• Tidak ada hasil yang ditemukan

Media Pembejaran Dan Efektivitas Komunikasi (Studi Korelasional Penggunaan LCD proyektor terhadap Efektivitas Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran di AMIK MBP Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Media Pembejaran Dan Efektivitas Komunikasi (Studi Korelasional Penggunaan LCD proyektor terhadap Efektivitas Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran di AMIK MBP Medan)"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

MEDIA PEMBEJARAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI (Studi Korelasional Penggunaan LCD proyektor

terhadap Efektivitas Komunikasi

Dalam Proses Pembelajaran di AMIK MBP Medan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun Oleh: Atika Asmawati

030904045

Departemen Ilmu Komunikasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Media Pendidikan dan Efektivitas Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran di AMIK MBP Medan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan LCD proyektor terhadap efektivitas komunikasi dalam proses pembelajaran di AMIK MBP Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional, yakni meneliti hubungan antara penggunaan LCD proyektor terhadap efektivitas komunikasi dalam proses pembelajaran di AMIK MBP Medan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Kepustakaan (Library

Research), yaitu dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui

literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian, serta Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu pengumpulan data yang meliputi kegiatan survey dilokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui: Kuisioner, yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh para responden. Dalam hal ini peneliti akan menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa AMIK MBP Medan.

Sedangkan teknik analisa data dalam penelitian ini adalah dengan cara analisa table tunggal, analisa table silang, dan uji hipotesis. Rumus statistic yang digunakan untuk menguji hipotesa pada penelitian ini adalah rumus Koefisien

Korelasi Sprearman yakni rhoxy = 1- 6 D2

N-(N2-1)

(3)

diperoleh sampel sebesar 174 responden. Teknik penarikan sampel adalah

purposive sampling, diman sampel yang digunakan disesuaikan dengan criteria

tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.

Dari hasil penelitian diketahui rs = 0,92 selanjutnya untuk mngetahui kuat lemahnya hubungan digunakan skala Guilford, yaitu skla antara 0,71-0,90. dengan demikian dinyatakan terdapat hubungan yang tinggi, kuat antara penggunaan LCD proyektor terhadap efektovitas komunikasi dalam proses pembelajaran di AMIK MBP Medan.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Karya ilmiah (skripsi) ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan dari Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Rasa syukur dan terimakasih juga penulis ucapkan pada semua orang yang telah membantu penulis selama ini, terutama kepada orang tua penulis yang sangat dikasihi Fatimah (Mama) dan Vita Esterna (Adik) yang tidak pernah lelah dalam mendukung, membimbing, dan mendoakan penulis dalam setiap langkah penulis.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada:

1. Prof. Dr. M. Arif Nasution, M.A., selaku Dekan Fisip USU

2. Drs. Amir Purba, M.A., selaku Kepala Departemen Ilmu Komunikasi, dan juga sekaligus Dosen Wali penulis, yang telah banyak membantu selama masa perkuliahan.

3. Drs. Syafruddin Pohan M.Si., selaku Dosen Pembimbing penulis yang banyak memberikan arahan, bimbingan, ilmu dan perhatiannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(5)

5. Ir. Iswanto Sembiring., selaku pembimbing penulis dalam melakukan penelitian di AMIK MBP Medan yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama penulis mengadakan penelitian.

6. Dra. Lusiana Andriani Lubis, M.A selaku dosen penulis yang banyak membantu penulis selama masa perkuliahan.

7. Drs. Humaizi. M.A. selaku PD I yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

8. Kak Dija dan Kak Ros yang selalu memberikan suportny pada penulis. 9. Seluruh staff dosen dan Administrasi di Departemen Ilmu Komunikasi,

khususnya kan Icut.

10. Sahabat-sahabat terbaik : Tajel, Vermut, kak Tuti, Uunk, Lina dragon, Diane, Marlyya, Nurul, Fitri (MP), Da ganjen, Iza ndutt dan Rano.

11. Rekan sekarantina : Fifi, Jana, Tia, Tami.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Penulis juga berharap, karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.

Medan, Desember 2007 Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

Abstraksi ...i

Kata Pengantar ...ii

Daftara Isi ...v

Daftar Tabel ...viii

Daftar Gambar...xi

Daftar Lampiran ...x

Bab I : Pendahuluan I.1 Pendahuluan...1

I.2 Perumusan Masalah ...17

I.3 Pembatasan Masalah...17

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian ...18

I.4.2 Manfaat Penelitian ...18

I.5 Kerangka Teori I.5.1 Media ...19

I.5.2 Teknologi ...21

I.5.3 Komunikasi Efektif...22

I.6 Kerangka Konsep...23

I.7 Model Teoritis ...24

I.8 Operasional Variabel ...28

I.9 Definisi Operasional Variabel ...29

I.10 Hipotesis ...31

Bab II : Uraian Teoritis II.1 Media...32

II.2 Teknologi...34

II.3 Komunikasi Efektif II.3.1 Kredibilitas Komunikator...40

II.3.2 Media Efektif...43

II.3.3 Pesan Efektif...43

Bab III : Metodologi Penelitian III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ...46

III.1.1 Sejarah Singkat AMIK MBP Medan ...46

III.1.2 Struktur Organisasi...47

III.1.3 Visi, Misi Dan Tujuan...48

III.2 Metodologi Penelitian ...49

III.4 Teknik Penarikan Sampel ...53

III.5 Teknik Pengumpulan Data...53

(7)

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data ...57

IV.2 Pengolahan Data ...57

IV.3 Analisa Tabel Tunggal...44

IV.4 Analisa Tabel Silang ...58

IV.5 Interpretasi Data...60

IV.6 Pengujian Hipotesis ...64

IV.7 Pembahasan...65

Bab V : Kesimpulan dan Saran V.1 Kesimpulan ...67

V.2 Saran...69 DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

TABEL I.1 : Bentuk Komunikasi ...4

TABEL I.2 : Operasional Variabel ...15

TABEL III.1 : Jumlah Mahasiswa AMIK MBP Medan ...35

TABEL III.2 : Teknik Penarikan Sampel ...36

TABEL IV.1 : Usia Responden ...60

TABEL IV.2 : Jurusan ...61

TABEL IV.3 : Angkatan/Stambuk...62

TABEL IV.4 : Frekuensi Penggunaan LCD Proyektor ...63

TABEL IV.5 : Penyajian Materi Menggunakan LCD Proyektor ...63

TABEL IV.6 : Kejelasan Materi ...64

TABEL IV.7 : Kemampuan Dosen...65

TABEL IV.8 : Materi yang disampaikan...67

TABEL IV.9 : Prilaku Dosen...68

TABEL IV.10 : Dosen Disukai atau Tidak...69

TABEL IV.11 : Tingkat Perhatian terhadap Materi...70

TABEL IV.12 : Tingkat Pengertian terhadap Materi...71

TABEL IV.13 : Tingkat Pemahaman terhadap Materi ...72

TABEL IV.14 : Ketertarikan terhadap Materi ...73

TABEL IV.15 : Keinginan Belajar ...74

TABEL IV.16 : Minat Mengikuti Materi Kuliah...75

TABEL IV.17 : Keaktifan Berdiskusi...76

TABEL IV.18 : Hasil Belajar...77

TABEL IV.19 : Ketertarikan Menciptakan Teknologi Pendidikan ...78

(9)

DAFTAR GAMBAR

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner 2. Foltron Cobol

3. Tabel skor data mentah penggunaan LCD Proyektor terhadap efektivitas komunikasi

4. Tabel ranking penggunaan LCD Proyektor terhadap efektivitas komunikasi

(11)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Media Pendidikan dan Efektivitas Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran di AMIK MBP Medan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan LCD proyektor terhadap efektivitas komunikasi dalam proses pembelajaran di AMIK MBP Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional, yakni meneliti hubungan antara penggunaan LCD proyektor terhadap efektivitas komunikasi dalam proses pembelajaran di AMIK MBP Medan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Kepustakaan (Library

Research), yaitu dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui

literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian, serta Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu pengumpulan data yang meliputi kegiatan survey dilokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui: Kuisioner, yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh para responden. Dalam hal ini peneliti akan menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa AMIK MBP Medan.

