MEDIA PEMBEJARAN DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI (Studi Korelasional Penggunaan LCD proyektor
terhadap Efektivitas Komunikasi
Dalam Proses Pembelajaran di AMIK MBP Medan)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Disusun Oleh: Atika Asmawati
030904045
Departemen Ilmu Komunikasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Media Pendidikan dan Efektivitas Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran di AMIK MBP Medan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan LCD proyektor terhadap efektivitas komunikasi dalam proses pembelajaran di AMIK MBP Medan.
Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional, yakni meneliti hubungan antara penggunaan LCD proyektor terhadap efektivitas komunikasi dalam proses pembelajaran di AMIK MBP Medan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Kepustakaan (Library
Research), yaitu dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui
literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian, serta Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu pengumpulan data yang meliputi kegiatan survey dilokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui: Kuisioner, yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh para responden. Dalam hal ini peneliti akan menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa AMIK MBP Medan.
Sedangkan teknik analisa data dalam penelitian ini adalah dengan cara analisa table tunggal, analisa table silang, dan uji hipotesis. Rumus statistic yang digunakan untuk menguji hipotesa pada penelitian ini adalah rumus Koefisien
Korelasi Sprearman yakni rhoxy = 1- 6 D2
N-(N2-1)
diperoleh sampel sebesar 174 responden. Teknik penarikan sampel adalah
purposive sampling, diman sampel yang digunakan disesuaikan dengan criteria
tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.
Dari hasil penelitian diketahui rs = 0,92 selanjutnya untuk mngetahui kuat lemahnya hubungan digunakan skala Guilford, yaitu skla antara 0,71-0,90. dengan demikian dinyatakan terdapat hubungan yang tinggi, kuat antara penggunaan LCD proyektor terhadap efektovitas komunikasi dalam proses pembelajaran di AMIK MBP Medan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Karya ilmiah (skripsi) ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan dari Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
Rasa syukur dan terimakasih juga penulis ucapkan pada semua orang yang telah membantu penulis selama ini, terutama kepada orang tua penulis yang sangat dikasihi Fatimah (Mama) dan Vita Esterna (Adik) yang tidak pernah lelah dalam mendukung, membimbing, dan mendoakan penulis dalam setiap langkah penulis.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada:
1. Prof. Dr. M. Arif Nasution, M.A., selaku Dekan Fisip USU
2. Drs. Amir Purba, M.A., selaku Kepala Departemen Ilmu Komunikasi, dan juga sekaligus Dosen Wali penulis, yang telah banyak membantu selama masa perkuliahan.
3. Drs. Syafruddin Pohan M.Si., selaku Dosen Pembimbing penulis yang banyak memberikan arahan, bimbingan, ilmu dan perhatiannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Ir. Iswanto Sembiring., selaku pembimbing penulis dalam melakukan penelitian di AMIK MBP Medan yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama penulis mengadakan penelitian.
6. Dra. Lusiana Andriani Lubis, M.A selaku dosen penulis yang banyak membantu penulis selama masa perkuliahan.
7. Drs. Humaizi. M.A. selaku PD I yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.
8. Kak Dija dan Kak Ros yang selalu memberikan suportny pada penulis. 9. Seluruh staff dosen dan Administrasi di Departemen Ilmu Komunikasi,
khususnya kan Icut.
10. Sahabat-sahabat terbaik : Tajel, Vermut, kak Tuti, Uunk, Lina dragon, Diane, Marlyya, Nurul, Fitri (MP), Da ganjen, Iza ndutt dan Rano.
11. Rekan sekarantina : Fifi, Jana, Tia, Tami.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Penulis juga berharap, karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.
Medan, Desember 2007 Penulis,
DAFTAR ISI
Abstraksi ...i
Kata Pengantar ...ii
Daftara Isi ...v
Daftar Tabel ...viii
Daftar Gambar...xi
Daftar Lampiran ...x
Bab I : Pendahuluan I.1 Pendahuluan...1
I.2 Perumusan Masalah ...17
I.3 Pembatasan Masalah...17
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian ...18
I.4.2 Manfaat Penelitian ...18
I.5 Kerangka Teori I.5.1 Media ...19
I.5.2 Teknologi ...21
I.5.3 Komunikasi Efektif...22
I.6 Kerangka Konsep...23
I.7 Model Teoritis ...24
I.8 Operasional Variabel ...28
I.9 Definisi Operasional Variabel ...29
I.10 Hipotesis ...31
Bab II : Uraian Teoritis II.1 Media...32
II.2 Teknologi...34
II.3 Komunikasi Efektif II.3.1 Kredibilitas Komunikator...40
II.3.2 Media Efektif...43
II.3.3 Pesan Efektif...43
Bab III : Metodologi Penelitian III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ...46
III.1.1 Sejarah Singkat AMIK MBP Medan ...46
III.1.2 Struktur Organisasi...47
III.1.3 Visi, Misi Dan Tujuan...48
III.2 Metodologi Penelitian ...49
III.4 Teknik Penarikan Sampel ...53
III.5 Teknik Pengumpulan Data...53
Bab IV. Hasil dan Pembahasan
IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data ...57
IV.2 Pengolahan Data ...57
IV.3 Analisa Tabel Tunggal...44
IV.4 Analisa Tabel Silang ...58
IV.5 Interpretasi Data...60
IV.6 Pengujian Hipotesis ...64
IV.7 Pembahasan...65
Bab V : Kesimpulan dan Saran V.1 Kesimpulan ...67
V.2 Saran...69 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
TABEL I.1 : Bentuk Komunikasi ...4
TABEL I.2 : Operasional Variabel ...15
TABEL III.1 : Jumlah Mahasiswa AMIK MBP Medan ...35
TABEL III.2 : Teknik Penarikan Sampel ...36
TABEL IV.1 : Usia Responden ...60
TABEL IV.2 : Jurusan ...61
TABEL IV.3 : Angkatan/Stambuk...62
TABEL IV.4 : Frekuensi Penggunaan LCD Proyektor ...63
TABEL IV.5 : Penyajian Materi Menggunakan LCD Proyektor ...63
TABEL IV.6 : Kejelasan Materi ...64
TABEL IV.7 : Kemampuan Dosen...65
TABEL IV.8 : Materi yang disampaikan...67
TABEL IV.9 : Prilaku Dosen...68
TABEL IV.10 : Dosen Disukai atau Tidak...69
TABEL IV.11 : Tingkat Perhatian terhadap Materi...70
TABEL IV.12 : Tingkat Pengertian terhadap Materi...71
TABEL IV.13 : Tingkat Pemahaman terhadap Materi ...72
TABEL IV.14 : Ketertarikan terhadap Materi ...73
TABEL IV.15 : Keinginan Belajar ...74
TABEL IV.16 : Minat Mengikuti Materi Kuliah...75
TABEL IV.17 : Keaktifan Berdiskusi...76
TABEL IV.18 : Hasil Belajar...77
TABEL IV.19 : Ketertarikan Menciptakan Teknologi Pendidikan ...78
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner 2. Foltron Cobol
3. Tabel skor data mentah penggunaan LCD Proyektor terhadap efektivitas komunikasi
4. Tabel ranking penggunaan LCD Proyektor terhadap efektivitas komunikasi
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Media Pendidikan dan Efektivitas Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran di AMIK MBP Medan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan LCD proyektor terhadap efektivitas komunikasi dalam proses pembelajaran di AMIK MBP Medan.
Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional, yakni meneliti hubungan antara penggunaan LCD proyektor terhadap efektivitas komunikasi dalam proses pembelajaran di AMIK MBP Medan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Kepustakaan (Library
Research), yaitu dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui
literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian, serta Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu pengumpulan data yang meliputi kegiatan survey dilokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui: Kuisioner, yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh para responden. Dalam hal ini peneliti akan menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa AMIK MBP Medan.
