3 BKSL Bukit Sentul Tbk √ X -
4 CKRA Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk √ X -
5 CTRA Ciputra Development Tbk √ √ 1
6 CTRS Ciputra Surya Tbk √ √ 2
7 DILD Dharmala Intiland Tbk √ X -
8 DART Duta Anggada Realty Tbk √ √ 3
9 DUTI Duta Pertiwi Tbk √ √ 4
10 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk √ X -
11 GMTD Gowa Makassar Tourism Development
[image:39.595.108.516.511.757.2]12 OMRE Indonesia Prima Property Tbk √ X -
13 JAKA Jaka Inti Realindo Tbk X X -
14 JRPT Jaya Real Property Tbk √ √ 6
15 KARK Karka Yasa Profilia Tbk √ X -
16 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk √ X -
17 KPIG Kridaperdana Indahgraha Tbk √ X -
18 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk √ √ 7
19 LPCK Lippo Cikarang Tbk √ √ 8
20 LPKR Lippo Karawaci Tbk √ √ 9
21 MDLN Modernland Realty Ltd. Tbk √ X -
22 MLND Mulialand Tbk X X -
23 PTRA New Century Development Tbk √ X -
24 PWON Pakuwon Jati Tbk √ X -
25 PWSI Panca Wiratama Sakti Tbk √ X -
26 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk √ X -
27 RODA Roda Panggon Harapan Tbk √ X -
28 SMRA Summarecon Agung Tbk √ √ 10
29 SIIP Suryainti Permata Tbk √ X -
30 SMDM Suryamas Duta Makmur Tbk √ X -
31 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk √ √ 11
32 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk √ X -
Sumber: Indonesia Capital Market Directory dan
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data kuantitatif, yaitu data
yang berbentuk angka. Data ini merupakan data yang informasinya diperoleh
secara tidak langsung dari perusahaan. Data sekunder dalam penelitian ini berasal
dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia, Indonesian Capital Market Directory
(ICMD), buku-buku referensi, internet dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan
D. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data sekunder yang berupa laporan
keuangan, dokumen-dokumen, laporan yang dipublikasikan, catatan-catatan, dan
informasi lainnya dari situs internet.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan variabel independen dan
dependen.
1. Variabel Independen (Variabel X)
Variabel Independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi
variabel lain.
a. Ukuran Perusahaan
Variabel ini diukur dengan menggunakan jumlah nilai kekayaan yang
dimiliki suatu perusahaan (total aktiva).
b. Financial Leverage
Financial leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Financial leverage dihitung dengan rumus:
c. Net Profit Margin
Net profit margin mencerminkan tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang diinginkan. Net profit margin
dihitung dengan rumus:
Net Profit Margin = X 100 %
d. Operating Profit Margin
Operating profit margin menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba operasi dalam kegiatan rutin perusahaan. Operating
profit margin dihitung dengan rumus:
Operating Profit Margin = X 100 %
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel tidak bebas dalam penelitian ini adalah perataan laba yang diukur
dengan indeks Eckel. Penggunaan indeks ini dapat digunakan untuk
mengetahui perusahaan yang melakukan perataan laba.
Menurut Suwito (2005) Indeks Perataan Laba dihitung sebagai berikut:
Indeks Perataan Laba =
Keterangan:
Dalam Suwito (2005), berdasarkan indeks Eckel , suatu perusahaan diklasifikasikan ke dalam kelompok perataan laba apabila:
CViearnings > CVisales
Untuk Coefficients of Variation (CV) dari sales dan earnings dapat
dihitung sebagai berikut:
CVisales = CViearnings =
Keterangan :
σI Sales : Standart deviation of sales σI Earnings : Standart deviation of earnings Xі Sales : Means of sales
Xі Earnings : Means of earnings
F. Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, maksimum
dan minimum. Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan
atau mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan
mudah untuk dipahami.
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Erlina dan Sri, 2007). Uji ini dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov
dengan kaidah sebagai berikut:
• Jika ρ value (Asymp. Sig) ≤ α (0,05) maka data berdistribusi tidak normal.
