• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATERI GAYA DENGAN PEMANFAATAN KOTAK INFORMASI TERPADU ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD NEGERI 2 SEPUTIH JAYA LAMPUNG TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATERI GAYA DENGAN PEMANFAATAN KOTAK INFORMASI TERPADU ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD NEGERI 2 SEPUTIH JAYA LAMPUNG TENGAH"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

INCREASING OF ACCOMPLISHMENT IN LEARNING BY VARIOUS STYLES METTER WITH UTILIZATION INWROUGHT INFORMATION BOX OF NATURAL SCIENCE AT CLASS V ON JUNIOR HIGH SCHOOL 2 SEPUTIH

BANYAK

AT LAMPUNG TENGAH By

Sujarwo

The background of this research was lack of accomplishment in learning student in style matter under KKM. It caused by the teacher was not planning, processing, and evaluating that accurate to be able to increase accomplishment in style matter. The research aims to describe (1) planning, (2) execution process, (3) evaluation system in learning (4) accomplishment enhance in learning style matter of class V after doing the learning with practicum method by utilization inwrought information box of natural science in SDN 2 Seputih Jaya.

The action class’ research took in three cycles which is done toward 25 students at class VA and 22 students at class VB in SDN 2 Seputih Jaya at Lampung Tengah at semester 1 on 2010//2011. Data collecting was done by observation and test. Research action in every cycle done by giving learning by practicum method with utilization boaster tool KIT IPA, where cycles I with kind of KIT load mechanics, cycles II by kind of KIT friction mechanics and cycles III with kind of KIT and magnet.

(2)

(good category), average swindler quality ++ (good category);(4) accomplishment in learning is increasing. At class VA cycles I is 12 complete students (48%); cycles II is 19 complete students (76%), and cycles III is 24 complete students (96%). Class VB cycles I is 11 complete students (50%); cycles II is 18 complete students (81, 8%), and cycles III is 21 complete students (95, 5%).

(3)

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATERI GAYA DENGAN PEMANFAATAN KOTAK INFORMASI TERPADU

ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD NEGERI 2 SEPUTIH JAYA

LAMPUNG TENGAH Oleh

Sujarwo

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya prestasi belajar siswa materi gaya yang masih di bawah KKM. Hal ini disebabkan guru belum melakukan perencanaan, proses, dan evaluasi yang tepat untuk dapat meningkatkan prestasi belajar materi gaya. Penelitian bertujuan mendeskripsikan (1) perencanaan, (2) proses pelaksanaan, (3) sistem evaluasi pembelajaran (4) peningkatan prestasi belajar materi gaya kelas V setelah melaksanakan pembelajaran dengan metoda praktikum melalui pemanfaatan Kotak Informasi Terpadu Ilmu Pengetahuan Alam (KIT IPA) di SDN 2 Seputih Jaya.

Penelitian tindakan kelas ini ditempuh dalam tiga siklus yang dilakukan terhadap 25 siswa kelas VA dan 22 siswa kelas VB SD Negeri 2 Seputih Jaya Lampung Tengah pada semester I tahun pembelajaran 2010/2011. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan tes.Tindakan penelitian dalam setiap siklus dilakukan dengan cara pemberian pembelajaran melalui metoda praktikum dengan pemanfaatan alat peraga KIT IPA, dimana siklus I dengan jenis KIT mekanika beban, siklus II dengan jenis KIT mekanika gesekan dan siklus III dengan jenis KIT listrik dan magnet.

(4)

siklusII siswa yang tuntas 19 siswa (76%), dan siklus III siswa yang tuntas 24 siswa (96 %). Kelas VB siklus I siswa yang tuntas 11 siswa (50%), siklus II siswa yang tuntas 18 siswa (81,8%), siklus III siswa yang tuntas 21 siswa (95,5%).