Sedangkan teknik analisa data dalam penelitian ini adalah dengan cara analisa table tunggal, analisa table silang, dan uji hipotesis. Rumus statistic yang digunakan untuk menguji hipotesa pada penelitian ini adalah rumus Koefisien
Korelasi Sprearman yakni rhoxy = 1- 6 D2
N-(N2-1)
diperoleh sampel sebesar 174 responden. Teknik penarikan sampel adalah
purposive sampling, diman sampel yang digunakan disesuaikan dengan criteria
tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.
Dari hasil penelitian diketahui rs = 0,92 selanjutnya untuk mngetahui kuat lemahnya hubungan digunakan skala Guilford, yaitu skla antara 0,71-0,90. dengan demikian dinyatakan terdapat hubungan yang tinggi, kuat antara penggunaan LCD proyektor terhadap efektovitas komunikasi dalam proses pembelajaran di AMIK MBP Medan.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah.
Komunikasi merupakan kebutuhan hidup yang sangat penting bagi
makhluk hidup, atau dengan kata lain tidak ada makhluk dapat hidup tanpa
komunikasi. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses
penyampaian suatu pesan (message), ide, gagasan, pikiran, dan sebagainya,
dari penyampai pesan (source) kepada penerima pesan (receiver).
Hubungan antara penyampai pesan dan penerima pesan itulah yang disebut
komunikasi.
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam berkomunikasi. Sejarah
telah mengajarkan kita bahwa komunikasi dapat dilakukan dengan
simbol-simbol/tanda-tanda yang banyak dilakukan pada zaman prasejarah sampai
pada penggunaan teknologi canggih pada zaman modern, seperti internet,
teleconference, dan sebagainya.
Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses penyampaian
pesan melalui saluran atau media tertentu kepada penerima pesan. Pesan
yang akan dikomunikasikan adalah isi atau ajaran atau didikan yang ada
dalam kurikulum. Sumber pesannya biasa guru, siswa, orang lain atau
penulis buku dan produsen media. Salurannya adalah media pendidikan
Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada dikurikulum
dituangkan oleh guru atau sumber lainnya kedalam simbol-simbol
komunikasi, baik simbol verbal (kata-kata lisan atau tertulis), maupun non
verbal atau visual. Proses penuangan pesan kedalam simbol-simbol
komunikasi disebut encoding. Selanjutnya penerima pesan
(siswa/mahasiswa) menafsirkan simbol-simbol komunikasi yang
mengandung pesan tersebut disebut decoding.
Ada kalanya proses penafsiran atau decoding tersebut berhasil, dan
ada kalanya juga tidak berhasil. Penafsiran yang gagal atau kurang berhasil
berarti kegagalan/kekurangberhasilan dalam memahami apa-apa yang
didengar, dibaca, dilihat atau diamatinya.
Beberapa faktor yang menjadi penghambat atau penghalang
komunikasi dikenal dengan istilah barrier atau noises.
Hambatan tersebut meliputi hambatan psikologis, seperti minat,
sikap, pendapat, kepercayaan, intelegensia, pengetahuan, dan keadaan fisik
seperti kelelahan, sakit, keterbatasan daya indera, dan cacat tubuh. Siswa
yang senang terhadap matapelajaran, topik serta gurunya tentu lain hasil
belajarnya dibanding dengan yang benci atau tidak menyukai semua itu.
Hambatan lainnya adalah hambatan kultural, seperti perbedaan
adat-istiadat, norma sosial, kepercayaan dan nilai-nilai lingkungan. Perbedaan
adat-istiadat, norma sosial, dan kepercayaan kadang-kadang bias menjadi
hambatan yang ditimbulkan oleh situasi dan kondisi keadaan sekitar.
Karena adanya berbagai jenis hambatan tersebut baik dalam diri guru
maupun siswa/mahasiswa, dapat menyebabkan proses komunikasi belajar
mengajar seringkali berlangsung tidak efektif dan efisien.
Media pendidikan atau media instruksional sebagai salah satu
sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga membnatu
mengatasi hal-hal diatas, penggunaan media instruksional ini dapat
mempercepat arus komunikasi sehingga komunikasi berjalan efektif dan
efisien sehingga dapat meniadakan jarak, waktu, dan ruang.
Media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang untuk
menyebarkan ide gagasan, sehingga ide atau gagasan itu samapai pada
penerima
(Santoso S. Hamijaya). Media adalah channel atau saluaran karena pada
hakekatnya media telah memperluas atau memperpanjang kemampuan
manusia untuk merasakan, mendengar, dan melihat dalam batas-batas jarak,
ruang dan waktu. Dengan bantuan media batas-bats itu hampir tidak ada
(Mc. Luchan).
Media instruksional adalah segala jenis sarana pendidikan yang
digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional,
mencakup media grafis, media yang menggunakan alat penampil, peta,
menyampaikan isi instruksional termasuk buku, film, video, tape, sajian
slide, guru, dan perilaku non verbal. Dengan kata lain media instruksioanl
mencakup perangkat lunak (software), dan atau perangkat keras (hardware)
yang berfungsi sebagai alat bantu belajar. Media instruksional adalah sarana
perantara dengan menggunakan alat penampil dalam proses belajar
mengajar untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan
instruksional meliputi kaset, audio slide, film strip, OHP, LCD proyektor,
film, audio, televisi, dan sebagainya.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa media
instruksional adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang
berupa perangkat keras maupun lunak untuk mencapai proses dan hasil
instruksional secara efektif dan efisien serta tujuan instruksioanl dapat
dicapai dengan mudah.
Karena mengemas informasi secara visual ini merupakan hal yang
sangat penting di dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan upaya
menyampaikan suatu ide, gagasan, kritikan, himbauan dan sebagainya. Hal
ini didasari karena informasi yang dilengkapi dengan bahasa grafis/visual
dapat meningkatkan hampir dua kali lipat kemungkinan informasi atau ide
yang disampaikan dapat dipahami dan dimengerti oleh seseorang.
Visualisasi ide merupakan suatu proses/upaya agar sebuah ide dapat
Untuk bisa mengingat
10% dari apa yang dibaca
20% dari apa yang didengar
30% dari apa yang dilihat
50% dari apa yang didengar dan dilihat
Tabel I.1 Bentuk Komunikasi BENTUK
KOMUNIKASI
SESUDAH 3 JAM SESUDAH 3
HARI
Verbal (audio saja) 70% 10%
Visual saja 72% 20%
Visual & Verbal 85% 65%
(Sumber. Pendayagunaan Media Instruksional di Perguruan Tinggi)
Hasil penelitian secara nyata membuktikan bahwa penggunaan alat
bantu sangat membantu aktivitas proses belajar mengajar dikelas terutama
peningkatan prestasi belajar siswa/mahasiswa, tapi kadang-kadang dosen
atau guru lebih memilih menggunakan metode ceramah (lecture method)
yang monoton dan paling popular dikalangan dosen dan guru.
Keterbatasan media teknologi pendidikan disuatu pihak dan
lemahnya kemampuan dosen /guru menggunakan media tersebut, disisi lain
pendidikan yang dipakai dikelas diduga merupakan salah satu penyebab
lemahnya mutu studi siswa atau masyarakat pada umumnya.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Penggunaan
Media Instruksional dalam peningkatan Efektivitas Komunikasi dalam
Proses Belajar mengajar di AMIK MBP”.
AMIK MBP (Akademi Manajemen Informatika Komputer Medan
Business Polytechnic) didirikan pada tahun 1999, sebagai salah satu
lembaga pendidikan tinggi. Saat ini AMIK MBP mengelola 2 (dua)
Program Diploma yaitu:
Program III
Program I
Program Diploma III memiliki 2 program studi yaitu Manajemen
Informatika dan Teknik Informatika. Sedangkan Program Diploma I hanya
memiliki satu program studi yaitu Manajaemen Informatika. Kampus
AMIK MBP telah memanfaatkan media instruksional berupa LCD (Liquid
Crystal Display) dalam kegiatan belajar mengajarnya. Hampir semua mata
kuliah yang diajarkan menggunakan fasilitas ini, kecuali Mata kuliah
Pengembangan Kepribadian seperti Pancasila, Agama dan sebagainya. Tiap
kelas diikuti oleh 30 sampai 40 mahasiswa, sehingga suasana belajar sangat
I.2 Perumusan Masalah.