Sedangkan teknik analisa data dalam penelitian ini adalah dengan cara analisa table tunggal, analisa table silang, dan uji hipotesis. Rumus statistic yang digunakan untuk menguji hipotesa pada penelitian ini adalah rumus Koefisien

Korelasi Sprearman yakni rhoxy = 1- 6 D2

N-(N2-1)

(12)

diperoleh sampel sebesar 174 responden. Teknik penarikan sampel adalah

purposive sampling, diman sampel yang digunakan disesuaikan dengan criteria

tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.

Dari hasil penelitian diketahui rs = 0,92 selanjutnya untuk mngetahui kuat lemahnya hubungan digunakan skala Guilford, yaitu skla antara 0,71-0,90. dengan demikian dinyatakan terdapat hubungan yang tinggi, kuat antara penggunaan LCD proyektor terhadap efektovitas komunikasi dalam proses pembelajaran di AMIK MBP Medan.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah.

Komunikasi merupakan kebutuhan hidup yang sangat penting bagi

makhluk hidup, atau dengan kata lain tidak ada makhluk dapat hidup tanpa

komunikasi. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses

penyampaian suatu pesan (message), ide, gagasan, pikiran, dan sebagainya,

dari penyampai pesan (source) kepada penerima pesan (receiver).

Hubungan antara penyampai pesan dan penerima pesan itulah yang disebut

komunikasi.

Banyak cara yang dapat dilakukan dalam berkomunikasi. Sejarah

telah mengajarkan kita bahwa komunikasi dapat dilakukan dengan

simbol-simbol/tanda-tanda yang banyak dilakukan pada zaman prasejarah sampai

pada penggunaan teknologi canggih pada zaman modern, seperti internet,

teleconference, dan sebagainya.

Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses penyampaian

pesan melalui saluran atau media tertentu kepada penerima pesan. Pesan

yang akan dikomunikasikan adalah isi atau ajaran atau didikan yang ada

dalam kurikulum. Sumber pesannya biasa guru, siswa, orang lain atau

penulis buku dan produsen media. Salurannya adalah media pendidikan

(14)

Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada dikurikulum

dituangkan oleh guru atau sumber lainnya kedalam simbol-simbol

komunikasi, baik simbol verbal (kata-kata lisan atau tertulis), maupun non

verbal atau visual. Proses penuangan pesan kedalam simbol-simbol

komunikasi disebut encoding. Selanjutnya penerima pesan

(siswa/mahasiswa) menafsirkan simbol-simbol komunikasi yang

mengandung pesan tersebut disebut decoding.

Ada kalanya proses penafsiran atau decoding tersebut berhasil, dan

ada kalanya juga tidak berhasil. Penafsiran yang gagal atau kurang berhasil

berarti kegagalan/kekurangberhasilan dalam memahami apa-apa yang

didengar, dibaca, dilihat atau diamatinya.

Beberapa faktor yang menjadi penghambat atau penghalang

komunikasi dikenal dengan istilah barrier atau noises.

Hambatan tersebut meliputi hambatan psikologis, seperti minat,

sikap, pendapat, kepercayaan, intelegensia, pengetahuan, dan keadaan fisik

seperti kelelahan, sakit, keterbatasan daya indera, dan cacat tubuh. Siswa

yang senang terhadap matapelajaran, topik serta gurunya tentu lain hasil

belajarnya dibanding dengan yang benci atau tidak menyukai semua itu.

Hambatan lainnya adalah hambatan kultural, seperti perbedaan

adat-istiadat, norma sosial, kepercayaan dan nilai-nilai lingkungan. Perbedaan

adat-istiadat, norma sosial, dan kepercayaan kadang-kadang bias menjadi

(15)

hambatan yang ditimbulkan oleh situasi dan kondisi keadaan sekitar.

Karena adanya berbagai jenis hambatan tersebut baik dalam diri guru

maupun siswa/mahasiswa, dapat menyebabkan proses komunikasi belajar

mengajar seringkali berlangsung tidak efektif dan efisien.

Media pendidikan atau media instruksional sebagai salah satu

sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga membnatu

mengatasi hal-hal diatas, penggunaan media instruksional ini dapat

mempercepat arus komunikasi sehingga komunikasi berjalan efektif dan

efisien sehingga dapat meniadakan jarak, waktu, dan ruang.

Media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang untuk

menyebarkan ide gagasan, sehingga ide atau gagasan itu samapai pada

penerima

(Santoso S. Hamijaya). Media adalah channel atau saluaran karena pada

hakekatnya media telah memperluas atau memperpanjang kemampuan

manusia untuk merasakan, mendengar, dan melihat dalam batas-batas jarak,

ruang dan waktu. Dengan bantuan media batas-bats itu hampir tidak ada

(Mc. Luchan).

Media instruksional adalah segala jenis sarana pendidikan yang

digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional,

mencakup media grafis, media yang menggunakan alat penampil, peta,

(16)

menyampaikan isi instruksional termasuk buku, film, video, tape, sajian

slide, guru, dan perilaku non verbal. Dengan kata lain media instruksioanl

mencakup perangkat lunak (software), dan atau perangkat keras (hardware)

yang berfungsi sebagai alat bantu belajar. Media instruksional adalah sarana

perantara dengan menggunakan alat penampil dalam proses belajar

mengajar untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan

instruksional meliputi kaset, audio slide, film strip, OHP, LCD proyektor,

film, audio, televisi, dan sebagainya.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa media

instruksional adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang

berupa perangkat keras maupun lunak untuk mencapai proses dan hasil

instruksional secara efektif dan efisien serta tujuan instruksioanl dapat

dicapai dengan mudah.

Karena mengemas informasi secara visual ini merupakan hal yang

sangat penting di dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan upaya

menyampaikan suatu ide, gagasan, kritikan, himbauan dan sebagainya. Hal

ini didasari karena informasi yang dilengkapi dengan bahasa grafis/visual

dapat meningkatkan hampir dua kali lipat kemungkinan informasi atau ide

yang disampaikan dapat dipahami dan dimengerti oleh seseorang.

Visualisasi ide merupakan suatu proses/upaya agar sebuah ide dapat

(17)

Untuk bisa mengingat

 10% dari apa yang dibaca

 20% dari apa yang didengar

 30% dari apa yang dilihat

 50% dari apa yang didengar dan dilihat

Tabel I.1 Bentuk Komunikasi BENTUK

KOMUNIKASI

SESUDAH 3 JAM SESUDAH 3

HARI

Verbal (audio saja) 70% 10%

Visual saja 72% 20%

Visual & Verbal 85% 65%

(Sumber. Pendayagunaan Media Instruksional di Perguruan Tinggi)

Hasil penelitian secara nyata membuktikan bahwa penggunaan alat

bantu sangat membantu aktivitas proses belajar mengajar dikelas terutama

peningkatan prestasi belajar siswa/mahasiswa, tapi kadang-kadang dosen

atau guru lebih memilih menggunakan metode ceramah (lecture method)

yang monoton dan paling popular dikalangan dosen dan guru.

Keterbatasan media teknologi pendidikan disuatu pihak dan

lemahnya kemampuan dosen /guru menggunakan media tersebut, disisi lain

(18)

pendidikan yang dipakai dikelas diduga merupakan salah satu penyebab

lemahnya mutu studi siswa atau masyarakat pada umumnya.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Penggunaan

Media Instruksional dalam peningkatan Efektivitas Komunikasi dalam

Proses Belajar mengajar di AMIK MBP”.

AMIK MBP (Akademi Manajemen Informatika Komputer Medan

Business Polytechnic) didirikan pada tahun 1999, sebagai salah satu

lembaga pendidikan tinggi. Saat ini AMIK MBP mengelola 2 (dua)

Program Diploma yaitu:

 Program III

 Program I

Program Diploma III memiliki 2 program studi yaitu Manajemen

Informatika dan Teknik Informatika. Sedangkan Program Diploma I hanya

memiliki satu program studi yaitu Manajaemen Informatika. Kampus

AMIK MBP telah memanfaatkan media instruksional berupa LCD (Liquid

Crystal Display) dalam kegiatan belajar mengajarnya. Hampir semua mata

kuliah yang diajarkan menggunakan fasilitas ini, kecuali Mata kuliah

Pengembangan Kepribadian seperti Pancasila, Agama dan sebagainya. Tiap

kelas diikuti oleh 30 sampai 40 mahasiswa, sehingga suasana belajar sangat

(19)

I.2 Perumusan Masalah.

