• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Pantai Putra Deli Sebagai Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengembangan Pantai Putra Deli Sebagai Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PANTAI PUTRA DELI SEBAGAI DAYA TARIK

WISATA DI KABUPATEN DELI SERDANG

KERTAS KARYA

OLEH

ARIF HARDIYANTO

082204042

PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya

: PENGEMBANGAN PANTAI PUTRA DELI

SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI

KABUPATEN DELI SERDANG

Oleh

: Arif Hardiyanto

NIM

: 082204042

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

NIP. 19511013 197603 1 001

Dr. Syahron Lubis, M.A.

PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA

Ketua,

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGEMBANGAN PANTAI PUTRA DELI SEBAGAI DAYA TARIK

WISATA DI KABUPATEN DELI SERDANG

OLEH

ARIF HARDIYANTO

082204042

Dosen Pembimbing,

Dosen Pembaca,

Drs. Marzaini Manday, MSPD.

(4)

ABSTRAK

Pariwisata adalah sesuatu yang bersifat abstrak, tidak nampak (secara kasat mata) hanya dapat merasakannya, terlebih lagi pariwisata ini sebenarnya suatu konsep yang ingin diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Dunia pariwisata mulai banyak dilirik orang terlebih orang kota yang jenuh dengan rutinitas dan ingin melepaskan kepenatan. Oleh karena itu bermacam-macam pariwisata ditawarkan, salah satunya yang menarik adalah yang mana orang ingin berdekatan dengan alam dan mencari tempat-tempat objek wisata yang ingin melihat keindahan alam dan melihat suatu daya tarik objek wisata tersebut beserta atraksi-atraksi yang ada pada objek wisata tersebut.

Objek wisata Pantai Putra Deli yang berada di Kabupaten Deli Serdang misalnya yang memiliki pasir putih dan hutan mangrove dan berpotensi untuk dikembangkan, namun kurangnya perhatian pemda tingkat II sehingga keberadaannya kurang dikenal oleh masyarakat. Disamping objek wisata Kabupaten Deli Serdang mempunyai letak strategis dalam upaya pengembangan kepariwisataan, misalnya berada pada jalur lintas Trans Sumatera dan upaya pembangunan bandar udara di Kuala Namu yang memungkinkan salah satu faktor penunjang kepariwisataan.

Namun sayangnya Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang kurang memperhatikan daerah yang cukup potensial ini, sehingga pengembangan dunia pariwisata di Kabupaten Deli Serdang tertunda oleh waktu.

(5)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahiim.

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini tepat waktu. Salawat beriring

salam juga penulis ucapkan kepada Nabi Muhamamd SAW karena beliaulah yang

membawa peradaban umat manusia menjadi lebih baik.

Sudah merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa Program Studi Pariwisata

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara untuk menyusun dan menyelesaikan sebuah

kertas karya. Kertas karya ini untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Diploma III

Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul kertas karya ini adalah: “Pengembangan Pantai Putra Deli Sebagai Daya

Tarik Wisata di Kabupaten Deli Serdang”.

Penulis menyadari bahwa kertas karya ini belum sempurna. Hal ini disebabkan oleh

keterbatasan, kemampuan, pengetahuan, dan sumber bacaan yang diperoleh, untuk itu

dengan hati yang terbuka penulis bersedia menerima saran dan keritikan yang sifatnya

membangun dari pembaca guna penyempurnaan kertas karya ini.

Dalam menyelesaikan kertas karya ini, penulis banyak mendapat bantuan,

dorongan, semangat dan motivasi yang penulis terima dari berbagai pihak. Pada

kesempatan ini dengan rasa haru dan bangga penulis menyampaikan rasa terima kasih

kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis M.A., selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas

(6)

2. Ibu Arwina Sufika, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pariwisata Fakultas

Sastra Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Marzaini Manday, MSPD., selaku dosen pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk mengoreksi kertas karya ini.

4. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M.Hum, selaku dosen pembaca yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk membaca serta mengoreksi kertas karya ini.

5. Bapak Solahuddin Nasution, SE, MSP, selaku Koordinator Praktek Jurusan

Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata yang telah dengan sabar

membimbing dan mengarahkan penulis.

6. Tersayang dan tercinta Ayahanda Partiman dan Ibunda Lasmi yang telah banyak

memberikan dorongan moral maupun materil dan kasih sayang yang tiada tara

terhadap penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini tepat

waktu. “Thanks a lot for everything that you have given me”.

7. Abang dan Kakak penulis yang tercinta, Mbak Yeni, Bang Lismayadi, Mbak

Winda, yang memberikan hangatnya kasih sayang dan dukungan kepada

penulis. “Adik akan selalu menyayangi kalian sampai kapan pun”.

8. Sahabat-sahabat terhebat, Ulie, Andi, Pram, Jujun, Zuzu. Terima kasih atas

perhatian dan pengertian kalian selama ini yang membuat penulis selalu merasa

bahagia apabila berada di dekat kalian “ I”ll miss you and never forget you...”

9. Buat anak-anak UW 2008, Rosi, Eky, Tara, Iwan, Kriz, Muin, dan semuanya.

(7)

10. Buat anak-anak UKM Tenis Meja USU, Comingsoon, Perfect Project, Pak

Muhadi, The Service Club. “Kalian adalah tempat terhebat yang pernah ada”.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini. Semoga kertas

karya ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya. Dan kepada Engkau

ya Allah segala kesempurnaan dan kami memohon atas segala keridhoan-Mu ya Allah.

Alhamdulillahirabil’alamiin.

Medan, Maret 2011

Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Pembatasan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 3

1.4 Metode Penelitian ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata dan Wisatawan ... 6

2.1.1 Pengertian Pariwisata ... 6

2.1.2 Pengertian Wisatawan ... 8

2.2 Pengertian Industri Pariwisata ... 9

2.3 Pengertian Sarana dan Prasarana Kepariwisataan ... 12

2.3.1 Sarana Kepariwisataan ... 12

2.3.2 Prasarana Kepariwisataan ... 13

2.4 Potensi Daya Tarik Wisata ... 14

2.5 Pengertian Objek Wisata dan Atraksi Wisata ... 15

2.6 Penetapan Lokasi Objek Wisata ... 18

2.7 Landasan Hukum Objek Wisata ... 18

2.8 Tujuan dan Asas Pengembangan Objek Wisata ... 19

2.8.1 Tujuan Pengembangan Objek Wisata ... 19

2.8.2 Asas Pengembangan Objek Wisata ... 20

2.9 Motif Perjalanan Wisata... 21

(9)

3.1.2 Letak Daerah ... 26

3.1.3 Pembagian Wilayah Administratif ... 28

3.1.4 Luas Daerah ... 29

3.1.5 Keadaan Alam... 29

3.2 Perekonomian dan Sosial Budaya Masyarakat ... 31

3.2.1 Perekonomian ... 31

3.2.2 Sosial Budaya Masyarakat ... 33

3.3 Sarana Prasarana Kabupaten Deli Serdang ... 35

BAB IV PENGEMBANGAN PANTAI PUTRA DELI SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN DELI SERDANG 4.1 Wisata Alam ... 36

4.1.1 Defenisi Wisata Alam ... 36

4.1.2 Contoh-contoh Wisata Pantai ... 37

4.1.3 Prinsip-prinsip Wisata Alam ... 37

4.2 Wisata Pantai di Kabupaten Deli Serdang ... 38

(10)

5.2 Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

(11)

ABSTRAK

Pariwisata adalah sesuatu yang bersifat abstrak, tidak nampak (secara kasat mata) hanya dapat merasakannya, terlebih lagi pariwisata ini sebenarnya suatu konsep yang ingin diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Dunia pariwisata mulai banyak dilirik orang terlebih orang kota yang jenuh dengan rutinitas dan ingin melepaskan kepenatan. Oleh karena itu bermacam-macam pariwisata ditawarkan, salah satunya yang menarik adalah yang mana orang ingin berdekatan dengan alam dan mencari tempat-tempat objek wisata yang ingin melihat keindahan alam dan melihat suatu daya tarik objek wisata tersebut beserta atraksi-atraksi yang ada pada objek wisata tersebut.

Objek wisata Pantai Putra Deli yang berada di Kabupaten Deli Serdang misalnya yang memiliki pasir putih dan hutan mangrove dan berpotensi untuk dikembangkan, namun kurangnya perhatian pemda tingkat II sehingga keberadaannya kurang dikenal oleh masyarakat. Disamping objek wisata Kabupaten Deli Serdang mempunyai letak strategis dalam upaya pengembangan kepariwisataan, misalnya berada pada jalur lintas Trans Sumatera dan upaya pembangunan bandar udara di Kuala Namu yang memungkinkan salah satu faktor penunjang kepariwisataan.