“Sejauhmanakah Pengaruh Penggunaan LCD Proyektor terhadap
Efektivitas Komunikasi dalam Proses Pembelajaran di AMIK MBP
Medan?”
I.3 Pembatasan Masalah.
Untuk menghindari ruang lingkup peneltian yang terlalu luas
sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah
yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah
sebagai berikut:
a. Penelitian ini menggunakan metode korelatif untuk mengetahui
sejauhmana hubungan antara penggunaan LCD terhadap efektivitas
komunikasi.
b. Media instruksional yang akan diteliti hanya penggunaan LCD
proyektor
c. Mahasiswa yang akan menjadi responden adalah mahasiswa AMIK
MBP Medan.
d. Penelitian dilakukan mulai 25 Oktober sampai dengan 30 November
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian antara lain:
a. Untuk mengetahui sejauhmanakah hubungan atau korelasi antara
penggunaan LCD proyektor dan efektivitas komunikasi dalam proses
pembelajaran di AMIK MBP Medan.
b. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan dengan menggunakan LCD.
1.4.2 Manfaat Penelitian antara lain:
a. Secara akademis, penelitian diharapkan memberikan kontribusi positif
terhadap keilmuwan ilmu komunikasi.
b. Secara teoritis, penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan pemahaman mengenai media instruksional dan efektivitas
komunikasi.
c. Secara praktis, data yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi
sumbang saran kepada pihak AMIK MBP Medan sebagai salah satu
lembaga pendidikan tinggi.
I.5 Kerangka Teori.
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan
berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya.
Kerlinger menyatakan teori merupakan himpunan konstruk, konsep,
gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan
meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6).
Pada penenlitian ini teori yang digunakan antara lain:
I.5.1 Media
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berari tengah, perantara atau pengantar. Gerlach dan Ely (1971)
mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang memebuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam
pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara lebh khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronos
untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual
atau verbal.
Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian
diantaranya kan diberikan berikut ini AECT (Assosiation of Education and
Communication Technology,1977) memberi batasan media sebagai segala
bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi. Disamping sebagai penyampai atau pengantar, media yang
sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming(1987:234) adalah
penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan
perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama
dalam proses belajar-siswa dan isi pelajaran. Disamping itu mediator dapat
pula mencerinkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang
melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan yang
canggih, dapat disebut media. Ringkasnya media adalah alat yang
menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.
Big Media Little Media: Tools and Technologies for Instruction (1977)
dari Wilbur Schramm. Schramm membedakan media besar yaitu yang
komplek dan mahal, dan media kecil yang sederhana dan biaya relatif
murah. Pembedaan itu bukanlah suatu dikotomi melainkan suatu skala
kelanjutan (continous scale). “big media’ mempunyai day atarik yang lebih
besar terutama bagi non-pendidik (1977: 6).
Dalam bukunya itu Schramm mengkaji informasi yang ada
mengenai pemilihan media untuk keperluan pembelajaran. Dia berusaha
membuat generalisaasi dan teori yang berhubungan dengan pemilihan
media.
Penggunaan media pembelajaran sebagai suplemen pengajaran
dikelas akan efektif dan lebih mudah diterima oleh guru kelas dan siswa.
Kode Iconic (gambar, diagram, dan lain-lain) sangat efektif untuk menarik
dalam presentasi stimulus utama, dan dalam mendorong terjadinya transfer
dari pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari ke hal-hal baru.
System simbolik digital pada media sangat berguna untuk
peristiwa-peristiwa belajar dan dalam mempelajari keterampilan intelektual dasar.
Bila dokombinasikan dengan symbol iconic, dapat melaksanakan hampir
seluruh apa yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran.
LCD (Liquid Crystal Display) adalah monitor layar datar. Layar
LCD memanfaatkan dua keeping bahan yang terpolarisasi dengan ditambah
cairan kristal diantara diantara kepingan tersebut. Sinyal listrik yang
dileawtkan melalui cairan kristal tersebut akan membuat kristal yang ada di
dalamnya mencegat cahaya yang lewat. Oleh karena itu tampilan LCD
biasanya citra yang berwarna-warna. (Abdul Kadir, 2005:156).
I.5.2 Teknologi
Oleh karena alat-alat komunikasi sudah sedemikian majunya, tidak
sepantasnya kalau penyampaian pengajaran, penerangan dan penyuluhan
masih dilakukan secara verbalitas atau dengan kata-kata belaka.
Pangajaran/pendidikan harus sejalan dengan kemajuan cara manusia
berkomunikasi. Oleh karena itu kita berkewajiban untuk mengerahkan
segala cara dan daya untuk menggunakan semua alat yang ada untuk
membuat pengajaran/pendidikan menjadi lebih efektif. Alat-alat itu adalah
Media instruksional/media pembelajaran termasuk salah satu media
komunikasi interaktif , karena dapat menimbulkan efek komunikasi dua
arah. Pesan atau materi yang disampaikan oleh dosen menggunakan media
pembelajaran dapat menimbulkan efek bagi mahasiswa, dari pesan itu
menimbulkan pengertian, pemahaman, sampai pada diskusi sehingga
kegiatan belajar-mengajar menjadi efektif.
1.5.3 Komunikasi Efektif
Komunikasi berarti mempresentasikan suatu subjek atau materi
kepada suatu khalayak denagn suatu cara yang abik, denagn maksud untuk
menyampaikan pengetahuan atau mengembangkan pemahaman dikalangan
khalauk tersebut.
Suatu komunikasi dianggap efektif atau berhasil, jika hamper seluruh
khalayak yang dilibatkan dapat emnunjukkan pemahaman mereka tentang
subjek yang disampaikan.
Komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa
yang dimaksudkannya. Sebenarnya ini adalah salah satu ukuran bagi
efefktivitas komunikasi. Secara umum, komunikasi dinilai efektif bila
rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksud oleh pengirim atau
sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami
1.5.3.1 Kredibilitas Komunikator
Sebagai komponen dari peristiwa komunikasi yang berlangsung
tatkala menjalankan tugasnya, seorang pendidik, pengajar dan penyuluh
adalah sumber atau komunikator. Karena kedudukan dan fungsi
komunikator dalam upaya menciptakan efektivitas dalam proses
komunikasi adalah sangat penting karena terletak efektif tidaknya pesan
yang disampaikan.
Seorang guru atau pendidik harus mampu menjadi komunikator yang
baik agar mahasiswa atau komunikannya dapat mengerti apa yang
disampaikannya. Komunikator yang baik dan efektif hendaknya memiliki
kredibilitas atau penilaian yang baik dimata khalayaknya. Ada beberapa
cara membangun kredibilitas (Rakhmat 200:74) yaitu:
1. Otoritas yaitu keahlian atau kemampuan dibidangnya
2. Goodsense dengan menghindari ketidakjujuran, julukan-julukan tertentu
dan sebagainya.
3. Good Will dengan berbicara tentang kepentingan khalayak
4. Good Character dengan penampilan serta kata-kata yang sopan dan
ramah.
5. Dinamis, jika bebricara serius, ekspresikan dengan suara serius, demikian
pula dengan gembira tunjukan dengan semangat.
1. Similarity, kesamaan demografik seperti bahasa, suku, agama dan sebagainya.
2. Familiarity, komunikator dikenal baik.
3. Liking, komunikator disukai atau diidolakan oleh khalayaknya.
4. Physic, bentuk dan tampilan fisiknya sempurna (Cangara, 1998:98).
1.5.3.2 Media Yang Efektif
Media diperlukan apabila kita ingin hal-hal yang kita sampaikan itu
tidak segera hilang dari ingatan para khalayak begitu kegiatan
belajar-mengajar selesai dilakukan. Untuk itu selain media cetakan yang bisa setiap
saat dibaca atau diulang-ulang, perlu juga media yang bersifat audio visual.
Namun untuk itu perlu dilakukan pemilihan media apa yang akan dipakai.
