• Tidak ada hasil yang ditemukan

Objek Wisata Pantai Sebagai Asset Utama Dalam Industri Pariwisata Di Kabupaten Serdang Bedagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Objek Wisata Pantai Sebagai Asset Utama Dalam Industri Pariwisata Di Kabupaten Serdang Bedagai"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

OBJEK WISATA PANTAI SEBAGAI ASSET UTAMA DALAM INDUSTRI PARIWISATA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O L E H

GUSTI RANDIKA

NIM : 062204088

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI NON GELAR D III PARIWISATA BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA

(2)

OBJEK WISATA PANTAI SEBAGAI ASSET UTAMA DALAM INDUSTRI PARIWISATA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

KERTAS KARYA Dikerjakan

O L E H

GUSTI RANDIKA

NIM : 062204088

PEMBIMBING

Drs. Ridwan Azhar, M.Hum NIP. 131 124 058

Kertas karya ini diajukan kepada Panitia Ujian

Program Pendidikan Non Gelar Fakultas Sastra USU Medan Untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Diploma III

Dalam Program Studi Pariwisata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

(3)

Disetujui Oleh :

PROGRAM STUDI NON D-III PARIWISATA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Medan, Maret 2009

PROGRAM STUDI PARIWISATA

KETUA

Drs. Ridwan Azhar, M.Hum

(4)

Pengesahan Diterima oleh :

Panitia Ujian Program Pendidikan Non Gelar Sastra dan Budaya Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara

Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Diploma III Dalam Program Studi Pariwisata

Tanggal : Hari :

PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Drs. Syaifuddin, M.A, Ph.D NIP. 132098531

Panitia Ujian

No Nama Tanda Tangan

(5)

KATA PENGANTAR

Tiada untaian kata yang lebih indah yang dapat penulis ucapkan, selain rangkaian syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, terutama bagi penulis hingga pada saat ini, akhirnya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini dengan judul “Objek Wisata Pantai Sebagai Asset Utama dalam Industri Pariwisata di Kabupaten Serdang Bedagai”.

Selama masa studi hingga akhirnya penulis menyelesaikan kertas karya ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak serta orang-orang terdekat. Maka untuk itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Syaifuddin M.A., Ph. D, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Program Studi Diploma III Pariwisata USU, sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam menyusun kertas karya ini. 3. Bapak Drs. Mukhtar Madjid S.Sos, SE.Par, selaku Sekretaris Jurusan.

4. Bapak Drs. Parlaungan Ritonga, M.Hum, selaku dosen pembaca. 5. Bapak Hazed Djoeli (alm.), our memory is never died, Sir !

6. Ibu Adry, Bapak Marzaini Mandai, Bapak Jhonson Pardosi, Bapak Sigit, Bapak Solahuddin Nst., dan segenap dosen dan staf pegawai Program Study DIII Pariwisata USU lainnya yang telah banyak membantu penulis dan kawan-kawan selama masa studi.

(6)

8. Kepada kakak dan abang tersayang yang telah banyak mengajarkan kepada penulis tentang kedewasaan dan arti hidup, Gusnita, Gusmawanda, Gusti Rani, terima kasih atas dukungan, bantuan dan bimbingan kalian selama ini. Terus doakan untuk kesuksesan adiknya ya!

9. Untuk Bang Aseng, Kak Vina, Kak Iis, Bang Ucok, juga buat kakek nenek, Adon, p’Isyaf, dan segenap keluarga besar lainnya. Maaf karena penulis tidak bisa menyebutkan satu-persatu, terima kasih atas doa dan dukungannya kepada penulis.

10.Buat adik-adik sepupu yang selalu setia menemani hari-hari penulis dengan canda tawa. Imay, Boedy, Evie Aswin (Jangan bandel klen woy! Ikutilah jejak kakak klen yang maniez ini. Hehehe). Juga buat keponakan penulis, Bagas, Dhimas, dan Melodia (tiga kurcaci imut yang selalu menghibur penulis).

11. Buat keluarga kedua penulis yaitu keluarga besar DB Sangita Pramuka Akasha

Smansa Perbaungan (khususnya Kak Dial, Kak Gun dan Rina), juga buat TPC (Rani, Ratna, Riri, Siska, Wira), You’re always gonna be my love, itsumo..

12.Untuk SHE 5, Diny (dan laptopnya), Lela (dan kesabarannya), kak Yunda (dan Mionya), serta kak Ira (dan ng’date di parkiran perpusnya, hahaha), terima kasih untuk setiap kegilaan kita. (Kalian sangat berarti, istimewa di hati, slamanya rasa ini.. Jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing,ingatlah hari ini…)

13.Untuk teman-teman seperjuangan di kampuz, teman menangis bersama saat inaugurasi, Rico, Fiqi, Frizka, Yunita, Rando, Herry, keluarga Kak Ro, keluarga Erda, dan anak-anak UW’06 lainnya yang ga kalah penting, juga buat anak-anak Hotel’06, terima kasih buat kebersamaan yang telah tercipta.

(7)

‘pejantan tangguh’, Bang Adi dan Bang Ijal ‘Opium Net’ (tempat berlabuhnya SHE 5 saat kehilangan arah, hahaha), Bang Ferry Hadi (spirit dan inspirasinya sangat membantu penulis), Bli Wayan (just one word for you, ‘sweet’), Jayak (orang yang selalu memiliki ruang tersendiri di hati penulis), Dodi (pendengar paling setia), serta kepada teman-teman penulis di dunia maya, terima kasih atas perkenalan kita selama ini.

16.The last but not least, buat si satu nama sejuta repot, Rizky Lizadri Ananda (You’re one in million I love).

Namun demikian, penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam kertas karya ini. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, demi kesempurnaan tulisan ini ke depannya.

Medan, Maret 2009 Penulis

(8)
(9)

ABSTRAK

Pariwisata merupakan suatu asset yang sangat menguntungkan bagi suatu daerah ataupun negara. Pariwisata adalah suatu industri yang tidak menimbulkan polusi namun memiliki pemasukan berupa devisa yang dapat memajukan perekonomian serta pendapatan bagi masyarakat pada suatu daerah. Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata adalah objek wisata dan daya tarik wisata, yang sekilas memilik makna yang sama namun sebenarnya terdapat perbedaan yakni objek wisata merupakan daerah tujuan wisata yang bersumber dari alam saja, sedangkan daya tarik wisata merupakan sesuatu hal yang dapat menarik perhatian untuk dilihat dan dinikmati oleh wisatawan.