Namun sayangnya Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang kurang memperhatikan daerah yang cukup potensial ini, sehingga pengembangan dunia pariwisata di Kabupaten Deli Serdang tertunda oleh waktu.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Alasan Pemilihan Judul

Pembangunan daerah mempunyai peranan penting dalam mensejahterakan

masyarakat di suatu wilayah tertentu. Dengan adanya pembangunan tersebut, maka

terdapatlah suatu industri dan salah satunya adalah industri pariwisata.

Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa bagi negara yang harus

ditingkatkan. Dengan letak geografisnya yang sangat strategis, keberadaan alam, dan

beragam suku budaya merupakan suatu aset yang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan

kepariwisataan.

Indonesia memiliki banyak objek wisata alam yang berada di kepulauan Indonesia,

baik yang sudah dikembangkan maupun yang belum.

Salah satu objek wisata yang sudah sangat dikembangkan adalah objek wisata di

Pulau Bali. Tidak diragukan lagi bahwa Pulau Bali merupakan icon pariwisata di Indonesia.

Akan tetapi, masih banyak objek wisata di Indonesia yang belum dikenal oleh wisatawan

lokal maupun mancanegara padahal keberadaan objek wisata tersebut memiliki potensi

yang sangat luar biasa apabila benar-benar dikembangkan untuk menjadi objek wisata.

Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki banyak

daerah tujuan wisata seperti Danau Toba, Ekowisata Tangkahan, Istana Maimoon, dan

(13)

memiliki peranan penting dalam mensukseskan pembangunan daerah serta mampu

meningkatkan devisa bagi Sumatera Utara.

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera

Utara yang memiliki banyak daerah tujuan wisata alam dan berpotensi untuk

dikembangkan. Salah satu objek wisata alam yang ada di kabupaten ini adalah Pantai Putra

Deli. Objek wisata Pantai Putra Deli terletak di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu

memiliki air yang lebih jernih dibandingkan pantai-pantai lain yang ada di Kabupaten Deli

Serdang. Dikelilingi oleh hutan mangrove membuat kawasan ini menjadi sejuk dan asri.

Apalagi didukung dengan adanya pembangunan bandara di Kwala Namu, memungkinkan

objek wisata ini berpotensi menjadi objek wisata pilihan bagi wisatawan yang berada di

lingkungan sekitarnya. Tetapi sangat disayangkan karena belum ada pengelolaan yang

serius dari pihak pengelola maupun pemerintah sehingga keberadaannya jarang diketahui

oleh wisatawan lokal padahal pantai tersebut memiliki potensi wisata yang bisa

dikembangkan. Karena beberapa hal di atas, maka penulis memilih judul “Pengembangan

Pantai Puta Deli Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Deli Serdang”.

1.2Batasan Masalah

Penulis membatasi masalah yang akan dibahas, yang meliputi pengenalan objek

wisata Pantai Putra Deli dan potensinya sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Deli

Serdang sehingga keberadaannya dapat diketahui oleh wisatawan lokal ataupun

(14)

1.3Tujuan Penulisan

Kertas karya ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Ahli Madya Pariwisata Program

Diploma III, Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Memperkenalkan lebih jauh kepada masyarakat luas tentang objek wisata Pantai

Putra Deli di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.

1.4Metode Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan kertas karya ini, penulis

menggunakan dua metode penelitian, yaitu :

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Pengumpulan data secara teoritis, yang diperoleh dari pustaka berupa buku-buku

ilmiah, majalah, dan internet yang ada hubungannya dengan pembahasan judul

kertas karya ini.

2. Studi Lapangan (Field Research)

Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data dengan cara penelitian langsung

di lapangan dengan mewawancarai orang-orang di instansi yang terkait dan

(15)

1.5Sistematika Penulisan

Kertas karya ini terdiri dari lima bab yang setiap bab mencakup hal-hal sebagai

berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisikan uraian tentang alasan pemilihan judul, batasan masalah,

tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II : Uraian Teoritis Tentang Kepariwisataan

Berisikan uraian teoritis tentang kepariwisataan yang meliputi pengertian

kepariwisataan, pengertian pariwisata dan wisatawan, industri pariwisata,

sarana prasarana pariwisata, pengertian objek wisata, dan daya tarik wisata.

Bab III : Gambaran Umum Masyarakat dan Wilayah Kabupaten Deli Serdang

Bab ini menguraikan tentang letak geografis Kabupaten Deli Serdang,

pembagian wilayah administratif, sarana prasarana kepariwisataan di

Kabupaten Deli Serdang, keadaan sosial, sistem sosial, dan perekonomian

masyarakat di Deli Serdang.

Bab IV : Pengembangan Objek Wisata Pantai Putra Deli Sebagai Daya Tarik

Wisata di Kabupaten Deli Serdang

Bab ini menguraikan sejarah objek wisata Pantai Putra Deli dan potensinya

(16)

tersedia, dan dampaknya bagi pemerintah dan masyarakat setempat di

Kabupaten Deli Serdang.

Bab V : Penutup

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

(17)

BAB II

URAIAN TEORISTIS TENTANG KEPARIWISATAAN

2.1 Pengertian Pariwisata dan Wisatawan

2.1.1 Pengertian Pariwisata

Istilah pariwisata secara etimologi berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari

dua suku kata yaitu “pari” dan “wisata”. Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar–putar

atau berkeliling. Sedangkan wisata berarti bepergian. Secara garis besar, maka kita dapat

menagartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ketempat yang

lain. Tur Sedangkan dalam bahasa Ibrani tur berarti belajar, dalam bahasa Latin berarti alat

untuk membuat lingkaran, dan dalam bahasa Perancis kuno disebut perjalanan mengelilingi

sirkuit. Bila ditinjau dari sudut perusahaan perjalanan wisata diartikan sebagai bentuk

sebuah perjalanan yang direncanakan dan disusun oleh perusahaan perjalanan dengan

waktu seefektif mungkin dengan menggunakan fasilitas-fasilitas pendukung wisata lain,

guna membuat peserta tur merasa senang dan puas (Kesrul, 2003:3).

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas penulis akan menjabarkan kata–kata

yang berhubungan dengan kepariwisataan sebagai berikut:

o Kepariwisatan : Hal–hal yang berhubungan dengan pariwisata dan dalam bahasa

Inggris disebut dengan “Tourism”.

o Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris dapat disamakan dengan perkataan

(18)

o Pariwisata : Perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, dalam

bahasa Inggris disebut dengan “Tour” (Yoeti, 1983:104).

o Wisatawan : Seseorang atau kelompok orang yang melakukan suatu perjalanan

wisata, dalam bahasa Inggris disebut dengan “Tourist” (Suwantoro, 2004:4).

Beberapa ahli mengemukakan pengertian pariwisata, antara lain:

1. Hornby (dalam Kesrul, 2003:3), mengartikan wisata sebagai berikut : “Tour is a

journey in which short stays are made at a number of places, and the traveller

finally returns to his or her own place.” Wisata adalah sebuah perjalanan di

mana perjalanannya singgah sementara di beberapa tempat dan akhirnya

kembali lagi ke tempat asal, yang merupakan tempat ia memulai pekerjaan.

2. Norval (dalam Kesrul, 2003:3) menjelaskan arti wisata, yaitu “...kegiatan yang

berhubungan dengan masuk, tinggal, dan bergeraknya penduduk asing di

dalam/luar suatu negara/wilayah.

3. Prof. Hunziger dan Kraf dari swiss dari tahun 1942 (dalam Kesrul, 2003:3)

memberikan batasan pariwisata yang bersifat teknis, yaitu “…kepariwisataan

adalah keseluruhan hubungan dengan gejala-gejala yang timbul dari

perjalanan/tinggalnya orang asing, di mana perjalan tidak bersifat menetap atau

dimaksudkan untuk mencari nafkah.

4. Menurut Undang-undang No. 9 tahun 1990 (dalam Kesrul, 2003:3) tentang

kepariwisataan, menjelaskan wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian

dari suatu kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat

(19)

2.1.2 Pengertian Wisatawan

Jika ditinjau dari arti kata “wisatawan” yang berasal dari kata “wisata” maka

sebenarnya tidaklah tepat sebagai pengganti kata “tourist” dalam bahasa Inggris. Kata itu

berasal dari bahasa Sansekerta “wisata” yang berarti “perjalanan” yang sama atau dapat

disamakan dengan kata “travel” dalam bahasa Inggris. Jadi orang melakukan perjalanan

dalam pengertian ini, maka wisatawan sama artinya dengan kata “traveler” karena dalam

bahasa Indonesia sudah merupakan kelaziman memakai akhiran “wan” untuk menyatakan

orang dengan profesinya, keahliannya, keadaannya jabatannya dan kedudukan seseorang.