1.5.3.4 Pesan Yang Efektif
Menurut Wilbur Schramm (Effendy 1992:37) agar proses
komunikasi berjalan secara efektif, maka komunikasi harus memperhatikan
kondisi-kondisi yaitu:
a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga
menarik perhatian komunikan.
b. Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang tertuju kepada
pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan sehingga
sama-sama mengerti
Pesan harus layak sebagai situasi kelompok dimana komunikan
berada untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
Pengemasan pesan juga sangat menentukan berhasil tidaknya suatu
komunikasi. Pesan yang dikemas sedemikina rupa akan lebih mudah
diserap dan dimengerti sehingga tujuan komunikasi tepat mengenai sasaran.
Penyampain pesan merupakan tahapan atau unsure yang sangat
penting dalam menyampaiakan suatu materi atau pelajaran bagi anak didik.
I.6 Kerangka Konsep.
Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian
yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang
dicapai dan dapat mengantarkan peneliti pada rumusan hipotesa
(Nawawi,1995:40).
Konsep adalah penggambaran yang sangat tepat fenomena yang
hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu,
yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun,1995:57).
Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam
menguraikan rumusan hipotesis, yang merupakan jawaban sementara dari
masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara
empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi
Media instruksional merupakan media komunikasi yang digunakan
dalam bidang pendidikan. Media instruksional dapat membuat komunikasi
menjadi lebih efektif.
Media instruksional dapat menyampaikan pengertian, pemahaman,
atau informasi dengan cara yang lebih konkrit atau lebih nyata daripada
yang dapat disampaikan dengan kata-kata yang diucapkan atau dicetak atau
ditulis. Oleh karena itu alat-alat yang terdapat dalam media instruksional
membuat suatu pengertian informasi menjadi lebih berarti. Kita lebih
mudah dan lebih cepat belajar dengan melihat alat-alat sensori seperti
gambar, bagan, contoh barang, model. Kata-kata yang diucapakan ditulis
atau dicetak penuh dengan bhaya verbalisme, artinya penggunaan kata-kata
kadang tidak dapat dimengerti dengan jelas. Hasilnya keragu-raguan.
Menurut beberapa faktor dalam filsafat dan sejarah pendidikan, apa
yang kita ketahui, tapatnya pengetahuan disalurkan ke otak melaui satu
indera atau lebih. Banyak ahli berpendapat, bahwa 75% dari pengetahuan
manusia sampai ke otaknya melalui mata. Maka dengan melihat sekaligus
mendengar, orang dapat menerima pelajaran dengan lebih mudah dan lebih
cepat mengerti tentang apa yang dimaksud oleh yang memberi pelajaran.
Keragu-raguan atau salah pengertian dapat dihindarkan secara efektif.
Alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh
berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat
bantu yang disebut media komunikasi atau media instruksional.
Kerangka Konsep
Sarana/ Media Sarana/Media
Media Instruksional Media Instruksional
Gambar 1 Kerangka Konsep
I. 7 Model Teoritis
Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep
akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:
Variabel Terikat (Y) Efektivitas Komunikasi dam
l j j Pesan
(Materi/Pelajaran
Komunikan (Mahasiswa) Komunikator
(Dosen/Pengajar)
Decoding Encoding
Variabel Bebas (X) Pengaruh Penggunaan
LCD proyektor
Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden
I.8 OperasionalVariabel
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah
dijelaskan diatas, maka untuk lebih memudahkan operasionalisasi dalam
memecahkan masalah perlu dibuat operasionalisasi variable. Adapun
[image:30.595.140.475.292.731.2]operasionalisasi variable dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel I.2
Operasionalisasi Variabel
VARIABEL TEORITIS VARIABEL OPERASIONAL Penggunaan LCD 1. Frekuensi
penggunaan
2. Penyajian isi materi 3. kejelasan isi materi Efektivitas Komunikasi 1. Kredibilitas
Komunikator a. kemampuan b. tingkah laku c. disukai 2. Media
a. Ketepatan media b.Menarik atau tidak menarik 3.Pesan Kognisi a. Pengertian b. Pemahaman c. Pengertian Afeksi
Karakteristik 1. Jurusan 2. Angkatan 3. Usia
I.9 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana caranya mengukur suatu variable. Definisi operasional adalah
informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin
menggunakan variable yang sama. Definisi operasional dalam penelitian ini
adalah:
1. Penggunaan LCD antara lain:
a. Frekuensi penggunaan : menyangkut berapa kali sehari LCD
Proyektor digunakan untuk pembelajaran.
b. Penyajian materi : cara mengemas informasi/materi kuliah.
c. Kejelasan informasi apakah informasi yang disampaikan apakah
jelas atau tidak jelas bagi mahasiswa.
2. Efektivitas komunikasi dalam belajar mengajar antara lain:
a. Kredibilitas Komunikator
a.1 Kemampuan yaitu dimana seorang komunikator harus menguasai
topik yang disampaikannya.
a.2 Tingkah laku yaitu faktor dimana seorang komunikator harus
mampu berprilaku baik, terutama saat sedang mengajar atau
a.3 Disukai atau Tidak Disukai apakah komunikator adalah orang
yang disukai atau tidak disukai oleh komunikannya.
b. Media
b.1 Ketepatan Media apakah LCD proyektor adalah Media belajar
yang tepat bagi mahasiswa
b.2 Menarik atau Tidak Menarik adalah Bagaimana tanggapan
mahasiswa tentang materi yang disampaikan menggunakan
LCD proyektor.
c. Pesan
c.1komponen kognisi
c.1.1 Perhatian adalah perhatian responden terhadap semua
matakuliah yang disajikan menggunakan LCD.
c.1.2 Pemahaman adalah sejauhmana mahasiswa mengerti tentang
suatu mata kuliah yang disajikan.
c.1.3 Pengertian adalah apakah mahasiswa mengerti apa yang
disampaikan oleh penyaji atau dosen.
c.2komponen afeksi
c.2.1 Sikap tertarik atau tidak tertarik responden terhadap materi
yang disajikan menggunakan LCD.
c.3komponen konasi
c.3.2 Minat mengikuti perkuliahan
c.3.3 Kecenderungan untuk aktif dalam berdiskusi
d. Kualitas adalah apakah mutu hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan media instruksional lebih baik dibandingkan mahasiswa yang tidak menggunakan media instruksional.
e. Kreativitas apakah ada teknologi lain yang lebih bagus akan
diciptakan oleh mahasiswa tersebut.
3. karakteristik responden
a. Jurusan, apakah Manajemen Informatika atau Teknik Informatika
b. Angkatan: 2004, 2005 dan 20006
c. Usia : usia dari responden
I.10 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan dugaan atau terkaan
tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya yang
mungkin benar dan mungkin juga salah. Hipotesis yang diajukan pada
penelitian ini adalah:
Ha: Terdapat hubungan antara penggunaan LCD Proyektor terhadaap
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Media
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berartitengah, perantara atau pengantar. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Pengertian lain dikemukakan oleh para ahli yang sebagian
diantaranya kan diberikan berikut ini AECT (Assosiation of Education and
Communication Technology,1977) memberi batasan media sebagai segala
bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi. Disamping sebagai penyampai atau pengantar, media yang
sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming(1987:234) adalah
penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan
mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau
perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama
dalam proses belajar-siswa dan isi pelajaran. Disamping itu mediator dapat
pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang
melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan yang
canggih, dapat disebut media. Ringkasnya media adalah alat yang
Acapkali media pendidikan digunakan secara bergantian dengan
istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh
Hamalik (1986) dimana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan
berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat
bantu yang disebut media komunikasi. Sementara itu Gagne dan Briggs
(1975) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat
yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajran,
yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video, kamera, video
recorder, film slide, foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Dengan
kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Nation Education Association
memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi yang
tercetak maupun audio visual dan peralatannya, dengan demikian media
dapat dimanifilasi, dilihat, didengar dan dibaca. Media instruksional adalah
segala jenis sarana pendidikan yang digunakn sebagi perantara dalam
proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pencapaian tujuan instruksional, yang mencakup media grafis (alat
penampil, peta, globe dan sebagainya), dan peralatan fisik (buku, film,
video tape, slide, guru, dan prilaku non verbal). Jadi, apabila media itu
membawa pesan instruksional atau mengandung maksud pengajaran atau
III.2 Teknologi Komunikasi
Ada empat era komunikasi manusia yang sangat penting
(communication technology, Everett M Rogers ) yaitu:
3.2.1.Menulis
Empat ribu tahun yang lalu menulis merupakan metode terbesar dari
media komunikasi. Kira-kira abad ke 4 SM ditemukan tulisan di Sumeria,
hingga ditemukannya Gutenberg (Injil) tahun 1456 SM yang merupakan
hasil kerja Aristoteles atau Virgil. Tulisan tangan dapat ditemukan di
katolik Monasteres yang ditulis oleh para penulis disana. Needles
mengatakan sampai zaman Renaisans, rata-rata individu mempunyai
kepandaian membaca dan menulis yang rendah.
