• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI

Oleh

IRIANTI OKTAVIA

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 responden guru di berbagai SMA di Bandar Lampung diperoleh informasi bahwa 90 % guru dalam proses

pem-belajaran pada materi pokok laju reaksi, belum menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS), 10 % guru telah menggunakan LKS, namun LKS yang digunakan belum melatih siswa untuk berfikir melalui KGS. Oleh karena itu, perlu dirancang LKS berbasis KGS pada materi pokok laju reaksi.

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan LKS berbasis KGS dan mengetahui (1) tingkat keterbacaan LKS; (2) tingkat keterlaksanaan LKS; (3) peningkatan KGS siswa setelah penggunaan LKS; dan (4) tanggapan siswa dan guru

mengenai keunggulan dan kelemahan LKS. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang mengacu pada alur penelitian Borg and Gall (2003). Alur penelitian pengembangan ini dimulai dari analisis kebutuhan sampai dengan revisi LKS kedua. Pelaksanaan uji coba terbatas dilaksanakan di SMA YP Unila

(2)

Hasil dari penelitian ini adalah (1) LKS berbasis KGS mempunyai tingkat keterbacaan 76,22% dan tingkat keterlaksanaan 72,95% keduanya berkriteria tinggi; (2) Penggunaan LKS berbasis KGS mampu meningkatan keterampilan generik sains siswa yaitu untuk (a) bahasa simbolik; (b) hukum sebab akibat; (c) untuk pemodelan matematika dan membangun konsep, keempat KGS ini menurut Hake (1998) berkriteria sedang, (3) tanggapan siwa dan guru mengenai keunggulan dan kelemahan dari kelima LKS adalah (a) menurut siswa,

keunggulannya yaitu siswa dapat terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran dan lebih mudah melakukan percobaan, sedangkan kelemahannya yaitu

kurangnya kualitas warna, ukuran gambar dan variasi tulisan; (b) menurut guru, keunggulan LKS dapat membantu guru untuk melatihkan KGS siswa, sedangkan kelemahannya yaitu mahalnya biaya yang diperlukan untuk mencetak LKS yang dikembangkan.

Kata kunci : Pengembangan, LKS, Keterampilan Generik Sains (KGS)

(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan LKS yang dikembangkan dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Tingkat keterbacaan dan tingkat keterlaksanaan LKS keduannya dengan kriteria tinggi, artinya sebagian besar siswa mampu membaca dan menyerap pesan yang terkandung dalam LKS yang telah diterapkan dengan baik serta siswa mampu melaksanakan pembelajaran menggunakan LKS dengan baik. 2. Peningkatan keterampilan generik sains siswa setelah penggunaan LKS

berbasis keterampilan generik sains adalah untuk (a)bahasa simbolik 0,54, (b) hukum sebab akibat 0,56; (c) pemodelan matematika dan membangun konsep masing-masing 0,55, yang menurut Hake (1998) keempat indikator

keterampilan generik sains ini berkriteria sedang. Peningkatan tertinggi pada indikator hukum sebab akibat dan peningkatan terendah pada indikator bahasa simbolik.

(4)

dapat membantu untuk melatihkan keterampilan generik sains siswa, sedangkan kelemahannya yaitu mahalnya biaya yang diperlukan untuk mencetak LKS yang dikembangkan.

B. Saran

1. Kualitas warna, ukuran gambar dan tata letak gambar, serta variasi tulisan yang digunakan harus jelas dan sesuai sehingga menarik minat siswa untuk belajar, serta menghubungkan materi yang ada pada LKS dengan kehidupan sehari-hari siswa.

2. N-gain lebih kecil dari 0,5 ( mendekati kategori rendah) masih perlu direvisi lagi terutama dalam menumbuhkan keterampilan generik sains siswa.