Adapun pengertian wisatawan antara lain :

1. Menurut Komisi Liga Bangsa–bangsa 1937, “…wisatawan adalah orang yang

selama 24 jam atau lebih mengadakan perjalanan di negara yang bukan tempat

kediamannya yang biasa”

(Inan, http://inan56.wordpress.com/category/pengantar-pariwisata).

2. U.N Confrence on Interest Travel and Tourism di Roma 1963 menggunakan

istilah pengunjung (visitor) untuk setiap orang yang datang ke suatu negara yang

bukan tempat tinggalnya yang biasa untuk keperluan apa saja, selain melakukan

perjalanan yang digaji. Pengunjung yang dimaksudkan meliputi 2 kategori :

a. Wisatawan yaitu : pengunjung yang datang ke suatu negara yang

dikunjunginya tinggal selama 24 jam dan dengan tujuan untuk bersenang–

senang, berlibur, kesehatan, belajar, keperluan agama dan olahraga, bisnis,

(20)

b. Excurtionist, yaitu : pengunjung yang hanya tinggal sehari di negara yang

dikunjunginya tanpa bermalam.

3. Defenisi UN. Convention Concerning Costums Fasilities for Touring “…setiap

orang yang datang ke suatu negara karena alasan yang sah, selain untuk

berimigrasi dan yang tinggal setidaknya selama 24 jam dan selama– lamanya 6

bulan dalam tahun yang sama”

(Mangkutak,

http://mangkutak.wordpress.com/2009/01/05/dasar-dasar-pariwisata).

2.2 Pengertian Industri Pariwisata

Bila orang mendengar kata industri, gambaran dari kebanyakan orang adalah suatu

bangunan pabrik dengan segala perlengkapannya yang mempunyai cerobong asap dengan

menggunakan mesin dalam proses produksinya. Demikianlah gambaran industri pada

umumnya, tetapi industri pariwisata jauh berbeda dengan itu (Yoeti, 1996:1).

Para ahli umumnya memberi batasan pengertian kata “industri” sebagai berikut :

• Industri adalah segala usaha yang bertujuan untuk menghasilkan barang-barang atau

jasa.

• Industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan

barang-barang yang sejenis atau serupa.

• Industri adalah kumpulan dari bermacam-macam perusahaan (firms) yang

(21)

Kalau kita ikuti pengertian – pengertian kata “industri” seperti yang telah kita

uraikan dalam bagian terdahulu, maka kita cenderung untuk memberikan batasan tentang

industri pariwisata, yaitu : “Industri pariwisata adalah kumpulan bermacam – macam

perusahaan yang secara bersama – sama mengahasilkan barang dan jasa (good and service)

yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam

perjalanannya” (Yoeti, 1983:140).

Sedangkan R.S. Damarjadi (dalam Yoeti, 1983:141) menjelaskan arti industri

pariwisata, yaitu: “Industri pariwisata merupakan rangkuman dari berbagai macam bidang

usaha yang secara bersama sama mengahasilkan produk–produk maupun jasa/pelayanan

atau service yang nantinya baik langsung maupun tidak langsung akan dibutuhkan

wisatawan nantinya, baik secara langsung ataupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh

wisatawan selama perlawatannya”.

Pengertian industri pariwisata akan lebih jelas bila kita mempelajari dari jasa atau

produk yang dihasilkan atau pelayanan yang diharapkan wisatawan ketika melakukan

perjalanan. Dengan demikian akan terlihat tahap-tahap wisatawan sebagai konsumen yang

memerlukan pelayanan tertentu.

Industri pariwisata mulai dikenal di Indonesia setelah dikeluarkan instruksi Presiden

RI No.9 tahun 1969 pada tanggal 6 Agustus 1969, di mana dalam Bab II pasal 3 (Yoeti,

1983:138) disebutkan:

“Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan

industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan

(22)

Sesuai dengan instruksi presiden tersebut (Yoeti, 1983:138) dikatakan bahwa tujuan

pengembangan pariwisata di Indonesia adalah:

a. Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara pada

umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan

kegiatan industri sampingan lainnya.

b. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan

Indonesia.

c. Meningkatkan persaudaraan/persahabatan nasional dan internasional.

Dengan pernyataan tersebut, jelaslah bahwa usaha-usaha yang berhubungan dengan

kepariwisataan merupakan usaha yang bersifat “Comercial”. Hal tersebut dapat dilihat dari

betapa banyaknya jasa yang diperlukan oleh wisatawan jika melakukan perjalanan wisata

semenjak ia berangkat dari rumahnya hingga kembali ke rumahnya tersebut. Jasa yang

diperoleh tidak hanya oleh satu perusahaan yang berbeda fungsi dalam proses pemberian

pelayanannya.

Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri pariwisata yaitu:

1. Travel Agent

2. Perusahaan Angkutan (Transportasi)

3. Akomodasi perhotelan

4. Bar dan Restoran

(23)

6. Perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan aktifitas wisatawan, seperti;

tempat orang menjual dan mencetak film, camera, postcards, kantor pos, money

changer, bank, dan lain-lain (Yoeti, 1983:147).

2.3 Pengertian Sarana dan Prasarana Kepariwisataan

2.3.1 Sarana Kepariwisataan

Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan

kepada wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung dan kehidupannya

tergantung kepada kedatangan wisatawannya. Sarana kepariwisataan ini harus tetap dijaga

dan ditingkatkan baik dari segi kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan perkembangan

kebutuhan wisatawan. Untuk mendukung pencapaian yang lebih baik perlu adanya

kemampuan pengelolaan yang memadai sesuai dengan kondisi objek dan kebutuhan

pengunjung.

Sarana wisata dapat dibagi dalam 3 (tiga) unsur pokok, antara lain :

A. Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Suprastructure)

Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya

sangat tergantung kepada kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata, yang

termasuk di dalamnya adalah:

Travel Agent

Tour Operator

• Perusahaan Transportasi

(24)

B. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplementing Tourism Suprastructure)

Adalah perusahaan yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak

hanya melengkapi sarana pokok kepariwisataan, tetapi yang terpenting adalah untuk

membuat agar para wisatawan dapat lebih lama tinggal, di tempat atau daerah yang

dikunjunginya. Yang termasuk dikelompok ini adalah:

• Lapangan tenis

• Lapangan golf

• Lapangan bola kaki, kolam renang, bilyard, dan lain-sebagainya.

C. Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism Suprastructure)

Adalah perusahaan yang menunjang sarana pokok dan sarana pelengkap yakni

fasilitas-fasilitas yang diperlukan wisatawan khususnya tourism business yang berfungsi

untuk membuat para wisatawan lebih lama tinggal di daerah yang dikunjungi agar lebih

banyak mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di daerah tersebut. Yang termasuk ke

dalam kelompok ini adalah:

Night Club

Casino

Steambath dalam buku yang berjudul Pengantar Ilmu Pariwisata (dalam

Suwantoro, 2004:18).

2.3.2 Prasarana Kepariwisataan

Prasarana (infrastrukture) kepariwisataan sesungguhnya merupakan “tourist

(25)

pariwisata, karena kegiatan pariwisata pada hakekatnya tidak lain adalah salah satu

kegiatan dari sektor perekonomian juga. Yang dimaksud prasarana (infrastukture) adalah

“Semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar

sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan manusia memenuhi kebutuhannya”. Jadi

fungsi dari prasarana adalah untuk melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat

memberikan pelayanan sebagai mana mestinya (Yoeti, 1983:170).

Adapun beberapa prasarana yang dapat menunjang pelayanan dan kemudahan bagi

wisatawan, meliputi:

1. Pelayanan makan dan minum, yang dapat menyajikan makanan dan

minuman yang khas setempat.

2. Pelayanan tenaga kerja, yang sangat dominan sekali dibutuhkan karena salah

satu kunci keberhasilan pembangunan objek wisata adalah kemampuan para

tenaga kerja untuk mengelola dengan baik suatu kawasan objek wisata.

3. Pelayanan informasi, agar dapat mengatur pengunjung yang datang ke objek

wisata.

Untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak unsur objek wisata yang

dikunjungi, maupun yang dapat mengganggu ketenangan pengunjung itu sendiri mengingat

arus kunjungan yang datang cenderung akan lebih meningkat.

2.4 Potensi Daya Tarik Wisata

Potensi dan daya tarik objek wisata merupakan salah satu unsur pokok dalam

(26)

restoran, usaha jasa perjalanan, dan lainnya. Potensi daya tarik suatu objek wisata adalah

suatu sifat yang dimiliki oleh suatu objek berupa keunikan, keaslian, kelangkaan, atau lain

dari pada yang lain memiliki sifat yang menimbulkan semangat dan nilai bagi wisatawan.