3.2.2. Penerbitan
Penerbitan pertama kali dikenal dengan “tulisan buatan” (sebagai
lawan dari “tulisan alami”) pengertian yang sama pada waktu itu “
kepandaian atau kecerdasan buatan”. Teknologi penerbitan sebenarnya
berasal dari China, dengan ditemukannya pembuatan kertas dari tekstil
tahun 1000 SM. Tipe bergerak kemudian ditemukan oleh Pi Sheng sekitar
tahun 1041. Penemuan ini kemudian berkembang dan meluas kewilayah
eropa.
Dampak dari teknologi percetakan berangsur-angsur meluas
teknik pencetakan mengalami kemajuan pesat dan komunikasi massa terus
berkembang. Media massa harian Benyamin menerbitkan New York Sun
dengan motto “ cahaya untuk semua”. Kemudian era “ Penny Pers” surat
kabar yang ditujukan untuk masyarakat Amerika.
3.2.3. Telekomunikasi.
Tele-komunikasi berakar dari dua kata yang berarti komunikasi dan
jarak jauh. Teknologi telekomunikasi dimulai pada pertengahan tahun 1800
SM yang memerlukan kepandaian membaca dan menulis.
Beberapa teknologi telekomunikasi yang penting radio, film, televisi,
telepon dan telegraf. Teknologi komunikasi pertama kali ditemukan 24 Mei
1844, ketika Samuel Morse penemu telegraf mengirim pesan untuk pertama
kali.
Jadi telekomunikasi berarti hubungan antar manusia dari jarak jauh
dengan menggunakan alat-alat tertentu, seperti : telepon, televisi, telegraf,
dan sebagainya.
3.2.4 Interkatif komunikasi
Zaman sekarang orang-orang dapat melakukan komunikasi dua arah,
hal ini membuat kemungkinan digunakaannya komputer. Jadi patut
dikatakan sebagai awal kelahiran komputer interaktif, tahun 1946 ketika
ENIAC ditemukan di Philadelpia. Tapi, tiga puluh tahun kemudian melalui
sebuah tipe komputer yang ada di rumah tangga, bisnis, dan
sekolah-sekolah. Pada tahun 1980 hanya sebagian individu yang dapat mengakses
komputer, hanya bagi mereka yang merasa komunikasi mempunyai arti
yang penting.
Media komunikasi terbaru saat ini adalah:
a. Mikro computer
b. Telekonferen
c. Tele text
d. Video text
e. Televisi kabel interaktif , dan
f. Komunikasi satelit
Dengan diorbitkannya satelit komunikasi Amerika Serikat yang
bernama Telstar pada 1962 terciptalah suatu sistem komunikasi antar benua
tanpa kawat untuk suara dan rupa sekaligus. Dan dengan adanya satelit
Palapa yang mengorbit diangkasa Indonesia sejak tahun 1976, percakapan
antar pulau dapat dilakukan tanpa kawat. Begitu pula siaran televisi dapat
diatangkap diseluruh kepulauan Indonesia.
Oleh karena alat-alat komunikasi sudah sedemikian majunya, tidak
sepantasnya kalau penyampaian pengajaran, penerangan dan penyuluhan
masih dilakukan secara verbalitas atau dengan kata-kata belaka.
Pangajaran/pendidikan harus sejalan dengan kemajuan cara manusia
segala cara dan daya untuk menggunakan semua alat yang ada untuk
membuat pengajaran/pendidikan menjadi lebih efektif. Alat-alat itu adalah
Media Instruksional Pendidikan.
Pemanfaatan teknologi, yaitu penggunaan media dalam penyampaian
informasi pendidikan atau pengembangan program- program pendidikan
contohnya: LCD (Liquid Crystal Display), VOD (Video on Demand), Video
and Computer Conference, Internet TV dan lain-lain.
Media instruksional/media pembelajaran termasuk salah satu media
komunikasi interaktif , karena dapat menimbulkan efek komunikasi dua
arah. Pesan atau materi yang disampaikan oleh dosen menggunakan media
pembelajaran dapat menimbulkan efek bagi mahasiswa, dari pesan itu
menimbulkan pengertian, pemahaman, sampai pada diskusi sehingga
kegiatan belajar-mengajar menjadi efektif.
Wilbur Schramm barang kali merupakan ahli komunikasi yang
paling vocal dalam usahanya mengaplikasikan teori, model, dan hasil-hasil
penelitian tentang medi akedalam bidang pendidikan, yang tidak lain adalah
garapan teknologi pendidikan. Buku Schramm yang terkenal adalah Big
Media Little Media: Tools and Technologies for Instruction (1977). Sesuai
dengan judul buku tersebut Schramm membedakan media besar yaitu yang
komplek dan mahal, dan media kecil yang sederhana dan biaya relative
murah. Pembedaan itu bukanlah suatu dikotomi melainkan suatu skala
besar terutama baginon-pendidik (1977: 6). Dalam bukunya itu Schramm
mengkaji informasi yang ada mengenai pemilihan media untuk keperluan
pembelajaran. Dia berusaha membuat generalisaasi dan teori yang
berhubungan dengan pemilihan media berdasarkan hasil-hasil eksperimen,
bukti-bukti pedalogis, bukti-bukti ekonomis, serta bukti-bukti dari
lapangan.
Beberapa kesimpulan Schramm adalah sebagai berikut:
a. Orang dapat belajar dari media, namun hasil eksperimen belum cukup
memberi petunjuk tentang media apa yang paling efektif untuk
terjadinya belajar dalam situasi tertentu.
b. Penentuan media yang sebaiknya merupakan resultante dari analisa
tugas belajar, analisis media sendiri, dan analisis pembedaan individual
diantara para pembelajar.
c. Sistem simbolik digital pada media sangat berguna untuk
peristiwa-peristiwa belajar dan dalam mempelajari keterampilan intelektual dasar.
Bila dokombinasikan dengan symbol iconic, dapat melaksanakan hampir
seluruh apa yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran.
d. Kode iconic (gambar, diagram, dan lain-lain) sangat efektif untuk
menarik minat, mengingat kembali unsure yang telah tersimpan dalam
Penggunaan media pembelajaran sebagai suplemen pengajaran dikelas
akan efektif dan lebih mudah diterima oleh guru kelas dan siswa.
Menurut Drs. Djoko Kartodiharjo MPA dalam buku Rhetorica
(suatu usaha pendekatan ilmiah). Media dapat dibagi menjadi tiga
golongan yaitu:
a. penggolongan pertama terdiri atas alat-alat primair dan alat-alat Bantu.
Alat-alat primair meliputi bahsa yang terucap, tertulis, bahasa isyarat,
tanda-tanda dan sebagainya. Alat Bantu adalah media komunikasi
diluar selain bahasa.
b. Penggolongan kedua menggunakan kriteria “ indera manusia”
komunikasi merangsang sasarannya. Penggolongan ini antaralain:
1. alat-alat yang bersifat visual saperti bahasa tertulis, terlukis.
2. alat-alat yang bersifat audio seperti suara, bunyi, dan sebagainya.