(5)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan temuan dan hasil analisis serta pembahasan pelaksanaan

penelitian tindakan dapat disimpulkan:

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus pertama dengan

pemanfaatan KIT IPA melalui metode praktikum dalam kelompok

besar (6-7 anggota per kelompok). Nilai RPP siklus pertama kelas Va

rerata 2,0 kelas Vb nilai rerata 2,0 dengan katagori kurang, maka

perlu di susun rencana pelaksanaan pembelajaran yang lebih

memanfaatkan KIT IPA sebagai media pembelajaran melalui metode

praktikum pada siklus kedua. Nilai RPP siklus kedua dengan

pemanfaatan KIT IPA melalui metode praktikum dalam kelompok

kecil (3-4 anggota per kelompok). kelas Va nilai rerata 3,2, kelas Vb

nilai rerata 3,2 dengan katagori sedang, maka perlu disusun rencana

pelaksanaan pembelajaran yang lebih memanfaatkan KIT IPA sebagai

media pembelajaran. melalui metode praktikum pada siklus ketiga.

(6)

praktikum secara perseorangan kelas Va rerata 4,5, kelas Vb nilai

rerata 4,5 dengan katagori baik sehingga sudah sesuai dengan kreteria

keberhasilan rencana pelaksanaan pembelajaran.

b. Proses pembelajaran siklus pertama melalui tindakan pengamatan

materi gaya grafitasi dengan pemanfaatan KIT IPA melalui metoda

praktikum dalam kelompok besar (6-7 anggota per kelompok), jumlah

siswa yang aktif siklus 1 kelas Va 6 siswa (24%), kelas Vb yang

aktif 5 siswa (22,7%),%). Jumlah siswa yang aktif pada siklus 1 belum

sesuai dengan kreteria sehingga tindakan pengamatan dilanjudkan

pada siklus kedua. Siklus kedua melalui tindakan pengamatan materi

gaya gesek dengan pemanfaatan KIT IPA melalui metoda praktikum

dalam kelompok kecil (3-4 anggota per kelompok), jumlah siswa yang

aktif di kelas Va 7 siswa (28%), kelas Vb yang aktif 6 siswa (27,3%).

Jumlah siswa yang aktif belum maksimal sehingga perlu tindakan

pengamatan dengan memanfaatkan KIT IPA melalui praktikum pada

siklus ketiga. Siklus ketiga melalui tindakan pengamatan materi gaya

magnet dengan pemanfaatan KIT IPA melalui metoda praktikum

secara perseorangan jumlah siswa yang aktif di kelas Va 23 siswa (93

%). Kelas Vb siswa yang aktif 20 siswa (91%). Siklus ketiga telah

mencapai kreteria keberhasilan aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran.

c. Sistem evaluasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan

pemanfaatan KIT IPA melalui metode praktikum proses observasi

(7)

instrumen tes sistem evaluasi menggunakan tes pilihan jamak

sebanyak 20 soal setiap siklusnya. Siklus I uji tingkat validitas 0,49

(kategori sedang), reliabilitas 0,88 (kategori baik), tingkat kesukaran

soal 0,33 (kategori sedang), daya beda soal 0,33 (klasifikasi sedang),

kualitas pengecoh rata-rata + (kategori baik); soal siklus II uji tingkat

validitas 0,50 (kategori sedang), reliabilitas 0,93 (kategori baik),

tingkat kesukaran soal 0,41(klasifikasi sedang), daya beda soal 0,34

(klasifikasi sedang), kualitas pengecoh rata-rata + (kategori baik); soal

siklus III uji tingkat validitas 0,51 (kategori sedang), reliabilitas 0,95

(kategori baik) tingkat kesukaran 0,62 (kategori sedang), daya beda

0,36 (kategori baik), kualitas pengecoh rata-rata ++ (kategori baik);

sehingga sistem evaluasi yang digunakan sudah sesuai dengan kreteria

keberhasilan sistem evaluasi.

d. Prestasi belajar siklus pertama jumlah siswa tuntas kelas Va ada 6

siswa (24 %), kelas Vb ada 5 siswa (22,7), siklus kedua jumlah siswa

tuntas kelas Va ada 7 siswa (28%),kelas Vb ada 6 siswa (27,3%)

siklus ketiga jumlah siswa tuntas kelas Va ada 23 siswa (92%), kelas

Vb ada 20 siswa (91%). Hasil siklus 1, 2 belum mencapai kreteria

ketuntasan. Siklus 3 sudah mencapai kreteria ketuntasan minimal dan

ketuntasan kelas.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Guru

Dalam menyusun RPP untuk pembelajaran IPA dengan memanfaatkan KIT IPA ,

(8)