• Jika ρ value (Asymp. Sig) ≥ α (0,05) maka data berdistribusi
normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk mengetahui ada
tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai
Tolerance dan VIF (Varience Inflation Factor). Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai dalam uji ini adalah
jika nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi
multikolinieritas (Situmorang, 2007).
Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear
ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1(sebelumnya) (Erlina dan Sri, 2007). Jika
terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi
muncul karena muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Untuk
mendeteksi gejala autokorelasi kita menggunakan uji Durbin-Watson
(DW). Uji ini menghasilkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel (dl &
du).
[image:45.595.156.517.418.571.2]Berikut kriteria pengambilan keputusan DW test:
Tabel 3.3
Kriteria Pengambilan Keputusan DW Test
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl≤d≤du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dl<d<4 Tidak ada autokorelasi negatif No Decision 4-du≤d≤4-dl Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du<d<4-du Sumber :Situmorang (2007)
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Erlina dan Sri, 2007). Model regresi yang baik
menggunakan scatterplot. Apabila pada scatterplot terlihat titik-titik
menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas,
serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda. Metode regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas yakni ukuran perusahaan, financial leverage, net
profit margin, dan operating profit margin terhadap variabel terikat yaitu perataan laba (income smoothing) dengan menggunakan rumus:
Y = α + b1x1 + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4 + e
Dimana:
Y = Perataan laba (income smoothing)
α = Koefisien konstanta
b1-4 = Koefisien regresi variabel independen
x1 = Ukuran Perusahaan
x2 = Financial Leverage
x3 = Net Profit Margin
x4 = Operating Profit Margin
Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien
regresi yang didapat signifikan. Ada dua jenis koefisien regresi yang dapat
dilakukan yaitu uji F dan uji t.
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Uji-F menunjukkan apakah semua variabel yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh signifikan atau tidak secara bersama-sama
terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan:
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 , artinya secara simultan variabel ukuran
perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit
margin tidak memenuhi model penelitian.
Ha : tidak semua b1 = b2 = b3 = b4 ≠ 0, maka dianggap variabel telah
memenuhi model penelitian.
Pengambilan keputusan:
Ho diterima jika fhitung < ftabelpada α = 5%
Ha diterima jika fhitung > ftabel pada α = 5%
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji -t)
Uji-t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara
parsial terhadap variabel terikat.
Ho : b1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel ukuran
perusahaan terhadap variabel perataan laba secara parsial.
Ha : b1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel ukuran
Ho : b2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel
financial leverage terhadap variabel perataan laba secara parsial.
Ha : b2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel financial
leverage terhadap variabel perataan laba secara parsial.
Ho : b3 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel net
profit margin terhadap variabel perataan laba secara parsial.
Ha : b3 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variable net profit
margin terhadap variabel perataan laba secara parsial.
Ho : b4 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel
operating profit margin terhadap variabel perataan laba secara parsial. Ha : b4 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel operating
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan property, real estate and building
construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling, maka diperoleh sebanyak 11
perusahaan yang memenuhi kriteria sampel yang ditetapkan. Periode penelitian
dimulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.
Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis
statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai
dengan mengumpulkan serta mengolah data yang diperlukan dengan
menggunakan Microsoft Excel. Selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik
dan pengujian regresi berganda dengan menggunakan software SPSS. Prosedur
dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS
tersebut dan menghasilkan output sesuai metode analisis data yang telah
ditentukan.
B. Perhitungan Index Smoothing
Setelah diperoleh sampel yang sesuai dengan kriteria sampel, maka dilakukan
perhitungan index smoothing terhadap masing-masing perusahaan yang menjadi
sampel. Perhitungan index smoothing dimaksudkan untuk menentukan kategori
dalam periode penelitian ini. Perusahaan dikategorikan tidak melakukan perataan
laba apabila memperoleh nilai index smoothing lebih kecil dari satu, sedangkan
perusahaan yang memperoleh index smoothing lebih dari satu dikategorikan
sebagai perusahaan yang melakukan perataan laba.
Menurut Suwito (2005) Indeks Perataan Laba dihitung sebagai berikut:
Indeks Perataan Laba =
Keterangan:
CViearnings : Coefficients of varians earnings
CVisales : Coefficients of varians sales
Hasil perhitungan Coefficients of varians earnings yang dilakukan terhadap 11
[image:50.595.106.518.456.618.2]perusahaan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil Perhitungan Coefficients of Varians Earnings
No Kode
Earnings
Standar
Deviasi Mean CV Earnings
2005 2006 2007 2008 2009
1 CTRA 79.231 572.100 167.961 202.219 136.328 195.670 231.568 0,844977878 2 CTRS 119.778 169.115 171.506 144.327 57.119 47.027 132.369 0,355270156 3 DART 197.510 121.878 100.103 100.851 30.186 59.898 110.106 0,544002735 4 DUTI 60.857 72.943 58.938 40.088 211.986 69.770 88.962 0,784265944 5 GMTD 6.605 7.377 7.857 8.023 13.485 2.748 8.669 0,316944732 6 JRPT 67.226 84.120 110.128 147.818 191.705 50.212 120.199 0,417743238
7 LAMI 1.690 967 2.955 9.295 12.602 5.157 5.502 0,937342954
8 LPCK 3.733 3.270 11.061 14.173 25.681 9.171 11.584 0,791762422 9 LPKR 358.943 324.836 353.027 370.872 388.053 23.387 359.146 0,065117824 10 SMRA 151.210 168.099 159.839 94.141 167.343 30.941 148.126 0,208880165 11 ADHI 77.919 95.581 111.601 81.482 165.530 35.611 106.423 0,334617334
Sumber: Lampiran i
Hasil perhitungan Coefficients of varians sales yang dilakukan terhadap 11
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Coefficients of Varians Sales
No Kode
Sales
Standar
Deviasi Mean CV Sales
2005 2006 2007 2008 2009
1 CTRA 1.049.896 1.185.718 1.347.518 1.303.221 1.332.372 125.604,083 1.243.745 0,100988614
2 CTRS 555.069 657.589 690.927 581.175 391.452 116.602,918 575.242 0,202702232
3 DART 356.920 442.062 481.705 371.713 314.355 67.481,4412 393.351 0,171555281
4 DUTI 891.190 1.101.410 1.274.546 1.062.379 1.002.555 140.837,985 1.066.416 0,132066647
5 GMTD 51.141 58.520 60.051 60.084 63.013 4.455,83916 58.562 0,076087811
6 JRPT 346.512 408.218 527.359 648.573 662.063 140.845,468 518.545 0,271616674
7 LAMI 57.756 43.566 93.204 112.947 134.899 37.871,1804 88.474 0,428046762
8 LPCK 140.810 120.763 158.771 276.558 323.159 90.042,4436 204.012 0,441358133
9 LPKR 2.004.950 1.905.330 2.091.354 2.553.307 2.565.101 313.018,140 2.224.008 0,140745035 10 SMRA 797.932 965.250 1.027.230 1.267.063 1.197.693 187.192,106 1.051.034 0,178102875 11 ADHI 3.027.081 4.328.860 4.973.867 6.639.942 7.714.614 1.859.747,54 5.336.873 0,348471402
Sumber: Lampiran i
[image:51.595.82.562.152.319.2]Hasil perhitungan index smoothing yang dilakukan terhadap 11 perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Perusahaan yang Melakukan Perataan Laba
No Kode CV Earnings CV Sales Index
Smoothing Status
1 CTRA 0,844977878 0,100988614 8,36706089 Perata 2 CTRS 0,355270156 0,202702232 1,752670174 Perata 3 DART 0,544002735 0,171555281 3,171005476 Perata 4 DUTI 0,784265944 0,132066647 5,938410349 Perata 5 GMTD 0,316944732 0,076087811 4,16551255 Perata 6 JRPT 0,417743238 0,271616674 1,537988192 Perata 7 LAMI 0,937342954 0,428046762 2,189814376 Perata 8 LPCK 0,791762422 0,441358133 1,793922812 Perata 9 LPKR 0,065117824 0,140745035 0,462665156 Bukan Perata 10 SMRA 0,208880165 0,178102875 1,172806248 Perata 11 ADHI 0,334617334 0,348471402 0,960243314 Bukan Perata
Sumber: Lampiran i
Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa dari 11 perusahaan property, real
estate and building construction yang menjadi sampel pada penelitian ini, ada 9 perusahaan yang terindikasi melakukan perataan laba dalam periode penelitian ini.
ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit
margin terhadap 9 perusahaan yang terindikasi melakukan perataan laba tersebut.
C. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif (descriptive statistic) adalah menu yang memberikan
gambaran mengenai nilai mean, sum, standar deviasi, variance, range,
minimum, dan maximum (Lubis, 2007). Statistik deskriptif berfungsi untuk memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari ukuran
perusahaan, financial leverage, net profit margin, dan operating profit margin
sebagai variabel independen dan perataan laba (income smoothing) sebagai
variabel dependen. Statistik deskriptif dari variabel tersebut yang diperoleh
dari sampel perusahaan dalam periode pengamatan 2005-2009 disajikan dalam
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1 45 12.4916 15.9619 14.367426 .9678809
X2 45 .1706 .8459 .539811 .1885867
X3 45 .0222 .5534 .155462 .1113198
X4 45 .0958 .4239 .242609 .0816315
Y 45 1.1728 8.3671 3.343243 2.3088241
Valid N (listwise) 45
Sumber : Lampiran ii
Pada variabel ukuran perusahaan, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
yang dimiliki sebesar 14,367426. Pada variabel ukuran perusahaan diketahui
bahwa sebaran data untuk ukuran perusahaan lebih condong menyebar di atas
nilai mean, dan tidak ada didapati nilai ukuran perusahaan yang terlalu
ekstrem. Standar deviasi sebesar 0,9678809 menunjukkan variasi penyebaran
data pada variabel ukuran perusahaan.
Pada variabel financial leverage, diketahui bahwa nilai mean yang dimiliki
sebesar 0,539811. Untuk sebaran data, diketahui bahwa pada variabel
financial leverage tidak ada didapati data yang memiliki nilai ekstrem dan data menyebar secara seimbang di sekitar nilai mean, baik itu di atas nilai
mean maupun di bawah nilai mean. Standar deviasi sebesar 0,1885867 menunjukkan variasi penyebaran data pada variabel financial leverage.
Pada variabel net profit margin, diketahui bahwa nilai mean yang dimiliki
sebesar 0,155462. Pada variabel net profit margin diketahui bahwa data
menyebar secara seimbang di sekitar nilai mean, baik itu di atas nilai mean
nilai ekstrem. Standar deviasi sebesar 0,1113198 menunjukkan variasi
penyebaran data pada variabel net profit margin.
Pada variabel operating profit margin diperoleh nilai mean sebesar
0,242609. Pada variabel operating profit margin tidak ada didapati nilai yang
terlalu ekstrem, serta diketahui bahwa data menyebar secara seimbang di
sekitar nilai mean, baik itu di atas nilai mean maupun di bawah nilai mean.
Standar deviasi sebesar 0,0816315 menunjukkan variasi penyebaran data pada
variabel operating profit margin.
Pada variabel perataan laba diketahui bahwa nilai rata-ratanya adalah
sebesar 3,343243. Pada variabel perataan laba diketahui bahwa sebaran data
untuk perataan laba lebih condong menyebar di bawah nilai mean, serta
didapati bahwa ada beberapa data yang menyebar dengan rentang jarak yang
tidak dekat dengan nilai rata-ratanya. Standar deviasi sebesar 2,3088241
menunjukkan variasi penyebaran data pada variabel perataan laba.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Erlina dan Sri, 2007). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola
seperti distribusi normal (Situmorang, 2007).
Dasar pengambilan keputusannya, bila grafik histogram menunjukkan
garis diagonal, maka data terdistribusi normal. Sedangkan pada Uji
Kolmogorov-Smirnov, bila nilai signifikansi lebih besar dari derajat
kepercayaan 0,05 maka data terdistribusi normal.
[image:55.595.197.497.285.533.2]Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot Sumber : Lampiran iii
Gambar 4.1 dan 4.2 menyatakan bahwa data distribusi normal karena
grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal
y