“Sejauhmanakah Pengaruh Penggunaan LCD Proyektor terhadap

Efektivitas Komunikasi dalam Proses Pembelajaran di AMIK MBP

Medan?”

I.3 Pembatasan Masalah.

Untuk menghindari ruang lingkup peneltian yang terlalu luas

sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah

yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah

sebagai berikut:

a. Penelitian ini menggunakan metode korelatif untuk mengetahui

sejauhmana hubungan antara penggunaan LCD terhadap efektivitas

komunikasi.

b. Media instruksional yang akan diteliti hanya penggunaan LCD

proyektor

c. Mahasiswa yang akan menjadi responden adalah mahasiswa AMIK

MBP Medan.

d. Penelitian dilakukan mulai 25 Oktober sampai dengan 30 November

(20)

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian antara lain:

a. Untuk mengetahui sejauhmanakah hubungan atau korelasi antara

penggunaan LCD proyektor dan efektivitas komunikasi dalam proses

pembelajaran di AMIK MBP Medan.

b. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang

disampaikan dengan menggunakan LCD.

1.4.2 Manfaat Penelitian antara lain:

a. Secara akademis, penelitian diharapkan memberikan kontribusi positif

terhadap keilmuwan ilmu komunikasi.

b. Secara teoritis, penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan

dan pemahaman mengenai media instruksional dan efektivitas

komunikasi.

c. Secara praktis, data yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi

sumbang saran kepada pihak AMIK MBP Medan sebagai salah satu

lembaga pendidikan tinggi.

I.5 Kerangka Teori.

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan

berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya.

Kerlinger menyatakan teori merupakan himpunan konstruk, konsep,

(21)

gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan

meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6).

Pada penenlitian ini teori yang digunakan antara lain:

I.5.1 Media

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah

berari tengah, perantara atau pengantar. Gerlach dan Ely (1971)

mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah

manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang memebuat

siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam

pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.

Secara lebh khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar

cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronos

untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual

atau verbal.

Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian

diantaranya kan diberikan berikut ini AECT (Assosiation of Education and

Communication Technology,1977) memberi batasan media sebagai segala

bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau

informasi. Disamping sebagai penyampai atau pengantar, media yang

sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming(1987:234) adalah

penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan

(22)

perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama

dalam proses belajar-siswa dan isi pelajaran. Disamping itu mediator dapat

pula mencerinkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang

melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan yang

canggih, dapat disebut media. Ringkasnya media adalah alat yang

menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.

Big Media Little Media: Tools and Technologies for Instruction (1977)

dari Wilbur Schramm. Schramm membedakan media besar yaitu yang

komplek dan mahal, dan media kecil yang sederhana dan biaya relatif

murah. Pembedaan itu bukanlah suatu dikotomi melainkan suatu skala

kelanjutan (continous scale). “big media’ mempunyai day atarik yang lebih

besar terutama bagi non-pendidik (1977: 6).

Dalam bukunya itu Schramm mengkaji informasi yang ada

mengenai pemilihan media untuk keperluan pembelajaran. Dia berusaha

membuat generalisaasi dan teori yang berhubungan dengan pemilihan

media.

Penggunaan media pembelajaran sebagai suplemen pengajaran

dikelas akan efektif dan lebih mudah diterima oleh guru kelas dan siswa.

Kode Iconic (gambar, diagram, dan lain-lain) sangat efektif untuk menarik

(23)

dalam presentasi stimulus utama, dan dalam mendorong terjadinya transfer

dari pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari ke hal-hal baru.

System simbolik digital pada media sangat berguna untuk

peristiwa-peristiwa belajar dan dalam mempelajari keterampilan intelektual dasar.

Bila dokombinasikan dengan symbol iconic, dapat melaksanakan hampir

seluruh apa yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran.

LCD (Liquid Crystal Display) adalah monitor layar datar. Layar

LCD memanfaatkan dua keeping bahan yang terpolarisasi dengan ditambah

cairan kristal diantara diantara kepingan tersebut. Sinyal listrik yang

dileawtkan melalui cairan kristal tersebut akan membuat kristal yang ada di

dalamnya mencegat cahaya yang lewat. Oleh karena itu tampilan LCD

biasanya citra yang berwarna-warna. (Abdul Kadir, 2005:156).

I.5.2 Teknologi

Oleh karena alat-alat komunikasi sudah sedemikian majunya, tidak

sepantasnya kalau penyampaian pengajaran, penerangan dan penyuluhan

masih dilakukan secara verbalitas atau dengan kata-kata belaka.

Pangajaran/pendidikan harus sejalan dengan kemajuan cara manusia

berkomunikasi. Oleh karena itu kita berkewajiban untuk mengerahkan

segala cara dan daya untuk menggunakan semua alat yang ada untuk

membuat pengajaran/pendidikan menjadi lebih efektif. Alat-alat itu adalah

(24)

Media instruksional/media pembelajaran termasuk salah satu media

komunikasi interaktif , karena dapat menimbulkan efek komunikasi dua

arah. Pesan atau materi yang disampaikan oleh dosen menggunakan media

pembelajaran dapat menimbulkan efek bagi mahasiswa, dari pesan itu

menimbulkan pengertian, pemahaman, sampai pada diskusi sehingga

kegiatan belajar-mengajar menjadi efektif.

1.5.3 Komunikasi Efektif

Komunikasi berarti mempresentasikan suatu subjek atau materi

kepada suatu khalayak denagn suatu cara yang abik, denagn maksud untuk

menyampaikan pengetahuan atau mengembangkan pemahaman dikalangan

khalauk tersebut.

Suatu komunikasi dianggap efektif atau berhasil, jika hamper seluruh

khalayak yang dilibatkan dapat emnunjukkan pemahaman mereka tentang

subjek yang disampaikan.

Komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa

yang dimaksudkannya. Sebenarnya ini adalah salah satu ukuran bagi

efefktivitas komunikasi. Secara umum, komunikasi dinilai efektif bila

rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksud oleh pengirim atau

sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami

(25)

1.5.3.1 Kredibilitas Komunikator

Sebagai komponen dari peristiwa komunikasi yang berlangsung

tatkala menjalankan tugasnya, seorang pendidik, pengajar dan penyuluh

adalah sumber atau komunikator. Karena kedudukan dan fungsi

komunikator dalam upaya menciptakan efektivitas dalam proses

komunikasi adalah sangat penting karena terletak efektif tidaknya pesan

yang disampaikan.

Seorang guru atau pendidik harus mampu menjadi komunikator yang

baik agar mahasiswa atau komunikannya dapat mengerti apa yang

disampaikannya. Komunikator yang baik dan efektif hendaknya memiliki

kredibilitas atau penilaian yang baik dimata khalayaknya. Ada beberapa

cara membangun kredibilitas (Rakhmat 200:74) yaitu:

1. Otoritas yaitu keahlian atau kemampuan dibidangnya

2. Goodsense dengan menghindari ketidakjujuran, julukan-julukan tertentu

dan sebagainya.

3. Good Will dengan berbicara tentang kepentingan khalayak

4. Good Character dengan penampilan serta kata-kata yang sopan dan

ramah.

5. Dinamis, jika bebricara serius, ekspresikan dengan suara serius, demikian

pula dengan gembira tunjukan dengan semangat.

(26)

1. Similarity, kesamaan demografik seperti bahasa, suku, agama dan sebagainya.

2. Familiarity, komunikator dikenal baik.

3. Liking, komunikator disukai atau diidolakan oleh khalayaknya.

4. Physic, bentuk dan tampilan fisiknya sempurna (Cangara, 1998:98).

1.5.3.2 Media Yang Efektif

Media diperlukan apabila kita ingin hal-hal yang kita sampaikan itu

tidak segera hilang dari ingatan para khalayak begitu kegiatan

belajar-mengajar selesai dilakukan. Untuk itu selain media cetakan yang bisa setiap

saat dibaca atau diulang-ulang, perlu juga media yang bersifat audio visual.

Namun untuk itu perlu dilakukan pemilihan media apa yang akan dipakai.