merancang pengelolaan kelas yang baik sesuai dengan karakteristik materi dan

tingkat perkembangan siswa, serta membiasakan melaksanakan penilaian yang

mencakup tiga ranah; kognitif, afektif, dan psikomotorik, yang implementasinya

menjadi penilaian dalam proses dan penilaian hasil belajar. Demikian pula

aktivitas guru dalam pembelajaran diharapkan menguasai aturan pembelajaran

IPA , membangun interaksi yang sehat dan dinamis secara timbal balik, dan

rnembimbing secara optimal ketika siswa melakukan berbagai percobaan dengan

menggunakan peralatan KIT IPA, sehingga proses sains dapat berjalan sesuai

dasar kerja ilmiah, dan prestasi belajar siswa menjadi iebih baik. Di samping itu

guru hendaknya berupaya secara terus-menerus meningkatkan mutu

pembelajarannya dengan lebih sering melakukan penelitian tindakan kelas,

mendalami Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dan

Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan serta

pedoman pembelajaran IPA di SD dari SEQIP sehingga RPP, pelaksanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan penilaian pembelajaran dan tindak lanjut hasil

pembelajarannya mengikuti ketentuan yang berlaku dan selaras dengan tuntutan

Standar Nasional Pendidikan.

5.2.2 Bagi Siswa

Siswa hendaknya membiasakan diri begitu masuk kelas siap secara fisik maupun

psikis untuk mengikuti proses pembelajaran, sehingga dapat mengikuti kegiatan

sejak awal dan siap menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Selain itu

hendaknya lebih kreatif dan lebih berani menggunakan berbagai peralatan IPA

(9)

jangan hanya bergantung pada guru, kapan ada kesempatan manfaatkanlah semua

peralatan yang tersedia dengan melakukan berbagai percobaan, tetapi jangan lupa

bacalah terlebih dahulu petunjuk penggunaannya. Jika masih ada yang kurang

jelas atau belum memahami cara menggunakannya, tanyakan kepada guru agar

Anda mendapat ilmu pengetahuan dan keterampilan yang baik dan benar.

5.2.3 Bagi Sekolah

Penelitian tindakan sekolah hendaknya digunakan oleh sekolah-sekolah sebagai

salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan , terutama yang berkaitan

dengan masalah hasil belajar atau prestasi sekolah. Penelitian tindakan sekolah

mampu mengidentifikasi dan menindaklanjuti suatu permasalahan yang berkaitan

dengan proses belajar mengajar di kelas. Selain itu, penelitian tindakan kelas juga

dapat digunakan sebagai alat kontrol kinerja guru dalam mengajar sehingga

(10)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan sains merupakan ilmu yang mempelajari fenomena alam

semesta. Sains sebagai ilmu pengetahuan alam menjadi mata pelajaran yang dapat

diperoleh melalui fakta dan fenomena alam dengan kaitan empirik. Seiring dengan

pembaharuan dalam sistem pendidikan sekarang salah satu yang harus

dipersiapkan adalah peningkatan mutu proses pembelajaran. Hal ini akan menjadi

sangat baik bagi anak karena fenomena alam yang dipelajari ada di tengah-tengah

mereka, dan pembelajaran sains juga dapat mendekatkan diri kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

Beberapa kelemahan pembelajaran sains selama ini antara lain guru kurang

mampu merumuskan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai persiapan

dalam pembelajaran dimana didalamnya tidak mencantumkan arah pembelajaran

dengan pendekatan metode praktikum. Materi yang diajarkan kepada peserta didik

lebih bersifat abstrak dan jauh dari pengalaman peserta didik. Selama proses

pembelajaran berlangsung peran guru selalu lebih dominan. Siswa sangat pasif,

minim aktivitas, yaitu hanya mendengarkan guru berbicara (mengajar) dalam

memberikan materi pelajaran. Pada umumnya pembelajaran yang berlangsung di

(11)

menjadi ruang utama bagi siswa untuk menimba ilmu. Dari hari ke hari mereka

duduk di bangku, mendengarkan penjelasan guru, mencatat, atau mengerjakan

tugas. Padahal bila di amati lebih jauh, di dalam pelajaran sains banyak terdapat

materi yang bisa dipraktekkan. Sebagian guru beranggapan bahwa praktek

merupakan kegiatan yang merepotkan.

