UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
ANALISIS RASIO CAMEL TERHADAP LABA PADA LEMBAGA PERBANKAN DI INDONESIA
OLEH :
NAMA : FATIMAH ZAHRO HARAHAP
NIM : 050503209
DEPARTEMEN : AKUNTANSI S1
Guna memenuhi salah satu syarat Untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PERNYATAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
“Analisis Rasio CAMEL Terhadap Laba Pada Lembaga Perbankan Di Indonesia”
Adalah benar hasil karya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program S-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Bila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.
Medan, 14 November 2009
Yang membuat pernyataan
Fatimah Zahro Harahap
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan
karunia yang diberikan-Nya kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi
salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Universitas Sumatera
Utara guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Adapun judul skripsi yang
disusun oleh penulis yaitu :
“Analisis Rasio CAMEL Terhadap Laba Pada Lembaga Perbankan Di Indonesia”
Penulis menyadari ada banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini
baik dari segi isi, maupun pemyajiannya yang diakibatkan oleh keterbatasan yang
dimiliki oleh penulis. Namun demikian, penulis akan berusaha untuk
memperbaiki diri agar menjadi lebih baik di masa mendatang.
Skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari banyak
pihak. Oleh karena itu, penmulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya pada seluruh pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini,
yaitu kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak,
selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Rustam M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan banyak bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan serta
penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Hotmal Jafar, SE, MM, Ak, selaku Dosen Pembanding I dan Ibu
Risanty, SE, MSi, Ak, selaku Dosen Pembanding II yang telah memberikan
banyak arahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Risanty, SE, MSi, Ak, selaku Dosen Wali yang telah membantu selama
masa perkuliahan penulis.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi khususnya Departemen Akuntansi yang telah
membimbing dan mendidik penulis selama masa perkualiahan.
7. Para pegawai Depatemen Program Akuntansi S1 yakni : Bang Hairil, Kak
Raya, dan bagian pendidikan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
yang telah banyak membantu penulisa dalam urusan administrasi selama masa
perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.
8. Bapak Prof. Ramli, yang banyak membantu penulis dalam penulisan dan
penyelesaian skripsi ini.
9. Keluarga yang memberikan banyak dukungan, bantuan serta do’a kepada
penulis dalam penulisan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik,
Rina, Kak Enni, Bang Rahmad, Kak Nur, Kak Erlina, Kak Lolan, Kak Ade,
Bekbal, dan semua Kakak Ipar, Abang Ipar, dan para keponakanku.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan karunia dan kasih sayang-Nya
dalam menjalani kehidupan ini.
Medan, 14 November 2009
Penulis,
Fatimah Zahro Harahap
050503209
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah rasio CAMEL berpengaruh signifikan terhadap laba bank persero dan bank umum swasta nasional devisa di Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu menggunakan data sekunder dari laporan keuangan bank persero dan bank umum swasta nasional devisa yang terdaftar di direktori Bank Indonesia selama 7 tahun, yaitu tahun 2002, 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, dan 2008. Jumlah bank yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 3 bank persero dan 5 bank umum swasta nasional devisa. Pengujian hipotesis pengaruh rasio CAMEL terhadap laba menggunakan regresi linier berganda dan uji F.
Variabel dependen dari penelitian ini adalah laba dan untuk variabel independen menggunakan rasio CAMEL. Hasil pengujian menunjukkan bahwa rasio CAMEL (CAR, PPAPAP, ROA, BOPO, LDR) berpengaruh signifikan terhadap laba pada tingkat kepercayaan 95%.
ABSTRACT
The aim of this research is to test whether the CAMEL ratio affect significant to the profit of persero bank and national private sector commercial bank of foreign exchange in Indonesia. The variety of this research is associative research, using secondary data from financial statements of persero bank and national private sector commercial bank of foreign exchange that is registered in Indonesia bank directory for 7 years, 2002, 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, and 2008. The number of bank that are got in this research is 3 persero bank and 5 national private sector commercial bank of foreign exchange. CAMEL ratio influence of hypothesis testing to the profit uses doubled linear regression and F testing.
Dependent variable of this research is profit and for independent variable uses CAMEL ratio. The result of the testing shows that CAMEL ratio (CAR, PPAPAP, ROA BOPO, LDR) affect significant to the profit on level of trust 95%.
DAFTAR ISI SKRIPSI
Halaman
Pernyataan ... i
Kata pengantar... ii
Abstrak... v
Abstract... vi
Daftar isi... vii
Daftar Gambar ... x
Daftar Tabel... xi
Daftar Lampiran ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rasio CAMEL... 8
B. Laba... 12
C. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19
E. Hipotesis Penelitian... 22
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 24
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24
C. Jenis dan Sumber Data ... 28
D. Teknik Pengumpulan Data... 28
E. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 29
F. Metode Analisis Data ... 32
G. Hipotesis Penelitian... 32
H. Rancangan Uji Hipotesis... 33
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum ... 36
B. Hasil dan Pembahasan Penelitian ... 37
1. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ... 40
2. Pengujian Goodness of Fit (R²)... 41
3. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial... 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 45
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
Tabel 2.1 Kriteria Kesehatan Bank 11
Tabel 2.2 Golongan Predikat Kesehatan Bank 13
Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 27
Tabel 4.1 Profil Bank Yang Menjadi Sampel 34 Periode 2002-2008
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda 35
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul
Lampiran 1 Laba Tahun 2002-2008
Lampiran 2 CAR Tahun 2002-2008
Lampiran 3 PPAPAP Tahun 2002-2008
Lampiran 4 ROA Tahun 2002-2008
Lampiran 5 BOPO Tahun 2002-2008
Lampiran 6 LDR Tahun 2002-2008
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah rasio CAMEL berpengaruh signifikan terhadap laba bank persero dan bank umum swasta nasional devisa di Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu menggunakan data sekunder dari laporan keuangan bank persero dan bank umum swasta nasional devisa yang terdaftar di direktori Bank Indonesia selama 7 tahun, yaitu tahun 2002, 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, dan 2008. Jumlah bank yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 3 bank persero dan 5 bank umum swasta nasional devisa. Pengujian hipotesis pengaruh rasio CAMEL terhadap laba menggunakan regresi linier berganda dan uji F.
Variabel dependen dari penelitian ini adalah laba dan untuk variabel independen menggunakan rasio CAMEL. Hasil pengujian menunjukkan bahwa rasio CAMEL (CAR, PPAPAP, ROA, BOPO, LDR) berpengaruh signifikan terhadap laba pada tingkat kepercayaan 95%.
ABSTRACT
The aim of this research is to test whether the CAMEL ratio affect significant to the profit of persero bank and national private sector commercial bank of foreign exchange in Indonesia. The variety of this research is associative research, using secondary data from financial statements of persero bank and national private sector commercial bank of foreign exchange that is registered in Indonesia bank directory for 7 years, 2002, 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, and 2008. The number of bank that are got in this research is 3 persero bank and 5 national private sector commercial bank of foreign exchange. CAMEL ratio influence of hypothesis testing to the profit uses doubled linear regression and F testing.
Dependent variable of this research is profit and for independent variable uses CAMEL ratio. The result of the testing shows that CAMEL ratio (CAR, PPAPAP, ROA BOPO, LDR) affect significant to the profit on level of trust 95%.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lembaga perbankan merupakan institusi penting dalam pertumbuhan
perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat, lembaga perbankan
dapat memainkan peranan untuk menciptakan perekembangan perekonomian
makro. Oleh kerena itu, berbagai upaya dilakukan untuk memperoleh sistem
lembaga perbankan yang dapat mewujudkan perannya.
Untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, pihak lembaga perbankan
menerbitkan laporan keuangannya guna memberi informasi kepada para pengguna
laporan keuangan untuk melihat posisi keuangannya.
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada pemakai
informasi laporan keuangan agar dapat membantu menterjemahkan aktivitas
ekonomi dari suatu perusahaan. Oleh karena itu laporan keuangan menjadi
perhatian bagi penggunanya untuk mengambil keputusan. Informasi keuangan
dalam laporan keuangan dapat berupa informasi mengenai sumber daya ekonomi
dan klaim terhadapnya, informasi mengenai kewajiban dan modal saham
perusahaan, pendapatan beserta komponennya, serta aliran kas.
Komponen penting dari laporan keuangan yang sering diperhatikan oleh para
Laba menjadi faktor yang penting bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai
bagaimana kinerja perusahaan tersebut.
Penentuan laba atau profit merupakan salah satu fungsi penting dalam
akuntansi konvensional, dimana transfer kesejahteraan bagi pihak-pihak yang
berkaitan sangat ditentukan. Bonus karyawan dan deviden kepada para investor
banyak dibagikan atas dasar besarnya laba yang dapat dihasilkan. Laba juga
merupakan ukuran usaha dan prestasi manajemen, dimana mereka diberi imbalan
atas dasar kinerja pekerjaannya. Laba juga merupakan penunjuk untuk melakukan
investasi. Laba per saham (earning per share) yang berdasarkan jumlah laba
merupakan indikator penting dimana nilai saham tergantung pada pembuatan
keputusan investor apakah akan membeli, menjual, atau tetap akan
mempertahankan investasinya.
Analisis laporan keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, baik
pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi
keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali perusahaan perbankan. Untuk menilai
kinerja keuangan perbankan umumnya digunakan lima aspek penilaian yaitu
CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity). Empat dari lima
aspek tersebut masing-masing capital, assets, management, earning, liquidity
dinilai dengan menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio
keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi keuangan perusahaan perbankan.
Tingkat kesehatan bank dapat dilihat dari beberapa indikator .Salah satu
sumber utama indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan
rasio keuangan yang lazim dijadikan tingkat dasar penilaian tingkat kesehatan
bank. Penelitian ini ingin melihat rasio-rasio keuangan yang diukur dengan rasio
CAMEL (Capital, Assets, Management, Earnings, Liquidity) yang mungkin
berpengaruh secara signifikan terhadap laba.
Laporan keuangan lembaga keuangan dapat dianalisis dengan rasio CAMEL,
yaitu rasio keuangan yang ditinjau dari sisi modal, asset, manajemen, earning dan
likuiditas. Rasio CAMEL mampu memberikan gambaran kinerja keuangan yang
merupakan aspek yang sangat dominan pengaruhnya bagi kelancaran operasional
dan kesehatan lembaga perbankan. Selain itu kinerja keuangan yang dianalisa
melalui rasio CAMEL juga dapat dijadikan sebagai alat ekspektasi (peramalan)
bagi kinerja keuangan tahun berikutnya. Rasio CAMEL dapat dianalisis dengan
menggunakan laporan perhitungan laba rugi dan neraca. Adapun kompenen dari
laporan perhitungan laba rugi yang dilihat untuk menganalisisi rasio CAMEL
adalah modal, total asset, aktiva tetap, aktiva tetap beresiko, inventaris, laba
sebelum pajak, laba setelah pajak, pendapatan bunga, pendapatan operasional dan
biaya operasional. Dari komponen-komponen di atas dapat dihitung rasio
CAMEL di antaranya CAR (Capital Adequancy Ratio), Rasio PPAPAP
(Penyisihan Aktiva Produktif terhadap Aktiva Produktif), ROA (Return on
Assets), Rasio BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan), dan Rasio LDR
(Loan to Deposit Ratio).
Menganalisis laba dengan menggunakan rasio CAMEL jarang dilakukan oleh
peneliti lain. Berdasarkan uraian diatas dan menyadari betapa pentingnya peranan
sebagai fondasi perekonomian nasional, maka penulis tertarik untuk membuat
penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul : “Analisis Rasio CAMEL terhadap Laba pada Lembaga Perbankan di Indonesia.”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap
laba Bank Persero dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia
periode 2002-2008?
2. Apakah Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Aktiva
Produktif (PPAPAP) berpengaruh signifikan terhadap laba Bank Persero
dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia periode
2002-2008?
3. Apakah Rasio Return on Assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap
laba Bank Persero dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia
periode 2002-2008?
4. Apakah Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) berpengaruh signifikan terhadap laba Bank Persero dan Bank
5. Apakah Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh signifikan terhadap
laba Bank Persero dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia
periode 2002-2008?
6. Apakah CAR, PPAPAP, ROA, BOPO, LDR secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap laba Bank Persero dan Bank Umum Swasta Nasional
Devisa di Indonesia periode 2002-2008?
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel dari CAMEL yang dipakai hanya rasio yang meliputi Capital,
Asset, Earnings, Likuiditas saja, sedangkan rasio Management tidak
dipakai sebagai salah satu variabel karena untuk mengukur manajemen
cukup sulit karena unsur dari rasio manajemen memiliki aspek yang
sangat luas untuk dapat dibahas. Oleh karena itu penulis tidak
mengikutsertakan rasio manajemennya.
2. Lembaga Perbankan yang diteliti adalah :
1. Bank Persero go publik yang meliputi Bank Mandiri, BNI, dan BRI.
2. Bank Umum Swasta Nasional Devisa go public yang meliputi Bank
Cimb Niaga, Bank Central Asia, Bank Internasional Indonesia, Bank
Permata, dan Pan Indonesia Bank.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk menguji secara empiris apakah Capital Adequacy Ratio (CAR)
berpengaruh signifikan terhadap laba Bank Persero dan Bank Umum
Swasta Nasional Devisa di Indonesia periode 2002-2008.
2. Untuk menguji secara empiris apakah Rasio Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif terhadap Aktiva Produktif (PPAPAP) berpengaruh
signifikan terhadap laba Bank Persero dan Bank Umum Swasta Nasional
Devisa di Indonesia periode 2002-2008.
3. Untuk menguji secara empiris apakah Rasio Return on Assets (ROA)
berpengaruh signifikan terhadap laba Bank Persero dan Bank Umum
Swasta Nasional Devisa di Indonesia periode 2002-2008.
4. Untuk menguji secara empiris apakah Rasio Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap laba
Bank Persero dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia
periode 2002-2008.
5. Untuk menguji secara empiris apakah Loan to Deposit Ratio (LDR)
berpengaruh signifikan terhadap laba Bank Persero dan Bank Umum
Swasta Nasional Devisa di Indonesia periode 2002-2008.
6. Untuk menguji secara empiris apakah CAR, PPAPAP, ROA, BOPO, LDR
Bank Persero dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia
periode 2002-2008?
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain :
1. Bagi peneliti, untuk mengembangkan pengetahuan tentang pengaruh rasio
CAMEL terhadap laba pada lembaga perbankan.
2. Bagi manajemen perbankan dan masyarakat pengguna jasa bank, untuk
mengetahui rasio-rasio keuangan mana yang paling berpengaruh terhadap
laba pada perbankan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi pada permasalahan atau
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rasio CAMEL
Institut Bankir Indonesia dalam Luciana dan Winny dalam Hernita (2007 : 9),
“CAMEL adalah aspek yang paling banyak berpengaruh terhadap kondisi
keuangan bank yang berpengaruh juga terhadap tingkat kesehatan bank”. CAMEL
merupakan tolak ukur pemeriksaan bank yang dilakukan oleh pengawas bank.