1.5.3.4 Pesan Yang Efektif

Menurut Wilbur Schramm (Effendy 1992:37) agar proses

komunikasi berjalan secara efektif, maka komunikasi harus memperhatikan

kondisi-kondisi yaitu:

a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga

menarik perhatian komunikan.

b. Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang tertuju kepada

pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan sehingga

sama-sama mengerti

(27)

Pesan harus layak sebagai situasi kelompok dimana komunikan

berada untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

Pengemasan pesan juga sangat menentukan berhasil tidaknya suatu

komunikasi. Pesan yang dikemas sedemikina rupa akan lebih mudah

diserap dan dimengerti sehingga tujuan komunikasi tepat mengenai sasaran.

Penyampain pesan merupakan tahapan atau unsure yang sangat

penting dalam menyampaiakan suatu materi atau pelajaran bagi anak didik.

I.6 Kerangka Konsep.

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian

yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang

dicapai dan dapat mengantarkan peneliti pada rumusan hipotesa

(Nawawi,1995:40).

Konsep adalah penggambaran yang sangat tepat fenomena yang

hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk

menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu,

yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun,1995:57).

Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam

menguraikan rumusan hipotesis, yang merupakan jawaban sementara dari

masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara

empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi

(28)

Media instruksional merupakan media komunikasi yang digunakan

dalam bidang pendidikan. Media instruksional dapat membuat komunikasi

menjadi lebih efektif.

Media instruksional dapat menyampaikan pengertian, pemahaman,

atau informasi dengan cara yang lebih konkrit atau lebih nyata daripada

yang dapat disampaikan dengan kata-kata yang diucapkan atau dicetak atau

ditulis. Oleh karena itu alat-alat yang terdapat dalam media instruksional

membuat suatu pengertian informasi menjadi lebih berarti. Kita lebih

mudah dan lebih cepat belajar dengan melihat alat-alat sensori seperti

gambar, bagan, contoh barang, model. Kata-kata yang diucapakan ditulis

atau dicetak penuh dengan bhaya verbalisme, artinya penggunaan kata-kata

kadang tidak dapat dimengerti dengan jelas. Hasilnya keragu-raguan.

Menurut beberapa faktor dalam filsafat dan sejarah pendidikan, apa

yang kita ketahui, tapatnya pengetahuan disalurkan ke otak melaui satu

indera atau lebih. Banyak ahli berpendapat, bahwa 75% dari pengetahuan

manusia sampai ke otaknya melalui mata. Maka dengan melihat sekaligus

mendengar, orang dapat menerima pelajaran dengan lebih mudah dan lebih

cepat mengerti tentang apa yang dimaksud oleh yang memberi pelajaran.

Keragu-raguan atau salah pengertian dapat dihindarkan secara efektif.

Alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh

(29)

berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat

bantu yang disebut media komunikasi atau media instruksional.

Kerangka Konsep

Sarana/ Media Sarana/Media

Media Instruksional Media Instruksional

Gambar 1 Kerangka Konsep

I. 7 Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep

akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:

Variabel Terikat (Y) Efektivitas Komunikasi dam

l j j Pesan

(Materi/Pelajaran

Komunikan (Mahasiswa) Komunikator

(Dosen/Pengajar)

Decoding Encoding

Variabel Bebas (X) Pengaruh Penggunaan

LCD proyektor

Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden

(30)

I.8 OperasionalVariabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah

dijelaskan diatas, maka untuk lebih memudahkan operasionalisasi dalam

memecahkan masalah perlu dibuat operasionalisasi variable. Adapun

[image:30.595.140.475.292.731.2]

operasionalisasi variable dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel I.2

Operasionalisasi Variabel

VARIABEL TEORITIS VARIABEL OPERASIONAL Penggunaan LCD 1. Frekuensi

penggunaan

2. Penyajian isi materi 3. kejelasan isi materi Efektivitas Komunikasi 1. Kredibilitas

Komunikator a. kemampuan b. tingkah laku c. disukai 2. Media

a. Ketepatan media b.Menarik atau tidak menarik 3.Pesan Kognisi a. Pengertian b. Pemahaman c. Pengertian Afeksi

(31)

Karakteristik 1. Jurusan 2. Angkatan 3. Usia

I.9 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana caranya mengukur suatu variable. Definisi operasional adalah

informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin

menggunakan variable yang sama. Definisi operasional dalam penelitian ini

adalah:

1. Penggunaan LCD antara lain:

a. Frekuensi penggunaan : menyangkut berapa kali sehari LCD

Proyektor digunakan untuk pembelajaran.

b. Penyajian materi : cara mengemas informasi/materi kuliah.

c. Kejelasan informasi apakah informasi yang disampaikan apakah

jelas atau tidak jelas bagi mahasiswa.

2. Efektivitas komunikasi dalam belajar mengajar antara lain:

a. Kredibilitas Komunikator

a.1 Kemampuan yaitu dimana seorang komunikator harus menguasai

topik yang disampaikannya.

a.2 Tingkah laku yaitu faktor dimana seorang komunikator harus

mampu berprilaku baik, terutama saat sedang mengajar atau

(32)

a.3 Disukai atau Tidak Disukai apakah komunikator adalah orang

yang disukai atau tidak disukai oleh komunikannya.

b. Media

b.1 Ketepatan Media apakah LCD proyektor adalah Media belajar

yang tepat bagi mahasiswa

b.2 Menarik atau Tidak Menarik adalah Bagaimana tanggapan

mahasiswa tentang materi yang disampaikan menggunakan

LCD proyektor.

c. Pesan

c.1komponen kognisi

c.1.1 Perhatian adalah perhatian responden terhadap semua

matakuliah yang disajikan menggunakan LCD.

c.1.2 Pemahaman adalah sejauhmana mahasiswa mengerti tentang

suatu mata kuliah yang disajikan.

c.1.3 Pengertian adalah apakah mahasiswa mengerti apa yang

disampaikan oleh penyaji atau dosen.

c.2komponen afeksi

c.2.1 Sikap tertarik atau tidak tertarik responden terhadap materi

yang disajikan menggunakan LCD.

c.3komponen konasi

(33)

c.3.2 Minat mengikuti perkuliahan

c.3.3 Kecenderungan untuk aktif dalam berdiskusi

d. Kualitas adalah apakah mutu hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan media instruksional lebih baik dibandingkan mahasiswa yang tidak menggunakan media instruksional.

e. Kreativitas apakah ada teknologi lain yang lebih bagus akan

diciptakan oleh mahasiswa tersebut.

3. karakteristik responden

a. Jurusan, apakah Manajemen Informatika atau Teknik Informatika

b. Angkatan: 2004, 2005 dan 20006

c. Usia : usia dari responden

I.10 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan dugaan atau terkaan

tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya yang

mungkin benar dan mungkin juga salah. Hipotesis yang diajukan pada

penelitian ini adalah:

Ha: Terdapat hubungan antara penggunaan LCD Proyektor terhadaap

(34)

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Media

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berartitengah, perantara atau pengantar. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.

Pengertian lain dikemukakan oleh para ahli yang sebagian

diantaranya kan diberikan berikut ini AECT (Assosiation of Education and

Communication Technology,1977) memberi batasan media sebagai segala

bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau

informasi. Disamping sebagai penyampai atau pengantar, media yang

sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming(1987:234) adalah

penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan

mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau

perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama

dalam proses belajar-siswa dan isi pelajaran. Disamping itu mediator dapat

pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang

melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan yang

canggih, dapat disebut media. Ringkasnya media adalah alat yang

(35)

Acapkali media pendidikan digunakan secara bergantian dengan

istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh

Hamalik (1986) dimana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan

berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat

bantu yang disebut media komunikasi. Sementara itu Gagne dan Briggs

(1975) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat

yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajran,

yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video, kamera, video

recorder, film slide, foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Dengan

kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang

mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat

merangsang siswa untuk belajar. Nation Education Association

memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi yang

tercetak maupun audio visual dan peralatannya, dengan demikian media

dapat dimanifilasi, dilihat, didengar dan dibaca. Media instruksional adalah

segala jenis sarana pendidikan yang digunakn sebagi perantara dalam

proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

pencapaian tujuan instruksional, yang mencakup media grafis (alat

penampil, peta, globe dan sebagainya), dan peralatan fisik (buku, film,

video tape, slide, guru, dan prilaku non verbal). Jadi, apabila media itu

membawa pesan instruksional atau mengandung maksud pengajaran atau

(36)

III.2 Teknologi Komunikasi

Ada empat era komunikasi manusia yang sangat penting

(communication technology, Everett M Rogers ) yaitu:

3.2.1.Menulis

Empat ribu tahun yang lalu menulis merupakan metode terbesar dari

media komunikasi. Kira-kira abad ke 4 SM ditemukan tulisan di Sumeria,

hingga ditemukannya Gutenberg (Injil) tahun 1456 SM yang merupakan

hasil kerja Aristoteles atau Virgil. Tulisan tangan dapat ditemukan di

katolik Monasteres yang ditulis oleh para penulis disana. Needles

mengatakan sampai zaman Renaisans, rata-rata individu mempunyai

kepandaian membaca dan menulis yang rendah.