Wisata bahari merupakan suatu objek wisata yang berasal dari alam. Laut yang indah dengan deretan pasir yang lembut dan angin yang segar merupakan suatu aset tersendiri bagi suatu daerah untuk dapat dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata yang pastinya akan mengundang banyak wisatawan yang ingin menikmati keindahan tersebut. Dan jika diolah secara baik, maka laut dan pantai itu bisa menjadi suatu aset yang menguntungkan.

Kabupaten Serdang Bedagai sendiri merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak potensi kepariwisataan yang patut dikembangkan, terutama pada sektor kelautannya. Objek-objek itu mempunyai potensi yang besar yang dapat memberikan manfaat dan harapan bagi pengembangan industri pariwisata di Kabupaten Serdang Bedagai.

(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI... vi

BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul... 1

1.2. Batasan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penulisan... 3

1.4. Metode Penelitian ... 3

1.5. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II : TINJAUAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1. Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan ... 6

2.2. Pengertian Objek Wisata... 8

2.3. Pengertian Industri Pariwisata... 10

2.4. Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata... 12

2.5. Dasar dan Kriteria Pembangunan Objek Wisata... 15

2.6. Pengertian Sadar Wisata ... 17

2.7. Wisata Bahari ... 20

(11)

3.3. Sistem Kekerabatan... 25

3.4. Potensi Kabupaten Serdang Bedagai ... 26

3.5. Hari Jadi dan Motto Daerah Kabupaten Serdang Bedagai... 27

BAB IV : OBJEK WISATA PANTAI SEBAGAI ASSET UTAMA DALAM INDUSTRI PARIWISATA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

4.2. Pembangunan Pariwisata Serdang Bedagai Khususnya Pada Objek Wisata Bahari / Pantai ... 37

4.3. Kendala-Kendala yang Dihadapi dalam Pengembangan Pengelolaan Objek Wisata Bahari di Kabupaten Serdang Bedagai... 40

4.4. Upaya Pengembangan Kepariwisataan di Kabupaten Serdang Bedagai ... 41

BAB V : KESIMPULAN... 44

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Alasan Pemilihan Judul

Potensi pariwisata yang dimiliki Indonesia sangat prospektif dan objek wisata yang ada di dalamnya merupakan salah satu mata rantai yang sangat penting dalam rangkaian industri pariwisata dan diharapkan sebagai penambah pendapatan daerah dalam meningkatkan perekonomian negeri.

Kabupaten Serdang Bedagai sendiri menjadikan pariwisata sebagai asset utama untuk meningkatkan pendapatan daerah dan mensejahterakan kehidupan masyarakat sekitar. Maka dari itu, pemerintah daerah Serdang Bedagai tengah gencar membangun dan mengembangkan daerah objek wisata yang merupakan asset yang berkualitas di dalamnya. Dan tanpa disadari, begitu banyak potensi pariwisata di Kabupaten Serdang Bedagai mulai dari rentetan pantainya, sungai, hingga potensi-potensi alam lainnya serta berupa hasil kebudayaan dari masyarakatnya.

(13)

Klang, Pantai Kuala Putri, Pantai Sialang Buah, Pantai Indosat, Pantai Nagalawan, Mesjid Islamiyah, Mesjid Sulaimaniah, Mesjid Sulaimaniah Pantai Cermin, Pulau Berhala, Pemandian Alam Batu Nongol, Pemandian Alam Ancol, Air Terjun Sampuran, dan Pura Dharma Rakasa (Kampung Bali).

Dan dari uraian tersebut di atas, dapat ditarik suatu fakta bahwa 50% objek wisata yang terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai merupakan daerah pantai. Memang tak dapat dipungkiri lagi, Serdang Bedagai dominan dengan alam bahari karena letaknya juga merupakan daerah pesisir laut yang berbatasan dengan Selat Malaka dan Malaysia, sehingga potensi alam bahari di Serdang Bedagai sangat patut dimanfaatkan dan diharapkan dapat berkembang untuk kemajuan pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Serdang Bedagai.

Dan berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk memilih judul “ OBJEK WISATA PANTAI SEBAGAI ASSET UTAMA DALAM INDUSTRI PARIWISATA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ” pada pembuatan kertas karya ini.

1.2. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penulisan kertas karya ini sangat penting agar penulisan lebih terarah dan tidak menyimpang dari tujuan semula. Dan di sini penulis membatasi permasalahan yakni hanya membahas mengenai :

(14)

2. Bagaimana perkembangan pembangunan pariwisata di Kabupaten Serdang Bedagai, khususnya pada objek wisata bahari atau pantainya?

3. Apa upaya pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah daerahnya? 1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan kertas karya ini adalah :

1. Untuk menambah informasi mengenai objek-objek wisata bahari yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Serdang Bedagai.

3. Untuk menambah wawasan mengenai upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah setempat pada sistem perkembangan kepariwisataannya.

4. Guna memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar Ahli Madya Jurusan Usaha Wisata Program Study Pariwisata di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

1.4. Metode Penelitian

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis menggunakan dua metode untuk mengumpulkan data, yaitu :

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

(15)

Yakni memperoleh informasi dengan cara terjun langsung ke lapangan yang kemungkinan data dapat diperoleh melalui observasi atau pengamatan langsung ke objek wisata serta mengadakan wawancara dengan orang yang berkompeten dalam masalah tersebut.

1.5. Sistematika Penulisan

Mengingat sangat luasnya bidang yang diteliti dalam masalah ini, maka untuk mempermudah pembahasan, penulis akan menguraikannya dalam 5 bab yang di dalamnya terbagi atas beberapa sub bagian :

BAB I Pendahuluan yang terdiri dari : alasan pemilihan judul, tujuan penulisan, batasan masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan teoritis kepariwisataan yang meliputi : pengertian pariwisata, pengertian objek wisata, pengertian industri pariwisata, pengertian sarana dan prasarana, dasar dan kriteria pembangunan objek wisata, pengertian sadar wisata, dan pengertian wisata bahari.

BAB III Gambaran umum daerah Kabupaten Serdang Bedagai yang terdiri dari letak geografis, dan batas wilayah administratif, demografi, sistem kekerabatan serta potensi pariwisata di Kabupaten Serdang Bedagai.

(16)
(17)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

2.1. Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan

Istilah pariwisata secara etimologi berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu pari yang berarti banyak, berputar-putar, berkali-kali atau berkeliling. Sedangkan wisata berarti bepergian. Secara garis besar maka pariwisata dapat diartikan sebagai suatu perjalanan berkeliling.

Undang-undang No.9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan, menyebutkan defenisi dari wisata, wisatawan, kepariwisataan, dan pariwisata yaitu :

• Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian kegiatan tersebut

yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara waktu, untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.

• Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

• Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata

termasuk pengusahaan objek dan daya tarik serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.

• Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

wisata termasuk semua penyelengggaran kegiatan pariwisata.

(18)

1. Prof. Salah Wahab, dalam bukunya An Introduction on Tourism Theory mengemukakan bahwa : Pariwisata merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian di antara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri ataupun di luar negeri.

Prof. Salah Wahab mengemukakan batasan-batasan pariwisata itu berdasarkan pemikirannya yang terdiri dari tiga unsur, yaitu :

Manusia (man), yakni orang yang melakukan perjalanan wisata.

Ruang (space), yakni daerah atau ruang lingkup tempat melakukan

perjalanan.

Waktu (time), yakni waktu yang digunakan selama melakukan

perjalanan.

2. Yoeti, mengemukakan bahwa pariwisata adalah sebuah perjalanan yang dilaksanakan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan mencari nafkah di tempat yang dikunjungi; melainkan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam.

Dari definisi-defisi di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang menjadi ciri-ciri pariwisata yakni ::

• Perjalanan yang dilakukan sementara waktu.

(19)

• Perjalanan itu walau apapun bentuknya, harus selalu dikaitkan dengan

pertamasyaan atau rekreasi.

• Tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjungi.

2.2. Pengertian Objek Wisata

Mengenai pengertian objek wisata dapat kita lihat beberapa sumber acuan diantaranya :

1. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1979

Objek Wisata adalah perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat keadaan alam yang mengalami daya tarik untuk dikunjungi.

2. SK Menparpostel No. KM 98/PW-102/MPT-87 Objek Wisata adalah tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga menjadi daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan. Seorang wisatawan yang datang berkunjung ke suatu daerah objek wisata dengan alasan dan tujuan tertentu demi mencapai kepuasan dan mencari manfaat dari kunjungannya. Manfaat dan kepuasan itu ditentukan oleh dua faktor yang saling berkaitan, yaitu tourism resource sama dengan objek wisata dan atraksi wisata.

(20)

ke tempat tersebut. Hal-hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata di antaranya adalah :

a. Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta (Natural Amenitas)

b. Hasil ciptaan manusia (Man Made Supply), misalnya benda-benda bersejarah, kebudayaan dan keagamaan (historical, cultural and religius). c. Tata cara hidup masyarakat (The Way of Life).

Atraksi wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik wisata agar orang-orang mau berkunjung ke tempat tersebut, Agar suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik, disamping harus ada tiga atraksi wisata, suatu daerah tujuan wisata harus mempunyai syarat daya tarik, yaitu :

a. Adanya sesuatu yang bisa dilihat (something to see); b. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan (something to do); c. Adanya sesuatu yang bisa dibeli (something to buy).

Ketiga syarat tersebut adalah merupakan unsur-unsur untuk mempublikasikan kepariwisataan.

(21)

1. Natural Amentis, yaitu benda-benda yang sudah tersedia dan terdapat di dalam semesta, contohnya iklim, bentuk tanah, pemandangan alam, flora dan fauna, dan sebagainya.

2. Man Mades Supply, yaitu hal karya manusia seperti benda-benda bersejarah, kebudayaan, religi serta tata cara hidup manusia. Dalam hal ini daya tarik wisata erat kaitannya dengan atraksi wisata.

2.3. Pengertian Industri Pariwisata

Damarjadi (1992) (Yoeti) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan Industri Pariwisata adalah :

“Industri Pariwisata merupakan rangkuman dari berbagai macam bidang usaha, secara bersama-sama menghasilkan produk-produk maupun jasa-jasa/layanan-layanan atau service, yang nantinya baik secara langsung ataupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh para wisatawan.”

Para ahli kepariwisataan di luar negeri memberikan beberapa batasan yang bervariasi di industri pariwisata, misalnya :

Prof. W. Hunzieker dari Bern University (dalam Yoeti, 1985 : 105), memberikan rumusan : “Tourism enterprise are all business entities which, by combining various means of production, provide good and services of a specially tourist nature”.

(22)

“Tourism is high decentralized industry consisting of enterprises different in size, location, function, type organization, range of services provide, and method use to market and sell them”.

Batasan tersebut lebih banyak berorientasi dengan kegiatan menganalisa cara-cara melakukan pemasaran dan promosi hasil (produk) industri pariwisata. Dikatakan, industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa-jasa atau produk yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu tidak hanya dalam jasa yang dihasilkan tetapi juga dalam besarnya perusahaan, lokasi, atau tempat kedudukan, letak geografis, fungsi, bentuk organisasi mengelola dan metode pemasarannya.

Pengertian Industri Pariwisata akan lebih jelas bila kita mempelajari dari jasa atau produk yang dihasilkan atau pelayanan yang diharapkan wisatawan ketika ia melakukan perjalanan. Pendekatan ini beranggapan bahwa produk dari industri adalah semua jasa yang diberikan oleh macam-macam perusahaan, sejak seorang wisatawan meninggalkan tempat tinggalnya, sampai di daerah tujuan wisata yang menjadi pilihannya, sampai ke rumah tempat tinggalnya semula.

(23)

yang dibutuhkan oleh wisatawan. Oleh karena itu, produk pariwisata merupakan suatu package baik perjalanan yang diurus sendiri (independent tour) atau diurus oleh tour operator dalam suatu package tour dengan itenerary yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

2.4. Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata a. Sarana Pariwisata

Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung dan hidup serta kehidupannya banyak bergantung pada kedatangan wisatawan. Seperti kita ketahui bahwa sarana kepariwisataan dibagi menjadi tiga bagian yang saling melengkapi, yaitu sarana pokok kepariwisataan (Main Tourism Superstructure), sarana pelengkap kepariwisataan (Suppelementing Tourism Superstructure), sarana penunjang kepariwisataan (Yoeti 1996 : 124).

a. Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Superstructure)

Yang dimaksud dengan sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang kehidupannya bergantung pada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan. Sarana pokok kepariwisataan berfungsi dalam memberikan fasilitas pokok yang dapat memberikan pelayanan bagi kedatangan wisawatan. Perusahaan yang termasuk kelompok ini adalah :

(24)

tour-tour seightseeing bagi wisatawan seperti Travel Agent, Tour Operator, dan lain-lain.