Selama ini, persoalan laboratorium masih menjadi sesuatu yang diperdebatkan,

khususnya mengenai pengadaannya. Banyak sekolah yang belum memiliki

laboratorium, khususnya di lembaga pendidikan dasar. Banyak orang memandang

bahwa keberadaan laboratorium bisa menambah gengsi sekolah. Namun pada

kenyataannya keberadaan laboratorium masih belum dioptimalkan untuk

mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara praktek. Hal ini disebabkan

karena untuk menggabungkan teori dan praktek memerlukan persiapan RPP yang

baik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Mamat Supriatna (2006:21) menyatakan

bahwa tidak efektifnya kegiatan praktikum di sekolah binaan Kelompok Kerja

Guru Ilmu Pengetahuan Alam (KKG IPA) antara lain disebabkan terbatasnya

sarana (alat dan bahan), guru merasa tidak sempat menyiapkan bahan kegiatan lab

karena beban tugas mengajar yang umumnya cukup banyak (rata-rata 24 jam per

minggu). Hampir semua sekolah dasar yang dibina KKG IPA Lampung Tengah

tidak memiliki tenaga laboran ataupun sekedar tenaga yang ditugaskan secara

khusus membantu di laboratorium dan bahkan masih banyak sekolah yang belum

(12)

Kegiatan praktikum merupakan salah satu bagian penting untuk menghasilkan

lulusan yang memiliki kompetensi tidak hanya teori, tetapi juga keterampilan dan

sikap ilmiah yang diharapkan dalam sains. Melalui praktek siswa diharapkan

memiliki keterampilan merancang, mengamati secara teliti dan lengkap, membuat,

menguji, menyempurnakan, dan kemudian membuat laporan.

Pemanfaatan KIT IPA di sekolah dasar masih terasa perlu ditingkatkan, karena

tidak sedikit KIT-KIT yang ada di sekolah belum dimanfaatkan secara optimal.

Tidak sedikit KIT yang masih utuh dan mulus karena jarang bahkan belum

tersentuh guru. Karena itu penggunaan KIT IPA harus dibiasakan, karena

sesungguhnya alat yang ada memudahkan guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran.

Masalah lainnya dapat dilihat dengan penggunaan, pendekatan yang digunakan

sangat menentukan dari proses pembelajaran IPA di SDN 2 Seputih Jaya yaitu

masih banyak guru yang bukan dari bidang studi IPA, mengakibatkan penggunaan

pendekatan pembelajaran, lebih banyak dilakukan dengan pendekatan yang

konvensional sehingga pembelajaran terlihat hanya searah dari guru kesiswa.

Berangkat dari data di lapangan dan informasi dari guru IPA mengindikasikan

bahwa kelas Va dan Kelas Vb prestasi belajar materi gaya IPA adalah yang paling

rendah dibandingkan dengan kelas-kelas yang lain yaitu nilai rata-rata kelas

masih dibawah KKM. Untuk itu kualitas RPP yang dibuat guru IPA kelas Va dan

(13)

Informasi Terpadu (KIT) IPA perlu ditingkatkan, pelaksanaan evaluasi masih

perlu diperbaiki, aktivitas belajar masih perlu ditingkatkan yang akhirnya

bermuara pada peningkatan prestasi belajar siswa. Siswa-siswa di Sekolah Dasar

harus mendapatkan pengalaman belajar yang lebih kongkrit. Salah satu upaya

untuk menciptakan pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman belajar

berkualitas dibutuhkan alat-alat bantu sejenis KIT IPA SD.

Rata-rata prestasi belajar materi gaya IPA siswa kelas V SD Negeri 2 Seputih Jaya

masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimem (KKM) yang telah ditetapkan oleh

[image:13.595.112.466.416.492.2]

sekolah, seperti disajikan pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Ketuntasan Kelas Materi Gaya IPA Kelas V SD Negeri 2 Seputih Jaya Kecamatan Gunung Sugih

Kabupaten Lampung Tengah

No

Tahun Semester KKM

% Ketuntasan Kelas Va Kelas Vb

1 2008/2009 Ganjil 65 55 52

2 2009/2010 Ganjil 65 48 50

Sumber: Buku Induk Siswa SD Negeri 2 Seputih Jaya Kec. Gunung Sugih

Data pada tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa rata-rata prestasi belajar IPA

Materi Gaya siswa kelas V SD Negeri 2 Seputih Jaya masih di bawah KKM.