3.2.2. Penerbitan

Penerbitan pertama kali dikenal dengan “tulisan buatan” (sebagai

lawan dari “tulisan alami”) pengertian yang sama pada waktu itu “

kepandaian atau kecerdasan buatan”. Teknologi penerbitan sebenarnya

berasal dari China, dengan ditemukannya pembuatan kertas dari tekstil

tahun 1000 SM. Tipe bergerak kemudian ditemukan oleh Pi Sheng sekitar

tahun 1041. Penemuan ini kemudian berkembang dan meluas kewilayah

eropa.

Dampak dari teknologi percetakan berangsur-angsur meluas

(37)

teknik pencetakan mengalami kemajuan pesat dan komunikasi massa terus

berkembang. Media massa harian Benyamin menerbitkan New York Sun

dengan motto “ cahaya untuk semua”. Kemudian era “ Penny Pers” surat

kabar yang ditujukan untuk masyarakat Amerika.

3.2.3. Telekomunikasi.

Tele-komunikasi berakar dari dua kata yang berarti komunikasi dan

jarak jauh. Teknologi telekomunikasi dimulai pada pertengahan tahun 1800

SM yang memerlukan kepandaian membaca dan menulis.

Beberapa teknologi telekomunikasi yang penting radio, film, televisi,

telepon dan telegraf. Teknologi komunikasi pertama kali ditemukan 24 Mei

1844, ketika Samuel Morse penemu telegraf mengirim pesan untuk pertama

kali.

Jadi telekomunikasi berarti hubungan antar manusia dari jarak jauh

dengan menggunakan alat-alat tertentu, seperti : telepon, televisi, telegraf,

dan sebagainya.

3.2.4 Interkatif komunikasi

Zaman sekarang orang-orang dapat melakukan komunikasi dua arah,

hal ini membuat kemungkinan digunakaannya komputer. Jadi patut

dikatakan sebagai awal kelahiran komputer interaktif, tahun 1946 ketika

ENIAC ditemukan di Philadelpia. Tapi, tiga puluh tahun kemudian melalui

(38)

sebuah tipe komputer yang ada di rumah tangga, bisnis, dan

sekolah-sekolah. Pada tahun 1980 hanya sebagian individu yang dapat mengakses

komputer, hanya bagi mereka yang merasa komunikasi mempunyai arti

yang penting.

Media komunikasi terbaru saat ini adalah:

a. Mikro computer

b. Telekonferen

c. Tele text

d. Video text

e. Televisi kabel interaktif , dan

f. Komunikasi satelit

Dengan diorbitkannya satelit komunikasi Amerika Serikat yang

bernama Telstar pada 1962 terciptalah suatu sistem komunikasi antar benua

tanpa kawat untuk suara dan rupa sekaligus. Dan dengan adanya satelit

Palapa yang mengorbit diangkasa Indonesia sejak tahun 1976, percakapan

antar pulau dapat dilakukan tanpa kawat. Begitu pula siaran televisi dapat

diatangkap diseluruh kepulauan Indonesia.

Oleh karena alat-alat komunikasi sudah sedemikian majunya, tidak

sepantasnya kalau penyampaian pengajaran, penerangan dan penyuluhan

masih dilakukan secara verbalitas atau dengan kata-kata belaka.

Pangajaran/pendidikan harus sejalan dengan kemajuan cara manusia

(39)

segala cara dan daya untuk menggunakan semua alat yang ada untuk

membuat pengajaran/pendidikan menjadi lebih efektif. Alat-alat itu adalah

Media Instruksional Pendidikan.

Pemanfaatan teknologi, yaitu penggunaan media dalam penyampaian

informasi pendidikan atau pengembangan program- program pendidikan

contohnya: LCD (Liquid Crystal Display), VOD (Video on Demand), Video

and Computer Conference, Internet TV dan lain-lain.

Media instruksional/media pembelajaran termasuk salah satu media

komunikasi interaktif , karena dapat menimbulkan efek komunikasi dua

arah. Pesan atau materi yang disampaikan oleh dosen menggunakan media

pembelajaran dapat menimbulkan efek bagi mahasiswa, dari pesan itu

menimbulkan pengertian, pemahaman, sampai pada diskusi sehingga

kegiatan belajar-mengajar menjadi efektif.

Wilbur Schramm barang kali merupakan ahli komunikasi yang

paling vocal dalam usahanya mengaplikasikan teori, model, dan hasil-hasil

penelitian tentang medi akedalam bidang pendidikan, yang tidak lain adalah

garapan teknologi pendidikan. Buku Schramm yang terkenal adalah Big

Media Little Media: Tools and Technologies for Instruction (1977). Sesuai

dengan judul buku tersebut Schramm membedakan media besar yaitu yang

komplek dan mahal, dan media kecil yang sederhana dan biaya relative

murah. Pembedaan itu bukanlah suatu dikotomi melainkan suatu skala

(40)

besar terutama baginon-pendidik (1977: 6). Dalam bukunya itu Schramm

mengkaji informasi yang ada mengenai pemilihan media untuk keperluan

pembelajaran. Dia berusaha membuat generalisaasi dan teori yang

berhubungan dengan pemilihan media berdasarkan hasil-hasil eksperimen,

bukti-bukti pedalogis, bukti-bukti ekonomis, serta bukti-bukti dari

lapangan.

Beberapa kesimpulan Schramm adalah sebagai berikut:

a. Orang dapat belajar dari media, namun hasil eksperimen belum cukup

memberi petunjuk tentang media apa yang paling efektif untuk

terjadinya belajar dalam situasi tertentu.

b. Penentuan media yang sebaiknya merupakan resultante dari analisa

tugas belajar, analisis media sendiri, dan analisis pembedaan individual

diantara para pembelajar.

c. Sistem simbolik digital pada media sangat berguna untuk

peristiwa-peristiwa belajar dan dalam mempelajari keterampilan intelektual dasar.

Bila dokombinasikan dengan symbol iconic, dapat melaksanakan hampir

seluruh apa yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran.

d. Kode iconic (gambar, diagram, dan lain-lain) sangat efektif untuk

menarik minat, mengingat kembali unsure yang telah tersimpan dalam

(41)

Penggunaan media pembelajaran sebagai suplemen pengajaran dikelas

akan efektif dan lebih mudah diterima oleh guru kelas dan siswa.

Menurut Drs. Djoko Kartodiharjo MPA dalam buku Rhetorica

(suatu usaha pendekatan ilmiah). Media dapat dibagi menjadi tiga

golongan yaitu:

a. penggolongan pertama terdiri atas alat-alat primair dan alat-alat Bantu.

Alat-alat primair meliputi bahsa yang terucap, tertulis, bahasa isyarat,

tanda-tanda dan sebagainya. Alat Bantu adalah media komunikasi

diluar selain bahasa.

b. Penggolongan kedua menggunakan kriteria “ indera manusia”

komunikasi merangsang sasarannya. Penggolongan ini antaralain:

1. alat-alat yang bersifat visual saperti bahasa tertulis, terlukis.

2. alat-alat yang bersifat audio seperti suara, bunyi, dan sebagainya.

3. alat audio-visual seperti film, televisi, pertunjukan, dan

sebagainya

c. Penggolongan yang ketiga terletak pada sifat-sifat teknis dari studi

(42)

III.3 Komunikasi Efektif

Komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa

yang dimaksudkannya. Sebenarnya ini adalah salah satu ukuran bagi

efefktivitas komunikasi. Secara umum, komunikasi dinilai efektif bila

rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksud oleh pengirim atau

sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami

oleh penerima.