2. Perusahaan yang memberi pelayanan di daerah tujuan ke mana wisatawan itu pergi, atau biasa disebut ‘residential tourism plan’ yaitu perusahaan yang memberi layanan penginapan, menyediakan makanan dan minuman di daerah tujuan wisata misalnya Hotel, Motel, Homestay, Cottage, Pension, dan sebagainya.

b. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplementing Tourism Superstructure) Sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan atau tempat yang menyediakan fasilitas rekreasi yang fungsinya melengkapi sarana pokok kepariwisataan dan membuat wisatawan dapat lebih lama tinggal di suatu daerah tujuan wisata yang dikunjunginya. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah sarana/fasilitas olahraga dan sarana lainnya.

c. Sarana Penunjang Kepariwisataan

(25)

pembangunan dan pengembangannya meliputi lima syarat (Gamal Suanto, SH Dasar-Dasar Manajemen Pariwisata:19)

1) Objek dan daya tarik wisata 2) Prasarana wisata

3) Sarana wisata

4) Tata Laksana/infrastruktur 5) Masyarakat/lingkungan b. Prasarana Pariwisata

Yang dimaksud dengan prasarana (infrastructures) adalah “semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sehingga memudahkan manusia untuk memenuji kebutuhannya” (Yoeti, 1985). Jadi fungsinya adalah melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan sebagaimana mestinya. Ada tiga kelompok prasarana umum, kebutuhan pokok pola hidup modern, dan prasarana wisata.

1) Prasarana Pariwisata

Prasarana yang diperuntukkan bagi wisatawan, meliputi :

(26)

b. Tempat informasi wisatawan

− Agen perjalanan dan biro perjalanan umum − Penyewaan kendaraan dan tour operator lokal

c. Kantor informasi dan promosi yaitu kantor penerangan wisata yang berada di pintu masuk suatu negara, kota atau daerah tertentu. Di Indonesia dikenal dengan Tourist Information Center (TIC).

d. Tempat-tempat rekreasi dan sport, termasuk di dalamnya fasilitas perlengkapan sport darat, air dan udara, dan lain-lain.

e. Sarana transportasi penunjang.

2.5. Dasar dan Kriteria Pembangunan Objek Wisata

Kriteria pembangunan objek wisata harus berorientasi pada daya tarik dan kepuasan pengunjung, tanpa mempersoalkan masalah dasar tujuan pembangunan objek wisata itu. Dalam rangka kegiatan ini, maka kriteria pembangunan objek wisata (Karyono 1997 : 112).

a. Potensi daya tarik sumber daya wisata

Potensi daya tarik sumber daya wisata merupakan pertimbangan utama untuk pembangunan objek wisata. Penilaian atas kadar daya tarik sumber daya tidak mudah karena menyangkut rasa dari sumber daya tarik itu sendiri.

b. Potensi pasar

(27)

tetapi juga harus dikaitkan dari segi kualitas seperti minat, selera, kebutuhan, termasuk juga fasilitas yang disediakan.

c. Kemudahan pencapaian

Kemudahan pencapaian adalah suatu keadaan dimana wisatawan dapat mencapai objek wisata dengan mudah dari tempat tinggalnya.

d. Kondisi lingkungan

Perhatian dan perhitungan terhadap kondisi lingkungan suatu objek wisata bersifat timbal balik dalam artian bahwa pengaruh atau dampak lingkungan wisatawan terhadap lingkungan objek wisata seperti lingkungan sosial budaya, biota, dan abiota sangat memerlukan analisis dampak lingkungan. e. Prasarana wisata

Prasarana wisata merupakan sumber daya alam buatan manusia yang mutlak dibutuhkan dalam sepanjang perjalanan wisatawan ke daerah tujuan wisata seperti terminal, jalan, stasiun, jembatan, listrik, telekomunikasi, air, dan lainnya.

f. Sarana wisata

Sarana wisata yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan oleh wisatawan seperti hotel, biro perjalanan, restauran, dan sarana pendukung lainnya.

g. Sumber daya tarik pendukung

(28)

h. Pengelolaan

Dalam pengelolaan objek wisata harus memperhitungkan kemampuan perkembangannya dikemudian hari (Karyono, 1997 : 116).

2.6. Pengertian Sadar Wisata

Dewasa ini industri pariwisata merupakan industri jasa yang merupakan industri terbesar di dunia. Indonesia termasuk salah satu negara yang memanfaatkan industri pariwisata untuk menghasilkan dan meningkatkan devisa negara. Sebagai negara kepulauan yang terdiri dari kurang lebih 17.508 pulau. Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang unik dan beranekaragam. Aset potensi kepariwisataan Indonesia tidak hanya memenuhi unsur keindahan, keaslian, keunikan dan keutuhan, tetapi juga diperkaya dengan berbagai kekayaan dan keanekaraaman budaya, flora dan fauna. Ekosistem dan gejala alam yang merupakan daya tarik dapat dikemas menjadi objek pariwisata yang sangat menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

(29)

Salah satu penyebab terjadinya hal demikian adalah diakibatkan oleh kurangnya sadar wisata baik di kalangan masyarakat lokal, dunia usaha maupun pengunjung. Sadar wisata adalah mengerti, menghargai dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kepariwisataan. Sadar wisata ini dimaksudkan agar masyarakat lokal, dunia usaha dan pengunjung dan pihak-pihak lain yang terlibat dapat berpartisipasi dalam meningkatkan kepariwisataan di kawasan mereka. Partisipasi masyarakat atas pembangunan pariwisata akan lebih serasi bila dilandasi dengan pengertian mengenai kepariwisataan karena pengetahuan akan pariwisata akan lebih mempermudah dalam meningkatkan kesadaran wisata bagi masyarakat.

Untuk menanggulangi permasalahan pengelolaan dan pengembangan kawasan wisata alam dapat dilakukan beberapa upaya pembinaan program sadar wisata, antara lain :

1. Program Sapta Pesona

(30)

• Aman, yaitu suatu kondisi yang memberikan suasana tenang dan tentram bagi

wisatawan terbebas dari rasa takut dan khawatir baik akan keselamatan jiwa, raga maupun harta milik para wisatawan.

• Tertib, yaitu suatu keadaan yang mencerminkan suasana yang tertib, teratur

dan disiplin dalam semua kehidupan masyarakat.

• Bersih, yaitu suatu kondisi atau keadaan yang menampilkan sifat bersih dan

sehat. Dimana wisatawan akan mendapatkan suasana yang nyaman, asri, bersih dari pencemaran.

• Sejuk, yaitu suatu kondisi yang mencerminkan penataan yang teratur, tertib

dan serasi sehingga mencerminkan keindahan seperti penampilan wajah kota, halaman depan setiap rumah penduduk, bangunan penginapan dan lain sebagainya.

• Ramah tamah, yaitu suatu sifat dan perilaku masyarakat yang akrab dan

bersahabat dalam pergaulan, hormat, sopan santun, selalu ramah dan membantu tanpa pamrih.