Sedangkan menurut Kasmir (2006 : 259) “CAMEL adalah salah satu alat yang
digunakan untuk menilai atau mengukur kesehatan bank yang akan berpengaruh
terhadap kemampuan bank dan loyalitas nasabah terhadap bank yang
bersangkutan”. CAMEL sebagai dasar untuk menilai tingkat kesehatan perbankan
terdiri atas lima kriteria, yaitu: (1) modal, (2) aktiva, (3) manajemen, (4)
pendapatan, dan (5) likuiditas. Peringkat CAMEL dibawah 81 memperlihatkan
kondisi keuangan yang lemah yang ditunjukkan melalui neraca bank, seperti rasio
kredit tak lancar terhadap total aktiva yang meningkat. Bank dengan peringkat
CAMEL diatas 81 adalah bank dengan pendapatan yang kuat dan aktiva lancar
sedikit. Peringkat CAMEL tidak pernah diinformasikan secara luas.
Dari beberapa pengertian diatas, CAMEL adalah rasio keuangan yang
digunakan untuk menilai kinerja atau kesehatan lembaga perbankan. Analisis
rasio CAMEL digunakan untuk mengetahui kondisi bank tersebut yang
Dengan analisis rasio CAMEL dapat diketahui kinerja perusahaan perbankan.
Kinerja bank ini merupakan ukuran keberhasilan bagi direksi bank tersebut,
sehingga apabila kinerja ini buruk bukan tidak mungkin para direksi akan diganti.
Kinerja ini juga merupakan pedoman tentang hal-hal apa saja yang perlu
diperbaiki dan bagaimana cara memperbaikinya. Rasio CAMEL menggambarkan
suatu hubungan atau perbandingan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah
yang lain. Dengan analisis rasio dapat diperoleh gambaran baik buruknya
keadaaan atau posisi keuangan suatu bank.
Kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak, baik pemilik dan
pengelola bank, masyarakat pengguna bank maupun Bank Indonesia selaku
pengawas dan pembina bank. Penilaian tingkat kesehatan bank dimaksudkan
untuk mendorong agar semua bank berlomba semaksimal mungkin melakukan
perbaikan. Dengan tata cara penilaian kesehatan yang telah ditetapkan tersebut
suatu bank akan dengan mudah mengetahui kondisi bank setiap saat. Dengan
demikian mereka dapat segera melakukan langkah perbaikan apabila tejadi
kekurangan.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.6/10/PBI/2004 tentang
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dalam Laporan Pengawasan
Perbankan (2004) :
Pada dasarnya penilaian kesehatan bank sebagian besar merupakan analisis
kinerja keuangan yang diatur sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Adapun
penilaian tingkat kesehatan bank yang sampai saat ini berlaku adalah dengan
metode CAMEL yang menilai beberapa indikator keuangan bank, yaitu rasio
kecukupan modal (CAR), kualitas aktiva produktif, rasio earning dan efisiensi
serta likuiditas bank. Haryati (2002) dalam Hernita (2007 : 12) penilaian tingkat
kesehatan bank umum yang berlaku dan lazim digunakan adalah dengan analisis
rasio CAMEL. Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia dalam
Hernita (2007 : 12), maka tingkat kesehatan bank dinilai berdasarkan rasio-rasio
sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.1
Kriteria Kesehatan Bank Kategori Rasio
Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat Kecukupan Modal (CAR)
8,1% 6,6%-< 8,1% 5,1%-<6,6% <5,1%
Kualitas Aset: Cad.Pengha pusan AP/AP AP Diklasifikas ikan/AP 3,35% ≥54% <5,6%-3,36% 44%-<54% <7,85%-5,7% 34%-<44% ≥7,85% <34% Earning: ROA Efesiensi ≥ 1,215% 93% 0,99%-<1,215% 94,7%-<93,5% 0,765%-<0,99% 95,92%<94,7 % <0,765% >95,92% Likuiditas: LDR Kewjb.bersi h call money/AL
<110%
≤19% >19%-34% >34%-49%
≥110%
Sumber : www.bi.go.id
Dengan analisis rasio CAMEL dapat diketahui kinerja perusahaan perbankan.
Kinerja bank ini merupakan ukuran keberhasilan bagi direksi bank tersebut,
sehingga apabila kinerja ini buruk bukan tidak mungkin para direksi akan diganti.
Kinerja ini juga merupakan pedoman tentang hal-hal apa saja yang perlu
diperbaiki dan bagaimana cara memperbaikinya. Rasio CAMEL menggambarkan
suatu hubungan atau perbandingan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah
yang lain. Dengan analisis rasio dapat diperoleh gambaran baik buruknya
keadaaan atau posisi keuangan suatu bank.
Menurut Syahyunan (2002 : 5) unsur-unsur penilaian dalam analisis CAMEL
terdiri atas lima kriteria, yaitu:
1. Capital (permodalan)
Penilaian terhadap faktor permodalan didasarkan pada rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Sedangkan penilaian terhadap Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank ditetapkan sebagai berikut:
a. Pemenuhan KPMM sebesar 8% diberi predikat ”sehat” dengan nilai kredit 81, dan untuk setiap kenaikan 0,1% dari pemenuhan KPMM sebesar 8% nilai kredit ditambah 1 hingga maksimal 100 b. Pemenuhan KPMM kurang dari 8% sampai dengan 7,9% diberi
predikat ”kurang sehat” dengan nilai kredit 65 dan untuk setiap penurunan 0,1% dari pemenuhan KPMM sebesar 7,9% nilai kredit dikurangi 1 dengan minimal 0.
2. Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
Penilaian terhadap KAP didasarkan terhadap didasarkan atas 2 (dua) rasio, yaitu:
a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif sebasar 15,5% atau lebih diberi nilai kredit 0, dengan maksimal 100.
Penilaian terhadap manejemen mencakup 2 (dua) komponen, yaitu manajemen umum dan manajemen risiko, dengan menggunakan daftar-daftar pertanyaan.
4. Rentabilitas
Penilaian terhadap faktor rentabilitas didasarkan pada 2 (dua) rasio, yaitu:
a. Rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang sama.
b. Rasio biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap pendapatan operasional dalam periode yang sama.
5. Likuiditas
Rasio untuk penilaian likuiditas dibagi atas 2 (dua), yaitu:
a. Rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar dalam rupiah.
b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank dalam rupiah dan valas.
Atas dasar faktor-faktor yang dinilai, diperoleh nilai gabungan. Nilai
gabungan setelah dikurangi dengan nilai kredit diperoleh hasil penilaian tingkat
kesehatan bank. Menurut SK Direksi Bank Indonesia No. 30 / 267 /KEP / DIR
tanggal 27 Februari 1998 dalam Syahyunan ( 2002 : 4) tingkat kesehatan
ditetapkan dalam 4 (empat) golongan predikat sebagai berikut:
Tabel 2.2
Golongan Predikat Kesehatan Bank
Nomor Nilai Kredit Predikat
01 81<Kr<100 Sehat
02 66<Kr<81 Cukup Sehat
03 51<Kr<66 Kurang Sehat
04 Kr<51 Tidak Sehat
B. Laba
1. Pengertian Laba
Laba atau keuntungan dapat didefenisikan dengan dua cara. Laba dalam
investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang
berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya,
biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi didefenisikan
sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Perbedaaan
antara keduanya adalah dalam pendefenisian biaya.
Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena
angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan
secara keseluruhan. Akan tetapi, teori akuntansi sampai saat ini belum
mencapai kemantapan dalam pemaknaan dan pengukuran laba. Oleh karena
itu, berbeda dengan elemen statemen keuangan lainnya, pembahasan laba
meliputi tiga tataran, yaitu : semantik, sintatik, dan pragmatik.
Dari sudut pandang perekayasa akuntansi, konsep laba dikembangkan
untuk memnuhi tujuan menyediakan informasi tentang kinerja perusahaan
secara luas. Sementara itu, pemakai informasi mempunyai tujuan yang
berbeda-beda. Teori akuntansi laba menghadapai dua pendekatan : satu laba
untuk berbagai tujuan atau beda tujuan beda laba. Teori akuntansi diarahkan
untuk memformulasi laba dengan pendekatan pertama.
Konsep dalam tataran semantik meliputi pemaknaan laba sebagai
pengukur kinerja, pengkonfirmasi harapan investor, dan estimator laba
ekonomik. Meskipun akuntansi tidak harus dapat mengukur dan menyajikan
laba ekonomik, akuntansi paling tidak harus menyediakan informasi laba
yang dapat digunakan pemakai untuk mengukur laba ekonomik yang
Makna laba secara umum adalah kenaikan kemakmuran dalam suatu
periode yang dapat dinikmati (di distribusi atau ditarik) asalkan kemakmuran
awal masih tetap dapat dipertahankan. Pengertian semacam ini didasarkan
pada konsep pemertahanan kapital. Konsep ini membededakan antara laba
dan kapital. Kapital bermakna sebagai persediaan (stock) potensi jasa atau
kemakmuran, sedangkan laba bermakna aliran (flow) kemakmuran. Dengan
konsep pemertahanan kapital dapat dibedakan antara kembalian atas investasi
dan pengembalian investasi serta antara transaksi operasi dan transaksi
pemilik. Lebih lanjut, laba dapat dipandang sebagai perubahan aset bersih
sehingga berbagai dasar penilaian kapital dapat diterapkan.
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi
sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari
semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu
periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi
pemilik.
Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas
biaya-biayanya dalam jangka waktu (periode) tertentu. Laba sering digunakan
sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan dividen, pedoman
investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi.
Dalam teori ekonomi juga dikenal adanya istilah laba, akan tetapi
pengertian laba di dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian laba
menurut akuntansi. Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba
akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi
yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan
pada periode tertentu.
Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi
perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba per
lembar saham. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah
pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan
biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain:
laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih.
Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi
perusahaan tetapi penting juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba
dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi
yang dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi, pengusaha, analis
keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya. Hal ini
menyebabkan adanya berbagai definisi untuk laba.
Penentuan laba atau profit merupakan salah satu fungsi penting dalam
akuntansi konvensional, dimana transfer kesejahteraan bagi pihak-pihak yang
berkaitan sangat ditentukan. Bonus karyawan dan deviden kepada para
investor banyak dibagikan atas dasar besarnya laba yang dapat dihasilkan.
Laba juga merupakan ukuran usaha dan prestasi manajemen, dimana mereka
diberi imbalan atas dasar kinerja pekerjaannya. Laba juga merupakan
penunjuk untuk melakukan investasi. Laba per saham (earning per share)
saham tergantung pada pembuatan keputusan investor apakah akan membeli,
menjual, atau tetap akan mempertahankan investasinya.
Definisi laba ada berbagai macam, banyak ahli yang mengemukakan
definisi laba. Sterling (1975) dalam Condro (2005) memberikan definisi
tentang laba sebagai berikut : “Income is the name given to a family of
consepts in the world of ideas closely related to those of wealth and value”.
Selanjutnya Sterling menambahkan bahwa yang termasuk 'keluarga' dalam
pengertian tersebut mengarah pada berbagai nama, antara lain personal
income, business income, gross income, net income, taxable income, national
income dan sebagainya.
Kam (1990) dalam dalam Condro (2005) dalam mengungkapkan definisi
tentang laba (income) yang semakin jelas, sebagai berikut : “Income is the
change in the capital of an entity between two points in time, excluding
changes due to investments by and distributions to owners, where capital is
expressed in terms of value and based on a given scale”. Dari definisi
tersebut dapat diketahui bahwa konsep laba mempunyai tiga unsur penting
yaitu : nilai (value), modal (capital), dan skala (scale). Nilai (value) berkaitan
dengan konsep nilai ekonomis, dimana preferensi seseorang terhadap suatu
komoditas berlainan dengan orang lain karena adanya harapan akan adanya
keuntungan pada masa yang akan datang. Capital (modal) merupakan aset
bersih yang merupakan selisih antara seluruh aset dengan seluruh kewajiban.
Sedangkan skala (scale) diperlukan dalam proses pengukuran agar dapat
memberikan arti atas obyek yang diukur.
Sedangkan Schanz (1896) dalam dalam Condro (2005) seperti yang
dikutip Sterling (1975) dalam dalam Condro (2005), mengemukakan definisi
laba (income) sebagai : “The entire difference between the value of assets at
the end of the fiscal period and their value at the beginning, thus including
every accretion-in money or kind, regular or irregular, from continuous or
temporary sources-deducting only interest payments and capital losses”.
Definisi tersebut mengungkapkan pengertian laba ditinjau dari karakter laba
itu sendiri. Laba dianggap sebagai selisih nilai aset diawal dan akhir periode
fiskal yang dipengaruhi oleh adanya peningkatan nilai dikurangi dengan
pembayaran bunga dan kerugian yang timbul. Definisi laba dari Schanz
tersebut dilanjutkan oleh Haig pada tahun 1920 (Sterling 1990) dalam Condro
(2005) yaitu : “Income is the money value of net accretion to economic
power between two points in time”.
Konsep laba dalam struktur teori akuntansi dapat diketahui dengan
menggunakan pendekatan sintaksis, semantis, dan pragmatis. Konsep laba
secara sintaksis yaitu melalui aturan-aturan yang mendefinisikannya. Secara
semantis yaitu melalui hubungan pada realitas ekonomi yang mendasari .
Secara pragmatis yaitu melalui penggunaannya oleh investor tanpa
memperhatikan bagaimana hal itu diukur atau apakah itu artinya ( Hendriksen
dan Van Breda : 2000 dalam dalam Condro : 2005). Konsep laba juga
masing melontarkan keunggulan konseptual dan praktisnya
masing-masing.
2. Konsep Pemikiran Laba
Pada dasarnya ada empat aliran pemikiran berkenaan dengan pengukuran yang
lebih baik atas laba usaha (Belkaoui : 1997 dalam Condro : 2005 ), yaitu :
1. Aliran klasik yang dicirikan terutama oleh kepatuhan pada postulate unit pengukur dan prinsip biaya historis. Aliran ini dikenal secara umum dengan akuntansi biaya historis atau akuntansi historis. Aliran klasik menganggap 'laba akuntansi' sebagai laba usaha.
2. Aliran neo-klasik yang dicirikan terutama oleh pembangkangannya terhadap postulate unit-pengukur, pengakuannya atas perubahan tingkat harga umum, dan kepatuhan kepada prinsip biaya historis. Dikenal secara umum sebagai akuntansi biaya historis yang disesuaikan terhadap tingkat harga umum, konsep laba aliran neo-klasik ialah 'laba akuntansi yang disesuaikan dengan tingkat harga umum'.