Didalam mengkomunikasikan informasi perlu diketahui sumber

informasi manakah yang paling efektif dalam memberikan informasi dan

mempengaruhi. Penggunaan saluran informasi yang tepat akan

mempengaruhi terhadap kecepatan adopsi. Menurut Hanafi (1987:157)

kecepatan adopsi adalah tingkat kecepatan penerimaan inovasi oleh anggota

sistem sosial. Kecepatan ini dapat diukur dengan jalan penerima yang

mengadopsi dalam periode tertentu.

III.4 Kredibilitas Komunikator.

Mengingat uraian tentang proses komunikasi dibagian terdahulu.

Sebagai komponen dari peristiwa komunikasi yang berlangsung tatkala

menjalankan tugasnya, seorang pendidik, pengajar dan penyuluh adalah

sumber atau komunikator. Pada posisi tersebut, pada didrinya berlaku

syarat yang menentukan berhasil atau tidaknya komunikasi yang dimaksud;

(43)

penyuluh dimata khalayaknya. Keadaan dipercaya oleh khalayak itulah

yang dimakdsud dengan kredibilitas (credibility).

Arti kredibilitas disini adalah keahlian (expertise)yakni kemampuan

memahami permasalahan yang dikemukakan, secara benar, dan kejujuran,

yakni motivasi untuk mengkomunikasikan masalah yang disampaikan,

tanpa dipengaruhi oleh suatu keberpihakan (bias).

Menurut Rogers dan Shoemakaer (1971), kredibilitas merupakan

tingkat dimana suatu sumber atau saluran komunikasi dipersepsikan oleh

khalayaknya sebagai seorang terpercaya (trustworthy) dan berkompeten.

Komunikator yang baik hendaknya memiliki kredibilitas/kepercayaan yang

baik dimata khalayaknya. Kredibilitas adalah seperangkat persepsi

komunikan tentang sifat-sifat komunikator, karena itu kredibilitas tidak

melekat pada seseorang (Rakhmat, 2000,252).

Ada tiga macam kredibilitas didlihat dari bentuknya

1. Initial credibility: kredibilitas yang diperoleh komunikator sebelum

proses komunikasi berlangsung.

2. Derived credibility: kredibilitas yang diperoleh pada saat komunikasi

berlangsung, sperti tepuk tangan peonton atau khalayak.

3. Terminal credibility : kredibilitas yang diperoleh setelah pendengar

mengikuti ulasan atau pesan yang disampaikannya (Cangara, 1998;97)

Dari studi eksperimental komunikasI dilaboratrory, dikemukakan

(44)

persepsinya mengenai kredibilitas sumber ataupun saluran dari suatu pesan.

Jika seseorang mempunyai persepsi bahwa komunikatornya memiliki

kredibilitas yang relatif tinggi dari yang lain, maka ia akan menerima

pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator yang bersangkutan.

Selain itu untuk memperoleh kepercayaan sebesar-besarnya,

komunikator bukan saja harus mempunyai keahlian mengetahui kebenaran,

tapi juga cukup objektif dalam memotivasikan apa yang diketahuinya.

Seorang guru atau pendidik berbicara dalam suatu pengajaran harus

menciptakan suasana yang efektif. Seorang guru harus berusaha agar

kegiatan belajar mengajar dapat berjalaan dengan lancar, sehingga dapat

dinikmati dan memberi kesenganan bagi siswa atau mahasiswanya. Dengan

demikian karena suksesnya pendidikan ada ditangan guru atau pendidik.

Salah satu yang dapat diperhatkan dengan baik adalah bagaimana dia dapat

mendorong siswa atau mahasiswa tersebut berpartisipasi dalam kegiatan

belajar mengajar. Sebagai salah satu bentuk kegiatan komunikasi, guru

harus memiliki stratergi untuk mencapai tujuan-tujuannya.

Karena kedudukan dan fungsi komunikator dalam upaya

menciptakan efektivitas dalam proses komunikasi adalah sangat penting

karena terletak efektif tidaknya pesan yang disampaikan. Komunikasi yang

efektif adalah komunikais yang dipersiapkan. Persiapan yang dimaksud

(45)

harus mengenal khalayak, menyusun pesan dan memilih media yang cocok

dengan kondisi khalayak tersebut.

III. 4 Media Yang Efektif

Apakah perlu menggunakan media dalam pendidikan? pertanyaan ini

dapat dijawab dengan melihat apa saja kegunaan media. Pertama media

dapat menyampaikan atau menyajikan hal-hal yang sepenuhnya tidak dapat

diketengahkan dengan berbicara. Media dapat menyampaikan hal-hal yang

berbentuk visual atau gambaran, selain itu ada pula hal-hal yang berbentuk

audio yang diperlukan untuk memperkuat penjelasan tentang sesuatu hal,

yang hanya dapat disampaikan dengan media, karena tidak dapat ditirukan

oleh pengajar.

Media diperlukan apabila kita ingin hal-hal yang kita sampaikan itu

tidak segera hilang dari ingatan para khalayak begitu kegiatan

belajar-mengajar selesai dilakukan. Untuk itu selain media cetakan yang bisa setiap

saat dibaca atau diulang-ulang, perlu juga media yang bersifat audio visual.

Namun untuk itu perlu dilakukan pemilihan media apa yang akan dipakai.

III.5 Pesan Yang Efektif

Menurut Wilbur Schramm (Effendy 1992:37) agar proses

komunikasi berjalan secara efektif, maka komunikasi harus memperhatikan

(46)

a Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga

menarik perhatian komunikan.

b. Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang tertuju kepada

pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan sehingga

sama-sama mengerti

c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan.

d. Pesan harus layak sebagai situasi kelompok dimana komunikan

berada untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

Dari pesan yang disampaikan oleh komunikator tentu menimbulkan

efek/dampak pada diri komunikan.

Menurut Efendy (1992:7) dampak tersebut diklasifikasikan menjadi 3

yaitu:

a. Kognitif adalah efek yang timbul pada komunikan yang

menyebabkan dia menjadi tahu/meningkatkan intelektualitasnya.

Disini pesan disampaikan komunikator ditujukan pada pikiran si

komunikan.

b. Afektif adalah tujuan komunikator bukan hanya supaya komunikan

tahu, tapi tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu

c. Behavioral adalah dampak yang timbul dalam bentuk prilaku,

(47)

Menurut Siahaan (1990:62) cara penyampaian informasi yang tepat

yaitu:

a. Pesan itu harus cukup jelas, bahasa mudah dipahami dan tidak

berbelit-belit.

b. Pesan mengandung kebenaran.

c. Pesan ringkas (conscise) ringkas, dan padat serta disusun dnegan

kalimat yang pendek, to the point tanpa mengurangi arti

sesungguhnya.

d. Pesan mencakup keseluruhan (comprehensive) ruang lingkup pesan

mencakup bagian-bagian yang penting dan patut diketahui

(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III. 1 Deskripsi Lokasi Penelitian

III. 1.1 Sejarah Singkat AMIK MBP Medan

Akademi Manajemen Informatika Komputer Medan Business

Polytechnic (AMIK MBP) didirikan pada tahun 1999, sebagai salah satu

lembaga pendidikan tinggi. Saat ini AMIK MBP mengelola 2 (dua)

Program Diploma yaitu:

 Program III

 Program I

Program Diploma III memiliki 2 program studi yaitu Manajemen

Informatika dan Teknik Informatika. Sedangkan Program Diploma I hanya

memiliki satu program study yaitu Manajemen Informatika.

Program studi Manajemen dan Teknik Informatika diselenggarakan

sesuai dengan keputusan Mendikbud No. 149/D/O/1999 bertanggal 6

Agustus 1999 tentang pendirian Akademi Manajemen Informatika

Komputer Medan Bussiness Polytechnic (AMIK MBP) di Medan dengan

status terdaftar. Perkembangan AMIK MBP sangat menggembirakan pada

atahun 2005. Meskipun relatif muda atau baru berdiri tetapi kedua jurusan

telah terakreditasi dari BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan

(49)

BAN-PT sebagai tim independen telah melakukan penilaian secara

objektif sesuai dengan kondisi yang dimiliki oleh AMIK MBP. Prestasi

gemilang tersebut dicapai karena AMIK MBP memiliki fasilitas yang

lengkap dan manajemen yang baik.