Suatu tempat atau keadaan alam yang sangat menarik pasti sangat dinikmati oleh

wisatawan pada umumnya. Objek wisata yang mempunyai potensi dan daya tarik wisata

yang baik harus terus dibangun dan dikembangkan, sehinnga mempunyai daya tarik agar

wisatawan puas akan objek wisata yang dikunjunginya. Potensi dan daya tarik wisata di

dalam objek wisata yang berwujud pada ciptaan Tuhan Yang Maha Esa adalah keadaan

alam, beserta flora dan faunanya. Daya tarik suatu objek wisata sebagai sumber daya wisata

antara lain:

a. Daya tarik historis

b. Lokasi suatu kawasan objek wisata yang memberikan suatu pemandangan yang indah

c. Perkembangan tehnik pengelolaan yang baik.

Daya tarik suatu objek wisata yang memiliki potensi haruslah mempunyai suatau

keanekaragaman sumber daya alam hayati dan dan ditunjang oleh keadaan lingkungannya.

2.5 Pengertian Objek Wisata dan Atraksi Wisata

Dalam literatur kepariwisataan luar negeri tidak dijumpai istilah objek wisata seperti

yang biasa dikenal di Indonesia. Untuk pengertian objek wisata mereka lebih banyak

menggunakan istilah “tourist attraction”, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi

(27)

Adapun pengertian objek wisata yaitu, semua hal yang menarik untuk dilihat dan

dirasakan oleh wisatawan yang disediakan atau bersumber pada alam saja. Sedangkan

pengertian dari pada atraksi wisata yaitu, sesuatu yang menarik untuk dilihat, dirasakan,

dinikmati dan dimiliki oleh wisatawan, yang dibuat oleh manusia dan memerlukan

persiapan terlebih dahulu sebelum diperlihatkan kepada wisatawan. Mengenai pengertian

objek wisata, kita dapat melihat sumber acuan yaitu:

1. Peraturan Pemerintah No.24/1979 menjelaskan bahwa objek wisata adalah:

“perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah

bangsa dan tempat keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk

dikunjungi” (Anonymous, http://hukumonline.com).

Membicarakan objek dan atraksi wisata ada baiknya dikaitkan dengan pengertian

“product” dari industri pariwisata itu sendiri. Produk wisata meliputi keseluruhan

pelayanan yang diperoleh, dirasakan, dan dinikmatti oleh wisatawan, semenjak ia

meninggalkan rumah di mana biasanya ia tinggal, sampai ke daerah tujuan wisata yang

telah dipilihnya dan kembali lagi ke rumah di mana ia berangkat semula.

Jadi objek dan atraksi wisata itu sendiri sebenarnya sudah termasuk dalam produk

industri pariwisata, karena kalau tidak motivasi untuk berkunjung ke daerah tujuan wista itu

dapat dikatakan tidak ada, padahal kita sangat meyakini bahwa pada suatu daerah tujuan

wisata sudah pasti ada objek dan atraksi wisata (Yoeti, 1983:160).

Namun pada dasarnya objek wisata dan atraksi wisata adalah segala sesuatu yang

(28)

berkunjung ke tempat itu. Suatu daerah untuk menjadi DTW (Daerah Tujuan Wisata) yang

baik harus dikembangkan tiga hal agar daerah itu menarik untuk dikunjungi yaitu:

1. Adanya something to see

Maksudnya adalah sesuatu yang menarik untuk dilihat

2. Adanya something to buy

Maksudnya adalah sesuatu yang menarik dan khas untuk dibeli

3. Adanya something to do

Maksudnya adalah sesuatu aktivitas yang dapat dilakukan di tempat itu.

Ketiga hal di atas merupakan unsur-unsur yang kuat untuk daerah tujuan wisata dan

di lain pihak harus dipikirkan bagaimana produk yang telah siap dipasarkan itu dapat dibeli

oleh wisatawan, karena itu perlu pula dipersiapkan :

1. Persiapan perjalanan bagi calon wisatawan, yaitu: informasi, reservasi,

tiket, vouchers, traveller check, dan barang-barang bawaan selama dalam

perjalanan.

2. Kendaraan yang akan membawanya ke daerah tujuan.

3. Akomodasi, seperti hotel, mote, dan lain-lain.

4. Bar dan Restoran.

5. Sarana-sarana lain yang dapat menunjang kelancaran kedatangan

wisatawan seperti Kantor Pos, Kantor Telepon, Bank, dan lain-lain saran

(29)

2.6 Penetapan Lokasi Objek Wisata

Dalam menetapkan suatu lokasi objek wisata harus benar-benar diperhatikan

tentang karakteristik alam dan juga letak lokasi objek wisata yang strategis, karena dapat

mempengaruhi minat wisatawan yang akan datang nantinya. Untuk itu perencanaan harus

sesuai dengan pembangunan pariwisata di daerah, sehingga pengembangannya dapat

dilaksanakan secara optimal sesuai dengan kondisi kawasan dan tidak mengganggu

kegiatan komunitas di sekitar kawasan tersebut. Oleh karena itu pembangunan objek wisata

perlu dilakukan di tempat yang strategis, yang nantinya dapat menarik minat pengunjung

terutama bagi objek wisata yang berorientasi menjual suasana objeknya dan produknya.

Faktor yang menjadi pertimbangan objek wisata yaitu mudah dijangkau dan dekat

dengan kelompok sasaran. Pada suatu objek wisata penetapan lokasi merupakan salah satu

pendukung pariwisata yang nantinya dapat menentukan seberapa banyaknya wisatawan

yang akan datang bila ingin menetapkan suatu lokasi objek wisata yang ingin dibangun.

2.7 Landasan Hukum Objek Wisata

Landasan hukum dalam pengembangan objek wisata bertujuan untuk meningkatkan

koordinasi antara keduanya dan dalam rangka memanfaatkan potensi objek wisata. Suatu

kegiatan dalam pengembangan suatu objek wisata perlu adanya hukum yang turut

membantu dan mengikat serta menjaga objek wisata dalam upaya perlindungan terhadap

pelestarian dan perawatan objek wisata. Secara fungsional perencanaan, pemanfaatan,

pembinaan, pengembangan kepariwisataan menjadi tugas dan tanggung jawab Departemen

(30)

ini dengan pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan objek wisata. Untuk itu landasan

hukum ini sekaligus sebagai wadah dan payung hukum bagi suatu daerah objek wisata.

Landasan hukum pengembangan objek wisata berdasarkan surat keputusan (SK)

bersama Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi (Menparpostel) dan Menteri Pertanian

No. KM 47/PW-89 dan No. 204 / KPTS / HK / 050 / 4 1989.

Sebuah lembaga hukum mempunyai kekuatan untuk dapat mengikat dan

melindungi terhadap pelestarian dan pemanfaatan alam bagi suatu objek wisata, karena

landasan hukum ini sangat dijunjung tinggi oleh Negara Indonesia sebagai negara yang

berazaskan hukum maupun mengutamakan hukum yang berlaku. Landasan hukum inilah

yang menjadi pedoman masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari (Universitas

Sumatera Utara, http://google.com).

2.8 Tujuan dan Asas Pengembangan Objek Wisata

2.8.1 Tujuan Pengembangan Objek Wisata

Tujuan pengembangan dari objek wisata adalah :

1. Meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam

2. Meningkatkan pengembangan objek wisata

3. Memberikan nilai rekreasi

4. Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan

5. Meningkatkan keuntungan.

Adapun dua keuntungan ekonomi yaitu:

(31)

• Membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat pengangguran

• Meningkatkan pendapatan masyarakat daerah

• Meningkatkan popularitas daerah

• Meningkatkan produksi

b. Keuntungan ekonomi bagi objek wisata :

• Meningkatkan pendapatan objek wisata tersebut • Meningkatkan gaji pegawai pengelola objek wisata

• Meningkatkan sarana dan prasarana yang ada pada objek wisata

• Meningkatkan sikap kesediaan dalam berperan serta untuk melestarikan

potensi daerah objek wisata dan lingkungan hidup serta manfaat yang

diperoleh

Meningkatkan sikap, kreasi dan inovasi para pengusaha objek wisata

Serta meningkatkan mutu asesilitas dan bahan-bahan promosi dalam

pengembangan suatu objek wisata (Universitas Sumatera Utara,

http://google.com).

2.8.2 Asas Pengembangan Objek Wisata

Pengembangan objek wisata didasarkan atas asas sebagai berikut:

(32)

Penyelenggaraan program sadar wisata terhadap suatu objek wisata yang hendak

dikembangkan dan diarahkan bertujuan untuk meningkatkan kelestarian alam dan

lingkungan objek wisata serta kesegaran udara di daerah objek wisata tersebut.