3. alat audio-visual seperti film, televisi, pertunjukan, dan
sebagainya
c. Penggolongan yang ketiga terletak pada sifat-sifat teknis dari studi
III.3 Komunikasi Efektif
Komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa
yang dimaksudkannya. Sebenarnya ini adalah salah satu ukuran bagi
efefktivitas komunikasi. Secara umum, komunikasi dinilai efektif bila
rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksud oleh pengirim atau
sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami
oleh penerima.
Didalam mengkomunikasikan informasi perlu diketahui sumber
informasi manakah yang paling efektif dalam memberikan informasi dan
mempengaruhi. Penggunaan saluran informasi yang tepat akan
mempengaruhi terhadap kecepatan adopsi. Menurut Hanafi (1987:157)
kecepatan adopsi adalah tingkat kecepatan penerimaan inovasi oleh anggota
sistem sosial. Kecepatan ini dapat diukur dengan jalan penerima yang
mengadopsi dalam periode tertentu.
III.4 Kredibilitas Komunikator.
Mengingat uraian tentang proses komunikasi dibagian terdahulu.
Sebagai komponen dari peristiwa komunikasi yang berlangsung tatkala
menjalankan tugasnya, seorang pendidik, pengajar dan penyuluh adalah
sumber atau komunikator. Pada posisi tersebut, pada didrinya berlaku
syarat yang menentukan berhasil atau tidaknya komunikasi yang dimaksud;
penyuluh dimata khalayaknya. Keadaan dipercaya oleh khalayak itulah
yang dimakdsud dengan kredibilitas (credibility).
Arti kredibilitas disini adalah keahlian (expertise)yakni kemampuan
memahami permasalahan yang dikemukakan, secara benar, dan kejujuran,
yakni motivasi untuk mengkomunikasikan masalah yang disampaikan,
tanpa dipengaruhi oleh suatu keberpihakan (bias).
Menurut Rogers dan Shoemakaer (1971), kredibilitas merupakan
tingkat dimana suatu sumber atau saluran komunikasi dipersepsikan oleh
khalayaknya sebagai seorang terpercaya (trustworthy) dan berkompeten.
Komunikator yang baik hendaknya memiliki kredibilitas/kepercayaan yang
baik dimata khalayaknya. Kredibilitas adalah seperangkat persepsi
komunikan tentang sifat-sifat komunikator, karena itu kredibilitas tidak
melekat pada seseorang (Rakhmat, 2000,252).
Ada tiga macam kredibilitas didlihat dari bentuknya
1. Initial credibility: kredibilitas yang diperoleh komunikator sebelum
proses komunikasi berlangsung.
2. Derived credibility: kredibilitas yang diperoleh pada saat komunikasi
berlangsung, sperti tepuk tangan peonton atau khalayak.
3. Terminal credibility : kredibilitas yang diperoleh setelah pendengar
mengikuti ulasan atau pesan yang disampaikannya (Cangara, 1998;97)
Dari studi eksperimental komunikasI dilaboratrory, dikemukakan
persepsinya mengenai kredibilitas sumber ataupun saluran dari suatu pesan.
Jika seseorang mempunyai persepsi bahwa komunikatornya memiliki
kredibilitas yang relatif tinggi dari yang lain, maka ia akan menerima
pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator yang bersangkutan.
Selain itu untuk memperoleh kepercayaan sebesar-besarnya,
komunikator bukan saja harus mempunyai keahlian mengetahui kebenaran,
tapi juga cukup objektif dalam memotivasikan apa yang diketahuinya.
Seorang guru atau pendidik berbicara dalam suatu pengajaran harus
menciptakan suasana yang efektif. Seorang guru harus berusaha agar
kegiatan belajar mengajar dapat berjalaan dengan lancar, sehingga dapat
dinikmati dan memberi kesenganan bagi siswa atau mahasiswanya. Dengan
demikian karena suksesnya pendidikan ada ditangan guru atau pendidik.
Salah satu yang dapat diperhatkan dengan baik adalah bagaimana dia dapat
mendorong siswa atau mahasiswa tersebut berpartisipasi dalam kegiatan
belajar mengajar. Sebagai salah satu bentuk kegiatan komunikasi, guru
harus memiliki stratergi untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Karena kedudukan dan fungsi komunikator dalam upaya
menciptakan efektivitas dalam proses komunikasi adalah sangat penting
karena terletak efektif tidaknya pesan yang disampaikan. Komunikasi yang
efektif adalah komunikais yang dipersiapkan. Persiapan yang dimaksud
harus mengenal khalayak, menyusun pesan dan memilih media yang cocok
dengan kondisi khalayak tersebut.
III. 4 Media Yang Efektif
Apakah perlu menggunakan media dalam pendidikan? pertanyaan ini
dapat dijawab dengan melihat apa saja kegunaan media. Pertama media
dapat menyampaikan atau menyajikan hal-hal yang sepenuhnya tidak dapat
diketengahkan dengan berbicara. Media dapat menyampaikan hal-hal yang
berbentuk visual atau gambaran, selain itu ada pula hal-hal yang berbentuk
audio yang diperlukan untuk memperkuat penjelasan tentang sesuatu hal,
yang hanya dapat disampaikan dengan media, karena tidak dapat ditirukan
oleh pengajar.
Media diperlukan apabila kita ingin hal-hal yang kita sampaikan itu
tidak segera hilang dari ingatan para khalayak begitu kegiatan
belajar-mengajar selesai dilakukan. Untuk itu selain media cetakan yang bisa setiap
saat dibaca atau diulang-ulang, perlu juga media yang bersifat audio visual.
Namun untuk itu perlu dilakukan pemilihan media apa yang akan dipakai.
III.5 Pesan Yang Efektif
Menurut Wilbur Schramm (Effendy 1992:37) agar proses
komunikasi berjalan secara efektif, maka komunikasi harus memperhatikan
a Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga
menarik perhatian komunikan.
b. Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang tertuju kepada
pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan sehingga
sama-sama mengerti
c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan.
d. Pesan harus layak sebagai situasi kelompok dimana komunikan
berada untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
Dari pesan yang disampaikan oleh komunikator tentu menimbulkan
efek/dampak pada diri komunikan.
Menurut Efendy (1992:7) dampak tersebut diklasifikasikan menjadi 3
yaitu:
a. Kognitif adalah efek yang timbul pada komunikan yang
menyebabkan dia menjadi tahu/meningkatkan intelektualitasnya.
Disini pesan disampaikan komunikator ditujukan pada pikiran si
komunikan.
b. Afektif adalah tujuan komunikator bukan hanya supaya komunikan
tahu, tapi tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu
c. Behavioral adalah dampak yang timbul dalam bentuk prilaku,
Menurut Siahaan (1990:62) cara penyampaian informasi yang tepat
yaitu:
a. Pesan itu harus cukup jelas, bahasa mudah dipahami dan tidak
berbelit-belit.
b. Pesan mengandung kebenaran.
c. Pesan ringkas (conscise) ringkas, dan padat serta disusun dnegan
kalimat yang pendek, to the point tanpa mengurangi arti
sesungguhnya.
d. Pesan mencakup keseluruhan (comprehensive) ruang lingkup pesan
mencakup bagian-bagian yang penting dan patut diketahui
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III. 1 Deskripsi Lokasi Penelitian
III. 1.1 Sejarah Singkat AMIK MBP Medan
Akademi Manajemen Informatika Komputer Medan Business
Polytechnic (AMIK MBP) didirikan pada tahun 1999, sebagai salah satu
lembaga pendidikan tinggi. Saat ini AMIK MBP mengelola 2 (dua)
Program Diploma yaitu:
Program III
Program I
Program Diploma III memiliki 2 program studi yaitu Manajemen
Informatika dan Teknik Informatika. Sedangkan Program Diploma I hanya
memiliki satu program study yaitu Manajemen Informatika.