Sedangkan data ketuntasan belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 2 Seputih Jaya

dalam buku daftar nilai guru semester ganjil tahun 2008/2009 pada kelas V.A

yang tergolong tuntas dengan nilai > KKM sebanyak 12 siswa dari 22 siswa atau

55% ketuntasan, dan yang belum tuntas dengan nilai < KKM sebanyak 10 siswa

dari 22 siswa atau 45% ketuntasan. Kelas V.B berjumlah 25 siswa, yang tuntas

(14)

belum tuntas dengan nilai < KKM sebanyak 12 siswa atau 48% ketuntasan.

Sedangkan tahun pembelajaran 2009/2010 pada semester yang sama kelas Va

yang tergolong tuntas dengan nilai > KKM sebanyak 12 siswa dari 25 siswa atau

48% ketuntasan, dan yang belum tuntas dengan nilai < KKM sebanyak 13 siswa

dari 25 siswa atau 52% ketuntasan. Kelas Vb berjumlah 22 siswa, yang tuntas

dengan nilai > KKM sebanyak 11 siswa atau 50% ketuntasan, sedangkan yang

belum tuntas dengan nilai < KKM sebanyak 11 siswa atau 50% ketuntasan.

Hasil pengamatan yang penulis lakukan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang disusun oleh guru mata pelajaran IPA baik di kelas Va maupun kelas

Vb SD Negeri 2 Seputih Jaya dengan menggunakan format Alat Penilaian

Kemampuan Guru 1 (APKG1) mengindikasikan bahwa kualitas RPP kurang baik,

[image:14.595.113.509.473.687.2]

seperti tergambar pada tabel 1.2

Tabel 1.2 Hasil Penilaian RPP IPA Kelas V SD Negeri 2 Seputih Jaya

No Komponen yang Dinilai Kelas Nilai Keterangan

Va Kelas

Va

1 Menentukan bahan pelajaran dan

merumuskan tujuan 3 2

Nilai APKG 1= R R = A+B+C+D+E+F = .... 6

R = Rata-rata Butir

(FKIP UT, 2007: 43). 2 Memilih dan mengorganisasikan materi

media (alat bantu mengajar) dan sumber 3 3

3 Merancang skenario pembelajaran 2 3

4 Merancang pengelolaan kelas 3 2

5 Merancang prosedur dan

mempersiapkan alat penilaian 2 3

6 Kesan umum RPP 2 2

Rata-rata 2,5 2.5

(15)

Berdasarkan tabel 1.2 di atas, nilai rata-rata seluruh komponen RPP baik di kelas

Va maupun kelas Vb sebesar 2,5 atau klasifikasi kurang baik. Kualitas RPP yang

kurang baik, tentu akan sangat mempengaruhi kualitas proses pembelajaran,

karena pada dasamya proses pembelajaran merupakan implementasi dari RPP

(Depdiknas 2007: 14). Oleh karena itu, untuk menciptakan proses pembelajaran

yang baik harus berdasarkan pada RPP yang kualitasnya juga baik. Hasil

pengamatan proses pembelajaran materi gaya IPA kelas V dengan menggunakan

[image:15.595.114.515.357.757.2]

format Alat Penilaian Kemampuan Guru 2 (APKG2) dapat dilihat pada tabel 1.3.

Tabel 1.3 Hasil Pembelajaran IPA Kelas V SD Negeri 2 Seputih Jaya

No

Aspek yang Diamati Nilai

Keterangan Kelas Va Kelas Vb 1

Mengelola ruang, waktu, dan fasilitas belajar

1.1 Menyediakan alat bantu pembelajaran dan sumber belajar yang diperlukan

1.2 Melaksanakan tugas rutin kelas 1.3 Menggunakan waktu

pembelajaran secara efisien

2 4 3 2 4 2

Nilai APKG 2= R R =A+B+C+D+E+F+G= 7

R = Rata-rata Butir

(FKIP UT, 2007: 43). 2 Menggunakan strategi pembelajaran

2.1 Menggunakan jenis kegiatan yg sesuai dengan tujuan, siswa, situasi, dan lingkungan 2.2 Menggunakan alat bantu

(media) pembelajaran sesuai tujuan, siswa, situasi, dan lingkungan

2.3 Melaksanakan kegiatan

pembelajaran dalam urutan yang logis

2.4 Melaksanakan

kegiatanpembelajaran secara individual, kelompok, atau

klasikal 3 2 3 2 3 3 2 3

(16)

3.1 Memberikan petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran

3.2 Menggunakan pertanyaan dan respon siswa

3.3 Menggunakan ekspresi lisan, tulisan, isyarat, dan gerakan badan

3.4 Memicu dan memelihara keterlibatan siswa

3.5 Mengakhiri pembelajaran dalam 1 Pertemuan

3 2 2 2 3 2 3 2 3 2

4 Bersikap terbuka & luwes serta membantu mengem bangkan sikap positif siswa terhadap belajar

4.1 Menunjukkan sikap ramah, luwes, terbuka, penuh

pengertian, dan sabar kepada siswa

4.2 Menunjukkan kegairahan dalam mengajar

4.3 Mengembangkan hubungan antarpribadi yang sehat dan serasi

4.4 Membantu siswa menyadari kelebihan dan

kekurangan 4.5 Membaritu siswa

menumbuhkan percaya diri

4 3 2 2 2 3 4 2 2 2

5 Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran IPA (praktikum)

5.1 Mendemonstrasikan atau membimbing siswa melakukan percobaan

5.2Hasil demonstrasi / percobaan meningkatkan pemahaman siswa 5.3 Mengelola pelaksanaan

demonstrasi/ praktikum 0 0 0 0 0 0

6 Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar

6.1 Melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran

6.2 Melaksanakan enilaian ada akhir pembelajaran

0

3 0

2

7 Kesan umum pelaksanaan

(17)

7.1 Keefektivan pembelajaran 7.2 Penggunaan bahasa Indonesia lisan

7.3 Peka terhadap kesalahan berbahasa siswa 7.4 Penam ilan guru dalam Pembelajaran

3 3

4 3 4

4

Rata – Rata 2,5 2,5

Sumber: Hasil pengamatan proses pembelajaran IPA kelas V dengan format APKG2 (materi "Gaya Magnet").

Hasil pengamatan proses pembelajaran materi gaya IPA kelas V SD Negeri 2

Seputih Jaya sebagaimana ditampilkan pada tabel 1.3 di atas, menunjukkan bahwa

proses pembelajaran belum sesuai dengan yang diharapkan, terlihat dari: (1) aspek

2.2 (menggunakan alat bantu/media pembelajaran sesuai tujuan, siswa, situasi,

dan lingkungan) sangat kurang dengan skor 2, dengan-kata lain guru tidak

menggunakan media pembelajaran yang sesuai tujuan pembelajaran; (2) aspek 3.2

(menggunakan pertanyaan dan respon siswa) dan 3.4 (memicu keterlibatan siswa)

sangat kurang dengan skor 40 sehingga siswa pasif, dengan kata lain aktivitas

siswa dalam proses pembelajaran rendah; (3) aspek 4.3 (mengembangkan

hubungan antar pribadi yang sehat dan serasi) dan aspek 4.4 (membantu siswa

menyadari kelebihan dan kekurangannya) sangat kurang dengan skor 2 sehingga

dalam pembelajaran tidak terjadi interaksi timbal balik yang sehat dan dinamis;

(4) aspek ke-5 (mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran

IPA/praktikum) nilainya 0, dimana guru sama sekali tidak melakukan percobaan,

padahal dengan materi "Gaya Magnet" seharusnya dalam pembelajaran dilakukan

percobaan-percobaan dengan menggunakan peralatan KIT IPA , ternyata guru

hanya menunjukkan pada gambar-gambar yang ada dalam buku dan Lembar

(18)

pembelajaran) nilainya 0 karena guru tidak melakukan penilaian proses selama

pembelajaran berlangsung. Secara umum; pembelajaran yang dilaksanakan masih

berlangsung secara konvensional (didominasi metode ceramah) dengan

menempatkan posisi guru sebagai sentral kegiatan, dan tidak tampak penggunaan

pendekatan multistrategi dan multimedia dalam pembelajaran. Penilaian hasil

pembelajaran yang dilakukan juga belum menggunakan prosedur dan teknik yang

benar, sebagaimana dipersyaratkan dalam Standar Penilaian Pendidikan.

Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran sebagaimana dipaparkan pada

tabel 1.3 di atas, mencerminkan tingkat kemampuan guru atau aktivitas guru

da-lam melaksanakan proses pembelajaran pada klasifikasi "kurang" dengan nilai

rata-rata seluruh komponen 49, sehingga apabila keadaan ini merupakan sampel

kondisi yang sebenamya, maka cukup rasional jika prestasi belajar materi gaya

IPA kelas V SD Negeri 2 Seputih Jaya yang masih di bawah KKM dipengaruhi

oleh faktor pembelajaran yang belum kondusif. Sementara keberadaan KIT IPA

pada SDN 2 Seputih Jaya yang memiliki sarana dan prasarana pembelajaran IPA

dengan lengkap tidak dimanfaatkan. Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri

seperti yang dipersyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

juga tidak dilakukan.

Mencermati hasil survei prapenelitian dan melihat kenyataan di atas, perlu upaya

untuk membantu meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 2

Seputih Jaya dengan melaksanakan pembelajaran melalui pemanfaatan KIT IPA.

(19)

untuk memperoleh pengalaman langsung dengan melakukan percobaan-percobaan

, sehingga akan tinggi daya serap pembelajarannya. Hal ini didasarkan pada teori

pengalaman Dale bahwa dengan pengalaman langsung siswa mampu menyerap

hingga lebih dari 70% hasil pembelajaran (Sanjaya, 2008: 200).

Bukti lain bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan KIT IPA mampu

meningkatkan prestasi belajar siswa, ditunjukkan oleh Hariyanto yang melakukan

penelitian tentang efektivitas pemanfaatan media KIT IPA pada pembelajaran

IPA Kelas VIb Sekolah Dasar Pangudi Luhur Bernadus 02 Semarang. Hasil

penelitian Hariyanto memberi kesimpulan bahwa efektivitas pemanfaatan media

KIT IPA pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa

Kelas VI B, ditandai dengan meningkatnya ratarata nilai sebelum mengefektifkan

media = 6,95; dan setelah mengefektifkan media, pada siklus I adalah 7;37, pada

siklus II = 7,98, dan pada siklus III menjadi 8;58.

Atas dasar data di atas penulis kemudian berupaya melakukan penelitian, yakni

dengan mengambil judul: Peningkan Prestasi Belajar Materi Gaya Dengan

Pemanfaatan Kotak Informasi Terpadu Ilmu Pengetahuan Alam Kelas V Sekolah

Dasar Negeri 2 Seputih Jaya Lampung Tengah.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, diidentifikasi beberapa masalah

sebagai berikut:

(20)

2) Proses pembelajaran materi gaya IPA tidak melakukan

percobaan-percobaan dengan memanfaatkan KIT IPA.

3) Guru kurang mampu menggunakan KIT IPA.

4) Aktivitas guru dalam proses pembelajaran materi gaya IPA kelas V kurang:

5) Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran materi gaya IPA kelas V rendah.

6) Pelaksanaan penilaian pembelajaran materi gaya IPA kelas V kurang baik.

7) Prestasi belajar IPA kelas V masih di bawah KKM.

1.3 Pembatasan Masalah.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, tergambar jelas bahwa prestasi belajar

materi gaya IPA kelas V masih di bawah KKM. Banyak faktor yang

menyebabkan rendahnya prestasi belajar materi gaya IPA, maka agar lebih fokus

dan terarah penelitian ini; masalah dibatasi pada:

1) Kualitas RPP yang disusun guru IPA kelas V kurang baik.

2) Proses pembelajaran materi gaya IPA kelas V kurang baik.

3) Sistem penilaian pembelajaran materi gaya IPA kelas V kurang baik.

4) Prestasi belajar materi gaya IPA kelas V masih di bawah KKM.

1.4 Perumusan Masalah

Mengacu pada pembatasan masalah, maka dirumuskan masalahnya sebagai

berikut:

1) Bagaimanakah RPP yang disusun guru IPA kelas V dengan memanfaatkan

(21)

2) Bagaimanakah proses pembelajaran materi gaya IPA kelas V melalui

pemanfaatan KIT IPA dengan metode praktikum?

3) Bagaimanakah sistem penilaian pembelajaran materi gaya IPA kelas V

melalui pemanfaatan KIT IPA dengan metode praktikum?

4) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar IPA kelas V setelah dibelajarkan

melalui pemanfaatan KIT IPA dengan metode praktikum?

1.5 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan:

1) Kualitas RPP yang disusun guru IPA kelas V melalui pemanfaatan KIT

IPA dengan metode praktikum.

2) Proses pembelajaran materi gaya IPA kelas V melalui pemanfaatan KIT

IPA dengan metode praktikum.

3) Sistem penilaian pembelajaran materi gaya IPA kelas V melalui

pemanfaatan KIT IPA dengan metode praktikum.

4) Peningkatan prestasi belajar materi gaya IPA kelas V setelah dibelajarkan

melalui pemanfaatan KIT IPA dengan metode praktikum.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian tentang peningkatan prestasi belajar materi gaya dengan

pemanfaatan kotak informasi terpadu ilmu pengetahuan alam kelas V SDN 2

(22)

1.6.1 Manfaat Bagi Siswa

a. Memberi suasana baru bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang

diharapkan memberi semangat baru dalam belajar.

b. Membantu mempermudah siswa dalam menguasai materi sesuai standar

kompetensi dan kompetensi dasar.

c. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi gaya.

1.6.2 Manfaat Bagi Guru

a. Meningkatkan profesionalitas guru.

b. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih strategi pembelajaran.

c. Menambah pengetahuan dan ketrampilan guru mengenai pemanfaatan KIT

IPA sehingga pada waktu tertentu dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran

selanjutnya.

1.6.3 Manfaat Bagi Sekolah

a. Diharapkan masyarakat lebih antusias untuk memasukkan anaknya ke

sekolah tersebut.

b. Menciptakan lingkungan sekolah sebagai obyek belajar siswa.

c. Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan

proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar IPA

Gambar

Tabel 1.1    Nilai   Rata-Rata  Ketuntasan   Kelas   Materi   Gaya IPA Kelas V  SD Negeri 2 Seputih   Jaya   Kecamatan  Gunung  Sugih  Kabupaten  Lampung Tengah
Tabel 1.2 Hasil Penilaian RPP IPA Kelas V SD Negeri 2 Seputih Jaya
Tabel 1.3 Hasil Pembelajaran IPA Kelas V SD Negeri 2  Seputih Jaya

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memecahkan masalah tersebut maka penulis membuat Aplikasi Akuntansi : Jurnal Umum dengan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 diharapkan membantu mempermudah tugas seorang

Hipotesis yang terjawab yaitu H1 (Individual yang memiliki regulasi diri yang tinggi akan mengurangi perilaku cyberloafing dibandingkan dengan individual yang

Pompa hidrolik bekerja dengan cara menghisap oli dari tangki hidrolik dan mendorongnya kedalam sistem hidrolik dalam bentuk aliran ( flow ). Aliran ini yang dimanfaatkan dengan

Hasil Simulasi Geometri Rekahan Setelah Operasi Mini Frac Pada Masing-Masing Stage.... Hasil Main Frac Pada Masing-Masing

Unjuk kerja elemen bakar selama iradiasi dan hasil uji pasca iradiasi cukup memuaskan sehingga mendorong penelitian lanjut untuk pengembangan ke tingkat muat Uranium

This is a soft data book The Evolution Of The Automobile In Scale By Harry Pristovnik, so you could download and install The Evolution Of The Automobile In Scale By Harry Pristovnik

Batasan pada penelitian ini terletak pada penelitian pengaruh kualitas layanan dan kemudahan penggunaan terhadap kepuasan pelanggan dan informasi lisan pada

Tujuan dari Promosi adalah untuk memberikan informasi atau pemahaman tentang Produk kepada konsumen, mendapatkan kenaikan penjualan, mendapat pelanggan baru dan pelanggan