• Kekeluargaan, yakni sikap dan perilaku terbuka dari para pelaku pariwisata

serta masyarakat setempat kepada para wisatawan sehingga wisatawan tersebut merasa dekat dan tidak canggung serta dapat menikmati perjalanannya dengan aman dan nyaman.

(31)

lingkungan, atraksi budaya maupun penyediaan souvenir khas daerah serta cendramata lainnya.

2.7. Wisata Bahari

Wisata merupakan suatu perjalanan dengan tujuan bersenang-senang dan bahari merupakan kelautan atau daerah pantai. Maka dapat disimpulkan bahwa Wisata Bahari adalah merupakan suatu objek wisata pantai dimana matahari (sun), pasir (sand), laut (sea) dan angin pantai menjadi suatu tujuan utama bagi wisatawan yang ingin menikmati kegiatan berekreasi.

(32)

BAB III

GAMBARAN UMUM DAERAH KABUPATEN SERDANG

BEDAGAI

1.1. Letak Geografis dan Batas Wilayah Administratif

Kabupaten Serdang Bedagai merupakan Kabupaten yang baru dimekarkan berdasarkan UU No. 36 Tahun 2003 dari Kabupaten induknya yakni Kabupaten Deli Serdang. Secara geografis, Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada 2,55” – 3,16” Lintang Utara dan 98,33” – 99,27” Bujur Timur dengan luas wilayah mencapai 1.920,277 km2 yang terdiri dari 17 kecamatan, 244 desa/kelurahan dengan jumlah penduduk 588.263 jiwa yang di dalamnya terdapat berbagai jenis suku, seperti Jawa, Melayu, Batak Karo, Batak Simalungun, Angkola, Mandailing, Minang, Banjar, Aceh, Nias dan Tionghoa – Indonesia.

Adapun batas-batas Kabupaten Serdang Bedagai sebagai berikut : Sebelah utara : Selat Malaka

Sebelah selatan : Kab. Simalungun

Sebelah barat : Kab. Deli Serdang (dengan batas wilayah Sungai Ular)

(33)

Daftar Luas Tiap – Tiap Kecamatan Disajikan pada Tabel Berikut

KECAMATAN LUAS (HA) PERSENTASE (%)

Sei Rampah 210,314 10.95

Sei Bamban 81,610 4,25

Tanjung Beringin 67,572 3,52

Bandar Kalipah 76,466 3,98

Teluk Mengkudu 81,054 4,22

Pantai Cermin 85,068 4,43

Perbaungan 13,868 5,93

Pegajahan 100,708 5,24

Tebing Tinggi 146,032 7,60

Tebing Tinggi Syahbandar 141,502 7,37

Dolok Masihul 193,173 10,86

Serba Jadi 68,207 2,55

Kotarih 83,267 4,34

Bintang Ayu 66,891 3,48

Silinda 52,353 2,73

Dolok Merawan 131,062 6,83

(34)

Kabupaten Serdang Bedagai memiliki iklim tropis dimana kondisi iklimnya hampir sama dengan Kabupaten Deli Serdang sebagai Kabupaten induk. Kabupaten ini memiliki rata-rata kelembapan udara per bulan sekitar 84%, curah hujan berkisar antara 30 sampai dengan 340 mm perbulan dengan periodik tertinggi pada bulan Agustus – September, hari hujan per bulan berkisar 8-26 hari dengan periode hari hujan yang besar pada bulan Agustus – September tiap tahunnya. Rata-rata kecepatan udara berkisar 1,9 m/dt dengan tingkat penguapan sekitar 3,47 mm/hari. Temperatur udara per bulan minimum 23,370 C dan maksimum 32,20 C.

3.2. Demografi dan Mata Pencaharian

Jumlah penduduk di Daerah Tingkat II Kabupaten Serdang Bedagai berkisar 588.263 jiwa dengan luas daerah Kabupaten Serdang Bedagai maka kepadatan penduduknya rata-rata 310 jiwa/km2. Adapun etnis yang mendiami antara lain Melayu, Jawa, Batak, Mandailing, Minang dan Tionghoa-Indonesia dan lain-lain.

(35)
(36)

Dari sekitar 588.263 jiwa penduduk Kabupaten Serdang Bedagai yang berusia 9 tahun keatas (penduduk usia kerja), sebanyak 255.565 orang merupakan angkatan kerja. Mereka adalah yang berstatus bekerja 208.565 orang merupakan angkatan kerja. Mereka adalah yang berstatus bekerja 208.072 orang dan berstatus menganggur 47.493 orang. Mereka yang berstatus mencari pekerjaan ini sering disebut dengan pengangguran terbuka (open employment). Sedang mereka yang melakukan kegiatan non ekonomis (bukan angkatan kerja) sebanyak 202.192 orang. Mereka adalah yang mempunyai kegiatan utama sekolah 94.662 orang, mengurus rumah tangga 80.724 orang dan melakukan kegiatan lainnya 26.806 orang.

Ditinjau menurut lapangan usaha penduduk yang bekerja, lebih dari 81.962 orang penduduk Kabupaten Serdang Bedagai bekerja di sektor pertanian, sektor perdagangan menyerap pekerja sebanyak 32.690 orang, sektor industri 32.253 orang dan sektor jasa mencapai 30.877 orang. Sedangkan sektor terendah adalah sektor pertambangan/penggalian, dan sektor jasa keuangan masing-masing sebesar 403 orang dan 538 orang. (website Kabupaten Serdang Bedagai).

3.3.Sistem Kekerabatan

(37)

dari sistem kekerabatan mereka sebagai bentuk tanda asal usul nenek moyangnya. Sampai sekarang hal tersebut masih banyak dilakukan oleh berbagai bangsa di dunia ini sebagai identitas keturunan mereka. Sistem kekerabatan / marga ialah pemberian nama keluarga pada keturunannya sebagai bentuk keturunannya tersebut berasal dari garis keturunan keluarga nama marga tersebut.

Serdang Bedagai terdiri dari berbagai suku bangsa, begitu pula sistem kekerabatan yang dianut oleh masyarakatnya. Adapun sistem kekerabatan yang dipakai oleh masyarakatnya yakni patrilineal pada suku Batak, Tionghoa dan lainnya, dan matrilineal pada suku Minangkabau, dan bilateral pada suku Jawa. Mayoritas penduduk menggunakan sistem patrilineal.

Namun suku yang menjadi ikon Kabupaten Serdang Bedagai adalah suku Melayu, dimana setiap bangunan atau seni budaya yang lebih sering muncul adalah dari adat istiadat Melayu Deli.