Program studi Manajemen dan Teknik Informatika diselenggarakan
sesuai dengan keputusan Mendikbud No. 149/D/O/1999 bertanggal 6
Agustus 1999 tentang pendirian Akademi Manajemen Informatika
Komputer Medan Bussiness Polytechnic (AMIK MBP) di Medan dengan
status terdaftar. Perkembangan AMIK MBP sangat menggembirakan pada
atahun 2005. Meskipun relatif muda atau baru berdiri tetapi kedua jurusan
telah terakreditasi dari BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan
BAN-PT sebagai tim independen telah melakukan penilaian secara
objektif sesuai dengan kondisi yang dimiliki oleh AMIK MBP. Prestasi
gemilang tersebut dicapai karena AMIK MBP memiliki fasilitas yang
lengkap dan manajemen yang baik.
III.1.2 Struktur Organisasi AMIK MBP Medan
YAYASAN MBP Staf Ahli Yayasan Sekretaris Yayasan SENAT AMIK MBP DEWAN
PENYANTUN DIREKTUR
PUDIR I PUDIR II PUDIR III
[image:49.595.81.538.247.703.2]BAAK BAUK
Gambar 3 Struktur Organisasi
Sumber. Profil Akademi Manajemen Informatika Komputer Medan Bussines Polytechnic (AMIK
MBP) Medan 2007.
UPT PERPUSTAKAAN UPT PUSKOM UPT PUSAT BAHASA UPT KOPERASI Urusan Akademik Urusan Kemahasiswaan Urusan Perencanaan Urusan Umum dan Keuangan Urusan Kepegawaian KELOMPOK DOSEN
III.1.3 Visi, Misi dan Tujuan AMIK MBP Medan
Visi
Menjadi Lembaga Pendidikan Terbaik pada bidang Informatika
Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan vokasi bidang informatika berbasis
teknologi pembelajaran modern melalui sistematika perkuliahan
yang dapat mendorong pengembangan potensi mahasiswa secara
optimal.
2. Melakukan penelitian dasar dan terapan bidang informatika untuk
menunjang rencana pengembangan materi pendidikan dan
pengabdian kepada masyarakat.
3. Membina hubungan kerjasama dengan pelaku usaha dalam upaya
pembaharuan kurikulum guna meningkatkan keahlian dan
keterampilan lulusan yang dapat didarmabaktikan kepada
masyarakat.
4. Mengupayakan kemandidrian dalam pelaksanaan Tri Darma
Perguruan Tinggi melalui pengembangan kelambagaan dan
manajemen modern yang berorientasi pada mutu dan kemampuan
Tujuan
1. Menghasilkan lulusan berkualitas yang mampu mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi bidang informatika serta dapat
bersaing ke tingkat nasional maupun internasional berdasarkan
moral agama.
2. Menghasilkan pemikiran inovatif, yang mendorong pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi bidang informatika dalam skala
nasional dan internasional.
3. Mewujudkan kurikulum yang searah dengan perkembangan
kebutuhan lingkungan strategis, guna memberdayakan masyarakat
agar mampu memecahkan masalahnya secara mandiri dan
berkelanjutan.
4. mewujudkan kemandirian pelaksanaan Tri Darma Perguruan tinggi
yang adaptif, kreatif, dan pro aktif terhadap tuntutan perkembangan
lingkungan strategis.
III.2 Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari
manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai, peristiwa, sikap
hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek penelitian ini dapat menjadi
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh mahasiswa AMIK
MBP Medan baik Diploma III maupun Diploma I dari tahun ajaran 2005,
2006 dan 2007.
Berdasarkan hasil pra penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti,
jumlah mahasiswa AMIK MBP Medan adalah sebanyak 1743 siswa dan
[image:52.595.120.519.368.553.2]yang layak jadi objek penelitian sebanyak 174 responden.
Tabel III. 1
Jumlah Mahasiswa AMIK MBP Medan Program
Pendidikan
Tahun Manajemen
Informatika
Teknik
Informatika
Jumlah
Siswa
Diploma III 2005 327 siswa 70 siswa 397 siswa
2006 419 siswa 88 siswa 517 siswa
2007 397siswa 154 siswa 551 siswa
Diploma I 2007 198 siswa ________ 198 siswa
(SUMBER : BAGIAN ADMINISTRASI AMIK MBP MEDAN)
b. Sampel
Pada dasarnya, sample merupakan bagian dari populasi yang
memperoleh perlakuan penelitian yang secara keseluruhan mempunyai sifat
representatif dari populasi, khususnya dalam hal pendataaan
(Bulaeng,2004:156)
Menurut Arikunto (2002:112) jika populasi kurang dari 100, lebih
baik diambil semua. Namun jika populasinya diatas 100, dapat diambil
10-15% atau 20-25%. Berdasarkan data populasi yang ada, maka jumlah
sampel penelitian ini adalah 10% x 1643= 164,3 = 164 orang mahasiswa
AMIK MBP Medan.
Sedangkan untuk menentukan responden yang berhak dijadikan
sampel digunakan teknik Stratified Proporsional Random Sampling.
Penggunaan teknik ini memungkinkan untuk memberi peluang kepada
populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel (Rakhmat,
2004:79) dengan rumus
N=
Keterangan : n1 =jumlah jiwa
n= jumlah sampel
N=populasi
Berdasarkan rumus diatas maka dapat dihitung sampel yang terpilih
Tabel III.2 Teknik Penarikan Sampel Program Studi/Tahu n Manajemen Informatika Total Teknik Informatika Total Jumlah
DIII / 2005 327 x 164
1643
33 70 X 164
1643
7 40
DIII/2006 419 x 164
1643
42 88 x 164
1643
9 51
DIII/2007 392 x 164
1643
39 154 x 164
1643
15 54
DI/2007 193 x 164
1643
19 ___________ _____ 19
174
III.3 Teknik Penarikan Sampel
Penarikan sampel pada penelitian ini adalah dengan teknik
Purposive Sampling dimana sampel yang digunakan disesuaikan dengan
kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian
(Nawawi, 1995:157).
[image:54.595.114.513.114.502.2]III.4 Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode
korelasional yaitu metode yang berusaha untuk meneliti sejauhman variasi
pada satu faktor berkaitan dengan variasi faktor lain (Rakhmat, 2004:27)
Yaitu pengaruh penggunaan LCD terhadap Efektivitas
Komunikasi dalam proses Pembelajaran.
III.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua teknik
pengumpulan data, yaitu:
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yaitu dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui
literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.
Dalam hal ini penelitian kepustaan dilakukan melalui buku-buku, seperti
buku mengenai komunikasi, media pendidikan dan pengajran, teknologi
pendidikan, media audio visual, metodologi penelitian yang dapat
memberikan arahan dalam melaksanakan penelitian ini.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu pengumpulan data yang meliputi kegiatan survey dilokasi
Kuisioner, yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan
tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh para responden.
Dalam hal ini peneliti akan menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa
AMIK MBP Medan.
III.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan
(Singarimbun,1995:263). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan
dianalisis dalam beberapa tahap analisa yaitu:
a. Analisis Table Tunggal
Merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan
variable penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar
frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data
yang terdiri dari dua kolom yaitu sejumlah frekuensi dan presentasi untuk
setiap kategori (Singarimbun,1995:266).
b. Analisis Tabel Silang
Teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi
variabel yang satu memiliki hubungan dengan variable lainnya, sehingga
dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif
(Singarimbun,1995:273).
c. Uji Hipotesa
Uji hipotesa adalah adalah pengujian data statistik untuk mengetahui
data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji
hubungan antara kedua variable yang dikorelasikan digunakan rumus
koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order Correlation Coeficient) oleh
Spearman. Spearman Rho Koefisien digunakan untuk menghitung dua
variabel dimana data dibuat dalam rangking. Rumus untuk koefisisen
korelasinya adalah:
Keterangan: rho xy : Koefisien Korelasi Tata Jenjang
N : Jumlah Sampel
D : Beda antar jenjang tiap sampel
1-6 : Bilangan konstan
Spearman rho koefisien untuk menganalisa data untuk melihat
hubungan antara variable yang sebenarnya dengan skala ordinal.
Jika rho xy < 0, maka hipotesis ditolak
Jika rho xy > 0, maka hipotesis diterima
Untuk menguji signifikasi korelasi untuk N . 10 digunakan rumus t
Keterangan: t : Nilaithitung
R/rho xy : Nilai Koefisien Korelasi
N : Jumlah sampel
Jika t hitung. t tabel, maka hubungan signifikan
Jika t hitung, t tabel, maka hubungan tidak signifikan.