2. Asas Manfaat

Penyelenggaraan program sadar wisata diarahkan untuk dapat memberikan manfaat

dan dampak praktis baik ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan maupun lingkungan

(Universitas Sumatera Utara,

2.9 Motif Perjalanan Wisata

Perjalanan yang dilakukan wisatawan mempunyai berbagai motif dan tujuan

tertentu dan secara garis besar alasan-alasan dan keperluannya dapat dikelompokkan

sebagai berikut:

A. Menurut Objeknya

1. Culture Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan

perjalanan untuk menyaksikan daya tarik dari seni budaya suatu tempat atau

daerah dan benda-benda kuno serta bangunan-bangunan kuno (heritage).

2. Religion Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan

perjalanan tersebut bertujuan untuk menyaksikan upacara-upacara keagamaan.

3. Sport Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan

perjalanan bertujuan untuk menyaksikan atau melihat suatu pesta olahraga di

suatu tempat atau negara tetangga seperti Europe Cup, Olimpiade, All England,

(33)

4. Recuperational Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang

melakukan perjalanan tersebut untuk kesehatan dan ingin menyembuhkan

penyakitnya.

5. Commercial Tourism, yaitu jenis pariwisata perdagangan karena perjalanan

pariwisata tersebut dikaitkan dengan kegiatan perdagangan international

dimana sering diadakan kegiatan expo, fair dan exhibition.

6. Social Tourism, yaitu jenis pariwisata untuk kegiatan sosial yang dapat dilihat

dari segi penyelenggaraannya yang tidak mencari keuntungan seperti halnya

study tour, piknik, atau youth tourism.

7. Political Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan

perjalanan tersebut dengan tujuan melihat atau menyaksikan suatu peristiwa

atau kejadian yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara seperti

memperingati hari kemerdekaan suatu negara (Misnawa,

B. Menurut Alasan / Tujuan Perjalanan

1. Business Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana pengunjungnya datang untuk

tujuan dinas, usaha dagang atau yang berhubungan dengan pekerjaannya, kongres,

seminar, konvension, simposium, musyawarah kerja dan lain-lain.

2. Education Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang melakukan

perjalanan tersebut dengan tujuan studi atau untuk mempelajari suatu bidang ilmu

(34)

3. Vacation Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana pengunjungnya datang hanya

untuk berlibur saja (Universitas Sumatera Utara,

C. Menurut Waktu Berkunjung

1. Seasonal Tourism, yaitu kegiatan pariwisata yang berlangsung pada musim-musim

tertentu seperti summer tourism atau winter tourism.

2. Occutional Tourism, yaitu kegiatan pariwisata yang dihubungkan dengan kejadian

atau suatu event seperti ngaben, Galungan, Kuningan di Bali, Sekaten di

jogyakarta, Pajang, Jimat di Cirebon dan Pesta Danau Toba di Sumatera Utara

(35)

BAB III

GAMBARAN UMUM KABUPATEN DELI SERDANG

3.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam

3.1.1 Sejarah Kabupaten Deli Serdang

Sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 Kabupaten Deli

Serdang merupakan dua pemerintahan yang berbentuk Kerajaan yaitu Kesultanan Deli yang

berpusat di Kota Medan dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan.

Dalam masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), keadaan Sumatra

Timur mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat secara spontan menuntut agar

NST yang dianggap sebagai prakarsa Van Mook (Belanda) dibubarkan dan wilayah

Sumatera Timur kembali masuk Negara Republik Indonesia. Para pendukung NST

membentuk Permusyawaratan Rakyat se Sumatera Timur menentang Kongres Rakyat

Sumatera Timur yang dibentuk oleh Front Nasional.

Negara-negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di Indonesia kemudian

bergabung dengan NRI, sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatera

Timur (NST) tidak bersedia.

Akhirnya Pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) untuk

mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh dari NST dan NIT untuk bermusyawarah

dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan hasil antara lain

Undang-Undang Dasar Sementara Kesatuan yang berasal dari UUD RIS diubah sehingga sesuai

(36)

Atas dasar tersebut terbentuklah Kabupaten Deli Serdang seperti tercatat dalam

sejarah bahwa Sumatera Timur dibagi ata 5 (lima) Afdeling, salah satu diantaranya adalah

Deli en Serdang. Afdeling ini dipimpin oleh seorang Asisten Residen beribukota di Medan

serta terbagi atas 4 (empat) Onder Afdeling yaitu Beneden Deli beribukota di Medan,

Bovan Deli beribukota di Pancur Batu, Serdang beribukota di Lubuk Pakam, Padang

Bedagei beribukota di Tebing Tinggi dan masing-masing dipimpim oleh seorang Kontelir.

Selanjutnya dengan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera Timur tanggal

19 April 1946, Keresidenan Sumatera Timur dibagi menjadi 6 (enam) Kabupaten ini terdiri

atas 6 (enam) Kewedanaan yaitu Deli Hulu, Deli Hilir, Serdang Hulu, Serdang Hilir,

Bedagei, Padang/Kota Tebing Tinggi pada waktu itu ibukota berkedudukan di Perbaungan.

Kemudian dengan Besluit Wali Negara tanggal 21 Desember 1949 wilayah tersebut adalah

Deli Serdang dengan ibukota Medan, meliputi Lubuk Pakam, Deli Hilir, Deli Hulu,

Serdang, Padang dan Bedagei.

Pasa tanggal 14 November 1956, Kabupaten Deli dan Serdang ditetapkan menjadi

Daerah Otonom dan namanya berubah menjadi Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 22 tahun 1948 yaitu Undang-Undang Pokok-Pokok Pemerintahan

Daerah dengan Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956. Untuk merealisasinya

dibentuklah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dab Dewan Pertimbangan Daerah

(37)

Namun, tahun demi tahun terus berlalu merubah perjalanan sejarah dan setelah

melalui berbagai usaha penelitian dan seminar-seminar oleh para pakar sejarah dan pejabat

Pemerintah Daerah Tingkat II Deli Serdang pada waktu itu (sekarang Pemerintah

Kabupaten Deli Serdang), akhirnya disepakati penetapan Hari Jadi Kabupaten Deli Serdang

tanggal 1 Juli 1946.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1984, ibukota Kabupaten Deli

Serdang dipindahkan dari Kota Medan ke Lubuk Pakam dengan lokasi perkantoran di

Tanjung Garbus yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara tanggal 23 Desember

1986. Demikian pula pergantian pimpinan didaerah inipun telah terjadi beberapa kali

(Admin, http://deliserdang.go.id).

3.1.2 Letak Daerah

Kabupaten Deli Serdang secara geografis, terletak diantara 2°57’ - 3°16’ Lintang

Utara dan antara 98°33’ - 99°27’ Bujur Timur, merupakan bagian dari wilayah pada posisi

silang di kawasan Palung Pasifik Barat dengan luas wilayah 2.497,72 Km2 Dari luas

Propinsi Sumatera Utara, dengan batas sebagai berikut :

• Sebelah Utara : Kabupaten Langkat dan Selat Malaka

• Sebelah Selatan : Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun • Sebelah Timur : Kabupaten Serdang Bedagai

(38)

Kabupaten Deli Serdang

Motto : Bhinneka Perkasa Jaya

Provinsi : Sumatera Utara

Ibu kota :

Luas

Lubuk Pakam

: 2.497,72 Ha

Penduduk :

• Jumlah : 1.572.768 jiwa

• Kepadatan : Kepadatan 656,80 jiwa/km²

Pembagian administratif :

• Kecamatan : 22 (Dua Puluh Dua)

• Desa/kelurahan

: 389 / 14 (Tiga Ratus Delapan Puluh

Sembilan / Empat Belas)

Dasar hukum : Undang Nomor 22 tahun 1948

Tanggal : 1 Juli 1946

Hari jadi : 1 Juli

Bupati : Drs. H. Amri Tambunan

(39)

3.1.3 Pembagian Wilayah Administratif

Kabupaten Deli Serdang terdiri atas 22 (Dua puluh dua) Kecamatan yang

didalamnya terdapat 14 Kelurahan dan 389 Desa, yaitu :

1. Kecamatan Gunung Meriah

2. Kecamatan STM Hulu

3. Kecamatan Sibolangit

4. Kecamatan Kutalimbaru

5. Kecamatan Pancur Batu

6. Kecamatan Namorimbe

7. Kecamatan Birubiru

8. Kecamatan STM Hilir

9. Kecamatan Galang

10.Kecamatan Bangun Purba

11.Kecamatan Tanjung Morawa

12.Kecamatan Patumbak

13.Kecamatan Deli Tua

14.Kecamatan Sunggal

15.Kecamatan Hamparan Perak

16.Kecamatan Labuhan Deli

17.Kecamatan Percut Sei Tuan

18.Kecamatan Batang Kuis

(40)

20.Kecamatan Beringin

21.Kecamatan Lubuk Pakam

22.Kecamatan Pagar Merbau

3.1.4 Luas Daerah

Kabupaten Deli Serdang memiliki luas wilayah 2.497,72 Ha, terdiri dari :

• Kawasan dataran pantai seluas 63,002 Ha ( 26,30 %) terdiri dari 4 kecamatan

(Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, dan Pantai Labu).

• Kawasan dataran rendah seluas 68,965 Ha ( 28.80 % ) terdiri dari 11 kecamatan (

Sunggal, Pancur Batu, Namorambe, Deli Tua, Batang Kuis, Tanjung Morawa,

Patumbak, Lubuk Pakam, Beringin, Pagar Merbau, dan Galang).

• Kawasan dataran pegunungan seluas 111,970 Ha ( 44.90 %) terdiri dari 7

kecamatan (Kutalimbaru, Sibolangit, Biru-biru, STMHilir, STM Hulu, Gunung

Meriah, Bangun Purba) (Admin, http://deliserdang.go.id).

3.1.5 Keadaan Alam

Sesuai dengan perbedaan geografis, topografis dan ketinggian dari permukaan laut

maka iklim Kabupaten Deli Serdang juga bervariasi yaitu iklim sub tropis dan iklim

peralihan antara sub tropis dan tropis.

Ketinggian 0 – 500 meter dari permukaan laut, Kabupaten Deli Serdang beriklim

peralihan antara sub tropis dan tropis, sedangkan ketinggian lebih dari 1.000 meter dari

(41)

Curah hujan rata-rata pertahun 1.936,3 mm, pada umumnya curah hujan terbanyak

pada bulan September, Oktober, Nopember dan Desember. Angin yang bertiup melalui

daerah ini juga berbeda yakni angin laut dan angin pegunungan dengan kecepatan 0,68

meter/detik, sedangkan temperatur rata-rata 26,7° dan kelembaban 84 %.

Sedangkan luas dan jenis tanah di Kabupaten Deli Serdang dibedakan atas :

• Alluvial, Regosol, Organosol: 25.176 Ha

• Hidromorfik Kelabu, Gleihumus : 45.873 Ha

• Andosol Coklat: 44.488 Ha

• Latosol Coklat: 9.306 Ha

• Podsolik Coklat Kekuningan: 51.174 Ha

• Podsolik Merah Kekuningan: 51.982 Ha

• Litosol, Podsolik, Regosol: 10.624 Ha

Kabupaten Deli Serdang terdapat 5 (lima) Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS

Belawan, DAS Deli, DAS Belumai, DAS Percut, dan DAS Ular, dengan luas areal 378.841

Ha, yang kesemuanya bermuara ke Selat Malaka dengan hulunya berada di Kabupaten

Simalungun, dan Karo. Pada umumnya sub DAS ini dimanfaatkan untuk mengairi areal

persawahan sebagai upaya peningkatan produksi pertanian.

No Daerah Aliran

(42)

2. Deli a. Petani

48.162 Sebahagian melintasi wilayah Kota Medan

127.796 Sebahagian melintasi wilayah Kabupaten Serdang Bedagai

Sumber data: Bappeda Kabupaten Deli Serdang.

3.2 Perekonomian dan Sosial Budaya Masyarakat

3.2.1 Perekonomian

Untuk mempercepat proses pembangunan dan mendayagunakan potensi ekonomi

dan sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM) pemerintahan

Kabupaten Deli Serdang membuat kebijakan-kebijakan yang terdapat pada agenda

(43)

1. Agenda Pertama

Menerapkan Kepemerintahan Yang Baik Dengan Perioritas Utama Peningkatan

Kompetensi Aparatur Pemerintah Dan Penciptaan Aparatur Yang Bersih Dan

Berwibawa.Pembangunan Bidang Kesehatan.

2. Agenda Kedua

Pembinaan Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas Dengan Prioritas Utama

• Peningkatan Kualitas Pendidikan

• Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pembangunan Infrastruktur

3. Agenda Ketiga

Pengembangan Wilayah Dan Infrastruktur Dengan Prioritas Utama.

• Peningkatan Dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur

• Peningkatan Penataan Ruang Dan Perencanaan Pembangunan Yang Berdaya Guna

Dan Berhasil Guna Dalam Dinamika Otonomi Daerah

• Peningkatan Dan Percepatan Pembangunan Sumber Daya Air.

4. Agenda Keempat

Peningkatan Kerukunan Masyarakat, Kehidupan Sosial Dan Budaya Dengan

Prioritas Utama.

• Peningkatan Keharmonisan Antar Masyarakat Dan Budaya

• Peningkatan Peranan Perempuan Yang Lebih Berkualitas

• Peningkatan Keamanan, Ketertiban Dan Penanggulangan Kriminalitas

(44)

5. Agenda Kelima

Pengembangan Ekonomi Daerah Dengan Prioritas Utama

Revitalisasi Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan Dan Kehutanan.

• Peningkatan Kualitas Pendidikan Peningkatan Daya Saing Industri

• Kepariwisataan

• Pemberdayaan Tenaga Kerja

• Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat Dengan Pemberdayaan Koperasi, Dan Usaha

Mikro, Kecil Dan Menengah.

6. Agenda Keenam

Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup Dengan

Prioritas Utama Perbaikan Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Pelestarian Fungsi

Lingkungan Hidup (Admin, http://deliserdang.go.id).

3.2.2 Sosial Budaya Masyarakat

Penduduk Kabupaten Deli Serdang terdiri dari berbagai suku bangsa antara lain :

Melayu, Karo, Simalungun, Toba, Mandailing, Jawa, Minangkabau dan lain-lain yang pada

umumnya memeluk agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.

Jumlah Penduduk yang bermukim di daerah ini sampai dengan tahun 2007

diperkirakan sebanyak 1.686.366 Jiwa dengan kepadatan rata-rata 675 jiwa/km2 dengan

penduduk terpadat di Kecamatan Deli Tua yaitu 6.057 jiwa/km2 dan penduduk terendah/

(45)

Jumlah penduduk yang besar dan berkualitas merupakan modal pelaksanaan

pembangunan dan potensi bagi peningkatan pembangunan di segala bidang. Namun jumlah

penduduk yang besar apabila tidak diupayakan pengembangan kualitasnya dapat

merupakan beban bagi pembangunan dan justru dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan

yang dapat dinikmati oleh masyarakat.

Dampak pembangunan terhadap dinamika kependudukan antara lain dapat dilihat

dari aspek kuantitas dan kualitas penduduk yang diindikasikan dari pertumbuhan penduduk,

kepadatan penduduk, rasio jenis kelamin, angka ketergantungan umur, median umur,

rata-rata anak lahir hidup/rata-rata-rata-rata masih hidup dan angka migrasi, umur perkawinan pertama,

pendidikan, dan ketenagakerjaan.

Kondisi sosial budaya yang multicultural dan diwarnai dengan corak heterogenitas

masyarakat Kabupaten Deli Serdang masih menjunjung tinggi nilai-nilai budaya

masing-masing dan juga dapat menghargai budaya dari suku bangsa lain, sehingga kehidupan sosial

masyarakat di Kabupaten Deli Serdang cukup harmonis. Hal tersebut dapat terlihat dari

kehidupan dan pergaulan masyarakat sehari-hari yang senantiasa mengutamakan

kepentingan bersama, seperti masih terpeliharanya budaya gotong royong dalam kehidupan

masyarakat, yang tentunya sangat mendukung terciptanya suasana kondusif, aman dan

(46)

3.3 Sarana Prasarana Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang mempunyai sarana dan prasarana perhubungan darat,

kereta api, angkutan sungai, angkutan laut, dan tersedia juga sarana dan prasarana listrik,

telekomunikasi, akomodasi, perbankan dan air bersih.

Kondisi jalan yang rusak untuk tingkat Jalan Negara 11,7 % dari 54.560 Km, Jalan

Provinsi 33,80 % dari 178.910 Km, dan jalan Kabupaten 55,27 % dari 1.748.000 Km.

Sedang Jalan Desa yaitu sepanjang 1.412.534 Km masih memerlukan perbaikan atau

(47)

BAB IV

PENGEMBANGAN PANTAI PUTRA DELI SEBAGAI DAYA TARIK WISATA

DI KABUPATEN DELI SERDANG

4.1 Wisata Alam

4.1.1 Defenisi Wisata Alam

Obyek wisata alam adalah perwujudan ciptaan manusia, tata hidup seni-budaya

serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk

dikunjungi.

Selanjutnya Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam (1979) mengasumsikan

obyek wisata adalah pembinaan terhadap ka-wasan beserta seluruh isinya maupun terhadap

aspek pengusahaan yang meliputi kegiatan pemeliharaan dan pengawasan terhadap

ka-wasan wisata. Obyek wisata yang mempunyai unsur fisik lingkungan berupa tumbuhan,

satwa, geomorfologi, tanah, air, udara dan lain sebagainya serta suatu atribut dari

lingkungan yang menurut anggap-an manusia memiliki nilai tertentu seperti keindahan,

keunikan, ke-langkaan, kekhasan, keragaman, bentangan alam dan keutuhan.

Obyek wisata alam yang ada di Indonesia dikelompokkan menjadi dua obyek wisata

alam yaitu obyek wisata yang terdapat di luar kawasan konservasi dan obyek wisata yang

terdapat di dalam kawasan konsevasi yang terdiri dari taman nasional, taman wisata, taman

buru, taman laut dan taman hutan raya. Semua kawasan ini berada di bawah

(48)

DEPHUTBUN. Kegiatan rekreasi yang dapat dilakukan berupa lintas alam,

mendaki gunung, mendayung, berenang, menyelam, ski air, menyusur sungai arus deras,

berburu (di taman buru). Sedangkan obyek wisata yang terdapat di luar kawasan konservasi

dikelola oleh Pemerintah Daerah, Pihak Swasta dan Perum Perhutani, salah satunya adalah

Wana Wisata.

Kelayakan sumberdaya alam merupakan potensi obyek wisata alam yang terdiri dari

unsur-unsur fisik lingkungan berupa tumbuhan, satwa, geomorfologi, tanah, air, udara dan

lain sebagainya, serta suatu atribut dari lingkungan yang menurut anggapan manusia

memiliki nilai-nilai tertentu seperti keindahan, keunikan, kelangkaan, atau ke-khasan

keragaman, bentangan alam dan keutuhan (Anonymous, http://google.com).

4.1.2 Contoh-contoh Wisata Pantai

Indonesia merupakan negara bahari yang mempunyai pantai-pantai yang indah. Dari

Sabang sampai Merauke, hamparan pasir putih tersebar di pesisir pantai kepulauan

Indonesia. Pulau Bali adalah salah satu pulau yang mempunyai pantai yang indah. Pantai

Kuta, Pantai Sanur, Pantai Tanjung Benoa, Pantai Dreamland. Di Belitung terdapat Pantai

Tanjung Tinggi. Dengan adanya pantai-pantai tersebut, maka wisatawan akan terus

berdatangn ke Indonesia apabila keberadaannya terus terjaga dan dilestarikan.

4.1.3 Prinsip-prinsip Wisata Alam

Menurut Undang-Undang Kepariwisataan No. 9 Tahun 1990, penyelenggaraan

(49)

peningkatan mutu lingkungan hidup serta obyek dan daya tarik wisata itu sendiri, nilai-nilai

budaya bangsa yang menuju ke arah kemajuan adab, mempertinggi derajat

kema-nusiaan, kesusilaan dan ketertiban umum guna memperkokoh jati diri bangsa dalam

rangka mewujudkan wawasan Nusantara.

Fasilitas-fasilitas yang memadai diperlukan agar pengunjung dapat menikmati

keindahan atau kebudayaan daerah tersebut. Penerangan disampaikan kepada pengunjung

mengingat akan pentingnya keselamatan pengunjung dan kelestarian alam dan kebersihan

ling-kungan (Richardo, http://google.com).

4.2. Wisata Pantai Di Kabupaten Deli Serdang

Semenjak pemekaran wilayah, Kabupaten Deli Serdang hanya memiliki kawasan

pantai di Kecamatan Pantai Labu. Pada kawasan tersebut terdapat beberapa pantai seperti

Pantai Ancol, Pantai Serambi Deli, Pantai Putra Deli, dan Pantai Muara Indah. Akan tetapi,

karena kurangnya perhatian dari pemerintah dan pantai hanya dikelola oleh swadaya

masyarakat setempat maka kondisi objek wisata tersebut cukup memprihatinkan.

4.3. Pantai Putra Deli sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Deli Serdang

4.3.1 Sejarah Pantai Putra Deli

Pantai Putra Deli adalah salah satu pantai yang terletak di daerah dataran pantai

Sumatera Timur Selat Malaka. Pantai Putra Deli dulunya adalah rawa-rawa dan dikelilingi

oleh hutan mangrove. Berawal dari kebiasaan penduduk yang berprofesi sebagai nelayan,

(50)

mengunjungi kawasan ini dan perlahan mereka menetap di daerah pantai. Dikarenakan

pantai memiliki pasir yang putih, maka lahan ini pun berpotensi untuk dijadikan objek

wisata. Pada tahun 2006 pantai tersebut kemudian dikelola oleh masyarakat setempat

menjadi objek wisata alam yang sangat asri dan indah yang dapat menghipnotis setiap

pengunjung yang mengunjunginya. Namanya sendiri diambil dari nama sebuah rombongan

nelayan yang umumnya adalah kaum pria dan merupakan putra daerah kawasan tanah deli

sehingga pantai ini dinamakan Putra Deli.

Pantai Putra Deli terletak di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten

Deli Serdang.

4.3.2 Potensinya Menjadi Daya Tarik Wisata

4.3.2.1 Letak Geografis

Objek Wisata Pantai Putra Deli terletak di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai

Labu Kabupaten Deli Serdang. Objek Wisata Pantai Putra Deli adalah merupakan salah

satu objek wisata di Kabupaten Deli Serdang yang memiliki pasir putih dan dikelilingi oleh

hutan mangrove sehingga keberadaannya dianggap mampu menarik perhatian dari

wisatawan lokal bahkan mancanegara. Jarak antara objek wisata Pantai Putra Deli dengan

akases jalan lintas Sumatera Utara ini lebih kurang 20 km, yang dapat ditempuh dengan

kendaraan roda dua maupun roda empat. Pantai Putra Deli yang letaknya tidak jauh dari

Bandara Kuala Namu ini memiliki air yang cukup bersih sehingga keberadaannya

(51)

4.3.2.2 Sosialisasi Masyarakat Setempat

Masyarakat Desa Denai Kuala daerah objek wisata Pantai Putra Deli mayoritas

bersuku Melayu sebanyak 80% dan lain-lain 20%. Masyarakat setempat masih

mengutamakan sistem sosial atau bergotong royong dalam mengerjakan kepentingan umum

misalnya memeperbaiki jalan yang rusak, membuat parit / selokan di tepi-tepi jalan dan

menjaga keamaan dimalam hari guna menciptakan keadaan yang aman, tentram dan

terkendali. Penduduk sekitar objek wisata Pantai Putra Deli juga memiliki sifat yang hangat

dan bersahabat yang masih mengutamakan sopan santun dan juga masih memegang teguh

norma-norma adat dan agama.

4.3.3 Sarana Prasarana yang Tersedia

Sarana maupun prasarana kepariwisataan adalah merupakan hal yang perlu

dipersiapkan dan sangat mendukung, apabila hendak mengembangkan suatu objek wisata.

dalam rangka mengembangkan, menunjang dan meningkatkan daya saing terhadap objek

wisata itu sendiri. Pengertian sarana kepariwisataan itu sendiri ( main tourism

suprastructure) adalah semua kegiatan usaha pariwisata yang menghasilkan barang dan

jasa untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, mulai berangkat dari tempat tinggalnya

menuju Daerah Tujuan Wisata (DTW) hingga kembali lagi ke tempat asalnya.

Sedangkan pengertian prasarana (supplementing tourism suprastructure) adalah

semua kegiatan pariwisata yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi. Fungsinya tidak

hanya untuk melengkapi sarana pokok kepariwisataan tetapi yang terpenting adalah agar

(52)

Sarana yang tersedia di daerah objek wisata alam Pantai Putra Deli:

• Tempat parkiran roda dua dan roda empat

• Pondok-pondok tempat berkumpul bersama keluarga dan teman

• Warung-warung tempat berjualan makanan dan minuman

Prasarana yang tersedia:

• Akses jalan raya menuju daerah objek wisata • Telekomunikasi

• Dan prasarana air bersih

4.3.4 Promosi Pantai Putra Deli

Pengertian promosi merupakan suatu kegiatan untuk memperkenalkan suatu produk

yang ingin diperkenalkan agar produk yang diperkenalkan dapat dijual kepada konsumen.

Akan tetapi promosi yang akan dilakukan disini atau yang akan dibahas adalah: mengenai

promosi objek wisata Pantai Putra Deli sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Deli

Serdang yang seharusnya sudah dilakukan sejak melihat antusiasme wisatawan yang

datang berkunjung ke daerah tersebut.