3. Aliran radikal yang dicirikan oleh pilihannya atas nilai berjalan sebagai dasar penilaian. Aliran ini memilih harga sekarang (current value) sebagai dasar penilaian bukan historical cost lagi. Konsep ini dikenal dengan current value accounting, sedang perhitungan labanya disebut current income.
4. Aliran neo radikal yang menggunakan current value tetapi disesuaikan dengan perubahan tingkat harga umum. Konsep ini dikenal dengan general price level adjusted current value accounting, sedangkan perhitungan labanya disebut adjusted current income.
Aliran-aliran tersebut menunjukkan bahwa konsep laba terus mengalami
perkembangan. Argumen-argumen tentang pengukuran laba dapat diperluas
menjadi tidak terbatas.
C. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tahun Penelitian
Peneliti Uraian
2005 Lina Purnawati Judul “Kemampuan Rasio Keuangan Dalam
regresi berganda, uji F, dan uji t.
Hasil penelitian adalah rasio-rasio keuangan mampu memprediksi perubahan laba yang akan datang. Rasio yang dapat digunakan sebagai prediktor perubahan laba yang akan datang adalah ITO, TATO, NIS, dan SCL.
2006 Nur Ari Widiasih Judul “Analisis Rasio Keuangan Dalam
Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta” dengan variabel dependen perubahan laba dan variabel independen laba per saham (EPS), price earnings ratio (PER), perputaran persediaan (HPP/persediaan), perputaran aktiva tetap (penjualan/ aktiva tetap), gross profit margin (GPM), leverage. Diuji dengan menggunakan regresi berganda, uji F, dan uji t. Hasil penelitian adalah GPM dan Leverage dapat digunakan untuk memprediksi laba
2006 Wahyu Prasetyo Judul “ Pengaruh Rasio Camel Terhadap Kinerja Keuangan Pada Bank” dengan variabel dependen kinerja perbankan(pertumbuhan laba) dan variabel independen CAR, NPL, BOPO, NIM, LDR, GWM. Diuji dengan menggunakan regresi berganda.
Hasil Penelitian adalah variabel LDR, dan GWM tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan. Variabel CAR, NPL, BOPO, dan NIM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan. Secara bersama-sama kinerja keuangan perbankan yang dinyatakan dalam rasio-rasio keuangan yang terdiri dari variabel CAR, NPL, LDR, GWM, BO/PO, dan NIM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan.
2007 Hernita Satriani
Pane
Judul “Analisis Rasio CAMEL Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Di Indonesia” dengan variabel dependen kondisi bermasalah dan variabel independen CAR, PPAPAP, ROA, BOPO, LDR. Diuji dengan menggunakan regresi logistik.
untuk kondisi bank yang bermasalah (mengalami kondisi kesulitan keuangan) sebesar 86,7%.
D. Kerangka Konseptual
Laba merupakan aspek yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
perusahaan. Apabila laba dapat dihasilkan setiap bulannya, maka kegiatan
operasional perusahaan dapat dilanjutkan dan imbalan kepada karyawan maupun
investor dapat diberikan.
Laba yang tergambar dalam laporan keuangan yaitu di laporan laba rugi
berpengaruh pada penyajian laporan keuangan lainnya. Apabila laba dihasilkan
maka modal juga akan bertambah, aliran kas bertambah, dan laba yang dihasilkan
dapat digunakan untuk menambah aktiva perusahaan.
Rasio CAMEL yang diwakili oleh CAR, PPAPAP, ROA, BOPO, dan LDR
menggunakan rumus yang semuanya berhubungan dengan laba, yaitu dari modal,
aktiva produktif, laba sebelum pajak, pendapatan operasional, maupun kredit yang
diberikan.
Berdasarkan informasi diatas, maka kerangka pemikiran untuk menganalisis
laba pada Bank Persero dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa dapat
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Keterangan : CAR
Laba Bank Persero dan Bank Umum Swasta
Nasional Devisa PPAPA
ROA
BOPO
LDR
Variabel Independen (bebas) : Rasio Keuangan CAMEL ( CAR, PPAPAP,
ROA, BOPO, LDR)
Variabel Dependen (terikat) : Laba Bank Persero dan Bank Umum
Swasta
Nasional Devisa
Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel dependen (terikat). Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini
adalah variabel utama yang diteliti. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka
akan dilihat bagaimana pengaruh dari variabel independen (bebas) yaitu rasio
keuangan CAMEL terhadap variabel dependen (terikat) yaitu laba.
E. Hipotesis Penelitian
”Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang
ditanyakan dan pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau
lebih” (Ikhsan dan Ghozali, 2006 : 44). Setelah mengemukakan kerangka teori
1. Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap laba Bank
Persero dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia periode
2002-2008.
2. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Aktiva
Produktif (PPAPAP) berpengaruh signifikan terhadap laba Bank Persero
dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia periode 2002-2008.
3. Rasio Return on Assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap laba Bank
Persero dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia periode
2002-2008.
4. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
berpengaruh signifikan terhadap laba Bank Persero dan Bank Umum
Swasta Nasional Devisa di Indonesia periode 2002-2008.
5. Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh signifikan terhadap laba Bank
Persero dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia periode
2002-2008.
6. CAR, PPAPAP, ROA, BOPO, LDR secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap laba Bank Persero dan Bank Umum Swasta Nasional
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif, yaitu untuk
menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain (Umar, 2003:30).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakterisik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya.” (Sugiyono, 2004 : 73). Populasi
dalam penelitian ini adalah Bank Persero dan Bank Umum Swasta Nasional
Devisa yang terdaftar di direktori Bank Indonesia. Argumentasi penelitian
terhadap Bank Persero dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa adalah untuk
membandingkan kinerja antara bank umum persero dengan bank umum yang
dimiliki swasta yaitu dengan melihat labanya.
Dari populasi yang ada akan diambil sejumlah tertentu sebagai anggota
sampelnya yaitu untuk bank Persero adalah Bank Mandiri, BNI, dan BRI. Untuk
Bank Umum Swasta Nasional Devisa, sampel yang diambil adalah Bank Cimb
Niaga, Bank Central Asia, Bank Internasional Indonesia, Bank Permata, Pan
Indonesia Bank. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
emiten dengan menggunakan pertimbangan atau kriteria tertentu
(Sugiyono:2006).
Kriteria pemilihan sampel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Bank Persero dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang go public.
2. Bank Persero dan Bank Umum Swasta Nasional yang mempublikasikan
laporan keuangan pada tahun 2002-2008.
3. Bank Persero dan Bank Umum Swasta Nasional yang laporan keuangannya
lengkap dan dapat di download.
4. Total aktiva yang dimiliki bank-bank tersebut sebesar Rp 50 Trilyun - Rp 400
Trilyun per 31 Desember 2008.
Prosedur pemilihan sampel adalah sebagai berikut:
1. Bank Persero dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang go public
adalah 3 Bank Persero dan 23 Bank Umum Swasta Nasional Devisa.
2. Bank Persero dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang
mempublikasikan laporan keuangannya pada tahun 2002-2008 adalah 4 Bank
Persero dan 33 Bank Umum Swasta Nasional Devisa.
3. Bank Persero dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang laporan
keuangannya lengkap dan dapat di download adalah 4 Bank Persero dan 26
Bank Umum Swasta Nasional Devisa.
4. Bank Persero dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang memiliki aktiva
Rp 50 Trilyun-Rp 400 Trilyun per 31 Desember 2008 adalah 3 Bank Persero
5. Jumlah sampel akhir yang terpilih adalah 3 Bank Persero dan 5 Bank Umum
[image:40.595.131.517.190.759.2]Swasta Nasional Devisa.
Tabel 3.1
Populasi dan Sampel Penelitian
Kriteria No. Populasi
1 2 3 4
Sampel Akhir Bank Persero
1 PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) - - - - -
2 PT Bank Negara Indonesia (Persero),
Tbk √ √ √ √ √
3 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk √ √ √ √ √
4 PT Bank Tabungan Negara (Persero) - √ √ √ -
5 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk √ √ √ √ √
Bank Umum Swasta Nasional Devisa
1 PT Artamedia Bank - - - - -
2 PT Bank Agroniaga, Tbk √ √ √ - -
3 PT Bank Antardaerah - √ √ - -
4 PT Bank Artha Niaga Kencana - - - - -
5 PT Bank Artha Graha - - - - -
6 PT Bank Artha Graha Internasional, Tbk √ √ √ - -
7 PT Bank Bukopin - √ √ √ -
8 PT Bank Bumi Arta - √ √ - -
9 PT Bank Central Asia, Tbk √ √ √ √ √
10 PT Bank Cimb Niaga, Tbk √ √ √ √ √
11 PT Bank Dagang Bali - - - - -
12 PT Bank Danamon Indonesia, Tbk √ √ - √ -
13 PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk √ √ √ - -
14 PT Bank Ganesha - √ √ - -
15 PT Bank Haga - - - - -
16 PT Bank Hagakita - - - - -
17 PT Bank Hana - √ √ - -
18 PT Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk √ √ √ - -
19 PT Bank ICB Bumiputera, Tbk √ √ √ - -
20 PT Bank ICBC Indonesia - √ √ - -
21 PT Bank IFI - √ - - -
22 PT Bank Index Selindo - √ √ - -
23 PT Bank Internasional Indonesia, Tbk √ √ √ √ √
24 PT Bank Kesawan, Tbk √ √ √ - -
25 PT Bank Lippo, Tbk √ - - - -
26 PT Bank Maspion Indonesia - √ √ - -
27 PT Bank Mayapada Internasional, Tbk √ √ √ - -
29 PT Bank Mestika Dharma - √ √ - -
30 PT Bank Metro Express - √ √ - -
31 PT Bank Mutiara, Tbk √ √ - - -
32 PT Bank Nusantara Parahyangan, Tbk √ - - √ -
33 PT Bank OCBC NISP, Tbk √ √ √ - -
34 PT Bank Permata, Tbk √ √ √ √ √
35 PT Bank Pikko, Tbk √ √ - - -
36 PT Bank Sinarmas - √ √ - -
37 PT Bank Swadesi, Tbk √ √ √ - -
38 PT Bank Universal, Tbk √ √ - - -
39 PT Bank UOB Buana, Tbk √ √ √ - -
40 PT Bank Windu Kentjana - √ - - -
41 Pan Indonesia Bank, Tbk √ √ √ √ √
42 Prima Express Bank - √ - - -
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data berupa laporan keuangan tahunan dari Bank Persero
dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa periode 2002-2008 yang terdaftar di
direktori Bank Indonesia.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data dokumentasi yaitu
mengumpulkan dokumen-dokumen berupa laporan keuangan Bank Persero dan
Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di direktori Bank Indonesia
E. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional - Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini tediri dari variabel
dependen (terikat) dan variabel independen (bebas).
Variabel dependen (terikat) yaitu: laba.
Variabel independen (bebas) adalah rasio keuangan CAMEL yang
diprosikan dengan: Capital Adequacy Ratio (CAR), rasio Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Aktiva Produktif (PPAPAP), Return
on Asstets (ROA), rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR).
- Defenisi Operasional
a. Variabel Dependen
Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah laba Bank
Persero dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa periode 2002-2008.
b. Variabel Independen (Bebas)
Variabel independen (bebas) yang digunakan dalam penelitian ini
adalah rasio keuangan CAMEL, yang terdiri dari:
b.1. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio yang
memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang
mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan
pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri disamping
memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank. Rasio
b.2. Rasio PPAPAP (penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
terhadap Aktiva Produktif). Rasio PPAPAP menunjukkan
kemampuan manajemen bank dalam menjaga kualitas aktiva
produktif sehingga jumlah PPAPAP dapat dikelola dengan baik.
Semakin besar PPAPAP maka semakin buruk aktiva produktif
bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank
dalam kondisi bermasalah semakin besar. Cakupan komponen
aktiva produktif dan PPAPAP yang telah dibentuk sesuai
denggan ketentuan Kualitas aktiva Produktif yang berlaku.
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
b.3. Rasio ROA (Return on Asstets). Rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata
total aset bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA,
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah
semakin kecil. Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari
kegiatan opersional sebelum pajak sedangkan rata-rata total aset
adalah rata-rata volume usaha atau aktiva. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
% 100 x ATMR Total Bank oda CAR M l
x100% Aset
Bersih Total Laba ROA
b.4. Rasio BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional). Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini ini
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan
operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien
biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan
sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah
semakin kecil. Biaya operasional dihitung berdasarkan
penjumlahan total beban bunga dan total beban operasional
lainnya. Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari total
pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya.
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
PendapatanOperasionalx100%
l Operasiona Biaya
BOPO
b.5. LDR (Loan to Deposit Ratio). Rasio ini digunakan untuk
menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah
kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga.
Semakin tinggi rasio ini, maka semakin rendah kemampuan
likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu
bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Kredit yang
diberikan tidak termasuk kredit kepada bank lain, sedangkan
berjangka, sertifikat deposito. Rasio ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
% 100 x Ketiga Pihak
Dana Total
Kredit Total
LDR
F. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode Regresi Berganda (Multiple Regression)
untuk melihat pengaruh sejumlah variabel dependen y atau juga untuk
memprediksi nilai suatu variabel dependen y berdasarkan nilai variabel-variabel
independen x1, x2,….xk (Uyanto, 2009 : 243)
Model yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = KDS = a + b(CAR) + c(PPAPAP) + d(ROA) + e(BOPO) + f(LDR)
Keterangan:
Y = variabel dependen (terikat), yaitu laba Bank Persero dan Bank Umum
Swasta Nasional Devisa periode 2002-2008.
a,b… nilai parameter.
G. Hipotesis Penelitian
Ho : bi = 0 = diduga variabel CAR, PPAPAP, ROA, BOPO, LDR tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap laba perbankan secara parsial.
Ho : bi ≠ 0 = diduga variabel CAR, PPAPAP, ROA, BOPO, LDR
Ho : bi = 0 = diduga variabel CAR, PPAPAP, ROA, BOPO, LDR tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba perbankan secara
simultan.
Ho : bi ≠ 0 = diduga variabel CAR, PPAPAP, ROA, BOPO, LDR
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba perbankan secara
simultan.
H. Rancangan Uji Hipotesis
Sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan peneliti didepan, maka pengujian
hipotesis dilakukan sebagai berikut :
1. F-test untuk menguji apabila variabel bebas secara simultan mempunyai
pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan dengan variabel terikat (Y),
langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Membuat formula hipotesis
a.1. Ho: b1=b2=b3=b4=b5=0 (hipotesis nihil)
Yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antar variabel independen
secara simultan, dengan variabel dependen (Y).
a.2. Ho: b1≠b2≠b3≠b4≠b5≠0 (hipotesis alternatif)
Yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen
b. Menentukan nilai F-tabel yang menggunakan level of significant sebesar 5%
(0,05).
c. Pengambilan keputusan
c.1. Jika nilai sig < α toleransi = 5% ( 0,05), maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Hal ini berarti variabel independen secara simultan mempunyai
pengaruh yang signifikan dengan variabel dependen.
c.2. Jika sig > α = 5% (0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini
berarti variabel independen secara simultan tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan dengan variabel dependen.
2. menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel terikat yang
langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Membuat formula hipotesis
a.1. Ho: bi = 0 (hipotesis nihil)
Yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antar variabel independen
secara parsial dengan variabel dependen (Y).
a.2. Ho: bi ≠ 0 (hipotesis alternatif)
Yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen
secara parsial dengan variabel dependen (Y).
b. Menentukan nilai F-tabel yang menggunakan level of significant sebesar
c. Pengambilan keputusan
c.1. Jika nilai sig < α toleransi = 5% ( 0,05), maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Hal ini berarti variabel independen secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan dengan variabel dependen.
c.2. Jika sig > α = 5% (0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini
berarti variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan dengan variabel dependen.
3. Menguji Keeratan Hubungan
Menggunakan analisis regresi berganda serta dengan pengujian koefisien
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
data yang diperoleh dengan cara mendownload laporan keuangan Bank Persero
dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di direktori Bank
Indonesia melalui website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Sampel dalam
penelitian ini adalah Bank Persero go public dan Bank Swasta Umum Nasional
Devisa go public yang terdaftar di direktori Bank Indonesia periode 2002-2008.
Jumlah Bank Persero go public yang terdaftar di direktori Bank Indonesia adalah
3 bank, dan jumlah Bank Umum Swasta Nasional Devisa go public yang terdaftar
di direktori Bank Indonesia adalah 23 Bank Umum Swasta Nasional Devisa.
Laporan keuangan Bank Persero yang lengkap dan dapat di download atau
diakses dalam periode penelitian adalah 3 bank Persero. Laporan keuangan Bank
Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang lengkap dan dapat di download atau
diakses dalam periode penelitian hanya 19 dari 23 bank yang terdaftar. Sesuai
dengan kriteria pemilihan sampel, bahwa bank yang dijadikan sampel adalah
Bank Persero dan Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang mempublikasikan
laporan keuangan pada tahun 2002-2008 dan total aktiva yang dimiliki per 31
Desember 2008 adalah Rp 50 Trilyun - Rp 400 Trilyun. Berdasarkan kriteria
terasebut, maka jumlah bank yang terpilih adalah 3 Bank Persero dan 5 Bank
Tabel 4.1
Profil Bank Yang Menjadi Sampel Periode 2002-2008
(Dalam Jutaan Rupiah)
No Nama Bank Total Aktiva Bank Persero
1
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk
200.390.507
2
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
246.026.225
3 PT Bank Mandiri
(Persero), Tbk 338.404.265
Bank Umum Swasta Nasional Devisa
1 PT Bank Central Asia,
Tbk 244.712.927
2 PT Bank Cimb Niaga,
Tbk 53.893.523
3 PT Bank Internasional
Indonesia, Tbk 69.301.394
4 PT Bank Permata, Tbk 63.231.511 5 PT Pan Indonesia Bank,
Tbk 53.992.357
B. Hasil dan Pembahasan Penelitian
Untuk membuktikan hipotesis pengaruh variabel Capital Adequacy Ratio
(CAR), Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Aktiva
Produktif (PPAPAP), Rasio Return on Assets (ROA), Rasio Beban Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR)
berpengaruh signifikan terhadap laba bank persero dan bank umum swasta
nasional devisa periode 2002-2008 digunakan model estimasi regresi linier
Untuk menentukan besarnya pengaruh masing-masing variabel independen
terhadap variabel inpenden (laba) digunakan perhitungan komputer dengan
program SPSS 17.0.
Hasil perhitungan pada lampiran 9 dapat diekstraksi pada tabel berikut ini
Tabel 4.2
Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients 95,0% Confidence Interval for B
Model B Std. Error Beta t Sig. Bound Lower BoundUpper
(Constant) 7.025 1.257 5.589 .000 4.500 9.550
Capital
Adequacy Ratio
-.064 .025 -.272 -2.520 .015 -.115 -.013
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Aktiva Produktif
.238 .104 .238 2.299 .026 .030 .446
Return On Asset
.164 .129 .140 1.270 .210 -.096 .424
Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional
-.044 .008 -.609 -5.232 .000 -.061 -.027 1
Loan to Deposit Ratio
-.031 .009 -.354 -3.393 .001 -.049 -.013
a. Dependent Variable: Laba
Berdasarkan tabel hasil regresi diatas dapat ditentukan model estimasi
sebagai berikut :
Y = KDS = 7,025 – 0,064(CAR) + 0,238(PPAPAP) + 0,164(ROA) –
[image:51.595.111.504.272.541.2]CAR
Berdasarkan model estimasi diatas dapat ditentukan bahwa variabel CAR
berpengaruh negatif terhadap laba dan koefisiennya menunjukkan 0,064, artinya
apabila nilai CAR meningkat sebesar 1% ceteris pasibus akan menurunkan
tingkat laba sebesar 0,064%.
Rasio PPAPAP
PPAPAP berpengaruh positif terhadap laba dan koefisiennya menunujukkan
0,238 yang artinya apabila nilai PPAPAP meningkat sebesar 1% ceteris paribus
akan meningkat tingkat laba sebesar 0,238%.
Rasio ROA
ROA berpengaruh positif terhadap laba dan koefisiennya menunjukkan 0,164
yang artinya apabila nilai ROA meningkat sebesar 1% ceteris pasibus akan
meningkatkan tingkat laba sebesar 0,164%.
Rasio BOPO
BOPO berpengaruh negatif terhadap laba dan koefisiennya menunjukkan 0,044
yang artinya apabila nilai BOPO meningkat sebesar 1% ceteris paribus akan
menurunkan tingkat laba sebesar 0,044%.
LDR
LDR berpengaruh negatif terhadap laba dan koefisiennya menunjukkan 0,031
yang artinya apabila nilai LDR meningkat sebesar 1% ceteris paribus akan
1. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) Tabel 4.3
Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 85.553 5 17.111 10.412 .000a
Residual 82.169 50 1.643 1
Total 167.723 55
a. Predictors: (Constant), Loan to Deposit Ratio, Beban Operasional Terhadap Pendapatan
Operasional, Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Aktiva Produktif, Capital
Adequacy Ratio, Return On Asset
b. Dependent Variable: Laba
Uji F bertujuan untuk menguji secara bersama-sama apakah variabel
CAR, PPAPAP, ROA, BOPO, LDR berpengaruh signifikan terhadap laba
dengan prosedur sebagai berikut:
Hipotesis
Ho: b1=b2=b3=b4=b5=0
Ha : b1≠b2≠b3≠b4≠b5≠0
Kriteria
Ho diterima apabila nilai sig > α toleransi
Ha diterima apabila nilai sig < α toleransi
α toleransi ditetapkan 5% = 0,05
Berdasarkan hasil perhitungan lampiran, pada tabel ANOVA
menunjukkan bahwa nilai sig 0,000 yang berarti nilai sig < α toleransi, (0,000
[image:53.595.135.511.184.280.2]artinya secara bersama-sama variabel CAR, PPAPAP, ROA, BOPO, LDR
berpengaruh signifikan terhadap laba pada tingkat kepercayaan 95%.
Berdasarkan uraian diatas dapat ditentukan bahwa hipótesis pada
penelitian ini diterima atau terbukti.