III.1.2 Struktur Organisasi AMIK MBP Medan

YAYASAN MBP Staf Ahli Yayasan Sekretaris Yayasan SENAT AMIK MBP DEWAN

PENYANTUN DIREKTUR

PUDIR I PUDIR II PUDIR III

[image:49.595.81.538.247.703.2]

BAAK BAUK

Gambar 3 Struktur Organisasi

Sumber. Profil Akademi Manajemen Informatika Komputer Medan Bussines Polytechnic (AMIK

MBP) Medan 2007.

UPT PERPUSTAKAAN UPT PUSKOM UPT PUSAT BAHASA UPT KOPERASI Urusan Akademik Urusan Kemahasiswaan Urusan Perencanaan Urusan Umum dan Keuangan Urusan Kepegawaian KELOMPOK DOSEN

(50)

III.1.3 Visi, Misi dan Tujuan AMIK MBP Medan

Visi

Menjadi Lembaga Pendidikan Terbaik pada bidang Informatika

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan vokasi bidang informatika berbasis

teknologi pembelajaran modern melalui sistematika perkuliahan

yang dapat mendorong pengembangan potensi mahasiswa secara

optimal.

2. Melakukan penelitian dasar dan terapan bidang informatika untuk

menunjang rencana pengembangan materi pendidikan dan

pengabdian kepada masyarakat.

3. Membina hubungan kerjasama dengan pelaku usaha dalam upaya

pembaharuan kurikulum guna meningkatkan keahlian dan

keterampilan lulusan yang dapat didarmabaktikan kepada

masyarakat.

4. Mengupayakan kemandidrian dalam pelaksanaan Tri Darma

Perguruan Tinggi melalui pengembangan kelambagaan dan

manajemen modern yang berorientasi pada mutu dan kemampuan

(51)

Tujuan

1. Menghasilkan lulusan berkualitas yang mampu mengembangkan

ilmu pengetahuan dan teknologi bidang informatika serta dapat

bersaing ke tingkat nasional maupun internasional berdasarkan

moral agama.

2. Menghasilkan pemikiran inovatif, yang mendorong pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi bidang informatika dalam skala

nasional dan internasional.

3. Mewujudkan kurikulum yang searah dengan perkembangan

kebutuhan lingkungan strategis, guna memberdayakan masyarakat

agar mampu memecahkan masalahnya secara mandiri dan

berkelanjutan.

4. mewujudkan kemandirian pelaksanaan Tri Darma Perguruan tinggi

yang adaptif, kreatif, dan pro aktif terhadap tuntutan perkembangan

lingkungan strategis.

III.2 Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari

manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai, peristiwa, sikap

hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek penelitian ini dapat menjadi

(52)

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh mahasiswa AMIK

MBP Medan baik Diploma III maupun Diploma I dari tahun ajaran 2005,

2006 dan 2007.

Berdasarkan hasil pra penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti,

jumlah mahasiswa AMIK MBP Medan adalah sebanyak 1743 siswa dan

[image:52.595.120.519.368.553.2]

yang layak jadi objek penelitian sebanyak 174 responden.

Tabel III. 1

Jumlah Mahasiswa AMIK MBP Medan Program

Pendidikan

Tahun Manajemen

Informatika

Teknik

Informatika

Jumlah

Siswa

Diploma III 2005 327 siswa 70 siswa 397 siswa

2006 419 siswa 88 siswa 517 siswa

2007 397siswa 154 siswa 551 siswa

Diploma I 2007 198 siswa ________ 198 siswa

(SUMBER : BAGIAN ADMINISTRASI AMIK MBP MEDAN)

b. Sampel

Pada dasarnya, sample merupakan bagian dari populasi yang

memperoleh perlakuan penelitian yang secara keseluruhan mempunyai sifat

(53)

representatif dari populasi, khususnya dalam hal pendataaan

(Bulaeng,2004:156)

Menurut Arikunto (2002:112) jika populasi kurang dari 100, lebih

baik diambil semua. Namun jika populasinya diatas 100, dapat diambil

10-15% atau 20-25%. Berdasarkan data populasi yang ada, maka jumlah

sampel penelitian ini adalah 10% x 1643= 164,3 = 164 orang mahasiswa

AMIK MBP Medan.

Sedangkan untuk menentukan responden yang berhak dijadikan

sampel digunakan teknik Stratified Proporsional Random Sampling.

Penggunaan teknik ini memungkinkan untuk memberi peluang kepada

populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel (Rakhmat,

2004:79) dengan rumus

N=

Keterangan : n1 =jumlah jiwa

n= jumlah sampel

N=populasi

Berdasarkan rumus diatas maka dapat dihitung sampel yang terpilih

(54)

Tabel III.2 Teknik Penarikan Sampel Program Studi/Tahu n Manajemen Informatika Total Teknik Informatika Total Jumlah

DIII / 2005 327 x 164

1643

33 70 X 164

1643

7 40

DIII/2006 419 x 164

1643

42 88 x 164

1643

9 51

DIII/2007 392 x 164

1643

39 154 x 164

1643

15 54

DI/2007 193 x 164

1643

19 ___________ _____ 19

174

III.3 Teknik Penarikan Sampel

Penarikan sampel pada penelitian ini adalah dengan teknik

Purposive Sampling dimana sampel yang digunakan disesuaikan dengan

kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian

(Nawawi, 1995:157).

[image:54.595.114.513.114.502.2]
(55)

III.4 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode

korelasional yaitu metode yang berusaha untuk meneliti sejauhman variasi

pada satu faktor berkaitan dengan variasi faktor lain (Rakhmat, 2004:27)

Yaitu pengaruh penggunaan LCD terhadap Efektivitas

Komunikasi dalam proses Pembelajaran.

III.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua teknik

pengumpulan data, yaitu:

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui

literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.

Dalam hal ini penelitian kepustaan dilakukan melalui buku-buku, seperti

buku mengenai komunikasi, media pendidikan dan pengajran, teknologi

pendidikan, media audio visual, metodologi penelitian yang dapat

memberikan arahan dalam melaksanakan penelitian ini.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu pengumpulan data yang meliputi kegiatan survey dilokasi

(56)

Kuisioner, yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan

tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh para responden.

Dalam hal ini peneliti akan menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa

AMIK MBP Medan.

III.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam

bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan

(Singarimbun,1995:263). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan

dianalisis dalam beberapa tahap analisa yaitu:

a. Analisis Table Tunggal

Merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan

variable penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar

frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data

yang terdiri dari dua kolom yaitu sejumlah frekuensi dan presentasi untuk

setiap kategori (Singarimbun,1995:266).

b. Analisis Tabel Silang

Teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi

variabel yang satu memiliki hubungan dengan variable lainnya, sehingga

dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif

(Singarimbun,1995:273).

(57)

c. Uji Hipotesa

Uji hipotesa adalah adalah pengujian data statistik untuk mengetahui

data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji

hubungan antara kedua variable yang dikorelasikan digunakan rumus

koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order Correlation Coeficient) oleh

Spearman. Spearman Rho Koefisien digunakan untuk menghitung dua

variabel dimana data dibuat dalam rangking. Rumus untuk koefisisen

korelasinya adalah:

Keterangan: rho xy : Koefisien Korelasi Tata Jenjang

N : Jumlah Sampel

D : Beda antar jenjang tiap sampel

1-6 : Bilangan konstan

Spearman rho koefisien untuk menganalisa data untuk melihat

hubungan antara variable yang sebenarnya dengan skala ordinal.

Jika rho xy < 0, maka hipotesis ditolak

Jika rho xy > 0, maka hipotesis diterima

Untuk menguji signifikasi korelasi untuk N . 10 digunakan rumus t

(58)

Keterangan: t : Nilaithitung

R/rho xy : Nilai Koefisien Korelasi

N : Jumlah sampel

Jika t hitung. t tabel, maka hubungan signifikan

Jika t hitung, t tabel, maka hubungan tidak signifikan.

Selanjutkan untuk melihat tinggi rendahnya koefisien korelasi

digunakan Skala Guilford (Rakhmat,2004:29)

< 0,20 : Hubungan rendah sekali, lemah sekali

0,20 – 0,40 : Hubungan rendah tapi pasti

0,41-0,70 : Hubungan yang cukup berarti

0,71-0,90 : Hubungan yang tinggi, kuat

> 0,91 : Hubungan sangat tinggi

Berdasarkan nilai rho hitung maka dapat diketahui besar

kekuatan prediksi dari penelitian yang disebut Uji Determinasi Korelasi

(59)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN.

IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan.

Tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

IV.1.1 Tahap Persiapan

Sebelum melakaukan penelitian, peneliti terlebih dahulu meminta

surat izin untuk melakukan pra penelitian ( No. 43/J05.1.13/PP/2007) dan

penelitian (No. 1690/J05.1.13/PP/2007). Setelah peneliti mendapatkan surat

izin barulah mengadakan pra penelitian, adapau kegiatan pra penelitian

dimaksudkan untuk meminta data mahasiswa AMIK MBP dari bagian

administrasi AMIK MBP Medan, agar kemudian dapat menentukan sampel

dan membuat kuesioner yang berfungsi untuk membantu pelaksanaan

penelitian sesuai data-data yang diinginkan serta disetujui oleh dosen

pembimbing. Pada waktu penelitian, penelti menyebarkan kuesioner kepada

mahasiswa AMIK MBP Medan berjumlah 174 responden.

IV.1.2 Tahap Pengumpulan Data

Setelah membuat kuesioner, peneliti menyebarkan kuesioner selama

(60)

2007. Peneliti menyebarkan kuesioner sebanyak 174 buah yang dibagikan

kepada 174 responden mahasiswa AMIK MBP Medan..

Pada saat menyebarkan kuesioner, peneliti di bombing oleh dosen

AMIK MBP Medan. Dan peneliti juga membantu responden dalam

pengisian data apabila terdapat ketidakjelasan pertanyaan agar data yang

diperoleh lebih akurat.

IV.2.1 Teknik Pengolahan Data

Setelah peneliti berhasil mengumpulkan data-data, maka tahap

selanjutnya adalah pengolahan data temuan. Pengolahan data meliputi

tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Penomoran kuesioner

kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urut penomoran (0-174)

penomoran ini berguna sebagai tanda pengenal.

b. Editing

pada tahap ini peneliti melakukan perbaikan/pembenahan dari jawaban

responden yang meragukan untuk menghindari terjaadinya kesalahan

(61)

c. Coding

peneliti memindahkan jawaban-jawaban responden ke dalam kotak-kotak

kode yang telah disediakan dilembar kuesioner dalam bentuk angka

(skor).

d.Inventarisasi

data mentah yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam lembar

Foltron Cobol (FC) sehingga memuat seluruh data dalam satu kesatuan.

e Tabulasi data

pada tahap ini data dari FC dimasukkan ke dalam tabel. Tabel ini terdiri

atas tabulasi tunggal dan tabulasi silang. Sebaran data dalam tabel ini

secara rinci meliputi katergori frekuensi, persentase dan selanjutnya

dianalisa.

f.Pengujian hipotesa,

dalam peneliatian ini digunakan rumus uji korelasi data jenjang dari

(62)

IV. 3 Analisa Tabel Tunggal IV.3.1 Karakteristik Responden.

Tabel IV.1 sampai IV.3 memaparkan data karakteristik responden,

dan penganalisaannya meliputi, usia, jurusan dan tahun terdaftar di AMIK

[image:62.595.124.463.325.555.2]

MBP Medan.

Tabel IV.1 Usia Responden

No. Usia Responden F %

1 18 tahun 3 1,72

2 19 tahun 21 12,07

3 20 tahun 58 33,33

4 21 tahun 30 17,24

5 22 tahun 13 7,47

6 23 tahun 7 4,02

7 24 tahun 0 0,00

8 25 tahun 2 1,15

Total 174 100,00

Sumber P.1/FC. 4&5

Tabel diatas menunjukkan bahwa usia responden dalam penelitian

ini mulai dari angkatan 2005,2006, dan 2007 berusia antara 18 sampai

dengan 25 tahun, usia responden terbanyak adalah 20 tahun dengan jumlah

(63)

berjumlah 30 responden (17,24%), kemudian responden berusia 19 tahun

berjumlah 13 responden (7,47%) berusia 23 tahun berjumlah 7 responden

(4,02%), berusia 18 tahun berjumlah 3 rsponden (1,72%), dan terakhir

paling sedikit berusia 25 tahun berjumlah 2 responden (1,15%).

Variabel usia peneliti masukkan kedalam karakteristik responden

mengingat sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa AMIK MBP

Medan terdiri dari tiga tahun angkatan yang memiliki range usia yang

[image:63.595.155.474.449.546.2]

berbeda-beda.

Tabel IV.2 Jurusan

No Jurusan F %

1 Manajemen Informatika 100 57,47

2 Teknik Informatika 74 42,53

Total 174 100

Sumber P.2/FC.6

Berdasarkan tabel IV.2 bahwa reponden terbanyak berasal dari

Manajemen Informatika . Hal ini dikarenakan populasi mahasiswa

(64)

Informatika. Yaitu 1386 Manajemen Informatika dan 357 Teknik

[image:64.595.127.496.77.386.2]

Informatika.

Tabel IV.3

Tahun Angkatan/Stambuk

No. Tahun Angkatan F %

1 2005 40 22,98

2 2006 51 23,91

3 2007 83 47,70

Total 174 100

Sumber P.3?FC 7

Tabel menunjukkan angkatan tahun 2007 lebih banyak dibandingkan

dengan angkatan tahun lainnya. Yaitu 2007 terdiri dari 83 responden

(47,70%), angkatan 2005 terdiri dari 40 responden, dan angkatan 2006

berjumlah 51 responden (23,91%).

Jumlah angkatan 2007 lebih banyak dibanding angkatan lainnya

(65)

IV.3.2 Penggunaan LCD Proyektor

Tabel lV.4

Frekuensi Penggunaan LCD Proyektor

No. Frekuensi Penggunaan F %

1 Tidak Memadai 4 2,30

2 Kurang Memadai 66 37,93

3 Memadai 104 59,77

Total 174 100,00

Sumber P.4/FC.9

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah responden yang

mengatakan bahwa penggunaan LCD proyektor dalam proses pembelajaran

di AMIK MBP Medan telah memadai sebanyak 104 responden (59,77%),

yang menganggap kurang memadai 66 responden (37,93%). Dan

mengatakan tidak memadai sebanyak 4 responden (2,30%).

[image:65.595.155.442.211.329.2]

Sumber. P.5/FC.10

Tabel IV.5

Penyajian Materi Menggunakan LCD Proyektor

No. Penyajian Materi F %

1 Tidak Menarik 3 1,72

2 Kurang Menarik 21 12,07

3 Menarik 150 86,21

Total 174 100,00

[image:65.595.146.478.593.733.2]
(66)

Suatu media pembelajaran mempunyai kemampuan memberikan

rangsangan visual, warna dan gerak. Pelajaran yang dibuat oleh dosen

ditampilkan menggunaan LCD proyektor akan menarik perhatian

mahasiswa sehingga mereka menjadi fokus pada materi yang disampaikan

oleh dosen.

Dari tabel dapat disimpulkan bahwa penyajian materi menggunakan

LCD proyektor yang mengatakan menarik sebanyak 150 responden

(86,21%), mengatakan kurang menarik sebanyak 21 responden (12,07%).

[image:66.595.143.486.489.610.2]

Dan responden yang mengatakan tidak menarik (1,72%).

Tabel IV.6 Kejelasan Materi

No. Kejelasan Materi F %

1 Tidak Jelas 4 2,30

2 Kurang Jelas 36 20,69

3 Jelas 134 77,01

Total 174 100

Sumber P.1/FC.10

Karena kejelasan materi berpengaruh terh

Gambar

Tabel I.1 Bentuk Komunikasi
Gambar 1 Kerangka Konsep
Tabel I.2 Operasionalisasi Variabel
Gambar 3 Struktur Organisasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul “ Efektivitas Penggunaan Media Audio Terhadap Kemampuan Mengubah Lagu “Ayah” Ciptaan Rinto Harahap Menjadi Teks Cerpen Oleh Siswa Kelas X

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media pembelajaran E-Learning berbasis web pada pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa media pembelajaran lcd proyektor dan motivasi belajar secara bersama memiliki hubungan yang cukup signifikan

Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa media pembelajaran lcd proyektor dan motivasi belajar secara bersama memiliki hubungan yang cukup signifikan

Dari keiatan penelitian ini menunjukkan bahwa dari 32 peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran yang menggunakan media LCD Proyektor dengan Pendekatan