(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kimia adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam. Pendidikan sains merupakan wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya serta menekankan pada pemberian pengalaman langsung, sehingga siswa perlu dibantu mengem-bangkan sejumlah keterampilan proses mengamati dengan seluruh indra, menga-jukan hipotesis, dan menggali serta memilih informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah sehari-hari. Ilmu kimia termasuk ke dalam sains, sehingga pembelajaran kimia seharusnya berupaya untuk membekali siswa dengan berbagai kemampuan tentang cara mengetahui dan menjelaskan setiap fenomena yang terjadi di alam baik yang bersifat konkrit sampai yang bersifat abstrak.

(6)

mencapai kompetensi dasar di atas maka siswa diberi pembelajaran tentang konsep laju reaksi.

Karakteristik konsep laju reaksi ada yang bersifat konkrit dan ada yang bersifat abstrak, pembelajaran laju reaksi yang bersifat konkrit biasanya dilakukan dengan pembelajaran melalui metode eksperimen atau praktikum. Melalui praktikum guru dapat melatih siswa untuk mengembangkan keterampilan untuk mengamati secara langsung, menuliskan persamaan reaksi yang terjadi dan menemukan suatu konsep laju reaksi. Pembelajaran di atas merupakan pembelajaran yang melatih keterampilan siswa untuk berpikir secara sains mereka sendiri. Pembelajaran laju reaksi yang bersifat abstrak biasanya dilakukan dengan pembelajaran dengan menggunakan gambar-gambar. Melalui gambar-gambar guru dapat melatih siswa untuk membangun suatu konsep, menyelesaikan suatu pemodelan matematik, membaca suatu grafik persamaan misalnya siswa dapat menghubungkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dengan teori tumbukan dan siswa dapat mencari setiap orde reaksi dengan perhitungan matematika.

(7)

saja sehingga siswa hanya mengandalkan informasi dari guru saja. Tiga puluh persen siswa SMA diajarkan melalui demonstrasi, tetapi demonstrasi yang dilakukan tidak menggunakan petunjuk demonstrasi sehingga siswa hanya men-dengar apa yang dikatakan oleh guru saja Adapun sebagian kecil SMA di Bandar lampung yaitu 10% guru mengajarkan materi laju reaksi dengan metode eksperi-men atau praktikum eksperi-menggunakan LKS ekperieksperi-men.

KGS merupakan suatu kemampuan dimana seseorang dapat memiliki kemampuan berpikir dan bertindak berdasarkan kemampuan generik sains yang dimilikinya dan pembelajaran dengan keterampilan generik sains adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa berfikir melalui sains dalam kehidupannya. Oleh karena itu KGS perlu dilatihkan oleh guru agar siswa mampu berpikir melalui sains yang dimilikinya.

Dari kenyataan di atas bahwa 90 % guru dalam proses pembelajaran pada materi pokok laju reaksi, belum menggunakan LKS dalam proses penemuan konsep. Sepuluh persen guru SMA di Bandar Lampung telah menggunakan LKS, namun LKS yang digunakan belum melatihkan siswa untuk berpikir melalui KGS. Hal ini disebabkan karena sebagian besar guru belum mengetahui tentang keterampil-an generik sains, dketerampil-an belum tersediketerampil-anya media LKS yketerampil-ang dikembketerampil-angkketerampil-an berdasar-kan indikator keterampilan generik sains.

Berdasarkan masalah tersebut maka diperlukan media pembelajaran berupa LKS berbasis KGS, dimana media pembelajaran berupa LKS berbasis KGS ini

(8)

sebagian kecil SMA di Bandar Lampung, namun LKS yang digunakan belum membimbing siswa untuk meningkatkan keterampilan generik sainsnya. Dari hasil diskusi dengan salah satu guru kimia, diperoleh informasi bahwa kurangnya keterlibatan siswa disebabkan LKS yang digunakan siswa kurang efektif hal ini disebabkan LKS tidak disertai langkah-langkah yang kronologis yang menggiring siswa untuk meningkatkan keterampilan generik sainsnya. LKS yang digunakan hanya berisi materi dan soal-soal. Bagi siswa yang kemampuan akademisnya tinggi, hal ini tidak menjadi masalah, tetapi untuk siswa yang kemampuan

akademisnya kurang atau rendah mereka akan merasa kesulitan. Oleh karena itu, salah satu alternatif harapan yang dapat membantu penyelenggaraan pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung adalah dengan tersedianya suatu media belajar berupa LKS kimia berbasis keterampilan generik sains.