2. Pengujian Goodness of Fit (R²)
R2 berdasarkan hasil model summary menunjukkan 0,510 artinya
variabel CAR, PPAPAP. ROA, BOPO, LDR hanya mampu memberikan
variasi variabel laba sebesar 51% sedangkan sisanya sebesar 49% dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan pada model estimasi.
3. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial
Untuk mengetahui apakah variabel CAR, PPAPAP. ROA, BOPO, LDR
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap laba dilakukan prosedur
sebagai berikut :
1. Uji Variabel CAR
Hipotesis
Ho : b1=0
Ha : b1 ≠ 0
Kriteria:
Ho diterima apabila nilai sig > α toleransi
Ha diterima apabila nilai sig < α toleransi
Berdasarkan hasil lampiran 9 tabel koefisien dapat ditentukan nilai
sig lebih kecil daripada α toleransi ( 0,015 < 0,05), dengan demikian
hipotesa alternatif (Ha) diterima, artinya variabel CAR berpengaruh
signifikan terhadap laba pada tingkat kepercayaan 95%.
2. Uji Variabel PPAPAP
Hipotesis
Ho : b1=0
Ha : b1 ≠ 0
Kriteria:
Ho diterima apabila nilai sig > α toleransi
Ha diterima apabila nilai sig < α toleransi
α toleransi ditetapkan 5% = 0,05
Berdasarkan hasil lampiran 9 tabel koefisien dapat ditentukan nilai
sig lebih kecil daripada α toleransi ( 0,026 < 0,05), dengan demikian
hipotesa alternatif (Ha) diterima, artinya variabel PPAPAP berpengaruh
signifikan terhadap laba pada tingkat kepercayaan 95%.
3. Uji Variabel ROA
Hipotesis
Ho : b1=0
Ha : b1 ≠ 0
Kriteria:
Ha diterima apabila nilai sig < α toleransi
α toleransi ditetapkan 5% = 0,05
Berdasarkan hasil lampiran 9 tabel koefisien dapat ditentukan nilai
sig lebih kecil daripada α toleransi (0,210 > 0,05), dengan demikian
hipotesa nihil (Ho) diterima, artinya variabel ROA tidak berpengaruh
signifikan terhadap laba pada tingkat kepercayaan 95%.
4. Uji Variabel BOPO
Hipotesis
Ho : b1=0
Ha : b1 ≠ 0
Kriteria:
Ho diterima apabila nilai sig > α toleransi
Ha diterima apabila nilai sig < α toleransi
α toleransi ditetapkan 5% = 0,05
Berdasarkan hasil lampiran 9 tabel koefisien dapat ditentukan nilai
sig lebih kecil daripada α toleransi ( 0,000 < 0,05), dengan demikian
hipotesa alternatif (Ha) diterima, artinya variabel BOPO berpengaruh
signifikan terhadap laba pada tingkat kepercayaan 95%.
5. Uji Variabel LDR
Hipotesis
Ho : b1=0
Kriteria:
Ho diterima apabila nilai sig > α toleransi
Ha diterima apabila nilai sig < α toleransi
α toleransi ditetapkan 5% = 0,05
Berdasarkan hasil lampiran 9 tabel koefisien dapat ditentukan nilai
sig lebih kecil daripada α toleransi ( 0,001 < 0,05), dengan demikian
hipotesa alternatif (Ha) diterima, artinya variabel LDR berpengaruh
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan SPSS versi 17.0 dengan alat uji regresi
linier berganda dan uji F menunjukkan bahwa :
1. Variabel CAR variabel CAR berpengaruh signifikan terhadap laba pada
tingkat kepercayaan 95%.
2. Variabel PPAPAP berpengaruh signifikan terhadap laba pada tingkat
kepercayaan 95%.
3. Variabel ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap laba pada tingkat
kepercayaan 95%.
4. Variabel BOPO berpengaruh signifikan terhadap laba pada tingkat
kepercayaan 95%.
5. Variabel LDR berpengaruh signifikan terhadap laba pada tingkat
kepercayaan 95%.
6. Secara bersama-sama variabel CAR, PPAPAP. ROA, BOPO, LDR
berpengaruh signifikan terhadap laba pada tingkat kepercayaan 95%.
B. Saran
1. Untuk peneliti selanjutnya apabila tertarik untuk meneliti topik ini
sebaiknya memperbaiki pengukuran variabel kinerja CAMEL yang
aspek kebutuhan (compliance), sehingga aspek yang bersumber pada
Bank Indonesia lengkap dan memberikan hasil penelitian yang lebih baik.
Juga variabel kinerja CAMEL dilengkapi dengan Sensitivity to Market
Risks sehingga ketentuan dari Bank Indonesia benar-benar dipenuhi.
2. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih bervariatif, peneliti
selanjutnya sebaiknya menentukan kriteria sampel dengan klasifikasi
jumlah aktiva yang lebih rendah, sehinnga banyak bank-bank kecil yang
bisa diikutseratkan dalam penelitian.
3. Bank Indonesia sebaiknya melakukan pengawasan terhadap penyampaian
laporan keuangan bank-bank umum supaya data yang terdapat pada
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia, 2004. Surat Edaran Bank IndonesiaNomor: 6/10/PBI/2004 (Online). (www.bi.go.id)
Bank Indonesia, 2004. Laporan Pengawasan Perbankan (Online). (www.bi.go.id)
Condro, Ali, 2005. Relevansi Model-model Penilaian dan Pengukuran Laba Akuntansi Konvensional Terhadap Akuntansi Syari'ah (Online). (www.wanita-muslimah.com).
Erlina, Sri Mulyani, 2007. Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Usu Press: Medan.
Ghozali, Imam, 2001. Aplikasi Analisis Mulvariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hadad, D. Muliaman, 2002. Penerapan Z-Score Untuk Memprediksi Kesulutan Keuangan dan Kebangkrutan Perbankan di Indonesia. (http://www.google.com)
Ikhsan, Arfan dan Imam Ghozali, 2006. Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi dan Manajemen, Penerbit Madju, Medan.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.
Kasmir, 2006. Manajenen Perbankan, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Luciana, S.A. dan Winny H, 2005. Analisis Rasio CAMEL terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 7 Nomor 2.
Rosmika, Enita. 2005. Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perusahaan Perbankan di Indonesia Periode 1995-1997, Tesis S-2, Universitas Sumatera Utara.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ketujuh. CV Alfabeta, Jakarta.
Sularso, Sri, 2003. Metode Penelitian Akuntansi : Sebuah Pendekatan Replikasi, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Syahyunan, 2002. Analisis Kualitas Aktiva Produktif Sebagai Salah Satu Alat Ukur Kesehatan Bank, USU Digital Library. (http://www.usu.ac.id)
Sitinjak, Tabita Juliana, 2008. Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Kesehatan Perusahaan Perbankan di Indonesia Periode 2001-2003, Skripsi Departemen Akuntansi USU, Medan.
Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Ghalia Indonesia, Jakarta.
LAMPIRAN 2 CAR TAHUN 2002-2008
NO NAMA BANK 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 BANK PERSERO
1 PT BANK NEGARA INDONESIA
(PERSERO), TBK
13 19 16 16 16 18 14
2 PT BANK RAKYAT INDONESIA
(PERSERO), TBK
13 21 18 16 20 17 14
3 PT BANK MANDIRI (PERSERO), TBK
25 26 25 24 25 21 16
BANK UMUM SWASTA NASIONAL
DEVISA
1 PT BANK CENTRAL ASIA, TBK
32 28 24 22 22 18 15
2 PT BANK CIMB NIAGA, TBK
9 12 10 17 17 16 14
3 PT BANK
INTERNASIONAL INDONESIA,