3.4. Potensi Kabupaten Serdang Bedagai

(38)

3.5.Hari Jadi dan Moto Daerah Kabupaten Serdang Bedagai

(39)

BAB IV

OBJEK WISATA PANTAI SEBAGAI ASSET UTAMA DALAM

INDUSTRI PARIWISATA DI KABUPATEN SERDANG

BEDAGAI

4.1. Profil Objek Wisata Pantai di Serdang Bedagai

Potensi utama dari Kabupaten Serdang Bedagai dalam bidang pariwisata adalah letak geografisnya. Kabupaten Serdang Bedagai menawarkan pesona wisata bahari, wisata alam dan wisata budaya yang menakjubkan. Serdang Bedagai yang memiliki panjang pantai kurang lebih 95 Km ini, merupakan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi objek wisata bahari. Sebagian dari lokasi objek wisata pantai didaerah ini dikelola secara sederhana, tetapi salah satu diantaranya telah dikembangkan secara profesional bekerjasama dengan investor Malaysia, yakni Kawasan Wisata Theme Park Pantai Cermin sebagai ikon Pariwisata di Sumatera Utara akan terus dikembangkan terlebih letaknya cukup strategis dan tidak terlalu jauh dari pusat kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara.

(40)

Bedagai memiliki beberapa obyek wisata pemandian alam yang telah dikelola sebagai tempat wisata. Sedangkan untuk wisata budaya, penduduknya yang terdiri dari berbagai jenis etnis yakni Melayu sebagai etnis asli serta Simalungun, Batak Toba, Jawa, Karo, Mandailing dan lain-lain sebagai etnis pandatang, memiliki beragam adat istiadat dan budaya yang layak dilestarikan.

Hingga saat ini tercatat ada 8 (delapan) lokasi objek wisata bahari yang terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai yang telah memberikan pemasukan PAD Kabupaten Serdang Bedagai. Objek wisata itu adalah :

4.1.1. Pantai Cermin Theme Park

Pantai Cermin terletak di Desa Pantai Cermin kecamatan Pantai Cermin, merupakan kawasan wisata terkenal di Sumatera Utara. Pantai Cermin secara geografis dan administratif terletak pada posisi 2° 57”-30° 16” lintang utara hingga 98° 33”-99° bujur timur.

(41)

atau sepeda motor. Dan mulai dari Simpang Tiga Perbaungan sampai ke tempat, pengunjung akan menikmati kesejukan karena beberapa lebar di kiri dan kanan jalan terdapat areal perkebunan denagn tanaman kelapa sawit dan coklat.

Kawasan Wisata Pantai Cermin yang terkenal dengan Water Theme Park, merupakan objek wisata alam yang dipadukan dengan wisata buatan (rekreasi) dengan pengelolaan yang profesional. Objek wisata Water Theme Park ini merupakan primadona pariwisata Kabupaten Serdang Bedagai dan satu-satunya objek wisata rekreasi terbesar di luar Pulau Sumatera. Di objek wisata ini terdapat beberapa fasilitas rekreasi dan olah raga air: Kemudian ditengah lokasi persis ditengah lokasi theme park terdapat pantai putih bersih tentu saja akan menarik untuk dinikmati.

(42)

seperti layaknya Pantai Ancol di Jakarta, sehingga menciptakan Pantai Cermin Theme Park sebagai ikon pariwisata Kabupaten Serdang Bedagai.

4.1.2. Pantai Pondok Permai Kota Pari

Terletak di pinggiran pantai desa Kota Pari Kecamatan Pantai Cermin. Jarak pantai ini sekitar 43 km dari ibukota profinsi dan 23 km dari ibukota kabupaten. Pondok Permai sudah sangat dikenal oleh masyarakat kota-kota besar di Sumatera Utara bahkan di Indonesia. Restorannya yang berada sangat dekat dengan bibir pantai mengundang minat pengunjung untuk sering datang ke objek wisata Pondok Permai ini. Di areal 9 Ha pada lokasi ini tersedia kolam pancing, sepeda air, pondok-pondok santai dan kuda tunggangan. Makanan khas ikan laut, kepiting, udang dan kerang (sea food) serta jagung bakar dan es kelapa muda khas nya selalu tersedia disini, fasilitas lain tersedia hiburan/musik karaoke juga menjadi favorit bagi para wisatawan yang datang, terutama wisatawan dari kalangan suku Tionghoa. Dilokasi ini sangat cocok untuk bermain layang-layang dan volley pantai. Pada sore hari di hari libur, pantai pondok permai ini pasti nramai oleh pengunjung dari berbagai daerah.

4.1.3. Pantai Klang

(43)

Medan. Dan 20 menit dengan jarak 25 km dari kota Lubuk Pakam. Pantai ini terletak diantara sungai Nipah dan Pantai Sialang Buah. Prasarana untuk memasuki pantai ini sudah di aspal dimana sepanjang jalan memasuki objek wisata ini, wisatwan dapat melihat sawah terbentang luas sehingga dapat menambah ketertarikan para wisatawan yang berkunjung ke pantai ini.

(44)

berenang di sekitar tepi pantai masyarakat sekitar pantai dan pengelola menyediakan ban untuk disewa dengan harga yang relative murah dan terjangkau hanya Rp. 3000 atau Rp 5.000.

4.1.4. Pantai Gudang Garam

(45)

4.1.5. Pantai Sialang Buah

Pantai Sialang Buah terletak di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu, berjarak 60 Km dari kota Medan atau 9 Km dari Sei Rampah (ibukota Kabupaten Serdang Bedagai) melewati rute Medan – Tebing Tinggi. Selain sebagai tempat rekreasi keluarga, Pantai Sialang Buah juga dikenal dengan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Oleh karena itu, banyak pengunjung yang datang kesini bukan hanya sekedar menikmati pemandangan alamnya yang menawan, tetapi juga membeli ikan-ikan laut segar.

Di pinggir pantai terdapat pondok-pondok santai dan warung makanan. Juga tersedia tempat penyewaan ban (pelampung) bagi pengunjung yang ingin berenang di pantai. Semilir angin yang sejuk membuat pengunjung betah bersantai di sini. Objek wisata ini ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun domestik pada hari libur. Pengunjung dapat membeli souvenir dari kulit kerang yang banyak di jual di pinggir pantai, sebagai oleh-oleh untuk di bawa pulang.

4.1.6. Pantai Kuala Putri

(46)

lainnya, disini juga terdapat restoran seafood, pondok-pondok santai dan panggung hiburan serta kolam pancing.