Dengan melihat potensi yang dimiliki objek wisata Pantai Putra Deli tentu

langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah setempat maupun masyarakat

setempat harus lebih meningkatkan promosi dan membuat penekanan atas promosi wisata,

supaya wisatawan asing juga tahu dengan potensi yang ada di kawasan objek wisata Pantai

(53)

Dengan adanya promosi, sudah tentu yang ingin dijadikan objek wisata ataupun

yang ingin diperkenalkan hendaknya harus mengikuti langkah-langkah antara lain:

1. Membuat suatu paket perjalanan wisata dan memasukkan objek wisata

Pantai Putra Deli dalam suatu paket perjalanan (Itinerary)

2. Melakukan seminar-seminar mengenai objek wisata Pantai Putra Deli

3. Melakukan kerja sama antara (BPW) Biro Perjalanan Wisata dan Agen

Perjalanan Wisata (APW) dengan memasukkannya ke dalam jadwal

perjalanan

4. Membuat iklan-iklan poster tentang menggalakkan objek wisata pantai Putra

Deli

Dengan langkah-langkah diatas, diharapkan promosi mengenai peningkatan objek

wisata Pantai Putra Deli dapat diwujudkan dengan segera, dan dapat menjadi objek wisata

unggulan, serta banyak wisatawan lokal maupun wisatawan asing yang datang untuk

berkunjung ke kawasan tersebut.

4.3.5 Perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang

Ketika suatu objek wisata daerah ingin dikembangkan, perlu adanya campur tangan

dari pihak pemerintah ataupun perhatian dari pemerintah kota terutama pemerintah daerah

Kabupaten Deli Serdang. Apalagi objek wisata yang akan dikembangkan ini, cukup

mempunyai potensi yang baik dan sangat layak untuk dijadikan salah satu objek wisata di

Kabupaten Deli Serdang. Objek Pantai Putra Deli perlu perhatian yang khusus dari

(54)

agar kawasan ini dapat menjadi objek wisata yang layak untuk dikunjungi oleh wisatawan.

Pemerintah Kabupaten Deli Serdang selama ini kurang menyadari bahwa objek wisata

Pantai Putra Deli sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai objek wisata unggulan.

Pemerintah Kabupaten Deli Serdang tidak mau melihat suatu potensi yang terdapat di

daerahnya yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata, padahal apabila pemerintah lebih

peka sedikit terhadap permasalahan potensi yang ada di Desa Denai Kuala ini, tentu ini

akan menjadi suatu asset yang sangat baik untuk dikembangkan kedepannya, menjadi objek

wisata unggulan di Kabupaten Deli Serdang.

Apabila dilihat lagi bahwa objek wisata Pantai Putra Deli sangat berpotensi, namun

masih perlu banyak perhatian dari Pemerintah Daerah terutama sarana dan prasarana yang

ada di Kabupaten Deli Serdang, promosinya, pengelolaannya, baik mulai dari hal yang

kecil sampai hal yang terbesar sekalipun, itu semua harus dilakukan Pemerintah daerah itu

sendiri dan harus fokus terhadap permasalahan yang ada di Kabupaten Deli Serdang.

Apabila pemerintah Kabupaten Deli Serdang tidak juga memperhatikan asset wisata

dan mengolahnya, sudah tentu bisa dibayangkan Kabupaten Deli Serdang tidak akan bisa

menjadi suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW). Sungguh sangat disayangkan apabila terjadi

seperti itu, kalau kita melihat potensi yang sangat baik dari objek wisata ini, apalagi potensi

yang dimilikinya, cukup alamiah dengan didalamnya terdapat panorama keindahan alam

yang cukup luas, asri dan indah untuk dilihat serta sungai yang berasal dari mata airnya dan

menuruni lerengnya secara continue.

Oleh karena itu diharapkan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang harus lebih

(55)

Daerah Tujuan Wisata (DTW) dan menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten

Labuhanbatu Utara apalagi letaknya yang dekat dengan Bandara Kuala Namu yang

memungkinkan orang-orang dari daerah lain akan berkunjung ke tempat ini.

4.3.6 Dampak Pengembangan Objek Wisata Pantai Putra Deli

4.3.6.1 Dampak Postif

Dampak positif yang dapat dikembangkan apabila Air Terjun Serdang ini menjadi

Daerah Tujuan Wisata (DTW) dan menjadi daya tarik wisata Kabupaten Deli Serdang

adalah sebagai berikut:

a. Perubahan tata nilai dan sikap

Maksudnya apabila Pantai Putra Deli dikembangkan menjadi Daerah Tujuan Wisata

(DTW) dan menjadi daya tarik wisata maka adanya modernisasi dan globalisasi dalam

budaya, yang menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat setempat yang tinggal di

daerah setempat, yang tadinya semua irasional (tidak mungkin) menjadi rasional

(kenyataan).

b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

Maksudnya bahwa apabila berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sudah

tentu masyarakat kawasan sekitar menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong

(56)

c. Tingkat kehidupan yang lebih baik

Maksudnya apabila objek wisata Pantai Putra Deli ini menjadi Daerah Tujuan

Wisata (DTW) sudah pasti ini merupakan salah satu usaha mengurangi pengangguran dan

meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.

4.3.6.2 Dampak Negatif

Dampak negatif apabila Pantai Putra Deli ini dijadikan Daerah Tujuan Wisata

(DTW) dan sebagai daya tarik wisata adalah sebagai berikut:

a.Pola hidup konsumtif

Maksudnya apabila Pantai Putra Deli ini sudah berkembang dan maju kemungkinan

masyarakat setempat yang tinggal di daerah sekitar, ingin melakukan sesuatu

(pelayanannya) dengan instan dalam mengelola objek wisata tersebut tanpa memikirkan

wisatawan yang mengutamakan kealamian dan keaslian dari objek wisata tersebut.

b. Sikap individualistik

Maksudnya masyarakat setempat merasa dimudahkan dengan teknologi maju untuk

mengelola objek wisata ini sehingga membuat mereka tidak lagi membutuhkan bantuan

orang lain dalam mengelola objek wisata tersebut, dan akan membuat mereka lupa bahwa

mereka adalah makhluk sosial.

c. Gaya hidup asing

Maksudnya bahwa apabila daerah objek wisata Pantai Putra Deli ini menjadi daya

(57)

dan membawa budaya kebarat-baratan mereka dan mempengaruhi budaya asli contohnya

pergaulan bebas remaja, dan lain-lain.

d. Kesenjangan sosial

Maksudnya adalah apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa

individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan ada jurang

pemisah antara individu yang satu dengan individu yang lain.

e. Tercemarnya lingkungan

Maksudnya dengan semakin berkembangannya suatu objek wisata maka semakin

banyak pengunjung yang datang dan banyaknya sampah-sampah / bungkus-bungkus

makanan yanga dibuang sembarangan oleh pengunjung-pengunjung yang tidak

bertanggung jawab, maka hal ini harus lebih di perhatikan guna menciptakan lingkungan

yang sehat dan bersih dan juga terhindar dari bencana-bencana alam seperti banjir dan

sebagainya.

4.3.7 Potensi Lain

Potensi lain yang dimiliki Kabupaten Deli Serdang yang sebenarnya sangat

mendukung pengembangan dunia kepariwisatan yang perlu diperhatiakan oleh

pemerintahan Kabupaten Deli Serdang, antara lain :

1. Potensi sumber daya alam yang cukup menjanjikan baik potensi perkebunan,

pertanian, perikanan / kelautan, pertambangan, industri dan perdagangan dengan

(58)

merupakan komoditas eksport non-migas (penyumbang devisa negara) dan

merupakan agrowisata Kabupaten Deli Serdang.

2. Letak Kabupaten Deli Serdang sangat strategis, karena berada pada jalur lintas trans

Sumatera serta berada pada lintasan jalur kereta api sehingga mendukung

pengembangan investasi baik industri maupun perdagangan dan kepariwisataan.

3. Letak wiliayah yang berbatasan dengan Selat Malaka (perairan internasional)

sehingga sangat strategis untuk pengembangan pelabuhan bertaraf internasional,

selain potensi sumber daya alam perairan yang sangat mendukung.

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan pariwisata di Kabupaten Langkat merupakan usaha yang dilakukan secara terus-menerus agar dapat dan mampu daya saing terhadap pariwisata lainnya baik dari

Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata adalah objek wisata dan daya tarik wisata, yang sekilas memilik makna yang sama namun

tarik wisata di Kabupaten Cilacap, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul, “Analisis Potensi dan Pengembangan Pariwisata di Kawasan Nusakambangan

keindahan wisata yang ditawarkan oleh pemerintah daerah dengan berbagai program yang dibuat akan mampu menarik wisatawan yang ada untuk datang dan berkunjung ke

Kekuatan (Strenghts) yang menjadi kekuatan dari daya tarik wisata Bali Zoo Park diantaranya (1) atraksi satwa yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung sehingga

Peneliti ini menghasilkan potensi daya tarik wisata, karakteristik infrastruktur yang ada, Kondisi infrastrukur bermacam macam mulai dari kondisi tidak ada sampai

Kekuatan dari pengembangan atraksi donat boat adalah adanya potensi alam yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan atraksi wisata yang dapat menarik minat pengunjung, dapat

Banana boat Atraksi wisata merupakan hal yang utama dalam sebuah destinasi wisata dan akan menentukan berkembangnya industri pariwisata Atraksi yang tersedia di PIK sudah bisa