Selanjutkan untuk melihat tinggi rendahnya koefisien korelasi
digunakan Skala Guilford (Rakhmat,2004:29)
< 0,20 : Hubungan rendah sekali, lemah sekali
0,20 – 0,40 : Hubungan rendah tapi pasti
0,41-0,70 : Hubungan yang cukup berarti
0,71-0,90 : Hubungan yang tinggi, kuat
> 0,91 : Hubungan sangat tinggi
Berdasarkan nilai rho hitung maka dapat diketahui besar
kekuatan prediksi dari penelitian yang disebut Uji Determinasi Korelasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN.
IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan.
Tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
IV.1.1 Tahap Persiapan
Sebelum melakaukan penelitian, peneliti terlebih dahulu meminta
surat izin untuk melakukan pra penelitian ( No. 43/J05.1.13/PP/2007) dan
penelitian (No. 1690/J05.1.13/PP/2007). Setelah peneliti mendapatkan surat
izin barulah mengadakan pra penelitian, adapau kegiatan pra penelitian
dimaksudkan untuk meminta data mahasiswa AMIK MBP dari bagian
administrasi AMIK MBP Medan, agar kemudian dapat menentukan sampel
dan membuat kuesioner yang berfungsi untuk membantu pelaksanaan
penelitian sesuai data-data yang diinginkan serta disetujui oleh dosen
pembimbing. Pada waktu penelitian, penelti menyebarkan kuesioner kepada
mahasiswa AMIK MBP Medan berjumlah 174 responden.
IV.1.2 Tahap Pengumpulan Data
Setelah membuat kuesioner, peneliti menyebarkan kuesioner selama
2007. Peneliti menyebarkan kuesioner sebanyak 174 buah yang dibagikan
kepada 174 responden mahasiswa AMIK MBP Medan..
Pada saat menyebarkan kuesioner, peneliti di bombing oleh dosen
AMIK MBP Medan. Dan peneliti juga membantu responden dalam
pengisian data apabila terdapat ketidakjelasan pertanyaan agar data yang
diperoleh lebih akurat.
IV.2.1 Teknik Pengolahan Data
Setelah peneliti berhasil mengumpulkan data-data, maka tahap
selanjutnya adalah pengolahan data temuan. Pengolahan data meliputi
tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Penomoran kuesioner
kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urut penomoran (0-174)
penomoran ini berguna sebagai tanda pengenal.
b. Editing
pada tahap ini peneliti melakukan perbaikan/pembenahan dari jawaban
responden yang meragukan untuk menghindari terjaadinya kesalahan
c. Coding
peneliti memindahkan jawaban-jawaban responden ke dalam kotak-kotak
kode yang telah disediakan dilembar kuesioner dalam bentuk angka
(skor).
d.Inventarisasi
data mentah yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam lembar
Foltron Cobol (FC) sehingga memuat seluruh data dalam satu kesatuan.
e Tabulasi data
pada tahap ini data dari FC dimasukkan ke dalam tabel. Tabel ini terdiri
atas tabulasi tunggal dan tabulasi silang. Sebaran data dalam tabel ini
secara rinci meliputi katergori frekuensi, persentase dan selanjutnya
dianalisa.
f.Pengujian hipotesa,
dalam peneliatian ini digunakan rumus uji korelasi data jenjang dari
IV. 3 Analisa Tabel Tunggal IV.3.1 Karakteristik Responden.
Tabel IV.1 sampai IV.3 memaparkan data karakteristik responden,
dan penganalisaannya meliputi, usia, jurusan dan tahun terdaftar di AMIK
[image:62.595.124.463.325.555.2]MBP Medan.
Tabel IV.1 Usia Responden
No. Usia Responden F %
1 18 tahun 3 1,72
2 19 tahun 21 12,07
3 20 tahun 58 33,33
4 21 tahun 30 17,24
5 22 tahun 13 7,47
6 23 tahun 7 4,02
7 24 tahun 0 0,00
8 25 tahun 2 1,15
Total 174 100,00
Sumber P.1/FC. 4&5
Tabel diatas menunjukkan bahwa usia responden dalam penelitian
ini mulai dari angkatan 2005,2006, dan 2007 berusia antara 18 sampai
dengan 25 tahun, usia responden terbanyak adalah 20 tahun dengan jumlah
berjumlah 30 responden (17,24%), kemudian responden berusia 19 tahun
berjumlah 13 responden (7,47%) berusia 23 tahun berjumlah 7 responden
(4,02%), berusia 18 tahun berjumlah 3 rsponden (1,72%), dan terakhir
paling sedikit berusia 25 tahun berjumlah 2 responden (1,15%).
Variabel usia peneliti masukkan kedalam karakteristik responden
mengingat sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa AMIK MBP
Medan terdiri dari tiga tahun angkatan yang memiliki range usia yang
[image:63.595.155.474.449.546.2]berbeda-beda.
Tabel IV.2 Jurusan
No Jurusan F %
1 Manajemen Informatika 100 57,47
2 Teknik Informatika 74 42,53
Total 174 100
Sumber P.2/FC.6
Berdasarkan tabel IV.2 bahwa reponden terbanyak berasal dari
Manajemen Informatika . Hal ini dikarenakan populasi mahasiswa
Informatika. Yaitu 1386 Manajemen Informatika dan 357 Teknik
[image:64.595.127.496.77.386.2]Informatika.
Tabel IV.3
Tahun Angkatan/Stambuk
No. Tahun Angkatan F %
1 2005 40 22,98
2 2006 51 23,91
3 2007 83 47,70
Total 174 100
Sumber P.3?FC 7
Tabel menunjukkan angkatan tahun 2007 lebih banyak dibandingkan
dengan angkatan tahun lainnya. Yaitu 2007 terdiri dari 83 responden
(47,70%), angkatan 2005 terdiri dari 40 responden, dan angkatan 2006
berjumlah 51 responden (23,91%).
Jumlah angkatan 2007 lebih banyak dibanding angkatan lainnya
IV.3.2 Penggunaan LCD Proyektor
Tabel lV.4
Frekuensi Penggunaan LCD Proyektor
No. Frekuensi Penggunaan F %
1 Tidak Memadai 4 2,30
2 Kurang Memadai 66 37,93
3 Memadai 104 59,77
Total 174 100,00
Sumber P.4/FC.9
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah responden yang
mengatakan bahwa penggunaan LCD proyektor dalam proses pembelajaran
di AMIK MBP Medan telah memadai sebanyak 104 responden (59,77%),
yang menganggap kurang memadai 66 responden (37,93%). Dan
mengatakan tidak memadai sebanyak 4 responden (2,30%).
[image:65.595.155.442.211.329.2]Sumber. P.5/FC.10
Tabel IV.5
Penyajian Materi Menggunakan LCD Proyektor
No. Penyajian Materi F %
1 Tidak Menarik 3 1,72
2 Kurang Menarik 21 12,07
3 Menarik 150 86,21
Total 174 100,00
[image:65.595.146.478.593.733.2]Suatu media pembelajaran mempunyai kemampuan memberikan
rangsangan visual, warna dan gerak. Pelajaran yang dibuat oleh dosen
ditampilkan menggunaan LCD proyektor akan menarik perhatian
mahasiswa sehingga mereka menjadi fokus pada materi yang disampaikan
oleh dosen.
Dari tabel dapat disimpulkan bahwa penyajian materi menggunakan
LCD proyektor yang mengatakan menarik sebanyak 150 responden
(86,21%), mengatakan kurang menarik sebanyak 21 responden (12,07%).
[image:66.595.143.486.489.610.2]Dan responden yang mengatakan tidak menarik (1,72%).
Tabel IV.6 Kejelasan Materi
No. Kejelasan Materi F %
1 Tidak Jelas 4 2,30
2 Kurang Jelas 36 20,69
3 Jelas 134 77,01
Total 174 100
Sumber P.1/FC.10
Karena kejelasan materi berpengaruh terh