4.1.7. Pantai Mutiara 88

Pantai ini terletak di Desa Kota Pari Kecamatan Pantai Cermin, sekitar ± 43 km dari Kota Medan dan ± 23 km dari ibukota kabupaten. Objek wisata ini memiliki daya tarik tersendiri karena letaknya di areal hutan bakau (mangrove) di tepi pantai Desa Kota Pari Kecamatan Pantai Cermin, lingkungannya terlihat asri. Pengunjung objek wisata ini dapat melihat tempat berkembang biaknya ikan laut dan kepiting di dalam air diantara akar-akar pohon bakau. Disini tersedia restoran dengan sajian ikan-ikan laut (sea food) dan pondok-pondok santai dengan harga yang terjangkau.

4.1.8. Pulau Berhala

(47)

negara lain. Bahkan pada awal dan akhir tahun, Pantai Pulau Berhala menjadi tempat persinggahan penyu untuk bertelur. Pulau ini juga dinyatakan memiliki 60 persen biota yang hidup di Indonesia sehingga telah ditetapkan sebagai kawasan wisata bahari melalui Perda No 12 Tahun 2006 yang dapat dikembangkan selama tetap berwawasan lingkungan.

Tidak terlalu sulit untuk sampai ke Pulau Berhala, jarak tempuhnya juga sangat dekat. Dari pelabuhan Belawan jaraknya sekitar 70 mil. Sementara kalau perjalanan dengan kapal hanya butuh waktu sekitar 1,5 jam dari pelabuhan rakyat di Tanjung Beringin atau Pantai Cermin. Upaya yang perlu dilakukan dalam mengembangkan potensi wisata pulai ini, adalah dengan campur tangan investor untuk memperkenalkan keindahan Pulau Berhala yang dinilai memiliki banyak kelebihan dibanding pulau-pulau lainnya.

Selain objek wisata diatas yang telah dikembangkan dan memberikan PAD bagi Kabupaten Serdang Bedagai, masih terdapat beberapa lokasi di sepanjang garis pantai itu yang masih berpotensi untuk dikembangkan seperti :

• Pantai Citra Wangi, 47 km dari Medan (jalur P.Cermin menelusuri pantai)

• Pantai Sri Mersing, 48 km dari Medan (jalur P.Cermin menelusuri pantai)

• Pantai Matik-matik, 53 km dari Medan (jalur P.Cermin menelusuri pantai)

(48)

• Pantai Sentang, 61 km dari ibukota Propinsi dan 48 km dari ibukota

Kabupaten. Desa Sentang, Kecamatan Teluk Mengkudu.

• Pantai Merdeka Indah, 65 km dari ibukota Propinsi dan 48 km dari ibukota

Kabupaten. Desa Bagan Kuala, Kecamatan Tanjung Beringin.

• Pantai Budi, 65 km dari ibukota Propinsi dan 48 km dari ibukota Kabupaten.

Desa Bogak Besar, Kecamatan Teluk Mengkudu.

Ke tujuh objek wisata ini berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi objek wisata bahari. Selain berdekatan jalan penghubung antara objek di atas memiliki aksesibilitas yang baik dengan jalur transportasi jalan kelas III B yang dikenal dengan jalur menelusuri pantai.

4.2. Pembangunan Pariwisata Serdang Bedagai Khususnya pada Objek Wisata

Bahari/Pantai

Pembangunan kepariwisataan daerah merupakan bagian integral dari

pembangunan daerah secara keseluruhan mengingat berwisata sudah menjadi

kebutuhan (secara relatif) dan tidak lagi dipandang oleh masyarakat sebagai

fenomena yang mewah, akan tetapi juga memiliki potensi dan keunggulan dalam

sektor perekonomian daerah. Untuk Kabupten Serdang Bedagai potensi wisata di

(49)

wisatawan lokal sebanyak 106.724 orang, domestik 395 orang dan wisatawan

mancanegara 123 orang.

Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan baik dari dalam negeri ataupun

luar negeri menuju objek-objek wisata selama 5 tahun kedepan (2006-2010) adalah

sebagai berikut :

Meningkatkan promosi budaya dan pariwisata baik di dalam maupun luar

negeri.

Meningkatkan aksesibilitas menuju daerah tujuan wisata.

Mengembangkan potensi wisata bahari, dengan memenuhi sarana dan

prasarana pendukung yang diperlukan wisatawan.

Mengembangkan sistem informasi pariwisata yang handal dan terpercaya.

Mengembangkan kerjasama luar negeri antara lain dengan mengundang tour

operator mancanegara berkunjung ke Kabupaten Serdang Bedagai.

Mendukung pelaksanaan even-even dan hiburan wisata yang tertuang dalam kalender wisata dan kuantitas yang semakin meningkat.

(50)

Serdang Bedagai juga memiliki jalan alternatif lain yaitu jalur menelusuri pantai. Namun jalan ini masih dirasa terlalu sempit untuk mobil atau truk berbadan besar dan jalan ini merupakan jalan kelas III B sehingga jalan ini tidak digunakan oleh angkutan Lintas Sumatera. Pembangunan Bandar Udara Kuala Namu juga akan berdampak cukup signifikan bagi pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Serdang Bedagai, untuk itu diperlukan intensitas pekerjaan yang lebih tinggi dalam merencanakan Tatralok.

(51)

4.3. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Pengembangan Pengelolaan Objek Wisata Bahari di Kabupaten Serdang Bedagai

Dalam upaya pengembangan objek-objek wisata di daerah Kabupaten Serdang Bedagai terutama pada objek wisata bahari, masih terdapat kendala-kendala dalam pelaksanaannya, seperti :

1. Lemahnya peraturan desa dan peraturan yang mengatur tata pelaksanaan pengembangan menyebabkan kurangnya kesadaran sumber daya manusia dalam hal kebersihan dan pelayanan yang baik bagi wisatawan.

2. Lemahnya sumber daya manusia dalam hal pelayanan jasa kepariwisataan, seperti penyediaan pemandu wisata (guide) dan kemampuan berbahasa Inggris dan bahasa asing lainnya.

3. Kurangnya perhatian pemerintah dalam pengelolaan akomodasi.

4. Kurangnya infrastruktur pendukung serta kondisi jalan yang rusak di beberapa jalur.

5. Kurangnya partisipasi dari pihak-pihak sponsor ataupun pihak-pihak yang terkait. 6. Kurangnya kesadaran masyarakat setempat tentang arti dan nilai-nilai sejarah dari

objek-objek tersebut.

(52)

Kabupaten Serdang Bedagai dapat berkembang lebih baik lagi dan dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat dan terutama para wisatawan mancanegara.