Pengembangan LKS Laju Reaksi berbasis KGS, pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu Gusnida (2008) namun dalam tahap pengembangan yang dilakukan tersebut belum melalui tahap analisis kebutuhan terhadap berbagai sekolah, dan belum memberikan informasi indikator KGS yang akan dilatihkan pada setiap LKS yang akan dikembangkan.

(9)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat keterbacaan LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi pokok laju reaksi?

2. Bagaimana tingkat keterlaksanaan LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi pokok laju reaksi?

3. Bagaimana peningkatan keterampilan generik sains siswa setelah penggunaan LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi pokok laju reaksi? 4. Bagaimana tanggapan siswa dan guru mengenai keunggulan dan kelemahan

penggunaan LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi pokok laju reaksi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan LKS berbasis keterampilan generik sains serta mengetahui: 1. Tingkat keterbacaan LKS berbasis KGS pada materi pokok laju reaksi. 2. Tingkat keterlaksanaan LKS berbasis KGS pada materi pokok laju reaksi. 3. Peningkatan KGS siswa setelah penggunaan LKS berbasis keterampilan

generik sains pada materi pokok laju reaksi.

(10)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian pengembangan ini adalah

1. Tersedianya sumber belajar bagi siswa yang dapat digunakan secara mandiri atau bersama kelompok belajarnya untuk mencapai penguasaan kompetensi belajar dan untuk meningkatkan kemampuan berpikir serta bertindak siswa berdasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya.

2. Memberikan media pembelajaran yang baru kepada guru untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah

1. Pengembangan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah upaya peneliti untuk mengembangkan media pembelajaran berupa LKS berbasis KGS pada materi pokok Laju reaksi.

2. LKS yang dikembangkan dalam penelitian ini ada 5 indikator KGS menurut Brotosiswoyo (2001) yang dilatihkan yaitu: (1) pengamatan langsung, (2) bahasa simbolik, (3) hukum sebab akibat, (4) pemodelan matematik, dan (5) membangun konsep.

Referensi

Dokumen terkait

 Kirim ke email : paper (*.doc) berisi bahasan diatas beserta data mentah (*.xls).  Presentasi di

Koefisien regresi bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak badan usaha, pengaruh sanksi pajak

Sejak kebijakan tentang Perhutanan Sosial dan juga kebijakan tentang Kemitraan Konservasi pada kawasan-kawasan konservasi dicanangkan oleh pemerintah sebenarnya dapat menjadi

Di mana posisi pelanggar menurut tingkat pendidikan secara berturut-turut masih didominasi pelajar SMA sebanyak 24.098, SMP sebanyak 17.122 dan mahasiswa sebanyak 8.704 dengan

Perbedaan aktivitas makrofag dari mencit yang diberi perlakuan ekstrak etanol daun katuk dapat dilihat dari kemampuan jumlah makrofag yang memfagosit lateks

Tabel 5 menunjukan Mean ± SD subyek penelitian berdasarkan kelompok subyek. Diketahui dari seluruh subyek didapatkan hasil rata-rata nilai rasio pada diabetes

Metode Steepest Ascent Hill Climbing pada penyusunan puzzle kurang optimal, terdapat ke le mahan dari metode ini yaitu keadaan local optimum dimana keadaan

Pengusulan pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe oleh konsorsium PT Pertamina (Persero), PT Pupuk Iskandar Muda, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero),