Imun Munawaroh, 2015
Penerapan Accelerated Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Self-Concept Matematis Siswa Kelas VII SMP
ABSTRAK
Imun Munawaroh (2015): Penerapan Accelerated Learning untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan Self-Concept Matematis Siswa Kelas VII SMP.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis dan self-concept matematis siswa yang mendapat pembelajaran accelerated learning lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran langsung ditinjau dari keseluruhan siswa dan KAM siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, dengan desain kelas eksperimen dan kelas kontrol pretes postes. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Sindangkasih di Kabupaten Ciamis, sedangkan sampel diambil siswa kelas VII A dan VII C SMPN 1 Sindangkasih, Kabupaten Ciamis. Kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII C sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran accelerated learning, dan kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran langsung. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kritis matematis dan angket skala self-concept matematis. Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh pembelajaran accelerated learning lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran langsung ditinjau dari keseluruhan dan berdasarkan KAM atas dan sedang. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang mendapat pembelajaran accelerated learning tidak lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran langsung ditinjau dari KAM bawah. Self-concept matematis siswa yang mendapat pembelajaran accelerated learning tidak lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran langsung ditinjau secara keseluruhan dan KAM siswa.
ABSTRAK
Imun Munawaroh (2015): Applied increase accelerated learning improves students’ mathematics critical thinking and mathematics self-concept at students of grade seven in SMP.
This study aimed to analyze how to increase accelerated learning improves students’ mathematics critical thinking and mathematics self-concept better than direct instruction learning based students all and student group categories of high, medium, and low. This research is a quasi-experimental study with the pretest-post-test non equivalent group design by using accelerated learning. The population of the research is students of grade seven in SMPN 1 Sindangkasih Ciamis, which the sampling was done by purposive sampling. Research samples were taken in two classes consists of class A students who were given accelerated learning and class C students were given direct instruction learning. The instruments of the study are achievement mathematical critical thinking and mathematics self-concept scale. Base on results analysis of the data showed that: accelerated learning improves students’ mathematics critical thinking, N-gain is better than direct instruction learning based on students all and students groups categories of high and medium. Accelerated learning improves students mathematics critical thinking, N-gain is not better than direct instruction learning based on students group of low category. On accelerated learning class, students scores of mathematics self-concept is not better than the students scores direct instruction learning class based on students all and student group categories of high, medium, and low.
Keywords: mathematics critical thinking, mathematics self-concept, and
Imun Munawaroh, 2015
Penerapan Accelerated Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Self-Concept Matematis Siswa Kelas VII SMP
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Sebagaimana diamanatkan dalam kurikulum, aspek afektif merupakan aspek
yang juga harus diperhatikan dalam pembelajaran. Namun jika dibandingkan
dengan faktor kognitif, peningkatan faktor afektif lebih sulit dilakukan dan
membutuhkan waktu yang lama. Kenyataan dapat dilihat pada penelitian ini,
berikut kesimpulan berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya.
1. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran accelerated learning lebih baik secara signifikan daripada siswa
yang memperoleh pembelajaran langsung ditinjau dari keseluruhan siswa.
Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran accelerated learning berada pada kualifikasi sedang.
2. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran accelerated learning lebih baik secara signifikan daripada siswa
yang memperoleh pembelajaran langsung ditinjau berdasarkan KAM atas dan
sedang. Sedangkan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa
yang memperoleh pembelajaran accelerated learning tidak lebih baik secara
signifikan daripada siswa yang memperoleh pembelajaran langsung ditinjau
berdasarkan KAM bawah. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis
siswa yang memperoleh pembelajaran accelerated learning untuk kategori
KAM (atas, sedang, dan bawah) berada pada kualifikasi sedang.
3. Kemampuan self-concept matematis siswa yang mendapat pembelajaran
accelerated learning tidak lebih baik secara signifikan daripada siswa yang
mendapat pembelajaran langsung ditinjau dari keseluruhan siswa.
4. Kemampuan self-concept matematis siswa yang mendapat pembelajaran
accelerated learning tidak lebih baik secara signifikan daripada siswa yang
mendapat pembelajaran langsung ditinjau berdasarkan KAM (atas, sedang, dan
101
Hasil analisis terhadap skor skala self-concept memberikan kesimpulan
bahwa secara keseluruhan maupun berdasarkan KAM, siswa memiliki
self-concept yang positif dalam matematika. Hal ini merupakan bekal yang bermanfaat
bagi siswa. Karena self-concept yang positif akan mempengaruhi siswa dalam
pengambilan keputusan, dan mempengaruhi tindakan yang akan dilakukannya.
Seseorang cenderung akan menjalankan sesuatu apabila ia merasa kompeten dan
percaya diri. Selain itu akan menentukan seberapa jauh upaya yang dilakukannya,
berapa lama ia bertahan apabila mendapat masalah. Makin tinggi self-concept
seseorang, makin besar upaya, ketekunan, dan fleksibilitasnya.
B.Saran
Dari hasil penelitian, pembahasan, dan simpulan, dikemukakan beberapa
saran berikut:
1. Pembelajaran accelerated learning dapat dijadikan sebagai salah satu
alternative model yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
matematis siswa dan self-concept matematis siswa. Hal ini dikarenakan
pembelajaran accelerated learning dalam hal ini memberikan pengaruh dalam
klasifikasi sedang, dengan interpretasi bahwa sebanyak 62% siswa kelas
pembelajaran langsung memiliki peningkatan kemampuan berpikir kritis
matematis dibawah rata-rata peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis
siswa kelas accelerated learning. Selain itu, pembelajaran accelerated learning
juga memberikan pengaruh terhadap self-concept matematis siswa, dengan
interpretasi bahwa self-concept matematis siswa kelas accelerated learning
lebih positif daripada siswa kelas pembelajaran langsung apabila dibandingkan
dengan skor netralnya. Akan tetapi peran guru dalam hal ini esensial, karena
selain sebagai fasilitator, guru juga dituntut memberikan perhatian lebih kepada
setiap siswa dan kelompok, serta memberikan scaffolding apabila mereka
mendapat kesulitan. Selain itu juga, guru secara ideal memberikan persuasi
positif kepada para siswanya. Hal tersebut, selain menjadi sumber utama untuk
meningkatkan self-concept matematis siswa, juga untuk meningkatkan
102
Imun Munawaroh, 2015
Penerapan Accelerated Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Self-Concept Matematis Siswa Kelas VII SMP
2. Bagi peneliti lain yang akan mengkaji pengaruh accelerated learning terhadap
self-concept matematis siswa, agar lebih memperhatikan lama perlakuan
penelitian. Hal ini dikarenakan waktu pemberian perlakuan yang hanya delapan
kali pertemuan, belum cukup untuk membangun self-concept matematis siswa
secara signifikan. Dalam hal ini, siswa masih perlu memerlukan waktu lebih
untuk adaptasi dengan pembelajaran accelerated learning dan beban tugas
serta aktivitas yang harus mereka laksanakan.
3. Bagi guru atau peneliti lain yang akan mengaplikasikan pembelajaran
accelerated learning, agar lebih mempersiapkan diri menjadi pendidik,
fasilitator, dan mediator dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan dibutuhkan
kesiapan diri lebih untuk menghadapi suasana kelas yang cenderung gaduh dan
dan tak jarang dalam diskusi terjadi perdebatan diantara siswa ataupun antar
kelompok. Selain itu, guru diharapkan lebih memberikan motivasi dan persuasi
positif kepada siswa untuk lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi
pembelajaran selanjutnya atau peralihan dari materi satu ke materi lain. Hal ini