4.4. Upaya Pengembangan Kepariwisataan di Kabupaten Serdang Bedagai Dalam upaya pelestarian objek-objek wisata di daerah Kabupaten Serdang Bedagai maka perlu adanya bantuan dari pihak masyarakat setempat maupun pihak-pihak pengembangan dan pelestarian objek-objek wisata tersebut. Pemerintah telah membuat suatu dasar pertimbangan dalam rangka mengupayakan pelestarian dan pengembangan kepariwisataan yang telah ditetapkan dalam GBHN seperti pembinaan dan pengembangan pariwisata dalam negeri terus ditingkatkan untuk memperkenalkan objek-objek dan daya tarik wisata yang sekaligus dapat mengenal lingkungan alam dan budaya bangsa sendiri disamping menghasilkan lapangan kerja.

Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan yaitu antara lain sebagai berikut : • Mengembangkan lebih jauh potensi objek-objek wisata yang dimiliki dalam

menunjang kepariwisataan di daerah Kabupaten Serdang Bedagai khususnya dan di Sumatera Utara umumnya serta perlu adanya perhatian khusus ke objek-objek wisata tersebut, seperti perenovasian ulang apabila terjadi kerusakan tanpa menghilangkan nilai-nilai sejarah yang terdapat pada objek tersebut

• Membuat jalur khusus atau akses yang memadai sehingga memudahkan

(53)

• Sesering mungkin diadakan kegiatan yang bersifat alam, seperti berkemah

(camping), berselancar (surfing), voli pantai, festival layangan, menyelam (diving), dan sebagainya dengan tujuan agar wisatawan tertarik untuk berkunjung ke daerah tersebut.

• Membangun akomodasi bagi para wisatawan yang datang berkunjung untuk

waktu yang lama atau dengan kata lain melakukan penelitian di daerah tersebut.

• Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang kuat dalam hal pelayanan

jasa kepariwisataan seperti pemandu wisata (guide), kemampuan berbahasa Inggris dan bahasa asing lainnya.

• Meningkatkan kerja sama dengan masyarakat setempat untuk menjaga dan

melestarikan objek-objek tersebut serta terus melanjutkan kegiatan-kegiatan yang bersifat menghibur dan menarik para wisatawan serta memberi pengarahan kepada masyarakat atas sikap yang pantas dilakukan kepada para wisatawan ketika berkunjung ke daerah mereka dengan cara bersifat lebih terbuka dan memberi sedikit kelonggaran kepada pengunjung untuk melihat-lihat ke objek tersebut.

• Mempromosikan objek-objek wisata tersebut melalui media elektronika,

(54)

• Perlu adanya partisipasi dan sponsor yang besar dari pihak-pihak yang terkait

dalam pengembangan kepariwisataan tersebut.

(55)

BAB V

KESIMPULAN

Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Umumnya yang paling banyak diminati adalah wisata air yakni mengunjungi pantai atau sungai. Harus diakui kondisi geografis Sergai memang memberikan keuntungan bagi Sergai seperti jarak yang tidak terlalu jauh dari kota Medan. Pemanfaatan potensi alam maupun budaya yang dimiliki Sergai akan menjadi daya tarik wisata yang berbasis lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah prinsip dalam membangun dunia kepariwisataan. Potensi wisata yang begitu banyak ini pelan-pelan mulai dibenahi Pemkab Sergai. Kawasan-kawasan wisata ditata apik dan dijaga kebersihannya

(56)

pengembangan objek wisata bahari di lokasi itu oleh investor. Hal ini diharapkan dapat menambah pemasukan PAD dari sektor Pariwisata serta menambah tingkat kemakmuran bagi penduduk di sekitar pantai tersebut..

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Madjid Mukhtamar. Geografi Pariwisata Indonesia. Batong Jaya. Medan : 2003

Pendit, Nyoman.S. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Pradnya Pratama. Jakarta : 1994

Sinaga. Pengantar Ilmu Pariwisata Dasar. Balai Pustaka. Jakarta : 1995

Suantoro, Gamal. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : 2002

Yoeti, Oka. Pengantar Pariwisata. Pradnya Pratama. Jakarta : 2002

(58)

LAMPIRAN

(59)

LAMPIRAN

Beberapa Objek Wisata Pantai yang ada di Kabupaten Serdang

Bedagai

Pantai Cermin Pantai Pondok Permai

Pantai Klang Pulau Berhala

(60)

Pantai Mutiara 88 Pantai Kuala Putri

Pantai Cermin Theme Park Pantai Sialang Buah

(61)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : GUSTI RANDIKA

Tempat/Tanggal Lahir : Perbaungan, 21 Maret 1988 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Hobby : Membaca dan Menyanyi

Alamat : Kompleks Sawit Indah Jln. Malinda II Blok 55 Kelurahan Batang Terap Kecamatan Perbaungan Serdang Bedagai, 20986

Telepon : 081263848842

Pendidikan : SD Negeri 101932 Perbaungan SMP Negeri 1 Perbaungan SMA Negeri 1 Perbaungan Nama Orang Tua : Ayah : SUMARDI

Ibu : Almh. NETTY YULINAR Pekerjaan Orang Tua : Wiraswasta

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Pengumuman Pelelangan Umum Dengan Pascakualifikasi Nomor : 01/UMUM/PLU/UM- B/2012 tanggal 6 Juli 2012, setelah dilakukan evaluasi terhadap Dokumen Penawaran

Sehat selain sebagai salah satu hak dasar manusia, juga merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), yang

Atas dasar uraian di atas, laba kemudian dide"inisikan se$ara umum, "ormal dan Atas dasar uraian di atas, laba kemudian dide"inisikan se$ara umum,

Selain bahasa Indonesia, ada juga bahasa- bahasa yang dipergunakan oleh suku-suku bangsa yang membentuk bangsa ini menjadi besar, seperti bahasa Jawa, bahsa Sunda,

Untuk mengklasifikasi kelas kesesuaian lahan dapat ditentukan dengan sistem pencocokan pada karakteristik kesesuaian lahan yang ada di suatu daerah dengan tabel kriteria

Konsep Bentuk, Perancangan Ruang Dalam dan Ruang Luar Yang Dapat Meningkatkan Interaksi Sosial di Kalangan Mahasiswa Dengan Landasan Filosofis "Pulo Pupuro Perutu Sama

Pawito (2013) mendasarkan pada pandangan Rummens (2001) menyatakan bahwa identitas kultural biasanya dirasakan sangat penting oleh warga masyarakat/bangsa

Strategi $& - Berbantuan Interaktif Kelas X”. Pemilihan materi suhu dan kalor, dikarenakan hasil pantauan di lapangan menunjukkan bahwa peserta didik